Anda di halaman 1dari 52

KERTAS KERJA WAJIB DALAM RANGKA UJIAN NEGARA

PERGURUAN TEVGGIKEDINASAN
09 M
.. * AKAMIGAS
If

>
• •r. \
PERLINDUNGAN PIPA GAS BUMI
DENGAN SISTEM PROTEKSIKATODIK

Oleh:

Nama AGUNG ROCHMAN SOLICHI


No. Mahasiswa 420103/A
Jurusan/Prog.Studi INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA
4 Diploma I ( Satu )

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


BADAN PENDH)n<AN DAN PELATD3AN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
PUSAT PENDIDnCAN DAN PELATIHAN MINYAK DAN GAS BUMI
PERGURUAN TINGGI KEDINASAN

09
w AKAIMIIKSAS
pi
Cepu, Mei 2002

!WWl!MMMI^^SHi^^Sl?fS?KHSI™-s^Ki^
No. Induk *Hw V* A OX OJL

No. Klas

Tgl. Tertma
Beli/Hadiah/Tutor: Rp. -

Dari :
Judttl Perlindungan Pipa Gas Bumi i>engan System Aroteksi

Katodik

Oleh Agung Rochman Soliehi

NIM 42Q1QS/A

Jurusan / Diploma Instmmentasi Dan Elektronika /1 (Satu)

MENYETUJUI

PEMBIMBEVG KERTAS KERJA WAJD3

Ir. Piefcfr Pump-mo

MENGETAHUI

KETUA JURUSAN INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA

hf<' Rovke R. Rerine. ST


PEMBIMBING PRAKTIK KERJA LAPANGAN

MENYETUJU1:
MENGETAHUl:

Pembimbiiig Lapaiigan
PT. PGN (Persero)'

lr.As'ad
Ir. Tnjono
NIPG.088621247
NIPG. 08551
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa, karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya penyusunan Kertas Kerja Wajib yang berjudul
"Perlindungan Pipa Gas Bumi Dengan Sistem Proteksi Katodik" telah dapat penulis
selesaikan dengan baik.

Penulisan Kertas Kerja Wajib ini merupakan tugas wajib bagi penulis yang
berguna untuk memenuhi persyaratan dalam menempuh ujian akhir sebagai
mahasiswa di Akademi Minyak dan Gas Bumi Jurusan Instrumentasi dan Elektronika
Tingkat 1 Angkatan XXII Tahun Akademik 2001/2002.

Perkenankanlah dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih


yang setulus-tulusnya kepada yang terhormat:

1. Manajemen PT. Perusahaan Gas Negara (Persero)


2. Kepala PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Cabang Surabaya
3. Pembimbing Praktik Kerja Lapangan
4. Pembimbing Kertas Kerja Wajib
5. Ketua Jurusan Instrumentasi dan Elektronika

6. Bapak/Ibu Dosen, Instruktor dan staff Akamigas Cepu


7. Semua pihak yang telah membantu penulis hingga selesainya KKW ini

Semoga tulisan Kertas Kerja Wajib ini dapat memberi manfaat. Penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan di dalam penulisan Kertas Kerja Wajib
ini, untuk itu penulis akan dengan senang hati menerima kritik dan saran demi
sempurnanya penulisan ini dimasa yang akan datang.

Cepu, Mei 2002


Penulis,

Agung Rochman Solichi


No.Mhs.420103/A
RINGKASAN

Korosi adalah penurunan kualitas bahan (logam) karena bereaksi dengan

lingkungannya. Korosi merupakan suatu proses kimia (elektro kimia) pada logam

atau campuran logam yang disebabkan oleh adanya elektrolit. PT. PGN (Persero)

sebagai suatu perusahaan yang bergerak dibidang penyaluran gas bumi melalui media

pipa memandang perlu untuk menyelamatkan pipa yang merupakan alat utama untuk

penyaluran gas ke pelanggan dari bahaya korosi.

Korosi pada pipa sulit untuk dihindarkan karena ini proses alami, namun

dengan teknologi kita mampu mengendalikannya. PT. PGN (Persero) melakukan

pengendalian korosi ini dengan berbagai macam cara, diantaranya : pengecatan pada

pipa, melapisi pipa dengan coating, sertaperlindungan katodik.

Pada kertas kerja wajib ini akan diketengahkan dasar - dasar sistem proteksi

katodik dengan menggunakan anoda korban dan menggunakan arus landing. Dengan

adanya sistem ini diharapkan mampu menjaga umur pipa dari bahaya korosi sampai

20 tahun.

Keberhasilan sistem ini sangat dipengaruhi oleh banyak hal, antara lain pada

pemilihan jenis anoda atau sistem apa yang akan digunakan waktu perencanaan

pemasangan pipa, prosedur pemasangan pipa juga harus ditaati oleh pihak terkait dan

setelah pipa terpasang harus dilakukan pemantauan secara berkala, yaitu : periode

bulanan, periode tiga bulanan dan periode tahunan.

11
DAFTAR ISI

Halaman

KATAPENGANTAR i

RTNGKASAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR v

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR LAMPIRAN vii

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Tujuan 1

1.3. Batasan Masalah 2

1.4. Sistematika Penulisan 2

H. ORIENTASIUMUM

2.1. Sejarah Singkat PT. PGN (Persero) Cabang Surabaya 4

2.2. Tugas dan Fungsi PT. PGN (Persero) Cabang Surabaya 6

2.3. Tugas dan Fungsi Bagian Distribusi 7

2.4. Struktur Organisasi 7

m. DASAR TEORI

3.1. Pengertian Korosi 9

3.2. Mekanisme Korosi 9

3.3. Faktor - faktor yang Mempengamhi Korosi 12

3.4. Jenis, Korosi 13

iii
3.5. Pengendalian Korosi 14

TV. SISTEM PROTEKSI KATODIK

4.1. Prinsip Proteksi Katodik 16

4.2. Sistem Proteksi Katodik DiPT. PGN (Persero) 17

4.2.1. Sistem Anoda Korban 18

4.2.2. Sistem Arus Tanding 21

4.3. Perencanaan Sistem Proteksi Katodik 24 -

4.3.1. Route Pipa 24

4.3.2. Tahanan Tanah ,.25

4.3.3. Diameter dan panjang pipa 25

4.3.4. Coating 25

4.3.5. PH Tanah 26

4.3.6. Kebutuhan Arus Proteksi 26

4.3.7. Backfill 28

4.4. Prosedur Pemasangan Proteksi Katodik 29

4.5. Pemeliharaan Sistem Proteksi Katodik 30

4.6. Perbandingan Kedua Sistem Proteksi Katodik 33

4.6.1. Sistem Anoda Korban 33

4.6.2. Sistem Arus Tanding 34

V. PENUTUP

5.1 Simpulan 35

5.2 Saran 35

DAFTAR PUSTAKA 36

LAMPIRAN

iv

II ll|lJWJi.4UIU,lJHIIJ|l|L J JUIUIHU.IIJI.L 1,111.1 'PSi^'sriL 5^i*Sii&a


DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar : 3.1. Korosi pada pipa baja bawah tanah 11

4.1. Prinsip Proteksi Katodik 17

4.2. Sistem Proteksi Katodik Anoda Korban 18

4.3. Sistem Proteksi Katodik Ams Tanding 22

4.4. Backfill 29

4.5. Pengukuran Potensial Anoda terhadap Elektroda 31

4.6. Pengukuran Proteksi Katodik Sistem Ams Tanding.... 32

mmmmmmmmmmmmmmmmm
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel: 4.1. Sifat - sifat Anoda Korban 20

4.2. Aplikasi Anoda Mg, Zn, Al 21

4.3. Penggolongan Korosifitas Tanah 25

4.4.DeretEmf. 27

VI

m
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran : 1. Gambar Jaringan Pipa Gas Terpasang Jawa Timur

2. Gambar Stmktur Organisasi PT. PGN (Persero)

3. Gambar Stmktur Organisasi PT. PGN (Persero) Cab. Surabaya

4. Gambar Stmktur Organisasi Bagian Distribusi

5. Gambar Insulating Joint

6. Laporan Pengukuran Proteksi Katodik

7. Inspeksi/Pemeriksaan Sistem Proteksi Katodik

VU

mmmmmmmmmmmmm
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

PT. Pemsahaan Gas Negara (Persero) adalah suatu BUMN yang didirikan

berdasarkan Peraturan Pemerintah. Nomor. 37 Tahun 1994 yang daerah operasinya

meliputi 5 wilayah di seluruh Indonesia yaitu Cabang Medan, Jakarta, Bogor,

Cirebon dan Surabaya serta terdapat pula 4 cabang pembantu yaitu Palembang,

Bandung, Semarang dan Makasar.

