Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN MINGGUAN

PRAKTIKUM ANALISA INTI BATUAN


PENGUJIAN PERMEABILITAS

DISUSUN OLEH :
NAMA : SAHAT GLENTEN M.H.
NIM : 113180076
PLUG : H

LABORATORIUM ANALISA INTI BATUAN


JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
YOGYAKARTA
2020
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN MINGGUAN
PRAKTIKUM ANALISA INTI BATUAN
PENGUJIAN PERMEABILITAS

DISUSUN OLEH :
NAMA : SAHAT GLENTEN M.H.
NIM : 113180076
PLUG : H

Disetujui untuk Praktikum Analisa Inti Batuan


Jurusan Teknik Perminyakan
Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Yogyakarta

Asisten Praktikum,
CINDY PARAMITHA
(113170139)

4.5. HASIL PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN


4.5.1 Hasil percobaan dengan gas permeameter
Panjang core ( L ) =3 cm
Luas penampang core ( A ) = 4,9 cm2
Beda tekanan ( ΔP ) = 0,25 atm
Flow reading = 3,5 cm (large)
Laju aliran ( Qg ) = 2,1 cc/detik
Viskositas gas ( μg ) = 0,0183 cp
Permeabilitas ( K ) = 0,094 darcy

Panjang core ( L ) =3 cm
Luas penampang core ( A ) = 4,9 cm2
Beda tekanan ( ΔP ) = 0,5 atm
Flow reading = 4,5 cm (large)
Laju aliran ( Qg ) =3 cc/detik
Viskositas gas ( μg ) = 0,0183 cp
Permeabilitas ( K ) = 0,067 darcy

Panjang core ( L ) =3 cm
Luas Penampang core (A) = 4,9 cm2
Beda tekanan ( ΔP ) = 1,0 atm
Flow reading = 5,5 cm (large)
Laju aliran ( Qg ) = 4,2 cc/detik
Viskositas gas ( μg ) = 0,0183 cp
Permeabilitas ( K ) = 0,047 darcy

4.5.2 Hasil percobaan permeabilitas dengan liquid permeameter.


Beda Tekanan (ΔP) =1 atm
Luas core ( A ) =5 cm2
Panjang core (L) =2 cm
Viskositas liquid =1 cp
Waktu alir = 140 detik
Volume liquid = 50 ml
Laju alir (Q) = 0,357 cc/detik
Permeabilitas (Kabs) = 0,1428 darcy

4.5.3 Perhitungan dengan gas permeameter


μQ L
K ( P = 0,25 atm ) =
AP
0,0183 X 2,1 X 3
=
4,9 X 0,25
= 0,094 Darcy
μQ L
K ( P = 0,5 atm ) =
AP
0,0183 X 3 X 3
=
4,9 X 0,5
= 0,067 Darcy
μQ L
K ( P = 1 atm ) =
AP
0,183 X 4,2 X 3
=
4,9 X 1
= 0,047 Darcy
4.5.4 Perhitungan dengan liquid permeameter
μQ L
K =
AP
1 X 0,357 X 2
Kabs (P = 1 atm) =
5 X1
= 0,1428 Darcy

4.5.5 Menentukan P dan 1/P


(Pinlet + Poutlet ) (1+( ∆ P+1))
Pm = = , = Poutlet = Δp + 1 , P inlet
2 2
=1
 Δp = 0,25 atm
∆ P+1 1+ 0,25+1
Pm1 = = = 1,125 atm
2 2
 Δp = 0,5 atm
∆ P+1 1+ 0,5+1
Pm2 = = = 1,25 atm
2 2
 Δp = 1 atm
∆ P+1 1+ 1+1
Pm3 = = = 1,5 atm
2 2

