DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4
MUH. ARISWANDI ARTI / 210103500002
WA ODE SYARIYU OKTAVIANI / 210103502006
SHERLIN PEBRIANTI / 210103501010
DIAH ZAHRA SABILA / 210103501018
NOVITA RANTELINO / 210103501022
SITI SHALAISYAH / 210103500018
PUTRI / 210103502022
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul "Metode dan Teknik Pembelajaran Sains." Makalah ini disusun sebagai
salah satu bentuk pengabdian kami dalam dunia pendidikan, khususnya dalam
memahami dan mengaplikasikan metode serta teknik yang efektif dalam
pembelajaran sains.
Kami ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak
yang telah memberikan dukungan, bimbingan, dan inspirasi dalam penulisan makalah
ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing kami yang telah
memberikan arahan serta masukan yang berharga dalam proses penyusunan
makalah ini.
Dalam makalah ini, kami berusaha untuk menjelaskan secara komprehensif
tentang berbagai metode dan teknik pembelajaran yang dapat diterapkan dalam
pembelajaran sains. Kami berharap makalah ini dapat memberikan pemahaman yang
lebih dalam tentang bagaimana pendekatan yang tepat dalam pembelajaran sains
dapat meningkatkan pemahaman, minat, dan keterampilan siswa dalam ilmu
pengetahuan alam.
Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, dan kami sangat
mengharapkan masukan dan saran yang konstruktif untuk perbaikan di masa
mendatang. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca, khususnya para
pendidik, dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran sains. Akhir kata, terima
kasih atas perhatian dan waktu yang telah diberikan.
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ............................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 4
A. Latar Belakang ................................................................................................. 4
B. Rumusan Maslah ............................................................................................. 4
C. Manfaat ............................................................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 6
A. Metode dan Teknik Pembelajaran .................................................................... 6
B. Pembelajaran Sains ....................................................................................... 15
BAB III PENUTUP .................................................................................................... 21
A. Kesimpulan..................................................................................................... 21
B. Saran .............................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 22
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sains adalah pilar utama dalam pemahaman dunia kita, serta
perkembangan teknologi dan masyarakat modern. Pembelajaran sains adalah
suatu proses di mana individu, terutama siswa, memperoleh pengetahuan,
pemahaman, keterampilan, dan konsep-konsep yang terkait dengan ilmu
pengetahuan alam (sains). Ini melibatkan eksplorasi, penyelidikan, observasi,
eksperimen, serta analisis data untuk memahami prinsip-prinsip ilmiah dan
fenomena alam. Tujuan utama dari pembelajaran sains adalah untuk
mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang dunia fisik, biologi, dan
kimia, serta meningkatkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan analitis.
Selain itu, pembelajaran sains juga melibatkan pemahaman etika dalam
melakukan penelitian ilmiah, dan pengembangan keterampilan komunikasi
ilmiah. Dalam pembelajran sains, diperlukan metode dan teknik yang
digunakan dalam proses pembelajaran sains. Hal ini bertujuan untuk
mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang konsep-konsep ilmiah.
Mereka membantu siswa memahami prinsip-prinsip dasar dan teori-teori yang
mendasari sains, sehingga siswa dapat memahami dunia sekitarnya dengan
lebih baik.
Selain itu, metode dan teknik dalam pembelajaran sains juga membantu
siswa mengembangkan keterampilan penelitian yang penting. Ini termasuk
kemampuan untuk merancang dan melaksanakan eksperimen, mengumpulkan
data, dan menganalisis informasi. Kemampuan ini tidak hanya relevan dalam
dunia akademis, tetapi juga dalam dunia nyata di mana pemecahan masalah
dan pengambilan keputusan berdasarkan bukti-bukti sangat diperlukan.
Pembelajaran sains yang efektif juga mendorong siswa untuk berpikir kritis dan
analitis. Mereka diajarkan untuk mempertanyakan informasi, mengevaluasi
bukti-bukti, dan mengembangkan argumen berdasarkan data yang sahih. Hal
ini mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan intelektual yang
kompleks dan masalah-masalah global yang memerlukan solusi ilmiah.
