Dosen Pengampu :
Disusun oleh:
UNIVERSITAS JAMBI
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat
Rahmat-nya penulis dapat menyelesaikan Makalah Mata Kuliah Pengenalan Kegiatan Sains
untuk Anak Usia Dini yang berjudul “Acuan dalam Pembelajaran Sains di Paud’’ sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terimkasih yang tulus dari
berbagai pihak atas banyaknya bantuan, masukan, bimbingan, dan dukungan yang diberikan
kepada penulis.
Mudah-mudahan makalah yang penulis susun ini apat dipahami oleh siapapun yang
membacanya, selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan.Makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah pancasila.
Serta penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan perlu
pendalaman lebih lanjut. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
yang bersifat konsruktif demi tersusunnya makalah yang lebih baik lagi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................8
3.2 Saran..............................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Anak usia dini adalah individu yang berada pada rentang usia 0-6 tahun. Perkembangan anak
berlangsung secara berkesinambungan yang berarti bahwa tingkat perkembangan yang dicapai
pada suatu tahap diharapkan meningkat baik secara kuantitatif maupun kualitatif pada tahap
selanjutnya.
Kemampuan yang dicapai anak pada seluruh aspek perkembangan dan pertumbuhan,
mencakup aspek nilai agama dan moral, fisik-motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosional, serta
seni (Peraturan Menteri No.137 Tahun 2014) Pada masa ini anak belajar mengenal hal-hal baru
di sekitarnya, karena rasa ingin tahu nya yang tinggi anak mulai belajar mengamati, menyelidiki
mencoba hal-hal baru dan sebagainya. Kemampuan ini merupakan dasar untuk anak mulai
belajar sebuah konsep yang akan memperkaya pengetahuannya kelak dan berguna untuk
kehidupannya. Kemampuan ini merupakan kemampuan dasar dalam pembelajaran sains. Sains
pada anak usia dini dikembangkan menjadi substansi mendasar, yaitu sains sebagai proses, sains
sebagai produk dan sikap-sikap sains.
keterampilan proses sains adalah semua keterampilan yang diperlukan untuk memperoleh,
mengembangkan, dan menerapkan konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum dan teori sains
baik berupa keterampilan mental, keterampilan fisik (manual), maupun keterampilan sosial
(Nugraha, 2008). Salah satu kebijakan dari kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
adalah implementasi proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik.
Pendekatan sainstifik (sains) merupakan salah satu pendekatan dalam membangun cara berfikir
anak agar anak memiliki kemampuan menalar yang diperoleh melalui proses mengamati sampai
pada mengkomunikasikan hasil berfikirnya.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan (Garde, dkk 2013) menemukakan bahwa
pengembangan saintifik merupakan pendidikan awal dengan seperangkat pedoman untuk
mengeksplorasi keterampilan sains anak. Perkembangan sains di Indonesia masih kurang,
bahkan tidak seiring dengan perkembangannya sikap dan pertumbuhan masyarakat yang berada
di sekitarnya termasuk peserta didik sebagai sasarannya. Kegunaan sains yang dianggap sangat
1
tinggi bagi kehidupan dan sosial belum sepenuhnya dapat memberikan imbas sebagaimana yang
diharapkan (Nugraha, 2008). Oleh sebab itu, pengenalan sains hendaknya dilakukan sejak anak
usia dini dengan kegiatan yang menyenangkan dan melalui pembiasaan agar anak melalu proses
sains secara langsung.
Agar pembelajaran sains pada anak dapat berjalan dengan lancar tentunya anak harus
mendapatkan penanganan yang tepat, dibutuhkan peran seorang pendidik atau guru yang dapat
mendidik dan menstimulus perkembangan anak dengan tepat sesuai aspek-aspek dan potensi
pada anak dan juga dibutuhkan acuan dalam pembelajaran. Sekolah merupakan jembatan
penghubung anak untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman secara terkonsep dan guru
merupakan kunci utama bagi anak untuk mencapai tingkat kematangannya. Anak dapat
mencapai tingkat kematangannya tergantung pada stimulus yang guru berikan, melalui metode-
metode tertentu yang dikemas secara menarik dan menyenangkan anak dapat berkembang sesuai
dengan harapan tanpa merasa terbebani dengan pembelajaran yang diberikan
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan persiapan guru dalam perencanaan pembelajaran sains
2. Menjelaskan media yang digunakan guru dalam pelaksanaan pembelajaran sains
3. Menjelaskan lingkungan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran anak
4. Menjelaskan evaluasi belajar anak pada pembelajaran sains
1.4 Manfaat
Dengan adanya acuan dalam pembelajaran sains di paud maka pembelajaran nantinya
terarah dan berpusat pada anak. Serta tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dan dapat menambah
pengetahuan tentang acuan dalam pelaksanaan pembelajaran sains dipaud
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
disesuaikan dengan tema pembelajaran, seperti pada tema tanaman, hewan, air udara api, dan
gejala alam. Sarana dan prasarana yang dipersiapkan dalam pengenalan sains pada pembelajaran
anak usia dini beragam disesuaikan dengan tema dan topik pembelajaran.
