Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

KULIAH LAPANGAN 1

PERCOBAAN 06

RESISTIVITY 2 DIMENSI KONFIGURASI DIPOLE – DIPOLE

OLEH KELOMPOK 1:

RAHMAYANI J1D112021
APRIADI J1D113001
INDAH FEBRIANTI J1D113014
SITI RUMINAH J1D113027
MUHAMMDA FAHMI J1D113045
AYI NURHIDAYAH J1D113047
LAILA MUNAZAH J1D113048

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI S-1 FISIKA
BANJARBARU

2016
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN I

Nama : RAHMAYANI J1D112021


APRIADI J1D113001
INDAH FEBRIANTI J1D113014
SITI RUMINAH J1D113027
MUHAMMDA FAHMI J1D113045
AYI NURHIDAYAH J1D113047
LAILA MUNAZAH J1D113048

Kelompok : I (Satu)

Judul Percobaan : Resistivity 2 Dimensi Konfigurasi Dipole – dipole

Tanggal Percobaan : 15 April 2016

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Program Studi : S1 Fisika

Asisten : Hisna Baiti

Nilai Banjarbaru, 2016

Asisten

(Hisna Baiti)
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kondisi Geologi

Secara geografis kota Banjarbaru terletak antara 30 25’ 40” – 30 28’ 37”
Lintang Selatan dan 1140 41’ 22” – 1140 54’ 25” Bujur Timur (BPS Banjarbaru,
2011). Secara umum, formasi batuan di Banjarbaru ada 2 yaitu :

a. Formasi Alluvium adalah formasi yang tersusun dari kerikil, pasir,


lanau, lempung dan lumpur.
b. Formasi Dahor adalah formasi yang tersusun dari batupasir kuarsa
kurang padu, konglomerat dan batu lempung lunak dengan sisipan
lignit (5 – 10 cm) kaolin (30 – 100 cm) dan limonit. Formasi ini
terendapkan dalam lingkungan paralas dengan tebal formasi
diperkirakan 250 m. Umurnya diduga Plio-Plistosen.
(Heryanto, 1994).

2.2 Sifat Kelistrikan Batuan

Aliran arus listrik di dalam batuan dan mineral dapat digolongkan menjadi
tiga macam, yaitu konduksi secara elektronik, konduksi secara elektrolitik, dan
konduksi secara dielektrik (Setiyawan, 2009).

1. Konduksi secara elektronik

Konduksi ini terjadi jika batuan atau mineral mempunyai banyak electron
bebas sehingga arus listrik dialirkan dalam batuan atau mineral oleh elektron-
elektron bebas tersebut (Setiyawan, 2009).

2. Konduksi secara elektrolitik

Sebagian besar batuan merupakan konduktor yang buruk dan memiliki


resistivitas yang sangat tinggi. Batuan biasanya bersifat porus dan memiliki pori-
pori yang terisi oleh fluida, terutama air. Batuan-batuan tersebut menjadi
konduktor elektrolitik, di mana konduksi arus listrik dibawa oleh ion-ion
elektrolitik dalam air. Konduktivitas dan resistivitas batuan porus bergantung
pada volume dan susunan pori-porinya. Konduktivitas akan semakin besar jika
kandungan air dalam batuan bertambah banyak, dan sebaliknya resistivitas akan
semakin besar jika kandungan air dalam batuan berkurang (Setiyawan, 2009).

3. Konduksi Secara Dielektrik

Konduksi pada batuan atau mineral bersifat dielektrik terhadap aliran


listrik, artinya batuan atau mineral tersebut mempunyai elektron bebas sedikit,
bahkan tidak ada sama sekali. Tetapi karena adanya pengaruh medan listrik dari
luar maka elektron dalam bahan berpindah dan berkumpul terpisah dari inti,
sehingga terjadi polarisasi (Setiyawan, 2009).

