Anda di halaman 1dari 27

TUGAS STRUKTUR DAN KONTRUKSI BANGUNAN IV

Disusun Oleh :

Nama : BISMA OKTAVIANSYAH (142016007)

Dosen Pembimbing : RIDUAN, S.T., M.T.

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
2018
PENGERTIAN BORING DAN SONDIR
A. Pengertian Boring
Boring adalah proses pembesaran lubang yang telah ada menggunakan alat khusus
berupa pahat ISO 8 ataupun pahat ISO 9.

Gambar Pahat Iso 8 dan Iso 9

Pengeboran di mesin bubut diameter lubang yang dapat dihasilkan sangat


terbatas.Pada mesin mesin bubut standar ,maksimal diameter lubang adalah 36mm.Maka
untuk memperoleh diameter yang lebih besar harus dilakukan pembubutan dalam dengan
menggunakan pahat bubut dalam.
Selain itu pembubutan dalam dilakukan apabila diinginkan kehalusan serta ukuran
yang teliti dimana apabila menggunakan twist drill/bor tidak dapat diperoleh hasil yang
sesuai.
Pada mesin ini alat potong yang digunakan berupa single point tool (mata potong
satu) yang terbuat dari HSS atau bisa juga Carbide , Ceramic bahkan dari intan. Penggunaan
alat potong ini bergantung dari jenis bahan yang akan diproses ,juga pada fungsinya.

 Macam-Macam Proses Boring :


Pembubutan dalam dengan pahat dibagi menjadi dua macam, yaitu : pembubutan
dalam tembus dan pembubutan dalam tidak tembus.
1. Pembubutan Dalam Tembus
Sebelum membahas proses pembubutan dalam ,ha penting yang akan dibicarakan
dahulu adalah alat potong.Dalam hal ini adalah alat potong bubut dalam.Untuk membuat
lubang tembus, pahat yang sering digunakan adalah pahat bubut dalam tembus atau pahat
ISO 8.
Sebelum diproses dengan pahat ada proses awal yang disebut proses drilling.Dengan
proses drilling ini ,maka proses pembuatan lubang dengan pahat sangat terbantu
pelaksanaanya.Proses pembubutan dalam menggunakan pahat (boring) dilaksanakan kalau
lubang yang dibuat harus presisi dan halus permukaanya.oleh sebab itu hal hal yang perlu
diperhatikan pada saat memakai pahat adalah :
 Pemasangan pahat tidak boleh terlalu panjang (over hang)
Diameter tangkai pahat harus sesuai dengan diameter lubang yang akan dibuat
,bahkan lebih kecil.
 Proses drilling dan boring harus satu settingan.
Adakalanya pembubutan harus dilakukan untuk mengawali proses penggerindaan
dalam .Karena dengan memakai pahat kelebihan ukuran dapat seminimal mungkin.

2. Pembubutan Dalam Tidak Tembus


Proses yang dilakukan dalam pembubutan dalam tidak tembus sama dengan proses
pembubutan dalam tembus.Perbedaanya adalah adanya ukuran panjang diameter dalam atau
lubang yang harus dipenuhi.Mula mula benda kerja dibor dengan kedalaman tertentu namun
belum sedalam ukuran yang diminta.
Setelah proses pengeboran baru kemudian lubang dikerjakan dengan pahat hingga
mencapai ukuran diameter dan kedalaman yang diinginkan.
Hal penting yang perlu diperhatikan adalah adalah pemilihan alat potong.Untuk
proses pembubutan dalam tidak tembus pahat yang dipakai adalah jenis ISO 9.

 Pahat yang Digunakan Dalam Proses Boring


Pahat yang digunakan dalam proses pembubutan dalam (boring) :
1. Pahat bubut standar ISO
Pahat bubut yang dibuat sesuai standar yang telah dibakukan dengan mata pahat
terbuat dari carbide (hard metal) ,dipasang pada holder yang terbuat dari baja. Pahat ini dapat
bekerja dengan Cs yang tinggi.
 Pahat ISO 8
Pahat ini digunakan untuk memperbesar lubang (boring) yang telah ada sampai
tembus. Pahat ini mempunyai plan angle 750. Dengan holder pahat yang panjang, pahat ini
rawan terhadap getaran sehingga kedalaman penyayatan terbatas.
Gambar Iso 8

 Pahat ISO 9
Pahat ini digunakan untuk memperbesar diameter lubang (boring), lubang bertingkat
(step). Pahat ini mempunyai plan angle 920. Dengan holder pahat yang panjang, pahat ini
rawan terhadap getaran dan lentur sehingga kedalaman penyayatan terbatas.

