Anda di halaman 1dari 115

ROLE MODE PARA BEAUTY VLOGGER DALAM REPRESENTASI KECANTIKAN

(studi kasus pada mahasiswa di universitas sumatera utara)

SKRIPSI

Oleh :

HANUM REIZA SATIPAH

140901016

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2018

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Allah

SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya

dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi yang berjudul Role Mode

Para Beauty Vlogger Dalam Representasi Kecantikan (Studi Kasus Pada

Mahasiswi di Universitas Sumatera Utara) ini dilakukan dalam rangka

memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan almamater Universitas Sumatera Utara.

Peneliti menyadari bahwa selama mengerjakan penelitian ini banyak

dukungan yang datang kepada peneliti guna menyemangati dan memotivasi

peneliti dalam mengerjakan skripsi ini, berkat dukungan dan doa mereka

peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini dengan lancar. Maka dari itu

peneliti ingin mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada orang-orang

yang menjadi motivasi peneliti dalam mengerjakan penelitian ini yaitu

Malaikat tanpa sayap yang dikirimkan Allah, Ibu Poniseh dan Bapak Suwardi

selaku orang tua peneliti yang tidak henti-hentinya memberi kasih sayang,

semangat, nasihat, dukungan moral dan materi, doa kepada peneliti dalam

menyelesaikan skripsi ini, serta atas dedikasi mimpi indah mereka peneliti

sampai di titik ini. Tidak lupa juga peneliti ucapkan terimakasih kepada dua

saudara peneliti Ester Naila dan Manza Tri Annisa Bella yang selalu memberi

Universitas Sumatera Utara


dukungan dan menjadi penyemangat sehingga membuat peneliti terpacu untuk

melakukan hal terbaik di masa perkuliahan.

Rasa terimakasih juga peneliti ucapkan kepada pihak-pihak lain yang

ikut serta dalam mendukung peneliti selama mengerjakan skripsi ini. Maka,

dalam kesempatan ini, peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik

2. Ketua Departemen yang sekaligus menjadi Dosen pembimbing Ibu

Dr. Harmona Daulay, M.Si karena telah banyak sekali membantu

dalam memberikan bimbingan, nasihat juga arahan tidak hanya saat

penelitian ini berjalan namun juga selama masa perkuliahan

berlangsung dan Sekretaris Departemen, Bapak Drs. T. Ilham

Saladin, MSP yang bersedia menjadi teman diskusi

3. Seluruh Dosen dan Pengajar di Departemen Ilmu Sosiologi FISIP

USU

4. Staf Departemen Kak Ernita dan Bang Abel yang selalu sabar dan

baik hati dalam membantu peneliti selama menjadi mahasiswa.

5. Peneliti ucapkan terimakasih banyak kepada M. Ridwan Nasution

yang telah bersedia memberikan semangat, nasihat juga meluangkan

waktu untuk menemani dengan sangat sabar selama peneliti

ii

Universitas Sumatera Utara


mengerjakan tugas akhir ini, terimakasi karena tetap setia untuk

sama – sama berjuang.

6. Sahabat peneliti sejak SD, SMP, SMA, Alfina, Maysaroh, Ima, Ayu,

dan Baskoro Aji yang selalu menjadi tempat ternyaman peneliti saat

ingin berbagi keluh kesah dan kebahagiaan.

7. Teman-teman seperjuangan peneliti di Jurusan Sosiologi sedari awal

masuk dunia perkuliahan dengan nama grup My Happines yang

beranggotakan Lia Ariska dan Wasliati Kusuma Ningrum yang

mewarnai hidup peneliti selama masa perkuliahan. Terimakasih

telah membuat masa perkuliahan peneliti begitu indah dan penuh

dengan kelucuan dan kekonyolan kalian, dan menjadi teman

seperjuangan peneliti sejak mengawali masa perkuliahan.

8. Kepada teman-teman dari p3 yang selalu membantu dan

memberikan kesan di masa perkuliahan yang terdiri dari Alfat,

Reza, Yuri, Rio, Irsyad, Anton, Diagung, Adrianus, Arif, Darwin,

Efreim, dll.

9. Seluruh teman dan sahabat sejurusan yang sangat banyak membantu

dan tak pernah lelah memberikan dukungan lainnya hingga sudah

seperti keluarga dan diberi nama grup PWI yang beranggotakan

Rina Lestari, Sri Rahayu, Amanda Amalia, Nur Mariam, Wasliati

Kusuma Ningrum, Lia Ariska, Fadilah Adnin, Citra Utami dan

iii

Universitas Sumatera Utara


diluar dari grup M. Ikhwanul Ihsan, Faisal, Herry, Angga, Tiwi,

Dina, Lastri, Sri, dll.

10. Ucapan Terimakasih mendalam kepada Sekumpulan orang-orang

baik yang benar-benar mengenal peneliti dan tetap ada hingga akhir

yang diperkenalkan dalam satu kelompok bernama AKAPELA

menjadi keluarga kedua selama masa perantauan Ibay, Harry CPP,

Een, Tiya, Fatma, Rini, Arian, Ezy, Adrian Pasaribu, Andi, Bosti,

Anhar, Guntur, Fikri, Panca, Aping, Anggi, Rifandi, yang selalu

menghibur peneliti dengan tingkah-tingkah lucu dan memberi

pengalaman mendewasakan kepada peneliti.

11. Terimakasih tak terhingga kepada orang-orang dibalik layar yang

berjasa sangat besar, abang, kakak, sekaligus keluarga yang

memiliki hati sangat mulia Robbiansyah Saragih, Wulan Menthari

Putri, Artilah Lubis, Fika Saragih, Novita Sari Purba, May

Mahyumi, Hady Nour Falaqh. Dalam momen ini peneliti ucapkan

banyak Terimakasih dan rasa syukur peneliti didekatkan dengan

orang-orang yang sangat baik hati.

12. Terimakasih kepada adik-adik yang banyak membantu Sisil, Mila,

Robby, Faishal dan seluruh kepanitian Olimpiade Sosiologi yang

telah memberikan pengalaman sangat berkesan.

iv

Universitas Sumatera Utara


Demikianlah skripsi ini peneliti sadari masih memiliki banyak kekurangan di

dalamnya. Oleh karena itu, peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang

membangun untuk perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, peneliti

mohon maaf atas segala kesalahan yang terdapat pada skripsi ini dan terima kasih.

Medan, 19 Oktober 2018

Hanum Reiza Satipah

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK
Penelitian ini berjudul Role Mode para Beauty Vlogger dalam Representasi
Kecantikan (studi kasus di Universitas Sumatera Utara). di Analisis dengan
berpatokan pada teori Representasi yang dikemukakan oleh Stuart Hall, yang
menyatakan bahwa Representasi ialah bentuk nyata dari sebuah penampilan, dalam
hal ini merujuk pada tampilan fashion seseorang.
Melalui sebuah wawancara sebagai metode pengumpulan data dengan
pendekatan kualitatif, bertempat di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara yang melibatkan informan sebanyak 10 orang, terdiri dari para
Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan delapan Jurusan di Fakultas
tersebut. Beberapa kriteria yang telah ditetapkan yang menimbang latar belakang dan,
pergaulan, juga penampilan sebagai komponen penting dalam memilih informan
yang akan diwawancarai.
Penelitian dilakukan dengan membedah segala aspek-aspek yang berkaitan
dimulai dari subjek juga objek yang bersangkutan, sosok beauty vlogger yang
digadang-gadang memberikan pengaruh besar terhadap role mode yang dikenakan
pada kalangan remaja hingga bentuk representasi yang ditampilkan oleh para
mahasiswi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
terlepas dari berbagai latar belakang dan alasan dari masing-masing individu yang
merepresentasikan hal tersebut, “cantik” merupakan sebuah kata sifat yang telah
menjadi ideologi bagi para wanita tidak hanya di Indonesia namun juga di seluruh
dunia. Pada kenyataannya cantik masih merujuk pada kriteria yang ada, namun
dengan adanya perkembangan teknologi, kriteria cantik mengalami perluasan.
Kriteria cantik yang telah mengalami perluasan diantaranya adalah: alis yang tebal
dan rapih , kelopak mata yang terlihat besar dan berwarna, bulumata yang lentik dan
panjang, mata yang terlohat besar, dan tidak terlihat pucat.
Mengungkapkan bahwa Role mode yang di sosialisasikan oleh para beauty
vlogger memberikan pengaruh terhadap gaya berpenampilan para mahasiswi Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Media sosial menjadi sarana yang sangat berpengaruh
besar terhadap perkembangan pengetahuan yang dimiliki para mahasiswi tentang
dunia fashion dan kecantikan. Dapat dikatakan bahwa 85 dari 100% informan yang
peneliti wawancarai, telah termasuk kedalam katagori merepresentasikan gaya
berpenampilan yang dibawakan oleh sosok beauty vlogger . Dari beauty vlogger,
mahasiswi merepresentasikan yang mereka dapat ketika berada di lingkungan kampus
sehingga penampilan mereka terlihat fashionable dan menarik perhatian para
mahasiswa lainnya.

Kata kunci : Representasi kecantikan, Role Mode, Beauty Vlogger

vi

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT
this research entitled the Role of Fashion Beauty Vlogger in
representations of beauty (a case study at the University of North Sumatra).in the
analysis based on theory of Representations expressed by Stuart Hall, stating that
the Representation is a real form of an appearance, in this case refers to the
display of one's fashion.
Through an interview as a method of collecting data with qualitative
approach, housed in the Faculty of social science and political science University
of North Sumatra involving informants a total of 10 people, the Sorority consisted
of the Faculty of social sciences and the political science Department at the
Faculty of eight.Some predefined criteria which weigh background and, by
Association, as well as appearances as a critical component in selecting
informants will be interviewed.
Research done by dissecting all the related aspects, starting from the
corresponding objects are also subject, figure a vlogger digadang-gadang beauty
provides a major influence on fashion role imposed on adolescents to form
representation that is displayed by the student in the Faculty of social science and
political science University of North Sumatra.Apart from a variety of backgrounds
and reasons of each individual represents that, "beautiful" is an adjective which
has become an ideology for the women not only in Indonesia but also in the whole
world.In fact pretty still refer to the existing criteria, but with the development of
technology, beautiful experience criteria expansion.Beautiful criteria have
undergone expansion such as: thick eyebrows and the eyelids clean, looks great
and colored, tapering and length of the bulumata, large terlohat eyes, and doesn't
look pale.

vii

Universitas Sumatera Utara


Revealed that Role mode that socialised by the beauty vlogger give
influence on the style of the band's student faculty of social and political
science.Social media is becoming a very influential means of contribution to the
development of knowledge belonging to the student about the world of fashion
and beauty.It can be said that 85 of the 100% of the researchers interviewed
informants, has been included into the categories represent the style of the band
performed by figures of beauty vlogger.From beauty vlogger, student
representation they can while in the campus environment so that their appearance
looks fashionable and attract the attention of other students.

Keywords: beauty, Role Representation Fashions, Beauty Vlogger

viii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………… i


ABSTRAK …………………………… vi
ABSTRACT …………………………… vii
DAFTAR ISI …………………………… ix

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah …………………………… 1
1.2. Rumusan Masalah …………………………… 7
1.3. Tujuan Penelitian …………………………… 7
1.4. Manfaat Penelitian …………………………… 7
1.4.1. Manfaat Teoritis …………………………… 7
1.4.2. Manfaat Praktis …………………………… 8
1.5. Definisi Konsep …………………………… 8
1.5.1. Representasi …………………………… 8
1.5.2. Role Mode …………………………... 9
1.5.3. Kecantikan …………………………... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Representasi …………………………… 16


2.2. Role Mode …………………………… 20
2.3. Beauty Vlogger …………………………… 22
2.3.1. Media …………………………… 26

2.4 Penelitian Terdahulu …………………………… 29

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian …………………………… 32


3.2. Lokasi Penelitian …………………………… 32
3.3. Unit Analisis dan Informan …………………… 33

ix

Universitas Sumatera Utara


3.3.1. Unit Analisis …………………………… 33
3.3.2. Informan …………………………… 33
3.4. Teknik Pengumpulan Data …………………………… 35
3.4.1. Data Primer …………………………… 35
3.4.2. Data Sekunder …………………………… 36
3.5. Interpretasi Data …………………………… 36
3.6. Keterbatasan Penelitian …………………………… 37

BAB IV DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian …………………………… 38

4.1.1 Sejarah dan Gambaran Umum USU …………… 38

4.1.2 Pimpinan Universitas …………………………… 40

4.1.3 Sejarah Perkembangan FISIP …………………… 40

4.1.4 Program Studi …………………………… 43

4.1.5 Sarana dan Fasilitas di FISIP USU …………… 44

4.1.6 Visi dan Misi FISIP …………………………… 46

4.1.6.1 Visi …………………………… 46

4.1.6.2 Misi …………………………… 46

4.1.7 Tujuan, Tugas dan Fungsi FISIP USU …………… 47

4.1.7.1 Tujuan …………………………… 47

4.1.7.2 Tugas …………………………… 48

4.1.7.3 Fungsi …………………………… 48

4.1.8 Kondisi dan Sistem Sosial FISIP …………… 48

4.2 Profil Informan …………………………… 51

4.3 Beauty Vlogger …………………………… 70

Universitas Sumatera Utara


4.4 Vlogg Kecantikan …………………………… 75

4.5 Kecantikan …………………………… 77

4.5.1 Pengertian Cantik …………………………… 77

4.5.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecantikan ... 80

4.5.2.1 Faktor Internal ………………………… 80

4.5.2.2 Faktor Eksternal …………………… 80

4.6 Representasi …………………………… 82

4.7 Analisis dan Pembahasan …………………………… 84

4.7.1 Role Mode (fashion) di Indonesia …………… 84

4.8 Hasil dan Pembahasan …………………………… 88

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ……….…………………………… 92

5.2 Saran ……………………………………. 92

DAFTAR PUSTAKA

xi

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah negara yang punya beragam suku dengan budaya dan ciri

geografis yang berbeda. Perbedaan tersebut berlanjut pada perbedaan pemaknaan

akan kecantikan. Namun kini anggapan cantik menjadi general seakan lupa akan

realitas bahwa Indonesia begitu beragam.

Standar wanita cantik tak bisa dilepaskan dari konstruksi media akan

makna kecantikan. Media menampilkan standar kecantikan yang setiap hari

dikonsumsi oleh masyaratkat Indonesia melalui konten media dan juga iklan.

Menurut akademisi Muzayin Nazarudin, cantik menurut media adalah kurus,

langsing, putih, berambut lurus hitam panjang, modis, dan selalu menjaga

penampilan, serta rutin melakukan perawatan tubuh agar awet muda.

Standar kecantikan memang beragam dan selalu berubah tergantung

konteks zaman. Pada tahun 1950, masyarakat Eropa menjadikan Marlyn Monroe

sebagai standar kecantikan dengan berat badan 67 kg dan tinggi 163 cm. Hal ini

membuktikan perempuan sedikit gemuk dianggap cantik. Berbeda lagi ketika

sosok boneka barbie mulai membanjiri pasar mainan anak-anak. Menurut Moore

(2009), orang yang cantik di mata umum adalah yang paling mirip dengan Barbie

yaitu berkulit putih, bermata biru, berambut pirang, dan bertubuh langsing.

Standar kecantikan ini tentu mempengaruhi pandangan perempuan Indonesia pada

Universitas Sumatera Utara


kecantikan. Perempuan Indonesia sendiri memiliki sejarah yang cukup panjang.

Standar kecantikan itu ternyata telah ada semenjak zaman Jawa kuno. Kehidupan

Jawa kuno tergambar dalam kisah sastra Ramayana. Cantik pada masa itu

digambarkan melalui tokoh Sinta, istri Rama. Sinta digambarkan sebagai

perempuan muda yang sungguh cantik dan berperilaku baik. Ia bercahaya laksana

rembulan. Rembulan digambarkan sebagai kecantikan kulit perempuan yang

bercahaya. Hal ini tercatat dalam Kitata Kakawin, yakni ketika Rama merana:

"Kenanganku akan wajahmu yang manis hidup kembali karena pemandangan

seekor kijang, sang gajah mengingatkanku akan keagunganmu, sang bulan akan

wajahmu yang terang. Ah! aku dikuasai kecantikanmu".

Ketika Indonesia mulai memasuki era kolonial standar kecantikan pun

berubah mengikuti standar para penjajah. Ketika para penjajah Eropa memasuki

Indonesia, mereka juga menyebarkan dan memperdagangkan produk kecantikan.

Produk tersebut diiklankan melalui media, pada masa itu. Sebagai contoh iklan

sabun palm olive dalam majalah De Huisvrouw in Indie pada tahun 1937 dan

Bintang Hindi tahun 1928. Standar kecantikan ini diulas panjang lebar oleh L.

Ayu Saraswati (2017).Standar kecantikan terus berkembang di Indonesia. Setelah

penjajahan kolonial, bergantilah era di bawah penjajah Jepang. Hal yang sama

juga terjadi. Pada masa itu, ada majalah memuat rubrik kecantikan yakni Djawa

Baroe pada tahun 1943 dan Gadis Nippon. Dalam rubrik tersebut yang menjadi

standar cantik ialah wanita Jepang. Di situ digambarkan betapa wanita Jepang

ialah sosok yang jelita dengan kulit putihnya serta penampakan fisik lainnya.

Universitas Sumatera Utara


Perubahan konsep cantik tidak berhenti ketika penjajah pergi. Seiring

berkembangnya waktu, produk kecantikan yang mulai beredar di pasaran

Indonesia membawa dampak, yakni perubahan persepsi masyarakat Indonesia

akan kecantikan. Produk tersebut mulai masuk pada tahun 1970. Produk tersebut

antara lain Touro Pearl Cream pada tahun 1975, Kelly Pearl Cream pada tahun

1976, Fair lady Cosmetic pada tahun 1980 dan juga iklan sabun Lux. Pada awal

tahun 1970 an, produk kecantikan lokal membawa angin segar dengan

menawarkan standar cantik khas Indonesia yang tidak harus putih. Produk

tersebut antara lain Viva Cosmetics, Sari Ayu, dan Mustika Ratu. Namun seiring

perkembangan jaman dengan masuknya produk kecantikan Vaseline dan Nivea,

standar cantik kembali pada kulit yang putih. Dr Tri. Marhaeni Pudji Astuti

menjelaskan bahwa produk Sari Ayu pun mengalami pergeseran penawaran, yang

tadinya menawarkan cantik dengan kulit kuning langsat menjadi cantik dengan

kulit putih. Pergeseran makna dari „kuning langsat‟ ke „putih‟ menandai adanya

dekonstruksi warna kulit. Dulu kita yang eksotis adalah „hitam manis‟ dan „sawo

matang‟, dan kulit aristocrat identik dengan „kekuninglangsatan‟, sekarang itu

sudah tak bisa dipertahankan. Image dan selera perempuan sudah mulai

dipenjarakan dengan pesona barat. Perempuan dan masyarakat mulai

merekonstruksi sejarah „perkulitannya‟. Mereka tak lagi ingin memaknai eksotis

adalah hitam manis dan sawo matang serta aristocrat adalah kuning langsat, tetapi

memaknai cantik adalah putih seperti putihnya perempuan barat. Di sini barat

adalah kiblat.

Di era modern ini, standar cantik menjadi lebih beragam. Media dan arus

globalisasai memberikan celah untuk masuknya berbagai pemahaman cantik,

Universitas Sumatera Utara


seperti cantik ala Korea atau cantik ala Eropa. Untuk mendapatkan kecantikan

tersebut banyak yang mengahabiskan waktu di klink kecantikan sehingga

mencapai target cantik sesuai yang dikonstruksikan media.

Makna kecantikan khususnya bagi para wanita memiliki aturan dan adab

sebagai panutan dalam berpenampilan. Untuk dianggap menarik wanita harus

berada dalam lingkaran fashion yang berputar, mulai dari mengikuti

perkembangan dan model hingga terus-menerus menambah reverensi dari sebuah

penampila. Dalam dunia fashion hal tersebut dikenal dengan sebutan role mode.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) role mode dapat diartikan

sebagai patokan atau kiblat dari sebuah gaya tertentu dalam bentuk pola (contoh,

acuan, ragam, dan sebagainya) dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan.

Beberapa orang butuh sosok untuk dijadikan "role mode", atau dengan kata lain

"sosok teladan". Karena tidak semua orang "ahli" dalam semua bidang, para "role

modes" ini tersebar diberbagai bidang untuk menjadi sosok yang diteladani

dimasing-masing bidang tersebut. Seorang panutan adalah orang yang

perilakunya, contohnya, atau kesuksesannya bisa ditiru oleh orang lain, terutama

oleh orang muda. Istilah "model peran" dikreditkan kepada sosiolog Robert K.

Merton, yang menciptakan ungkapan tersebut selama karirnya. Merton

memberikan hipotesis bahwa individu membandingkan diri mereka dengan

kelompok referensi orang yang menempati peran sosial yang diinginkan individu.

Contohnya adalah bagaimana penggemar muda akan mengidolakan dan meniru

atlet profesional atau seniman hiburan.

Universitas Sumatera Utara


Model peran seseorang mungkin memiliki dampak yang cukup besar pada

peluang dan pilihan karirnya. Kesesuaian model peran bergantung pada kesamaan

persepsi pengagum dengan model, yang seharusnya memberi gambaran tentang

tujuan yang ambisius namun realistis. Model peran menunjukkan efek signifikan

pada kepercayaan diri siswa perempuan dalam hal berpenampilan.

Adapun tokoh yang menjadi panutan adalah para Beauty vlogger (vlogger

kecantikan). Vlog kecantikan telah menjadi “televisi” bagi banyak merek

kosmetik, pakaian, dan aksesoris karena perannya yang memberikan ulasan

sekaligus merekomendasikan produk kepada jutaan fans. Seiring berjalannya

waktu, beauty vlogger mulai beralih dari seorang artis YouTube menjadi sosok

entrepreneur. Dengan mengantongi jutaan pengikut yang loyal, vlogger

memiliki captive market yang jelas, yaitu para konsumen (khususnya perempuan)

yang mencintai dunia fashion. Diakui atau tidak, kekuatan vlogger tak dapat

diremehkan. Google mencatat bahwa dalam semenit, ada sekira 72 jam video

diunggah oleh para dokumenter, musisi, animator, dan vlogger ke dalam kanal

pribadi mereka. Video yang berkaitan dengan tata rias dan penampilan mengalami

pertumbuhan paling pesat. Laporan Google menyebut, dua dari lima perempuan

menonton tutorial fashion di Youtube. Cukup lazim apabila beauty vlogger mulai

mendapat tempat di hati para pemilik merek barang-barang kecantikan. Sebab,

konsumen di era digital sudah jenuh dan cenderung tidak percaya akan pesan

merek yang selama ini disampaikan melalui iklan televise (survey e-journal “Acta

Diurna” 2017 tentang pengaruh iklan televisi). Perempuan kini mencari seseorang

yang mampu berkata apa adanya, serta paham betul akan dunia kecantikan. Orang

Universitas Sumatera Utara


itu benar-benar yang dapat mereka ajak bicara. Semua karakter itu dapat ditemui

pada sosok seorang beauty vlogger.

Hal tersebut memberikan dampak tersendiri bagi stigma berfikir para wanita

kebanyakan, pegertian cantik yang berbeda-beda berbanding lurus dengan

pemaknaan cantik yang berbeda-beda pula, hal tersebut menimbulkan sebuah

representasi berkelompok sesuai dengan panutan yang mereka lihat. Pengertian

representasi adalah sebuah proses ataupun keadaan yang ditempatkan sebagai

suatu perwakilan terhadap sebuah sikap atau perbuatan diri sekelompok orang

atau golongan tertentu di dalam sebuah lingkungan. Representasi merupakan

sebuah proses sosial yang berhubungan dengan pola hidup dan budaya masyarakat

tertentu yang memungkinkan terjadinya sebuah perubahan konsep-konsep

ideologi dalam bentuk yang konkret. Hal ini dapat dilihat melalui pandangan-

pandangan hidup kita terhadap beberapa hal seperti pandangan hidup tentang

seorang wanita, anak-anak, dan yang lainnya. Representasi juga merupakan

sebuah proses atau praktek penting yang akan melahirkan sebuah kebudayaan. Hal

ini tentu sangat mungkin terjadi mengingat sebuah kebudayaan merupakan sebuah

hal yang terjadi secara alami karena adanya sebuah proses yang berulang atau

memiliki efek timbal balik terhadap pelaksanaannya.

Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini dilaksanakan untuk dapat

mengetahui tentang realita dan keterkaitan juga pengaruh yang terjadi dari proses

tayangan para beauty vlogger terhadap representasi kecantikan di kalangan

mahasiswi dengan mengkaji segala fenomena yang terjadi dan hal-hal yang

melandasinya. Hal ini sangat penting karena perbedaan pemaknaan cantik secara

tidak langsung memberikan dampak tersendiri terhadap bentuk representasi yang

Universitas Sumatera Utara


di tampilkan dari masing-masing orang. hal tersebut juga membuktikan bahwa

kesan yang ditampilkan oleh fashion wanita terus berkembang dan bergerak

secara dinamis sesuai dengan perkembangan zaman.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka yang menjadi rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah “representasi model apa yang ditampilkan

oleh beauty vlogger yang diikuti oleh mahasiswi sebagai role mode”

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari pelaksanaan penelitian

ini adalah untuk mengetahui apa pengaruh yang ter-terapkan pada mahasiswi

setelah melihat tayangan para beauty vlogger dalam kehidupan sehari-hari

khususnya di dunia kampus.

1.4 Manfaat Penelitian

Secara umum, manfaat penelitian ini terdiri atas dua bagian yaitu manfaat

teoritis dan manfaat praktis.

1.4.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan

ilmiah bagi mahasiswa ilmu sosial khususnya mahasiswa jurusan

Sosiologi. Serta penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan untuk

Universitas Sumatera Utara


menambah referensi dalam wawasan kajian di bidang sosiologi post

modern.

1.4.2 Manfaat Praktis

Secara praktis rangkaian kegiatan penelitian ini diharapkan dapat

menjadi bahan rujukan bagi peneliti berikutnya yang ingin mengkaji

lebih dalam tentang penelitian sebelumnya mengenai representasi

kecantikan maupun mengenai permasalahan yang berkaitan dengan

pembahasan ini.

1.5 Definisi Konsep

Dalam sebuah penelitian ilmiah, defenisi konsep sangat diperlukan untuk

mempermudah dan memfokuskan penelitian. Konsep-konsep yang penting dalam

penelitian adalah:

1.5.1. Representasi

Representasi adalah aktivitas membentuk ilmu pengetahuan yang

dimungkinkan kapasitas otak untuk dilakukan oleh semua manusia. Representasi

dapat didefinisikan lebih jelasnya sebagai penggunaan tanda (gambar, bunyi, dan

lain-lain) untuk menghubungkan, menggambarkan, memotret atau memproduksi

sesuatu yang dilihat, diindera, dibayangkan atau dirasakan dalam bentuk fisik

tertentu. Representasi bergantung pada tanda dan juga citra yang terdapat ada dan

dipahami secara cultural, dalam pelajaran bahasa, pesan dan penandaan yang

bermacam-macam ataupun juga secara sistem tekstual yang sifatnya timbal balik.

Universitas Sumatera Utara


Istilah representasi (perwakilan) kelompok-kelompok dan juga institusi

sosial. Penggambaran atau deksripsi tersebut tidak hanya pada penggambaran fisik

dan deksripsi, melainkan juga perihal pada makna atau nilai yang terdapat dibalik

penampilan fisik. Representasi juga mengenai suatu produk simbolik, suatu

pembuatan tanda-tanda dalam kode yang terdapat untuk menciptakan suatu

makna-makna. Olehnya itu, representasi juga sesuai dengan penghadiran kembali,

bukan gagasan yang asli tapi sebuah repsentasi atau suat uversi yang ibangun

darinya. Representasi terbuka pada pengetahuan-pengetahuan baru untuk

diproduksi dalam dunia, berbagai macam subyektivitas untuk dieksplor, dan

dimensi baru makna yang tidak pernah menutup sistem kekuasaan yang sedang

beroperasi.

Dalam penelitian ini representasi adalah sebagai bentuk sebuah tampilan

yang muncul dan dibawakan oleh mahasiswi dalam hal fashion sebagai cara

menunjang penampilan untuk terlihat cantik. Pengaruh yang tertanam sebagai

sebuah pemahaman itulah yang kemudian memunculkan sebuah makna dan tanda

bagi setiap penggunanya.

1.5.2. Role mode

role mode adalah sebuah patokan yang membahas aturan dalam suatu

bidang yang juga membahas tentang seseorang yang peranannya di jadikan contoh

dalam satu atau beberapa hal.

Universitas Sumatera Utara


Pengertian peranan diungkapkan oleh soerjono soekanto merupakan aspek

dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan

kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjakalankan suatu

peranan.

Dalam hal ini orang yang di anggap berperan untuk menyiarkan atau

memberikan tampilan tentang role mode adalah para beauty vlogger dengan cara

membuat konten kecantikan berupa video dan biasanya di unggah ke YouTube.

1.5.3. Kecantikan

Kecantikan menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah indah dalam

bentuk dan buatannya tentang wajah perempuan, bagus dalam bentuk, rupa, dan

lainnya tampak serasi. Defenisi dan pengertian cantik tidak sama. Adapun

pendapat kecantikan menurut beberapa Negara yaitu:

a. Jepang

Di Jepang, kulit itu adalah kunci dari kecantikan. Wanita di

Jepang mempunyai kulit lembut dan cantik tanpa bekas, terutama

di wajah mereka. Hal ini disebabkan karena wanita Jepang suka

mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung

collagen. Di Jepang, collagen sangat mudah ditemukan di

supermarket, bahkan sudah banyak restaurant yang menyediakan

makanan yang mengandung collagen. Tujuan mereka

mengkonsumsi collagen adalah agar kulit mereka tetap halus,

10

Universitas Sumatera Utara


karena collagen adalah protein utama yang menyusun 75% area

kulit dan berfungsi memberikan kekuatan dan kehalusan pada kulit.

Kulit wanita di Jepang memang halus, tapi tetap saja belum terasa

lengkap tanpa rambut yang lurus, karena rambut lurus di Jepang

juga dianggap cantik, dan kebanyakan rambut-rambut wanita

Jepang itu memang lurus-lurus. Rambut lurus memang diibaratkan

dengan gadis cantik di Jepang.

b. Taboo

Di Burma dan Thailand, anggota dari suku kayan memulai

ritual kecantikan mereka dari waktu muda. Pada saat umur 5 tahun,

mereka sudah memakai gelang berbentuk melingkar di sekitar

lehernya. Gelang leher tersebut terus ditambahkan seiring dengan

pertumbuhan mereka, dan hal tersebut membuat leher mereka

semakin panjang seperti layaknya leher jerapah. Bagi mereka, leher

yang panjang dengan gelang yang bersinar adalah tanda kedudukan

dan keagungan mereka. Berat gelang leher tersebut bisa mencapai

22 pounds atau sekitar 10,5 kilo.

c. India

Wanita di India mencampur turmeric, lemon, dan honey

untuk dioleskan ke kulit mereka, pada hari-hari perayaan seperti

pernikahan atau acara keluarga. Mereka selalu memakai perhiasan,

dan baju yang berwarna terang serta tanda merah di dahi mereka

pada saat-saat tertentu. Tanda merah di dahi mereka biasa

disebut kumkum dan mereka berpikir hal tersebut membuat mereka

11

Universitas Sumatera Utara


semakin menarik. Hampir di seluruh dunia tahu, bahwa wanita di

India memiliki kulit dan rambut yang indah, dan hal tersebut telah

membantu para wanita di AS(Amerika) yang ingin memanjangkan

rambut mereka dengan teknik catok rambut. Apa hubungannya

rambut indah di India dengan para wanita di AS? Sekitar 25%

rambut palsu di AS didatangkan dari hasil pengorbanan wanita-

wanita di India. Para wanita di India mengorbankan rambut mereka

untuk upacara keagamaan Hindu, dan mereka percaya bahwa dewa

mereka sangat suka rambut. Kuil Hindu tersebut otomatis

kedatangan banyak rambut, Lalu untuk apa semua rambut tersebut?

ternyata rambut tersebut mereka jual ke pasaran, dan meraup

keuntungan sebanyak 18 juta dollar per tahu=. Seorang ahli penata

rambut mengatakan bahwa kualitas yang paling bagus mutunya

adalah rambut orang India.

d. Iran

Bagi wanita di Iran, kecantikan adalah memiliki hidung

mancung yang mungil. Para wanita di Iran sangat suka dengan

hidung mungil nan indah, karena para wanita di Iran biasanya

memakai pakaian yang menutupi tubuhnya dari ujung rambut

hingga kaki, kecuali wajah. Tapi Pertanyaannya "Apakah semua

orang memiliki hidung cantik dan mungil?" jawabannya "Tidak."

Sesungguhnya kebanyakan wanita di Iran memiliki hidung yang

besar, dan oleh karena itu, mereka rela melakukan segala cara

untuk memperbaiki hidung mereka. Biasanya mereka melakukan

12

Universitas Sumatera Utara


operasi untuk memperindah hidung mereka, dan karena itu, negara

Iran menjadi negara dengan jumlah operasi hidung terbanyak di

dunia. Ternyata selain untuk kecantikan, operasi mereka juga

menentukan status atau kedudukan, dan biasanya mereka memakai

semacam plester di hidung mereka sebagai tanda bahwa hidung

mereka telah dioperasi. Lucunya, banyak wanita di Iran yang

memakai plester hidung walaupun mereka tidak melakukan

operasi.

e. Brazil

Brazil adalah negara pengkonsumsi pil diet terbesar di

dunia, karena para wanita di Brazil ingin mempunyai tubuh yang

langsing. Selain memakan pill diet, para wanita brazil juga suka

fitness dan melakukan operasi. Seperti halnya wanita-wanita di

Iran yang suka melakukan operasi hidung, wanita-wanita di Brazil

juga sering melakukan operasi plastik. Operasi plastik di Brazil

adalah operasi plastik terbanyak di dunia, sampai-sampai banyak

majalah di Brazil yang khusus membahas tentang operasi plastik.

Operasi dan kecantikan memang sangat penting di Brazil dan

anehnya, anda bisa melakukan operasi di Brazil dengan

mencicil/kredit, Jadi anda tidak akan terkejut orang miskin juga

bisa operasi di Brazil. Para wanita Brazil menghabiskan 3/4 gajinya

hanya untuk perawatan kecantikan.

f. Indonesia

Rahasia Kecantikan di Indonesia adalah langsing. Di

13

Universitas Sumatera Utara


Indonesia terdapat metode melangsingkan badan pasca hamil

dengan memakai stagen. Stagen dililitkan di tubuh, untuk menekan

perut dan pinggang yang besar setelah hamil. Memakai stagen

membuat sang pemakai sedikit merasa sakit, karena tekanan yang

diberikan stagen cukup keras.

g. Ethiopia

Di Ethiopia, cantik itu adalah bekas luka cakar. Luka bekas

di Ethiopia bukanlah luka yang tidak disengaja, justru mereka

sengaja membuatnya sendiri dengan cara menyayat perut mereka.

Mereka berpendapat bahwa luka tersebut dapat memuaskan lelaki,

dan semakin banyak luka, maka semakin cantik. Biasanya luka

cakar tersebut dibuat sejak mereka masih kanak-kanak.

h. Mauritania

Hampir di semua negara menganggap cantik itu ibarat

dengan langsing , tapi di negara bagian Afrika barat, Big is

Beautifull. Mauritania negara berpasir yang terletak di sebelah

barat laut Afrika. Arti kecantikan sangat berlawanan di Mauritania,

dimana besar itu lebih baik (Sexy) dari pada langsing. Semakin

Besar (gendut) seorang wanita, maka semakin banyak pria yang

suka, jika semakin langsing maka semakin tidak laku. Mendengar

hal tersebut, berbahagialah si Oprah, dan seluruh wanita di dunia

yang kelebihan bobot. Karena semakin gendut, semakin banyak

yang suka, maka sejak kecil anak-anak perempuan mereka diberi

makan-makanan, dan susu onta yang berlemak tinggi secara

14

Universitas Sumatera Utara


berlebih. Karena berlebihan, anak-anak tersebut muntah, tapi malah

diberi lebih banyak lagi. Makanya tidak heran, makanan di sana

mengandung banyak lemak dan tak ada yang menjual makanan diet

atau pil diet di Mauritania. Lucunya, pria di Mauritania haruslah

kurus atau langsing.

Berdasarkan uraian diatas, kata cantik tidak memiliki patokan yang pasti,

pemaknaan kata cantik itu sendiri relatif tergantung dari sudut pandang orang

tersebut.

15

Universitas Sumatera Utara


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Representasi

Representasi adalah sesuatu yang merujuk pada proses yang dengannya

realitas disampaikan dalam komunikasi, via kata-kata, bunyi, citra, atau

kombinasinya (Fiske, 2004, p.282). Secara ringkas, representasi adalah produksi

makna melalui bahasa. Lewat bahasa (simbol-simbol dan tanda tertulis, lisan, atau

gambar) tersebut itulah seseorang yang dapat mengungkapkan pikiran, konsep,

dan ide-ide tentang sesuatu (Juliastuti, 2000).

Representasi berasal dari kata “Represent” yang bertindak sebagai

perlambang atas sesuatu (kerbs, 2001, p.456). ”Representasi juga dapat berarti

sebagai suatu tindakan yang menghadirkan atau mempresentasikan sesuatu lewat

sesuatu yang di luar dirinya, biasanya berupa tanda atau simbol” (Piliang, 2003,

p.21).

Konsep representasi bisa berubah-ubah, selalu ada pemaknaan baru dan

pandangan baru dalam konsep representasi yang sudah pernah ada. Karena makna

sendiri juga tidak pernah tetap, ia selalu berada dalam proses negosiasi dan

disesuaikan dengan situasi yang baru, intinya adalah makna tidak inheren dalam

sesuatu di dunia ini, ia selalu dikonstruksikan, diproduksi, lewat proses

representasi. Ia adalah hasil dari praktek penandaan, praktek yang membuat

sesuatu hal bermakna sesuatu (Juliastuti, 2000, p.1). “Representasi adalah

produksi makna melalui bahasa” (Hall, 1997,p.16).

16

Universitas Sumatera Utara


Representasi adalah proses bagaimana kita memberikan makna pada

sesuatu melalui bahasa. Untuk mempresentasikan sesuatu adalah untuk

menggambarkan atau melukisnya, untuk “memanggilnya” ke dalam pikiran kita

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan atau membayangkan; untuk

terlebih dahulu menempatkan persamaan ke dalam pikiran kita atau perasaan kita.

Untuk mempresentasikan juga berarti menyimbolkan, untuk mewakili, menjadi

contoh, atau menjadi pengganti dari sesuatu (Hall, 1997).

Menunjuk pada tulisan Stuart Hall, Juliastuti tahun 2000 (p.24-25)

menyebutkan tiga jenis pendekatan dalam representasi antara lain (Juliastuti,

Representasi, Kunci):

1. Pendekatan Reflektif: bahasa berfungsi sebagai cermin, yang

merefleksikan makna yang sebenarnya dari segala sesuatu yang ada

di dunia. Dalam pendekatan reflektif, sebuah makna bergantung

kepada sebuah objek, orang, ide, atau peristiwa di dalam dunia

nyata, dan bahasa berfungsi seperti cermin, untuk memantulkan arti

sebenarnya seperti yang telah ada di dunia.

2. Pendekatan Intensional: kita menggunakan bahasa untuk

mengkomunikasikan sesuatu sesuai dengan cara pandang kita

terhadap sesuatu. Pendekatan ini mengatakan bahwa sang

pembicara, penulis siapapun yang mengungkapkan pengertiannya

yang unik ke dalam dunia melalui bahasa. Sekali lagi, ada beberapa

poin untuk argumentasi ini semenjak kita semua sebagai individu,

juga menggunakan bahasa untuk mengkomunikasikan hal-hal yang

17

Universitas Sumatera Utara


special atau unik bagi kita, dengan cara pandang kita terhadap

dunia.

3. Pendekatan Konstruktivis: kita percaya bahwa kita mengkonstruksi

makna lewat bahasa yang kita pakai.Ini adalah pendekatan ketiga

untuk mengenali public, karakter sosial dari bahasa.Hal ini

membenarkan bahwa tidak ada sesuatu yang didalam diri mereka

sendiri termasuk pengguna bahasa secara individu dapat

memastikan makna dalam bahasa. Sesuatu ini tidak berarti kita

mengkonstruksi makna, menggunakan system representasional-

konsep dan tanda.

4. Representasi merujuk kepada konstruksi segala bentuk media

(terutama media massa) terhadap segala aspek realitas atau

kenyataan, seperti masyarakat, objek, peristiwa, hingga identitas

budaya. Representasi ini bisa berbentuk kata-kata atau tulisan

bahkan juga dapat dilihat dalam bentuk gambar bergerak atau film.

Menurut Stuart Hall ada dua proses representasi. Representasi mental,

yaitu konsep tentang „sesuatu„ yang ada dikepala kita masing-masing (peta

konseptual), representasi mental masih merupakan sesuatu yang abstrak. Kedua,

„bahasa‟ yang berperan penting dalam proses konstruksi makna. Konsep abstrak

yang ada dalam kepala kita harus diterjemahkan dalam „bahasa‟ yang lazim,

supaya kita dapat menghubungkan konsep dan ide-ide kita tentang sesuatu dengan

tanda dari simbol-simbol tertentu. Media sebagai suatu teks banyak menebarkan

bentuk-bentuk representasi pada isinya. Representasi dalam media menunjuk Pada

bagaimana seseorang atau suatu kelompok.

18

Universitas Sumatera Utara


Chris Barker menyebutkan bahwa representasi merupakan kajian utama

dalam cultural studies. Representasi sendiri dimaknai sebagai bagaimana dunia

dikonstruksikan secara sosial dan disajikan kepada kita dan oleh kita di dalam

pemaknaan tertentu. Cultural studie memfokuskan diri kepada bagaimana proses

pemaknaan representasi itu sendiri.

Tabel 1 Tiga Proses dalam Representasi

PERTAMA REALITAS

(Dalam bahasa tulis, seperti dokumen wawancara transkrip

dan sebagainya. Dalam televisi seperti perilaku , make up,

pakaian, ucapan, gerak-gerik, dan sebagainya.

KEDUA REPRESENTASI

Elemen tadi ditandakan secara teknis. Dalam bahasa tulisan

seperti kata, proposisi, kalimat, foto, caption, grafik, dan

sebagainya. Dalam TV sepertikamera, musik, tata cahaya,

dan lain-lain). Elemen-elemen tersebut di transmisikan ke

dalam koderepresentasional yang memasukkan diantaranya

bagaimana objek. Digambarkan (karakter, narasi setting,

dialog, dan lain-lain).

KETIGA IDEOLOGI

Semua elemen diorganisasikan dalam koheransi dan kode

ideologi, seperti individualisme, liberalisme, sosialisme,

patriarki, ras, kelas, materailisme, dan sebagainya.

19

Universitas Sumatera Utara


Sumber: https://media.neliti.com/media/publications/93363-ID-pengaruh-konten-

vlog-dalam-Youtube-terha.pdf

Teori Representasi dipilih penulis sebagai alat menganalisa permasalahan

dalam penelitian ini dikarenakan kesesuaian dari penjelasan pada teori tersebut.

Dimana pada teori Representasi membahas tentang anggapan yang dikonsumsi

oleh masyarakat mengenai pandangan suatu kasus yang akhirnya berpengaruh

terhadap perilaku yang ditampilkan didalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut

sesuai dengan ungkapan Stuart Hall yang menilai bahwa Representasi adalah

proses bagaimana kita memberikan makna pada sesuatu melalui bahasa. Untuk

mempresentasikan sesuatu dengan cara menggambarkan atau melukisnya,

mempresentasikan juga berarti menyimbolkan, untuk mewakili, menjadi contoh,

atau menjadi pengganti dari sesuatu. Dalam hal ini, representasi akan dikaji lebih

dalam sebagai patokan pembatas untuk menyelesaikan permasalahan yang ada

dalam penelitian ini. Segala bentuk dan wujud dari pengertian representasi akan

menjadi pertimbangan dalam menganalisis masalah yang akan dibahas.

2.2 Role mode

Role mode dapat diartikan sebagai patokan atau kiblat dari sebuah gaya

tertentu dalam bentuk pola (contoh, acuan, ragam, dan sebagainya) dari sesuatu

yang akan dibuat atau dihasilkan. Role mode lebih mengarah dalam pembahasan

fashion, akan bagaimana dan seperti apa trend mode yang akan datang. Berbicara

mengenai fashion, sepintas adalah mengenai pakaian atau busana dan berbicara

tentang pakaian adalah berbicara mengenai sesuatu yang sangat dekat dengan

20

Universitas Sumatera Utara


diri kita. Seperti yang di kutip oleh Idi Subandi Ibrahim (peneliti media dan

kebudayaan pop dalam pengantar buku Malcolm Barnard, fashion dan

komunikasi: 2007): Thomas Carlyle mengatakan, ”pakaian adalah perlambang

jiwa”. pakaian tak bisa di pisahkan dari perkembangan sejarah kehidupan dan

budaya manusia. Studi tentang fashion bukan hanya tentang pakaian, tapi juga

peran dan makna pakaian dalam tindakan sosial. Dengan kata lain, fashion bisa di

metaforakan sebagai kulit sosial yang didalamnya membawa pesan dan gaya

hidup suatu komunitas tertentu yang menjadi suatu bagian dari kehidupan sosial.

Di samping itu fashion juga mengekspresikan suatu identitas tertentu. Pakaian

adalah salah satu dari seluruh rentang penandaan yang paling jelas dari

penampilan luar, yang dengannya seseorang menempatkan diri mereka terpisah

dari orang lain, yang selanjutnya berkembang menjadi identitas suatu kelompok

tertentu.

Malcolm Barnard (2011:70), memulai pengertiannya mengenai fashion

dengan mengacu pada Oxford English Dictionary (OED). Menurut Malcolm:

“Etimologi kata ini terkait dengan bahasa latin, Factio, yang artinya membuat”.

Karena itu, arti asli fashion adalah sesuatu kegiatan yang di lakukan seseorang.

Perkembangan dunia fashion terus mengalami kemajuan sehingga menghasilkan

berbagai trendmode dan gaya. Hal ini tidak luput dari kemajuan teknologi dan

media sehingga berbagai mode dan gaya pakaian terus mengalami perkembangan.

Dalam sejarahnya, role mode ini cederung berkiblat pada budaya barat dimulai

dari Amerika yang memainkan peran penting pada gaya berbusana tahun 1920. Di

masa setelah Perang Dunia I, Amerika sebagai salah satu pusat mode dunia

memasuki era makmur yang mempengaruhi gaya fashion mereka. Music Jazz dan

21

Universitas Sumatera Utara


tarian glamor muncul pada tahun tersebut. Perempuan mendapat suara pada tahun

1920 dan memasuki angkatan kerja dalam jumlah besar. Bahkan hingga kini kiblat

dari trend mode yang berkembang di Indonesia masih mengarah pada budaya

barat meskipun tak jarang ditemukan terdapat identitas-identitas dari budaya

Indonesia dalam pengaplikasiannya.

Role mode yang dimaksud peneliti disini adalah suatu gaya dari seseorang atau

kelompok yang menjadi bahan acuan ataupun contoh yang kemudian ditiru oleh

orang lain khususnya dikalangan mahasiswi FISIP USU.

2.3 Beauty vlogger

Penampilan cantik adalah hal yang selalu diinginkan oleh sebagian besar

wanita. Fenomena gaya hidup seseorang yang menginginkan suatu jati diri baru

dengan cara selalu mempercantik diri mereka dengan berbagai cara, perawatan

wajah, tubuh, penggunaan produk-produk kecantikan dan kosmetika guna

menunjang kecantikan seseorang adalah salah satu cara untuk menunjukan

identitasnya. Gaya hidup mahasiswi yang semakin modern membuat mereka

mengikuti segala perkembangan yang ada diberbagai penjuru dunia, salah satunya

adalah dengan mengikuti perkembangan yang ada di Indonesia dimana kecantikan

sebagai suatu kewajiban yang harus dipenuhi dan harus dirawat oleh setiap

wanita.

22

Universitas Sumatera Utara


Beauty vlogger itu sendiri adalah Sebutan untuk orang yang membuat

konten kecantikan berupa video dan biasanya diunggah ke YouTube. Dalam hal

ini para beauty vlogger menjadi seorang pemeran utama yang membawa pengaruh

terhadap apa yang ditiru oleh gaya mahasiswi FISIP USU melalui tayangan-

tayangan yang diunggahnya. Peranan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

prilaku seseorang sesuai dengan status kedudukannya dalam masyarakat.

Pengertian Peranan diungkapkan oleh Soerjono Soekanto:“Peranan merupakan

aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan

kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu

peranan”.(Soerjono Soekanto, 1990: 268).

Terdapat dalam ilmu sosial peranan adalah “tingkah laku individu yang

mementaskan suatu kedudukan tertentu” (Koentjaraningrat, 1986:35). Pendapat

lain dikemukakan oleh Livinson yang dikutip oleh Soerjono Soekanto bahwa :

a. Peranan meliputi norma – norma yang diungkapkan dengan posisi atau

tempat seseorang dalam masyarakat.

b. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dilakukan oleh individu

dalam masyarakat sebagai organisasi.

c. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting

sebagai struktur sosial masyarakat (Soerjono Suekanto, 1990:221).