Adapun alasan penulis untuk memilih judul 'TERLINDUNGAN PLPA GAS

BUMI DENGAN SISTEM PROTEKSI KATODIK" dikarenakan begitu pentingnya

pipa yang menjadi sarana transportasi penyaluran gas bumi untuk dilindungi terhadap

bahaya korosi. Dengan perlindungan pipa ini diharapkan kita mampu

mempertahankan umur pipa sesuai dengan desain pabrikan dan melakukan

pengendalian dari bahaya korosi.

1.2.Tujuan

Pemilihan Judul "PERLINDUNGAN PIPA GAS BUMI DENGAN SISTEM

PROTEKSI KATODIK" di PT. Pemsahaan Gas Negara (Persero) Cabang Surabaya

dalam pembuatan Kertas Kerja Wajib (KKW) ini mempunyai tujuan agar penulis

dapat memperluas serta membandingkan antara ilmu yang diperoleh di bangku kuliah

dengan kenyataan di lapangan, memahami dan mendalami ilmu yang didapat untuk

dikembangkan lagi, memahami dan mengerti prosedur kerja yang sistematis dan

prosedur perencanaan pemasangan proteksi katodik.


1.3. Batasan Masalah

Batasan Masalah Penulisan Kertas Kerja Wajib ini hanya terbatas di Bagian
Distribusi PT. Pemsahaan Gas Negara (Persero) Cabang Surabaya tempat penulis
melaksanakan Praktik Kerja Lapangan yakni mengenai "PERLINDUNGAN PIPA

GAS BUMI DENGAN SISTEM PROTEKSI KATODIK". Dalam tulisan ini penulis

membatasi untuk membahas tentang dasar - dasar sistem anoda korban dan ams

tanding yang materinya penulis dapatkan dari melakukan praktik kerja lapangan,

pengamatan langsung ke objek, menanyakan masalah yang dihadapi dalam praktik

kerja lapangan kepada petugas lapangan, membaca literatur - literatur di

perpustakaan, kemudian membuat simpulan dari praktik tersebut.

1.4. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Kertas Kerja Wajib (KKW) ini dibuat sedemikian mpa

sesuai dengan petunjuk buku pedoman penyusunan Kertas Kerja Wajib (KKW)

Perguman Tinggi Kedinasan AKAMIGAS Cepu dan penyajian isinya penulis bagi

menjadi 5 bab, masing-masing bab terdiri dari sub bab - sub bab.

Kelima bab tersebut adalah :

1. BAB I Pendahuluan, terdiri dari :

Latar Belakang, Tujuan, Batasan Masalah dan Sistematika Penulisan

2. BAB II Orientasi Umum, terdiri dari:

Sejarah singkat PT.PGN (Persero) Cabang Surabaya, Tugas dan

Fungsi PT.PGN (Persero) Cabang Surabaya, Tugas dan Fungsi Bagian

Distribusi dan Stmktur Organisasi


3. BAB HI Dasar Teori

Pengertian Korosi, Mekanisme Korosi, Faktor - faktor yang

Mempengamhi Korosi, Jenis Korosi, Pengendalian Korosi

4. BAB IV Isi terdiri dari :

Prinsip Proteksi Katodik, Sistem Proteksi Katodik di PT. PGN

(Persero), Perencanaan Sistem Proteksi Katodik, Prosedur

Pemasangan Proteksi Katodik, Pemeliharaan Sistem Proteksi Katodik,

Perbandingan Kedua SistemProteksi Katodik

5. BAB V Penutup terdiri dari :

Simpulan dan Saran

mmmmmmmmmmmmmsst
BAB II

ORIENTASI UMUM

2.1. Sejarah Singkat PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Cabang

Surabaya

PT. Pemsahaan Gas Negara (Persero) sejak berdirinya telah beberapa kali

mengalami masa pembahan, baik dari segi fisik dan non fisik, yang pada akhirnya

berstatus sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dilingkungan Departemen

Energi dan Sumber Daya Mineral.

Berikut adalah riwayat perubahannya :

Tahun 1808 : Frederic Alberreht Winzern mendirikan Light Atleaco di jalan Pall

Mall London, Pemsahaan Umum Gas Lampu yang pertama.

Tahun 1859 : 19 Nopember, FirmaL.JN Eindhoven & Co, mendirikan Pemsahaan

Gas di Jakarta pertama di Indonesia.

Tahun 1863 : 10 Desember, N.V. NIGM ( Nederlandesh Indiesche Gas Maatscapy

mengganti Firma Eindhoven.

Tahun 1879 ; N.V. NIGM membuka Cabang di Surabaya.

Tahun 1898 : N.V. NIGM membuka Cabang di Semarang.

Tahun 1901 : N.V. NIGM membuka Cabang di Bogor

Tahun 1908 : N.V. NIGM mulai membangun kelistrikan di Indonesia.

Tahun 1919 : N.V. NIGM membuka Cabang di Medan.

Tahun 1921 : N.V. NIGM membuka Cabang di Bandung.

Tahun 1925 : N.V. NIGM membuka Cabang di Makasar.


Tahun 1945 : N.V. NIGM namanya dirubah menjadi OGEM ( Overzeeseh Gazen

ElektricitiefMaatscapay ).

Tahun 1959 : Undang-undang No. 8 Tahun 1958, Nasionalisasi kekayaan Belanda

di Indonesia Pemsahaan Listrik dan Gas diambil alih oleh negara

di bawah Departemen Pekerjaan Umum.

Tahun 1961 : 20Maret, didirikan Badan Pimpinan Umum PLN, dimanaGas

menjadi Eksploitasi XIV.

Tahun 1965 ; Keputusan PresidenNo.19 Tahun 1965,Pemsahaan Gas berdiri

sendiri terpisah dari PLN, P.N. Gas dibawah Departemen Pekerjaan

Umum Tenaga Listrik (PUTL ).

Tahun 1978 : Keputusan PresidenNo.15 Tahun 1978, P.N. Gas dialihkan ke

Departemen Pertambangan dan Energi dibawah Ditjen Migas.

Tahun 1984 : Peraturan Pemerintah No.27 Tahun 1984, menetapkan P.N. Gas

menjadi Pemsahaan Umum Gas Negara ( Pemm Gas Negara ).

Tahun 1994 : Peraturan Pemerintah No.37 Tahun 1994, menetapkan Pemsahaan

Umum Gas Negara ( Pemm Gas Negara ) bembah menjadi PT.

Pemsahaan Gas Negara (Persero) yang disahkan oleh Notaris pada

tanggal31Meil996

Tahun 1998 : PT. Pemsahaan Gas Negara (Persero) CabangPembantuPalembang

didirikan.

Tahun 1999 : Status PT. Pemsahaan Gas Negara (Persero) Cabang Makasar,

Semarang dan Bandung dirubah menjadi CabangPembantu.


2.2. Tugas Dan Fungsi PT. Perusahaan Gas Negara (Persero)

Cabang Surabaya

PT. Pemsahaan Gas Negara (Persero) Cabang Surabaya adalah satuan

pengusahaan di lingkungan PT. Pemsahaan Gas Negara (Persero) yang mempunyai


tugas pokok sebagai berikut:

1. Melaksanakan pengusahaan gas di wilayah Surabaya pada khususnya dan Jawa


Timur pada umumnya serta membantu tugas-tugas Direksi sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawab yang dilimpahkannya. Jaringan pipa gas bumi PT.
PGN (Persero) Cabang Surabaya yang telah terpasang di Jawa Timur seperti
digambarkan pada lampiran 1.

2. Mengelola manajemen dan aset PT. Pemsahaan Gas Negara (Persero) Cabang
Surabaya, Cabang Pembantu Semarang dan Makasar sesuai dengan tugas dan
tanggung jawabnya.

3. Melaksanakan Penjualan, Penyaluran dan Pendistribusian gas bumi untuk

keperluan Industri, Komersial dan Rumah Tangga.


4. Perencanaan, Pembangunan, Pengembangan Pemsahaan Gas untuk keperluan
Industri, Komersial dan Rumah Tangga sesuai dengan pangsa pasar dan Budget
yang tersedia.

5. Pengelolaan fasilitas pendistribusian gas.

6. Pengelolaan Tata Usaha, SDM dan Finansial.

7. Pengelolaan Organisasi dan Tatalaksana.

8. Keamanan dan Ketertiban.

mmmmmmmmmm
9. Tumt menunjang program-program pemerintah terutama program " RAMAH

LINGKUNGAN"

2.3. Tugas Dan Fungsi Bagian Distribusi


Bagian Distribusi mempunyai Tugas Pokok sebagai berikut:
Melaksanakan pengelolaan penerimaan gas, pengoperasian dan pemeliharaan
jaringan pipa distribusi gas beserta fasilitas peralatannya serta pengelolaan kesehatan
dan keselamatan kerja.

Sedangkan Fungsinyaadalah:

1. Pengelolaan penerimaan dan pendistribusian gasbumi.

2. Pengoperasian dan pemeliharaan jaringan pipa distribusi gas bumi tekanan tinggi,
tekanan menengah dan tekanan rendah beserta fasilitasnya.

