Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN MINGGUAN

PRAKTIKUM ANALISA SEMEN PEMBORAN


“PENGUJIAN THICKENING TIME SUSPENSI SEMEN”

DISUSUN OLEH :
NAMA : FAIZAH AQILAH
NIM : 113210094
PLUG :A

LABORATORIUM ANALISA SEMEN PEMBORAN


JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2023
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN MINGGUAN
PRAKTIKUM ANALISA SEMEN PEMBORAN

Disusun oleh Faizah Aqilah untuk memenuhi persyaratan Praktikum Analisa


Semen Pemboram Pengujian Thickening Time Suspensi Semen tahun akademik
2023/2024, Jurusan Teknik Perminyakan, Fakultas Teknologi Mineral,
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.

DISUSUN OLEH:
NAMA: FAIZAH AQILAH
NIM : 113200094
PLUG : A

Yogyakarta, 26 Oktober 2023


Disetujui untuk Laboratorium
Analisa Semen Pemboran
Oleh:
Asisten Praktikum

(RAFLY BUDIANTA)
113200139
6.5. HASIL PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN
6.5.1. Hasil Percobaan
 Berat solid (Wsolid) = 350 gram
 Berat semen = 348 gram
 Berat air (Wair) = 161 ml
 Berat additive KCL = 2 gram
 Torsi = 900
6.5.2. Perhitungan
1. Menghitung berat semen (Ws)
Berat semen = Wsolid – Wadd
= 350 gram – 2 gram
= 348 gram
2. Menghitung nilai konsistensi semen (Bc)
T −78.2
Bc =
20.02
9 00−78.2
=
20.02
= 41,048 UC
6.6. PEMBAHASAN
Praktikum Analisa Semen Pemboran (ASP) pada minggu ketiga acara
pertama berjudul “Pengujian Thickening Time”. Tujuan dari praktikum kali ini
adalah untuk menentukan besarnya thickening time pada suspensi semen dengan
menggunakan alat atmospheric consistometer dan mengetahui efek penambahan
additive terhadap thickening time pada suspensi semen pemboran. Prinsip kerja
yang digunakan pada praktikum kali ini adalah dengan mengukur besaran torsi
dengan menggunakan alat atmospheric consistometer untuk mengetahui berapa
thickening time pada semen pemboran.
Thickening time adalah waktu yang diperlukan oleh suspensi semen untuk
mencapai konsistensi sebesar 70 UC (Unit 0f Consistency). Konsistensi sebesar 70
UC merupakan batasan bagi suspensi semen untuk dapat dipompakan dengan
baik, jika lebih dari itu semen akan sulit dipompa dan dapat merusak pompa.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi thickening time, yaitu peningkatan
temperatur, peningkatan tekanan, dan kedalaman lubang bor, dimana semakin
dalam lubang sumur maka diperlukan thickening time yang lebih lama. Waktu
pemompaan suspensi semen harus lebih kecil dari thickening time agar semen
tidak mengeras sebelum mencapai target yang diinginkan.
Alat-alat yang digunakan pada percobaan pengukuran thickening time ini
adalah timbangan digital, mixer, gelas ukur, dan atmospheric consistometer.
Timbangan digital digunakan untuk menimbang berat bahan suspensi semen yang
akan digunakan seperti semen dan additive. Mixer digunakan untuk mencampur
air, bubuk semen, dan additive sehingga membentuk suspensi semen dengan
prinsip kerja agitasi atau pengadukan. Gelas ukur digunakan untuk mengukur
volume air yang akan digunakan. Atmospheric consistometer digunakan untuk
mengetahui nilai torsi suspensi semen setelah dilakukan pemutaran dengan waktu
tertentu. Sedangkan bahan yang digunakan untuk membuat cement slurry ialah
348 gram bubuk semen, 161 ml air, dan 2 gram additive berupa KCL. Prosedur
percobaan pada praktikum kali ini adalah yang pertama dengan menyiapkan
bahan-bahan yang akan dicampur terlebih dahulu dan mengukur beratnya sesuai
dengan ketentuan menggunakan timbangan digital. Kemudian mencampur semua
bahan seperti bubuk semen, KCL, dan air dengan menggunakan mixer selama
beberapa saat hingga terbentuk suspensi semen. Langkah selanjutnya yaitu
menyiapkan atmospheric consistometer, sebelum dilakukan pengujian
mengkalibrasi terlebih dahulu peralatan yang akan digunakan. Selanjutnya
menghidupkan switch master dan set temperature serta set waktu pada skala yang
diinginkan, lalu menuangkan suspensi semen kedalam slurry container sampai
ketinggian yang ditunjukkan oleh garis batas. Kemudian paddle yang telah
dilapisi oleh grease dipasang pada lid, selanjutnya memasang lid yang telah
terpasang paddle pada slurry container dan dimasukkan ke dalam atmospheric
consistometer. Dan yang terakhir menghidupkan motor dan menunggu hingga 60
menit. Lalu membaca skala penunjuk dan menghitung besar konsistensi suspensi
semen dengan menggunakan rumus yang ada.
Berdasarkan hasil percobaan, didapatkan torsi yang ditunjukkan pada
waktu 60 menit pada alat atmospheric consistometer adalah sebesar 900. Dari
hasil torsi tersebut maka dapat dicari besarnya konsistensi semen dan didapatkan
sebesar 41,048 UC (Unit of Consistency) yang menunjukkan bahwa dalam waktu
60 menit pemompaan semen ke dalam sumur konsistensi semen akan mancapai
41,048 UC. Hal tersebut berarti semen masih bisa dipompakan dan masih
membutuhkan waktu untuk dapat mencapai konsistensi yang diinginkan. Akan
tetapi, jika thickening time terlalu lama akan bertambahnya waktu penyemenan
dan bertambah pula biaya yang dikeluarkan untuk menyewa alat dan jasa service
company yang melakukan proses penyemenan serta adanya kemungkinan semen
dapat terkontaminasi dengan fluida lain.
KCL sebagai accelerator dapat meningkatkan konsistensi sedangkan
CaCO3 sebagai retarder dapat menurunkan konsistensi, dimana konsistensi ini
akan berpengaruh terhadap thickening time. Hasil yang kurang sesuai dapat
disebabkan peralatan yang kurang akurat atau human error saat pengujian
berlangsung.
Untuk mengontrol thickening time dapat menggunakan additive berupa
accelerator dan retarder. Accelerator merupakan additive yang digunakan untuk
mempercepat proses pengerasan suspensi semen, contoh dari accelerator adalah
CaCl2, NaCl, Gypsum, dan Silika. Sedangkan retarder merupakan additive yang
digunakan untuk memperlambat pengerasan suspensi semen, contoh dari retarder
sendiri adalah CMHEC dan CMC karena rantainya panjang sehingga lama untuk
bereaksi.
Sebelum menghitung thickening time, perlu dilakukan perhitungan waktu
operasi penyemenan. Waktu operasi penyemenan meliputi waktu pemompaan
fluida spacer, semen, displacement fluid, serta waktu yang diperlukan untuk
menurunkan alat-alat seperti top plug dan bottom plug. Sebelum memompakan
semen, dilakukan pembersihan mud cake sisa sirkulasi lumpur yang masih
menempel pada formasi dengan memompakan sejumlah fluida yang disebut
spacer. Agar dapat maksimal membersihkan mud cake, spacer dipompa dengan
pola aliran turbulen. Spacer terbagi menjadi beberapa jenis dan digunakan sesuai
dengan karakteristik formasinya. Setelah spacer dipompakan, saatnya semen
dipompakan ke dalam annulus. Waktu yang dianjurkan untuk penyemenan
production casing maksimal 3 sampai 3,5 jam, sedangkan pada lapangan
geothermal maksimal 4,5 jam. Selain menghitung waktu pemompaan fluida,
waktu yang dibutuhkan untuk menurunkan alat-alat seperti top plug dan bottom
plug juga harus diestimasikan. Biasanya proses tersebut masing -masing
membutuhkan waktu sekitar 10 menit. Setelah semen dipompakan, dibutuhkan
fluida untuk mendorong top plug agar menyentuh bottom plug tom plug yang
menandakan bahwa semen sudah masuk ke annulus, fluida tersebut disebut
displacement fluid. Jadi, waktu operasi penyemenan adalah total waktu yang
dibutuhkan untuk proses-proses tersebut. Sedangkan, thickening time adalah
waktu operasi penyemenan ditambah dengan safety factor sebesar 60 menit.
Thickening time pada panas bumi sendiri berbeda dengan yang ada di
migas, dimana penyemenan sumur panas bumi harus memperhatikan temperatur
dan tekanan yang lebih besar dari sumur migas. Kemudian temperatur dan
tekanan yang lebih besar dapat membuat semen lebih cepat mengeras, sehingga
thickening time menjadi lebih cepat.
Apabila thickening time lebih kecil dari waktu operasi penyemenan, dapat
menyebabkan masalah pada penyemenan seperti early set. Early set merupakan
peristiwa dimana semen mengeras terlebih dahulu sebelum waktu yang telah
ditentukan. Masalah penyemenan lain yaitu falsh set. Flash set adalah kondisi
dimana semen kekurangan penambahan gypsum.
Aplikasi lapangan pada praktikum pengukuran thickening time pada
suspensi semen adalah untuk mengetahui perencanaan waktu pemompaan saat
semen dipompakan ke dalam sumur, thickening time lebih cepat dari waktu
pemompaan maka suspensi semen akan mengeras terlebih dahulu sebelum sampai
pada target yang diinginkan, sedangkan thickening time terlalu lama akan
bertambahnya waktu penyemenan dan bertambah pula biaya yang dikeluarkan
untuk menyewa alat dan jasa service company yang melakukan proses
penyemenan serta adanya kemungkinan semen dapat terkontaminasi dengan
fluida lain.
6.7. KESIMPULAN
1. Prinsip kerja yang digunakan pada praktikum kali ini adalah dengan
mengukur besaran torsi dengan menggunakan alat atmospheric
consistometer untuk mengetahui berapa thickening time pada semen
pemboran.
2. Thickening time adalah waktu yang diperlukan oleh suspensi semen
untuk mencapai konsistensi sebesar 70 UC (Unit 0f Consistency).
3. Berdasarkan hasil percobaan, didapatkan torsi yang ditunjukkan pada
waktu 60 menit pada alat atmospheric consistometer adalah sebesar
700. Dari hasil torsi tersebut maka dapat dicari besarnya konsistensi
semen dan didapatkan sebesar 41,048 UC (Unit of Consistency).
4. Untuk mengontrol thickening time dapat menggunakan additive berupa
accelerator dan retarder.
5. Thickening time adalah waktu operasi penyemenan ditambah dengan
safety factor sebesar 60 menit.
6. Early set merupakan peristiwa dimana semen mengeras terlebih dahulu
sebelum waktu yang telah ditentukan. Sedangkan flash set adalah
kondisi dimana semen kekurangan penambahan gypsum.
7. Aplikasi lapangan pada praktikum pengukuran thickening time pada
suspensi semen adalah untuk mengetahui perencanaan waktu
pemompaan saat semen dipompakan ke dalam sumur

Anda mungkin juga menyukai