Selain itu, metode dan teknik dalam pembelajaran sains juga memberikan
landasan bagi inovasi dan perkembangan teknologi. Mereka membantu siswa
memahami bagaimana sains berkontribusi pada perkembangan teknologi baru,
yang pada gilirannya dapat membawa perubahan positif dalam masyarakat
dan dunia secara keseluruhan. Dengan demikian, metode dan teknik dalam
pembelajaran sains bukan hanya tentang menghafal fakta-fakta, tetapi tentang
mengembangkan pemahaman mendalam, keterampilan yang diperlukan, dan
minat yang berkelanjutan dalam sains, yang semuanya sangat penting dalam
era pengetahuan ini. Oleh karena itu penggunaan metode dan teknik dalam
pembelajaran sains sangat penting untuk diperhatikan seorang pendidik.
B. Rumusan Maslah
1. Apa perbedaan metode dan teknik pembelajaran?
2. Apa yang dimakhsud dengan pembelajaran sains?
3. Metode apa saja yang baik untuk diterapkan dalam pembelajaran sains?
C. Manfaat
1. Mengetahui perbedaan metode dan teknik pembelajaran
2. Mengetahui definisi dan hakekat dari pembelajaran sains
3. Mengetahui metode apa saja yang baik untuk diterapkan dalam
pembelajran sains
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
c. Metode Disukusi
Menurut Winataputra dalam Wahyudin Nur Nasution (2017),
metode diskusi adalah teknik pengajaran yang memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk menghimpun pendapat, menarik
kesimpulan, atau merumuskan berbagai solusi alternatif dalam
pemecahan masalah tertentu. Dalam metode diskusi, pembelajaran
dilakukan dengan cara mempresentasikan materi melalui masalah atau
pertanyaan yang harus diselesaikan secara kolaboratif berdasarkan
beragam pendapat atau keputusan bersama.
Dalam Wahyudin Nur Nasution (2017), Budiardjo menjelaskan
bahwa dalam melaksanakan metode diskusi ini, terdapat beberapa hal
yang perlu diperhatikan diantaranya :
1) Peserta didik sudah memiliki pemahaman dasar terhadap konsep-
konsep yang relevan.
2) Isu-isu atau kasus-kasus inti yang akan dibahas harus didefinisikan
dengan jelas.
3) Peran pendidik adalah untuk mengarahkan dan memandu diskusi,
bukan memberikan ceramah.
Menurut Halimah dalam Wahyudin Nur Nasution (2017), alasan
digunakannya metode diskusi dalam kegiatan pembelajran adalah :
1) Materi yang menjadi topik diskusi memiliki sifat yang memunculkan
masalah atau tantangan.
2) Diskusi dirancang untuk merangsang peserta didik agar mereka aktif
terlibat dalam perdebatan ilmiah.
3) Tujuan dari diskusi adalah untuk melatih peserta didik agar memiliki
kemampuan berpikir kritis dan terbuka terhadap berbagai sudut
pandang.
4) Dalam diskusi, pendidik bertujuan untuk menciptakan suasana yang
demokratis dan membantu peserta didik mengembangkan sikap
berjiwa besar.
5) Peserta didik memiliki beragam pandangan mengenai masalah yang
menjadi topik diskusi.
6) Peserta didik memiliki pengetahuan dan pendapat yang beragam
tentang masalah yang akan didiskusikan.
7) Masalah yang dibahas dalam diskusi seringkali memiliki keterkaitan
dengan masalah lain yang relevan.
B. Pembelajaran Sains
1. Hakekat Pembelajaran Sains
Menurut Ibrahim, dkk (2018) sains itu merupakan aktivitas manusia yang
dicirikan oleh adanya proses berpikir yang terjadi di dalam pikiran siapapun
yang terlibat di dalamnya. Pekerjaan para ilmuwan yang berkaitan dengan
akal, menggambarkan keingintahuan manusia dan keinginan mereka untuk
memahami gejala alam. Masing-masing ilmuwan memiliki sikap, keyakinan,
dan nilai-nilai yang memotivasi mereka untuk memecahkan persoalan-
persoalan yang mereka temui di alam. Ilmuwan digerakkan oleh rasa
keingintahuan yang sangat besar, imajinasi, dan pemikiran dalam
penyelidikan mereka untuk memahami dan menjelaskan fenomena-
fenomena alam.
