Anda di halaman 1dari 20

PENGINDERAAN JAUH DAN INTERPRETASI CITRA

“ SEJARAH, PERKEMBANGAN DAN KONSEP DASAR


PENGINDERAAN JAUH ”

Dosen Pengampu : M.Ridha Syafii Damanik, S. Pi, M. Sc

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1
1. Marwerry Hangryani Sonata Tarigan ( 3182131011 )
2. Riris Oktavia Silalahi
3. Doni Pramana Sitepu

B PEND. GEOGRAFI 2018

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan
terima kasih kepada Dosen pengampu yaitu Ridha Syafii Damanik,S. Pi, M. Sc yang
telah memberikan tugas buat kami agar kami lebih mengerti lagi tentang “ Sejarah,
Perkembangan Dan Konsep Dasar Penginderaan Jauh ”
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 20 Februari 2020

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR …….……………………………………………….i
DAFTAR ISI……………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………….1
1.3 Tujuan ……………………………………………………………..2
1.4 Manfaat ………………………………………………………..2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Defenisi Penginderaan Jauh ……………………………………3
2.2 Sejarah Penginderaan Jauh …………………………………….4
2.3 Perkembangan Penginderaan Jauh …………………………….6
2.4 Konsep Dasar Penginderaan Jauh……………………………..12

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan…………………………………………………….16
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….…..17

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teknologi penginderaan jauh merupakan pengembangan dari teknologi pemotretan udara
yang mulai diperkenalkan pada akhir abad ke 19. Manfaat potret udara dirasa sangat besar dalam
perang dunia pertama dan kedua, sehingga cara ini dipakai dalam eksplorasi ruang angkasa.
Sejak saat itu istilah penginderaan jauh(remote sensing) dikenal dan menjadi populer dalam
dunia pemetaan .Eksplorasi ruang angkasa yang berlangsung sejak tahun 1960 an antara
laindiwakili oleh satelit-satelit Gemini, Apollo, Sputnik, Solyus. Kamera presisi tinggi
mengambil gambar bumi dan memberikan informasi berbagai gejala dipermukaan bumi seperti
geologi, kehutanan, kelautan dan sebagainya. Teknologi pemotretan dan perekaman permukaan
bumi berkembang lebih lanjut dengan menggunakan berbagai sistim perekam data seperti
kamera majemuk, multispectral scanner, vidicon, radiometer, spectrometer yang berlangsung
sampai sekarang.
Pada tahun 1972 satelit Earth Resource Technology Satellite-1 (ERTS-1), sekarang
dikenal dengan Landsat, untuk pertama kali diorbitkan Amerika Serikat. Satelit ini dikenal
sebagai satelit sumber alam karena fungsinya adalah untuk memetakan potensi sumber alam dan
memantau kondisi lingkungan. Para praktisi dari berbagai bidang ilmu mencoba memanfaatkan
data Landsat untuk menunjang program pemetaan, yang dalam waktu pendek disimpulkan
bahwa data satelit tersebut potensial untuk menunjang program pemetaan dalam lingkup area
yang sangat luas. Sukes program Landsat diikuti oleh negara-negara lain dengan diorbitkannya
berbagai satelit sejenis seperti SPOT oleh Perancis, IRS oleh India, MOSS dan Adeos oleh
Jepang, ERS-1 oleh MEE (Masyarakat Ekonomi Eropa) dan Radarsat oleh Kanada. Pada sekitar
tahun 2000 sensor berketelitian tinggi yang semula merupakan jenis sensor untuk mata-
mata/intellegence telah pula dipakai untuk keperluan sipil dan diorbitkan melalui satelit-satelit
Quickbird, Ikonos, Orbimage-3, sehingga obyek kecil di permukaan bumi dapat pula direkam.
(La An: Prinsip dasar penginderaan Jauh 26:2007)

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalahnya antara lain sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Penginderaan Jauh ?

1
2. Bagaimanakah sejarah Penginderaan Jauh ?
3.Bagaimana perkembangan Penginderaan Jauh dari masa ke masa ?
4. Bagaimana konsep dasar Penginderaan Jauh ?

1.3. Tujuan
Adapun tujuannya antara lain sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui defenisi Penginderaan Jauh
2. Dapat mengetahui sejarah Penginderaan Jauh
3. Dapat mengetahui perkembangan Penginderaan Jauh dari masa ke masa
4. Dapat memahami konsep dasar Penginderaan Jauh
.

