TEORI DASAR
107
108
komponen rig yang lain untuk keperluan operasional. Sistem tenaga dalam
suatu operasi pemboran terdiri dari dua subkomponen utama, yaitu :
1. Mechanical Transmission
Metode yang ditemukan pada sebagian besar rig kecil atau rig
model lama. Tenaga yang dihasilkan ditransmisikan melalui
serangkaian belts, chains, pulley, sockets, hydraulic couplings,
torque conventers dan gears. Rangkain chain dan pulley ini dikenal
sebagai compound karena menghubungkan beberapa mesin bersama-
sama sehingga mesin-mesin tersebut dapat digunakan sekaligus.
Compound selanjutnya mengirimkan tenaga melalui chain drive
tambahan ke hoisting dan lifting equipment.
(
Pr = 10+ )( )( )
L N P
30 100 D .......................................... (4-2)
dimana,
Pr = Tenaga rotasi, pk
L = Kedalaman sumur, m
N = Putaran rotary table, rpm
P = Beratan pada pahat (WOB), ton
D = Diameter lubang bor, inch
c. Tenaga Hidrolik
Tenaga hidrolik dapat dirumuskan sebagai berikut :
116
p
Ph = Q x
450 .......................................................... (4-3)
dimana,
Ph = tenaga hidrolik, pk
Q = debit dalam liter/menit = D2 x 19
P = tekanan sirkulasi, kg/cm2
d. Tenaga Penerangan
Dengan effisiensi 70% tenaga listrik yang
diperlukan untuk berbagai keperluan seperti penerangan,
pemanas, shale shaker dan lain-lain biasanya berkisar
antara 30-48 Kw generator berkapasitas 75 Kw.
yang sudah mulai tumpul. Proses ini dapat dilihat pada Gambar
4.8 dihalaman selanjutnya.
maupun pipe rack. L.C. Moore, Ideco Worl Field, National Card
Well, mengemukakan bahwa ada dua tipe menara, yang pertama
adalah Tipe standart (derrick) dan berikutnya adalah Tipe portable
(mast).
Bagian-bagian menara yang penting :
Gine pole : Merupakan tiang berkaki dua atau tiga yang
berada di puncak menara, berfungsi untuk memberikan
pertolongan pada saat menaikkan dan memasang crown block
(gine pole hanya dipasang menara tipe standard).
Water table : Merupakan lantai di puncak menara yang
berfungsi untuk mengetahui bahwa menara sudah berdiri
tegak.
Cross bracing : Berfungsi untuk menguatkan menara, ada
yang berbentuk k dan x.
Tiang menara : Merupakan empat tiang yang berbentuk
menara, berbentuk segi tiga sama kaki, berfungsi sebagai
penahan terhadap semua beban vertikal dibawah menara dan
beban horizontal (pengaruh angin dsb).
Girt : Merupakan sabuk menara, berfungsi sebagai penguat
menara.
Monkey board : Tempat kerja bagi para derrickman pada
waktu cabut atau menurunkan rangkaian pipa bor. Serta
tempat menyandarkan bagian rangkaian pipa bor yang
kebetulan sedang tidak digunakan (pada saat dilakukan cabut
pipa). Monkey board terletak di tengah-tengah ketinggian
menara pemboran, crew yang bekerja di monkey board
disebut monkey man.
Menara tipe standar (derrick) tidak dapat didirikan dalam
satu unit, akan tetapi pendiriannya disambung bagian demi bagian.
Menara jenis ini banyak digunakan pada pemboran sumur dalam
dimana membutuhkan lantai yang luas untuk tempat pipa-pipa
120
4.3.2.3 Drawwork
Drawwork merupkan otak dari suatu unit pemboran, karena
melalui drawwork ini seorang driller dapat melakukan dan mengatur
operasi pemboran, sebenarnya drawwork merupakan suatu sistem
transmisi yang kompleks. Sebagai gambaran adalah seperti sistem
transmisi pada mobil (gear bock). Drawwork akan berputar bila
dihubungkan dengan prime mover (mesin penggerak). Drawwork
127
b. Tong
Tong merupakan kunci pas, untuk mengencangkan dan
melonggarkan koneksi pada drill string / untuk membuka dan
menutup pada rangkaian pipa bor. Dalam kondisi standbye tong
harus berada di dekat lantai bor atau dog house.
c. Dog House
Dog house berfungsi untuk memberikan tempat untuk para
driller beristirahat pada waktu istirahat atau jam makan siang.
Dog house berada di atas rig floor. Dog house merupakan rumah
kecil yang digunakan sebagai ruang kerja driller dan
penyimpanan alat-alat kecil lainnya.
d. Cat Walk
Cat walk merupakan wadah untuk meletakkan pipa-pipa
pemboran sebelum diletakkan di lereng pipa. Cat walk terletak di
depan rig. Cat walk ini menghubungkan antara piperack dan v-
door/drill floor. Pipa diletakkan diatas cat walk kemudian
disalurkan dengan menggunakan trolleys.
f. Link
Link berfungsi sebagai pengait antara hook dengan elevator,
dan berlokasi di dekat hook. Ruang kerja link adalah hanya
sebagai penggantung saja. Link dirangkai dengan elevator seperti
pada saat round trip.
3. Kelly Bushing
Kelly bushing ini adalah alat yang dipasang masuk ke dalam
master bushing untuk menyalurkan gaya putar pada kelly dan batang
bor sewaktu mengebor sumur bor (lubang). Lubang pada kelly
bushing ini berbentuk sama dengan bentuk kelly yang dipakai
persegi, segitiga atau segi enam. Ada dua tipe dasar dari bantalan-
bantalan kelly :
Pin Drive : Mempunyai empat pin yang dimasukkan
kedalam bagian atas dari master bushing.
Square Drive : Mempunyai penggerak tunggal berbentuk
segi empat yang dimasukkan kedalam master bushing.
135
4. Rotary Slip
Jika rotary slip dimasukkan ke dalam master bushing, maka
rotary slip akan berfungsi sebagai penggantung rangkaian pipa bor
pada saat dilakukan penyambungan atau pelepasan section
rangkaian pipa bor. Kunci utamanya adalah meja putar. Fungsi lain
alat ini adalah untuk menahan drill string yang menggantung ketika
melakukan koneksi, menaikkan dan menurunkan drill string ke drill
hole. Dijepitkan pada rangkaian drill string saat pemasangan atau
pelepasan, agar tidak terlepas ataupun jatuh kedalam lubang bor.
c. Diamond Bit
Pengeboran dengan diamond bit ini sifatnya bukan
penggalian (pengerukan) dengan gigi berputar, tetapi diamond
bit ini membor batuan berdasarkan penggoresan dari butir-butir
intan yang dipasang pada matrix besi (carbite) sehingga
menghasilkan laju pemboran yang relatif lambat. Kontak
langsung antara intan-intan dengan formasi menyebabkan
kerusakan yang cepat karena panas yang ditimbulkan.
Pemakaian intan dipertimbangkan karena intan merupakan zat
padat yang sampai sekarang dianggap paling keras dan abrasif.
Pada prakteknya diamond bit jarang/tidak selalu digunakan di
lapangan. Keistimewaan dari diamond bit ini adalah mempunyai
umur pemakaian yang relatif panjang (awet) sehingga
mengurangi frekuensi roundtrip, dengan demikian biaya
pemboran dapat biper kecil.
pit, mud pump, pump discharge and return line, stand pipe dan rotary
hose. Perlu diketahui bahwa konsumsi energi pompa dalam suatu
operasi pengeboran sekitar 70% sampai 85% dari seluruh tenaga
yang disediakan oleh prime mover.
a. Pompa lumpur (Mud pump) Merupakan jantung dari
circulating system. Fungsi utamanya adalah memindahkan
volume lumpur pemboran yang besar dengan tekanan yang
besar. Terdapat dua tipe mud pump: (1) Duplex, (2)
Triplex.Duplex bekerja double acting dan Triplex bekerja
dengan single acting.
b. Suction tank Merupakan tangki yang digunakan untuk
menampung lumpur pengeboran yang akan dipakai pada
operasi pengeboran.Terletak di depan pompa lumpur.
c. Suction line Merupakan pipa yang dipakai untuk
menghubungkan antara suction tank ke pompa lumpur. Pipa
ini harus dipasang selurus mungkin.
d. Discharge line adalah Pipa yang dipakai untuk menyalurkan
lumpur pengeboran keluar dari pompa lumpur.
e. Stand pipe Merupakan pipa baja yang ditegakkan dimenara
secara vertikal disamping dari derrick atau mast untuk
menghubungkan discharge line dengan rotary hose dan
gooseneck menyambung pada stand pipe.
f. Rotary hose adalah Suatu selang karet bertulang anyaman
baja yang lemas dan sangat kuat, yang menghubungkan stand
pipe dengan swivel. Selang ini harus elastic, untuk
memungkinkan swivel bergerak bebas secara vertikal.Selang
ini juga harus sangat kuat untuk tahan lama, karena
pekerjaannya yang sangat berat dalam memindahkan fluida
pengeboran yang kasar dan bertekanan tinggi itu (sampai
5.000 psi). Selang pemutar ini dapat diperoleh dengan ukuran
panjang sampai kurang lebih 75 feet.
156
merupakan pencegah blow out sekunder. Apabila kick sudah terjadi, segera
penutupan sumur sesuai prosedur kemudian dilakukan sirkulasi untuk
mematikannya. Blowout merupakan hambatan dalam operasi pengeboran
yang paling banyak menimbulkan kerugian. Semburan liar (blow out) ini
adalah peristiwa mengalirnya fluida formasi dari dalam sumur secara tidak
terkendali. Kejadian ini didahului dengan masuknya fluida formasi ke
dalam lubang bor, peristiwa masuknya fluida formasi kedalam lubang
secara terkendali disebut well kick. Bila well kick tidak dapat diatasi maka
dapat terjadi semburan liar. Penyebab terjadinya well kick adalah karena
tekanan didalam lubang bor (hydrostatic pressure) lebih kecil dari tekanan
formasi, yang disebabkan oleh :
1. Lubang bor tidak penuh
2. Swabbing sewaktu trip
3. Lumpur yang kurang berat
4. Loss circulation
Setiap kick pasti didahului oleh tanda-tanda atau gejala-gejala di
permukaan. Maka pekerja bor sangat perlu untuk mengetahui tanda-tanda
ini. Karena kunci utama dari keberhasilan pencegahan semburan liar ini
adalah apabila para pekerja bor bisa mengetahui tanda-tanda kick secara
dini. Adapun tanda-tanda kick adalah :
1. Drilling break.
2. Bertambahnya kecepatan aliran lumpur.
3. Volume lumpur di dalam tangki bertambah.
4. Berat jenis lumpur turun.
5. Stroke pemompaan lumpur bertambah.
6. Tekanan sirkulasi lumpur turun.
7. Adanya gas cut mud.
Untuk keperluan penutupan sumur diperlukan suatu perlengkapan
khusus yang disebut peralatan pencegah semburan liar (blowout preventer
equipments). Peralatan ini harus memiliki dan memenuhi persyaratan serta
dapat melakukan beberapa tugas penting sebagai berikut :
160
1. Annular preventer
Annular BOP didesain untuk menutup di sekeliling lubang
sumur dengan berbagai jenis ukuran dan bentuk peralatan yang
sedang diturunkan ke dalam lubang bor. Sehingga annular BOP ini
dapat menutup annulus disekitar drillpipe, drillcolar dan casing, juga
dapat mengisolasi sumur dalam kondisi open hole. Annular
preventer berupa master valve yang umumnya ditutup pertama kali
bila sumur mengalami well kick, karena kefleksibelan karet penutup
untuk mengisolasi lubang bor.
1. Ram Preventer
162
1. Bingham Plastic
Fluida pemboran dianggap sebagai bingham plastic, dalam hal
ini sebelum terjadi aliran harus ada minium shear stress yang melebihi
suatu harga minimum yield point, kemudian setelah yield point
dilampaui untuk penambahan shear stress lebih lanjut akan
menghasilkan shear rate sebanding dengan plastic viscosity untuk
bingham plastic. Secara sistematis dapat dinyatakan dalam
persamaan :
μp (-dVr)
(τ−τy )=
gc dr .......................................................... (4-7)
Keterangan :
τ = Shear stress, dyne/cm2
τy = Yield point, lb/100ft2
dVr/dr = Shear rate, sec-1
gc = Convertion constant, 32ft/sec2
167
( )
n
−dVr
τ =K−
dr .............................................................. (4-8)
Keterangan :
τ = Shear stress, dyne/cm2
dVr/dr = Shear rate, sec-1
K = Indeks konsistensi
n = Indeks aliran yang dibutuhkan
pompa boleh/dapat dikurangi, water loss turun, mud cake turun, mud
cake tipis) dan mengurangi balling (terlapisnya alat oleh padatan
lumpur) pada drill string. Viskositas dan gel lebih mudah dikontrol
bila emulsifiernya juga bertindak sebagai thinner.
Umumnya oil-in-water emulsion mud dapat bereaksi dengan
penambahan zat dan adanya kontaminasi seperti juga lumpur asalnya.
Semua minyak (crude) dapat digunakan tetapi lebih baik bila
digunakan minyak refinery(refinery oil) yang mempunyai sifat-sifat
sbb:
1. Uncracked (tidak terpecah-pecah molekulnya), supaya
stabil.
2. Flash point tinggi, untuk mencegah bahaya api.
3. Aniline number tinggi (lebih dari 155) agar tidak
merusakkan karet-karet di pompa/circulation system.
4. Pour point rendah, agar bisa digunakan untuk bermacam-
macam temperatur.
Suatu keuntungan lainnya adalah bahwa karena bau serta
fluorescene-nya lain dengan crude oil (mungkin yang berasal dari
formasi), maka ini berguna untuk pengamatan cutting oleh geologist
dalam menentukan adanya minyak di pemboran tersebut. Adanya
karet-karet yang rusak dapat juga dicegah dengan penggunaan karet
sintetis.
1. Fresh Water Oil-In-Water Emulsion Muds
Fresh water oil-in-water emulsion muds adalah
lumpur yang mengandung NaCl sampai sekitar 60,000 ppm.
Lumpur emulsi ini dibuat dengan menambahkan emulsifier
(pembuat emulsi) ke water base mud diikuti dengan
sejumlah minyak yang biasanya 5 - 25% volume. Jenis
emulsifier bukan sabun lebih disukai karena ia dapat
digunakan dalam lumpur yang mengandung larutan Ca
tanpa memperkecil emulsifiernya dalam hal efisiensi.
170
4.4.3.9 Emulsifier
Emulsifier adalah fasa kimia untuk emulsi minyak dan air,
antara lain :
1. Mogco Mul (buatan Magcobar)
2. Trimulsi (buatan Baraoid)
3. Atlasol (buatan Mil White)
4. Imco – Ceox (buatan IMC)
Air dapat dibagi dua macam yaitu Air Tawar dan Air Asin. 75%
lumpur pemboran itu menggunakan air.
4.4.4.2 Reactive Solids (zat padat yang bereaksi)
Padatan yang bereaksi dengan air membentuk solid (clay)
dalam hal ini clay air tawar seperti bentonite menghisap air tawar dan
membentuk lumpur. Dalam hal ini bentonite mengabsorb air tawar
pada permukaan partikel_partikel hingga kenaikan volumenya sampai
10x atau lebih yang disebut swelling (mengembang).
4.4.4.3 Inert Solids (zat padat yang tidak bereaksi)
Biasanya berupa barite (BaSO4) yang digunakan untuk
menaikkan densitas lumpur, ataupun galena atau bijih besi. Inert
solids dapat pula berasal dari formasi-formasi yang dibor dan terbawa
lumpur seperti chert, pasir atau clay-clay non swelling, dan padatan-
padatan seperti ini secara tidak sengaja memberikan kenaikan densitas
lumpur dan perlu dibuang secepat mungkin (bisa menyebabkan abrasi,
kerusakan pompa dll).
4.4.4.4 Fasa Kimia
Zat kimia merupakan bagian dari sistem yang digunakan untuk
mengontrol sifat-sifat lumpur, misalnya dalam dispersion
(menyebarnya paritkel-partikel clay) atau flocculation (berkumpulnya
partikel-partikel clay). Efeknya terutama tertuju pada peng"koloid"an
clay yang bersangkutan. Banyak sekali zat kimia yang digunakan
untuk menurunkan viskositas, mengurangi water loss, dan mengontrol
fasa koloid (disebut surface active agent). Zat-zat kimia yang
mendispersi (thinner = menurunkan viskositas/mengencerkan),
misalnya :
Quebracho (dispersant)
Phosphate
Sodium Tannate (kombinasi caustic soda dan tannium)
Lignosulfonates (bermacam-macam kayu pulp)
Lignites
177
Keterangan :
Ws = Berat solid/zat pemberat, kg barite/bbl lumpur.
Sedangkan jika yang digunakan sebagai zat pemberat adalah
bentonit dengan SG = 2.5, maka untuk tiap barrel
lumpur diperlukan :
( ρmb− ρml )
W s=398×
( 20 .8−ρmb ) .................................................... (4-18)
dimana
Ws = kg bentonite/bbl lumpur lama.
4.4.6.2 Viskositas
Pengukuran viskositas yang sederhana dilakukan dengan
menggunakan alat Marsh Funnel yang ditunjukkan Gambar 4.44
dihalaman selanjunya. Dalam perhitungan viskositas ini, didapatkan
waktu (detik) yang dibutuhkan lumpur sebanyak 0.9463 liter (1 quart)
untuk mengalir keluar dari corong Marsh Funnel. Bertambahnya
viskositas ini direfleksikan dalam bertambahnya apparent viscosity.
Untuk fluida Non-Newtonian, informasi yang didapat dengan Marsh
Funnel memberikan suatu Gambaran rheology fluida yang tidak
lengkap sehingga harga viskositas yang didapatkan biasanya
digunakan sebagai perbandingan antara fluida yang baru (awal)
dengan kondisi sekarang.
184
pori, maka komponen cair dari lumpur akan masuk ke dalam dinding
lubang bor. Dimana indikasi jumlah cairan yang masuk ke formasi
yang tergantung pada suhu, tekanan, dan padatan yang disebut laju
tapisan. Area yang terinfiltrasi lumpur disebut invaded zone
sedangkan zat cair yang masuk disebut filtrate. Kegunaan laju tapisan
adalah membentuk mud cake pada dinding lubang bor. Mud cake yang
baik adalah yang tipis untuk mengurangi kemungkinan terjepitnya
pipa bor dan kuat untuk membantu kestabilan lubang bor serta padat
agar filtrate yang masuk kedalam formasi tidak terlalu berlebih. Mud
cake yang tebal akan menjepit pipa pemboran sehingga sulit diangkat
dan diputar sedangkan filtrate yang masuk keformasi akan merusak
formasi dan dapat menimbulkan kerusakan pada formasi.
Di dalam proses filtrasi-nya, maka laju tapisan dapat dibagi
menjadi dua bagian, yaitu :
1. Statik filtrasi, merupakan filtrasi yang terjadi pada saat lumpur
pada keadaan diam (tidak ada sirkulasi).
2. Dinamik filtrasi, filtrasi yang terjadi dalam keadaan ada
sirkulasi dan pipa bor berputar dan harus diamati ketika proses
pemboran berlangsung.
Cairan yang masuk kedalam formasi pada dinding lubang bor
akan menyebabkan akibat negatif, yaitu lubang bor akan runtuh, water
blocking, differential sticking.
Dinding lubang bor akan runtuh
Bila formasi yang dimasuki oleh zat cair yang masuk tersebut
adalah air, maka ikatan antara partikel formasi akan lemah,
sehingga dinding lubang bor runtuh.
Water Blocking
Filtrat yang berupa air akan menghambat aliran minyak dari
formasi ke dalam lubang sumur jika filtrate dari lumpur
banyak.
Differential Sticking
188
[ ]
1
Vf=A
( )
f sc
2k −1 tΔP
f sm
2
μ ............................................. (4-27)
dimana :
A = Filtration area, cm2
k = Permeabilitas cake, darcy
()
0 .5
t2
Q 2 =Q1×
t1
............................................................. (4-28)
dimana :
Q1 = Fluid loss pada waktu t , cm3
1
4.4.6.8 pH
pH dipakai untuk menentukan tingkat kebasaan dan keasaman
dari lumpur yang dipakai, berkisar antara 9 - 12. Jadi lumpur
pemboran yang digunakan adalah suasana basa. Jika lumpur yang
digunakan dalam suasana asam maka serbuk bor yang keluar dari
lubang bor akan halus dan hancur, sehingga tidak dapat ditentukan
batuan apa yang ditembus oleh mata bor selain itu peralatan yang
dilalui oleh lumpur saat sedang sirkulasi atau tidak akan mudah
berkarat. Kalau lumpur bor terlalu basa terlalu basa juga tidak baik
karena dapat menaikkan kekentalan dan gel strength dari lumpur.
