Anda di halaman 1dari 4

6.6.

PEMBAHASAN
Praktikum Analisa Semen Pemboran pada minggu kedua acara ketiga
membahas tentang Pengujian Thickening Time. Tujuan dari praktikum ini yaitu
untuk menentukan thickening time suspensi semen menggunakan alat atmospheric
consistometer serta mengetahui pengaruh additive pada thickening time suspensi
semen. Prinsip kerja dari praktikum ini yaitu dengan mengukur besarnya UC (unit
of consistency) pada suspensi semen dengan centrifungal dan pemanasan.
Thickening time adalah waktu yang diperlukan oleh suspensi semen untuk
mencapai konsistensi sebesar 70 UC (unit of consistency) yang merupakan
batasan di mana suspensi semen masih bisa dipompakan. Besar kecilnya
thickening time harus diatur sesuai target kedalaman yang akan di semen.
Thickening time dipengaruhi oleh kedalaman lubang bor, dimana semakin dalam
maka tekanan dan temperatur semakin besar sehingga thickening time akan
semakin cepat. Penyemenan sumur yang dalam akan memerlukan waktu yang
lebih lama untuk semen sampai pada target kedalaman yang akan dilakukan
penyemenan, sehingga thickening time semen harus diperlambat atau diperkecil
agar semen tidak mengeras sebelum mencapai target formasi yang akan di semen.
Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu timbangan digital, mixer,
dan alat atmospheric consistometer. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu
semen portland Plug F sebanyak 350 gr, air, sebanyak 161 ml, additive KCL
sebanyak 7 gr, dan vaseline.
Langkah awal dalam praktikum ini yaitu dengan membuat suspensi semen
sesuai dengan komposisi yang telah disebutkan menggunakan mixer. Kemudian,
dilakukan kalibrasi terlebih dahulu pada peralatan yang akan digunakan. Lalu,
menghidupkan switch master pada alat atmospheric consistometer dan set
temperatur pada skala yang diinginkan. Melapisi paddle dengan vaseline.
Menuangkan suspensi semen ke dalam slurry container hingga batas garis.
Memasang paddle pada lid. Selanjutnya, memasang lid yang telah terpasang oleh
paddle pada slurry container dan memasukkan ke dalam atmospheric
consistometer. Terakhir, menghidupkan motor dan stopwatch dan membaca skala
penunjuk saat sudah 60 menit pengujian.
Alat atmospheric consistometer bekerja dengan membuat kondisi pada
percobaan agar sama dengan kondisi pada formasi, hal ini dilakukan dengan
pemanasan air pada chamber menggunakan heater. Pada alat atmospheric
consistometer terdapat alat yang disebut Paddle, yang akan berputar di dalam
slurry container. Ketika terdapat semen di dalam slurry container yang
dipanaskan maka lama kelamaan akan mengeras, semakin keras semen maka
paddle akan semakin sulit bergerak sehingga jarum jam pada lid akan bergerak
dan menghasilkan sebuah angka yang disebut torsi, angka ini kemudian
digunakan dalam perhitungan untuk menentukan thickening time.
Berdasarkan hasil percobaan didapatkan torsi yang terbaca pada alat
atmospheric consistometer sebesar 715 gr-cm. Setelah dilakukan perhitungan,
didapatkan nilai BC suspensi semen sebesar 31,8 UC selama waktu 60 menit
percobaan.
Thickening time dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain temperatur,
semakin tinggi temperatur, maka thickening time akan semakin cepat begitu juga
sebaliknya, yang kedua adalah tekanan, semakin tinggi tekanan maka thickening
time akan semakin cepat, begitu juga sebaliknya, dan yang terakhir adalah
additive, dimana additive pada thickening time terbagi menjadi 2 jenis yaitu
accelerator dan retarder. Accelerator berfungsi untuk mempercepat thickening
time, karena additive jenis ini akan cepat mengikat ion-ion pada semen yang