Dari pengertiaan diatas, peranan dapat diartikan sebagai suatu prilaku atau tingkah

laku seseorang yang meliputi norma-norma yang diungkapkan dengan posisi

dalam masyarakat.

23

Universitas Sumatera Utara


Pendapat lain dalam buku sosiologi suatu pengantar bahwa “Peranan

adalah suatu prilaku yang diharapkan oleh orang lain dari seseorang yang

menduduki status tertentu”. (Bruce J Cohen, 1992:76). Wirutomo dalam David

Berry (1981: 99–101) bahwa “peranan yang berhubungan dengan pekerjaan,

seseorang diharapkan menjalankan kewajiban-kewajibannya yang berhubungan

dengan peranan yang dipegangnya”.

Berdasarkan uraian diatas yang peneliti maksud beauty vlogger dalam

penelitian ini adalah pemeran utama yang menjadi pakem atau yang memberikan

contoh dalam hal ini melalui tayangan-tayangan yang disuguhkan di media massa

untuk ditujukan kepada masyarakat luas khususnya kaum wanita.

Dalam menjalankan fungsi industrinya, Institusi industri media perlu

melakukan penerapan strategi khusus untuk menjaring massa, guna menjalankan

ideologinya ”dalam upayanya bertahan hidup, seperti halnya, bisnis lain, media

menciptakan beberapa kegiatan yang diperkirakan disukai, dan sekaligus

dibutuhkan, masyarakat sebanyak-banyaknya” (Sapardi, 2009). Dalam

kenyataannya media telah memfasilitasi atas tumbuh subur dan berkembangnya

budaya populer di tengah masyarakat.

Produk apapun yang di lahirkan oleh industri media, merupakan suatu

penciptaan yang bertujuan untuk menyenangkan masyarakat, meskipun produk

tersebut tidak memerlukan daya nalar tinggi, hanya semata-mata pencarian

popularitas yang mudah dipahami dan ditiru secara instan olah berbagai kalangan

serta hanya pencarian sensasi belaka. Bukan tidak mungkin di balik kedok-kedok

semua itu, terselip propaganda atau penyusupan ideologinya pada setiap produk

24

Universitas Sumatera Utara


yang di sebarluaskan kepada masyarakat luas, hingga masyarakat yang menjadi

targetnya terbius dalam bujukan dan rayuan hingga terjerat dalam jebakan

ideologinya.

Dalam konteks kepentingan bisnis, keberadaan para artis ini diperlakukan

tak lebih dari sekadar instrumen komoditas dalam menjalankan fungsi bisnisnya

dan sementara itu konsumen hanyalah sebagai obyek sasaran target yang akan di

jadikan acuan dalam menciptakan trend pasar dari produk yang dikomersilkan

oleh media itu. Suatu bentuk nyata disekitar kita adalah media massa dalam

bentuk televisi telah disinyalir sebagai instrumen yang dianggap paling efektif

dalam mengakomodir keberlangsungan untuk menghidupkan budaya populer

yang disenangi kalangan remaja saat ini.

Begitu juga tayangan program acara dengan mevisualisasikan tampilan-

tampilan yang awalnya santun seperti tampilan kebaya panjang dengan motif

visual batik dan tampilan kesenian daerah yang kental dengan budaya

ketimurannya, kini tayangan itu telah dilindas oleh program acara dengan menjual

tampilan model celana mini ketat yang cenderung seronok sambil mengumbar

pusernya terlihat jelas menari-nari di atas stage. Jadi komunikasi bermedia

menggunakan media baru dalam bentuk internet dan media sosial mulai

menggeser posisi media lama dalam penyampaian informasi. Media sosial bisa

diakses kapan dan dimana saja dan memiliki sumber tanpa batas membuat

posisinya menjadi lebih mendominasi. Misalnya, media televisi yang

menyampaikan informasi secara audio-visual mulai bersaing dengan kehadiran

Youtube.

25

Universitas Sumatera Utara


2.3.1 Media

Youtube merupakan salah satu bentuk media sosial berbasis video yang

mulai naik daun sejak 5 tahun yang lalu.. Dilansir dari statistik dalam situsnya

sendiri,Youtube memiliki lebih dari satu milyar pengguna yang merupakan hampir

sepertiga semua pengguna internet. Hingga Maret 2015, pembuat konten di

Youtube sudah mengunggah 10.000 video (data statistik youtube 2015), karena

membuat akun atau channel di Youtube dan meraih pelanggan atau penayangan

bisa menghasilkan uang. Lama kelamaan, makin banyak orang membuat akun

Youtube yang membuka kesempatan sebagai lapangan pekerjaan. Tiap hari

pengguna Youtube bisa menonton ratusan juta jam video dan menghasilkan

miliaran kali penayangan. Youtube menjangkau pemirsa rata-rata berusia 18

sampai 34 tahun. Beragam konten video bisa diakses dalam Youtube, mulai dari

Musik, Film, Berita dan Informasi, Olahraga, Gaya hidup, Gaming, dan Vlog.

Vlog atau Video Blog, sesuai namanya adalah blog berbentuk video. Lebih

jelasnya lagi, Vlog adalah satu video berisi mengenai opini, cerita atau kegiatan

harian yang biasanya dibuat tertulis pada blog. Sejak kemunculan Youtube di

tahun 2005, maka pembuatan Vlog semakin populer. Vlog tidak bisa

dikaterogikan dalam konten yang bersifat memberi pendidikan melainkan lebih

kepada memberi informasi baik yang bersifat umum seperti tempat-tempat baru

atau tren busana baru atau bisa juga informasi bersifat pribadi karena Vlog biasa

ditampilkan dalam bentuk video yang berisi tentang ;

a) Kegiatan sehari-hari.

b) Pendapat mengenai sesuatu.

26

Universitas Sumatera Utara


c) Curahan hati (curhat) mengenai sesuatu.

Lebih dari 500 channel di Youtube berjenis Vlog dan menurut

SosialBlade.com (salah satu situs statistik media sosial) yang menempati urutan

pertama dari 100 channel terbaik di Indonesia adalah milik seseorang bernama

Raditya Dika yang juga berbasis Vlog dengan jumlah video ditonton sebanyak

lebih dari 205 juta kali.

Sejak dua tahun terakhir mulai banyak bermunculan pembuat Vlog atau lebih

dikenal dengan sebutan Vlogger di Indonesia. Pembuatan Vlog juga relatif mudah

karena hanya mengandalkan alat perekam dan bicara mengenai keseharian pribadi

sudah tergolong sebagai Vlog. Bahkan Presiden RI ke 7, Joko Widodo sudah

memiliki akun Youtube sendiri yang berisi Vlog beliau sendiri dan kegiatannya

sebagai seorang Presiden. Semakin maraknya Vlogger di Indonesia juga membuat

persaingan meraih tontonan terbanyak semakin tinggi karena itu beragam macam

cara dilakukan oleh Vlogger untuk membuat video mereka semakin menarik

seperti berlibur ke tempat wisata, makan di restoran terbaru, bergaya busana unik

sampai akhirnya definisi menarik mulai beranjak ke sisi negatif. Vlog pada

awalnya menjadi sarana untuk mengekspresikan diri dan pendapat kepada publik.

Menurut artikel dari Educase Learning Initiative mengenai VideoBlogging berikut

ini adalah kelebihan dari Vlog:

a) Mudah dibuat.

b) Lebih dinamis daripada konten berbasis teks.

c) Mengembangkan opsi berkomunikasi.

d) Berpotensi menjadi sarana komersil yang mutakhir.

27

Universitas Sumatera Utara


e) Bisa menjadi sarana mengekspresikan diri.

Kelebihan yang terakhir tersebut, yakni menjadi sarana mengekspresikan diri,

di dunia maya menjadi tujuan yang utama dalam pembuatan Vlog. Namun

lamakelamaan, hasil yang ada akhirnya, beberapa Vlogger mengekspresikan

dirinya terlalu „bebas‟ dan cenderung secara „negatif‟ sehingga muncul tren

seperti:

a) Penggunaan kata kasar atau makian dalam video yang menjadi penarik

perhatian,

b) Tren gaya hidup berbudaya barat yang bebas mulai dari gaya “pacaran”

yang vulgar seperti ciuman, berlibur berdua di hotel sampai gaya busana

yang seksi sampai mendapat teguran dari pihak Komisi Perlindungan

Anak Indonesia (KPAI).

Vlogger- vlogger yang mendapat teguran dari KPAI antara lain bernama Karin

Novilda yang memiliki lebih dari 203 ribu pelanggan di akun Youtube nya dan

Anya Geraldine yang memiliki 34 ribu pelanggan di akun Youtube nya. Video

mereka sempat viral di dunia maya karena mengandung unsur-unsur yang dinilai

negatif seperti tren yang dijelaskan di atas. Bahkan ada juga kalimat yang muncul

dari salah satu video klip milik Vlogger ini yang berbunyi “Tidak apa nakal,yang

penting masih dalam batas wajar.” yang mencapai 17 ribu kali tayangan dan

menuai kontroveris karena Vlog mereka dianggap menjadi tolak ukur cara hidup

anak-anak muda di Indonesia.

Maraknya Vlog di media sosial menjadi tontonan rutin para anak muda.

Fenomena ini juga muncul dalam kalangan mahasiswi, lebih khususnya

28

Universitas Sumatera Utara


mahasiswi di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara. Vlog

sudah menjadi pembicaraan dan tren yang marak. Hal ini tampak dari penggunaan

Youtube di kalangan mahasiswi yang lebih memilih menonton Vlog daripada

konten yang lain dan menontonya secara berkala sesuai dengan jadwal unggahan

video para Vlogger.

Mahasiswa dianggap sebagai anak muda yang berpendidikan tinggi. Jadi,

untuk menonton Vlog harusnya tidak akan mudah menerima hal-hal yang dinilai

negatif dan menyaring tontonan yang ada. Terutama mahasiswa yang mempelajari

mengenai komunikasi

2.4 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang relevan telah mengilhami penelitian ini

baik secara referensi, perbandingan maupun sebagai dasar pemilihan topik.

Masing-masing dari penelitian tersebut akan dipaparkan sebagai berikut:

1. Hasil Penelitian Manik Madyni (2017) – Fenomena beauty vlogger :

Penguatan Konstruksi Realita Sosial tentang Pentingnya Kecantikan

dan Penampilan

Hasil penelitiannya menyatakan bahwa Kehidupan bermasyarakat

membuat manusia tidak bisa sendirian, maka akan selalu ada nilai dan

makna yang dibagi bersama orang lain, atau sebuah nilai yang kemudian

diakui bersama. Kontruksi realitas sosial yang menjadi sebuah nilai atau

realitas yang diamini terkadang tanpa bertanya, ternyata bisa diberlakukan

29

Universitas Sumatera Utara


pada standar kecantikan. Kita kadang tidak memiliki alasan yang jelas

apalagi ilmiah tentang mengapa harus mandi dua kali sehari, mengapa

harus berpenampilan yang baik dan rapi, mengapa sebagai wanita harus

selalu berusaha tampil cantik agar terlihat menarik. Kostruksi realitas

sosial, yang mulanya dicetuskan tahun 1960an dianggap tumpul untuk

menilai keadaan sekarang karena ketiadaan media canggih pada masanya.

Bahwa banyak, atau kuat sekali sebenarnya pengaruh media cetak dan

media elektronik terhadap konstruksi realitas sosial seperti contohnya

mengenai kecantikan dan penampilan. Iklan yang masiv dari televisi

berhasil menyulap pengertian cantik bukanlah cukup dari inner beauty,

sikap atau apapun yang menempel pada diri kita. Iklan-iklan tersebut

berhasil mengkonstruksi realitas sosial yang mengenai kecantikan,

misalkan memiliki badan proporsional, rambut panjang hitam yang tebal,

kulit putih mulus dan lainya. Munculnya media baru dimana internet

sebagai jantungnya membuat kebebasan berekspresi semakin luwes untuk

dilakukan. Youtube sebagai salah satu media sosial dengan massa yang

besar kini bisa juga digunakan sebagai media aktualisasi diri dengan

membagi kegiatan sehari-hari atau interest kita dalam bentuk Vlog. Beauty

vlogger yang marak pada praktek Vlog di Indonesia secara tidak langsung

menguatkan konstruksi realita sosial mengenai bagaimana pentingnya

kecantikan serta berpenampilan baik dimaknai oleh masyarakat kita.

Standar kecantikan yang bisa dibantu melalui tutorial makeup, hijab,

hairdo dan lainnya.

30

Universitas Sumatera Utara


2. Hasil Penelitian Afrilia Wening Anindya (2017) - Representasi

Kecantikan (Analisis Semiotika Roland Barthes dalam Akun Youtube

Rachel Goddard)

Hasil penelitiannya mengungkap bahwasannya Berdasarkan

analisis semiotika pada akun youtube Rachel Goddard yang telah

dilakukan, maka hasil representasi kecantikan yang muncul adalah sebagai

berikut ini :

1. Cantik yang ideal masih merujuk pada kriteria yang ada, namun

dengan adanya teknologi seperti video tutorial, cantik

mengalami perluasan kriteria Cantik yang ideal masih identik

dengan perempuan berkulit cerah, berambut hitam lurus, dan

bertubuh tinggi langsing, hanya saja Rachel membuat konsep

cantik ideal menjadi lebih detail.

2. Kriteria cantik masih berkiblat pada budaya barat Pada video

“belajar makeup untuk pemula”, diketahui bahwa konsep cantik

yang ia bangun adalah cantik ala barat. Hal tersebut diperkuat

dengan sosok Rachel Goddard yang memiliki kulit kecoklatan

dirasa cukup baik untuk merepresentasikan cantik ala budaya

barat. Hal lain yang semakin memperkuat bahwa konsep cantik

yang sedang dibangun oleh Rachel Goddard merupakan cantik

ala budaya barat adalah banyaknya produk-produk makeup dan

kosa kata bahasa asing yang ia gunakan.

31

Universitas Sumatera Utara


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

dengan pendekatan kualitatif, yang merupakan cara-cara ilmiah untuk

mendapatkan data yang valid, dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan

dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan

untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah (sugiyono, 2011).

Metode penelitian ini juga merupakan cara yang lebih menekankan pada aspek

pemahaman secara mendalam terhadap suatu permasalahan. Tujuan penelitian

kualitatif adalah untuk memahami permasalahan yang diteliti sehingga diharapkan

dapat mendapatkan data dan informasi dari apa yang diamati. Pendekatan

deskriptif bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan, berbagai kondisi,

berbagai situasi, atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada dalam

masyarakat dan menjadi objek penelitian, dan menarik realitas itu ke permukaan

sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda, atau gambaran tentang kondisi

atau fenomena tertentu (bungin,2007).

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan di lakukan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara. Adapun alasan peneliti memilih lokasi tersebut

32

Universitas Sumatera Utara


karena para perempuan yang menjadi mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sumatera Utara mempunyai kriteria sesuai dengan informasi

yang dibutuhkan, dapat dilihat dari look yang di tampilkan dan menjadi salah satu

fakultas yang menjadi kiblat mode di banding fakultas-fakultas lain.

3.3 Unit Analisis dan Informan

3.3.1 Unit Analisis

Unit analisis adalah hal-hal yang diperhitungkan menjadi subjek dari

keseluruhan unsur yang menjadi focus penelitian (Bungin, 2007). Unit analisis

dalam penelitian adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek

penelitian. Dalam pengertian yang lain, unit analisis diartikan sebagai sesuatu

yang berkaitan dengan fokus atau komponen yang di teliti. Unit analisis ini

dilakukan peneliti agar vadilitas dan realitas penelitian dapat terjaga. Dalam

penelitian ini yang menjadi unit analisis adalah para perempuan mahasiswi FISIP

USU.

3.3.2 Informan

Informan penelitian didalam penelitian kualitatif berkaitan dengan

bagaimana langkah yang ditempuh peneliti agar data atau informasi dapat

diperoleh. Informan merupakan subjek yang memahami informasi objek

penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami objek penelitian

(Bungin,2007).

33

Universitas Sumatera Utara


Pemilihan informan dilakukan dengan cara purposive untuk menentukan

informan kunci yaitu informan dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan

tertentu dengan sifat-sifat yang bias diketahui sebelumnya yang sesuai dengan

tujuan peneliti (Darsono,2005,hlm.89). informan yang diteliti sebanyak 10 orang

dengan karakteristik informan sebagai berikut:

1. Informan utama yaitu informan yang terlibat langsung dalam menikmati atau

menonton video para beauty vlogger dan menerapkan dalam kehidupan sehari-

hari sebagai dampak dari pengaruh yang didapat dari tayangan tersebut, yaitu para

mahasiswi FISIP USU dengan alasan karena mahasiswi tersebut mempunyai

kriteria sesuai dengan informasi yang dibutuhkan, misal pergaulan, look yang

ditampilkan, gaya hidup, dan lain-lain dengan kriteria sebagai berikut:

a) Sudah menjadi mahasiswi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

minimal 2 tahun

b) Sudah pernah lebih dari 5 kali menonton tayangan beauty vlogger

c) Sudah pernah minimal 3 kali membeli produk yang terinspirasi dari

tayangan tersebut

2. Informan tambahan yaitu informan yang dapat memberikan informasi walaupun

tidak terlibat secara langsung dalam menikmati tayangan para beauty vlogger

dengan alasan mereka tetap melihat atau menjadi saksi dari sebuah perubahan

tampilan dari para informan utama sehingga bisa mengetahui informasi yang

mendukung.

34

Universitas Sumatera Utara


3.4 Teknik Pengumpulan Data

3.4.1 Data Primer

Data primer merupakan bahan mentah yang menjadi inti bagi

pengembangan kegiatan penelitian yang sedang berlangsung. Data primer

diperoleh langsung dari tatap muka dan wawancara dengan informan serta

pengamatan selama dilapangan. Adapun langkah-langkah dalam pengumpulan

data primer adalah dengan cara:

1. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah kegiatan seharian manusia dengan

menggunakan panca-indera mata sebagai alat bantu utama selain panca-indera

lainnya seperti telinga, hidung, mulut, dan kulit. Karena itu, observasi adalah

kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja

panca-indera lainnya (Bungin,2007).

2. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu cara pengumpulan data dalam suatu

penelitian. Jika menyangkut data maka wawancara merupakan salah satu elemen

penting dalam proses penelitian. Wawancara dapat diartikan sebagai cara yang

digunakan untuk mendapatkan informasi (data) dari para informan dengan cara

bertanya secara langsung dan bertatap muka. Namun demikian teknik wawancara

ini dalam perkembangannya tidak harus dilakukan secara berhadapan langsung,

melainkan bias saja dengan cara memanfaatkan sarana dan prasarana komunikasi

yang tersedia misalnya telepon dan internet. Meski demikian untuk mendapatkan

hasil wawancara yang efektif dan bagus dalam penelitian kualitatif dapat

dilakukan dengan wawancara langsung karena peneliti dapat melihat secara

35

Universitas Sumatera Utara


langsung ekspresi dari informan dalam menjelaskan dan menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang diberikan dalam penelitian (Bungin,2007).

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan

menganalisis dokumen-dokumen baik dokumen tertulis, gambar maupun

elektronik. Metode dokumentasi digunakan untuk mendukung metode lainnya.

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data kedua setelah data primer dengan kata lain

data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek

penelitian. Data sekunder dapat diperoleh dari sumber yang berada diluar

lapangan penelitian seperti dari buku-buku, tulisan ilmiah, laporan penelitian yang

berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Selain bahan bacaan cetak, media

elektronik dan sumber online juga membantu dalam penelitian ini untuk

menemukan teori dan penunjang terkait masalah yang dikaji.

3.5 Interpretasi Data

Interpretasi data merupakan suatu tahap pengkajian data yang mencakup

perilaku objek, hasil wawancara, temuan data dilapangan yang teridentifikasi dan

bahan-bahan kepustakaan yang telah dikumpulkan. Interpretasi data dimulai

dengan menelaah seluruh data yang diperoleh melalui observasi, wawancara, dan

juga dokumentasi. Setelah itu data yang diperoleh tersebut dipelajari dan ditelaah

36

Universitas Sumatera Utara


kembali untuk mencari jawaban dari pertanyaan rumusan masalah sehingga

terbentuk solusi, lalu data yang sudah lengkap, direduksi dengan cara abstraksi.

Abstraksi merupakan rangkuman yang terperinci merujuk pada inti temuan data

sehingga tetap pada fokus penelitian.

3.6 Keterbatasan penelitian

Dalam penelitian proposal skripsi ini peneliti masih memiliki banyak

keterbatasan dalam hal data dan informasi yang berkaitan dengan judul penelitian

yakni role mode para beauty vlogger dalam representasi kecantikan mahasiswi

USU.

37

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Sejarah dan Gambaran Umum Universitas Sumatera utara

Sejarah Universitas Sumatera Utara (USU) dimulai dengan berdirinya


Yayasan Universitas Sumatera Utara pada tanggal 4 Juni 1952. Pendirian yayasan
ini dipelopori oleh Gubernur Sumatera Utara untuk memenuhi keinginan
masyarakat Sumatera Utara khususnya dan masyarakat Indonesia umumnya.
Yayasan ini diurus oleh suatu Dewan Pimpinan yang diketuai langsung oleh
Gubernur Sumatera Utara, dengan susunan sebagai berikut: Abdul Hakim
(Ketua); Dr. T. Mansoer (Wakil Ketua); Dr. Soemarsono (Sekretaris/Bendahara);
Ir. R. S. Danunagoro, Drh. Sahar, Drg. Oh Tjie Lien, Anwar Abubakar, Madong
Lubis, Dr. Maas, J. Pohan, Drg. Barlan, dan Soetan Pane Paruhum (Anggota).
Sebenarnya hasrat untuk mendirikan perguruan tinggi di Medan telah mulai sejak
sebelum Perang Dunia-II, tetapi tidak disetujui oleh pemerintah Belanda pada
waktu itu. Pada zaman pendudukan Jepang, beberapa orang terkemuka di Medan
termasuk Dr. Pirngadi dan Dr. T. Mansoer membuat rancangan perguruan tinggi
Kedokteran. Setelah kemerdekaan Indonesia, pemerintah mengangkat Dr. Mohd.
Djamil di Bukit Tinggi sebagai ketua panitia. Setelah pemulihan kedaulatan akibat
clash pada tahun 1947, Gubernur Abdul Hakim mengambil inisiatif menganjurkan
kepada rakyat di seluruh Sumatera Utara mengumpulkan uang untuk pendirian
sebuah universitas di daerah ini.

Pada tanggal 31 Desember 1951 dibentuk panitia persiapan pendirian


perguruan tinggi yang diketuai oleh Dr. Soemarsono yang anggotanya terdiri dari
Dr. Ahmad Sofian, Ir. Danunagoro, dan sekretaris Mr. Djaidin Purba. Selain
Dewan Pimpinan Yayasan, Organisasi USU pada awal berdirinya terdiri dari:
Dewan Kurator, Presiden Universitas, Majelis Presiden dan Asesor, Senat
Universitas, dan Dewan Fakultet. Sebagai hasil kerja sama dan bantuan moril dan
material dari seluruh masyarakat Sumatera Utara yang pada waktu itu meliputi

38

Universitas Sumatera Utara


juga Daerah Istimewa Aceh, pada tanggal 20 Agustus 1952 berhasil didirikan
Fakultas Kedokteran di Jalan Seram dengan dua puluh tujuh orang mahasiswa
diantaranya dua orang wanita. Tanggal 20 Agustus 1952 telah ditetapkan sebagai
hari jadi atau Dies Natalis USU yang diperingati setiap tahun. Kemudian 2 tahun
berikutnya fakultas yang ada kemudian bertambah dengan berdirinya Fakultas
Hukum dan Pengetahuan Masyarakat (1954), Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (1956), dan Fakultas Pertanian (1956).

Pada tanggal 20 November 1957, USU diresmikan oleh Presiden Republik


Indonesia Dr. Ir. Soekarno menjadi universitas negeri yang ketujuh di Indonesia.
Dan seiring dengan berjalannya Universitas Sumatera Utara terus melakukan
penambahan fakultas seperti Fakultas Kedokteran Gigi (1961), Fakultas Sastra
(1965), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (1965), Fakultas Ilmu-
ilmu Sosial dan Ilmu Politik (1982), Sekolah Pascasarjana (1992), Fakultas
Kesehatan Masyarakat (1993), Fakultas Farmasi (2007), Fakultas Psikologi
(2008), dan Fakultas Keperawatan (2009).

