Disusun Oleh :
Pahat ISO 9
Pahat ini digunakan untuk memperbesar diameter lubang (boring), lubang bertingkat
(step). Pahat ini mempunyai plan angle 920. Dengan holder pahat yang panjang, pahat ini
rawan terhadap getaran dan lentur sehingga kedalaman penyayatan terbatas.
Gambar Iso 9
B. Pengertian Sondir
Tujuan sondir secara umum adalah untuk mengetahui kekuatan tanah tiap kedalaman
dan stratifikasi tanah secara pendekatan. Pada percobaan ini tidak ada contoh tanah yang di
ambil untuk uji labulaturium. Uji ini dilakukan untuk mengetahui elevasi lapisan “keras”
(Hard Layer) dan homogenitas tanah dalam arah lateral. Hasil Cone Penetration Test
disajikan dalam bentuk diagram sondir yang mencatat nilai tahanan konus dan friksi
selubung, kemudian digunakan untuk menghitung daya dukung pondasi yang diletakkan pada
tanah tersebut. Penyondiran ini dilaksanakan hingga mencapai lapisan tanah keras dimana
alat ini dilengkapi dengan Adhesion Jacket Cone type Bagemann yang dapat mengukur nilai
perlawanan konus (cone resistence) dan hambatan lekat (lokal friction) secara langsung
dilapangan.
Pembacaan manometer dilakukan setiap interval 2.00 m. dimana nilai perlawanan
konus telah mencapai 250 kg/cm2 atau telah mencapai jumlah hambatan lekat 2.50 ton
(kapasitas alat). Hasil penyondiran disajikan dalam bentuk diagram sondir yang
memperlihatkan hubungan antara kedalaman sondir dibawah muka tanah dan besarnya nilai
perlawanan konus (qc) serta jumlah hambatan pelekat (tf)
Maksud dan tujuan
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui perlawanan penetrasi konus dan
perlawanan geser tanah. Serta untuk mengetahui kedalaman lapisan tanah keras dan sifat
daya dukung maupun daya lekat setiap kedalaman.
Perlawanan penetrasi konus adalah perlawanan tanah terhadap ujung konus
(perlawanan dari bawah) dengan satuan gaya persatuan luas.
Perlawanan geser tanah adalah perlawanan geser tanah terhadap selubung bikonus
(perlawanan dari samping) dengan satuan gaya persatuan panjang.
Perlatan Sondir
Mesin sondir dengan kapasitas 2 ton.
Seperangakt pipa sondir lengkap dengan batang dalam sesuai dengan kebutuhan,
denagan panjang masing-masing 1m
Manometer 2 buah dengan masing-masing : 0-60 kg/cm2 dan 0-250 kg/cm2
Bikonis (beugemen priction jacket gone )
4 buah jangkar berbentuk spiral dan alat pemutar
Kunci-kunci pipa, alat pembersih, dan minyak hidrolik (kastrol oli, SAE 10)
Keuntungan Penggunaan Alat Sondir
Baik untuk lapisan tanah lempung.
Dapat dengan cepat menentukan lapisan tanah keras.
Dapat memperkirakan pernedaan lapisan tanah.
Mengetahui daya dukung tanah dengan rumus empiris.
Baik digunakan untuk menentukan letak muka air tanah.
4. Pondasi Telapak
Pondasi Telapak apa itu pondasi telapak ?
Pondasi telapak merupakan pondasi yang sering
digunakan untuk bangunan-bangunan yang
bertingkat. Jenis pondasi telapak ini yang
digunakan pada jenis-jenis bangunan yang
sederhana misalnya jenis bangunan yang satu
lantai. Karena jenis pondasi satu lantai bisa
menggunakan jenis pondasi seperti batu kali atau
batu bata.
5. Pondasi Sumuran
Pondasi sumuruan ini merupakan salah satu dari jenis
pondasi yang seriing digunakan untuk jenis bangunan yang
bertingkat. Jenis ini memliki kedalaman dibawah tanah
lebih dari 2 meter. Pondasi sumuran ini dibuat dengan
tehnik menggali tanah yang berbentuk bulat sampai ke
kedalaman tanah yang keras, kemudian diisii dengan
semen beton.
