Anda di halaman 1dari 7

BAB VII

PENGUJIAN THICKENING TIME SUSPENSI SEMEN

7.2. TUJUAN PERCOBAAN


a. Menentukan thickening time dari suatu suspensi semen dengan
menggunakan alat atmospheric consistometer.
b. Mengetahui efek penambahan aditif terhadap thickening time suatu
suspensi semen.
7.3. DASAR TEORI
Thickening time didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan suspensi
semen untuk mencapai konsistensi sebesar 70 UC (Unit of Consistency).
Konsistensi sebesar 70 UC merupakan batasan bagi suspensi semen agar masih
dapat dipompa, sebab bila lebih dari itu semen akan berbentuk ‘corn’ sehingga sulit
untuk dipompa dan bila dipaksakan maka akan merusak pompa semen. Dalam
penyemenan yang dimaksud konsistensi adalah viskositas. Hanya saja dalam
pengukurannya ada sedikit perbedaan prinsip. Sehingga, penggunaan konsistensi
dapat dipakai untuk membedakan viskositas pada operasi penyemenan dengan
operasi pemboran (lumpur pemboran).
Thickening time suspensi semen sangat penting untuk diketahui. Karena
waktu pemompaan yang akan dilakukan harus lebih besar dari thickening time,
sebab bila lebih kecil dari thickening time maka suspensi semen akan mengeras
terlebih dahulu sebelum seluruh suspensi semen mencapai target yang telah
ditentukan. Dan apabila suspensi semen mengeras di dalam casing, hal ini
merupakan kejadian yang sangat fatal dalam operasi penyemenan. Pengerasan juga
tergantung pada temperatur kedalaman sumur yang akan dilakukan penyemenan.
Untuk sumur yang dalam dan kolom yang panjang diperlukan waktu
pemompaan yang lama, sehingga thickening time harus lebih lama. Untuk
memperpanjang atau memperlambat thickening time perlu ditambahkan retarder ke
dalam suspensi semen seperti calcium lignosulphonate, carboxymethyl
hydroxyethyl cellulose, dan senyawa-senyawa asam organik.
Pada sumur-sumur yang dangkal diperlukan thickening time yang tidak
terlalu lama, karena selain target yang akan dicapai tidak terlalu jauh juga untuk
mempersingkat waktu. Untuk mempersingkat thickening time dapat ditambahkan
accelerator kedalam suspensi semen. Yang termasuk kedalam accelerator adalah
calcium chloride, sodium klorida, gypsum, sodium silikat, air laut, dan aditif yang
tergolong dispersant.
Berikut ini adalah beberapa macam dari aditif yang berpengaruh terhadap
thickening time:
 Accelerator adalah aditif yang dapat mempercepat proses thickening time.
Contoh aditif, antara lain:
- Calcium chloride, umumnya penambahan aditif ini antara 2-4% ke
dalam suspensi semen, pengaruhnya dapat mempercepat thickening
time dan menaikkan compressive strength,
- Sodium klorida dan NaCl, dengan kadar sampai 10% BWOMW
berelaku sebagai accelerator,
- Gypsum,
- Silika,
- Air laut.
 Retarder adalah aditif yang dapat memperlambat proses pengerasan
suspensi semen, sehingga suspensi semen mempunyai waktu yang cukup
untuk mencapai kedalaman yang diinginkan. Contoh aditif antara lain:
- Lignosulfonat, efektif dicampurkan ke dalam suspensi semen dengan
kadar 0,1-0,15% BWOC. Lignosulfonat tetap efektif sampai
temperatur 121ºC dan bila ditambahkan sodium barite maka akan
dapat bertahan sebagai retarder hingga temperatur 315 ºC.
- CMHEC (Carboxymethyl Hydroxymethyl Cellulose), merupakan
polisakarida yang terbentuk dari kayu dan tetap stabil hingga
temperatur 121 ºC juga bila terdapat alkali pada suspensi semen.
Perencanaan besarnya thickening time tergantung pada kedalaman sumur
dan waktu untuk mencapai daerah target yang akan disemen. Di laboratorium,
pengukuran thickening time menggunakan alat High Pressure High Temperature
(HPHT) disimulasikan pada kondisi temperatur sampai 220 ºF, BHT 500 ºF dan
tekanan sirkulasi 2500 psi. Thickening time suspensi semen dibaca apabila pada alat
tes telah menunjukkan 100 UC untuk standar API, namun ada perusahaan lain yang
menggunakan angka 70 UC (seperti pada Hudbay) dengan pertimbangan faktor
keselamatan, kemudian diekstrapolasi ke 100 UC.
Perhitungan konsistensi suspensi semen di laboratorium ini dilakukan
dengan mengisi sampel ke dalam silinder, lalu diputar konstan pada 150 rpm
kemudian dibaca harga torsinya. Dan harga konsistensi suspensi semen dapat
T  78,2
dihitung dengan menggunakan rumus Bc 
20,02
7.4. ALAT DAN BAHAN
7.4.1. Alat
1. Timbangan
2. Mixer
3. Atmospheric Consistometer
4. Gelas ukur
5. Stop watch
7.4.2. Bahan
1. Semen portland kelas A
2. KCl
7.4.3. Gambar Alat

Gambar 8.1.
Timbangan Digital
(Sumber : Laboratorium Analisa Semen Pemboran)
Gambar 8.2.
Atmospheric Consistometer
(Sumber : Laboratorium Analisa Semen Pemboran)
7.5. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Membuat suspensi semen sampel A dengan komposisi yang telah
ditentukan yaitu 344 gram semen portland, 161 mL air dan 3 gram
KCl.
2. Menyiapkan peralatan dan stop watch, oven, dan vicat aparatus.
3. Menuangkan suspensi semen ke dalam cetakan berbentuk silinder di
atas kaca agar permukaan semen rata.
4. Masukan ke dalam oven secara bersamaan kemudian atur waktu yang
telah ditentukan 30-50 menit

Anda mungkin juga menyukai