Anda di halaman 1dari 24

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah

1.1.1 Latar belakang

Berkurangnya persentase ruang terbuka hijau, terutama di kota-kota


besar, adalah masalah lingkungan hidup yang dalam praktiknya masih terabaikan
dan cenderung dianggap sepele oleh publik. Dari segi pemanfaatannya pun dapat
dikatakan bahwa keberadaan taman kota belum dimaksimalkan penggunaannya
oleh masyarakat sekitar. Apalagi, di era globalisasi seperti sekarang ini orang-
orang lebih memilih untuk melepas penat di mall atau tempat-tempat mewah
lainnya. Teknologi gadget dan internet yang semakin canggih pun membuat
generasi zaman sekarang malas untuk berolahraga atau sekadar banyak bergerak
di lingkungan luar (outdoor).

Pembaharuan konsep taman kota yang lebih tertata dan modern di


Bandung menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakatnya. Kebijakan yang
dibuat walikota terpilih yang baru tersebut, bapak Ridwan Kamil, S.T., Mud.,
membuat kaum muda khususnya jadi lebih melirik ke arah taman kota. Bapak
walikota yang masih muda ini memang dekat dengan masyarakat dan kaum muda
serta dikenal eksis di social media. Hal tersebut membuat kebijakan pembaharuan
taman kota terpublikasi dengan rapi sehingga menarik peran serta masyarakat
untuk membantu maupun kunjungan dari wisatawan domestik bahkan
internasional yang penasaran ingin mengunjunginya satu-persatu. Fenomena ini
banyak menuai dampak positif yang menarik untuk dikaji lebih lanjut dalam
hubungannya dengan lingkungan hidup.

1
1.1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, berikut ini adalah beberapa


rumusan masalah yang diajukan:
1. Apa tugas pokok dan fungsi Dinas Pemakaman dan Pertamanan kota
Bandung dalam pemeliharaan taman kota di Bandung?
2. Bagaimana keadaan taman-taman kota di Bandung saat ini serta
perbandingannya dengan zaman dahulu?
3. Bagaimana pengaruh taman kota terhadap lingkungan hidup?

1.2 Ruang Lingkup Kajian

Untuk menjawab rumusan masalah yang kami ajukan, akan dikaji


batasan-batasan kajian sebagai berikut:
1. Definisi dan fungsi taman kota;
2. Sejarah taman kota di Bandung;
3. Profil Dinas Pemakaman dan Pertamanan kota Bandung;
4. Profil taman-taman kota di Bandung; dan
5. Hasil kunjungan taman dan wawancara beserta analisisnya.

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan yang hendak kami capai dalam penelitian ini antara
lain:
1. Untuk mengetahui tugas pokok dan fungsi Dinas Pemakaman dan
Pertamanan kota Bandung dalam pemeliharaan taman kota di Bandung;
2. Untuk mengetahui keadaan taman-taman kota di Bandung saat ini serta
perbandingannya dengan zaman dahulu; dan
3. Untuk memahami pengaruh taman kota terhadap lingkungan hidup.

2
1.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

1.4.1 Metode

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Metode ini


bertujuan untuk mendeskripsikan data yang diperoleh baik dari kepustakaan
maupun dari lapangan. Deskripsi tersebut juga merupakan perpaduan antara teori-
teori maupun informasi online dengan tambahan argumen-argumen kami sendiri.

1.4.2 Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang kami gunakan untuk menjunjang


sumber referensi adalah:
1. Studi literatur
Teknik studi literatur bertujuan untuk mempelajari konsep-konsep dasar
yang relevan dengan topik penelitian yang diangkat. Studi literatur diawali
dengan pencarian teori dasar serta pemberitaan yang beredar di internet.
2. Wawancara
Teknik wawancara kami gunakan untuk mendapat jawaban atas rumusan-
rumusan masalah secara umum dan untuk mengetahui situasi dan kondisi
taman kota maupun dinas terkait secara keseluruhan.
3. Observasi
Metode observasi kami lakukan untuk meneliti secara langsung situasi dan
kondisi lapangan. Dalam hal ini, kunjungan dibatasi pada Taman Dewi
Sartika, Taman Musik, Taman Lansia, dan Taman Pasupati.

1.5 Sistematika Penulisan

Berikut ini adalah gambaran sistematika penulisan dari keseluruhan


rangkaian makalah ini:
1. Bab I
Bab ini merupakan bab pendahuluan yang menyangkut latar belakang dan
rumusan masalah, ruang lingkup kajian, tujuan penulisan, metode dan
teknik pengumpulan data, serta sistematika penulisan.