Pada tahun 2003, USU berubah status dari suatu perguruan tinggi negeri
(PTN) menjadi suatu perguruan tinggi Badan Hukum Milik Negara (BHMN).
Perubahan status USU dari PTN menjadi BMHN merupakan yang kelima di
Indonesia. Sebelumnya telah berubah status UI, UGM, ITB dan IPB pada tahun
2000. Setelah USU disusul perubahan status UPI (2004) dan UNAIR (2006).
Dalam perkembangannya, beberapa fakultas di lingkungan USU telah menjadi
embrio berdirinya tiga perguruan tinggi negeri baru, yaitu Universitas Syiah Kuala
di Banda Aceh, yang embrionya adalah Fakultas Ekonomi dan Fakultas
Kedokteran Hewan dan Peternakan USU di Banda Aceh. Kemudian disusul
berdirinya Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Negeri Medan (1964),
yang sekarang berubah menjadi Universitas Negeri Medan (UNIMED) yang
embrionya adalah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan USU. Setelah itu,
berdiri Politeknik Negeri Medan (1999), yang semula adalah Politeknik USU.

39

Universitas Sumatera Utara


4.1.2. Pimpinan Universitas

Adapun pimpinan universitas dari tahun 1958 – sekarang adalah :

1957-1958 Prof. Dr. Ahmad Sofian, Presidium


1958-1962 Z. A. Soetan Koemala Pontas, Ketua Presidium
1962-1964 Prof. Mr. Mahadi, Ketua Presidium
1964-1965 Ulung Sitepu, Presidium
1965-1966 Drg. Nazir Alwi, Rektor
1966 (Mei-Nov) Prof. Dr. S. Hadibroto, M.A., Pejabat Rektor
1966-1970 Dr. S. Harnopidjati, Rektor
1970-1978 Harry Suwondo, SH, Rektor
1978 (Mei-Juli) O. K. Harmaini, SE, Ketua Rektorium
1978-1986 Dr. A. P. Parlindungan, SH, Rektor
1986-1994 Prof. M. Jusuf Hanafiah, Rektor
1994-2010 Prof. Chairuddin P. Lubis, D.T.M.&H., Sp.A.(K), Rektor
2010-2015 Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc.(CTM),
Sp.A.(K)
2015-2016 Prof. Subhilhar, M.A.,Ph.D, Plt. Rektor
2016-2021 Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum., Rektor
Table 2 Pimpinan Universitas dari tahun 1958-sekarang

4.1.3. Sejarah dan Perkembangan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) merupakan fakultas ke


sembilan di lingkungan Universitas Sumatera Utara (USU). Prakarsa pendirian
FISIP USU berasal dari beberapa dosen dalam bidang Ilmu Sosial, Administrasi ,
dan Manajemen yang berada di Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum pada tahun
1979. Prakarsa pendirian FISIP USU berasal dari beberapa dosen dalam bidang
Ilmu Sosial, Administrasi, dan Manajemen yang berada di Fakultas Ekonomi, dan
Fakultas Hukum pada tahun 1979.

40

Universitas Sumatera Utara


Persiapan proposal pendirian dilakukan oleh Drs. M. Adham Nasution,
Asma Affan MPA, Dr. AP. Parlindungan, S.H, M.Solly Lubis, S.H dan beberapa
dosen lainnya. Berdasarkan proposal tersebut Rektor USU Dr. AP Parlindungan,
S.H memperjuangkan agar di USU didirikan FISIP. Pada tahun 1980 mulanya
FISIP USU merupakan Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat di Fakultas Hukum
USU. Para pendiri FISIP ini sepakat untuk mengangkat Drs. M. Adham Nasution
sebagai Ketua Jurusan dan ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Rektor USU
Nomor 1181/PT05/C.80 tertanggal 1 Juli 1980.

Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat ini pertama kali menerima


mahasiswa melalui ujian SIPENMARU pada tahun ajaran 1980/1981 dengan
jumlah mahasiswa sebanyak 75 orang. Kegiatan perkuliahan pertama kali dimulai
tanggal 18 Agustus 1980 yang pembukaannya diresmikan oleh Rektor USU Prof.
Dr. AP Parlindungan,SH di gedung perkuliahan Fakultas Kedokteran Gigi USU,
dan perkuliahan selanjutnya dilaksanakan sore hari di gedung tersebut. Walaupun
Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat merupakan salah satu jurusan di Fakultas
Hukum USU, namun kegiatan perkuliahan dan kegiatan administrasi jurusan tidak
dilaksanakan di Fakultas Hukum USU. Kegiatan administrasi dilaksanakan di
salah satu ruangan BAAK USU yang sekarang merupakan gedung Fakultas Sastra
USU. Selanjutnya pada tanggal 7 April 1983 kegiatan administrasi jurusan
dipindahkan ke gedung Biro Rektor yang sekarang merupakan gedung Pusat
Komputer. Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat merupakan „embrio‟ (cikal
bakal) berdirinya FISIP USU.

Berkat perjuangan dan usaha, yang dilakukan pendiri FISIP USU, maka
dua tahun kemudian tahun 1982, keluarlah Surat Keputusan Presiden Republik
Indonesia nomor 36 tahun 1982 tanggal 7 September 1982. Dalam Surat
Keputusan tersebut dicantumkan Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas
Sumatera Utara yang merupakan fakultas ke- 9 di USU. Semua mahasiswa yang
terdaftar pada Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat tersebut menjadi mahasiswa
FISIP USU.

41

Universitas Sumatera Utara


Pada tahun ajaran pertama ini para pendiri FISIP ini sepakat untuk
mengusulkan Drs. M. Adham Nasution sebagai Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan
Masyarakat. Melalui utusan tersebut diangkatlah Saudara Drs. M. Adham
Nasution menjadi Ketua Jurusan. Pada tahun1982, terbitlah Surat Keputusan
Presiden Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 1982, tanggal 7 September 1982
Tentang Susunan Organisasi Universitas Sumatera Utara, dimana dalam surat
keputusan tersebut dicantumkan bahwa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara merupakan Fakultas ke sembilan atau Fakultas yang
terakhir di USU. Sehubungan dengan itu maka Jurusan Ilmu Pengetahuan
Masyarakat yang berada di bawah Fakultas Hukum USU berubah statusnya
menjadi Fakultas. Semua mahasiswa yang terdaftar pada jurusan tersebut otomatis
menjadi mahasiswa FISIP USU. Pada waktu itu mahasiswa yang kuliah di FISIP
USU belum dibagi ke dalam jurusan-jurusan, karena ketentuan jurusan yang akan
dibuka di FISIP USU belum ada. Saat ini FISIP USU berada di Jl. Dr. A. Sofian
No. 1 Kampus USU. Bersebelahan dengan Fakultas Ekonomi, dan berseberangan
dengan Fakultas Pertanian USU.

Setelah Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat Fakultas Hukum USU


ditetapkan menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera
Utara, maka secara otomatis pula Drs. M. Adham Nasution sebagai Ketua Jurusan
sudah habis masa jabatannya dan pada FISIP USU yang baru berdiri belum
mempunyai Dekan. Dalam rangka pengembangan FISIP USU tersebut, maka
dibentuklah satu panitia persiapan pemilihan Dekan FISIP USU dengan Surat
Keputusan Rektor USU Nomor 573/PT05/C.82 tertanggal 19 Oktober 1982.
tujuan dari pembetukan panitia tersebut adalah untuk memilih Dekan yang akan
memimpin FISIP USU.

Sesuai dengan perkembangannya sebagai suatu fakultas, FISIP USU


mengusulkan agar dapat membuka beberapa jurusan. Pada tahun 1983
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 0535/0/83 tentang jenis dan jumlah Fakultas di lingkungan
USU, disebutkan bahwa FISIP USU terdiri dari lima jurusan yaitu:

42

Universitas Sumatera Utara


1. Jurusan Ilmu Administrasi Negara

2. Jurusan Ilmu Komunikasi

3. Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial

4. Jurusan Sosiologi

5. Jurusan Antropologi

Namun demikian, pembukaan kelima jurusan tersebut dilakukan secara


bertahap hal ini disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan Pemerintah
Provinsi Sumatera Utara. Mengingat juga terbatasnya jumlah tenaga pengajar
(dosen) yang ada, dan terbatasnya disiplin ilmu yang dimiliki dosen pada masing-
masing jurusan, maka jurusan yang pertama dibuka adalah Jurusan Ilmu
Administrasi dan Ilmu Komunikasi.

Bagi mahasiswa angkatan 1980/1981 yang sebelumnya tidak memiliki


jurusan sampai semester VI, maka pada semester VII mereka diwajibkan untuk
memilih salah satu dari dua jurusan yang ada. Berdasarkan kedua jurusan yang
telah dibuka pada FISIP USU, maka melalui SIPENMARU, FISIP USU
menambah jumlah penerimaan mahasiswa. Adapun jumlah mahasiwa yang
diterima pada Tahun Akademik 1983/1984 yaitu sebanya 74 orang.

4.1.4. Program Studi

Pada tahun 1983 dengan surat Keputusan Menteri Pendidikan dna


Kebudayaan RI Nomor 0535/0/83 tentang Jenis dan Jumlah pada Fakultas –
Fakultas di lingkungan Universitas Sumatera Utara, disebutkan bahwa FISIP USU
mempunyai 5 (lima) jurusan dengan urutan sebagai berikut:

1. Jurusan Ilmu Administrasi Negara

2. Jurusan Ilmu Komunikasi

3. Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial

43

Universitas Sumatera Utara


4. Jurusan Sosiologi

5. Jurusan Antropologi

Pada tahun Akademik 1995/1996, FISIP USU membuka Program Diploma


I (DI) dan Program Diploma II (DII), bekerjasama dengan Direktorat Jendral
Pajak. Pada Tahun ajaran 2000/2001 program DI Administrasi Perpajakan tidak
menerima mahasiswa baru lagi, dengan jumlah alumni FI seluruhnya adalah 153
orang.

Pada tahun akademik 2001/2002 telah dibuka Program Studi Ilmu Politik
berdasarkan SK No.616/J05/SK/PP/2002 dan telah menerima sejumlah 60
mahasiswa. Selang tujuh tahun tepatnya tahun 2009 terjadi penambahan Program
Studi Jurusan Administrasi Bisnis/Niaga Hingga sekarang ini pada tahun
akademik 2013/2014 Program Studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU
mempunyai 8 (delapan) jurusan, yaitu:

1. Jurusan Ilmu Administrasi Negara

2. Jurusan Ilmu Komunikasi

3. Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial

4. Jurusan Sosiologi

5. Jurusan Antropologi

6. Jurusan Ilmu Politik

7. Jurusan Administrasi Perpajakan

8. Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis/Niaga

4.1.5. Sarana dan Fasilitas di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU

FISIP USU yang beralamat di Jl. Dr. A. Sofyan No. 1 Kampus USU
Padang Bulan ini memiliki 4 (empat) buah gedung yang berfungsi sebagai

44

Universitas Sumatera Utara


infrastruktur dalam kegiatan perkuliahan di kampus ini. Keempat gedung tersebut
terdiri atas :

1. Gedung A yang terdiri atas 4 ruang besar dan 7 ruang sedang

2. Gedung B yang terdiri atas 4 ruang besar

3. Gedung C yang merupakan ruangan yang dikhususkan untuk kantor


dengan rincian sebagai berikut :

a. Lantai 1 : Ruang Kantor Departemen yaitu Departemen


Kesejahteraan Sosial, Departemen Sosiologi
b. Lantai 2: Ruang Kantor Departemen yaitu Departemen Ilmu
Komunikasi, Departemen Ilmu Antropologi. Ruang Laboratorium
Radio Ilmu Komunikasi yaitu USUKOM, dan ruang peralatan
kebersihan
c. Lantai 3 : Ruang Perpustakaan dan Ruang Laboratorium
Komputer.
d. Sarana lainnya yang telah ada di FISIP USU adalah sarana
peribadatan (Musholla), ruang Pemerintahan Mahasiswa (PEMA),
kantin, lapangan bulutangkis, layanan fotocopy, dan gedung
serbaguna, pendopo mahasiswa, Gedung ASA (Administrasi Satu
Atap)

4. Gedung D yang terdiri atas 2 ruang kecil, yaitu D III-1 dan D III-2 yang
dipakai untuk perkuliahan.

5. Gedung E yang terdiri atas 10 ruang sedang, yaitu E I-1 – E I-5 dan E II-I
E II-5 yang dipakai untuk perluliahan.

6. Gedung Dekanat

Ruang Dekanat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas


Sumatera Utara berada di lantai 1 Gedung B. Gedung ini terdiri dari Ruang
Dekan, Wakil Dekan I, Wakil Dekan II, dan Wakil Dekan III

45

Universitas Sumatera Utara


7. Gedung Aula Serbaguna

Gedung Serbaguna Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas


Sumatera Utara berada di lantai 2 (dua) yang berdekatan dengan pendopo
mahasiswa dan musholla. Manfaat gedung serbaguna ini adalah sebagai
tempat penyelenggaraan kegiatan seminar, kuliah umum, dan acara lainnya
yang ada di lingkungan kampus. Sedangkan pada lantai 1 terdapat
beberapa ruangan Departemen seperti Departemen Ilmu Politik,
Departemen Administrasi Publik, Departemen Perpajakan, Deartemen
Administrasi Bisnis.

8. Ruang Meja Hijau/Skripsi

Ruang meja hijau/skripsi untuk program sarjana (S1) berada di lantai 2


(dua) Gedung Aula Serba Guna FISIP USU. Ruangan meja hijau/skripsi
tersebut diperuntukan untuk program sarjana (S1).

4.1.6. Visi dan Misi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

4.1.6.1. Visi

Adapun yang menjadi visi fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas
sumatera utara adalah “Menjadi Pusat Pendidikan dan Rujukan Bidang-Bidang
Ilmu Sosial dan Politik di Wilayah Asia Tenggara”.

4.1.6.2. Misi

Adapun yang menjadi misi fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas
sumatera utara adalah :

1. Menghasilkan Alumni dengan skala kualitas global dan menjadi pusat


riset , kajian dalam studi ilmu sosial dan politik.

2. Menjalin kerja sama yang saling menguntungkan dengan seluruh


stakeholders dan mitra pendidikan. Misi ini berhubungan dengan
fungsi relasi yang harus dibangun oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

46

Universitas Sumatera Utara


Politik Universitas Sumatera Utara sebagai suatu organisasi profesional
pendidikan. Bentuk kolaborasi dengan organisasi lain perlu dijajaki
dengan sikap open minded dan profesional. Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara harus mampu melihat peluang
kerjasama yang ditawarkan atau malah mampu menawarkan kerjasama
tersebut pada pihak lain.

3. Membentuk lingkungan kerja sehat, harmonis dan profesional bagi staf


dan mitra kerja. Misi ini berhubungan dengan azas profesionalitas
dalam menjalankan pekerjaan. Lingkungan dan suasana kerja yang
dibangun harus memperhatikan situasi fisik dan psikologis seluruh
sivitas akademika. Harus ada mekanisme yang mampu membangun
suasana tersebut. Prinsip Profesionalitas juga harus didukung dengan
prinsip persaudaraan dan pertemanan (makna positif) dengan
kemampuan bisa menempatkan dan menjalankan fungsi masing-
masing.

4. Menjadi Institusi bagi kepentingan publik. Fakultas Ilmu Sosial dan


Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sangat potensial sebagai
institusi pendidikan yang membawa misi di atas dengan melihat
pengalaman-pengalaman yang telah dilalui oleh Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sendiri.

4.1.7. Tujuan, Tugas dan Fungsi FISIP USU

4.1.7.1. Tujuan

Sebagai lembaga Pendidikan Tinggi yang bernaung di bawah Universitas


Sumatera Utara mempunyai tujuan sebagai berikut:

a. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki


kemampuan akademika dan atau profesional yang mampu menerapkan,
mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan dan
keterampilan tinggi, disertai budi yang luhur, mencintai bangsa dan

47

Universitas Sumatera Utara


sesama manusia sesuai dengan falsafah.

b. Mengembangkan dan menebarkan ilmu pengetahuan serta


mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan
masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional sesuai dengan
Pancasila.

4.1.7.2. Tugas

Menyelenggarakan kegiatan untuk mencapai tujuan sebagaimana tersebut


diatas dengan berpedoman pada:

a. Tujuan pendidikan nasional

b. Kaedah, moral dan etika ilmu pengetahuan.

c. Kepentingan masyarakat serta memperhatikan minat, kemampuan dan


prakarsa pribadi

4.1.7.3. Fungsi

a. Melaksanakan pengembangan pendidikan dan pengajaran.

b. Melaksanakan penelitian dalam rangka pengembangan kebudayaan, khususnya


ilmu pengetahuan sosial.

c. Melaksanakan pengabdian pada masyarakat.

d. Melaksanakan kegiatan pelaksanaan adminstratif.

4.1.8 Kondisi Kehidupan Kampus Mahasiswi FISIP USU

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik merupakan Fakultas yang terdiri dari
8 jurusan berbeda dan memiliki lebih dari 2000 orang mahasiswi, hal tersebut
tentu membuat terjadinya perbedaan yang sangat beragam. Mulai dari cara sudut

48

Universitas Sumatera Utara


pandang, latar belakang, sikap, dan penampilan yang ditampilkan oleh para
mahasiswi. Adapun realita kondisi dan kehidupan kampus yang dapat dijabarkan
selama pada masa penelitian dilakukan adalah dimana interaksi yang terjadi di
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik merupakan sebuah gambaran dari hubungan
yang terbilang sangat random, dengan keberagaman latar belakang yang dimiliki
oleh masing-masing orang membuat masing-masing dari orang tersebut pun
memiliki zona nyamannya sendiri dalam hal berteman dan berinteraksi secara
intens meskipun pada dasarnya rata-rata mahasiswi yang berada dalam 1 Fakultas
akan lebih mudah untuk mengenal karna jarak pandang yang dibatasi oleh lokasi
Fakultas itu sendiri. Meskipun demikian jika dilihat lebih dalam maka akan
ditemukan beberapa klasifikasi kelas yang terjadi yang biasanya akan sangat
mudah terlihat pada awal-awal masa perkuliahan karena pada dasarnya
kemungkinan untuk terjadi adanya gap-gap memiliki peresntasi yang cukup besar
apalagi dari segi jurusan yang berbeda dan standard yang berbeda pula pada setiap
jurusannya, fenomena tersebut dapat dicontohkan bahwasannya di awal-awal
masa perkuliahan akan sangat kelihatan perbedaan antara mahasiswi yang berasal
dari medan dengan mahasiswi yang berasal dari luar kota medan atau bahkan dari
lokasi-lokasi yang notabennya masih jauh dari pengaruh kehidupan kota. Para
mahasiswi yang berasal dari kota medan tentu akan terlihat sangat eksklusif dan
berpenampilan lebih modis jika dibandingkan dengan para mahasiswi yang
berasal dari pelosok daerah. dan biasanya hal tersebut juga akan berpengaruh
terhadap pemilihan teman dan kelompok-kelompok sosialnya masing-masing.
Anak medan akan cenderung sangat akrab dengan anak medan lainnya karna
didukung oleh ruang main yang hamper sama sedangkan anak perantauan akan
terlebih dahulu menjalin pertemanan dengan anak perantauan juga yang berbekal
dengan kecanggungan yang mereka bawa karena masih dalam masa adaptasi
dengan lingkungan dan gaya pakaian yang tidak terlihat terlalu timpang.

Meskipun pada dasarnya peraturan yang diterbitkan oleh Fakultas melalui


surat edaran itu sendiri hanya mencantumkan poin bahwa mahasiswa harus
mengenakan kemeja dan setelan rapi pada saat berada di lingkungan kampus dan
tidak dibenarkan untuk memakai sandal pada saat yang sama. Berangkat dari hal

49

Universitas Sumatera Utara


tersebut, untuk para mahasiswa FISIP sendiri bisa dikatakan tidak merealisasikan
seutuhnya terhadap peraturan apa yang telah dibuat oleh Fakultas itu sendiri,
karena pada akhirnya akan ada campur tangan dari pihak Jurusan dalam hal
standard penampilan. di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik itu sendiri terdapat
beberapa jurusan yang memiliki dosen dengan peraturan yang mengharuskan
mahasiswanya untuk berpenampilan menarik dan mengikuti mode yang sedang
berkembang contoh nyatanya dapat dilihat dari jurusan Ilmu Komunikasi, jurusan
ini dapat dikatakan terbebas dari hal-hal harus menggunakan ini dan itu selama
masih dalam batasan yang wajar. Karna tidak sedikit dosen yang memerintahkan
para mahasiswa yang akan masuk kedalam kelasnya harus berpenampilan
menarik, bersih, dan modis atau jika mampu akan disarankan agar mengenakan
pakaian yang berbeda pada setiap pertemuan. Bahkan jika dilihat secara
keseluruhan, mahasiswa yang belajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik itu
sendiri terbilang bebas dalam berpakaian, baik laki-laki maupun perempuan
menggunakan kaus, rambut gondrong, dan akan sangat mudah ditemui seorang
mahasiswi yang menggunakan riasan pada saat berada dikampus dan juga
mengenakan baju bagus seperti penggunaan outer dan segala jenis aksesoris
pendukung lainnya diluar dari baju kemeja atau baju-baju formal lainnya.

Jika berdasarkan pengalaman yang peneliti alami sendiri mengikut dari


semester satu, pada masa ini masih sangat banyak ditemui para mahasiswi yang
berpenampilan biasa saja tidak menggunakan polesan apapun pada wajah dan
mengenakan baju dengan model dan bahan yang sangat biasa saja selayaknya
item-item atribut mahasiswa biasa seperti kemeja, celana jeansatau keper dan
sepatu snikers dengan model yang simpel dan standard. Namun hal tersebut
lambat laun akan berubah seiring dengan berjalannya waktu dan dengan
bertambahnya semester, para mahasiswi akan berpenampilan semakin modis baik
itu didukung oleh faktor lingkungan, media sosial, maupun teman bermain yang
sangat mempengaruhi dan rata-rata mahasiswi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik akan sampai pada jenjang semester yang sangat-sangat memperhatikan
penampilannya dan tidak jarang akan menggunakan riasan wajah atau make-up.
Hal tersebut tentu sangat wajar terjadi pada siklus kehidupan di dunia kampus,

50

Universitas Sumatera Utara


terlebih pemandangan yang disuguhkan di kawasan FISIP USU yang memang
notabene merupakan Fakultas dengan jurusan yang mengharuskan kita untuk
tampil dan berbicara didepan umum juga dilihat oleh banyak orang sehingga
memiliki packaging yang bagus adalah sebuah keharusan, memilih dan
mengenakan item yang bermerk, maupun keterampilan dalam hal memadu
madankan pakaian akan sangat dibutuhkan. Lambat laun setiap individu pasti
akan beradaptasi dan melakukan proses penyesuaian dengan lingkungannya. Baik
itu menyesuaikan diri dengan kelompok-kelompok sosialnya, atau dengan apa
yang ia lihat sehari-hari pada mahasiswi FISIP lainnya,hal itulah yang kemudian
membawanya untuk memiliki gaya hidup yang sama meskipun secara konteks
budaya yang mereka miliki itu beda sebelumnya. Akan tetapi setelah memasuki
lingkungan yang lebih dominan, berinteraksi dengan orang-orang yang lebih
dominan bergaya tentu akan membawa sebuah perubahan. Penampilan merupakan
hal yang paling mendasar untuk menentukan tolak ukur dalam perubahan
seseorang terutama bagi orang-orang yang akan dilihat dan nilai oleh banyak
orang karena setidak-tidaknya ketika kita akan berbicara kepada orang lain dan
tidak memiliki ketertarikan secara fisik maka orang juga tidak akan tertarik untuk
melakukan perbincangan apalagi mempercayakan sesuatu kepada kita.

