DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA IX
OLEH
NIM : 14.01.014
2017
Halaman Judul
i
Lembar Pengesahan
LEMBAR PENGESAHAN
DISUSUN OLEH :
NIM : 14.01.014
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul..........................................................................................................i
Lembar Pengesahan.................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Tujuan Penelitian..........................................................................................2
C. Manfaat Penelitian........................................................................................2
D. Keaslian Penelitian........................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................4
A. Tinjauan Pustaka...........................................................................................4
B. Landasan Teori..............................................................................................8
C. Hipotesis........................................................................................................8
BAB III METODE PENELITIAN..........................................................................9
A. Waktu dan Tempat Penelitian.......................................................................9
B. Diagram Alur Penelitian...............................................................................9
BAB IV JADWAL PENELITIAN........................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pabrik Gula Tasikmadu adalah salah satu pabrik gula yang berada di
bawah pengelolaan PT Perkebunan Nusantara IX Jawa Tengah yang terletak di
Desa Ngijo Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar. Pabrik Gula
Tasikmadu mempunyai kapasitas giling sebesar 4000 ton tebu perhari.
Stasiun penguapan adalah salah satu stasiun di proses pembuatan gula
yang bertujuan untuk menguapkan sebagian besar air ±70% sehingga didapatkan
nira kental yang mendekati jenuh brix ±60%. Proses penguapan atau evaporasi ini
dilakukan dengan cara memanaskan nira dalam bejana pada kondisi hampa untuk
meminimalkan kehilangan (kerusakan) gula karena panas.
Selain itu, stasiun penguapan juga berfungsi untuk menghasilkan air
kondensat yang digunakan untuk air imbibisi dan penambahan air yang ada di
proses. Stasiun penguapan juga merupakan satu satunya stasiun yang dapat
menghasilkan uap selain stasiun ketel. Mengingat begitu besarnya peran dari
stasiun penguapan, sudah semestinya untuk ditingkatkan efisiensinya. Salah satu
cara untuk meningkatkan efisisensi stasiun penguapan adalah dengan
mengoptimalkan penggunaan vakum. Penggunaan vakum di stasiun penguapan
bertujuan untuk menurunkan titik didih nira, sehingga dapat menghindarkan nira
dari kerusakan sukorsa akibat inversi, destruksi monosakarida dan reaksi
pembentukan zat warna lainnya (reaksi karamelisasi, maillard, dan ikatan ferry -
phenol). Dengan adanya evaluasi terhadap penggunaan vakum ini, diharapkan
optimalisasi proses menjadi prioritas yang harus diutamakan, sehingga biaya
operasional proses dapat ditekan.
1
B. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari diadakannya penelitian adalah
a. Mengetahui efisiensi pengggunaan vakum di stasiun penguapan di PG
Tasikmadu
b. Mengetahui cara optimalisasi proses pengendalian vakum yang benar serta
mengetahui cara pengendalian proses penguapan.
C. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang akan dilakukan, antara lain:
D. Keaslian Penelitian
Untuk mengetahui sub-kajian yang sudah ataupun belum diteliti pada
penelitian sebelumnya, maka perlu adanya upaya komparasi (perbandingan)
apakah terdapat unsure-unsur perbedaan ataupun persamaan dengan konteks
penelitian ini. Diantaranya hasil penelitian terdahulu yang menurut peneliti
terdapat kemiripan, yaitu :
2
evaporator dan lebih merupakan fungsi suhu, permukaan pemanasan, Brix
dan pH daripada waktu retensi (R).
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
Penguapan atau evaporasi adalah proses perubahan molekul dalam
keadaan cair (contohnya air) dengan spontan menjadi gas (contohnya uap air).
Proses evaporasi adalah kebalikan dari proses kondensasi. Umumnya penguapan
dapat dilihat dari lenyapnya cairan secara berangsur-angsur ketika terpapar pada
gas dengan volume signifikan. Adapun prinsip-prinsip evaporasi sebagai berikut:
a. Penguapan atau evaporasi merupakan perubahan wujud zat dari cair menjadi
uap
d. Evaporasi menghasilkan cairan yang lebih pekat, tetapi masih berupa cairan
pekat yang dapat dipompa sebagai hasil utama reaksinya, kadang-kadang ada
pula cairan volatile yang menjadi hasil utama proses, misalnya selama
pemisahan pelarut.