1.4. Manfaat
Untuk lebih mendalami mengenai Sejarah, Perkembangan Dan Konsep Dasar
Penginderaan Jauh. Diharapkan juga dari pembuatan makalah ini,dapat dijadikan sebagai
sumber pembelajaran maupun pelajaran di hari yang akan datang.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Penginderaan Jarak Jauh (Remote Sensing)


Penginderan Jauh merupakan terjemahan kata dari bahasa inggris “Remote Sensing”
yang merupakan istilah umum yang digunakan untuk menyebut suatu kegiatan pendugaan
keterangan suatu objek dari jarak jauh tanpa perlu menyentuh atau mendatanginya (Lintz dan
Simonett, 1976). Contoh dari penginderaan jauh antara lain satelit pengamatan bumi, satelit
cuaca, memonitor janin dengan ultrasonik dan wahana luar angkasa yang memantau planet dari
orbit. Disiplin ilmu ini sering disebut merupakan cabang ilmu dari Geografi dan telah
berkembang dengan cepat sehingga terdapat berbagai penafsiran dari beberapa ahli mengenai
definisi atau pengertiannya. Pengertiannya pun berkembang seiring perkembangan teknologi
yang digunakan. Penginderaan jauh telah didefinisakan secara bervariasi namun pada dasarnya
merupakan ilmu pengetahuan atau seni untuk mengungkapkan sesuatu mengenai suatu objek
tanpa menyentuhnya secara langsung (Fischer et al., 1976).
American Society of Photogrammetry pada tahun 1983 membuat suatu definisi bahwa
Penginderaan Jauh adalah Pengukuran atau pengumpulan informasi dari beberapa sifat objek
atau fenomena dengan suatu alat perekaman yang tidak kontak secara fisik dengan obyek atau
fenomena yang sedang diamati. Istilah penginderaan jauh di beberapa negara, antar lain Remote
sensing (Amerika Serikat), Teledetection (Perancis), Telepercepcion (Spanyol) dan
Fernerkundung (Jerman).
Ahli lain juga mengutarakan pendapatnya mengenai defisni Penginderaan Jauh.
Beberapa pengertian tersebut antara lain:
a. Campbell (2002)
Penginderaan jauh adalah ilmu untuk mendapatkan informasi tentang permukaan bumi seperti
lahan dan air dari citra yang diperoleh dari jarak jauh.
b. Lindgren (1985)
Penginderaan jauh adalah teknik yang digunakan untuk memperoleh dan menganalisis bumi.
c. Lillesand and Keifer (2003)

3
Penginderaan jauh adalah ilmu atau teknik dan seni untuk mendapatkan informasi tentang objek,
wilayah atau gejala dengan cara menganalisis data yang diperoleh dengan suatu alat, tanpa
hubungan langsung dengan objek wilayah atau gejala yang dikaji
d.Bob Ryerson - CCRS
Penginderaan jarak jauh adalah kumpulan dari informasi sumber daya alam dan lingkungan yang
menggunakan citra yang diperoleh melalui sensor dari pesawat udara atau satelit.
e. Floyd F. Sabins Jr
Penginderaan jarak jauh dapat didefinisikan sebagai proses pengumpulan informasi mengenai
suatu obyek tanpa secara langsung terjadi kontak fisik dengan obyek. Pesawat udara dan satelit
adalah platform yang paling umum dalam proses observasi penginderaan jarak jauh. Kata
penginderaan jarak jauh sendiri dibatasi terhadap metode yang mempekerjakan energi
elektromagnetik sebagai komponen utama dalam proses deteksi dan pengukuran karakteristik
target.
f. Arthur Cracknell and Ladson Hayes
Inderaja dapat dikatakan sebagai observasi atau pengumpulan informasi mengenai suatu target
dengan menggunakan perangkat dari suatu jarak tertentu (dari jauh).
Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa penginderaan jauh
merupakan upaya memperoleh informasi tentang objek dengan menggunakan alat yang disebut
“sensor” (alat peraba), tanpa kontak langsung dengan objek. Dengan kata lain dapat dinyatakan
bahwa penginderaan jauh merupakan upaya untuk memperoleh data dari jarak jauh dengan
menggunakan peralatan tertentu. Data yang diperoleh itu kemudian dianalisis dan dimanfaatkan
untuk berbagai keperluan ataupun Penginderaan jauh (remote sensing) secara sederhana
merupakan teknik untuk mengamati objek di permukaan bumi dari udara dengan bantuan
sensor.

2.2 SEJARAH PENGINDERAAN JAUH


Sejarah adalah suatu hal yang ada kaitannya dengan peristiwa dan kejadian masa lalu.
Menurut Setiadi (2006) sejarah pada dasarnya merupakan sebuah bahasa ide atau sebuah proses
pemikiran untuk memahami diri dan lingkungannya melalui pemahaman akan kejadian-kejadian
lampau dalam suatu kerangka waktu. Penginderaan Jauh bertujuan untuk mengetahui keadaan
permukaan bumi secara detail. Hasil pemotretan yang dilakukan ini ternyata cukup memuaskan,

