Anda di halaman 1dari 44

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI.. vi
DAFTAR GAMBAR. vii
DAFTAR TABEL.. viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .. vv
1.2 Maksud dan Tujuan vv
1.2.1 Maksud... 1
1.2.2 Tujuan.. 1
1.3 Aplikasi Mineralogi pada Bidang Geologi..... 1
1.4 Aplikasi dalam Pertambangan.. 2
BAB II PENGERTIAN MINERAL
2.1 Pengertian Mineral. 3
2.1.1 L.G. Berry dan B. Mason, 1959. 3
2.1.2 D.G.A Whitten dan J.R.V. Brooks, 1972.. 3
2.2.3 A.W.R. Potter dan H. Robinson, 1977... 3
2.2 Proses pembentukan Mineral. 4
2.3 Mineral Pembentuk Batuan 8
2.3.I. Mineral Utama (Essensial Mineral)

2.3.2. Mineral Felsik ( mineral-mineral berwarna terang )..

2.3.3. Mineral Mafik (mineral yang berwarna gelap)..

10

BAB III KETERDAPATAN DALAM BATUAN


3.1 Mineral Primer.. 11
3.1.1 Mineral Falsic 11
3.1.2 Mineral Mafic.... 12
3.2 Mineral Skunder (Secondary Minerals)...

13

3.3 Mineral Tembahan ( Accessory Minerals)...

13

BAB IV TATACARA PENDISKRIPSIAN


4.1 Warna (Colour). 14
4.2 Kilap (Luster) 14
4.3 Cerat (Streak) 15
4.4 Kekerasan (hardness)... 16
4.5 Belahan (Cleavage)... 17
4.6 Pecahan (frukture)

17

4.7 Perawakan (Habit) 18


4.8 Sifat dalam (Tennacity)

18

4.9 Berat Jenis (Specific Graviti)

19

4.10 Kemagnetan 19
4.11 Susunan komposisi kimia (Chemistry)...

20

4.12 Daya lebur mineral.. 21


BABA V PENDESKRIPSIAN MINERAL
5.1 Native Element. 23
5.2 Shulphides 30
5.3 Oxides dan Hydroksides... 34
5.4 Carbonates 46
5.5 Sulfates..... 38
5.6 Silicates ... 38
BAB VI PERSENTASE MINERAL
6.1 Native Element. 34
6.1.1 Logam.. 34
6.1.1.1 Aurum (Au) 34
6.1.1.2 Cuprum (Cu).. 34
6.1.2 Semi-logam. 35
6.1.2.1 Bismuth (Bi)... 35

6.1.2.2 Arsenik (As)... 35


6.1.3 Non-logam. 35
6.1.3.1 Intan (C).. 35
6.1.3.2 Sulfur.. 35
6.2 Shulphides 35
6.3 Oxides dan Hydroksides..

37

6.4 Carbonates 40
6.5 Sulfates. 41
6.6 Silicates 42

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN


7.1 Kesimpulan.. 44
7.2 Saran 44
DAFTAR PUSTAKA..

vx

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam studi Geologi yang mempelajari keseluruhan hal-hal tentang Bumi mulai dari
pembentukkan, komposisi, sifat-sifat fisik, struktur, hingga gejala-gejala yang terjadi
didalamnya, kita tentu saja harus mempelajari dasar-dasar tentang Bumi dan juga pembagianpembagiannya secara khusus nantinya. Dan pada tahap pertama yang harus dipelajari adalah apa
sajakah sebenarnya materi-materi pembentuk Bumi kita ini. Setelah itu barulah kita dapat

mempelajari materi pada tingkat-tingkat selanjutnya yang ada dalam ruang lingkup studi Teknik
Geologi.
Pada materi yang telah kita pelajari sebelumnya, yaitu materi Kristalografi, telah
dijelaskan urutan materi pembentuk Bumi ini. Dari yang terkecil yaitu kristal, mineral dan
kemudian adalah batuan. Dan yang akan kita pelajari selanjutnya adalah tentang mineral. Dalam
mempelajari semua hal tentang mineral, mulai dari sifat-sifat fisiknya hingga keterdapatannya
pada batuan dinamakan dengan Mineralogi.
Pada tahap ini kita akan belajar tentang semua hal yang berkaitan dengan mineral. Dalam
studi Geologi, ini sangat penting, karena mineral adalah salah satu satuan dasar pembentuk Bumi
ini. Dan dengan bekal ilmu Kristalografi yang telah dipelajari sebelumnya, kita akan dapat
mengenal mineral-mineral apa sajakah yang terdapat di Bumi, bagaimana keterdapatannya,
hingga akhirnya juga dapat mengetahui manfaat dari mineral itu sendiri.
1.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Dalam studi Geologi, setelah mempelajari ilmu-ilmu tentang kristal, tahap selanjutnya
adalah mempalajari ilmu tentang mineral atau Mineralogi.
Mieralogi sendiri terkait dalam satu rangkaian dengan Kristalografi dalam
pembelajarannya. Terkait dengan mineral adalah komponen dasar dalam Geologi karena mineral
adalah pembentuk batuan yang menjadi inti dari Geologi. Tentu saja kita harus mempelajari dan
menguasainya untuk dapat melanjutkan pada tahap berikutnya. Dan dengan menjalani studi
Mineralogi, dimaksudkan agar kita dapat mengenal, mengetahui dan juga menguasai Mineralogi
yang menjadi salah satu dasar terpenting dalam Geologi.

Dengan bekal ilmu tentang kristal yang telah diperoleh sebelumnya, Mineralogi adalah
salah satu aplikasi dari ilmu tersebut. Dan pada akhirnya, dengan menguasai keduanya, akan
dapat lebih mudah dalam mempelajari ilmu Geologi pada tahap selanjutnya
1.2.2 Tujuan
Dalam kegiatan mempelajari dan melakukan praktikum Mineralogi, kita dituntut untuk
dapat :

1. Mengaplikasikan ilmu tentang kristal yang telah didapat sebelumnya.


2. Mengetahui defenisi dari mineral itu sendiri.
3. Mengetahui sifat-sifat fisik dari mineral.
4.Mampu melakukan penyelidikan secara fisik dari mineral.
5. Mengetahui keterdapatan mineral dalam batuan.
6. Mengetahui persentase komponen-komponen mineral.
7. Mengetahui aplikasi dari ilmu tentang mineral.
1.3 Aplikasi Mineralogi pada Bidang Geologi
Dalam bidang Geologi, mempelajari Mineralogi adalah sebagai dasarnya.Karena mineral
adalah satuan pembentuk Bumi dan pada dasarnya Bumi ini dibentuk dari mineral-mineral yang
menyatu dan membentuk batuan.Jadi, adalah hal yang tidak mungkin jika mempelajari Geologi
namun tidak mempelajari dan menguasai Mineralogi.Karena Geologi sendiri adalah ilmu yang
mempelajari Bumi.
Dengan mempelajari Mineralogi, kita akan dapat mengetahui bagaimana Bumi ini
terbentuk dari pembentukan mineral. Kita juga akan dapat mengetahui bagaimana bisa batuanbatuan yang ada di Bumi ini terbentuk. Dengan mempelajari Mineralogi, kita juga dapat
mengenal sifat-sifat dari mineral itu sendiri hingga dapat mengetahui apa kegunaannya.
Kita tahu bahwa benda-benda yang memiliki nilai tertinggi didunia sekarang ini salah
satunya adalah mineral.Mineral-mineral tersebut memiliki berbagai macam nilai guna dalam
kehidupan manusia, mulai dari sebagai perhiasan karena nilai estetikanya yang tinggi hingga
sebagai benda terpenting dalam usaha pengeboran khususnya minyak Bumi karena sifat mineral
tersebut.Mineral juga banyak digunakan dalam dunia industri.
Dalam Geologi sendiri, Mineralogi adalah salah satu ilmu dasar dan merupakan syarat
untuk dapat melanjutkan studi pada tingkat berikutnya.Khususnya Petrologi atau ilmu tentang
batuan, yang tidak memungkinkan untuk dapat dipelajari tanpa dasar Mineralogi.Karena batuan
dibentuk dari mineral.
1.4 Aplikasi dalam Pertambangan
Aplikasinya ketika kita sudah banyak mengetahui Mineral,maka akan sangat membantu
untuk mempermudah kita dalam proses penambangan,baik itu Pengeboran dan lain lain.

Dan mudah nya lagi kita bias banyak membedakan nama-nama Mineral nya secara lebih
mendetail lagi sehingga tidak ada lagi keraguan karna memang kita sudah mempelajarinya.

BAB II
PENGERTIAN MINERAL
2.1 Pengertian Mineral
Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari mengenai mineral, baik
dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan, antara lain mempelajari tentang sifatsifat fisik, sifat-sifat kimia, cara terdapatnya, cara terjadinya dan kegunaannya. Minerologi terdiri
dari kata mineral dan logos, dimana mengenai arti mineral mempunyai pengertian berlainan dan
bahkan dikacaukan dikalangan awam Sering diartikan sebagai bahan bukan organik (anorganik).
Maka pengertian yang jelas dari batasan mineral oleh beberapa ahli geologi perlu
diketahui walaupun dari kenyataannya tidak ada satupun persesuaian umum untuk definisinya
(Danisworo, 1994).
Definisi Mineral menurut beberapa ahli:
2.1.1

L.G. Berry dan B. Mason, 1959


Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam terbentuk secara

anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan mempunyai atom-atom
yang tersusun secara teratur.
2.1.2 D.G.A Whitten dan J.R.V. Brooks, 1972
Mineral adalah suatu bahan padat yang secara struktural homogen mempunyai komposisi
kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yang anorganik.
2.1.3 A.W.R. Potter dan H. Robinson, 1977
Mineral adalah suatu bahan atau zat yang homogen mempunyai komposisi kimia tertentu
atau dalam batas-batas dan mempunyai sifat-sifat tetap, dibentuk di alam dan bukan hasil suatu
kehidupan.

