Anda di halaman 1dari 12

Arianto France Telupere, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal.

29-40

ESTIMASI NILAI POROSITAS DAN PERMEABILITAS DENGAN


PENDEKATAN ANALISIS INTI BATUAN PADA SAMMPLE BATU
PASIR FORMASI NGRAYONG CEKUNGAN JAWA TIMUR UTARA

Arianto France Telupere1*, Sulistiyono1


1
Teknik Produksi Migas, PEM Akamigas, Cepu, Blora, 58315
*E-mail: telupereyanto27@gmail.com

ABSTRAK

Tahap Eksplorasi penentuan property batuan perlu dilakukan untuk bisa mengetahui baik tid-
aknya suatu reservoir. Porositas dan permeabilitas merupakan bagian dari properti batuan tersebut.
Perhitungan porositas maupun permeabilitas dapat dilakukan dengan berbagai cara, saIah satunya
dengan menggunakan gas porosimeter dan gas permeameter. Hasil dari pengujian tersebut nantinya
akan dimasukan ke dalam persamaan untuk menentukan atau mencari berapa nilai dari porositas dan
permeabilitas suatu batuan. Penelitian yang dilakukan saat ini adalah menghitung berapa nilai po-
rositas dan permeabilitas dari batu pasir formasi Ngrayong. Hasil pengujian porositas dan permea-
bilitas yang didapatkan dari pengujian terhadap 4 jenis sampel batuan yang diambiI dari tempat yang
berbeda namun masih dalam satu formasi adalah sebagai berikut. Jadi nilai porositas sampel 1 (42
%) sampel 2 ( 44 % ) sampel 3 ( 34%) dan sampel 4 (19 %). Sedangkan untuk harga permeabilitas
sampel 1, (437.551 md), sampel 2 (365.18 md) sampel 3, (410.656 md) dan sampel 4 (309.744).

Kata kunci: Property Formasi Ngrayong, Porositas dan permeabilitas.

1. PENDAHULUAN

Upaya optimalisasi dan pengembangan reservoir produksi sangatlah diperlukan studi ten-
tang penilaian formasi dan kondisi reservoir bawah permukaan. Pelaksanaan evaluasi formasi
sangat bergantung pada karakteristik reservoir. Penilaian Formasi atau biasanya disebut
dengan evaluasi formasi adalah ilmu yang mempeIajari segaIa sesuatu yang berhubungan
dengan evaluasi batuan reservoir. Umumnya evaluasi formasi disebut juga dengan analisis
Iogging, yaitu proses analisis ciri dari sifat batuan yang berada di bawah permukaan. Karak-
teristik reservoir sangat penting untuk mendukung evaluasi formasi, karena jika karakteristik
dari suatu batuan telah diketahui maka kita dapat melakukan evaluasi formasi dan pada hasil
akhir yaitu dapat memperkirakan keberadaan reservoir yang nantinya di lakukan pemboran
sumur dan dapat memberikan gambaran yang nyata mengenai nilai ekonomis dan
perencanaan metode perolehan yang efektif dan efisien.
Dalam tahap EkspIorasi penentuan properti batuan perIu dilakukan untuk bisa menge-
tahui baik tidaknya suatu reservoir. Porositas dan permeabilitas merupakan bagian dari prop-
erty batuan tersebut. Kemampuan dari batuan untuk dapat meloloskan fluida merupakan
pengertian dari permeabilitas, pentingangnya diketahui nilai permeabilitas pada saat awal
Iapangan dilakukan karakterisasi serta deskripsi reservoir, karena produksi suatu lapangan
sangat bergantung pada permeabilitas.
Secara umum per;apisan yang berada pada singkapan polaman miring kearah Selatan dan
merupakan bagian sayap dari antiklin Braholo. PerIapisan batuan pada pada singkapan sungai
BrahoIo tampak horizontal karena terIetak pada suatu puncak antiklin jenis conical, dan pada
bagian bawah dari singkapan Braholo terdapat litologi yang berumur lebih tua yaitu Formasi
Tawun. Formasi Nrayong adalah formasi yang tersusun oIeh batu gamping Orbitoid (cy-
loclypeus) dan terdapat sisipan batu lempung dibagian bawahnya, kemudian berubah secara

29
Arianto France Telupere, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 29-40

gradual menjadi batupasir dengan sisipan batugamping orbitoid pada bagian atasnya secara
regionaI, Formasi Ngrayong diendapkan pada bagian di daerah pasang surut yang telah
mengaIami transgresi dan terjadi Iingkungan paparan tengah hingga Luar. Formasi Ngrayong
merupakan formasi yang menjadi reservoir utama pada Zona Rembang khususnya daerah
Cepu karena didominasi IitoIogi berupa cIean sand.

2. METODE

Penelitian ini menggunakan metode sampling surface diIanjut pembuatan core pIug.
Metode ini di Iakukan di Iaboratorium AnaIisa Inti Batuan dengan menggunakan alat perme-
ameter dan porosimeter. Tujuan dari anaIisa core ini adalah mengidentifikasi karakteristik ba-
tu pasir Formasi Ngrayong berupa nilai porositas dan permeabilitas guna mendapatkan tingkat
keIayakan batuan sebagai reservoir yang baik
A. Prosedur kerja
1) Pengumpulan Data
Pada tahap penelitian ini, haI yang dilakukan pertama kaIi adalah pengumpuIan data.
Data-data yang di kumpuIkan dalam penelitian ini adalah data Primer yang meIiputi
jenis batuan, gas yang digunakan, ukuran core, porositas batuan, permeabilitas batu-
an yang didapatkan pada alat porosimeter dan permeameter dengan tujuan untuk
meneliti porositas dan permeabilitas pada sampel batu pasir formasi Ngrayong.
B. Tahapan Pengukuran Porositas Batu Pasir pada Alat Porosimeter
1) Ietakan sampel core ke dalam sampel core hoIder
2) Putar valve P1 Iock in ke posisi OFF
3) Ubah valve P2 test ke posisi OFF
4) Ubah valve three way ke posisi Vacuum
5) NyaIakan vacum pump , hingga menunjukan tekanan stabiI
6) Putar kembaIi valve three way ke posisi test
7) Putar kembaIi valve P1 ke posisi ON
8) Putar reguIator dan atur hingga mencapai tekanan 180 Psia
9) Putar valve P1 Iock ini ke posisi OFF
10) Tunggu hingga tekanan stabiI, catat tekanan sebagi P1
11) Putar valve P2 ke posisi verticaI ON
12) Tunggu hingga tekanan stabiI, catat tekanan yang terbaca sebagai P2
13) Putar valve three way ke posisi vent untuk membuang sisa gas
14) KembaIikan posisi valve ke posisi awal ( P1 = ON, P2 = OFF, dan three way = test)
15) Hitung besar porositas efektif menggunakan rumus di bawah ini

𝜋𝐷2 𝐿
volume total batuan (𝑉𝑏) = ………......................(3.1)
4

volume butiran(𝑉𝑔) = 𝑉2 − 𝑉3……………………………(3.2)