4
yaitu semua objek dapat tergambar secara jelas. Kemajuan teknologi pemetaan (visualisasi), saat
ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Banyak perusahaan yang menawarkan peta foto
untuk wilayah yang diinginkan dengan scene tertentu dan tingkat resolusi spassial yang beragam
Penginderaan jauh merupakan pengembangan dari teknologi pemotretan yang dilakukan dari
udara. Pemotretan dari udara sendiri telah dikenal sekitar abad ke-19 dari sebuah aplikasi coba–
coba menjadi suatu teknologi yang banyak mempengaruhi berbagai aspek penelitian tentang
bumi dan planet. Sistem penginderaan dengan satelit menyediakan data-data kritis seperti
perkiraan cuaca, forecasting, agrikultur, eksplorasi sumber daya alam, dan monitoring
lingkungan. Pencitraan mulai ada sejak rockte-borne camera pada awal 1890an, sedangkan hasil
inderaja dari angkasa sendiri dimulai seiring dengan Perang Dunia II dan perkembangan
teknologi roket. Pengembangan satelit meteorologikal awal 1960an mengantar penelitian
mengenai citra atmosferik, dan adanya benda ruang angkasa menunjukkan adanya potensial
untuk mengorbitkan kamera untuk menyediakan informasi mengenai permukaan bumi. Untuk
itu, secara bertahap dilakukanlah pemotretan melalui udara untuk memetakan permukaan bumi.
Hal ini terbukti dengan diluncurkannya satelit Lansat oleh NASA pada tanggal 23 juli 1972 yang
diberi nama ERST-1 (Earth Reseource Tehnology Satelit) (Lillesand, 1979 dalam Rachman dkk,
2004).
Sejak tahun 1960, di ruang angkasa telah banyak satelit buatan yang beredar, di antaranya
adalah satelit Apollo, Soyus, Gemini, dan 5putnik. Di satelit itulah kamera perekam dipasang
untuk memotret permukaan bumi. Sistem perekam yang digunakan pun beragam, mulai dari
kamera majemuk, multispectral scaner, radiometer, sampai dengan GPS (Global Positioning
System) dimanfaatkan untuk merekam segala kenampakan yang diinginkan. Satelit yang
digunakan dalam penginderaan jauh terdiri dari berbagai jenis, sesuai dengen tujuan yang hendak
dicapai. Misalnya Satelit Earth Resource Technology Satellite-1 (ERTS-1) atau yang Iebih
dikenal dengan nama Landsat, merupakan jenis satelit yang berfungsi untuk memetakan sumber
daya alam dan memantau keadaan lingkungan. Teknologi penginderaan jauh semakin banyak
digunakan oleh berbagai kalangan untuk bermacam-macam keperluan karena tingkat
ketepatannya cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah pengguna dari tahun
ke tahun. Untuk itu, teknologi yang dimanfaatkan dalam penginderaan jauh pun terus
dikembangkan. Seperti pada awal tahun 2000, satelit-satelit yang beresolusi tinggi telah biasa
dimanfatkan untuk kepentingan umum.

5
2.3 PERKEMBANGAN PENGINDERAAN JAUH
Dewasa ini perkembangan teknologi penginderaan jauh sudah berkembang sangat cepat,
seorang dapat melakukan kegiatan penginderaan jauh cukup menggunakan bantuan perangkat
telepon genggam pintar atau smartphone secara langsung menggunakan bantuan aplikasi
semisal google earth, google maps, Arcgis, Geo Tracker dan lain sebagainya. Namun dahulu
kala saat wahana atau platform yang digunakan masih sangat terbatas, manusia sudah
melakukan kegiatan penginderaan jauh untuk berbagai macam pemanfaatan. Penginderaan jauh
tidak terlepas dari perkembangan ilmu fisika terutama dalam bidang fisika optik, penemuan
kamera, perkembangan penduduk dan perang dunia. Keempat hal tersebut setidaknya secara
langsung menyebabkan perlombaan negara-negara adikuasa untuk saling berlomba menjadi
yang terdepan dalam mengembangkan dan memanfaatkan teknologi tersebut.
Penginderaan jauh modern mulai dikenal manusia pada 1858 ketika Gaspard Felix
Tournachon pertama kali memotret kota Paris dengan menggunakan Balon Udara. Penginderaan
jauh kemudian digunakan pada zaman Perang Dunia 1 dan 2 dimana negara-negara yang
berperang menggunakan data penginderaan jauh sebagai panduan rencana misi pertempuran.
Perkembangan penginderaan jauh semakin pesat sekitar tahun 1960an saat roket pembawa satelit
pertama TIRROS (Televison and Infrared Observation Satellite) diluncurkan. Pada zaman
dahulu pemotretan hanya menghasilkan suatu citra hitam putih dan belum berwarna seperti
sekarang ini. Seiring dengan perkembangan IPTEK, teknologi penginderaan jauh semakin
canggih dan sensor yang digunakan semakin beragam seperti infrared, sonar dan lainnya.
Seiring dengan berakhirnya perang dunia, fungsi penginderaan jauh bergeser dari asalnya untuk
kepentingan ekpansi militer kini lebih mengarah kepada upaya peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
Campbell dan Wynne (2011) dalam bukunya “Introduction to remote sensing”
menyatakan tahapan urutan sejarah perkembangan dalam dunia penginderaan jauh yang
disajikan pada tabel dibawah ini.
Tahun Keterangan
1800 Penemuan sinar inframerah oleh sir William Herschel
1839 Permulaan kegiatan fotografi
1847 Demonstrasi spektrum inframerah yang ditunjukkan oleh A. H. L. Fizeau
dan J. B. L. Foucault untuk menunjuk perpindahan muatan menggunakan

6
cahaya tampak
1850 – 1860 Fotografi menggunakan balon
1837 Teori energi elekromagnetik yang dikembangkan oleh James Clerk Maxwell
1909 Fotografi dari pesawat terbang
1914 – 1918 Perang Dunia I: Pengintaian udara
1920-1930 Pengembangan dan aplikasi awal fotografi udara dan fotogrametri
1929-1939 Depresi ekonomi menghasilkan krisis lingkungan yang menyebabkan
diadakannya kegiatan aplikasi foto udara oleh pemerintah
1930-1940 Pengembangan radar di Jerman, Amerika Serikat, dan Inggris
1939-1945 Perang Dunia II: aplikasi dari bagian tidak tampak dari spektrum
elektromagnetik; pelatihan orang untuk akuisisi dan interpretasi foto udara
1950-1960 Penelitian dan pengembangan kemiliteran
1956 Penelitian Colwell pada deteksi penyakit tanaman dengan fotografi
inframerah
1960-1970 Penggunaan perdana istilah remote sensing Satelit cuaca TIROS Observasi
penginderaan jauh Skylab dari ruang angkasa
1972 Peluncuran Satelit Landsat 1
1970-1980 Kemajuan pesat dalam pengolahan citra digital
1980-1990 Landsat 4: generasi baru sensor satelit Landsat
1986 satelit observasi SPOT Earth milik negara Perancis
1980an Perkembangan sensor hyperspectral (resolusi sangat tinggi)

A. Perkembangan Sebelum Tahun 1960


Perkembangan penginderaan jauh bisa dibedakan kedalam dua tahap yaitu sebelum dan
sesudah tahun 1960. Sebelum tahun 1960 masih digunakan foto udara, setelah tahun (1960 sudah
ditambah dengan citra satelit. Perkembangan kamera diperoleh dari percobaan yang dilakukan
pada lebih dari 2.300 tahun yang lalu oleh Aristoteles dengan ditemukannya teknologi Camera
Obscura yang merupakan temuan suatu proyeksi bayangan melalui lubang kecil ke dalam ruang
gelap. Percobaan dilanjutkan dari abad ke 13 sampai 19 oleh ilmuwan seperti Leonardo da Vinci,
Levi bel Gerson, Roger Bacon, Daniel Barbara (penemuan lensa yang dapat dipakal untan
pembesaran pandangan jarak jauh melalui penggunaan teleskop), Johan Zanr (penemuan

7
cermin), Athanins Kircher, Johannes Kepler, Robert Boyle, Robert Hooke, William Wollaston
dan George Airy.
Pada 1700 AD, mulai ditemukan proses fotografi, yang pada akhirnya dikembangkan
menjadi teknik fotografi (1822) oleh Daguerre dan Niepce yang dikenal dengan proses
Daguerrotype. Kemudian proses fotografi tersebut berkembang setelah diproduksi rol film yang
terbuat dari bahan gelatin dan silver bromide secara besar- besaran. Kegiatan seni fotografi
menggunakan balon udara yang digunakan untuk membuat fotografi udara sebuah desa dekat
kota Paris berkembang pada tahun 1859 oleh Gaspard Felix Tournachon. Pada tahun 1895
berkembang teknik foto berwarna dan berkembang menjadi Kodachrome tahun 1935. Pada 1903
di Jerman, kamera pertama yang diluncurkan melalui roket yang dimaksudkan untuk melakukan
pemotretan udara dari ketinggian 800 m dan kamera tersebut kembali ke bumi dengan parasut.
Foto udara pertama kali dibuat oleh Wilbur Wright pada tahun 1909.
Selama periode Perang Dunia I, terjadi lonjakan besar dalam penggunaan foto udara
untuk berbagai keperluan antara lain untuk pelacakan dari udara yang dilakukan dengan pesawat
kecil dilengkapi dengan kamera untuk mendapatkan informasi kawasan militer strategis, juga
dalam hal peralatan interpretasi foto udara, kamera dan film. Pada tahun 1922, Taylor dan rekan-
rekannya di Naval Research Laboratory USA, berhasil mendeteksi kapal dan pesawat udara.Pada
masa ini Inggris menggunakan foto udara untuk mendeteksi kapal yang melintas kanal di Inggris
guna menghindari serangan Jerman yang direncanakan pada musim panas tahun 1940. Angkatan
LautAmerika, pada tanggal 5 Januari 1942 mendirikan Sekolah Interpretasi Foto Udara (Naval
Photographic Interpretation School), bertepatan dengan sebulan penyerangan Pearl Harbor.
Sejak 1920 di Amerika, pemanfaatan foto udara telah berkembang pesat yang mana
banyak digunakan sebagai alat bantu dalam pengelolaan lahan, pertanian, kehutanan, dan
pemetaan penggunaan tanah. Dimulai dari pemanfaatan foto hitam putih yang pada gilirannya
memanfaatkan foto udara berwarna bahkan juga foto udara infra merah. Selama perang dunia ke
II, pemanfaatan foto udara telah dikembangkan menjadi bagian integral aktifitas militer yang
digunakan untuk pemantauan ketahanan militer dan aktifitas daerah di pasca perang.Pada masa
ini Amerika Serikat, Inggris dan Jerman mengembangkan penginderaan jauh dengan gelombang
infra merah.Sekitar tahun 1936, Sir Robert Watson-Watt dari Inggris juga mengembangkan
sistem radar untuk mendeteksi kapal dengan mengarahkan sensor radar mendatar ke arah kapal
dan untuk mendeteksi pesawat terbang sensor radar di arahkan ke atas. Panjang gelombang tidak

8
diukur dengan sentimeter melainkan dengan meter atau desimeter. Pada tahun 1948 dilakukan
percobaan sensor radar pada pesawat terbang yang digunakan untuk mendeteksi pesawat lain.
Radar pertama menghasilkan gambar dengan menggunakan B-Scan, menghasilkan gambar
dengan bentuk segi empat panjang, jarak obyek dari pesawat digunakan sebagai satu kordinat,
kordinat lainnya berupa sudut relative terhadap arah pesawat terbang.Gambar yang dihasilkan
mengalami distorsi besar karena tidak adanya hubungan linier antara jarak dengan sudut.Distorsi
ini baru dapat dikoreksi pada radar Plan Position Indicator (PPI).PPI ini masih juga terdapat
distorsi, tetapi ketelitiannya dapat disetarakan dengan peta terestrial yang teliti.Radar PPI masih
digunakan sampai sekarang.Radar PPI dan Radar B-Scan antenanya selalu berputar.Pada sekitar
tahun 1950 dikembangkan sistem radar baru yang antenanya tidak berputar yaitu dipasang tetap
di bawah pesawat, oleh karena itu antenanya dapat dibuat lebih panjang sehingga resolusi
spatialnya lebih baik
Pada periode tahun 1948 hingga tahun 1950, dimulai peluncuran roket V2.Roket tersebut
dilengkapi dengan kamera berukuran kecil.Selama tahun 1950-an, dikembangkan foto udara
infra merah yang digunakan untuk mendeteksi penyakit dan jenis-jenis tanaman. Aplikasi di
bidang militer diawali dengan ide untuk menempatkan satelit observasi militer pada tahun 1955
melalui proyek SAMOS (Satellite and Missile Observation System), yang dipercayakan oleh
Pentagon kepada perusahaan Lockheed. Satelit pertama dari proyek ini dilucurkan pada tanggal
31 Januari 1961 dengan tujuan menggantikan sistem yang terpasang pada pesawat-pesawat
pengintai U2 (Hanggono, 1998).

B. Perkembangan Sesudah Tahun 1960.


Perekaman bumi pertama dilakukan oleh satelit TIROS (Television and Infrared
Observation Satellite) pada tahun 1960 yang merupakan satelit meteorologi.Setelah peluncuran
satelit itu, NASA meluncurkan lebih dari 40 satelit meteorologi dan lingkungan dengan setiap
kali diadakan perbaikan kemampuan sensornya.Satelit TIROS ini sepenuhnya didukung oleh
ESSA (Environmental Sciences Services Administration), kemudian berganti dengan NOAA
(National Oceanic and Atmospheric Administration) pada bulan Oktober 1970.Seri kedua dari
satelit TIROS ini disebut dengan ITOS (Improved TIROS Operational System).Sejak saat ini
peluncuran manusia ke angkasa luar dengan kapsul Mercury, Gemini dan Apollo dan lain-lain
digunakan untuk pengambilan foto pemukaan bumi.Sensor multispektral fotografi S065 yang

