Anda di halaman 1dari 24

BAB IV

ANALISA PRESSURE DRAWDOWN TESTING

4.1. TUJUAN ANALISA


Parameter yang didapat dari hasil analisa Pressure Drawdown Testing ini
diantaranya untuk menentukan:
a. Permeabilitas formasi (k)
b. Faktor skin (S)
c. Volume pori-pori yang berisi fluida (Vp)

4.2. DASAR TEORI


Pressure Drawdown Testing adalah suatu pengujian yang dilaksanakan
dengan jalan membuka sumur dan mempertahankan laju produksi tetap selama
pengujian berlangsung. Sebagai syarat awal, sebelum pembukaan sumur tersebut
tekanan hendaknya seragam di seluruh reservoir yaitu dengan menutup sumur
sementara waktu agar dicapai keseragaman tekanan di reservoirnya.

Gambar 4.1. Aliran Radial ke Lubang Sumur Pada Pengujian PDD (Ideal)
(Laboratorium Uji Sumur, 2019)
Gambar 4.2. Grafik Pengujian Pressure Drawdown
(Laboratorium Uji Sumur, 2019)
Pada dasarnya pengujian ini dapat dilakukan pada :
a. Sumur baru
b. Sumur-sumur lama yang telah ditutup sekian lama hingga dicapai
keseragaman tekanan reservoir.
c. Sumur-sumur produktif yang apabila dilakukan Pressure Build-Up test,
yang punya sumur akan sangat merugi.
Berdasarkan pada rejim aliran yang terjadi, maka metoda analisa Pressure
Drawdown Test dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
a. Pada saat periode transien.
b. Periode transien lanjut.
c. Periode semi mantap (pseudo steady-state atau semi steady state)
4.2.1. Analisa Pressure Drawdown Pada Periode Transien (Infinite Acting)
Apabila suatu sumur di produksi dengan laju aliran tetap dan tekanan awal
reservoirnya = Pi, maka persamaan tekanan pada lubang bor (rD = 1) yang
dinyatakan dalam variabel tidak berdimensi, adalah :
PD = ½ ln (tD) + 0.80907 …….....……………………………………….(4-1)
Gambar 4.3 Efek Batas Reservoir Terhadap Gangguan Tekanan
(Laboratorium Uji Sumur, 2019)
Setelah tD/rD2 > 100 dan setelah efek wellbore storage menghilang, maka
akhirnya akan didapat :

162 . 6 qμB k
P wf =Pi−
kh [
log t +log
φμCtr 2w ( )
−3 .2275+0. 86859 S
] ..........(4-
2)
Dari persamaan (3-2), terlihat bahwa plot antara Pwf versus log (t)
merupakan garis lurus dengan kemiringan (slope = m) :
162 .6 qμB
m=−
kh ......................................................................................(4-
3)
Dalam dunia teknik perminyakan, biasanya orang memilih waktu t = 1 jam
dan mencatat Pwf pada saat itu sebagai P1hr. Dengan menggunakan konsep ini kita
dapat menentukan skin “S” menggunakan persamaan :
Pi−P 1hr k
S=1 .151
[ m
−log
(
φμCtr 2w
+ 3. 2275
) ] ........................................(4-