Tetapi dari ketiga definisi tersebut mereka masih memberikan anomali atau suatu
pengecualian beberapa zat atau bahan yang disebut mineral, walaupun tidak termasuk didalam
suatu definisi. Sehingga sebenarnya dapat dibuat suatu definisi baru atau definisi kompilasi.
Dimana definisi kompilasi tidak menghilangkan suatu ketentuan umum bahwa mineral itu
mempunyai sifat sebagai: bahan alam, mempunyai sifat fisis dan kimia tetap dan berupa unsur
tunggal atau senyawa.
Definisi mineral kompilasi: mineral adalah suatu bahan alam yang mempunyai sifat-sifat
fisis dan kimia tetap dapat berupa unsur tunggal atau persenyawaan kimia yang tetap, pada
umumnya anorganik, homogen, dapat berupa padat, cair dan gas .
Mineral adalah zat-zat hablur yang ada dalam kerak bumi serta bersifat homogen, fisik
maupun kimiawi.Mineral itu merupakan persenyewaan anorganik asli, serta mempunyai susunan
kimia yang tetap.
Yang dimaksud dengan persenyawaan kimia asli adalah bahwa mineral itu harus
terbentuk dalam alam, karena banyak zat-zat yang mempunyai sifat-sifat yang sama dengan
mineral, dapat dibuat didalam laboratorium. Sebuah zat yang banyak sekali terdapat dalam bumi
adalah SiO2 dan dalam ilmu mineralogi, mineral itu disebut kuarsa. Sebaliknya zat inipun dapat
dibuat secara kimia akan tetapi dalam hal ini tidak disebut mineral melainkan zat Silisium
dioksida .
Kalsit adalah sebuah mineral yang biasanya terdapat dalam batuan gamping dan
merupakan mineral pembentuk batuan yang penting. Zat yang dibuat dalam laboratorium dan
mempunyai sifat- sifat yang sama dengan mineral kalsit adalah CaCO 3.Demikian pula halnya
dengan garam-garam yang terdapat sebagai lapisan-lapisan dalam batuan, Garam dapur dalam
ilmu mineralogi disebut halit sedangkan dalam laboratorium garam dapur disebut dengan
natrium-khlorida.
Mineral-mineral mempunyai struktur atom yang tetap dan berada dalam hubungan yang
harmoni dengan bentuk luarnya. Mineral-mineral inilah yang merupakan bagian-bagian pada
batuan-batuan dengan kata lain batuan adalah asosiasi mineral-mineral.
2.2 Proses pembentukan Mineral

Proses pembentukan mineral-mineral baik yang memiliki nilai ekonomis, maupun yang
tidak bernilai ekonomis sangat perlu diketahui dan dipelajari mengenai proses pembentukan,
keterdapatan serta pemanfaatan dari mineral-mineral tersebut.
Mineral yang bersifat ekonomis dapat diketahui bagaimana keberadaannya dan
keterdapatannya dengan memperhatikan asosiasi mineralnya yang biasanya tidak bernilai
ekonomis. Dari beberapa proses eksplorasi, penyelidikan, pencarian endapan mineral, dapat
diketahui bahwa keberadaan suatu mineral tidak terlepas dari beberapa faktor yang sangat
berpengaruh, antara lain banyaknya dan distribusi unsur-unsur kimia, aspek biologis dan fisika.
Secara umum, proses pembentukan mineral baik
jenis logam maupun non-logam dapat terbentuk karena proses mineralisasi yang diakibatkan
oleh aktivitas magma, dan mineral ekonomis selain karena aktivitas magma, juga dapat
dihasilkan dari proses alterasi, yaitu mineral hasil ubahan dari mineral yang telah ada karena
suatu faktor. Pada proses pembentukan mineral baik secara mineralisasi dan alterasi tidak
terlepas dari faktor-faktor tertentu yang selanjutnya akan dibahas lebih detail untuk setiap jenis
pembentukan mineral.
Adapun menurut M. Bateman, maka proses pembentukan mineral dapat dibagi
atas beberapa proses yang menghasilkan jenis mineral tertentu, baik yang bernilai ekonomis
maupun

mineral

yang

hanya

bersifat

* Proses Magmatis

sebagai

gangue

mineral.

Proses

ini sebagian besar berasal dari magma primer yang bersifat ultra basa, lalu mengalami
pendinginan dan pembekuan membentuk mineral-mineral silikat dan bijih. Pada temperatur
tinggi (>600C) stadium liquido magmatis mulai membentuk mineral-mineral, baik logam
maupun non-logam.
Asosiasi mineral yang terbentuk sesuai dengan temperatur pendinginan saat itu. Proses
magmatis ini dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
1. Early magmatis, yang terbagi atas:
-Disseminated, contohnya Intan
- Segregasi, contohnya Crhomite
- Injeksi, Contohnya Kiruna

2. Late magmatis, yang terbagi atas:


-Residual liquid segregation, contohnya magmatis Taberg
-Residual liquid injection, contohnya magmatis Adirondack
-Immiscible liquid segregation, contohnya sulfide Insizwa
-Immiscible liquid injection, contohnya Vlackfontein
* Proses Pegmatisme
Setelah proses pembentukan magmatis, larutan sisa magma (larutan pegmatisme) yang
terdiri dari cairan dan gas. Stadium endapan ini berkisar antara 600C sampai 450C berupa
larutan

magma

sisa.Asosiasi

batuan

umumnya

Granit.

* Proses Pneumatolisis
Setelah temperatur mulai turun, antara 550-450C, akumulasi gas mulai membentuk
jebakan pneumatolisis dan tinggal larutan sisa magma makin encer.
Unsur volatile akan bergerak menerobos batuan beku yang telah ada dan batuan samping
disekitarnya, kemudian akan membentuk mineral baik karena proses sublimasi maupun karena
reaksi unsur volatile tersebut dengan batuan-batuan yang diterobosnya sehingga terbentuk
endapan

mineral

yang

disebut

mineralpneumatolitis.

* Proses Hydrotermal
Merupakan proses pembentuk mineral yang terjadi oleh pengaruh temperatur dan tekanan
yang sangat rendah, dan larutan magma yang terbentuk sebelumnya. Secara garis besar, endapan
mineral hydrothermal dapat dibagi atas :
1. Endapan hipotermal, ciri-cirinya adalah :
-Tekanan dan temperatur pembekuan relatif tinggi.
-Endapan berupa urat-urat dan korok yang berasosiasi dengan intrusi dengan kedalaman yang besar.
-Asosiasi mineral berupa sulfides, misalnya Pyrite, Calcopyrite, Galena dan Spalerite serta oksida
besi.
-Pada intrusi Granit sering berupa endapan logam Au, Pb, Sn, W dan Z.
2. Endapan mesotermal, yang ciri-cirinya :

-Tekanan dan temperatur yang berpengaruh lebih rendah daripada endapan hipotermal.
- Endapannya berasosiasi dengan batuan beku asam-basa dan dekat dengan permukaan bumi.
-Tekstur akibat cavity filling jelas terlihat, sekalipun sering mengalami proses penggantian antara
lain berupa crustification dan banding.
-Asosiasi mineralnya berupa sulfide, misalnya Au, Cu, Ag, Sb dan Oksida Sn.
-Proses pengayaan sering terjadi.
3. Endapan epitermal, ciri-cirinya sebagai berikut :
-Tekanan dan temperatur yang berpengaruh paling rendah.
-Tekstur penggantian tidak luas (jarang terjadi).
-Endapan bisa dekat atau pada permukaan bumi.
-Kebanyakan teksturnya berlapis atau berupa (fissure-vein).
-Struktur khas yang sering terjadi adalah cockade structure.
-Asosiasi mineral logamnya berupa Au dan Ag dengan mineral gangueberupa Kalsite dan Zeolit
disamping Kuarsa.
Adapun bentuk-bentuk endapan mineral dapat dijumpai sebagai proses endapan
hidrotermal adalah sebagai Cavity filling. Cavity filling adalah proses mineralisasi berupa
pengisian ruang-ruang bukaan (rongga) dalam batuan yang terdiri atas mineral-mineral yang
diendapkan dari larutan pada bukaan-bukaan batuan, yang berupa Fissure-vein, Shear-zone
deposits, Stockworks, Ladder-vein, Saddle-reefs, Tension crack filling, Brecia filling (vulkanik,
tektonik dan collapse), Solution cavity filling (caves dan Channels), Gash-vein, Pore-space
filling, Vessiculer fillings.
* Proses Replacement (Metasomatic replacement)
Proses ReplacementAdalah prsoses dalam pembentukan endapan-endapan mineral
epigenetic yang didominasi oleh pembentukan endapan-endapan hipotermal, mesotermal dan
sangat penting dalam grup epitermal.
Mineral-mineral pada bijih pada endapan metasomatic kontak telah dibentuk oleh proses
ini, dimana proses ini dikontrol oleh pengayaan unsur-unsur sulfide dan dominasi pada formasi
unsur-unsur endapan mineral lainnya.

Replacement diartikan sebagai proses dari larutan yang sangat penting berupa pelarutan
kapiler dan pengendapan yang terjadi secara serentak dimana terjadi penggantian suatu mineral
atau lebih menjadi mineral-mineral baru yang lain.
Dapat juga diartikan bahwa penggantian mineral membutuhkan ion yang tidak
mempunyai ion secara umum dengan zat kimia yang digantikan. Penggantian mineral yang
dibawa dalam larutan dan zat kimia yang dibawa keluar oleh larutan dan merupakan kontak
terbuka

yang

terbagi

atas

:Massive,

Lode

fissure,

dan

Disseminated.

* Proses SedimenterTerbagi atas :


- Endapan besi, mangan, phosphate, nikel dan lain sebagainya.
* Proses EvaporasiTerdiri dari
- Evaporasi laut, danau dan air tanah.
* Konsentrasi Residu dan Mekanik Terdiri atas :
- Konsentrasi Residu berupa endapan residu mangan, besi, bauxite dan lain-lain.
- Konsentrasi Mekanik (endapan placer), berupa sungai, pantai, alluvial dan eolian.
* Supergen enrichment
* MetamorfismeTerbagi atas :
- Endapan endapan termetamorfiskan dan endapan metamorfisme.

2.3 Mineral Pembentuk Batuan


Mineral adalah bahan atau senyawa anorganik yang terbentuk secara alamiah, padat,
mempunyai komposisi, dan mempunyai sturuktur dalam/kristal tertentu.Sedangkan bedanya
dengan mineraloid ialah tidak mempunyai struktur dalam/kristal tertentu (amorf).Menurut W.T
Huang (1962) komposisi mineral pembentuk batuan dikelompokkan menjadi tiga kelompok
mineral, yaitu:

2.3.I. Mineral Utama (Essensial Mineral)


Mineral-mineral ini terbentuk langsung dari kristalisasi magma dan kehadirannya sangat
menentukkan dalam penamaan batuan.mineral utama dapat dilihat dari deret bowen
series(1928).
Gambar : 2.3.1 Susunan Mineral mineral

Deret Bowen menggambarkan secara umum urutan kristalisasi suatu mineral sesuai
dengan penurunan suhu [bagian kiri] dan perbedaan kandungan magma [bagian kanan], Dengan
asumsi dasar bahwa semua magma berasal dari magma induk yang bersifat basa.
Bagan serial ini kemudian dibagi menjadi dua cabang; kontinyu dan diskontinyu.
Continuous branch[deret kontinyu]Deret ini dibangun dari mineral feldspar plagioklas.
Dalam deret kontinyu, mineral awal akan turut serta dalam pembentukan mineral selanjutnya.
Dari bagan Plagioklas kaya kalsium akan terbentuk lebih dahulu, kemudian seiring
penurunan suhu, plagioklas itu akan bereaksi dengan sisa larutan magma yang pada akhirnya
membentuk plagioklas kaya sodium. Demikian seterusnya reaksi ini berlangsung hingga semua
kalsium dan sodium habis dipergunakan.
Karena mineral awal terus ikut bereaksi dan bereaksi, maka sangat sulit sekali ditemukan
plagioklas kaya kalsium di alam bebas.
Bila pendinginan terjadi terlalu cepat, akan terbentuk zooning pada plagioklas [plagioklas
kaya kalsium dikelilingi plagioklas kaya sodium].
Discontinuous branch[deret diskontinyu]Deret ini dibangun dari mineral ferromagnesian sillicates. Dalam deret diskontinyu, satu mineral akan berubah menjadi mineral lain
pada suhu tertentu dengan melakukan melakukan reaksi terhadap sisa larutan magma.
Bowen menemukan bahwa pada suhu tertentu, akan terbentuk olivin, yang jika
diteruskan akan bereaksi kemudian dengan sisa larutan magma, membentuk pyroxene. Jika
pendinginan dlanjutkan, akan dikonversi ke pyroxene,
Kemudian biotite [sesuai skema]. Deret ini berakhir ketika biotite telah mengkristal, yang
berarti semua besi dan magnesium dalam larutan magma telah habis dipergunakan untuk
membentuk mineral.

Bila pendinginan terjadi terlalu cepat dan mineral yang telah ada tidak sempat bereaksi
seluruhnya dengan sisa magma, akan terbentukrim[selubung] yang tersusun oleh mineral yang
terbentuk setelahnya.
Berdasarkan warna mineral, dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu:
2.3.2 Mineral Felsik ( mineral-mineral berwarna terang )
-Kelompok Plagioklas ( Anortit, bitownit, Labradorit, Andesin, oligoklas, Albit)
-Kelompok Alkali Feldspar (ortoklas, Mikrolin, Anortoklas, Sanidin)
-Kelompok Feldspatoid (Leusit, Nefelin, Sodalit)
-Kuarsa
-Muskovit
-Kelompok plagioklas dan kelompok alkali feldspar sering disebut kelompok feldspar.
catatan : Tidak semua mineral felsik berwarna terang tetapi ada mineral felsik yang berwarna
gelap yaitu, obsidian. Mineral yang berwarna terang disebabkan banyaknya kandungan SiO2 dan
jarang mengandung Fe dan Mg
2.3.3 Mineral Mafik (mineral yang berwarna gelap)
-Olivin (Forsterite dan Fayalite)
-Piroksen, dibagi menjadi dua kelompok yaitu Orto Piroksen (Piroksen tegak) dan klino piroksen
(piroksen miring).
-Orto piroksen antara lain; Enstatite dan Hypersten. Klino piroksen antara lain; Diopsit, Augit,
Pigeonit, Aigirin, Spodemen, Jadeit.
-Amfibol (Hornblande, Labprobolit, Riebeokit, Glukofan)
-Biotit.

BAB III
KETERDAPATAN DALAM BATUAN
3.1 Mineral Primer

Yang dimaksud mineral primer adalah mineral asli yang terdapat dalam batuan.Pada
umumnya mineral primer terdiri dari mineral silikat yaitu persenyawaan silikon dan oksigen
(SiO2), kemudian variasinya terdiri dari mineral feldsfar yang mengandung pesenyawaan
alumunium, kalsium, natrium, besi, dan magnesium.
Perubahan susunan kimia selama pelapukan batuan dekat permukaan bumi mengubah
mineral primer yang terurai dan kemudian bersenyawa lagi membentuk mineral sekunder.
3.1.1 Mineral Falsic
Kata "felsic" adalah istilah yang digunakan dalam geologi untuk merujuk pada mineral
silikat, magma, dan batuan yang diperkaya dalam elemen-elemen ringan seperti silikon, oksigen,
aluminium, natrium, dan kalium.
Mereka biasanya ringan dalam warna dan memiliki gravitasi spesifik kurang dari 3.
Batuan felsic paling umum adalah granit, tetapi yang lain termasuk kwarsa, muskovit, orthoclase,
dan natrium kaya feldspar splagi oklas. Dalam hal kimia, batu felsic berada di sisi lain dari
spektrum batu dari batuan mafik.
Dalam penggunaan modern, istilah asam batuan, meskipun kadang-kadang digunakan
sebagai sinonim, mengacu pada tinggi konten silika(lebih besar dari 63% beratSiO2) batuan
vulkanik, seperti riolit.
Istilah ini digunakan secara lebih luas dalam literatur geologi yang lebih tua. Hal ini
dianggap kuno sekarang, sebagai istilah "asam" dan "batuan dasar" didasarkan pada ide yang
salah, berasal dari abad ke-19, bahwa asamsilikat adalah bentuk kepala silikon terjadi di batuan.
Istilah"felsic" menggabungkankata"felspar" dan "silika". Kesamaandarifelsicpanjang
untukFelskataJerman,yang berarti"batu", danfelsig, yang berarti "batu", adalah murnikecelakaan,
seperti feldsparadalah pinjaman dariFeldspatJerman, yangberasal dariJermanFeld, yang berarti
"lapangan".
* Klasifikasi batuan felsic
Sebuah fragmen vulkanik felsic lithic, seperti yang terlihat dalam mikroskop petrografi.
Kotak skala dalam milimeter.
Agar batu harus diklasifikasikan sebagai felsic, umumnya perlu mengandung mineral
felsic> 75%, yaitu kwarsa, plagioklas orthoclase dan batuan dengan mineral felsic lebih besar
dari 90% juga dapat disebut leucocratic, yang berarti 'cahaya berwarna'.

Felsite adalah istilah bidang petrologic digunakan untuk merujuk sangat halus atau
aphanitic, berwarna terang batuan vulkanik yang mungkin kemudian direklasifikasi setelah
analisis mikroskopis atau kimia lebih rinci.
Dalam beberapa kasus, batuan vulkanik felsic mungkin mengandung mineral mafik
fenokris, biasanya hornblende, piroksen atau mineral felspar, dan mungkin perlu diberi nama
setelah mineral phenocryst mereka, seperti 'hornblende-bantalan felsite'.
Nama kimia dari batu felsic diberikan sesuai dengan klasifikasi dari Le Maitre TAS
(1975). Namun, ini hanya berlaku untuk batuan vulkanik. Jika batu dianalisis dan ditemukan
felsic tetapi metamorf dan tidak memiliki protolith vulkanik yang pasti, itu mungkin cukup untuk
hanya menyebutnya sebagai 'sekis felsic'. Ada contoh yang sangat dikenal granit dicukur yang
dapat keliru untuk riolit.
Untuk batuan felsic phaneritic, diagram QAPF harus digunakan, dan nama yang
diberikan sesuai dengan nomenklatur granit. Seringkali spesies mineral mafik termasuk dalam
nama untuk granit misalnya, hornblende, piroksen tonalite atau augite monzonit megacrystic,
karena "granit" istilah telah mengasumsikan puas dengan felspar dan kuarsa.
Tekstur

batuan

sehingga

menentukan

nama

dasar

Close-up dari granit dari Yosemite National Park.


Sebuah spesimen Rhyolite.
Tekstur batuan felsic

Nama Batu

Pegmatitic Granit

pegmatite

Kasar (phaneritic)

Granit

Kasar dan granit

porfiritik porfiritik

Fine-grained (aphanitic)

Rhyolite

Berbutir halus dan porfiritik porfiritik

riolit

Piroklastik tuf

Rhyolitic atau breksi

Vesikuler

Apung

Amygdaloidal

Tidak ada

Vitreous (Gelas)

Obsidian atau porcellanite

3.1.2. Mineral Mafic

batu

felsic.

Mafik merupakankata sifat yang menggambarkan mineral silikat atau batu yang kaya
akan magnesium dan zat besi;. Istilah adalah portmanteau dari "magnesium" kata-kata dan"besi"
[1] mineral mafik Kebanyakan berwarna gelap dan kepadatan relatif lebih besar dari 3.
Umum batuan pembentuk mineral mafik termasuk olivin, piroksen, amphibole, dan biotit.
Batuan mafik umum termasuk basal, gabro dolerite .
Dalam hal kimia,batuan mafik yang di sisi lain dari spektrum batu dari batu felsic. Istilah
ini secara kasar sesuai dengan kelas yang lebih tua batu dasar.
Lava mafik, sebelum pendinginan, memiliki viskositas rendah, dibandingkan dengan
lavafelsic, karena kandungan silika rendah dalam magmamafik.
Air dan volatil lainnya dapa tlebih mudah dan secara bertahap melepaskan diri dari lava
mafik, sehingga letusan gunung berapi yang terbuat dari mafik lava kurang eksplosif kekerasan
dari felsic-lava letusan. Kebanyakan mafik-lava gunung berapi gunung -gunung berapi laut,
seperti yang di Hawai.
Teksturbatuan

NamaRockmafik

Pegmatitic
Berbutirkasar(phaneritic)
Berbutirkasardanporfiritikporfiritik
Berbutir halus(aphanitic)
Baikbasalporfiritikberbutirdanporfiritik

gabropegmatite
gabro
gabro
Basalt
Basalt

piroklastiktufataubreksi
Vesikulervesikular
AmygdaloidalAmygdaloidal

basal
basal

Tachylytekaca, sideromelane, palagonite


3.2 Mineral Skunder (Secondary Minerals)
Mineral Skunder (Secondary Minerals) merupakan mineral-mineral ubahan dari mineral
utama, dapat dari hasil pelapukan, reaksi hidrotermal maupun hasil metamorfosisme terhadap
mineral utama.
Contoh dari mineral sekunder antara lain; Serpentin, Kalsit, Serisit, Kalkopirit, Kaolin,
Klorit, Pirit.

3.3 Mineral Tembahan ( Accessory Minerals)


Mineral Tembahan ( Accessory Minerals) adalah mineral-mineral yang terbentuk oleh
kristalisasi magma, terdapat dalam jumlah yang sedikit (kurang dari 5%). kehadirannya tidak
menentukan nama batuan.
Contoh dari mineral tambahan ini antara laian :Zirkon, Magnesit, Hematit, Pyrit, Rutil
Apatit, Garnet,Sphen.

BAB IV
TATACARA PENDISKRIPSIAN
4.1 Warna (Colour)
Warna adalah kesan mineral jika terkena cahaya.Merupakan warna yang terlihat
dipermukaan yang bersih dan sinar yang vukup.Warna mineral memang bukan penciri utama
untuk dapat membedakan antara mineral yang satu dengan lainnya, Namun paling tidak ada
warna-warna yang khas yang dapat digunakan untuk mengenali adanya unsur tertentu
didalamnya.Sebagai contoh warna gelap mengindikasikan terdapatnya unsur besi dan
warna terang diindikasikanbanyak mengandung aluminium.
Bila suatu permukaan mineraldikenai suatu cahaya, maka cahaya yang mengenai
permukaan mineral tersebutsebagian akan diserap dan sebagian dipantulkan. Warna mineral
dapat dibedakanmenjadi dua, yaitu:
Idiokromatik; Yaitu warna mineral yang selalu tetap. Umumnya dijumpai padamineral-mineral
yang tidak tembus cahaya (opak), seperti galena, magnetit,pirit,dan lain sebagainya.
Alokromatik; Yaitu warna mineral yang tidak tetap, tergantung dari material pengotornya.
Umumnya terdapat pada mineral-mineral yang tembus cahaya, sepertikuarsa, kalsit,dan lain
sebagainya.Tapi ada pula warna yang ditentukan oleh kehadiran sekelompok ion asing yangdapat
memberikan warna tertantu pada mineral, yang disebut dengan namachomophores
.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi warna antara lain:
a.Komposisi mineral
b.Struktur kristal dan ikatan ion

c.Pengotor dari mineral


4.2 Kilap (Luster)
Kilap adalah kesan mineral akibat pantulan cahaya yang dikenakan padanya.
Kilapdibedakan menjadi 2, yaitu kilap logam (metallic luster ) dan kilap bukan logam
(nonmetallic luster ).
Kilap logam memberikan kesan seperti logam bila terkena cahaya.Kilap ini biasanya
dijumpai pada mineral-mineral bijih, seperti emas, galena, pirit, dankalkopirit.
Sedangkan kilap bukan logam tidak memberikan kesan logam jika terkenacahaya. Selain
itu, adapula kilap sub-metalik ( sub-metallic luster ), yang terdapat padamineral-mineral yang
mempunyai indeks bias antara 2,6-3.
Kilap bukan logam dapat dibedakan menjadi:
a.Kilap Kaca(Vitreous Luster); Memberikan kesan seperti kaca atau gelas bilaterkena cahaya.
Contohnya: kalsit, kuarsa, dan halit.
b.Kilap Intan (Adamantine Luster); Memberikan kesan cemerlang seperti intan.
c.Kilap Sutera (Silky Luster); Memberikan kesan seperti sutera. Umumnyaterdapat pada mineral
yang mempunyai struktur serat. Seperti asbes, aktinolit,dan gipsum.
d.Kilap Lilin (Waxy Luster); Merupakan kilap seperti lilin yang khas.
e.Kilap Mutiara (Pearly Luster); Memberikan kesan seperti mutiara atau seperti bagian dalam dari
kulit kerang. Kilap ini ditimbulkan oleh mineral transparanyang berbentuk lembaran. Contohnya
talk, dolomit, muskovit, dan tremolit.
f.Kilap Lemak (Greasy Luster); Menyerupai lemak atau sabun. Hal iniditimbulkan oleh pengaruh
tekanan udara dan alterasi. Contohnya talk danserpentin.
g.Kilap Tanah (Earthy Luster); Kenampakannya buram seperti tanah. Misalnyakaolin, limonit,dan
bentonit
4.3 Cerat (Streak)
Gores atau cerat adalah warna mineral dalam bentuk bubuk. Cerat dapat sama
atau berbeda

dengan

warna

mineral.

Umumnya

warna

cerat

tetap.

Gores

ini

di pertanggungjawabkan karena stabil dan penting untuk membedakan 2 mineral yangwarnanya


sama tetapi goresnya berbeda. Gores ini di peroleh dengan cara menggoreskanmineral pada

permukaan keeping porselin, tetapi apabila mineral mempunyai kekerasanlebih dari 6, maka
dapat di cari mineral yang berwarna terang biasanya mempunyai gores berwarna putih.
Mineral bukan logam dan berwarna gelap akan memberikan gores yanglebih terang dari
pada warna mineralnya sendiri. Mineral yang mempunyai kilap metallic kadang-kadang
mempunyai warna gores yang lebih gelap dari warna mineralnya sendiri.Ada beberapa mineral
warna dan gores sering menunjukan warna yang sama.

4.4 Kekerasan (hardness)


Kekerasan adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Penentuankekerasan relatif
mineral ialah dengan jalan menggoreskan permukaan mineral yangrata pada mineral standar dari
skala Mohsyang sudah diketahui kekerasannya, yangdimulai dari skala 1 yang paling lunak
hingga skala 10 untuk mineral yang paling keras.
1.Talc

Mg3Si4O10(OH)2

2.Gypsum

CaSO42H2O

3.Calcite

CaCO3

4.Fluorite

CaF2

5.Apatite

Ca5(PO4)3(OH,Cl,F)

6.Orthoclase

KAlSi3O8

7.Quartz

SiO2

8.Topaz

Al2SiO4(OH,F)2

9.Corundum

Al2O3

10.Diamond

C (pure carbon)

Misalnya suatu mineral di gores dengan kalsite (H=3) ternyata mineral itu tidak tergores,
tetapi dapat tergores oleh fluorite (H=4), maka mineral tesebut mempunyaikekerasan antara 3dan
4.
Dapat pula penentuan kekerasan mineral denganmemepergunakan alat-alat yang
sederhana misalnya:
Kuku jari manusia

H = 2,5

Kawat tembaga

H=3

Pecahan kaca

H = 5,5

Pisau baja

H = 5,5

Kikir baja

H = 6,5

Lempeng baja

H=7

Bila mana suatu mineral tidak tergores oleh kuku manusia tetapi oleh kawattembaga,
maka mineral tersebut mempunyai kekerasan antara 2,5 dan 3.
Merupakan sifat resistensi dari suatu mineral terhadap kemudahan mengalami abrasi
(pengikisan) atau mudah tergores (scratching).
Skala kekerasan mineral mulai dari yang terlunak (skala 1) hingga yang terkeras (skala
10) diajukan oleh Mohs dan dikenal sebagai Skala Kekerasan Mohs.
Tabel 4.4: Skala Kekerasan Relatif Mineral (Mohs)

Kekarasan

Mineral

Kekerasan

Mineral

1
2
3
4
5

Talc
Gypsum
Calcite
Fluorite
Apatite

6
7
8
9
10

Orthoclase
Quartz
Tupaz
Corundum
Diamond

4.5 Belahan (Cleavage)


Belahan adalah kenampakan mineral berdasarkan kemampuannya membelahmelalui
bidang-bidang belahan yang rata dan licin.Bidang belahan umumnya sejajar dengan bidang
tertentu dari mineral tersebut.
Belahan dapat di bedakan menjadi:
a.Sempurna ( perfect )Yaitu apabila mineral mudah terbelah melalui arah belahannya yang
merupakan bidang yang rata dan sukar pecah selain melalui bidang belahannya.
b.Baik (good )Yaitu apabila mineral muidah terbelah melalui bidang belahannya yang rata,tetapi
dapat juga terbelah tidak melalui bidang belahannya.
c.Jelas (distinct )Yaitu apabila bidang belahan mineral dapat terlihat jelas, tetapi mineral
tersebutsukar membelah melalui bidang belahannya dan tidak rata.
d.Tidak jelas (indistinct )Yaitu apabila arah belahannya masih terlihat, tetapi kemungkinan
untuk membentuk belahan dan pecahan sama besar.

e.Tidak sempurna (imperfect )Yaitu apabila mineral sudah tidak terlihat arah belahannya, dan mineral
akan pecah dengan permukaan yang tidak rata.
Mineral mempunyai kecenderungan untuk pecah melalui suatu bidang yang mempunyai
arah tertentu. Arah tersebut ditentukan oleh susunan dalam dari atom-atomnya.Dapat
dikatakan bahwa bidang tersebut merupakan bidang lemah yang dimiliki oleh suatu mineral.
4.6 Pecahan (frukture)
Pecahan adalah kemampuan mineral untuk pecah melalui bidang yang tidak rata dantidak
teratur. Pecahan dapat dibedakan menjadi:
a) Pecahan konkoidal (Choncoidal ): Pecahan yang memperlihatkan gelombangyang

melengkung

di permukaan. Bentuknya menyerupai pecahan botol ataukulit bawang.


b)Pecahan berserat/fibrus (Splintery): Pecahan mineral yang menunjukkankenampakan seperti serat,
contohnya asbes, augit;
c) Pecahan tidak rata (Uneven): Pecahan mineral yang memperlihatkan permukaan bidang pecahnya
tidak teratur dan kasar, misalnya pada garnet;
d) Pecahan rata ( Even): pecahan mineral yang permukaannya rata dan cukuphalus. Contohnya
mineral lempung.
e) Pecahan Runcing ( Hacly): Pecahan mineral yang permukaannya tidak teratur, kasar, dan
ujungnya runcing-runcing. Contohnya mineral kelompok logam murni.
f) Pecahan tanah ( Earthy), bila kenampakannya seperti tanah, contohnyamineral lempung.
4.7 Perawakan (Habit)
Perawakan kristal adalah bentuk khas mineral di tentukan oleh bidang yang
membangunnya, termasuk bentuk dan ukuran relative bidang-bidang tersebut. Perawakan kristal
pada mineral juga diartikan sebagai kenampakkan sekelompok mineral yang sama yang tumbuh
secara tidak sempurna karena ada gangguan dari sumber utama mineral maupun gangguan dari
lingkungan tempat terjadinya mineral, sehingga mineral tidak terbentuk dengan sempurna yang
menyebabkan ada perbedaan bentuk dan ukuran mineral. Kenampakkan tersebut sering disebut
sebagai struktur mineral.
Kita juga perlu mengenal perawakan-perawakan yang terdapat pada beberapa jenis
mineral, walaupun perawakankristal bukan merupakan cirri tetap mineral. Contoh: mika selalu

menunjukan perawakankristal yang mendaun,

( foliated )amphibol, selalu menunjukan

perawakan kristal meniang(columnar ) perawakan kristal di bedakan menjadi 3 golongan


(Richard peart, 1975)yaitu:
a.Elongated habits(meniang/berserabut)
b.Fattened habits(lembaran tipis)
c.Rounded habits(membutir)
4.8 Sifat dalam (Tennacity)
Sifat dalam adalah suatu reksi atau daya tahan mineral terhadap gaya yangmengenainya,
seperti penekanan, pemecahan, pembengkokan, pematahan, pemukulan, penghancuran, dan
pemotongan.
Sifat dalam dapat dibagi menjadi:
a) Brittle (Rapuh); apabila mineral mudah hancur menjadi tepung halus.
b)Sectile(Dapat Diiris); apabila mineral mudah dipotong dengan pisau dengantidak berkurang
menjadi tepung.
c)Ductile (Dapat Dipintal); dapat ditarik dan diulur seperti kawat. Bila ditarik akan menjadi
panjang, dan apabila dilepaskan akan kembali seperti semula.
d)Malleable (Dapat Ditempa); apabila mineral ditempa dengan palu akanmenjadi pipih.
e)Elastis (Lentur); dapat merenggang bila ditarik, dan akan kembali sepertisemula bila dilepaskan.
f)Flexible apabila mineral dapat dilengkungkan kemana-mana denganmudah
4.9 Berat Jenis (Specific Graviti)
Berat jenis adalah angka perbandingan antara berat suatu mineral dibandingkandengan
berat air pada volume yang sama. Dalam penentuan berat jenis dipergunakanalat-alat seperti:
piknometer, timbangan analitik, dan gelas ukur.Berat jenis dapat dirumuskan sebagai berikut:
BJ=BERAT MINERALVOLUME MINERA
Besarnya ditentukan oleh unsur-unsur pembentuknya serta kepadatan dari ikatan
unsur-unsur tersebut dalamsusunan kristalnya.

4.10 Kemagnetan

Kemagnetan kristal

adalah sifat mineral terhadap gaya tarik magnet. Untuk mengetahui hal tersebut, dapat dilakukan
dengan cara mendekatkan mineral dengan magnet. Sifat yang terjadi berupamineral tertarik oleh
magnet

atau

mineral

tidak

tertarik

oleh

magnet.

Kemagnetan terjadi ketika ada suatu


ketidakseimbangan dalam struktur susunan ion-ion besi.Besi ditemukan dalam dua prinsip ionik
yang dinamakan ion besi belerang (ferrous ions) dan ion asam besi (ferric ions). Ion besi
belerang bermuatan +2 ; sedangkan ion asam besi bermuatan +3. Kedua ion mempunyai
perbedaan atomic radii karena muatan yang lebih tinggi pada ion asam besi menarik elektron
yang mengelilingi ion secara kuat. Hal ini dapat mendorong kearah ion yang berbeda yang
sedang ditempatkan dalam posisi terpisah pada suatu struktur kristal. Elektron bergerak dari besi
belerang ke ion asam besi yang bermuatan lebih positif menciptakan suatu medan magnet yang
lemah.
Sifat kemagnetan suatu mineral dibedakan menjadi 3 yaitu :
1. Ferromagnetik
Mineral ferromagnetik ialah mineral yang dapat ditarik oleh magnet dengan kuat.
Contoh mineral Ferromagnetik :
* Magnetite
* Maghemite
* Pyrrhotite
2. Paramagnetik

Mineral paramagnetik ialah mineral yang dapat ditarik oleh magnet, tetapi tertarik dengan
lemah.
Contoh mineral paramagnetik :
* Siderite
* Chromite
* Columbite

* Franklinite
* Ilmenite
* Tantalite, dan lain lain
3. Diamagnetik
Mineral diamagnetik adalah mineral yang tidak dapat ditarik sedikitpun oleh magnet (tidak
terpengaruh oleh gaya tarik magnet). Hal ini terjadi karena dalam mineral ini tidak terdapat unsur
besi (Fe).
Contoh mineral diamagnetik :
* Pirolusit
* Kuarsa
* Serpentin, dll
4.11 Susunan komposisi kimia (Chemistry)
Ukuran mineral tanah sangat beragam mulai dari ukuran sangat kasar sampai dengan
ukuran yang sangat halus seperti mineral liat.Mineral liat hanya dapat dilihat dengan bantuan
mikroskop elektron. Sifat mineral liat ditentukan dari:
(1) susunan kimia pembentuknya yang tetap dan tertentu, terutama berkaitan dengan penempatan
internal atom-atomnya,
(2) sifat fisiko-komia dengan batasan waktu tertentu, dan
(3)kecendrungan membentuk geometris tertentu.
Komposisi mineral dalam tanah sangat tergantung dari beberapa faktor sebagai berikut:
(1) jenis batuan induk asalnya,
(2) proses-proses yang bekerja dalam pelapukan batuan tersebut, dan
(3) tingkat perkembangan tanah.
Bahan induk tanah mineral berasal dari berbagai jenis batuan induk, sehingga dalam
proses pelapukannya akan menghasilkan keragaman mineral tanah yang lebih tinggi.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat hubungan yang erat antara
komposisi mineral bahan induk dengan komposisi mineral batuannya. Sebagai contoh adalah
tanah yang terbentuk dari bahan induk yang berasal dari batuan basalt dan granit, akan memiliki
komposisi mineral tanah sebagai berikut:

(1) mineral kuarsa,


(2) mineral ortoklas,
(3) mineral mikroklin,
(4) mineral albit
(5) mineral oligoklas,
(6) mineral muskovit,
(7) mineral biotit.
(8) mineral dan lain lain.
Pada tanah-tanah yang mudah melapuk dan peka terhadap proses pencucian (leaching),
seperti tanah Podzol, ditemujkan mineal yang didominasi hanya jenis mineral:
(1) kuarsa, dan
(2) ortoklas.
Dominasi kedua mineral ini disebabkan karena kedua mineral ini relatif lebih resisten
terhadap pelapukan.Berbeda dengan tanah-tanah yang belum mengalami pelapukan (kurang
mengalami pelapukan), maka dalam tanah tersebut masih ditemukan mineral tanah yang
beragam dengan komposisi mineral tanah pada setiap lapisan yang hampir seragam.
Berdasarkan keberadaan silikat dalam mineral tanah, maka mineral dalam tanah dikelompokkan
menjadi 2 kelompok, yaitu:
(1) kelompok mineral silikat, dan
(2) kelompok mineral bukan silikat.
4.12 Daya lebur mineral
yaitu meleburnya mineral apabila dipanaskan, penyelidikannya dilakukan dengan
membakar bubuk mineral dalam api. Daya leburnya dinyatakan dalam derajat keleburan.

BABA V
PENDESKRIPSIAN MINERAL
5.1 Native Element
@ Nama Mineral : Sulfur

Rumus Kimia : S

1.

Sifat - Sifat Fisik Mineral


1. Warna/Colour
: Kuning
2. Cerat/Streak
: Putih Kekuningan
3. Kilap/Luster
: Lemak (Greasy Luster)
4. Perawakan/Habit
: Membutir (Granular) Blauded Habits
5. Belahan/Cleavage
: Tidak Sempurna
6. Pecahan/Fructure
: Eneven Practure
7. Kekerasan/Hardness
: 1,5-2,5
8. Sifat Dalam/Tenacity
: Brittel
9. Berat Jenis/Specific Gravity
: 2,07
10. Kemagnetan
: Diamagnetik
11. Susunan Komposisi Kimia/Chemistry : S
- Kelas
: Native Elements
- Group
: Sulfur
: Assosiasi dengan material Vulkanik & Air panas kegunaan industri,pertanian dan obat-obatan
@ Nama Mineral : Gold (Emas)

Rumus Kimia : Au

Sifat - Sifat Fisik Mineral


1. Warna/Colour
: Kuning
2. Cerat/Streak
: Kuning keemasan
3. Kilap/Luster
: Metalic Luster (Kilap Logam)
4. Perawakan/Habit
: Granular (Rounded Habits)
5. Belahan/Cleavage
: Belahan buruk
6. Pecahan/Fructure
: Hackli
7. Kekerasan/Hardness
: 2,5 - 3
8. Sifat Dalam/Tenacity
: Malleable
9. Berat Jenis/Specific Gravity
: 29,3
10. Kemagnetan
: Diamagnetik
11. Susunan Komposisi Kimia/Chemistry : Au
- Kelas
: Native Elements
- Group
: Gold Group
: Assosiasi, dengan kuarsa,pyrite,tembaga,& platina. Kegunaannya untuk perhiasan
@ Nama Mineral : copper (Tembaga)
Sifat - Sifat Fisik Mineral
Warna/Colour
2. Cerat/Streak
3. Kilap/Luster
4. Perawakan/Habit
5. Belahan/Cleavage
6. Pecahan/Fructure

Rumus Kimia : Cu

: Hitam
: Kegelapan
: Metallic opaque (Tak tembus cahaya)
: Crystals rare
: Tidak ada
: Hackly

1.

1.

7. Kekerasan/Hardness
: 2,5 - 3
8. Sifat Dalam/Tenacity
: Ductile and malleable
9. Berat Jenis/Specific Gravity
: 8,93
10. Kemagnetan
: Diamagnetik
11. Susunan Komposisi Kimia/Chemistry : Cu
- Kelas
: Native Elements
- Group
: Copper
: Assosiasi dengan kuarsa,spalerit,phyrit,chalcopryil. Kegunaannya untuk bahan campuran Logam
dan campuran listrik
@ Nama Mineral : Grafit

Rumus Kimia : C

Sifat - Sifat Fisik Mineral


Warna/Colour
: Hitam
2. Cerat/Streak
: Hitam
3. Kilap/Luster
: Metalic to dull
4. Perawakan/Habit
: Tabular
5. Belahan/Cleavage
: Sempurna
6. Pecahan/Fructure
: Eleven
7. Kekerasan/Hardness
: 1-2
8. Sifat Dalam/Tenacity
: Flexible
9. Berat Jenis/Specific Gravity
: 2,09 2,23
10. Kemagnetan
: Diamagnetik
11. Susunan Komposisi Kimia/Chemistry : C
- Kelas
: Native Elements
- Group
: Carbon Group
: Assosiasi dengan zona kontur dan metamorf
kegunaan didalam Industri dan cat.
@ Nama Mineral : Bismuts

Rumus Kimia : Bi

Sifat - Sifat Fisik Mineral


Warna/Colour
: Coklat
2. Cerat/Streak
: Silver keabuan
3. Kilap/Luster
: Sub Metallic
4. Perawakan/Habit
: Granular (Rounded Habits)
5. Belahan/Cleavage
: Belahan Sempurna
6. Pecahan/Fructure
: Even Unaven
7. Kekerasan/Hardness
: 2-2,5
8. Sifat Dalam/Tenacity
: Brittle
9. Berat Jenis/Specific Gravity
: 9,7 9,8
10. Kemagnetan
: Diamagnetik
11. Susunan Komposisi Kimia/Chemistry : Bi
- Kelas
: Arsenic
- Group
: Native elements

1.

1.

1.

: Assosiasi, dengan Fine indotermal & kobal,Nikel silver. Kegunaannya untuk Industri Kaca &
Kosmetik.
5.2 Shulphides
@ Nama Mineral : Galena

Rumus Kimia : Pbs

Sifat - Sifat Fisik Mineral


Warna/Colour
: Hitam Putih susu
2. Cerat/Streak
: Hitam
3. Kilap/Luster
: Metalic luster (Kilap Logam)
4. Perawakan/Habit
: Granular (Rounded Habits)
5. Belahan/Cleavage
: Sempurna
6. Pecahan/Fructure
: Uneven Fracture
7. Kekerasan/Hardness
: 2,5
8. Sifat Dalam/Tenacity
: Malleable Tenacity
9. Berat Jenis/Specific Gravity
: 7,58
10. Kemagnetan
: Diamagnetik
11. Susunan Komposisi Kimia/Chemistry : Pbs
- Kelas
: Sulfides
- Group
: Galena Graup
: Assosiasi dengan spalerite Kegunaan untuk Aky & Baterai
@ Nama Mineral : Chalcopyrite

Rumus Kimia : CuFeS2

Sifat - Sifat Fisik Mineral


Warna/Colour
: Kuning - kehijauan
2. Cerat/Streak
: Coklat kehitaman
3. Kilap/Luster
: Metallic luster ( kilap logam )
4. Perawakan/Habit
: Taliatide ( Rounded habit )
5. Belahan/Cleavage
: sempurna
6. Pecahan/Fructure
: Uneven fructure
7. Kekerasan/Hardness
: 3,5 - 4
8. Sifat Dalam/Tenacity
: Malleable
9. Berat Jenis/Specific Gravity
: 4,1 4,3
10. Kemagnetan
: Diamagnetik
11. Susunan Komposisi Kimia/Chemistry : CuFeS2
- Kelas
: Sulfides
- Group
: Calcopyrite Group
: Assosiasi dengan pyrite dan kuarsa kegunaan untuk logam baja.
@ Nama Mineral : Pyrite
Sifat - Sifat Fisik Mineral
Warna/Colour
2. Cerat/Streak

Rumus Kimia : FeS2

:Kuning kehitaman
: Coklat Hitam

1.

