Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH SEISMIK REFRAKSI

METODE MASUDA

Oleh
Kelompok 3:
Nurul Safitri (1611014120018)
Risnawatul Hasanah (1611014220017)
Bella Anggie Monica (1611014320003)
Normala Safitri (1611014220013)
Chairiah (J1D115017)
Selvy Tiurma Simamora (J1D115027)

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI FISIKA
BANJARBARU

2018
5/28/2018 BabIIDasarTeori-slidepdf.com

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Seismik Refraksi


Prinsip eksplorasi metode seismik dapat digambarkan sebagai
berikut; suatu sumber gelombang seismik dibangkitkan di permukaan
bumi. Karena material bumi bersifat elastik, maka gelombang seismik
yang terjadi akan dirambatkan ke dalam bumi ke segala arah. Pada
saat mencapai bidang batas antar lapisan, gelombang tersebut akan
dipantulkan sebagian dan sebagian lainnya di biaskan. Baik yang
terpantul maupun yang terbiaskan sebagian akan diteruskan menuju
kepermukaan bumi. Di permukaan bumi gelombang tersebut dapat
ditangkap oleh (serangkaian) detektor (geophone). Pada  survey  yang
menggunakan peralatan cukup baik biasanya beberapa

 geophone  disusun sedemikian rupa sehingga pengambilan data


menjadi efisien dan efektif. Tangkapan  geophone  tersebut direkam
oleh suatu alat baik yang berupa monitor (Osciloskop), kertas
ataupun cakram magnetik (disket) sebagai seismogram. Dari data
seismogram dapat dibaca waktu tempuh perambatan gelombang dan
amplitudo secara visual. Dengan mengetahui jarak antara masing-
masing  geophone  ke sumber gelombang seismik, maka dapat
diperkirakan struktur lapisan geologi di bawah permukaan berdasarkan
besar kecepatannya.
Bentuk muka gelombang seismik untuk jarak yang jauh dari
sumber dapat dianggap datar. Dengan demikian rambatan gelombang
seismik dapat diperlakukan bagaikan sinar seismik. Berkas sinar
seismik di dalam medium mematuhi pula hukum-hukum fisika pada
sinar optik seperti hukum
Snellius/Descartes, hukum Huygens dan Azas Fermat yang
secara singkat dapat dikatakan sebagai berikut:

1/9
a.  Azas Fermat menyatakan bahwa sinar gelombang selalu melintas
pada lintasan optik yang terpendek (garis lurus).
 b.  Hukum Huygens : Setiap titik pada muka gelombang akan
menjadi sumber gelombang baru
c.  Hukum Snellius :
 Gelombang datang, gelombang pantul dan gelombang bias
terletak pada satu bidang.

 Sudut pantul sama dengan sudut datang.


 Sinus sudut bias sama dengan sinus sudut datang kali
perbandingan kecepatan medium pembias terhadap kecepatan
medium yang dilalui gelombang datang.
 Pada sudut kritis sinus sudut datang sama dengan perbandingan
kecepatan medium yang dilalui gelombang datang terhadap
kecepatan medium pembias.
Hukum-hukum tersebut di atas mendasari penjabaran gerak
perambatan gelombang seismik di dalam medium, terutama yang
ditinjau dari geometri perambatan gelombang.

Dalam memahami perambatan gelombang seismik di dalam


medium, dilakukan beberapa asumsi dengan maksud agar penjabaran
matematisnya lebih mudah, dan pengertian fisisnya lebih sederhana
namun hasilnya masih mendekati dengan kondisi riilnya. Asumsi-
asumsi tersebut antara lain;

 Medium bumi dianggap berlapis-lapis dan tiap lapisan menjalarkan


gelombang seismik dengan kecepatan yang berbeda-beda.

 Makin bertambah kedalamannya, batuan lapisan akan semakin


kompak.

