Evaluasi Pembelajara
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
2023
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan
rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Tujuan penulis
menyelesaikan tugas ini adalah untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Evaluasi Pembelajaran.
Demikianlah, saya dan kelompok diskusi telah berusaha dengan segenap kemampuan dan
pengetahuan yang kami miliki dan kami menyajikan dan memaparkan makalah yang berjudul
“EVALUASI HASIL BELAJAR ASPEK KOGNITIF” yang sebaik-baiknya. Jikalau masih
ada kesalahan dan kekurangan dalam penulisan makalah tersebut saya dan kelompok diskusi
meminta maaf dan kami juga menerima kritik dan saran dari siapa saja yang membaca makalah
ini. Saya dan kelompok diskusi sebagai penulis makalah tersebut menantikan kritik dan saran
pembaca untuk penyempurnaan makalah ini selanjutnya.
Penulis
Kelompok 7
2
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................ 6
2.4 Bentuk Tes dan Teknik Penskorannya dalam Ranah Kognitif ................. 9
3.2 Saran........................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 14
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah yang disusun, adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian kognitif menurut pendapat para ahli
2. Untuk mengetahui dan memahami aspek-aspek kognitif
3. Untuk mengenal dan mengetahui contoh kemampuan kognitif seseorang di dalam proses
belajar
4. Untuk mengetahui dan memahami cakupan pengukuran dalam ranah penilaian kognitif
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
seseorang dalam memahami materi yang ditugaskan. Setiap anak adalah unik,
sehingga terkadang anak tidak memiliki kemampuan mengingat yang baik tetapi
memiliki kemampuan luar biasa lainnya.
2. Aspek Kognitif Pemahaman (Comprehension). Apresiasi yang lebih tinggi dari aspek
pengetahuan, tidak hanya dalam hal menghafal tetapi juga dalam hal pemahaman.
Beberapa hal yang harus dimiliki dalam tahap ini adalah membandingkan,
mendeskripsikan, mengorganisasikan, mengkategorikan, memahami makna,
memahami konsep dan lain-lain. Pada titik ini, juga ada persyaratan bagi siswa untuk
mengeksplorasi konsep yang sudah dipahami. Tidak hanya mengingat tetapi juga
memahami, tingkat ini lebih pada bagaimana seseorang memiliki sudut pandang
sendiri untuk memahami suatu konsep. Pemahaman ini dapat terjadi secara langsung
atau melalui pembelajaran berulang.
3. Aspek Kognitif Penarapan/Aplikasi (Application). Terapkan apa yang dipahami
sebagai langkah berikut di atas langkah sebelumnya. Aspek ini bertujuan untuk
menerapkan apa yang telah dipahami dengan menggunakan kaidah-kaidah dengan
prinsip-prinsip dari literatur yang dipelajari dalam kondisi nyata. Kemampuan yang
baik untuk menerapkan konsep-konsep abstrak pada teori-teori tertentu.
Penerapannya dapat dilihat di lingkungan sekolah atau lingkungan sosial. Aplikasi ini
memiliki visi yang luas dan tidak terbatas. Selama penilaian kognitif, konsep yang
sering dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari konsisten dengan materi yang
disajikan.
4. Aspek Kognitif Analisis (Analysis). Kemampuan seseorang untuk melakukan tes dan
memecahkan informasi multi bagian. Hubungan dari satu departemen ke departemen
lain dapat dilihat dan dapat ditarik kesimpulan tentang dokumen yang ada. Analisis
yang dilakukan dapat berupa analisis faktor, analisis keterkaitan dan analisis
organisasi sosial. Kemampuan ini, jika dilihat dalam kehidupan sehari-hari, adalah
kemampuan seseorang untuk menghubungkan peristiwa-peristiwa dalam suatu
peristiwa terkait. Saat mencatat masalah atau peristiwa, kesimpulan dapat ditarik.
