Anda di halaman 1dari 13

216

BAB X
PERALATAN PEMBUAT SUDUT (DEFLECTION TOOL) PADA
PEMBORAN BERARAH

10.1. DASAR TEORI


Pemboran berarah adalah seni membelokkan lubang sumur untuk
kemudian diarahkan ke suatu sasaran tertentu di dalam formasi yang tidak terletak
vertikal di bawah mulut sumur. Didalam membor suatu formasi, sebenarnya selalu
diinginkan lubang yang vertikal, karena dengan lubang yang vertikal operasinya
lebih mudah, juga umumnya biayanya lebih murah daripada pemboran berarah.
Jadi pemboran berarah hanya dilakukan karena alasan-alasan dan keadaan yang
khusus saja.
Pemboran berarah dapat dikerjakan dengan peralatan pemboran
konvensional, dimana pipa bor diputar dari permukaan untuk memutar mata bor di
bawah. Kelemahannya, sudut yang dapat dibentuk sangat terbatas. Pemboran
berarah sekarang lebih umum dilakukan dengan memakai motor berpenggerak
lumpur (mud motor) yang akan memutar mata bor dan dipasang di ujung pipa
pemboran. Seluruh pipa pemboran dari permukaan tidak perlu diputar, pipa
pemboran lebih dapat dilengkungkan sehingga lubang sumur dapat lebih
fleksibel untuk diarahkan. Tujuan dari pemboran berarah adalah sebagai berikut:
Meningkatkan laju produksi sumur.
Meningkatkan recovery sumur.
Membuat reservoar yang sudah tidak ekonomis bila dikembangkan dengan
pemboran tegak, menjadi ekonomis kembali bila dikembangkan dengan
pemboran horizontal.
Memperkecil terjadinya water and gas coning.
Beberapa alasan dilakukannya pemboran berarah adalah sebagai berikut:
a. Kondisi Permukaan:
Reservoar berada di bawah kota yang mempunyai bengunan-bangunan
bersejarah, lalu lintas yang ramai ataupun di bawah lingkungan perumahan
yang padat.
Reservoar berada di bawah danau, rawa, atau sungai dimana bila dilakukan
straight hole drilling harus dibuatkan paltform.
217

Reservoar berada di bawah daerah bertebing terjal yang mana apabila


dilkukan pemboran tegak akan mengalami kesulitan.

b. Alasan geologis:
Adanya patahan dimana bila dilakukan pemboran yang melewati zona
patahan tersebut akan terjadi mud loss dan kerugian dikemudian hari
apabila patahan ini aktif.
Adanya kubah garam dimana bila dilakukan pemboran lurus yang
melewati kubah garam ini, maka akan timbul problema lumpur yang
mana lumpur akan melarutkan garam dan dapat menyebabkan caving
yang dapat mengakibatkan runtuhnya formasi.
Sebelum melakukan pemboran berarah, terlebih dahulu ditentukan
kedalaman titik beloknya (kick off point) dimana dari titik tersebut lubang bor
mulai diarahkan dengan sudut kemiringan tertentu menuju target yang telah
ditentukan. Dalam pembelokan lubang ini dapat dilakukan dengan menggunakan
alat-alat sebagai berikut :
a. Badger bit
b. Spud bit
c. Knuckle joint
d. Whipstock
e. Turbo drill
f. Dyna drill

10.1.1. Badger Bit


Prinsip kerja dari alat ini adalah adanya salah satu nozzle pada bit yang
ukurannya lebih besar dari yang lainnya. Hal ini akan mengakibatkan semburan
lumpur yang lebih besar sehingga lubang akan membelok kearah dimana ukuran
nozzle yang lebih besar.

10.1.2. Spud Bit


Alat ini berupa bit tanpa roller, bentuknya seperti baji dan mempunyai
nozzle. Secara umum cara kerja alat ini sama dengan badger bit tapi pada spud bit
juga ditambahkan tumbukan.
218

10.1.3. Knuckle Joint


Merupakan suatu drill string yang diperpanjang dengan sendi peluru,
sehingga memungkinkan putaran bersudut antara drill string dan bitnya.

10.1.4. Whipstock
Adalah alat yang terbuat dari besi tuang yang berbentuk baji dengan
saluran yang melengkung tempat bergeraknya bit.

10.1.5. Bent Sub


Merupakan sub yang pendek yang sedikit bengkok dengan sudut 1-3
derajat. Bila dipasang diatas Downhole Hydarulic Turbin Motor akan
membelokkan lubang sumur.

10.1.6. Dyna Drill


Merupakan down hole mud motor, prinsipnya sama dengan turbo drill.