4)
Ada dua grafik yang selalu harus dilakukan didalam menganalisa Pressure
Drawdown pada periode infinite acting ini, yaitu log-log plot untuk menentukan
wellbore storage dan semi-log plot untuk menentukan karakteristik formasi.
a. Log-Log Plot Untuk Menentukan Wellbore Storage
Grafik log (Pi – Pwf) vs log (t) ini digunakan untuk menentukan kapan saat
berakhirnya efek dari wellbore storage. Saat mencapai garis lurus semi-log
dapat diperkirakan dengan :
( 200 , 000+12 , 000 S ) Cs
t>
kh
μ ......................................................................(4-
5)
Perkiraan besarnya Cs (bbl/psi), adalah :
qB Δt
Cs=
24 ΔP ............................................................................................(4-
6)
dimana t dan P adalah harga yang dibaca dari suatu titik pada garis lurus
“unit slope” tersebut.
b. Semi-log Plot Untuk Menentukan Karakteristik Formasi
Grafik ini adalah semi-log plot antara Pwf vs log (t). Dengan membaca
kemiringannya (m), maka permeabilitas formasi dapat ditentikan, yaitu:
162. 6 qμB
k =−
mh .....................................................................................(4-
7)
(Catatan : “m” akan berharga negatif sehingga menghasilkan permeabilitas
yang positif).
Satu hal yang harus dicatat :
P1hr harus dibaca pada garis lurus semi-log-nya. Jika data tersebut tidak
terletak pada garis lurus, maka harus dilakukan ekstrapolasi dan harga
itulah yang digunakan untuk menghitung faktor skin menggunakan
persamaan (4-4).
Tahapan atau langkah-langkah untuk melakukan analisa Pressure
Drawdown Test berdasarkan periode Transien (Infinite Acting), adalah sebagai
berikut :
a. Memplot data Pwf vs log (t) pada kertas semi-log.
b. Menentukan saat berakhirnya periode transien yang ditandai dengan telah
terjadinya deviasi dari garis lurus hasil plot Pwf vs log (t). saat ini berarti
juga bahwa aliran memasuki periode transien lanjut dan Pseudo steady-
state.
c. Menentukan kemiringan (slope m) pada daerah periode aliran transien
(garis lurus).
d. Menentukan besarnya permeabilitas formasi (k) menggunakan persamaan
(4-3).
e. Menentukan factor skin (S) menggunakan persamaan (4-4).
4.2.2. Analisa Pressure Drawdown Pada Periode Transien Lanjut
Pengembangan teori analisa tekanan pada periode transien lanjut didasarkan
pada persamaan untuk reservoir silindris yang terbetas dengan melibatkan
tambahan penurunan tekanan akibat adanya skin, yaitu :
re
[ ]

qμ 2 kt 3
Pi−P wf =
2 π kh φμCtr
w
2
+ ln
( )
rw
− + S+ 2 ∑ Bn ( α n ,r eD ) Exp ( −α 2n ,t DW )
4 n=1
(4
-8)
Apabila laju aliran tetap, maka tekanan rata-rata pada reservoir ini adalah :
qt
P̄=Pi
φ Cthr
e2 .......................................................................................(4-
9)
Jadi persamaan yang umum dapat dituliskan sebagai :
qμB −14 . 68919 kt
Pwf −P=0 . 84
2 π kh
Exp
[
φμ Ctr 2
e
] ………..…………………..(4-

10)

atau persamaan (4-10) tersebut dapat dituliskan sebagai :


qμB 0 .00168 kt
[ (
log ( Pwf −P )= log 118. 6
2 π kh
− )]
φμ Ctr 2
e .....................................(4-

11)

Dari persamaan (3-11) grafik log (Pwf-P) vs t harus merupakan garis lurus
dengan kemiringan :
kt
β=0 . 00168
φμ Ctr
e3 .............................................................................(4-

12)

dan titik potong terhadap sumbu tegak (b), adalah :


qμB
b=118. 6
kh .......................................................................................(4-

13)

Plot antara log (Pwf-P) vs t akan linier asalkan P diketahui besarnya. Tetapi
sayangnya tidak, sehingga pada metoda ini harus dilakukan coba-coba
menggunakan suatu harga P. Apabila harga P tadi cocok dengan kondisi yang ada,
maka akan didapatkan garis lurus dan apabila garis lurus telah didapatkan, maka
permeabilitas dihitung dengan :
qμB
k =118. 6
bh .....................................................................................(4-

14)

Volume pori sejauh daerah pengurasan (drainage volume) sumur yang diuji
dapat diperkirakan (bbl), yaitu:
qB
Vp=0 . 1115
β bC ..................................................................................(4-

15)

Faktor skin dapat pula ditentukan, yaitu :


Pave−P re
S=0 . 84 ( b
−ln) ( )
rw
+0 . 75
.....................................................(4-