3. Pengelolaan kesehatan dan keselamatan kerja yang terkait dengan operasional

distribusi.

2.4. Stmktur Organisasi PT. Perusahaan Gas Negara (Persero)

Cabang Surabaya

Struktur Organisasi PT. PGN (Persero) Cabang Surabaya berdasarkan

Keputusan Direksi PT.PGN (Persero) No. 043.K/70/750/2001 tanggal 23 Januari

2001, adalah sebagai berikut:

Secara Umum

• Kepala Cabang membawahi 3 Kepala Dinas dan 1 Kepala Pengawas Intern..

* Kepala Dinas membawahi Kepala Bagian sesuai dengan bidangnya.

• Kepala Pengawas Intern membawahi 2 Pemeriksa Bidang.


* Masing - masing Kepala Bagian membawahi 2 Kepala Sub. Bagian.

Khusus Bagian Distribusi

Kepala Bagian Distribusi membawahi 2 Sub. Bagian yaitu Sub.Bagian

Distribusi TekananRendah dan Sub. Bagian Distribusi TekananTinggi.

Untuk memperjelas uraian di atas kami lampirkan gambar stmktur organisasi

sebagai berikut:

1. Stmktur Organisasi PT. PGN (Persero) (lihat lampiran 2.)

2. Stmktur Organisasi PT. PGN (Persero) Cabang Surabaya (lihat lampiran 3.)

3. Stmktur Organisasi Bagian Distribusi (lihat lampiran4.)


BAB III

DASAR TEORI

3.1. Pengertian Korosi

Korosi adalah penurunan kualitas bahan (umumnya logam) karena bereaksi


dengan lingkungannya. Korosi merupakan suatu peristiwa proses kimia (elektro
kimia) pada logam atau campuran logam yang disebabkan oleh adanya elektrolit
(cairan/larutan asam, garam, alkali, mineral yang dapat menghantarkan
listrik/konduktor).

Sebagai akibat dari korosi ini logam/baja mengalami penurunan mutu karena
adanya pembahan stmktur bahan, pembahan fisik, kimia dan mekanis. Penurunan
mutu ini bisa seperti ketebalan logam menipis, berlubang, terjadi peretakan, dan
penampilan menjadi bumk. Jika keadaan ini berlangsung tems tanpa adanya
penanggulangan, maka dapat menimbulkan kemsakan yang meragikan dan
membahayakan.

3.2. Mekanisme Korosi

Logam pada umumnya berasal dari mineral. Keberadaan mineral di alam lebih
stabil daripada logam. Oleh. sebab itu logam cenderang akan kembali ke alam atau
bentuknya semula sebagai mineral. Proses kembalinya logam ke alam ini tidak lain
adalah korosi . Korosi terjadi bila permukaan logam terdapat perbedaan sifat
elektrikal yang dinyatakan dalam potensial. Daerah - daerah yang energinya lebih
tinggi dari sekitarnya cenderang akan terkorosi, yang berenergi lebih rendah
sebaliknya atau tidak terkorosi. Terjadinya korosi disebabkan oleh suatu rekasi

oksidasi reduksi.

Contoh:

Korosi yang terjadi pada logam besi yang tidak dilapisi pelindung.

Pada tahap awal terjadi reaksi oksidasi antara logam baja dengan oksigen

yang ada di udara menjadi oksida besi. Lapisan oksida ini dapat melindungi

permukaan logam terhadap oksidasi, selanjutnya karena adanya elektrolit (udara

terbuka dan lembab) maka terjadi reaksi elektro kimia sehingga lapisan oksida itu

menjadi rusak.

Tahap kedua berlangsung reaksi elektro kimia, sebagian dari logam

bermuatan positip dan yang lain bermuatan negatip. Terjadinya perbedaan muatan ini

disebabkan antara lain oleh adanya stmktur kristal yang berlainan, konsentrasi

tegangan, perbedaan kekerasan setempat dan sebagainya. Bagian positip disebut

anoda dimana oksidasi terjadi elektron tertinggal disitu. Elektron - elektron ini

melalui metal (pipa baja) mengalir ke katodayang bermuatan negatip dimana reduksi

terjadi dan membutuhkan elektron.

Proses ini disebut reaksi oksidasi - reduksi, pada logam besi hasilnya adalah karat

dan endapan hasil karat, sebagaimana pada gambar 3.1.

10
Elektrolit

Anoda Katoda
Arus korosi
(derah terkorosif/ (daerah terlindung)
daerah oksidasi)

Pipa tanpa coating

Gambar 3.1. Korosi pada pipa baja bawahtanah

Mekanismenya adalah sebagai berikut:

Pada Anoda:

Fe > Fe2+ + 2e"

Pada Katoda : Elektron dari anoda mengadakan migrasi ke daerah katoda melalui

metal dan bereaksi dengan berbagi cara yang tergantung pada PH dan adanya

oksigen.

2 H+ + 2e" > H2 (Gas)

2 H* + Vi 02 + 2e" —> H20

H20 + Y2O2 + 2e > 2 0FT

Ion - ion hidroksil dari katoda ini dan ion - ion fero dari anoda membentuk :

Fe2+ + 2 OH" • Fe (OH)2

4Fe(OH)2 + 02 + 2H20 > 4Fe(OH)3

Dimana 4 Fe (OH)3 ini adalah 2 Fe203. 6 H20 dan dinamakan karat.

Dari contoh di atas dapatditarik kesimpulan bahwakorosi terjadi karena :

11
- Adanya perbedaan logam ( ada anoda dan katoda)
- Adanya elektrolit (udara dan kelembaban)
- Adanya penghantar antara anoda dan katoda (pipa baja)

3.3. Faktor - faktor yang mempengaruhi korosi


1. Kadar 02 dalam tanah

Bila kandungan 02 rendah, maka reaksi katodik kurang cepat berlangsung


dan korosi akan terhambat, sebaliknya bila kandungan 02 tinggi (misal
pada tanah berpori atau teraduk) kecepatan korosi akan lebih intensif lagi.
2. Resistivitas tanah

Dalam proses elektrokimia, korosi selalu terjadi aliran listrik melalui korosi
cell di permukaan logam, oleh karena itu sifat konduktifitas dari tanah yang
dinyatakan dalam soil resistivity sangat berpengaruh.

3. Keasaman tanah

PH < 7 akan mempercepat proses korosi.

4. Kecepatan aliran

Aliran yang pelan cenderang menyebabkan pittng corrosion dari pada


general corrosion. Aliran yang cepat menyebabkan hilangnya lapisan
pelindung dan korosi lebih mudah terjadi.

5. Bakteri

Dalam tanah yang mengandung sulfat, maka bakteri pereduksi sulfat dapat
berkembang dan reaksi katodik dapatberlangsung.

6. Temperatur

Temperatur tinggi menyebabkan proses korosi semakin cepat terjadi.

12

MBSs^MHPMMSPHISSsIS
3.4. Jenis Korosi

Korosi dapat terjadi hampir pada setiap logam dengan berbagai jenis

tergantung pada logam, lingkungan dan proses korosi yang menyebabkan kemsakan.

Keadaan ini dapat diketahui dengan pengamatan secara visual, namun untuk

pemeriksaan lebih teliti dapat menggunakan alat mikroskop sehingga jenis korosi

yang terjadi dapat diketahui. Gejala dan jenis korosi ini kadang - kadang tidak mudah

dipahami karena kejadiannya sangat komplek.

Korosi yang terjadi pada logam dapat digolongkan menjadi beberapa jenis yaitu :

a. Korosi Merata

Korosi jenis ini terjadi merata pada permukaan logam yang tidak dilapisi

pelindung dan mudah sekali dilihat.

b. Korosi Sumur

Korosi bentuk ini terjadi karena suatu serangan yang intensif setempat. Sumur -

sumuran tadi dapat berdekatan atau terpisah jauh. Korosi tipe ini biasanya terjadi

dalam lingkungan tertentu, misalnya air yang mengandung klorida.

c. Korosi Galvanis

Jenis korosi ini terbentuk jika dua logam berbeda (atau satu logam di dalam dua

lingkungan yang berbeda) dihubungkan melalui penghantar listrik oleh

elektrolit/konduktor sehingga membentuk sel galvani.

d. Korosi Selektif

Korosi tipe ini terjadi karena terlarutnya logam paduan yang bersifat lebih anodik.

Logam yang lebih mulia tetap dalam bentuk logam dan objek yang terkorosi tetap
i

tinggi dalam bentuk asalnya namun kekuatan mekaniknya hilang.