5. Aspek Kognitif Evaluasi/Ulasan (Evaluation). Evaluasi dapat diartikan sebagai
apresiasi atas perhatian seseorang terhadap suatu peristiwa. Sedangkan yang terakhir,
kesimpulan yang ditarik bisa pro atau kontra, benar atau salah, setuju atau tidak
setuju, dan lain-lain. Proses yang dilakukan setelah melalui langkah sebelumnya
sehingga dapat disimpulkan bahwa sesuatu yang telah dilakukan adalah benar atau
tidak. Merupakan bentuk kesadaran untuk meningkatkan kemampuan diri sendiri
7
atau untuk belajar pada tahap tertentu. Langkah ini juga penting bagi seseorang untuk
memahami materi.
6. Aspek Kognitif Menciptakan (Create). Bentuk pengembangan pembelajaran sudah
diterima dari guru. Seorang anak diharapkan mampu mengembangkan kemampuan
dan menciptakan sesuatu yang unik dari bahan yang diteliti. Kreativitas dapat
dilakukan dengan berbagai cara tergantung pada kemampuan kreatif masing-masing
orang. Contoh kreativitas ini akan muncul ketika dia sudah memiliki bakat atau
pemahaman konsep dasar yang lengkap. Kreativitas adalah puncak dari penilaian
domain kognitif. Seseorang yang mampu menghasilkan keuntungan dalam belajar
dianggap telah memahami sepenuhnya konsep-konsep yang disajikan. Kreasi
tersebut menambah nilai jual suatu barang. Kemampuan ini akan dievaluasi secara
individual dalam setiap proses.
8
2.4 Bentuk Tes dalam Ranah Kognitif
Bentuk tes kognitif diantaranya yaitu:
1. Tes Lisan di kelas. Pertanyaan yang ditujukan untuk mengetahui taraf serap siswa-i
secara merata. Prinsip pertanyaan adalah: mengajukan pertanyaan, memberi waktu untuk
berpikir dan menunjuk siswa untuk menjawab.
2. Pilihan ganda. Pedoman utama pembuatan butir soalnya menurut Ebel adalah :
a. Pokok soal harus jelas.
b. Pilihan jawaban homogen dalma arti isi.
c. Panjang kalimat pilihan jawaban relatif sama.
d. Tidak ada petunjul jawaban benar.
e. Hindari pilihan jawaban : semua benar atau semua salah.
f. Pilihan jawaban angka diurutkan.
g. Semua pilihan jawaban logis.
h. Jangan menggunakan negatif ganda.
i. Kalimat sesuai dengan tingkat perkembangan siswa-i.
j. Bahasa Indonesia yang digunakan baku.
k. Letak pilihan jawaban benar ditentukan secara acak.
3. Uraian objektif. Bentuk uraian objektif tepat untuk mata pelajaran eksak seperti IPA dan
matematika, karena kunci jawaban hanya satu dan ada skor pada setiap pengerjaan
rumus. Bentuk pertanyaannya adalah : hitunglah, tafsirkan atau buatlah kesimpulan.
4. Uraian non-objektif. Penilaian tes ini cenderung dipengaruhi oleh subyektifitas dari
penilai. Tes ini menuntut siswa-i untuk mampu menyampaikan, memilih, menyusun dan
memadukan gagasan atau ide yang telah dimiliki dengan kata-katanya sendiri. Kaidah
penulisan soal bentuk uraian non objektif adalah :
1. Gunakan kata: mengapa, uraikan, jelaskan, bandingkan, tafsirkan, hitunglah
dan buktikan.
2. Hindari penggunaan pertanyaan: siapa, apa dan bila.
3. Menggunakan Bahasa Indonesia yang baku.
4. Hindari menggunakan kata-kata yang dapat ditafsirkan ganda.
5. Buat petunjuk mengerjakan soal.
6. Buat kunci jawaban.
7. Buat pedoman penskoran.
9
5. Jawaban singkat. Bentuk tes ini ditandai dengan adanya tempat kosong untuk menuliskan
jawaban sesuai petunjuk. Bentuk tes ini meliputi : jenis pertanyaan, jenis melengkapi atau
isian dan jenis identifikasi atau asosiasi. Kaidah utama penyusunannya adalah :
1. Soal harus sesuai dengan indikator
2. Jawaban yang benar hanya satu.
3. Rumusan kalimat soal harus komunikatif.
4. Bentuk soal menggunakan bahasa indonesia baku.
6. Menjodohkan. Soal bentuk menjodohkan atau memasangkan terdiri dari suatu premis,
daftar kemungkinan jawaban dan suatu petunjuk untuk menjodohkan masing-masing
premis dengan kemungkinan jawaban. Kaidah pokok penulisannya adalah:
1. Soal harus sesuai dengan indikator.
2. Jumlah alternatif jawaban lebih banyak dari premis.
3. Alternatif jawaban harus “nyambung” atau berhubungan secara logis dengan
premisnya.
4. Rumusan kalimat soal harus komunikatif.
5. Butir soal menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar.
7. Unjuk kerja atau performance. Penilaian ini disebut juga penilaian autentik atau
alternatif, yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa-i dalam
menyelesaikan masalah dalam kehidupan nyata. Penilaiannya menggunakan tes unjuk
kerja. Hasil tesnya digunakan untuk perbaikan proses pembelajaran, sehingga
kemampuan siswa-idapat mencapai tingkat yang diinginkan. Tes ini lebih banyak
digunakan untuk mata pelajaran yang ada prakteknya.
8. Portofolio. Portofolio adalah kumpulan pekerjaan siswa-i, ini adalah salah satu bentuk
penilaian autentik atau yang menilai keadaan sesungguhnya. Hal yang terpenting adalah
mempunyai kemampuan membaca dan menulis yang lebih luas. Bentuk ujiannya
cenderung bentuk uraian dan tugas-tugas rumah. Karya yang dinilai meliputi hasil ujian,
tugas mengarang atau mnegerjakan soal. Acuan penilaian portofolio adalah:
1. Karya yang dikumpulkan adalah benar-benar karya sendiri.
2. Menentukan contoh pekerjaan mana yang harus dikumpulkan.
3. Mengumpulkan dan menyimpan sampel karya.
4. Menentukan kriteria untuk menilai portofolio.
5. Meminta siswa-i untuk menilai secara terus menerus hasil portofolionya.
6. Merencanakan pertemuan dengan siswa-i yang dinilai.
7. Dapat melibatkan orang tua dalam menilai portofolio.
10
2.5 Cakupan Pengukuran dalam Ranah Penilaian Kognitif
Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan
intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan
masalah yang menuntut siswa untuk menghubungakan dan menggabungkan beberapa ide,
gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan
demikian aspek kognitif adalah subtaksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan mental
yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang paling tinggi yaitu
evaluasi.
Apabila melihat kenyataan yang ada dalam sistem pendidikan yang diselenggarakan,
pada umumnya baru menerapkan beberapa aspek kognitif tingkat rendah, seperti
pengetahuan/mengingat/hafalan, pemahaman dan sedikit penerapan. Sedangkan tingkat
analisis, evaluasi dan mencipta jarang sekali diterapkan. Apabila semua tingkat kognitif
diterapkan secara merata dan terus-menerus, maka hasil pendidikan akan lebih baik.
Cakupan yang diukur dalam ranah Kognitif adalah sebagai berikut:
1. Pengetahuan/Mengingat/Hafalan (C1), yaitu kemampuan seseorang untuk mengingat.
Ditandai dengan kemampuan menyebutkan simbol, istilah, definisi, fakta, aturan, urutan,
metode.
