0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
34 tayangan8 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang Cement Bond Log (CBL) dan Variable Density Log (VDL) untuk mengevaluasi kualitas ikatan semen pada casing dan formasi sumur minyak. CBL menggunakan gelombang suara untuk mengukur amplitudo pantulan, sedangkan VDL menggunakan variasi densitas untuk menilai ikatan semen. Kedua log ini penting untuk mendeteksi potensi masalah seperti channeling atau free pipe dan merencanakan tindakan seperti squeeze cementing.
Dokumen tersebut membahas tentang Cement Bond Log (CBL) dan Variable Density Log (VDL) untuk mengevaluasi kualitas ikatan semen pada casing dan formasi sumur minyak. CBL menggunakan gelombang suara untuk mengukur amplitudo pantulan, sedangkan VDL menggunakan variasi densitas untuk menilai ikatan semen. Kedua log ini penting untuk mendeteksi potensi masalah seperti channeling atau free pipe dan merencanakan tindakan seperti squeeze cementing.
Dokumen tersebut membahas tentang Cement Bond Log (CBL) dan Variable Density Log (VDL) untuk mengevaluasi kualitas ikatan semen pada casing dan formasi sumur minyak. CBL menggunakan gelombang suara untuk mengukur amplitudo pantulan, sedangkan VDL menggunakan variasi densitas untuk menilai ikatan semen. Kedua log ini penting untuk mendeteksi potensi masalah seperti channeling atau free pipe dan merencanakan tindakan seperti squeeze cementing.
1. Untuk mengetahui interpretasi data dari chart CBL (Cement Bond Log) dan VDL (Variable Density Log).
11.2. DASAR TEORI
Cement Bond Log (CBL) merupakan evaluasi yang bertujuan untuk mengetahui kualitas melekatnya cement pada casing/formasi. CBL log terdiri dari acoustic transmitter (sumber bunyi) dan acoustic receiver. Transmitter membangkitkan pulsa suara yang merambat melalui casing arrival, formation arrival, dan fluid arrival sebelum mencapai receiver. CBL biasanya digabung dengan Gamma Ray (GR), Casing Collar Locator (CCL), dan Variable Density Log (VDL) dalam pembacaannya. Prinsip kerja CBL diawali dengan penembakan suara oleh acoustic transmitter melewati fluida yang ada di dalam lubang sumur menuju casing, cement dan formasi. Selanjutnya gelombang suara akan memantul dan ditangkap oleh signal receiver dan amplitudonya akan menunjukkan kualitas ikatan dari cement. Kalau amplitudonya rendah, berarti ikatan cement dengan casing atau formasi cukup bagus. Tetapi jika pipa yang kosong diberi getaran suara maka pipa akan mengeluarkan amplitudo suara yang tinggi. Analisa kualitatif pada CBL log adalah jika amplitudo lebih kecil dari 10 mv menandakan penyemenan bagus. Jika amplitudo sekitar 10-60 atau 10-70 menandakan adanya channeling. Sementara jika amplitudo sekitar 70-80 menandakan free pipe. Pembacaan cement bond selain dari amplitude dari CBL dapat juga ditentukan dari Varible Density Log (VDL). VDL juga berfungsi untuk menilai kualitas penyemenan pada annulus VDL digunakan untuk menentukan cement bond dari casing ke semen dansemen ke formasi. Pembacaan casing to cement (chart casing arrival), bacaan VDL di sebelah kiri agak kabur, putih untuk HLS log dan abu-abu untuk schlumberger log. Sementara cement to formation (chart formation arrival), bacaan VDL di sebelah kanan tidak lurus, biasanya mengikuti pola gamma ray. VDL ini mengevaluasi ikatan antara semen dengan formasi dan semen dengan casing. Ada 4 kriteria yang didapatkan dari pembacaan VDL, yaitu bad to formation, good to formation, bad to casing dan good to casing. Penyemenan yang bagus menandakan good to casing dan good to formation. VDL mencatat amplitudo gelombang suara dan biasanya berpasangan dengan CBL. Pencatatan dilakukan pada receiver yang terletak 5 ft dari sonic transmitter. Perubahan amplitudo dari gelombang suara menunjukkan variasi dari penembusan yang terekam pada log. Warna gelap atau terang dan bergelombang menunjukkan evaluasi dari VDL.
