Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN ANALISIS KEGIATAN PENGEMBANGAN

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Disusun dan Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Akhir Mata Kuliah Analisis Kegiatan
Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini

Disusun Oleh

Nama : Assa Kamaliya


Nim : 857546296

UNIVERSITAS TERBUKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH-UT PURWOKERTO
PROGRAM STUDI S1 PG PAUD
2023
LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS

Nama Peneliti : Assa Kamaliya

NIM : 857546296

Laporan di Lembaga : TK Pertiwi

Judul Penelitian : Analisis Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini

“Strategi Kegiatan Untuk Menstimulasi Kemampuan

Pengenalan Huruf”

Waktu Penelitian : Sabtu, 21 Oktober 2023

Tempat Penelitian : Jl. Pasar paninggaran Kec. Paninggaran Kab. Pekalongan

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian

TK Pertiwi adalah salah satu TK yang berada di Provinsi Jawa Tengah, TK Pertiwi
ini berada di Jalan Raya Pasar Paninggaran, Kecamatan Paninggaran, Kabupaten
Pekalongan. TK Pertiwi mempunyai Visi dan Misi sebagaimana yang tertulis dalam
kurikulum. Visi Tk Pertiwi adalah : “Terwujudnya anak didik yang bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, sehat jasmani dan rohani, cerdas, kreatif, memiliki
sifat social, perduli lingkungan dan cinta tanah air. Misi TK Pertiwi adalah :
(1)Meningkatkan ketaqwaan sesuai dengan agama yang dianutnya. (2) Mewujudkan anak
didik yang berbudi pekerti luhur melalui pembiasaaan sehari-hari. (3) Mewujudkan anak
didik yang sehat sejara jasmani melalui olahraga dan praktik Kesehatan. (4)Mewujudkan
anak didik yang cerdas dengan mengembangkan aspek sikap, penegtahuan, dan
keterampilan. 5. Mewujudkan anak yang kreatif melalui kegiatan seni. (5) Mewujudkan
keperdulian sosial dan keperdulian lingkungan melalui infaq dan kebersihan.
(6)Mewujudkan rasa cinta tanah air melalui kegiatan seni dan kebudayaan daerah.
Tujuan TK Pertiwi tujuan Pendidikan Anak Usia Dini yaitu membantu peserta didik
menegembangkan berbagai potensi, baik fisik maupun psikisnya yang meliputi, nilai
agama dan moral, aspek Bahasa, aspek kognitif, aspek social emosionalnya,aspek fisik
motorik, juga aspek seni agar siap melanjutkan ke jenjang Pendidikan sekolah dasar.
Adapun sebagai Tujuan TK Pertiwi yaitu : (1) Terwujudnya anak yang Bertaqwa Kepada
Tuhan Yang Maha Esa. (2) Terwujudnya anak yang berakhlak mulia. (3) Terwujudnya anak
yang berbudi pekerti luhur. (4) Terwujudnya anak yang sehat secara jasmani dan Rohani.
(5) Terwujudnya berbagai kegiatan dalam proses belajar yang atif, kreatif, dan
menyenangkan. (6) Terwudunya anak yang memiliki sifat sosial yang tinggi. (7)
Terwujudnya budaya hidup sehat baik disekolah maupun dirumah. (8)Terwujudnya anak
yang memiliki rasa cinta terhdap tanah air. (9)Terwujudnya anak yang memiliki semangat
kebangsaan.

Salah satu program kegiatan yang ada di TK Pertiwi adalah kegiatan Pengenalan
Huruf. Kegiatan ini menjadi salah satu kegiatan rutin yang dilaksanakan di TK Pertiwi
sebagai harapan agar anak nantinya telah menguasai huruf sebelum mereka memasuki usia
sekolah dasar. Kegiatan Pengenalan huruf ini sebagai salah satu kegiatan yang diharapkan
dapat menstimulasi kemampuan berbahasa anak.

Program S1 PGPAUD Universitas Terbuka menargetkan lulusannya menjadi


tenaga pendidik PAUD yang professional yaitu yang dapat mengembangkan program
PAUD dan membuat inovasi-inovasi. Salah satu mata kuliah yang harus ditempuh
mahasiswa adalah mata kuliah Analisis Perkembangan Anak Usia Dini. Dalam rangka
untuk memenuhi mata kuliah tersebut maka dilakukan penelitian di Lembaga TK Pertiwi
yang berjudul “Strategi Kegiatan Untuk Menstimulasi Kemampuan Pengenalan Huruf”
yang bertujuan untuk melihat kegiatan pengembangan Bahasa khusunya kemampuan
mengenal huruf untuk kemudian diteliti dan dianalisis lebih lanjut.

B. Fokus Penelitian
Setelah dilakukan observasi disalah satu ruang kelas TK Pertiei maka penelitian ini
terfokus pada salah satu kegiatan anak yaitu kegiatan “Strategi Kegiatan Pengenalan
Huruf”.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
a. Mengumpulkan data mengenai:
1) Alasan guru melakukan “ Strategi kegaiatan Pengenalan Huruf”
2) Tujuan guru melakuakn “Strategi kegaitan Pengenalan Huruf”
3) Kebijakan yang mendukung pendidik melakukan “Strategi kegiatan
Pengenalan Huruf”
4) Membuat analisis kritis (critical analysis) mengenai “Strategi kegiatan
Pengenalan Huruf”

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk :
a. Memberi masukan terhadap kegiatan pengembangan anak di TK pertiwi
b. Mendeskripsikan tujuan dan kebijakan terkait dengan “Strategi kegiatan
Pengenalan Huruf”
c. Menganalisis kritis tentang “Strategi kegiatan Pengenalan Huruf”

II. LANDASAN TEORI


Karketristik tujuan pembelajaran di TK adalah pembelajaran yang dapat
merangsang atau menstimulasi bidang-bindang pengembangan, seperti pengembangan
kognitif, pengembangan Bahasa, pengembangan emosi, pengembangan motorik,
pengembangan nilai agama dan moral, serta pengembangan seni. Untuk
mengembangkan kemampuan yang berkaitan dengan Bahasa guru dapat memilih
strategi kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan anak dalam mendengarkan,
berbicara, membaca, dan menulis permulaan, serta kemampuan berkomunikasi.
Dalam setiap kegiatan yang dilakuakn, guru perlu mempertimbangkan dengan
cermat strategi pembelajaran apa yang akan digunakan sehingga dapat memudahkan
anak untuk belajar. Menurut Kostelnik (Masitoh, 2013) terdapat berbagai strategi
pembelajaran umum yang dapat digunakan di Lembaga-lembaga Pendidikan anak usia
dini dan taman kanak-kanak khususnya. Strategi pembelajaran umum tersebut adalah :
(1) meningkatkan keterlibatakan Indera, (2) mempersiapkan isyarat lingkungan, (3)
analisis tugas, (4) bantuan orang yang lebih berpengalaman (scaffolding), (5) praktek
terbimbing, (6) undangan/ ajakan, (7) Refleksi tingkah laku, (8) Refleksi kalimat, (9)
contoh atau modelling, (10) penghargaam efektif, (11) menceritakan, menjelaskan,
menginformasikan, (12) ido-it-signal,(13) tantangan, (14)pertanyaan, dan (15)
Kesenyapan. Sedangkan strategi pembelajaran khusus yang biasa dilaksanakan di
taman kanak-kanak adalah : (1) kegiatan eksploratori, (2) penemuan terbimbing,(3)
pemecahan masalah, (4) Diskusi, (5) belajar kooperatif, (6) demonstrasi, dan (7)
pembelajaran langsung.
Strategi-strategi pembelajaran yang telah dikemukakan oleh Konstelnik kemudian
menjadi acuan untuk dilaksankannya kegiatn-kegiatan yang dilaksanakan dilembaga.
Strategi yang digunakan nantinya bisa memunculkan jenis-jenis kegiatan yang dapat
menstimulasi perkembangan anak usia dini, dalam hal penelitian ini adalah kegiatan
yang dapat membantu anak dalam proses pengenalan huruf.
Untuk menyajikan pengetahuan dan keterampilan tertentu kepada anak, seeing kali
guru merasa kesukitan apabila pengetahuan atau keterampilan tersebut hanya
disampaikan melalui penjelasan saja. Untuk mengatasinnya guru perlu memilih dan
menggunakan strategi pembelajaran lain yang tepat agar mencapai tujuan pembelajaran
yang diharapkan.
Burnett menyatakan bahwa mengenal huruf merupakan hal penting bagi anak usia
dini yang didengar dari lingkungannya baik huruf latin, huruf arab, dan lainnya.
Berbagai huruf yang dikenal anak menumbuhkan kemampuan untuk memilih dan
memilah jenis huruf. Melatih anak untuk mengenal huruf dan mengucapkannya mesti
harus diulang-ulang (Rasyid, p. 2019).
Dalam penelitiannya Usman dan Pira Yuniar mengatakan bahwa pengenalan huruf
pada anak usia dini haruslah melalui kegiatan yang menyenangkan dan juga menarik
sehingga anak usia dini tidak merasa terbebani saat kegiatan belajar berlangsung
(Usman & Yuniar, 2019).
III. METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
TK : TK Pertiwi
Kelas : TK A
Tema : Binatang
Tanggal : Sabtu, 21 Oktober 2023