2.3 Metode Geolistrik

Geolistrik adalah salah satu metode dalam geofisika yang mempelajari sifat
aliran listrik di dalam bumi dan bagaimana mendeteksinya. Pendeteksian meliputi
pengukuran medan potensial, arus, dan elektromagnetik yang terjadi baik secara
alamiah maupun akibat penginjeksian arus ke dalam bumi (Andriyani, 2010).

Metode geolistrik resistivitas merupakan metode geolistrik yang


mempelajari sifat resistivitas (tahanan jenis) listrik dari lapisan batuan di dalam
bumi. Pada metode ini arus listrik diinjeksikan ke dalam bumi melalui dua buah
elektroda arus dan dilakukan pengukuran beda potensial melalui dua buah
elektroda potensial. Dari hasil pengukuran arus dan beda potensial listrik akan
dapat dihitung variasi harga resistivitas pada lapisan permukaan bumi di bawah
titik ukur (Sounding point). Pada metode geolistrik dikenal banyak konfigurasi
elektroda, diantaranya yang sering digunakan adalah: konfigurasi Wenner,
konfigurasi Schlumberger, konfigurasi Dipol-dipol dan lain-lain (Andriyani,
2010).

Terkait dengan sifat resistivitas listrik, lapisan akuifer merupakan lapisan


batuan yang memiliki rentang nilai tahanan jenis 1-108 Ωm. Faktor-faktor yang
berpengaruh antara lain: komposisi litologi, kondisi batuan, komposisi mineral
yang dikandung, kandungan benda cair. Air alam mengandung zat padat terlarut
yang berasal dari mineral dan garam-garam yang terlarut ketika air mengalir di
bawah atau di permukaan tanah. Apabila air dicemari oleh limbah yang berasal
dari industri pertambangan dan pertanian, kandungan zat padat tersebut akan
meningkat (Telford, 1988).

2.4 Metode Resitivitas

Metode tahanan jenis (resistivitas) adalah salah satu dari kelompok


metode geofisika yaitu metode geolistrik yang digunakan untuk mempelajari
keadaan bawah permukaan dengan cara mempelajari sifat aliran listrik di dalam
batuan di bawah permukaan bumi berdasarkan perbedaan resistivitas batuan.
Prinsip kerja dari metode resistivitas adalah mengalirkan arus listrik ke dalam
bumi melalui dua elektroda arus, kemudian beda potensialnya diukur melalui dua
elektroda potensial, sehingga nilai resistivitasnya dapat dihitung. Resistivitas
(tahanan jenis) merupakan suatu besaran yang menunjukkan tingkat hambatan
terhadap arus listrik dari suatu bahan (Andriyani, 2010).

Sifat khas dari suatu material adalah memiliki resistivitas yaitu besaran
yang menunjukkan tingkat hambatan material terhadap arus listrik. Pendekatan
yang digunakan untuk mendapatkan resistivitas setiap medium di bawah bumi
permukaan bumi yaitu dengan mengasumsikan bahwa bumi merupakan suatu
medium yang homogen isotropis (Andriyani, 2010).

Dari hasil pengukuran arus dan beda potensial untu setiap jarak elektroda
tertentu, dapat ditentukan variasi harga hambatan jenis masing-masing lapisan di
bawah titik ukur. Konfigurasi ini menempatkan elektroda arus dan elektroda
potensial bergerak bersama-sama, sehingga diperoleh harga tahanan jenis semu
secara lateral (horizontal).

Gambar 2. 1. Konfigurasi Dipole – Dipole

(Andriyani, 2010).
BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 15 April 2016 pukul 08.00
WITA - Selesai. Bertempat di lahan kosong samping Lapangan Tenis Universitas
Lambung Mangkurat Banjarbaru.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah :

1. Resistivity meter OYO McOHM 2119EL Jepang, sebagai penyaji data


berupa nilai hambatan, beda potensial dan arus.
2. Alat ukur berupa meteran, sebagai pengukur jarak elektroda.
3. Penjepit, sebagai penghubung kabel dengan elektroda.
4. Elektroda arus dan potensial, sebagai tahanan jenis.
5. Kabel, sebagai penghubung dengan resistivity.
6. Aki, sebagai sumber tenaga listrik
7. Palu geologi, digunakan untuk membantu menancapkan elektroda ke
tanah.