3
2. Bab II
Bab ini memberikan gambaran umum tentang definisi taman kota beserta
fungsinya, sejarah taman kota di Bandung, profil dinas terkait, serta profil
taman-taman bersejarah di Bandung.
3. Bab III
Bab ini merupakan analisis hasil observasi dan wawancara secara
keseluruhan dan merupakan jawaban dari penelitian yang dilakukan.
4. Bab IV
Bab ini berisi simpulan dan saran yang diajukan bagi pihak-pihak terkait
yang membutuhkan.

4
2
BAB 2

DASAR TEORI

2.1 Definisi dan Fungsi Taman Kota

2.1.1 Definisi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, taman (nomina) merupakan


1. kebun yang ditanami dengan bunga-bunga dan sebagainya (tempat bersenang-
senang); 2. tempat (yang menyenangkan dan sebagainya); 3. tempat duduk
pengantin perempuan (yang dihiasi dengan bunga-bunga dan sebagainya).
Sementara itu, kota (nomina) adalah 1. daerah permukiman yang terdiri atas
bangunan rumah yang merupakan kesatuan tempat tinggal dari berbagai lapisan
masyarakat; 2. Dem daerah pemusatan penduduk dengan kepadatan tinggi serta
fasilitas modern dan sebagian besar penduduknya bekerja di luar pertanian; 3.
dinding (tembok) yang mengelilingi tempat pertahanan.

Kemudian, definisi lainnya antara lain, taman adalah sebidang lahan


berpagar yang digunakan untuk mendapatkan kesenangan, kegembiraan, dan
kenyamanan (Laurie, 1986:9) sedangkan kota adalah tempat berlangsungnya
proses hidup dan kehidupan atau sebagai tempat berlangsungnya aktivitas
manusia (Setiyaningrum, Diyah, 2002:4). Taman kota adalah taman yang berada
di lingkungan perkotaan dalam skala yang luas dan dapat mengantisipasi dampak-
dampak yang ditimbulkan oleh perkembangan kota dan dapat dinikmati oleh
seluruh warga kota.

2.1.2 Fungsi

Fungsi dan manfaat taman kota bergantung pada komposisi dan


keanekaragaman jenis dari komunitas vegetasi yang menyusunnya dan kepada

5
tujuan perencanaan dan penggunaannya (Zoer`aini, 1997). Berbagai fungsi dan
manfaat dari taman di antaranya:
1. Fungsi lanskap
Fungsi lanskap meliputi fungsi fisik adalah perlindungan terhadap kondisi
fisik alami sekitarnya terhadap angin, sinar matahari, bau, dan sebagainya.
Fungsi lanskap meliputi fungsi sosial adalah dapat memberi interaksi
sosial warga dan sarana pendidikan serta penelitian.
2. Fungsi pelestarian lingkungan
Taman kota sebagai penjaga kualitas lingkungan kota. Dengan adanya
penghijauan maka taman kota dapat berfungsi sebagai:
- Paru-paru kota yang menghasilkan banyak O2;
- Menurunkan suhu kota;
- Penyaring debu dan buangan kendaraan bermotor sehingga
meminimalisir polusi udara;
- Ruang hidup satwa;
- Perlindungan erosi tanah; dan
- Peredam kebisingan.
3. Fungsi estetika
Ukuran, bentuk, warna, dan tekstur vegetasi dan hubungannya dengan
lingkungan sekitarnya merupakan faktor yang mempengaruhi kualitas
estetika.

2.2 Sejarah Taman Kota di Bandung

Ketika para perencana taman membangun "mini-botanical garden" di


Kota Bandung hampir 80 tahun yang lalu, mereka membangunnya dengan konsep
yang jelas. Taman haruslah menjadi sarana efektif mengakrabkan warga kota
dengan alam, tempat rekreasi, tempat penelitian, dan tempat belajar mengenai
siklus alam. Oleh karena itu, pemilihan jenis tanaman pun disesuaikan dengan
kondisi ekologi dan iklim kota Bandung.

6
"Kota Taman" atau Tuinstad itulah konsep pembangunan yang
diterapkan Pemerintah Hindia Belanda di Kota Bandung pada masa penjajahan.
Pemerintah kolonial saat itu ingin menjadikan Bandung sebagai salah satu kota
khusus bagi masyarakat Eropa sehingga pada awalnya, pembangunan yang
dilaksanakan di Kota Bandoeng (Bandung) saat itu sangat berbau Eropa, seperti
memindahkan Paris atau Amsterdam ke Pulau Jawa. Namun, usaha ini kemudian
mendapat tentangan dari maestro arsitek Belanda, Hendrik Petrus Berlage, yang
datang ke kota Bandung tahun 1923. Ia mengkritik bentuk bangunan di Nusantara
yang tidak menonjolkan ciri aksen tropis. Kritik Berlage mendapat sambutan dari
perkumpulan Bandoeng Vooruit yang awalnya lahir dari organisasi Vereeniging
tot Nut van Bandoeng en Omstreken, yang merupakan wadah bagi masyarakat
Belanda yang ada di Bandung untuk bermusyawarah.

Ahli-ahli taman perkumpulan Bandoeng Vooruit yang terdiri atas Dr.


R. Teuscher, Dr. W. Docters van Leeuwen, dan Dr. L. Van der Pijl, kemudian
bersama-sama mencari desain taman tropis untuk Kota Bandung. Konsep taman
tropis yang digagas oleh Bandoeng Vooruit saat itu adalah konsep taman terbuka
yang bebas dikunjungi warga kota. Taman kala itu harus bisa menjadi wahana
efektif guna mengakrabkan kehidupan warga kota dengan alam. Taman terbuka
dapat digunakan untuk rekreasi, tempat penelitian, pengenalan jenis flora tropis,
maupun untuk studi tentang siklus alam.

Untuk maksud ini, perkumpulan Bandoeng Vooruit selama tahun


1930-1935 berusaha mengubah taman-taman di Kota Bandung menjadi mini
botanical garden. Sebagai sarana untuk mengenal dan belajar mengenai tanaman,
keterangan nama jenis tiap tumbuhan dituliskan dalam bahasa Latin, Sunda, dan
Melayu (Indonesia), pada pelat-pelat alumunium.

Berdasarkan istilah Belanda saat itu, taman (park) dibedakan menjadi


beberapa jenis, antara lain park, plein, plantsoen, stadstuin, dan boulevard. Park
adalah sebidang tanah yang dipagari sekelilingnya, ditata secara teratur dan
artistik, ditanami pohon lindung, tanaman hias, rumput, dan berbagai jenis
tanaman bunga. Selain itu, dilengkapi pula jaringan jalan (lorong), bangku tempat
duduk, dan lampu penerangan yang berseni. Kadang kala taman dilengkapi kolam

7
ikan dengan tanaman teratainya, tempat berteduh yang sering disebut "Gazebo"
atau "Belvedere", kandang binatang atau unggas, dan saluran air yang teratur.

Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa makna taman bagi kota
Bandung tak hanya sebagai paru-paru kota atau ruang terbuka hijau (RTH).
Banyak catatan sejarah yang dapat digali dari proses pembangunan dan perubahan
yang terjadi di taman-taman di kota Bandung. Beberapa taman yang merupakan
peninggalan Pemerintah Hindia Belanda dan masih dapat kita lihat sampai saat ini
adalah Ijzermanpark (Taman Ganeca), Molukkenpark (Taman Maluku), Pieter
Sijthoffpark (Taman Merdeka), Insulindepark (Taman Nusantara/Taman Lalu
Lintas), dan Jubileumpark (Taman Sari atau Kebon Binatang). Sekitar tahun
1950-an, Presiden Soekarno melarang rakyat menggunakan bahasa Belanda, maka
taman-taman kota ini pun diubah namanya ke dalam Bahasa Indonesia.

2.3 Profil Dinas Pemakaman dan Pertamanan Kota Bandung

Taman kota merupakan bagian dari Ruang Terbuka Hijau (RTH). Ruang
terbuka hijau (termasuk salah satunya taman) di Bandung dikelola oleh Dinas
Pemakaman dan Pertamanan (DinKamTam). Dinkamtam berlokasi di Jl. Ambon
No.1 A Bandung dengan dikepalai oleh Ir. H. R. Yogi Supardjo H., M.Si. Dinas
Pemakaman dan Pertamanan merupakan gabungan antar keduanya berdasarkan
Perda No. 5 tahun 2001.

2.3.1 Tugas Pokok

1. Melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah di bidang pertamanan


dan fasilitas sosial; dan
2. Melaksanakan tugas pembantuan yang diserahkan kepadanya oleh
walikota.