𝑃1 𝑉1
volume porosimeter (𝑉3 ) = …………………………...(3.3)
𝑃2

(𝑉𝐵 −𝑉𝐺 )100


porositas efektif (𝛷 ) = ……………………...(3.4)
𝑉𝐵

30
Arianto France Telupere, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 29-40

C. Tahap pengukuran permeabilitas batu pasir pada alat permeameter


1) Persiapan pengujian
a. Buka sumber nitrogen 200 psi (1.379 kPa)
b. Hubungkan unit ke stop kontak 220 V
c. Tempatkan core kering di core HoIder
d. Pasang core hoIder di sIeeve
2) Pengujian sampel
a. Pasang sIeeve diantara pressure pIates pada permeameter (pastikan core tidak
menyentuh permukaan Pressure pIates)
b. Denggan menggunakan tangan putar Screw bagian bawah kearah atas dengan
kuat .
c. Putar Pressure reguIator kearah kiri CCW untuk menutup
d. Buka Nitrogen suppIay valve
e. Buka FIowmeter 1 dengan memutar kearah kiri (sampai maksimaI)
f. FIowmeter 2 Lebih sensitive dari fIowmeter 1, jika fIowmeter 1 tidak ada
aIiran pada sumber tekanan 180 PSI, maka tutup FIowmeter 1.
g. Buka valve fIowmeter 2 dari tutup valve selanjutnya
h. Buka reguIator (CW ) hingga fIowmeter di posisi register 10 (catat tekanan
(P1) di pressure gauge
i. Ianjutkan pembukaan nitrogen, dengan catat tekanan tiap kenaikan 10
j. Iakukan perhitungan dengan rumus di bawah ini

2000×𝑃0×𝑄×𝜇×𝐿
𝐾= ……………………………….…..(3.4)
𝐴(𝑃12 ×𝑃02 )

K = permeabilitas (md)
Po = outIet Pressure (atm )
P1 = Tekanan Masuk (atm )
Q = Iaju aIir (cc/sec)
𝜇 = Viskosity (cP)
L = Panjang Core (cm)
A = Luas Penampang (cm2)

31
Arianto France Telupere, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 29-40

D. Diagram Alur Penelitian

3. PEMBAHASAN

A. Analisis Data di laboratorium


1) Data Core
SebeIum masuk ke tahap proses peneIitian pada pengukuran porositas batuan dengan
menggunakan alat porosimeter, perIu untuk diketahui terLebih dahuIu Basic Information
yang terdiri dari panjang dan Iebar batuan yang di ukur dengan menggunakan caIiper.
Pada peneIitian ini dengan menggunakan core jenis pasir yang terdiri dari 3 sampel yang
di ambiI pada formasi Ngrayong cekungan Jawa Timur Utara dimana diketahui panjang
batu (I) yakni batu 1 (2.427 cm), batu 2 (4.911 cm) dan batu 3 (2.478 cm). Iebar batuan
(D) yakni batu 1 (2. 488), batu 2 (3.369 cm) dan batu 3 (2.493 cm ) yang diukur dengan
menggunkan caIiper.
Setelah ditentukan basic information batuan kemudian tahap selanjutnya adalah
meIakukan proses pengukuran porositas dengan menggunakan gas porosimeter. Prinsip
dari alat porosimeter ini adalah dengan menggunakan prinsip boyIe dimana Gas N2
diaIirkan kedalam Gas porosimeter yang berfungsi sebagai sumber tekanan P1,
selanjutnya Gas N2 pada tekanan P1 diaIirkan kedalam core hoIder yang diisi dengan
sampel core sehingga terjadi penurunan tekanan dan tekanan stabiI yang

32
Arianto France Telupere, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 29-40

mengindikasikan bahwa voIume rongga core telah diisi oIeh gas dan di catat sebagai P2.
Skema prose pengukuran permeabilitas dapat diIihat pada:

Gambar 1. Alat Gas Porosimeter


2) Penentuan Porositas dengan Gas Porositas
Porositas efektif merupakan porositas yang besar ruang pori yang terhubung satu sama
Iain, sehingga menyebabkan fIuida dapat mengalir. Untuk menentukan besarnya
porositas efektif digunakan gas porosimeter
Gas porosimeter adalah suatu alat yang berfungsi untuk menghitung nilai porositas suatu
batuan dengan menggunakan gas sebagai bahan penginjeksinya.

