Anda di halaman 1dari 11

STUDI EKSPLORASI KONDISI SOSIAL EKONOMI

KAUM WARIA DI SERAMBI MEKKAH

Disusun oleh :
NALYA HASVICHA
EVLIN VERNANDA
(nalyahasvicha45@gmail.com)

SMA NEGERI UNGGUL SUBULUSSALAM


Jl. Syech Hamzah Fansyuri, Desa Sikalondang
Tlp. 082297822546, 081361632374
E-mail : smanunggul_subulussalam@yahoo.co.id
KOTA SUBULUSSALAM-ACEH
2018
KATA PENGANTAR

Saya ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya kami telah
dapat menyelesaikan proposal penelitian dengan lancar. Selain itu, ada banyak orang yang
berkontribusi untuk terselesaikannya proposal penelitian kami ini. Pada bagian ini kami ingin
mengucapkan banyak terima kasih kepada pribadi-pribadi berikut :

1. Bapak Sukri, S.Pd, MM. Selaku kepala sekolah SMAN Unggul Subulussalam yang telah
memberi dukungan serta masukan pada proses pengerjaan proposal penelitian kami ini.
2. Bapak Syachri Ramadhan Pohan, S.Pd yang telah membimbing kami dengan sabar dalam
memberikan masukan pada proses pengerjaan proposal kami ini. Terima kasih atas
totalitas yang telah anda berikan kepada kami. Banyak pelajaran yang kami dapat dari
anda baik sebagai guru pembimbing maupun sebagai pribadi yang memotivasi.
3. Kak Candra Halim selaku penguji utama yang telah memberikan masukan yang sangat
substansial terhadap celah yang lalai menjadi perhatian kami. Lebih dari itu, secara
pribadi kami mengucapkan banyak terimaksih atas bantuan dan kepercayaan yang telah
anda berikan kepada kami.
4. Kak Arifin Marbun selaku penguji kedua yang telah memberikan saran dan masukan
dalam proses pengerjaan proposal penelitian kami. Terimakasih atas waktu dan
kesempatan yang anda berikan.
5. Untuk seluruh guru SMAN Unggul Subulussalam yang selama ini telah membina dan
membimbing kami. Terimakasih atas kesabaran dan totalitas yang telah anda sekalian
berikan kepada kami.
6. Untuk teman-teman dan seluruh warga SMAN Unggul Subulussalam, yang telah
mendukung penyusunan proposal penelitian ini sehingga dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.

Kami menyadari bahwa proposal penelitian ini jauh dari kata sempurna dan perlu pendalaman
lebih lanjut, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
kesempurnaan proposal penelitian ini.

Subulussalam, 11 Maret 2018

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

JUDUL
KATA PENGANTAR ..............................................................................................................i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................................1


1.1. Latar Belakang ....................................................................................................................1
1.2. Batasan Masalah ..................................................................................................................1
1.3. Rumusan Masalah ...............................................................................................................1
1.4. Tujuan Penelitian .................................................................................................................1
1.5. Manfaat Penelitian ...............................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................................3


2.1. Waria ...................................................................................................................................3
2.1.1. Jenis Kelamin dan Identitas Gender ..........................................................................3
2.1.2. Definisi Waria ............................................................................................................3
2.1.3. Waria di Dalam Lingkungan Masyarakat ...................................................................3
2.2. Aceh ....................................................................................................................................3
2.3. Subulussalam .......................................................................................................................5

BAB III METODE PENELITIAN ..........................................................................................6


3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ..............................................................................................6
3.2. Alat dan Bahan ....................................................................................................................6
3.3. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................................................6
3.4. Teknik Analisis Data ...........................................................................................................6
3.5. Desain Penelitian .................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat telah mengalami perkembangan yang pesat dalam
berbagai bidang, baik dari segi ilmu pengetahuan maupun teknologi. Namun perkembangan hal
tersebut tidak selalu menimbulkan dampak positif, bahkan adakalanya menimbulkan dampak negatif
berupa penyimpangan. Pengetahuan dan penyimpangan menjadi bagian yang seolah tidak dapat
dipisahkan. Penyimpangan tersebut dapat berupa penyalahgunaan narkotika, perkelahian antar pelajar,
perilaku seksual yang menyimpang dan sebagainya. Termasuk penyimpangan terkait munculnya
fenomena kaum waria yang tidak dapat ditolak eksitensinya di masyarakat. Kata Waria menurut
KBBI berarti pria yang bersifat dan bertingkah laku seperti wanita. Di dalam masyarakat, kaum waria
merupakan kaum minoritas yang kerap mendapat tekanan secara struktur dan kultur. Waria kerap kali
dikucilkan bahkan mendapatkan perlakuan diskriminasi (Arfanda dan Sakaria, 2015). Hal tersebut
menyebabkan terbatasnya lapangan pekerjaan bagi waria. Masyarakat kerap berpandangan negatif
terhadap keberadaan waria dalam kehidupan bersosial karena dianggap menyimpang atau tidak sesuai
dengan kehidupan masyarakat lokal.
Demikian pula masyarakat Aceh dalam memandang kehidupan waria. Menurut Badan Pusat
Statistik Provinsi Aceh, Aceh merupakan daerah dengan jumlah penduduk 5.189.466 jiwa dengan
mayoritas masyarakat beragama Islam. Dalam kepercayaan pemeluk agama Islam, waria merupakan
salah satu penyimpangan yang melanggar syari’at atau ajaran Islam. Hal ini menjadi salah satu faktor
penyebab terjadinya diskriminasi terhadap waria di daerah Aceh sehingga waria mengalami tekanan
dan terkucilkan dari masyarakat.
Melihat fenomena ini, sangat menarik untuk diadakan penelitian terkait eksplorasi kehidupan
sosial dan ekonomi waria di Aceh. Penelitian ini bertujuan untuk menelisik lebih dalam serta
memperoleh gambaran mengenai kehidupan waria di daerah yang dijuluki Serambi Mekkah tersebut.
Aspek yang ditinjau dari hal ini berdasarkan sikap masyarakat terhadap waria menurut kecenderungan
perilaku dan harapan-harapan masyarakat itu sendiri.
Setelah dilakukan penelitian ini, diharapkan masyarakat dapat mengetahui deskripsi dari
berbagai aspek kehidupan waria di Aceh. Menyangkut aspek sosial berupa interaksi terhadap
masyarakat sekitar dan juga aspek ekonomi terkait lapangan pekerjaan dan sebagainya. Masyarakat
Aceh juga diharapkan dapat memberikan hak yang sama kepada setiap orang sehingga tidak terjadi
pengucilan dan diskriminasi terhadap kaum minoritas lainnya.

1.2. Batasan Masalah


Penelitian ini hanya difokuskan kepada waria yang ada di kota Subulussalam.

1.3. Rumusan Masalah


1. Faktor apa yang melatarbelakangikeberadaan waria di Aceh?
2. Bagaimana pola interaksi sosial waria denganmasyarakat sekitar diAceh?
3. Bagaimana kondisi perekonomian waria di Aceh?

1.4. Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui latar belakang keberadaan waria di Aceh. Selain
itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui kondisi perekonomian dan kondisi sosial waria
dalam beradaptasi dengan masyarakat lokal. Sehingga dapat menjadi sumber informasi yang valid
mengenai kehidupan waria di Aceh.

1
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan tentang kehidupan kaum
waria. Penelitian ini bermanfaat sebagai sumber data mengenai kondisi sosial dan perekonomian
waria di Aceh sehingga data yang dihasilkan dapat dimanfaatkan lebih lanjut di kemudian hari.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Waria

2.1.1. Jenis Kelamin dan Identitas Gender


Pada kebiasaannya, masyarakat kerap menganut persepsi bahwa kata gender dan kata jenis
kelamin mengandung makna yang sama, karena kedua istilah tersebut sering digunakan secara
bersama. Namun pada hakikatnya kedua istilah tersebut mengandung makna yang berbeda. Jenis
kelamin dikaitkan kepada aspek biologis, yaitu laki-laki dan perempuan (Rathus dan Nevid, 1993).
Sedangkan gender merupakan kata yang berakar pada aspek budaya yang diartikan sebagai
karakteristik sosial dan budaya yang dihubungkan dengan jenis kelamin yang dimiliki seseorang
(Strong, 2005).

2.1.2. Definisi Waria


Secara umum, istilah waria diartikan sebagai laki-laki yang bersifat serta bertingkah laku
seperti perempuan. Pada keadaan ini, individu tersebut memiliki fisik yang berbeda dengan keadaan
jiwanya. Secara fisik, waria memiliki jenis kelamin laki-laki namun kemudian tumbuh dengan
kebiasaan-kebiasaan sebagai perempuan (Atmojo, 1986).

2.1.3.Waria di Dalam Lingkungan Sosial


Kepribadian waria tidak terbentuk dalam waktu yang singkat. Pembentukan tersebut dimulai
dari masa anak-anak hingga menginjak masa remaja. Munculnya fenomena waria tidak lepas dari
konteks kultural. Salah satu faktor yang menjadi penyumbang terbentuknya kepribadian waria adalah
kebiasaan-kebiasaan yang sudah ada sejak kecil. Kebiasaan tersebut dapat berupa cara didik yang
terlalu kasar atau bahkan terlalu memanjakan. Pola asuh waria dengan nilai dan norma tertentu
menjadi satu gambaran yang sangat khas dan berbeda dengan cara “anak-anak normal” lainnya diasuh
dan dibesarkan (Koeswinarno, 2004)
Akibat pola asuh tersebut, perilaku yang dipresentasikan pada masa anak-anak akhirnya
menunjukkan ciri yang berbeda pula dibanding dengan teman-teman sebaya lainnya. Namun
demikian, “tanda-tanda yang berbeda” tersebut tidak pernah disadari oleh orang tua sehingga prilaku
itu menjadi perilaku yang menetap hingga dewasa (Koeswinarno, 2004).

2.2. Aceh
Serambi Mekkah merupakan julukan untuk provinsi Aceh. Aceh merupakan salah satu
provinsi di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang memiliki keistimewaan tersendiri. Dari sekian
banyak keistimewaan yang ada, salah satunya adalah bidang agama (Abu Bakar, 2011). Mayoritas
masyarakat Aceh beragama Islam. Hal tersebut ditunjukkan oleh data berikut ini:

3
Gambar 1. Jumlah penduduk Aceh berdasarkan agama semester 1 tahun 2015
(Sumber data: Dirjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil Aceh)

Aceh merupakan daerah yang terletak paling ujung bagian Barat dari pulau Sumatera dan
menjadi jalur perdagangan yang sangat strategis. Akibatnya pada zaman dahulu Aceh mengalami
kemajuan yang sangat pesat termasuk dari segi agama khususnya agama Islam. Menurut sejarah, di
Asia Tenggarayang menjadi pioneer pertama masuknya agama islam adalah Aceh. Oleh sebab itu,
masyarakatAceh sangat menjunjung tinggi syari’at islam(Hambali, 2016). Atas latar belakang historis
tersebut, timbul inisiatif dari para pemimpin dan masyarakat Aceh agar pemerintah pusat (Jakarta)
memberikan status Daerah Istimewa kepada daerah Aceh sehingga masyarakat Aceh bebas dalam
menerapkan praktik hukum sesuai syari’at Islam (Bakar, 2011).

Pada praktik kehidupan masyarakat Aceh, agama dan budaya menjadi dua pilar yang tidak
dapat dipisahkan satu sama lain. Norma-norma Islam menjadi dasar atas kebudayaan dan adat istiadat
masyarakat. Kentalnya agama dalam budaya masyarakat Aceh menyebabkan sampai saat ini
kedalaman budaya tidak gampang digoyah oleh budaya luar (Samad, 2017).

Tidak hanya dari segi kebudayaan, Islam juga sangat kental eksistensinya dalam aspek
pendidikan. Masyarakat Aceh cenderung menganut pendidikan berbasis dayah (pesantren). Hal
tersebut bertujuan sebagai transmisi ilmu-ilmu Islam, pemeliharaan tradisi keislaman, dan reproduksi
ulama. Tak hanya dayah, masyarakat Aceh juga mendirikan meunasahsebagai tempat pendidikan
agama terutama pendidikan agama bagi anak (Quran). Selain itu, meunasah juga digunakan sebagai
tempat pengajian ilmu agama bagi orang tua dan tempat pertemuan masyarakat kampung dalam
menjalani kegiatan sosial keagamaan. Basis pendidikan Islam yang kuat menyebabkan kohesi dan
integrasi sosial tetap terjaga dengan baik (Samad, 2017).

4
Agama menjadi dasar bagi masyarakat Aceh dalam berperilaku pada kehidupan sehari-hari,
khususnya agama Islam. Hal tersebut terlihat jelas pada praktik kehidupan sosial dan pendidikan
masyarakat Aceh sehari-hari (Samad, 2017).

