Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN MINGGUAN

PRAKTIKUM ANALISA SEMEN PEMBORAN


PENGUJIAN DENSITAS SUSPENSI SEMEN

Disusun Oleh :

PLUG :A

LABORATORIUM ANALISA SEMEN PEMBORAN


JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2019
BAB III
PENGUJIAN DENSITAS SUSPENSI SEMEN

3.1. TUJUAN PERCOBAAN


a. Mengetahui suspensi semen dengan menggunakan alat Mud Balance.
b. Mengetahui efek penambahan zat aditif terhadap densitas suspensi
semen.
3.2. DASAR TEORI
Densitas suspensi semen didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah
berat bubuk semen, air pencampur dan aditif terhadap jumlah volume bubuk
semen, air pencampur dan aditif.
Dirumuskan sebagai berikut :
W s +W add +W air
SG s= ................................ (2.1)
V s +V add +V air
dimana :
SGS = densitas suspensi semen, gr/ml
Ws = berat bubuk semen, gr
Wadd = berat additive, gr
Wair = berat air, gr
Vs = volume bubuk semen, ml
Vadd = volume additive, ml
Vair = volume air, ml
Densitas suspensi semen sangat berpengaruh terhadap tekanan hidrostatis
suspensi semen di dalam lubang sumur, yang dirumuskan sebagai berikut :
рh=0.0052× SG s × D ................................ (2.2)
dimana :
Ph = tekanan hidrostatis
D = kedalaman formasi
Pengaruh densitas terhadap tekanan hidrostatik terjadi di annulus saat
semen masih berbentuk bubur. Semen yang telah memadat tidak mempunyai
tekanan hidrostatik. Jika tekanan hidrostatik suspensi semen berada di bawah
tekanan formasi maka ada kemungkinan gas dan fluida formasi yang korosif dapat
masuk ke dalam semen dan mempengaruhi sifat fisik semen tersebut. Tekanan
hidrostatik suspensi semen sebaiknya lebih besar dari tekanan formasi namun
tidak boleh melebihi tekanan rekah formasi. Apabila formasi tidak sanggup
menahan tekanan suspensi semen, maka akan menyebabkan formasi pecah
sehingga akan terjadi lost circulation.
Ada dua jenis zat aditif yang berhubungan dengan control density, yaitu
extender dan weighting agent. Extender adalah aditif yang digunakan dalam
suspensi semen untuk mengurangi densitas semen dan juga berfungsi untuk
menambah yield slurry. Extender yang berupa clay juga dapat berfungsi
mengurangi air bebas (free water) dalam suspensi semen, selain itu dapat juga
berupa gas yang dilarutkan dalam suspensi semen seperti nitrogen/udara yang
hasilnya memberikan compressive strength yang cukup.
Weighting Agents adalah aditif yang digunakan untuk menambah densitas
suspensi semen, berupa material dengan densitas lebih berat dari densitas suspensi
semen yang harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Distribusi ukuran partikel dari material aditif harus cocok (compatible)
dengan ukuran partikel semen. Ukuran partikel aditif yang lebih besar dari
partikel semen akan cenderung mengendap sedangkan partikel berukuran
lebih kecil memiliki kecenderungan menambah viskositas suspensi semen.
b. Kadar air yang terkandung dalam material aditif tidak banyak (unhidrous).
c. Material aditif harus sukar bereaksi (inert) dengan semen, baik pada saat
pencampuran dalam suspensi maupun saat proses hidrasi semen dan juga
compatible dengan aditif lain yang mungkin dicampurkan dalam semen.
Densitas suspensi semen yang rendah sering digunakan dalam operasi
primary cementing dan remedial cementing guna menghindari terjadinya fracture
pada formasi yang lemah. Untuk menurunkan densitas dapat dilakukan dengan
menambahkan clay atau zat-zat kimia silikat jenis Extender atau menambahkan
bahan-bahan yang dapat memperbesar volume suspensi semen, seperti pozzolan.
Sedangkan densitas suspensi semen yang tinggi digunakan bila tekanan
formasi cukup besar. Untuk memperbesar densitas dapat menambahkan pasir
ataupun material-material pemberat pada suspensi semen, seperti barite.
Densitas semen juga berpengaruh terhadap compressive strength, yaitu
kemampuan semen untuk menahan tekanan formasi secara horizontal. Semakin
besar densitas, compressive strength pun semakin besar. Jika densitas semen kecil,
sedangkan tekanan formasi besar, maka dapat berakibat semen akan pecah saat
perforasi, atau terjadi closed flow, yaitu fluida produksi mengalir melalui celah
akibat adanya semen yang pecah, dan dapat terakumulasi di tempat lain.
Pengukuran densitas dilaboratorium berdasarkan dari data berat dan
volume tiap komponen yang ada dalam suspensi semen, sedangkan di lapangan
menggunakan alat Pressurized Mud Balance.
3.3. ALAT DAN BAHAN
3.3.1. Alat
 Timbangan digital
 Mud Balance
 Gelas ukur
 Mixer
3.3.2. Bahan
 Semen Portland kelas A
 Air
 Bentonite
3.3.3. Gambar Alat

Keterangan:

1. Calibration Screw
2. Balance Arm
3. Rider
4. Novo Glass
5. Lid

5 4 3 2 1

Keterangan:
1. Calibration Screw
2. Balance Arm
3. Rider
4. Water Level
5. Lid

Gambar 2.1
Mud Balance
(Sumber : Laboratorium Analisa Semen Pemboran)
Gambar 2.2
Mixer
(Sumber : Laboratorium Analisa Semen Pemboran)
Gambar 2.3
Timbangan Digital
(Sumber : www.google.com)
Gambar 2.4
Gelas Ukur
(Sumber : Laboratorium Analisa Semen Pemboran)
Gambar 2.5
Bentonite
(Sumber : Laboratorium Analisa Semen Pemboran)
Gambar 2.6
Semen Portland Kelas A
(Sumber : www.google.com)
2.2.
3.4. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Mengkalibrasi peralatan Pressurized Mud Balance dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
 Membersihkan peralatan Mud Balance.
 Mengisi lid dengan air hingga penuh lalu ditutup dan membersihkan
bagian luarnya.
 Meletakkan kembali Mud Balance pada kedudukan semula.
 Menempatkan rider pada posisi skala 8,33 ppg (densitas air).
 Meneliti water level, bila tidak seimbang mengkalibrasikan kalibrator
sampai seimbang.
2. Menyiapkan suspensi semen yang telah dibuat dari komposisi semen
portland, bentonite dan air, kemudian mengukur densitas suspensi semen
dengan menggunakan rumus:
W s +W add +W air
SG s= .........................................(2.1)
V s +V add +V air
dimana:
SGS = densitas suspensi semen
Ws = berat bubuk semen
Wadd = berat aditif
Wair = berat air
Vs = volume bubuk semen
Vadd = volume aditif
Vair = volume air
3. Memasukkan suspensi semen kedalam lid, kemudian menutup lid dan
semen yang melekat pada dinding bagian luar membersihkan sampai
bersih.
4. Meletakkan balance arm pada kedudukan semula, kemudian atur rider
hingga seimbang.
5. Membaca skala sebagai densitas suspensi semen pengukuran.
2.
3.
3.5.
3.5. HASIL PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN
3.5.1. Hasil Percobaan
Tabel II-1
Tabulasi Hasil Percobaan Pengujian Densitas

Air Semen Additive


Densitas
Plug (ml) (gr)
(ppg)
Barite Bentonite
(gr) (gr)
Asiste
161 350 - - 14,9
n
A 161,008 350 4 - 14,9
B 161,012 350 6 - 15,2
C 161,037 350 8 - 15,7
D 163 350 10 - 15,45
E 161,024 350 12 - 15.25
F 161,028 350 14 - 15,9
G 161,212 350 - 4 15,3
H 161,318 350 - 6 15
I 161,424 350 - 8 15.1
J 350 - 10 15.27

3.5.2. Perhitungan
 Berat semen : 350 gr
 Berat barite :4 gr
 Densitas air :1 gr/cc
 Densitas barite : 4,2 gr/cc
 Densitas semen : 3,14 gr/cc
 % WCR : 46
 % BWOC : 0,2
1. Perhitungan volume air
Volume Air ¿¿
¿¿
= 161,008 ml
2. Menentukan densitas teoritis

Densitas teoritis ¿ ( WsVs+Vad +Vair )


+Wad+ Wair
X 8,33 ppg

( )
350+4 +161.008
¿ X 8,33 ppg
350 4 161.008
+ +
3,14 4,2 1
= 15.689 ppg
3. Menentukan %Kesalahan

=| ρteoritis−ρpengukuran
ρteoritis | x 100%
=|
15.689 |
15.689−14,9
x 100%

= 5.029 %

Anda mungkin juga menyukai