b) Kegiatan Inti
Kegiatan inti diawali dengan memperkenalkan pembelajaran pada anak. Pembelajaran
sains anak di kelas diberikan dengan menggunakan metode pembelajaran contohnya
metode demonstrasi, melalui metode demonstrasi pada saat guru mendemonstrasikan
pembelajaran meletakkan gelas diatas kertas yag dilipat dengan kertas yang tidak dilipat
4
rasa ingin tahu anak semakin meningkat karena pada saat gelas diletakkan diatas kertas
yang dilipat gelas menjadi jatuh sedangkan ketika gelas diletakkan diatas kertas yang
tidak dilipat gelas tidak jatuh. Setelah guru mendemonstrasikan kegiatan pembelajaran
didepan kelas, guru meminta anak untuk melakukan percobaan di depan kelas, hal
inisangat menarik perhatian anak karena anak juga ikut mencoba langsung kegiatan yang
diberikan guru. Setelah kegiatan di demonstrasikan juga oleh anak barulah guru
menjelaskan kepada anak peristiwa sains yang dipelajari tersebut. Meskipun media yang
digunakan guru pada saat pembelajaran sangat sederhana tetapi melalui metode
pembelajaran yang diberikan pembelajaran menjadi lebih bermakna dan anak dapat
memahami konsep sains sederhana.
c) Melaksanakan evaluasi dengan menggunakan lembar evaluasi bermain siswa.
Oleh sebab itu dalam konteks pembelajaran sains, materi yang berkaitan dengan
pengertian sains yaitu produk dan proses perlu diarahkan pada anak sejak dini. Hal
tersebut sains dapat ditinjau dari segi produk merupakan batang tubuh pengetahuan yang
terorganisir dengan baik mengenai dunia fisik alami. Sebagai proses, sains merupakan
kegiatan menelusuri, mengamati dan melakukan percobaan.
Untuk itu dalam pembelajaran sains dipaud guru harus mempersiapkan perencanaan
pembelajaran. Hal ini dilakukan agar pembelajaran nantinya terarah dan berpusat pada anak.
Serta tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Media pengajaran secara luas dapat diartikan, setiap orang, bahan dan alat atau kejadian
yang memantapkan kondisi memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan, dan sikap.
Ada beberapa definisi yang diberikan oleh para ahli pendidikan mengenai media
pembelajarannya diantara yakni menurut Arif S. Sadiman “kata media berasal dari bahasa latin
dan merupkan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berrti perantara atau
pengantar”. Sedangkan menurut Azhar Arsyadi: “ kata media berasal dari kata latin “medium”
secara harfiah berarti perantara atau pengantar yanag artinya secara umum media adalah semua
5
bentuk perantara untuk menyebar, membawa, atau menyampaikan sesuatu pesan dan gagasan
kepada penerima.
Media pembelajaran sains adalah suatu desain atau rancangan yang menggambarkan
proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan anak berinteraksi dalam
pembelajaran, sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri anak.
Media yang di gunakan dalam pembelajaran sains adalah media yang tersedia di sekolah,
lalu di sesuaikan dengan kegiatan yang ada di majalah sains anak. Media yang dapat digunakan
dalam pembelajaran sains misalnya, yaitu : gelas, pensil, pena, sendok, dan kertas. Media
disesuaikan dengan pembelajaran. Contohnya melaksanakan aktifitas sains yaitu demonstrasi
pesil di masukkan kedalam segelas air terlihat patah. Media yang digunakan yaitu gelas, air, dan
pensil.
Media pembelajaran juga dapat berbasis alam. Media pembelajaran berbasis alam akan
memberikan suasana atau kesempatan pada anak untuk mengembangkan kepekaan, kepedulian,
atau sensivitas lainnya terhadap berbagai kondisi lingkungan alam. Kegiatan ini sekaligus tidak
hanya membangun kecerdasan naturalis anak saja, tetapi juga kecerdasan intra dan interpersonal,
kecerdasan spiritual, dan berbagai kecerdasan lainnya. Kepekaan yang berkembang pada anak
terhadap lingkngan alam secara konseptual disebut sebagai perhatian spontan. Perhatian spontan
anak akan muncul ketika anak-anak berinteraksi dengan berbagai objek dan kondisi lingkngan
alam, baik secara individual maupun kelompok.
Media pembelajaraan berbasis alam akan membantu anak memperoleh proses dan hasil
belajar yang bermakna (meaningful learning) serta pembelajaran yang fungsionl praktis
(practical and functional instruction).
Menurut Hutabarat (1986) lingkungan belajar ialah segala sesuatu yang terdapat di
tempat belajar. Sedangkan Menurut Nasution (1993), lingkungan belajar yaitu lingkungan alami
dan lingkungan sosial.
6
dipengaruhi oleh lingkungan belajar. Pembelajaran sains mengarahkan anak untuk belajar dan
memahami serta menganalisis lebih lanjut mengenai sesuatu apa yang terjadi di sekitar anak.
Kegiatan evaluasi juga menunjukan sejauh mana tujuan pembelajaran sains tercapai,
yaitu sesuai kurikulum perkembangan anak, meningkatkan kemampuan perkembangan anak
selanjutnya, serta keberhasilan anak belajar dikelas, baik secara individu, kelompok, maupun
klasikal. Dengan demikian kedudukan perkembangan dan kemajuan anak serta langkah-langkah
tindak lanjutnya dapat diketahui secara baik melalui serangkaian kegiatan evaluasi yang
dilaksanakan.
Kegiatan penilaian juga tentunya harus disesuaikan dengan Standar Tingkat Pencapaian
Perkembangan Anak (STPPA) sesuai kurikulum 2013. Menurut Nugraha, (2005) terdapat
beberapa jenis dan cara melakukan penilaian/evaluasi pembelajaran sains pada anak usia dini
diantaranya;
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Acuan dalam pembelajaran di paud sangat penting. Pemahaman konsep Guru dan
pelaksanaannya pengenalan sains pada pembelajaran anak usia dini menunjukan sebagian besar
guru sudah melaksanakan kegiatan pengenalan sains dan mengenal jenis-jenis sains, guru sudah
menyajikan pembelajaran sains anak agar lebih aktif, dilaksanakan melalui kegiatan bermain,
kegiatan disesuaikan dengan perkembangan anak, minat anak, serta memberikan
kesempatankepada anak untuk bereksplorasi dan mengkomunikasikan hal yang terjadi sehingga
kegiatan pembelajaran anak menjadi bermakna; dan guru mengupayakan proses kegiatan
pembelajaran sains disesuaikan dengan kurikulum 2013, guru mengenal langkah-langkah dalam
mengenalkan kegiatan pembelajaran sains menggunakan kegiatan 5M (mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, menalar dan mengkomunikasikan).
Perencanaan yang dilakukan oleh guru dalam pengenalan sains pada pembelajaran anak
usia dini guru harus menyiapkan perencanaan program pembelajaran anak usia dini (Protah,
Promes, RPPH, RPPM) yang disesuaikan dengan tema pembelajaran, seperti pada tema tanaman,
hewan, air udara api, dan gejala alam dan sebagian besar guru berupaya menyiapkan media, alat
dan bahan serta Sarana-prasarana dalam pengenalan sains pada pembelajaran anak usia dini yang
beragam disesuaikan dengan tema dan topik pembelajaran.
3.2 Saran
Acuan dalam pembelajaran dipaud ini sangat penting, untuk itu guru harus lebih
memahami. Agar pembelajar menjadi terarah dan tujuan pembelajaran dapat tercpai. Selain itu,
media pembelajaran khususnya pembelajaran sains untuk dilengkapi agar metode pembelajaran
yang digunakan guru dapat lebih bervariasi dan bermakna bagi anak.
8
DAFTAR PUSTAKA
Nugraha, Ali. 2008. Pengembangan pembelajaran sains pada anak usia dini. Bandung: JILSI
foundation
Sujiono, Yuliani Nurani. 2013. Konsep dasar pendidikan anak usia dini. Jakarta:PT Indeks.
Yulianti dwi. 2010. Belajar sabil bermain sains di taman kanak-kanak. Jakarta: PT. Indeks
http://anggunpaud.kemdikbud.go.id/index.php/berita/index/20181122130002/PENERAPAN-
PENGENALAN-SAINS-PADA-PENDIDIKAN-ANAK-USIA-DINI