TINJAUAN PUSTAKA
75
76
Drawwork : 0,90
Takel : 0,87 untuk 8 kabel dan 0,85
untuk 10 kabel
sehingga, rendemen total untuk 10 kabel adalah
0,75 x 0,88 x 0,90 x 0,85 = 0,505
Tenaga untuk fungsi pengangkatan harus mampu untuk
melayani pemboran sampai kedalaman limit pada kondisi
ekonomis.
b. Menghitung tanpa fungsi rotasi
Tenaga untuk fungsi rotasi dapat dihitung dengan persamaan
sebagai berikut:
W
Pr C x .................................................................... (3-1)
75
Dimana :
Pr = tenaga fungsi rotasi, pk
C = kopel dalam kgm
W = kecepatan sudut, rad/detik
Sehingga, secara empiris tenaga untuk fungsi rotasi dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan :
L N P
Pr 10 .............................................. (3-2)
30 100 D
Dimana,
Pr = Tenaga rotasi, pk
L = Kedalaman sumur, m
N = Putaran rotary table, rpm
P = Beratan pada pahat (WOB), ton
D = Diameter lubang bor, inch
c. Tenaga Hidrolik
Tenaga hidrolik dapat dirumuskan sebagai berikut :
p
Ph Q x ............................................................. (3-3)
450
79
Dimana,
Ph = tenaga hidrolik, pk
Q = debit dalam liter/menit = D2 x 19
P = tekanan sirkulasi , kg/cm2
d. Tenaga Penerangan
Dengan effisiensi 70% tenaga listrik yang diperlukan untuk
berbagai keperluan seperti penerangan, pemanas, shale
shaker dan lain-lain biasanya berkisar antara 30-48 Kw
generator berkapasitas 75 Kw.
1. Drawwork
Drawwork merupakan otak dari derrick, karena melalui drawwork,
seorang driller melakukan dan mengatur operasi pemboran. Drawwork
juga merupakan rumah daripada gulungan drilling line.
Desain daripada drawwork tergantung dari beban yang harus dilayani,
biasanya didesain dengan horse power ( Hp) dan kedalaman pemboran,
dimana kedalamannya harus disesuaikan dengan drill pipe-nya. Horse
power out put drawwork yang diperlukan untuk hoisting (pengangkatan
traveling block dan beban – bebannya) adalah :
W . Vh 1
Hp x …………………………………………….. (3-5)
33000 e
Dimana :
W = hook load, lb
Vh = kecepatan naik traveling block, ft/min
E = effisiensi hook ke drawwork, umumnya 80% - 90%,
tergantung dari jumlah line dan kondisi bantalan kerekan (sheave
bearing).
2. Overhead tools
Overhead tool merupakan rangkaian sekumpulan peralatan yang
terdiri dari crown block, traveling block, hook dan elevator.
3. Drilling line
Drilling line terdiri dari reveed drilling line, dead line, dead line
anchor dan storage and suplay.
Drilling line digunakan untuk menahan (menarik) beban pada hook.
Drilling line terbuat dari baja dan merupakan kumpulan kawat baja
yang kecil dan diatur sedemikian rupa hingga merupakan suatu lilitan.
Lilitan ini terdiri dari enam kumpulan dan satu bagian tengah yang
disebut “core” dan terbuat dari berbagai macam bahan seperti plastic
dan textile.
83
3. Diamond Bit
Pembuatan lubang sumur dengan menggunakan mata
bor jenis ini sifatnya bukan mengeruk atau gigi berputar
melainkan dengan cara menggores permukaan karena
butir butir intan yang terpasang pada sebuah besi
sehingga hasil pengeboran berlangsung sangat lambat.
Penggunaan metrial intan masih banyak di pilih hingga
saat ini karena merupakan zat padat yang dianggap
paling tahan goresan serta paling keras melebihi baja.
Kelebihan mata bor jenis diamond bit adalah
memiliki usia pakai yang lebih awet namun pada era
belakangan ini sudah sangat jarang digunakan hanya
karena laju proses pengeboran yang kalah cepat oleh
model mata bor Roller-Cone.