B. Pengertian sloof
Sloof adalah jenis Konstruksi Beton Bertulang yang biasanya dibuat pada bangunan
Rumah atau Gedung, dan posisinya biasanya pada Lantai 1 atau lantai dasar.Inilah sebab nya
kita jarang melihat bentuk sloof saat bangunan sudah "Berdiri" tegak.walau bentuk nya tidak
terlihat tapi fungsinya sangat dibutuhkan dalam suatu bangunan.Seperti dapat kita lihat pada
Gambar dibawah ini.
Sloof ini berfungsi untuk memikul Beban dinding, sehingga dinding tersebut
"BERDIRI" pada beton yang kuat, sehingga tidak terjadi penurunan dan pergerakan yang
bisa mengakibatkan dinding rumah menjadi Retak atau Pecah.
Jadi bisa dikatakan Sloof juga merupakan salah satu aspek penting bagi rumah. inti dari tugas
Sloof adalah mendukung beban dinding rumah tersebut. Bila dikategorikan Sloof adalah
termasuk Pondasi Menerus.
Sloof adalah jenis Konstruksi Beton Bertulang yang sengaja didisain khusus Luas
Penampang dan Jumlah Pembesiannya, disesuaikan dengan kebutuhan Beban yang akan
dipikul oleh Sloof tersebut nantinya.
Untuk menetukan Luas Penampang atau ukuran Sloof ini, dibutuhkan Perhitungan
Teknis yang Tepat agar Sloof tersebut nanti benar-benar Mampu untuk memikul Beban
Dinding Bata diatasnya nanti.
Untuk lebih aman nya sebaiknya kita menggunakan jasa Konsultan untuk menghitung
dan mendisain Dimensi Sloof ini.di Karenakan fungsinya yang sangat penting harus sangat
hati-hati dalam pengerjaan nya dan jangan sampai salah dalam perhitungan komposisi bahan
baku nya sebab akan berakibat fatal pada suatu bangunan.
berikut ini akan dibahas juga beberapa macam sloofyang biasa di pakai oleh
masyarakat Indonesia sebagai berikut :
1. Konstruksi Sloof dari beton bertulang, konstruksi sloof ini bisa digunakan di atas
pondasi batu kali apabila pondasi tersebut dimaksudkan untuk rumah atau gedung
(bangunan) tidak bertingkat dengan perlengkapan kolom praktis pada jarak dinding
kurang lebih 3 m. Untuk ukuran lebar / tinggi sloof beton bertulang adalah > 15/20 cm.
Konstruksi sloof dari beton bertulang juga bisa dimanfaatkan sebagai balok pengikat
pada pondasi tiang.
2. Konstruksi Sloof dari batu bata, rolag dibuat dari susunan batu bata yang di pasang
dengan cara melintang dan diikat dengan adukan pasangan (1 bagian portland semen : 4
bagian pasir). Konstruksi rolag ini tidak memenuhi syarat untuk membagi beban.
3. Konstruksi Sloof dari kayu, konstruksi rumah panggung dengan pondasi tiang kayu
(misalnya di atas pondasi setempat), sloof dapat dibentuk sebagai balok pengapit. Jika
sloof dari kayu ini terletak di atas pondasi lajur dari batu atau beton, maka dipilih balok
tunggal.
C. Pengertian kolom
Pengertian Kolom
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari
balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari
suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat
menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total
collapse) seluruh struktur (Sudarmoko, 1996).
SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur bangunan
yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak
ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil.
Jenis-Jenis Kolom
Menurut Wang (1986) dan Ferguson (1986) jenis-jenis kolom ada tiga, yaitu :
1. Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral. Kolom ini merupakan kolom beton
yang ditulangi dengan batang tulangan pokok memanjang, yang pada jarak spasi
tertentu diikat dengan pengikat sengkang ke arah lateral. Tulangan ini berfungsi untuk
memegang tulangan pokok memanjang agar tetap kokoh pada tempatnya.
