Anda di halaman 1dari 9

Petroleum System (Sistem Minyak dan Gas Bumi) Faktor-faktor yang menjadi perhatian studi Petroleum System adalah

batuan sumber (source rocks), pematangan (maturasi), reservoir, migrasi, timing, perangkap (trap), batuan penyekat (sealing rock) dan fracture gradient. SOURCE ROCKS

Source rocks adalah endapan sedimen yang mengandung bahan-bahan organik yang dapat menghasilan minyak dan gas bumi ketika endapan tersebut tertimbun dan terpanaskan. Bahan-bahan organik yang terdapat didalam endapan sedimen selanjutnya dikenal dengan kerogen (dalam bahasa Yunani berarti penghasil lilin). Terdapat empat tipe kerogen: Tipe I: bahan- bahan organic kerogen Tipe I merupakan alga dari lingkungan pegendapan lacustrine dan lagoon.Tipe I ini dapat mengkasilkan minyak ringan (light oil) dengan kuallitas yang bagus serta mampu menghasilkan gas. Tipe II: merupakan campuran material tumbuhan serta mikroorganisme laut. Tipe ini merupakan bahan utama minyak bumi serta gas. Tipe III: Tanaman darat dalam endapan yang mengandung batu bara. Tipe ini umumnya menghasilkan gas dan sedikit minyak. Tipe IV: bahan-bahan tanaman yang teroksidasi. Tipe ini tidak bisa menghasilkan minyak dan gas.

Kandungan kerogen dari suatu source rock dikenal dengan TOC (Total Organic Carbon), dimana standar minimal untuk 'keekonomisan' harus lebih besar dari 0.5%.

Implikasi penting dari pengetahuan tipe kerogen dari sebuah prospek adalah kita dapat memprediksikan jenis hidrokarbon yang mungkin dihasilkan (minyak, gas, minyak & gas bahkan tidak ada migas). MATURASI Maturasi adalah proses perubahan secara biologi, fisika, dan kimia dari kerogen menjadi minyak dan gas bumi. Proses maturasi berawal sejak endapan sedimen yang kaya bahan organic terendapkan. Pada tahapan ini, terjadi reaksi pada temperatur rendah yang melibatkan bakteri anaerobic yang mereduksi oksigen, nitrogen dan belerang sehingga menghasilkan konsentrasi hidrokarbon.

Proses ini terus berlangsung sampai suhu batuan mencapai 50 derajat celcius. Selanjutnya, efek peningkatan temperatur menjadi sangat berpengaruh sejalan dengan tingkat reaksi dari bahan-bahan organik kerogen. Karena temperatur terus mengingkat sejalan dengan bertambahnya kedalaman, efek pemanasan secara alamiah ditentukan oleh seberapa dalam batuan sumber tertimbun (gradien geothermal).

Gambar dibawah ini menunjukkan proporsi relatif dari minyak dan gas untuk kerogen tipe II, yang tertimbun di daerah dengan gradien geothermal sekitar 35 C km -1 .

from OpenLearn - LearningSpace Terlihat bahwa minyak bumi secara signifikan dapat dihasilkan diatas temperature 50 C atau pada kedalaman sekitar 1200m lalu terhenti pada suhu 180 derajat atau pada kedalaman 5200m. Sedangkan gas terbentuk secara signifikan sejalan dengan bertambahnya temperature/kedalaman.

Gas yang dihasilkan karena factor temperatur disebut dengan termogenic gas, sedangkan

yang dihasilkan oleh aktivitas bakteri (suhu rendah, kedalaman dangkal <600m) disebut dengan biogenic gas. Gambar di bawah ini merupakan contoh penampang kedalaman dari lapisan-lapisan batuan sumber, serta prediksi temperatur dengan cara menggunakan contoh kurva di atas. Dari penampang ini dapat diprediksikan apakah source tersebut berada dalam oil window, gas window, dll. Metoda ini dikenal dengan metoda Lopatin ( 1971). Terlihat jelas, metoda Lopatin hanya berdasarkan temperature dan mengabaikan efek reaksi kimia serta biologi.