13
e. Korosi Lubang Kecil (Pitting)

Merapakan lokal korosi berbentuk lubang - lubang kecil (pit) dengan kedalaman
sebesar diametemya dan saling berdekatan.

f. Korosi Celah

Korosi celah adalah korosi yang terjadi pada celah - celah. Pada dasaraya korosi
ini terjadi karena perbedaan konsentrasi oksigen antara daerah - daerah yang
berbeda atau mengandung elektrolit. Pada suatu celah, bagian yang langsung
berhubungan dengan udara akan mempunyai konsentrasi oksigen yang lebih tinggi
dan daerah ini bersifat katodik dan bagian sebelah dalam yang bersifat lebih

anodik akan terkorosi.

g. Korosi Retak

Korosi ini merapakan hasil aksi gabungan antara tegangan tarik dan lingkungan
korosif Kegagalan yang disebabkan oleh korosi tipe ini biasanya mendadak.
Retakan biasanya merapakan garis halus tegak luras terhadap arah tegangan
maksimum. Permukaan tetap halus dan produk korosi tetap tinggal dalam retakan.

h. Korosi Gesekan / Benturan / Aliran

Tipe korosi ini merupakan akibat dari lingkungan korosif dan adanya gesekan,
benturan atau aliran fluida.

3.5. Pengendalian Korosi


Korosi adalah proses alami, pasti akan terjadi, tetapi dengan teknologi korosi
dapat dikendalikan. Tujuan pengendalian korosi untuk mengurangi kecepatan korosi,
sehingga umur alat atau logam dapat dipertahankan.

14
Ditinjau dari definisinya, konsep pengendalian korosi adalah :
1. Memisahkan logam dari lingkungan

Ini dapat dilakukan dengan berbagai cara menerapkan pemisah seperti:


Pengecatan

Penerapan lapis lindung, misal dengan menggunakan inhibitor. Inhibitor


adalah zat kimia yang melapisi permukaan logam agar terlindung dari

pengarah lingkungan.

Pelapisan logam, misal dengan coating. Coating bertujuan untuk mengisolasi


pipa telanjang di bawah tanah dari kontak langsung dengan lingkungannya.
Ada berbagai macam jenis coating, namun di PT. Pemsahaan Gas Negara

(Persero) Cabang Surabaya menggunakan coating jenis enamel dan

polyethylene.

2. Dengan mengubah lingkungan

a. Menurunkan temperatur

b. Menurunkan kecepatan aliran

c. Menghilangkan 02.

3. Dengan cara elektrokimia

Yaitu membalikkan arah ams korosi atau ams listrik dalam proses korosi, yang

berarti mengalirkan ams listrik searah ke arah selumh permukaan logam melalui

elektrolit, cara ini disebut proteksi katodik.

15
BAB IV

SISTEM PROTEKSI KATODIK

4.1. Prinsip Proteksi Katodik

Proteksi katodik mempunyai arti menurunkan potensial straktur pipa baja agar
mendekati daerah yang tahan terhadap korosi dengan cara membanjiri straktur
menggunakan ams searah melalui lingkungan (dengan elektron melalui konduktor
logam), sehingga kriteria proteksi yang ditetapkan terpenuhi. Metode ini
menggunakan dasar peristiwa korosi galvanis, untuk menghambat atau
mengendalikan proses elektro kimia yang akan terjadi pada pipa baja.
I

Prinsipnya adalah menurunkan potensial pipa terhadap tanah sampai harga


potensial proteksi lebih negatip. Pada umumnya pipa baja memiliki potensial lebih
kurang -500 mVolt bila diukur dengan elektroda pembanding Cu/CuS04 jenuh.
Untuk mencapai kriteria proteksi, potensial pipa hams diturunkan menjadi -850
mVolt atau lebih negatip bila diukur dengan elektroda pembanding yang sama. Batas
I

minimum potensial terhadap pipa yang dilengkapi dengan coating sebesar -2.000
mVolt. Lebih minimum dari batas potensial tersebut coating akan rusak akibat dari
pelepasan gas hidrogen (H2), Penurunan potensial ini dapat dilakukan dengan
membanjiri elektron pada pipa sehingga pipa bersifat katodik.

Bila suatu logam/paduan terkorosi ada bagian - bagian yang bersifat sebagai
anodik dimana korosi terjadi dan ada bagian - bagian yang bersifat katodik dimana
I

korosi tidak terjadi. Korosi terjadi dimana ams listrik meninggalkan logam menuju
elektrolit dan sebaliknya korosi tidak terjadi dimana ams listrik masuk ke dalam

16
1. Sacrificial Anoda ( SistemAnoda Korban)

2. Impressed Current (Sistem Aras Tanding)

4.2.1. Sistem Anoda Korban

Sistem ini menggunakan dasar sumber aras listrik yang dihasilkan sendiri oleh

anoda sistem galvanis. Material anoda yang digunakan untuk proteksi terhadap pipa
baja biasanya adalah Magnesium atau Seng dan bersifat kurang mulia terhadap
baja/besi.

Test Box C~i

Pipa Galvanis
Permukaan Tanah

Pipa
-l.-V
Anoda noda
Ano

jf*C D H-

H
150 cm

Gambar 4.2. Sistem Proteksi Katodik Anoda Korban

Reaksi umum yang terjadi pada proteksi katodik dengan anoda korban adalah

Di Katoda

Pipa baja (Fe) kelebihan elektron, tanpa proteksi logam Fe akan terlarat.
-2+
Fe > Fe^ + 2e" •0)
<•

Ion Fe2+ masuk dalam elektrolit dan larut dalam air.

18

MRUWU
Di Anoda

Pipa baja diproteksi katodik dengan magnesium sebagai anoda korban, logam Mg

akan larat dalam elektrolit menurat reaksi:

Mg > Mg2+ + 2e (2)

Mg2++ 2 OFT > Mg(OH)2 ...(3)

Elektron e" akan mengalir ke katoda melalui kawat penghantar, sehingga reaksi (1)

akan tertekan ke kiri dan pipa baja terhindar dari korosi.

Anoda magnesium makin lama akan semakin habis terkorosi sebaliknya magnesium

akan diendapkan di katoda.

Dalam praktik katoda relatif jauh dari anoda sehingga yang terjadi di katoda adalah
reaksi antara elektron yang berlebihan dengan ion FT yang terdapat dalam laratan
atau elektrolit membentuk gas hidrogen (H2).

2H+ + 2e" > H2(gas) (4)

Jenis - jenis Anoda Korban

Ada tigajenis anoda korban yang umum digunakan dalam praktik, yaitu :

Paduan Magnesium (Mg)

Anoda Magnesium teratama digunakan untuk lingkungan tanah karena daya dorong

listriknya paling tinggi, keluaran arusnya juga besar, dan juga digunakan untuk

lingkunganair tawar/rawa serta tangki air.

Paduan Seng (Zn)

Anoda seng ini sangat luas penggunaannya, baik untuk lingkungan tanah dengan

resistivitas rendah maupun lingkungan laut. Belakangan ini anoda seng terdesak oleh

19
anoda aluminium untuk penggunaan lepas pantai, tetapi untuk pipa atau straktur yang

berada dalam lumpur anoda seng masih tetap unggul.

Paduan Aluminium (Al)

Anoda aluminium ini telah banyak digunakan temtama untuk penggunaan lepas

pantai, karena lebih ekonomis dibandingkan dengan anoda seng.

Pemilihan jenis anoda yang cocok sangat dipengamhi oleh lingkungan dan tegangan

dorong (driving voltage). Perbandingan sifat umum dari ketiga anoda tersebut dapat

dilihat pada tabel:

Tabel 4.1. Sifat - sifat Anoda Korban

Anoda Anoda Anoda


Sifat
Mg Zn Al

Massa lenis (Kg/dm3) 1,7 7,5 2,7

Potensial (V) 1,5 -1,7 1,05 1,1

Tegangan Dorong (V) 0,6 - 0,8 0,25 0,25

Kapasitas (AH/Kg) 1200 780 2700

Efisiensi (%) 50 95 50-95

Suatu jenis anoda diharapkan bekerja secara optimal, yaitu terkorosi secara merata,

keluaran ams relatif stabil dan efisiensinya maksimal. Akan tetapi dalam praktik

sangat sulit mencapai kinerja yang ma


Tabel 4.2. Aplikasi Anoda Mg, Zn, Al

Anoda Anoda Anoda


Lingkungan/Resistivitas
Mg Zn Al
( Ohm - cm )

Airlaut _
Zn Al

Sampai 500 Mg(-l,5V) Zn -

500 -1500 Mg(-l,5V) Zn denganbackfill -

1500-4000 Mg(-l,5V) "

Dengan backfill

4000 - 6000 Mg(-l,5V)

Dengan backfill

Berdasarkan penelitian, umumnya kinerja anoda hanya mencapai sekitar 60% dari
umur desain. Oleh karena itu umur desain proteksi katodik dengan anoda korban

umumnya masih haras dikalikan dengan faktor guna (utilization faktor) atara 55%
sampai 85%, tergantung kondisi lingkungan, bentuk anoda dan faktor - faktor lain.

4.2.2. Sistem Arus Tanding

Pada dasarnya cara ini sama dengan proteksi anoda korban, hanya disini
digunakan ams listrik dari sumber luar (impressed current) kepada struktur yang akan
dilindungi. Logam yang akan diproteksi dihubungkan dengan muatan negatip
sehingga berflingsi sebagai katoda, sedangkan logam lain sebagai groundbed
dihubungkan dengan muatan positip dan dan berfungsi sebagai anoda.

21

mmmmmm mm
Katoda dan anoda dihubungkan dengan kawat penghantar melalui sumber

listrik ams searah (DC). Dengan cara ini ams mengalir dari anoda melalui elektrolit

(dalam tanah ) ke logam lain sebagai katoda dan elektron akan mengalir dari anoda ke

katoda melalui kawat penghantar listrik, sehingga pipa terhindar dari korosi.

RECTIFIER
e

I, arus

ANODA
ELEKTROLIT
KATODA

Gambar 4.3. Sistem Proteksi Katodik Ams Tanding

Reaksi yang terjadi di anoda dan katoda sama seperti yang terjadi pada anoda

korban. Groundbed sebagai anoda yang digunakan pada metoda ini biasanya adalah

silicon iron. Untuk memperkecil tahanan sekeliling groundbed ditimbun dengan coke

breeze.

Pada metoda ams tanding, ams listrik dialirkan dari sumber listrik (rectifier)

melalui anoda dan lingkungan ke struktur yang diproteksi. Rectifier atau disebut

Transformer Rectifier (TR) disini adalah suatu alat yang digunakan untuk merabah

ams AC menjadi ams DC. Ada banyak pilihan anoda yang dapat digunakan untuk

22
sistem ams tanding, dan pemilihan tergantung dari banyak faktor, diantaranya

besarnya aras yang diperlukan, lingkungan, efisiensi, umur proteksi dan ekonomi.

Anoda untuk ams tanding umumnya diklasifikasikan kedalam tiga tipe :

1. Anoda tipe aktif(terkonsumsi cepat) : besiatau baja

2. Anoda semi pasif (semi terkonsumsi): grafit, timbal, besi silicon, magnetic, dll

3. Anoda pasif sempuma (tidak terkonsumsi): terbuat dari platina

Anoda Baja

Baja dapat digunakan untuk anoda, anoda jenis ini tentu saja murah, tetapi
konsumsinya sangat tinggi, yaitu sekitar lOKg/AY (Ampere Year) dan cepat habis.

Anoda Besi Silikon

Jenis anoda ini bersifat keras, rapuh, tidak tahan benturan dan kejutan suhu.

Komposisinya sudah standar yaitu : 14,4%Si, 0,7%Mn, 0,95%C dan sisanya Fe.

Anoda ini laju konsumsinya sekitar 0,5Kg/AY.

Anoda Timbal Perak

Anoda jenis ini umum digunakan di lingkungan air laut, karena anoda jenis ini tahan

asam, tetapi tidak tahan basa sekitar PH = 10. Komposisi yang biasa digunakan: 6%

Sb, 1% Ag, sisanya Pb. Laju konsumsinya bervariasi antara 0,06 sampai 0,12 Kg/AY.

Anoda Grafit

Anoda jenis ini banyak digunakan untuk lingkungan laut, karena grafit tahan terhadap
klorida, laju konsumsinya sekitar 0,05Kg/AY, tetapi dalam lumpur konsumsinya

sangat tinggi sekitar l,4Kg/AY.

23
Anoda Plastik-Konduktif

Anoda jenis ini umumnya bempa anyaman (mesh) atau mastik. Penggunaannya
temtama untuk proteksi katodik tulangan beton, dimana distribusi ams merupakan
masalah utama, dengan bentuk mesh atau mastik, anoda dapat disebar merata di

selumh permukaan beton.

Anoda Platina

Logam platina digunakan sebagai anoda karena kapasitas arasnya sangat tinggi
(100A/m2). Platina dilapiskan secara listrik sebagai film yang sangat tipis pada logam
Ti, Nb atau Ta. Tebal lapisan umumnya 2,5um untuk penggunaan sekitar 5 tahun.
Anoda jenis ini salah satu pilihan untuk lingkungan laut dengan kecepatan ams besar.

4.3. Perencanaan Sistem Proteksi Katodik

Dalam merencanakan pemasangan proteksi katodik terhadap pipa baja yang

akan ditanam, yang perlu diperhatikan adalah :

- Route yang akan dipasang pipa

- Tahanan tanah (soil resistivity)

- Diameter dan panjang pipa

- Coating yang mengalami kemsakan dari waktu ke waktu

- PH tanah

- Kebutuhan ams proteksi

4.3.1. Route Pipa

Route pipa menentukan jenis material yang diperlukan proteksi katodik guna
mendukung sistem agar dapat bekerja dengan baik.

Contoh : - Penempatan test box dan transformer rectifier


24
- Pemasangan insulating joint/flange

Insulating Joint/Flange adalah suatu alat yang berfungsi untuk menyekat/memutus

aliran ams proteksi pada pipa (lihat gambar lampiran 5).

4.3.2. Tahanan Tanah (Soil Resistivity)

Pengukuran tahanan tanah dengan memakai suatu alat yang disebut Digital

Ground Resistance Tester yang berguna untuk mengetahui kondisi tanah terutama

yang memiliki sifat korosif. Penggolongan korosifitas tanah dibedakan menumt hasil
pengukuran tahanan tanah seperti pada tabel:

Tabel 4.3. Penggolongan Korosifitas Tanah

No Tahanan Tanah (ficm ) Sifat Korosifitas Anoda Yang Digunakan

1 < 1.000 Sangat korosif Zinc

2 1.000 - 2.000 Korosif Magnesium Grade A

3 2.000 - 3.000 Korosif sedang Magnesium Grade A

4 3.000 - 10.000 Korosif ringan Magnesium Grade B

5 > ' 10.000 Tidak korosif Magnesium Grade B

Dari data tahanan tanah yang diperoleh diantaranya untuk menghitung tahanan dari

anoda dan jenis anoda yang dipasang, temtama pada sistem sacrificial anoda.

4.3.3. Diameter dan panjang pipa

Digunakan untuk menghitung luas permukaan pipayang akan diproteksi.

4.3.4. Coating

Pipa dicoating secara menyelumh, dan untuk perencanaan diasumsikan 5%

permukaan coating mengalami kemsakan dengan umur pipa minimal 20 tahun.

25
Coating berfungsi untuk melindungi pipa terhadap kemsakan secara fisik, kimia dan

bersifat isolator untuk mencegah adanya kontak dengan instalasi bawah tanah

lainnya.

4.3.5. PH tanah

PH tanah sebagai kelengkapan untuk mengetahui kebasaan dan keasaman

tanah. PH < 7 akan mempercepat korosi.

4.3.6. Kebutuhan Arus Proteksi

Ams proteksi yang diperlukan untuk pipa yang tertanam diasumsikan

5 mAmp/m2 terhadap luas permukaan coating yang rusak/terbuka. Pipa baja hams
diproteksi karena pipa baja terbentuk dari paduan logam yang masing - masing

mempunyai muatan positip dan negatip yang saling tarik menarik yang menimbulkan

muatan listrik sehingga timbul tegangan yang berbeda, untuk menghindari hal itu

perlu dilakukan penstabilan pada permukaan logam, sehingga potensial logam

menjadi dalam kesetimbangan dengan cara memberikan aras proteksi.

Seperti kita ketahui, bahwa untuk memproteksi katoda diperlukan aras yang

dialirkan melalui elektrolit ke arah logam yang diproteksi, supaya potensial logam

turun dan logam menjadi lebih stabil. Untuk menurunkan potensial dari

logam/paduan yang akan diproteksi diperlukan sumber arus listrik searah. Sumber

aras searah ini diperoleh dari suatu reaksi galvanis atau dari sumber aras listrik searah

dari luar. Reaksi galvanis dapat terjadi bila logam yang terproteksi dihubungkan

dengan logam yang lebih aktif pada deret emfatau deret galvanis, seperti pada tabel:

26
Tabel 4.4. Deret Emf

Jenis Logam Potensial (Volt)

Au/AuJ+ 1,5 Mulia

Pt/Pt++ 1,2

Hg/Hg^ 0,85

Cu/Cu++ 0,337

iwr4 0,00

Pb/Pb^ -0,126

Ni/Ni^ - 0,125

Fe/Fe^ -0,44

Zn/Zn4^ -0,76

Al/Al^ -1,66 i
Mg/Mg++ - 2,37 Aktif

Seri Emf adalah deret urutan potensial standar dari logam - logam murni pada

kondisi standar, yaitu 25°C dan pada aktifitas ionnya sama dengan satu.

Potensial katodik dengan reaksi galvanis ini disebut metoda galvanis atau

metoda anoda korban. Pada metoda ini, logam yang lebih aktif akan bersifat sebagai

anoda dan terkorosi dan elektron yang ditinggalkan pada logam akan mengalir

melalui konduktor ke logam yang diproteksi atau katoda. Tingkat proteksi ditentukan
oleh besamya ams listrik yang diberikan oleh anoda. Makin besar aras listrik yang

dihasilkan anoda makin tinggi tingkat potensialnya. Secara prinsip, ams listrik akan

makin besar bila anoda makin besar atau beda potensial antar logam yang diproteksi

dan anoda makin besar. Dari deret emf atau deret galvanik dapat dilihat bahwa logam

27

MMMfl
- logam magnesium, aluminium dan seng merupakan logam - logam yang berpotensi

sebagai anoda dan dalam praktik memang logam - logam ini banyak digunakan.

Apabila sumber ams proteksi dari luar, metoda proteksinya disebut metoda

ams tanding atau impressed current. Ams proteksi dari luar ini dapat diperoleh dari

berbagi sumber misalnya, penyearah ams (rectifier), aki, solar cell, generator dan lain

- lain. Sebagai anoda pada prinsipnya semua logam dapat digunakan untuk anoda

dengan metoda ams tanding, tetapi karena ams listriknya besar, anodanya hams

mempunyai sifat yang khas supaya dapat berfungsi dalam jangka waktu proteksi.

Sifat - sifat tersebut misalnya kapasitas ams besar, konsumsinya rendah dan

sebagainya.

Dalam metoda ams tanding, ams proteksi dapat diatur sesuai dengan

keperluan, berbeda dengan metoda anoda korban yangpengaturannya tidak mudah.

4.3.7. Backfill

Backfill adalah suatu bahan yang diselimutkan pada anoda yang bertujuan

agar kinerja anoda menjadi lebih baik. Fungsi backfill untuk metoda anoda korban

berbeda dengan metoda ams tanding.

Backfill untuk anoda korban terdiri dari campuran gypsum, betonoit dan

sodium sulfat dengan komposisi sebagai berikut:

- 75% gipsum

- 20% bentonit (lempung)

- 5% sodium sulfat

Fungsi backfill ini adalah untuk menumnkan resistivitas lingkungan anoda dan untuk

menjaga supaya anoda selalu aktif dan terkorosi secara merata.


28
Backfill untuk aras tanding fungsinya menghantarkan aras listrik, oleh karena

digunakan bahan yang yang konduktif, yaitu bahan dari karbon. Dalam aplikasi
bentuknya sebagai padatan atau fluida. Bahan - bahan yang biasa digunakan sebagai
backfill adalah :

- Coal coke breeze

- Calcined petroleum coke granules

- Natural graphite granules

- Man-made graphite, crashed

Backfill ini selain menghantarkan listrik, juga mempunyai resistivitas rendah, fungsi
dari backfill ini adalah memperbesar ukuran anoda sehingga tahanan anoda terhadap

lingkungan menjadi lebih kecil. Backfill hanya digunakan untuk lingkungan tanah.

Ilk BACKFILL

, ANODA i
1 .
S||i LEADWIRE

KAIN PEM BUNGKUS

Gambar 4.4. Backfill

4.4. Prosedur Pemasangan Proteksi Katodik

1. Persiapan/pengecekan material

Semua material yang akan dipasang sesuai dengan spesifikasi desain yang

meliputi:

a. Anoda (ciliconiron/galvomag/zinc)
29

wmm
• b. Insulating flange/joint

c. Transformer rectifier

d. Primer moulding putty dan coating

e. Material pelengkap lainnya, kabel, tes box, line tap, terminal point

2. Persiapan Lubang Galian

a. Untuk pemasangan anoda/groundbed selalu ditanam (1,5 m di bawah


permukaan tanah)

b.. Semua lubang galian sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan supaya

sistemdapat bekerja denganbaik

c. Penempatan lubang galian hams mendapat persetujuan dari pihak yang

berwenang (Proyek, Pemda danPengawas)

3. Prosedur pemasangan sistem proteksi katodik meliputi:

a. Pemasangan Groundbed

b. Pembangunan rumah transformer rectifier

c. Pemasangan kabel pada instalasi transformer rectifier

d. Pemasangan tiang ukur (test box)

e. Pemasangan insulating joint/flange

f. Pemasangan tiang ukur pada insulating joindan atau insulating flange

4.5. Pemeliharaan Sistem Proteksi Katodik

Untuk perawatan terhadap pipa terproteksi dengan sistem proteksi katodik ini
diperlukan pemantauan minimal setiap satu bulan atau sesuai dengan ketentuan, yaitu
dilakukan pengukuran terhadap potensial proteksi dan arasnya. Pada waktu bagian
distribusi (jaringan) bertugas, secara visual dapat memeriksa kondisi test box dan
30
transformer rectifier temtama yang terietak di tempat pada penduduk. Perbaikan

dilakukan apabila kondisinya tidak memenuhi syarat.

Pemantauan setiap satu bulan dengan menggunakan alat multimeter dan elektroda
pembanding Cu/CuSO* (kemudian membuat laporan, lihat lampiran 6 dan lampiran
7) dilakukan sebagai berikut:

a. Sacrificial Anoda (Sistem Anoda Korban)

Pengukuran dilakukan pada test boxsebagai berikut:

- Pengukuran potensial:

Pipa terhadap tanah/tidak terproteksi (mVolt)

Pipa terproteksi (mVolt)

Potensial anoda (mVolt)

O)
MULTIMETER

TEST BOX

Gambar 4.5. Pengukuran Potensial Anoda terhadap Elektroda Pembanding

- Pengukuranams anoda (mAmp)

Dari hasil pengukuran ini dapat diketahui kondisi pipa masih terproteksi atau
tidak, perbaikan segera dilakukan jika kondisinya tidak memenuhi syarat.

31
b. Impressed Current (Sistem Ams Tanding)
Pemantauan dilakukan pada testbox di jaringan dan di Transformer Rectifier.

Pada Test Box:

- Pengukuran potensial pipaterproteksi (mVolt)

Pada Transformer Rectifier :

- Pemeriksaan kondisinya

- Pemeriksaan potensial (Volt) dan aras (Amp) yang keluar dari

transformer rectifier kemudian masuk ke pipa dan groundbed

PLN
KWH JUNCTION BOX
TEST BOX
A V

PERMUKAAN fflffl

TANAH

era
KABEL 16 mms

KABEL PENGHUBUNG

/
PIPA ANODA
n COKE BREEZE

^L\L|ZP»-i Li—i Ifzzii


150 m , 2,5 m, 5m 5m 5 m 5m ,2,5 m.

2m

E
o o

H H
0,3 m
DETAIL GROUNDBED

Gambar 4.6. Pengukuran Proteksi Katodik Sistem Ams Tanding


32

WWKmmBmmMmm
Aras proteksi yang keluar dapat diatur, potensial proteksi dekat groundbed
(Draint point) tidak lebih minimum (- 2.000 mVolt).
Pada waktu ada pekerjaan pengelasan sebelum dimulai kabel penghantar dari
transformer rectifier ke pipa (-) dan ke groundbed (+) dilepas serta switch

pada posisi off, hal ini untuk menghindari kerasakan transformer rectifier.

Perlakuan pemeliharaan yang lain jika proteksi tidak berjalan dengan baik

maka dilakukan:

- On line check potensial pada selurah sistem

- Pengecekan kebutuhan aras dengan peralatan temporary groundbed dan

transformer rectifier

- On line check current pada sistem yang mengalami drop proteksi

- Pengukuran drop potensial pada pipa untuk mencari posisi pipa kontak
dengan straktur/instalasi lain

- Melakukan pearson survey untuk mengidentifikasi coating yang rusak

4.6. Perbandingan Kedua Sistem Proteksi Katodik

4.6.1. Sistem Anoda Korban

- Aras anoda kecil dan dapat mengatursendiri

- Kemungkinan over proteksi kecil

- Tidak memerlukan ams listrik dari luar

- Jika proteksi menumn anodadapatditambahkan

- Pemasangan alat ini diperlukan ketrampilan

- Memerlukan tanah hanya untuk pemasangan test box

33

WMUMUWHI
- Proteksi dapat dilakukan dengan merata dan biasanya untuk pipa yang
relatif pendek

4.6.2. Sistem Arus Tanding

- Aras proteksi yang diperlukan dapat diatur

- Dapat terjadi over proteksi dengan penggunaan anoda yang sedikit


- Memerlukan sumber arus listrik dari luar (AC)

- Jika proteksi menuran aras dapat dinaikkan sampai proteksi maksimum

(-2.000 mVolt)

- Pemasangan alatinidiperlukan ketrampilan

- Diperlukan tanah untuk pemasangan groundbed, T/R dan testbox


- Arus proteksi yang merata sukar dilakukan dan biasanya untuk pipa yang

relatif panjang

34

WW—I
BABV

PENUTUP

•x

5.1. Simpulan

Dari hasil pengamatan selama melaksanakan praktik kerja lapangan di PT.


Perasahaan Gas Negara (Persero) Cabang Surabaya, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:

1. Korosi akibat proses kimia dapat dihambat dengan menggunakan :

Pengecatan, Pelapisan Pipa dengan Coating, Sistem Periindungan Katodik.