2. Kolom menggunakan pengikat spiral. Bentuknya sama dengan yang pertama hanya
saja sebagai pengikat tulangan pokok memanjang adalah tulangan spiral yang
dililitkan keliling membentuk heliks menerus di sepanjang kolom. Fungsi dari
tulangan spiral adalah memberi kemampuan kolom untuk menyerap deformasi cukup
besar sebelum runtuh, sehingga mampu mencegah terjadinya kehancuran seluruh
struktur sebelum proses redistribusi momen dan tegangan terwujud.
3. Struktur kolom komposit, merupakan komponen struktur tekan yang diperkuat pada
arah memanjang dengan gelagar baja profil atau pipa, dengan atau tanpa diberi batang
tulangan pokok memanjang.
Fungsi Kolom
Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Bila
diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah bangunan
berdiri. Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain
seperti beban hidup (manusia dan barang-barang), serta beban hembusan angin.
Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah roboh. Beban sebuah
bangunan dimulai dari atap. Beban atap akan meneruskan beban yang diterimanya ke kolom.
Seluruh beban yang diterima kolom didistribusikan ke permukaan tanah di bawahnya.
Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan gabungan
antara material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah material yang tahan
tarikan,sedangkan beton adalah material yang tahan tekanan. Gabungan kedua material ini
dalam struktur beton memungkinkan kolom atau bagian struktural lain seperti sloof dan balok
bisa menahan gaya tekan dan gaya tarik pada bangunan.
D. Pengertian dinding
Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang membatasi satu ruangan
dengan ruangan lainya.
Adapula pengertian dari banyak orang Dinding adalah Suatau struktur padat yang
membatasi dan kadang melindungi suatu area. Umumnya, dinding membatasi suatu bangunan
dan menyokong struktur lainya, membatasi suatu ruang dalam bangunan menjadi ruangan-
ruangan, melindungi atau membatasi suatu ruang terbuka.
Tiga jenis dinding struktur adalah:
1. Dinding Bangunan
2. Dinding Pembatas (boundary),
3. Dinding Penahan (retaining).
Pasangan dinding adalah terbuat dari batu bata atau bahan lainya seperti batako dan juga
bahan-bahan lainya. Bahan yang dibuat dinding tersebut disusun vertikal dan horizontal.
Dinding bangunan memiliki fungsi utama, yaitu:
Menyokong Atap
Langit - langit
Membagi Ruanagn
Melindungi terhadap instrusi dan cuaca
Penahan cahaya, angin, hujan, suara, dan lain-lain yang bersumber dari alam
Sebagai fungsi artistik tertentu
Jenis - Jenis Dinding
Jika dilihat dari fungsinya maka balok adalah bagian dari struktural sebuah bangunan
yang kaku dan dirancang untuk menanggung dan mentransfer beban menuju elemen-elemen
kolom penopang yang memiliki fungsi sebagai rangka penguat horizontal bangunan akan
beban-beban.
Hingga perkembangan teknologi konstruks saat ini, telah dikembangkan beberapa jenis balok sesuai
dengan fungsi dan posisinya pada bangunan. Berikut ini adalah jenis-jenis balok :
1. Balok sederhana
3. Balok teritisan
Balok teristisan adalah balok sederhana yang memanjang melewati salah satu kolom
tumpuannya.
5. Bentangan tersuspensi
Bentangan tersuspensi adalah balok sederhana yang ditopang oleh teristisan dari dua
bentang dengan konstruksi sambungan pin pada momen nol.
