Anda di halaman 1dari 10

NAMA :

NIM :

MODUL 8
KOMPUTASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS

A. Tujuan Praktikum

Pada modul ini akan dilakukan perhitungan nilai resistivitas semu berdasarkan nilai arus
dan beda potensial yang telah didapatkan dari hasil pengukuran dilapangan. Dengan
berbagai macam konfigurasi metode geolistrik yang ada diharapkan peserta praktikum
dapat menyelesaikan masalah perhitungan metode geolistrik dengan menggunakan
bahasa pemograman. Maka dari itu tujuan praktikum yang diharapkan setelah
menyelesaikan praktikum 8 ini adalah:
1. Dapat menghitung nilai resitivitas semu bawah permukaan dengan menggunakan
bahasa pemograman MATLAB.
2. Dapat menggunakan susunan program yang non sequental untuk menyelesaikan
berbagai macam faktor geometri dalam konfigrasi metode geolistrik resistivitas
dengan menggunakan bahasa pemograma MATAB.
Pada modul ketujuh ini anda akan menyelesaikan perhitungan travel time untuk
gelombang sesimik yang merambat dari sumber, ke bawah permukaan, kemudian
direfraksikan, dan kemudian naik lagi ke permukaan untuk ditangkap oleh receiver. Step-
by-step perhitungan tersebut akan diubah ke dalam bentuk source code dengan
menerapkan teknik-teknik pemrograman yang telah dipelajari pada praktikum pertama
hingga ketiga. Dalam praktikum ini terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai yaitu :
1. Mendesain simulasi jejak gelombang (ray tracing) dari sumber ke receiver
(geophone) berdasarkan konsep seismik refraksi kritis (critically refracted)
dengan bahasa pemrograman MATLAB.
2. Menghitung waktu yang dibutuhkan (travel time) gelombang seismik refraksi
(seismik bias) kritis dengan bahasa pemrograman MATLAB.
3. Menunjukkan bahwa grafik T vs X untuk seismik refraksi berbentuk garis lurus
dengan slope 1/V2 (V2 adalah kecepatan sesimik pada lapisan kedua) dengan
bahasa pemrograman MATLAB.

B. Konsep Dasar
1. Pengantar Metode Seismik Refraksi

Metode seismik merupakan metode geofisika yang sering digunakan dalam


menggambarkan kondisi bawah permukaan bumi, terutama dalam tahap eksplorasi
hidrokarbon dengan menggunakan prinsip perambatan gelombang mekanik. Prinsip

MODUL 8 | PRAKTIKUM KOMPUTASI GEOFISIKA 20191 1


metode seismik yaitu pada tempat atau tanah yang akan diteliti dipasang geophone yang
berfungsi sebagai penerima getaran. Sumber getar antara lain bisa ditimbulkan oleh
ledakan dinamit atau suatu pemberat yang dijatuhkan ke tanah (Weight Drop), atau
palu yang dipukulkan pada suatu plat besi. Gelombang yang dihasilkan menyebar ke
segala arah. Ada yang menjalar di udara, merambat di permukaan tanah, dipantulkan
lapisan tanah dan sebagian juga ada yang dibiaskan, kemudian diteruskan ke
geophone-geophone yang terpasang dipermukaan. Berdasarkan prinsip perambatan
gelombang seismik, metode seismik refraksi dibagi menjadi dua yaitu seismik refraksi
(bias) dan seismik refleksi (pantul). Seismik refraksi merupakan metode seismik yang
menggunakan prinsip pembiasan gelombang seismik di bawah permukaan untuk
menggambarkan kondisi bawah permukaan sedangkan seismik refleksi merupakan
metode

MODUL 8 | PRAKTIKUM KOMPUTASI GEOFISIKA 20191 2


seismik yang menggunakan prinsip pemantulan gelombang seismik di bawah permukaan
untuk menggambarkan kondisi bawah permukaan. Geometri dari perambatan gelombang
seismik refraksi dapat dilihat pada gambar 1.