87
B. Tempat Persiapan
Ditempatkan pada tempat dimulai sisten sirkulasi. Tempat
persiapan lumpur pemboran terdiri dari peralatan-peralatan yang diatur
untuk memberikan fasilitas persiapan atau "treatment" lumpur bor.
Peralatan yang digunakan untuk persiapan pembuatan lumpur
pemboran meliputi :
Mud house , merupakan gudang untuk menyimpan
additives.
Steel mud pits/tank , merupakan bak penampung lumpur di
permukaan terbuat dari baja.
Mixing hopper, merupakan peralatan yang digunakan untuk
menambah additive ke dalam lumpur.
91
C. Peralatan Sirkulasi
Peralatan sirkulasi merupakan komponen utama dalam sistem
sirkulasi. Peralatan ini mengalirkan lumpur pemboran dari peralatan
sirkulasi, turun ke rangkaian pipa bor dan naik ke anullus mengangkat
serbuk bor ke permukaan menuju conditioning area sebelum kembali ke
mud pits untuk sirkulasi kembali. Peralatan sirkulasi terdiri dari beberapa
komponen alat, yaitu :
1. Mud pit
2. Mud pump
3. Pump discange and return line
4. Stand pipe
5. Rotary house
D. Conditioning Area
Ditempatkan dekat rig. Area ini terdiri dari peralatan-peralatan
khusus yang digunakan untuk "Clean up" (pembersihan) lumpur bor
setelah keluar dari lubang bor. Fungsi utama peralatan-peralatan ini
adalah untuk membersihkan lumpur bor dari serbuk bor (cutting) dan
gas-gas yang terikut.
92
a. Annular Preventer
Ditempat paling atas dari susunan BOP stack.
annular preventer berisi rubber packing element yang dapat
menutup lubang annulus baik lubang dalam keadaan kosong
ataupun ada rangkaian pipa bor.
b. Ram Preventer
Ram preventer hanya dapat menutup lubang annulus
untuk ukuran pipa tertentu, atau pada keadaan tidak ada
pipa bor dalam lubang. Jenis ram preventer yang biasanya
digunakan antara lain adalah :
Pipe ram
Pipe ram digunakan untuk menutup lubang bor pada
waktu rangkaian pipa bor berada pada lubang bor.
Blind or Blank Rams
Peralatan tersebut digunakan untuk menutup lubang
bor pada waktu rangkaian pipa bor tidak berada pada
lubang bor.
Shear Rams
Shear rams digunakan untuk memotong drill
pipe dan seal sehingga lubang bor kosong (open hole),
digunakan terutama pada offshore floating rigs.
94
c. Drilling Spools
Drilling spolls adalah terletak diantara preventer.
Drilling spools berfungsi sebagai tempat pemasangan choke
line ( yang mengsirkulasikan “kick” keluar dari lubang bor )
dan kill line ( yang memompakan lumpur berat ). Ram
preventer pada sisa-sisanya mempunyai “cutlets” yang
digunakan untuk maksud yang sama.
d. Casing Head ( Well Head )
Merupakan alat tambahan pada bagian atas casing
yang berfungsi sebagai fondasi BOP Stack.
2. Accumulator
Biasanya ditempatkan pada jarak sekitar 100 meter
dari rig. Accumulator bekerja pada BOP stack dengan “high
pressure hydraulis” (saluran hidrolik bertekanan tinggi).
Pada saat terjadi “kick” Crew dapat dengan cepat menutup
blowout preventer dengan menghidupkan kontrol pada
accumulator atau pada remote panel yang terletak pada lantai
bor.
Unit accumulator dihidupkan pada keadaan darurat
yaitu untuk menutup BOP Stack. Unit ini dapat dihidupkan
dari remote panel yang terletak pada lantai bor atau dari
accumulator panel pada unit ini terdiri dalam keadaan crew
harus meninggalkan lantai bor.