termasuk additive jenis ini adalah kalsium klorida, sodium klorida, sodium silika
dan lain lain. Sedangkan retarder berfungsi untuk memperlambat thickening time
dengan cara mengganggu ikatan ion-ion pada semen, yang termasuk additive jenis
ini adalah CMHEC, gypsum, lignosulfonat dan lain lain.
Setelah ditentukan thickening time yang diharapkan (lama displacement
semen ditambah safety factor sekitar 60 menit untuk Migas dan 90 menit untuk
Pabum), lalu dilakukan percobaan pada suspensi semen, apakah suspensi semen
mencapai 70 UC lebih cepat atau lebih lama dari yang direncanakan. Jika lebih
lama maka ditambahkan accelerator dan jika lebih cepat maka ditambahkan
retarder. Pada sumur yang dalam biasanya perlu menggunakan multistage
cementing untuk menanggulangi waktu penyemenan yang lama agar semen tidak
kering sebelum sampai target yang ditentuka, berbeda dengan sumur dangkal yang
hanya menggunakan single stage cementing.
Jika thickening time pada suspensi semen tidak dirancang dengan baik,
problem yang mungkin terjadi antara lain flash set dan free pipe. Flash set yaitu
suspensi semen mengeras terlebih dahulu sebelum mencapai target yang
diinginkan. Free pipe adalah peristiwa dimana terdapat bagian casing yang tidak
tersemen dikarenakan terjadinya flash set. Apabila problem seperti flash set dan
free pipe terjadi maka dapat diperbaiki dengan cara re-cementing.
Aplikasi lapangan dari praktikum ini yaitu agar dapat menentukan waktu
pemompaan suspensi semen sesuai thickening time yang telah didesain agar tidak
terjadi free pipe dan rusaknya kinerja dari pompa akibat thickening time yang
terlalu cepat sehingga suspensi semen lebih cepat mengering. Sedangkan
thickening time yang terlalu lama akan menambah lamanya waktu penyemenan
dan akan bertambah pula biaya yang dikeluarkan untuk menyewa alat dan jasa
service company yang melakukan proses penyemenan serta adanya kemungkinan
semen dapat terkontaminasi dengan fluida lain. Perencanaan thickening time harus
memperhatikan jenis aditive yang sesuai dengan kondisi lubang sumur.
6.7. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan :
1. Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk menentukan thickening time
suspensi semen menggunakan alat atmospheric consistometer serta
mengetahui pengaruh additive pada thickening time suspensi semen.
2. Prinsip kerja dari praktikum ini yaitu dengan mengukur besarnya UC (unit
of consistency) pada suspensi semen dengan centrifungal dan pemanasan.
3. Dari percobaan dan perhitungan didapatkan torsi yang terbaca sebesar 715
gr-cm dan didapat nilai thickening time suspensi semen sebesar 31,8 UC.
4. Thickening time adalah waktu yang diperlukan oleh suspensi semen untuk
mencapai konsistensi sebesar 70 UC (unit of consistency) yang merupakan
batasan di mana suspensi semen masih bisa dipompakan.
5. Additive pada thickening time terbagi menjadi 2 jenis yaitu accelerator
(kalsium klorida, sodium klorida, sodium silika) dan retarder (CMHEC,
gypsum, lignosulfonate).
6. Problem yang dapat terjadi yaitu flash set dan free pipe yang dapat
ditanggulangi dengan melaksanakan re-cementing.
7. Aplikasi lapangan dari praktikum ini yaitu agar dapat menentukan waktu
pemompaan suspensi semen sesuai thickening time yang telah didesain
dengan additive yang sesuai agar tidak terjadi free pipe dan rusaknya
kinerja dari pompa akibat thickening time yang terlalu cepat. Sedangkan
thickening time yang terlalu lama akan menyebabkan semen dapat
terkontaminasi dengan fluida lain. Selain itu, waktu penyemenan juga
bertambah lama dan akan bertambah pula biaya yang harus dikeluarkan.

Anda mungkin juga menyukai