Anda di halaman 1dari 25

INTREPRETASI DATA

SEISMIK REFRAKSI
NAMA

: PATIMATUZAHRA dan MUHAMMAD ASPIYANOR

NIM

: J1D114043 dan J1D114039

MATA KULIAH

: METODE SEISMIK BUMI

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI S-1 FISIKA

Seismik Refraksi
Seismik refraksi digunakan dalam pengukuran bentuk lapisan
dibawah permukaan, perlapisan bawah permukaan diketahui
berdasarkan cepat rambat gelombang seismik pada setiap lapisan
Data rekaman gelombang seismik tersebut diolah dengan
menggunakan berbagai metode analisis gelombang refraksi seperti
metode T-X, waktu tunda, Hagiwara, Masuda serta tomografi atau
dengan menggunakan metode lainnya tergantung pada hasil
interpretasi yang ingin dicapai dan berdasarkan informasi geologi
yang ada
Metode T X adalah metode yang paling sederhana dan hasilnya
relatif kasar, kedalaman lapisan hanya diperoleh pada titik titik
tertentu saja.
Metode ini terdiri dari metode intercept time dan jarak kritis

Metode Intercept Time


Metode ini digunakan untuk lintasan rambat gelombang bias pada lapisan datar.
Shot
D
A

V1

C
V2

Time , T

Intercept Time, T i
Critical distance, Xc
Distance X

Waktu rambat gelombang bias dapat dirumuskan oleh :

Menurut Hukum Snellius pada sudut kritis berlaku :

Sehingga persamaan T dapat dituliskan sebagai :

atau

Kedalaman lapisan pertama ditentukan dengan menuliskan persamaan diatas


menjadi :

atau

Untuk banyak lapisan, maka didapatkan rumus Z2 dan Z3 adalah sebagai


berikut :

Apabila kontras kecepatan cukup tinggi, paling tidak dua kalinya,maka


perhitungan ketebalan lapisan kedua dan ketiga dapat didekati dengan :

Intercept Time
Time

Distance

Kurva T - X sistem banyak lapisan

V1

Z1

V2

Z2

V3

Z3

V4

V1 < V2 < V3 < V4

Skema sistem banyak lapisan

Metode Jarak Kritis


(Critical Distance)
Lapisan datar. Jarak kritis yang dimaksud adalah jarak dari shot point
(sumber gelombang seismik) ke titik dimana energi gelombang yg diterima di
permukaan adalah gelombang yg mulai terbias.
Jarak kritis ditandai dengan Xc yang merupakan titik perpotongan antara garis
gelombang langsung dengan garis gelombang bias

Time , T

Intercept Time, T i
Critical distance, Xc
Distance X

Melalui pendekatan dan penurunan yg serupa dengan metode intercept time,


dapat diturunkan kedalaman (ketebalan) lapisan sebagai berikut :

Lapisan Miring. Untuk lapisan miring dengan sudut kemiringan


penembakan dua arah (bolak balik)

, perlu

Ploting antara waktu rambat terhadap jarak akan memberikan kecepatan


semu pada gelombang biasnya

V1

V2
= dip angel

Bidang batas hasil penembakan bolak balik

Total time, TI
Or
Reciprocal time

Time

Down - dip
Up - dip

Distance

Jika kecepatan semu pembias dari arah penembakan down-dip adalah


maka menurut hukum snellius berlaku :

Dengan
adalah sudut kemiringan lapisan kedua terhadap horizontal
permukaan, dan adalah sudut kritis.

Untuk penembakan pada arah Up-dip, kecepatan semunya adalah


besarnya :

yang

Kedua persamaan di atas dapat dituliskan sebagai:

Sehingga besarnya sudut kemiringan dapat ditentukan sebagai berikut :

Kecepatan
yang sesungguhnya bukanlah rata rata dari
dan
, melainkan
kecepatan yang diperoleh dari kombinasi kecepatan tersebut (harmonisasi rata-rata)
dikali dengan cosinus sudut kemiringannya, yaitu :

3. METODE ADACHI
Adachi dapat menurunkan pers (5) dan (6) untuk sistem beberapa lapisan miring. Metodenya agak berbeda dengan
metode penurunan seperti yang telah disampaikan di depan. Penurunan adachi dilakukan langsung dari sistem berlapis dan
miring, sehingga banyak menggunakan manipulasi trigonometri. Sistem notasi di dalam penurunan rumusnya di tunjukkan
pada gambar III.5.

Persamaan waktu rambat pada bidang batas ke n yang dipisahkan oleh kecepatan Vn dan dari gambar tersebut adalah
= + (cos + cos )
Sudutdan sudut adalah sudut-sudut antara vertikal terhadap gelombang yang ke bawah (downgoing) dan gelombang yang
keatas (upgoing) pada lapisan ke i,h1 adalah ketebalan lapisan vertikal di bawah sumber. Sudut dan adalah sudut datang.
Sedangkan , adalah sudut bias yang semuanya diukur relatif terhadap normal, dan adalah kemiringan bidang batas ke i.
Dari geometri tersebut dapat di turunkan,

Untuk pembiasan pada bidang batas ke n, = = cm, sudut kritis. Apabia tersedia pula profil kurva penembakan balik, maka
dapat diperoleh/diukur kecepatan V1, kecepatan semu dan serta intercept dan , sehingga untuk bidang batas pertama
kedalaman/ketebalan lapisan pertama dan kcepatan lapisan kedua, yaitu melalui persamaan :

..........

. . . . . . . . . . .(23)

Untuk bidang batas kedua (Sistem tiga lapis) perlu dilakukan perhitungan baru pada nilai-nilai sudut dan kemudian mencari
sudut-sudut yang lain, sedangkan sudut sudah diketahui. Sudut-sudut yang lain ditentukan sebagai berikut,

Dan ketebalan lapisan kedua dihitung (secara implisit) dari persamaan

. . . . . . . . . . (24)
Karena besaran lainnya diketahui dari perhitungan sebelumnya. Secara prinsip prosedur iteratif ini dapat dilakukan terus menerus untuk
lapisan berikutnya. Tetapi di dalam praktek metode ini akan mempunyai kesalahan dan kesulitan yang semakin membesar sesuai dengan
bertambahnya lapisan. Metode Adachi sesuai untuk sistem perlapisan yang sederhana, terutama pada lapisan dangkal dan datar serta tidak
ada masalah variasi kecepatan dan struktur.

SEKIAN

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai