BAB X
PERALATAN PEMBUAT SUDUT (DEFLECTION TOOL) PADA
PEMBORAN BERARAH
b. Alasan geologis:
Adanya patahan dimana bila dilakukan pemboran yang melewati zona
patahan tersebut akan terjadi mud loss dan kerugian dikemudian hari
apabila patahan ini aktif.
Adanya kubah garam dimana bila dilakukan pemboran lurus yang
melewati kubah garam ini, maka akan timbul problema lumpur yang
mana lumpur akan melarutkan garam dan dapat menyebabkan caving
yang dapat mengakibatkan runtuhnya formasi.
Sebelum melakukan pemboran berarah, terlebih dahulu ditentukan
kedalaman titik beloknya (kick off point) dimana dari titik tersebut lubang bor
mulai diarahkan dengan sudut kemiringan tertentu menuju target yang telah
ditentukan. Dalam pembelokan lubang ini dapat dilakukan dengan menggunakan
alat-alat sebagai berikut :
a. Badger bit
b. Spud bit
c. Knuckle joint
d. Whipstock
e. Turbo drill
f. Dyna drill
10.1.4. Whipstock
Adalah alat yang terbuat dari besi tuang yang berbentuk baji dengan
saluran yang melengkung tempat bergeraknya bit.
Gambar 10.1.
Badger Bit
(www.conmed.com)
Gambar 10.2.
Spud Bit
(http://patentimages.storage.googleapis.com)
Gambar 10.3.
Knuckle Joint
(https://www.geoilandgas.com)
Gambar 10.4.
Whipstock
(http://kpkoilservices.com)
Gambar 10.5.
Bent Sub
(http://www.yaoutrade.com)
Gambar 10.6.
Dyna Drill
(http://www.dyna-drill.com/)
Gambar 10.7.
Turbo Drill
(http://www.halliburton.com)
10.3. PEMBAHASAN
Pada minggu terakhir Pratikum Peragaan Peralatan Pemboran ini dibahas
tentang Peralatan Pembuat Sudut (Deflection Tool) pada Pemboran Berarah.
Pemboran berarah adalah seni membelokkan lubang sumur untuk kemudian
diarahkan ke suatu sasaran tertentu di dalam formasi yang tidak terletak vertikal di
226
bawah mulut sumur. Maksud dan tujuan dilakukannya pemboran berarah adalah
untuk meningkatkan laju produksi sumur, meningkatkan recovery sumur,
membuat reservoir yang sudah tidak ekonomis bila dikembangkan dengan
pemboran tegak menjadi ekonomis bila dikembangkan dengan pemboran
horizontal, dan yang terakhir adalah memperkecil terjadinya water and gas
coning.
Pemboran berarah pada umumnya dikenal 3 macam pemboran, yaitu:
Shallow deviation type, Deep deviation type dan Return to vertical type.
Pemilihan tipe ini didasarkan pada lokasi koordinat permukaan dan jarak dengan
sasaran. Berdasarkan pertambahan sudut pada lubang, maka pemboran horizontal
dibagi menjadi 4 tipe yaitu Long radius system, Medium radius system, Short
radius system dan Ultra short radius system. Kemudian alat-alat yang digunakan
untuk membelokkan arah pemboran yaitu spud bit, badger bit, knuckle joint,
whipstock, turbo drill, dan dyna drill, dan alat-alat penunjang pada pembentukan
sudut adalah down hole motor, bent sub, non magnetic drill collar, stabilizer dan
peralatan pendukung lainnya.
Pada pemboran berarah, di titik kedalaman tertentu lubang bor diarahkan
ke sasaran yang dikehendaki dengan sudut kemiringan tertentu menggunakan
deflection tools. Sewaktu membelokkan lubang bor dengan alat pembelok, lubang
bor harus selalu ke arah dimana sudut tersebut dapat mencapai sasaran.
Pengarahan ini dapat dilakukan pada titik belok atau setelahnya apabila ternyata
lubang yang dibuat telah menyimpang dari sasaran yang dikehendaki. Setelah
mencapai sudut tertentu maka digunakan bottomhole assembly baik untuk
menambah sudut atau memantapkan sudutnya.
Dalam pemboran berarah dikenal konsep sliding dan rotating. Dimana
prinsip sliding adalah drillstring tidak berputar, hanya mata bor yang berputar.
Sedangkan dalam prinsip rotating seluruh rangkian drill string akan berputar.
Dalam operasi pemboran, kedua konsep ini akan menghasilkan lubangbor yang
berbeda. Dimana pada prinsip sliding cenderung mempertahankan inklinasi sudut
arah pemboran dan pada prinsip rotating memberikan tambahan sudut inklinasi
arah pemboran. Dari dua kombinasi prinsip ini akan didapat hasil pemboran
227
dengan directional arah yang diinginkan seperti s trajectory, buld, hold trajectory,
dan lainnya.
10.4. KESIMPULAN
Dari praktikum ini, dapat disimpulkan bahwa:
1. Tujuan dilakukannya pemboran berarah adalah meningkatkan laju
produksi sumur, meningkatkan recovery sumur, membuat reservoir yang
228