2.3.2 Tujuan

1. Terwujudnya RTH yang estetik fungsional secara optimal sesuai dengan


kebutuhan kota Bandung;

8
2. Terciptanya penataan ruang terbuka hijau kota Bandung yang nyaman dan
asri sesuai dengan fungsi estetika kota;
3. Terciptanya penataan dan pengelolaan PJU dan reklame sebagai elemen
estetika kota; dan
4. Terselenggaranya model kemitraan yang harmonis dengan kelompok
masyarakat yang optimal.

2.3.3 Visi

Terciptanya kota Bandung yang dinamis berwawasan lingkungan.

2.3.4 Misi

1. Memelihara, mempertahankan (preservasi), dan memperluas ruang terbuka


hijau kota Bandung; dan
2. Melaksanakan pengelolaan lampu penerangan jalan umum, dekorasi kota, dan
reklame.

2.4 Profil Beberapa Taman Bersejarah di Bandung

2.4.1 Taman Dewi Sartika

Pieters Park, kini dikenal sebagai Taman Merdeka atau Taman Dewi
Sartika, merupakan taman pertama yang dibangun di Kota Bandung. Taman yang
berlokasi di Kompleks Balai Kota Bandung ini dibangun pada 1885, untuk
mengenang jasa Asisten Residen Pieter Sijthoff, peletak dasar pembangunan Kota
Bandung.

Taman dengan luas 14.720 m2 ini dibangun oleh Dr. R. Teuscher,


seorang botanikus yang tinggal di pojok Jln. Tamblong. Ia ditunjuk untuk
membangun sebuah taman peringatan di depan Gedong Papak (Balai Kota
Bandung) yang saat itu menjadi kediaman resmi Asisten Residen Priangan. Di
taman yang berbentuk bujur sangkar itu, berdiri sebuah bangunan berbentuk bulat,
yang dahulu digunakan sebagai tempat berteduh dan tempat memainkan orkes
musik. Bangunan bulat ini sering disebut sebagai Gazebo atau Belvedere.

9
Taman ini juga sering digunakan sebagai tempat berkumpulnya
tentara yang akan melakukan taptoe atau pawai obor keliling kota. Selain itu,
Pieters Park yang dahulu dikelilingi beberapa bangunan sekolah, juga menjadi
tempat istirahat para pelajar sambil menghafal bahan pelajaran di siang hari. Pada
4 Desember 1996, di taman ini ditempatkan patung Pahlawan Nasional Dewi
Sartika, yang kemudian mengubah pula nama taman ini menjadi Taman Dewi
Sartika. Kini sebagian lahan di Taman Merdeka digunakan sebagai tempat parkir
kantor Pemerintah Kota Bandung yang dinaungi beberapa pohon berusia puluhan
hingga ratusan tahun.

2.4.2 Taman Lalu Lintas

Insulindepark terletak di Jln. Belitung No.1, yang kini dikenal dengan


nama Taman Lalu Lintas. Selain berfungsi sebagai ruang terbuka hijau (RTH),
taman ini juga merupakan arena bermain dan belajar bagi anak-anak. Di taman ini
anak-anak dapat mempelajari peraturan, sopan satun, dan disiplin berlalu lintas.

Taman seluas 38.600 m2 ini mulai ditata sejak akhir abad ke-19. Cikal
bakal Insulindepark adalah tanah rawa yang diselingi bambu. Tahun 1898, tanah
ini dikeringkan dan kemudian sempat digunakan untuk upacara dan latihan olah
raga bagi anggota militer karena letaknya yang memang di lingkungan kompleks
militer. Sekitar 1915-1918, setelah orang menyadari bahwa iklim Kota Bandung
di musim pancaroba tidak ramah, di sekeliling lahan ini ditanami pohon kenari
(Canarium commmune) dan pohon sepatu dewa (Spathodea campanulata) untuk
mengurangi tiupan angin. Selain itu agar pada musim kemarau udara di Kota
Bandung tidak terlampau panas.

Secara bertahap dan teratur, kemudian lapang itu ditanami berbagai


jenis pohon lindung, tumbuhan hias, dan bunga-bungaan. Lapang itu diubah
menjadi sebuah taman yang cukup representatif, mewakili gaya taman tropis
(Indische Tropische Park) . Taman ini kemudian diberi nama Insulindepark pada
1925. Pascakemerdekaan, nama taman itu diubah menjadi Taman Nusantara,
melalui ketetapan Dewan Perwakilan Rakyat Kota Bandung tanggal 28 April
1950.