3. Sistem Penunjang
Peralatan penunjang yang terpasang rangkaian
peralatan sistem pencegahan semburan liar (BOP System)
meliputi choke manifold dan kill line.
a. Choke Manifold.
95
b. Kill Line.
Kill Line bekerja pada BOP Stack biasanya
berlawanan berlangsung dengan choke manifold ( dan choke
line ). Lumpur berat dipompakan melalui kill line kedalam
lubang bor sampai tekanan hidrostatik lumpur dapat
mengimbangi tekanan formasi.
96
a. Wind Load
b. Drill pipe setback derrick
c. Dynamic Load
d. Efek dari letak dead line di posisi yang berbeda
Kapasitas Menara dihitung dengan cara membandingkan berat total
rangkaian pipa pemboran dengan casing yang dipikul oleh derrick di dalam lumpur
hingga kedalaman akhir. Berikut ini persamaan dari perhitungan kapasitas menara.
HL = W + W Travelling Block + Drag ............................................(3.7)
Dimana :
HL = Berat Hook Load, lb
W = Weight String, lb
W Travelling Block = Berat Travelling Block, lb
Drag = Beban di daerah pertambahan sudut, lb
Hook Load adalah beban yang harus dapat ditopang oleh rig. Beban tersebut
merupakan akumulasi dari turbulan (drill pipe atau casing) dan drag yang dialami
rangkaian pipa. Hook Load terbesar akan dialami pada saat drill string trip out dan
juga stuck pipe.
Didalam sistem block terdapat efisiensi, dari efisiensi dapat diperkirakan
beban tegangan pada drilling line, dan pemilihan diameter drilling line dapat
ditentukan. Dan persamaan effisiensi itu sendiri :
𝐾(1−𝐾𝑛 )
EF = ........................................................................................(3.8)
𝑛(1−𝐾)
Dimana :
EF = Effisiensi block, percentage
K = Konstanta yang menunjukan effisiensi per jalur dari block
(K = 0,9615)
n = Jumlah Lilitan kawat (drilling line)
Beban yang ditarik fast line (FL) tanpa adanya friksi pada block adalah :
𝐻𝑜𝑘 𝑙𝑜𝑎𝑑 𝐻𝐿
FL = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑤𝑎𝑡 = ...............................................................(3.9)
𝑛
Dimana :
FL = Beban yang ditahan oleh fast line, lb
103
Dimana :
DL = Beban yang ditahan dead line, lb
HL = Beban Hook Load, lb
K = Konstanta yang menunjukan effisiensi per jalur dari block
(K = 0,9615)
n = Jumlah lilitan kawat (drilling line)
EF = Effisiensi block dan trackle, percentage
Penentuan Beban yang dipikul derrick dihitung berdasarkan beban diudara
dengan rumus sebagai berikut :
W = HL + DL + FL .........................................................................(3.11)
Dimana :
W = Berat seluruh rangkaian bor termasuk travelling block di udara, lb
FL = Beban yang ditahan oleh fast line, lb
DL = Beban yang ditahan dead line, lb
HL = Berat Hook Load, lb
Berat total rangkaian dihitung dalam lumpur dapat dihitung dengan rumus :
𝜌𝑚
We = (W) (BF) =(W) (1- ) ............................................................(3.12)
𝜌𝑠
Dimana :
We = Berat total rangkaian di lumpur
W = Berat seluruh rangkaian bor termasuk travelling block di udara, lb
𝜌𝑚 = Densitas Lumpur, ppg
𝜌𝑠 = Densitas Baja, (65.5) ppg
104
Dimana :
DH = Drag Horizontal, lb
Wm = Berat pipa didalam lumpur, ppg