B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode interpretative yaitu menginterpretasikan data
mengenai fenomena/gejala yang diteliti dilapangan.

C. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Observasi, yaitu untuk melihat fenomena yang unik/ menarik untuk dijadikan
focus penelitian tentang “Strategi Kegiatan Pengenalan Huruf”
2. Wawancara, yaitu untuk menggali informasi kepada guru dan kepala sekolah
TK Pertiwi lebih mendalam terkait dengan focus penelitian tentan trategi
Kegiatan Pengenalan Huruf”
3. Dokumentasi, Untuk mengumpulkan bukti-bukti dan penjelasan yang lebih luas
mengenai focus penelitian “Strategi Pengenalan Huruf”.

IV. ANALISIS DATA


A. Tabulasi Data
Untuk memudahkan analisis data, maka hasil penelitian dibuat tabulasi sebagai
berikut :
Observasi Wawancara Wawancara Dokumentasi
dengan guru dengan kepala
sekolah
Guru Saya Model
menggunakan menggunakan pengembangan
model model klasikal yang dilakukan
pengembangan agar anak-anak oleh guru
klasikal terlihat dapat melihat biasannya
Dok 1 Kegiatan
saat anak duduk dengan jelas tergantung pada
apersepsi dengan
melingkar kartu-kartu huruf situasi dan
model klasikal
bersama yang saya bawa. kondisi saat
kemudian guru Dengan begitu Pelajaran akan
menjelaskan anak hanya akan dimulai. Ada
didepan kelas focus kepada saya kalannya
tentang huruf- pada awal menggunakan
huruf abjad kegiatan ini model area ada
menggunakan kalanya hanya
media peraga menggunakan
berupa kartu metode klasikal.
huruf
Ruangan Iya. Agar anak Benar, tiap-tiap
didesain agar merasa senang kelas kami
anak mudah dan tertarik untuk berusaha
menghafal belajar huruf, mendesain agar
bentuk-bentuk kami mendesain lingkungan Dok 2 Mainan Puzzel
huruf abjad. ruang kelas yang kelas selain huruf.
Mainan yang sebisa mungkin nyaman juga
ada dikelas juga terdapat unsur dapat menarik
mainan yang literatur perhatian anak
dapat didalammnya. untuk belajar.
menstimulasi Seperti mainan Tiap kelas kami Dok 3 Pojok baca
pengetahuan puzzle ini juga sediakan pojok
anak mengenai hiasan dijendela baca.
huruf abjad. yang kami hias
Terdapat pojok dengan abjad-
baca di ruang abjad huruf. Kami
kelas yang juga
Dok 4 Hiasan huruf
disediakan menyediakan
dijendela.
untuk anak. ruang atau pojok
baca bagi anak

Guru meminta Anak biasannya Memilih


anak untuk mudah bosan kegiatan untuk
menggunting dengan kegiatan anak itu susah-
huruf kemudian yang itu-itu saja. susah gampang.
dipasang Karena diminggu Kami Dok 5 Kegiatan
ditembok ini tema kami mengupayakan menggunting.
membentuk adalah Binantang agar kegiatan
binantang ular namun kami tetap
seribu (tema masih ingin menyenangkan
Binantang), memperkenalkan meskipun anak
Kegiatan huruf abjad, jadi belajar.
Dok 6 menempel hasil
lainnya adalah saya memutuskan Menggunting
didinding.
anak diminta untuk melakukan dan menempel
untuk kegiatan yang atau permainan
menyelesaikan bisa menstimulasi puzzle bisa
Puzzel huruf. keduannya yaitu menjadi salah
Juga kegiatan pengenalan anak satu alternatif
Dok 7 Hasil
tebak huruf. terhadap kegiatannya.
menggunting anak
Binatang dan juga
yang ditempel.
pengenalan anak
terhadap huruf
abjad. Istilahnya
sekali
mendanyung dua
pulau terlampaui.
Untuk mengisi
kegaitan inti Dok 8 Anak bermain
selanjutnya Puzzel huruf.
adalah kegiatan
semi bermain
yaitu bermain
puzzle huruf.
Dok 9 kegiatan tebak
huruf.

B. Analisi kritis
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa “Strategi Kegiatan Pnegenalan
Huruf” merupakan salah satu program untuk mendukung visi dan misi Lembaga
yang nantinya anak bisa menguasai pengenalan huruf sebelum menginjak kelas
yang lebih tinggi hal ini mempresentasikan tujuan pembelajaran yang tertera du TK
Pertiwi yaitu mewujudkan anak yang cerdas melalui proses belajar yang aktif dan
kreatif. Pelaksanaan Strategi kegiatan ini menggunakan model pembelajaran
klasikal terlihat saat anak duduk melingkar dan guru mulai menjelaskan kegiatan
mainnya dihari ini. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bahwa kegiatan-
kegiatan yang dipilih adalah kegaitan yang masih sesuai dengan tema namun dapat
membantu anak mencapai pengetahuannya dalam pengenalan huruf abjad.
Pada kegiatan menggunting dan menemoel guru memberikan huruf secara
acak menudian guru akan memanggil anak berdasarkan huruf yang mereka terima
untuk kemudian ditempel didinding membentuk binantang kaki seribu. Kegiatan
lainnya adalah kegiatan tebak huruf dan bermain puzzle huruf, anak terlihat sangat
asyik bermian, hal ini sesuai denga napa yang dikatakan oleh Usman dan Pira
Yuniar bahwa pengenalan huruf pada anak usia dini haruslah melalui kegiatan yang
menyenangkan dan juga menarik sehingga anak usia dini tidak merasa terbebani
saat kegiatan belajar berlangsung (Usman & Yuniar, 2019).
Ruangan didesain sebisa mungkin dapat menstimulasi perkembangan anak
ini dapat dilihat dari tersediannya pojok baca juga dekoarsi-dekorasi kelas yang
mengandung unsur pengenlan huruf dan abjad, hal ini sesuai dengan pendapat
Nurul Novitasari bahwa Rancangan kelas haruslah bersifat edukatif dan rekreatif
sesuai tumbuh kembang anak, sehingga aktivitas belajar siswa bisa optimal dengan
suasana nyaman sekaligus menarik (Novitasari, Habibah, & dkk, 2022).
Untuk melihat pemahaman anak terhadap pengenalan huruf guru meminta
anak untuk menyelesaikan puzzle huruf yang ada, hal ini dimaksudkan agar anak
mampu memecahkan masalah dan guru bisa mengukur kemampuan anak sudah
sejauh mana pemahammannya mengenai huruf abjad. Kegiatan memilih dan
memilah huiruf secara berulang-ulang ini dapat membantu anak merekam memori
tentang huruf abjad tersebut. Sesuai dengan yang di nyatakan oleh (Rasyid, 2009)
bahwa kegaitan pengenalan huruf musti dilakukan secara berulang-ulang.
Pemilihan strategi kegiatan pembelajaran juga disesuaikan dengan kondisi
anak pada saat pembelajaran akan berlangsung, strategi-strategi yang digunakan
oleh guru sudah sesuai dengan strategi khusus yang biasa dilakukan dilembaga TK
seperti yang telah disampaikan oleh Kosnelnik dalam Masitoh bahwa strategi
khusu di Taman Kanak-kanak meliputi : : (1) kegiatan eksploratori, (2) penemuan
terbimbing,(3) pemecahan masalah, (4) Diskusi, (5) belajar kooperatif, (6)
demonstrasi, dan (7) pembelajaran langsung. (Masitoh, 2013).

V. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Dari tabulasi dan analisis data dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu sebagai berikut :
1) TK Pertiwi mempunyai program pengembangan terhadap kemampuan Bahasa anak
khususnya kemampuan mengenal huruf yang dimaksudkan agar mewujudkan anak
yang cerdas melalui kegiatan yang aktif dan kreatif. Kegiatan pengenalan huruf sedari
kecil ini sebagai Upaya untuk mempersiapkan anak usia dini sebelum merek
amleanjutkan kejenjang Pendidikan yang leibh tinggi.
2) Pengembangan kemampuan pengenalan huruf ini dapat dicapai melalui strategi
kegiatan yang menarik seperti kegiatan menggunting dan menempel, kegiatan bermian
puzzle, dan kegiatan tebak huruf.
3) Lingkungan kelas juga didesain sesuai dengan focus pengembangan yakni dengan
menyediakan sudut baca juga dengan menghias kelas menggunakan dekorasi dekorasi
menarik untuk mengenalkan huruf.

B. Saran
1. Dalam mengembangkan kemampuan pengenalan huruf ini sebaiknya strategi kegiatan
yang dilakukan ditambahkan dengan kegiatan-kegiatan diluar ruangan agar nantinya
anak tidak merasa suntuk dan bosan hanya bermain di dalam kelas.
2. Strategi kegiatan haruslah memperhatikan kebutuhan anak, artinya pemilihan kegiatan
harus dapat menstimulasi anak dan dapat membantu anak berperan aktif selama proses
kegiatan seperti menggunakan model pembelajaran kegiatan eksploratori sehingga
guru tidak hanya menjadi pusat pembelajaran untuk anak, namun guru dapat
memfasilitasi kegiatan belajar anak agar anak bisa mendapatkan pengetahuannya
melalui eksplorasi, misal dengan menggunakan kegiatan mencari harta karun. Guru
bisa mensetting kegiatan outdoor dengan menyembunyikan huruf-huruf pada tempat
tertentu kemudian meminta anak untuk mencarinnya dan juga merangkai huruf yang
mereka temukan menjadi sebuah kata, karena diminggu itu adalah tema Binatang, guru
bisa menyembunyikan susunan huruf agar dapat menjadi nama Binatang-bianatang.

DAFTAR PUSTAKA

Masitoh. (2013). Strategi pembelajaran TK . Jakarta: Geina Prima.


Novitasari, N., Habibah, F. H., & dkk. (2022). Perancanaan Kelas Desain Interior dalam Membentuk
Pertumbuhan dan Perkembangan Anak. Jurnal pendidikan anak usia dini PPJ.PAUD, 52-61.
Rasyid, H. (2019). Asesmen Perkembangan Anak Usia Dini . Yogyakarta: Multi Pressindo.
Usman, & Yuniar, P. (2019). Pengenalan Huruf Abjad Anak Usia Dini Melalui Penggunaan Media Kartu
Huruf. Jurnal FKIP UM Kendari, 5-6.
LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS

Nama Peneliti : Assa Kamaliya

NIM : 857546296

Laporan di Lembaga : KB Al-Hikmah

Jundul penelitian : Analisis Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini

“ Permainan Tradisional Bakiak Pada Anak Usia Dini di KB Al-


Hikmah”

Waktu Penelitian : Selasa, 31 Oktober 2023

Tempat Penelitian : Desa Botosari Kec. Paninggaran Kab. Pekalongan

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Kelompok bermain Al-hikmah adalah salah satu KB yang berada di
Provinsi Jawa Tengah, KB Al-hikmah ini berada di Desa Botosari Kecamatan
Paninggaran Kabupaten Pekalongan, KB Al-hikmah sendiri berdiri dibawah
naungan Yayasan Al-Hikmah sejak tahun 2014. KB Al-hikmah mempunyai visi dan
misi sebagaimana yang tertulis dalam kurikulum. Visi KB Al-hikmah adalah
“Terwujudnya anak-anak yang cerdaas, sehat ceria, dan berakhlak mulia serta
bertaqwa kepada Tuhan”. Misi KB Al-hikmah adalah : 1) memberikan layanan dan
pengasuhan bagi anak usia dini. 2) Membentuk karakter dan kepribadian baik anak.
3)Memahami diri sendiri, orang lain, dan lingkungan. 4) Berkegiatan melalui
bermain.
Tujuan KB Al-hikmah tujuan Pendidikan Anak Usia Dini adalah membantu
peserta didik mengembangkan potensi, baik fisik maupun psikisnya yang meliputi,
nilai agama dan moral, juga aspek seni agar siap melanjutkan ke jenjang Pendidikan
Sekolah Dasar. Adapun Tujuan dari KB Al-hikmah yaitu : 1) mewujudkan
pelayanan dan pengasuhan terbaiak untuk anak usia dini, 2) mewujudkan anak
dnengan karakter dan kepribadian yang baik. 3)Mewujudkan anak yang bisa
memahami tentang dirinya sendiri, orang lain, maupun Lingkungannya, serta 4)
mewujudkan kegiatan belajar melalui bermain yang menyenangkan.
Salah satu program yang ada di KB Al-hikmah adalahkegiatan belajar
melalui bermain atau melalui permainan. Kegiatan ini menjadi salah satu kegiatan
yang akan dilakuakan di KB Al-hikmah saat ini adalah kegiatan bermain permainan
tradisional sebagai bahan pengenalan tentang budaya Indonesia. Permainan-
permainan tradisional ini mulai dari permainan egrang, congklak, bahkan bakiak.
Pengenalan permainan tradisional ini bertujuan untuk dapat menstimulasi berbagai
kemampuan yang dimilki anak, seperti kemampuan fisik-motorik, hingga
kemampuan sosial emosionalnya.
Program S1 Universitas Terbuka menargetkan lulusannya menjadi tenaga
pendidik PAUD yang professional yaitu yang dapat mengembangkan program
PAUD dan membuat inovasi-inovasi. Salah satu mata kuliah yang harus diampu
oleh mahasiswa adalah program mata kuliah Analisis Perkembangan Anak Usia
Dini. Dalam rangka untuk memenuhi mata kuliah tersebut “ Permainan Tradisional
Bakiak Pada Anak Usia Diri Di Kelompok Bermain Al-hikmah” Yang bertujuan
untuk melihat praktik pengguanaan media permainan tradisoinal pada Anak Usia
Dini untuk krmudian diteliti dan dianalisis lebih lanjut.

B. Fokus Penelitian
Setelah dilakukan observasi pada salah satu ruangan kelas di KB maka
penilaian ini terfokus kepada salah satu kegiatan anak yaitu : “Pemainan
Tradisional Bakiak Pada Anak Usia Dini di KB Al-Hikmah.”