4.2 Profil Informan

Informan 1

Nama : Rini Afrilia Naldi

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Stambuk : 2014

Usia : 22 tahun

Etnis (suku) : Banjar

51

Universitas Sumatera Utara


Tahun mengenal vlog kecantikan : 2015

Telah menjadi subscriber : Sudah

Pertemuan dengan informan pertama ini terjadi pada tanggal 5 juli 2018
tepatnya pada pukul 15.25 WIB setelah sebelumnya telah melakukan komunikasi
dan membuat janji melalui media sosial whatsapp yang telah dimintai pertemanan
oleh peneliti. Rini Afrilia Naldi atau yang lebih akrab disapa Rini adalah seorang
mahasiswi perantauan yang berasal dari kota kecil Rantau Prapat. Rini diterima di
Universitas Sumatera Utara melalui jalur undangan atau SNMPTN di jurusan Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik pada tahun 2014. Selama
kuliah, Rini tinggal dengan kakak dan teman dari kampung halamannya di sebuah
rumah kontrakan yang beralamat di jl.Susuk gg. Mustika. Rini sekarang telah
memasuki akhir semester yaitu semester 8 (delapan). Rini merupakan anak kedua
dari dua bersaudara yang lahir pada 02 April 1996 di kota Rantauprapat. Menurut
teman-temannya Rini merupakan sosok anak yang ceria dan pandai bergaul, tidak
hanya di jurusan, Rini juga memiliki banyak teman di jurusan-jurusan lain baik di
fakultasnya maupun fakultas lain, parasnya yang cantik membuat Rini menjadi
seorang mahasiswi yang cukup dikenal dikalangan lelaki. Travelling merupakan
salah satu hoby yang dimiliki oleh gadis berdarah banjar ini, saat ini sudah ada
lebih dari 10 kota wisata yang telah menjadi destinasi wisata yang ia datangi.
Informan mengaku dengan statusnya sebagai anak yang terkecil di keluarga
membuatnya memiliki peluang yang besar untuk mendapatkan apapun yang ia
inginkan. Hal tersebut selalu dimanfaatkan informan untuk pergi berkeliling ke
lokasi-lokasi rekomendasi para treveller. Selain parasnya, Rini juga selalu
berpenampilan menarik pada setiap kesempatan yang ada. Rini selalu melakukan
kreasi terkait padu padan busana yang akan dikenakannya terlebih saat ia hendak
pergi ke kampus, Rini bukanlah anak yang sembrono dalam memilih gaya
berpakaian. Beranjak dari hal tersebut peneliti tertarik untuk dapat lebih mengenal
sosok Rini Afrilia Naldi dan menjadikannya sebagai salah satu informan yang
berpartisipasi dalam skripsi ini.

52

Universitas Sumatera Utara


Informan 2

Nama : Fatma Rianti Malay

Jurusan : Ilmu Politik

Stambuk : 2014

Usia : 21 tahun

Etnis (suku) : Batak

Tahun mengenal vlog kecantikan : 2015

Telah menjadi subscriber : Sudah

Fatma Rianti Malay adalah seorang mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik dari jurusan ilmu politik stambuk 2014. Saat ini Fatma telah berada
pada semester delapan di jenjang perkuliahannya dan sedang memasuki masa
pengerjaan skripsi. Fatma merupakan anak pertama dari 4 bersaudara dan lahir
sebagai anak perempuan satu-satunya di dalam keluarganya. Fatma berasal dari
kota Jakarta yang sekarang sedang menetap di kota Medan di karenakan sedang
menjalani masa perkuliahan di Universitas Sumatera Utara. Fatma berhasil masuk
Ke Universitas Sumatera Utara melalui Jalur seleksi bersama masuk perguruan
tinggi negri atau biasa disebut dengan singkatan SBMPTN. Fatma lahir pada
tanggal 03 April 1997 dikota Jakarta dan memiliki turunan suku batak, meskipun
tak banyak orang yang tau karena memang Fatma tidak melekatkan symbol
identitas tersebut atau yang biasa dikenal dengan sebutan marga di belakang
namanya, namun Fatma memiliki darah batak dari ayahnya yang bermarga Purba.
Di mata teman-teman seprmainannya Fatma merupakan sosok wanita yang ceria,
pintar, dan stylish dalam hal berpakaian. Fatma juga memiliki perawakan yang
tinggi dan postur tubuh yang ideal ditambah dengan estetika wajah khas campuran
sunda batak yang menambah kecantikan dari gadis berdarah batak ini. Selama
kuliah, Fatma tinggal di salah satu kos-kosan yang ada di jl.perjuangan. meskipun

53

Universitas Sumatera Utara


berasal dari kota besar, fatma termasuk kedalam tipe perempuan mandiri, hal
tersebut dapat dilihat dari keseharian nya yang terbiasa menyiapkan segala
kebutuhan kuliah dan hidupnya sendiri meski masih di bantu dengan uang saku
dari orang tua. Di usianya yang ke 21 tahun ini, fatma tumbuh menjadi sosok
wanita yang banyak disukai oleh laki-laki karena kepemilikan parasnya yang
anggun dan menarik untuk dilihat. Nama Fatma terbilang tidak asing dikalangan
mahasiswa yang bukan hanya berasal dari jurusan politik namun juga jurusan-
jurusan lain yang ada di FISIP. Hal tersebut lah yang kemudian menjadi suatu
pertimbangan tersendiri dari peneliti yang kemudian memutuskan Fatma agar
menjadi salah satu informan dari skripsi ini.

Setelah sebelumnya menjalin komunikasi melalui jejaring media sosial,


akhirnya terjadi kesepakatan antara informan dan peneliti untuk saling
meluangkan waktu guna berbincang-bincang dan bagi peneliti yang sekaligus
mencari informasi yang dibutuhkan. Menurut penuturannya, Fatma mengaku telah
mengenal “beauty vlogger” sejak awal tahun 2015. Berangkat dari keinginannya
untuk mencari informasi tentang bagaimana cara mengatasi wajah kusam, Fatma
mendapatkan banyak rekomendasi dari internet tepatnya pada aplikasi yang
bernama youtube hingga akhirnya sekarang telah menjadi subscriber di lebih dari
15 channel youtube beauty vlogger.

Informan 3

Nama : Annisa Diti Ningtias

Jurusan : Administrasi Perpajakan

Stambuk : 2015

Usia : 21 tahun

Etnis (suku) : Jawa

Tahun mengenal vlog kecantikan : 2016

Telah menjadi subscriber : Sudah

54

Universitas Sumatera Utara


Pada hari selasa tanggal 10 Juli 2018 tepatnya pada pukul 15.20 peneliti
melakukan sesi wawancara lagi dengan informan ketiga yaitu seorang mahasiswi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang bernama Annisa Diti Ningtias. Kali ini
wawancara dilakukan di lokasi seputaran kampus karena antara informan juga
peneliti sama-sama memiliki kegiatan di kampus sehingga keduanya memutuskan
untuk melakukan sesi wawancara sesaat setelah agenda masing-masing selesai.
Sambil bersantai duduk di bangku merah yang disediakan sebagai prasarana yang
dimiliki oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik melihat situasi kampus yang
pada saat itu tidak begitu ramai karena memang minggu ini masih masuk kedalam
hari libur ujian akhir semester yang telah ditentukan oleh pihak petinggi kampus.
Oleh sebab itu baik peneliti maupun informan tidak akan membuang-buang
kesempatan berharga yang mereka miliki. Annisa Diti Ningtias atau yang akrab
di panggil dengan sebutan Diti ini adalah seorang mahasiswi jurusan Administrasi
Perpajakan stambuk 2015 dan tengah berada pada jenjang semester 6 yang
berhasil masuk ke Universitas Sumatera Utara melalui jalur SBMPTN (seleksi
bersama masuk perguruan tinggi negri). Diti adalah anak pertama dari dua
bersaudara dan merupakan penduduk kota medan asli karena informan lahir
bertempat dikota Medan. Ketika ditanyakan perihal hal yang paling ia sukai,
informan mengaku sangat menyukai kegiatan makan, mie dan santan adalah
makanan yang paling informan sukai, kegemaranannya itu telah ia sadari sejak
dirinya duduk di bangku kelas 5 SD (sekolah dasar). Meskipun demikian,
informan tetap memiliki postur bentuk tubuh yang sangat proporsional, informan
mengaku berapa banyakpun makanan yang ia makan, hingga kini hal tersebut
tidak akan memberikan pengaruh yang signifikan pada berat badannya.
Kepemilikian bentuk tubuh yang demikian membuat informan memiliki nama
yang cukup dikenal oleh kaum laki-laki khususnya di Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik itu sendiri, informan dikenal sebagai pribadi yang sangat santun dan
lembut dikalangan teman-teman sepermainannya. Kepribadiannya yang baik
membuat orang-orang yang berada disekitarnya merasa sangat nyaman untuk
menjalin hubungan pertemanan baik dari kalangan laki-laki maupun perempuan.
Setelah sebelumnya telah melakukan komunikasi melalui telepon selular, baik
pihak peneliti maupun informan telah mengetahui tujuan diadakannya pertemuan

55

Universitas Sumatera Utara


ini. Terlebih dahulu peneliti tentu sudah menanyakan kesediaan dari informan
tersebut untuk menjawab beberapa pertanyaan yang akan di tanyakan sebagai data
yang akan disertakan dalam kajian skripsi yang sedang peneliti kerjakan hingga
pada akhirnya informan menyatakan kesediannya untuk di wawancarai setelah
mengetahui topic yang akan ditanyakan adalah pertayaan seputar dunia
kecantikan. Informan bersedia dan mengaku memiliki pengetahuan yang cukup
dalam bidang pembahasan ini. Peneliti pun merasa sangat lega dan
memperlakukan informan sebaik mungkin agar tidak merasa canggung dan gugup
pada saat menjawab pertanyaan.

Informan 4

Nama : Cut Qonita Gusman

Jurusan : Ilmu Antropologi

Stambuk : 2016

Usia : 20 tahun

Etnis (suku) : Aceh

Tahun mengenal vlog kecantikan : 2014

Telah menjadi subscriber : Belum

Penelitian di lanjutkan kembali pada hari Kamis tanggal 12 Juli 2018


tepatnya pada pukul 19.00 peneliti datang mengunjungi rumah informan yang
berada di daerah Sunggal guna untuk melakukan wawancara sebagai metode
pengambilan data. Kali ini yang menjadi informan ke 4 adalah Cut Qonita
Gusman, seorang mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik jurusan Ilmu
Antropologi stambuk 2016 yang sekarang berada pada jenjang semester 6.
Informan keempat ini adalah seorang mahasiswi yang aktif di beberapa kegiatan

56

Universitas Sumatera Utara


ekstrakulikuler atau organisasi di jurusannya dan sempat menjadi bagiabn dari
panitia penyambutan mahasiswa baru (PMB), di momen tersebut, informan
mengaku banyak di sapa dan dipuji oleh para mahasiswa baru karena parasnya
yang cantik dan juga anggun. informan berhasil masuk ke Universitas Sumatera
Utara melalui jalur SNMPTN (seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri)
dan mengaku jurusan yang ia jalani saat ini merupakan jurusan pilihan pertama
yang ia pilih karena mengaku sangat menyukai hal-hal yang berkaitan dengan
sejarah manusia oleh karena itu informan merasa sangat senang menjalani hari-
harinya sebagai seorang mahasiswi. Mahasiswi cantik kelahiran Medan 12
November 1998 berasal dari suku Aceh dan merupakan anak pertama dari dua
bersaudara, sang ayah memiliki profesi sebagai dokter hewan sedangkan sang ibu
berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Mereka juga memiliki butik kecil-kecilan
yang menjual berbagai jenis akaian wanita dewasa seperti gamis, abaya, dress, dan
baju-baju pesta. Dimata keluarga juga para saudara Sehari-hari informan dikenal
sebagai sosok wanita yang humble dan terbilang sangat stylish dalam hal
penampilan tak heran jika namanya sangat dikenal oleh sebagian besar laki-laki di
fakultas nya. Hal ini pula yang kemudian menjadi pertimbangan peneliti dalam
menentukan Cut sebagai salah satu informan. Wawancara ini berlangsung di
kediaman informan setelah sebelumnya telah membuat sebuah kesepakatan untuk
bertemu, awalnya pertemuan ini akan dilakukan di sebuah cafe yang terletak di jl.
Setia Budi namun dikarenakan waktu yang selalu tidak cocok maka peneliti
memutuskan untuk datang langsung ke kediaman informan agar tidak terlalu lama
membuang-buang waktu. Informan mengaku memiliki jadwal yang sangat padat
karena sang ibu yang saat ini sedang berada pada kondisi yang kurang baik,
informan harus menjaga sang ibu yang mengidap penyakit kanker payudara dan
tidak memungkinkan untuk ditinggal dalam keadaan yang seperti itu. Meskipun
demikian proses wawancara berjalan dengan sangat santai dan lebih terasa
kekeluargaan karena di dukung oleh situasi dan lokasi yang sangat nyaman.
Informan juga sangat aktif dan tanggap dengan segala pertanyaan-pertanyaan
yang dilontarkan oleh peneliti, informan juga sangat ramah dan murah senyum,
tidak terkesan sombong dan angkuh sama sekali meskipun keduanya masih dalam
tahap baru saja mengenal antara satu sama lain.

57

Universitas Sumatera Utara


Informan 5

Nama : Putri Amelianta Brahmana

Jurusan : Ilmu Politik

Stambuk : 2015

Usia : 21 tahun

Etnis (suku) : Karo

Tahun mengenal vlog kecantikan : 2014

Telah menjadi subscriber : Sudah

Putri Amelianta Brahmana adalah seorang mahasiswi jurusan Ilmu Politik


stambuk 2015 yang ditetapkan peneliti sebagai informan didalam penelitian ini
setelah sebelumnya mendapatkan banyak rekomendasi dari para mahasiswi
lainnya. Informan kelima ini merupakan seorang mahasiswi dari jurusan Ilmu
Politik stambuk 2015 yang saat ini sedang berada pada jenjang smester 7. Putri
merupakan anak tunggal kelahiran Medan 11 November 1996, sebagai anak
tunggal, informan mengaku sangat mendapatkan perhatian ekstra dari kedua orang
tuanya, meskipun kedua orang tuanya berstatus sebagai pekerja dan tergolong
memiliki kesibukan yang sangat padat namun informan merasa tidak pernah
kekurangan perhatian dari kedua orangtuanya. Sebagai seorang perempuan yang
memiliki tubuh yang terbilang cukup subur, informan selalu mendapatkan
kesulitan dalam hal memilih pakaian yang akan ia kenakan. Meskipun pada
dasarnya informan memiliki sikap yang terbilang tomboy namun nalurinya
sebagai seorang perempuan tak dapat disembunyikan terlebih pada saat
berbelanja. Ketika ditanyai perihal kegiatan yang ia gemari, informan mengaku
sangat menyukai kegiatan berbelanja dan mengoleksi tas, hingga kini informan
memiliki beraneka ragam koleksi dimulai dari tas kecil yang lucu hingga tas yang
berasal dari brand merk ternamaan dunia dengan harga yang cukup fantastis.
Sebagai anak tunggal hal tersebut tentu tidak berlebihan untuk ia miliki karena
sanga ayah memang sebisa mungkin selalu memenuhi keinginan sang putrid

58

Universitas Sumatera Utara


selama sang anak rajin belajar dan mendapat nilai yang bagus di kampusnya.
Informan mengaku sang ayah memang sangat konsen dalam bidang pendidikan,
sang ayah selalu memberikan nasehat agar semangat untuk belajar tanpa perlu
memilih-milih dengan siapa dan dimanapun. Berbeda dengan itu, sang ibu justru
malah lebih konsen mengarahkan dan mengajarkan sang anak dalam hal
berpenampilan. Sebagai anak satu-satumya perempuan informan mengaku sang
ibu selalu mendukung kegiatan apapun yang ia lakukan yang berkaitan dengan
penampilan, termasuk mengoleksi tas bermerk dan membeli pakaian yang
bermerk juga. Menurut penilaian teman-temannya, Putri merupakan seorang
mahasisiwi yang berpenampilan menarik dan berperilaku baik pula. Meskipun
dengan segala apa yang ia miliki informan tetap tidak memiliki kepribadian yang
sombong dan tinggi hati. Mahasiswi kelahiran medan ini berpendapat bahwa
bersikap baik akan membuatnya memiliki lebih banyak teman yang tulus tanpa
melihat latar belakang sebagai tolak ukur pertemanan.

Informan 6

Nama : Sri Rahayu

Jurusan : Sosiologi

Stambuk : 2014

Usia : 23 tahun

Etnis (suku) : Jawa

Tahun mengenal vlog kecantikan : 2014

Telah menjadi subscriber : Sudah

Pada hari ke-20 penelitian, informan kembali melakukan wawancara


dengan seorang mahasiswi jurusan Sosiologi. Sri Rahayu adalah seorang

59

Universitas Sumatera Utara


mahasiswi Sosiologi stambuk 2014 dan juga merupakan teman dekat peneliti. Saat
ini telah berada pada semester 8 dan kurang lebih telah berada di Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik selama 4 tahun. Sri Rahayu atau yang akrab dengan sapaan
Ayu ini berstatus hanya sebagai seorang mahasiswi sehingga punya banyak waktu
untuk berkumpul dan hangout bersama teman-temannya. Ayu masuk ke
Universitas Sumatera Utara melalui jalur mandiri setelah sebelumnya berhasil
masuk melalui jalur undangan di jurusan Bahasa Inggris. Di perjalanannya
informan menjatuhkan pilihan untuk memilih meneruskan kuliahnya di jurusan
Sosiologi dan meninggalkan jurusan Bahasa Inggrisnya. Ayu merupakan anak ke
5 dari 6 bersaudara dan berasal dari suku Jawa. Perempuan yang lahir pada 29
Februari 1995 ini tengah berada pada masa akhir kuliahnya dan sedang
menjalankan kegiatannya untuk menyelesaikan skripsi akhir. Selama masa
perkuliahan Ayu tinggal di sebuah rumah kontrakan karena memang Ayu berasal
dari kota Kisaran dan berstatus sebagai anak perantauan di kota Medan. Didunia
kampus juga dimata teman-teman terdekatnya Ayu adalah sosok yang dewasa dan
sangat mudah bergaul dengan banyak orang, berdasarkan latar belakang suku jawa
yang dimilikinya Ayu memang dapat terbilang sebagaimana adanya wanita Jawa,
bersuara lembut dan memiliki paras yang cantik maka tidak heran jika namanya
cukup dikenal dikalangan para laki-laki yang tidak hanya berasal dari satu
jurusannya namun juga dari fakultas bahkan universitasnya. Ayu sempat
mengikuti sebuah organisasi yang ada di Universitas Sumatera Utara yaitu
Organisasi Fotografi, kegiatannya tersebut membuat Ayu memiliki lebih banyak
teman dari berbagai kalangan, dan latar belakang. Ayu sendiri mengaku banyak
mendapatkan pengetahuan baru setiap berada di tempat baru dan berinteraksi
dengan orang-orang baru terkhusus dalam hal berpenampilan. Organsasi yang
berbasis keteraampilan memotret objek-objek yang menarik membuat seluruh
anggota baik laki-laki maupun perempuan yang berada pada organisasi tersebut
harus memiliki penampilan yang menarik. Terlebih karena kegiatan yang
dilakukan pada setiap agenda yang ada di organisasi ini kebanyakan bersifat
outdor dan dilihat oleh banyak orang seperti hunting di tempat-tempat wisata yang
memiliki berbagai spot foto yang menarik. Meskipun tidak berpenampilan
feminim sebagaimana perempuan biasanya yang memiliki banyak koleksi baju

60

Universitas Sumatera Utara


dengan berbagai model, Ayu tetap tampil cantik sesuai dengan versinya sendiri, ia
senang berpenampilan simpel seperti mengenakan kaus atau switer yang
dipadukan dengan celana jenis kulot maupun mengenakan kemeja dan bawahan
jeans yang dilengkapi dengan pemakaian sepatu snikers berbagai merk yang
membuat penampilannya terkesan stylish dan kekinian. Informan mengaku hanya
akan mengenakan pakaian sesuai dengan passion dirinya tanpa perlu mengikuti
trend-trend yang sedang berkembang dan menjadi perempuan cantik berdasarkan
nyamannya. Hal ini membuat informan memiliki identitas dalam hal bergaya hal
ini pula lah yang membuat peneliti tertarik untuk menjadikan Ayu sebagai
informan dalam penelitian ini.

Informan 7

Nama : Safelinda Setya

Jurusan : Administrasi Bisnis

Stambuk : 2016

Usia : 20 tahun

Etnis (suku) : Sunda

Tahun mengenal vlog kecantikan : 2014

Telah menjadi subscriber : Belum

Informan ke-7 adalah seorang mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik jurusan Administrasi Bisnis stambuk 2016 bernama Safelinda Setya.
Safelinda Setya atau yang akrab disapa Safe ini adalah anak Ketiga dari 3
bersaudara dan memiliki keturunan sebagai suku sunda karena latar belakang
kedua orang tuanya adalah asli orang sunda. Sampai saat ini Safe berdomisili di
kota Medan bersama kedua orang tuanya juga kedua saudara laki-laki kandungnya

61

Universitas Sumatera Utara


(abang). Dimata keluraga Safe adalah sosok perempuan yang ceria dan energik,
berpenampilan menarik, berkulit putih dan mudah bergaul. Hal tersebut dapat
dibuktikan dari teman-temannya yang sangat banyak dan tidak hanya berasal dari
satu kalangan saja. Safe masuk Universitas Sumatera Utara melalui jalur
SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negri) dan jurusan
Administrasi Bisnis adalah jurusan pertama yang ia pilih. Saat ini Safe tengah
menjalani perkuliahan selama 4 semester. Dari beberapa informan, Safe termasuk
Informan yang memiliki jadwal sangat padat dikarenakan selain menjadi seorang
mahasiswi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Safe juga aktif di dunia
modeling, berkat postur tubuh dan kecantikan wajah yang ia miliki, informan
sangat cocok menjadi seorang model, bahkan saat ini informan telah pernah
mengikuti kontes kecantikan bertaraf nasional yakni Indonesia Top Model, namun
karena sang ayah yang kurang setuju dengan dunia model yang tidak mengenakan
hijab maka informan pun mengurungkan niatnya untuk melanjutkan ketahap
berikutnya pada ajang tersebut. Karena terlalu mengagumi sosok beauty vlogger
informan bahkan pernah berkeinginan untuk mencoba membuat hal yang serupa
dan berperan sebagai sosok beauty vlogger nya. Namun hal itu belum dapat
terlaksana sampai saat ini dikarenakan faktor dirinya yang kurang percaya diri
untuk memulai kegiatan tersebut. Meskipun demikian, sampai saat ini keinginan
informan untuk membuat konten tayangan seperti itu tetap masih ada, namun
masih menunggu waktu yang tepat. Informan mengaku sang ayah selalu
menyarankan dirinya agar menutup aurat dan selalu mengenakan hijab pada setiap
kegiatan yang mengharuskannya untuk keluar rumah, namun keinginannya untuk
berkreasi terhadap gaya rambutnya juga cukup kuat untuk membuatnya tidak
menuruti permintaan sang ayah. Meskipun demikian, Safe selalu mengenakan
hijab pada saat berada di lingkungan kampus. Berbeda dengan itu, sang ibu
mengaku sangat mempercayakan setiap keputusan mengenai penampilan kepada
sang putri, informan mengaku sang ibu selalu mendukung apapun keputusan yang
ia buat berkaitan dengan penampilannya sbahkan pada momen-momen seperti
mewarnai rambut, memberikan efek bentuk keriting dan lain-lain kepada
rambutnya selama masih dalam batas wajar dan tidak berpengaruh terhadap
prestasinya pada dunia pendidikan. Tidak hanya itu, ibunya juga selalu

62

Universitas Sumatera Utara


mendukung kegiatan permodelan yang dilakoni sang anak dengan cara ikut
mengantar dan menyaksikan saat sang anak tengah melakukan sebuah ajang
perlombaan. Berdasarkan berbagai hal tersebutlah yang membuat kemudian
sehingga terjadi sedikit kesulitan untuk menentukan waktu untuk bertemu. dengan
aktifnya informan pada acara diluar dari acara kampus membuat informan tidak
bisa lagi menyisakan waktunya untuk banyak megikuti kegiatan organisasi
maupun ekstrakulikuler yang ada di kampusnya. Ketika mendapat waktu luang
biasanya kesempatan tersebut digunakan informan untuk berkumpul bersama
keluarga maupun jalan bersama teman-temannya dan memiliki quality time
bersama sebagai salah satu kegiatan yang biasa anak muda lakukan. Setelah
pembatalan-pembatalan perjanjian-perjanjian yang lalu, hari ini akhirnya informan
dan peneliti memiliki waktu yang sama-sama luang untuk melakukan sesi
wawancara sebagai cara pengambilan data pada skripsi ini.