Courtesy Fettes College RESERVOIR Adalah batuan yang mampu menyimpan dan mengalirkan hidrokarbon. Dengan kata lain batuan tersebut harus memiliki porositas dan permeabilitas. Jenis reservoir umumnya batu pasir dan batuan karbonat dengan porositas 15-30% (baik porositas primer maupun sekunder) serta permeabilitas minimum sekitar 1 mD (mili Darcy) untuk gas dan 10 mD untuk minyak ringan (light oil). Berikut contoh-contoh reservoir berikut nilai porositas, permeabilitas, dll. (klik untuk memperbesar):

from OpenLearn LearningSpace MIGRASI Migrasi adalah proses trasportasi minyak dan gas dari batuan sumber menuju reservoir. Proses migrasi berawal dari migrasi primer (primary migration), yakni transportasi dari source rock ke reservoir secara langsung. Lalu diikuti oleh migrasi sekunder (secondary migration), yakni migrasi dalam batuan reservoir nya itu sendiri (dari reservoir bagian dalam ke reservoir bagian dangkal).

from OpenLearn LearningSpace Prinsip dasar identifikasi jalur-jalur migrasi hidrokarbon adalah dengan membuat peta reservoir. Kebalikannya dari air sungai di permukaan bumi, hidrokarbon akan melewati punggungan (bukit-bukit) dari morfologi reservoir. Daerah yang teraliri hidrokarbon disebut dengan drainage area (Analogi Daerah Aliran Sungai di permukan bumi). Jika perangkap tersebut telah terisi penuh (fill to spill) sampai spill point, maka hidrokarbon tersebut akan tumpah (spill) ke tempat yang lebih dangkal. Berikut contohnya:

Courtesy Sintef TIMING Waktu pengisian minyak dan gas bumi pada sebuah perangkap merupakan hal yang sangat penting. Karena kita menginginkan agar perangkap tersebut terbentuk sebelum migrasi, jika tidak, maka hidrokarbon telah terlanjur lewat sebelum perangkap tersebut terbentuk. TRAP Terdapat macam-macam perangkap hidrokarbon: perangkap stratigrafi (D), perangkap struktur (A-C) dan kombinasi (E).

from OpenLearn - Learning Space SEAL Seal adalah system batuan penyekat yang bersifat tidak permeable seperti batulempung/mudstone, anhydrite dan garam. FRACTURE GRADIENT

Didalam evaluasi prospek, kurva fracture gradient diperlukan diantaranya untuk memprediksi sejauh mana overburden rocks mampu menahan minyak dan gas bumi. Semakin tebal suatu overburden, maka semakin banyak volume hydrocarbon yang mampu ditahan. Gambar dibawah ini menunjukkan kurva fracture gradient dari gas, minyak dan air formasi dari sebuah lapangan. Berdasarkan kurva ini, jika kita memiliki sebuah perangkap dengan ketebalan overburden (c), maka ketebalan kolom gas maksimal yang mampu ditahan adalah (c-a), dan ketebalan kolom minyak adalah (c-b), selebihnya hidrokarbon tersebut akan merembes keluar penyekat.
The concept of the petroleum system (Magoon, 1987, 1988) provides geoscientists with a unifying model to explain the distribution of hydrocarbons in the shallow subsurface (Earths crust). In simplest terms, the concept emphasizes the genetic relationship between a generative petroleum source rock a nd the resulting entrapped accumulations. Basic elements of a petroleum system include the following: > Source rock > Migration path > Reservoir rock > Seal (top, bottom, lateral)

Cross-section of a generic petroleum system, including source and reservoir rocks, traps, and migration pathways. (modified from Magoon, 1988) Plan view of the petroleum system shown above; line of cross -section shown in purple. (redrawn from Magoon, 1988)

In addition to these four basic components, a petroleum system b y definition includes all the geologic processes

required to create these elements. Crucial factors of proven (i.e., economic) petroleum systems include: > Organic richness/type and volume of generative source rock > Adequate burial history to ensure prope r time-temperature conditions for source rock maturation > Timing of maturation and expulsion in relation to timing of trap formation > Presence of migration pathway linking source and reservoir rocks > Preservation of trapping conditions from time of entr apment to present day > Relative efficiency of sealing layers

P O S T ED B Y A G U S A B D U LLA H , P H D A T 8 : 00 P M LA B ELS : M I S C ELLA N EO U S PENGOLAHAN DATA SEISMIK Digunakan untuk menguatkan kualitas sinyal dan menghilangkan noise. BAGIAN PENTING PENGOLAHAN DATA

Stacking

Persiapan Seismogram

Perhitungan Gelombang Seismik, Ketebalan Lapisan,

PERSIAPAN SEISMOGRAMDemultiplex

Proses demultiplexing menyatakan seismic wave amplitude pada jenis channelyg sama akan tetapi urutan recording yang berbeda -beda.