 Panjang gelombang seismik < ketebalan lapisan bumi. Hal ini


memungkinkan setiap lapisan yang memenuhi syarat tersebut akan
dapat terdeteksi.
 Perambatan gelombang seismik dapat dipandang sebagai sinar,
sehingga mematuhi hukum-hukum dasar lintasan sinar di atas.

 Pada bidang batas antar lapisan, gelombang seismic merambat


dengan kecepatan pada lapisan di bawahnya.

 Kecepatan gelombang bertambah dengan bertambahnya kedalaman.

Asumsi-asumsi tersebut sangat membantu di dalam penjabaran


matematik selanjutnya. Metode refraksi (bias) pada dasarnya
memanfaatkan fenomena/gejala
 penjalaran gelombang yang terbiaskan pada bidang batas. Rambatan
gelombang yang terbiaskan pada kondisi kritis akan menjalar di
sepanjang bidang batas.Setiap titik pada bidang batas tersebut sesuai
dengan hukum Huygens berfungsi sebagai sumber gelombang baru yang
merambat ke segala arah. Gelombang baru yang merambat ke atas ini
disebut sebagai headwaves, seperti yang dilukiskan pada gambar 1.

Air wave (gel. udara)


S G1 G2G3  G4 ……Gn 
Gel. langsung
Gelombang bias (headwaves)
1sudut kritis  gelombang-pantul
1 ,V 1

2 ,
V 2  

Gambar 1.  Gelombang datang pada sudut kritis akan


menimbulkan gelombang bias (headwaves).  S
adalah sumber gelombang (ledakan) dan G 1, G2, …
Gn..adalah geophone
BAB II
METODE MASUDA

2.1 Metode Masuda Untuk Struktur 3 Lapis


Dalam gambar 2.1.1, v1 , v2 , dan v3 adalah kecepatan lapisan pertama,
kedua dan ketiga. A dan B adalah titik tembak, dan P adalah titik penerima.
Lintasan gelombang bias yang merambat pada permukaan lapisan ketiga dari A ke
P adalah A→C1→C2→D2→D1→P, dan lintasan dari B ke P adalah B→E1→E2
→F2→F1→P.
Dalam gambar 18, w2A adalah sudut pada permukaan lapisan kedua dengan
garis horisontal, dan sudut lapisan ketiga adalah w3A. Sudut yang terukur searah
jarum jam dari garis horisontal adalah positif dan sebaliknya adalah negatif.
Dengan menggunakan hukum Snellius,

sin θ A 13 sin φ A 13
¿ =
v1 v2

{i 2−(w ¿ ¿3 A −w )}
sin 2A
¿
v2

(1)

v2
sin i 2=
v3

(2)
Gambar 2.1.1 Lintasan gelombang bias untuk struktur tiga lapis

Gambar 2.1.2 Diagram untuk menurunkan persamaan waktu rambat dari A


sampai C 2

C 1M = h A 2 + A1 C1 sin ( w 3 A −w2 A )

= h A 2+ h A 1 tan θ A 13 sin ( w 3 A −w2 A )


(3)
A2 M =h A 1 tanθ A 13 cos ( w3 A −w 2 A )

Dari persamaan (1), (2) dan (3) didapatkan :


AC 1 C1 C2 h A 1 cos θ A 13 h A 1 sinθ A 13 tanθ A 13 C1 M cos i2 C 1 M sin i2 tani 2
+ = + + +
v1 v2 v1 v1
Demikian v2
pula diperoleh ; v2

PF 1 F 1 E1 h P 1 cos θ P 13 hP 2 cos i 2 P1 D 2
+ = + +
v1 v2 v1 v2 v3
h A 1 cos θ A 13 h A 2 cos i2 A 1 C 2
¿ + +
v1 v2 v3 PF 2 F 2 2 h P 1 cos θ P 13 hP 2 cos i 2 P1 F 2
+ = + +
v1 v2 v1 v2 v3
BE 1 E1 E 2 h B 1 cos θ B 13 h B 2 cos i2 B1 E2
+ = + +
v1 v2 v1 v2 v3
(4)

Kita mencatat bahwa waktu rambat gelombang dari B ke P adalah 3 T BP dan A ke


B adalah 3 T AP

AC 1 C 1 C 2 C1 D2 D2 D D1 P
3 T AP= + + + + 1

v1 v2 v3 v2 v1

BE 1 E 1 E2 E1 F2 F 2 F F1 P
3 T BP = + + + + 1

(5)
v1 v2 v3 v2 v1

(6)

AC 1 C1 C2 C 1 E2 C 2 E E1 B
3 T AB=¿ + + + + 1

v1 v2 v3 v2 v1 (7)

Dengan menstubstitusikan persamaan (4) ke dalam persamaan (5), (6) dan (7)
didapatkan :

h A 1 cos θ A 13 h A 2 cos i 2 hP 1 cos θ P 13 A 1 P2


3 T AP = + + +
v1 v2 v1 v3

(8)

hB 1 cos θ B 13 hB 2 cos i 2 h P 1 cos θ P 13 h P 2 cos i 2 B1 P2


3 T BP=¿ + + + +
v1 v2 v1 v2 v3 (9)

h A 1 cos θ A 13 h A 2 cos i 2 h B 1 cos θB 13 h B 2 cos i2 A 1 B2


3 T AB= + + + +
v1 v2 v1 v2 v3

(10)

Oleh karena itu,


t 03=3 T AP + 3 T BP −¿ 3 T AB
hP 1 cos θ P 13 h P 1 cos θ ' P 13 2 h P 2 cos i 2
= + +
v1 v1 v2
(11)
Dengan cara yang sama, seperti telah dijelaskan di dalam metode
Hagiwara,kita memperoleh nilai 3 T ' AP dan 3 T ' BP yang dinyatakan dalam
persamaan berikut,

( 3 T AP + 3 T BP−3 T AB )
3 T ' AP= 3 T AP− (12)
2
( 3 T AP + 3 T BP−3 T AB )
3 T ' BP=¿ 3 T BP−
2
Dari persamaaan (8) sampai
ke persamaan (12) diperoleh hubungan,

h A 1 cos θ A 13 h A 2 cos i 2 hP 1
3 T ' AP=¿ + + ¿
v1 v2 2 v1

hB 1 cos θ B 13 hB 2(13)
cos i 2 h P 1
3 T ' BP=¿ + + ¿
v1 v 2 (14) 2 v1

Jika harga (w3– w2 ) tidak terlalu besar, maka dapat dianggap

cos θ P 13−cos θ ' P 13 ≅ 0 (15)

A1 P2 ≅ AP=x dan B 2 P2 ≅ BP=x (16)

Kemudian persamaan (13) dan (14) dapat dituliskan kembali sebagai;

3 T ' AP =
(17)
h A 1 cos θ A 13 h A 2 cos i 2 x
+ + (18)
v1 v2 v3 3 T ' BP =

hB 1 cos θ B 13 hB 2 cos i 2 x
Dengan mendiferensialkan + + persamaan (17)
v1 v2 v3
dan (18) terhadap x, didapatkan,
d ' 1
( 3 T AP ) =
dx v3

d 1
( T ' )=
dx 3 BP v 3

Jika diambil x sebagai absis (titik receiver) dan titik 3 T ' AP (atau 3 T ' BP )sebagai ordinat,
kemudian diplot pada titik-titik yang bersesuaian, maka kedua persamaan di atas
menunjukkan bahwa kurva yang didapatkan akan merupakan garis lurus, dan kecepatan

lapisan ketiga dapat diperoleh dari slope garis tersebut,. Di sini titik 3 T ' AP (atau 3 T ' AP)
disebut sebagai kecepatan waktu rambat dari lapisan ketiga.

Anda mungkin juga menyukai