Ketika gelombang seismik melalui material/medium dengan kecepatan berbeda,


maka sebagian energi gelombang akan ditransmisikan (diteruskan) pada
material/lapisan selanjutnya. Seismik refraksi melukiskan pembelokan lintasan
gelombang seismik dari satu material ke material lainnya. Untuk gelombang yang
bergerak dari material/lapisan dengan kecepatan V1 menuju medium/lapisan dengan
kecepatan V2, maka lintasan pergerakan gelombang akan memenuhi hukum
Snellius refraksi yaitu :

sin(𝜃1) sin(𝜃2)
𝑉1 = 𝑉2

Ilustrasi Hukum Snellius Refraksi dapat dijabarkan dalam tiga situasi yaitu :
 Jika V2 < V1, maka gelombang seismik akan direfraksikan (dibiaskan) menjauhi
bidang batas atau mendekati garis normal.

 Jika V2 = V1, maka gelombang seismik tidak akan dibelokkan atau dibiaskan.

 Jika V2 > V1, maka gelombang seismik akan dibiaskan (dibelokkan) mendekati
bidang batas atau menjauhi garis normal.

Gambar 1. Geometri Perambatan Gelombang Seismik Refraksi


Umumnya jika sudut datang θ1 semakin besar maka sudut refraksi θ2 juga semakin besar.
Pada saat sudut refraksi θ2, mencapai 90° maka peristiwa refraksinya disebut dengan
refraksi kritis (critical refraction). Refraksi kritis hanya dapat terjadi jika kecepatan
seismik yang merambat pada medium kedua lebih besar dari pada medium pertama (V2
> V1). Sudut datang (θ1) yang menyebabkan terjadinya reftaksi kritis disebut dengan
sudut kritis atau critical angle (θc). Dengan subtitusi (θ1 = θc) dan (θ2 = 90°). Gelombang
seismik refraksi kritis yang bergerak dengan kecepatan V2 pada bagian atas (top) lapisan
bawah akan menghasilkan gerakan partikel sepanjang lapisan datar. Energi gelombang
seismik yang kembali ke permukaan akan cenderung membentuk lintasan dengan sudut
yang besarnya sama dengan sudut kritis (θc). Travel time untuk gelombang refraksi kritis
(Tc) dapat dihitung dengan menjumlahkan waktu yang dibutuhkan oleh tiga segmen
lintasan, yaitu: lintasan yang bergerak ke bawah melalui lapisan 1 (T1), lintasan yang
bergerak lurus (horisontal) sepanjang bagian atas (top) lapisan 2 (T2) dan lintasan yang
kembali ke permukaan melalui lapisan 1 (T3). Waktu tempuh untuk masing-masing
segmen adalah panjang lintasan gelombang seismik dibagi dengan kecepatan pada segmen
tersebut. Jika lapisan atas (lapisan pertama) mempunyai ketebalan lapisan h, maka
travel time untuk masing-masing segmen adalah :

𝜃𝑐 = arcsin (𝑉1)
𝑉2

ℎ 1
𝑇1 =
cos (𝜃𝑐) 𝑉1

𝑇2
𝑋 − 2 ℎ 𝑡𝑎𝑛(𝜃𝑐)
= 𝑉2

ℎ 1
𝑇3 =
cos (𝜃𝑐) 𝑉1

𝑇 𝑟 = 𝑇 1 + 𝑇2 + 𝑇 3
2. Travel Time Seismik Refraksi Kritis (Critically Seismic Refraction)
a. Persamaan

Perhitungan travel time dari seismik refraksi kritis dibagi menjadi tiga segmen seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya, ketiga segmen tersebut dapat dicari menggunakan
persamaan di bawah ini :

𝜃𝑐 = arcsin (
𝑉1
𝑉2 )