10.1.7. Turbo Drill


Merupakan down hole mud turbin yang dapat memutar bit tanpa memutar
drill string. Kecepatan putarnya sangat tergantung pada volume lumpur dan
tekanan sirkulasi di permukaan.

10.2. DESKRIPSI ALAT


10.2.1. Nama Alat : Badger Bit
Fungsi : Menghancurkan dan menembus lapisan lapisan
formasi dengan cara memberi beban dan tenaga
putar pada mata bor. Digunakan pada pemboran
berarah.
Mekanisme : Badger bit merupakan bit yang memiliki salah satu
nozzle dengan ukuran yang lebih besar dari yang
219

lain. Pada saat pembelokan lubang, drill string tidak


diputar, sehingga memberikan semburan lumpur
yang tidak merata dan mengakibatkan lubang
membelok kearah ukuran nozzle yang lebih besar
dengan tekanan jet yang lebih keras. Setelah lubang
dibelokkan, barulah diganti dengan bit semula.
Digunakan pada formasi yang lunak.
Gambar :

Gambar 10.1.
Badger Bit
(www.conmed.com)

10.2.2. Nama Alat : Spud Bit


Fungsi : Mengahancurkan dan menembus lapisan formasi
dengan cara memberi beban dan tenaga putar pada
mata bor. Digunakan pada pemboran berarah.
Mekanisme : Spud bit merupakan bit yang berbentuk baji,tanpa
roller dan mempunyai satu nozzle. Dioperasikan
dengan memberikan tekanan yang tinggi pada
lumpur sehingga menimbulkan tenaga jet ditambah
220

dengan tenaga tumbukan. Setelah lubang dibelokkan


sedalam 15-20 meter dari lubang awal, barulah
diganti dengan bit semula. Digunakan pada formasi
yang lunak.
Gambar :

Gambar 10.2.
Spud Bit
(http://patentimages.storage.googleapis.com)

10.2.3. Nama Alat : Knuckle Joint


Fungsi : Memungkinkan bit untuk bergerak kearah yang
baru.
Mekanisme : Knuckle joint merupakan suatu rangkaian drill
string yang diperpanjang dengan sendi peluru, yang
memungkinkan melakukan putaran bersudut antara
drill string dan bitnya. Sudutnya diset dulu
dipermukaan. Alat ini dipasang langsung pada drill
221

pipe tanpa drill collar. Lubang yang dibentuk oleh


alat ini mempunyai diameter yang lebih kecil
sebagai pilot hole, kemudian barulah diganti dengan
reamer untuk memperbesar lubang tersebut.
Gambar :

Gambar 10.3.
Knuckle Joint
(https://www.geoilandgas.com)

10.2.4. Nama Alat : Whipstock


Fungsi : Membelokkan bit dengan salurannya yang
melengkung.
Mekanisme : Pada saat pengoperasian whipstock, whipstock harus
ditempatkan pada dasar yang keras agar tidak ikut
berputar atau melesak kedalam formasi pada saat
drill string diputar. Untuk itu dasar lubang harus
bebas dari cutting dan kalau perlu dipasang landasan
222

semen. Whipstock dilengkapi peralatan jangkar dan


peralatan untuk mengangkatnya dari lubang bila
diinginkan.
Gambar :

Gambar 10.4.
Whipstock
(http://kpkoilservices.com)

10.2.5. Nama Alat : Bent Sub


Fungsi : Membelokkan lubang sumur.
Mekanisme : Merupakan sub yang pendek yang sedikit bengkok
dengan sudut 1-3 drajat. Bila dipasang diatas
Downhole Hydarulic Turbin Motor akan
membelokkan lubang sumur. Bent sub biasanya di
223

pasang pada bagian atas dari turbo drill atau dyna


drill untuk membantu membelokkan arah mata bor.
Gambar :

Gambar 10.5.
Bent Sub
(http://www.yaoutrade.com)

10.2.6. Nama Alat : Dyna Drill.


Fungsi : Memutar bit tanpa harus memutar drill string.
Mekanisme : Dyna drill merupakan down hole mud motor yang
digerakkan oleh tenaga aliran lumpur. Prinsip
kerjanya sama dengan turbo drill. Dengan adanya
224

bent sub pada dyna drill akan menghasilkan


lengkungan yang halus dan kontinu.
Gambar :

Gambar 10.6.
Dyna Drill
(http://www.dyna-drill.com/)

10.2.7. Nama Alat : Turbo Drill


Fungsi : Memutar bit tanpa harus memutar drill string.
Mekanisme : Turbo drill merupakan down hole mud turbin yang
memutar bit tanpa harus memutar drill string.
Kecepatannya bergantung pada volume lumpur dan
225

tekanan sirkulasi mud di permukaan.


Pembelokannya disebabkan adanya bent sub pada
turbo drill.
Gambar :

Gambar 10.7.
Turbo Drill
(http://www.halliburton.com)

10.3. PEMBAHASAN
Pada minggu terakhir Pratikum Peragaan Peralatan Pemboran ini dibahas
tentang Peralatan Pembuat Sudut (Deflection Tool) pada Pemboran Berarah.
Pemboran berarah adalah seni membelokkan lubang sumur untuk kemudian
diarahkan ke suatu sasaran tertentu di dalam formasi yang tidak terletak vertikal di
226

bawah mulut sumur. Maksud dan tujuan dilakukannya pemboran berarah adalah
untuk meningkatkan laju produksi sumur, meningkatkan recovery sumur,
membuat reservoir yang sudah tidak ekonomis bila dikembangkan dengan
pemboran tegak menjadi ekonomis bila dikembangkan dengan pemboran
horizontal, dan yang terakhir adalah memperkecil terjadinya water and gas
coning.
Pemboran berarah pada umumnya dikenal 3 macam pemboran, yaitu:
Shallow deviation type, Deep deviation type dan Return to vertical type.
Pemilihan tipe ini didasarkan pada lokasi koordinat permukaan dan jarak dengan
sasaran. Berdasarkan pertambahan sudut pada lubang, maka pemboran horizontal
dibagi menjadi 4 tipe yaitu Long radius system, Medium radius system, Short
radius system dan Ultra short radius system. Kemudian alat-alat yang digunakan
untuk membelokkan arah pemboran yaitu spud bit, badger bit, knuckle joint,
whipstock, turbo drill, dan dyna drill, dan alat-alat penunjang pada pembentukan
sudut adalah down hole motor, bent sub, non magnetic drill collar, stabilizer dan
peralatan pendukung lainnya.
Pada pemboran berarah, di titik kedalaman tertentu lubang bor diarahkan
ke sasaran yang dikehendaki dengan sudut kemiringan tertentu menggunakan
deflection tools. Sewaktu membelokkan lubang bor dengan alat pembelok, lubang
bor harus selalu ke arah dimana sudut tersebut dapat mencapai sasaran.
Pengarahan ini dapat dilakukan pada titik belok atau setelahnya apabila ternyata
lubang yang dibuat telah menyimpang dari sasaran yang dikehendaki. Setelah
mencapai sudut tertentu maka digunakan bottomhole assembly baik untuk
menambah sudut atau memantapkan sudutnya.
Dalam pemboran berarah dikenal konsep sliding dan rotating. Dimana
prinsip sliding adalah drillstring tidak berputar, hanya mata bor yang berputar.
Sedangkan dalam prinsip rotating seluruh rangkian drill string akan berputar.
Dalam operasi pemboran, kedua konsep ini akan menghasilkan lubangbor yang
berbeda. Dimana pada prinsip sliding cenderung mempertahankan inklinasi sudut
arah pemboran dan pada prinsip rotating memberikan tambahan sudut inklinasi
arah pemboran. Dari dua kombinasi prinsip ini akan didapat hasil pemboran
227

dengan directional arah yang diinginkan seperti s trajectory, buld, hold trajectory,
dan lainnya.

10.4. KESIMPULAN
Dari praktikum ini, dapat disimpulkan bahwa:
1. Tujuan dilakukannya pemboran berarah adalah meningkatkan laju
produksi sumur, meningkatkan recovery sumur, membuat reservoir yang
228

sudah tidak ekonomis menjadi ekonomis kembali, dan memperkecil


terjadinya water and gas coning.
2. Berdasarkan lokasi koordinat permukaan dan jarak dengan sasaran,
pemboran berarah pada umumnya dikenal 3 macam pemboran, yaitu
Shallow deviation type, Deep deviation type dan Return to vertical type.
3. Berdasarkan pertambahan sudut pada lubang, pemboran horizontal dibagi
menjadi 4 tipe yaitu Long radius system, Medium radius system, Short
radius system, dan Ultra short radius system.
4. Alat-alat yang digunakan untuk membelokkan arah pemboran meliputi:
spud bit, badger bit, knuckle joint, whipstock, turbo drill, dyna drill. Alat
penunjang pada pembentukan sudut, antara lain: down hole motor,bent
sub,non magnetic drill collar, stabilizer dan peralatan pendukung
lainnya.
5. Dalam pemboran berarah dikenal konsep sliding dan rotating. Dimana
prinsip sliding adalah drillstring tidak berputar, hanya mata bor yang
berputar. Sedangkan dalam prinsip rotating seluruh rangkian drill string
akan berputar.

Anda mungkin juga menyukai