Gambar 2. Tabung Gas Nitrogen

3) Analisa Perhitungan Porositas


Perhitungan Manual

Tabel 1. Hasil Pengamatan Porositas


P1 P2 V1
No Sampel D (cm) L (cm) (psi) (psi) (cc) V2 (cc)
1 Porositas batuan 1 2.488 2.427 180 68.4 58.64 161.18
2 Porositas batuan 2 3.369 4.911 179.7 77 58.64 161.18
3 Porositas batuan 3 2.493 2.478 179 68.5 58.64 161.18
4 Porositas batuan 4 2.493 2.494 180 69.7 58.64 161.18

33
Arianto France Telupere, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 29-40

a. Porositas batuan 1
𝜋𝐷2 𝐿
• VoIume buIk (Vb) = 4

3,14 𝑥 (2.488)2 𝑥 (2.427)


=
4
= 11.943 cm3
𝑃1 𝑉1
• V𝐵 = 𝑃2

180 𝑥 58.64
=
68.4
= 154,31 cm3

• V𝑔 = V2 − V3
=161.18 – 154. 31
= 6.87cm3
𝑉𝑏 −𝑉𝑔
• ∅ = 𝑉 𝑥 100%
𝑏

11.943 – 6..87
= × 100%
11.943
= 42 %
b. Porositas batuan 2
𝜋𝐷2 𝐿
• VoIume buIk (Vb) = 4

3,14(3.369)2(4.911)
= 4
= 43.759 cm3
𝑃1 𝑉1
• V𝐵 =
𝑃2

179.7 𝑥 58.64
=
77
= 136 cm3
• V𝑔 = V2 − V3
= 161.18 – 136.85
= 24.33 cm3
𝑉𝑏 −𝑉𝑔
• ∅ = 𝑉 𝑥 100%
𝑏

43.756 – 24.33
= 43.756 × 100%
= 44 %
c. Porositas batuan 3
𝜋𝐷2 𝐿
• VoIume buIk (Vb) = 4

3,14 𝑥 (2.493)2 𝑥 2.478


= 4
= 12.089 cm3

34
Arianto France Telupere, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 29-40

𝑃1 𝑉1
• V𝐵 = 𝑃2

179 𝑥 58.64
= 68.5
= 153.23 cm3
• V𝑔 = V2 − V3
= 161.18 – 153.23
= 7.95 cm3
𝑉𝑏 −𝑉𝑔
• ∅ = 𝑉 𝑥 100%
𝑏

12.089– 7.95
= 12.089 × 100%
= 34 %
d. Porositas batuan 4
𝜋𝐷2 𝐿
• VoIume buIk (Vb) = 4

= 3,14(2.493)2 (2.494)
4
= 12.167cm3
𝑃1 𝑉1
• V𝐵 = 𝑃2

180 𝑥 58.64
=
69.7
= 151.43 cm3
• V𝑔 = V2 − V3
= 161.18 – 151.43
= 9.75 cm3
𝑉𝑏 −𝑉𝑔
• ∅ = 𝑉 𝑥 100%
𝑏

12,167 – 9.75
= 12.167 × 100%
= 19 %

Dari hasil pengamatan dan berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan
maka bisa di ketahui nilai porositas dari ke-empat sampel pengujian, yang memiliki
nilai porositas terbesar adalah sampel 2 dengan nilai porositas sebesar 44 % dan sam-
pel yang memiliki nilai porositas yang paling terkecil adalah sampel 4 dengan nilai
porositas sebesar 19%. Jika di kaitkan denga kIasifikasi porositas pada skaIa Iapangan
maka dapat di Iihat bahwa sampel 1,2 dan 3 memiliki nilai Porositas yang sangat baik
karena memiliki nilai porositas yang berada di atas 20% dan untuk sampel 4 bisa di
katakan bahwa sampel tersebut nilai porositasnya dianggap baik karena nilai po-
rositasnya berada pada 19%. Sehingga dapat diketahui bahwa formasi Ngrayong mem-
iliki reservoir yang baik untuk menyimpan Hydrokarbon. Namu jika dintijau ber-
dasarkan peneIitian sebeIumnya yang pernah dilakukan oIeh Benyamin EIiIaski
Nababan, EIisa Veronica Zanetta, Nahdah Novian dan Handoyo yang di tuIiskan da-
lam JurnaI Geofisika EkspIorasi Vol 5/No. 3 tahun 2019, terdapat perbedaan harga
porositas pada formasi Ngrayong.. dimana pada peneIitian yang di Iakukan oIeh Ben-
yamin EIIiIaska Nababan dkk, harga porositas formasi Ngrayong sebesar 33.50 % se-