16)

bS
P(skin )=
0. 84 .....................................................................................(4-
17)
Tahapan atau langkah-langkah untuk melakukan analisa Pressure
Drawdown Test berdasarkan periode transien lanjut, adalah sebagai berikut :
a. Memplot data log (Pwf-P) vs t pada kertas semi-log.
b. Menentukan besarnya harga P secara coba-coba sampai memberikan garis
lurus pada plot grafik log (Pwf-P) vs t.
c. Mengekstrapolasikan grafik pada harga P yang memberikan garis lurus
tersebut sampai harga t = 0, sehingga didapatkan harga titik potongnya
(harga b).
d. Menentukan kemiringan (slope, ).
e. Menentukan permeabilitas (k) menggunakan persamaan (4-14).
f. Menentukan besarnya volume pori-pori sejauh daerah pengurasan (Vp)
dengan persamaan (4-15).
g. Menentukan factor skin (S) menggunakan persamaan (4-16).
4.2.3. Analisa Pressure Drawdown Pada Periode Semi Steady-state
Pengujian ini terutama untuk menentukan volume reservoir yang
berhubungan dengan sumur yang diuji, oleh sebab itu disebut “reservoir limit
testing”. Persamaan dasar yang digunakan adalah :
qμB 0 . 000527 kt 3
Pwf =Pi−141 .2
kh [ φμ Ctr 2e
+lnr eD −
4 ] .………………………(4-

18)

Dari persamaan (4-18), plot antara P wf vs t merupakan suatu garis lurus


dengan kemiringan :
q
βL =
πφ Ctr
e2 .........................................................................................(4-

19)

Kemudian dengan mengetahui kemiringan ini, maka drainage volume (bbl)


dapat ditentukan, yaitu :
qB
Vp=0 . 0418
β L C ................................................................................. (4-

20)

Tahapan atau langkah-langkah untuk melakukan analisa Pressure


Drawdown Test berdasarkan periode Semi Steady-state, adalah sebagai berikut :
a. Memplot antara Pwf vs t pada kertas Cartesian.
b. Menentukan kemiringan (slope, ) dari grafik tersebut.
c. Menentukan besarnya volume pori-pori sejauh daerah pengurasan (Vp)
dengan persamaan (4-20).
Catatan :
Vp yang didapatkan dengan menganalisa periode transien lanjut dan periode
semi steady-state biasanya akan memberikan harga yang relatif sama. Apabila
tidak sama, maka Vp yang didapatkan dari periode semi steady-state lebih
representatif.
4.2.4. Penentuan Bentuk Reservoir Dari Data Pressure Drawdown Test
Berdasarkan Periode Semi Steady-state dan Infinite Acting
Pada umumnya persamaan aliran pada periode Pseudo steady-state untuk
setiap bentuk reservoir, adalah :
A 2 .2458
Pd ( t D ) =2 πt DA +1/2 ln
[( ) r 2
w
+ln
CA( )] ........................................(4-
21)
Dengan mengkombinasikan persamaan diatas pada persamaan :
kh ( Pi−Pwf )
PD =
141. 2 qμB ...................................................................................(4-

22)

maka akan diperoleh :


Pwf = m*t + Pint ...................................................................................(4-23)
Dimana:

qμB A 2 .2458
Pin =Pi−70 . 6
kh [()
ln 2 +ln
rw CA (
+2S
) ] ..…..………………...(4-

24)

m* dan Pint didapat dari plot Pwf vs t (periode semi steady-state), yaitu :
m* adalah kemiringan dan Pint didapat dengan mengekstrapolasi garis liniernya ke
t = 0.
Selanjutnya bentuk reservoir (reservoir shape) diperkirakan dari :
P −P
C A =5 . 456
m
m∗¿ [
Exp 2 .303 1 hr int ¿
m ]
...................................................(4-

25)

dimana : m dan P1hr diperoleh dari semi-log plot Pwf vs log (t) untuk periode
infinite acting.
Tahapan atau langkah-langkah untuk penentuan bentuk reservoir (reservoir
shape) dari data Pressure Drawdown Test Berdasarkan Periode Semi Steady-state
dan Infinite Acting, adalah sebagai berikut :
a. Memplot antara Pwf vs t pada kertas Cartesian, kemudian lakukan
ektrapolasi sampai pada t = 0, kemudian tentukan titik potongannya (Pint.).
b. Menentukan kemiringan periode semi steady-state pada grafik tersebut
(slope, m*).
c. Memplot antara Pwf vs t pada kertas semi-log, kemudian tentukan
kemiringan periode transien pada grafik tersebut (slope, m).
d. Menentukan harga P1 jam pada grafik langkah c.
e. Menentukan besarnya shape factor (CA) menggunakan (4-25).
f. Dengan menggunakan Tabel Dietz Shape Factor (lampiran 6) untuk
mendapatkan bentuk reservoir yang mendekati harga shape factor (CA)
hasil perhitungan pada langkah e.
g. Tentukan besarnya harga (tDA)PSS tersebut tentukan bentuk reservoir yang
sesuai dengan table Dietz tersebut (langkah f).
4.3. PROSEDUR ANALISA
1. Dari data yang diberikan, menghitung harga ∆P untuk setiap data yang
ada.
2. Dari data yang ada, membuat plot grafik sebagai berikut :
a. Grafik log ∆t (sumbu x) vs log ∆P (sumbu y)
b. Grafik log ∆t (sumbu x) vs Pwf (sumbu y)
c. Grafik kartesian ∆t (sumbu x) vs Pwf (sumbu y)
3. Menentukan harga EOWB dari grafik ∆t vs log ∆P dengan membuat
garis lurus 45o. Kemudian menggeser sejajar sampai menyinggung
grafik. Harga EOWB diperoleh dari pembelokan pertama grafik dengan
garis 45o ditambah 1,5 cycle.
4. Menentukan nilai slope (m), P 1 jam , k, S, ∆P, Pwf, PI, dan FE dengan
menggunakan grafik log ∆t vs Pwf.
5. Memasukkan nilai EOWB pada grafik log ∆t vs Pwf, kemudian
menentukan trendline dan persamaan garis dari titik-titik di sekitar harga
EOWB tersebut. Kemudian memperpanjang trendline yang sudah
terbentuk.
6. Menentukan harga slope (m) dengan pembacaan harga tekanan pada
trendline yang terbentuk.
7. Menentukan P 1 jam yang diperoleh dengan menarik garis ke atas pada ∆t
= 1 jam sampai menyentuh trendline yang ada dan membaca harga
tekanannya.
8. Menentukan besarnya harga permeabilitas (k) dengan persamaan :

q×μ×Β
k = 162,6 m×h
9. Menentukan besarnya harga faktor skin (S) dengan persamaan :
S = 1,151
( Pi −P1jam )
[ m
−log
k
Φ×μ×C t ×r
w
2
+3 .23
]
10. Menghitung ∆t EOWB dengan menggunakan persamaan :
a. Menghitung konstanta wellbore storage dengan persamaan
Cs =
q×B o×Δt
24×ΔPgaris trendline dari grafik log ∆t vs log ∆P. Harga ∆t dan
b. Membuat
∆P pada rumus diperoleh dengan menentukan titik pada saat dimulai
perpisahan garis linier (trendline) pada grafik log ∆t vs log ∆P.
Kemudian dari titik tersebut menarik garis sehingga berpotongan
dengan sumbu x dan sumbu y. Membaca harga ∆t pada sumbu x dan
membaca harga ∆P pada sumbu y.
c. Menghitung twbs dengan persamaan :

(20 .000 + 12 .000 x S ) x Cs


twbs = (k ×h )/μ

11. Menentukan ∆P skin dengan persamaan :

∆Ps = 0,87 x m x S

12. Menentukan harga Pwf dengan persamaan :

Pwf =

162.6×q×μ×B k
Ρi−
k×h [
log ( t ) +log
13. Menentukan FE dengan persamaan :
(
Φ×μ×Ct×r w )
−3.2275+0.86859S
2 ]
FE =
P*− P wf - ΔPs
x 100 %
P* - P wf
14. Menentukan PI dengan persamaan :

PI =
q
P*− P wf - ΔPs

15. Menentukan harga re. Dari grafik log ∆t vs Pwf dapat diketahui harga tpss
selanjutnya dihitung harga re

0,0015 x k x t pss
re = √ φ x μ x Ct
16. Penentuan volume pori dengan grafik kartesian ∆t vs ∆P. Menentukan :
δ Pwf P wf 1 - P wf 2
( )
δ t
=
t 1 - t2