4.5.6 Perhitungan effect Klikenberg


Dari grafik K vs 1/P didapat persamaan =
y = 0,0235x + 0,0223 ……………….……………………………(1)
y= ax + b
tan α = a
tan α = 0,0235
K ( Permeabilitas ) adalah titik potong grafik dengan sumbu-y
Maka harga x = 0
y= 0,0235x + 0,0223
y= 0,0235 (0)+ 0,0223
y= 0,0223
Maka
Kabs = 0,0223
b = tg α/ K abs
= 0,0235 / 0,0223
= 1,05
Harga p
p = 1,3 atm
Menghitung K sebenarnya
K* = Kabs (dari grafik) x (1+b/p)
(1,3+1,05)
= 0,0223x
1,3
= 0,04 Darcy
Menghtiung K average
K∗( 0,25 ATM ) + K∗( 0,5 ATM ) + K∗(1 ATM )
K average=
3
4.6. Grafik Percobaan

Grafik 4.1. Permeabilitas vs 1/Pmean


0,11596+ 0,06913+0,045715
K average= =0,076935
3
4.7. PEMBAHASAN
Praktikum Analisa Inti Batuan minggu pertama acara ketiga yaitu tentang
“Penentuan Permeabilitas”. Praktikum ini bertujuan untuk menentukan
permeabilitas pada sampel core dengan menggunakan gas permeameter dan
liquid permeameter. Permeabilitas merupakan kemampuan suatu batuan untuk
meloloskan fluida melalui pori-pori yang saling berhubungan tanpa merusak
partikel batuan.
Dalam batuan reservoir permeabilitas dibedakan menjadi tiga yaitu
permeabilitas absolut, permeabilitas efektif, dan permeabilitas relatif.
Permeabilitas absolut adalah fluida yang mengalir dalam media berpori hanya satu
fasa. Permeabilitas efektif adalah permeabilitas fluida yang mengalir lebih dari
satu fasa. Sedangkan permeabilitas relatif berarti perbandingan antara
permeabilitas efektif terhadap permeabilitas absolut.
Pada praktikum kali ini alat yang digunakan ada dua, antara lain; gas
permeameter dan liquid permeameter. Harga permeabilitas yang didapat dari
percobaan ini adalah permeabilitas absolut. Bahan yang digunakan adalah sampel
core dan juga air. Prinsip kerja dari praktikum ini adalah penginjeksian atau
pemompaan liquid maupun gas untuk melewati core. Sedangkan metode yang
digunakna dalam penentuan permeabilitas adalah metode darcy.
Langkah percobaan yang dilakukan pada pengukuran gas permeameter
pertama kali memastikan regulating valve tertutup lalu menghubungkan gas inlet
selanjutnya memasukkan core pada core holder lalu memutar flowmeter selection
valve pada tanda large selanjutnya membuka regulating valve, memutar sampai
pressure gauge menunjukkan angka 0,25 atm lalu memilih range pembacaan pada
flowmeter 20 – 140 division, jika pembaca pada flowmeter di bawah 20, memutar
selector valve ke medium dan menaikkan tekanan sampai 1 atm, jika pembaca
pada flowmeter masih di bawah 20, memutar selector valve ke small dan
menaikkan tekanan sampai 1 atm, jika flowmeter tetap tidak naik dari angka 20
menghentikan percobaan dan periksa core pada core holder (menetukan
kemungkinan-kemungkinan yang terjadi), jika flowmeter menunjukkan angka di
atas 140 pada large tube, maka permeabilitas terlalu besar, menghentikan
percobaan atau mencoba menaikkan panjang core atau mengurangi cross
sectional area dari core, selanjutnya mencatat temperatur, tekanan dan membaca
flowmeter lalu mengubah tekanan ke 0,25 atm dengan regulator dan percobaan
diulangi sebanyak tiga kali.
Langkah percobaan yang dilakukan pada pengukuran liquid permeameter
pertama kali dimulai dengan memasukkan core kering ke dalam core holder,
pastikan katup kondenser tertutup, selanjutnya pasang core holder ke rangkaian
permeameter, buka core holder valve isi burrete dengan air dengan sampai air
terisi penuh melewati garis putih. Selanjutnya atur pressure regulator dengan
tekanan 1 atm. Lalu hitung waktu yang dibutuhkan air mengalir dari batas atas
sampai batas bawah.
Hasil percobaan dengan menggunakan gas permeameter pada perbedaan
tekanan 0,25 atm nilai permeabilitas sebesar 0,094 Darcy, pada perbedaan tekanan
0,5 atm permeabilitas sebesar 0,67 Darcy, dan pada perbedaan tekanan 1 atm
adalah 0,47 Darcy. Dengan menggunakan liquid permeameter waktu alirnya
adalah 126 detik pada perbedaan tekanan 1 atm didapat permeabilitas sebesar
0,1428 Darcy. Dari data yang telah diketahui dapat dibuat grafik 1/P vs K untuk
mengetahui permeabilitas absolut sebenarnya.
Pada harga permeabilitas dengan alat gas permeameter dibutuhkan koreksi
yang disebabkan oleh Klikenberg Efek. Klikenberg Efek adalah koreksi
permeabilitas yang dilakukan akibat fenomena anomali dalam percobaan laju alir
gas dalam batuan pada tekanan rendah. Klikenberg efek menyebabkan pembacaan
permeabilitas pada batuan menjadi besar dari nilai yang seharusnya. Padahal
seharusnya harga permeabilitas absolut adalah sama baik dilalui oleh gas maupun
cairan. Setelah di koreksi di dapatkan Kabs gas pada beda tekanan 0,25 atm
adalah 0,11596 Darcy, pada 0,5 atm adalah 0,06913Darcy, dan pada 1 atm adalah
0,04571 Darcy. Maka dilakukan perata-rataan terhadap ketiga harga permeabilitas