10
Tahun 1954 Badan Keamanan Lalu Lintas (BKLL) merencanakan
untuk membangun Traffic Garden atau Taman Lalu Lintas di atas lahan Taman
Nusantara. Pembangunan Taman Lalu Lintas dikerjakan selama dua tahun,
dimulai pada 23 Maret 1956 dan diresmikan pada 1 Maret 1958. Sebagai
pengelola tetap dibentuklah Yayasan Taman Lalu Lintas Bandung tanggal 26 Juni
1960. Taman ini kemudian bernama Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani, untuk
mengenang putri cilik Jenderal Bintang Lima (Purn.) Abdul Haris Nasution.
Taman Lalu Lintas sempat tak terurus, hingga pada 1974 beberapa ibu dari
perkumpulan Bandung Kota Kembang turun tangan menanganinya.

2.4.3 Taman Maluku

Taman Maluku (Molukkenpark) mulai dibangun tahun 1919, setahun


setelah pesawat terbang yang membawa Pastor H.O. Verbraak, S.J. (1835-1918)
jatuh di sekitar lokasi yang kini menjadi Taman Maluku. Ia adalah seorang imam
tentara Belanda yang bertugas dalam Perang Aceh (1845-1907). Sikapnya yang
manusiawi terhadap setiap orang dari bangsa apa pun, menyebabkan ia disegani
dan dicintai siapa pun.

Untuk mengenang Pastor Verbraak, dibangunlah patungnya pada 1922


di ujung sebelah barat taman. Patung Pastor Verbraak berdiri menghadap istana
kediaman Panglima Bala Tentara Belanda di Nusantara (Paleis van den
Legercommandant), untuk mengingatkan orang akan jasa-jasa dan perilakunya
selama Perang Aceh berlangsung. Patung Pastor Verbraak, adalah sisa satu-
satunya dari tujuh patung, yang menghiasi Kota Bandung dahulu. Menurut
sejarawan dari Universitas Padjadjaran Bandung Dr. A. Sobana Hardjasaputra,
S.S., M.A., keberadaan enam patung lain memang tak terlacak. "Saya berasumsi,
sebagian patung-patung tersebut rusak saat masa revolusi," ujarnya.

2.4.4 Taman Ganesha

Ijzermanpark yang kemudian berganti nama menjadi Taman Ganesha


terletak di depan kampus Institut Teknologi Bandung di Jln. Ganesha. Taman
seluas 2.750 m2 ini merupakan monumen peringatan yang dibangun tahun 1919
untuk mengenang jasa Dr. Ir. Ijzerman alias "manusia besi". Ia adalah pegawai

11
Staats Spoorwegen (Jawatan Kereta Api Negara), yang merancang dan memimpin
pemasangan jalur rel kereta api, dari Bogor ke Bandung. Ia berjasa besar dalam
pendirian Technische Hogeschool (THS) atau yang sekarang bernama Institut
Teknologi Bandung (ITB).

Dahulu taman ini merupakan satu kesatuan dengan bangunan kampus


ITB. Hingga tahun 1950-an, di tengah serambi berbentuk setengah lingkaran di
bagian atas taman, terletak sebuah patung dada Dr. Ir. Ijzerman. Namun tahun
1960 patung Ijzerman digantikan oleh patung Ganesha, yang kemudian digantikan
lagi oleh sebuah tugu kontemporer yang terbuat dari baja tahan karat berbentuk
rangka kubus.

Desain asli taman ini sebenarnya lebih mendekati taman ala Prancis
bila dibandingkan dengan desain taman tropis. Saat bangunan rumah dan
pepohonan belum tumbuh rindang dan menghalangi pandangan, dari serambi atas
Ijzermanpark, orang dapat menikmati panorama indah cekungan Bandung yang
dikelilingi oleh pegunungan. Dalam serambi berbentuk setengah lingkaran
tersebut terdapat kotak-kotak bergambar tanda panah yang terbuat dari marmer.
Panah-panah tersebut merupakan alat penunjuk gunung-gunung yang mengelilingi
cekungan Bandung. Di dalam kotak terdapat pula keterangan mengenai ketinggian
gunung-gunung itu, diukur dari permukaan laut.