Gambar Iso 9
B. Pengertian Sondir
Tujuan sondir secara umum adalah untuk mengetahui kekuatan tanah tiap kedalaman
dan stratifikasi tanah secara pendekatan. Pada percobaan ini tidak ada contoh tanah yang di
ambil untuk uji labulaturium. Uji ini dilakukan untuk mengetahui elevasi lapisan “keras”
(Hard Layer) dan homogenitas tanah dalam arah lateral. Hasil Cone Penetration Test
disajikan dalam bentuk diagram sondir yang mencatat nilai tahanan konus dan friksi
selubung, kemudian digunakan untuk menghitung daya dukung pondasi yang diletakkan pada
tanah tersebut. Penyondiran ini dilaksanakan hingga mencapai lapisan tanah keras dimana
alat ini dilengkapi dengan Adhesion Jacket Cone type Bagemann yang dapat mengukur nilai
perlawanan konus (cone resistence) dan hambatan lekat (lokal friction) secara langsung
dilapangan.
Pembacaan manometer dilakukan setiap interval 2.00 m. dimana nilai perlawanan
konus telah mencapai 250 kg/cm2 atau telah mencapai jumlah hambatan lekat 2.50 ton
(kapasitas alat). Hasil penyondiran disajikan dalam bentuk diagram sondir yang
memperlihatkan hubungan antara kedalaman sondir dibawah muka tanah dan besarnya nilai
perlawanan konus (qc) serta jumlah hambatan pelekat (tf)
Maksud dan tujuan
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui perlawanan penetrasi konus dan
perlawanan geser tanah. Serta untuk mengetahui kedalaman lapisan tanah keras dan sifat
daya dukung maupun daya lekat setiap kedalaman.
 Perlawanan penetrasi konus adalah perlawanan tanah terhadap ujung konus
(perlawanan dari bawah) dengan satuan gaya persatuan luas.
 Perlawanan geser tanah adalah perlawanan geser tanah terhadap selubung bikonus
(perlawanan dari samping) dengan satuan gaya persatuan panjang.

 Perlatan Sondir
 Mesin sondir dengan kapasitas 2 ton.
 Seperangakt pipa sondir lengkap dengan batang dalam sesuai dengan kebutuhan,
denagan panjang masing-masing 1m
 Manometer 2 buah dengan masing-masing : 0-60 kg/cm2 dan 0-250 kg/cm2
 Bikonis (beugemen priction jacket gone )
 4 buah jangkar berbentuk spiral dan alat pemutar
 Kunci-kunci pipa, alat pembersih, dan minyak hidrolik (kastrol oli, SAE 10)
 Keuntungan Penggunaan Alat Sondir
 Baik untuk lapisan tanah lempung.
 Dapat dengan cepat menentukan lapisan tanah keras.
 Dapat memperkirakan pernedaan lapisan tanah.
 Mengetahui daya dukung tanah dengan rumus empiris.
 Baik digunakan untuk menentukan letak muka air tanah.

 Fungsi Uji Sondir


Uji Sondir dapat digunakan untuk mengetahui profil tanah, kepadatan relatif (untuk pasir),
kuat geser tanah, kekakuan tanah, permeabilitas tanah atau koefisien konsolidasi, kuat geser
selimut tiang, dan kapasitas daya dukung tanah. Uji Sondir lebih dari sekedar syarat
pengurusan IMB (Ijin Mendirikan Bangunan) saja, tapi lebih dari itu, Uji Sondir adalah alat
keselamatan Anda dan bangunan Anda.
STRUKTUR DAN KONTRUKSI PADA BANGUNAN

A. Pengertian Pondasi dan Jenis-jenis Pondasi


Pengertian Pondasi yang dimaksud disini adalah suatu jenis kontruksi yang menjadi
dasar dan pondasi ini berfungsi sebagai penopang bangunan yang ada di atasnya dan ini
bertujuan untuk diteruskan secara bertahap dan merata ke lapisan tanah. Namun terdapat juga
pengertian pondasi yang lain yang mengatakan bahwa pondasi adalah kontruksi yang telah
diperhitungkan sebaik mungkin sehingga hal ini dapat menjamin keseimbangan dan
kestabilan bangunan terhadap berat yang akan dibebankan pada pondasi tersebut. Setelah kita
mengetahui pengertian dari pondasi tersebut, mari kita lihat Jenis-jenis Pondasi yang perlu
diketahui. Mengapa hal ini begitu penting bagi Anda ? Mungkin Anda adalah seorang
developer yang ingin membangun rumah atau ruko di tanah yang telah Anda beli sebagai
contoh tanah kavling tentu jenis-jenis pondasi tersebut perlu Anda ketahui. Hal ini pastinya
perlu menjadi pengetahuan Anda jika Anda memiliki tanah yang ingin Anda jual.
Jenis-jenis Pondasi