Bagi orang awam akan memandang sains sebagai susunan informasi-
informasi ilmiah atau sainstis. Para ilmuwan akan memandang atau
mendefinisikan sains sebagai metode yang menguji hipotesa atas sebuah
kajian atau penelitian. Filsuf akan memandang sains sebagai cara yang
berisi tanya-jawab, rangkaian tanya-jawab akan kebenaran dari apa yang
telah diketahui manusia. Namun ada pandangan yang memberikan hasil
interpretasi yang yang berbeda terhadap objek yang biasa lihat sekitar
mereka. Pada umumnya masyarakat kita memandang sains sebagai
susunan informasi-informasi ilmiah sedangkan para ilmuwan akan
memandang atau mendefinisikan sains sebagai metode yang dengannya
hipotesis yang perlu dikaji. Ada perbedaan dengan pandangan filsuf akan
memandang sains sebagai cara kerja yang berisi tanya-jawab, rangkaian
akan kebenaran dari apa yang telah diketahui manusia dari masa ke masa.
Dalam pendapat Bijker dan Latour, dalam Ibrahim, dkk (2018) bahwa
hakikat sains sebagai rangkaian konsep dan pola kerja yang saling
berkaitan yang dihasilkan dari eksperimen dan observasi atas data yang
tampak. Berdasarkan dari hasil-hasil uji coba dan observasi yang diperoleh
sebelumnya menjadi bekal bagi eksperimen dan observasi selanjutnya,
sehingga memungkinkan ilmu pengetahuan tersebut untuk terus
berkembang dengan rancangan yang berbeda. Sedangkan menurut
Misbah, M., Wati, M., Rif’at, M. F., & Prastika dalam Ibrahim, dkk (2018)
mengatakan suatu sistem untuk memahami alam semesta melalui
observasi dan ujicoba yang berkelanjutan continyue. Menurut pakar
“Teaching Children Conseps Abruscato Ibrahim, dkk (2018) mendefinisikan
makna tentang sains sebagai pengetahuan yang diperoleh lewat berbagai
proses yang teratur untuk mengungkap segala sesuatu yang berkaitan
dengan alam semesta dan pengaruh terhadap kehidupan.
The Society of Science mengartikan sains sebagai suatu pengetahuan
yang tersusun dan didukung secara sistematis oleh bukti-bukti yang otentik
serta mungkin untuk diamati secara detiel. Namun dari pandangang yang
lebih luas lagi dan menyeluruh, sains seharusnya dipandang sebagai cara
berpikir (positif thinking) untuk memeroleh pemahaman tentang alam dan
sifat-sifatnya, cara untuk menyelidiki bagaimana fenomena-fenomena alam
dapat dijelaskan, sebagai konsep dasar dari keingintahuan rasa penasaran
(inquiry) peserta didik. Menggunakan sudut pandang yang lebih
menyeluruh, sains seharusnya dipandang sebagai cara berpikir (a way of
thinking) untuk memeroleh pemahaman tentang alam dan sifat- sifatnya,
cara untuk menyelidiki (a way of investigating) bagaimana fenomena-
fenomena alam dapat dijelaskan, sebagai batang tubuh pengetahuan (a
body of knowledge) yang dihasilkan dari keingintahuan (inquiry) orang.
Menggunakan pemahaman akan aspek-aspek yang fundamental ini,
seorang guru sains (IPA) dapat terbantu ketika mereka menyampaikan
pada para siswa gambaran yang lebih lengkap dan menyeluruh tentang
semesta sains. Dalam menggunakan pemahaman akan aspek-aspek yang
fundamental ini, seorang guru sains dapat terbantu ketika mereka
menyampaikan pada para siswa gambaran yang lebih lengkap dan
menyeluruh tentang semesta alam dan pengaruh lingkungan sekitar
mereka (Ibrahim, dkk, 2018).
Zakwandi dalam Ibrahim, dkk (2018) menjelaskan bahwa posisi sains
merupakan aktivitas manusia yang dicirikan oleh adanya proses berpikir
terstruktur yang terjadi di dalam pikiran siapapun yang terlibat di dalamnya.