tersebut dan didapat harga Kabs senilai 2,739 Darcy. Menurut observasi di
lapangan harga permeabilitas sekitar antara 0,1 – 1 Darcy. Jika harga
permeabilitas kurang dari 0,1 Darcy, kemungkinan dapat disebabkan karena
adanya adanya gas yang masuk ke dalam peralatan permeameter atau kerusakan
alat, sehingga perlu dilakukan pemilihan alat yang baik.
Aplikasi lapangan dari pengukuran permeabilitas dalam bidang produksi
untuk menentukan laju alir fluida pada formasi atau menentukan produktivitas
formasi. Dalam aspek reservoir untuk mengetahui seberapa besar potensi suatu
batuan jika dijadikan reservoir dengan melihat nilai permeabilitasnya. Dari aspek
pemboran berkaitan dengan penentuan lumpur yang tepat sehingga terhindar dari
problem pemboran.
4.8. KESIMPULAN
1. Permeabilitas merupakan kemampuan batuan dalam mengalirkan fluida
melalui pori-pori yang saling berhubungan tanpa merusak partikel
pembentuk batuan.
2. Berdasarkan praktikum “Pengukuran Permeabilitas” diperoleh data
sebagai berikut:
a. Permeabilitas dengan Gas Permeameter (Sebelum koreksi)
- Pada saat ∆P = 0,25 atm; nilai k = 0,094 Darcy
- Pada saat ∆P = 0,5 atm; nilai k = 0,067 Darcy
- Pada saat ∆P = 1 atm; nilai k = 0,047 Darcy
Sehingga diperoleh Kreal koreksi akibat efek Klikenberg effect,
yaitu:
- Pada saat ∆P = 0,25 atm; nilai k = 0,11596 Darcy
- Pada saat ∆P = 0,5 atm; nilai k = 0,06913 Darcy
- Pada saat ∆P = 1 atm; nilai k =0,045715 Darcy
Setelah dilakukan perata-rataan terhadap ketiga harga permeabilitas
tersebut maka didapat harga permeabilitas absolut core tersebut
adalah 0,076935Darcy.
b. Permeabilitas dengan Liquid Permeameter
- Pada saat ∆P = 1 atm; nilai k = 0,0223Darcy
3. Klikenberg Efek adalah koreksi permeabilitas yang dilakukan akibat
fenomena anomali dalam percobaan laju alir gas dalam batuan pada
tekanan rendah. Padahal seharusnya harga permeabilitas absolut adalah
sama baik dilalui oleh gas maupun cairan.
4. Aplikasi lapangan dari pengukuran permeabilitas dalam bidang
produksi untuk menentukan laju alir fluida pada formasi atau
menentukan produktivitas formasi. Dalam aspek reservoir untuk
mengetahui potensi batuan dan dalam aspek pemboran berkaitan
dengan lumpur.

Anda mungkin juga menyukai