3. Kilap/Luster
: Metalic Luster ( Kilap Logam )
4. Perawakan/Habit
: Granuar ( Rounded habits )
5. Belahan/Cleavage
: Buruk
6. Pecahan/Fructure
: Choncoidal Fructure
7. Kekerasan/Hardness
: 6 6,5
8. Sifat Dalam/Tenacity
: Malleable
9. Berat Jenis/Specific Gravity
: 5,01
10. Kemagnetan
: Paramagnetik
11. Susunan Komposisi Kimia/Chemistry : FeS2
- Kelas
: Sulfides
- Group
: Pyrite Group
: Assosiasi dengan sulfur dan cobalite kegunaan untuk bahan dasar industry dan tembaga.
@ Nama Mineral : Magnetit

Rumus Kimia : Fe+2fe+32o4

Sifat - Sifat Fisik Mineral


Warna/Colour
: Hitam
2. Cerat/Streak
: Hitam
3. Kilap/Luster
: Metallic luster (Kilap sub metallik)
4. Perawakan/Habit
: Granular (Rounded Habits)
5. Belahan/Cleavage
: Tidak Sempurna
6. Pecahan/Fructure
: Choncoidal
7. Kekerasan/Hardness
: 5,5-6,5
8. Sifat Dalam/Tenacity
: Brittle
9. Berat Jenis/Specific Gravity
: 5,168-5,180
10. Kemagnetan
: Para magnetik
11. Susunan Komposisi Kimia/Chemistry : Bi
- Kelas
: Oxides
- Group
: Magnetit
: Assosiasi, dengan Limonite & Clay
Kegunaannyauntuk campuran semen yang fungsinya sebagai pemberat.
5.3 Oxides dan Hydroksides
@ Nama Mineral : Hematit

Rumus Kimia : Fe2o3

Sifat - Sifat Fisik Mineral

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Warna/Colour

: Silver

Cerat/Streak

: Silver

Kilap/Luster
Perawakan/Habit
Belahan/Cleavage
Pecahan/Fructure
Kekerasan/Hardness
Sifat Dalam/Tenacity

: Waxiy Luster ( Kilap tanah )


: Granular ( Rounded habits )
: Buruk
: Choncoidal Fructure
: 5,5-6,5
: Sektile tenacity

1.

7. Berat Jenis/Specific Gravity


: 5,2-5,3
8. Kemagnetan
: Paramagnetik
9. Susunan Komposisi Kimia/Chemistry : Fe2o3
- Kelas
: Oxides
- Group
: Hematit Group
: Assosiasi dengan Vanadium dan fnoafonis kegunaan untuk bahan baku industri logam dan besi
5.4 Carbonates
@ Nama Mineral : Dolomite

Rumus Kimia : CaMg(Co3)2

Sifat - Sifat Fisik Mineral


1.

Warna/Colour

: Putih, Abu-Abu

2. Cerat/Streak
: Putih
3. Kilap/Luster
: Non Metallic luster (Viterous Luster)
4. Perawakan/Habit
: Rouded Habits (Granular)
5. Belahan/Cleavage
: Baik
6. Pecahan/Fructure
: Uneven
7. Kekerasan/Hardness
: 3,5 - 4
8. Sifat Dalam/Tenacity
: Britlee
9. Berat Jenis/Specific Gravity
: 2,85 2,95
10. Kemagnetan
: Non Magnetik
11. Susunan Komposisi Kimia/Chemistry : CaMg(Co3)2
- Kelas
: Karbonates
- Group
: Dolomite
: Assosiasi dengan Flourite,Calsite,Barite Kegunaannya untuk campuran Pupuk
@ Nama Mineral : Calcite

Rumus Kimia : CaCo3

Sifat - Sifat Fisik Mineral


Warna/Colour
: Putih susu,Coklat
2. Cerat/Streak
: Putih
3. Kilap/Luster
: Non Metallic Luster (Vietrous Luster)
4. Perawakan/Habit
: Rounded habits (Granular)
5. Belahan/Cleavage
: Belahan Sempurna
6. Pecahan/Fructure
: Uneven
7. Kekerasan/Hardness
: 3
8. Sifat Dalam/Tenacity
: Brittle
9. Berat Jenis/Specific Gravity
: 2,71
10. Kemagnetan
: N0n Magnetik
11. Susunan Komposisi Kimia/Chemistry : CaCo3
- Kelas
: Carbonates
- Group
: Calcite

1.

1.

: Assosiasi dengan Dolomite,Sulfida,Kwarsa, kegunaannya untuk bidang Industri dan Sebagai


sebuah fertilisasi untuk pembuatan semen
@ Nama Mineral : HornblendeRumus Kimia : Ca(Mg,Fe)4Al(Si7Al)O22(Oh,F)2
Sifat - Sifat Fisik Mineral
Warna/Colour
: Hitam kehijauan
2. Cerat/Streak
: Abu-abu
3. Kilap/Luster
: Non Metallic luster (Viterous Luster)
4. Perawakan/Habit
: Rouded Habits (Granular)
5. Belahan/Cleavage
: Sempurna
6. Pecahan/Fructure
: Uneven
7. Kekerasan/Hardness
: 5-6
8. Sifat Dalam/Tenacity
: Brittle
9. Berat Jenis/Specific Gravity
: 3,0 3,4
10. Kemagnetan
: Para Magnetik
12. Susunan Komposisi Kimia/Chemistry : Ca(Mg,Fe)4Al(Si7Al)O22(Oh,F)2
-

Kelas

Group
: Assosiasi dengan Orthoklas

: Karbonates
: Amphibole Group
Kegunaannya untuk Penelitian dan kolektor

5.5 Sulfates
@ Nama Mineral : Gypsum

Rumus Kimia : Ca(So4)2H2o

Sifat - Sifat Fisik Mineral


Warna/Colour
: Putih Kuning
2. Cerat/Streak
: Putih
3. Kilap/Luster
: Non Metallik Luster (Viterous)
4. Perawakan/Habit
: Elongated Habits (fibrous)
5. Belahan/Cleavage
: Sempurna
6. Pecahan/Fructure
: Unevan
7. Kekerasan/Hardness
: 2
8. Sifat Dalam/Tenacity
: Flexible dan Sectile
9. Berat Jenis/Specific Gravity
: 2,35
10. Kemagnetan
: Non Magnetik
11. Susunan Komposisi Kimia/Chemistry : Ca(So4)2H2o
- Kelas
: Sulfides
- Group
: Hydrated Group
: Assosiasi dengan Anhydrite and Halite, Kegunaannya untuk ornament Banguan
5.6 Silicates
@ Nama Mineral : Kwarsa/Quartz

Rumus Kimia : Sio2

1.

1.

1.

Sifat - Sifat Fisik Mineral


Warna/Colour
: Ungu Bening
2. Cerat/Streak
: Putih
3. Kilap/Luster
: Non Metallic Luster (Viterous Luster)
4. Perawakan/Habit
: Granular ( Rounded habits )
5. Belahan/Cleavage
: Tidak ada
6. Pecahan/Fructure
: Choncoidal Fructure
7. Kekerasan/Hardness
: 7
8. Sifat Dalam/Tenacity
: Brittle
9. Berat Jenis/Specific Gravity
: 2,65
10. Kemagnetan
: Non Magnetik
11. Susunan Komposisi Kimia/Chemistry : Sio2
- Kelas
: Silicat
- Group
: Silica Group
: Assosiasi dengan Granite,Pegmatit,Batuan beku,Batuan Basa & Intermedien kegunaan untuk
pembuatan bahan kaca
@ Nama Mineral : Muscovite

Rumus Kimia : KaL2(AlSi3)010 (Oh) 2

Sifat - Sifat Fisik Mineral


Warna/Colour
: Putih
2. Cerat/Streak
: Putih
3. Kilap/Luster
: Non Metallic luster (Vitreous Luster))
4. Perawakan/Habit
: Granular (flatened Habits)
5. Belahan/Cleavage
: Sempurna
6. Pecahan/Fructure
: Even
7. Kekerasan/Hardness
: 2,5
8. Sifat Dalam/Tenacity
: Elastic
9. Berat Jenis/Specific Gravity
: 2,88
10. Kemagnetan
: Para magnetik
11. Susunan Komposisi Kimia/Chemistry : KaL2(AlSi3)010 (Oh)2
-

Kelas
: Silicates
Group
: Mica Group
12. Assosiasi & Kegunaan
: Assosiasi, dengan Kyanite,Stroulite
Kegunaannya untuk Kertas,Karet,Semen
@ Nama Mineral : Orthoklas

Sifat - Sifat Fisik Mineral


Warna/Colour
2. Cerat/Streak
3. Kilap/Luster
4. Perawakan/Habit
5. Belahan/Cleavage
6. Pecahan/Fructure

Rumus Kimia : KaLSi3O8

: Putih Susu
: Putih
: Non Metallik (Waxy Luster)
: Rounded Habits (Granular)
: Sempurna
: Unevan

7. Kekerasan/Hardness
: 6
8. Sifat Dalam/Tenacity
: Brittle
9. Berat Jenis/Specific Gravity
: 2,56
10. Kemagnetan
: Non Magnetik
11. Susunan Komposisi Kimia/Chemistry : KaLSi3O8
- Kelas
: Silikate
- Group
: Orthoklas
: Assosiasi dengan Kaulin Kwarsa
Kegunaannya
Industri Mineral yang penting saat Sangat murni dapat di gunakan untuk membuat porselen
Kramik