9
terpasang pada Apollo-9 (1968) telah memberikan ide pada konfigurasi spektral satelit ERTS-1
(Earth Resources Technology Satellite), yang akhirnya menjadi Landsat (Land Satellite).Satelit
ini merupakan satelit untuk observasi sumber daya alam yang diluncurkan pada tanggal 23 Juli
1972. Disusul oleh generasi berikutnya Landsat 2 diluncurkan pada tanggal 22 Januari 1975 dan
peluncuran Landsat 3 pada tanggal 5 Maret 1978. Perkembangan satelit sumber daya alam
komersial terjadi pada Landsat 4 yang diluncurkan pada tanggal 16 Juli 1982, disusul Landsat 5
yang peluncurannya pada tanggal 1 Maret 1984, dan Landsat 6 gagal mencapai orbit.
Direncanakan pada awal 1998 akan segera diluncurkan satelit Landsat 7 sebagai pengganti
Landsat 5.
Perkembangan satelit sumber daya alam tersebut diikuti oleh negara lain, dengan
meluncurkan satelit penginderaan jauh operasional dengan berbagai misi, teknologi sensor, serta
distribusi data secara komersial, seperti satelit SPOT-1 (Systemme Probatoire d'Observation de
la Terre) oleh Perancis pada tahun 1986 yang diikuti generasi berikutnya, yaitu SPOT-2, 3, dan
4. Demikian juga dengan dipasangnya sensor radar pada satelit penginderaan jauh sebagai
penggambaran sensor optik, merupakan peluang yang baik bagi negaraIndonesia, yang
wilayahnya tertutup awan sepanjang tahun. Pada tahun 1986 Heinrich Hertz melakukan
percobaan yang menghasilkan bahwa berbagai obyek metalik dan non metalik memantulkan
tenaga elektromagnetik pada frekwensi 200 MHz yang dekat dengan gelombang
mikro.Percobaan radar pertama kali dilakukan oleh Hulsmeyer pada tahun 1903 untuk
mendeteksi kapal.
Satelit penginderaan jauh radar yang digunakan untuk mengindera sumber daya di bumi
dimulai dengan satelit eksperimen Amerika Serikat untuk mengindera sumber daya laut Seasat
(Sea Satellite) tanggal 27 November 1978, SIR (Shuttle Imaging Radar)-A 12 November 1981,
SIR-B tahun 1984, SIR-C tahun 1987. Disusul satelit SAR milik Rusia Cosmos 1870 tahun
1987, dan beroperasi selama dua tahun, untuk pengumpulan data daratan dan lautan. Cosmos-
1870 ini hanya merupakan suatu prototipe, yang dirancang khusus untuk satelit sistem radar,
yang secara operasional akan dilakukan oleh Almaz-1. Satelit Almaz-1 diluncurkan 31 Maret
1991, yang awalnya untuk pantauan kondisi cuaca setiap hari, sedangkan secara operasional
mengindera bumi baru dimulai 17 Oktober 1992 dan beroperasi selama 18 bulan. Konsorsium
Eropa (ESA = European Space Agency) tidak mau ketinggalan meluncurkan ERS-1 tahun 1991
dan ERS-2 tahun 1995. Disusul Jepang dengan JERS (Japan Earth Resources Satellite), yaitu

10
JERS-1 diluncurkan tanggal 11 Februari 1992, namun program ini tidak diteruskan dan diganti
dengan Adeos (Advanced Earth Observation Satellite) Agustus 1996, serta GMS (Geostationer
Meteorogical Satellite), India dengan IRS (Indiana Resources Satellite); dan Canada dengan
Radarsat (Radar Satelitte).
Pada saat ini, satelit intelijen Amerika memiliki kemampuan menghasilkan citra dengan
resolusi yang sangat tinggi, mampu mencapai orde sepuluhan sentimeter.Pada sebuah citra KH-
12, mampu mengambil gambar pada malam hari dengan menggunakan gelombang infra merah
yang sangat berguna untuk mendeteksi sebuah kamuflase atau bahkan dapat melihat jika seorang
serdadu menggunakan topi/helmnya. Selain Amerika negara lain yang memiliki satelit
pengindera bumi dengan resolusi yang sangat tinggi adalah Rusia dengan KVR 1000 (satelit
Yantar Kometa), Perancis dengan Helios-2A dan Israel dengan Offeq-2. Selain di bidang militer,
pemerintah Amerika Serikat juga telah memberikan lisensi kepada tiga perusahaan swasta untuk
meluncurkan satelit sipil beresolusi sangat tinggi seperti Orbview (Orbital Science Corporation),
Space Imaging Satellite (Lockheed) dan Earthwatch (Ball Aerospace). Orbview akan menangani
misi Orbview/Baseline yang akan diluncurkan tahun 1999 yang menawarkan resolusi 1 meter
untuk mode pankromatik dan 4 meter untuk mode multispektral.
Pada pertengahan tahun 1998 ini juga direncanakan peluncuran satelit Quick Bird yang
merupakan satelit penerus generasi sistem Early Bird. Satelit Quick Bird akan membawa sensor
QuickBird Panchromatic dengan resolusi spatial 1 meter dan QuickBird Multispectral dengan
resolusi 4 meter. Setiap program satelit mempunyai misi khusus mengindera dan mengamati
permukaan bumi, sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan aplikasi yang menjadi
tujuannya.Misi satelit penginderaan jauh resolusi tinggi sebagian berorientasi untuk
inventarisasi, pantauan, dan penggalian lahan atau daratan, sebagian untuk mendapatkan
informasi kelautan dan lingkungan.
Perkembangan Penginderaan Jauh juga berkembang di Indonesia. Wilayah indonesia
terdiri dari alut yaitu 62% dari seluruh luas wilayah sangat efektif diterapkan di Indonesia
terhadap pelestarian sumberdaya aalam. Hal ini karena di sepanjang pesisir dan lautan Indonesia
terdapat 5 macam ekosistem yang sangat produktif dalam memberikan kontribusi sebagai arial
penghasil sumber protein dan dapat meningkatkan pendapatan nelayan serta pendapan daerah.
Lima ekosistem tersebut adalah ekosistem mangrove, ekosistem lamun, ekosistem terumbu
karang, ekosistem muara dan ekosistem rumput laut (Rachman, 2004). Produk survei pemetaan