6. Balok Menerus atau kontinu
Plat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung, merupakan lantai
tingkat pembatas antara tingkat yang satu dengan tingkat yang lain. Plat lantai didukung oleh
balok-balok yang bertumpu pada kolom-kolom bangunan. Ketebalan plat lantai ditentukan
oleh :
Besar lendutan yang diinginkan
Lebar bentangan atau jarak antara balok-balok pendukung
Bahan konstruksi dan plat lantai
Plat lantai harus direncanakan: kaku, rata, lurus dan waterpas (mempunyai ketinggian
yang sama dan tidak miring), agar terasa mantap dan enak untuk berpijak kaki. Ketebalan plat
lantai ditentukan oleh : beban yang harus didukung, besar lendutan yang diijinkan, lebar
bentangan atau jarak antara balok-balok pendukung, bahan konstruksi dari plat lantai.
Pada plat lantai hanya diperhitungkan adanya beban tetap saja (penghuni, perabotan, berat
lapis tegel, berat sendiri plat) yang bekerja secara tetap dalam waktu lama. Sedang beban tak
terduga seperti gempa, angin, getaran, tidak diperhitungkan.
Fungsi Plat Lantai
Fungsi plat lantai adalah sebagai berikut
1. Sebagai pemisah ruang bawah dan ruang atas
2. Sebagai tempat berpijak penghuni di lantai atas
3. Untuk menempatkan kabel listrik dan lampu pada ruang bawah
4. Meredam suara dari ruang atas maupun dari ruang bawah
5. Menambah kekakuan bangunan pada arah horizontal
Atap adalah bagian dari suatu bangunan yang berfungsi sebagai penutup seluruh
ruangan yang ada di bawahnya terhadap pengaruh panas, debu, hujan, angin atau untuk
keperluan perlindungan.
Bentuk atap berpengaruh terhadap keindahan suatu bangunan dan pemilihan tipe atap
hendaknya disesuaikan dengan iklim setempat, tampak yang dikehendaki oleh arsitek, biaya
yang tersedia, dan material yang mudah didapat.
Konstruksi rangka atap yang digunakan adalah rangka atap kuda-kuda. Rangka atap
atau kuda–kuda adalah suatu susunan rangka batang yang berfungsi untuk mendukung beban
atap termasuk juga berat sendiri dan sekaligus memberikan bentuk pada atap. Pada dasarnya
konstruksia kuda–kuda terdiri dari rangkaian batang yang membentuk segitiga. Dengan
mempertimbangkan berat atap serta bahan penutup atap, maka konstruksi kuda–kuda akan
berbeda satu sama lain. Setiap susunan rangka batang haruslah merupakan satu kesatuan
bentuk yang kokoh yang nantinya mampu memikul beban yang bekerja padanya tanpa
mengalami perubahan.
Bentuk Atap
Bentuk atau model konstruksi atap bermacam – macam sesuai dengan peradaban dan
perkembangan teknologi serta sesuai dengan segi arsitekturnya. Bentuk atap yang banyak
terdapat adalah :
1. Atap Datar
2. Atap Sandar
3. Atap Pelana
4. Atap Tenda
Gambar : AtapTenda
Model atap tenda dipasang pada bangunan yang panjangnya sama dengan
lebarnya, sehingga kemiringan bidang atap sama. Bentuk atap tenda terdiri dari empat
bidang atap yang bertemu disatu titik puncak, pertemuan bidang atap yang miring
adalah dibubungan miring yang disebut jurai.
Gambar : AtapPerisai
Atap berbentuk limas terdiri dari empat bidang atap, dua bidang bertemu pada
satu garis bubungan jurai dan dua bidang bertemu pada garis bubungan atas atau pada
nook. Jika dilhat terdapat dua bidang berbentuk trapesium dan dua dua bidang
berbentuk segitiga.
Bentuk atap ini penyempurnaan dari bentuk atap pelana, yang terdiri atas dua
bidang atap miring yang berbentuk trapezium. Dua bidang atapnya berbentuk segi tiga
dengan kemiringan yang biasanya sama.
7. Atap Mansard
8. Atap Menara
Gambar : AtapMenara
Bentuk atap menara sama dengan atap tenda, bedanya atap menara puncaknya
lebih tinggi sehingga kelihatan lebih lancip. Atap ini banyak kita jumpai pada
bangunan – bangunan gereja, atap menara masjid dan lain – lain.
9. Atap Piramida