L = Panjang pipa, ft
3.4.2.2 Torsi
Torsi adalah gaya gesek yang dialami pipa dari tangential pada saat
berputar. Dalam suatu pemboran apabila torsi yang digunakan berlebihan akan
membatasi panjang dari bagian lubang yang dapat ditembus. Torsi yang
mampu memutar bit dalam pemboran menggunakan metode rotary dibatasi
oleh :
1. Torsi maksimal yang dapat dilakukan oleh rotary table
2. Kekuatan torsi pada sambungan
3. Kekuatan torsi pada bagian body pipa
Beban torsi yang dapat ditanggung oleh pipa pada kondisi tensile /
tertarik menurut API RP 7G adalah :
0,096167 𝑥 1 𝑇𝑒 2 0,5
T= [𝑦 2 − ] ........................................................................(3.15)
𝑂𝐷 𝐴2
𝜋
I = 32 [ 𝑂𝐷4 − 𝐼𝐷4 ] ....................................................................................(3.16)
Dimana :
T = Minimum torsi pada kondisi tensile (lb-ft)
I = Polar momen inersia (in4)
OD = Outside diameter (in)
ID = Inside diameter (in)
Y = Minimum yield strength (psi)
Te = Beban Tensile (lb)
A = Luas permukaan pipa (in2)
106
Dimana :
T = Torsi, ft lb
µ = Friction factor
107
T = Torsi, ft lbf
µ = Friction factor
OD = Diameter luar dari tool joint, in
Wm = Dimana :
Berat pipa didalam lumpur, lb/ft
L = Panjang pipa, ft
Sin θ = Sudut kemiringan sumur, o
Torsi pada lubang horizontal :
𝑊𝑚 𝑥 𝑂𝐷 𝑥 𝐿
T= ...............................................................................................(3.22)
24
Dimana :
T = Torsi, ft lbf
OD = Diameter luar dari tool joint, in
L = Panjang pipa, ft
Torsi pada lubang melengkung:
K = WOB – 0,33 x Wm x R .........................................................................(3.23)
Untuk K bernilai negatif :
𝑊𝑚 𝑥 𝑂𝐷 𝑥 𝑅
TB = ............................................................................................(3.24)
72
Dimana :
T = Torsi, ft lbf
TB = Torsi friksi pada bagian pertambahan sudut, ft lbf
OD = Diameter luar dari tool joint, in
L = Panjang pipa, ft
Wm = Berat pipa didalam lumpur, lb/ft
108
K = Konstanta perhitungan, lb
WOB = Weight on bit, lb
R = Jari-jari pertambahan sudut, ft
3.4.3 Perhitungan Kapasitas Drawwork
Drawworks merupakan peralatan yang penting dalam suatu pemboran
karena semua benda yang diatas rig memerlukan drawworks untuk menggerakan
peralatan tersebut, baik untuk daya putar, daya angkat, dan untuk menurunkan
rangkaian pipa. Pemilihan daya drawworks dipengaruhi oleh beban rangkaian yang
akan ditanggung pada saat pemboran. Daya drawworks dapat dihitung
menggunakan rumus :
𝐹 𝐻𝑜𝑜𝑘 𝑥 𝑉 𝐻𝑜𝑜𝑘
PDW = (550 𝑥 𝑅𝑒𝑛𝑑𝑎𝑚𝑒𝑛 ) ..................................................................................(3.26)
Dimana :
PDW = Daya drawworks, Horse power
F Hook = Beban Hook / drilling strinh / casing, lb
V Hook = Kecepatan Hook, foot/ detik
Rendamen = Gesek pada drilling line dan bearing (0,55-0,95)
3.4.4 Perhitungan Kapasitas Top Drive
Dalam menjalankan operasi pemboran diperlukan tenaga atau daya untuk
mengerakan peralatan pemboran. Daya tersebut dilihat dengan satuan horse power.
Pemboran sumur yang tidak terlalu dalam dapat menggunakan tenaga Top Drive
relatif kecil.
Dalam perhitungan tenaga Top Drive dapat menggunakan persamaan
sebagai berikut :
𝑇𝑏 𝑥 2𝜋 𝑥 𝜔
Tenaga Top Drive = .......................................................................(3.27)
33000
Dimana :
ω = Kecepatan sudut RPM
Tb = Torsi, lb/ft
109
𝑄 𝐹𝑙𝑢𝑖𝑑 𝑥 𝑃 𝐹𝑙𝑢𝑖𝑑
P Pump = .............................................................................(3.28)
1714
Dimana :
P Pump = Daya pompa, horse power
Q Fluid = Debit fluid, gallon per menit
P Fluid = Tekanan fluida, pound per inch K kwadrat
Tetapi dalam menghitung daya pompa perlu dilakukan perhitungan
hidrolika dimana perlu dilakukan perhitungan kehilangan tekanan dan perhitungan
nilai f (factor gesekan), nilai dari faktor gesekan dapat dihitung dengan
menggunakan rumus :
𝜌𝑠 𝑥 𝑉 𝑥 𝐷
Re = .................................................................................................(3.29)
𝜇
Dimana :
Re = Reynolds number
ρ = Densitas Fluida, kg/m3
V = Kecepatan rata-rata aliran, m/s
D = Diameter dalam pipa, m
µ = Viskositas absolut cairan, kg/m.s
Apabila aliran laminer (Re< 2000), faktor gesekan (f) dapat dicari dengan
pendekatan rumus :
64
F = 𝑅𝑒 ............................................................................................................(3.30)
Dimana :
f = Faktor gesekan
Dan apabila aliran turbulen (Re > 2000), faktor gesekan (f) dapat dicari
dengan moody diagram.
110
Dimana :
V dp = Kecepatan rata-rata didalam drill pipe, ft/menit
Q = Kecepatan aliran, GPM
IDdp = Diameter dalam drill pipe, inch
Perhitungan kecepatan kritis didalam drillpipe dengan rumus :
Dimana :
VCdp = Kecepatan kritis didalam drill pipe, ft/menit
PV = Plastic viscosity, cp
111
Dimana :
P dp = Kehilangan tekanan didalam drillpipe, psi\
ρ = Densitas, ppg
PV = Plastic Viskosity, cp
IDdp = Diameter dalam drill pipe, inch
Q = Kecepatan aliran, GPM
L dp = Panjang rangkaian drill pipe, ft
Aliran laminer apabila Vdp < VC dp kehilangan tekanan didalam drill pipe
dapat dihitung dengan meggunakan rumus berikut :
Dimana :
P dp = Kehilangan tekanan didalam drill pipe, psi
PV = Plastic Viscosity, cp
YP = Yield Point, lb/100 ft2
ID dp = Diameter dalam drillpipe, inch
V dp = Kecepatan rata-rata drillpipe, ft/menit
L dp = Panjang rangkaian drill pipe, ft
Dimana :
V dc = Kecepatan rata-rata didalam drill collar, ft/menit
Q = Kecepatan aliran, GPM
ID dc = Diameter dalam drill collar, inch
Perhitungan kecepatan kritis didalam drill collar dengan rumus :
Dimana :
VC dc = Kecepatan kritis didalam drill collar, ft/menit
ρ = Densitas, ppg
PV = Plastic Viscosity, cp
ID dc = Diameter dalam drill collar, inch
Q = Kecepatan aliran, GPM
L dc = Panjang rangkaian drill collar, ft
Aliran turbuler apabila nilai V dc > VC dc, kehilangan tekanann didalam
drill collar dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut :
𝐿𝑑𝑐 (𝑃𝑉)𝑉𝑑𝑐
P dc = 300𝐼𝐷𝑑𝑐 [YP + ] .....................................................................(3.38)
5𝐼𝐷𝑑𝑐
Dimana :
Pdc = Kehilangan tekanan didalam drill collar, psi
PV = Plastic Viscosity, cp
YP = Yield point, lb/100ft2
ID dc = Diameter dalam drill collar, inch
V dc = Kecepatan rata-rata drillcollar, ft/menit
L dc = Panjang rangkaian drill collar, ft
Dimana :
V dc-OH = Kecepatan rata-rata pada annulus drill collar dan open