2. Pemahaman (C2), yaitu kemampuan seseorang untuk memahami tentang sesuatu hal.
Ditandai dengan kemampuan menerjemahkan, menafsirkan, memperkirakan,
menentukan, menginterprestasikan.
3. Penerapan/Aplikasi (C3), yaitu kemampuan berpikir untuk menjaring & menerapkan
dengan tepat tentang teori, prinsip, simbol pada situasi baru/nyata. Ditandai dengan
kemampuan menghubungkan, memilih, mengorganisasikan, memindahkan, menyusun,
menggunakan, menerapkan, mengklasifikasikan, mengubah struktur.
4. Analisis (C4), yaitu kemampuan berpikir secara logis dalam meninjau suatu fakta/ objek
menjadi lebih rinci. Ditandai dengan kemampuan membandingkan, menganalisis,
menemukan, mengalokasikan, membedakan, mengkategorikan.
5. Evaluasi (C5), yaitu kemampuan berpikir untuk dapat memberikan pertimbangan
terhadap sistem situasi, sistem nilai, metoda, persoalan dan pemecahannya dengan
menggunakan tolak ukur tertentu sebagai patokan. Ditandai dengan kemampuan menilai,
menafsirkan, mempertimbangkan dan menentu.
6. Menciptakan (C6), yaitu kemampuan membuat suatu pengetahuan atau informasi
menjadi bagian dari individu itu sendiri dan bisa menyelesaikan masalah yang ada.
11
ditandai dengan kemampuan menghasilkan, menyusun, mengkreasikan, merekonstruksi
dan lain sebagainya.
Berikut bentuk tabel instrumen dan tabel penskoran dalam penilaian ranah kognitif.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom,
segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Ranah
kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk didalamnya beberapa aspek,
yaitu: aspek kognitif pengetahuan/mengingat/hafalan, aspek kognitif pemahaman, aspek
kognitif penerapan/aplikasi, aspek kognitf analisis, aspek kognitif mengevaluasi dan aspek
kognitif menciptakan. Contoh kemampuan kognitif pada peserta didik dapat dilihat dari:
baca, memo, penalaran logis dan perhatian.
Bentuk tes dalam ranah kognitif diantaranya; (1) tes atau pertanyaan lisan di kelas, (2)
pilihan ganda, (3) uraian obyektif, (4) uraian non obyektif atau uraian bebas, (5) jawaban
atau isian singkat, (6) menjodohkan, (7) unjuk kerja atau performance dan (8) portofolio.
Hasil belajar ranah kognitif. Ada peserta didik yang memiliki kemampuan kognitif tinggi,
kemampuan psikomotor cukup, dan memiliki minat belajar yang cukup. Namun ada peserta
didik lain yang memiliki kemampuan kognitif cukup, kemampuan psikomotor tinggi. Bila
skor kemampuan kedua peserta didik ini dijumlahkan, bisa terjadi skornya sama, sehingga
kemampuan kedua orang ini tampak sama walau sebenarnya karakteristik kemampuan
mereka berbeda. Selain itu, ada informasi penting yang hilang, yaitu karakteristik spesifik
kemampuan masing-masing individu.
3.2 Saran
Sebagai calon pendidik, hendaknya harus mengetahui dan memahami bagaimana cara
kita bersikap disiplin, tentunya dari diri sendiri terlebih dahulu karena kita sebagai agen
percontohan bagi mereka para peserta didik, setelah nantiya menjadi seorang pendidik dalam
menyusun ataupun merancang aturan disiplin kelas hendaknya memperhatikan hak dan
kebutuhan mereka sebagai siswa, tentunya mengikat tetapi tidak memberatkan mereka.
Selain itu peran dan sikap kita sebagai seorang guru harus diselaraskan sesuai dengan
aturan yang berlaku, karena sasaran disiplin kelas bukan hanya untuk siswa saja melainkan
juga berlaku untuk guru sebagai salah satu komponen kelas.
13
DAFTAR PUSTAKA
14