Vibroseis Sweep Adalah gelombang mini atau pulsa yang dihasilkan oleh sumber getar vibroseis.Sweep berkarakter sinusoidal dengan frekuensi semakin besar terhadap waktu. Korelasi Vibroseis Setelah vibroseis pita magnetic digital harus segera di demultiplex dan hasilnyadiplot, tetapi hal ini tetap tidak mungkin mengenali pantulan. Computer yangmelakukan pengelolahan akan membutuhkan penambahan untuk mengenaliseismogram. Prosedur ini disebut korelasi vibroseis. Stacking Stacking adalah proses menjumlahkan trace -trace seismik dalam satu CDP setelah koreksi NMO (Normal Move Out). Proses stacking memberikan keuntunganuntuk meningkatkan rasio signal terhadap noise (S/N ratio). CMP (common mid point) CDP (Common Deep Point) atau CMP (Common Mid Point) adalah istilahdalam pengambilan data seismik untuk konfigurasi sumber -penerima dimana terdapatsatu titik tetap dibawah permukaan bumi. Untuk kasus reflektor horisontal (tidak miring) CDP kadangkadang dikenal juga dengan CMP (Common Mid Point).

Koreksi Statik Koreksi statik adalah proses pengolahan data seismik untuk menggeser waktutrace seismik yang bergeser akibat lapisan lapuk di permukaan bumi atau akibatperbedaan topografi sumber dan penerima atau akibat perbedaan yang ekstrim padabatimetri dasar laut.

Analisis Kecepatan (Velocity Analysis) Analisa kecepatan adalah upaya untuk memprediksi kecepatan gelombangseismik sampai kedalaman tertentu. Analisa kecepatan dilakukan didalam prosespengolahan data seismik pada data CMP (Common Mid Point) gather. Informasikecepatan dari velocity a nalysis digunakan untuk koreksi NMO (Normal Move Out).

NMO adalah perbeddengan antara TWT (Two Way Time) pada offset tertentu dengan TWT pada zero offs et . koreksi nmo untuk menghilangkan efek jarak (ingat penampang seism ik yang anda interpretasi adalah offset zero. Migrasi seismik Migrasi adalah suatu proses untuk memindahkan kedudukan refllektor pada posisi dan waktu pantul yang sebenarnya berdasarkan lintas gelombang.

Maksud dari koreksi statik, yaitu menghilangkan pengaruh topografi terhadap sinyalsinyal seismik yang berasal dari lapisan pemantul dan sehingga didapatkan informasi geologi bawah permukaan yang bisa dipercaya. Topografi permukaan tanah umumnya tidak rata akan mengakibatkan bergesernya waktu datang sinyal -sinyal refleksi dari waktu yang diharapkan. Koreksi statik dilakukan pada data seismik dengan cara menggeser sejauh waktu tertentu (time shift) faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain sebagai berikut :

1. Perbedaan elevasi antara sumber dan penerima (geophone). 2. Adanya lapisan berkecepatan rendah (biasanya lapisan hasil pelapukan batuan) baik pada posisi sumber dan/ataugeophone. 3. Koreksi level datum pada posisi sumber dengan geophone. Koreksi statik mempengaruhi :
y Kemenerusan reflektor y Geometri struktur y Resolusi y Akurasi /ketepatan analisa kecepatan

Untuk struktur geologi yang kecil, akurasi koreksi statik sangat mempengaruhi pada saat pemetaannya. Koreksi statik juga bertujuan untuk menghilangkan pengaruh lapisan lapuk (weathering zone atau w-z) yang pada umumnya mempunyai kecepatan yang sangat rendah bila dibandingkan dengan lapisan-lapisan batuan yang ada di bawahnya. Setelah koreksi statik maka shot dangeophone seolah-olah diletakan di bidang datum.

Anda mungkin juga menyukai