11
adalah peta, profil melintang, profil memanjang, galian dan timbunan dalam format digital. Di
dalam bidang kelautan pemetaan digunakan untuk mengetahui potensi kelautan tanpa
menimbulkan dampak serius bagi biota laut. Pemetaan di Indonesia sudah banyak digunakan
oleh para peneliti. Hal ini dikarenakan memerlukan waktu yang singkat serta biayanya yang
murah. Berikut para peneliti yang pernah menggunakan penginderaan jauh dalam pemetaannya
adalah Siregar (2010) menggunakan citra QuickBird untuk memetakan dasar perairan dangkal di
Kepulauan Seribu, Restuning dan handayani (2007) menggunakan data citra dari USGS tahun
1973-2006 dalam pemetaan pola gempa bumi di Indonesia , Usman dkk (2005) menggunakan
citra Lansat TM dalam penelitian sedimentasi perairan lagoon Segara Anakan dan dalam bidang
perikanan Simbolon (2010) juga menggunakan data citra modis dalam menentukan daerah
penangkapan ikan cakalang melalui analisis Suhu Permukaan Laut (SPL) di Teluk Pelabuhan
Ratu.

2.4 KONSEP DASAR PENGINDERAAN JAUH


Komponen dasar dalam Penginderaan Jauh
Empat komponen dasar dari sistem PJ adalah target, sumber energi, alur transmisi,
dan sensor. Komponen dalam sistem ini berkerja bersama untuk mengukur dan mencatat
informasi mengenai target tanpa menyentuh obyek tersebut. Sumber energi yang menyinari atau
memancarkan energi elektromagnetik pada target mutlak diperlukan. Energi berinteraksi dengan
target dan sekaligus berfungsi sebagai media untuk meneruskan informasi dari target kepada
sensor. Sensor adalah sebuah alat yang mengumpulkan dan mencatat radiasi elektromagnetik.
Setelah dicatat, data akan dikirimkan ke stasiun penerima dan diproses menjadi format yang siap
pakai, diantaranya berupa citra. Citra ini kemudian diinterpretasi untuk menyarikan informasi
mengenai target.

12
Penginderaan jauh diawali penemuan teknologi kamera dimana gambaran suatu
objek dapat ditangkap oleh alat sehingga mendorong manusia untuk memanfaatkannya lebih
lanjut. Alat tersebut kemudian dikenal dengan kamera. Kamera bekerja berdasarkan prinsip-
prinsip fisika optik dimana sensor yang digunakan tidak bersentuhan langsung dengan objek
yang diamati tetapi hanya menyerap dan menangkap cahaya yang dipantulkan kembali oleh
objek. Pengamatan mengenai suatu objek yang mungkin berjarak jauh tanpa bersentuhan atau
mendatangi objek secara langsung menimbulkan penggunaan remote sensing atau penginderaan
jauh akhirnya digunakan sebagai istilah umum yang dikenal sampai sekarang. Penginderaan
jauh menggunakan prinsip-prinsip dasar ilmu fisika terutama mengenai radiasi elektromagnetik
karena proses yang terjadi dalam proses penginderaan jauh selalu melibatkan interaksi antara
radiasi energi yang disengaja dengan target yang menjadi sasaran atau objek penelitian. Oleh
karena itu, pengetahuan-pengetahuan dan pemahaman terhadap radiasi elektromagnetik sangat
diperlukan oleh seseorang yang ingin mendalami bidang ilmu penginderaan jauh. Ilustrasi yang
dibuat oleh Canada Centre for Remote Sensing (CCRS) dalam sebuah buku Fundamentals of
Remote Sensing tahun 2014 menunjukkan proses yang terjadi dalam sebuh proses penginderaan
jauh. Dimana terdapat alat-alat penunjang yang memungkinkan proses penginderaan jauh terjadi
sampai diperoleh data citra yang digunakan sebagai bahan utama analisis.

Gambar Ilustrasi Kegiatan Penginderaan Jauh


Keterangan Gambar
Bagian Keterangan
A Sumber Energi
B Radiasi dan Atmosfer

13
C Interaksi dengan target
D Perekaman Energi oleh Sensor
E Transmisi, Penerimaan, dan Pemrosesan Data
F Intrepetasi dan Analisa
G Aplikasi dan Pemanfaatan