Selain sebagai tempat interaksi manusia, Taman Ganesha juga


merupakan tempat singgah bagi beberapa spesies burung. Oleh karena itu di
taman ini juga ada papan yang menjelaskan spesies-spesies burung yang sering
"mampir" berikut perilakunya. Terdapat pula himbauan bagi pengunjung taman
untuk tidak memburu dan turut melestarikan keberadaan burung-burung tersebut.

12
3
BAB 3

ANALISIS DATA DAN HASIL OBSERVASI

3.1 Sampel Taman Kota yang Dikunjungi

3.1.1 Taman Dewi Sartika (Taman Balai Kota)


Taman yang pertama kali kami kunjungi adalah taman Dewi Sartika
yang berlokasi di dalam area balai kota Bandung. Berikut ini adalah gambar
panorama yang terlihat dari taman ini:

Kami menyempatkan
untuk berwawancara singkat dengan
beberapa siswi SMA yang sedang
melakukan kegiatan di area taman (di
sebuah pendopo sederhana di antara
taman seperti gambar di samping).
Mereka mengatakan bahwa sedang
melakukan kegiatan latihan menari
untuk ujian praktik. Mereka memilih
di taman Dewi Sartika karena tempatnya yang nyaman, sejuk, dan tenang
sehingga membuat pikiran lebih fresh. Selain itu juga karena jarak antara sekolah
mereka dan taman cukup dekat. Menurut mereka, beberapa perubahan taman dari
sebelumnya adalah perbaikan keindahan taman seperti adanya air mancur,
penambahan fasilitas wifi, dan kebersihan yang lebih terawat. Mereka juga
menambahkan, beberapa tahun sebelumnya banyak pemulung yang membuat

13
rumah liar dan tinggal di taman ini, tapi sekarang sudah tidak ada dan makin
terawat.

3.1.2 Taman Musik


Selanjutnya, kami mengunjungi Taman Musik yang masih dalam
proses penyempurnaan renovasi di sana-sini (pada saat sebelum launching).
Sebelumnya, taman ini bernama Taman Centrum yang memang salah satu ciri
khas dari komplek lokasi SMA Negeri 3 dan SMA Negeri 5 kota Bandung.
Gambar panorama taman musik dapat terlihat sebagai berikut:

14
Taman Centrum yang kemudian menjadi Taman Musik ini diberi ornamen partitur
serta patung yang menyerupai 3 orang yang sedang bermain musik seperti pada
gambar berikut:

Selanjutnya, karena belum ada pengunjung dan masih banyak pekerja yang
mengerjakan renovasi, kami pun tidak melakukan wawancara dan hanya
mengambil foto di sana-sini saja.

3.1.3 Taman Lansia


Taman Lansia
yang sudah lama eksis di kota
Bandung ini juga mengalami
perubahan yang cukup
signifikan. Ini adalah taman
ketiga yang kami kunjungi
selanjutnya.

Taman ini memiliki ciri khas fasilitas berupa jalan berbatu terapi serta
memiliki aliran sungai kecil yang sayangnya masih sangat kotor, seperti pada
gambar berikut:

15
Berbeda dengan taman
lainnya, tempat sampahnya pun terbagi
menjadi 3 pemisahan golongan sampah,
yaitu sampah kaleng, sampah plastik,
dan sampah kertas. Namun, sayangnya
pada saat foto diambil dari atas ternyata
tetap saja pola prilaku masyarakat belum

berubah dan sampah pun masih belum


dipisahkan.

Walaupun namanya Taman


Lansia, tidak terlalu banyak lansia yang
datang ke taman ini. Bahkan 90%
pengunjung adalah mereka yang non-
lansia. Kemudian, kami pun melakukan
wawancara singkat dengan pengunjung yang lansia. Kami mewawancarai seorang
kakek yang masih tampak segar yang ternyata telah berusia 86 tahun. Beliau
sedang membaca koran pada saat sebelum kami wawancarai. Biasanya, beliau
sering olah raga di taman dekat rumahnya. Beberapa hal yang berubah dari taman
lansia menurutnya adalah fasilitas mulai diperbaiki seperti pagar taman yang
dibuat lebih indah, kemudian tersedianya fasilitas publik seperti adanya wifi.
Namun, beliau sedikit menyayangkan dibeberapa sudut taman lansia kebersihan
masih kurang diperhatikan.

