PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
14.420.4100.830
PROPOSAL SKRIPSI
DISUSUN OLEH :
IAN ZATULO DAELI
14.420.4100.830
PROPOSAL SKRIPSI
Disetujui oleh
Puji syukur saya haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya, penyusun dapat menyelesaikan proposal Skripsi ini
dengan judul “SIMULASI VELOCITY SLIP DENGAN MENGGUNAKAN
METODE CHIEN CORRELATION BERDASARKAN PENAMBAHAN
KOH, CaCO 3, PAC-R,CMC TERHADAPSIFAT FISIK LUMPUR BOR
BERBAHAN DASAR LEMPUNG BOYOLALI”.Adapun maksud dan tujuan
dari proposal Skripsi ini untuk memenuhi persyaratan untuk memperoleh Gelar
Sarjana di Jurusan Teknik Perminyakan, Fakultas Teknik,Universitas Poklamasi
45 Yogyakarta.
Penulis
I. JUDUL
SIMULASI VELOCITY SLIP DENGAN MENGGUNAKAN METODE
CHIEN CORRELATION BERDASARKAN PENAMBAHAN KOH,CaCO 3,
PAC-R, CMC TERHADAP SIFAT FISIK LUMPUR BOR BERBAHAN
DASAR LEMPUNG BOYOLALI.
II. PENDAHULUAN
2.1 Latar Belakang
Dalam industri migas kegiatan operasi dibedakan menjadi dua yaitu
kegiatan operasi hulu dan kegiatan operasi hilir. Kegiatan operasi hulu atau
yang biasa dikenal dengan EP (eksplorasi dan produksi) adalah sutau
kegiatan operasi yang meliputi kegiatan eksplorasi dan produksi. Kegiatan
eksplorasi diawali dengan survey G&G (geologi dan geofisik) dan seismic,
setelah didapatkan suatu formasi batuan yang diperkirakan mengandung
cadangan migas barulah akan dilakukan kegiatan pemboran untuk
pembuktian secara real ada tidaknya cadangan migas dalam formasi batuan
tersebut. Pengeboran adalah kegiatan membuat lubang sumur dengan
diameter dan kedalaman tertentu. Pada sistem bor putar ini memiliki fungsi
utama yang mendukung operasi pengeboran, secara garis besar operasi
pemboran dibagi menjadi lima sistem utama, yaitu sistem angkat (hoisting
system), sistem putar (rotating system), sistem sirkulasi (circulating system),
sistem tenaga (power system) dan sistem pencegah sembur liar (Blow Out
Preventer). Pada perinsipnya kelima sistem ini saling mendukung satu sama
lain, Sistem sirkulasi merupakan salah satu sistem yang memegang peranan
penting didalam operasi pemboran untuk menahan tekanan formasi dan
mengangkat catting dari dasar sumur ke atas permukaan.
Fluida pemboran dapat didefinisikan sebagai suatu campuran dari
solid dan fluid, ( Gas, Minyak dan Air ) yang di pergunakan di dalam
operasi pemboran dengan membersihkan dasar lubang dari serpih bor dan
mengangkatnya kepermukaan dengan demikian pemboran dapat berjalan
dengan lancar. Lumpur pemboran merupakan salah satu faktor yang
mempunyai peranan sangat penting yang menentukan kelancaran dan
keberhasilan dalam operasi pemboran. Sedangkan pengelompokan lumpur
bor berdasarkan fasa fluidanya yaitu Gaseous drilling fluid, Oil base Mud,
dan Water base Mud. Fungsi lumpur dalam suatu operasi pemboran antara
lain mengontrol tekanan formasi, mengangkat cutting ke permukaan,
mendinginkan dan melumasi bit dan drillstring dsb. Dalam penelitian Tugas
Akhir ini penulis akan menguji penambahan KOH,CaCO 3, PAC-R, CMC
terhadap sifat fisik lumpur bor berbahan dasar bentonite.
