Anda di halaman 1dari 11

BAB II

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ketika seberkas cahaya mengenai permukaan suatu benda,maka


cahaya tersebut ada yang dipantulkan da nada yang diteruskan. Jika benda
tersebut transparan seperti kaca atau air, maka sebagian cahaya yang
diteruskan terlihat dibelokkan, dikenal dengan pembiasan.
Pembiasan cahaya merupakan peristiwa pembelokan cahaya ketika
cahaya mengenai bidang batas antara dua zat yang dapat dilalui cahaya,
antara dua medium yang berbeda. Contoh dalam kehidupan sehari-hari
yang berkaitan dengan pembiasan cahaya, antara lain: dasar kolam yang
nampak dangkal dari sebenarnya, sebatang pensil yang dicelukan kedalam
gelas yang berisi air tampak membengkok atau kelihatan seperti patah
dengan kedalaman air yang tampak lebih dangkal. Perbandingan antara
sudut datanh (i) dengan sudut pantul bias (r) pada perambatan cahaya dari
suatu medium ke medium lain merupakan bilangan tetap.
Jika cepat rambat cahaya dalam suatu medium maka ketika cahaya
lewat dari satu medium ke medium yang lainnya, cahaya akan dibiaskan
karena cepat rambat cahaya berbeda ketika dalam medium. Cepat rambat
dalam medium apa saja selalu lebih kecil daripada cepat rambat cahaya
dalam udara/vakum.
Pada percobaan ini dilakukan pengamatan Hukum Pembiasan
dengan tujuan dapat melukis grafik hubungan antar sin i dengan sin r,
menemukan indeks bias air, dan teliti mengukur sudut datang dan sudut
bias. Oleh karena itu, untuk membuktikan hal tersebut maka dilakukan
percobaan ini.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara melukis grafik hubungan antara sin I dengan sin r?
2. Bagaimana cara menemukan indeks bias air?
3. Bagaimana cara mengukur sudut dating dan sudut bias?

C. Pertanyaan Peneliti
1. Berapa besar arah pembelokan cahaya dengan menggunakan Hukum
Snellius?
2. Berapakah indeks air dan ketidakpastiannya?

D. Tujuan Percobaan
1. Dapat melukis grafik hubungan antara sin I dengan sin r.
2. Dapat menemukan indeks bias air.
3. Teliti mengukur sudut dating dan sudut bias.

E. Manfaat Percobaan
1. Agar praktikan dapat membuktikan hukum pembiasan Snellius tentang
pembiasa cahaya.
2. Agar praktikan mampu menentukan indeks bias zat cair.
3. Agar praktikan mengetahui dan menentukan factor-faktor pembiasan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. KAJIAN PUSTAKA
1. Pembiasan
Pembiasan terjadi karena gelombang memasuki medium
yang berbeda dan kecepatan gelombang pada medium awal dan
medium yang dimasuki berbeda. Jika arah dating gelombang tidak
sejajar dengan garis normsl maka pembiasan menyebabkan
pembelokan arah rambat gelombang. Gelombang air yang melalui
daerah yang lebih dangkal mengalami perubahan kecepatan,
sehingga terjadi pembiasan. Cahaya yang bergerak dari udara ke
air mengalami pembiasan karena perbedaan kecepatan cahaya di
udara dan di air. Gambar 2.1 adalah contoh pembiasan gelombang
air dan gelombang cahaya.

Pertanyaan berikut adalah bagaimana hubungan antara arah


gelombang dating dan arah gelombang bias? Misalkan kecepatan
gelombang pada medium pertama adalah v1 dan kecepatan
gelombang pada medium kedua ada v2. Misalkan gelombang
dating dari medium pertama ke medium kedua, maka hubungan
antara sudut dating dan sudut bias
memenuhi :

sin θd sin θb
= …..…………………………………..(2.1)
v1 v2

dengan

θ d sudut dating dan


θb sudut bias .
Gambar 2.1 Pembiasan gelombang air dan gelombang cahaya

Pembuktian hukum pembiasan (dapat dilewati). Kita


dapat membuktikan persamaan di atas seperti saat membuktikan
hukum pemantulan. Mari kita perhatikan gambar 2.2.
Gelombang yang dibiaskan berupa gelombang bidang.
a. Pada saat t1 (gambar atas), baru bagian bawah gelombang
meneyentuh bidang batas. Bagian atas masih belum mencapai
bidang batas.
b. Pada saat t2 (gambar tengah), bagian atas gelombang telah
menyentuh bidang pantul sedangkan bagian bawah sudah
dibiaskan.
c. Pada saat t3 (gambar bawah), bagian atas dan bawah
gelombang sudah dibiaskan mengikuti bagian bawah.

Mari kita perhatikan gambar tengah. Perhatikan titik A, B,


C, dan D. waktu yang diperlukan gelombang merambat dan titik
A ke titik D persis sama dengan waktu yang diperlukan
gelombang merambat dari titik B ke titik C. jika selang waktu
tersebut adalah ∆ t maka :

AD = V2∆ t
BC = V1∆ t
Segitiga ADC dan ABC adalah segitiga siku-siku dengan sudut
siku-siku berada dititik D dan titik B. Dengan demikian

BC = ACsinθd
AD = ACsin θb

Selanjutnya dengan menggunakan empat persamaan di atas maka


kita dapat menulis :

V1∆ t = ACsinθd
V2∆ t = Acsinθb

Jika dua persamaan terakhir dibagi maka diperoleh :

v 1 ∆ t ACsinθd
=
v 2 ∆ t ACsin θb

Atau
sinθd sinθb
=
v1 v2

Khusus untuk gelombang cahaya, kecepatan rambat


gelombang dalam medium dengan indekas bias n adalah v = c/n.
dengan demikian, hukum pembiasan untuk gelombang cahaya
dapat ditulis :

sinθd
c sinθb
n1= c ¿
¿
n2

Atau
n1sinθd = n2sinθb

yang merupakan ungakapan hukum snell. Jelas dari hukum ini


bahwa jika gelombang masuk ke medium dengan indeks bias lebih
besar maka arah rambat mendekati garis normal, dan sebaliknya.

(Abdullah, 2017: 606-610)

2. Indeks Bias Mutlak


Indeks bias mutlak suatu medium didefinisikan sebagai
perbandingan cepat rambat cahaya di ruang hampa (c) terhadap
cepat rambat cahaya di medium tersebut (v). ini dapat dirumuskan
sebagai :

N = c/v

Dimana : n = indeks bias


c = laju cahaya dalam ruang hampa (3 x 108 m/s)
v = laju cahaya dalam zat

Indeks bias tidak pernah lebih kecil dari 1 (artinya, n < 1),>.

3. Pembiasan Pada Medium Plan Paralel


Gambar 2.2 pembiasan pada medium plan parallel
Berdasarkan dengan rumusan masalah di atas, maka kita
berbicara masalah pembiasan yang terjadi pada kaca plan parallel.
Jika suatu gelombang datar tiba pada bidang batas suatu medium
yang kerapatannya berbeda, maka sebagian gelombang akan
direfleksikan dan sebagian lagi akan diteruskanke dalam medium
kedua. Karena kerapatan medium pertama dan kedua berbeda,
maka arah propagasi gelombang berubah (terbias).

4. Pembiasan Pada Prisma

Gambar 2.3 Pembiasan pada prisma

Bahan bening yang dibatasi oleh dua bidang permukaan


yang bersudut disebut prisma. Besarnya sudut antara kedua
permukaan itu disebut sudut pembias (B). Apabila seberkas cahaya
masuk pada salah satu permukaan prisma, cahaya akan dibiaskan
dari permukaan prisma lainnya. Karena adanya dua kali pembiasan,
maka pada prisma terbentuklah sudut penyimpangan yang disebut
sudut deviasi. Sudut deviasi adalah sudut yang dibentuk oleh
perpotongan dan perpanjangan cahaya dating dengan perpanjangan
cahaya bias yang meninggalkan prisma. P, Q, R, dan S menyatakan
jalannya cahaya dari udara masuk ke dalam prisma kemudian
meninggalkan prisma lagi.
Berlaku :

Sudut deviasi minimum

Menurut Snellius

Untuk sudut Dmin dan β yang kecil, maka

(Nurlina, 2017: 157-160)

B. HIPOTESIS
Jika gelombang masuk ke medium dengan indeks bias lebih besar
maka arah rambat mendekati garis normal, dan sebaliknya. Indeks bias tidak
pernah lebih kecil dari 1 (artinya, n < 1),>.

Anda mungkin juga menyukai