2. Proteksi Katodik merapakan cara periindungan yang tepat disamping pemberian

proteksi dengan coating pada pipa baja yang ditanam. Untuk periindungan di atas
tanah dilakukan dengan pengecatan.

3. Kombinasi kedua sistem (sistem anoda korban dan sistem ams tanding) tersebut

dapat memberikan proteksi secara menyeluruh dalam waktu yang ditentukan


(minimal 20 tahun).

5.2. Saran

1. Mengingat kesulitan yang dihadapi dalam perbaikan dan mahalnya biaya untuk
perbaikan, maka sejak perencanaan dan pemasangan hams sesuai dengan
prosedur dan dilanjutkan dengan pemeliharaan secara berkala.

2. Pada waktu pemasangan pipa yang akan diproteksi agar diawasi sesuai dengan
prosedur supaya tidak kontak dengan straktur instalasi/metal lainnya yang
mengakibatkan sistem proteksi katodik tidak dapat berfungsi.

35
DAFTAR PUSTAKA

Ir. Erlangga. PPoteksi Pipa Terhadap Korosi. Jakarta : Pusdiklat PT. PGN (Persero)

Pusat

Ir. Setyobudi. Pengetahuan Korosi. Cepu : Pusdiklat Migas

Dasar - Dasar Korosi Jakarta : Divisi Distribusi PT. PGN (Persero) Pusat

Technical Specifications. Jakarta : PT. Bakrie Pipe Industries

36
Lampiran I

JARINGAN PIPA GAS TERPASANG JAWA TIMUR


Lampiran I Sural Kenutusan Pjrtfei
Nomor : 243.K/70/7s0/2OOO
Tangpl: .15 Desemer 20CO
STRUKJUR ORGANISASI
PT. PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO)

OIREKTUR
UTAMA

DIR6CT0RAT
DIRSCTCHAT
OfRBCTORAT DIREKTORAT
PENGUSAHAAN
KEUANGAN
PENGEM&WGAN UMUM

^
r
OfASl •M3J
JUrfflER DWSJ CMS
IMS 3M3 MAS HJIOHIM
CMS Q1TA
PUSAT CMS 0M3 CMS CMS HJUS
PUS1T M4GGMW
PEBHOW* hUTEFWt ON PQUSfUM disttousi
PaXSJSJ^MN
QH4 HOOMS

PROVEK
p*OYM UHT
tmssmisi
OISTSIBUSI
WMSMfSI

Ditetapl^j£: Jakarta ^^
Tanc^^fr?^ Deseniber 2000
;-NEGARA(PESSERO) •a
UTAMA.
8'

UMf. Oi»flt»-»
Umpiran KepufciM^DJreksI"
Nomor_;u 043:k/7b/750/2001,
<- • ; STRUKTUR ORGANISASI N-"r"-T Tanggal:_ 23:Januari 2001.
"" - r"^•"-'^?-S?-SS=i5ss3Fg^i:S^^'=^ —-^ "' PT. PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO)
CABANG SURABAYA

*"-*y^!^«r-- -CABAW5W*!.
SURABAYA

PENGAWAS
INTERN

DINAS • DINAS
OPERAS! DINAS '
TEKNIK
AOMINISTRASI

BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN-, BAGIAN


PENJUALAN DISTRIBUSI BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN CABANG CABANG
PENJUALAN oisrsiausi BAGIAN BAGIAN
PERENCANAAN KONSTRUKSI PENGELOLAAJ1 PEMBANTU PEMBANTU
WILAYAHI ' WOAYAHI W1LAYAH II WtLAYAH tl PEWEUHASaan KEUANGAN AKUNTANSi . UMUM..
SDM
SEMARANG . MAKASSAR

!
—SUBBW — —SiS !JO - S^BAS • —T~~
PENjUAyw cisw»a*i .4 PE*UtA^A.\ -t •'. .' ,.r S'J3 9ij -
sstji r-s-' »ClfUO^.
7=*ANtN - Sl-vam - 1 ' JIiU-SiN '-• ' SJ5 3*5,* • 5'JSBAS S'.-S Sio SUA BAG. SilS SIS
SUB. BIO
TMiGS* -" R3«J»n ! iim;;' . H'VJA*
5'<AYAiA «= =.-(A3. UAT;*^ D«. -—fPSHGUSAriAAN
SO* AMSSARA-!
WIA"** 1 VTL»'-W • Wt* I
FUM03K>n*L G«5 • 5A.N L*=23iN 6U3Asa
i:l :.\

S1BBA3. . S'jfl BA3. SL-3 5J=~ sua s i s


P=>iJUA!-aN Bisras^si S-3 SiS . SJS313
TL*A.NM SU3 3AG.
1—| XOMIH31*. OsWEi!hAaiA.-; ^sV'JiSaASJ 1 E5.XJ 2;=« S'JSSAS SJS 313
Cttl t*CUS7»! P£NDANAAN SUS9A3
0A.1ITOUS7HI • TiUjSI b T=<VK-. HLiBUNGA.'i ESI 3.HJ
uuuu DM piutang TATA LSi--A (JVUV . UUUU ,
WLAYAHt TOBW I
X:4-

SUB BUSj :
".^irSJSi PENGUSAHAAN
SS&>r
::..-^-:-i7^L--
zi$^ i-~:-™i- .;-s?w-u- '-r;S,^"-;i\f"!:-.'.:..
- ':•£;';
'--'sir

Ditetapkan di_ : Jakarta ~


^PadaTanggaC^^^R Januari 2001.
r
CARA { PERSERO )
IT1 '

.A • •a

1'

±
^ i ^ ^ ^ m s & S r *f*^
Lampiran 4

KADAQ DISTRIBUSI WIL I


DJoko Slametodtdl
Xendaraan oparadooaL:
MstJJ DafrotW To/rl-JQM-G
€nver:

XASUWG BTT- KASUBAO OTH-I

Ontd J. W. 1
lendaiaan gpwananal: Kandariaii ofHTanarial:
MknlifeUBl OTT-I KM ...
Mill
Onver : .........
Drt«r !
r. Rfrtn «wl Pun™S

OPERATOR STASIUH
PERERUA GAS GRESIK Adnlrfstral DTR-I
UNrr PERAWATAH P«>A CB 8.
1. iMIHroA 1. Dimfa"| \ METER RUMAM TANGGA L-
2. MurtffarHA ReanaittO l &cear f ( Abni-aununfMr?- i
1. Unumg
4. Idiwanftucl
' AHAUU US PEUELRiARAAJI, 1. icn>
SPESIFIXA5I TEKWK tt 2. Teguh Kimri
OPERATOR STASIUH GAHBARIQWIXOTT-I ft DTP-I
PEHERMA GAS TAIIDES ncnurur operartHial:
1. H.MaUl HumKin Siiwb MaUt ffandg CI J
I. M*lMn Z. Anui)W>h|Udl Itopa': Ho7Z-Gt
Z. Suklrin
1. _ UNIT PEKAWATAN PH CB G
PHUT PEHAHGGUIAHGAH AUTER RUUAH TANGGA I
GANGGUAH mod- 0 in™ p™* ."
OPERATOR STASRW AWrtfkn)
PEHERIHA CAI GUHIMGSAHI >
I. E>J«nd

}. Supirta

*>ndaraan operalonai DTT-L-


mjbii aotsubism L-) m-a
UNIT PEBAWATAN M/tS Dnvo- : UoWPATOJU JASMHUt
PEUMGGAII » nsntUHENTASI
& SURVEY KEHCCflAH GAS
SrktnrI (Gantmptul-Otfatejo- fondarun aperBlonil DTR-I:
Wrfcjto AnonM WOll DMHATSUHIL1HE L>M4»-E HttrayurvjfleJ
DriM :
1. AHfPrunudkyi Reza 'J i. Aunt Jjdjjrf
2.Sunirifl I.
3. Entond Setiycn
4. Hah. AiH Kendiraan aparutanAt:
Xapxfa Alstw Hon* SI Mm
lUpol.- l-«M-iJl

URITPA1HHJ1ARMGAH ;
ft SURVEY KEWCORAII GAS -I
UHIT PERAWATAN ll/RS
Sefcov Jl ( Darjfle Affinal -
PELAHGGAM Et IHSTRUMfHTASI
AtniMnl I
Settlor II (Tttxtti-Groikl

1. Bardp
2. Benl Pramwo
3. Nito Ralmafll Kendaraan operational:
4. ftond fron organifc) Siptao Motor.
Xendaraan operational: Ifctsl •'
IBbI/ ToyaU Mjors 1-ZSS7-ES"
Drtwr : -..
UKIT PERAWATAK
AURS DCTSJXa KQUCniAL
UNIT PERAWATAK VALVE B P«"A
DIATAS TARAH
SefctorI fGunungurt - DHympfo •
Wrfcgfo Awn) 2. „

1. Kent Kendarun opetutaut:


2. Sunbang <run oraarifc) Mctil Tcreta Ujaij
3. TotaV (non organllil Uopol : L-775J-M
kwidaraan oporaoonal:
AUofl OqJMBO Spqsi L-7204CB
KMt :

STRUKTUR ORGANISASI
imrrPERAWATAH VALVEftPPA !
DIATAS TAHAH
itilor B (TaxUt • OlBltJ |
BAGIAN DISTRIBUSI WILAYAH I
I.
Per 12 September 2001
1. (ncnwlJnUi)
I, (non organlk}
KendArun opcrAMnil:
AOM

UNIT PATROU JARIKGAX PPA 6


SUKVEY KEoOCORAN GAS
Sektar I fCumoirl . BrtyvrFjo -
WringinAmm)
1. Owl Hwttoko
2. Hudy TnhUnutD
KendArun operational:
S«»M Wlor rtnttt CL
bopol r t-421&LI>

UNIT PATROU JAIUKSAH PVA a


SURVEY KEaOCORAN GAS
SekUr " (Tandn^iresik)

1. Sudadl
2. Samlran

Kcndirun operuionaL :
SrpcA AbEor HxvJa GL
l*_m>4V* 0"' ' Of/lsV^r an •!<**-'
napal: L-I770-JUI
i .<iiii|/nt

!
I

m/ffffaT^W^^
p
r
,_L.
•Vj I ' Zm ll »lJ>

a * -i . •• * t *

iAI31SASlN3yi
aass3ydiAii

^i,.-^\:j$i;^ti$0&
Lampiran 6

PT. PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO)


.CABANG SURABAYA <• / ./ \\

^ LAPORAN
PENGUKURAN PROTEKSI KATODIK
JARINGAN PIPA DISTRIBUSI GAS FS.OST.SSY.02.0

1. Tanggal Pengukuran
2. Lokasi Pengukuran 'ami

3. Pelaksana
$ni d tikn&.T.
POTENSIAL (M-Volt) ARUS
SISTEM
PROTEKSI KET.
NO. NODE TIANG PROTEKSI
NO. LOKASI TIANG UKUR Pipa Anoda Natural (m.Amp)
URUT UKUR terproteksi
S

r tie*
/. <{{£0-^%D O] Aatttfr'
Atjsp-Ax&o £*) Ufjwii': JT //go
if& m/
± ^fioCj) insuM^-fif y&y t%jo
ioiC ?Mo $&>
40o - 4t?b /i)
&wckh'
4«l' M U&5
£_ Hfro -4%-eo Ci) UBT /my
4$ter krco &•) lym J<nh6
w 10 fe »%i
fetfari (13/
r •%& ~^t$oo ($ ^k /Ate. itzz
4U& -*&& £*) 4iti
Rt>2_ mr #sz
J 4&Q - tyvt, Or) 4£,T>-
WSO
.10 4?tfo-^i9Vt> C6) &Ortuk fhvct S IU6 l&D}
f? m<r
ti <Wo T $?3
me
fiL 4%%o ~-4m ci) llMhlm
fypwJb & uir
\% Atte "%&*> U)
ii
H 4rfx> ~ -^td Qo) Umm&; i/I K.
t(Z*z-
T 4$to - 4<Vw Lit) ^JhmS^ VU
///2-
AUo ~4frtfc QiX jjupwft tfr

Catalan lain:

Surabaya, ...£~..4&&
Penanggung Jawab,

NIPG
Lampiran 7

Formulir LT - !4

1NSPEKSHPEN1ER1KSAAN SISTEM PROTEKSI KATODIK


BULAN : DESEMBER
TAHUN :2001

Potenalal t-mV) ArusiJmArrip) Kondisi


HO. RoctJfleer • t Tiang Ketcrangjn
No"Node- Lokasl I Jalur Natural Anodj
No Tiang Prottksi Anoda -Ukur
llangUKur Input Output
is- Ukur 12
10 11
S'jli*. J.
5030 B_*
1655
240 O30O-O2S0 Tew Rel KA
1650
241 0300-0250 Tepl Rel KA 6000 Balk
242 0300-0250 Perslmpannan Rel 1635
6000 Balk
SDN Gelugjati 1562
243 0300-0250 6000 Balk
Gereia TNI AL Grail 1534
244 0300-0250 6000 Balk
Mushola Grali 1466
245 0300-0250 6000 Balk
Raya Grail 20 1492 Balk
246 0300-0250 960 35.70
1066 1462
030*0400 Cheil Samsuna < Balk
247
1072 1605 BOO 56,50
0300-0400 Chell Samsung I Balk
246 1475 915 39.20
Chell Samsung 1 1470
249 0300-0400 6000 Baik
Raya Gratl 60 1S22 Balk
250 02504200 6000
Raya Grail 68 1540 Baik
251 025CK120O 6000
Partdr Container 1515
252 0250-0200 6000 Balk
Ngullnq I 1476
253 025CKI2Q0 6000 Baik
1469
254 0250-0200 Nguilng II 6000 Balk
Waruna Sembllan 1451 Balk
255 0250-0200 1420/1440
258 0250-0200 Insulating Joint Fating Sap.
REJOSO • TONGAS 3000
Parklr Container Tongas 1169
248 0250-0200 MOO
RM Tongas Sari 1535
249 0250-0200 3000 Balk
RM Tongas Sari 1574
250 0350-0200 10 3000 Baik
PT Inkud Feed 1390
251 0250-0200 11 3000 Balk
RM. Mlnano 1408
252 0250-0200 12 3000 Baik
1399
253 02504KQO 13 BIPP 3000 Balk
Jembalan Bayeman 1374
254 O2S0-020O 14 30O0 Baik
Batas Qesa Banjar Sari 1365
255 0250-0200 15 3000 Balk
PT. Surva Java 1219
256 0250-0200 3000 Baik
SON Balar Sari 1350
257 0250-0200 17 3000 Balk
KUD Sumber Agung 1371
258 0250-0200 3000 Baik
KantorKec. Sumber Aslh 1260
259 02500200 3000 Baik
Batas Kota Prop. 1359
260 02504200 20 3000 Balk
Masiid Tlban 1381
261 0250-0200 21 3000 Baik
Coca-cola 1453 Balk
262 0250-0200 22 3000
BelakanqPTIralec 1435
263 0250-0200 23 3000 Baik
Jl. Aliuna 1427
264 0250-0200 24 3000 Baik
Kampus STIA 1390
265 0250-0200 25 3000 Balk
Jrebeng Lor 1345 Baik
266 0250-0200 26
1307
267 0250-0200 27 Pip Trap IInsulalina MM 10,58
Balk
1392 1615 1204
266 0250-0200 2B Pig Trap II Anoda
TR LECES Balk
2000
Pi iskpsmas Kebonsarl Welan 1639 Baik
269 02004100 2000
Jl. Sunan Ampel 1649
270 0200-0100 2000 Balk
Jl. Al Kuda 1642
271 0200-0100 2000 Baik
Rel KA 5awah-sawah 1570 Balk
272 0200-0100 2000
273 0200-0100 Bekas Staslun Leces 2000 Balk
1143/1210
274 0200-0100 Insulating JointGn. Gsngsir Tidak ada

275 0200-0100 Kraton 2000 Baik


Tembusan Masjld 1455
276 0200-0100 2000 Baik
Jrebeng 1793 Balk
277 0200-0100 2000
Rel KA Leces 1769 Balk
278 0200-0100 10 2000
Plntu masuk TR 1610 Balk
279 0200-0100 11 2000
Kerpanqan 1739
260 0200-0100 12 2000 Baik
Slasiun Leces 1705 Baik
281 0200-0100 13 2000
Masjid 1717
282 0200-0100 14
TR PUNGGING Baik
115611176
283 3270-29DO Ins. Joint PBrempatan Krian 5000 Balk
Pertlflaan Wonoayu 1085
284 3270-2900 5000 Balk
Perslmpangan Rel Lorl 1160
265 3270-2900 5000 Baik
•iBmbatan PG Walu Tulls 1116 Balk
266 3270-2900 6000
Prambon CanokrlrM Turl 1137 Balk
287 3270-2900 6000
Kadung Wonokerto 1144
2B8 3270-2900 5000 . Baik
Koramll Prambon 1166 Balk
289 3270-2900 5000
Jembalan Pakefin 1153 Baik
290 3270-2900 1204
291 2900-2700 HDD Branlas I Balk

292 2900-2700 HDD Branlas II 6000 Balk


Pengpilingan Pad! 1245 Balk
293 2900-2700 5000
1231
294 2900-2700 PT. SA . Balk

295 2900-2700 Insulalina Joint Bli Bintanri 5000 Baik


Pompa Walu Kenong 14527 Baik
296 2700-2500 5000
Pamhakaran Balu Bala 149311
297 2700-2500

wmmmrnmm&mMm,

Anda mungkin juga menyukai