17. Menghitung volume pori dengan persamaan :

Vp = -
0,234 x q x Bo
Ct x δ Pwf /δ t
4.4. DATA DAN HASIL PERHITUNGAN
4.4.1. DATA PENDUKUNG
Diketahui data reservoir untuk Case 1 adalah sebagai berikut :
Laju Produksi (qo) = 179 bbl/day
Porositas (Ø) = 0,18
Viskositas (µ) = 1,5 cp
Ct = 0,0000082 psi-1
Jari-jari Sumur (rw) = 6 inch
= 0,5 ft
Ketebalan Formasi Produktif (h) = 17 m
= 55 ft
Faktor Volume Formasi Minyak (Bo) = 1,2 RB/STB
Pi = 3800 psi
Temperatur = 220 oF
Tabel IV-1
Pencatatan Data Tekanan dan Waktu pada Tes Pressure Drawdown
pada Laju Produksi Konstan
No t, Jam Pwf, psi dP, psi
1 0,5316 3721,147 79
2 0,6259 3698,164 102
3 0,7171 3679,704 120
4 0,8216 3662,504 137
5 1,3 3649,511 150
6 2,6 3632,3 168
7 4,5 3618 182
8 5,8 3605,34 195
9 7,1 3597 203
10 9,3 3588,7 211
11 10,5 3582,7 217
12 13 3575,3 225
13 15,4 3567,8 232
14 17,4 3560,4 240
15 20 3553 247
16 22,4 3547 253
17 24,4 3542 258
18 27,6 3537 263
19 33,3 3533 267
20 39,1 3531 269
21 45,5 3531 269
22 55,1 3529,362 271
23 66 3526,518 273
24 76,9 3521,162 279
25 96,8 3510,782 289
26 120,879 3498,207 302
27 150,876 3480,134 320
28 175,098 3460,435 340
29 200,879 3440,675 359
30 250,654 3400,786 399
4.4.2. PERHITUNGAN
1. Mengkonversikan harga rw dan h ke dalam satuan ft.
1 ft
 rw = 6 in × 12 in = 0,5 ft
3,28084 ft
 h = 17 m × 1 m = 55,76 ft
2. Mencari harga ∆Pwf untuk setiap data yang ada.
∆P = Pi – Pwf
= 3800 psi – 3721 psi
= 79 psi
∆P = Pi - Pwf
= 3800 psi – 3698 psi
= 102 psi
3. Setelah semua harga ∆P diketahui, membuat grafik :
a. Grafik log ∆t (sumbu x) vs log ∆P (sumbu y)
b. Grafik log ∆t (sumbu x) vs Pwf (sumbu y)
c. Grafik ∆t (sumbu x) vs Pwf (sumbu y)
4. Dari grafik log ∆t vs log ∆P, harga EOWB dapat diketahui. Harga EOWB
diperoleh dari pembelokan pertama grafik dengan garis 45o ditambah 1,3
cycle. EOWB didapat sebesar 30 jam.
5. Dari grafik log ∆t vs log ∆P, bisa didapat nilai dT dan dP yang diperlukan
untuk menghitung konstanta wellbore storage (cs) dengan cara melihat
pada grafik dimana ada suatu titik persinggungan antara plot log ∆t vs log
∆P dengan garis bersudut 45o. Tarik garis dari titik persinggungan tersebut
ke bawah untuk mendapatkan nilai dT dan ke kiri untuk mendapatkan nilai
dP. Didapatkan nilai :
∆t = 0,8 jam
∆P = 146,51 psi
6. Menghitung nilai konstanta wellbore storage dengan rumus :

Cs = (q24× Bo ) × (dd tP )
Cs = (179
24
× 1,2
) ×(
0,8
146,51 )
Cs = 0,04887 bbl/d/psi
7. Dari grafik log ∆t vs Pwf, bisa didapat berbagai parameter. Sebelumnya
lakukan plot 3 titik antara ∆t vs Pwf. Setelah itu tarik garis lurus dari 3 titik
tersebut dengan kemiringan konstan dari ∆t terkecil sampai ∆t terbesar.
8. Hitung nilai m secara manual dengan mengambil 2 titik, yaitu titik dimana
nilai ∆t (10 jam) dan ∆t (100 jam) dengan harga Pwf pada nilai ∆t tersebut,
didapat :
X (jam) Y (psi)
dt (10 jam) 3552
dt (100 jam) 3519
Hitung nilai m dengan rumus :