3.1.4 Taman Pasupati (Taman Jomblo)


Taman yang memanfaatkan lahan kosong di bawah jembatan layang
Pasupati ini menjadi menarik adanya saat bapak walikota menyulapnya menjadi
taman serba guna yang memiliki fasilitas wifi sampai pada arena skateboard bagi
mereka yang menyukainya. Taman Pasupati yang lebih kontroversial dengan
sebutan Taman Jomblo ini meski terlihat jauh lebih indah dan tertata namun
ternyata masih banyak kehidupan kolong jembatan (terutama pedagang yang
semerawut) yang masih belum tertata. Berikut adalah foto-foto yang kami
abadikan dari Taman Jomblo:

16
3.2 Analisis Perbandingan Fasilitas Taman yang Dikunjungi
Pada dasarnya, taman-taman kota di Bandung sedang dalam proses
peningkatan kualitas dengan penambahan fasilitas-fasilitas seperti free wifi, tong
sampah ramah lingkungan, penamaan tanaman, dsb. Konsep desain taman pun
sebagian besar disamakan dengan nama taman berwarna merah menggunakan
huruf kapital yang besar.

17
Berikut ini adalah tabel perbandingan keadaan taman dan fasilitas dari keempat
taman yang telah dikunjungi:

Taman
Dewi Sartika Musik Lansia Pasupati
(Jomblo)
Kebersihan Paling bersih Bersih Paling kotor Kotor
(berada di balai (hanya terlihat (terutama di (di kolong-
kota) sampah daun sungainya) kolongnya)
kering)
Keindahan Indah dan Indah dan Indah dan Indah dan
penuh bunga- berwarna- sangat hijau cukup tertata
bunga warni (angle kanan-
kiri berupa
jalan layang)
Keadaan Agak Belum ada Agak Sangat
pedagang semerawut (karena belum semerawut semerawut
launching) (terutama di
kolong-
kolong)
Wifi ✔ ✔ ✔ ✔
Tempat ✔ ✔ ✔ ✔
sampah
Penamaan ✔ X X X
tanaman
Kerindangan Rindang Rindang Paling Tidak
sekali (banyak (taman yang rindang rindang
sekali pohon berbentuk oval (memang pada (nyaris tidak
besar dan ini dikelilingi dasarnya ada tumbuhan
tumbuhan yang pohon besar taman ini apalagi pohon)
beragam) yang terdiri dari yang
memayunginya 90% pohon) menyejukkan
)
Keluasan Paling luas Paling sempit Luas Sempit
Fasilitas lain Langsung di Bentuknya Fasilitas terapi Wahana
balai kota, yang oval kaki berupa skateboard dan
sangat luas dan cocok untuk jalan setapak seni grafitti
banyak tempat menggelar yang terbuat
(paling cocok) konser dari kerikil
untuk khusus
berkumpul

18
3.3 Wawancara di Dinas Pemakaman dan Pertamanan Kota Bandung
Berdasarkan permendag yang membahas tentang RTH (Ruang
Terbuka Hijau), kewajiban dari pemerintah daerah kabupaten atau kota adalah
menyediakan taman kota yang luasnya tidak kurang dari 20% luas daerah
tersebut. Dari hasil pendataan Dinas Pemakaman dan Pertmanan Kota bandung,
tercatat ada 604 taman yang berada di bawah pengawasan DinKamTam. Jumlah
tersebut sudah merupakan gabungan dari taman, lapangan, jalur hijau, dan ruang
terbuka hijau publik. Namun, angka tersebut belum mewakili 20% dari luas
wilayah di Kota Bandung. Selain itu, menurut kabid pertamanan yang merupakan
narasumber utama pun pada dasarnya taman di kota Bandung masih belum merata
keberadaannya, karena masih banyak terpusat pada daerah Bandung Utara.

Terlebih lagi, dari 604 taman yang ada, baru sekitar 60% taman yang
tersentuh oleh DinKamTam. Hal tersebut disebabkan karena banyak dari data
taman yang masuk ke DinKamTam merupakan jalur hijau yang berada di
perumahan-perumahan kota, sedangkan pihak dinas tidak bisa secara langsung
mengelola wilayah tersebut karena berada di bawah swasta. Maka, dibutuhkan
kerjasama dan kontribusi masyarakat untuk mengelola taman-taman ataupun
ruang terbuka hijau yang ada di sekitar mereka.

Selain itu juga banyak taman dan runag hjijau yang sudah dikelola
(baca: diperbaiki) oleh pihak dinas namun masyarakat sekitar taman bukannya
menjaga dan mengelola taman tersebut melainkan merusak fasilitas-fasilitas
taman seperti reklame, lampu, bak, dan pot bunga maupun dari tanaman-tanaman
yang sejatinya menghias dan mengisi taman itu. Taman-taman tersebut akhirnya
termasuk ke dalam taman yang belum terkelola dengan baik oleh dinas.

Oleh karenanya, untuk memperbaiki taman sekaligus membenahi


kinerja DinKamTam khususnya agar sesuai dengan tugas pokok dan misi,
pemerintah kota Bandung membuat kebijakan baru mengenai taman kota.
Kebijakan baru tersebut yaitu membangun taman-taman tematik di Kota Bandung.

19
Secara umum, taman tematik merupakan taman yang memiliki satu
jenis tanaman saja. Namun untuk pengertian lebih luas, taman tematik merupakan
taman dengan satu karakter atau tema yang akan menjadi ciri khasnya. Suasana
dan fasilitas dari taman pun akan disesuaikan dengan tema yang dimiliki oleh
taman tersebut. Tujuan dari dibangunnya taman tematik ini selain sebagai wujud
pelaksanaan visi dan misi dinas pertamanan, namun juga ingin mengembalikan
fumgsi awal pendirian taman. Dengan perbaikan taman-taman yang sudah ada
menjadi taman tematik dan pendirian taman-taman baru lainnya, fungsi taman
dapat tercapai untuk kota Bandung.

Taman tematik yang sudah diluncurkan secara resmi oleh pihak


pemerintah kota Bandung berjumlah 4 taman. Taman-taman tersebut adalah
Taman Pustaka Bunga di Jl. Cilaki, Tamnan Fotografi di Jl. Cempaka, Taman
Jomblo di Jl. Pasteur, serta Taman Musik Centrum di Jl. Belitung. Berdasarkan
penuturan dari Kepala Dinas akan ada lagi 4 buah taman yang akan segera
diresmikan. Taman-taman tersebut adalah Taman Baca di Jl. Pranatayudha,
Taman Futsal di lapangan Supratman, dan Taman Film di Jl.Anggrek.

20
4
BAB 4

SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, dapat disimpulkan


bahwa:
1. Tugas pokok dan fungsi Dinas Pemakaman dan Pertamanan kota
Bandung adalah melaksanakan sebagian urusan rumah tangga
daerah di bidang pertamanan dan fasilitas sosial dan melaksanakan
tugas pembantuan yang diserahkan kepadanya oleh walikota;
2. Apabila dibandingkan dengan zaman dahulu, taman-taman kota di
Bandung sudah banyak mengalami proses penataan yang lebih
serius serta fasilitas canggih dengan konsep desain yang juga lebih
modern; dan
3. Taman adalah paru-paru kota yang turut menyeimbangkan
lingkungan dengan fungsinya antara lain fungsi keindahan, fungsi
minimalisasi pencemaran kota, serta fungsi sosial bagi manusianya
itu sendiri.

4.2 Saran

Berikut ini adalah saran yang kami rumuskan untuk penataan taman
kota yang lebih baik:

1. Banyak diadakan sayembara tertentu untuk kaum muda/komunitas


yang memiliki program bagus untuk pelestarian lingkungan,
mengingat kaum muda memiliki ide segar, kreatif, dan kekinian;

21
2. Anggaran dana untuk pemeliharaan taman kota itu sendiri harus
lebih ditingkatkan agar fasilitasnya lebih baik lagi;
3. Setiap taman harus diawasi dengan petugas-petugas tertentu untuk
menjada ketertiban, keamanan, maupun kebersihan;
4. Perlu adanya kesadaran dan idealisme dari lulusan Arsitektur
Lanskap untuk terjun ke dunia pemerintahan (PNS) untuk
mengabdikan ilmunya bagi penataan taman kota yang lebih baik
lagi; dan
5. Propaganda yang lebih besar tentang taman kota itu sendiri
sebagai salah satu media penyuluhan bagi masyarakat agar
semakin sadar dan mencintai lingkungan.

22
DAFTAR PUSTAKA

http://www.imagebali.net/detail-artikel/1219-pengertian-dan-cara-membuat-
taman-temtik.php

http://aldes91.blogspot.com/2010/01/

http://bandung.go.id/rwd/index.php?fa=dilemtek.detail&id=6

http://indonesiafornature.blogspot.com/

http://www.imagebali.net/detail-artikel/1219-pengertian-dan-cara-membuat-
taman-temtik.php

23
24

Anda mungkin juga menyukai