Anda di halaman 1dari 11

1 PERCOBAAN IV

JENIS LOG LAINNYA (LOG SONIC DAN LOG


CALIPER)

4.1. Tujuan Percobaan

4.1.1. Sonic Log


Bertujuan untuk menentukan harga porositas batuan dan juga
menunjukkan kemungkinan adanya fracture yang berkembang dalam batuan.
Jenis log yang umum yang digunakan dilapangan adalah tipe BHC (Bore Hole
Compensated) sebagai porositas total dan CBL (Cement Bond Log) untuk
bonding cement.
4.1.2. Caliper Log
Bertujuan untuk menentukan lapisan produktif, dan juga menggambarkan
kondisi diameter/profil lubang bor

4.2. Teori Dasar

4.2.1. Sonic Log


Log Sonic adalah jenis log yang digunakan untuk menentukan harga
porositas batuan, dan juga merupakan jenis log yang dapat menentukan
kemungkinan adanya fracture yang berkembang dalam batuan. Log Sonic
menggambarkan waktu kecepatan suara yang dikirim kedalam formasi batuan
dimana pantulan suara yang kembali diterima oleh suatu receiver. Waktu yang
dipelukan gelombang suara untuk sampai ke receiver disebut interval transite
time atau ∆t. Besar kecilnya ∆t yang melalui suatu media (formasi) sangat
tergantung dari jenis batuan, besarnya porositas batuan dan jenis kandungan
yang ada dalam batuan. Sehingga Log Sonic disamping berguna untuk
mendapatkan besaran porositas batuan juga sangat membantu didalam
interpretasi seismic records, terutama untuk maksud kalibrasi kedalaman
formasi.

1
Alat Sonic (BHC –Bore Hole Compensated–) tersusun atas 1 transmitter
dibagain atas dan di bagian bawah dengan masing-masing mempunyai 2
receiver. Suara dikirim dari transmiter masuk kedalam formasi, kemudian
pencatatan dilakukan pada saat pantulan suara pertama kali sampai di receiever.
Transmiter-transmiter yang ada mengirimkan suara secara bergantian dan harga
perbedaan
waktu (∆t) suara yang diterima oleh receiver-receiver ini dicatat pula secara
bergantian. Harga ∆t rata-rata dari receiver ini dihitung, serta
diproses/mengubah harga transite time menjadi total travel time. Kadang-kadang
gelombang suara yang dikirimkan oleh transmiter diterima oleh receiver
terdekat masih cukup kuat tetapi diterima oleh receiver yang jauh dengan lemah.
Hal mana kemungkinan ”terhalang” oleh sesuatu sehingga menyebabkan harga
∆t terlalu basar. Ini bisa terjadi bila melalui formasi yang unconsolidated atau
pasir lepas, rekahan pada batuan, formasi yang mengandung gas, lumpur yang
mengandung gelembung- gelembung udara / gas ataupun oleh adanya kondisi
lubang yang sangat tidak rata terlebih pada lapisan garam.
Umumnya kecepatan suara yang menembus formasi/lapisan batuan
berkisar 6000 – 23000 ft/sec atau 44- 190 µsec/ft, dimana kecepatan suara dalam
media air adalah sebesar 189 µsec/ft. Kecepatan suara yang melalui lapisan
batuan sangat tergantung oleh jenis matrik batuan (Sst, Lst atau Dol), distribusi
porositas, isi kandungannya serta kondisi fisik batuan (misal = terfracture-kan
atau tidak). Bila batuan mempunyai harga porositas 0% artinya batuan
seluruhnya tersusun dari matrik, hal ini disebut dengan ∆tma, dimana :
∆tma Sst (Pasir lepas) = 55.5 µsec/ft
∆tma Sst (Sandstone) = 51.0 µsec/ft
∆tma Lst (Limestone) = 47.5 µsec/ft
∆tma Dol (Dolomite) = 43.5 µsec/ft
Dengan demikian semakin tinggi harga ∆t pada kurva log sonic, semakin
besar pula harga porositas batuan. Faktor Pengaruh Kurva ∆t :

2
a) Shale
Lapisan batuan shale / clay mempunyai harga porositas besar, tetapi
karena tidak berhubungan satu sama lain ( tidak effektif ) maka harga
permeabilitasnya sangat kecil mendekati 0 md. Sehingga batuan reservoir
mengandung shale, kurva ∆t-nya cenderung membesar sesuai dengan
kadar kandungan shale nya.
b) Kekompakan batuan
Batuan yang kompak berarti akan mengurangi harga porositas, sehingga
berpengaruh terhadap kurva ∆t yang semakin kecil, artinya suara
semakin cepat diterima oleh receiver.
c) Kandungan Air
Adanya kandungan air dalam batuan menyababkan kurva ∆t cenderung
mempunyai harga yang semakin kecil, dikarenakan air mempunyai sifat
penghantar suara yang baik.
d) Kandungan minyak
Adanya minyak dalam batuan akan berpengaruh memperbesar harga ∆t,
dikarenakan minyak mempunyai sifat penghantar suara yang lebih sukar
dibandingkan dengan air.
e) Kandungan gas
Gas atau udara merupakan media penghantar suara yang paling tidak
baik, sehingga suara akan lambat diterima oleh receiver. Dengan
demikian gas berpengaruh memperbesar harga ∆t pada kurva. ∆t air < ∆t
minyak < ∆t gas