ℎ 1
𝑇1 =
cos (𝜃𝑐) 𝑉1

𝑇2
𝑋 − 2 ℎ 𝑡𝑎𝑛(𝜃𝑐)
= 𝑉2

ℎ 1
𝑇3 =
cos (𝜃𝑐) 𝑉1

𝑇 𝑟 = 𝑇 1 + 𝑇2 + 𝑇 3

Dimana T adalah travel time atau waktu yang dibutuhkan oleh gelombang seismik
untuk merambat dari geophone ke bawah permukaan untuk direfraksikan kemudian
kembali ke permukaan untuk direkam oleh receiver (geophone), h adalah kedalaman
lapisan pertama, X adalah offset atau jarak antara sumber seismik ke geophone, V
adalah cepat rambat gelombang seismik, dan θc adalah sudut kritisnya. Semakin besar
nilai offset maka waktu tempuh gelombang seismik untuk merambat akan semakin besar
pula, dan semakin tebal lapisan pertama yang dilalui oleh gelombang seismik maka
waktu tempuh gelombang seismik untuk merambat akan semakin besar pula. Kecepatan
gelombang seismik dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu jenis batuan, porositas,
umur batuan, kedalaman batuan, saturasi batuan, jenis fluida yang menempati batuan
(densitas fluida), dan tekanan pori. Tetapi faktor- faktor tersebut tidak akan dijelaskan
panjang lebar di modul ini, cukup diketahui saja. Semakin besar nilai V maka nilai T
akan semakin kecil.
b. Step-By-Step Perhitungan

Kita akan coba menghitung nilai travel time untuk beberapa offset yang dihasilkan dari
model bawah permukaan yang kita buat. Tetapi pada contoh step-by-step ini hanya
diuraikan perhitungan untuk satu nilai offset saja. Terdapat beberapa variable input yang
harus dimiliki untuk menghitung nilai travel time ini yaitu . Nilai dari semua variable
tersebut terdapat pada tabel di bawah ini :

Variable Nilai
V1 100 m/s
V2 200 m/s
h 10 m
X 200 m

Tabel 1. Data Input

Step-by-step perhitungan induksi magnetik yang disebabkan oleh benda anomali berupa
bola yang termagnetisasi secara uniform adalah sebagai berkut :
 Karena variable-variable yang akan dicari sudah terpecah menjadi beberapa
bagian maka kita tinggal menghitung secara berurut variable-variable
tersebut mulai dari menghitung nilai θc, T1, T2, T3, dan yang terakhir
menjumlahkan semua nilai T pada tiap-tiap segmen untuk mendapatkan
waktu tempuh total.
 Menghitung nilai θc

𝜃𝑐 = arcsin (
𝑉1
𝑉2)
100
𝜃𝑐 = arcsin ( )
200
1
𝜃𝑐 = arcsin ( )
2

𝜃𝑐 = 30° (𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑑𝑒𝑟𝑎𝑗𝑎𝑡)

MODUL 7 | PRAKTIKUM KOMPUTASI GEOFISIKA 20191 5


 Menghitung nilai T1 dan T3

𝑇 ℎ 1
1&3 =
cos(𝜃𝑐) 𝑉1

10 1
𝑇1 & 3 = °
cos (30 ) 100

10 1
𝑇 =
2

𝑇1 & 3 = 0.115470053837925 𝑠

 Menghitung nilai
T2

𝑇2 = 𝑋 − 2 ℎ 𝑡𝑎𝑛(𝜃𝑐)
𝑉2

200 − 2 (10)(
𝑇2 = 𝑡𝑎𝑛(30°))
200
1
200 − 2 (10)( )
𝑇2 = √3
200

200 − 11,547005383792516
𝑇2 = 200

𝑇2
188,4529946162075
= 200

MODUL 7 | PRAKTIKUM KOMPUTASI GEOFISIKA 20191 6


𝑇2 = 0,942264973081037 𝑠

MODUL 7 | PRAKTIKUM KOMPUTASI GEOFISIKA 20191 7


 Menghitung nilai Tr atau T total

𝑇𝑟 = 𝑇1 + 𝑇2 + 𝑇3

𝑇𝑟 = 0.115470053837925 + 0,942264973081037 + 0.115470053837925

𝑇𝑟 = 1,173205080756888 𝑠

C. Problem Sheet
1. Hitunglah nilai travel time seismik refraksi dengan data-data berikut :

Variable Nilai
V1 1000 m/s
V2 2000 m/s
h 10 m

Receiver ke-i Offset (m)


1 100
2 150
3 200
4 250
5 300
6 350
7 400
8 450
9 500
10 550

Tabel 3. Dapat Input Problem Sheet

Anda mungkin juga menyukai