1. Sumber Energi
Dalam penginderaan jauh harus ada sumber tenaga, baik sumber tenaga alamiah
maupun sumber tenaga buatan.Tenaga ini mengenai obyek di permukaan bumiyang kemudian
dipantulkan ke sensor.la dapat juga berupa tenaga dari obyekyang dipancarkan ke sensor.Jumlah
tenaga matahari yang mencapai permukaan bumi dipengaruhi oleh waktu(jam, musim), lokasi,
dan kondisi cuaca.Jumlah tenaga yang diterima pada sianghari lebih banyak bila dibandingkan
dengan jumlahnya pada pagi atau sore hari.Kedudukan matahari terhadap tempat di bumi
berubah sesuai dengan perubahan musim. Pada musim di saat matahari berada tegak lurus di atas
suatu tempat jumlah tenaga yang diterima lebih besar bila dibandingkan dengan musim lain
disaat matahari kedudukannya condong terhadap tempat itu. Di samping itu, jumlah tenaga yang
diterima juga dipengaruhi oleh letak tempat di permukaan bumi.
2. Atmosfer
Atmosfer membatasi bagian spektrum elektromagnetik yang dapat digunakan dalam
penginderaan jauh.Pengaruh atmosfer merupakan fungsi panjanggelombang.Pengaruhnya
bersifat selektif terhadap panjang gelombang.Karena pengaruh yang selektif inilah maka timbul
istilah jendela atmosfer yaitu bagian spektrum elektromagnetik yang dapat mencapai bumi.
3. Interaksi antara Tenaga dan Obyek
Tiap obyek mempunyai karakteristik tertentu dalam memantulkan atau memancarkan
tenaga ke sensor.Pengenalan obyek pada dasarnya dilakukan dengan menyidik (tracing)
karakteristik spektral obyek yang tergambar pada citra.Obyek yang banyak memantulkan atau
memancarkan tenaga akan tampak lebih cerah pada citra. Sedang obyek yang pantulannya atau
pancarannya sedikit tampak gelap.Meskipun demikian, pada kenyataannya tidak sesederhana ini.
Ada obyek yang berlainan tetapi mempunyai karakteristik spectral sama tau serupa sehingga
menyulitkan pembedaannya dan pengenalannya pada citra. Hal ini dapatdiatasi dengan menyidik
karakteristik lain selain karakteristik spektral. Misalnyabentuk, ukuran, dan pola

14
4. Sensor
Tenaga yang datang dari obyek di permukaan bumi diterima dan direkam oleh
sensor.Tiap mempunyai kepekaan tersendiri terhadap bagian sensor spectrum elektromagnetik.
Di samping itu juga kepekaannya berbeda dalam merekam obyek terkecil yang dapat dikenali
dan dibedakan terhadap obyek lain. Berdasarkan atas prose perekamannya, sensor dibedakan
menjadi sensor fotogtafik dan sensor elektronik.
5. Perolehan Data
Perolehan data dapat dilakukan dengan cara manual yakni dengan interpretasi secara
visual, dan dapat pula dilakukan dengan cara numerik atau cara digital yaitu dengan
menggunakan komputer.
6. Pengguna Data
Keberhasilan aplikasi penginderaan jauh terletak pada dapat diterima atau tidaknya hasil
penginderaan jauh itu oleh para pengguna data.Pengguna penginderaan data merupakan
komponen yang Penting dalam system jauh.Kerincian,kehandalan, dan kesesuaiannya terhadap
kepentingan pengguna sangatmenentukan diterima atau tidaknya data penginderaan jauh oleh
para penggunadata.Pada saat sekarang data penginderaan jauh sangat banyak digunakan
untukkepentingan tertentu, misalnya untuk keteknikan, perencanaan, monitoring, danevaluasi
terhadap sumberdaya alam.
Campbell dan Wynne (2011) menggambarkan konsep penginderaan jauh dalam sebuah
diagram yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini :

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Penginderaan jauh atau disingkat inderaja adalah pengukuranatau akuisisi data
dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alatyang tidak secara fisik melakukan
kontak dengan objek tersebut atau pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau
fenomena olehsebuah alat dari jarak jauh, misalnya dari pesawat, pesawat luara ngkasa,
satelit, kapal atau alat lain. Komponen Penginderaan Jauh ada dua macam yaitu Sumber
tenaga dan Atmosfer. Penginderaan jauh dengan menggunakantenaga matahari
dinamakan penginderaan jauh sistem pasif. Penginderaan jauh sistem pasif menggunakan
pancaran cahaya, hanya dapat beroperasi pada siang hari saat cuaca cerah. Penginderaan
jauh sistem pasif yang menggunakan tenaga pancaran tenaga thermal,dapat beroperasi
pada siang maupun malam hari. Citra mudah pengenalannya pada saat perbedaan suhu
antara tiap objek cukup besar.

16
DAFTAR PUSTAKA

[1] D. Apriyana, A. R. Nisya, B. Septiangga, and R. J. Manuhara, “Penginderaan Jauh untuk


Pemantauan Garis Pantai dan Daerah terdampak di Sepanjang Wilayah Kepesisiran Kota
Semarang,” Bunga Rampai Kepesisiran dan Kemaritiman DIY dan Jawa Tengah Bogor
BIG, no. 9, pp. 92–100, 2016.
[2] F. F. Muhsoni and S. Pi, “PENGINDERAAN JAUH (REMOTE SENSING).”
[3] A. Darmawan, S. P. Harianto, T. Santoso, and G. D. Winarno, “Buku ajar penginderaan
jauh untuk kehutanan.” Aura Publishing, 2018.
[4] Hartono, Geografi : Jelajah Bumi dan Alam Semesta, vol. 53, no. 9. 2009.
[5] T. Suyudi, Bambang and Subroto, “Fotogrametri dan Penginderaan jauh,” Kementeri
Agrar dan Tata Ruang/ Badan Pertanah Nas, p. 134, 2014.
[6] P. Pengembangan, D. A. N. Pemberdayaan, P. Dan, T. Kependidikan, B. Mesin, and D. A.
N. Teknik, “Dasar-Dasar Penginderaan Jarak Jauh ( Inderaja = Remote Sensing ),” 2013.

17

Anda mungkin juga menyukai