C. Tujuan Penelitian
a. Mengumpulkan data mengenai :
1. Perkembangan fisik-motorik kasar anak yang terstimulus melalui kegiatan
“Permainan tradisional bakiak”
2. Perkembangan sosial emosional (kerja sama) anak yang terstimulus melalui
kegiatan “Permainan tradisional bakiak”
3. Membuat analisis kritis (critical analysis) mengenai kegiatan “Permainan
tradisional bakiak”
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk :
a. Mengetahui perkembangan anak melalui kegiatan “Permainan tradisional
Bakiak”
b. Mendeskripsikan perkembangan fisik-motorik kasar dan sosial emosional
anak melalui kegiatan “Permainan tradisional bakiak”
c. Menganalisis kritis tentang “Permainan tradisional bakiak”

II. LANDASAN TEORI


Pendidikan anak usia dini pada dasarnya harus menstimulus segala
kebutuhan dan perkembangan anak usia dini, mulai dari perkembangan bahasanya,
perkembangan fisik-motoriknya, perkembangan kognitif, perkembangan sosial
emosionalnya, perekmbangan agama, maupun perkembangan seninya.
Salah satu perkembangan yang memiliki peran signifikan bagi anak usia
dini adalah perkembangan fisik motorik. Menurut Sujiono dalam (Puspitasari,
Nurkholisoh, & Choiro, 2022) bahwa keterampilan fisik motorik anak mempunyai
manfaat bagi kemampuan fisiologis anak, perkembangan sosial emosional anak.
Dan perkembangan kognitif. Pentingnya perkembangan fisik motorik bagi
perkembangan fisiologisnya adalah dengan bergerak atau berolahraga akan
menjaga anak dari masalah penyakit jantung dan dapat meningkatkan sirkulasi
darah. Perkembangan fisik motorik bagi keterampilan sosialnya adalah agar anak
memiliki rasa percaya diri yang besar, anak jadi mudah dapat diterima
dilingkungannya sehingga kemampuan sosial emosionalnya akan meningkat.
Sedangkan perkembangan fisik motorik bagi kemampuan kognitifntya adalah akan
meningkatkan rasa ingin tahu anak terhadap benda-benda untuk olahraga yang
berada disekitar anak.
Selain perkembangan fisik motorik, yang tak kalah penting dari
perkembangan -perkembangan yang harus distimulasi pada anak usia dini adalah
perkembangan sosial emosional. Perkembangan sosial merupakan proses dalam
memperoleh kemampuan berperilaku sesuai dengan aturan sosial (Ramadani,
2021).
Dalam konteks sosial emosional, emosi cenderung membentuk aktivitas
sosial individu. Kompetensi sosial dapat ditentukan oleh kompetensi individu.
Individu dengan kecerdasan sosial emosional yang tinggi cenderung menjadi
pribadi yang kompeten secara sosial. Kecakapan dalam hal sosial emosional
menjadi salah satu faktor utama anak untuk menunjang keberhasilan dalam bergaul.
Kemampuan sosial emsoional menjadi salah satu kunci kecakapan sosial, dilihat
dari bagaimana cara individu mengungkapkan perasaanya (Palupi, 2019).
Kebutuhan anak salah satunya adalah dengan bermain. Maka salah satu
permainan yang dapat menunjang kecerdasan atau keterampilan bagi anak adalah
permainan tradisional. Seperti kata James Danadjaja dalam (Karmila, 2023) bahwa
permainan tradisional merupakan permainan yang telah beredar dari lisan ke lisan
yang diwarisi sejak nenek moyang tanpa tahu asal usul dan penciptannya.
Salah satu kegiatan yang dapat menstimulus perkembangan anak baik
perkembangan fisik motorik maupun perkembangan sosial emosional anak di
Kelompok Bermain melalui bermain adalah kegiatan bermain permainan tradisonal
bakiak. Bakiak menjadi salah satu permainan tradisional yang kerap dilombakan
saat acara 17 agustus. Permainan bakiak membutuhkan kerja sama kelompok,
koordinasi dari gerak tubuh, juga melatih kesabaran.

III. METODE PENELITIAN


A. Subjek Penelitian
KB : KB Al-hikmah
Kelas : Kelompok B
Tema : Diriku
Sub tema : Mainan kesukaanku
Tanggal : Selasa, 7 November 2023

B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode interpretative yaitu menginterpretasikan data
mengenai fenomena/gejala yang diteliti dilapangan.

C. Instrumen penelitian
Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Observasi, yaitu untuk melihat fenomena yang unik atau menarik untuk
dijadikan focus penelitian tentang kegiatan “ Permainan Tradisional Bakiak
pada Anak Usia dini di Kelompok Bermain”
2. Wawancara, yaitu untuk menggali informasi kepada guru dan Kepala Sekolah
KB Al-hikmah lebih mendalam terkait dengan focus penelitian tentang
kegiatan “ Permainan Tradisional Bakiak pada Anak Usia dini di Kelompok
Bermain”
3. Dokumentasi, untuk mengenalkan bukti-bukti dan penjelasan yang lebih luas
mengenai focus penelitian tentang kegiatan “Permainan Tradisional Bakiak
pada Anak Usia dini di Kelompok Bermain”

IV. ANALISIS DATA


A. Tabulasi Data
Untuk memudahkan analisis data, maka hasil penenlitian dibuat tabulasi sebagai
berikut:

Observasi Wawancara Wawancara dengan Dokumentasi


dengan guru kepala sekolah
Anak diminta Saya memilih Permainan
untuk duduk metode kalsikal tradisional dipilih
berbaris saat guru pada kegiatan karena anak
menyampaikan pembuka dan dijaman sekarang
kegiatan yang memperkenalkan tidak terlalu mengenal
akan dilakukan macam-macam permainan zaman Dok 1 kegiatan
dihari itu. Anak permainan dulu. Dan pemilihan apresepsi
dikenalkan tradisional yang permainan tradisional
dengan berbagai masih belum ini sejalan dengan mengunakan
maninan familiar oleh anak tema yang metode klasikal
tradisional yang harapannya agar dilaksanakan dihari ini
mungkin asing anak dapat focus yaitu tema tentang
bagi Sebagian dari seutuhnya kepada mainan kesukaanku.
mereka. saya sehingga
materi yang ingin
saya sampaikan
megena di anak.
Dok 2 pengenalan
permainan
tradisional bakiak
Anak dikenalakan Bakiak tidak hanya Kami mencoba sebisa
dengan tata cara sebagai media mungki memberikan
bermain bakiak bermian, bakiak kegiatan yang dapat
dan peraturan- kami pilih karena mensimulasi dan Dok 3 Anak
peraturan pada dapat memenuhi kebutuhan berbaris antri
permainan bakiak. menstimulasi anak. Permainan- menunggu giliran.
Anak berbaris berbagai permainan yang kami
mengantri untuk perkembangan pilih akan menjadi
bermain bakiak. anak mulai dari salah satu alas an
pemahamannya kemampuan anak
tentang aturan, dapat berkembang
seperti mengantri kearah yang lebih
sebelum kegiatan baik.
bermain, melatih
bagaimana harus
bekerja sama, dan
melatih koordinasi
tubuh mereka.
Anak dibagi Kami membagi Perkembangan sosial
menjadi beberapa anak menjadi emosional tentunya
kelompok dengan beberapa penting untuk anak,
anggota kelompok. Pada salah satu bentuk
perkelompok 3 sesi satu kami kegiatan yang dapat
orang kemudian meminta anak meningkatkan
mulai bermain untuk mencoba kemampuan sosial
bakiak awal mula melangkah emosional anak
mulai dari lima sebanyak lima terutama Dok 4 Anak
Langkah terlebih Langkah untuk kemampuannya dalam bergantian
dahulu. Sementara melatih koordinasi bekerja dengan tim, bermain sesuai
anak yang lain badan mereka juga kemauan untuk kelompok yang
menunggu giliran untuk melatih mengikuti aturan- dipilih oleh guru.
dipanggil sambil Kerjasama tim. aturan yang berlaku,
duduk disamping juga terbiasa
bu guru. mengantri adalah
salah satu hal
sederhana yang bisa
diajarkan sedini
mungkin.
Anak melakukan Sebelum masuk Dengan diadakannya
lomba bakiak per pada jam istirahat lomba itu dapat
dua kelompok. tadi kami sempat meningkatkan rasa
Dan anak yang melaksanakan kompetitif anak.
lain duduk sambil lomba bakiak, kegiatan bakiak tadi
meneriakan nama- yang dimenangkan juga secara tidak
nama teman yang oleh tim nya Altaf. langsung menstimulus
mereka dukung Lomba tadi perkembangan fisik
dalam lomba bertujuan untuk motoriknya dengan
mengukur tingkat koordinasi badan, dan
pemahaman anak juga menstimulus
terhadap cara main perkembangan sosial
Dok 5 dan 6 Anak
permainan bakiak emosional nya
melakukan lomba
berikut dengan terutama dalam hal
balap bakiak
peraturan- bekerja sama, antri,
perkelompok
peraturanya. dan berkegiatan sesuai
dengan peraturan yang
telah disepakati
bersama-sama.
B. Analisis Kritis
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa “Kegiatan Permainan
Tradisional Bakiak Pada Anak Usia Dini” merupakan salah satu program untuk
mendukung visi dan misi Lembaga yang nantinya anak dapat bermain dengan
gembira namun dapat menstimulus tiap perkembangan yang dibutuhkan anak hal
ini merepresentasikan tujuan pembelajaran yang tertrea di KB Al-hikmah yaitu
mewujudkan kegiatan untuk anak yang menarik dan menyenangkan. Pelaksanaan
kegiatan ini terbagi menjadi beberapa tahapan, yang pertama adalah metode
pengajaran klasikal dimana anak duduk dan guru menjelaskan didepan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan kepala sekolah bahwa kegiatan
yang dipih adalah kegiatan yang dapat menstimulasi tidak hanya satu
perkembangannya namun bisa menstimulasi banyak perkembangan.
Kegiatan pembelajaran di kelompok bermain memang pada dasarnya
memfokuskan pada peletakan dasar-dasar perkembangan anak dengan keunikan
dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini dengan pemilihan
kegiatan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan tiap anak.
Kegiatan pembelajaran di Kelompok Bermain juga harus sesuai dengan prinsip
belajar melalui bermain, hingga harus mengembangkan berbagai kecakapan atau
keterampilan hidup (Ariyanti, 2016).
Sebelum melaksanakan kegiatan bermain bakiak, guru terebih dahulu
menjelaskan tentang aturan dan juga cara bermain bakiak. Aturan-aturan bermain
bakiak tersebut antara lain : (1) Tim dibagi berdasarkan ukuran bakiak, dalam hal
ini bakiak yang digunakan adalah bakiak dengan 3 kaki atau 3 orang perkelompok.(
2) permainan dimulai setelah aba-aba dibunyikan. (3) tim yang berhasil masuk garis
finish adalah juaran (Arifin, 2020). Anak kemudian mengantri membentuk kereta
api sambil menunggu guru menyiapkan setting kelas untuk kegiatan bermain
bakiak.
Pada kegiatan bermain bakiak kelompok anak yang sebelumnya telah
dibentuk oleh guru mencoba untuk bermain terlebih dahulu sebanyak lima
Langkah, masing-masing kelompok melakukan hal serupa. Kegiatan trial atau
percobaan ini dimaksudkan agar anak nantinya sudah memahami tata cara bermain
bakiak sebelum akhirnya melaksanakan lomba balap bakiak dengan kelompok lain.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kegiatan ini selain bertujuan agar anak
memahami konsep permainannya, guru juga berharap agar anak bisa bersosialisasi
dengan baik khususnya dalam hal bekerjasama dengan orang lain, pada kegiatan
trial juga anak dilatih unutuk bersabar menunggu giliran mencoba bermain
sehingga rasa bertanggungjawab atau rasa komitmen anak terhadap peraturan yang
sebelumnya telah disepakati bisa terlaksana tanpa adanya iterupsi.
Untuk mengoptimakan perkembangan sosial emosional dan juga
perkembangan fisik motorik anak melalui kegiatan bermain bakiak ini, anak
diminta untuk melakuakan lomba balap bakiak. Proses kegiatan ini dapat menjadi
pegangan guru tentang sejauh mana perkembangan sosial emosional, maupun
perkembangan fisik motorik anak telah berkembang. Semakin sering perilaku
sosial emosional anak dilatih, maka kemampuan pemecahan masalahnya pun akan
semakin terlatih (Wahyuni, 2015).

