Sandy Hardian.S.H.
Program Studi Meteorologi,
Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian,
Institut Teknologi Bandung,
sandyherho@ymail.com
I. PENDAHULUAN
Geokronologi Pb 210 merupakan suatu metode isotopik
untuk menghitung umur berdasarkan peluruhan radioaktif hasil
peluruhan 222 . Sejak pertamakali digunakan, penggunaan
metode 210 telah banyak berkembang, baik dari segi teknik
dasar, pemodelan, dan asumsi. Kepercayaan para ahli
menggunakan teknik ini dapat dilihat melalui semakin
meningkatnya keberhasilan penelltian, dan publikasi dengan
menggunakan teknik ini. Karena waktu paruh 210 relatif
singkat (sekitar 22 tahun), penelitian menngunakan metode ini
umumnya dilakukan pada studi yang berkaitan dengan
sedimentasi dalam jangka abad abad terakhir. Metode
geokronologi 210 juga dapat diterapkan pada studi
paleoseismik dengan melakukan dating pada organic rich
sediment yang dapat mengukur umur peristiwa alam yang
terekam di sedimen dalam kurun waktu 150 tahun terakhir, yang
mana umumnya diakui sebagai periode yang cukup sulit untuk
dideteksi dengan metode radiokarbon.
Metode geokronologi 210 kini secara luas digunakan
untuk menghitung laju sedimentasi lingkungan pengendapan
lakustrin, dan marin. Penelitian palinologi umumnya bergantung
pada metode geokronologi 210 , dengan tujuan menghitung
rerata laju sedimentasi dalam skala abad, untuk menggunakan
rekaman palinologi tersebut dalam mendeteksi kondisi
lingkungan pada kala holosen tengah, atau holosen awal.
Manfaat penggunaan metode geokronologi 210 menjadi
maksimal jika digunakan bersamaan dengan metode dating
lainnya, sebagai contoh dengan metode kronometri 137 .
II. TEORI PELURUHAN Pb 210
Metode penghitungan umur geokronologi Pb 210
didasarkan pada prinsip peluruhan radioaktif. Pb 210
diproduksi dari rantai peluruhan 238 , yang mana didalamnya
meliputi unsur unsur seperti, radium (226 ), radon (222 ),
timbal ( 210 ), bismuth ( 210 ), dan akhirnya isotop timbal
yang stabil ( 206 ) sebagai daugther elements. Yang membuat
metode geokronologi Pb 210 penting dalam studi
geokronologi kuarter, antara lain,
- 210 memiliki waktu paruh yang cukup singkat (22,3
tahun) (Hohndorf, 1969),
Sementara itu,
yang dihasilkan oleh peluruhan insitu
dari 222 , yang mana juga merupakan salah satu daughter
elements dari peluruhan 226 . Kejadian peluruhan utuh seperti
ini umumnya terjadi pada lingkungan pengendapan terestrial,
seperti pada batuan di dalam bumi. 210 yang dihasilkan oleh
proses ini dikenal dengan istilah unsupported 210 (Goldberg,
1963).
III. PRINSIP PENGHITUNGAN UMUR
1.
() = 0 exp ( ) (1)
ln( 0 )
=
(4)
ln( 0 )
=
(5)
210
= [
] = 210 (7)
=1
2.
Kondisi Geologi
counting
Polonium 210, merupakan unsur granddaughter dari
210 yang meluruhkan partikel hingga menjadi
206 yang merupakan isotop stabil hasil akhir reaksi
rantai 238 . 210 diukur dengan menggunakan
detektor . Teknik ini mengasumsikan: (1) waktu
paruh 210 (138 hari) tidaklah signifikan jika
dibandingkan dengan waktu paruh 210 (22,3 tahun),
(2) kesetimbangan sekular antara 210 dan 210 .
B. Analisis 210
Teknik yang digunakan dalam menganalisis 210
bergantung pada metode langsung, atau metode tidak langsung
dalam menghitung kadar supported, dan unsupported 210 .
