Anda di halaman 1dari 10

BAB V

PENGUJIAN THICKENING TIME SUSPENSI SEMEN

5.1. TUJUAN PERCOBAAN


a. Menentukan thickening time dari suatu suspensi semen dengan
menggunakan alat atmospheric consistometer.
b. Mengetahui efek penambahan additif terhadap thickening time suatu
suspensi semen

5.2. DASAR TEORI


Thickening time didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan suspensi
semen untuk mencapai konsistensi sebesar 70 UC (Unit of Consistency).
Konsistensi sebesar 70 UC merupakan batasan bagi suspensi semen agar masih
dapat dipompa, sebab bila lebih dari itu semen akan berbentuk corn sehingga sulit
untuk dipompa dan bila dipaksakan maka akan merusak pompa semen. Dalam
penyemenan yang dimaksud konsistensi adalah viskositas, hanya dalam
pengukurannya ada sedikit perbedaan prinsip. Sehingga penggunaan konsistensi
dapat dipakai untuk membedakan viskositas pada operasi penyemenan dengan
operasi pemboran (lumpur pemboran).
Thickening time suspensi semen sangat penting untuk diketahui. Karena
waktu pemompaan yang akan dilakukan harus lebih kecil dari thickening time,
sebab bila lebih besar dari thickening time maka suspensi semen akan mengeras
terlebih dahulu sebelum seluruh suspensi semen mencapai target yang telah
ditentukan. Dan apabila suspensi semen mengeras didalam casing, hal ini
merupakan kejadian yang sangat fatal dalam operasi penyemenan. Pengerasan juga
tergantung pada temperatur kedalaman sumur yang akan dilakukan penyemenan.
Untuk sumur yang dalam dan kolom yang panjang diperlukan waktu
pemompaan yang lama, sehingga thickening time harus lebih lama. Untuk
memperpanjang atau memperlambat thickening time perlu ditambahkan retarder

47
48

kedalam suspensi semen seperti Calcium Lignosulfonat, Carboxymethyl


Hydroxyethyl Cellulose dan senyawa-senyawa asam organik.
Pada sumur-sumur yang dangkal diperlukan thickening time yang tidak
terlalu lama, karena selain target yang akan dicapai tidak terlalu jauh juga untuk
mempersingkat waktu. Untuk mempersingkat thickening time dapat ditambahkan
accelerator kedalam suspensi semen. Yang termasuk kedalam accelerator adalah
Calcium Chlorida, Sodium Chlorida, gypsum, Sodium Silikat, air laut dan additif
yang tergolong dispersant.
Berikut ini adalah beberapa macam dari additif yang berpengaruh terhadap
thickening time:
Accelerator adalah additif yang dapat mempercepat proses thickening time.
Contoh additif, antara lain:
- Calcium Chlorida, umumnya penambahan additif ini antara 2-4%
kedalam suspensi semen, pengaruhnya dapat mempercepat thickening
time dan menaikkan compressive strength
- Sodium Chlorida dan NaCl, dengan kadar sampai 10% BWOMW
berelaku sebagai accelerator
- Gypsum
- Silika
- Air laut
Retarder adalah additif yang dapat memperlambat proses pengerasan
suspensi semen, sehingga suspensi semen mempunyai waktu yang cukup
untuk mencapai kedalaman yang diinginkan. Contoh additif antara lain:
- Lignosulfonat, efektif dicampurkan kedalam suspensi semen dengan
kadar 0,1-0,15% BWOC. Lignosulfonat tetap efektif sampai
temperatur 121 C dan bila ditambahkan Sodium Barite maka akan
dapat bertahan sebagai retarder hingga temperatur 315 C
- CMHEC (Carboxymethyl Hydroxymethyl Cellulose), merupakan
polisakarida yang terbentuk dari kayu dan tetap stabil hingga
temperatur 121 C juga bila terdapat alkali pada suspensi semen
49

Perencanaan besarnya thickening time tergantung pada kedalaman sumur


dan waktu untuk mencapai daerah target yang akan disemen. Dilaboratorium,
pengukuran thickening time menggunakan alat High Pressure High Temperature
(HPHT) disimulasikan pada kondisi temperatur sampai 220 F, BHT 500 F dan
tekanan sirkulasi 2500 psi. Thickening time suspensi semen dibaca apabila pada alat
tes telah menunjukkan 100 UC untuk standar API, namun ada perusahaan lain yang
menggunakan angka 70 UC (seperti pada Hudbay) dengan pertimbangan faktor
keselamatan, kemudian diekstrapolasi ke 100 UC.
Perhitungan konsistensi suspensi semen dilaboratorium ini dilakukan
dengan mengisi sampel kedalam silinder, lalu diputar konstan pada 150 rpm
kemudian dibaca harga torsinya. Dan harga konsistensi suspensi semen dapat
T 78,2
dihitung dengan menggunakan rumus Bc
20,02
50

5.3. ALAT DAN BAHAN


5.3.1. Alat
1. Timbangan
2. Blender
3. Atmospheric Consistometer
4. Gelas ukur
5. Stop watch
5.3.2. Bahan
1. Semen portland kelas A
2. Air
3. NaCl
4. CMC
51

5.3.3. Gambar Alat

Gambar 5.1 Timbangan Digital


(Laboratorium Analisa Semen Pemboran)
52

Gambar 5.2. Atmospheric Consistometer


(Laboratorium Analisa Semen Pemboran)
53

5.4. PROSEDUR PERCOBAAN


1. Membuat suspensi semen dengan komposisi yang telah ditentukan.
2. Menyiapkan peralatan yaitu atmospheric consistometer.
3. Blender sampel komposisi semen selama 10 menit
4. Menuangkan suspensi semen kedalam cup berbentuk silinder.
5. Masukan cup kedalam atmospheric consistometer. Hidupkan alat
6. Tunggu hingga mencapai 70 100 UC sesuai skala.
54

5.5. PEMBAHASAN
Pengujian thickening time pada suspensi semen bertujuan untuk menetukan
berapa lamanya waktu yang dibutuhkan semen untuk mengeras, serta mengetahui
efek penambahan additive terhadap thickening time suatu semen dengan
menggunakan atmospheric consistometer. Thickening time adalah waktu yang
diperlukan suspensi semen mencapai konsistensi 70 UC (Unit of Consistency).
Pada praktikum ini kita menggunakan alat bernama atmospheric
consistometer. Atmospheric consistometer adalah alat yang digunakan untuk
menghitung thickening time pada suatu suspensi semen dengan memberikan torsi
pada semen dengan memberikan putaran hingga semen mencapai 70 UC dimana
semen mulai tidak bisa dipompakan lagi hingga 100 UC dimana semen sudah
mengeras. Alat ini hanya dapat mengubah temperatur sementara tekanan tetap pada
tekanan atmosfer. Pada penerapannya di lapangan, alat ini digunakan untuk
mengukur konsistensi semen sampai 40-50 UC, setelah itu dilakukan ekstrapolasi
data hingga didapat thickening time pada 100 UC. Hal ini dilakukan untuk
penghematan waktu pemboran. Dikarenakan alasan penjagaan alat agar tidak rusak,
praktikum ini tidak mengukur thickening time dari suspensi semen. Kita hanya
mempelajari prinsip kerja alat tersebut.
Dalam mengatur thickening time, kita dapat menggunakan additive tertentu
yang dapat memperlambat dan mempercepat thickening time. Additive yang
digunakan untuk memperlambat thickening time disebut retarder contohnya CMC.
Sementara additive yang digunakan untuk mempercepat thickening time disebut
accelerator contohnya Nacl dan CaCl2. Penambahan NaCl akan mempercepat
thickening time disebabkan karena NaCl bersifat mengikat H2O sehingga semen
kekurangan air. Umumnya semen dengan thickening time yang cepat digunakan
pada sumur-sumur dangkal pada tekanan dan temperatur rendah. Sedangkan semen
dengan thickening time yang lama digunakan pada sumur-sumur dalam.
Dalam mendesain semen yang mempunyai thickening time yang sesuai,
pertama kita harus mengatur atau menentukan waktu yang dibutuhkan semen untuk
mencapai target, setelah itu baru membuat atau mendesain semen sesuai waktu
yang diinginkan. Dalam mengatur thickening time untuk semen, harus diberikan
55

safety factor minimal +2 jam lebih lama agar ketika terjadi problem pada
penyemenan dapat diatasi terlebih dahulu sebelum semen tidak bisa dipompa /
mengeras. Untuk menentukan waktu yang dibutuhkan semen untuk menuju target
dapat ditentukan oleh beberapa parameter seperti menghitung volume casing dan
annulus. Setelah itu mengatur kecepatan aliran pompa dari spesifikasi pompa yang
memiliki nilai SPM (Stroke per Minute), lalu di ubah menjadi nilai GPM (Gallon
per Minute). Dari volume dan kecepatan aliran pompa dapat ditentukan waktu yang
diperlukan semen untuk mencapai target.
Pada operasi penyemenan lubang bor, thickening time sangat penting
diketahui karena jika semen mengeras sebelum mencapai target yang diinginkan
maka akan mengganggu bahkan menghambat proses penyemenan dengan
terjadinya free pipe, dimana annulus kosong tidak terisi semen. Kosongnya annulus
menyebabkan tidak adanya fluida yang dapat menahan tekanan formasi sehingga
dapat terjadi reruntuhan serta collapse pada casing. Selanjutnya akan menambah
beban pada pompa semen sehingga akan menambah biaya pemboran, sehingga
diperlukan perhitungan waktu pemompaan dan thickening time yang sesuai dengan
waktu serta kedalaman yang diinginkan.
56

5.6. KESIMPULAN
1. Pengujian thickening time pada suspensi semen bertujuan untuk menetukan
berapa lamanya waktu yang dibutuhkan semen untuk mengeras.
2. Thickening time adalah waktu yang diperlukan suspensi semen mencapai
konsistensi 70 UC (Unit of Consistency).
3. Atmospheric consistometer adalah alat yang digunakan untuk menghitung
thickening time pada suatu suspensi semen dengan memberikan torsi pada
semen dengan memberikan putaran pada semen pada waktu tertentu.
4. Additive yang digunakan untuk memperlambat thickening time disebut
retarder contohnya CMC.
5. Additive yang digunakan untuk mempercepat thickening time disebut
accelerator contohnya Nacl dan CaCl2.
6. Parameter yang dibutuhkan untuk menentukan waktu yang dibutuhkan semen
untuk mencapai targer adalah volume casing dan annulus serta kecepatan
aliran pompa.
7. Aplikasi lapangan dari pengujian thickening time ini adalah kita dapat
menentukan setting waktu pemompaan, dimana waktu pemompaan harus
lebih kecil dari thickening time jika tidak maka akan menyebabkan suspensi
mengeras terlebih dahulu sebelum mencapai target yang diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai