SKRIPSI
Oleh:
KHAIRUN NISA
151301057
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
ii
ABSTRAK
Fear of Missing Out (FoMO) ialah perasaan takut, khawatir dan cemas yang
muncul karena pemikiran pengalaman dan pembicaraan orang lain lebih penting.
FoMO dapat mengakibatkan terganggunya atensi seseorang dalam berbagai
kegiatan termasuk proses belajar. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran
FoMO terhadap atensi dalam proses belajar. Subjek adalah mahasiswa Fakultas
Psikologi Universitas Sumatera Utara lahir pada tahun 2000-2001 sebanyak 50
orang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan Skala FoMO oleh
Przybylski (2013) dan pengukuran atensi dengan subtes Stroop Tes. Analisa data
dilakukan dengan metode analisis regresi linear. Pada penelitian ini diperoleh
hasil signifikansi yaitu 0.789 yang artinya p<0.05. Hasil ini menunjukkan bahwa
FoMO tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap atensi.
iii
ABSTRACT
Fear of Missing Out (FoMO) is a feeling of fear, worry and anxiety that arises
because of the thought that events, experiences and conversations by others are
more satisfying so that they have the drive to be constantly connected with social
media which results in disruption of one's attention in various activities including
the learning process. This study aims to look at the effect of FoMO on attention in
the learning process. Subjects were 50 students from the Faculty of Psychology,
University of North Sumatra, born in 2000-2001. The method used in this
research is quantitative research methods. Data collection was performed using
the FoMO Scale by Przybylski (2013) and attention measurement with the Stroop
Test sub-test. Data analysis was performed using linear regression analysis
method. In this study the significance results obtained are 0.789. These results
indicate that fear of missing out is not a predictor that significantly influences
attention in the learning process.
iv
peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Peran Fear Of Missing Out
Utara dalam Proses Belajar” pada Mata Kuliah Skripsi di Fakultas Psikologi
kendala dan hambatan. Terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi
perhatian dan pertolongan. Terima kasih kepada orang tua tercinta peneliti, yakni
Ibu Nur Idayati, S.PdI atas pengorbanannya seorang diri membesarkan peneliti
memaafkan peneliti atas segala kesalahan selama menjadi anak. Kepada abangda
Muhammad Ihsan dan kakak Ade Ramadhani terimakasih telah menjadi saudara
yang selalu mendukung. Semoga keluarga peneliti selalu dalam lindungan dan
Peneliti juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
2. Ibu Filia Dina Anggaraeni, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
kepada peneliti mulai dari awal sampai akhir masa perkuliahan serta pada
lakukan dan tetap membalas dengan kebaikan. Tanpa kalian peneliti tidak
akan mencapai titik ini, terimakasih banyak. Mohon tetap berada disisi.
8. Gina (Stephnie Regina) yang paling cantik sedunia (kata Khairun Nisa),
vi
9. Aulia Dewi, Mhd Alfarabi Hsb, Rosa Linanasmi dan Dedy Harahap
dan Kristanto belum banyak waktu yang telah kita lalui bersama tetapi
mengisi hari-hari.
11. Psibara, terimakasih sudah mewarnai kisah perkuliahan ini dan memberikan
13. Semua pihak yang terlibat baik bantuan ataupun saran, terimakasih. Kalian
Medan,
Peneliti
vii
ABSTRACT ................................................................................................................ iv
BAB I ............................................................................................................................ 1
viii
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 57
B. Saran .................................................................................................................... 57
1. Saran metodologis ........................................................................................ 57
2. Saran Praktis ................................................................................................. 58
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. ix
ix
PENDAHULUAN
merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
didik melalui proses pembelajaran. Dalam pasal 4 dijelaskan bahwa salah satu
2003). Penilaian suatu kegiatan belajar mengajar dinilai melalui kinerja prosesnya
dapat dilihat dari prestasi akademik yang dicapai (Chairiyati, 2013). Hasil belajar
atau Indeks Prestasi (IP) merupakan salah satu hal yang sangat penting dimiliki
belajar yang tinggi (Mulyana & Puspitadewi, 2013). Beberapa faktor yang
1
Universitas Sumatera Utara
2
berpengaruh terhadap motivasi belajar dan hasil belajar adalah cita-cita, kapasitas
kemampuan berpikir, dan imajinasi (Dimyati & Mudjiono, 2006). Atensi berperan
peran penting dalam proses belajar, karena bisa mempertahankan fungsi kognitif
yakni memori, bahasa dan fungsi eksekutif. Atensi juga berperan dalam
Atensi, minat, dan motivasi merupakan faktor-faktor yang ada pada setiap
maksimal sulit tercapai bila ketiga faktor tersebut tidak optimal (Surya, 2009).
pembelajaran adalah gangguan teman sebangku, tidak tenang dan tidak bisa
menuntaskan tugas dengan baik, melamun dan tidur di dalam kelas, tidak
bermain gawai serta tidak aktif dalam proses pembelajaran (Mulyana et al., 2013).
selama kelas berlangsung, dan membuka hal yang tidak terkait dengan pelajaran,
padahal ini tentu mengganggu dan mengalihkan atensi saat mempelajari materi
pada gawai mereka hampir sepanjang hari. Oleh karena itu, mereka cenderung
memeriksa gawai secara teratur terutama media sosial mereka (Hato, 2013).
komunikasi aktif dengan orang lain dan memudahkan dalam mengakses informasi
seseorang. Selain itu media sosial menarik karena memiliki fungsi untuk
Wegmann, Stodt, Brand, & Chamarro, 2017). Hal ini menyebabkan media sosial
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam banyak hal pada kehidupan, bahkan
Fear of Missing Out (FoMO). FoMO adalah ketakutan seseorang akan kehilangan
kesempatan sosial yang mendorong untuk selalu terkoneksi secara terus menerus
dengan orang lain dan mengikuti berita terbaru tentang segala sesuatu yang orang
takut, cemas dan khwatir yang muncul tersebut membuat seseorang tidak mampu
untuk menguasai lingkungan, menjalin relasi positif dengan orang lain dan
Seseorang yang memiliki tingkat fomo yang tinggi akan cemas, khawatir
berlebihan dan menganggap orang lain yang sedang melakukan kegiatan lebih
apayang orang lain lakukan. FoMO juga didefiniskan sebagai rasa takut akan
2011). FoMO ditandai dengan adanya keinginan untuk terus terhubung dengan
apa yang orang lain lakukan melalui berbagai media, salah satunya dengan
terhubung dengan internet dan media sosial. (Wolniewicz, Tiamiyu, Weeks, &
akan malu jika mengalaminya, sehingga tidak ada yang mau mengakui jika
mengalami FoMO. Namun, hidup di masyarakat saat ini hampir tidak mungkin
untuk tidak mengalami FoMO kecuali berada pada peradaban asing karena segala
kegiatan dapat dilakukan dengan mengakses media sosial (Abel, Buff, & Burr,
2016).
tingkat FoMO seseorang maka akan semakin besar ketertarikan mereka dalam
menggunakan media sosial (Al-Menayes, 2016). Selain itu, semakin tinggi tingkat
FoMO yang dimiliki oleh seseorang (Buglass, Binder, Betts, & Underwood,
2017). Seseorang yang memiliki level FoMO yang tinggi akan memiliki
keinginan untuk tersambung melalui media sosial, dan penggunaan media sosial
tersebut juga dapat memicu atau meningkatkan level FoMO yang dimiliki,
rentang usia 20-24 tahun, yaitu sebesar 88,5%. Lalu bila dilihat dari segi
digunakan untuk mengakses konten dari media sosial, yaitu sebesar 97,4% atau
sebesar 192,7 juta jiwa (APJII, 2018). Menurut survei oleh JWT Intelligence
(2012), sekitar 40% individu dari 12-67 tahun mengatakan bahwa media sosial
mendengar tentang FOMO. Setelah FOMO dijelaskan dalam penelitian ini, 70%
dari milenium dewasa (18-34 tahun) mengatakan mereka bisa sepenuhnya atau
sosial. Lalu ditemukan sebanyak 36 (10,5%) dari 343 subjek mengalami FoMO
temannya, apalagi jika dirinya tidak diajak dalam pertemuan tersebut (Fathadhika
dikelas sembari memainkan gawai untuk mengecek pesan pribadi atau sekedar
melihat media sosial. Kecemasan juga terjadi didukung oleh wawancara dengan
berikut:
“Kalau sering gak main hp kan kita jadi kayak ketinggalan gitu
kak. Nanti pas ketemu kawan, mereka cerita apa kita jadi kayak
gatau apa-apa, makanya megang hp terus liat-liat takut
ketinggalan kan bekawan pun gak tersudutkan jadinya”
(Komunikasi Personal, 8 April 2019)
“Sekarang kan semua orang harus upload ini itu kak, kalau ga
nanti dibilang ga gaul atau jadi bahan bicaraan belum lagi
kesannya kita gatau apa apa yang terjadi sama kawan, masa kita
bekawan gatau kawan kita update-annya kan”
(Komunikasi Personal, 8 April 2019)
media sosial dan selalu dapat melihat hal-hal yang terlewatkan yang dapat
mudah tersinggung, merasa lebih tidak memadai, memiliki atensi yang rendah
dalam beraktivitas, dan memiliki harga diri yang lebih rendah untuk sementara
setelah melihat media sosial (Abel, Buff, & Burr, 2016). Bagi mahasiswa tahun
pertama aktif muncul dan menjaga ketenarannya dalam media sosial sangatlah
penting, karena mereka akan merasa tidak menjadi bagian dari “kaumnya” dan
komunikasi sosial antar mereka lebih besar di media sosial (Wegmann, Oberst,
Stodt, & Brand, 2017). FoMO memiliki pengaruh terhadap munculnya gangguan
seperti peningkatan stres dan penurunan tidur, penurunan nilai akademik dan
bersosialisasi juga merupakan hal yang penting, guna meningkatkan menjadi diri
berada pada periode remaja akhir dan memasuki periode perkembangan dewasa
awal dengan rentang usia 18 – 24 tahun (Newman & Newman, 2006). Beberapa
“Kadang jadi harus baca lagi karena kan dikelas main hp, pernah
pas main hp aja tiba tiba ujian jadi benar satu aja padahal sepuluh
soal hahahah”
(Komunikasi Personal, 8 April 2019)
baru, harapan-harapan sosial baru dan memainkan peran baru secara mandiri, baik
mandiri secara ekonomi maupun mandiri dalam membuat keputusan. Selain itu,
masa dewasa awal merupakan masa yang dianggap penuh berbagai masalah dan
menjadi individu yang lebih dewasa dan matang , dapat dilakukan dengan salah
satu wadah yaitu media sosial. Namun di sisi lain, penggunaan media sosial pun
Atas dasar fenomena dan data diatas peneliti tertarik untuk melakukan
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat peran Fear
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran Fear of Missing
dan praktis.
proses belajar.
FoMO terhadap atensi dalam proses belajar sehingga pihak dosen dan
meningkatkan atensi.
BAB I : Pendahuluan
LANDASAN TEORI
membawa dampak positif atau pun negatif.Ia berpendapat seseorang yang tertambat
dengan teknologi akan selalu berusaha untuk selalu terhubung melalui teknologi
seseorang telah membuat keputusan terbaik dalam hidupnya. FoMO dapat dianggap
sebagai sifat disposisi dalam hal karakteristik individu yang relatif stabil dan
berbagi dan memiliki pengalaman yang dirasa bermanfaat pada orang lain telah
seluler. Oleh karena itu, seringnya penggunaan aplikasi komunikasi internet juga
dapat memicu atau meningkatkan aspek FoMO yang merujuk secara khusus pada
11
Universitas Sumatera Utara
12
tidak terlibat secara langsung sehingga menyebabkan individu berusaha untuk tetap
terhubung dengan apa yang orang lain lakukan melalui media dan internet. Secara
menarik di luar sana dan atau takut dianggap tidak eksis dan up to date.
seseorang bahwa orang lain mungkin melakukan pengalaman memuaskan, hal ini
kehilangan, stres, dan merasa jauh jika tidak mengetahui peristiwa penting individu
atau kelompok lain. Hal ini didasarkan pada pandangan determinasi sosial bahwa
sehingga mengakibatkan akan harus selalu terhubung (Stead & Bibby, 2017).
Media sosial memberikan jalan kepada individu untuk membiarkan individu lain
diri individu dan ketika individu lain melihat persepsi yang dimunculkan, hal
bagian dalam pengalaman orang lain dan berbagi pengalaman dengan orang lain
takut, khawatir dan cemas yang muncul karena pemikiran bahwa kejadian,
pengalaman dan pembicaraan yang dilakukan oleh orang lain lebih memuaskan
sehingga memiliki dorongan untuk senantiasa terkoneksi dengan media sosial serta
merasa penting untuk mengetahui berbagai pengalaman orang lain agar merasa
dan Gladwell (2013) sebagaimana di atas maka aspek-aspek dari FoMO adalah
sebagai berikut:
Keadaan emosional yang timbul pada seseorang yang merasa terancam, cemas
ketika sedang terhubung atau tidak dengan suatu kejadian, pengalaman atau
percakapan dengan orang lain lalu selalu mencek media sosial. Hal ini juga
secara online dan merasa penting bagi orang lain mengetahui kegiatan yang
dilakukan olehnya.
lain.
Perasaan yang timbul saat menemukan bahwa orang lain mengalami peristiwa
bertemu dengan mereka. Hal ini ditandai dengan kegiatan selalu menyaksikan
hal yang dibagikan oleh orang lain secara online agar tetap merasa bagian dari
orang tersebut.
c. Keinginan untuk tetap terhubung dengan apa yang orang lain lakukan.
percakapan dengan orang lain sehingga individu akan selalu mencek gawai
miliknya.
adiktif dan sangat berkorelasi dengan FoMO. Dari hasil penelitian tersebut,
sebanyak 7,6% terjadi pada remaja yang lahir pada tahun 2000-2001.
memiliki fokus intera ksi sosial dan koneksi antar satu sama lain terjadi di
c. Motivasi
Weinstein, 2013)
2.2 Atensi
terdapatnya jiwa di dalam diri kita dalam pengamatan, pengertian dan juga
sebagainya dan mengenyampingkan yang diluar hal tersebut (Lund, 2011). Atensi
adalah fokus dan konsentrasi dari usaha mental yang biasanya menghasilkan
kesadaran oleh rangsangan sensorik eksternal, yang ditangkap melalui panca indra
atau pengalaman yang menggunakan upaya mental (Styles, 2005). Atensi ialah
informasi lain agar diproses (Smith & Kosslyn, 2014). William James dalam
dalam bentuknya yang jelas dan terpilah-pilah, terhadap sesuatu yang berasal dari
apa yang serentak merupakan objek-objek sekaligus rangkaian pikiran yang tepat,
yang berarti atensi merupakan penarikan diri dari hal-hal lain agar dapat berurusan
Berdasarkan gagasan diatas dapat disimpulkan bahwa atensi ialah cara aktif
seseorang dalam memproses sejumlah informasi yang terbatas dari sejumlah besar
informasi yang disediakan oleh indra, memori yang tersimpan oleh proses kognitif
yang lain serta secara sadar menghiraukan informasi lain untuk diproses oleh
kognitif.
anatomi otak yang berhubungan dengan tiga aspek berbeda dari atensi, yaitu alerting,
seseorang yang memfokuskan atensinya pada suatu hal atau objek dapat lebih
tersebut. Selain itu, seseorang yang menaruh atensi pada suatu hal atau objek
akan mempunyai waktu reaksi yang lebih baik terhadap suatu hal atau objek
tersebut
Atensi membantu menyeleksi informasi yang paling relevan dengan kita pada
Faktor Stimulus, Secara umum stimulus akan lebih mudah menarik perhatian
kuat suatu stimulus berbeda dengan stimulus lain (yang lemah), stimulus kuat
c) Size : stimulus yang ukurannya beda lebih menarik perhatian ( luar biasa
Faktor Individu
Mahasiswa masa ini sudah mengenal internet dan telah menggunakannya dalam
keseharian bahkan terlahir pada saat teknologi semakin berkembang pesat (Wegmann
et al., 2017). Mereka sudah mengenal dan sudah berpengalaman dengan gadget,
smartphone dan kecanggihan teknologi lainnya ketika usia mereka yang masih dini
(Budiati & Susianto, 2018). Namun, Cherenson (2015) mendapati hasil survei
jam dalam sehari untuk menghabiskan waktu pada media sosial, guna tetap terhubung
Menurut Bell Gredler (dalam Subyarata, 2018) belajar ialah proses memperoleh
berbagai kompetensi, sikap dan keterampilan. Proses yang dilalui sangat penting
dalam mencapai hasil belajar yang maksimal. Dalam proses belajar memiliki
perhatian (atensi) yang maksimal penting untuk mencapai hasil belajar yang juga
informasi yang terbatas dari sejumlah besar informasi yang disediakan oleh indra ,
memori yang tersimpan dan oleh proses kognitif lain (Sternberg & Wagner, 1999).
Atensi yang memiliki peran penting dalam proses belajar merupakan hal yang
Permasalahan yang sering terjadi saat belajar ialah penggunaan gawai saat didalam
kelas maupun dalam proses belajar. Dalam proses belajar namun sembari
pendektesian sinyal). Teori ini melibatkan cara kita mendeteksi stimuli yang
melibatkan empat kemungkinan hasil terkait hadir atau tidaknya stimulus dan
terdeteksi. Saat kita menggunakan gawai dalam proses belajar secara tidak sadar alam
bawah kita akan melakukan pendeteksian mana yang lebih penting bagi diri belajar
atau mengecek apa yang terjadi pada gawai tersebut. (Sternberg R. J., 2008).
perguruan tinggi (Alt, 2015). Pada saat belajar manusia menggunakan atensi visual
yang berpengaruh terhadap hasil belajar yang dimiliki.Perubahan fungsi biokimia dan
fisiologis memengaruhi tingkat kinerja kognitif. Folkard & Monk (1978) dan Folkard
berpendapat bahwa belahan kiri otak, dominan pada jam-jam pagi, mengontrol
pandangannya belahan otak kanan dominan selama jam-jam sore dan bertanggung
memori jangka panjang organisasi. Karya Natale & Lorenzetti (1997) dan Perri &
pendek dan jangka panjang. Morton & Kershner (1985) mengemukakan bahwa
kemampuan dan bakat seseorang berada di otak belahan kanan, karena kemampuan
individu untuk meningkatkan fungsi atensi pada kogntifnya lebih meningkat pada
Dalam pengukuran tingkat atensi dapat dilakukan dengan Stroop Test. Pada
Attention (DA) dan Selective Attention pada individu melatih Davided Attention (DA)
Attention adalah situasi saat seseorang memantau atau memperoleh banyak informasi
berrespon terhadap setiap pesan sesuai dengan respon yang diharapkan setiap pesan
tersebut. Pada saat belajar sambil bermain gawai atensi yang dimiliki akan terbagi
Putra (2017) melakukan penelitian FoMO pada 450 mahasiswa tahun awal
dengan hasil semakin tinggi FoMO seseorang makin rendah kesejahteraan psikologi
seseorang. Individu akan lebih tertarik dan terikat pada aktivitas orang lain. Dalam
fenomena FoMO akan menimbulkan perasaan kehilangan, stres, dan merasa jauh jika
tidak mengetahui peristiwa penting individu atau kelompok lain. (Przybylski &
Weinstein, 2013). Seseorang yang memiliki FoMO dengan nilai yang tinggi akan
merasakan yang terpenting dalam hidupnya ialah ia tetap mengetahui berbagai hal
yang terjadi dengan orang lain dengan begitu akan menjadi bagian yang ia ikuti.
(Oberst, Wegmann, Stodt, Brand, & Chamarro, 2017). Hal ini juga terjadi dengan
beberapa mahasiswa Fakultas Psikologi USU yang meras bahwa kalau mereka tidak
mengikuti kegiatan atau beberapa trend yang terjadi disekitar akan menjadi yang
diantara keduanya, maka hipotesa penelitian ini adalah terdapat peran FoMO terhadap
atensi pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara dalam proses
belajar.
METODE PENELITIAN
(pengujian hipotesis) dan membuat setiap kesimpulan hasil yang di peroleh pada
perubahan nilai variabel dependen ketika salah satu atau sebagian variabel
variabel utama dalam penelitian dan fungsi masing-masing dalam setiap hipotesis
23
Universitas Sumatera Utara
24
Fear of Missing Out (FoMO) ialah perasaan takut, khawatir dan cemas
yang dilakukan oleh orang lain lebih memuaskan sehingga memiliki dorongan
3.3.2 Atensi
yang terbatas dari sejumlah besar informasi yang disediakan oleh indra, memori
yang tersimpan oleh proses kognitif yang lain serta secara sadar menghiraukan
informasi lain untuk diproses oleh kognitif, dalam proses belajar hanya
Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi
benda, hal, atau orang tempat data untuk variabel penelitian melekat, dan yang
sebagai berikut:
peneliti dapat digunakan, jika dilihat orang yang kebetulan ditemui memiliki
kriteria yang cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2012). Dalam penelitian ini
Variabel ini diukur dengan skala FoMO oleh Przybylski et al (2013) yang
telah diadaptasi ke Bahasa Indonesia oleh Angga Dwi Putra (2017). Przybylski
Indonesia oleh Angga Dwi Putra (2017) dengan nilai reliabilitas sebesar 0,790
Pada penelitian ini, semakin tinggi skor total FoMO yang diperoleh
individu, semakin tinggi pula tingkat FoMO individu dan sebaliknya. Skala
yang digunakan pada penelitian ini adalah skala FoMO diadaptasi dari alat
ordinal.
Nomor
Aspek Indikator Jumlah Persentase
Item
Selalu
Ketakutan dan membagikan dan
kecemasan akan mengabadikan
kehilangan momen kejadian , 1,2,8 3 30%
berharga dari pengalaman atau
individu. percakapan diri
sendiri.
Ketakutan dan
Menyaksikan
kecemasan akan
suatu kejadian dan 4, 5, 7,
kehilangan momen 4 40%
pengalaman pada 10
berharga dari
kelompok lain
kelompok lain.
Keinginan untuk Terhubung suatu
tetap terhubung kejadian dan
3,6, 9 3 30%
dengan apa yang percakapan pada
orang lain lakukan. orang lain
Total 10 100%
Atensi
warna, kata dan jumlah kata. Contohnya ialah dengan menyajikan kata
warnanya. Kedua kalimat yang tertera lalu ketiga mencari kalimatnya. Berikut
saya. Hari ini kita akan melaksanakan kegiatan menyenangkan, untuk babak
pertama tugas kamu menyebutkan warna tulisan pada layar tanpa menghiraukan
kata yang tertera. Kita latihan terlebih dahulu.Kita mulai 1 2 3.”Lalu berlanjut ke
babak ke 2.“Pada babak kedua tugas kamu menyebutkan kata pada layar tanpa
1. Whiteboard
2. Proyektor
3. Laptop
4. Kursi
6. Alat ukur berupa kuesioner yang berisi aitem-aitem dari Fear of Missing
Out
tata cara, dan resiko penelitian yang harus disepakati oleh pihak subjek
penelitian.
penelitian.
1. Skala FoMO
Validitas alat ukur adalah sejauh mana skala tersebut dapat menghasilkan
data yang akurat dan cermat sesuai dengan tujuan ukurnya. Suatu tes atau
ukur tersebut menghasilkan data yang relevan dengan tujuan pengukuran (Azwar,
2018). Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas tampang
(face validity. Validitas tampang berusaha dicapai dengan penyajian alat ukur
yang rapi dan jelas. Alat ukur akan disajikan di kertas A4 dalam bentuk booklet
1. Persiapan penelitian
Proses pembuatan alat ukur dimulai dengan meminta izin dengan pemilik
alat ukur serta menghubungi peneliti sebelumnya yang telah mengadaptasi alat
b. Pengurusan izin
Setelah alat ukur selesai, selanjutnya peneliti harus mengurus izin untuk
melakukan penelitian terkait subtes. Peneliti akan mengurus surat izin ruangan
untuk pengambilan data dari pihak fakultas, apabila pihak fakultas memberikan
izin maka peneliti dapat melanjutkan pengambilan data di salah satu ruangan
tersebut.
c. Penentuan sampel
yaitu mahasiswa fakultas psikologi dengan kelahiran pada tahun 2000-2001, yang
2. Pelaksanaan penelitian
untuk memprediksi seberapa jauh perubahan nilai variabel dependen ketika salah
satu atau sebagian variabel doposisikan sebagai prediktor bagi variabel yang lain
(Azwar, 2018). Uji hipotesis untuk data prediktif menggunakan analisis regeresi
metode analisis data dengan analisis regresi, perlu dilakukan uji asumsi terlebih
analisa data.
Fakultas Psikologi USU, dengan berjenis kelamin perempuan dan laki-laki yang
lahir pada tahun 2000 dan 2001. Total responden berjumlah 50 orang.Sebelum
dilakukan analisa data lebih lanjut, berikut gambaran umum dari responden
penelitian.
Tabel 4.1.
Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
orang (58%).
46
Universitas Sumatera Utara
47
Tabel 4.2
Gambaran Responden Berdasarkan Tahun Lahir
Tahun Lahir Jumlah (N) Persentase (%)
2000 25 50%
2001 25 50%
Total 50 100%
tahun lahir memiliki jumlah yang hampir setara yaitu,responden yang lahir pada
tahun 2000 sebanyak 24 orang (48%), sedangkan responden yang lahir pada tahun
26 orang (52%).
per hari
Tabel 4.3
Gambaran Responden Berdasarkan Intensitas Menggunakan Sosial
Media
Dalam skala FoMO terdapat 10 item. Model skala yang digunakan adalah
skala Likert dengan rentang nilai 1-5. Adapun skor minimum yang bisa
diperoleh untuk skala FoMO adalah 10 dan skor maksimalnya adalah 50. Hasil
Tabel 4.4
Perbandingan Data Hipotetik dan Empirik FoMO
standart deviasi sebesar 7.5 serta mean empirik yaitu sebesar 30.36 dengan
subtes memiliki skor 0-1, adapun skor minimum yang bisa diperoleh untuk
Perhitungan nilai hipotetik dan empirik untuk variabel atensi dapat dilihat pada
tabel 4.5.
Tabel 4.5
Perbandingan Data Hipotetik dan Empirik Atensi
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa mean empirik atensi sebesar 20.06 dengan
standart deviasi sebesar 3.285 serta mean hipotetik yaitu sebesar 12.5 dengan
berikut:
Tabel 4.6
Norma Kategorisasi FoMO
Tabel 4.7
Kategorisasi FoMO
memiliki FoMO dalam kategori sedang yaitu sebanyak 34 orang dan sebanyak 9
orang berada pada kategori tinggi. Sementara sisanya, 7 orang berada dalam
kategori rendah.
b. Kategorisasi Atensi
Tabel 4.8
Norma Kategorisasi Atensi
Tabel 4.9
Kategori Skor Atensi
Rentang Nilai Kategori Atensi Jumlah Persentase (%)
X> 12.5 Tinggi 42 84%
8.5≤ X <12.5 Sedang 8 16%
X <8.5 Rendah 0 0%
Jumlah 50 100%
sisanya, 8 orang berada dalam kategori sedang dan tidak ada yang berada
Sebelum melakukan uji analisis regresi perlu dilakukan uji normalitas dan
uji linearitas (Sugiyono, 2012). Apabila data tidak normal dan linear maka analisis
regresi tidak dapat dilakukan.Berikut adalah hasil uji normalitas dan uji linearitas
a. Uji Normalitas
berasal dari populasi yang berdistribusi secara normal. Uji normalitas dilakukan
menggunakan uji Shapiro-wilk, uji ini bekerja sangat baik jika setiap nilai bersifat
unik dan independen serta biasanya digunakan untuk sampel kecil (Widhiarso,
2012).Data pada penelitian ini akan dikatakan tersebar secara normal apabila
memiliki nilai p > 0.05.Hasil uji normalitas dalam penelitian ini dapat dilihat dari
Tabel 4.10.
Tabel 4.10
Hasil Uji Normalitas
adalah 0.459 dan nilai signifikansi untuk variabel atensi adalah 0.010.Berdasarkan
data yang diperoleh, nilai signifikansi masing-masing variabel p > 0.05, maka
b. Uji Linearitas
membentuk garis linear atau tidak yakni FoMO dengan atensi mempunyai garis
yang linear atau tidak secara signifikan.Data yang linear berarti FoMO memiliki
tergantung (atensi) apabila memiliki nilai p < 0.05 untuk linearity dan p > 0.05
untuk deviation from linearity.Hasil uji linearitas dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.11
Hasil Uji Linearitas
sehingga uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis regresi linear
regresi linear dengan bantuan SPSS 22.0 for windows.Hasil uji statistik yang
Tabel 4.12
Pengaruh FoMO terhadap Atensi
F Sig.
0.072 0.789
Berdasarkan tabel 4.12 dapat dilihat bahwa nilai F = 0.072, p = 0.789 yang
berarti p > 0.05. Hal ini berarti hasil model regresi ini secara siginifikan tidak
seberapa besar pengaruh FoMO terhadap atensi ditunjukkan melalui tabel berikut.
Tabel 4.13
Koefisien Determinan (R Square)
Square) dari pengaruh FoMO terhadap atensi mahasiswa psikologi adalah sebesar
atensi. Kemudia n, sisanya sebesar 61% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar
penelitian ini.
4.2 Pembahasan
garis regresi bernilai negatif yang berarti bahwa jika FoMO mengalami kenaikan
maka atensi mengalami penurunan. Hal ini kurang sesuai dengan penelitian yang
telah dilakukan oleh (Baker, Krieger, & LeRoy, 2016) yang menemukan bahwa
seseorang yang mengalami FoMO akan mengalami penurunan kualitas tidur dan
bahwa peran yang rendah pada FoMO dengan atensi. Semakin tinggi FoMO
belum tentu semakin rendah atensi yang dimiliki pada mahasiswa. Hasil analisis
data juga menemukan bahwa besaran peran FoMO terhadap atensi adalah sebesar
39%, sementara sisanya 61% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar penelitian
ini.
pengaruh negatif dengan atensi. Hal ini sesuai hipotesis penelitian yaitu terdapat
hubungan negatif antara FoMO dengan atensi pada mahasiswa fakultas psikologi
Universitas Sumatera Utara, semakin tinggi FoMO maka atensi akan semakin
rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara FoMO dengan
pembahasan kali ini akan membahas dua variabel yang berada dalam penelitian
Fear of Missing Out (FoMO) ialah perasaan takut, khawatir dan cemas yang
dilakukan oleh orang lain lebih memuaskan sehingga memiliki dorongan untuk
dalam kategori sedang. Hal ini dapat dilihat dari hasil keseluruhan yaitu sebanyak
berada dalam katagori tinggi dan yang berada dalam katagori rendah sebanyak 7
mahasiswa.
mengenai intensitas menggunakan media sosial. Hal ini dapat dilihat dari hasil
waktu 1-2 jam , sebanyak 8 orang menggunakan media sosial dalam jangka waktu
tinggi tidak memiliki banyak teman dekat. Individu yang memiliki FoMO tinggi
memperhatikan kegiatan orang lain. (Hetz, Dawson, & Cullen, 2015). Hal ini
sejalan dengan penelitian Ryff (2015) yang menemukan bahwa seseorang yang
memiliki FoMO cenderung tidak memiliki relasi positif. Seseorang yang memiliki
relasi positif dengan orang lain diartikn dengan kedalaman hubungan yang
dimiliki seserang dengan orang lain. Seseorang yang memiliki relasi positif
dengan orang lain tidak sekedar berkomunikasi dan berelasi tetapi memiliki
hubungan yang hangat, memuaskan, dan saling percaya. Hasil ini menunjukkan
bahwa individu yang mengalami FoMO berusaha untuk terhubung dengan orang
lain namun tidak memiliki kedalaman, kehangatan, kepuasan dan rasa saling
Berdasarkan subtes Stroop Test yang telah dilakukan subjek penelitian banyak
mengalami kelemahan untuk fokus pada warna daripada kata. Kesalahan terbesar
ialah saat melihat kata dengan warna hitam. Saat melihat jenis kata yang
ritmik monoton akan terjadi adaptasi reseptor, terbiasa dengan tulisan dengan
warna hitam mengakibatkan individu lebih cepat merespon tulisan yang bewarna
hitam.
karena pengaruh berbagai jenis media sosial pada setiap orang memiliki peran
yang berbeda. Tidak mengontrol hal ini dapat mengakibatkan media sosial yang
melakukan subtes untuk mengontol rentang atensi, hal ini menyebabkan tidak
dalam penelitian ini hanya 50 orang yang termasuk kecil, sehingga hasil penelitian
Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan dan saran-saran yang berhubungan
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. FoMO tidak berperan positif dan signifikan terhadap atensi dalam belajar. Hal
ini berarti FoMO tidak mempengaruhi atensi dalam proses belajar seutuhnya.
2. Besaran peran FoMO terhadap atensi dalam proses belajar adalah sebesar
penelitian ini.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan hasil penelitian yang telah
dijabarkan, maka terdapat beberapa saran yang diusulkan oleh peneliti yaitu sebagai
berikut.
1. Saran metodologis
terhadap atensi sebesar 39% sedangkan sisanya 61% dipengaruhi oleh faktor-
57
b. Peneliti selanjutnya dapat melihat lebih jauh atensi dalam proses belajar sehari-
c. Peneliti selanjutnya dapat melihat perbedaan FoMO setiap individu lebih jauh
d. Penelitian ini menggunakan sampel dengan jumlah yang sedikit yaitu sebanyak
50 orang, yang berakibat penelitian ini tidak dapat digeneralisasi lebih luas.
2. Saran Praktis
Abel, J. P., Buff, C. L., & Burr, S. A. (2016). Social Media and the FoMO: Scale
(JBER). https://doi.org/10.19030/jber.v14i1.9554
Al-Menayes, J. (2016). The Fear of Missing out Scale : Validation of the Arabic
Anderson, M., & Jiang, J. (2018). Teens, social media & technology. Pew Research
Azwar. (2018). Metode Penelitian Psikologi Edisi II. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Beyens, I., Frison, E., & Eggermont, S. (2016). “I don’t want to miss a thing”:
Adolescents’ fear of missing out and its relationship to adolescents’ social needs,
ix
https://doi.org/10.1016/j.chb.2016.05.083
Buglass, S. L., Binder, J. F., Betts, L. R., & Underwood, J. D. M. (2017). Motivators
of online vulnerability: The impact of social network site use and FOMO.
Burke, M., Marlow, C., & Lento, T. (2010). Social network activity and social well-
https://doi.org/10.1145/1753326.1753613
https://doi.org/10.21512/humaniora.v4i2.3553
Chamarro Lusar, A. (2017). Fear of Missing Out, online social networking and
Profession. https://doi.org/10.24198/jpsp.v2i3.18741
Mahasatya
Milyavskaya, M., Saffran, M., Hope, N., & Koestner, R. (2018). FoMO: prevalence,
https://doi.org/10.1007/s11031-018-9683-5
https://doi.org/10.26740/jptt.v3n2.p103-112
Oberst, U., Wegmann, E., Stodt, B., Brand, M., & Chamarro, A. (2017). Negative
xi
https://doi.org/10.1016/j.adolescence.2016.12.008
Przybylski, A. K., & Weinstein, N. (2013). Can you connect with me now? How the
https://doi.org/10.1177/0265407512453827
Hill.
Mahasatya.
Pustaka Pelajar.
Stead, H., & Bibby, P. A. (2017). Personality, fear of missing out and problematic
Behavior. https://doi.org/10.1016/j.chb.2017.08.016
xii
Sugesti, H., Amrullah, J. F., & Natalia, V. (2017). Gambaran Faktor yang
Wegmann, E., Oberst, U., Stodt, B., & Brand, M. (2017). Online-specific FoMO and
https://doi.org/10.1016/j.abrep.2017.04.001
Wolniewicz, C. A., Tiamiyu, M. F., Weeks, J. W., & Elhai, J. D. (2018). Problematic
smartphone use and relations with negative affect, FoMO, and fear of negative
xiii
https://doi.org/10.1016/j.psychres.2017.09.058
https://doi.org/10.17977/um027v2i12017p10
xiv
xv
FAKULTAS PSIKOLOGI
2019
xvi
Dengan hormat,
Hormat saya,
Peneliti
Khairun Nisa
xvii
Nama : _______________________
Usia : _______________________
Angkatan : _______________________
TTL : _______________________
□ 1 – 2 jam / hari
□ 3 – 4 jam / hari
□WA □Instagram
□Twitter □Facebook
□Telegram □Tinder
□Line □dll
□dll ________________________
□ 1 – 4 orang
□ 4 – 8 orang
□ >10 orang
xviii
PILIHAN JAWABAN
NO PERNYATAAN STS TS CS S SS
PILIHAN JAWABAN
NO PERNYATAAN STS TS CS S SS
Penting: Tidak ada jawaban yang benar/salah atau baik/buruk. Tulis dan plih
jawaban dengan jujur dan sesuai dengan kenyataan Anda yang sesungguhnya.
= SELAMAT MENGERJAKAN =
xix
TERIMAKASIH
xx
xxi
aitem1 aitem2 aitem3 aitem4 aitem5 aitem6 aitem7 aitem8 aitem9 aitem10
subjek1 4 4 4 4 2 4 2 1 4 4 33
subjek2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 36
subjek3 4 4 3 1 3 2 4 3 4 4 32
subjek4 1 1 1 1 5 5 5 5 5 5 34
subjek5 3 4 3 3 5 5 2 5 2 4 36
subjek6 3 4 2 1 4 2 1 4 1 1 23
subjek7 3 3 2 2 2 2 2 4 3 1 24
subjek8 2 3 3 4 2 3 4 1 1 4 27
subjek9 3 2 2 3 2 4 2 3 3 3 27
subjek10 5 5 5 5 5 5 5 2 5 1 43
subjek11 4 3 5 3 2 3 5 2 5 4 36
subjek12 4 4 5 5 4 4 5 3 5 4 43
subjek13 2 4 4 4 5 5 5 3 3 2 37
subjek14 4 4 3 2 4 4 3 2 3 2 31
subjek15 2 2 3 4 5 4 4 1 4 2 31
subjek16 2 2 4 2 4 2 3 2 3 2 26
subjek17 2 2 2 1 5 4 4 4 3 2 29
subjek18 2 2 4 3 5 2 4 2 3 2 29
subjek19 3 1 1 3 4 2 4 3 3 2 26
subjek20 3 2 3 1 4 4 3 2 3 2 27
subjek21 1 1 1 4 5 4 2 2 2 4 26
subjek22 2 3 2 3 5 4 5 4 5 3 36
subjek23 2 2 3 3 5 3 3 3 3 2 29
subjek24 3 3 5 3 5 5 5 4 4 3 40
xix
xx
xxi
xxii
xxiii
xxiv
xxv
xxvi
REGRESI
xxvii
Cases
Descriptives
Median 30.00
Variance 80.929
Minimum 10
Maximum 50
Range 40
Interquartile Range 12
Median 15.50
Variance 45.244
Minimum 1
Maximum 24
xxviii
Interquartile Range 12
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
xxix
Model Summary
ANOVAa
Total 528.820 49
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
xxxi