m =|∆Pwf
∆t |
3552 - 3519
=|
log (10) - log (100) |
m

m = 33
9. Menentukan nilai permeabilitas (k) :
q×μ×B
k = 162,6 ×
m×h
179 × 1,5 × 1,2
= 162,6 ×
33 × 55,76
= 28,471436 mD
10. P1 jam diperoleh dari pembacaan secara grafis, diperoleh P1 jam = 3583 psi
11. Menentukan harga faktor skin (S) :
P1 jam - Pwf k
S = 1,151 m
[ - log
(
∅ × μ × Ct × r 2w )
+ 3,23
]
= + 2,41073017
12. Menentukan dPs
dPs = 0,87 × m × S
= 0,87 × 33 × 2,41073017
= 69,2120631 psi
13. Menentukan waktu saat berakhirnya wellbore storage twbs dengan
persamaanya :
( 200000 × 12000 × S ) × Cs
t wbs =
(k × h ) / μ
= 34,6720148 jam
14. Menentukan harga Pwf dengan persamaan :
Pwf =

162.6 ×q×μ×B k
Ρi−
k×h [
log (t ) +log
(
Φ×μ×Ct×r w
2 )
−3. 2275+0.86859S
]
= 3532,19817 psi
15. Menentukan Flow Efficiency (FE) :
P* - P wf - dPs
FE = × 100%
P* - P wf

= 20,26428%
16. Menentukan harga PI :
q
PI =
P* - P wf - dPs
= 10,1763719 bpd/psi
17. Berdasarkan garis lurus yang sudah dibuat dengan cara menarik garis lurus
dari nilai ∆t terkecil sampai ∆t terbesar dengan kemiringan konstan
berdasarkan 3 titik yang sebelumnya dibuat, tpss didapatkan dari
pembacaan grafis, yaitu saat mulai ada penyimpangan antara garis lurus
yang dibuat dengan plot antara log ∆t vs Pwf. Didapatkan nilai tpss = 73
jam
18. Menghitung harga re :
0,0015 × k × tpss
re =
√ ∅ × μ × Ct
= 1186,6508 ft
19. Kemudian kembali ke grafik ∆t vs Pwf (grafik 4.3.). Kemudian plot
beberapa titik yang harganya lebih besar dari EOWB ke dalam (grafik
4.3). Kemudian membuat garis lurus sepanjang titik tersebut dengan
kemiringan konstan. Berdasarkan (4.3) bisa didapatkan nilai tpss dengan
cara melihat titik dimana mulai ada penyimpangan dari garis lurus tersebut
dengan kurva plot ∆t vs Pwf. Didapatkan nilai Tpss = 73Jam
20. Mencari harga dPwf / dt :
dPwf Pwf 1 - Pwf2
=
dt t1 - t2
3530 - 3520
=
40 - 80
= - 0,25
21. Menghitung volume pori dengan persamaan :
0,234 × q × Bo
Vp =-
Ct × dPwf/dt
0,234 × 179 × 1,2
=-
0,0000082 × (-0,25)
= 24518634,1 bbl
= 24,5186341 MMbbl
4.4.3. HASIL PERHITUNGAN
Hasil yang didapatkan dari analisa Pressure Draw Down, antara lain :
a. EOWB = 30 jam
b. ∆t = 0,8 jam
c. ∆P = 146,51 psi
d. Cs = 0,04887 bbl/d/psi
e. Slope (m) = 33 psi/cycle
f. Permeabilitas (k) = 28,471436 mD
g. Faktor Skin (S) = + 2,41073
h. P 1 jam = 3583 psi
i. ∆Ps = 69,2120631 psi
j. twbs = 34,6720148 jam
k. Pwf = 3532,19817 psi
l. Flow Efficiency (FE) = 0,2026428
m. Index Productivity (PI) = 10,1763719 BPD/Psi
n. tpss (Grafik 4.3) = 73 jam
o. re = 1186,6508 ft
p. dPwf/dt = - 0,25 psi
q. Volume pori yang berisi fluida (Vp) = 24518634,1 bbl
= 24,5186341 MMbbl
4.
1,000 Grafik log dt vs log dP
5.
G
R
A
FI
K

100

10
0.1 1 log 10
dt 100 1000
Grafik log dt vs Pwf
3800

3700

3600
Pwf, psi

3500

3400

3300

3200
0.1 1 10 100 1000
log dt

G
k
H
orn
4.2.
ws

og
r

afi
vs
Cartesian dt vs Pwf
3800

3700

3600

3500
Pwf

3400

3300

3200
0 50 100 150 200 250 300

dt

G
k
art
an
vs
wf

Anda mungkin juga menyukai