Melalui permainan tradisional bakiak ini anak telah mendaptkan kontribusi


atau manfaat dalam perekmabangan sosial emosionalnya dengan melatih
kemampuan anak bekerjasama dalam tim, juga melatih anak untuk berkomitmen
terhadap aturan-aturan yang berlaku. Sedangkan kontribusi atau manfaat bermain
bakiak untuk perkembangan fisik motorik anak adalah koordinasi gerak antar
tubuh, dan melatih kekuatan otot kaki (Hasanah, 2016).

V. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Dari tabulasi dan analisis data dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu sebagai
berikut:
1. KB Al-hikmah mempunyai program pengembangan kemampuan anak melalui
kegiatan bermain, khusunya permainan tradisional bakiak yang dimaksudkan
agar terwujudnya kegiatan di Kelompok Belajar yang selain menyenangkan
namun juga bisa menstimulus perkembangan anak.
2. Permainan Bakiak ini dapat menstimulasi perkembangan fisik motorik anak
seperti koordinasi antar anggota tubuh juga kekuatan otot kaki.
3. Pada kegiatan bermain bakiak juga dapat menstimulasi perkembangan sosial
emosional anak yaitu kemampuan anak dalam melakukan Kerjasama tim saat
kegaiatan berlansung, juga kemampuan anak dalam berkomitmen terhadap
aturan-aturan main yang telah disepakati, seperti antri menunggu giliran dan
bermain sesuai dengan aturan bermain bakiak yang seharusnya.
B. Saran
Menurut prespektif peneliti, dari hasil penelitian ini peneliti harap agar
permainan tradisional dapat dikenalkan dan diberikan dalam proses kegiatan
mengembangkan fisik motorik dan sosial emosional anak. Agar anak didik dapat
meningkatkan kreativitas, melatih interaksi sosial dalam bekerjasama sebagai tim,
dan melatih bentuk emosi peserta didik juga meningkatkan kebugaran dengan
melakukan kegiatan fisik. Namun porsi pemberian kegiatan juga perlu
dipertimbangkan, meskipun kegiatan menyenangkan tapia nak harus tetap diberi
waktu untuk beristirahat.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, A. Z. (2020). Egrang Bakiak Edukasi. Tangerang: Pelita Media Nusantara.


Ariyanti, T. (2016). Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini Bagi Tumbuh Kembang Anak.
Jurnal Dinamika pendidikan Dasar, 50-58.
Hasanah, U. (2016). Perkembangan Kemampuan Fisik Motorik Melalui Permainan Tradisional
Bagi Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Anak, 5(1).
Karmila. (2023). Penerapan Permainan Bakiak Dalam Mengembangkan Kecerdasan Majemuk
Anak Usia 5-6 tahun di KB Auladul Yamin. Jurnal Pendidikan Pembelajaran
Khatulistiwa, 1-8.
Palupi, W. (2019). Song and Movement As Media of Early Childhood Language Development.
Early Childhood Education and Development Journal, 12.
Puspitasari, E., Nurkholisoh, S., & Choiro, U. D. (2022). Peran Permainan Tradisional Bakiak
Dalam Meningkatkan Kemampaun Motorik Kasar Anak Usia 3-4 Tahun. Jurnal
Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 142-152.
Ramadani, Z. (2021). Penerapan Permainan Tradisonal Bakiak Ular Tangga Untuk Menstimulasi
Perkembangan Sosial Emosional Anak. Jurnal Golden Age, 1-14.
Wahyuni, s. (2015). Peningkatan Perkembangan Sosial Emosional Melalui penenrimaan Tugas
Kelompok Pada Anak Usia 4-5 tahun. Jurnal Universitas Tanjunpura, 1-15.
LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS

Nama Peneliti : Assa Kamaliya

NIM : 857546296

Laporan di Lembaga : POS PAUD Az-zahra

Judul Penelitian : Analisis Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini

“ Peran Guru dalam Menstimulasi Kemampuan Motorik

Halus Anak Melalui Kegiatan yang Beragam”

Waktu Penelitian : Selasa, 21 November 2023

Tempat Penelitian : Dukuh Sikembang Desa Lumeneng Kecamatan Paninggaran

Kabupaten Pekalongan.

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
POS PAUD Az-zahra merupakan SPS yang berada di Dukuh Sikembang
Desa Lumeneng Kecamatan Paninggaran Kabupaten Pekalongan. SPS ini
merupakan satu-satunnya program kegiatan pembelajaran yang melayani anak-
anak pada usia 3-6 tahun di wilayah tersebut. POS PAUD Az-zahra sendiri berdiri
pada tahun 2012 dibawah pengawasan pemerintah Desa dan PKK. POS PAUD Az-
zahra memiliki dua ruang kelas masing masing untuk kelompok A dan kelompok
B, satu ruang guru, dapur kecil, aula serba guna, dan kamar mandi.
POS PAUD Az-zahra memiliki visi dan misi yang tertuang pada kurikulum
yaitu sebagai berikut : Visi POS PAUD Az-zahra adalah membentuk anak yang
cerdas, baik, terampil dan berakhlak mulia serta kreatif dan mandiri melalui
kegiatan yang menyenangkan. Misi POS PAUD Az-Zahra yakni: (1) melaksanakan
pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan inovatif. (2) mendidik anak secara optimal
sesuai dengan kemampuan anak. (3) menyiapkan anak kejenjang Pendidikan dasar
dengan ketercapaian keterampilan dasar sesuai dengan tahap perkembangan anak.
Adapun tujuan pembelajaran di POS PAUD Az-zahra adalah : (1) mengembangan
kurikulum dan perangkat pembelajaran yang inovatif. (2) mendidik anak agar
menjadi generasi berkualitas berguna bagi agama, nusa, dan bangsa. (3)
menyiapkan anak didik memasuki jenjang Pendidikan dasar dengan ketercapaian
kompetensi dasar sesuai tahapan perkembangan anak. (4) meningkatnya
profesionalisme tenaga pendidik dalam mengelola Pendidikan yang menyenangkan
dan berpotensi serta berkualitas. (5) mengembangakan kreatifitas keterampilan
anak didik untuk mengekspresikan diri dalam berkarya seni. (6) menciptakan
suasana sekolah yang bernuansa agamis dan disiplin.
Salah satu kegiatan pengembangan yang dilaksanakan di POS PAUD Az-
zahra adalah pengembangan motorik halus. Kegiatan pengembangan ini menjadi
salah satu kegiatan pengembangan wajib yang dilaksankan di POS PAUD Az-zahra
sebagai Upaya agar perkembangan motorik halus anak dapat berkembangan sesuai
dengan tahapan dan usiannya melalui kegiatan-kegiatan yang beragam. Kegiatan-
kegiatan pembelajaran yang dilakukan difokuskan untuk dapat mengembangkan
tiap-tiap perkembangan anak lebih khususnya pada perkembangan motorik halus
nya.
Program S1 PGPAUD Universitas Terbuka menargetkan lulusannya
menjadi tenaga pendidik PAUD yang professional yaitu yang dapat
mengembangkan program PAUD dan membuat inovasi-inovasi. Salah satu mata
kuliah yang harus ditempuh mahasiswa adalah mata kuliah Analisis Perkembangan
Anak Usia Dini. Dalam rangka untuk memenuhi mata kuliah tersebut maka
dilakukan penelitian di Lembaga POS PAUD Az-zahra yang berjudul “Peran Guru
dalam Menstimulasi Perkembangan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan yang
Beragam” yang bertujuan untuk melihat kegiatan pengembangan fisik motoriknya
khusunya kemampuan motorik halus untuk kemudian diteliti dan dianalisis lebih
lanjut.
B. Fokus Penelitian
Setelah dilakukan observasi disalah satu ruang kelas di POS PAUD Az-
zahra maka penelitian ini terfokus pada peran guru dalam kegiatan “Pengembangan
Motorik Halus” yang dilakukan melalui kegiatan yang beragam
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
a. Mengumpulkan data mengenai:
1. Alasan guru melakukan kegiatan pengembangan motorik halus dengan
kegiatan yang beragam di POS PAUD Az-zahra.
2. Tujuan guru melakukan kegiatan pengembangan motorik halus dengan
kegiatan yang beragam di POS PAUD Az-zahra.
3. Kebijakan yang mendukung “Peran Guru dalam Menstimulasi Kemampuan
Motorik Halus Anak melalui Kegiatan yang Beragam.
4. Membuat analisis kritis (Critical analysis) mengenai “ Peran Guru dalam
Menstimulasi Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan yang
Beragam.”
D. Manfaat penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk:
a. Memberi masukan pada kegiatan pengembangan yang dilakukan di POS PAUD
Az-zahra.
b. Mendeskripsikan Tujuan dan Kebijakan terkait dengan “Peran Guru dalam
Menstimulasi Perkembangan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan yang
Beragam”
c. Menganalisis kritis tentang “Peran Guru dalam Menstimulasi Perkembangan
Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan yang Beragam”

II. LANDASAN TEORI


Motorik halus adalah gerakan koordinasi mata-tangan dan gerak manipulasi
terhadap objek-objek kecil. Pandangan ini menyakini bahwa motorik halus merupakan
kemampuan mengkoordinasikan mata dan tangan dalam memanipulasi objek-objek
kecil. Artinya koordinasi mata dan tangan dalam motorik halus ini terbatas pada
gerakan yang dilakukan oleh jari-jemari dan pergelangan tangan (Abessa, 2016).
Motorik halus dan komponen visual dalam konsep visual-motor coordination
dideskripsikan sebagai kemampuan yang meliputi ketangkasan jari, pengurutan gerak,
dan kecepatan serta akurasi motorik halus. Keterampilan ini ditangkap oleh berbagai
tugas sensorimotor seperti melacak, mengentuk jari, dan gerakan tangan imitative
(Carlson, 2013). Artinya motorik halus merupakan bagian dari sensori motor yang
melibatkan kemampuan koordinasi mata-tangan dalam melakukan kegiatan yang
beurutan, tepat, cepat, imitative, dan gerakan-gerakan sejenis melacak.
Berdasarkan pandangan-pandangan tersebut dapat dikatakan bahwa motorik halus
merupakan gerakan otot halus bagian tubuh tangan, lengan tangan, pergelangan tangan,
dan jari-jemari yang terkoordinasi dengan mata untuk memenuhi tugas-tugas
perkembangan yang membutuhkan kecepatan, kepresisian, dan ketangkasan.
Kegiatnnya bisa berupa kegiatan menulis, mewarnai, menggambar, membentuk,
meronce, dan kegiatan-kegiatan lain yang memerlukan koordinasi mata dan tangan.
Kemampuan motorik halus dapat menjadi jembatan bagi anak untuk
mengembangkan kecerdasan kinestetik yang berhubungan dengan keterampilan
mengontrol dan mengkoordinasikan gerak-gerak tubuh. Oleh sebab itu, perkembangan
motorik halus sangat penting untuk dikembangkan. Kegiatan pengembangan motorik
halus ini bisa dilakukan melalui berbagai aktivitas yang menyenangkan bagi anak.
Inovasi kegiatan untuk mengembangkan kemampuan motorik halus anak adalah
dengan kegiatan meronce. Pamadi dalam (Oktafiani & Rakhmawati, 2023) mengatkan
bahwa Meronce adalah kegiatan mengatur bahan-bahan yang berlubang atau manik-
manik kedalam benang. Pelaksanaan kegiatan ini biasanya memerlukan ketelitian
sehingga memerlukan waktu lebih lama dari pada kegiatan pengembangan motorik
halus yang lain. Kegiatan meronce selain dapat mengembangkan kemampuan motorik
halus anak juga dapat meningkatkan focus anak dan anak dalam menyelesaikan tugas
yang diberikan.
Kegiatan berikutnya adalah membentu dengan pasir Ajaib. Pasir merupakan bagian
dari bahan alam yang berada disekitar kita, selain itu pengunaan media pasir bisa
membuat anak semakin tertarik dengan pembelajaran. Pembelajaran dengan media
pasir bisa dilakukan dengan menuang, mengisi, mencetak, menabur bahkan membuat
bangunan (Ventora & Mas'udah, 2018). Pasir Ajaib biasanya juga disebut dengan pasir
kinetic yaitu campuran dari pasir dan bahan sintesis. Pasir yang diciptakan lebih lembut
dari pasir Pantai, tidak berhamburan, serta melekat pada pasir kinetic itu sendiri.
Selain menggunakan media pasir Ajaib dan juga kegiatan meronce, kegiatan lain
yang dapat mengembangkan kemampuan motorik halus anak adalah kegiatan
menggunting dan menempel serta kegiatan mewarnai. Proses perkembangan motorik
halus sangat erat kaitannya dengan menggunting dan menempel. Perkembangan
motorik halus berjalan dengan kematangan syarat otak dan otot, karena setiap gerakan
menggunting dan menempel anak ada pola interaksi dari berbagai bagian system dalam
tubuh yang dikontrol oleh otak. Semakin matang perkembangan system sayarf otak
yang mengatur otot memungkinkan berkembangnya konsentrasi atau keterampilan
motorik halus anak (Lailah & Khotimah , 2013).
Manfaat dari kegiatan mewarnai adalah untuk melatih pergerakan pergelangan
tangan, kegiatan mewarnai juga melatih pengelolaan emosi pada anak usia dini. Anak
melatih keterampilan, kerapian dan kesabaran dalam menyelesaikan tugasnya.
Keterampilan anak didapat dari Latihan mengelola tangan yang dilakukan secara
berulang-ulang, sehingga lambat laun anak dapat mengendalikan dan mengarahkan
gerakan tangan sesuai dengan yang di kehendaki. Kerapian anak akan terlatih saat
proses pewarnaan, anak akan berupaya agar warna yang digoreskannya tidak
mengeotori area yang lain. Semakin sering dan terbiasa mewarnai, kemampaun
motorik halus anak juga akan semakin meningkat, sehingga lambat laun pekerjaan
mewarnainya mulai terstruktur dan rapi, karena anak telah terbiasa menggunakan jari-
jemari dan pergelangan tangannya (Husaini & Jumrah, 2019).
III. METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
TK/SPS : POS PAUD Az-zahra
Kelas : Kelompok B
Tema : Binatang/ Ikan
Tanggal : Selasa, 21 November 2023
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode interpretative yaitu menginterpretasikan data
mengenai fenomena/ gejala yang di teliti di lapangan.
C. Instrumen Penelitian
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Observasi, yaitu melihat fenomena yang unik atau menarik untuk dijadikan
focus penelitian tentang “Peran Guru dalam Menstimulasi Perkembangan
Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan yang Beragam di POS PAUD Az-zahra”
2. Wawancara, yaitu untuk menggali informasi kepada guru dan kepala sekolah
POS PAUD Az-zahra lebih mendalam terkait dengan focus penelitian “Peran
Guru dalam Menstimulasi Perkembangan Motorik Halus Anak Melalui
Kegiatan yang Beragam”
3. Dokumentasi, untuk mengumpulkan bjti-bukti dan penjelasan yang lebih luas
mengenai focus penelitian “Peran Guru dalam Menstimulasi Perkembangan
Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan yang Beragam”

IV. ANALISI DATA


A. Tabulasi Data
Untuk memudahkan analisis data maka hasil penelitian dibuat tabulasi sebagai
berikut:
Observasi Wawancara Wawancara dengan Dokumentasi
dengan guru kepala sekolah
Guru Saya Guru memilih
menggunakan menggunakan menggunakan
model model metode
pembelajaran pengembangan pengembangan
klasikal, dilihat klasikal di awal klasikal diawal
Dok 1 Guru
dari anak yang kegiatan dipadukan dengan menjelaskan
duduk dan guru pembelajaran, kegiatan
kegiatan main
sebagai center di tujuannya adalah pembiasaan yakni
hari ini
depan. Guru agar anak dapat absensi ditambah
mengabsen dan focus kepada apa juga dengan
menjelaskan yang akan saya pengembangan
kegiatan main sampaikan. kemampuan
dihari ini sambil Kegiatan absen motorik halus anak
meminta anak juga sudah dengan menulis
untuk menuliskan menjadi rutinitas, nama di udara.
huruf awal nama namun tadi saya Kami
mereka di udara. tambahkan mengupayakan tiap
dengan kegiatan kegiatan yang
menulis huruf dilakukan dapat
awal nama mereka berdampak baik
di udara, karena pada
focus kegiatan perkembangan-
dihari ini perkembangan
sebenarnya adalah anak baik itu
pengembangan motorik halusnya,
motorik halus. maupun
perkembangan lain.
Sesuai dengan
tujuan
pembelajaran di
POS PAUD Az-
zahra ini bahwa
kami menyiapkan
anak didik
memasuki jenjang
Pendidikan dasar
dengan
ketercapaian
kompetensi dasar
sesuai tahapan
perkembangan
anak.
Guru menyiapkan Kegiatan pertama Guru menyadari
kegiatan meronce, adalah meronce, keterbatasan media
namun tidak namun karena yang kami punyai,
menggunakan keterbatasan sehingga merka
manik-manik atau bahan saya harus memutar otak
bahan umumnya mengganti manik- mencari media dan Dok 2 Guru
yang di gunakan manik dengan bahan pengajaran meminta anak
untuk meronce. kertas yang lain yang untuk meronce
dilubangi, memnungkinkan atau
nantinya anak untuk dapat memasukan
diharuskan mengembangkan benang pada
memasukan motorik halus anak kertas yang
benang meskipun melalui didalamnya
melingkari kertas benda-benda terdapat nama
yang didalamnya sederhana disekitar mereka.
terdaoat nama kita. Dengan begitu
mereka. Tujuan kretivitas dan
pembelajaran ini profesionalisme
sederhana hanya guru juga bisa
agar anak focus, meningkat dengan
dan melatih adannya
koordinasi mata keterbatasan ini.
dan tangannya
saat memasukan
benang ke lubang
serta agar anak
menjadi lebih bisa
mengontrol
emosinnya dan
sabar.
Guru mensetting Saya memilih Pemilihan media
kelas untuk menggunakan menjadi sakah satu
kegiatan media pasir Ajaib hal yang paling
membentuk ini karena anak penting dalam
Dok 3 Guru
dengan pasir Ajaib. biasanya cukup Upaya untuk
menyediakan
Guru membagi tertarik dengan meningkatkan
pasir Ajaib dan
anak menjadi kegiatan belajar perekmbangan
peralatan
beberapa sambil bermain. anak. Pemilihan
mencetak.
kelompok. Tiap Anak asyik media pasir Ajaib
kelompok guru menyekop, ini selain
menyediakan satu menuang, dan menyenankan juga
nampan besar dan mencetak sambil dapat memberikan
pasir Ajaib, serta mengembangkan stimulasi motorik
skop kecil dan kemampuan halus anak dengan
cetakan. Guru motorik halusnya. optimal, melalui
meminta Anak kegiatan
untuk mencetak menyekop,
bentuk sesuai apa ,menuang, juga
yang mereka mau. membentuk.

Untuk Saya meminta Guru menyiapkan


menstimulasi anak untuk kegiatan
kemampuan memilih warna menggunting dan
motorik halus anak kertas origami menempel untuk
selanjutnya, guru yang paling mengembangkan
Dok 4 Guru
menyiapkan kertas mereka sukai. motorik halusnya. menyiapkan
origami dan crayon Saya juga sudah Kegiatan
kegiatan
warna. Guru menyediakan menggunting
meminta anak gunting, lem, memang masih
untuk mengunting kertas, dan juga perlu pengawasan menggunting
kertas origamai crayon warna. karena kadang ada dan menempel.
kecil-kecil untuk Rencananya anak-anak yang
kemudian dilem kegiatan ini usil, takutnya
dan ditempel adalah kolase, malah menggunting
(kegiatan namun berbeda rambut temannya.
menggunting dan dengan kolase Dok 5 Hasil
menempel/kolase) biasanya disini karya anak
saya meminta ditempel
anak untuk dikelas.
menyiapkan
sendiri bahan
kolasenya yaitu
dengan
menggunting
kertas origami
mereka sendiri.
Kegiatan Seperti yang saya
Sebagai kegiatan mewarnai ini sampaikan
penutup guru selain dapat sebelumnya bahwa
meminta anak mengembangkan kami
untuk mewarnai motorik halusnya mengharapkan tiap
Dok 6 Kegiatan
gambar baju juga dapat melatih pembelajaran yang mewarnai
dengan crayon. kesabaran anak, dilakukan
kegiatan meskipun dengan
menggores warna media dan bahan
secara berulang- ajar yang terbatas
ulang dapat kami harap dapat
melatih menstimulasi tiap
keterampilan jari tiap perkembangan
anak, sehingga
dan pergelangan harapannya anak
tangan. telah mencapai
tingkat
perkembangan
yang sesuai dengan
usia dan tahapan
perkembangannya.

B. Analisis Kritis
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa “ Peran Guru dalam Mengembangkan
Kemampuan Motorik Halus Anak melalui Kegiatan Yang Beragam” merupakan salah
satu program yang mendukung visi dan misi lembaga dimana nantinya siswa dapat
mengembangkan kemampuan motorik halusnya sebelum menginjak kelas yang lebih
tinggi, hal ini merepresentasikan dari visi dan misi lembaga yaitu melaksanakan
kegiatan pembelajaran yang menarik dan inovatif, sehingga kemampuan
perkembangan anak bisa berkembang dengan optimal dan anak mampu mencapai
tingkat perkembangan sesuai dengan tahapan usiannya dan menyiapkan mereka
menuju pembelajaran dijenjang selanjutnya. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran
menggunakan model pembelajaran kalsikal dengan guru menjadi center. Kegiatan
pengembangan motorik halus ini dilakukan melalui berbagai kegiatan seperti kegiatan
meronce. Pemilihan kegiatan ini didasarkan dengan milestone motorik halus anak
yakni penggunaan koordinasi mata dan tangan. Karena pada hakikatnya motorik halus
merupakan kemampuan mengkoordinasikan mata dan tangan dalam memanipulasi
objek-objek kecil. Artinya koordinasi mata dan tangan dalam motorik halus ini terbatas
pada gerakan yang dilakukan oleh jari-jemari dan pergelangan tangan (Abessa, 2016).
Kegiatan meronce dilaksanakan diawal kegiatan karena bisannya kegiatn ini memaka
cukup banyak waktu. Meronce adalah kegiatan mengatur bahan-bahan yang berlubang
atau manik-manik kedalam benang. Pelaksanaan kegiatan ini biasanya memerlukan
ketelitian sehingga memerlukan waktu lebih lama dari pada kegiatan pengembangan
motorik halus yang lain. Kegiatan meronce selain dapat mengembangkan kemampuan
motorik halus anak juga dapat meningkatkan focus anak dan anak dalam
menyelesaikan tugas yang diberikan (Oktafiani & Rakhmawati, 2023).
Pada kegiatan bermain pasir Ajaib, guru menyiapkan alat dan bahan yang
digunakan untuk kegiatan main seperti nampan, skop kecil, dan juga alat untuk
mencetak. Pemilihan media pasir Ajaib ini bertujuan agar anak bisa bermain sambil
belajar dengan menuang, menyekop dan juga mencetak, hal ini sesuai dengan pendapat
Ventora dan Mas’udah (2018) bahwa pengunaan media pasir bisa membuat anak
semakin tertarik dengan pembelajaran. Pembelajaran dengan media pasir bisa
dilakukan dengan menuang, mengisi, mencetak, menabur bahkan membuat bangunan.
Media pasir Ajaib/ pasir kinetic juga dipilih karena partikelnya lebih pada dan tidak
mudah berhamburan.
Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan menggunting dan menempel. Guru
menyiapkan kertas origami, gunting, lem, crayon, dan pola ikan sesuai dengan tema
pembelajaran dihari itu yakni tentang binantang dengan sub tema ikan. Berdasarkan
wawancara dengan kepala sekolah Pemilihan kegiatan menggunting dan menempel ini
bertujuan untuk menstimulasikan perkembangan motorik halus anak, kepala sekilah
berpendapat bahwa kegiatan menggunting dan menempel ini masih perlu pengawasan.
Sejalan dengan pemikiran kepala sekolah Laila dan Khotimah (2013) menyatakan
bahwa Perkembangan motorik halus berjalan dengan kematangan syarat otak dan otot,
karena setiap gerakan menggunting dan menempel anak ada pola interaksi dari
berbagai bagian system dalam tubuh yang dikontrol oleh otak. Semakin matang
perkembangan system sayarf otak yang mengatur otot memungkinkan berkembangnya
konsentrasi atau keterampilan motorik halus anak.
Kegiatan penutup dihari itu adalah kegiatan mewarnai. Selain dapat
mengembangkan motorik halusnya guru juga berpendapat bahwa kegatan mewarnai
dapat mengelola emosinya dengan melakukan gerakan menggores crayon secara
berulang-ulang dan Upaya agar warna yang digoreskannya tidak mengotori area yang
lain. Manfaat dari kegiatan mewarnai adalah untuk melatih pergerakan pergelangan
tangan, kegiatan mewarnai juga melatih pengelolaan emosi pada anak usia dini. Anak
melatih keterampilan, kerapian dan kesabaran dalam menyelesaikan tugasnya.
Keterampilan anak didapat dari Latihan mengelola tangan yang dilakukan secara
berulang-ulang, sehingga lambat laun anak dapat mengendalikan dan mengarahkan
gerakan tangan sesuai dengan yang di kehendaki. Kerapian anak akan terlatih saat
proses pewarnaan, anak akan berupaya agar warna yang digoreskannya tidak
mengeotori area yang lain. Semakin sering dan terbiasa mewarnai, kemampaun
motorik halus anak juga akan semakin meningkat, sehingga pekerjaan mewarnainya
mulai terstruktur dan rapi, karena anak telah terbiasa menggunakan jari-jemari dan
pergelangan tangannya (Husaini & Jumrah, 2019).
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari tabulasi dan analisi data dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu sebagai berikut:
1. POS PAUD Az-zahra mempunyai program pengembangan terhadap
kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan yang beragam yang
dimaksudkan agar mewujudkan anak yang cerdas melalui kegiatan
pembelajaran yang menarik dan inovatif, sehingga kemampuan perkembangan
anak bisa berkembang dengan optimal dan anak mampu mencapai tingkat
perkembangan sesuai dengan tahapan usiannya dan menyiapkan mereka
menuju pembelajaran dijenjang selanjutnya.
2. Kegiatan pengembagan kemampuan motorik halus anak dapat dicapai melalui
kegiatan meronce, bermain pasir ajaib, kegiatan menggunting dan menempel,
serta kegiatan mewarnai.
3. Media yang digunakan guru juga sudah dipersiapkan meskipun dengan
berbagai keterbatasan guru mampu menyikapinya dengan memilih kegiatan
sederhana yang masih dapat menstimulasi perkembangan motorik halus siswa.
B. Saran
1. Guru sebaiknya menyiapkan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan tema.
Karena tema dihari itu adalah binantang dengan sub tema Binatang ikan, maka
guru bisa mengganti kegiatan meronce nama sendiri menjadi meronce dengan
kata ikan di kertasnya sehingga kegiatan yang dilakukan itu dapat sesuai tema
dan mengena dianak didik. Pada kegiatan bermain pasir Ajaib guru juga bisa
menambahkan dengan cetakan berbentuk ikan agar anak bisa lebih
mengeksplorasi kegiatan sesuai dengan tema yang diajarkan.
DAFTAR PUSTAKA

Abessa, T. d. (2016). Adaptations and Standardization of a Western Tool for Assesing Child
Development In non-Western Low Income Context. BMC Public Health, 1-13.

Carlson, A. d. (2013). Disentagling Fine Motor Skill Relations to Academic Achivment: The
Relative Contributions of Visual-Spatial Integration and Visual-Motor Coordination.
Journal of Genetic Psychology., 174.

Husaini, N., & Jumrah. (2019). Kegiatan Mewarnai sebagai Stimulasi Perkembangan Kognitif
Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 3-2.

Lailah, I., & Khotimah , N. (2013). Upaya Peningkatan Motorik Halus Anak Melalui
Menggunting dan Menempel di Kelompok B TK Muslimat 2 jombang. Jurnal PAUD
Teratai, 2-2.

Oktafiani, A., & Rakhmawati. (2023). Penerapan Kegiatan Meronce dalam Mengembangkan
Kemampuan Motorik Halus di Lembaga PAUD. Jurnal Obsesi, 7.

Ventora, L., & Mas'udah, M. (2018). Pengaruh Media Pasir, Papa dan Cetakan Terhadap
Kemampuan Mengenal Konsep Geometri Anak Usia 4-5 Tahun . Journal PAUD Teratai,
7(2).

Anda mungkin juga menyukai