hole, ft/menit
Q = Kecepatan aliran, GPM
OD dc = Diameter luar drill collar, GPM
ID h = Diameter dalam lubang, inch
Perhitungan kecepatan kritis drill collar open hole dengan rumus :
97PV +97√(𝑃𝑉)2 +8,2𝜌 𝑥 (𝐼𝐷𝑑𝑐 2 −𝑂𝐷𝑑𝑐 2 )2 𝑥 𝑌𝑃
VC dc-OH = ................................(3.40)
𝜌 𝑥 (𝐼𝐷𝑑ℎ−𝑂𝐷𝑑𝑐)
Dimana :
VCdc-OH = Kecepatan kritis drill collar open hole, ft/menit
ρ = Densitas, ppg
PV = Plastic Viscosity, cp
ID dc = Diameter dalam drill collar, inch
Q = Kecepatan aliran, GPM
L dc = Panjang rangkaian drill collar, ft
Aliran turbulen apabila nilai Vdc-OH > VCdc-OH, kehilangan tekanan
didalam drill collar open hole dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut
:
Dimana :
P dc-OH = Kehilangan tekanan didalam drill collar open hole, psi
ρ = Densitas, ppg
PV = Plastic Viscosity, cp
Q = Kecepatan aliran,GPM
L dc-OH = Panjang rangkaian drill collar pada area open hole, ft
Dimana :
P dc-OH = Kehilangan tekanan didalam drill collar open hole, psi
PV = Plastic Viscosity, cp
YP = Yield point, lb/100ft2
ID dc = Diameter dalam drill pipe, inch
V dc-OH = Kecepatan rat-rata, ft/menit
L dc-OH = Panjang rangkaian drill collar pada area open hole, ft
Dimana :
Vdp-OH = Kecepatan rata-rata pada annulus drill collar dan open
hole, ft/menit
Q = Kecepatan aliran, GPM
OD dp = Diameter luar drill pipe, inch
ID dh = Diameter dalam lubang, inch
Perhitungan kecepatan kritis didalam drill pipe open hole dengan rumus :
Dimana :
VCdp-OH = Kecepatan kritis didalam drillpipe open hole, ft/menit
ρ = Densitas, ppg
PV = Plastic Viscosity, cp
YP = Yield point, lb/100ft2
IDdh = Diameter dalam lubang, inch
ODdp = Diameter luar drillpipe, inch
115
Dimana :MOP
Pdp-OH = Kehilangan tekanan didalam drillpipe open hole, psi
ρ = Densitas, ppg
PV = Plastic Viscosity, cp
ID dp = Diameter dalam drillpipe, inch
ID dh = Diameter dalam lubang, inch
Q = Kecepatan aliran, GPM
Ldp-OH = Panjang rangkaian drillpipe pada area open hole, ft
Dimana :
P dc-OH = Kehilangan tekanan didalam drill collar open hole, psi
PV = Plastic Viscosity, cp
YP = Yield point, lb/100ft2
ID dp = Diameter dalam drill pipe, inch
ID dh = Diameter dalam lubang, inch
V dp-OH = Kecepatan rat-rata, ft/menit
L dc-OH = Panjang rangkaian drill collar pada area open hole, ft
6. Kehilangan tekanan pada drill pipe dan casing
Kehilangan tekanan pada drill pipe dan casing dapat dihitung dengan
menggunakan rumus :
24,5 𝑥 𝑄
V dp-csg = 𝐼𝐷𝑐𝑠𝑔2 − 𝑂𝐷𝑑𝑝2 .............................................................................(3.47)
116
Dimana :
V dp-csg = Kecepatan rata-rata pada drill pipe casing, ft/menit
Q = Kecepatan aliran, GPM
OD dp = Diameter luar drillpipe, inch
ID csg = Diameter dalam casing, inch
Perhitungan kecepatan kritis didalam drillpipe casing dengan rumus :
Dimana :
VCdc-OH = Kecepatan kritis didalam drill pipe casing, ft/menit
ρ = Densitas, ppg
PV = Plastic Viscosity, cp
ID csg = Diameter dalam casing, inch
OD dp = Diameter luar drillpipe, inch
Q = Kecepatan aliran, GPM
Aliran turbuler apabila nilai Vdp-csg > VCdp-csg, kehilangan tekanan
didalam drillpipe openhole dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut :
Dimana :
Pdp-csg = Kehilangan tekanan didalam drillpipe casing, psi
ρ = Densitas, ppg
PV = Plastic Viscosity, cp
ID csg = Diameter dalam casing, inch
OD dp = Diameter luar drillpipe, inch
Q = Kecepatan aliran, GPM
Ldp-csg = Panjang rangkaian drillpipe didalam casing, ft
Aliran laminer apabila nilai Vdp-csg < VCdp-csg, kehilangan tekanan
didalam drillpipe openhole dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut :
117
Dimana :
P dp-csg = Kehilangan tekanan didalam drill collar casing, psi
PV = Plastic Viscosity, cp
YP = Yield point, lb/100ft2
OD dp = Diameter luar drill pipe, inch
ID csg = Diameter dalam casing, inch
V dp-csg = Kecepatan rat-rata, ft/menit
L dc-csg = Panjang rangkaian drill pipe dalam casing, ft
𝑄2 𝑥 𝜌
Pb = 10858 𝑥 𝑛𝑜𝑧𝑧𝑙𝑒 𝑥 𝑎𝑟𝑒𝑎2 ..............................................................................(3.51)
Dimana :
Pb = Kehilangan tekanan disekitar pahat, psi
Q = Kecepatan aliran, GPM
ρ = Densitas, ppg
nozzle area = Total luas area nozzle, sq-in
8. Kehilangan total
Kehilangan total dapat dihitung menggunakan rumus :
𝑃𝑥𝑄
HP = 1714 ....................................................................................................(3.53)
Dimana :
HP = Horse power, HP
P = Pressure, psi
Q = Kecepatan aliran, GPM
3.6.3 Chritmas-tree
Christmas-tree merupakan suatu susunana dari katup-katup (valve)
dan fitting yang ditempatkan diatas tubing head untuk mengatur serta
mengalirkan f;uida dari sumur. Christmas-tree dibuat dari baja berkualitas
tinggi, sehingga di samping mampu menahan tekanan tinggi, juga mampu
menahan aliran air formasi yang bersifat korosif yang mengalir bersama-
sama minyak ataiu dapat menahan pengikisan yang disebabkan oleh pasir
yang terbawa oleh aliran fluida formasi.
Christmas-tree berdasarkan jenis komplesi sumurnya dibedakan
untuk single completion dan Multiple completion.
123
3.6.3.1 Choke
Choke atau bean (jepitan) digunakan untuk usmur-sumur
sembur alam dan pada sumur gas lift, yaitu pada inlet gas injeksinya.
Fungsi untuk mengontrol atau mengatur produksi minyak dan gas
dari sumur tersebut. Choke ini terbuat dari besi baja berkualitas
tinggi supaya dapat menahan kikisan pasir serta fluida yang korosif.
Choke yang digunakan dalam industri minyak dan gas bumi ada
dua macam yaitu:
a. Positif Choke
Positif choke terbuat dari besi pejal, dimana pada bagian dalamnya
terdapat lubang dengan ukuran teretentu(orifice). Minyak atau gas
dapat mengalir didalamnya, karena aliran fluida melalui choke ini
menimbulkan terjadinya penurunana tekanan yang besarnya
tergantung pada diameter orifice dari choke tersebut. Positof choke
126
b. Adjustable Choke
mencegah penutupan sumur sewaktu mengganti ukuran
choke atau perubahan laju produksi, maka lebih praktis memakai
adjustable choke karena dengan memutar handwell yang akan
manaikturunkan stem tip dan menjauhi atau mendekati removable
seat, ini berarti memperbesar/ memperkecil ukuran orifice.
Fluida harus mengelilingi stem tip terlebih dahulu,
sehingga aliran akan bersifat turbulen, sehingga akan memperbesar
kemungkinan terjadinya sumbatan (plug) pada orifice oleh pasi
atau padatan-padatan lainnya. Keadaan sifat konstruksi seperti
halnya di atas, jenis choke adjustable sangat sesuai pemakaiannya
bila kita sering mengubah-ubah laju produksi.
127