Dalam aktivitas para ilmuwan yang berkaitan dengan rasional/akal,
menggambarkan keingintahuan manusia/hasrat dan keinginan mereka
untuk memahami teori, tanda-tanda yang mudah dilihat. Para ilmuan
memiliki sikap, keyakinan, dan nilai-nilai yang memotivasi mereka untuk
memecahkan persoalan-persoalan yang mereka temui di alam. Ilmuwan
digerakkan oleh rasa keingintahuan yang sangat besar, imajinasi, dan
pemikiran dalam penyelidikan mereka untuk memahami dan menjelaskan
fenomena-fenomena alam. Pekerjaan mereka termanifestasi dalam
aktivitas kreatif dimana gagasan- gagasan dan penjelasan-penjelasan
tentang dikonstruksi di dalam pikiran.
2. Nilai – Nilai Dalam Pembelajaran Sains
a. Moral dan karakter yang menjadi indentitas ummat Islam dalam aktivitas
sehari-hari menjadi sikap yang selalu berpegang teguh pada ajaran
agama sehingga mampu untuk menghindari sifat buruk dengan menjaga
tingkah laku, perasaan dan perbuatan untuk selalu berkata dengan
benar dan dapat dipercaya atas segala amanah. Budaya: Nilai-nilai
budaya menjadi pendasaran dalam memaknai suatu peristiwa,
fenomena, dan kejadian yang berlangsung dalam setiap interaksi antar
anggota masyarakat. Budaya ini terwujud dari perilaku yang
berlangsung terus-menerus hingga membentuk kebiasaan dalam
masyarakat. Kebiasaan yang dinilai bagus inilah yang nantinya menjadi
sumber karakter yang harus dipertahankan dalam pendidikan karakter
bangsa Indonesia. Budaya juga menjadi suatu proses pembentukan
karakter sejak berada di dalam kandungan hingga Kita dewasa. Budaya
yang bersifat hukum yang tertulis maupun hukum yang tidak tertulis ini
juga menjadi cikal bakal bagi berbagai tindakan yang diambil dalam
peran lembaga sosial di masyarakat serta budaya kita.
b. Ketaqwaan/taat yang menjadi modal mutlak harus ada pada setiap
siswa karena memegang teguh perintah agamanya dan menjauhi
larangan agamanya. Dalam setiap ajaran agama seraya saling menjaga
kerukunan dan kesatuan antar berbeda pemeluk agama dan keyakinan
yang saling hormat antar ummat beragama. Nilai pendidikan warga
negara Indonesia berdasarkan norma ketuhanan yang maha esa
sehingga untuk menjaga tatanan masyarakat yang madani dan
rahmatan dalam bermasyarakat selalu berdasarkan pada ajaran agama
dan kepercayaan yang diyakini oleh setiap pemeluknya. Penerapan
pendidikan beragama ini diawali dalam rumah tangga yaitu peran
keluarga dalam pembentukan kepribadian di rumah, hingga pembekalan
pentingnya peran akhlak dalam pembentukan karakter peserta didik.
c. Kedisiplin dan toleransi demi keberhasilan ada pada tindakan nyata
yaitu disiplin menjaga dan mematuhi anjuran/hukum, baik dengancara
menghindari dan menjauhi segala larangan yang tertera dalam anjuran
agama. Tindakan toleren atas segala komitmen yang berlaku dengan
cara menghargai berbagai perbedaan yang ada pada individu atau
kelompok masyarakat dengan cara memperkecil ruang perselisihan
secara bermusyawarah dalam lingkungan masing-masing (Ibrahim, dkk,
2018).
d. Memilki unsur kreativitas merupakan atas rasa penasaran yang luar
biasa (rasa ingin tahu) merupakan sikap dan tindakan yang selalu
berupaya untuk mengetahui apa yang dipelajarinya secara lebih
mendalam (inquary) atas bahagian sains, secara sistematis dan
berjenjang. Kreativitas dapat juga dilihat sebagai wujud atas sikap dan
perilaku yang akan mempertahankan indentitas masyarakat kita dalam
interaksi sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini mampu
mencurahkan segala kemampuan dan kemauan untuk menyelesaikan
suatu masalah yang sesuai hasil yang diharapkan dengan tepat waktu
dan berorientasi lebih pada proses dan perkembangan daripada
berorientasi pada hasil yang dicapai. Bernilai atas demokratis dan
mandiri sikap ini merupaka tindakan nyata atas hak dan kewajiban
pribadi sebagai warga masyarakat atau sekolah berdasarkan
kedudukan yang sama atau sederajat.
3. Penerapan Jenis – Jenis Metode Dalam Pembelajaran Sains
Dalam sebuah pembelajaran atau pengajaran secara umum, dibutuhkan
metode pembelajaran untuk menunjang proses pembelajaran di dalam
kelas. Begitu juga halnya pada pembelajaran sains, diperlukan metode –
metode pembelajaran yang tentunya tidak lepas dari nilai – nilai
pembelajaran sains itu sendiri. Dalam memilih metode pembelajaran yang
cocok terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan seperti tujuan
pembelajaran, karaterisitik siswa, kondisi kelas, dan lain – lain.
a. Metode Ceramah
Metode ceramah efektif ketika kita sebagai pendidik perlu memberikan
pemahaman dasar atau penjelasan tentang konsep-konsep sains yang
kompleks. Ini cocok untuk mengenalkan konsep-konsep baru kepada
siswa atau menyampaikan informasi yang sangat teknis. Namun,
penting untuk menghindari ceramah yang monoton dan pasif. Gunakan
multimedia, demonstrasi, atau ilustrasi visual untuk memperkaya
pengalaman siswa.
b. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab memungkinkan interaksi antara guru dan siswa,
serta antara sesama siswa. Ini dapat sangat efektif dalam membangun
pemahaman yang mendalam tentang topik sains. Guru dapat
mengajukan pertanyaan yang merangsang pemikiran kritis, menggali
pemahaman siswa, dan memotivasi mereka untuk berpartisipasi aktif
dalam proses pembelajaran. Ini juga dapat digunakan untuk
memecahkan masalah dan mempromosikan pemecahan masalah.
c. Metode Diskusi
Metode diskusi sangat cocok untuk memperdalam pemahaman siswa,
merangsang pemikiran kritis, dan mengembangkan kemampuan
berkomunikasi. Diskusi memungkinkan siswa untuk berbagi pandangan,
berdebat tentang ide, dan menggali berbagai sudut pandang. Ini juga
mempromosikan kolaborasi antara siswa. Namun, diskusi yang efektif
memerlukan manajemen waktu dan fasilitasi yang baik agar tidak
menjadi tidak terarah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Metode adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai suatu
tujuan, dan dalam konteks pendidikan, metode ini mengacu pada
pendekatan atau teknik yang diterapkan oleh pengajar atau instruktur
dalam proses pengajaran atau penyampaian materi kepada siswa atau
peserta didik. Lebih lanjut, teknik pada hakekatnya merupakan
penjabaran dari sebuah metode yang digunakan, untuk menunjang
kelancaran metode tersebut dalam pembelajaran yang akan dilakukan.
2. Pembelajaran sains adalah suatu proses pendidikan di mana individu
memperoleh pemahaman, pengetahuan, keterampilan, dan konsep-
konsep ilmiah yang terkait dengan ilmu pengetahuan alam. Hakekat
dari pembelajaran sains melibatkan eksplorasi, penyelidikan,
observasi, serta eksperimen untuk memahami prinsip-prinsip ilmiah
dan fenomena alam di sekitar kita. Tujuan utama adalah untuk
membantu individu memahami cara kerja alam, mengembangkan
keterampilan berpikir kritis, menggalakkan metode ilmiah, dan
menghargai etika dalam penelitian ilmiah. Selain itu, pembelajaran
sains juga mengupayakan pengembangan keterampilan komunikasi
ilmiah serta menggali minat dan rasa ingin tahu terhadap dunia alam.
3. Tidak ada metode pembelajaran yang secara mutlak memiliki nilai
efektivitas dan kecocokan unutk diterapkan dalam pembelajaran sains
dari pada yang lain, karena setiap metode pembelajaran memiliki
kelebihan dan kekurangan masing-masing. Namun, dalam
menentukan metode apa yang baik untuk diterapkan dalam
pembelajaran sains, hendaklah memperhatikan faktor – faktor seperti,
tujuan pembelajaran, situasi kelas, karakteristik siswa, dan lain – lain.
B. Saran
Perlu diperhatikan pentingnya pelatihan guru dalam mengadopsi
metode-metode pembelajaran sains yang baru. Guru harus memiliki
pemahaman yang kuat tentang metode-metode tersebut dan bagaimana
mengintegrasikannya ke dalam kurikulum mereka. Oleh karena itu,
program pelatihan yang efektif dan berkelanjutan perlu diberikan kepada
guru-guru.
DAFTAR PUSTAKA