1. Pondasi Tiang Pancang

Pondasi tiang pancang memiliki pengertian seperti biasanya dipergunakan


untuk jenis-jenis tanah yang lembek, tanah yang berawa dengan jenis kondisi daya
dukung tanah yang kecil. Jika Anda menjual tanah yang lembek maka konsumen
harus diberi edukasi terhadap tanah tersebut. Mungkin Anda bisa merekomendasi
website ini untuk menjadi bahan pengetahuan bagi konsumen Anda. Sehingga jenis
ponasi tiang pancang merupakan suatu jenis kontruksi pondasi yang memiliki
kekuatan untuk menahan gaya orthogonal ke sumbu tiang dengan jalan lenturan yang
menyerap.

2. Pondasi Batu Kali


Pondasi tiang batu kali merupakan jenis
pondasi yang digunakan untuk jenis-jenis
bangunan yang sederhana, biasanya jenis
pondasi ini digunakan untuk jenis bangunan
yang berlantai satu, dimana tanah tersebut
merupakan jenis kondisi yang keras yang
terletak sangat dekat ditambah lagi tanah
tersebut susah digali karena kondisinya
berbatuan.

3. Pondasi Batu Bata


Jenis Pondasi Batu Bata ini memiliki
persamaan dengan jenis pondasi batu kali, dimana
pondasi ini biasanya digunakan untuk jenis-jenis
bangunan berlantai satu, dimana tanah yang
menggunakan jenis pondasi ini adalah jenis tanah
yang keras. Untuk melihat contoh jenis pondasi
ini bisa dilihat gambar di disamping.

4. Pondasi Telapak
Pondasi Telapak apa itu pondasi telapak ?
Pondasi telapak merupakan pondasi yang sering
digunakan untuk bangunan-bangunan yang
bertingkat. Jenis pondasi telapak ini yang
digunakan pada jenis-jenis bangunan yang
sederhana misalnya jenis bangunan yang satu
lantai. Karena jenis pondasi satu lantai bisa
menggunakan jenis pondasi seperti batu kali atau
batu bata.
5. Pondasi Sumuran
Pondasi sumuruan ini merupakan salah satu dari jenis
pondasi yang seriing digunakan untuk jenis bangunan yang
bertingkat. Jenis ini memliki kedalaman dibawah tanah
lebih dari 2 meter. Pondasi sumuran ini dibuat dengan
tehnik menggali tanah yang berbentuk bulat sampai ke
kedalaman tanah yang keras, kemudian diisii dengan
semen beton.

B. Pengertian sloof
Sloof adalah jenis Konstruksi Beton Bertulang yang biasanya dibuat pada bangunan
Rumah atau Gedung, dan posisinya biasanya pada Lantai 1 atau lantai dasar.Inilah sebab nya
kita jarang melihat bentuk sloof saat bangunan sudah "Berdiri" tegak.walau bentuk nya tidak
terlihat tapi fungsinya sangat dibutuhkan dalam suatu bangunan.Seperti dapat kita lihat pada
Gambar dibawah ini.
Sloof ini berfungsi untuk memikul Beban dinding, sehingga dinding tersebut
"BERDIRI" pada beton yang kuat, sehingga tidak terjadi penurunan dan pergerakan yang
bisa mengakibatkan dinding rumah menjadi Retak atau Pecah.
Jadi bisa dikatakan Sloof juga merupakan salah satu aspek penting bagi rumah. inti dari tugas
Sloof adalah mendukung beban dinding rumah tersebut. Bila dikategorikan Sloof adalah
termasuk Pondasi Menerus.