4.2.1. Caliper Log


Caliper Log merupakan suatu kurva yang menggambarkan kondisi
diameter lubang bor. Pada lapisan permeabel dimana dinding lubang bor
terbentuk mud cake, maka dimeter lubang bor akan menjadi lebih kecil
dibanding diameter pahat, sedang pada lapisan shale seringkali terjadi
kerontokan batuan yang menyebabkan diameter dinding lubang bor menjadi
lebih besar dibanding ukuran pahat.

3
Prinsip kerja alat ini dengan menggunakan mekanisme gerak pegas.
Untuk menyesuaikan kondisi lubang bor yang umunya tidak rata digunakan
pegas yang dapat mengembang secara fleksibel. Ujung paling bawah dari pegas
tersebut dihubungkan dengan rod, dimana rod berfungsi untuk meneropong
kedalam lubang bor. Kedudukan dari rod ini ditentukan oleh kopresi dari pegas
dan dari sini ukuran lubang bor dapat ditentukan. Arus dan koil perekam
membentuk kopling induktif sedemikian rupa sehingga potensial yang diinduksi
dalam coil perekam tergantung pada posisi rod. Hal ini akan menghasilkan
pencatatan voltage yang bervariasi dengan ukuran lubang bor, yang selanjutnya
dicatat oleh suatu instrumen di permukaan.
Skala penentuan porositas adalah sbb :
 0% - 5% Porositas sangat buruk dan dapat diabaikan
 5% - 10% Porositas buruk (POOR)
 10% - 15% Porositas cukup (FAIR)
 15% - 20% Porositas baik (GOOD)
 20% - 25% Porositas sangat baik (VERY GOOD)
 > 25% Porositas istimewa (EXCELENT)

4.3. Prosedur Percobaan

4.3.1. Sonic Log


1 Menentukan lapisan prospek
2 Membaca besarnya interval transite time(  t ) dari defleksi kurva sonic
log untuk setiap interval kedalaman yang dianalisa
3 Menentukan jenis formasinya( tma ) dan jenis fluidanya( t f )

4 Menghitung besarnya porositas dari sonic log ( S ) dengan


menggunakan persamaan :

t log  t ma
S 
t f  t ma

4
4.3.2. Caliper Log
1 Menentukan ketebalan yang sama, membaca defleksi kurva caliper
2 Menentukan besarnya diameter bit yang digunakan
3 Menghitung besarnya mud cake (tmc) dengan persamaan:
bit size  caliper
t mc 
2

4.4. Hasil Pengamatan


Dari hasil analisa pengamatan dapat diperoleh data-data sebagai berikut:
Tabel 1-1 Tabulasi hasil analisis Sonic Log

Depth ∆tma ∆tf ∆tlog Φ

(ft) (µs/ft) (µs/ft) (µs/ft) (%)

1 51 189

2 51 189

3 51 189

4 51 189

5 51 189

Tabel 1-2 Tabulasi hasil analisis caliper log

Depth Bit Size Caliper Tmc


NO
(ft) (inch) (inch) (inch)

1 8.5

2 8.5

3 8.5

4 8.5

5
5 2210 8.5 8.8 -0.15

4.5. Perhitungan
Berikut adalah hasil perhitungan data log sonic dan log kaliper.

1 Sonica Log
a. Perhitungan pada kedalaman 3670ft
Diketahui: ∆𝑡𝑚𝑎 : 51
∆𝑡𝑓 : 185
∆𝑡𝑙𝑜𝑔 : 98
Ditanya: ∅ 𝑠𝑜𝑛𝑖𝑐 ?
Jawab:
∆𝑡𝑙𝑜𝑔− ∆𝑡𝑚𝑎 98−51
∅ 𝑠𝑜𝑛𝑖𝑐 = = 185−51 = 0,35 = 35 %
∆𝑡𝑓−∆𝑡𝑚𝑎

b. Perhitungan pada kedalaman 3672ft


Diketahui: ∆𝑡𝑚𝑎 : 51
∆𝑡𝑓 : 185
∆𝑡𝑙𝑜𝑔 : 96
Ditanya: ∅ 𝑠𝑜𝑛𝑖𝑐 ?
Jawab:
∆𝑡𝑙𝑜𝑔− ∆𝑡𝑚𝑎 96−51
∅ 𝑠𝑜𝑛𝑖𝑐 = = 185−51 = 0,336 = 33,6 %
∆𝑡𝑓−∆𝑡𝑚𝑎

c. Perhitungan pada kedalaman 3674ft


Diketahui: ∆𝑡𝑚𝑎 : 51
∆𝑡𝑓 : 185
∆𝑡𝑙𝑜𝑔 : 90
Ditanya: ∅ 𝑠𝑜𝑛𝑖𝑐 ?
Jawab:
∆𝑡𝑙𝑜𝑔− ∆𝑡𝑚𝑎 90−51
∅ 𝑠𝑜𝑛𝑖𝑐 = = 185−51 = 0,29 = 29 %
∆𝑡𝑓−∆𝑡𝑚𝑎

6
d. Perhitungan pada kedalaman 3676ft
Diketahui: ∆𝑡𝑚𝑎 : 51
∆𝑡𝑓 : 185
∆𝑡𝑙𝑜𝑔 : 96
Ditanya: ∅ 𝑠𝑜𝑛𝑖𝑐 ?
Jawab:
∆𝑡𝑙𝑜𝑔− ∆𝑡𝑚𝑎 96−51
∅ 𝑠𝑜𝑛𝑖𝑐 = = 185−51 = 0,336 = 33,6%
∆𝑡𝑓−∆𝑡𝑚𝑎

e. Perhitungan pada kedalaman 3678ft


Diketahui: ∆𝑡𝑚𝑎 : 51
∆𝑡𝑓 : 185
∆𝑡𝑙𝑜𝑔 : 98
Ditanya: ∅ 𝑠𝑜𝑛𝑖𝑐 ?
Jawab:
∆𝑡𝑙𝑜𝑔− ∆𝑡𝑚𝑎 98−51
∅ 𝑠𝑜𝑛𝑖𝑐 = = 185−51 = 0,35 = 35 %
∆𝑡𝑓−∆𝑡𝑚𝑎

f. Perhitungan pada kedalaman 36800ft


Diketahui: ∆𝑡𝑚𝑎 : 51
∆𝑡𝑓 : 185
∆𝑡𝑙𝑜𝑔 : 118
Ditanya: ∅ 𝑠𝑜𝑛𝑖𝑐 ?
Jawab:
∆𝑡𝑙𝑜𝑔− ∆𝑡𝑚𝑎 118−51
∅ 𝑠𝑜𝑛𝑖𝑐 = = 185−51 = 0,5 = 50 %
∆𝑡𝑓−∆𝑡𝑚𝑎

g. Perhitungan pada kedalaman 3668ft


Diketahui: ∆𝑡𝑚𝑎 : 51
∆𝑡𝑓 : 185
∆𝑡𝑙𝑜𝑔 : 90
Ditanya: ∅ 𝑠𝑜𝑛𝑖𝑐 ?
Jawab:
∆𝑡𝑙𝑜𝑔− ∆𝑡𝑚𝑎 90−51
∅ 𝑠𝑜𝑛𝑖𝑐 = = 185−51 = 0,29 = 29 %
∆𝑡𝑓−∆𝑡𝑚𝑎

7
2 Sonic log
a. Perhitungan pada kedalaman 700ft
Diketahui: BS = 8,5
Caliper = 8,4
Ditanya: TMC : ..?
Jawab,
𝐵𝑆−𝐶𝑎𝑙𝑖𝑝𝑒𝑟 8,5−8,4
TMC = = = 0,05
2 2

4.6. Pembahasan
Pada pratikum ini kami membahas tentang log sonic dan log caliper. Log
sonic digunakan sebagai alat untuk mengukur porositas dan untuk menganalisa
litologi batuan seperti adanya rekahan atau tidak. Nilai dari ∆𝑡 𝑚𝑎 ditentukan
𝜇𝑠𝑒𝑐
berdasarkan data untuk batuan sandstone yaitu 51.0 ⁄𝑓𝑡 dengan nilai ∆𝑡

untuk frash mud 189. Dari data log sonic kita bisa memperoleh nilai ∆𝑡 𝑙𝑜𝑔.
∆𝑡𝑙𝑜𝑔 pada masing masing kedalaman berkisar antara 83 hingga 92 𝜇𝑠⁄𝑓𝑡.
Sehingga diperoleh nilai porositas berkisar antara 23,2% hingga 29,7% dengan
porositas terbesar adalah pada kedalaman 3890 ft dan nilai porositas terendah
pada kedalaman 3860 ft. berdasarkan skala, maka porositas batuan formasi air
termasuk kepada verygood porosity dan excellent porosity.
Yang kedua kami membahas yaitu adalah log caliper. Penggunaan log
caliper bertujuan untuk memperoleh nilai tmc guna mengaruhi apakah lapisan
tersebut permeable atau tidak. Dan data Tmc yang bernilai negative menunjukan
bahwa zona tersebut tidak produktif. Sedangkan nilai positif menunjukan batuan
zona tersebut merupakan zona produktif untuk mencari nilai Tmc kita
membutuhkan nilai pembacaaan dari log kaliper. Dari hasil pengamatan log pada
kedalaman 2170 ft hingga 2210 ft diketahui bahwa ukuran kaliper yang terbaca
adalah 8,4 – 8,9 inch . Dari hasil perhitungan Tmc diketahui bahwa pada
kedalaman 2170 ft dan 2180 ft termasuk zona produktif (permeable) dengan Tmc
masing masing adala 0,05 dan 0 sedangkan zona pada kedalaman 2200 ft dan
2400 ft termasuk kedalam zona non permeable yaitu dengan Tmc pada angka
8
masing masing -0,2 dan -0,15. Nilai + pada perhitungan Tmc menunjukan batuan
adanya pembentukan mudcake sebagai indicator zona permeable pada batuan
sandstone.

4.7. Kesimpulan
1 Pratikum ini membahas tentang log sonic dan log kaliper.
2 Log sonic untuk membaca porositas dan log kaliper untuk menentukan zona
pemeabel atau tidak.
𝜇𝑠𝑒𝑐
3 Nilai ∆𝑡𝑚𝑎 untuk sandstone adalah 51,0 ⁄𝑓 dan ∆𝑡𝑓 untuk freshmud
𝜇𝑠
adalah 189 ⁄𝑓𝑡

4 Porositas yang diperoleh berkisar antara 23,3% - 29,7%


5 Nilai Tmc yang diperoleh berkisar antara -0,2 hingga 0,05
6 Kedalaman 2170 ft adalah zona permeable dan kedalaman untuk 2200-2210
adalah zona non permeable.

4.8. Tugas
1. Jelaskan perbedaan log kaliper untuk zona permeable dan non permeable!
Jawab:
Pembacaan log kaliper pada lapisan permeable cenderung lebih kecil
dari pembaccaan bit. Karena adanya pembentukan mudcake akibat filtration
loss. Sedangkan pada lapisan non permeable nilai pembacaan kaliper
cenderung lebih besar. (Glover, 2000)
2 Prinsip kerja serta kegunaan CBL dan BHC?
Jawab;
Bore hole composere merupakan salah satu jenis log sonic dimana
tersusun atas 1 transmiter dibagian atas dan dibawah dimana masing masing
memiliki receiver BHC bekerja dengan mengirimkan sinyal dan transmitter
secara bergantian dan diterima bergantian pula. ∆𝑡 yang dihitung akan
digunakan untuk interpretasi litologi batuan seperti nilai porositas dan jenis

9
kandungan fluida formasi. Sedangkan CBL fungsinya adalah untuk evaluasi
pengerjaan komplesi seperti sementing. (Schon, 2015)
3 Gambar prinsip kerja log kaliper dan jelaskan?
Jawab:
Log kaliper bekerja dengan cara menggunakan kaki kaki pegas yang
nantinya akan menyesuaikan dengan kondisi geometri lubang bor. Dibawah
ini adalah tipikal respon log caliper dan interpetasinya.

Gambar 1.1 Contoh hasil pembacaan kaliper pada berbagai litologi batuan.
(Glover, 2000)

4 Jelaskan factor mempengaruhi tentang bacaan kurva ∆𝑡 pada log sonic serta
hubungannya terhadap nilai porositas?

10
Jawab:
a. Kandungan shale.
Semakin membesar kandungan shale maka semakin besar ∆𝑡 karena
sifat impermeable pada porositas batuan farmasi.
b. Kompaksi batuan.
Semakin terkompaksi batuan maka semakin baik porositas dan
permeabilitas batuan karena semakin terkompaksi batuan maka
semakin homogeny batuan tersebut. Sehingga ∆𝑡 akan semakin kecil.
c. Kandungan fluida reservoir.
Kandungan fluida reservoir akan mempengaruhi ∆𝑡 log sonic. Batuan
dengan kandungan air tinggi cenderung memberikan ∆𝑡 yang lebih
kecil dari kandungan fulida minyak dan gas. Dimana gas adalah ∆𝑡
terbesar. Perbedaan pembacaan ∆𝑡 umumnya terbagi 2 bagian yang
mempengaruhi primary factor adalah litology dan porositas batuan.
Sedangkan secondary factor adalah fluid dan kompaksi batuan.
Semakin besar ∆𝑡 maka semakin besar porositas dari batuan tersebut
sedangkan semakin kecil ∆𝑡 maka semakin kecil porositas batuan
tersebut.

11

Anda mungkin juga menyukai