4
berganda (multiple effect) dengan penguapan berganda 4 atau 5 ( Quadrupple
Effect atau Quintiple Effect). Sesuai prinsip Rillieux yang kemudian
mengembangkan unit penguapan yang terdiri dari tiga badan (triple), empat badan
(quadruple) dan lima badan (Quintiple). Rillieux juga mengemukakan penemuan
penggunaan uap nira sebagai bahan pemanas pada pan Kristalisasi. Dengan
kaidah-kaidah nya sebagai berikut :
a. Dalam penguap multiple maka setiap satuan bahan pemanas dapat
menguapkan air sebanyak jumlah bahan penguapnya.
b. Pada proses pengambilan uap nira (Vapour Bleeding), bila uap sejumlah (P)
diambil untuk badan no (M) berasal dari satu badan penguap terdiri dari (n)
badan maka penghematan uap bekas adalah:
MxP
e=
n
5
a. Suhu Operasional Tinggi
Sukrosa akan mengalami kerusakan pada suhu > 120 0C, terutama pada
badan pertama atau pre evaporator. Dengan kadar brix yang masih tinggi,
operasional dengan suhu tinggi menyebabkan inversi dari sukrosa dan
perubahan warna. Panpae, dkk (2008) menyatakan bahwa suhu, pH dan
kandungan zat padat dari nira berpengaruh terhadap kehilangan sukrosa.
Sirkulasi nira yang kurang baik menyebabkan suhu nira dalam evaporator
naik. Hal ini bisa disebabkan karena sirkulasi yang lambat dan terlalu banyak.
c. Inversi
6
e. Vakum yang Rendah
Kondisi vakum normal dari suatu sistem evaporator sekitar 60 cmHg. Apabila
vakum tidak mencapai angka tersebut maka titik didih dari nira akan naik
sehingga kemungkinan terjadi karamel dalam evaporator lebih besar.
Terjadinya karamel berdampak pada kehilangan gula.
f. Entrainment
Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam sistem evaporator adalah adanya
kebocoran dari peralatan. Kebocoran dapat terjadi pada pipa, valve, dan
peralatan lain. Dengan maintenance rutin dan pengawasan yang baik
kebocoran dapat dikurangi, sehingga mengurangi kehilangan gula.
7
B. Landasan Teori
Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kinerja stasiun penguapan adalah
vakum dan uap pemanas atau bahan pemanas. Vakum dalam stasiun penguapan
berfungsi untuk menurunkan titik didih nira sehingga pemanasan atau proses
evaporasi dapat berlangsung secara cepat, efisien, dan eknomis (efisien waktu,
bahan, dan energi). Stasiun penguapan, identik dengan suhu tinggi yang
merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan kerusakan gula (sukrosa).
Suhu tinggi, pH rendah, dan waktu yang lama merupakan ketiga faktor utama
yang harus dihindari selama proses pembuatan gula. Maka dibuatlah suatu suatu
sistem penguapan bertingkat dan bejana penguapan yang dibuat vakum. sistem
penguapan bertingkat, untuk efisiensi bahan pemanas, vakum untuk menghindari
terjadinya reaksi karamelisasi oleh faktor suhu. Untuk itu, perlu diaadakan
pengkajian terhadap efisiensi penggunaan vakum tersebut. Sebab, vakum yang
rendah, menyebabkan titik didih nira menjadi lebih besar sehingga memperbesar
kemungkinan terjadinya reaksi karamelisasi. Tak hanya itu, vakum yang rendah
juga bisa menyebabkan stasiun penguapan menyedot atau membutuhkan banyak
uap /energy untuk menguapkan nira sehingga tercapai beaume 30 -32 0Be. Hal ini
adalah pemborosan uap. Dengan begitu, stasiun ketel akan bekerja lebih berat
daripada seharusnya.
C. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan pada penellitian :
8
BAB III
METODE PENELITIAN
Studi literatur dilakukan pada tanggal 15 April sampai dengan 20 Mei 2017.
Sementara, pengumpulan dan pengolahan data, dilakukan pada tanggal 22 Mei
sampai dengan 28 Juli 2017.
9
1. Studi Literatur
2. Pengumpulan Data
a. Data Primer
b. Data Sekunder
10
4. Pembahasan dan Kesimpulan
11
BAB IV
JADWAL PENELITIAN
Minggu ke-
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Observasi Lapangan
Pengumpulan data (data
hasil analisa maupun
data fisik alat)
Analisa Data
Koreksi dan Evaluasi
hasil analisa
Finishing Laporan
Proyek Akhir
12
DAFTAR PUSTAKA
Edye, L.A. and Clarke, M.A. 1995. Sucrose Loss and Color Formation in
Evaporators. ISSCT. pp 238 – 245.
Pratama, Prayoga Indra. 2016. Laporan Prkatek Kerja Lapang III Pengawasan
Proses Pengolahan Gula di PG Krebet Baru Malang Jawa Timur.
Politeknik LPP Yogyakarta: Yogyakarta.
Prianto, AD. 2015. Laporan Praktek Kerja Lapang II Proses Pengolahan Gula di
PG Semboro, PTPN XI. Politeknik LPP Yogyakarta:Yogyakarta.
13
Purchase, B.S. ; Day Lewis, C.M.J. and Schaffler, K.J.1987. A Comparative Study
of Sucrose Degradation in Different Evaporators. Proceeding os SASTA,
pp : 8 – 13.
Wong Sak Hoi, L and Tse Chi Shum, S. 1996. Estimation of Sucrose Inversion in
Evaporators. Proceeding of SASTA. pp : 236 – 240.
14