Total aktivitas radioaktif 210 (jumlah dari supported, dan
unsupported 210 ) dihitung dengan menggunakan metode
langsung. Supported 210 dihitung melalui salah satu dari tiga
cara ini: (1) menghitung peluruhan 210 pada bagian bawah
sedimen untuk didating, (2) menghitung peluruhan 226
dengan mengasumsikan kesetimbangan sekular dengan
210 sebagai unsur granddaughter nya (dengan kata lain
aktivitas radioaktif 210 sama dengan peluruhan 226 ), (3)
menghitung peluruhan polonium ( 210 ) yang mana
merupakan unsur granddaughter dari 210 , dengan
mengasumsikan bahwa aktivitas peluruhan 210 sama dengan
aktivitas radioaktif 210 (kesetimbangan sekuler). Sementara
itu, aktivitas radioaktif dari unsupported 210 dihitung dengan
metode tidak langsung, yaitu dengan menghitung perbedaan
antara aktivitas radioaktif total 210 dengan aktivitas radioaktif
supported 210 .
counting
REFERENSI
[1] Appleby, P.G., Oldfield,F., 1978, The calculation of lead 210
dates assuming a constant rate of supply of unsupported 210 to
the sediments: Catena, v. 5, p.1 8.
[2] Carroll, J.L., Lerche, I., Abraham, J.D., Cisar, D.J., 1995, Model
determined sediment ages from 210 profiles in unmixed
sediment: Nuclear Geophysics, v. 9, p. 553 565.
[3] Chanton, J.P., Martens, C.S., Kipphut, G.W., 1983, Laed 210
geochronology in a changing coastal environment: Geochimica et
Comsochimica Acta, v. 47, p. 1791 1804.
[4] Crozaz, G., Picciotto, E., De Breuck, W., 1964, Antartic snow
chrnology with 210 : Journal of Geophysical Research, v. 69, p.
2587 2604.
[5] Durham, R.W., Joshi, S.R., 1984, Lead 210 dating of sediments
from some northern Ontario lakes: in W.C. Mahaney, ed.,
Quarternary dating methods: Toronto, El Sevier, p. 75 85.
[6] Geyh, M.A., Schleicher, H., 1990, Absolute Age Determination:
Berlin, Springer Verlag, 246 p.
[7] Goldberg, E.D., 1963, Geochronology with 210 : Radioactive
Dating, Conference Proceedings, November 19 23, 1962,
Athens, IAEA, Vienna, p. 121 131.
[8] He, Q., Walling, D.E., 1996, Interpreting particle size effects in
absorption of Cs 137 and unsupported Pb 210 by mineral soils
and sediments: Journal of Environmental Radioactivity, v. 30, p.
117 137.
[9] Honhndorf, A., 1969, Bestimmung der Halbwertszeit von 210 :
Zeitschrift fr Naturforsch, v. 24 A, p. 612 615.
[10] Koide, M., Soutar, A., Goldberg, E.D., 1972, Marine
geochronology with 210 : Earth and Planetary Science Letters,
v. 14, p. 442 446.
[11] Koide, M., Bruland, K.W., Goldberg, E.D., 1973, Th 228/Th
232 and Pb 210 geochronologies in marine and lake sediments:
Geochimica et Cosmochimica Acta, v. 37, p. 1171 1187.
[12] Krishnaswamy, S., Lal, D., Martin, J.M., Meybeck, M., 1971,
Geochronology of lake sediments, Earth and Planetary Science
Letters, v. 11, p. 407 411.
[13] Liu, J., Carroll, J.L., Lerche, I., 1991, A technique for
disentangling temporal source and sediment variations from
radioactive measurements with depth: Nuclear Geophysics, v. 5,
p. 31 45.
[14] McCaffrey, R.J., Thompson, J., 1980, A record of the
accumulation of sediment and trace metals in a Connecticut salt
marsh: Advances in Geophysics, v. 22, p. 165 236.
[15] Monaghan, M.C., 1989, Lead 210 in surface air and soils from
California: Implications for the behaviour of trace constituents in
the planetary boundary layer: Journal of Geophysical Research,
v. 94D, p. 6449 6456.
[16] Olsson, I.U., 1986, Radiometric dating , in B.E. Berglund,
Handbook of Holocene palaeoecology and palaeohydrology :
New York, John Wiley and Sons, p. 298 312.
[17] Robbins, J.A., Edgington, D.N., 1975, Determination of recent
sedimentation rates in Lake Michigan using Pb 210 and Cs
137: Geochimica et Cosmochimica Acta, v. 39, p. 285 304.
[18] Robbins, J.A., 1978, Geochemical and geophysical applications
of radioactive leads isotope, in J.P. Nriago, ed., Biogeochemistry
of Lead : Amsterdam, North Holland, p. 285 293.
[19] Smith, J.N., Walton, A., 1980, Sediment accumulation rates and
geochrologies measured in Sageunay Fjord using the Pb 210
dating method: Geochimica et Comsochimica Acta, v. 44, p. 225
240.
[20] http://www.nist.gov/pml/general/curie/images/radondecay_1.gif