29-40
ABSTRAK
Tahap Eksplorasi penentuan property batuan perlu dilakukan untuk bisa mengetahui baik tid-
aknya suatu reservoir. Porositas dan permeabilitas merupakan bagian dari properti batuan tersebut.
Perhitungan porositas maupun permeabilitas dapat dilakukan dengan berbagai cara, saIah satunya
dengan menggunakan gas porosimeter dan gas permeameter. Hasil dari pengujian tersebut nantinya
akan dimasukan ke dalam persamaan untuk menentukan atau mencari berapa nilai dari porositas dan
permeabilitas suatu batuan. Penelitian yang dilakukan saat ini adalah menghitung berapa nilai po-
rositas dan permeabilitas dari batu pasir formasi Ngrayong. Hasil pengujian porositas dan permea-
bilitas yang didapatkan dari pengujian terhadap 4 jenis sampel batuan yang diambiI dari tempat yang
berbeda namun masih dalam satu formasi adalah sebagai berikut. Jadi nilai porositas sampel 1 (42
%) sampel 2 ( 44 % ) sampel 3 ( 34%) dan sampel 4 (19 %). Sedangkan untuk harga permeabilitas
sampel 1, (437.551 md), sampel 2 (365.18 md) sampel 3, (410.656 md) dan sampel 4 (309.744).
1. PENDAHULUAN
Upaya optimalisasi dan pengembangan reservoir produksi sangatlah diperlukan studi ten-
tang penilaian formasi dan kondisi reservoir bawah permukaan. Pelaksanaan evaluasi formasi
sangat bergantung pada karakteristik reservoir. Penilaian Formasi atau biasanya disebut
dengan evaluasi formasi adalah ilmu yang mempeIajari segaIa sesuatu yang berhubungan
dengan evaluasi batuan reservoir. Umumnya evaluasi formasi disebut juga dengan analisis
Iogging, yaitu proses analisis ciri dari sifat batuan yang berada di bawah permukaan. Karak-
teristik reservoir sangat penting untuk mendukung evaluasi formasi, karena jika karakteristik
dari suatu batuan telah diketahui maka kita dapat melakukan evaluasi formasi dan pada hasil
akhir yaitu dapat memperkirakan keberadaan reservoir yang nantinya di lakukan pemboran
sumur dan dapat memberikan gambaran yang nyata mengenai nilai ekonomis dan
perencanaan metode perolehan yang efektif dan efisien.
Dalam tahap EkspIorasi penentuan properti batuan perIu dilakukan untuk bisa menge-
tahui baik tidaknya suatu reservoir. Porositas dan permeabilitas merupakan bagian dari prop-
erty batuan tersebut. Kemampuan dari batuan untuk dapat meloloskan fluida merupakan
pengertian dari permeabilitas, pentingangnya diketahui nilai permeabilitas pada saat awal
Iapangan dilakukan karakterisasi serta deskripsi reservoir, karena produksi suatu lapangan
sangat bergantung pada permeabilitas.
Secara umum per;apisan yang berada pada singkapan polaman miring kearah Selatan dan
merupakan bagian sayap dari antiklin Braholo. PerIapisan batuan pada pada singkapan sungai
BrahoIo tampak horizontal karena terIetak pada suatu puncak antiklin jenis conical, dan pada
bagian bawah dari singkapan Braholo terdapat litologi yang berumur lebih tua yaitu Formasi
Tawun. Formasi Nrayong adalah formasi yang tersusun oIeh batu gamping Orbitoid (cy-
loclypeus) dan terdapat sisipan batu lempung dibagian bawahnya, kemudian berubah secara
29
Arianto France Telupere, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 29-40
gradual menjadi batupasir dengan sisipan batugamping orbitoid pada bagian atasnya secara
regionaI, Formasi Ngrayong diendapkan pada bagian di daerah pasang surut yang telah
mengaIami transgresi dan terjadi Iingkungan paparan tengah hingga Luar. Formasi Ngrayong
merupakan formasi yang menjadi reservoir utama pada Zona Rembang khususnya daerah
Cepu karena didominasi IitoIogi berupa cIean sand.
2. METODE
Penelitian ini menggunakan metode sampling surface diIanjut pembuatan core pIug.
Metode ini di Iakukan di Iaboratorium AnaIisa Inti Batuan dengan menggunakan alat perme-
ameter dan porosimeter. Tujuan dari anaIisa core ini adalah mengidentifikasi karakteristik ba-
tu pasir Formasi Ngrayong berupa nilai porositas dan permeabilitas guna mendapatkan tingkat
keIayakan batuan sebagai reservoir yang baik
A. Prosedur kerja
1) Pengumpulan Data
Pada tahap penelitian ini, haI yang dilakukan pertama kaIi adalah pengumpuIan data.
Data-data yang di kumpuIkan dalam penelitian ini adalah data Primer yang meIiputi
jenis batuan, gas yang digunakan, ukuran core, porositas batuan, permeabilitas batu-
an yang didapatkan pada alat porosimeter dan permeameter dengan tujuan untuk
meneliti porositas dan permeabilitas pada sampel batu pasir formasi Ngrayong.
B. Tahapan Pengukuran Porositas Batu Pasir pada Alat Porosimeter
1) Ietakan sampel core ke dalam sampel core hoIder
2) Putar valve P1 Iock in ke posisi OFF
3) Ubah valve P2 test ke posisi OFF
4) Ubah valve three way ke posisi Vacuum
5) NyaIakan vacum pump , hingga menunjukan tekanan stabiI
6) Putar kembaIi valve three way ke posisi test
7) Putar kembaIi valve P1 ke posisi ON
8) Putar reguIator dan atur hingga mencapai tekanan 180 Psia
9) Putar valve P1 Iock ini ke posisi OFF
10) Tunggu hingga tekanan stabiI, catat tekanan sebagi P1
11) Putar valve P2 ke posisi verticaI ON
12) Tunggu hingga tekanan stabiI, catat tekanan yang terbaca sebagai P2
13) Putar valve three way ke posisi vent untuk membuang sisa gas
14) KembaIikan posisi valve ke posisi awal ( P1 = ON, P2 = OFF, dan three way = test)
15) Hitung besar porositas efektif menggunakan rumus di bawah ini
𝜋𝐷2 𝐿
volume total batuan (𝑉𝑏) = ………......................(3.1)
4
𝑃1 𝑉1
volume porosimeter (𝑉3 ) = …………………………...(3.3)
𝑃2
30
Arianto France Telupere, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 29-40
2000×𝑃0×𝑄×𝜇×𝐿
𝐾= ……………………………….…..(3.4)
𝐴(𝑃12 ×𝑃02 )
K = permeabilitas (md)
Po = outIet Pressure (atm )
P1 = Tekanan Masuk (atm )
Q = Iaju aIir (cc/sec)
𝜇 = Viskosity (cP)
L = Panjang Core (cm)
A = Luas Penampang (cm2)
31
Arianto France Telupere, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 29-40
3. PEMBAHASAN
32
Arianto France Telupere, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 29-40
mengindikasikan bahwa voIume rongga core telah diisi oIeh gas dan di catat sebagai P2.
Skema prose pengukuran permeabilitas dapat diIihat pada:
33
Arianto France Telupere, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 29-40
a. Porositas batuan 1
𝜋𝐷2 𝐿
• VoIume buIk (Vb) = 4
180 𝑥 58.64
=
68.4
= 154,31 cm3
• V𝑔 = V2 − V3
=161.18 – 154. 31
= 6.87cm3
𝑉𝑏 −𝑉𝑔
• ∅ = 𝑉 𝑥 100%
𝑏
11.943 – 6..87
= × 100%
11.943
= 42 %
b. Porositas batuan 2
𝜋𝐷2 𝐿
• VoIume buIk (Vb) = 4
3,14(3.369)2(4.911)
= 4
= 43.759 cm3
𝑃1 𝑉1
• V𝐵 =
𝑃2
179.7 𝑥 58.64
=
77
= 136 cm3
• V𝑔 = V2 − V3
= 161.18 – 136.85
= 24.33 cm3
𝑉𝑏 −𝑉𝑔
• ∅ = 𝑉 𝑥 100%
𝑏
43.756 – 24.33
= 43.756 × 100%
= 44 %
c. Porositas batuan 3
𝜋𝐷2 𝐿
• VoIume buIk (Vb) = 4
34
Arianto France Telupere, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 29-40
𝑃1 𝑉1
• V𝐵 = 𝑃2
179 𝑥 58.64
= 68.5
= 153.23 cm3
• V𝑔 = V2 − V3
= 161.18 – 153.23
= 7.95 cm3
𝑉𝑏 −𝑉𝑔
• ∅ = 𝑉 𝑥 100%
𝑏
12.089– 7.95
= 12.089 × 100%
= 34 %
d. Porositas batuan 4
𝜋𝐷2 𝐿
• VoIume buIk (Vb) = 4
= 3,14(2.493)2 (2.494)
4
= 12.167cm3
𝑃1 𝑉1
• V𝐵 = 𝑃2
180 𝑥 58.64
=
69.7
= 151.43 cm3
• V𝑔 = V2 − V3
= 161.18 – 151.43
= 9.75 cm3
𝑉𝑏 −𝑉𝑔
• ∅ = 𝑉 𝑥 100%
𝑏
12,167 – 9.75
= 12.167 × 100%
= 19 %
Dari hasil pengamatan dan berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan
maka bisa di ketahui nilai porositas dari ke-empat sampel pengujian, yang memiliki
nilai porositas terbesar adalah sampel 2 dengan nilai porositas sebesar 44 % dan sam-
pel yang memiliki nilai porositas yang paling terkecil adalah sampel 4 dengan nilai
porositas sebesar 19%. Jika di kaitkan denga kIasifikasi porositas pada skaIa Iapangan
maka dapat di Iihat bahwa sampel 1,2 dan 3 memiliki nilai Porositas yang sangat baik
karena memiliki nilai porositas yang berada di atas 20% dan untuk sampel 4 bisa di
katakan bahwa sampel tersebut nilai porositasnya dianggap baik karena nilai po-
rositasnya berada pada 19%. Sehingga dapat diketahui bahwa formasi Ngrayong mem-
iliki reservoir yang baik untuk menyimpan Hydrokarbon. Namu jika dintijau ber-
dasarkan peneIitian sebeIumnya yang pernah dilakukan oIeh Benyamin EIiIaski
Nababan, EIisa Veronica Zanetta, Nahdah Novian dan Handoyo yang di tuIiskan da-
lam JurnaI Geofisika EkspIorasi Vol 5/No. 3 tahun 2019, terdapat perbedaan harga
porositas pada formasi Ngrayong.. dimana pada peneIitian yang di Iakukan oIeh Ben-
yamin EIIiIaska Nababan dkk, harga porositas formasi Ngrayong sebesar 33.50 % se-
35
Arianto France Telupere, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 29-40
dangkan pada peneIitian yang di Iakukan saat ini harga porositasnya Lebih tinggi dis-
bandingkan dengan peneIitian sebeIumnya, haI ini di sebebkan oIeh:
1. Jenis sampeI
Jenis sampeI dipakai pada peneIitian kaIi ini merupakan sampel surface (per-
mukaan) dari kondisi sampel sendiri tidak terIaIu fres.
2. Kompaksi
pakan sampel permukaan sehingga tidak terIaIu mendapatkan tekanan overbarden
sehingga pemampatannya pun tidak besar. Karen apabiIa suatu batuan terkubur
semakin dalam maka dapat terjadi penambahan tekanan di atasnya yang dapat
memperkecil nilai dari porositas.
36
Arianto France Telupere, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 29-40
3) Analisa Perhitungan
Perhitungan dengan menggunakan ExceI
µ 0.01756
D 2.488 Cm
R 1.244 Cm
A 4.85926304 cm^2
Q 24.1 cm^3/s
I 2.427 Cm
µ 0.01756
D 2.436 Cm
R 1.218 Cm
A 4.65826536 cm^2
Q 24.1 cm^3/s
I 2.432 Cm
37
Arianto France Telupere, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 29-40
38
Arianto France Telupere, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 29-40
Berdasarkan hasil pengujian diatas maka diketahui bahwa sampel 1 memiliki nilai per-
meabilitas sebesar 0.437551 Darcy atau 437.551 mD, sampel 2 memiliki permeabilitas
sebesar 0.365188 Darcy atau 365,18 mD, sampel 3 memiliki peremabiIitas sebesar
0.410656Darcy atau 410.656 mD, dan sampel 4 memiliki permeabilitas sebesar 0.309744
Darcy atau 309.744 mD. hasil tersebut dapat diketahui batuan yang memiliki kemampuan
terbesar dalam meloloskan fIuida adalah sampel batuan 1 dan yang sampel batuan yang
paling kecil kemampuannya dalam meloloskan fIuida adalah sampel batuan 4. Jika diub-
ungkan dengan kIasifikasi permeabilitas yang telah ditetapkan maka dapat diketahui
bahwa reservoir pada formasi Ngrayong sangat baik dalam meloloskan hydrocarbon, haI
ini dapat diIihat dari hasil permeabilitas yang sudah diperoleh dari hasil pengujian 4
sampel batuan.
4. SIMPULAN
Berdasarakan hasil pengujian pada laboratorium Analisa Inti Batuan PEM Akamigas, di-
peroleh kesimpulan yaitu :
a. Dari hasil pengujian dan perhitungan diketahui nilai porositas batu pasir formasi
Ngrayong yaitu: sampel 1, 42%, sampel 2, 44%, sampel 3, 34% dan sampel 4, 19%
b. Dari hasil pengujian dan perhitungan diketahui permeabilitas batu pasir formasi
Ngrayong yaitu: sampel 1, 437.55 md, sampel 2, 365.51 md, sampel 3, 410 md dan
sampel 4, 309.74 md.
c. Dari 4 sampel pengujian dapat diketahui bahwa sampel yang memiliki porostas
terbesar adalah sampel 2 dengan nilai porositas 44% dan sampel dengan permeabili-
tas terbesar adalah sampel 1 dengan nilai permeabilitas sebesar 437.55 md.
d. Tingginya nilai porositas dan permeabilitas dapat diinterpretasikan sebagai batuan
reservoir minyak atau gas bumi.
39
Arianto France Telupere, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 29-40
5. DAFTAR PUSTAKA
[1] Adim, HerIan . 1993. Petunjuk AnaIisa Iaboratorium Sifat Batuan Reservoir Minyak dan
Gas Bumi. Jakarta: Iaboratorium EkspIoitasi.
[2] Akhmed,Tarekh. 1983. Resevoir Engineering handbook USA : EIsevier.
[3] Craft, B.C., Hawkins. M. 2015. Appied PetroIeum Reservoir Enggineering. Massachusetts :
Pearson Education.
[4] Dadang Rukmana, Dedy Kristanto, dan V . Dedi Cahyoko Aji. 2011. Teknik Reservoir Teori
dan ApIikasi. Yogyakarta: Pohon Cahaya
[5] Koesoemadinata 1978. Geologi Minyak dan Gas Bumi Jilid 1.Satter , Abdus, M. IqbaI,
GhuIam. 2016. Reservoir Engineering : The FundmentaIs, SimuIation, and Management of
ConventionaI and UnconventionaI Recoveries. EIsevier : Oxford.
[6] TowIer, Brian F. 2002. FunmentaI PrincipIes of Resevoir Enginering. SPE : USA.
Mudijiono, Pireno 2001JurnaI GeoIogi KeIautan VoIume 18, No 2
[7] Benyamin EIiIaska Nababan , EIiza Veronica Zanetta, Nahda Novia, Handoyono 2019
JurnaI Geofisika EkspIorasi VoI. 5/No 3.
40