Sifat-sifat fisik lumpur pemboran yang diukur dalam penelitian Tugas
Akhir ini meliputi berat jenis (densitas), viscositas, sifat rheology (plastic
viscocity, yield point dan gel strength), laju tapisan (fluid filtrate loss),
ketebalan ampas (mud cake) dan pH. Metodologi yang digunakan dalam
penelitian Tugas Akhir ini sesuai dengan standar American Petroleum
Institute (API 13A) yang meliputi bahan dan alat-alat yang digunakan,
prosedur pembuatan lumpur bor, prosedur pengujian sifat-sifat fisik lumpur
bor, perhitungan dan analisa. Pengujian dilakukan menggunakan empat
sampel lumpur bor dan tiga kali pengukuran. Bahan-bahan yang digunakan
antara lain fresh water, bentonite, KOH,CaCO 3, PAC-R, CMC. Peralatan
yang digunakan dalam percobaan antara lain ; mud mixer, mud balance,
fann vg viscometer dan standar filter press, pH paper, gelas ukur, cup,
jangka sorong dan stopwatch. Kemudian dari hasil pengolahan, pengujian,
perhitungan dan analisa dibanding dengan standar API 13A, apakah masih
memenuhi standar API 13A atau tidak. Kemudian dilakukan Analisa varians
dan uji Duncan untuk melihat ada atau tidak adanya beda nyata perlakuan
terhadap lumpur pemboran.
2.3.1 Maksud
Maksud dari penelitian Skripsi ini adalah mendapatkan jenis
lumpur yang baik dan sesuai dengan karakteristik bentonite pada
lumpur pemboran.
2.3.2 Tujuan
Tujuan penelitian Skripsi ini adalah:
1. Mengetahui pengaruh penambahan KOH,CaCO 3, PAC-R, CMC
terhadap sifat fisik lumpur bor.
2. Mengetahui tinjauan keberhasilan pemanfaatan KOH, CaCO 3,
PAC-R, CMC sebagai bahan dasar lumpur bor.
Total tenaga yang dibutuhkan pada sebuah rig pemboran secara umum
berkisar dari 1000 – 3000 HP untuk driling dan 350 - 500 HP untuk work over.
Rig modern sumber penggeraknya biasanya berasal dari internal–
combustiondiesel–enginedan secara umum diklasifikasikan menjadi :
1. Diesel–electrictype
2. Direct–drive type.
Penggunaaan nya tergantung dari metode yang di gunakan untuk
mentransmisikan daya tersebut ke berbagai sistem dalam rig
3.1.2.Sistem Angkat (Hoisting System)
Fungsi dari sistem pengangkat (hoisting system) adalah untuk
menyediakan fasilitas dalam mengangkat, menahan dan menurunkan drillstring,
casing string dan perlengkapan bawah permukaan lainnya dari dalam sumur atau
ke luar sumur.
1. Struktur Penyangga
Substructure, lantai bor, dan menara pemboran.
2. Peralatan Pengangkat
Drawwork, overhead tools, drilling line.
3.1.3. Sistem Putar (Rotary System)
Fungsi utama system pemutar adalah untuk memutar rangkaian pipa
bor dan memberikan beratan diatas pahat membor suatu formasi batuan.
−μ dVr
τ=
gc dr .............................................................................(3-1)
Keterangan :
Τ = gayashear per unit luas (shear stress), dyne/cm2.
dVr/dr = shear rate, sec-1.
gc = convertion constant, 32 ft/sec2.
Tanda negatif pada rumus diatas menunjukan bahwa dengan
bertambahnya jari – jari, maka kecepatan menurun.
3.2.1.2 Non Newtonian Fluids
Non Newtonian fluid adalah fluida yang perbandingannya antara
shear stress dengan shear ratenya tidak konstan. Jenis fluida ini
dibagi lagi menjadi:
( )
n
−dVr
τ =K−
dr ...................................................................(3-3)
Keterangan :
τ = shear stress, dyne/cm2.
dVr/dr = shear rate, sec-1.