BAB VI
PERSENTASE MINERAL
6.1 Native Element
Native element atau unsur murni ini adalah kelas mineral yang dicirikan dengan hanya
memiliki satu unsur atau komposisi kimia saja. Mineral pada kelas ini tidak mengandung unsur
lain selain unsur pembentuk utamanya. Pada umumnya sifat dalam (tenacity) mineralnya adalah
malleable yang jika ditempa dengan palu akan menjadi pipih, atau ductile yang jika ditarik akan
dapat memanjang, namun tidak akan kembali lagi seperti semula jika dilepaskan. Kelas mineral
native element ini terdiri dari tiga bagian yaitu:
1. Metal dan element intermetalic (logam). Contohnya: emas (Au), perak (Ag), Platina (Pt) dan
tembaga (Cu). sistem kristalnya adalah isometrik.
2. Semimetal (Semi logam). Contohnya: bismuth (Bi), arsenic (As), , yang keduanya memiliki
sistem kristalnya adalah hexagonal.
3. Non metal (bukan logam). Contohnya intan, graphite dan sulfur. sistem kristalnya dapat
berbeda-beda, seperti sulfur sistem kristalnya orthorhombic, intan sistem kristalnya isometric,
dan graphite sistem kristalnya adalahhexagonal. Pada umumnya, berat jenis dari mineral-mineral
ini tinggi, kisarannya sekitar 6.
6.1.1Logam
6.1.1.1 Aurum (Au)

Emas telah banyak digunakan di dunia sebagai kendaraan untuk moneter tukar, baik
dengan penerbitan dan pengakuan koin emas atau jumlah besi kosong, atau melalui konversi
kertas instrumen-gold dengan mendirikan standar emas di mana nilai total uang yang dikeluarkan
diwakili di toko cadangan emas. Selain itu, emas juga berfungsi sebagai alat investasi, industri,
komersial kimia dan yang paling umum digunakan sebagai perhiasan.
6.1.1.2 Cuprum (Cu)
Cuprum atau tembaga biasa digunakan sebagai bahan peralatan listrik (kabel) dan bahan
campuran logam (kuningan, perunggu). Bahkan oleh manusia purba digunakan sebagai
perabotan dan senjata, serta perlengkapan ritual kepercayaan.
6.1.1.3 Platinum (Pt)
Digunakan untuk perhiasan, kimia dan kegunaan industri lainnya serta stabilizer mata
uang. Platinum biasa digunakan sebagai perhiasan dengan istilah emas putih karena kilaunya
lebih indah dari emas, selain itu juga digunakan sebagai bahan instrumen mekanik dan listrik
dengan presisi tinggi, serta sebagai katalis (pereaksi) dalam kimia analisis.
6.1.2 Semi-logam
6.1.2.1 Bismuth (Bi)
Sebuah bijih bismut dan sebagai spesimen mineral dan Karena titik penggabungannya
yang rendah, Bismuth utamanya digunakan sebagai bahan campuran logam.Selain itu, juga
digunakan sebagai bahan dalam industri farmasi dan kosmetik.
6.1.2.2 Arsenik (As)
Sampai saat ini, Arsenik belum dapat diketahui manfaat lain selain menjadi bahan racun,
termasuk yang meracuni tokoh pembela HAM, Munir.
6.1.3 Non-logam
6.1.3.1Intan (C)

Merupakan karbon, sama seperti grafit, tetapi karena kenampakkannya yang indah
dengan kemampuan dispersi cahaya yang besar, sehingga sering digunakan sebagai batu mulia
dan perhiasan.
Selain itu, kekerasannya menjadi standar tertinggi, sehingga digunakan dalam industri sebagai
alat pemotong atau mata bor.
6.1.3.2 Sulfur
Sulfur digunakan sebagai bahan utama pembuatan asam sulfur, vulkanisasi karet
sehingga menjadi ban, bahan peledak, fungisida, dan pupuk.
6.2 Shulphides
mineral sulfida, sulfida juga dieja sulfida, setiap anggota dari kelompok senyawa
belerang dengan satu atau lebih logam. Sebagian besar sulfida sederhana struktural,
menunjukkan simetri tinggi dalam bentuk kristal mereka, dan memiliki banyak sifat-sifat logam,
termasuk logam mengkilap dan konduktivitas listrik. Mereka sering mencolok berwarna dan
memiliki kekerasan rendah dan gravitasi spesifik yang tinggi.
Komposisi mineral sulfida dapat dinyatakan dengan rumus kimia umum AMSN, di mana
A adalah logam, S adalah sulfur, dan m dan n adalah bilangan bulat, memberikan A2S,
stoichiometries AS, A3S4 dan AS2. Logam-logam yang terjadi paling umum pada sulfida adalah
besi, tembaga, nikel, timah, kobalt, perak, dan seng, meskipun sekitar lima belas orang lain
masuk ke struktur sulfida.
Hampir semua mineral sulfida memiliki pengaturan struktural yang milik enam jenis
dasar, empat di antaranya penting. Pengaturan ini dekat-kemasan kombinasi dari logam dan
belerang, diatur oleh ukuran dan muatan ionik.
Yang paling sederhana dan paling simetris dari empat jenis struktural penting adalah
natrium klorida struktur, di mana setiap ion menempati posisi dalam sebuah segi delapan yang
terdiri dari enam tetangga malah dibebankan. Sulfida yang paling umum crystalling dengan cara
ini galena (PbS), mineral bijih timbal.
Jenis kemasan yang melibatkan dua ion sulfida dalam setiap posisi dalam struktur
oktahedral natrium klorida adalah struktur pirit. Ini adalah simetri tinggi struktur karakteristik
dari besi sulfida, pirit (FeS2O). Jenis struktural kedua yang berbeda adalah bahwa dari sfalerit

(ZnS), di mana setiap ion logam dikelilingi oleh enam ion malah dibebankan diatur
tetrahedrally.
Jenis struktural ketiga yang signifikan adalah bahwa fluorit, di mana kation logam
dikelilingi oleh delapan anion, anion masing-masing, pada gilirannya, dikelilingi oleh empat
kation logam. Kebalikan dari struktur-kation ini logam dikelilingi oleh empat anion dan masingmasing anion yang dikelilingi oleh delapan logam kation-disebut struktur antifluorite. Ini adalah
susunan dari beberapa tellurides lebih berharga logam mulia dan selenides antaranya adalah
hessite (Ag2Te), mineral bijih perak.
Dalam hampir semua sulfida, ikatan kovalen, namun beberapa memiliki sifat logam.
Properti kovalen sulfur belerang-belerang memungkinkan obligasi dan penggabungan pasangan
S2 di beberapa sulfida seperti pirit. Beberapa sulfida, termasuk molibdenit (MoS2) dan covellite
(CU), memiliki struktur lapisan. Beberapa varietas sulfida jarang memiliki struktur spinel.
Fase hubungan sulfida yang sangat kompleks, dan banyak reaksi solid state terjadi pada
suhu relatif rendah (100-300 C [212-572 F]), menghasilkan intergrowths kompleks.
Penekanan khusus telah ditempatkan pada penyelidikan eksperimental dari besi-nikel-tembaga
sulfida karena mereka yang jauh yang paling umum. Mereka juga merupakan indikator penting
geologi untuk mencari bijih mungkin dan memberikan reaksi suhu rendah untuk
geothermometry.
Sulfida terjadi pada semua jenis batuan. Kecuali untuk penyebaran dalam batuan sedimen
tertentu, mineral ini cenderung terjadi dalam konsentrasi yang terisolasi yang membentuk tubuh
mineral seperti pembuluh darah dan tambalan fraktur atau yang terdiri dari batuan yang sudah
ada penggantian dalam bentuk selimut. Endapan mineral sulfida berasal dari dua proses utama,
yang keduanya telah mengurangi kondisi:
(1) pemisahan suatu sulfida bercampur mencair selama tahap awal kristalisasi magma dasar; dan
(2) dari larutan air garam deposisi berair pada suhu di 300 - 600 C (572-1,112 F) dan pada kisaran
tekanan yang relatif tinggi, seperti di dasar laut atau beberapa kilometer di bawah permukaan
bumi. Deposito sulfida terbentuk sebagai hasil dari proses pertama meliputi terutama pyrrhotites,
pirit, pentlandites, dan chalcopyrites. Sebagian lain terjadi karena proses yang terakhir.
Pelapukan dapat bertindak untuk berkonsentrasi sulfida tersebar.
Mineral sulfida adalah sumber dari berbagai logam mulia, terutama emas, perak, dan
platinum. Mereka juga adalah mineral bijih logam yang paling banyak digunakan oleh industri,

seperti untuk contoh antimon, bismut, tembaga, timah, nikel, dan seng. Logam industri penting
lainnya seperti kadmium dan selenium terjadi dalam jumlah jejak di sulfida umum banyak dan
pulih dalam proses pemurnian.
6.3 Oxides dan Hydroksides
Kelas Oksida mineral adalah kelas yang agak beragam.Hal ini termasuk mineral yang
cukup keras (korundum) dan beberapa yang cukup lembut seperti psilomelane.Ini memiliki
mineral logam seperti hematite dan batu permata seperti korundum, chrysoberyl dan spinel.
Banyak oksida hitam tapi orang lain bisa sangat berwarna-warni. Keragaman besar
oksida sebagian dapat dikaitkan dengan kelimpahan ekstrim oksigen dalam kerak bumi.Oksigen
terdiri lebih dari 45% dari kerak bumi berat. Sebagian besar ini terkunci dalam mineral yang
lebih kompleks berdasarkan anion kompleks kimia seperti CO3,, BO3 SO4, NO3, SiO4, PO4
dan lain-lain. Tapi ada peluang besar untuk ion oksigen tunggal untuk menggabungkan dengan
berbagai elemen dalam berbagai cara.
Dalam pengertian yang ketat, mineral yang termasuk dalam kelas mineral yang lebih
kompleks seperti silikat benar-benar oksida. Tapi ini akan menjadi rumit bagi mineralogists
untuk dapat berurusan dengan hanya empat kelas yang berbeda dari kelas elemen-elemen, halida
kelas, kelas sulfida dan akhirnya kelas sangat besar oksida dengan semua subclass banyak dan
lebih dari 90% dari semua yang dikenal mineral. Dengan konvensi karena itu, oksida dibatasi
untuk mineral kompleks dan non mengandung oksigen atau hidroksida.
Oksida juga mengandung ikatan ionik kebanyakan dan ini membantu membedakan
anggota dari kelas mineral kompleks yang obligasi biasanya lebih kovalen di alam. Kuarsa,
SiO2, akan dianggap oksida, dan masih ada di beberapa panduan mineral dan teks, kecuali ikatan
kovalen silikon dan oksigen yang kesamaan struktural dengan Tectosilicates lainnya.
Hidrogen dalam satu positif (+1) negara benar-benar hanya sebuah proton tunggal dan
sangat kecil sehingga ketika menggabungkan dengan oksigen menghilang menjadi oksigen dan
gugus OH yang dihasilkan adalah ukuran hampir sama sebagai sebuah ion oksigen tunggal
dengan dua negatif (-2) biaya. Oleh karena itu gugus OH dapat masuk ke dalam situs kristal
banyak yang dinyatakan akan menduduki oksigen, tetapi dengan biaya hanya satu yang negatif (1). Kristal kemudian akan perlu seimbang dengan muatan negatif tambahan atau muatan positif
lebih sedikit.
Oksida:

ynite

te

ase

(Rare Earth Itrium Hidroksida Titanium Oksida Niobium)


Anatase

(Titanium Oksida)

Becquerelite

(Kalsium Oksida Hidroksida uranil Terhidrasi)

Bindheimite

(Antimon Hidroksida Oksida Timbal)

Bixbyite

(Oksida Besi Mangan)

Brannerite

(Uranium Kalsium Oksida Besi Titanium)

Brookite

(Titanium Oksida)

Chrysoberyl

(Berilium Aluminium Oxide)

Kolumbit

(Besi Oksida Niobium Tantalum Mangan)

Korundum

(Aluminium Oxide)

Cuprite

(Oksida Tembaga)

(Rare Earth Niobium Tantalum Itrium Titanium Oksida)


Fergusonite

(Rare Earth Oksida Besi Titanium)

Hausmannite

(Oksida Mangan)

Hematit

(Oksida Besi)

Es

(Hidrogen Oksida)

Ilmenit

(Titanium Oksida Besi)

Perovskit

(Kalsium Oksida Titanium)

Periklas

(Oksida Magnesium)

(Rare Earth Itrium Titanium Oksida Niobium Tantalum)


Pseudobrookite

(Titanium Oksida Besi)

Para piroklor Grup :


Betafite

(Kalsium Natrium Langka Bumi Niobium Tantalum Uranium Titanium)


Oksida Hidroksida :

Lite

(Kalsium Fluorida Natrium Hidroksida Oksida Tantalum)

(Natrium Kalsium Fluorida Niobium Oksida Hidroksida)


Ramsdellite

(Oksida Mangan)

Romanechite

(Barium Oksida Mangan Terhidrasi)

Grup Rutile:
Cassiterite

(Tin Oxide)

Plattnerite

(Oksida Timbal)

Pyrolusite

(Oksida Mangan)

Rutil

(Titanium Oksida)

Stishovite

(Silicon Oxide)

Samarskite-(Y)

(Rare Earth Oksida Titanium Itrium Besi)

Senarmontite

(Antimony Oksida)

Para Spinel Grup:


Kromit

(Besi Oksida Kromium)

Franklinite

(Zinc Oxide Besi Mangan)

Gahnite

(Zinc Oxide Aluminium)

Magnesiochromite

(Magnesium Oksida Kromium)

Magnetit

(Oksida Besi)

Spinel

(Magnesium Oxide Aluminium)

Taaffeite

(Berilium Aluminium Magnesium Oxide)

Tantalite

(Tantalum Oksida Besi Mangan Niobium)

Tapiolite

(Tantalum Oksida Besi Mangan Niobium)

Uraninite

(Uranium Oksida)

Valentinite

(Antimony Oksida)

Zincite

(Mangan Oksida Seng)

Subclass hidroksida :
Brucite

(Magnesium Hidroksida)

Gibbsite

(Aluminium Hidroksida)

Goethite

(Besi Hidroksida Oksida)

Limonit

(Besi Oksida Hidroksida Terhidrasi)

Manganite

(Hidroksida Oksida Mangan)

Psilomelane

(Barium Hidroksida Oksida Mangan)

Romeite

(Kalsium Natrium Hidroksida Titanium Besi Oksida antimoni Mangan)

Stetefeldtite

(Perak Oksida Hidroksida Antimon)

Stibiconite

(Antimony Oksida Hidroksida)

6.4 Carbonates
Umumnyamineralkarbonatyang

ditemukanpada

ataudekat

permukaan.

Mereka

mewakiligudangBumikarbon terbesar. Mereka semuaberada disisi lembut, dari kekerasan3


sampai 4pada skalaMohskekerasan.
Setiaprockhoundserius dangeologmengambilbotolkecilasam kloridake lapangan, hanya
untukberurusan dengankarbonat.Mineralkarbonatditampilkan di sinibereaksi secara berbeda
terhadapasam klorida, sebagai berikut:
Aragonitgelembungkuatdalam asamdingin
Kalsitgelembungkuatdalam asamdingin
Kerusittidak bereaksi(gelembung dalam asamnitrat)
Dolomitgelembungdalam asamlemahdingin,kuatdalam asampanas
Magnesitgelembunghanya dalamasam panas
Malachitegelembungkuatdalam asamdingin
Rhodochrositegelembungdalam asamlemahdingin,kuatdalam asampanas
Sideritgelembunghanya dalamasam panas
Smithsonitegelembunghanya dalamasam panas
Witheritegelembungkuatdalam asamdingin
A

ragonite

Calcite

Dolomite

erussite
R

Magnesite
Malachite

hodochrosite

Siderite

mithsonite

Witherite
Gambar6.4 : Gambar gambar Mineral

6.5 Sulfates
Sulfat adalah garam mineral yang mengandung belerang.Garam sulfat adalah ditemukan
di beberapa tanah Wisconsin. Pembusukan tanaman, hewan, dan beberapa proses industri
memproduksi garam. Pertambangan, penyamakan kulit, pabrik baja, pabrik pulp, dan tanaman
tekstil juga melepaskan sulfat ke lingkungan.
Memahami perbedaan antara sulfat dan sulfit: Sulfit berbeda sulfur yang mengandung
bahan kimia digunakan sebagai pengawet makanan. Sulfit yang tidak sama dengan sulfat.
Beberapa orang, terutama penderita asma, peka terhadap sulfit dan dapat mengalami reaksi alergi
yang parah.Sejak 1987, makanan yang mengandung lebih dari 10 bagian per juta (ppm) sulfit
dan obat yang mengandung sulfida harus diberi label.
Industri air limbah, air limbah rumah tangga, limpasan dari situs limbah berbahaya atau
bahan alami yang membusuk dapat menempatkan sulfat ke dalam air, danau sungai dan
sungai.Limbah yang mengandung sulfat merembes melalui tanah dan mencemari air tanah.
Ion

sulfat

adalah

anion

poliatomik

dengan

rumus

empiris

SO2-

4 dan massa molekul 96.06 dalton (96.06 g / mol), itu terdiri dari atom belerang pusat dikelilingi
oleh empat atom oksigen setara dalam susunan tetrahedral. Simetri ini sangat mirip dengan
metana, CH4.Atom sulfur dalam keadaan oksidasi +6 sementara empat atom oksigen masingmasing di negara -2.Ion sulfat membawa muatan dua negatif dan merupakan basis konjugat dari
bisulfat (atau sulfat hidrogen) ion, HSO-4, yang merupakan basis konjugat dari H2SO4, asam
sulfat.Sulfat organik, seperti dimetil sulfat, adalah senyawa kovalen dan ester asam sulfat.
Panjang ikatan SO dari 149 pm yang lebih pendek dari yang diharapkan untuk obligasi
SO tunggal. Sebagai contoh, panjang ikatan dalam asam sulfat adalah 157 pm untuk S-OH.
Geometri tetrahedral ion sulfat adalah sebagai diprediksi oleh teori VSEPR.
Dua model dari ion sulfat.
1 dengan ikatan kovalen polar saja.

2 dengan ikatan ion.


6.6 Silicates
Silikat yang terbesar, yang paling menarik, dan kelas paling rumit mineral jauh.Sekitar
30% dari semua mineral silikat dan beberapa ahli geologi memperkirakan bahwa 90% dari kerak
bumi terdiri dari silikat.Dengan oksigen dan silikon dua elemen yang paling melimpah di kerak
bumi, kelimpahan silikat ada kejutan nyata.
Unit kimia dasar silikat adalah (SiO4) kelompok tetrahedron berbentuk anionik dengan
muatan empat negatif (-4). Silikon pusat ion memiliki muatan positif sementara empat tiap
oksigen memiliki muatan negatif dua (-2) dan dengan demikian masing-masing ikatan silikonoksigen adalah sama dengan satu setengah (1 / 2) energi total ikatan oksigen. Kondisi ini
meninggalkan oksigen dengan pilihan ikatan menjadi satu ion silikon dan oleh karena
menghubungkan satu (SiO4) tetrahedron yang lain dan yang lain, dll.
Struktur yang rumit bahwa bentuk silikat tetrahedrons benar-benar menakjubkan.Mereka
dapat terbentuk sebagai unit tunggal, unit ganda, rantai, lembaran, cincin dan struktur kerangka.
Cara yang berbeda bahwa tetrahedrons silikat menggabungkan adalah apa yang membuat Kelas
silikat yang terbesar, yang paling menarik dan paling rumit kelas mineral.
Silikat dibagi menjadi subclass berikut, bukan oleh kimia mereka, tetapi oleh struktur mereka:
Nesosilicates

(tetrahedrons tunggal)

Sorosilicates

(tetrahedrons ganda)

Inosilicates

(rantai tunggal dan ganda)

Cyclosilicates

(cincin)

Phyllosilicates

(lembar)

Tectosilicates

(kerangka kerja)

Para Subclass Nesosilicate

(tetrahedrons tunggal)

Yang paling sederhana dari semua subclass silikat, subclass ini termasuk semua silikat
dimana (SiO4) tetrahedrons yang unbonded untuk tetrahedrons lainnya.
Dalam hal ini mereka mirip dengan kelas mineral lainnya seperti sulfat dan fosfat.Kelaskelas lain juga memiliki unit tetrahedral ion dasar (PO4 & SO4) dan dengan demikian ada
beberapa kelompok dan mineral di dalamnya yang mirip dengan anggota nesosilicates.
Nesosilicates, yang kadang-kadang disebut sebagai orthosilicates, memiliki struktur yang

menghasilkan ikatan kuat dan kemasan lebih dekat dan karena itu ion kepadatan lebih tinggi,
indeks bias dan kekerasan dari silikat kimia serupa di subclass lainnya. Akibatnya, ada batu
permata yang lebih dalam nesosilicates daripada di subclass silikat lainnya.

BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari Praktikum cara mengidentifikasi mineral ini yaitu,secara kasat mata,
masing-masing mineral memiliki penampakan fisik yang berbeda-beda, sehingga mengakibatkan
mineral ini mudah untuk diidentifikasi. Selain itu di simpulkan bahwa pada melakukan
proses pengidentifikasian secara kasat mata diperlukan ketelitian yang tinggidalam menentukan
baik kilap yang dimiliki ataupun kekerasan yangdimiliki, karena sangatlah penting dalam
menentukan jenis mineraltersebut.
7.2 Saran
Sebaiknya sampel mineral yang ada dapat di perbaharui, serta peralatanyang ada dapat di
lengkapi sehingga dapat meningkatkan kemampuan para praktikan dalam mengidentifikasi
dengan mengginalan alat-alat yangmungkin belum perna dijumpai sebalumnya.

Diposkan oleh M RIZKAN di 08.35


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Arsip Rizkan

Mengenai
Saya

2012 (2)
o Januari (2)

M RIZKAN
Lihat profil lengkapku

Laporan Hasil Praktek Lep Kristallografi

File M Rizkan

Pengikut
Template Picture Window. Diberdayakan oleh Blogger.

...

Anda mungkin juga menyukai