Informan 8

Nama : Ainul Mardiah

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Stambuk : 2016

Usia : 21 tahun

Etnis (suku) : Minang

Tahun mengenal vlog kecantikan : 2014

Telah menjadi subscriber : Belum

Informan yang kedelapan adalah seorang mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial


dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi stambuk 2016 yang bernama Ainul
Mardiah. Ainul Mardia atau yang akrab dipanggil Ai ini lahir pada tanggal 06

63

Universitas Sumatera Utara


November 1996 di Kabanjahe. Ai merupakan anak ke empat dari 4 bersaudara. Ai
masuk Universitas Sumatera Utara melalui jalur SBMPTN (seleksi bersama
masuk perguruan tinggi negri) ke jurusan Ilmu Komunikasi yang menjadi pilihan
urutan pertamanya pada saat itu. Kedua orang tua Ai berdomisili di Kabanjahe
sedangkan Ai sendiri telah menjadi anak kost selama masa perkuliahan dimulai.
Meskipun demikian, Ai akan selalu menyempatkan diri untuk pulang kampung
mengunjungi kedua orang tuanya ke Kabanjahe setiap sebulan minimal sekali,
berbeda dengan anak-anak kost lain yang harus menunggu masa libur yang cukup
panjang baru bisa pulang ke kampung halaman hal tersebut dapat dilakukannya
karena jarak antara kota Medan dengan Kabanjahe bisa ditempuh dengan banyak
sekali alat Transportasi Umum yang tersedia dan hanya memerlukan waktu
tempuh sekitar 1-2 jam perjalanan. Ai adalah seorang mahasiswi yang juga aktif
dalam organisasi internal yakni organisasi jurusan yang dalam jurusannya dikenal
dengan nama IMAJINASI yang berarti singkatan dari Ikatan Mahasiswa Jurusan
Ilmu Komunikasi sebagai bagian dari anggota muda kepengurusan, hal tersebut
secara tidak langsung berpengaruh terhadap tingkat interaksi sosial informan,
maka tak heran jika informan memiliki banyak teman. Didukung dengan
kepemilikan paras yang cantik juga tampilan yang serba modis, Ai banyak dikenal
oleh para laki-laki, bahkan tak jarang abang-abang senior di jurusannya mencoba
untuk menjalin kedekatan lebih padanya. Mahasiswi yang dikenal dengan sopan
santun dan keramah tamahannya ini memang memiliki postur bentuk tubuh yang
kurang mendukung jika untuk dikatakan sebagai postur tubuh yang proporsional
dikarenakan bentuk tubuhnya yang sedikit berisi, namun meskipun demikian bisa
dibilang bentuk tubuhnya yang berisi ini malah menguntungkan bagi dirinya.
Meskipun tidak memiliki tinggi badan yang semampai, informan memiliki bagian-
bagian tubuh berisi di areasekitaran bagian bokong dan dadanya, hal tersebut
membuat postur tubuhnya memiliki kedua bagian yang lebih menonjol dari
perempuan-perempuan lainnya yang tingginya sepantaran dengan informan,
situasi ini tentu sangat menguntungkan karna dapat memberikan kesan seksi pada
tubuh informan yang satu ini. Informan mengaku tak pernah memusingkan perihal
berat badan yang ia miliki karna saat kurus ia akan merasa tetap cantik dengan
paras yang ia miliki dan pada saat gemuk pun dirinya malah merasa seksi dan

64

Universitas Sumatera Utara


sangat mudah untuk menarik perhatian dari para lawan jenis karna kedua bagian
yang ikut membesar itu memang termasuk kedalam bagian tubuh yang sensitif
terhadap pandangan kaum pria. Informan yang berkuliah di Jurusan Ilmu
Komunikasi mengaku memiliki motivasi lebih dari orang-orang yang ada
disekitarnya karena gaya hidup dan penampilan yang mereka tampilkan benar-
benar sangat mengikuti zaman dan kekinian, bahkan informan merasa sempat
kewalahan untuk beradaptasi terhadap lingkungan jurusannya yang mengharuskan
dirinya untuk selalu berpenampilan rapi juga menarik. Namun lambat laun seiring
berjalannya waktu, informan sudah lebih bisa beradaptasi dan menyesuaikan
dirinya terhadap lingkungan sekitar. Hingga kini dirinya akan sangat terbiasa
pergi kekampus dengan menggunakan riasan wajah dan juga mengenakan pakaian
yang memiliki model-model cantik sesuai trend yang berkembang kekinian,
meskipun informan berhijab, hal tersebut tidak membuat informan kesulitan untuk
tampil menjadi cantik. Hal tersebut dikarenakan adanya ketersediaan dari media
sosial yang dapat diakses kapanpun dan juga dimana pun sebagai hal yang sangat
efektif juga efisien untuk dilakukan pada saat sedang membutuhkan referensi
terkait penampilannya. Kemudahan itu tentu dirasa sangat membantu informan
terlebih latar belakang informan yang tinggal di daerah pegunungan dan hanya
dekat dengan berbagai jaket dan pakaian tebal, berbeda dengan itu di kota Medan
dirinya dapat lebih bereksplorasi terhadap penampilannya dan mengenakan
banyak sekali berbagai macam jenis model pakaian dan aksesori – aksesoris
pendukung lainnya.

Informan 9

Nama : Annisa Rahmi

Jurusan : Kesejahteraan Sosial

Stambuk : 2015

65

Universitas Sumatera Utara


Usia : 21 tahun

Etnis (suku) : Minang

Tahun mengenal vlog kecantikan : 2014

Telah menjadi subscriber : Sudah

Informan kesembilan kali ini adalah Annisa Rahmi mahasiswi Fakultas


Ilmu Sosial dan Ilmu Politik jurusan Kesejahteraan Sosial stambuk 2015. Annisa
Rahmi atau yang biasa dipanggil dengan panggilan Amek ini adalah anak kedua
dari dua bersaudara. Amek lahir pada tanggal 07 Desember1996 di kota Padang.
Kedua orang tuanya memang berasal dari kota Padang namun saat Amek berusia
delapan tahun kedua orang tua nya memutuskan untuk pindah ke kota Medan.
Amek hanya memiliki seorang abang karna mereka hanya 2 bersaudara. Dimata
keluarga informan memiliki kepribadian mandiri dan sangat telaten dalam
melakukan setiap kegiatan yang sedang ia geluti. Hal tersebut dapat dibuktikan
dari selain dirinya berstatus sebagai seorang mahasiswi informan juga memiliki
usaha berjualan online, ada berbagai macam barang yang ia jual seperti binder,
tas, jilbab, hingga botol minuman yang memiliki model cantik dan sesuai dengan
usia para mahasiswi. Ketika ditanyai alasan dirinya perihal kegiatan bisnis yang
ia lakukan tersebut informan mengaku senang jika bisa menghasilkan uang dari
jeripayahnya sendiri, meskipun kedua orang tuanya pasti membantu dalam
memberikan modal pertama namun bisnis tersebut tetap ia lakoni dengan
profesional hingga dapat berkembang dan maju. Meskipun tidak pernah merasa
kekurangan uang jajan dari yang diberikan oleh kedua orang tuanya, informan
tetap melakono kegiatan berjualan online dan mengelolah bisnis tersebut karena
mendapat turunan dari kedua orang tuanya, kedua orang tuanya juga berprofesi
sebagai pedagang makanan yang mereka kelola sebagai restoran yang
menyediakan berbagai jenis masakan padang. Jiwa dagang inilah yang kemudian
mengalir kedarah seorang mahasisiwi yang sangat mudah senyum ini sehingga
membuatnya tak gengsi untuk berdagang.

66

Universitas Sumatera Utara


Hal pertama yang membuat informan melakukan kegiatan ini ialah
berawal dari keresahannya mengenai bentuk tubuh yang ia miliki. Informan
merasa sulit menemukan pakaian yang sesuai dengan bentuk tubuhnya. Hal
tersebut membuat informan merasa sangat sulit bereksplorasi dengan
penampilannya. Selama ini informan hanya bermain aman di tampilan dengan
mengenakan kemeja tangan panjang dan celana jeans saja, oleh sebab itu informan
mulai melihat dan mengamati orang-orang yang memiliki keluhan yang sama
dengan dirinya. Meskipun demikian, teman-teman sepermainannya mengaku
bahwa informan termasuk mahasiswi yang selalu berpenampilan menarik dan
cukup mengikuti trend mode yang ada selama ini. Kendati demikian sebelum
mendapatkan kesan seperti itu informan banyak sekali melakukan perjuangan
untuk meyiasati berat badan yang ia punya seperti menjalankan diet dan
melakukan olahraga. Informan juga mengaku sangat terbantu dengan tips-tips
yang diberikan oleh para beauty vlogger terkait bagaimana cara berpenampilan hal
yang dirasa sangat membantu juga menambah wawasan inilah yang akhirnya
membuat informan kecanduan untuk menyaksikan tayangan kecantikan,

Pada awalnya pertemuan ini direncanakan 2 minggu lebih awal namun


karena informan yang masih sibuk mengurus keperluan PkL nya maka pertemuan
pun diundur. Peneliti memang sudah mengenal informan, karena pernah bertemu
dan berkenalan pada saat sedang ada acara yang diadakan oleh teman kami.
Sehingga wawancara berlangsung tanpa ada rasa canggung dan sungkan sama
sekali. Menurut pendapat para teman terdekatnya, informan merupakan sosok
mahasiswi yang sangat aktif didalam kelasnya, dekat dengan dosen, dan selalu
ceria. Informan memiliki postur tubuh yang cukup besar atau dengan kata lain
gemuk, namun hal tersebut berhasil ditutupi dengan kepemilikan tinggi badan
yang semampai bak model-model. Meski dinilai sangat beruntung, informan
sendiri mengaku memiliki sedikit kesulitan dalam hal memilih baju atasan yang
sesuai dengan bentuk tubuhnya tersebut. Informan harus selalu mengenakan
pakaian yang notabene berukuran lebih besar karna jika ia memilih ukuran yang
pas dengan tubuhnya maka baju yang ia kenakan akan cenderung cingkrang atau
kependekan dibagian bawahnya, tentu hal tersebut disebabkan oleh tinggi

67

Universitas Sumatera Utara


badannya yang tidak main-main. Berpostur tinggi besar membuat informan selalu
lebih menonjol dan terlihat dibanding dengan teman-teman dekat sepermainannya.
Namun informan mengaku tak terlalu ambil pusing dengan hal tersebut, dirinya
tetap mensyukuri hal tersebut dan membuatnya menjadi sebuah kelebihan yang
pantas untuk dinikmati. Informan kesembilan kali ini dipilih secara tidak sengaja
karena informan yang telah di tetapkan sebelumnya tidak merasa bersedia untuk
diwawancarai, informan ini dipilih karena lulus dari beberapa kriteria yang telah
ditetapkan dalam menentukan informan.

Informan 10

Nama : Fifi Kalafi

Jurusan : Ilmu Administrasi Publik

Stambuk : 2015

Usia : 21 tahun

Etnis (suku) : Jawa

Tahun mengenal vlog kecantikan : 2014

Telah menjadi subscriber : Belum

Informan kesepuluh kali ini adalah mahasisiwi Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Jurusan Ilmu Administrasi Publik stambuk 2015 yang saat ini telah
berada pada semester 7. Informan merupakan anak keempat dari empat bersaudara
atau dengan kata lain adalah anak paling kecil dan juga merupakan anak
perempuan satu-satunya. Hal tersebut membuat sikap kedua orang tuanya sedikit
berbeda dalam memperlakukan sanga anak gadisnya tersebut. Contohnya dalam
hal penampilan, tidak hanya sang ibu yang memberikan dukungn terhadap sang
anak namun sang ayah juga memberikan perhatian lebih dalam bidang penampilan

68

Universitas Sumatera Utara


sang anak. Tidak jarang bahkan sang ayah lebih cerewet mengenai urusan
kebersihan kulit wajah, sang ayah tidak segan-segan untuk menegur sang putrid
saat wajah sang anak terlihat kusam dan berjerawat, secara otomatis sang ayah
biasanya akan menanyakan apa sebab hal tersebut bisa terjadi dan tidak segan-
segan untuk membantu menyelesaikan masalah tersebut. Berpatok pada perlakuan
tersebut, sang anak yang dalam kasus ini menjadi informan tentu sangat berhati-
hati dan teliti dalam hal berpenampilan. Dirinya mengaku sangat senang memiliki
orang tua yang selalu mendukung, informan mengaku berbeda dari para orang tua
kebanyakan yang banyak memberikan aturan dan terkesan mendikte sang anak
dalam mengenakan pakaian, orang tuanya justru sangat terbuka dan
mempercayakan hal tersebut sepenuhnya kepada sang anak. Informan berasal dari
kota Kisaran dan menjadi anak perantauan di kota Medan selama menuntut ilmu
di jenjang perkuliahan. Selama proses perkuliahan berjalan informan tinggal
disebuah kost yang berada di jl. Padang Bulan. Informan masuk ke Universitas
Sumatera Utara melalui jalur undangan atau SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk
Perguruan Tinggi Negri) di jurusan yang menjadi nomor urut pertama dalam
pilihannya. Selama menjalani masa perkuliahan, tidak hanya masuk kelas lalu
pulang, informan justru sangat aktif dalam kegiatan-kegiatan keorganisasian yang
ada di kampusnya. Informan telah 2 kali menjadi panitia inisiasi yang diadakan
oleh jurusan sebagai wadah yang dibuat untuk ceremony penyambutan para
mahasiswa baru di Jurusannya agar dapat mengenal dan menjalin interaksi yang
lebih dekat dengan para senior begitu pula para senior terhadap juniornya. Tidak
hanya sampai disitu, iforman juga telah menjadi panitia penyambutan mahasiswa
baru perwakilan dari pihak Fakultas dan ditunjuk sebagai orang yang dipercaya
untung meng-handle berjalannya acara akbar yang wajib diadakan pada setiap
tahun masuknya para mahasiswa baru sebagai salah satu ritual pengukuhan dan
penyambutan bagi para mahasiswa baru terhadap lingkungan dan dunia kampus
yang baru. Informan telah berada selama kurang lebih 3 tahun di Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, sehingga telah banyak
perubahan yang informan saksikan baik dalam hal administrasi perkuliahan
maupun berbagai gaya yang dikenakan oleh para mahasiswi yang ada di Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Sebagai seorang perempuan tentunya memiliki

69

Universitas Sumatera Utara


naluri kepekaan yang sangat tinggi terhadap situasi dan lingkungan di sekitarnya.
Hal tersebut diakui oleh informan memberikan dampak yang cukup baik
khususnya terhadap penampilan dirinya, karena hal itu dirinya dapat menjadi lebih
cepat beradaptasi dengan lingkungan sekitar, kalangan sosial, dan style yang
berkempang di lingkungannya yang mendominan.

No. Nama Jurusan Stambuk Usia Suku

1. Rini Afrilia Naldi Ilmu Komunikasi 2014 22 thn Banjar

2. Fatma Rianty Malay Ilmu Politik 2014 21 thn Karo

3. Annisa Diti Ningtias Adminustrasi Perpajakan 2015 21 thn Jawa

4. Cut Qonita Gusman Antropologi 2016 21 thn Aceh

5. Putri Amelianta Brahmana Ilmu Politik 2015 21 thn Karo

6. Sri Rahayu Sosiologi 2014 23 thn Jawa

7. Safelinda Setya Administrasi Bisnis 2016 21 thn Sunda

8. Ainul Mardiah Ilmu Komunikasi 2016 21 thn Minang

9. Annisa Rahmi Kesejahteraan Sosial 2015 22 thn Minang

10. Fifi Kalafi Administrasi Publik 2015 21 thn Jawa

Tabel 3. Data Informan Berdasarkan Identitas Informan

70

Universitas Sumatera Utara


4.3 Beauty Vlogger

Pada umumnya yang dikatakan Beauty vlogger itu sendiri adalah Sebutan
untuk orang yang membuat konten kecantikan berupa video dan biasanya
diunggah ke YouTube. Dalam hal ini para beauty vlogger menjadi seorang
pemeran utama yang membawa pengaruh terhadap apa yang ditiru oleh gaya
mahasiswi FISIP USU melalui tayangan-tayangan yang diunggahnya. Peranan
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah prilaku seseorang sesuai dengan status
kedudukannya dalam masyarakat. Pengertian Peranan diungkapkan oleh Soerjono
Soekanto:“Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila
seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya,
maka ia menjalankan suatu peranan”.(Soerjono Soekanto, 1990: 268).
Awal mula kemunculan sosok beauty vlogger ini pun dimulai pada saat
seorang perempuan yang melakukan kegiatan mempercantik dirinya bisa jadi
dalam hal menggunakan make-up, memadu madankan pakaian atau style,
mengenakan hijab maupun memberitahukan sebuah proses dirinya untuk
mempercantik diri melalui step by step yang kemudian momen tersebut direkam
atau diabadikan dan di share melalu berbagai jenis jejaring media sosial dengan
tujuan dipertontonkan kepada khalayak ramai sebagai cara memberikan edukasi
dan pengajaran terkait bidang kecantikan. Kemudian sosok yang memeragakan
cara-cara tersebutlah yang mendapat julukan sebagai beauty vloogger. Seiring
berjalannya waktu, kegiatan tersebut semakin berkembang dengan sangat pesat
diimbangi dengan banyaknya minat masyarakat khususnya dalam hal ini yaitu
para kalangan muda, remaja perempuan yang notabene sedang berada dalam tahap
mencari jati diri, bereksplorasi dan memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwasannya semakin canggihnya teknologi yang
berkembang di era globalisasi saat ini membuat internet sebagai salah satu hal
yang bisa dibilang telah menjadi sebuah kebutuhan memberikan fasilitas untuk
mencari tahu tentang berbagai macam informasi dengan sangat mudah, cepat, dan
juga tepat. Sejalan dengan itu perkembangan media sosial juga menjadi hal yang
memilki kemajuan sangat signifikan sebagai aplikasi yang digunakan oleh
masyarakat termasuklah dalam hal ini penggunaan aplikasi yang dikenal sebagai

71

Universitas Sumatera Utara


youtube. Youtube itu sendiri merupakan tempat yang memberikan wadah bagi
para beauty vlogger untuk menunjukkan dan bereksplorasi menyalurkan segala
kreativitasnya kepada masyarakat luas. Jangkauan yang sangat luas membuat
segala topik-topik menarik menjadi sangat cepat booming dan menjadi konsumsi
masyarakat luas. Tidak ada batasan maupun kriteria mutlak bagi seseorang yang
ingin menjadi beauty vlogger, setiap perempuan memiliki hak yang sama, tinggal
bagaimana seseorang tersebut menjalankan juga memantaskan diri atas
peranannya tersebut. Nyatanya saat ini, kebanyakan dari sosok yang menjadi
beauty vlogger dan banyak digemari oleh para masyarakat datang dari berbagai
latar belakang dan alasan untuk menjadi beauty vlogger itu sendiri. Ada yang
menjadi beauty vlogger karna merasa sangat menggemari hal-hal yang berbau
dengan alat-alat kecantikan atau bahkan adapula yang memang berasal dari
kalangan MUA (make up artis) dengan alasan yang awalnya hanya ingin
mempromosikan bisnis yang mereka geluti agar dapat dengan mudah dilihat oleh
masyarakat luas atau dengan kata lain sebagai ajang promosi pendukung usaha
yang mereka lakoni. Biasanya yang menjadi sosok seorang beauty vlogger adalah
sosok perempuan yang berasal dari kalangan muda, berparas cantik, kreatif, juga
memiliki wawasan yang sangat luas, kemampuan yang dimiliki dalam bidang
kecantikan juga tentu tidak perlu diragukan lagi. Sosok dengan packaging yang
sangat lengkap inilah yang kemudian akan bersaing mencuri perhatian para
netizen dengan konten-konten yang mereka buat.

No. Nama Usia Beauty Vlogger Alasan


Suhai Salim “aku suka Suhai Salim sama Kyara
1. Informan 1 22 thn Kyara Leswara Leswara soalnya gaya kami sama,
sama-sama simple gak ribet gitu.
Udah gitu mereka itu kalo dandan
gak menor dan terkesan berlebihan,
gak sampe tebal-tebal kaya yang
lain, jadi sesuai sama usia kita yang
remaja ini. Cantik tapi gak norak
gitu menurutku”

72

Universitas Sumatera Utara


“Karena dia itu engga cuma jual
2. Informan 1 21 thn Abel Cantika cantik aja tapi dia juga tau apa yang
orang lain butuhin, misalnya dia itu
bakal nyaranin prodak-prodak yang
berkualitas bagus tapi tetap dengan
harga yang low budget dan dia juga
gapernah mematokkan sesuatu
dalam hal ber make up contohnya
dia bisa kok pake liptint sebagai
penggantu blush on, jadi dia bukan
cuma dandan tapi juga ngasih tau
alternatif-alternatif.”
Abel Cantika “karena konten-konten yang dia
3. Informan 3 21 thn Rachel Goddard buat itu sangat menarik dan yang
dia omongin juga gak ngebosenin,
selain dapet pelajaran, kalo nonton
vlognya juga bisa ketawa-ketawa
liat tingkah keduanya, gak jaga-jaga
image, jadi berasa lebih dekat sama
sosok nya itu sendiri”
Tasya Farasya “karena punya passion yang sama
4. Informan 4 20 thn Abel Cantika dengan aku dan juga keduanya itu
tidak berpenampilan yang terlalu
mencolok dan berlebihan sehingga
sangat cocok juga sesuai dengan
usia saya saat ini”
Rachel Goddard “karena style yang selalu dia pake
5. Informan 5 21 thn Abel Cantika itu hampir-hampir sama dan setipe
sama aku, selain itu penampilannya
juga tidak mencolok dalam hal
menggunakan make-up dan enak
untuk di lihat”
Tasya Farasya “dikarenakan tayangan-tayangan
6. Informan 6 23 thn Abel Cantika yang mereka sajikan dirasa sesuai
dengan apa yang aku butuhkan,
make-up nya itu selalu berhasil
nampilin look yang elegan dan
kekinian banget, gak berlebihan
tapi tetep cantik juga”

73

Universitas Sumatera Utara


Tasya Farasya “ karena pada dasarnya aku gak
7. Informan 7 20 thn Masayu Anastasya terlalu suka pake makeup yang
berlebihan dan tayangan dia juga
sesuai sama umur aku, dia selalu
tampil simpel dan pembawaannya
itu enak banget kalo dengerin dia
ngomong, ketawa, kadang suka
ikut-ikut ketawa sendiri”
Abel Cantika “karena mereka memiliki tipe
8. Informan 8 20 thn Rachel Goddard bentuk wajah oval dan punya warna
kulit yang sama kaya aku, jadi
dengan gitu hal tersebut membantu
aku banget untuk lebih cepat
menentukan kalo ada prodak yang
mereka pakai aku bisa langsung
menyamai tanpa harus menyeleksi
warna atau jenis bahan dari si
prodak tersebut”
Tasya Farasya “karena kedua sosok tersebut
9. Informan 9 21 thn Rachel Goddard kontennya selalu berisi tentang
pembahasan yang lebih fokus
kepada pola makeup dan
penampilan. Kedua fokus itu adalah
hal mendasar yang sangat saya
butuhkan”
Abel Cantika “karena tayangan-tayangan yang
10. Informan 10 21 thn Rachel Goddard mereka sajikan itu bener-bener
sangat menarik, ngga kaku dan
selalu ngasih tau tips-tips yang
sesuai dengan keuangan anak kost.
Salah satunya bisa dicontohkan
dengan tayangan yang mengulas
tips make up dengan budget
dibawah 100 ribu rupiah tapi tetap
dengan hasil yang ngga kalah bagus
dengan prodak yang branded”
Tabel 4 Beauty Vlogger pilihan mahasiswi

Berdasarkan tabel berikut dapat kita lihat beberapa nama dari para beauty
vlogger yang terbilang sangat digemari oleh para mahasiswi sebagai sosok yang
menginspirasi dalam hal berpenampilan, konten-konten yang mereka buat dipilih
tidak hanya berdasarkan sosok beauty vlogger yang memiliki paras cantik namun
juga karena pada setiap tayangan dari konten-konten yang mereka buat memiliki

74

Universitas Sumatera Utara


pesan dan juga pengajaran yang dirasa sesuai dengan usia dan kebutuhan dari para
mahasiswi itu sendiri.

4.4 Vlogg Kecantikan

Berbeda dengan beauty vlogger yang diartikan sebagai sosok pembuat


konten, vlogg kecantikan dapat diartikan sebagai subjek dari kasus tersebut, vlogg
kecantikan lebih merujuk kepada variasi konten-konten yang di unggah maupun
ditayangkan oleh si beauty vlogger itu sendiri. Dalam hal ini yang menjadi garis
besar adalah segala jenis konten yang didalamnya menyuguhkan segala sesuatu
yang membahas dan berkaitan dengan topik kecantikan maupun penampilan.
Untuk pengertian lebih spesifiknya dapat dikatakan bahwa yang dimaksud vlogg
kecantikan sebagaimana dapat dicontohkan seperti konten tayangan yang
membahas tentang penggunaan make up, skin care, maupun outfit dari pakaian
yang digunakan. Vlogg kecantikan itu sendiri mulai booming pada awal-awal
tahun 2014. Tayangan ini awalnya dibuat dengan tujuan sebagai media
penginformasian terkait hal-hal yang mengulas tentang kecantikan, gaya hidup,
juga tata cara berpenampilan. Namun seiring dengan berjalannya waktu, media ini
pun kemudian berkembang dengan sangat pesat hingga mampu untuk dijadikan
sebagai lahan bisnis bagi pemakainya (pemilik konten/ channel). Biasanya
tayangan yang disuguhkan akan dikemas dan di design dengan sedemikian rupa
agar dapat menarik untuk dilihat, bisa jadi di berikan efek dubbing atau pemberian
efek suara yang lucu maupun memasukkan lagu-lagu yang sedang kekinian.
Upaya tersebut dilakukan semata-mata hanya agar dapat menarik minat para
penontonnya. Kebanyakan dari informan yang diwawancarai rata-rata mengaku
pertama kali mengetahui perihal adanya vlogg kecantikan ini melalui jejaring
media sosial, meskipun ada juga yang awalnya mendengar dari teman maupun
orang yang ada disekitarnya namun pada akhirnya mereka akan mencari tahu
lebih lanjut melalui media sosial yang pada saat itu biasanya akan langsung
merujuk kepada youtube dan instagram.

75

Universitas Sumatera Utara


No. Nama Spesifikasi Tayangan vlogg Intensitas
kecantikan Menonton

1. RAN hijab, skin-care dan make-up 5-10 kali/minggu

2. FRM prodak skin-care dan make-up 20-30 kali/minggu

3. AND skin-care dan make-up 10-20 kali/minggu

4. CQG hijab dan teknik dalam bermake-up 15-20 kali/minggu

5. PAB Daily make up dan skin care 5-10 kali/minggu

6. SR skin-care dan make up 10-15 kali/minggu

7. SS outfit dan make up 5-10 kali/minggu

8. AM skin-care, make up, hijab, outfit 10-15 kali/minggu

9. AR make up, hijab, outfit 20-25 kali/minggu

10. FK OOTD dan make-up 10-15 kali/minggu


Tabel 5. Spesifikasi Tayangan Vlogg Kecantikan Pilihan Para informan

4.5 Kecantikan

4.5.1 Pengertian Cantik

Terdapat sangat banyak sekali pendapat dan pandangan-pandangan yang


diutarakan terkait penilaian terhadap kata “cantik” terlebih pada era sekarang ini
yang berada pada masa dimana kebebasan berpendapat dan kesetaraan gender
sangat di eluh-eluhkan sebagai salah satu jalan untuk mendapatkan sebuah
pengakuan baik dalam hal penampilan juga kemampuan. Hal tersebut seolah
membuktikan ketidak relevan-an makna terhadap pameo yang selama ini telah
berkembang pada masyarakat luas yang menyatakan bahwa “cantik itu relative,
tapi jelek mutlak”. Beberapa pandangan terhadap kata “cantik” secara umum
yang sering menjadi sebuah rujukan berfikir yaitu penilaian bahwa cantik adalah

76

Universitas Sumatera Utara


apapun yang secara seksual menarik untuk pria. Fitur tubuh molek, bibir yang
terlihat penuh, dagu yang lancip dan mata yang besar, juga beberapa ciri yang
berpatokan pada penilaian fisik seseorang. Namun ada juga anggapan yang
memberikan penilaian bahwa cantik juga dapat diartikan sebagai keterkaitan
dengan sifat-sifat lain seperti pintar, manis, atau mudah bergaul. Pada keduanya
terdapat dua aspek yang menjadi tolak ukur penilaian “cantik” terhadap
seseorang yaitu cantik yang dilihat diri kepunyaan bentuk fisik dan cantik yang
dinilai dari sikap dan bentuk kepribadian seseorang dan menomor duakan
penampilan fisik. Sedangkan jika kecantikan menurut kamus besar bahasa
Indonesia adalah indah dalam bentuk, rupa, dan lainnya tampak serasi.

Makna dari kata kecantikan yang akan dibahas disini lebih merujuk kepada
pemaknaan cantik oleh para mahasiswi yang notabene masih termasuk kedalam
seorang yang berstatus sebagai pelajar dengan kata lain hanya mengartikan kata
cantik dengan ruang lingkup yang sederhana dan masih dalam katagori biasa
yang artinya tidak akan sebanding dengan pemaknaan kata cantik dengan
standard yang dipakai oleh para model-model professional maupun para publik
figur yang berada dibalik layar kaca. Sebagai contoh, para pakar kemudian
memanifestasikan standar kecantikan melalui prodak-prodak mereka dalam
keseharian hidup perempuan. Iklan media masa dan majalah menawarkan
kosmetik wajah dengan kandungan pemutih kulit serta penangkal pengaruh
buruk sinar matahari agar sesuai standar kecantikan, berkulit putih. Bahkan
sampai pada periklanan prodak makanan rendah kalori, susu rendah lemak,
hingga larutan pencahar untuk membantu program diet, semuanya dirancang
untuk melangsingkan tubuh. Peninggi badan mulai dari peralatan fitnes
membentuk tubuh hingga vitamin dan susu ditawarkan agar setiap perempuan
dapat memenuhi standar cantik, tinggi, sebagaimana wanita barat. Sejalan
dengan itu ada banyak hal-hal yang memfasislitasi seperti penyediaan treatment
rebondig, smoothing, masker rambut hingga sampo pelurus rambut yang
menjanjikan segala jenis rambut (rambut bergelombang, keriting ikal, hingga
keriting kribo) berubah menjadi lurus. Mereka membuat kecantikan versi barat
sebagai standard universal kecantikan seluruh perempuan dunia, membuat fitur

77

Universitas Sumatera Utara


tubuh perempuan menjadi homogen tanpa memperdulikan karakter, ras, etnisitas
tubuh perempuan. Sampai sedemikian lengkap lah fasilitas yang disediakan oleh
atau sejalan perkembangan jaman demi mewujudkan penyamarataan kecantikan
dengan satu patokan atau kiblat yang dipercaya menjadi sosok yang dikatakan
“cantik” tersebut. Tak jarang perempuan harus melalui berbagai „pertempuran‟
untuk mendapat legitimasi tubuh cantik sesuai standar kecantikan saat itu.

No. Nama Cantik Menurut Pandangan Informan


“Di zaman sekarang gausah munafik, karna
1. Informan 1
perempuan itu pasti bakalan diliat dari fisik
nya dulu, jadi cewek itu cantik kalo dia
mukanya enak dilihat, gak norak, pandai
bergaya, dan gak berjerawat pastinya”

2. Informan 2 “Perempuan cantik itu siapapun yang baik


memakai make-up atau tidak dia tetap enak di
lihat, berwawasan luas, dan selalu tersenyum.

3. Informan 3 “perempuan cantik menurutnya adalah


perempuan yang cantik secara luar dalam,
bukan hanya secara penampilan fisik namun
juga memiliki etitude yang baik dan segala
ucapannya yang terjaga”

4. Informan 4 “adalah sosok perempuan yang pandai dalam


membawakan dirinya dan memposisikan
tingkahlaku juga menampilkan hal terbaik
dari dirinya di hadapan orang lain”

5. Informan 5 “sosok wanita yang mandiri, berani, ceria,

78

Universitas Sumatera Utara


dan tampil apa adanya. Karena menurutnya
seorang wanita dapat dikatakan cantik pada
saat dirinya dapat diterima pada lapisan
masyarakat manapun dan sosok tersebut
mampu menempatkan dirinya dalam bersikap
pantas pada situasi tertentu.”

6. Informan 6 “seseorang yang mampu mengatur dirinya


untuk dapat tetap tampil maksimal dihadapan
orang lain, baik itu dalam hal bersikap
maupun berpenampilan”

7. Informan 7 “perempuan yang sopan, pintar, dan selalu


berpenampilan menarik. Baginya setiap orang
harus menjadi yang terbaik dari dirinya
sendiri termasuk dalam hal berpenampilan,
untuk cantik, seseorang tidak harus
memaksakan dirinya mengikuti segala trend
yang ada, melainkan memanfaatkan apa yang
dirinya miliki untuk menjadi seseorang yang
berpenampilan menarik.”

8. Informan 8 “yang dikatakan wanita cantik tidak selalu


harus memiliki perawakan yang tinggi dan
berkulit putih melainkan seseorang yang
selalu memberikan pengaruh positif kepada
orang lain dan bersih dalam setiap
penampilannya,Informan mengaku kurang
setuju jika menjadi cantik adalah merupakan
sebuah keharusan karena menurutnya setiap
orang memiliki taraf kecantikan yang
berbeda-beda anatar satu dengan yang
lainnya”

79

Universitas Sumatera Utara


9. Informan 9 “perempuan yang berwawasan tinggi, enak
dipandang, rapih juga bersih dalam hal
berpenampilan. Informan menganggap
tampilan luar sangat berperan penting dalam
hal menentukan kenyamanan seseorang pada
saat melakukan tegur sapa, sebagaiman yang
dirasakan oleh informan, dirinya mengaku
lebih merasa nyaman saat menjalin
komunikasi langsung kepada seseorang yang
harum, bersih dan rapi dibandingkan dengan
kepada seseorang yang berpenampilan lusuh
dan kotor”

10. Informan 10 “terlepas dari penampilan fisik wanita asia


pada umumnya ialah sosok yang memiliki
penampilan menarik, sikap yang mudah
bergaul dan dapat menyesuaikan diri dengan
cepat terhadap lingkungan sekitarnya”
Tabel 6. Cantik Menurut Pandangan Informan

Berdasarkan data tabel diatas dapat terlihat gambaran cantik menurut


pandangan informan, ada beberapa versi yang diutarakan oleh para informan, ada
yang menganggap “cantik” terwujud dari bentuk fisik seseorang namun adapula
yang beranggapan bahwa yang dikatakan sebagai “cantik” adalah apa yang
tercermin dari dalam dirinya yang dapat dilihat dari sikap dan prilaku seseorang.
Disini peneliti sama sekali tidak memberikan batasan terkait pendapat para
informan mengenai deskripsi atau gambaran perempuan cantik melainkan apapun
“cantik” menurut para informan akan diterima dengan senang hati oleh peneliti.
untuk menjadi cantik disini tentu tidak berdiri sendiri melainkan ada beberapa
faktor-faktor yang ikut mempengaruhinya, diantaranya ialah:

80

Universitas Sumatera Utara


4.5.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecantikan

4.5.2.1 Faktor Internal

Faktor internal adalah beberapa komponen yang berasal dari dalam diri
seseorang yang dibawa dan didapatkan melalui turunan genetik. Faktor ini
biasanya bersifat permanen, tidak dapat diubah dan tidak dapat dipilih objek
yang akan diturunkan.

4.5.2.2 Faktor Eksternal

Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri seseorang yang
biasanya didapatkan melalui pendewasaan pola fikir dan proses sosialisasi atau
pergaulan yang dilakukan. Faktor ini berkaitan erat dengan apa-apa saja yang
telah dan sedang dilakukan oleh seseorang didalam hidupnya. Faktor eksternal
ini juga dapat dipengaruhi oleh berbagai hal berikut

a. Media Sosial
Media sosial dapat memberikan pengaruh terhadap bentuk kecantikan
seseorang melalui youtube dan instagram. Penggunaanya benar-benar
dapat memberikan pengaruh terhadap pandangan pengguna dalam hal
melihat dan menilai penampilan seseorang. Luasnya jangkauan yang
disediakan oleh berbagai akun jejaring sosial membuat informasi beredar
jauh lebih cepat dan praktis. Seseorang dapat mencari dan mempelajari apa
saja yang mereka inginkan. Terdapat sangat banyak ulasan yang
membahas tentang kecantikan, mulai dari bagaimana cara, dan berbagai
macam pandangan dari beragam kalangan yang ada.
b. Lingkungan dan Pola Pergaulan
Pergaulan dianggap hal yang paling dekat dan dapat memberikan dampak
nyata bagi penampilan seseorang. Ruang main seseorang secara tidak
langsung memberikan pengaruh terhadap pemilihan item-item yang
digunakan oleh seseorang, hal ini dapat terlihat jelas pada pergaulan
seorang wanita, dapat dicontohkan seperti apabila seorang perempuan
banyak bergaul dengan lingkungan yang agamais maka orang tersebut

81

Universitas Sumatera Utara


akan berpenampilan lebih sopan dan agamais, sedangkan seseorang yang
banyak bergaul dengan seorang yang berpenampilan trendy dan kekinian
akan berpenampilan dengan mengenakan jenis pakaian yang sedang tren
dan terlihat modis.

Baik faktor internal maupun eksternal keduanya sama-sama membarikan


pengaruh terhadap penilaian orang lain dalam pandangan kecantikan seseorang.
Seseorang yang diberkati dengan memiliki turunan gen yang baik dianggap
memberikan nilai yang sangat menguntungkan, hal ini dapat ditemui pada realitas
perwujudan perempuan yang sedari lahir memiliki turunan gen berkulit putih atau
berbadan tinggi semampai, seseorang dengan keadaan ini tentu sangat
diuntungkan karna tidak perlu berusaha terlalu keras untuk mendapatkannya,
meskipun orang yang tidak memiliki turunan gen juga dapat memperoleh keadaan
tersebut namun tentu membutuhkan kerja dan usaha lebih juga sangat bergantung
pada faktor eksternal yang mereka jalani. Rata-rata manusia akan memulai
penilaiannya dari indera penglihatan terlebih dahulu sebelum mulai masuk lebih
dalam untuk mengenali sikap dan kepribadian seseorang, itu sebabnya tak heran
jika tolak ukur cantik akan sangat dekat dengan tampilan luar yang melingkupi
kecantikan wajah, postur tubuh, dan warna kulit. Ketiga hal tersebut biasanya
menjadi hal yang paling mendasar dalam tolak ukur penilaian seseorang.

Faktor Internal Faktor Eksternal

GEN

Media Sosial Lingkungan


Jenis Postur
Warna kulit
Rambut tubuh
Bagan 1. Faktor kecantikan

82

Universitas Sumatera Utara


4.6 Representasi

Representasi adalah aktivitas membentuk ilmu pengetahuan yang


dimungkinkan kapasitas otak untuk dilakukan oleh semua manusia. Representasi
dapat didefinisikan lebih jelasnya sebagai penggunaan tanda (gambar, bunyi, dan
lain-lain) untuk menghubungkan, menggambarkan, memotret atau memproduksi
sesuatu yang dilihat, diindera, dibayangkan atau dirasakan dalam bentuk fisik
tertentu. Representasi merupakan sebuah proses menyeleksi dan menyajikan,
menstrukturkan dan menajamkan, dan juga bukan hanya menyampaikan makna
yang sudah ada, namun juga merupakan sarana dalam membuat sesuatu yang
bermakna.
Ada hubungan antara representasi dengan bahasa media, dalam relasi
media dengan khalayaknya. Dalam media ada aktor yang berperan, awak media
tersebut adalah subjek yang memiliki mental representation sendiri yang tidak
selalu sama dengan khalayaknya. Akan ada kemungkinan terjadi bias kepentingan
dari bahasa media. Kepentingan tersebut mewakili gambaran ideologis pelaku
representasi (media sendiri). Proses pembacaan terhadap bahasa media ini bersifat
negosiatif, antara mental representation awak media dengan mental representation
pembaca atau khalayak. Dalam kasus ini yang berperan sebagai subjek adalah
aplikasi Youtube, karena aplikasi ini lah yang menjadi wadah bagi para beauty
vlogger mengunggah videonya agar dapat di tonton oleh masyarakat luas.
Sedangkan yang berperan sebagai objek yaitu sosok yang berperan dalam hal ini
adalah beauty vlogger, karena sosok inilah yang menjadi pemeran utama dalam
mengajarkan dan menyuguhkan tayangan-tayangan sesuai dengan spesialisasi dan
konsep mereka masing-masing. Setelah itu barulah akan dilanjutkan dengan
konsep representasi yang diwujudkan dalam hal berpenampilan oleh para
penontonnya dengan kreasi yang dapat ditangkap dan dikembangkan oleh
keterampilan dari masing-masing orang yang dalam hal ini berfokus pada para
mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
Meskipun terdapat beberapa poin-poin yang harus dipatuhi mengenai batasan-
batasan pakaian maupun riasan yang secara keseluruhan dapat dikatakan sebagai
penampilan oleh para mahasisiwi namun mahasiswi tetap bebas berkreasi selama

83

Universitas Sumatera Utara


tidak melanggar poin-poin tersebut terlebih pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik yang tidak memiliki aturan – aturan yang begitu mendetail dalam hal
penampilan mengakibatkan para mahasiswi fisip dapat selalu berpenampilan
modis dan mengikuti perkembangan trend yang sedang berkembang.
Representasi disini akan lebih merujuk kepada bentukan nyata yang
menjadi sebuah perubahan pada diri mahasisiwi tersebut yang dilihat dari segi
fisik dan perubahan tersebut tentu yang berasal ataupun terinspirasi oleh para
beauty vlogger yang mereka lihat dan kenal melalui tayangan-tayangan yang
berisikan tentang konten-konten yang membahas seputar dunia kecantikan juga
tata cara berpenampilan sebagai contoh dapat dilihat dari beberapa beauty vlogger
yang berani untuk berpenampilan nyentrik, mengenakan busana dengan padu
padan yang diluar kebiasaan masyarakat awam, pemilihan warna, hingga
pemakaian riasan wajah atau make-up dengan berbagai macam tipe.
Sebagai tindak lanjut, dalam kaitannya dengan ideologi kecantikan
perempuan, Wendy Chapkis dalam bukunya Beauty Secret(1986:37)
menempatkan kecantikan sebagai salah satu faktor strategi penampilan yang dapat
dipraktikkan dalam dua cara, yakni :

1. Melalui media massa yang mecuci otak kesadaran perempuan dan


menempatkan model kecantikan barat dan kewajiban “hidup bahagia”
untuki semua perempuan diseluruh bagian dunia
2. Melalui penanaman pemahaman bahwa perempuan tidak akan bahagia
jika tubuh mereka tidak memenuhi standard kecantikan. Strategi kedua
ini kemudian memunculkan ritual-ritual perawatan berfariasi yang
harus ditempuh atas nama kecantikan.
Dalam beberapa kasus yang lebih serius bahkan dapat ditemukan realitas
peristiwa-peristiwa seperti banyak perempuan Asia rela melakukan “mutilasi”
terhadap tubuh mereka hanya untuk menyerupai tubuh perempuan barat. Hingga
ketahap pergi ke dokter operasi plastik untuk mengubah bentuk mata sipit mereka
agar lebih mirip dengan mata orang-orang Amerika melalu operasi. Tubuh
menjadi korban atas ideologi cantik yang dihegemonikan oleh “barat”. Kejadian
tersebut menjelaskan betapa perempuan Asia sangat ingin mendapat legalitas

84

Universitas Sumatera Utara


tubuh cantik Barat bahkan pada titik merubah bentuk tubuh dengan jalan pintas,
operasi pelastik. Meniru bentuk tubuh ini tidak hanya diartikan sebagai meniru
sesuatu yang “nature”, yang dibawa sejak lahir. Lebih jauh didalamnya, dalam
meniru bentuk tubuh ini perempuan Asia telah meniru cara pandang “Barat”
terhadap tubuh, atau ideology tubuh. Tubuh yang sejak lahir menjadi identitas diri
ingin dirubah menyerupai tubuh perempuan “Barat” mulai dari bentuk yang
tampak mata, hingga makna dibalik tubuh, identitas tubuh.
Konsep kecantikan tubuh berubah dari masa kemasa. Merias tubuh
menjadi cantik yang kini identik dengan perempuan dalam sejarahnya pernah
berlaku bagi dua jenis kelamin manusia. Erop Barat abad ke-18, misalnya merias
diri berlaku di kalangan aristokrasi baik bagi perempuan maupun laki-laki.
Hamper sulit dibedakan antara nyonya-nyonya aristocrat pasris dengan suami
mereka. Keduanya sama-sama merias wajah mereka dengan bedak, lipstick warna
cerah. Laki-laki dan perempuan akhirnya berada pada sebuah dikotomi gender
dalam tataran citra kecantikan bersolek dan menjadi cantik kemudian hanya
menjadi milik perempuan. Kata sifat “cantik” pun hanya melekat pada tubuh
perempuan.
Pada era kapitalisme, tubuh perempuan adalah bagian penting dari
semarak budaya komoditas, karena disamping ia menjadi alat untuk membuat
citra produk dalam iklan, pada dasarnya tubuh perempuanlah yang menjadi
sasaran prodak-prodak yang di perjual belikan. Iklan dan media di anggap
bertanggung jawab atas terbentuknya konsep cantik terhadap citra perempuan
yang megutamakan fisik semata. Dalam budaya konsumerisme, mitos yang
berkembang didominasi oleh mitos kecantikan yang mengacu pada budaya barat
yaitu Eropa melalui peniruannya terhadap boneka Barbie. Ideology kecantikan
yang dibentuk oleh budaya Eropa bahwa berbie diciptakan untuk mewujudkan
fantasi tentang kecantikan yaitu budaya kulit putih yang dipahami sebagai bersih,
terhormat, sukses, bermoral baik, dan berbudaya. Tetapi dalam hal ini, teks
sebagai ideologi merupakan teks iklan yang bermasalah dan dalam suatu
tayangan, teks memainkan peranan penting untuk dapat menangkap pesan yang
ingin disampaikan. Karena itu, periklanan merupakan sebuah dominan simbolik
yang dapat digunakan baik bagi analisis ideologi. Media sosial merupakan ajang

85

Universitas Sumatera Utara


permainan tanda. Dalam pengkajian atas tanda-tanda, semiotic merupakan
konsekuensi logis yang harus di implikasikan agar tanda-tanda yang akan
diasanalisis dapat dipetakan dan dikaji secara baik dan matang.

Sampai pada akhirnya masuk kedalam tahap penanaman idelogi pada


setiap isi kepala masing-masing berbeda dan mengalami perkembangan yang
berbeda-beda pula, dalam penelitian ini, peneliti berpendapat bahwa tidak ada
yang salah dalam pemahaman idologi yang dianut oleh setiap orang, namun
mungkin tetap harus ada batasan-batasan yang sejalan sesuai dengan berlakunya
norma dan budaya didalam masyarakat tempat kita bersosialisasi meskipun tidak
dapat dipungkiri bahwasannya seiring dengan masuknya globalisasi, maka secara
tidak langsung juga berdampak pada pemahaman juga membuka pengetahuan
yang lebih luas, karena tidak hanya informasi yang bersifat global namun sudut
pandang dan standarisasi kecantikan yang juga bertaraf lebih tinggi.
Pembahasan dibatasi hanya sampai kepada bentukan penampilan dari para
mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik yang sedari awal menjadi objek
penelitian. Melihat dan memperhatikan tampilan-tampilan modis para mahasiswa
saat sedang berada di lingkungan kampus.

Tahun Representasi yang


NO. Nama Mengenal Faktor Beauty vlogger Ditampilkan
Vlog
1. Informan 1 2015 Internal Suhai Salim Mengenakan celana lipat dan
Kyara Leswara memakai make up
2. Informan 2 2015 Internal Abel Cantika Mengenakan make up dan
skin care
3. Informan 3 2016 Eksternal Abel Cantika Pemilihan prodak make up
Rachel Goddard dan gaya tampilan (OOTD)
4. Informan 4 2014 Internal Tasya Farasya Pemakaian make up
Abel Cantika
5. Informan 5 2014 Eksternal Rachel Goddard Pemakaian make up dan skin
Abel Cantika care
6. Informan 6 2014 Internal Tasya Farasya Pemakaian make up dan gaya
Abel Cantika penampilan
7. Informan 7 2014 Eksternal Tasya Farasya Penampilan dan pemakaian
Masayu Anastasya make up

86

Universitas Sumatera Utara


8. Informan 8 2014 Eksternal Abel Cantika Penampilan dan pemakaian
Rachel Goddard make up
9. Informan 9 2014 Internal Tasya Farasya Pemilihan pakaian dan make
Rachel Goddard up
10. Informan 10 2014 Eksternal Abel Cantika Penampilan dan pemakaian
Rachel Goddard make up
Tabel 7. Bentuk Representasi yang di Tampilkan

4.7 Role Mode (fashion) di Indonesia


Jika berbicara mengenai trend fashion di Indonesia, pastinya tidak terlepas
dari nama-nama perancang busana dan juga peristiwa yang terjadi pada masa
perkembangan trend fashion di Indonesia. Trend fashion merupakan mode
pakaian atau perhiasan yang populer selama waktu tertentu. Istilah fashion sering
digunakan dalam arti positif yaitu sebagai sinonim untuk glamour, keindahan dan
gaya atau style yang terus mengalami perubahan dari masa ke masa. Selain itu,
trend fashion juga berfungsi sebagai refleksi dari status sosial dan ekonomi yaitu
fungsi yang menjelaskan tentang popularitas. Fashion atau mode semakin menjadi
industri yang menguntungkan di dunia internasional sebagai akibat dari
munculnya rumah-rumah mode terkenal di dunia dan majalah fashion.Trend
fashion sebagian besar didorong oleh perancang busana yang membuat dan
menghasilkan pakaian. Dalam hal ini istilah Bisnis Fashion akan digunakan dalam
arti bisnis yang berhubungan dengan pakaian modis atau pakaian sebagai industri
kreatif yang diciptakan dan diproduksi oleh perancang busana. Tidak ada yang
dapat menyangkal bahwa karya perancang busana memiliki kontribusi besar untuk
industri garmen, karena saat ini para pengusaha garmen akan perlu menggunakan
keahlian para desainer untuk selalu up to date agar tidak ketinggalan dengan trend
fashion yang lagi booming.

Awal perkembangan trend fashion di Indonesia, sangat dipengaruhi oleh


budaya Eropa dan Asia terutama Busana Korea yang sudah terjadi belakangan ini.
Trend fashion di Indonesia telah berkembang dengan baik dalam sejarah. Dalam
perkembangan awalnya, trend fashion di Indonesia cenderung meniru gaya barat
baik itu dalam bahan yang digunakan maupun dalam desain. Secara usia, orang

87

Universitas Sumatera Utara


tua di Indonesia umumnya lebih nyaman dengan kostum tradisional seperti
kebaya, terutama untuk menghadiri acara khusus, berbeda dengan usia muda yang
lebih sering tampil dengan mode gaya barat atau gaya busana korea. Sejak saat itu
busana tradisional secara harmonis berkembang sama baiknya dengan desain gaya
barat hingga saat ini. Perkembangan trend fashion di Indonesia didorong oleh
beberapa faktor yaitu Dunia Bisnis, Dunia Entertainment, Media Massa, dan
Internet. Hal ini akan membuat para desainer lebih mudah mengakses dan
mengetahui tentang trend fashion yang sedang populer untuk menciptakan variasi
dalam fashion.

a. Bisnis
Dunia bisnis juga merupakan salah satu faktor berkembangnya trend
fashion di Indonesia. Mengingat dari banyaknya permintaan di pasar
terkait dengan trend fashion yang sedang berkembang. Demi
mendapatkan keuntungan, para penjual berlomba memanfaatkan trend
fashion yang sedang populer untuk menarik para pembeli. Dengan
menambahkan imajinasi mereka dalam merancang busana, trend
fashion akan dengan mudah berkembang luas. Ibarat bola salju,
langkah ini juga diikuti oleh penjual busana yang lainnya.

b. Dunia Entertainment
Dunia Entertainment merupakan salah satu faktor yang sangat besar
dalam menyebarluaskan trend fashion kepada masyarakat. Para
selebritas yang selalu muncul di berbagai media dan menjadi idola,
selalu berganti mode busana mengikuti trend fashion. Hal ini bisa
menjadi penyebab masyarakat untuk mengikutinya. Sudah menjadi
hukum alam jika sang idola mengikuti trend fashion tertentu bahkan
juga bisa menjadi trendsetter, pasti akan diikuti oleh masyarakat.yang
menjadi penggemar mereka.

88

Universitas Sumatera Utara


c. Media Massa
Tidak dapat dipungkiri dampak dari media massa terhadap masyarakat,
termasuk trend fashion. Media massa selalu menyajikan informasi
termasuk, informasi seputar dunia fashion. Melalui kedua media ini,
trend fashion seakan disosialisasikan kepada masyarakat dan itulah
trend fashion yang harus diikuti. Masyarakat sudah tentu melihat trend
fashion yang ditampilkan dalam setiap acara di televisi.

d. Internet
Internet juga menjadi faktor penyebarluasan trend fashion. Tentu saja
informasi mengenai trend fashion terbaru akan cepat menyebarluas di
masyarakat.

Jenis fashion yang paling cepat perkembangannya di dunia fashion yaitu


adalah baju, karena baju lebih cepat pergantian modelnya dan juga merupakan
item yang paling banyak dibeli oleh masyarakat di bandingkan dengan produk
lainnya. Peringkat selanjutnya diikuti oleh prodak kecantikan baik untuk harian
maupun make-up, lalu tas dan sepatu. Setiap orang tentunya memiliki pilihan baju
lebih banyak di bandingkan tas dan sepatu. Adapun beberapa trend mode yang
berkembang diindonesia dalam kurun waktu dimulai pada tahun 2014 – 2018
ialah:

1. Adroit
adalah trend fashion yang merupakan pakaian celana pendek dengan
warna yang mencolok seperti warna orange, biru, ungu, dan putih
polos. Model ini banyak digemari oleh para remaja jaman sekarang,
karena warnanya yang menarik dan juga mencolok. Penampilan ini
biasanya disandingkan dengan tampilan riasan wajah yang simpel dan
pemakaian warna yang senada dengan pakaian yang dikenakan.
2. Aliance
Model dari fashion ini umumnya warna polos dan model simple
dengan konsep membawa pakaian adat tradisional dari beberapa

89

Universitas Sumatera Utara


daerah. Model fashion ini juga cocok digunakan untuk gaun atau baju
pengantin dan juga baju pesta. Pada penampilan ini riasan wajah yang
digunakan biasanya akan terkesan kuat dan memiliki karakter.
Penataannya akan lebih tebal disbanding dengan make up pada style
yang lain.
3. Veracious
Merupakan trend fashion yang mengusung soal baju primitive atau
tradisional dengan unsur yang monoton dan juga tidak terlalu ramai
dengan hiasan atau pernak-pernik. Model fashion ini dapat
diaplikasikan dengan mencari baju tradisional daerah dan dipadukan
dengan warna – warna pastel maupun warna – warna yang cerah dan
riasan wajah yang sederhana namun tetap tegas.
4. Biometics
Adalah trend fashion yang mengusung warna hijau atau hijau lumut,
karena trend fashion ini mendukung untuk gerakan bumi hijau. Model
fashion dengan konsep biometics umumnya simple dan lebih banyak
model kaos baik oblong maupun polo shirt. Gaya ini sangat digemari
oleh remaja kebanyakan, dengan disandingkan tampilan riasan wajah
yang terlihat natural dan tanpa riasan memberikan kesan yang santai
dan lebih muda.

Meskipun pada dasarnya seseorang memiliki kebebasan yang mutlak terhadap


segala hal yang akan ia pilih dan kenakan namun hal tersebut akan tetap saling
berhubungan dan memiliki pengaruh antara 1 sama lain, segala perkembangan
yang terjadi disekitar kita akan menjadi sebuah patokan dalam menentukan
pilihan, terlebih mengenai fashion perempuan yang berkembang secara dinamis.

90

Universitas Sumatera Utara


4.8 Analisis Role Mode para Beauty Vlogger dalam Representasi Kecantikan

Penelitian ini dilakukan terhadap 10 orang informan mahasiswi Fakultas


Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang terdiri dari tiga
orang stambuk 2014, tiga orang stambuk 2015 , dan empat orang stambuk 2016
yang secara rinci terdiri dari satu orang jurusan Sosiologi, satu orang jurusan
Ilmu Administrasi Publik, satu orang jurusan Antropologi, dua orang jurusan
Ilmu Komunikasi, satu orang jurusan Administrasi Perpajakan, satu orang
jurusan Administrasi Bisnis, dua orang jurusan Ilmu Politik, dan satu orang
jurusan Kesejahteraan Sosial yang ada di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
(FISIP) Universitas Sumatera Utara. Peneliti berhenti pada informan kesepuluh,
dikarenakan peneliti merasa telah cukup mendapatkan data yang diinginkan
untuk menjawab semua pertanyaan penelitian yang berpedoman kepada tujuan
penelitian. Hal ini dianggap sudah cukup dan telah masuk kepada data jenuh
yang artinya tidak membutuhkan penambahan informan lagi, informan tidak
memberikan informasi yang baru dan berarti bagi penelitian yang dilakukan.
Peneliti memilih mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik sebagai
informan dalam penelitian ini karena mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik telah memenuhi beberapa kriteria yang telah ditentukan sebelumnya dan
juga dinilai sebagai salah satu fakultas yang paling cocok dan lolos dari
beberapa pertimbangan-pertimbangan yang ada sebagai mahasiswi yang
berpenampilan menarik dan merepresentasikan gaya dari beauty vlogger.

Hal itu tentu bukanlah sesuatu yang asing lagi bagi mereka, selain itu di
dalam kehidupan mereka sehari-hari, mereka juga menampilkan penampilan
yang stylish baik ketika berada di kampus maupun diluar kampus. Masing-
masing dari setiap mahasiswi memiliki ciri khas dan pandangannya tersendiri
dalam hal menentukan model dan gaya yang akan dikenakan. Tayangan vlog
kecantikan kini telah menjadi sesuatu yang sangat lazim dan perempuan yang
mengikutinya dirasa wajar oleh masyarakat yang ada. Adapun hasil yang
peneliti dapatkan dari penelitian ini dapat dikatakan bahwa rata-rata mahasiswi
fisip adalah sebuah bukti nyata dari representasi kecantikan yang mengikuti role
mode dari para beauty vlogger. Kekuatan media memberikan peran penting atas

91

Universitas Sumatera Utara


penginformasian dari pihak-pihak yang bersangkutan. Terlebih jika mengingat
pemaknaan dari kata representasi itu sendiri yang berasal dari kata “Represent”
yang bertindak sebagai perlambang atas sesuatu ”Representasi juga dapat berarti
sebagai suatu tindakan yang menghadirkan atau mempresentasikan sesuatu
lewat sesuatu yang di luar dirinya, biasanya berupa tanda atau simbol”

Konsep representasi bisa berubah-ubah, selalu ada pemaknaan baru dan


pandangan baru dalam konsep representasi yang sudah pernah ada. Karena
makna sendiri juga tidak pernah tetap, ia selalu berada dalam proses negosiasi
dan disesuaikan dengan situasi yang baru, intinya adalah makna tidak inheren
dalam sesuatu di dunia ini, ia selalu dikonstruksikan, diproduksi, lewat proses
representasi. Ia adalah hasil dari praktek penandaan, praktek yang membuat
sesuatu hal bermakna sesuatu . jika berkaca pada pandangan Stuart Hall yang
menyatakan bahwa “Representasi adalah produksi makna melalui bahasa” maka
ada banyak hal yang menjadi sebuah bentuk dari representasi mahasiswi setelah
melihat tayangan vlog kecantikan, mulai dari memiliki keterampilan
menggunakan makeup, memadu padankan gaya busana, mewarnai rambut,
bahkan ada yang sampai melakukan treatment kecantikan sebagai cara untuk
memperbaiki bagian tubuh yang dirasa kurang sempurna seperti sulam alis dan
filling wajah. Segala jenis dan upaya tersebut mereka lakukan semata-mata
hanya karna ingin terlihat menjadi cantik dan mendapatkan pengakuan dari
orang lain meskipun adapula yang melakukan hal-hal tersebut sebagai bentuk
kecintaan seseorang terhadap dirinya sendiri. Segala trend mode yang
disosialisasikan oleh objek yang pada kasus ini disebut sebagai beauty vlogger
menjadi sebuah referensi yang kemudian ditirukan dalam bentuk
merepresentasikan apa yang mahasiswi lihat dan pahami. Tidak dapat dipungkiri
terlebih pada era globalisasi yang menuntut manusia untuk terus maju dan
berkreasi agar tetap dapat ikut bersaing dengan kemajuan zaman yang ada ikut
menjadikan faktor yang membuat manusia khususnya perempuan untuk tidak
hanya diam dan menerima keadaan, tentu harus ada hal-hal yang dikejar dan
dipertahankan.

Jika diturut beberapa trend mode yang terjadi dalam senggang waktu 5

92

Universitas Sumatera Utara


tahun belakangan saja sudah dapat dilihan betapa dunia fashion memiliki
pergerakan yang sangat cepat dan selalu berubah-ubah. Seiring dengan
berjalannya waktu ketentuan dari prinsip fashion yang bersifat dinamis
mengharuskan setiap perempuan mengikuti dan melakukan perubahan pada
setiap trend mode yang terjadi. Hal inilah yang saat ini sedang terjadi pada para
mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Meskipun pada dasarnya tetap
tidak ada patokan atau tolak ukur dalam sebuah kecantikan namun setiap
mahasisiwi berupaya untuk melakukan yang terbaik untuk tetap menjadi cantik
sesuai konteks cantik yang terjadi pada masa tertentu. Meskipun dapat dikatakan
telah menjadi sebuah keharusan namun nilai-nila yang ditanamkan keluarga dan
lingkungan kepada setiap anak tetap menjadi sebuah patokan dalam hal
berpenampilan, mengedepankan rasa nyaman dan kepantasan berpeampilan
adalah nilai dasar yang mereka jadikan sebagai landasan dalam berpenampilan
dan merepresentasikan gaya yang telah disosialisasikan oleh para beauty
vlogger.

Adapun kesinambungan yang terjadi atas segala fenomena realita


sebagaimana yang telah dibahas diatas jika dikaitkan dengan Ilmu Sosiologi
maka akan terlihat jelas bagaimana sebenarnya representasi sangat
memungkinkan untuk dilakukan oleh seseorang yang memiliki kuasa akan dapat
memberikan suatu pengaruh yang kemudian bisa menjadi sebuah pengarahan
yang bahkan dapat berdampak kepada pengambilan keputusan oleh seseorang
yang lainnya. Segala perubahan yang berwujud dapat terjadi dari pengembangan
atas apa yang mereka lihat dan pelajari dapat dikupas dengan Ilmu Sosiologi
yang tidak hanya melihat penggambaran luar namun juga mengupas bagaiman
hal tersebut bisa sampai terjadi, apa yang mengakibatkan hal tersebut bisa
terjadi dan bahkan bisa sampai kepada tahap penganalisaan sikap dan perubahan
sosial di kalangan tersebut. Pada akhirnya segala arus yang diberikan oleh
orang-orang yang memiliki peranan penting tentu akan memberikan dampak
kepada orang lain. Karna sejatinya itulah mengapa seseorang tersebut telah
dikatakan orang-orang yang memiliki peranan.

93

Universitas Sumatera Utara


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Indonesia adalah Negara yang mempunyai beragamsuku dengan budaya

dan ciri geografis yang berbeda. Perbedaan tersebut berlanjut pada perbedaan

pemaknaan akan kecantikan. Namun kini anggapan cantik menjadi general seakan

lupa akan realitas bahwa Indonesia begitu beragam. Standar cantik tidak dapat

dilepaskan dari konstruksi media akan makna kecantikan. Media menampilkan

standar kecantikan yang setiap hari dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia melalui

konten media dan juga iklan. Secara garis besar penggaran cantik menurut media

adalah berbadan kurus, langsing, berkulit putih, berambut hitam lurus dan

panjang, modis dan selalu menjaga penampilan, serta rutin melakukan perawatan

tubuh agar awet muda.

Penelitian ini menyorot pada ruang lingkup lebih kecil yaitu memasuki

lingkungan kampus tepatnya pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara dimana yang menjadi objek penelitiannya adalah

penampilan dari para mahasswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik. Dengan

mengangkat judul role mode para beauty vlogger dalam representas kecantikan

mahasiswi menjadikan penelitian ini sangat konsen membahas dan mengulas

realitas yang terjadi di sekitaran dunia kampus yang kemudian dikomparasikan

dengan teori-teori yang berkaitan. Tidak sampai disitu, kajian akan sangat fokus

untuk mengupas tajam dan membedah segala sesuatu yang kemudian menjadi

aspek yang berkaitan dengan penelitian. Dimulai dari penjabaran role mode, sosok

beauty vlogger hingga bentuk nyata penampilan para mahasiswi sebagai

94

Universitas Sumatera Utara


perwujudan representasi yang dikeluarkan setelah melalui prosesnya. Kata

“cantik” sangat identik dengan kaum perempuan sebagai representasi dan

manifestasinya menuju keeksistensiannya. Cantik membawa sejarah dari mitologi

yang kemudian mengalami derivasi dengan pemahaman etik dan estetik.

Konstruksi cantik pun mendapat legitimasi dalam tegangan antara subjektivitas

dan objektivitas. Legitimasi menjadi orientasi untuk kaum perempuan mencari-

menemukan identitas, harga diri, dan eksistensi. Pemahaman ideologi yang

demikian kemudian secara tidak langsung menghegemoni setiap kaum perempuan

bahwasannya menjadi cantik adalah sebuah keharusan yang wajib mereka kejar

dan realisasikan pada dirinya sendiri. Berkaca pada hal tersebut kemudian

muncullah representasi cantik dengan berbagai macam jenis yang dipengaruhi

oleh berbagai faktor yang dalam hal ini bisa jadi karena faktor lingkungan,

pemahaman, maupun kemampuan baik itu secara financial atau non financial.

Berawal dari role mode yang disosialisasikan oleh para beauty vlogger

yang sangat jelas memberikan pengaruh terhadap gaya berpenampilan para

mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang kemudian hal tersebut

dikenakan pada dirinya termasuk pada saat berada di lingkungan kampus.

Sosialisasi tersebut dapat memberikan pengaruh yang signifikan diantaranya

karena adanya peran dari media sosial yang menjadi sarana bagi para mahasiswi

untuk mendapatkan reverensi. Dengan kemajuan zaman dan kecanggihan

teknilogi informasi yang jelas tidak lagi dapat dibendung terlebih pada era

globalisasi ini memberikan kebebasan secara mutlak bagi siapapun untuk mencari

informasi yang mereka inginkan. Hal tersebut juga memberikan pengaruh besar

95

Universitas Sumatera Utara


terhadap perkembangan pengetahuan yang dimiliki para mahasiswi tentang dunia

fashion dan kecantikan.

Setelah penelitian ini terlaksana, dapat dikatakan bahwa 85 dari 100%

informan yang peneliti wawancarai telah termasuk kedalam kategori

merepresentasikan gaya berpenampilan yang dibawa oleh sosok beauty vlogger.

Tidak hanya sampai disitu, selanjutnya dari beauty vlogger para mahasiswi

merepresentasikan yang mereka dapat ketika berada di lingkungan kampus,

sehingga penampilan mereka terlihat fashionable dan menarik untuk dipandang

oleh para mahasiswa lainnya, bahkan tidak jarang juga sampai menjadi contoh

bagi mahasisiwi yang lain untuk ditiru dan dipakai dilain kesempatan. Dengan

berbagai tayangan-tayangan dan beragam jenis konten yang disuguhkan mengikut

kepada apa yang menjadi kebutuhan-kebutuhan bagi masyarakat khusus nya

kalangan muda saat ini. Kemudahan mengakses yang dirasa sangat efektif dan

efisien ini memberikan candu tersendiri bagi para pengguna yang menonton

tayangan tersebut. Meskipun tidak semuanya menerapkan hal-hal yang

diterangkan sebagaimana yang ada didalam video tersebut, tetap saja pada

akhirnya para mahasisiwi tersebut mengakui bahwasannya mereka sangat

terinspirasi dengan apa yang sosok beauty vlogger tersebut rekomendasikan

maupun ajarkan dalam setiap tayangan yang sengaja di buat dan di bagikan di

jejaring media sosial tersebut.

Meskipun tidak ada yang menjadi tolak ukur pasti dalam sebuah kata

“cantik”, namun setiap mahasiswi berupaya maksimal untuk melakukan yang

terbaik agar tetap menjadi cantik sesuai konteks cantik yang menjadi pakam pada

masa tersebut. Tinggal kembali pada ideology yang dipahami oleh masing-masing

96

Universitas Sumatera Utara


kepala. Secara garis besar setiap pemahaman akan sepakat sampai pada batas

untuk menjadi cantik, namun realisasi dari perwujudan cantik tersebut tetap

kembali pada kenyamanan dan kemampuan masing-masing orangnya. Ada yang

beranggapan cantik dinilai dari penampilan, ada pula yang berpendapat bahwa

cantik sesunguhnya dilihat dari etitut dan sikap atau lebih kepada aspek apeksi

yang ditampilkan oleh masing-masing pribadinya.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan tersebut, maka peneliti memberikan saran

kepada:

1. Kepada para Mahasiswi agar tetap berpenampilan sesuai dengan

kenyamanan diri masing-masing, tidak perlu terlalu memaksakan

apalagi sampai tidak menjadi diri sendiri dalam hal berpenampilan.

2. Kepada para orang tua agar tetap memberikan pengawasan juga arahan

kepada sang anak agar tetap berpenampilan dengan batas kewajaran

sesuai dengan nilai-nilai budaya yang telah ada pada masyarakat.

3. Kepada pihak Fakultas yang berwenang agar memberikan perhatian

lebih terhadap para mahasisiwi agar tetap berada pada zona aman dan

tetap berpenampilan pantas juga sopan saat berada pada area kampus.

97

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Adlin, Alfathri. (2006). Resistensi Gaya Hidup: Teori dan Realitas. Yogyakarta:
Jalasutra

Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif: komunikasi, ekonomi, kebijakan

public, dan ilmu sosial lainnya,Jakarta : Kencana Prenada Media Grup

Bhaba. Homi K. 1994. The Location of Culture. New York: Routldege

Chapkis, Wendy. 1986. Beauty Secret . London: The Women Press

Chaney, David. (2009). Lifestyles: Sebuah Pengantar Komprehensif. (Nuraeni,

Penerjemah). Yogyakarta: Jalasutra.

Danesi, Marcel. 2011. Pesan, Tanda,dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai
Semiotika dan Teori Komunikasi. Yogyakarta: Jalasutra

Hall, Stuart. (Ed.). 1997. Representation: Cultural Representations and Signifying

Practices. London: Thusand Oaks

M Setiadi, Elly & Usman Kolip. 2011. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencana
Prenada Media Grup

Moleong, Lexy J. (2007) Metodologi Penelitian Kualitatif. Penerbit PT Remaja


Rosdakarya Offset, Bandungn Obor Indonesia.

Narwoko, J Dwi. Dan Bagong Suyanto. 2010. Sosiologi : Teks Pengantar dan
Terapan. Jakarta: Prenada Media Grup

Piliang, Yasraf Amir. 2003. Hipersemiotika: Tafsir Cultural Studies atas Matinya
Makna. Yogyakarta: Jalasutra

Ritzer, George, Douglas J. Goodman. 2014. Teori Sosiologi Modern Edisi ke-7.
Jakarta: Kencana Prenada Media Grup

98

Universitas Sumatera Utara


Sarup, Madan. 2008. Postrukturalisme dan Posmodernisme. Yogyakarta
danBandung: Jalasutra

Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo


Persada

Sugiyono. 2009 . Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif. Bandung : Alfabeta

Sugiyono. 2015. Cara Mudah Menyusun: Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Bandung:
Penerbit Alfabeta

Sumber Internet:

e-journal “Acta Diurna” Volume VI. No. 1. Tahun 2017

(https://glosarium.org/kata/index.php/term/pengetahuan,54557-role-model-
adalah.xhtml diakses pada tanggal 24 februari 2018 pukul 17:55 WIB)

(http://digilib.unila.ac.id/740/3/BAB%20II.pdf diakses 24 februari 2018 pukul


18.00 WIB)

(https://journal.sociolla.com/bjglossary/beauty-vlogger/ diakses 24 februari pukul


18.04 WIB )

https://yolagani.wordpress.com/2007/11/18/representasi-dan-media-oleh-stuart-
hall/ diakses 26 februari pukul 10.05 WIB

"Role model". Dictionary.com. Random House, Inc. 2013. Retrieved 25


January 2014. Diakses pada 26 februari pikul 10.08 WIB

https://media.neliti.com/media/publications/93363-ID-pengaruh-konten-vlog-
dalam-youtube-terha.pdf. diakses pada 29 februari pukul 08.12WIB

http://digilib.unila.ac.id/740/3/BAB%20II.pdf. Diakses pada 29 februari pukul


08.15 WIB

99

Universitas Sumatera Utara


http://eprints.uny.ac.id/22542/3/BAB%20II.pdf. Diakses pada tanggal 29 februari
pukul 08.42 WIB

http://eprints.uny.ac.id/53700/3/BAB%20II%2013413244007.pdf. Diakses pada


tanggal 29 februari 09.00 WIB

https://media.neliti.com/media/publications/93363-ID-pengaruh-konten-vlog-
dalam-youtube-terha.pdf. Diakses pada tanggal 22 maret 14.00 WIB

100

Universitas Sumatera Utara


Lampiran:

1. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan

menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen baik dokumen tertulis,

gambar, maupun elektronik. Dokumen-dokumen yang dihimpun dipilih

sesuai dengan tujuan dan fokus masalah yang digunakan untuk

mendukung metode-metode lainnya. Adapun foto-foto yang terkait

meliputi gaya yang ditampilkan oleh para mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Foto : penampilan informan pada saat berada dikampus dengan mengenakan gaya yang swag
terinspirasi dari Rachel Goddard

101

Universitas Sumatera Utara


Foto : penampilan mahasiswi FISIP USU yang fashionable

Foto : sekelompok mahasiswi yang berpenampilan fashionable

Foto : salah satu mahasisiwi FISIP yang berpenampilan sangat stylish

102

Universitas Sumatera Utara


Foto : mahasiswi yang berpenampilan menarik

Foto : Mahasiswi yang mengaplikasikan make-up


terinspirasi dari Abel Cantika

Foto : penampilan mahasiswi saat berada di


lingkungan kampus

103

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai