Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN MINGGUAN

PRAKTIKUM PENILAIAN FORMASI


PENENTUAN POROSITAS

DISUSUN OLEH :
NAMA : AKIL HIDAYAT
NIM : 113200032
PLUG :L

STUDIO PENILAIAN FORMASI


JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERMINYAKAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
YOGYAKARTA
2021/2022
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN MINGGUAN
PRAKTIKUM PENILAIAN FORMASI
PENENTUAN POROSITAS

Diajukan untuk memenuhi persyaratan Praktikum Penilaian Formasi Minggu ke-2


acara pertama “Penentuan Porositas”, Tahun akademik 2021/2022, Program
Studi S1 Teknik Perminyakan, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas
Pembangunan Nasional ”Veteran” Yogyakarta.

DISUSUN OLEH :
NAMA : AKIL HIDAYAT
NIM : 11320002
PLUG :L

Yogyakarta, April 2022


Disetujui untuk Studio
Penilaian Formasi
Oleh :

Asisten Praktikum

Dionisius Novanda G. P.

NIM 113180096
5.3. DATA DAN PERHITUNGAN
5.3.1. Data
a. Lapisan yang dianalisa = 1784 m
b. Interval =1 m
c. ρma = 2,65 gr/cc

d. ρf =1 gr/cc

e. ρclay = 0,44 gr/cc

f. Vclay = 0,685
g. Δtf = 218 µs/ft
h. Δtma = 92,9 µs/ft
5.3.2. Prosedur Perhitungan
5.3.2.1. Neutron Log
1. Menentukan ketebalan lapisan yang dianalisa, yaitu 1784 m dengan
interval kedalaman 1 m.
2. Menentukan ρ m a = 2.65 gr/cc untuk sandstone dan ρ f = 1 gr/cc untuk

saltwater.
3. Menetukan besarnya harga N clay.
4. Menetukan besarnya porositas neutron (N) dengan persamaan :
N = (1,02 x  Nlog) + 0,00425
5. Menghitung Ncorr dengan persamaan :
 Nc =  N - (Vclayx Nclay)
5.3.2.2. Formation Density Log
1. Pada ketebalan dan interval ketebalan yang sama, menetukan  b dari

defleksi kurva density log untuk setiap interval kedalaman.


2. Menentukan ρ m a = 2.65 gr/cc untuk sandstone dan ρ f = 1 gr/cc untuk

saltwater.
3. Menetukan FDL dengan persamaan :
 ma − b
 FD =
 ma −  f
4. Menetukan FDclay dengan ρ clay = (berdasarkan kurva density log)

dengan persamaan :
 ma −  clay
 FDclay =
 ma −  f

5. Menetukan harga FDLcorr dengan persamaan :


 FDLcorr =  FDL – (Vclay x  FDclay)
6. Menetukan porositas rata-rata dari neutron log dan density log untuk setiap
kedalaman dengan persamaan :
2N corr + 7FDLcorr
 =
9
5.3.2.3. Sonic Log
1. Menentukan lapisan yang prospek.
2. Menentukan jenis formasinya (∆tma) dan jenis fluidanya (∆tf).
3. Membaca besarnya interval transite time (∆tlog) dari defleksi kurva sonic
log untuk setiap interval kedalaman yang telah ditentukan.
4. Menghitung besarnya porositas dari sonic log (Фs) dengan menggunakan
persamaan berikut:
t log − t ma
s =
t f − t ma
5.3.3. Perhitungan
5.3.3.1 Neutron Log
1. Ketebalan lapisan yang dianalisa, yaitu 1784 m dengan interval kedalaman
10 m.
2. ρma = 2,65 gr/cc untuk sandstone dan ρf = 1 gr/cc untuk saltwater.

3. Menentukan besarnya harga ∅N𝑐𝑙𝑎𝑦 (saat log neutron GR max).


2
(2,7 x0,6) + 0 = 0,444

4. Mendapatkan besarnya ∅Nlog dari pembacaan log neutron pada kedalaman


yang di analisa
1,5
(2,7 x0,6) + 0 = 0,333

5. Besarnya porositas neutron (ØN) dengan persamaan:


ØN = (1,02 x ØNlog) + 0,0425
= (1,02 x 0,333) + 0,0425
= 0,343
6. Menghitung ØNcorr dengan persamaan:
ØNc = ØN – (Vclay x Nclay)
= 0,386 ˗ (0,685 x 0,444)
= 0,039
5.3.3.2. Density Log
1. Pada ketebalan dan interval ketebalan yang sama, menentukan ρb dari
defleksi kurva Density log untuk setiap interval kedalaman.
2. Menentukan ρma = 2,65 gr/cc untuk sandstone dan ρf = 1 gr/cc untuk
saltwater.
3. Menentukan ρb dari defleksi kurva density log
2,2
ρb = (2,7 x1) + 1,7 = 2,51

4. Menentukan ØFDL dengan persamaan:


ρma - ρb
ØFDL =
ρma - ρf
2,65 - 2.51
=
2,65 - 1
= 0,084
5. Menentukan ∅FD𝑐𝑙𝑎𝑦 .
1,5
ρ𝑐𝑙𝑎𝑦 = (2,7 𝑥 1) + 1,7 = 2,25
ρma − ρ𝑐𝑙𝑎𝑦 2.65−2,25
∅FDclay = = = 0,24
ρma − ρf 2.65−1

6. Menentukan harga ØFDLcorr dengan persamaan:


ØFDLcorr = ØFDL – (Vclay x ØFDclay)
= 0,084 – (0,685 x 0,24)
= |0,080|
7. Menentukan porositas rata-rata dari Neutron log dan Density log untuk
setiap kedalaman dengan persamaan:
2 ØNcorr + 7 ØFDLcorr
Ø =
9
(2 x 0,039) + 7 x(0,080)
=
9
= 0,070
= 7%
5.3.3.3. Sonic Log
1. Menentukan lapisan yang prospek.
2. Menentukan jenis formasinya (Δtma) dan jenis fluidanya (Δtf =).
3. Membaca besarnya interval transite time (Δtlog) dari defleksi kurva sonic
log untuk setiap interval kedalaman yang telah ditentukan.
0,9
Δtlog = (2,7 x200) + 40 = 106,66 μs/ft

4. Menghitung besarnya porositas dari sonic log (Φs) dengan menggunakan


persamaan berikut:
Δtlog -Δtma
Φs =
Δtf -Δtma
106,66 - 52,6
= 218 - 52,6

= 0,32
5.3.4. Tabel Tabulasi Hasil Perhitungan
Tabel V-1
Tabulasi Perhitungan Penentuan Porositas
Depth (m) ØN ØNcorr ØFDL ØFDLcorr ØDN Δtlog ØS

1775 0,4 0,165 0,096 0,024 0,055 95,17 0,257


1778 0,3408 0,0108 0,097 0,077 0,066 99,25 0,282
1781 0,4052 0,1388 0,1055 0,0581 0,076 102,06 0,299
1784 0,333 0,039 0,084 0,080 0,070 106,66 0,32
1787 0,445 0,107 0,084 0,087 0,091 106,66 0,326
1789 0,4645 0,118 0,0846 0,0715 0,0819 108,96 0,340
1792 0,383 0,131 0,095 0,032 0,054 108,96 0,34
1795 0,4326 0,098 0,0781 0,066 0,073 111,43 0,148
1798 0,3629 0,1112 0,078 0,0488 0,06 102,06 0,3
1799 0,48 0,31 0,16 0,075 0,123 115,86 0,38
5.4. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini membahas tentang penentuan porositas batuan reservoir
yang bertujuan untuk mengetahui besarnya porositas dari suatu batuan reservoir
berdasarkan data log, density log, dan sonic log serta fluida yang terkandun
didalamnya. Mencari nilai porositas dalam kaitannya untuk mengetahui ataupun
meramalkan cadangan Hidrokarbon dalam suatu reservoir (membantu dalam
mencari nilai OOIP dan OGIP ). Porositas berdasarkan pembagiannya, terbagi
menjadi dua jenis, pertama porositas berdasarkan pembentukannya yang terbagi
menjadi 2 macam, yaitu porositas primer, pori-pori batuan yang terbentuk
bersamaan dengan pembentukan batuan, dan porositas sekunder, pori-pori yang
terbentuk karena adanya perubahan pada batuan (patahan, rekahan, deformasi dan
lain-lain). Porositas berdasarkan hubungan antar porinya terbagi menjadi dua.
Pertama porositas absolut, yaitu porositas dari pori-pori batuan total. Kedua
porositas efektif, yaitu porositas yang pori-porinya saling terhubung satu-sama lain.
Metode-metode dalam menentukan besarnya porositas diantaranya yaitu dengan
analisa inti batuan (core) dan analisa porosity tool (density log, sonic log, neutron
log). Nilai porositas diklasifikasikan berdasarkan range-nya, yaitu porositas 0-10
% disebut porositas batuan yang buruk, 10-20 % merupakan porositas yang sedang,
dan 20 – 40 % merupakan porositas yang sangat baik.
Berdasarkan pembentukannya porositas dibagi dua yakni porositas primer
dan porositas sekunder diman porositas primer merupakan porositas yang terjadi
bersamaan dengan proses pengendapan (deposisi) batuan sedangkan porositas
sekunder merupakan porositas yang terjadi setelah proses pengendapan batuan. Bila
ditinjau dari sudut reservoir, porositas dapat dibagi menjadi dua yaitu porositas
absolut, yakni perbandingan antara seluruh volume pori dengan volume total batuan
(bulk volume), dan porositas efektif, yakni perbandingan antara volume pori yang
berhubungan dengan volume total batuan.
Ada juga pada Sonic Log dimana langkah penentuan porositasnya yakni
menentukan lapisan yang prospek, lalu menentukan jenis formasinya (∆tma) dan
jenis fluidanya (∆tf) = Sandstone dan OBM. Kemudian membaca besarnya interval
transite time (∆tlog) dari defleksi kurva sonic log untuk untuk kedalaman yang
diukur. Setelah itu menghitung besarnya porositas dari sonic log (Фs).
Hasil dari perhitungan yang telah dilakukan pada kedalaman 1784 m,
didapat kan porositas () sebesar 0,070 (7%) dan pada sonic log porositasnya (Фs)
sebesar 0,32 (32%). Dari hasil perhitungan tersebut porositas batuan pada
kedalaman 1784 ft m tergolong rendah, karena nilai yang diambil atau yang
dugunakan adalah ØDN sebesar 7 % yang tergolong buruk (poor) berarti pada
kedalaman 1784 m bukan kedalaman yang prospek.
Metode perhitungan diatas biasanya dilakukan di lapangan dengan logging
sumur (well logging). Penentuan klasifikasi porositas ini bersifat semi – kuantitatif
dan dipergunakan suatu skala yakni 0 – 5% dapat di abaikan (negligible), 5 – 10 %
buruk (poor), 10 – 15% cukup (fair), 15 – 20 % baik (good),20 – 25% sangat baik
(very good), dan 25% istimewa (excellent) (Koesoemadinata, 1980).
Pada tabel tabulasi IV-1 dapat dilihat pada rentang kedalaman 1775 – 1799
m dapat dilihat hasil perhitungan ØDN sangat rendah atau tergolong buruk (poor)
sedangkan hasil perhitungan ØS tergolong istimewah (excellent). Karena yang
digunakan adalah hasil perhitungan ØDN, maka dapat ditarik kesimpulan pada
rentang kedalam tersebut bukanlah zona prospek karana memiliki porositas yang
tergolong buruk (poor) 5-10%.
Aplikasi lapangan dari penentuan porositas batuan yang dilakukan dengan
cara pembacaan kurva dari log porosity (density log, neutron log, sonic log) adalah
kita dapat menentukan di kedalaman berapa pada suatu sumur pemboran terdapat
zona prospek dari keberadaan hidrokarbon dengan mengidentifikasi porositas dari
batuannya. Selain itu dengan diketahuinya besar porositas dari batuan, kita dapat
menentukan besarnya cadangan minyak dan gas yang ada pada zona yang telah
diperkirakan merupakan zona prospek yang mengandung hidrokarbon.
5.5 KESIMPULAN
1. Praktikum penentuan porositas, bertujuan untuk mengetahui besarnya
porositas dari suatu batuan reservoir berdasarkan data log, density log, dan
sonic log serta fluida yang terkandun didalamnya.
2. Dari hasil percobaan dan perhitungan didapatkan data sebagai berikut :
-Kedalaman = 1784 m
- FDLcorr = 0,080
- Ncorr = 0,039
-Porositas sonic log = 0,32
3. Porositas adalah perbandingan antara volume pori-pori batuan dengan
volume total batuan.
4. Bila ditinjau dari sudut reservoir, porositas dapat dibagi menjadi dua yaitu
porositas absolut dan porositas efektif
5. Metode dalam menentukan besarnya porositas dalam praktikum kali ini
yaitu dengan pembacaan kurva pada porosity tool.
6. Prinsip kerja density log ialah dengan menembakkan/memancarkan sinar
gamma dari bagian sumber (source gamma ray) ke formasi.
7. prinsip kerja sonic log ialah dengan mengukur interval transit time dari
gelombang suara yang dilepaskan transmitter untuk dilepaskan melewati
setiap feet dari formasi.
8. Prinsip kerja neutron log ialah dengan memancarkan/menembakkan
partikel neutron pada formasi.
9. Penentuan harga porositas yang mendekati harga sebenarnya dari batuan
ialah hasil dari kombinasi log densitas dan log neutron.
10. Aplikasi lapangan dari penentuan porositas batuan yang dilakukan dengan
cara pembacaan kurva dari log porosity (density log, neutron log, sonic log)
adalah kita dapat menentukan di kedalaman berapa pada suatu sumur
pemboran terdapat zona prospek dari keberadaan hidrokarbon dengan
mengidentifikasi porositas dari batuannya. Selain itu dengan diketahuinya
besar porositas dari batuan, kita dapat menentukan besarnya cadangan
minyak dan gas yang ada pada zona yang telah diperkirakan merupakan
zona prospek yang mengandung hidrokarbon.

Anda mungkin juga menyukai