2.3. Kota Subulussalam


Kota subulussalam merupakan salah satu kota yang berada di Provinsi Aceh.Kota
Subulussalam terbentuk pada awal tahun 2007 dengan dikeluarkanya undang undang nomor 8 tahun
2007. Secara Geografis wilayah KotaSubulussalam berbatasan di sebelah utaradengan wilayah
Kabupaten Aceh Tenggara dan Kabupaten Dairi, disebelah selatandengan wilayah Kabupaten Aceh
Singkil, disebelah barat Kabupaten Dairi, di sebelahtimur Kabupaten Aceh Selatan.Sebagian besar
wilayah subulussalam memiliki topografi daratan rendah yang jumlahnya mencapai 65,94% dan
sisanya merupakan perbukitan 34,06%. Wilayah kota subulussalam berada pada ketinggian 84 m
diatas permukaan air laut.
Kota subulussalam memiliki luas area 1.391 km2 yang terletak antara ’39”- 00’00”
Lintang Utara danantara 45’00”- 10’00” Bujur Timur. Kota Subulussalam memiliki 5
kecamatan yaitu Simpang Kiri,Longki, Rundeng, Sultan Daulat danPenanggalan. Dengan 5
kecamatan tersebut subulussalam memiliki 82 desa dan 8 kemukiman. (Badan Pusat Statistik, 2017)

Gambar.2 Peta kota Subulussalam


(Badan Pusat Statistik, 2017)

5
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan dibeberapa salon yang ada di Kota Subulussalam selama 3 bulan
yaitu pada tanggal 5 januari 2018 sampai 6 maret 2018.

3.2. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah :
1. 1 buah Pena
2. 1 buah Kertas/buku
3. 1 buah Recorder
4. 1 buah Kamera
5. 1 buah Laptop
6. Sumber informasi berupa jurnal

3.3. Teknik Pengumpulan Data


Data-data yang diperoleh dalam penelitian ini menggunakan metode studi literatur dan
wawancara. Metode studi literatur bertujuan untuk menghimpun data-data atau sumber-sumber yang
berhubungan dengan topik yang akan dikaji. Sedangkan teknik wawancara dilakukan dengan tujuan
untuk memperoleh sumber data dan informasi langsung dari pihak yang terkait dengan penelitian ini.
Wawancara dilakukan kepada beberapa waria secara langsung di Kota Subulussalam.

3.4. Teknik Analisis Data


Setelah memperoleh data-data dari metode wawancara dan studi literatur, data dianalisis
dengan menggunakan metode deskriptif yaitu mendeskripsikan fakta-fakta dengan cara menguraikan
atau menarasikan. Sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap memberi pemahaman yang lebih
mengenai permasalahan yang dikaji.

3.5. Desain Penelitian


Penelitian ini berusaha menjelaskan permasalahan yang dihadapi waria dalam berkehidupan
sosial dan ekonomi. Selain itu, pengelitian ini berupaya mengeksplorasi bentuk-bentuk praktik hidup
waria baik dalam melakukan adaptasi dengan masyarakat sekitar maupun dalam melakukan praktik
ekonomi dalam memenuhi kebutuhan hidup waria itu sendiri.
Penelitian humaniora sama halnya seperti penelitian dibidang sosial lainnya. Secara garis
besar penelitian ini dilakukan dalam 3 tahapan yaitu tahap persiapan, tahap kerja lapangan, dan tahap
penulisan laporan.

6
7
DAFTAR PUSTAKA

Astuti A. Samad, Sri (2017). Agama, Budaya dan Pertumbuhan Sosial Pendidikan Islam
di Aceh. [online]. P 23 available from: 1900-3769-1-SM.pdf [Accessed: 20 januari 2018]
Koeswinarno. (2004) Hidup Sebagai Waria. [Online]. Avaible From :
https://books.google.co.id/books?id=UGdaxKyWPfUC&printsec=frontcover&hl=id&source=gbs
_ge_summary_r&cad=0#v=onepage&q&f=false [Accessed: 18 Januari 2018]
Marzuki. Tradisi Peusijuk Dalam Masyarakat Aceh. [Online]. P 6 avaible from:
ipi115431.pdf [Accessed: 19 Januari 2018]

Anda mungkin juga menyukai