( ( ))
0. 5
f sc
()
0. 5
t
V f = 2 kΔP −1 A
f sm μ
................................... (4-29)
Persamaan tersebut dapat ditulis sebagai :
0. 5
V f =c×t ...................................................................... (4-30)
dengan :
192
3. Plug Flow
Plug flow yaitu aliran yang terjadi khusus untuk fluida plastic,
dimana gerak geser (shear) terjadi didekat dinding pipa, saja dan
ditengah-tengah aliran terdapat suatu aliran tanpa geseran (shear)
seperti suatu sumbat.Reynold Number digunakan dalam menentukan
aliran itu laminar atau turbulen :
928 ρV d
NRe = ...................................................................(4-32)
µ
Keterangan:
𝝆 = Densitas fluida, ppg.
v =Kecepatan aliran, fps
d =Diameter pipa, in.
µ =Viskositas, cp.
NRe > 3000 menunjukkan bahwa aliran berbentuk turbulen
sedangkan NRe < 2000 merupakan aliran laminar, dan untuk harga
diantaranya memiliki pola aliran transisi.Sifat aliran bisa juga
diketahui dengan menentukan kecepatan rata-rata dan kecepatan
kritisnya.Aliran laminer ditandai dengan kecepatan rata-rata lebih
kecil dibandingkan dengan kecepatan kritisnya, sedangkan aliran
turbulen sebaliknya, dimana kecepatan rata-ratanya lebih besar
dibandingkan dengan kecepatan kritisnya.
Kecepatan rata-rata dari fluida dapat ditentukandengan
persamaan berikut :
v DP =
.......................................................................(4-33)
Kecepatan di annulus, harga d-nya adalah :
d2 = (
....................................................................(4-34)
Kecepatan kritis dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
a. Kecepatan kritis pada pipa
197
vc= (PV +
...............(4-35)
b. Kecepatan kritis pada annulus
v c = (PV +
.....(4-36)
Keterangan :
Vc = kecepatan krtitis, fps.
PV = plastic viscosity, cp.
untuk newtonian fluids µ = PV dan YP = 0.
dh = diameter lubang bor, in.
do = diameter luar pipa, in.
di = diameter dalam pipa, in.
YP = yield point, 1b/100 ft2.
Yang dimaksud sum of square adalah ukuran dispersi dari anggota suatu
kelompok terhadap rata-rata kelompok tersebut.
( ∑∑ X ij )
2
CF (correlation factor ) =
k⋅n ............................................................. (4-37)
n 2
SST (sum of square antar sampel) = ∑ T k⋅j −CF
j=1 ................................ (4-38)
SSE (sum of square error ) = SS total - SST ................................................. (4-39)
SS (sum of square) total =∑ ∑ X ij −CF .................................................... (4-40)
2
S x=
√ Sp 2
k ........................................................................................... (4-41)
dimana :
Sp2 = S error
k = banyaknya ulangan
3. Dicari angka R (p, v, ∂p, d) pada tabel Duncan.
p = jarak rata-rata treatmen yang dibandingkan
v = df error
202
Keterangan :
Va = Kecepatan lumpur di annulus, ft/sc.
203
√( ( ) ( )
PV 36.800 x dp D p−ρf
vs=0,0075 x ( )[ x +1−1]
)
ρf dp PV
2
ρf
ρf dp
928 ρV d
NRe =
µ
𝝆 = Densitas fluida, ppg.
v =Kecepatan aliran, fps
d =Diameter pipa, in.
µ =Viskositas, cp.
Vc = √ 2
1,078 PV +1,078 PV ²+ 9,256 ( Dh −D o DP ) YP ρm
ρm .(D h−Do DP )
Keterangan :
Va = kecepatan rata-rata aliran
Q = Q pompa
Dh = diameter lubang bor
Do DP = OD – DP
Vc = Kecepatan kritis aliran
PV = Plastic Viscosity, cp
YP = Yield Point, lb/100ft
Ρm = Densitas lumpur, ppg
Keterangan :
= Plastic Viscosity, cp
PV