Sloof adalah jenis Konstruksi Beton Bertulang yang sengaja didisain khusus Luas
Penampang dan Jumlah Pembesiannya, disesuaikan dengan kebutuhan Beban yang akan
dipikul oleh Sloof tersebut nantinya.
Untuk menetukan Luas Penampang atau ukuran Sloof ini, dibutuhkan Perhitungan
Teknis yang Tepat agar Sloof tersebut nanti benar-benar Mampu untuk memikul Beban
Dinding Bata diatasnya nanti.
Untuk lebih aman nya sebaiknya kita menggunakan jasa Konsultan untuk menghitung
dan mendisain Dimensi Sloof ini.di Karenakan fungsinya yang sangat penting harus sangat
hati-hati dalam pengerjaan nya dan jangan sampai salah dalam perhitungan komposisi bahan
baku nya sebab akan berakibat fatal pada suatu bangunan.
berikut ini akan dibahas juga beberapa macam sloofyang biasa di pakai oleh
masyarakat Indonesia sebagai berikut :
1. Konstruksi Sloof dari beton bertulang, konstruksi sloof ini bisa digunakan di atas
pondasi batu kali apabila pondasi tersebut dimaksudkan untuk rumah atau gedung
(bangunan) tidak bertingkat dengan perlengkapan kolom praktis pada jarak dinding
kurang lebih 3 m. Untuk ukuran lebar / tinggi sloof beton bertulang adalah > 15/20 cm.
Konstruksi sloof dari beton bertulang juga bisa dimanfaatkan sebagai balok pengikat
pada pondasi tiang.
2. Konstruksi Sloof dari batu bata, rolag dibuat dari susunan batu bata yang di pasang
dengan cara melintang dan diikat dengan adukan pasangan (1 bagian portland semen : 4
bagian pasir). Konstruksi rolag ini tidak memenuhi syarat untuk membagi beban.
3. Konstruksi Sloof dari kayu, konstruksi rumah panggung dengan pondasi tiang kayu
(misalnya di atas pondasi setempat), sloof dapat dibentuk sebagai balok pengapit. Jika
sloof dari kayu ini terletak di atas pondasi lajur dari batu atau beton, maka dipilih balok
tunggal.

C. Pengertian kolom

 Pengertian Kolom
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari
balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari
suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat
menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total
collapse) seluruh struktur (Sudarmoko, 1996).
SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur bangunan
yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak
ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil.
 Jenis-Jenis Kolom
Menurut Wang (1986) dan Ferguson (1986) jenis-jenis kolom ada tiga, yaitu :

1. Kolom ikat (tie column).


2. Kolom spiral (spiral column).
3. Kolom komposit (composite column).
Dalam buku struktur beton bertulang (Istimawan Dipohusodo, 1994), ada tiga jenis
kolom beton bertulang yaitu :

1. Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral. Kolom ini merupakan kolom beton
yang ditulangi dengan batang tulangan pokok memanjang, yang pada jarak spasi
tertentu diikat dengan pengikat sengkang ke arah lateral. Tulangan ini berfungsi untuk
memegang tulangan pokok memanjang agar tetap kokoh pada tempatnya.
2. Kolom menggunakan pengikat spiral. Bentuknya sama dengan yang pertama hanya
saja sebagai pengikat tulangan pokok memanjang adalah tulangan spiral yang
dililitkan keliling membentuk heliks menerus di sepanjang kolom. Fungsi dari
tulangan spiral adalah memberi kemampuan kolom untuk menyerap deformasi cukup
besar sebelum runtuh, sehingga mampu mencegah terjadinya kehancuran seluruh
struktur sebelum proses redistribusi momen dan tegangan terwujud.
3. Struktur kolom komposit, merupakan komponen struktur tekan yang diperkuat pada
arah memanjang dengan gelagar baja profil atau pipa, dengan atau tanpa diberi batang
tulangan pokok memanjang.

 Fungsi Kolom
Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Bila
diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah bangunan
berdiri. Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain
seperti beban hidup (manusia dan barang-barang), serta beban hembusan angin.
Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah roboh. Beban sebuah
bangunan dimulai dari atap. Beban atap akan meneruskan beban yang diterimanya ke kolom.
Seluruh beban yang diterima kolom didistribusikan ke permukaan tanah di bawahnya.
Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan gabungan
antara material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah material yang tahan
tarikan,sedangkan beton adalah material yang tahan tekanan. Gabungan kedua material ini
dalam struktur beton memungkinkan kolom atau bagian struktural lain seperti sloof dan balok
bisa menahan gaya tekan dan gaya tarik pada bangunan.
D. Pengertian dinding
Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang membatasi satu ruangan
dengan ruangan lainya.

Adapula pengertian dari banyak orang Dinding adalah Suatau struktur padat yang
membatasi dan kadang melindungi suatu area. Umumnya, dinding membatasi suatu bangunan
dan menyokong struktur lainya, membatasi suatu ruang dalam bangunan menjadi ruangan-
ruangan, melindungi atau membatasi suatu ruang terbuka.
Tiga jenis dinding struktur adalah:
1. Dinding Bangunan
2. Dinding Pembatas (boundary),
3. Dinding Penahan (retaining).
Pasangan dinding adalah terbuat dari batu bata atau bahan lainya seperti batako dan juga
bahan-bahan lainya. Bahan yang dibuat dinding tersebut disusun vertikal dan horizontal.
Dinding bangunan memiliki fungsi utama, yaitu:
 Menyokong Atap
 Langit - langit
 Membagi Ruanagn
 Melindungi terhadap instrusi dan cuaca
 Penahan cahaya, angin, hujan, suara, dan lain-lain yang bersumber dari alam
 Sebagai fungsi artistik tertentu
Jenis - Jenis Dinding

1. Dindig Partisi atau Penyekat


Dinding penyekat adalah batas vertikal yang ada di dalam ruangan (interior),
Bahan - bahan yang digunakan untuk dinding partisi ini diantaranya seperti gypsum,
papan kalsium, triplek, kaca Dll.
2. Dinding Pembatas
Dinding Pembatas ini biasanya untuk ruangan yang pribadi secara keluarga
pun juga bisa di buat seperti Milik A dan milik si B
3. Dinding Penahan
Digunakan pada tanah yang berkontur dan dibutuhkan struktur tambahan
untuk menahan tekanan tanah.
4. Dinding Struktural
Sebagai Struktural Bangunan (Bearung Wall). Dinding ini berperan untuk
menopang atap dan sama sekali tidak menggunakan cor beton untuk kolom (besi
beton).
Bahan dinidng Struktur yang biasa digunkan pada suatu bangunan adalah Batu Bata
(Pada Zaman Dahulu). Konstruksinya 100% mengandalkan pasangan batu bata dan
semen.
5. Dinding NonStruktural
Dinding Nonstruktural adalah Dinding yang tidak menopang baban, hanya
sebagai pembatas, apabila dinding dirobohkan maka bangunan tetap berdiri. Beberapa
material dinding nonstruktural diantaranya seperti batu bata, batako bata ringan, kayu,
kaca Dll.
E. Pengertian balok
Balok bangunan merupakan struktur melintang yang menopang beban horizontal.
Balok dalam bangunan sangat penting untuk menjaga stabilitas terhadap gaya kesamping.
Artikel berikut ini akan membahas mengenai Pengertian Balok dalam Bangunan dan
Jenisnya.

Balok pada Bangunan

Jika dilihat dari fungsinya maka balok adalah bagian dari struktural sebuah bangunan
yang kaku dan dirancang untuk menanggung dan mentransfer beban menuju elemen-elemen
kolom penopang yang memiliki fungsi sebagai rangka penguat horizontal bangunan akan
beban-beban.
Hingga perkembangan teknologi konstruks saat ini, telah dikembangkan beberapa jenis balok sesuai
dengan fungsi dan posisinya pada bangunan. Berikut ini adalah jenis-jenis balok :

1. Balok sederhana

Perhitungan beban balok sederhana


Balok sederhana bertumpu pada kolom diujung-ujungnya, dengan satu ujung bebas
berotasi dan tidak memiliki momen tahan. Seperti struktur statis lainnya, nilai dari semua
reaksi,pergeseran dan momen untuk balok sederhana adalah tidak tergantung bentuk
penampang dan materialnya.
2. Kantilever

Perhitungan beban balok kantilever


Kantilever adalah balok yang diproyeksikan atau struktur kaku lainnya didukung
hanya pada satu ujung tetap. Kantilever menanggung beban di ujung yang tidak disangga.

3. Balok teritisan

Balok teristisan adalah balok sederhana yang memanjang melewati salah satu kolom
tumpuannya.

4. Balok dengan ujung-ujung tetap

Balok dengan ujung tetap


Balok dengan ujung-ujung tetap ( dikaitkan kuat ) dibuat untuk menahan translasi dan
rotasi. Ujung-ujung dari balok ini dikunci sedemikian kuat sehingga tidak bergerak ataupun
bertotasi karena momen.

5. Bentangan tersuspensi

Bentangan tersuspensi adalah balok sederhana yang ditopang oleh teristisan dari dua
bentang dengan konstruksi sambungan pin pada momen nol.
6. Balok Menerus atau kontinu

Balok menerus atau kontinyu


Balok Menerus memanjang secara menerus melewati lebih dari dua kolom tumpuan
untuk menghasilkan kekakuan yang lebih besar dan momen yang lebih kecil dari serangkaian
balok tidak menerus dengan panjang dan beban yang sama.

F. Pengertisn plat lantai

Plat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung, merupakan lantai
tingkat pembatas antara tingkat yang satu dengan tingkat yang lain. Plat lantai didukung oleh
balok-balok yang bertumpu pada kolom-kolom bangunan. Ketebalan plat lantai ditentukan
oleh :
 Besar lendutan yang diinginkan
 Lebar bentangan atau jarak antara balok-balok pendukung
 Bahan konstruksi dan plat lantai
Plat lantai harus direncanakan: kaku, rata, lurus dan waterpas (mempunyai ketinggian
yang sama dan tidak miring), agar terasa mantap dan enak untuk berpijak kaki. Ketebalan plat
lantai ditentukan oleh : beban yang harus didukung, besar lendutan yang diijinkan, lebar
bentangan atau jarak antara balok-balok pendukung, bahan konstruksi dari plat lantai.
Pada plat lantai hanya diperhitungkan adanya beban tetap saja (penghuni, perabotan, berat
lapis tegel, berat sendiri plat) yang bekerja secara tetap dalam waktu lama. Sedang beban tak
terduga seperti gempa, angin, getaran, tidak diperhitungkan.
 Fungsi Plat Lantai
Fungsi plat lantai adalah sebagai berikut
1. Sebagai pemisah ruang bawah dan ruang atas
2. Sebagai tempat berpijak penghuni di lantai atas
3. Untuk menempatkan kabel listrik dan lampu pada ruang bawah
4. Meredam suara dari ruang atas maupun dari ruang bawah
5. Menambah kekakuan bangunan pada arah horizontal

 Konstruksi Plat Lantai Berdasarkan Materialnya


Konstruksi untuk plat lantai dapat dibuat dari kayu, beton, baja dan yumen (kayu
semen).
1) Plat Lantai Kayu
Plat lantai kayu umumnya dibuat dari rangkaian papan kayu yang disatukan menjadi
kesatuan yang kuat, sehingga membentuk bidang injak yang luas.
Ukuran umum
a) Lebar papan : 20-30cm
b) Tebal papan : 2-3cm
c) Jarak balok-balok pendukung : 60-80cm
d) Ukuran balok : 8/12, 8/14, 10/14
e) Bentangan : 3-3,5 m
Balok-balok kayu ini dapat diletakkan diatas pasangan bata 1 batu atau ditopang oleh balok
beton.
 Keuntungan plat lantai kayu:
 Harganya relatif murah, berarti biaya bangunan rendah
 Mudah dikerjakan, berarti pekerjaan lebih cepat selesai
 Beratnya ringan, berarti menghemat ukuran pondasi

 Kerugian plat lantai kayu:


 Hanya boleh untuk konstruksi bangunan sederhana dengan beban ringan
 Bukan peredam suara yang baik, suara gaduh atau hentakan kaki dari penghuni atas
dapat mengganggu penghuni di lantai bawahnya
 Sifat bahan rembes air, jadi tidak dapat dibuat km/wc di lantai atas
 Mudah terbakar, jadi tidak boleh membuat dapur diatasnya
 Dapat dimakan bubuk/serangga, berarti keawetan bahan terbatas
 Mudah rusak oleh pengaruh cuaca yang berubah-rubah (panas dan hujan), jadi hanya
cocok untuk bangunan yang terlindung

2) Plat Lantai Beton


Plat lantai beton bertulang umumnya dicor ditempat, bersama-sama balok penumpu
dan kolom pendukungnya. Dengan demikian akan diperoleh hubungan yang kuat yang
menjadi satu kesatuan, hubungan ini disebut jepit-jepit. Pada plat lantai beton dipasang
tulangan baja pada kedua arah, tulangan silang, untuk menahan momen tarik dan lenturan.
Untuk mendapatkan hubungan jepit-jepit, tulangan plat lantai harus dikaitkan kuat pada
tulangan balok penumpu.
Perencanaan dan hitungan plat lantai dari beton bertulang harus mengikuti persyaratan yang
tercantum dalam buku SNI Beton 1991.
Beberapa persyaratan tersebut antara lain :
 Plat lantai harus mempunyai tebal sekurang-kurangnya 12cm, sedang untuk plat atap
sekurang-kurangnya 7cm;
 Harus diberi tulangan silang dengan diameter minimum 8mm dari baja lunak atau
baja sedang;
 Pada plat lantai yang tebalnya lebih dari 25cm harus dipasang tulangan rangkap atas
bawah;
 Jarak tulangan pokok yang sejajar tidak kurang dari 2,5cm dan tidak lebih dari 20cm
atau dua kali tebal plat, dipilih yang terkecil;
 Semua tulangan plat harus terbungkus lapisan beton setebal minimum 1cm, untuk
melindungi baja dari karat, korosi, atau kebakaran;
 Bahan beton untuk plat harus dibuat dari campuran 1pc:2psr:3kr + air, bila untuk
lapis kedap air dibuat dari campuran 1pc:1,5psr:2,5kr + air secukupnya.

 Plat lantai dari beton mempunyai keuntungan antara lain :


 Mampu mendukung beban besar
 Merupakan isolasi suara yang baik
 Tidak dapat terbakar dan dapat lapis kedap air, jadi diatasnya boleh dibuat dapur dan
km/wc
 Dapat dipasang tegel untuk keindahan lantai
 Merupakan bahan yang kuat dan awet, tidak perlu perawatan dan dapat berumum
panjang.
Untuk menghindari lenturan yang besar, maka bentangan plat lantai jangan dibuat
terlalu lebar, untuk ini dapat diberi balok-balok sebagai tumpuan yang juga berfungsi
menambah kekakuan plat. Bentangan plat yang besar juga akan menyebabkan plat menjadi
terlalu tebal dan jumlah tulangan yang dibutuhkan akan menjadi lebih banyak, berarti berat
bangunan akan menjadi besar dan harga persatuan luas akan menjadi mahal.
 Elemen-elemen pembebanan untuk plat lantai :
 Beban hidup (untuk rumah tinggal) = 0,200 t/m2
 Beban hidup (untuk bangunan umum) = 0,250 t/m2
 Pasir urug dibawah tegel tiap cm tebal = 0,018 t/m2
 Berat tegel+perekat = 0,120 t/m2
 Berat plafon+penggantung = 0,020 t/m2
 Berat dinding pasangan bata tebal ½ batu = 0,250 t/m2 pas
 Berat jenis beton = 2,4 t/m3
(elemen pembebanan selengkapnya dapat dilihat pada buku : Peraturan Pembebanan
Indonesia untuk Gedung, 1983)

3) Konstruksi plat lantai baja


Konstruksi ini biasanya digunakan pada bangunan yang sebagian besar komponen-
komponen strukturnya terdiri dari material baja. Tangga ini digunakan pada bangunan semi
permanen seperti bangunan peruntukan bengkel, bangunan gudang, dan lain-lain.

4) Konstruksi plat lantai yumen (Kayu Semen)


Plat lantai kayu semen ini dibuat dari potongan kayu apa saja dan kecil-kecil yang
kemudian dicampur semen dengan ukuran 90 cm x 80 cm. Plat lantai yumen ini masih jarang
digunakan karena termasuk bahan bangunan baru. Dan yumen ini buatan dari pabrik semen
gresik.
G. Pengertian atap

Atap adalah bagian dari suatu bangunan yang berfungsi sebagai penutup seluruh
ruangan yang ada di bawahnya terhadap pengaruh panas, debu, hujan, angin atau untuk
keperluan perlindungan.
Bentuk atap berpengaruh terhadap keindahan suatu bangunan dan pemilihan tipe atap
hendaknya disesuaikan dengan iklim setempat, tampak yang dikehendaki oleh arsitek, biaya
yang tersedia, dan material yang mudah didapat.
Konstruksi rangka atap yang digunakan adalah rangka atap kuda-kuda. Rangka atap
atau kuda–kuda adalah suatu susunan rangka batang yang berfungsi untuk mendukung beban
atap termasuk juga berat sendiri dan sekaligus memberikan bentuk pada atap. Pada dasarnya
konstruksia kuda–kuda terdiri dari rangkaian batang yang membentuk segitiga. Dengan
mempertimbangkan berat atap serta bahan penutup atap, maka konstruksi kuda–kuda akan
berbeda satu sama lain. Setiap susunan rangka batang haruslah merupakan satu kesatuan
bentuk yang kokoh yang nantinya mampu memikul beban yang bekerja padanya tanpa
mengalami perubahan.
 Bentuk Atap
Bentuk atau model konstruksi atap bermacam – macam sesuai dengan peradaban dan
perkembangan teknologi serta sesuai dengan segi arsitekturnya. Bentuk atap yang banyak
terdapat adalah :
1. Atap Datar

Gambar : Atap Datar


odel atap yang paling sederhana adalah atap berbentuk datar atau rata. Atap
datar biasanya digunakan untuk bangunan/ rumah bertingkat, balkon yang bahannya
bisa dibuat dari beton bertulang, untuk teras bahannya dari asbes maupun seng yang
tebal. Agar air hujan yang tertampung bisa mengalir, maka atap dibuat miring ke
salah satu sisi dengan kemiringan yang cukup.
Modelnya bidang datar memanjang horizontal biasanya dipakai untuk atap
teras. Atau bahkan digunakan untuk membuat taman di atas rumah. Atap bentuk ini
paling susah perawatannya terutama dalam masalah mendeteksi kebocoran. Yang
perlu diperhatikan dalam merencana atap ini adalah memperhitungkan ruang sirkulasi
udara di bawahnya supaya suhu ruangan tidak terlalu panas.

2. Atap Sandar

Gambar : Atap Sandar


Model atap sengkuap biasa digunakan untuk bangunan – bangunan tambahan
misalnya; selasar atau emperan, namun sekarang atap model ini juga dipakai untuk
rumah – rumah modern. Beberapa arsitek mengadopsi model atap ini kemudian
menggabungkannya dengan atap model pelana.

3. Atap Pelana

Gambar : Atap Pelana


Bentuk atap ini cukup sederhana, karena itu banyak dipakai untuk bangun –
bangunan atau rumah di masyarakat kita. Bidang atap teridiri dari dua sisi yang
bertemu pada satu garis pertemuan yang disebut bubungan.
Atap ini merupakan bentuk atap rumah yang dianggap paling aman karena
pemeliharaannya mudah dalam hal mendeteksi apabila terjadi kebocoran. Atap pelana
terdiri atas dua bidang miring yang ujung atasnya bertemu pada satu garis lurus yang
biasa kita sebut bubungan. Sudut kemiringan antara 30 sampai dengan 45 derajat.

4. Atap Tenda

Gambar : AtapTenda
Model atap tenda dipasang pada bangunan yang panjangnya sama dengan
lebarnya, sehingga kemiringan bidang atap sama. Bentuk atap tenda terdiri dari empat
bidang atap yang bertemu disatu titik puncak, pertemuan bidang atap yang miring
adalah dibubungan miring yang disebut jurai.

5. Atap Limas (perisai)

Gambar : AtapPerisai
Atap berbentuk limas terdiri dari empat bidang atap, dua bidang bertemu pada
satu garis bubungan jurai dan dua bidang bertemu pada garis bubungan atas atau pada
nook. Jika dilhat terdapat dua bidang berbentuk trapesium dan dua dua bidang
berbentuk segitiga.
Bentuk atap ini penyempurnaan dari bentuk atap pelana, yang terdiri atas dua
bidang atap miring yang berbentuk trapezium. Dua bidang atapnya berbentuk segi tiga
dengan kemiringan yang biasanya sama.

6. Bentuk Atap Kombinasi Pelana+Perisai.

Gambar : Atap Pelana dan perisai


Bentuk atap ini adalah kombinasi atau gabungan dari atap jenis pelana dan
perisai (limasan). Ada yang juga menyebut jenis atap ini sebagai atap tenda patah atau
atap joglo.

7. Atap Mansard

Gambar : Atap Mansard


Bentuk atap model ini seolah – olah terdiri dari dua atap yang terlihat bersusun
atau bertingkat. Atap mansard jarang digunakan untuk bangunan rumah di daerah
kita, karena sebetulnya atap ini dibangun oleh pemerintah belanda saat menjajah
di negara kita.

8. Atap Menara

Gambar : AtapMenara
Bentuk atap menara sama dengan atap tenda, bedanya atap menara puncaknya
lebih tinggi sehingga kelihatan lebih lancip. Atap ini banyak kita jumpai pada
bangunan – bangunan gereja, atap menara masjid dan lain – lain.

9. Atap Piramida

Gambar : Atap Piramida


Model atap ini terdiri lebih dari empat bidang yang sama bentuknya. Bentuk
denah bangunan dapat segi 5, segi 6, aegi 8 dan seterusnya.
10. Atap Minangkabau

Gambar : Atap Minangkabau


Atap minangkabau seolah – olah berbentuk tanduk pada tepi kanan dan kiri.
Bentuk atap ini banyak kita jumpai di Sumatra.

11. Atap Joglo

Gambar : Atap Joglo


Model atap joglo hampir sama dengan atap limas tersusun sehingga atpnya
seperti bertingkat. Atap ini banyak dibangun di daerah Jawa Tengah dan Jawa Barat.
12. Atap Setengah Bola (Kubah)

Gambar : Atap Setengah Bola


Model atap berbentuk melengkung setengah bola. Atap ini banyak digunakan
untuk bangunan masjid dan gereja.

13. Atap Gergaji

Gambar : Atap Gergaji


Model atap gergaji ini terdiri dari dua bidang atap yang tidak sama lerengnya.
Model atap gergaji bisa digunakan untuk bangunan pabrik, gudang atau bengkel.

Anda mungkin juga menyukai