Semen Semen
Casing Formasi Casing Formasi
Gambar 11.1. Good to Casing, Bad Gambar 11.2. Bad to Casing, Good to to Formation Formation
Casing Semen Formasi Casing Formasi
Gambar 11.3. Good to Casing, Gambar 11.4. Bad to Casing, Bad
Good to Formation to Formation Free pipe Gambar 11.5. Analisa CBL Secara Kuantitatif
Analisa CBL chart secara kualitatif diawali dengan mengetahui data
amplitude sesuai kedalaman yang diinginkan. Setelah itu ditarik garis miring hingga berpotongan dengan garis casing size. Lalu ditarik garis ke kiri hingga berpotongan dengan garis atenuasi. Didapatkan nilai atenuasi pada kedalaman tersebut. Setelah itu dapt mencari nilai BI (Bond Index) dengan menggunakan persamaan: Atenuasi Zona Interest BI= Atenuasi Zona Very Good Harga BI lebih besar dari 0.8 menandakan penyemenan bagus. Sementara BI = 1, menandakan penyemenan sempurna. Dari garis atenuasi yang tadi, ditarik garis lurus menuju garis casing thickness dan berpotongan dengan angka sesuai dengan casing thickness yang dipakai. Garis lurus tadi ditarik berkelanjutan sampai bertemu garis compressive strength. Didapatkan harga compressive strength. Jadi dapat disimpulkan semakin kecil amplitudo, semakin besar compressive strength begitu pula sebaliknya. Sementara pada VDL, analisa yang dapat dilakukan hanya kualitatif. VDL tidak bisa digunakan untuk menganalisa kuantitatif. Contoh analisa kualitatif yang dilakukan sesuai dengan gambar berikut.
Gambar 11.6. Hasil Pembacaan Log CBL dan VDL 1
Pada hasil pembacaan pada gambar 6, menandakan amplitudo kecil, dan
sinyal yang didapat dari VDL kuat. Pada chart VDL menunjukkan good to casing (ditandai dengan garis putus-putus dan buram di bagian kiri chart) dan good to formation (ditandai dengan garis berkelok-kelok mengikuti pola gamma ray). Menandakan penyemenan bagus. Gambar 11.7. Hasil Pembacaan Log CBL dan VDL 2
Pada hasil pembacaan pada gambar 7, menandakan amplitudo tinggi, dan
tidak adanya sinyal dari formasi ditandai dengan garis lurus pada chart VDL. Menandakan terjadinya free pipe. Diperlukan untuk squeeze cementing.
Gambar 11.8. Hasil Pembacaan Log CBL dan VDL 3
Pada hasil pembacaan pada gambar 8, menandakan amplitudo rendah dan
sedang. Pada VDL chart garis lurus pada bagian kiri dan bergelombang di bagian kanan, tetapi terdapat sinyal yang hilang. Menandakan terjadinya partial cement (channeling). Diperlukan untuk squeeze cementing jika channeling banyak. Gambar 11.9. Hasil Pembacaan Log CBL dan VDL 4
Pada hasil pembacaan pada gambar 9, menandakan amplitudo sedang.
Pada VDL chart garis lurus pada bagian kiri dan bergelombang di bagian kanan. Supaya akurat, log diulangi dan menandakan good cement padahal terjadi microannulus pada semen. Tidak diperlukan untuk squeeze cementing.
Gambar 11.10. Hasil Pembacaan Log CBL dan VDL 5
Pada hasil pembacaan pada gambar 10, menandakan amplitude kecil.
Tetapi tidak ada sinyal dari casing dan formasi, yang ada hanyalah sinyal dari mud cake. Menandakan tidak ada ikatan semen dengan formasi. Diperlukan squeeze cementing. Oleh karena itu CBD (Cement Bond Log) dan VDL (Variable Density Log) sangat penting dilakukan untuk mengevaluasi penyemenan. Sehingga dapat direncanakan untuk dilakukannya squeeze cementing. 11.3. ALAT DAN BAHAN 11.3.1. Alat 1. CBL-VDL Logging Tool 11.3.2. Bahan 1. Semen 11.3.3. Gambar Alat