3.3 Prosedur Percobaan

a. Prosedur Pengukuran

Adapun prosedur percobaan kali iniadalah:

1. Membuat lubang untuk objek silinder berdiri.


2. Menentukan posisi rentang area yang akan dihitung tahanan jenisnya
dengan membentangkan meteran sepanjang 3,6 m.
3. Mengatur jarak antara arus dan beda potensial dengan menggunakan
metode konfigurasi dipole - dipole yaitu C2-C1-P1-P2
4. Menancapkan elektroda pada permukaan tanah dengan spasi yang telah
ditentukan sesuai dengan konfigurasinya
5. Menjepit elektroda yang telah terhubung dengan kabel geolistrik.
6. Menghidupkan resistivitymeter, menekan tombol enter dan membaca nilai
R (ohm) dengan sebelumnya dihidupkan dengan aki.
7. Mencatat data hasil pengamatan pada tabel yang disediakan.
8. Mengubah – ubah jarak elektroda dan mencatat hasil pengamatan.

b. Prosedur Pengolahan Data


Data hasil pengukuran dan perhitungan diolah dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Data resistivitas semu hasil perhitungan, datum point dan spasi
elektroda dimasukkan ke program notepad dalam bentuk file text
dimana program notepad berfungsi untuk merekap data dan
disimpan dalam format file .dat. Berikut penjelasan dari masing-
masing baris dalam notepad :
a. Line 1 adalah Judul.
b. Line 2 adalah spasi terkecil yang digunakan pada saat
pengukuran.
c. Line 3 adalah jenis susunan konfigurasi yang digunakan
(dipole - dipole).
d. Line 4 adalah jumlah total data pengukuran.
e. Line 5 adalah tipe dari lokasi untuk datum point. Ketik
angka 1 karena datum point diketahui.
f. Line 6, ketik 0 untuk data resistivitas.
g. Line 7 adalah memasukan data pengukuran dan perhitungan
yaitu jarak mid point (kolom 1), hasil perkalian spasi dengan
lintasan pengukuran/lapisan (kolom 2) dan nilai resistivitas
semu (kolom 3.).
h. Line 8 ketik 0 yang terdiri dari 4 line.
2. Selanjutnya disimpan dalam file .dat maupun .text. Data yang
sudah disimpan dalam bentuk file *.dat sesuai format data
Res2dinv, selanjutnya dilakukan inversi untuk menampilkan
gambar sebaran bawah permukaan daerah praktikum, langkah-
langkahnya sebagai berikut:
a. Jalankan program Res2dinv
b. Kemudian klik file - Read data file.
c. Kemudian melakukan inversi dengan metode least-square
dengan cara klik Inversion - Least-squares inversion.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Tabel 4.l. Data Hasil Pengamatan


No. n C2 C1 P1 P2 R
1 1 0 0.15 0.3 0.45 25, 298
2 1 0.15 0.3 0.45 0.6 93.306
3 1 0.3 0.45 0.6 0.75 92.464
4 1 0.45 0.6 0.75 0.9 80.607
5 1 0.6 0.75 0.9 1.05 39.845
6 1 0.75 0.9 1.05 1.2 54.909
7 1 0.9 1.05 1.2 1.35 36.9
8 1 1.05 1.2 1.35 1.5 42.85
9 1 1.2 1.35 1.5 1.65 46.891
10 1 1.35 1.5 1.65 1.8 37.213
11 1 1.5 1.65 1.8 1.95 40.357
12 1 1.65 1.8 1.95 2.1 57.871
13 1 1.8 1.95 2.1 2.25 35.465
14 1 1.95 2.1 2.25 2.4 48.974
15 1 2.1 2.25 2.4 2.55 38.767
16 1 2.25 2.4 2.55 2.7 27.611
17 1 2.4 2.55 2.7 2.85 25.516
18 1 2.55 2.7 2.85 3 49.116
19 1 2.7 2.85 3 3.15 27.448
20 1 2.85 3 3.15 3.3 9.882
21 1 3 3.15 3.3 3.45 16.757
22 1 3.15 3.3 3.45 3.6 18.23
23 2 0 0.15 0.45 0.6 22.013
24 2 0.15 0.3 0.6 0.75 20.745
25 2 0.3 0.45 0.75 0.9 24.627
26 2 0.45 0.6 0.9 1.05 18.96
27 2 0.6 0.75 1.05 1.2 18.38
28 2 0.75 0.9 1.2 1.35 18.22
29 2 0.9 1.05 1.35 1.5 16.318
30 2 1.05 1.2 1.5 1.65 18.931
31 2 1.2 1.35 1.65 1.8 15.248
32 2 1.35 1.5 1.8 1.95 13.438
33 2 1.5 1.65 1.95 2.1 17.671
34 2 1.65 1.8 2.1 2.25 14.777
35 2 1.8 1.95 2.25 2.4 10.974
36 2 1.95 2.1 2.4 2.55 14.058
37 2 2.1 2.25 2.55 2.7 9.262
38 2 2.25 2.4 2.7 2.85 5.905
39 2 2.4 2.55 2.85 3 7.224
40 2 2.55 2.7 3 3.15 7.429
41 2 2.7 2.85 3.15 3.3 5.38
42 2 2.85 3 3.3 3.45 10.484
43 2 3 3.15 3.45 3.6 15.271
44 3 0 0.15 0.6 0.75 12.473
45 3 0.15 0.3 0.75 0.9 11.668
46 3 0.3 0.45 0.9 1.05 8.615
47 3 0.45 0.6 1.05 1.2 10.716
48 3 0.6 0.75 1.2 1.35 8.861
49 3 0.75 0.9 1.35 1.5 11.167
50 3 0.9 1.05 1.5 1.65 9.038
51 3 1.05 1.2 1.65 1.8 9.398
52 3 1.2 1.35 1.8 1.95 7.11
53 3 1.35 1.5 1.95 2.1 9.365
54 3 1.5 1.65 2.1 2.25 9.41
55 3 1.65 1.8 2.25 2.4 6.097
56 3 1.8 1.95 2.4 2.55 4.786
57 3 1.95 2.1 2.55 2.7 8.049
58 3 2.1 2.25 2.7 2.85 4.571
59 3 2.25 2.4 2.85 3 3.08
60 3 2.4 2.55 3 3.15 3.174
61 3 2.55 2.7 3.15 3.3 2.717
62 3 2.7 2.85 3.3 3.45 2.572
63 3 2.85 3 3.45 3.6 5.921
64 4 0 0.15 0.75 0.9 7.781
65 4 0.15 0.3 0.9 1.05 4.077
66 4 0.3 0.45 1.05 1.2 5.58
67 4 0.45 0.6 1.2 1.35 5.571
68 4 0.6 0.75 1.35 1.5 5.451
69 4 0.75 0.9 1.5 1.65 7.221
70 4 0.9 1.05 1.65 1.8 4.48
71 4 1.05 1.2 1.8 1.95 6.472
72 4 1.2 1.35 1.95 2.1 6.262
73 4 1.35 1.5 2.1 2.25 4.469
74 4 1.5 1.65 2.25 2.4 6.591
75 4 1.65 1.8 2.4 2.55 2.156
76 4 1.8 1.95 2.55 2.7 4.661
77 4 1.95 2.1 2.7 2.85 3.783
78 4 2.1 2.25 2.85 3 4.212
79 4 2.25 2.4 3 3.15 1.768
80 4 2.4 2.55 3.15 3.3 2.362
81 4 2.55 2.7 3.3 3.45 2.256
82 4 2.7 2.85 3.45 3.6 2.133
83 5 0 0.15 0.9 1.05 4.388
84 5 0.15 0.3 1.05 1.2 3.983
85 5 0.3 0.45 1.2 1.35 3.464
86 5 0.45 0.6 1.35 1.5 4.367
87 5 0.6 0.75 1.5 1.65 4.799
88 5 0.75 0.9 1.65 1.8 4.148
89 5 0.9 1.05 1.8 1.95 2.517
90 5 1.05 1.2 1.95 2.1 4.349
91 5 1.2 1.35 2.1 2.25 3.925
92 5 1.35 1.5 2.25 2.4 3.465
93 5 1.5 1.65 2.4 2.55 3.066
94 5 1.65 1.8 2.55 2.7 1.891
95 5 1.8 1.95 2.7 2.85 1.323
96 5 1.95 2.1 2.85 3 3.427
97 5 2.1 2.25 3 3.15 2.393
98 5 2.25 2.4 3.15 3.3 2.629
99 5 2.4 2.55 3.3 3.45 1.287
100 5 2.55 2.7 3.45 3.6 1.986
101 6 0 0.15 1.05 1.2 2.121
102 6 0.15 0.3 1.2 1.35 2.192
103 6 0.3 0.45 1.35 1.5 2.283
104 6 0.45 0.6 1.5 1.65 3.249
105 6 0.6 0.75 1.65 1.8 2.675
106 6 0.75 0.9 1.8 1.95 1.333
107 6 0.9 1.05 1.95 2.1 2.859
108 6 1.05 1.2 2.1 2.25 2.05
109 6 1.2 1.35 2.25 2.4 2.096
110 6 1.35 1.5 2.4 2.55 2.152
111 6 1.5 1.65 2.55 2.7 1.189
112 6 1.65 1.8 2.7 2.85 1.105
113 6 1.8 1.95 2.85 3 0.74
114 6 1.95 2.1 3 3.15 2.669
115 6 2.1 2.25 3.15 3.3 0.536
116 6 2.25 2.4 3.3 3.45 1.18
117 6 2.4 2.55 3.45 3.6 1.085

Tabel 4.2. Data Hasil Perhitungan


md K= n (n+1) (n+2) a a r
0.225 2.826 0.15 315.4918
0.375 2.826 0.15 263.6828
0.525 2.826 0.15 261.3033
0.675 2.826 0.15 227.7954
0.825 2.826 0.15 112.602
0.975 2.826 0.15 155.1728
1.125 2.826 0.15 104.2794
1.275 2.826 0.15 121.0941
1.425 2.826 0.15 132.514
1.575 2.826 0.15 105.1639
1.725 2.826 0.15 114.0489
1.875 2.826 0.15 163.5434
2.025 2.826 0.15 100.2241
2.175 2.826 0.15 138.4005
2.325 2.826 0.15 109.5555
2.475 2.826 0.15 78.02869
2.625 2.826 0.15 72.10822
2.775 2.826 0.15 138.8018
2.925 2.826 0.15 77.56805
3.075 2.826 0.15 27.92653
3.225 2.826 0.15 47.35528
3.375 2.826 0.15 51.51798
0.3 11.304 0.15 248.835
0.45 11.304 0.15 234.5015
0.6 11.304 0.15 278.3836
0.75 11.304 0.15 214.3238
0.9 11.304 0.15 207.7675
1.05 11.304 0.15 205.9589
1.2 11.304 0.15 184.4587
1.35 11.304 0.15 213.996
1.5 11.304 0.15 172.3634
1.65 11.304 0.15 151.9032
1.8 11.304 0.15 199.753
1.95 11.304 0.15 167.0392
2.1 11.304 0.15 124.0501
2.25 11.304 0.15 158.9116
2.4 11.304 0.15 104.6976
2.55 11.304 0.15 66.75012
2.7 11.304 0.15 81.6601
2.85 11.304 0.15 83.97742
3 11.304 0.15 60.81552
3.15 11.304 0.15 118.5111
3.3 11.304 0.15 172.6234
0.375 28.26 0.15 352.487
0.525 28.26 0.15 329.7377
0.675 28.26 0.15 243.4599
0.825 28.26 0.15 302.8342
0.975 28.26 0.15 250.4119
1.125 28.26 0.15 315.5794
1.275 28.26 0.15 255.4139
1.425 28.26 0.15 265.5875
1.575 28.26 0.15 200.9286
1.725 28.26 0.15 264.6549
1.875 28.26 0.15 265.9266
2.025 28.26 0.15 172.3012
2.175 28.26 0.15 135.2524
2.325 28.26 0.15 227.4647
2.475 28.26 0.15 129.1765
2.625 28.26 0.15 87.0408
2.775 28.26 0.15 89.69724
2.925 28.26 0.15 76.78242
3.075 28.26 0.15 72.68472
3.225 28.26 0.15 167.3275
0.45 56.52 0.15 439.7821
0.6 56.52 0.15 230.432
0.75 56.52 0.15 315.3816
0.9 56.52 0.15 314.8729
1.05 56.52 0.15 308.0905
1.2 56.52 0.15 408.1309
1.35 56.52 0.15 253.2096
1.5 56.52 0.15 365.7974
1.65 56.52 0.15 353.9282
1.8 56.52 0.15 252.5879
1.95 56.52 0.15 372.5233
2.1 56.52 0.15 121.8571
2.25 56.52 0.15 263.4397
2.4 56.52 0.15 213.8152
2.55 56.52 0.15 238.0622
2.7 56.52 0.15 99.92736
2.85 56.52 0.15 133.5002
3 56.52 0.15 127.5091
3.15 56.52 0.15 120.5572
0.525 98.91 0.15 434.0171
0.675 98.91 0.15 393.9585
0.825 98.91 0.15 342.6242
0.975 98.91 0.15 431.94
1.125 98.91 0.15 474.6691
1.275 98.91 0.15 410.2787
1.425 98.91 0.15 248.9565
1.575 98.91 0.15 430.1596
1.725 98.91 0.15 388.2218
1.875 98.91 0.15 342.7232
2.025 98.91 0.15 303.2581
2.175 98.91 0.15 187.0388
2.325 98.91 0.15 130.8579
2.475 98.91 0.15 338.9646
2.625 98.91 0.15 236.6916
2.775 98.91 0.15 260.0344
2.925 98.91 0.15 127.2972
3.075 98.91 0.15 196.4353
0.6 158.256 0.15 335.661
0.75 158.256 0.15 346.8972
0.9 158.256 0.15 361.2984
1.05 158.256 0.15 514.1737
1.2 158.256 0.15 423.3348
1.35 158.256 0.15 210.9552
1.5 158.256 0.15 452.4539
1.65 158.256 0.15 324.4248
1.8 158.256 0.15 331.7046
1.95 158.256 0.15 340.5669
2.1 158.256 0.15 188.1664
2.25 158.256 0.15 174.8729
2.4 158.256 0.15 117.1094
2.55 158.256 0.15 422.3853
2.7 158.256 0.15 84.82522
2.85 158.256 0.15 186.7421
3 158.256 0.15 171.7078

C 1+C 2+ P 1+ P 2
 Mid point =
4

 K = πna (1+ n ) (2+n)

 =K.R

Gambar 4.1 Hasil Pengolahan Data Menggunakan Res2Dinv

4.2 Pembahasan

Pengambilan data lapangan menggunakan metode geolistrik 2D konfigurasi


dipole-dipole memiliki tujuan untuk memperkirakan pola material di bawah
permukaan dengan konfigurasi dipole-dipole. Lokasi pengambilan data terletak
di depan gedung 2 FMIPA UNLAM.
Data yang diperoleh merupakan hasil dari arus dan tegangan yang
diinjeksikan ke bawah permukaan bumi sehingga diperoleh nilai resistivitas pada
alat resistivitymeter. Perubahan nilai resistivitas tergantung pada jenis-jenis
batuan yang dilalui arus dan tegangan tersebut. Berdasarkan nilai-nilai resistivitas
ini maka akan dapat diketahui jenis penyusun bawah permukaan bumi.

Pengambilan data lapangan dilakukan dengan panjang lintasan sepanjang


3,6 meter dengan spasi 0,15 meter. Data-data hasil pengukuran dilapangan dapat
dikatakan sebagai data resistivitas semu. Pengolahan data lapangan ini
menggunakan software Res2dinv. Sebelum menggunakan software Res2dinv
data diolah terlebih dahulu menggunakan microsoft excel untuk mencari nilai mid
point yang akan digunakan untuk menginterpretasi data lapangan menggunakan
program Res2dinv.

Hasil pengolahan data dapat dilihat pada lampiran diperoleh bahwa pada
lapisan atas terdapat warna biru sangat tua diduga merupakan lempung dengan
nilai resitivitas sebesar 32,7 – 61,2  dan warna biru muda hingga hijau
merupakan pasir dengan nilai resitivitas sebesar 115 - 215  dan warna hijau tua
hingga merah diduga paduan pasir dan kerikil dengan nilai resitivitas sebesar 402
- 1410 . Serta pada lapisan terbawah terlihat ½ penampang medium yang
digunakan yaitu berbentuk silinder berdiri yaitu yang berwarna ungu dengan nilai
resitivitas sebesar 2640 , namun hanya setengah bagian saja karena maksimal
kedalaman dari konfigurasi ini hanya 0,9/2 = 0,45 meter. Jika dibandingkan
dengan praktikum sebelumnya, maka hasil yang didapatkan adalah sama. Namun,
nilai resistivitasnya saja yang sedikit berbeda.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari percobaan ini, diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1. Metode geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang


mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi dan bagaimana cara
mendeteksinya di permukaan bumi.
2. Berdasarkan nilai-nilai resistivitas akan diketahui jenis penyusun bawah
permukaan bumi.
3. Dugaan litologi di daerah penelitian yaitu lempung, pasir dan paduan pasir
dan kerikil dan objek
pada lapisan atas terdapat warna biru sangat tua diduga merupakan
lempung dengan nilai resitivitas sebesar 32,7 – 61,2  dan warna biru
muda hingga hijau merupakan pasir dengan nilai resitivitas sebesar 115 -
215  dan warna hijau tua hingga merah diduga paduan pasir dan kerikil
dengan nilai resitivitas sebesar 402 - 1410 . Serta pada lapisan terbawah
terlihat ½ penampang medium yang digunakan yaitu berbentuk silinder
berdiri yaitu yang berwarna ungu dengan nilai resitivitas sebesar 2640 ,

5.2 Saran
Sebelum melakukan pengolahan data sebaiknya mencari reperensi dulu
sebagai panduan dan pertimbangan.

LAMPIRAN

−1
1 1 1 1
K=2 π ( − − +
r1 r2 r3 r 4 )
−1
1 1 1 1
¿2π ( − − +
na a+na a+na 2 a+na )
−1
1 2 1
¿2π ( − +
na a+na 2 a+ na )
¿ πna (1+ n ) (2+n)
Gambar 1 Hasil Pengolahan Data Menggunakan Res2Dinv

DAFTAR PUSTAKA

Andriyani, M. 2010. Identifikasi Arah Rembesan dan Letak Akumulasi Lindi


dengan Metode.

Heryanto, R & N. Sikumbang. 1994. Peta Geologi Lembar Banjarmasin,


Kalimantan. Bandung.

Setiyawan, Teguh, dkk. 2009. Interpretasi Bawah Permukaan Daerah Porong


Sidoarjo dengan Menggunakan Metode Geolistrik Tahanan Jenis Untuk
Mendapatkan Bidang patahan. . FMIPA ITS. Surabaya.

Telford, W. M., Geldart, L. P., Sherif, R.E dan Keys, D. D. 1988.


Applied Geophysics First Edition. Cambridge University Press.
Cambridge. New York.

Tim BPS Banjarbaru. 2011. Buku Sanitasi Putih Kota Banjarbaru Provinsi
Kalimantan Selatan BAB 2. Banjarbaru.

Anda mungkin juga menyukai