K = indeks konsistensi.
N = indeks aliran yang dibutuhkan.
Indeks aliran diartikan sebagai derajat (tingkat) pada fluida yang
non newtonian. Perhitungan indeks aliran dan indeks konsistensi
dapat menggunakan persamaan:
n=3. 32 log
[ ]
θ 600
θ 300
.................................................................(3-4)
θ 300
K=
511n ................................................................................(3-5)
4. Fasa Kimia
Zat kimia atau additive adalah komponen penting dalam
mengontrol sifat-sifat lumpur, secara fisik maupun secara kimia.
Banyak sekali zat kimia yang digunakan untuk membuat suatu lumpur
atau drilling fluids, karena dilihat dari fungsinya masing-masing,
antara lain fungsinya adalah untuk menurunkan dan menaikkan
viscositas, mengontrol derajat keasaman, mengontrol rheology,
mengontrol filtrate, membuat mud cake dan menghambat korosi.
3.2.3. Fungsi Lumpur Pemboran
Lumpur pemboran merupakan faktor yang penting dalam
pemboran, kecepatan efisiensi, keselamatan dan biaya pemboran
sangat tergantung pada lumpur ini. Fungsi lumpur pemboran antara
lain adalah:
5. Rheology
a. Plastic Viscosity
Plastic viscosity adalah sejumlah gaya yang diperlukan untuk dapat
menggerakan cutting. Plastic viscosity dipengaruhi oleh shear rate pada
sistem pemboran. Kecenderungan malasnya fluida untuk bergerak karena
terjadi gesekan dengan cutting yang dibawa yang menimbulkan friksi
karena densitasnya berbeda dengan fluida pemboran. Jadi saat sirkulasi,
cutting cenderung lebih lambat dari kecepatan fluida pemborannya.
Plastic viscosity bergantung kepada konsentrasi padatan, semakin
banyak padatan yang dibawa maka semakin tinggi nilai viscositasnya
kondisi ini tergantung dengan bentuk dan ukuran padatannya, semakin
besar permukaan total padatannya maka semakin besar friksinya. Jadi
semakin bulat dan semakin kecil maka plastic viscositas semakin besar.
b. Yield Point
Yield point adalah kemampuan suatu lumpur untuk dapat menahan
cutting pada saat sirkulasi berlangsung. Yield point dipengaruhi oleh shear
rate dan shear stress pada sistem lumpur pemboran.
Selain itu volume padatan juga mempengaruhi nilai yield point,
semakin besar volume maka luas permukaannya semakin besar. Akibatnya
akan semakin besar yield point. Kandungan ion fasa cair berpengaruh
karena dengan ion padatanlah yield poitn bekerja..
c. Gel Strength
Diwaktu lumpur bersikulasi besaran yang berperang adalah
viscositas, sedangkan diwaktu sirkulasi berhenti yang memegang peranan
adalah gel strength. Lumpur akan menjadi gel saat tidak ada sirkulasi. Hal
ini disebabkan oleh gaya tarik-menarik antara partikel-partikel padatan
lumpur.
Diwaktu lumpur berhenti bersikulasi, lumpur harus mempunyai gel
strength yang dapat menahan cutting dan material pemberat lumpur agar
tidak turun, sehingga padatan tidak menumpuk dan mengendap diannulus
dan mencegah pipa terjepit. Akan tetapi, jika gel strength terlalu tinggi
akan menyebabkan terlalu berat kerja lumpur untuk memulai sirkulasi
kembali. Walaupun pompa mempunyai daya yang kuat, pompa tidak boleh
memompakan lumpur dengan daya yang besar karena formasi bisa pecah.
6. Solid Content
Solid content adalah suatu sifat fisik untuk mengetahui kandungan
padatan pada lumpur pemboran.
7. Cl-
Cl-adalah suatu sifat fisik lumpur untuk menentukan besarnya
kandungan clorida dalam lumpur KCl polimer.
5. KCL
Lumpur KCL polimer merupakan sistem lumpur yang paling umum
digunakan dalam pemboran. Dasar dari sistem ini adalah anionic
pengkapsulan (encapsulating) polymer fluid yaitu polymer membungkus
serbuk bor (cutting) pada saat pembersihan lubang.
6. XCD
XCD yaitu jenis polimer yang digunakan untuk menaikkan viscositas
(viscosifier), viscositas ini dihasilkan dari air liur atau enzim yang
dihasilkan oleh bakteri, nama bakteri yang terdapat pada XCD adalah
santo monas. XCD juga dapat digunakan sebagai pengganti bentonite
untuk menghasilkan cairan kental namun tidak padat. XCD mempunyai
SG 1.5 dan 25 kg/stack dalam packaging.
2. Turbulen
Aliran turbulen yaitu suatu aliran dimana fluida bergerak dengan
kecepatan yang lebih cepat.Partikel-partikelnya bergerak pada garis-
garisyang tidak teratur serta geseran yang terjadi juga tidak teratur
sehingga terjadi aliran berputar.
928 ρV d
NRe = µ .................................................................. (3.6)
Keterangan:
P = Densitas fluida, ppg.
v =Kecepatan aliran, fps
d =Diameter pipa, in.
µ =Viskositas, cp.
v DP = ....................................................................(3-7)
Kecepatan di annulus, harga d-nya adalah :
d2 = ( ..............................................................(3-8)
Kecepatan kritis dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
a. Kecepatan kritis pada pipa
vc = (PV +
..........................................................(3-9)
b. Kecepatan kritis pada annulus
v c = (PV +
...............................................(3-10)
Keterangan :
vc = kecepatan krtitis, fps.
PV = plastic viscosity, cp.
untuk newtonian fluids µ = PV dan YP = 0.
dh = diameter lubang bor, in.
do = diameter luar pipa, in.
di = diameter dalam pipa, in.
YP = yield point, 1b/100 ft2.
IV. RENCANA TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan penulis, direncanakan berlangsung selama
kurang lebih satu bulan dengan lokasi penelitian skripsi bertempat di
LABORATORIUM PERMINYAKAN UPN “VETERAN”
YOGYAKARTA pada tanggal 25 September 2019 – 25 Oktober 2019 atau
disesuaikan dengan waktu yang telah ditentunkan oleh pembimbing dari
LABORATORIUM PERMINYAKAN UPN “VETERAN”
YOGYAKARTA.
Adapun rencana kegiatan Skripsi yang diusulkan selama satu bulan
(empat minggu) adalah sebagai berikut:
Waktu Minggu
1 2 3 4
Kegiatan
Orientasi Laboratorium
Praktek Laboratorium
dan Pengumpulan Data
Analisa Data
Pembuatan laporan
V. PENUTUP
Demikian proposal Skripsi yang akan dilaksanakan. Besar harapan rencana
penelitian Skripsi ini mendapat sambutan yang baik dari perusahaan. Atas
perhatian dan bantuan yang diberikan, penulisa ucapkan terimakasih.
11. Muskat, M. The Flow Homogenous Fluid Through Porous Media. First
Edition, Chief Of Physic Division Gulf Research and Development
Company. McGraw-Hill Book Company. 1946.
12. Nind, T.E.W. Principles of Oil Well Production.United States of America:
McGraw-Hill Inc. 1964.
14. Patton, C., C., “Oilfield Water System”, Campbell Petroleum Seies,
Norman, Oklahoma, 1981.
15. Pettijhon, F.J., “Sedimentary Rock”, Second Edition, Harper and Brother
Publishing, New York, 1957.
16. Rubiandini, R., “Diktat Kuliah Teknik Pemboran I dan II” Jurusan Teknik
Perminyakan, ITB, 1993.
22. http://ahlimigas.blogspot.co.id/