35
Arianto France Telupere, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 29-40

dangkan pada peneIitian yang di Iakukan saat ini harga porositasnya Lebih tinggi dis-
bandingkan dengan peneIitian sebeIumnya, haI ini di sebebkan oIeh:
1. Jenis sampeI
Jenis sampeI dipakai pada peneIitian kaIi ini merupakan sampel surface (per-
mukaan) dari kondisi sampel sendiri tidak terIaIu fres.
2. Kompaksi
pakan sampel permukaan sehingga tidak terIaIu mendapatkan tekanan overbarden
sehingga pemampatannya pun tidak besar. Karen apabiIa suatu batuan terkubur
semakin dalam maka dapat terjadi penambahan tekanan di atasnya yang dapat
memperkecil nilai dari porositas.

B. Penentuan Permeabilitas dengan Gas Parmemeter


1) Data Core
Pada tahap proses peneIitian pada pengukuran permeabilitas batuan dengan
menggunakan alat peremameter tidak jauh berebada dengan pengukuran porositas, di-
mana haI yang sama yang perIu untuk diketahui terLebih dahuIu yaitu Basic Information
yang terdiri dari panjang dan Iebar batuan yang di ukur dengan menggunakan caIiper.
Pada peneIitian ini dengan menggunakan batuan yang sama dengan batuan yang
digunkan pada pengukuran porositas yaitu jenis batu pasir yang terdiri dari 3 sampel
yang di ambiI pada formasi Ngrayong cekungan Jawa Timur Utara dimana diketahui
panjang batu (I) yakni batu 1 (2.427 cm), batu 2 (2.432 cm) dan batu 3 (2.478 cm). Ie-
bar batuan (D) yakni batu 1 (2. 488), batu 2 (2.436 cm) dan batu 3 (2.493 cm ) yang
diukur dengan menggunkan caIiper.
Setelah ditentukan basic information batuan kemudian tahap selanjutnya adalah
meIakukan proses pengukuran permeabilitas dengan menggunakan gas permeameter.

2) Penentuan Permeabilitas dengan Gas Permeameter


Pengukuran dengan menggunakan gas permeameter bertujuan untuk menentukan perme-
abilitas batuan, permeabilitas absoIute sendiri dapat ditentukan dengan cara mengukur
Iaju aIir gas inert yang mengalir pada suatu sampel core pada perbedaan tekanan. Perme-
abiItas absoIute merupakan suatu kemampuan batuan untuk mengalirkan fIuida yang
hanya memiliki satu jenis fIuida didalam media berpori.

Gambar 3. Alat Gas Permeameter

36
Arianto France Telupere, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 29-40

3) Analisa Perhitungan
Perhitungan dengan menggunakan ExceI

Tabel 2. Hasil pengamatan pada Permeabilitas sampel 1

µ 0.01756
D 2.488 Cm
R 1.244 Cm
A 4.85926304 cm^2
Q 24.1 cm^3/s
I 2.427 Cm

Scale reading P1 (in) P0 (atm) P0 (psi) Permeabilitas


10 14.7 0.04082751 0.6001644 0.07987113
20 14.7 0.06804584 1.0002738 0.133118907
30 14.7 0.0884596 1.3003561 0.173055121
40 14.7 0.122483 1.8005001 0.239617354
50 14.7 0.149701 2.2006047 0.292866852
60 14.7 0.183724 2.7007428 0.359431472
70 14.7 0.204138 3.0008286 0.399371748
80 14.7 0.231356 3.4009332 0.452625642
90 14.7 0.258574 3.8010378 0.505881451
100 14.7 0.272183 4.0010901 0.532510145
110 14.7 0.299402 4.4012094 0.585771209
120 14.7 0.319815 4.7012805 0.625716176
130 14.7 0.347034 5.1013998 0.678981729
140 14.7 0.374252 5.5015044 0.732248199
150 14.7 0.394666 5.8015902 0.772201053
Rata-rata 0.437551

Tabel 3. Hasil Pengamatan Permeabilitas sampel 2

µ 0.01756
D 2.436 Cm
R 1.218 Cm
A 4.65826536 cm^2
Q 24.1 cm^3/s
I 2.432 Cm

37
Arianto France Telupere, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 29-40

Scale reading P1 (in) P0 (atm) P0 (psi) Permeabilitas


10 14.7 0.02721834 0.4001096 0.055659356
20 14.7 0.05443667 0.800219 0.111318938
30 14.7 0.06804584 1.0002738 0.139148908
40 14.7 0.08165501 1.2003286 0.166979032
50 14.7 0.115678 1.7004666 0.236555348
60 14.7 0.129287 1.9005189 0.264385904
70 14.7 0.142896 2.1005712 0.292216751
80 14.7 0.176919 2.6007093 0.361796371
90 14.7 0.204138 3.0008286 0.417463069
100 14.7 0.224551 3.3008997 0.459211732
110 14.7 0.25177 3.701019 0.514881818
120 14.7 0.265379 3.9010713 0.542716675
130 14.7 0.285793 4.2011571 0.584471117
140 14.7 0.313011 4.6012617 0.640144619
150 14.7 0.340229 5.0013663 0.695820949
Rata-rata 0.365518

Tabel 4. Hasil Pengamatan Permeabilitas sampel 3


µ 0.01756
D 2.493 Cm
R 1.2465 Cm
A 4.878813 cm^2
Q 24.1 cm^3/s
I 2.478 Cm

Scale reading P1 (in) P0 (atm) P0 (psi) Permeabilitas


10 14.7 0.0272134 0.400037 0.054138607
20 14.7 0.04082751 0.6001644 0.081222724
30 14.7 0.06804584 1.0002738 0.135371567
40 14.7 0.102069 1.5004143 0.203058943
50 14.7 0.129287 1.9005189 0.257208734
60 14.7 0.156505 2.3006235 0.311359611
70 14.7 0.183724 2.7007428 0.365513789
80 14.7 0.210942 3.1008474 0.41966752
90 14.7 0.244965 3.6009855 0.487363193
100 14.7 0.258574 3.8010378 0.514441938
110 14.7 0.278988 4.1011236 0.555062077
120 14.7 0.313011 4.6012617 0.622764619
130 14.7 0.333425 4.9013475 0.663388483
140 14.7 0.360643 5.3014521 0.717554773
150 14.7 0.387861 5.7015567 0.771724089
Rata-rata 0.410656

Tabel 5. Hasil Pengamatan Permeabilitas sampel 4


µ 0.01756
D 2.493 Cm
R 1.2465 Cm
A 4.878813 cm^2
Q 24.1 cm^3/s
I 2.494 Cm

38
Arianto France Telupere, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 29-40

Scale reading P1 (in) P0 (atm) P0 (psi) Permeabilitas


10 14.7 0.02041375 0.3000821 0.040873524
20 14.7 0.04082751 0.6001644 0.081747164
30 14.7 0.06124126 0.9002465 0.122620979
40 14.7 0.07485043 1.1003013 0.149870351
50 14.7 0.102069 1.5004143 0.204370058
60 14.7 0.115678 1.7004666 0.231619649
70 14.7 0.136092 2.0005524 0.272495504
80 14.7 0.149701 2.2006047 0.29974576
90 14.7 0.170115 2.5006905 0.340622747
100 14.7 0.183724 2.7007428 0.367873846
110 14.7 0.204138 3.0008286 0.408752233
120 14.7 0.231356 3.4009332 0.463256938
130 14.7 0.25177 3.701019 0.504137738
140 14.7 0.272183 4.0010901 0.545017731
150 14.7 0.306206 4.5012282 0.613156644
Rata-rata 0.309744

Berdasarkan hasil pengujian diatas maka diketahui bahwa sampel 1 memiliki nilai per-
meabilitas sebesar 0.437551 Darcy atau 437.551 mD, sampel 2 memiliki permeabilitas
sebesar 0.365188 Darcy atau 365,18 mD, sampel 3 memiliki peremabiIitas sebesar
0.410656Darcy atau 410.656 mD, dan sampel 4 memiliki permeabilitas sebesar 0.309744
Darcy atau 309.744 mD. hasil tersebut dapat diketahui batuan yang memiliki kemampuan
terbesar dalam meloloskan fIuida adalah sampel batuan 1 dan yang sampel batuan yang
paling kecil kemampuannya dalam meloloskan fIuida adalah sampel batuan 4. Jika diub-
ungkan dengan kIasifikasi permeabilitas yang telah ditetapkan maka dapat diketahui
bahwa reservoir pada formasi Ngrayong sangat baik dalam meloloskan hydrocarbon, haI
ini dapat diIihat dari hasil permeabilitas yang sudah diperoleh dari hasil pengujian 4
sampel batuan.

4. SIMPULAN

Berdasarakan hasil pengujian pada laboratorium Analisa Inti Batuan PEM Akamigas, di-
peroleh kesimpulan yaitu :
a. Dari hasil pengujian dan perhitungan diketahui nilai porositas batu pasir formasi
Ngrayong yaitu: sampel 1, 42%, sampel 2, 44%, sampel 3, 34% dan sampel 4, 19%
b. Dari hasil pengujian dan perhitungan diketahui permeabilitas batu pasir formasi
Ngrayong yaitu: sampel 1, 437.55 md, sampel 2, 365.51 md, sampel 3, 410 md dan
sampel 4, 309.74 md.
c. Dari 4 sampel pengujian dapat diketahui bahwa sampel yang memiliki porostas
terbesar adalah sampel 2 dengan nilai porositas 44% dan sampel dengan permeabili-
tas terbesar adalah sampel 1 dengan nilai permeabilitas sebesar 437.55 md.
d. Tingginya nilai porositas dan permeabilitas dapat diinterpretasikan sebagai batuan
reservoir minyak atau gas bumi.

39
Arianto France Telupere, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 29-40

5. DAFTAR PUSTAKA

[1] Adim, HerIan . 1993. Petunjuk AnaIisa Iaboratorium Sifat Batuan Reservoir Minyak dan
Gas Bumi. Jakarta: Iaboratorium EkspIoitasi.
[2] Akhmed,Tarekh. 1983. Resevoir Engineering handbook USA : EIsevier.
[3] Craft, B.C., Hawkins. M. 2015. Appied PetroIeum Reservoir Enggineering. Massachusetts :
Pearson Education.
[4] Dadang Rukmana, Dedy Kristanto, dan V . Dedi Cahyoko Aji. 2011. Teknik Reservoir Teori
dan ApIikasi. Yogyakarta: Pohon Cahaya
[5] Koesoemadinata 1978. Geologi Minyak dan Gas Bumi Jilid 1.Satter , Abdus, M. IqbaI,
GhuIam. 2016. Reservoir Engineering : The FundmentaIs, SimuIation, and Management of
ConventionaI and UnconventionaI Recoveries. EIsevier : Oxford.
[6] TowIer, Brian F. 2002. FunmentaI PrincipIes of Resevoir Enginering. SPE : USA.
Mudijiono, Pireno 2001JurnaI GeoIogi KeIautan VoIume 18, No 2
[7] Benyamin EIiIaska Nababan , EIiza Veronica Zanetta, Nahda Novia, Handoyono 2019
JurnaI Geofisika EkspIorasi VoI. 5/No 3.

40

Anda mungkin juga menyukai