Anda di halaman 1dari 101

ANALISIS CITRA PEREMPUAN TOKOH UTAMA

DALAM NOVEL ANTARA CINTA DAN RIDHA UMMI KARYA ASMA NADIA

(KAJIAN FEMINISME)

SKRIPSI

Oleh:
IRMA
NPM. 15.601020.024

PROGRAM PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

TARAKAN

2019
ANALISIS CITRA PEREMPUAN TOKOH UTAMA
DALAM NOVEL ANTARA CINTA DAN RIDHA UMMI KARYA ASMA NADIA

(KAJIAN FEMINISME)

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Borneo Tarakan untuk memenuhi salah satu


persyaratan dalam menyelesaikan program sarjana Pendidikan Bahasa Indonesia

Oleh:
IRMA
NPM. 15.601020.024

PROGRAM PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

TARAKAN

2019

i
ii
ANALISIS CITRA PEREMPUAN TOKOH UTAMA
DALAM NOVEL ANTARA CINTA DAN RIDHA UMMI KARYA ASMA NADIA
(KAJIAN FEMINISME)

Abstrak

Penelitian ini bertujuaun untuk mendeskripsikan citra perempuan dalam


novel Antara Cinta dan Ridha Ummi Karya Asma Nadia, yang mengisahkan
tentang ketegaran seorang perempuan dalam menjalani kemelut rumah tangganya.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian
kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Laporan penyajian data,
disajikan dengan menggunakan huruf, bukan dalam bentuk angka dan metode
penelitian disajikan secara terurai dalam bentuk kata-kata, kalimat ataupun dalam
bentuk paragraph. Data dalam penelitian ini berupa kutipan, kalimat, narasi,
maupun dialog dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi Karya Asma Nadia
yang sesuai dengan masalah yang diangkat peneliti, yaitu tentang Citra
Perempuan. Sumber data penelitian adalah novel Antara Cinta dan Ridha Ummi
Karya Asma Nadia. Cetakan pertama pada bulan Mei di tahun 2016 dan
diterbitkan oleh Asma Nadia Publishing House kompleks Ruko D Mall Blok A
No.14, Jl. Raya Margonda, Depok, dengan tebal 256 Halaman, ukuran 14cm x
20,5cm. Penelitian ini difokuskan pada permasalahan yang berkaitan dengan citra
perempuan aspek fisis, psikis dan sosial yang akan dikaji dengan menggunakan
feminisme. Hasil penelitian menunjukkan hal-hal sebagai berikut, Citra
perempuan yang diinterpretasikan dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi
menunjukkan tentang gambaran kepribadian tokoh utama. Citra perempuan dibagi
menjadi tiga aspek, yaitu fisis, psikis dan sosial. Citra perempuan aspek fisis yaitu
gambaran perempuan yang terlihat dari fisik yang dialami oleh tokoh utama. Citra
perempuan dalam aspek psikis, yaitu gambaran perempuan melalui kekuatan
emosional yang dimiliki tokoh utama dan citra perempua dalam aspek sosial,
yaitu gambaran atau peran perempuan yang terlihat dalam lingkungan keluarga
dan juga lingkungan masyarakat. Data yang diperoleh dalam aspek fisis sebanyak
32 data dan data yang diperoleh aspek psikis sebanyak 29 data serta data yang
diperoleh aspek sosial sebanyak 12 data.
Kata Kunci : Citra Perempuan, Feminisme.

iii
ANALYSIS OF WOMAN IMAGE IN ASMA NADIA‟S NOVEL
ANTARA CINTA DAN RIDHA UMMI
(A FEMINISM STUDY)

Abstract

This research aimed at describing the image of a woman in the novel Antara Cinta
Dan Ridha Ummi by Asma Nadia, which is about the obstinacy of a woman in
undergoing the chaos of her household. This was a qualitative research using a
descriptive method. Data were in the form of letters, not numbers, and descriptively
presented in word, sentence or paragraph forms. Data sources included quotes,
narratives and dialogues related to the image of a woman in the novel. The 14 cm
x 20.5cm-256 page-novel was first printed in May 2016 and was published by Asma
Nadia publishing House, in Ruko D Mall Blok A No.14, Jl. Raya Margonda,
Depok. This research was focused on issues related to women‟s physical,
psychological and social aspects which was examined using feminism. This
research described the image and the personality of the woman who was the main
character in the novel. The image of the woman was divided into three aspects:
physical, psychological, and social. The physical image of the woman was seen from
the physical experience of the main character. The psychological image was seen
from the emotional power possessed by woman. The social image was seen from
the family environment and the community. There were 32 data obtained in
physical aspects, 29 data in psychological aspects, and 12 data in social aspect.

Keywords: Women‟s Image, Feminism

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala anugerah yang

dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul

Analisis Citra Perempuan Tokoh Utama dalam Novel Antara Cinta dan Ridha

Ummi karya Asma Nadia (Kajian Feminisme). Skripsi ini mengkaji dan

mendeskripsikan citra perempuan dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya

Asma Nadia (Kajian Feminisme).

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh

gelar sarjana pendidikan jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Borneo

Tarakan. Banyak pihak yang telah membantu penulis, selama penyusunan skripsi

ini. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Adri Patton, M.Si., Rektor Universitas Borneo Tarakan

yang telah menerima saya sebagai mahasiswa di Universitas Borneo Tarakan.

2. Dr. Suyadi, S.S., M. Ed., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Borneo Tarakan, yang telah memberikan kesempatan kepada

penulis untuk mengikuti perkuliahan dijurusan Pendidikan Bahasa Indonesia.

3. Siti Sulistyani Pamuji, M.Pd, Pjs Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia

yang telah memberikan wawasan serta motivasinya kepada penulis sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Siti Fathonah, M.Pd, sebagai dosen pembimbing utama yang telah banyak

membimbing, mengarahkan dan memberikan saran kepada penulis dari

bimbingan judul hingga terselesainya skripsi dengan baik.

v
5. Rita Kumala Sari, M.Pd, selaku dosen pembimbing anggota yang telah besedia

meluangkan waktu untuk membimbing serta mengarahkan penulis dengan baik

selama pembuatan skirpsi.

6. Seluruh dosen jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Borneo

Tarakan yang telah mendidik dan memberikan bekal ilmu selama perkuliahan.

7. Kedua orang tua beserta seluruh keluarga, yang telah memberikan motivasi

serta semangat selama perkuliahan hingga penyusunan skripsi.

8. Teman-teman seperjuangan saya angkatan 2015 yang selalu memberikan

dukungan dalam kebersamaan selama perkuliahan hingga penyusunan skripsi

ini. Tidak lupa juga untuk sahabat-sahabat saya, yang senantiasa bersama dalam

suka maupun duka selama proses perkuliahan hingga detik ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan yang

telahdiberikan,kepada semua pihak yang namanya tidak dapat disebutkan satu

persatu. SemogaAllah SWT melimpahkan berkah dan rahmat-Nya untuk kita

semua. Penulisberharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada para

pembacadan dapat memberikan sumbangsih bagi Universitas Borneo Tarakan.

Penulis

vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii

ABSTRAK ........................................................................................................ iii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... v

DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1

B. Batasan Masalah...................................................................................... 4

C. Rumusan Masalah .................................................................................. 4

D. Tujuan Penelitian .................................................................................... 4

E. Manfaat Penelitian .................................................................................. 4

BAB II LANDASAN TEORI

A. Sastra ...................................................................................................... 6

B. Novel ....................................................................................................... 7

C. Tokoh ..................................................................................................... 9

D. Feminisme ............................................................................................... 11

E. Citra Perempuan ..................................................................................... 14

1. Citra Perempuan dalam Aspek Fisis ................................................... 15

2. Citra Perempuan dalam Aspek Psikis ................................................. 16

3. Citra Perempuan dalam Aspek Sosial ................................................ 16

F. Penelitian Relevan ................................................................................... 18

vii
BAB III METODELOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ........................................................................................ 19

B. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................. 19

C. Data dan Sumber Data ............................................................................ 20

D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 21

E. Teknik Analisis Data ............................................................................... 21

BAB IV ANALISIS DATA

A. Penyajian Data ...................................................................................... 23

1. Citra Perempuan Aspek Fisis ............................................................. 23

2. Citra Perempuan Aspek Psikis ........................................................... 26

3. Citra Perempuan Aspek Sosial ........................................................... 28

B. Analisis Data ......................................................................................... 30

1. Citra Perempuan Aspek Fisis ............................................................. 30

2. Citra Perempuan Aspek Psikis ........................................................... 30

3. Citra Perempuan Aspek Sosial ........................................................... 68

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................... 78

B. Saran ...................................................................................................... 79

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 80

LAMPIRAN ...................................................................................................... 82

viii
DAFTAR TABEL
Halaman

3.1 Rencana Penelitian ……………………………………………………….. 20

4.1 Data Citra Perempuan dalam Aspek Fisis ………………………………... 24

4.2 Data Citra Perempuan dalam Aspek Psikis ………………………………. 26

4.3 Data Citra Perempuan dalam Aspek Sosial ……………………………..... 29

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Biografi Pengarang……………………………………………………….. 82
2. Sinopsis…………………………………………………………………… 85
3. Surat Pernyataan Keaslian Tulisan……………………………………….. 89
4. Riwayat Hidup……………………………………………………………. 90

x
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Karya sastra adalah karya yang dapat menghibur dan memberikan

pelajaran hidup terhadap para penikmatnya, karena karya sastra banyak

mengangkat sebuah kisah-kisah tentang kehidupan agama, budaya, sosial serta

percintaan yang sering diangkat dari kisah nyata seseorang. Karya sastra yaitu

karya yang terwujud dari berbagai pengalaman pribadi, seperti yang terlihat

dalam kehidupan sehari-hari yang dapat dinikmati dan ditanggapi oleh

pembaca. Karya sastra sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia karena

didalamnya terdapat amanat dan pelajaran hidup yang dapat diambil.

Karya sastra yaitu ungkapan manusia yang berupa pengalaman,

perasaan, pemikiran serta ide dan keyakinan dalam bentuk gambaran

kehidupan yang membangkitkan pesona bahasa dalam bentuk tulisan. Karya

sastra sangat bermanfaat bagi kehidupan, karena dapat memberi kesadaran

kepada pembaca mengenai kebenaran-kebenaran hidup dan dapat dilukiskan

dalam bentuk fiksi. Karya sastra juga dapat dijadikan pengalaman untuk

berkarya, karena siapa pun bisa menuangkan isi hati dan pikiran dalam sebuah

tulisan yang bernilai seni. Karya sastra ialah cerminan masyarakat yang dapat

diungkapkan kembali oleh pengarang melalui tokoh-tokoh yang akan

ditampilkan.

Novel merupakan karya fiksi yang dapat ditulis secara naratif dalam

bentuk cerita. Novel merupakan bentuk karya sastra yang didalamnya

1
2

terdapat nilai-nilai sosial, budaya pendidikan dan moral. Novel juga memiliki

cakupan yang luas diantaranya ialah perempuan. Permasalahan perempuan

dalam kehidupan serta ketidakadilan banyak diterima oleh perempuan dalam

lingkungan keluarga maupun masyarakat untuk dijadikan inspirasi oleh

banyak pengarang. Dalam karya sastra sosok perempuan sering dibicarakan

serta dijadikan objek pencitraan dalam citra perempuan.

Citra merupakan gambaran yang dimiliki banyak orang tentang kesan

mental yang ditimbulkan oleh kata, frasa, kalimat serta dasar yang khas dalam

prosa dan puisi. Citra perempuan yaitu gambaran seseorang serta tingkah laku

yang sering diekspresikan perempuan dalam berbagai macam aspek yaitu fisis,

psikis dan sosial

Feminisme adalah gerakkan kaum perempuan yang dapat menuntut

persamaan hak dan perlakuan yang sederajat dengan kaum laki-laki.

Feminisme juga dapat disimpulkan sebagai pembebasan perempuan dari

penindasan serta ketidakadilan terhadap hak-haknya tersebut. Feminisme juga

dianggap sebagai gerakkan dan kesadaran terhadap ekspolitasi karena

perempuan secara empiris dapat dicitrakan sebagai sterotipe, bahwa

perempuan adalah makhluk yang memiliki berbagai karakter antara lain

lemah lembut, cantik, emosional serta keibuan. Hal tersebut menjadikan

perempuan selalu diangkat sebagai objek pencitraan dalam karya sastra seperti

yang terdapat dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia.

Asma Nadia adalah salah satu penulis novel yang mampu menarik

perhatian masyarakat dengan karya-karyanya yang fenomenal. Beberapa dari


3

novelnya bahkan diangkat ke layar lebar menjadi sebuah film. Tulisan-

tulisannya sudah banyak dipublikasikan ke dalam buku yang mendapat

sambutan hangat dari berbagai masyarakat. Biografi dan profil Asma Nadia

diisi dari berbagai prestasi serta perjalanan hidup meraih kesuksesan yang

telah dirintisnya sejak masih kanak-kanak. Bakatnya dalam bidang menulis

sudah tumbuh sejak ia duduk di bangku sekolah dasar. Kepiawaiannya

merangkai kata menjadi untaian kalimat yang bermakna seperti sebuah

anugrah yang telah didapatnya sejak lahir. Keuletannya untuk terus mengasah

kemampuan menulis menjadikan ia sukses menjadi salah satu penulis terkenal

dengan deretan karya yang berkualitas. Salah satu diantara karya-karya Asma

Nadia adalah Antara Cinta dan Ridha Ummi.

Novel Antara Cinta dan Ridha Ummi menceritakan kisah seorang anak

dan ibunya. Sosok Ummi yang tegar dan penuh kasih sayang terhadap putra

dan putrinya, hari harinya penuh dengan doa bagi anak semata wayangnya.

Dia ditinggal suaminya saat mempunyai 1 putra dan 1 putri yaitu Umar dan

Aisyah dan akhirnya dia bertemu dengan seorang pria yang sangat baik hati

dan memiliki jiwa kesabaran yang sangat besar. Akhirnya mereka menikah

dan telah dikaruniai 6 anak yaitu Zubaidah menurutnya dia adalah putri satu

satunya yang tidak cepat menangkap pelajaran dan dia sosok yang sangat

enggan untuk mengulurkan jilbabnya karena tubuhnya yang gemuk dan

pendek yang membuatnya susah untuk berjalan, tetapi dia tidak mungkin

membantah perintah orang tuanya. Jilbab itu keharusan, semua saudara

perempuannya berjilbab. Zarika adalah wanita yang memiliki karir yang


4

sangat melesat pesat, dirinya disibukan dengan bekerja dan bekerja. Zainal dia

memiliki banyak pengalaman semasa mudanya setelah lulus SMA, dia

menciptakan pekerjaannya sendiri salah satunya yaitu berwiraswasta.

B. Batasan Masalah

Batasan dalam penelitian ini, yaitu Citra Perempuan tokoh utama

dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia Kajian

Feminisme, berfokus pada gambaran kepribadian seorang perempuan, yaitu

Ummi sebagai tokoh utama.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas,dapat diketahui rumusan masalah

yang ada dalam penelitian ini adalah bagaimana Citra Perempuan pada tokoh

utama dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia dalam

Kajian Feminisme ?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka diketahui tujuan yang

dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan citra perempuan pada tokoh

utama dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia dalam

Kajian Feminisme.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian novel Antara Cinta dan

Ridha Ummi karya Asma Nadia terdiri dari dua hal, yaitu :
5

1. Manfaat Teoretis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai

studi analisis terhadap sastra di Indonesia, terutama dalam bidang

penelitian novel Indonesia yang memanfaatkan teori sastra

Feminisme.

b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam

mengaplikasikan teori sastra feminisme dalam mengungkapkan novel

Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini dapat menambah referensi penelitian karya sastra

Indonesia dan menambah wawasan kepada pembaca tentang citra

perempuan dengan tinjauan feminisme sastra.

b. Melalui pemahaman mengenai citra perempuan diharapkan dapat

membantu pembaca dalam mengungkapkan makna dalam novel

Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia.


BAB II
LANDASAN TEORI

A. Sastra

Sastra merupakan kata serapan dari bahasa Sansakerta. Sastra yang

berarti teks yang mengandung intruksi atau pedoman, dari kata dasar sastra

yang berarti intruksi atau ajaran. Terdapat dalam bahasa Indonesia kata ini

biasa digunakan untuk merujuk kepada kesusastraan tertentu. Selain itu dalam

arti kesusastraan, sastra biasa dibagi menjadi sastra tertulis atau sastra lisan

(sastra oral). Disini sastra tidak banyak berhubungan dengan tulisan, tetapi

dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan pengalamn

atau pemikiran tertentu. Biasanya kesusastraan dibagi menurut daerah

geografis atau bahasa (Sadikin, 2010:6)

Suatu hal penting yang harus disadari, bahwa karya sastra adalah suatu

fenomena sosial. Ia terkait dengan penulis, terkait dengan pembaca, terkait

dengan segi kehidupan manusia yang diungkapkan di dalam karya sastra.

Karya sastra sebagai fenomena sosial tidak hanya terletak pada segi

penciptaannya saja, tetapi juga pada hakikat karya itu sendiri. Oleh sebab itu

mempelajari karya sastra berarti mempelajari suatu kehidupan sosial. Hal itu

bermakna, bahwa kajian tentang sastra akan terkait dengan kajian tentang

manusia, tentang kehidupan, tentang budaya, tentang ideologi, tentang

perwatakan, bahkan menyangkut masalah-masalah lain yang lebih luas yang

terkait dengan kehidupan manusia (Semi,2012:1-66-67).

6
7

Karya sastra merupakan hasil kreasi dari seorang sastrawan yang

terkait dengan tata kehidupan masyarakatnya. Hubungan antara kebebasan

kreasi pengarang dan hubungan sosial yang di dalamnya terdapat etika, norma,

dan kepentingan ideologis, bahkan juga doktrin agama. Oleh karena itu, sastra

menjadi produk individual yang pada saat ia berada di tengah masyarakat,

seketika itu pula ia dipandang menjadi bagian dari kehidupan masyarakat

(Noor, 2011:5).

Altenbernd dan Lewis (Nurgiyantoro, 2002: 2) karya sastra yaitu

imajinatif, biasanya mengundang kebenaran. Berdasarkan pengamatannya

terhadap kehidupan, kebenaran yang diyakini kebahasaanya sesuai

pandangannya karya fiksi tidak harus sejalan dengan kebenaran yang berlaku

di dunia nyata.

Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Sastra yang

berarti teks yang mengandung intruksi atau pedoman, kata sastra yang berarti

intruksi atau ajaran. Karya sastra sebagai fenomena sosial tidak hanya terletak

pada segi penciptaannya terhadap hakikat karya itu sendiri. Akan tetapi karya

sastra mempelajari suatu kehidupan sosial. Oleh sebab itu karya sastra

merupakan hasil kreasi dari seorang sastrawan yang terkait dengan tata

kehidupan masyarakatnya.

B. Novel

Novel adalah karya sastra seperti puisi dan drama. Novel berasal dari

bahasa Itali yaitu novella yang artinya sama dengan bahasa latin. Novel juga
8

diartikan sebagai karangan yang lebih pendek daripada roman, tetapi jauh

lebih panjang daripada cerita pendek, yang isinya hanya mengungkapkan

suatu kejadian penting dan menarik dari kehidupan seseorang (Santoso dan

Wahyuningtyas, 2010:46).

Sadikin (2010: 42) mengatakan bahwa novel merupakan karya fiksi

yang tertulis dan naratif. Biasanya terdapat di dalam cerita. Kata novel berasal

dari bahasa Italia yaitu novella yang berarti sebuah kisah. Novel biasanya

lebih panjang dan kompleks dibandingkan cerpen, serta keterbatasan

struktural, metrikal sandiwara atau sajak. Pada umumnya novel biasanya

bercerita mengenai tokoh-tokoh dan kelakuan dalam kehidupan sehari-hari

pada sisi-sisi yang aneh dari naratif tersebut. Istilah novel dalam bahasa

Indonesia berasal dari bahasa Inggris. Sebelumnya istilah novel dalam bahasa

Inggris berasal dari bahasa Itali, yaitu novella. Novella diartikan sebuah

barang baru kecil, yang diartikan sebagai cerita pendek dalam bentuk prosa.

Istilah novella mengandung pengertian yang sama dengan istilah Indonesia

novelet (inggris: novellete), yang berarti sebuah karya prosa fiksi yang

panjangnya cukupan, tidak terlalu panjang, namun juga tidak terlalu pendek

Nurgiyantoro (Antilan Purba, 2010:62)

Hendy (Nurgiyantoro, 2012:12) mengemukakan bahwa novel

merupakan prosa yang terdiri dari serangkaian peristiwa dan latar. Ia juga

menyatakan novel tidaklah sama dengan roman. Sebagai karya sastra yang

termasuk kedalam karya sastra modern, penyajian cerita dalam novel dirasa

lebih baik. Penciptaan karya sastra memerlukan daya imajinasi yang tinggi,
9

dalam sebuah novel, si pengarang berusaha semaksimal mungkin untuk

mengarahkan pembaca kepada gambaran-gambaran realita kehidupan melalui

cerita yang terkandung dalam novel tersebut. Sebagian besar orang membaca

sebuah novel hanya ingin menikmati cerita yang disajikan oleh pengarang.

Pembaca hanya akan mendapat kesan secara umum dan bagian cerita tertentu

yang menarik. Membaca sebuah novel yang terlalu panjang yang dapat

diselesaiakan setelah berulang kali membaca dan setiap kali membaca hanya

dapat menyelesaikan beberapa episode agar memaksa pembaca untuk

mengingat kembali cerita yang telah dibaca sebelumnya. Hal ini menyebabkan

pemahaman keseluruhan cerita dari episode ke episode berikutnya akan

terputus.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa novel adalah

bentuk karya sastra yang datang dari karya sastra lain seperti puisi dan drama.

Novel biasanya mengisahkan atau menceritakan tentang kehidupan manusia

dalam berinteraksi dengan lingkungan dan juga sesamanya, serta merupakan

prosa yang terdiri dari serangkaian peristiwa dan latar yang memerlukan daya

imajinasi yang tinggi, dalam sebuah novel, si pengarang berusaha semaksimal

mungkin untuk mengarahkan pembaca kepada gambaran-gambaran realita

kehidupan melalui cerita yang terkandung dalam novel tersebut.

C. Tokoh

Tokoh yaitu cerita individu rekaan peristiwa atau perlakuan dalam

berbagai cerita. Dalam rekaan terdapat bermacam-macam tokoh. Tokoh cerita

dapat dibedakan menjadi dua yaitu tokoh datar atau sederhana dan tokoh
10

bulat atau tokoh kompleks. Menurut Forster (Sugihastuti dan Suharto,

2015:52) dalam rekaan cerita tokoh datar disoroti dari segi wataknya saja.

Tokoh datar bersifat stastis, wataknya sedikit bahkan tidak berubah dalam

perkembangan lakuan. Pada waktu membaca novel, biasanya si pembaca

sering mengidentifikasi diri, bahkan memberikan simpati dan empati serta

melibatkan diri secara emosional terhadap tokoh tertentu. Tokoh yang disikapi

demikian disebut protagonis. Tokoh protagonis yaitu pengejawantahan dari

norma-norma dan nilai-nilai yang ideal bagi pembaca.

Sementara itu, menurut Sudjiman (Sugihastuti dan Suharto, 2015:53)

tokoh protagonis adalah tokoh yang memegang peran pimpinan dalam cerita.

Tokoh protagonis didasarkan pada kriteria sebagai berikut. Pertama, tokoh

yang paling tinggi intensitas dalam peristiwa yang membangun cerita.

Menceritakan pengalaman tokoh protagonis jauh lebih banyak dibandingk

tokoh-tokoh lain. Kedua, tokoh protagonis saling berhubungan dengan tokoh

yang ada di dalam cerita, sedangkan tokoh-tokoh lain tidak saling

berhubungan. Ketiga, protagonis menjadi pusat sorotan di dalam cerita.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tokoh cerita

adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau perlakuan di dalam

berbagai peristiwa cerita. Tokoh dibagi menjadi dua jenis yaitu tokoh

protagonis dan antagonis. Tokoh adalah orangnya sebagai subjek yang

menggerakan peristiwa-peristiwa cerita, tokoh tentu saja dilengkapi dengan

watak atau karakteristik tertentu.


11

D. Feminisme

Feminisme adalah gerakan kaum perempuan yang menuntut

persamaan hak sepenuhnya antara kaum perempuan dan kaum laki-laki.

Persamaan hak itu meliputi semua aspek kehidupan, baik dalam bidang

politik, ekonomi, maupun sosial budaya Djayanegara (Sugihastuti dan

Suharto, 2015:61). Feminisme sebagai gerakkan kaum perempuan untuk

memperoleh ontonomi atau kebebasan menentukan dirinya sendiri. Feminisme

memperjuangkan dua hal yang selama ini tidak dimiliki kaum perempuan

pada umumnya, yaitu persamaan derajat mereka dengan laki-laki dan

ontonomi untuk menentukan apa yang baik bagi dirinya. Namun, dalam

banyak hal perempuan tersubordinasi. Kedudukannya di dalam masyarakat

lebih rendah daripada laki-laki. Pengambilan keputusan pada berbagai bidang

yang mendapatkan perhatian hanyalah masyarakat laki-laki. Perempuan

dipaksa tunduk mengikuti mereka Sugihastuti (Yasa, 2012:38).

Secara leksikal, Moeliono,dkk. (Yasa, 2012:42) menyatakan bahwa

feminisme adalah gerakan kaum perempuan yang menuntut persamaan hak

sepenuhnya antara kaum perempuan dan laki-laki. Feminisme ialah teori

tentang persamaan anatara laki-laki dan perempuan di bidang politik,

ekonomi, dan sosial, atau kegiatan terorganisasi yang memperjuangkan hak-

hak serta kepentingan perempuan. Feminisme dalam arti luas merupakan

gerakan kaum perempuan untuk menolak segala sesuatu yang dimarginalkan,

disubordinasikan, dan direndahkan oleh kebudayaan dominan, baik dalam

bidang politik, ekonomi, maupun kehidupan sosialnya. Ilmu sastra feminisme


12

ini berhubungan dengan konsep kritik sastra feminis, yaitu studi sastra yang

mengarahkan fokus analisisnya pada perempuan.

Kemunculan feminisme diawali dengan gerakan emansipasi

perempuan yaitu proses pelepasan dari kaum perempuan dan kedudukan sosial

ekonomi yang rendah serta pengekangan hukum yang membatasi

kemungkinan-kemungkinan untuk berkembang dan untuk maju. Dalam hal

ini, perlu dicatat bahwa feminisme bukan monopoli kaum perempuan. Istilah

feminisme tidak dapat diparalelkan bagitu saja dengan istilah feminin sebab

laki-laki yang feminis pun ada dan dia tidak harus berperilaku kefeminiman.

Akan tetapi, banyaknya feminis laki-laki juga dapat menimbulkan masalah.

Ketika ada laki-laki yang menjadi seorang feminis dan memperjuangkan hak-

hak perempuan, hal ini justru menjadi tanda bahwa perempuan memang masih

merupakan makhluk yang perlu di tolong orang lain untuk mengentaskannya.

Perempuan seolah-olah ketinggalan dari laki-laki. Mungkin juga hal

ini karena modal simbolik yang dimiliki laki-laki mengenai kondisi kehidupan

perempuan dan cara-cara pengembangannya jauh lebih besar daripada yang

dimiliki kaum perempuan sendiri sehingga mereka dianggap lebih memiliki

otoritas dalam berbicara tentang perempuan dibandingkan dengan wanitanya

sendiri dan ini menunjukkan semakin sulitnya menghentikan subordinasi

perempuan. Namun, hal ini diatasi dengan cara objektivisasi studi tentang

perempuan. Studi perempuan adalah studi sosial- budaya dan masalah

perempuan adalah masalah laki-laki pula, dan masalah laki-laki pun akhirnya

menjadi masalah perempuan.


13

Selain itu, perlu dicatat pula bahwa feminisme bukan merupakan

upaya pemberontakan terhadap laki-laki, uapaya melawan pranata sosial

seperti institusi rumah tangga dan perkawinan, maupun upaya perempuan

untuk mengingkari koodratnya, melainkan merupakan upaya untuk

mengakhiri penindasan dan eksplotasi perempuan Fakih (Sugihastuti dan

Suharto, 2015:79). Sasaran feminisme pun bukan sekedar masalah gender,

melainkan masalah “kemanusiaan” atau memperjuangkan hak-hak

kemanusiaan serta gerakan feminisme juga merupakan perjuangan dalam

rangka mentransformasikan sistem dan struktur sosial yang tidak adil menuju

keadilan bagi kaum laki-laki dan perempuan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa feminisme adalah

gerakan kaum perempuan yang menuntut persamaan hak sepenuhnya antara

kaum perempuan dan kaum laki-laki. Persamaan hak itu meliputi semua aspek

kehidupan, baik dalam bidang politik, ekonomi, maupun sosial budaya.

Gerakkan kaum perempuan memperoleh ontonomi atau kebebasan

menentukan dirinya sendiri. Feminisme memperjuangkan dua hal yang selama

ini tidak dimiliki kaum perempuan pada umumnya, yaitu persamaan derajat

mereka dengan laki-laki dan ontonomi untuk menentukan apa yang baik bagi

dirinya. Kemunculan feminisme diawali dengan gerakan emansipasi

perempuan yaitu proses pelepasan dari kaum perempuan dan kedudukan sosial

ekonomi yang rendah serta pengekangan hukum yang membatasi

kemungkinan-kemungkinan untuk berkembang dan untuk maju.


14

E. Citra Perempuan

Perempuan dalam kehidupan, ternyata tidak hanya berperan sebagai

ibu, perempuan juga mempunyai peranan sebagai istri, pendamping setia laki-

laki sebagai teman hidupnya dan perempuan juga berperan sebagai teman dan

kekasih bagi orang yang dicintainya. Berbagai peran tersebut harus dilakoni

perempuan secara seimbang dan penuh tanggung jawab. Namun pada

kenyataannya, perempuan hidup ditengah permasalahan yang cukup pelik

karena tidak mampu melaksanakan peran tersebut secara seimbang dan penuh

tanggung jawab. Selama ini sebagian orang memandang perempuan sebagai

makhluk yang emosional, lemah, dan rentan. Pandangan ini tidak sepenuhnya

tepat. Perempuan bukan makhluk yang diciptakan Allah dengan sifat-sifat

seperti itu. Perempuan dapat menjadi muslimah yang kuat imannya, patuh

kepada Allah, konsisten pada kebenaran, mencapai derajat sabar, dan memiliki

spiritualitas yang melangit.

Menurut Altenbernd (Sugihastuti 2000: 43)citraan yaitu gambaran

angan-angan atau pikiran, sedangkan setiap gambar pikiran disebut citra atau

imaji. Menjaga citranya tersebut, perempuan sebagai individu harus

memerankan perannya dengan baik sebagai individu, istri, dan perannya di

sosial masyarakat (Sugihastuti, 2000: 44). Teori yang dipakai untuk

mengungkapkan citra perempuan, harus berhubungan dengan perempuan

sebagai pusat analisis. Teori yang paling dekat untuk mengungkapkan citra

perempuan adalah teori kritik sastra feminis. Analisis kritik sastra feminis,
15

diperlukan alat berupa pengetahuan dan pengelaman mengenai konsep

feminisme (Abdi dan Sugihastuti, 2003: 23).

Menurut Sugihastuti (2000:121), citra perempuan dalam aspek sosial

disederhanakan ke dalam peran, yaitu peran perempuan dalam keluarga dan

peran perempuan dalam masyarakat. Peran ialah bagian yang dimainkan

seseorang pada setiap keadaan, dan cara bertingkah laku dalam

menyelarasakan diri dengan keadaan. Citra perempuan dibagi menjadi tiga

aspek, yaitu aspek fisisi, aspek psikis, dan aspek sosial.

a. Citra Perempuan dalam Aspek Fisis

Citra fisis perempuan dalam sebuah novel bisa direpresentasikan

dengan gambaran fisik perempuan tersebut yang memiliki hubungan terhadap

pengembangan tingkah lakunya. Dari penggambaran hubungan fisik ini yang

tidak lepas juga dari penggambaran fisik laki-laki dalam novel, maka sering

terjadi adanya diskriminasi atau perbedaan baik dalam lingkungan sosial atau

keluarga (Sugihastuti, 2000: 82).

Secara fisis perempuan dewasa merupakan sosok individu hasil

pembentukan proses biologis dari bayi perempuan, yang dalam perjalanan

usianya mencapai taraf dewasa. Aspek fisis ini, biasanya perempuan

mengalami hal-hal yang khas yang tidak dialami oleh lak-laki hanya

perempuanlah yang dapat hamil, melahirkan, dan menyusui anak-anaknya.

Aspek fisis ini tidak terlepas dari aspek psikis sebagai komponen kesatuan
16

aspek perwujudan citra perempuan, seperti diketahui bahwa perempuan

sebagai sosok perempuan yang di bangun atas aspek fisis dan psikis.

b. Citra Perempuan dalam Aspek Psikis

Perempuan juga dapat direpresentasikan melalui aspek psikisnya,

karena perempuan adalah termasuk makhluk yang psikologis yaitu makhluk

yang memiliki perasaan, pemikiran, aspirasi, dan keinginan. Dari citra psikis

ini dapat tergambar kekuatan emosional yang dimiliki oleh perempuan dalam

sebuah cerita. Dari aspek psikis ini, citra perempuan juga tidak terlepas dari

unsur feminitas.

Melalui pencitraan perempuan secara psikis, bisa dilihat bagaimana

rasa emosi yang dimiliki perempuan tersebut, rasa penerimaan terhadap hal-

hal disekitar, cinta kasih yang dimiliki dan diberikan terhadap sesama atau

orang lain, serta bagaimana menjaga potensinya untuk dapat eksis dalam

novel dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Aspek psikis perempuan

dapat tercitrakan dari gambaran pribadi, gambaran pribadi perempuan dewasa

itu secara karakteristik dan normatif sudah terbentuk dan sifatnya stabil.

Dengan kestabilan ini dimungkinkan baginya untuk memilih relasi sosial yang

sifatnya juga stabil, misalnya perkawinan, pilihan sikap, pilihan pekerjan dan

sebagainya (Sugihastuti, 2000: 101).

c. Citra Perempuan dalam Aspek Sosial

Citra sosial perempuan merupakan perwujudan dari citra perempuan

dalam keluarga serta citranya dalam masyarakat. Citra sosial ini memiliki
17

hubungan dengan norma-norma dan sistem nilai yang berlaku dimasyarakat,

tempat dimana perempuan menjadi anggota dan berhasrat mengadakan

hubungan antarmanusia. Citra perempuan dalam kehidupan sosialnya

berhubungan dengan manusia lain dapat bersifat khusus maupun umum

tergantung kepada bentuk hubungan itu. Hubungan perempuan dalam

masyarakat dimulai dari masyarakat umum. Termasuk kedalam hubungan

orang-keorang adalah hubungan perempuan dengan laki-laki dalam

masyarakat (Sugihastuti, 2000: 125).

Kelompok masyarakat tersebut di atas termasuk kelompok dalam

keluarga dan masyarakat luas. Melalui hubungannya dengan masyarakat

sosial, dapat terlihat bagaimana cara perempuan tersebut menyikapi sesuatu

dan menjalin hubungannya dengan sesama, serta disisi lain perempuan selalu

membutuhkan orang lain untuk melangsungkan kehidupannya. Keterkaitan

antara citra perempuan dengan karya sastra baik itu novel, fiksi maupun

pengarangnya terutama perempuan adalah ketika sebuah karya sastra seperti

novel dibuat terutama cerita novel tersebut mengisahkan tentang seorang

perempuan, maka unsur cerita atau pencitraan selalu melekat pada tokoh

tersebut. Sementara citra atau pencitraan sendiri yaitu gambaran mengenai

setiap individu pada diri perempuan. Citra selalu tergambar dari setiap

pemikiran atau tingkah laku tokoh. Citra tersebut dapat berupa citra

perempuan secara fisis, psikis, citra perempuan di masyrakat dan keluarga.

Sebuah citra dapat dilihat dari sudut pandang perempuan, laki-laki dan

masyarakat.
18

F. Penelitian Relevan

Penelitian relevan yang pertama adalah peneliti yang dilakukan oleh

Dwi Hartati (2012) Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Borneo Tarakan

yang berjudul „‟ Perempuan dalam Novel Moga Bunda Disayang Allah karya

Tere Liye (kajian Feminisme). Persamaan peneliti ini dengan peneliti yang

lakukan adalah sama-sama menggunakan novel dengan kajian Feminisme

yang membahas kedudukan perempuan dalam berbagai aspek kehidupan.

Perbedaannya adalah terletak pada judul novel yang dikaji.

Penelitian relevan yang kedua adalah peneliti yang dilakukan oleh

Dede Puji Setiawati (2012) Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Borneo Tarakan yang berjudul “ Hati yang Cantik karya Enny Afifah (Kajian

Feminisme). Persamaan peneliti ini dengan peneliti yaitu mempunyai

kemiripan yakni citra perempuan dalam novel dengan kajian feminisme.

Penelitan relevan yang ketiga adalah peneliti yang dilakukan Anthonia

Paula Hutri Mbulu (2013) Mahasiswa jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra

Universitas Sanata Dharma Yogyakrta yang berjudul “Perempuan dalam

Novel Suti Karya Sapardi Djoko Damono Kajian Kritik Sastra Feminisme.

Persamaan peneliti ini dengan peneliti yaitu mempunyai kemiripan yakni citra

perempuan dalam novel dengan kajian feminisme sedangkan, perbedaannya

yaitu terdapat pada judul novel yang akan dikaji.


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data penelitianya. Metode yang digunakan dalam penelitian

ini meliputi metode pengumpulan data, metode analisis, metode penyajian

hasil analisis data. Selain itu, metode penelitian dapat diartikan sebagai suatu

pengetahuan. Sebagai upaya untuk penelitian, maka metode yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah hal yang berhubungan dengan cara kerja, cara

memperoleh data sampai mendapat kesimpulan.

Metode dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif, artinya

penulis membuat deskripsi, gambaran, serta hubungan antara masalah yang

diungkapkan dengan verbal atau kata-kata. Berdasarkan penjelasan tersebut,

metode yang digunakan dalam penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi

tiga macam, yaitu metode pengumpulan data, metode analisis data, dan

metode penyajian hasil analisis data.

B. Waktu Penelitian

Penelitian ini merupakan citra perempuan dalam novel Antara Cinta

dan Ridha Ummi karya Asma Nadia dalam Kajian Feminisme. Waktu yang

digunakan untuk menyelesaikan penelitian ini adalah sebagai berikut :

19
20

Tabel 3.1 Rincian waktu dan jenis kegiatan

No. Rencana Waktu Penelitian Tahun 2019


penelitian
Bulan ke-
Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sep Okt Nov Des
1 Pengajuan
Judul
2 Penyusunan
Proposal
3 Seminar
Proposal
4 Pengumpulan
data
5 Analisis Data
6 Seminar Hasil
Keterangan :

: Waktu Pengerjaan

C. Data dan Sumber Data

1. Data

Data adalah segala fakta yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun

suatu informasi Arikunto (2013:161). Data dalam penelitian ini berupa

kutipan, kalimat, narasi,maupun dialog dalam novel Antara Cinta dan Ridha

Ummi karya Asma Nadia.

2. Sumber Data

Arikunto (2013:172) menegaskan bahwa yang dimaksud dengan

sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh.

Jadi sumber data dalam penelitian in adalah novel Antara Cinta dan Ridha

Ummi karya Asma Nadia.


21

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tiga cara,

yaitu teknik baca, teknik simak dan teknik catat. Teknik yang pertama adalah

teknik baca. Teknik baca adalah teknik membaca secara cermat dan teliti

keseluruhan isi novel Antara Cinta dan Ridha Ummi sebagai sumber data.

Setelah novel dibaca, kemudian dilakukan teknik kedua, yaitu teknik simak.

Teknik simak dilakukan bersamaan dengan teknik baca. Simak merupakan

kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh data dengan lebih menfokuskan

pembacaan mengenai objek yang diteliti dan data dipilih berdasarkan masalah

yang berkaitan dengan citra perempuan. Setelah dilakukan Teknik simak,

kemudian dilakukan teknik ketiga, yaitu teknik catat. Teknik catat dilakukan

peneliti dan mencatat yang berkitan dengan masalah yang diangkat peneliti,

yaitu citra perempuan tokoh utama.

E. Teknik Analisis Data

Data ini berupa citra perempuan pada tokoh utama dalam novel Antara

Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia. Setelah peneliti mengumpulkan

data dengan teknik baca, simak, dan catat, selanjutnya dilakukan analisis data

oleh peneliti. Teknik analisis data dilakukan dengan beberapa langkah.

Pertama, membaca kemudian menyimak data dengan teliti lalu menandai

gagasan yang ada dalam data. Kedua, mengidentifikasi, yaitu pengenalan

masalah dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia.

Ketiga, melakukan klasifikasi data, yaitu pengelompokkan data-data yang


22

diperoleh ke dalam kelompok sesuai permasalahan yang dikaji. Keempat,

interpretasi, yaitu menafsirkan konteks wacana yang berisikan citra

perempuan pada tokoh utama dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi

karya Asma Nadia.

Data yang akan dianalisis dalam penelitian ini bersumber dari novel

Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia. Berdasarkan tujuan

penelitian, yaitu mendeskripsikan citra perempuan pada tokoh utama, maka

perlu didaftarkan pengelompokkan citra perempuan sesuai yang dibutuhkan.

Pengelompokkan citra perempuan dalam aspek fisis, psikis, dan citra

perempuan dalam aspek sosial.


BAB IV

ANALISIS DATA

A. Penyajian Data

Data dalam penelitian adalah citra perempuan tokoh utama dalam

novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia. Adapun data citra

perempuan dalam penelitian ini adalah tentang citra perempuan dalam aspek

fisis, citra perempuan dalam aspek psikis, dan citra perempuan dalam aspek

sosial. Data dalam penelitian ini adalah semua bentuk penggalan kalimat

ataupun penggalan paragraf yang terdapat dalam novel. Penyajian data

penelitian disajikan dalam bentuk tabel, setelah itu data diklasifikasikan

berdasarkan tahap-tahapnya, kemudian data yang telah selesai diklasifikasikan

lalu dianalisis dan diinterpretasikan berdasarkan bentuk citra perempuan, yaitu

sebagai berikut:

1. Citra Perempuan Aspek Fisis

Citra fisis perempuan dalam sebuah novel bisa direpresentasikan

dengan gambaran fisik perempuan tersebut yang memiliki hubungan terhadap

pengembangan tingkah lakunya. Penggambaran hubungan fisik ini yang tidak

lepas juga dari penggambaran fisik laki-laki dalam novel maka sering terjadi

adanya diskriminasi atau perbedaan baik dalam lingkungan sosial atau

keluarga. (Sugihastuti, 2000: 82)

23
24

Tabel 4.1 Data Citra Perempuan Aspek Fisis

No Data Penelitian

1. Ratusan mata terarah kepada Ummi Aminah, perempuan dengan


wajah tanpa polesan yang hari itu mengenakan jilbab putih. (Nadia,
2016: 6)
2. Ummi telah melahirkannya, mempertaruhkan nyawa. Dan setiap ibu
berhak mendapatkan bakti anaknya, apalagi jika tidak bertentangan
dengan aturan Allah. (Nadia, 2016: 42)
3. Ummi tersenyum. Ada matahari, pun ada bulan di wajahnya,
mencerahkan siapa saja yang melihat (Nadia, 2016:42)
4. Setelah menarik napas sesaat dengan gerakan nyaris tak terlihat,
Ummi menatap anak-anaknya. Wajahnya tetap teduh meski tatapan
matanya bak kepingan cahaya dalam ruang gelap.(Nadia, 2016: 42)
5. Di mata anak-anak Ummi, termasuk Zainal, perempuan tua bertubuh
kurus yang nyaman mengenakan kain batik sekalipun lusuh, sudah
seperti ibu yang lain. (Nadia, 2016: 48)
6. Air mata tumpah membasahi daster panjang yang dikenakan Ummi.
(Nadia, 2016: 60)
7. Ummi masih tersenyum. Lembut dan penuh kasih seperti biasa
(Nadia, 2016:60)
8. Perempuan yang sudah lebih dari tiga puluh enam tahun bersamanya
itu, terisak. Hidungnya merah. Sampai sekarang ada kecantikan
tersendiri yang dirasa Abah terpancar dari Ummi, ketika perempuan
itu tertawa bahkan menangis seperti saat ini. (Nadia, 2016: 91)
9. Ummi Aminah mengangkat wajah. Ia tahu lelaki itu benar. (Nadia,
2016:95)
10. Tulang-tulangnya terasa dilolosi saat lidah melafadzkan satu dari
ayat-ayat suci yang sering diulanginya setiap ceramah. (Nadia, 2016:
102)
11. Tetesan bening dari mata akhirnya jatuh membasahi ujung sajadah
tempat dia bersujud. Tujuh wajah berkelebut lalu berputar mengisi
ruang imajinasinya makin lama makin cepat. Setiap wajah membuat
dadahnya memompa air mata hingga mengalir begitu deras. (Nadia,
2016: 104)
12. Ummi dan air mata yang diam-diam tumpah di pipi setiap malam,
ketika bapak tak pernah pulang. (Nadia, 2016: 110)
13. Mata bening Ummi menatap anak-anaknya yang memasuki gerbang
dewasa, mereka semua duduk mengelilinginya, setelah shalat
Maghrib yang dipimpin Abah. (Nadia, 2016: 113)
14. Perempuan setengah baya yang malam itu mengenakan daster batik
25

dan jilbab sederhana, terus menatap tajam dengan sebersit kemarahan


yang tersisa di wajah. (Nadia, 2016: 120)
15. Ummi berdiri dari kursinya. Suaranya terdengar menahan emosi saat
mengulang pertanyaan, sementara anak gadisnya tergugu. Beberapa
detik hanya bisa diam.(Nadia, 2016:120)
16. Ummi mengangkat wajah dan menatap anak gadisnya yang cantik.
(Nadia, 2016: 125)
17. Jemari Ummi mengelus lembut kerudung anak gadisnya. Berangsur
kemarahan meredah. (Nadia, 2016: 125)
18. Ummi Aminah menarik napas panjang. Ada senyum di bibir
perempuan itu saat hatinya mulai merangkai kalimat demi kalimat.
(Nadia, 2016: 147)
19. Kedua matanya mengahangat setiap mengingat kalimat-kalimat
Zainal, putra kebanggannya. (Nadia, 2016:148)
20. Berpikir demikian, bibir perempuan yang tanpa polesan itu, terbuka
(Nadia, 2016:150)
21. “Perempuan berjilbab putih itu belum menyelesaiakan kalimatnya
ketika tahu-tahu keriuhan yang luar biasa terdengar dari pelataran
masjid.‟‟ (Nadia, 2016: 150)
22. Ziah dan Zubaidah sudah berdiri di sisi perempuan dalam kerudung
putih itu, memegangi kedua tangan Ummi. (Nadia, 2016: 152)
23. Perempuan lewat paru baya itu menitikkan air mata. Terisak. (Nadia,
2016: 152)
24. Air mata yang terus menitik membasahi wajah Ummi. (Nadia, 2016:
157)
25. Perempuan itu menatap lurus bola mata putranya, saat mereka
akhirnya diizinkan bertemu. (Nadia, 2016: 160)
26. Perempuan berjilbab putih itu ingin mempercayai setiap patah yang
keluar dari lisan putranya. (Nadia, 2016: 161)
27. Kedua lutut Ummi kian lemas. (Nadia, 2016: 161)
28. Ummi Aminah menepuk lembut bahu putranya. Lalu mencium
kening Zainal terakhir kali saat beberapa petugas datang untuk
mengembalikan putranya ke dalam sel. (Nadia, 2016: 162)
29. “Di luar itu, hanya satu orang yang sebisa mungkin kuturuti kata-
katanya. Ummi. Ya, perempuan berjilbab rapi dengan wajah teduh itu
tak pernah meminta banyak hal, apalgi yang sifatnya materi.‟‟
(Nadia, 2016: 200)
30. Ummi tersenyum. Tangannya yang mulai berkeriput mengelus
pundakku. (Nadia, 2016: 201)
31. “ Wajah Ummi mendadak resah. Melihatnya aku justru merasa lucu”
(Nadia, 2016:201)
32. Perempuan yang sudut matanya mulai digurati garis-garis halus
mengangguk. (Nadia, 2016: 221)
26

2. Citra Perempuan Aspek Psikis

Menurut Sugihastuti (2000:95) menyatakan bahwa pencitraaan

perempuan secara psikis dapat menggambarkan rasa emosi yang dimiliki oleh

perempuan tersebut, rasa penerimaan terhadap hal-hal di sekitar, cinta kasih

yang dimiliki dan yang diberikan terhadap sesama atau orang lain, serta

bagaimana menjaga potensinya untuk dapat eksis dalam sebuah komunitas.

Timbal balik antara citra fisik dan psikis perempuan dalam novel tidak dapat

dipisahkan satu sama lain.

Tabel 4.2 Data Citra Perempuan Aspek psikis

No Data Penelitian

1. Ummi Aminah tidak sanggup berkata-kata. Cintanya pergi


membawa sepenggal jiwa perempuan itu bersamanya, dalam
situasi yang sulit diterima nalar. (Nadia, 2016: 6)
2. Pelan-pelan benaknya berusaha mencerna peristiwa yang
berlangsung begitu cepat. Sia-sia pikirannya buntu. (Nadia,
2016: 7)
3. Lembut dan hangat kalimat perempuan yang melahirkannya.
Ada pengertian di sana sekaligus ketegasan yang tak mungkin
ditawar. (Nadia, 2016: 13)
4. Istrinya tidak banyak menuntut. Santun dan sabar luar biasa.
Memang memudahkan menikah dengan seseorang yang bukan
hanya cerdas secara matematis, tetapi juga hati. (Nadia, 2016:89)
5. Berbagi kehidupan selama puluhan tahun tentu saja dia paham,
kenapa persoalan ini terasa seperti pukulan telak bagi Ummi.
(Nadia, 2016: 92)
6. Empat puluh tahun, memang sudah lama berselang. Tapi
goresan luka di hati Ummi dan perjuangan perempuan itu
bangkit dari kepurukan setelah suami yang diandalkannya
digoda perempuan lain. (Nadia, 2016: 94)
7. Sebagai ibu, Ummi pribadi tak yakin bias meredam emosi jika
berhadapan dengan Zarika. Benar dia penceramah. Da‟ya. Tapi
ustadz dan ustadzah pun tetap manusia yang punya perasaan,
bisik Ummi pada dirinya sendiri. (Nadia,2016:96)
27

8. Sajadah telah dihamparkan sejak tadi. Tetapi kalimat-kalimat


yang mengusiknya tak juga diam. (Nadia, 2016: 101)
9. Ketakutan yang sekarang menyelimuti, bukan hanya karena
gosip dan tudingan sesama manusia. Tapi bagaimana dia bisa
mempertanggung jawabkan kepada Allah?. (Nadia, 2016:102)
10. Telah lama ia curahkan hati, waktu, dan pikiran, serta energi
untuk sentiasa berada dalam barisan da‟wah yang dipimpin Nabi
Muhammad Saw. Laki-laki mulia yang sampai detik ini masih
dia rindukan untuk bertemu dalam mimpi. (Nadia, 2016: 102)
11. Meski telah berusaha menundukka hati, menata ikhlas dalam
menerima takdir yang Allah berikan. (Nadia, 2016:103)
12. Kemarahannya terhadap Zarika, jika itu benar, mengusik lagi.
(Nadia, 2016:103)
13. Dengan kemarahan menguasai diri seperti ini, Ummi Aminah
khawatir tak bisa bersikap bijak. (Nadia, 2016:104)
14. Tetapi suara isak yang bertahan dan bahu Ummi yang bergerak-
gerak dalam guncangan kecil, menyampaikan getar luka begitu
dalam. (Nadia, 2016: 110)
15. Ummi berusaha keras agar terlihat tegar. Tapi kalimat-kalimat
yang meluncur seolah berbalut luka, kesedihan, dan rasa sakit
tak percaya pada apa terbentang di depannya. (Nadia, 2016: 121)
16. “Kemarahan Ummi Aminah menyala-nyala. Lupa, bahwa
dirinya adalah penceramah yang biasa mengajarkan kesabaran
dan kelembutan.” (Nadia, 2016:121)
17. “Kalau Zarika masih peduli dengan ridha Ummi, sungguh Ummi
tidak ingin anak Ummi menghancurkan rumah tangga orang.
Ummi tidak ridha dunia akhirat, Zarika.” (Nadia, 2016: 123)
18. “Ummi sedih, Zarika. Hati Ummi sakit.” (Nadia, 2016: 124)

19. Ummi kembali memeluknya. Ada sayang dan cinta teramat


besar menutup kemarahan yang tadi meledak. (Nadia, 2016:126)
20. Sebuah pertanyaan membuat Ummi beberapa detik merenung.
Bukan… bukan karena perempuan baya itu tak tahu bagaimana
menjawabnya, tetapi lontaran yang diajukan seenaknya itu terasa
seperti teguran telak diruang batin Ummi. (Nadia, 2016: 146)
21. Hati Ummi Aminah terasa diringankan saat lama-lamat
telinganya kembali mendengar suara Zainal yang berbicara
dengan seseorang. (Nadia, 2016: 149)
22. Nalurinya sebagai ibu tak bisa dibohongi. Ummi Aminah
bergegas menuju pelataran. Snadia,suara gaduh dan pertikaian
masih terdengar mengiringi langkah-langkahnya. (Nadia,
2016:151)
28

23. Mereka belum pernah melihat Ummi seterpukul itu. Benar-benar


hempas. (Nadia, 2016: 158)
24. “Jantung Ummi terasa ditikam berkali-kali” (Nadia, 2016:159)

25. Menatap anak-anak di sekeliling, mata Ummi berkaca-kaca.


Teringat satu cahaya mata yang hilang dari kebersamaan saat ini.
(Nadia, 2016: 178)
26. Ummi Aminah tersenyum. Ini selalu menjadi bagian favorit
untuk diceritakan kepada anak-anak. (Nadia, 2016: 186)
27. Sekarang benak Ummi Aminah hanya dipenuhi keinginan
memesrai orang-orang rumah. Menemani dan mengiringi
mereka mendekat ridha Allah. (Nadia, 2016: 195)
28. Datar kalimat Ummi. Nyaris seperti permukaan laut yang tenang
dan hanya ada samar gelombang karena hembusan angin.
Namun aku tahu perempuan paru baya itu menyembunyikan
deburan hati. (Nadia, 2016: 215)
29. Wajah tulus Ummi sedikitpun tak menyiratkan keraguan.
(Nadia, 2016: 223)

3. Citra Perempuan Aspek Sosial

Citra sosial perempuan merupakan perwujudan dari citra perempuan

dalam keluarga serta citranya dalam masyarakat. Seperti yang diungkapkan

Sugihastuti (2000 : 102). Citra sosial ini memiliki hubungan dengan norma-

norma dan sistem nilai yang berlaku dimasyarakat, tempat dimana perempuan

menjadi anggota dan berhasrat mengadakan hubungan antarmanusia.


29

Tabel 4.3 Data Citra Perempuan Aspek Sosial

No Data Penelitian

1. Puluhan tahun keliling, mengisi ceramah juga di radio dan


televisi, belum pernah Ummi Aminah meninggalkan jama‟ah
tanpa pamit. (Nadia, 2016:7)
2. Orang luar mungkin banyak beranggapan Ummi-lah yang
menjadi sumber penghasilan utama keluarga padahal Abah meski
selalu berada di belakang layar, memegang peranan besar. Ayah
tirinya ini memiliki otak dagang yang nyaris tidak pernah salah
melihat peluang. (Nadia, 2016:22)
3. Sering kali Zidan tidak mengerti bagaimana Ummi mampu
menata hati. Padahal popularitas Ummi makin melambung.
Sudah tidak bisa dihitung berapa kali Ummi memberikan
ceramah di TV. Deretan Infotaiment sejak tiga tahun terakhir
juga gencar meenampilkan berita tentang Ummi. (Nadia,
2016:60)
4. “Ummi sama Abah nggak mau gara-gara uang ini, kamu dan
Risma ribut” (Nadia, 2016:78)
5. Waktu kecil, Umar dan adik-adiknya serta Abah suka menebak-
nebak, hadiah apa yang diberikan pihak pengundang. Ada
kalanya Ummi pulang membawa kebun. Lain waktu Ummi
membawa satu perangkat kosmetik atau barang dari sponsor
acara seperti payung, t-shirt, dan jam dinding. (Nadia, 2016:80)
6. “Pertama, prasangka baik dulu. Kan, Ummi sendiri yang bilang.
Harus mencari sampai empat puluh prasangka baik, sebelum
berprasangka buruk sama orang” (Nadia, 2016:93)
7. Perempuan itu tahu, hidup adalah rangkaian ujian. Tetapi tak
diduganya kejadian nyaris serupa seperti ini akan terulang. Tidak
karena sebagai orangtua, mereka sudah dari awal mengenalkan
anak-anak terhadap ajaran agama, termasuk jilbab, sebagai
benteng penjaga diri dan semoga memberi jarak dari
kemudharatan (Nadia, 2016:95)
8. Hanya kebaikan yang ingin dia lakukan di usia tua seperti
sekarang. Hanya matahari yang ingin dia sebarkan. Bukan yang
lain. hidup untuk membagikan cahaya. Telah lama Ia curahkan
hati, waktu, dan pikiran, serta energi untuk senantiasa berada
dalam barisan da‟wah yang dipimpin nabi Muhammad SAW.
Laki-laki mulia yang sampai detik ini masih dirindukan untuk
bertemu dalam mimpi. (Nadia, 2016:102)
9. Seumur hidup, dia dan Abah berusaha mengawal anak-anak.
Tidak hanya dari pengaruh buruk pergaulan dan lingkungan yang
mengancam, juga dari tarikan-tarikan berkedok agama yang
30

melakukan pembodohan hingga kekerasan dan aksi terorisme


seakan halal dan menjadi jembatan pintas ke surga. (Nadia,
2016:160)
10. Itulah sebabnya Ummi memutuskan datang ke rumah keluarga
Risma, menemui kedua orangtua menantunya itu untuk
mengulurkan perdamaian. (Nadia, 2016:187)
11. Ummi Aminah memutuskan menjauh dari keramaian. Selain
undangan ceramah jauh berkurang sejak penangkapan Zainal,
Ummi ingin menyepi. Tidak sanggup rasanya mengangkat wajah
di depan khalayak, jika keluarga prioritas utama bimbingannya
masih harus banyak diluruskan. (Nadia, 2016:191)
12. “Asalkan seakidah dan menegakkan sholat. Ummi tidak peduli
dengan suku dan lain-lain. Islam itu rahmatan Lil‟alamin. Dan
itu artinya tidak boleh rasis.”(Nadia, 2016:208)

B. Interpretasi /Analisis Data

Interpretasi atau analisis data, yaitu mendeskrpsikan data yang sudah

diklarifikasi berdasarkan tahapannya oleh peneliti ke dalam penyajian data.

Data-data yang sudah terkumpul berupa penggalan kalimat ataupun paragraf

yang kemudian diinterpretasikan sesuai dengan masalah yang di angkat

peneliti, yaitu tentang citra perempuan tokoh utama dalam novel Antara Cinta

dan Ridha Ummi karya Asma Nadia dengan menggunakan kajian feminisme.

Tahapan citra perempuan antara lain citra perempuan dalam aspek fisis, citra

perempuan dalam aspek psikis, dan citra perempuan dalam aspek sosial.

Berdasarkan data penelitian yang telah diperoleh kemudian dilakukan

interpretasi penelitian, sebagai berikut:

1. Citra Perempuan Aspek Fisis

Data 01 citra perempuan aspek fisis dijabarkan sebagai berikut.

Ratusan mata terarah kepada Ummi Aminah, perempuan dengan


wajah tanpa polesan yang hari itu mengenakan jilbab putih.
(Nadia, 2016:6)
31

Data di atas merupakan data citra perempuan aspek fisis yang terdapat

pada halaman 6. Citra perempuan aspek fisis dibuktikan pada kalimat Wajah

tanpa polesan yang hari itu mengenakan jilbab putih. Pada kalimat tersebut

menggambarkan citra fisis tokoh perempuan yaitu Ummi Aminah yang

memiliki wajah tanpa polesan/make up. Penggambaran fisis tersebut

mengatakan bahwa Ummi Aminah adalah wanita yang sederhana, tidak

seperti kebanyakan wanita saat ini yang suka menggunakan make up yang

berlebihan bahkan fenomena seperti itu sudah sangat lazim untuk gadis yang

berumur belasan tahun. Ummi Aminah adalah sosok wanita muslimah yang

selalu terlihat biasa dan selalu berpenampilan apa adanya.

Data 02 citra perempuan aspek fisis dijabarkan sebagai berikut.


Ummi telah melahirkannya, mempertaruhkan nyawa. Dan setiap
ibu berhak mendapatkan bakti anaknya, apalgi jika tidak
bertentangan dengan aturan Allah. (Nadia, 2016: 42)
Data di atas merupakan data citra perempuan aspek fisis yang

terdapat pada halaman 42. Citra perempuan aspek fisis dibuktikan pada

kalimat Ummi telah melahirkannya, mempertaruhkan nyawa. Dan setiap ibu

berhak mendapatkan bakti anaknya. Kalimat tersebut menggambarkan

perjuangan Ummi dalam melahirkan anak-anaknya. Ia berharap dengan

perjuangannya tersebut dapat membuah hasil dengan bakti dari anaknya.

Setiap perempuan di dunia menginginkan terbaik bagi anaknya terutama

mengenai kehidupan yang sesuai dengan aturan Allah.


32

Data 03 citra perempuan aspek fisis dijabarkan sebagai berikut.


Ummi tersenyum. Ada matahari, pun ada bulan di wajahnya,
mencerahkan siapa saja yang melihat. (Nadia, 2016:42)
Data di atas merupakan data citra perempuan aspek fisis yang

terdapat pada halaman 42. Citra perempuan aspek fisis dapat dibuktikan pada

klausa Ummi tersenyum. Ada Matahari, pun ada Bulan di wajahnya,

mencerahkan siapa saja yang melihat. Hal yang melatar belakangi Ummi

tersenyum hingga wajahnya mencerahkan bagi siapa saja yang melihatnya

seperti melihat matahari dan bulan adalah tatkala Ummi mengingat dialog

yang terjadi beberapa bulan setelah Zarika dan mas Wisnu putus. Setelah itu,

tak lama kemudian Zarika pun mulai meminta pendapat kepada Ummi

mengenai anak-anaknya yang menikah dengan seseorang yang berbeda

agamanya, pada waktu itu pula Ummi pun tersenyum. Dari kutipan data diatas

menggambarkan sesosok Ummi yang tersenyum, yang diibaratkan seperti

matahari dan bulan. Maksud dari Matahari dan Bulan dapat diartikan sebagai

pancaran wajah Ummi Aminah yang berseri saat tersenyum. Selain itu,

kutipan tersebut juga dapat diinterpretasi sebagai gambaran keindahan dan

keanggunan wajah seorang perempuan yaitu Ummi Aminah.

Data 04 citra perempuan aspek fisis dijabarkan sebagai berikut.


Setelah menarik napas sesaat dengan gerakan nyaris tak terlihat,
Ummi menatap anak-anaknya. Wajahnya tetap teduh meski
tatapan matanya bak kepingan cahaya dalam ruang gelap.(Nadia,
2016: 42)

Data di atas merupakan data citra perempuan yang terdapat pada

halaman 42. Citra perempuan aspek fisis dibuktikan pada kalimat Wajahnya
33

tetap teduh meski tatapan matanya bak kepingan cahaya dalam ruang gelap.

Kalimat tersebut menggambarkan bahwa Ummi Aminah meskipun dalam

keadaan marah, raut wajahnya tetap berwibawa dan tenang seperti pada

kutipan Wajahnya tetap teduh. Kemudian pada kutipan tatapan matanya bak

kepingan cahaya dalam ruang gelap menggambarkan tatapan mata Ummi

Aminah yang tajam dan mengisyaratkan emosi yang sedang dirasakan.

Data 05 citra perempuan aspek fisis dijabarkan sebagai berikut.


Di mata anak-anak Ummi, termasuk Zainal, perempuan tua
bertubuh kurus yang nyaman mengenakan kain batik sekalipun
lusuh, sudah seperti ibu yang lain. (Nadia, 2016: 48)

Data di atas merupakan citra perempuan aspek fisis yang terdapat

pada halaman 48. Citra perempuan aspek fisis dibuktikan pada kalimat

perempuan tua bertubuh kurus yang nyaman mengenakan kain batik

sekalipun lusuh. Kutipan tersebut menggambarkan Ummi Aminah sebagai

perempuan yang sederhana selayaknya ibu rumah tangga biasa yang

kesehariannya menggunakan pakaian yang batik yang lusuh. Gambaran

tersebut merupakan pandangan seorang anak kepada ibunya. Walau terlihat

sederhana, tetapi Ummi Aminah merupakan sosok wanita yang kuat dan tegar

yang mampu membesarkan anak-anaknya meski di derai masalah yang tidak

pernah ada habisnya. Gambaran tubuh kurus Ummi Aminah cerminan dari

ketegaran atas masalah-masalah yang dihadapinya seperti masalah yang

menimpah salah satu anaknya yaitu Zainal. Zainal dituduh mengkomsumsi

narkoba padahal itu tidak benar ia hanya difitnah .


34

Data 06 citra perempuan aspek fisis dijabarkan sebagai berikut.


Air mata tumpah membasahi daster panjang yang dikenakan
Ummi. (Nadia, 2016: 60)

Data di atas merupakan citra perempuan aspek fisis yang terdapat

pada halaman 60. Citra perempuan aspek fisis dibuktikan pada kalimat Air

mata tumpah membasahi daster panjang yang dikenakan Ummi. Kalimat

tersebut menggambarkan kesederhanaan dari sosok Ummi Aminah yang

sering menggunakan daster seperti layaknya ibu rumah tangga biasa. Daster

juga bisa direpresentasikans sebagai pekerja keras, karena perempuan yang

menggunakan daster biasanya merupakan ibu dan istri yang sangat sibuk di

rumah mengurusi rumah tangga mulai dari mempersiapkan baju suami,

memandikan anak sebelum ke sekolah dan sebagainya.

Data 07 citra perempuan aspek fisis dijabarkan sebagai berikut.


Ummi masih tersenyum. Lembut dan penuh kasih seperti biasa
(Nadia, 2016:60)
Data di atas merupakan citra perempuan aspek fisis yang terdapat

pada halaman 60. Citra perempuan aspek fisis dibuktikan pada kalimat Ummi

masih tersenyum. Hal tersebut menggambarkan sosok Ummi Aminah dengan

senyuman lembut di wajahnya ketika mendengar percakapan antara Abah dan

Zidan. Saat itu Zidan mulai mendekati Abah lalu menceritakan masalah

percintaannya. Senyuman lembut dengan penuh kasih itu terlihat dari wajah

Ummi Aminah ketika melihat Abah dan Zidan sedang asik bercerita. Setelah

memandang Zidan Ummi tiba-tiba teringat singgungan dari liputan sosial

media mengenai Zidan yang digosipkan kemayau atau maho istilah anak
35

sekarang. Sering kali Zidan tidak mengerti bagaimana Ummi mampu menata

hati. Padahal polularitas Ummi makin melambung. Sudah tidak bisa dihitung

berapa kali Ummi memberikan ceramah di TV.

Data 08 citra perempuan aspek fisis dijabarkan sebagai berikut.


perempuan yang sudah lebih dari tiga puluh enam tahun
bersamanya itu, terisak. Hidungnya merah. Sampai sekarang ada
kecantikan tersendiri yang dirasa Abah terpancar dari Ummi,
ketika perempuan itu tertawa bahkan menangis seperti saat ini.
(Nadia, 2016: 91)

Data di atas merupakan citra perempuan aspek fisis yang terdapat

pada halaman 91. Citra perempuan aspek fisis dibuktikan pada kalimat

Hidungnya merah. Sampai sekarang ada kecantikan tersendiri yang dirasa

Abah terpancar dari Ummi, ketika perempuan itu tertawa bahkan menangis

seperti saat ini. Kalimat tersebut menggambarkan Ummi Aminah sebagai

perempuan yang memiliki kecantikan yang alami seperti yang dikatakan Abah

ketika Ummi Aminah tertawa bahkan menangis pun aura kecantikan Ummi

tetap terpancar. Gambaran sosok Ummi sebagai representasi dari sosok

perempuan yang sederhana yang memiliki aura kecantikan yang begitu indah

dari pandangan orang-orang meskipun tidak memakai hal-hal semacam make

up tetapi Ummi tetap saja terlihat cantik dan anggun.

Data 09 citra perempuan aspek fisis dijabarkan sebagai berikut.


Ummi Aminah mengangkat wajah. Ia tahu lelaki itu benar.
(Nadia, 2016:95)
Data di atas merupakan citra perempuan aspek fisis yang terdapat
pada halaman 95. Citra perempuan aspek fisis dibuktikan padakalimat Ummi
36

Aminah mengangkat wajah. Kalimat tersebut menggambarkan sosok Ummi


Aminah dengan wajah yang polos ketika mendengar gosip tentang anaknya
yaitu Zarika. Ummi Aminah tetap tegar dan bersabar mendengar cibiran-
cibiran dari sosial media mengenai Zarika, Ummi beranggapan bahwa apa
yang di katakan orang-orang terhadap anaknya itu adalah tidak benar. Zarika
tidak mungkin merebut suami orang. Ummi Aminah sangat tahu sifat
anaknya. Zarika itu adalah putri Ummi yang sangat baik, penurut dan dia juga
termasuk wanita karier. Ummi Aminah beranggapan bahwa apa yang dia
dengar dari orang-orang tentang anaknya adalah fitnah.

Data 10 citra perempuan aspek fisis dijabarkan sebagai berikut.


Tulang-tulangnya terasa dilolosi saat lidah melafadzkan satu dari
ayat-ayat suci yang sering diulanginya setiap ceramah.(Nadia,
2016: 102)

Data di atas merupakan citra perempuan aspek fisis yang terdapat

pada halaman 102. Citra perempuan aspek fisis dibuktikan pada kalimat

Tulang-tulangnya terasa dilolosi saat lidah melafadzkan satu dari ayat-ayat

suci yang sering diulanginya setiap ceramah. Kalimat tersebut

menggambarkan sosok Ummi Aminah dengan perasaan cemas pada saat

ceramah. Setiap kali melafadzkan ayat-ayat suci lidahnya terasa kaku dan

badan-badannya kian melemas. Hal yang membuat Ummi Aminah semakin

cemas yaitu ketakutan yang sekarang menyelimuti bukan hanya karena gosip

atau tudingan mengenai anaknya saja tapi rasa takut kepada Allah, bagaimana

bisa ia mempertanggungjawabkan semua kelak di hadapan Allah.


37

Data 11 citra perempuan aspek fisis dijabarkan sebagai berikut.


Tetesan bening dari mata akhirnya jatuh membasahi ujung
sajadah tempat dia bersujud. Tujuh wajah berkelebut lalu berputar
mengisi ruang imajinasinya makin lama makin cepat. Setiap wajah
membuat dadanya memompa air mata hingga mengalir begitu
deras. (Nadia, 2016: 104)

Data di atas merupakan citra perempuan aspek fisis yang terdapat

pada halaman 104. Citra perempuan aspek fisis dibuktikan pada kalimat

Tetesan bening dari mata akhirnya jatuh membasahi ujung sajadah tempat

dia bersujud. Kalimat tersebut menggambarkan kesedihan dari seorang Ummi

yang memikirkan anak-anaknya yang dirundung masalah. Tetesan air mata

yang membasahi sajadah itu menggambarkan perasaan rapuh dan putus asa

atas semua masalah yang ia hadapi saat ini. Setiap kali Ummi sholat bayangan

wajah anak-anaknya selalu saja terusik dibenaknya. Hal tersebut membuat

Ummi Aminah selalu menitikkan air mata yang begitu deras. Ummi hanya

mampu menyerahkan segala kesedihannya kepada Allah. Kutipan tersebut

sebagai gambaran wanita secara umum bahwa menangis adalah cara

perempuan menghilangkan sedikit beban serta dapat menenangkan pikiran.

Data 12 citra perempuan aspek fisis dijabarkan sebagai berikut.


Ummi dan air mata yang diam-diam tumpah di pipi setiap malam,
ketika bapak tak pernah pulang (Nadia, 2016: 110)

Data di atas merupakan citra perempuan aspek fisis yang terdapat

pada halaman 110. Citra perempuan aspek fisis dibuktikan pada kalimat Ummi

dan air mata yang diam-diam tumpah di pipi setiap malam, ketika bapak tak

pernah pulang. Kalimat tersebut menggambarkan kesedihan Ummi Aminah,


38

hal tersebut dibuktikan dengan air mata yang diam-diam tumpah membasahi

pipi Ummi. Setiap malam Ummi Aminah merenung mengingat sosok ayahnya

yang tak pernah pulang. Kerinduan yang dirasakan Ummi Aminah terhadap

ayahnya membuat dirinya selalu meneteskan air mata yang cukup deras.

Ummi Aminah selalu membayangkan akan kepulangan ayahnya yang sudah

lama tak kunjumg datang.

Data 13 citra perempuan aspek fisis dijabarkan sebagai berikut.


Mata bening Ummi menatap anak-anaknya yang memasuki
gerbang dewasa, mereka semua duduk mengelilinginya, setelah
shalat Maghrib yang dipimpin Abah.(Nadia, 2016: 113)
Data di atas merupakan citra perempuan aspek fisis yang terdapat

pada halaman 113. Citra perempuan aspek fisis dibuktikan pada kalimat Mata

bening Ummi menatap anak-anaknya yang memasuki gerbang dewasa,

mereka semua duduk mengelilinginya, setelah shalat Maghrib yang dipimpin

Abah. Kalimat tersebut menggambarkan kebersamaan Ummi Aminah dengan

keluarganya setelah melaksanakan shalat Magrib yang dipimpin oleh Abah.

Suasana rumah Ummi terlihat tentram ketika berkumpul bersama-sama.

Tatapan mata bening Ummi tertuju kepada anak-anaknya yang kini mulai

memasuki gerbang dewasa. Ummi menatap anak-anaknya satu per satu lebih

serius dari biasanya. Ummi Aminah meberikan sedikit pencerahan kepada

anak-anaknya agar tak satu pun anak Ummi menjadi duri dalam pernikahan

orang lain dan terjerumus kedalam ajaran sesat. Ummi hanya ingin melihat

anak-anaknya sukses dan bahagia menuju jalan Allah.


39

Data 14 citra perempuan aspek fisis dijabarkan sebagai berikut.


Perempuan setengah baya yang malam itu mengenakan daster
batik dan jilbab sederhana, terus menatap tajam dengan sebersit
kemarahan yang tersisa di wajah. (Nadia, 2016: 120)

Data di atas merupakan data citra perempuan aspek fisis yang

terdapat pada halaman 120. Citra perempuan aspek fisis yang dibuktikan pada

frasa Perempuan setengah baya. Hal tersebut menggambarkan Ummi Aminah

sebagai perempuan yang sudah berumur atau tidak muda lagi. Selain itu, frasa

Mengenakan daster batik dan jilbab sederhana menggambarkan

kesederhanaan Ummi yang kesehariannya menggunakan daster dan jilbab

saja. Aspek fisis Ummi Aminah secara berulang dijelaskan dengan detail baik

mengenai cara berpakaian sampai dengan ciri fisis yang umum.

Data 15 citra perempuan aspek fisis dijabarkan sebagai berikut.


Ummi berdiri dari kursinya. Suaranya terdengar menahan emosi
saat mengulang pertanyaan, sementara anak gadisnya tergugu.
Beberapa detik hanya bisa diam. ( Nadia, 2016:120)
Data di atas merupakan citra perempuan aspek fisis yang terdapat

pada halaman 120. Citra perempuan aspek fisis dibuktikan pada kalimat

Suaranya terdengar menahan emosi saat mengulang pertanyaan, sementara

anak gadisnya tergugu. Kalimat tersebut menggambarkan kemarahan yang

dirasakan Ummi Aminah ketika gosip-gosip sampai ketelinganya yang saat ini

lagi ramai dibicarakan orang-orang mengenai anaknya yaitu Zarika. Perlahan-

lahan kalimat-kalimat dari mulut Ummi mulai keluar dengan suara kencang,

Ummi berusaha mengontrol emosi ketika bertanya kepada Zarika akan tetapi

Zarika hanya bisa terdiam. Ummi hanya ingin kepastian apakah masalah itu

benar atau tidak. Apakah benar Zarika merebut suami orang. Kalau memang
40

itu tidak benar dan cuma hanya fitnah berarti tidak ada yang perlu

dipersoalkan. Ummi hanya ingin mengetahui kebenarannya tersebut.

Data 16 citra perempuan aspek fisis dijabarkan sebagai berikut.


Perlahan Ummi mengangkat wajah dan menatap anak gadisnya
yang cantik. (Nadia, 2016: 125)

Data di atas merupakan data citra perempuan aspek fisis yang

terdapat pada halaman 125. Citra perempuan aspek fisis dibuktikan pada

kalimat Perlahan Ummi mengangkat wajah dan menatap anak gadisnya yang

cantik. Hal tersebut menggambarkan Ummi Aminah saat itu sedang menatap

wajah putrinya yang terlihat cantik. Setelah peretengkaran yang terjadi antara

Ummi dan putrinya, suara Ummi kini mulai memelas perlahan-lahan kalimat-

kalimat keluar dari mulut Ummi dengan suara yang pelan berbalut kesedihan.

Ummi tidak akan pernah ridha apabila anaknya melakukan hal yang sangat ia

benci. Tidak lama kemudian Zarika memeluk Ummi dengan erat, air mata

pun kian melebur.

Data 17 citra perempuan aspek fisis dijabarkan sebagai berikut.


Jemari Ummi mengelus lembut kerudung anak gadisnya.
Berangsur kemarahan meredah. (Nadia, 2016: 125)

Data di atas merupakan data citra perempuan aspek fisis yang

terdapat pada halaman 125. Citra perempuan aspek fisis dibuktikan pada

klausa Jemari Ummi mengelus lembut kerudung anak gadisnya. Kalimat

tersebut menggambarkan Ummi Aminah yang penuh kasih sayang mengelus

kepala anak gadisnya. Pemggambaran jemari yang penuh kelembutan

merepresentasikan bahwa Ummi Aminah adalah Wanita yang tahu cara


41

memperlakukan anaknya sebaik mungkin meskipun dalam keadaan marah, ia

mampu mengontrol dan meredahkan suasana menjadi lebih tenang. Kalimat

tersebut memberikan pelajaran bahwa dalam menghadapi masalah kita harus

tetap tenang dan sabar agar masalah yang kita hadapi dapat berangsur-angsur

dapat diatasi.

Data 18 citra perempuan aspek fisis dijabarkan sebagai berikut.


Ummi Aminah menarik napas panjang. Ada senyum di bibir
perempuan itu saat hatinya mulai merangkai kalimat demi kalimat.
(Nadia, 2016: 147)

Data di atas merupakan data citra perempuan aspek fisis yang

terdapat pada halaman 147. Citra perempuan aspek fisis dibuktikan pada

kalimat Ada senyum di bibir perempuan itu saat hatinya mulai merangkai

kalimat demi kalimat. Kalimat tersebut menggambarkan Ummi Aminah

dengan perasaan senang. Rasa gembira itu dapat dibuktikan dari senyuman di

bibirnya. Setiap kali ingin mengucapkan kalimat-kalimat dari mulutnya

hatinya merasakan kebahagiaan tersendiri. Hal yang membuat Ummi

tersenyum yaitu ketika teriakan Zainal yang sedang menawarkan sepatu di

luar masjid kepada beberapa orang yang mungkin mendekat, melihat

semangat putranya membuat Ummi tersenyum lebar. Ummi Aminah adalah

sosok wanita yang berhati lembut serta memiliki jiwa kasih sayang yang luar

biasa terhadap siapa pun termasuk anak-anaknya.

Data 19 belas citra perempuan aspek fisis dijabarkan sebagai


berikut.
Kedua matanya menghangat setiap mengingat kalimat-kalimat
Zainal, putra kebanggannya. (Nadia, 2016:148)
42

Data di atas merupakan data citra perempuan aspek fisis yang

terdapat pada halaman 148. Citra perempuan aspek fisis dibuktikan pada

kalimat Kedua matanya menghangat setiap mengingat kalimat-kalimat Zainal,

putra kebanggannya. Frasa Kedua matanya menghangat menggambarkan

bahwa Ummi Aminah menangis terharu akan kalimat-kalimat anaknya. Ummi

Aminah sosok ibu dengan penuh kasih sayang terhadap anaknya. Ketika

mengingat kalimat-kalimat Zainal tanpa sadar mata Ummi kini mengahangat.

Ummi Aminah berpikiran bahwa Anak-anak seusia Zainal waktu itu ingin

memiliki sepeda, game, PS, handphone tetapi berbeda dengan anaknya.

Zainal tidak berkeinginan memiliki itu semua Zainal hanya ingin surga,

kalimat-kalimat itulah yang mebuat Ummi terharu dan semakin sayang pada

putranya. Di mata Ummi Zainal adalah putra kebanggannya karena memiliki

sifat yang baik serta sholeh.

Data 20 citra perempuan aspek fisis dijabarkan sebagai berikut.


Berpikir demikian, bibir perempuan yang tanpa polesan itu,
terbuka (Nadia, 2016:150)
Data di atas merupakan data citra perempuan aspek fisis yang

terdapat pada halaman 150. Citra perempuan aspek fisis dibuktikan pada

kalimat Berpikir demikian, bibir perempuan yang tanpa polesan itu, terbuka

Kalimat tersebut menggambarkan sosok Ummi Aminah dengan wajah polos

tanpa make up hal tersebut dibuktikan dari bibir Ummi Aminah tanpa polesan

yaitu tidak memakai apa-apa semacam lipstik. Ummi Aminah adalah sosok

perempuan yang suka berpenampilan sederhana. Saat itu Ummi Aminah

menghadiri pengajian di masjid, para jama‟ah menunggu dengan khidmat. Tak


43

lama kemudian Ummi Aminah mulai memberikan ceramah dengan kalimat-

kalimat bijak yang selalu meringankan hati dan beban. Ummi membuka

kebuntuan berpikir yang selama beberapa waktu menggayuti sebagian besar

ibu dan muslimah mudah yang rajin menghadiri pengajiannya. Ummi Aminah

menatap jama‟ah pengajian yang memenuhi masjid besar sambil berda‟wah.

Data 21 citra perempuan aspek fisis dijabarkan sebagai berikut.


„‟Perempuan berjilbab putih itu belum menyelesaiakan kalimatnya
ketika tahu-tahu keriuhan yang luar biasa terdengar dari
pelataran masjid.‟‟ m(Nadia, 2016: 150)
Data di atas merupakan data citra perempuan aspek fisis yang

terdapat pada halaman 150. Citra perempuan aspek fisis dibuktikan pada

kutipan “Perempuan berjilbab putih itu belum menyelesaiakan kalimatnya

ketika tahu-tahu keriuhan yang luar biasa terdengar dari pelataran masjid.‟‟

Kutipan tersebut menggambarkan kesederhanaan Ummi Aminah dengan

balutan jilbab putih yang ia kenakkan saat sedang melangsungkan pengajian di

masjid besar bersama jama‟ah lain. Pada saat itu Ummi sedang berceramah,

tanpa sadar suara langkah-langkah tegap bergegas terdengar dari luar masjid.

Ummi mendengar sekilas suara putranya yang bernada panik serta terdengar

tak beraturan ditingkahi teriakan-teriakan bernada memerintah. Ummi

bergegas keluar dari masjid meninggalkan para jama‟ah untuk melihat

keadaan yang terdengar dari luar. Perhatian para jama‟ah pun terpecah,

sebagian berdiri melongokkan wajah keluar.


44

Data 22 citra perempuan aspek fisis dijabarkan sebagai berikut.


Ziah dan Zubaidah sudah berdiri di sisi perempuan dalam
kerudung putih itu, memegangi kedua tangan Ummi. (Nadia, 2016:
152)
Data di atas merupakan data citra perempuan aspek fisis yang

terdapat pada halaman 152. Citra perempuan aspek fisis dibuktikan pada

kalimat Ziah dan Zubaidah sudah berdiri di sisi perempuan dalam kerudung

putih itu, memegangi kedua tangan Ummi. Kalimat tersebut menggambarkan

sosok Ummi Aminah dengan balutan jilbab putih saat itu ditemani kedua

putrinya. Ummi Aminah mendaptakan masalah besar mengenai masalah yang

menimpah Zainal, kedua putrinya yaitu Ziah dan Zubaidah berada di samping

Ummi sambil memegangi tangannya menyaksikan adegan dramatis

penangkapan saudara mereka, tanpa sadar air mata keluar membasahi kedua

pipinya. Ummi Aminah saat itu langsung mendekati Zainal lalu bertanya

kepadanya” Zainal kenapa nak ? Anak Ummi kenapa?”. Tak ada kalimat yang

bisa diperoleh dari putra tersayang saat tangan-tangan petugas menyeret dan

menjauhkanya dari masjid, lalu memasukannya kedalam mobil polisi. Di

balik kaca jendela mobil, Ummi dan Zainal saling berpandangan untuk

terakhir kali. Ada kecemasan yang terlihat diwajah Zainal, setelah mobil

polisi membawa putranya, Ummi Aminah langsung menitikkan air mata yang

tiada henti.

Data 23 citra perempuan aspek fisis dijabarkan sebagai berikut.


Perempuan lewat paru baya itu menitikkan air mata. Terisak.
(Nadia, 2016: 152)
45

Data di atas merupakan data citra perempuan aspek fisis yang

terdapat pada halaman 152. Citra perempuan aspek fisis dibuktikan pada

kalimat Perempuan lewat paru baya itu menitikkan air mata. Hal tersebut

menggambarkan kesedihan seorang Ummi Aminah. Kesedihan tersebut

terpancar dari wajah Ummi Aminah saat itu lagi menitikkan air mata begitu

deras, perasaannya kini seakan rapuh. Kejadian yang membuat Ummi Aminah

menitikkan air mata tersebut adalah ketika Zainal mengalami masalah yang

amat besar yaitu tuduhan mengkomsumsi narkoba. Air mata Ummi Aminah

terus mengalir membasahi pipinya membayangkan masalah yang dihadapi

putra sulungnya. Ummi Aminah adalah wanita yang berhati lembut serta

memiliki jiwa kasih sayang yang amat besar terhadap anak-anaknya. Setiap

kali ada masalah menimpah anak-anaknya, hati Ummi Aminah terasa hancur

dan rapuh.

Data 24 citra perempuan aspek fisis dijabarkan sebagai berikut.


„‟Air mata yang terus menitik membasahi wajah Ummi.‟‟ (Nadia,
2016: 157)

Data di atas merupakan data citra perempuan aspek fisis yang


terdapat pada halaman 157. Citra perempuan aspek fisis dibuktikan pada
kalimat “Air mata yang terus menitik membasahi wajah Ummi.‟‟ Kutipan
tersebut menggambarkan perasaan Ummi Aminah yang sedang rapuh.
Kesedihan tersebut membuat Ummi Aminah terus menitikkan air mata
dipipinya. Wajah polos tanpa make up itu dibaluti kesedihan yang begitu
mendalam. Hal yang membuat Ummi Aminah menangis yaitu ketika tanpa
sengaja melihat berita infotaiment di televise mengenai putranya yaitu Zainal
46

dengan kedua tangannya diborgol dibawah polisi. Seketika itu dada Ummi
terasa sesak.

Data 25 citra perempuan aspek fisis dijabarkan sebagai berikut.


Perempuan itu menatap lurus bola mata putranya, saat mereka
akhirnya diizinkan bertemu. (Nadia, 2016: 160)

Data di atas merupakan data citra perempuan aspek fisis yang

terdapat pada halaman 160. Citra perempuan aspek fisis dibuktikan pada

kalimat Perempuan itu menatap lurus bola mata putranya, saat mereka

akhirnya diizinkan bertemu. Kalimat tersebut menggambarkan perasaan haru

terhadap Ummi Aminah karena bisa melihat dan bertatapan langsung pada

putranya yaitu Zainal. Setelah beberapa lama ini terpisahkan karena masalah

yang menimpa anaknya. Perasaan Ummi Aminah kini mulai tenang walau

demikian anaknya masih di tahanan polisi. Ummi Aminah masih tidak

percaya akan hal yang menimpah anaknya masalah tersebut hanyalah

kesalahpahaman.

Data 26 citra perempuan aspek fisis dijabarkan sebaga berikut.


Perempuan berjilbab putih itu ingin mempercayai setiap patah
yang keluar dari lisan putranya. (Nadia, 2016: 161)
Data di atas merupakan data citra perempuan aspek fisis yang

terdapat pada halaman 161. Citra perempuan aspek fisis dibuktikan pada

kalimat Perempuan berjilbab putih itu ingin mempercayai setiap patah yang

keluar dari lisan putranya. Kalimat tersebut menggambarkan kesederhanaan

Ummi Aminah dengan balutan jilbab putih yang dikenakkan pada saat itu

sedang berhadapan dengan putranya. Saat itu Zainal mencoba menjelaskan


47

kepada Ummi tentang semua masalah yang menimpah dirinya. Tapi di sisi

lain, Ummi mengerti setiap anak akan mengatakan apa pun agar tidak melukai

orang tuanya. Keraguan Ummi membuat Zainal merasa tersakiti ketika orang

yang sangat ia hormati dan cintai masih ragu dengan semua penjelasannya.

Data 27 citra perempuan aspek fisis dijabarkan sebaga berikut.


Kedua lutut Ummi kian lemas.(Nadia, 2016: 161)

Data di atas merupakan data citra perempuan aspek fisis yang

terdapat pada halaman 161. Citra perempuan aspek fisis dibuktikan pada

kalimat Kedua lutut Ummi kian lemas. Hal tersebut menggambarkan Ummi

Aminah secara fisik dengan kedua lututnya yang kini lemas setelah

mendengar kalimat-kalimat dari anaknya bahwa berada di dalam penjara

sangat tersiksa. Hal tersebut menandakan fisis Ummi Aminah yang mulai tak

berdaya mungkin dipengaruhi oleh usia yang tidak muda lagi dan masalah-

masalah yang selalu datang silih berganti.

Data 28 citra perempuan aspek fisis dijabarkan sebaga berikut.


Ummi Aminah menepuk lembut bahu putranya. Lalu mencium
kening Zainal terakhir kali saat beberapa petugas datang untuk
mengembalikan putranya ke dalam sel. (Nadia, 2016: 162)
Data di atas merupakan data citra perempuan aspek fisis yang
terdapat pada halaman 162. Citra perempuan aspek fisis dibuktikan pada
kalimat Ummi Aminah menepuk lembut bahu putranya. Hal tersebut
menggambarkan betapa besar kasih sayang seorang ibu kepada anaknya ketika
Ummi menepuk bahu Zainal lalu mencium kening untuk yang terakhir
kalinya. Frasa menepuk lembut bahu itu sebagai refresentasi dari kelembutan
48

hati dari Ummi Aminah kepada anak-anaknya. Hal tersebut juga sebagai

bentuk kasih sayang dari Ibu kepada anak. Sebelum Zainal dibawah petugas

masuk kedalam sel tahanan, Ummi Aminah mengecup kening Zainal untuk

yang terakhir kali, tanpa sadar bayangan mengenai Rini dan anaknya bermain

dikepala Ummi. Rini adalah menantu Ummi yang sedang hamil besar.

Data 29 citra perempuan aspek fisis dijabarkan sebagai berikut.


“Di luar itu, hanya satu orang yang sebisa mungkin kuturuti kata-
katanya. Ummi. Ya, perempuan berjilbab rapi dengan wajah teduh
itu tak pernah meminta banyak hal, apalgi yang sifatnya materi.‟‟
(Nadia, 2016: 200)
Data di atas merupakan data citra perempuan aspek fisis yang

terdapat pada halaman 200. Citra perempuan aspek fisis dibuktikan pada

kutipan “ Ya, perempuan berjilbab rapi dengan wajah teduh itu tak pernah

meminta banyak hal, apalgi yang sifatnya materi.” Kutipan tersebut

menggambarkan Ummi Aminah dengan kesederhanaan dalam berpakaian

serta mengenakkan jilbab rapi dengan wajah polos yang terlihat sangat

anggun. Ummi Aminah adalah sosok perempuan yang kuat meskipun masalah

selalu datang bertubi-tubi menghampirinya. Ummi Aminah tidak suka

meminta sesuatu terhadap siapa pun bahkan Ummi Aminah pun tidak pernah

meminta hal-hal yang lebih apalagi yang sifatnya materi. Ummi Aminah

hanya bisa mendoakan yang terbaik buat anak-anaknya yang saat ini dilanda

masalah.

Data 30 citra perempuan aspek fisis dijabarkan sebagai berikut.


Ummi tersenyum. Tangannya yang mulai berkeriput mengelus
pundakku. (Nadia, 2016: 201)
49

Data di atas merupakan data citra perempuan aspek fisis yang

terdapat pada halaman 201. Citra perempuan aspek fisis dibuktikan pada

kalimat Tangannya yang mulai berkeriput mengelus pundakku. Kutipan

tersebut menggambarkan Ummi Aminah yang kini usianya sudah mulai tua.

Hal tersebut dibuktikan dengan kulitnya yang kini mulai keriput. Senyuman

Ummi Aminah masih selalu terpancar meskipun guratan-guratan di wajahnya

sangat terlihat bahkan usianya kini sudah jauh lebih tua. Ummi Aminah adalah

sosok perempuan yang sangat luar biasa, kasih sayangnya terhadap anak-

anaknya tidak pernah luntur bahkan sampai dari Ummi Aminah berusia

mudah hingga tua, Ummi Aminah tetap selalu memberikan kebahagiaan

terhadap anak-anaknya.

Data 31 citra perempuan aspek fisis dijabarkan sebagai berikut.


“wajah Ummi mendadak resah. Melihatnya aku justru merasa
lucu” (Nadia, 2016:201)
Data di atas merupakan data citra perempuan aspek fisis yang

terdapat pada halaman 201. Citra perempuan aspek fisis dibuktikan pada

kutipan “wajah Ummi mendadak resah.” Kutipan tersebut menggambarkan

ekspresi wajah Ummi Aminah mendadak resah ketika mendengar

pembicaraan Laras mengenai buku-buku bahasa inggris makin mahal bahkan

dolar pun semakin naik. Ekspresi Ummi jadi seperti pengamat pasar Citra fisis

Ummi Aminah yang sering dimunculkan dalam novel ini berkaitan dengan

berbagai ekspresi wajah dari kondisi atau kejadian yang tokoh utama alami.
50

Data 32 citra perempuan aspek fisis dijabarkan sebagai berikut.


Perempuan yang sudut matanya mulai digurati garis-garis halus
mengangguk. (Nadia, 2016: 221)
Data di atas merupakan data citra perempuan aspek fisis yang

terdapat pada halaman 221. Citra perempuan aspek fisis dibuktikan pada

kalimat Perempuan yang sudut matanya mulai digurati garis-garis halus

mengangguk. Hal tersebut menggambarkan sosok perempuan yang kini sudah

tua yaitu Ummi Aminah, usianya kini semakin menambah perlahan sudut

matanya mulai di gurati garis garis halus dengan balutan keriput terhadap

kulitnya, hal tersebut menandakan Ummi Aminah sudah tidak mudah lagi

akan tetapi aura wajah Ummi Aminah masih tetap terlihat cantik.

2. Citra Perempuan aspek Psikis

Citra psikis menggambarkan kekuatan emosional yang dimiliki oleh

perempuan dalam suatu cerita. Citra perempuan aspek psikis juga tidak

terlepas dari unsur feminitas. Aspek psikis ini memperlihatkan bagaimana rasa

emosi perempuan tersebut, rasa penerimaan terhadap berbagai hal, cinta kasih,

serta cara untuk menjadi tetap eksis pada sebuah perkumpulan/komunitas.

Berikut adalah penjabaran mengenai data citra perempuan aspek psikis.

Data 01 citra perempuan aspek psikis akan dijabarkan sebagai


berikut.
Ummi Aminah tidak sanggup berkata-kata. Cintanya pergi
membawa sepenggal jiwa perempuan itu bersamanya, dalam
situasi yang sulit diterima nalar. (Nadia, 2016: 6)
Data di atas merupakan data citra perempuan aspek psikis yang

terdapat pada halaman 6 novel Antara Cinta dan Ridha Ummi. Citra
51

perempuan aspek psikis dapat dibuktikan pada kalimat Ummi tidak sanggup

berkata. Cintanya pergi membawa sepenggal jiwa itu bersanaya. Kalimat

tersebut menggambarkan kesedihan yang sangat dalam yang dirasakan oleh

Ummi Aminah saat di depan matanya sendiri, ia melihat suaminya di seret

oleh pihak berwajib karena melakukan pelanggaran hukum. Kejadian yang

terjadi membuat Ummi diam dan tidak mampu mengucapkan sepatah kata.

penggambaran kekecewaannya juga terlihat pada klausa “Cintanya pergi

membawa sepenggal jiwa itu bersamanya” hal tersebut mengungkapkan

bahwa kekecewaan mendalam Ummi kepada suaminya akan perbuatannya

yang dilakukan.

Data 02 citra perempuan aspek psikis akan dijabarkan sebagai


berikut.
Pelan-pelan benaknya berusaha mencerna peristiwa yang
berlangsung begitu cepat. Sia-sia pikirannya buntu. (Nadia, 2016:
7)

Data di atas merupakan data citra perempuan aspek psikis yang

terdapat pada halaman 7. Citra perempuan aspek psikis dibuktikan pada kausa

Sia-sia pikirannya buntu. Kalimat tersebut menggambar Ummi Aminah yang

merasa tidak percaya dengan apa yang terjadi dengan suaminya. Ummi

mencoba berpikir positif mengenai kejadian penangkapan tersebut, mungkin

ada kesalahan yang terjadi yang dilakukan oleh pihak kepolisian, tetapi

semakin ia mencoba berpikir positif, semakin terbayang kejadian itu. hingga

akhirnya Ia tidak mampu berpikir apa-apa, yang terbayang hanya kejadian

tersebut dan hal-buruk yang akan terjadi.


52

Data 03 citra perempuan aspek psikis akan dijabarkan sebagai


berikut.

Lembut dan hangat kalimat perempuan yang melahirkannya. Ada


pengertian di sana sekaligus ketegasan yang tak mungkin ditawar.
(Nadia, 2016: 13)

Data di atas merupakan data citra perempuan aspek psikis yang

terdapat pada halaman 13. Citra perempuan aspek psikis dibuktikan pada

kalimat Ada pengertian di sana sekaligus ketegasan yang tak mungkin

ditawar. Kalimat tersebut menggambarkan Ummi Aminah di mata Zubaidah,

salah satu anaknya yang merasa tidak anggun saat mengenakan jilbab. Cara

Ummi Aminah menyampaikan nasihat kepada anak-anaknya dengan lembut

dan hangat sehingga nasehat tersebut dapat mudah diterima. Kata-kata

tersebut bukan hanya sebuah nasehat tetapi juga sebuah rasa pengertian

seorang Ibu yang menginginkan anaknya menjadi pribadi yang lebih baik.

Data 04 citra perempuan aspek psikis akan dijabarkan sebagai


berikut.

Istrinya tidak banyak menuntut. Santun dan sabar luar biasa.


Memang memudahkan menikah dengan seseorang yang bukan
hanya cerdas secara matematis, tetapi juga hati. (Nadia, 2016:89)
Data di atas merupakan data citra perempan aspek psikis yang

terdapat pada halaman 89. Citra perempuan aspek psikis dapat dibuktikan

pada kutipan Istrinya tidak banyak menuntut. Santun dan sabar luar biasa.

Kalimat tersebut menggambarkan Ummi Aminah di mata suaminya yang

dikenal sebagai istri yang tidak pernah menuntut apa-apa, dapat memahami

kondisi suami serta selalu sabar dan santun luar biasa. Hal tersebut

memperlihatkan bagaimana perbedaan saat seorang istri yang paham agama


53

dengan istri yang tidak paham agama. Istri yang paham agama tahu bagaimana

cara memperlakukan suami meskipun dalam kondisi terburuk sekalipun.

Ummi yang dikenal sebagai penceramah kondang dengan penghasilan yang

lumayan banyak tidak akan menghilang rasa hormatnya terhadap suami

tercinta.

Data 05 citra perempuan aspek psikis akan dijabarkan sebagai


berikut.
Berbagi kehidupan selama puluhan tahun tentu saja dia paham,
kenapa persoalan ini terasa seperti pukulan telak bagi Ummi.
(Nadia, 2016: 92)
Data di atas merupakan data citra perempuan aspek psikis yang
terdapat pada halaman 92. Citra perempuan aspek psikis terdapat pada kalimat
kenapa persoalan ini terasa seperti pukulan telak bagi Ummi. Salah satu anak
Ummi yaitu Zarika seolah memunculkan kembali kesedihan terdalam Ummi.
Zarika dekat dengan seorang lelaki yang ternyata merupakan suami orang. Hal
tersebut menjadi pukulan telak bagi Ummi karena Ummi juga merupakan
korban dari perselingkuhan. Bagaimana bisa salah satu anaknya melakukan
hal yang sama kepada wanita lain. kepedihan terbesar yang pernah Ia rasakan
adalah hilangnya kepercayaan suami terhadap seorang istri.

Data 06 citra perempuan aspek psikis akan dijabarkan sebagai


berikut.

Empat puluh tahun, memang sudah lama berselang. Tapi goresan


luka di hati Ummi dan perjuangan perempuan itu bangkit dari
kepurukan setelah suami yang diandalkannya digoda perempuan
lain. (Nadia, 2016: 94)
Data di atas merupakan data citra perempuan aspek psikis yang

terdapat pada halaman 94. Citra perempuan aspek psikis terdapat pada kalimat
54

Tapi goresan luka di hati Ummi dan perjuangan perempuan itu bangkit dari

kepurukan setelah suami yang diandalkannya digoda perempuan lain. Hal

tersebut menggambarkan kesedihan Ummi Aminah ketika mengingat

perbuatan suami pertamanya yang dulunya mudah tergelincir jika melihat

wanita cantik. Ketika Ummi Aminah mengetahui perlakuan suaminya, hati

Ummi sangat terluka dan ia tidak dapat membayangkan suaminya yang sangat

ia percayai dan selalu ia andalkan kini melakukan hal yang sangat dibenci

Ummi. Hal tersebut membuat Ummi menangis ketika mengingat kembali

masa lalunya yang begitu menyakitkan. Akan tetapi setelah melewati masalah

yang begitu berat kini Ummi Aminah mulai bangkit lagi dari kepurukan yang

selama ini menghampirinya. Ummi Aminah adalah sosok perempuan yang

sangat tegar dan kuat.

Data 07 citra perempuan aspek psikis akan dijabarkan sebagai


berikut.
Sebagai ibu, Ummi pribadi tak yakin bisa meredam emosi jika
berhadapan dengan Zarika. Benar dia penceramah. Da‟ya. Tapi
ustadz dan ustadzah pun tetap manusia yang punya perasaan, bisik
Ummi pada dirinya sendiri.(Nadia,2016:96)
Data di atas merupakan data citra perempuan aspek psikis yang

terdapat pada halaman 96. Citra perempuan aspek psikis terdapat pada kalimat

Sebagai ibu, Ummi pribadi tak yakin bisa meredam emosi jika berhadapan

dengan Zarika. Kalimat tersebut menggambarkan perasaan ragu Ummi

Aminah terhadap salah satu anaknya yaitu Zarika, Ummi Aminah berpikir

apakah ia mampu meredam emosi ketika berhadapan dengan Zarika atau tidak

karena dimata orang-orang Ummi Aminah adalah sosok perempuan yang


55

lemah lembut bahkan dikenal sebabagai penceramah. Ummi Aminah adalah

sosok ibu yang penyayang terhadap anak-anaknya, Ummi Aminah tidak

mungkin memarahi Zarika dengan emosi mungkin ini cuma alasan akan

kerapuhannya.

Data 08 citra perempuan aspek psikis akan dijabarkan sebagai


berikut.
Sajadah telah dihamparkan sejak tadi. Tetapi kalimat-kalimat yang
mengusiknya tak juga diam. (Nadia, 2016: 101)
Data di atas merupakan data citra perempuan aspek psikis yang

terdapat pada halaman 101. Citra perempuan aspek psikis terdapat pada

kalimat Tetapi kalimat-kalimat yang mengusiknya tak juga diam. Kalimat

tersebut menggambarkan Ummi Aminah pada saat itu ingin melaksanakan

shalat, akan tetapi masalah mengenai Zarika tentang merebut suami orang

atau istilah pelakor selalu saja mengusiknya dan terbayang-bayang di

benaknya. Hal tersebut membuat Ummi Aminah tidak konsentrasi.

Data 09 citra perempuan aspek psikis akan dijabarkan sebagai


berikut.
Ketakutan yang sekarang menyelimuti, bukan hanya karena gosip
dan tudingan sesama manusia. Tapi bagaimana dia bisa
mempertanggung jawabkan kepada Allah?. (Nadia, 2016:102)
Data di atas merupakan data citra perempuan aspek psikis yang

terdapat pada halaman 102. Citra perempuan aspek psikis terdapat pada

kalimat Ketakutan yang sekarang menyelimuti, bukan hanya karena gosip dan

tudingan sesama manusia. Kalimat tersebut menggambarkan perasaan takut

Ummi Aminah bukan hanya karena gosip atau tudingan saja mengenai

anaknya, tetapi persoalan juga membuat dirinya tersipu akan iman yang terasa
56

dangkal karena Ummi masih merasakan ujian sebagai beban berat di dalam

dirinya. Ketakutan Ummi Aminah terhadap Allah membuat dirinya

mengeluarkan air mata, Ummi merasa ia bukanlah ibu yang baik. Ummi takut

bagaimana nanti ia bisa mempertanggung jawabkan semua di hadapan Allah.

Data 10 citra perempuan aspek psikis akan dijabarkan sebagai


berikut.
Telah lama ia curahkan hati, waktu, dan pikiran, serta energi
untuk sentiasa berada dalam barisan da‟wah yang dipimpin Nabi
Muhammad Saw. Laki-laki mulia yang sampai detik ini masih dia
rindukan untuk bertemu dalam mimpi. (Nadia, 2016: 102)
Data di atas merupakan data citra perempuan aspek psikis yang

terdapat pada halaman 102. Citra perempuan aspek psikis terdapat pada

kutipan. Telah lama ia curahkan hati, waktu, dan pikiran, serta energi untuk

sentiasa berada dalam barisan da‟wah yang dipimpin Nabi Muhammad Saw.

Kalimat tersebut menggambarkan perasaan sedih Ummi Aminah yang selalu

ia curahkan ketika ia berda‟wah. Pada saat Ummi Aminah sedang berceramah

masalah-masalah itu selalu saja terbayang-bayang di benaknya, ia pun

berusaha mencurhkan semua yang ada dalam pikirannya mungkin dengan cara

itu bisa membuat beban Ummi sedikit berkurang tapi entah kenapa Ummi

tiba-tiba mengingat sosok ayahnya yang sudah lama berpisah dengannya,

disaat itupun Ummi Aminah selalu bermimpi bertemu kembali dengan

ayahnya yang sudah lama tidak pulang..

Data 11 citra perempuan aspek psikis akan dijabarkan sebagai


berikut.
Meski telah berusaha menundukkan hati, menata ikhlas dalam
menerima takdir yang Allah berikan. (Nadia, 2016:103)
57

Data di atas merupakan data citra perempuan aspek psikis yang

terdapat pada halaman 103. Citra perempuan aspek psikis terdapat pada

kalimat. Meski telah berusaha menundukkan hati, menata ikhlas dalam

menerima takdir yang Allah berikan. Kalimat tersebut menggambarkan

kesabaran Ummi Aminah bahwa apa yang ia hadapi saat ini adalah ujian dari

Allah. Ummi Aminah berusaha sabar dan ikhlas menerima segala cobaan yang

menimpahnya. Mungkin Allah saat ini sedang menguji kesabaran Ummi

Aminah dengan cara memberikan segala coba-cobaan yang ia hadapi saat ini.

Ummi Aminah adalah sosok wanita yang kuat, Ummi tidak pernah mengeluh

menerima segala cobaan yang diberikan Allah, Ummi selalu menerima

masalah dengan lapang dada. Kesabaran Ummi membuat orang-orang salut

kepadanya.

Data 12 citra perempuan aspek psikis akan dijabarkan sebagai


berikut.
Kemarahannya terhadap Zarika, jika benar, mengusik lagi.
(Nadia, 2016:103)
Data di atas merupakan data citra perempuan aspek psikis yang

terdapat pada halaman 103. Citra perempuan aspek psikis terdapat pada

kalimat Kemarahannya terhadap Zarika, jika benar, mengusik lagi. Kalimat

tersebut menggambarkan bahwa saat ini Ummi Aminah kembali terbayang

akan hal yang menimpah anaknya yaitu Zarika. Ummi Aminah khawatir

mengenai masalah Zarika, Ummi berpikir jika benar Zarika melakukan hal

yang sangat ia benci yaitu merebut suami orang, Ummi Aminah pasti akan

marah besar dan tak bisa bersikap bijak lagi. Tetes bening dari mata Ummi
58

Aminah pun akhirnya keluar membasahi pipinya. Ketika Ummi Aminah

terbayang wajah-wajah ananknya tanpa sadar dadanya memompa air mata

hingga mengalir lebih deras, Ummi takut jika apa yang ia khawatirkan itu

benar-benar terjadi.

Data 13 citra perempuan aspek psikis akan dijabarkan sebagai


berikut.
Dengan kemarahan menguasai diri seperti ini, Ummi Aminah
khawatir tak bisa bersikap bijak. (Nadia, 2016:104)
Data di atas merupakan data citra perempuan aspek psikis yang

terdapat pada halaman 104. Citra perempuan aspek psikis terdapat pada

kalimat Dengan kemarahan menguasai diri seperti ini. Hal tersebut

menggambarkan perasaan jengkel terhadap anaknya kini menguasai dirinya.

Ummi Aminah khawatir jika bertemu dengan Zarika ia tidak mampu bersikap

bijak akibat kekecewaannya setelah mendengar gosip-gosip mengenai Zarika.

Ummi takut jika ia bertemu dengan Zarika emosi Ummi tak dapat

terkontrolkan. Saat ini hanya kemarahan yang menguasai dirinya.

Data 14 citra perempuan aspek psikis akan dijabarkan sebagai


berikut.
Tetapi suara isak yang bertahan dan bahu Ummi yang bergerak-
gerak dalam guncangan kecil, menyampaikan getar luka begitu
dalam. (Nadia, 2016: 110)
Data di atas merupakan data citra perempuan aspek psikis yang

terdapat pada halaman 110. Citra perempuan aspek psikis terdapat pada

kalimat. Tetapi suara isak yang bertahan dan bahu Ummi yang bergerak-

gerak dalam guncangan kecil, menyampaikan getar luka begitu dalam.

Kalimat tersebut menggambarkan kesedihan Ummi Aminah yang begitu


59

mendalam dengan suara isak tangis yang membuat hatinya terluka. Setiap

malam air mata Ummi diam-diam tumpah membasahi pipinya tetesan bening

yang berusaha keras disembunyikan Ummi Aminah dari penglihatan anak-

anaknya. Akan tetapi salah satu anak Ummi yaitu Aisyah yang menjadi saksi

akan bentangan panjang sujud-sujud ibunya yang menyembunyikan sedu

sedan dengan menempelkan wajah pada sajadah, setiap kali Ummi shalat

malam Aisyah selalu mendengar curahan ibunya.

Data 15 citra perempuan aspek psikis akan dijabarkan sebagai


berikut.
Ummi berusaha keras agar terlihat tegar. Tapi kalimat-kalimat
yang meluncur seolah berbalut luka, kesedihan, dan rasa sakit tak
percaya pada apa terbentang di depannya. (Nadia, 2016: 121)
Data di atas merupakan data citra perempuan aspek psikis yang

terdapat pada halaman 121. Citra perempuan aspek psikis terdapat pada

kalimat Tapi kalimat-kalimat yang meluncur seolah berbalut luka, kesedihan,

dan rasa sakit tak percaya pada apa yang terbentang di depannya Kalimat

tersebut menggambarkan ketegaran Ummi Aminah yang berusaha ia

perlihatkan dihadapan anak-anaknya, walau saat ini perasaannya sangat

terluka akibat perbuatan Zarika. Setelah Ummi Aminah mendengar semua

perkataan Zarika bahwa apa yang dikatakan itu adalah benar. Ummi Aminah

pun menangis, kemarahan dan luka yang dirasakan Ummi seakan hancur

berkeping-keping, Ummi tidak menyangka anak gadisnya berani menganggu

suami orang. Ummi Aminah merasa sangat malu, ia adalah seorang

penceramah apa kata orang-orang nanti ketika mengetahui anaknya

melakukan hal yang sangat tidak wajar.


60

Data 16 citra perempuan aspek psikis akan dijabarkan sebagai


berikut.
“Kemarahan Ummi Aminah menyala-nyala. Lupa, bahwa dirinya
adalah penceramah yang biasa mengajarkan kesabaran dan
kelembutan.“ (Nadia, 2016:121)
Data di atas merupakan data citra perempuan aspek psikis yang

terdapat pada halaman 121. Citra perempuan aspek psikis terdapat pada

kutipan “Kemarahan Ummi Aminah menyala-nyala.” Kutipan tersebut

menggambarkan Ummi Aminah sedang marah besar kepada anaknya. Ummi

Aminah merasakan kesedihan yang begitu mendalam, hati Ummi sangat

terluka setelah mengetahui yang sebenarnya. Ummi Aminah berusaha terlihat

kuat dan tegar tetapi kalimat-kalimat yang meluncur seolah berbalut luka,

kesedihan dan rasa tak percaya pada apa yang terbentang di depannya. Ummi

Aminah adalah sosok perempuan yang kuat dan tegar, ia memiliki hati yang

begitu lembut, ia juga dikenal sebagai peneceramah yang baik selalu

memberikan nasihat-nasihat yang bermanfaat serta mengajarkan banyak hal

mengenai kebaikan.

Data 17 citra perempuan aspek psikis akan dijabarkan sebagai


berikut.
“Kalau Zarika masih peduli dengan ridha Ummi, sungguh Ummi
tidak ingin anak Ummi menghancurkan rumah tangga orang.
Ummi tidak ridha dunia akhirat, Zarika.” (Nadia, 2016: 123)
Data di atas merupakan data citra perempuan aspek psikis yang

terdapat pada halaman 123. Citra perempuan aspek psikis terdapat pada

kutipan“Kalau Zarika masih peduli dengan ridha Ummi, sungguh Ummi tidak

ingin anak Ummi menghancurkan rumah tangga orang. Ummi tidak ridha

dunia akhirat, Zarika.”Kutipan tersebut menggambarkan suasana yang


61

semakin memanas Ummi Aminah benar-benar dilandasi kemarahan perlahan-

lahan lontaran kalimat-kalimat mulai keluar dari mulut Ummi. Zarika kini

baru menyadari setelah apa yang ia lakukan bahwa pergaulan mungkin

mengubahnya menjadi lebih permisif terhadap hal-hal yang sebenarnya

dilarang Ummi dan alasan satu-satunya Ummi melarang, sebab Allah pun

melarang perbuatan itu. Pesan Ummi Jika perbuatan itu masih dilakukan

ZarikaUmmi tidak akan ridha dunia akhirat sampai kapan pun, Ummi tidak

akan memaafkannya.

Data 18 citra perempuan aspek psikis akan dijabarkan sebagai


berikut.
“Ummi sedih, Zarika. Hati Ummi sakit.” (Nadia, 2016: 124)
Data di atas merupakan data citra perempuan aspek psikis yang

terdapat pada halaman 124. Citra perempuan aspek psikis terdapat pada

kutipan “Ummi sedih, Zarika. Hati Ummi sakit.” Kutipan tersebut

menggambarkan perasaan sedih yang kini menyelimuti Ummi Aminah. Hati

dan perasaannya seakan-akan teriris ketika mengetahui apa yang dilakukan

anaknya selama ini. Zarika perlahan-lahan meneteskan air mata yang begitu

deras setelah mendengar kalimat-kalimat dari mulut ibunya. Melihat seorang

perempuan yang menahan penderitaan hebat saat melahirkan dan

membesarkannya dengan penuh kasih sayang Zarika menyadari betapa

jahatnya dirinya setelah apa yang ia perbuat benar-benar membuat hati ibunya

sakit. Air mata mengucur kian deras Zarika terisak ia langsung meminta maaf

pada Ummi. Zarika sadar akan kesalahannya ia mengaku dirinya benar-benar

salah.
62

Data 19 belas citra perempuan aspek psikis akan dijabarkan


sebagai berikut.
Ummi kembali memeluknya. Ada sayang dan cinta teramat besar
menutup kemarahan yang tadi meledak. (Nadia, 2016:126)
Data di atas merupakan data citra perempuan aspek psikis yang

terdapat pada halaman 126. Citra perempuan aspek psikis terdapat pada

kalimat Ada sayang dan cinta teramat besar menutup kemarahan yang tadi

meledak. Kalimat tersebut menggambarkan perasaan kasih sayang Ummi

terhadap anaknya yang teramat besar meskipun Zarika sudah menyakitinya

Ummi tetap memberikan cinta kasih yang tulus kepadanya. Ummi memeluk

Zarika setelah apa yang terjadi barusan. Setelah terjadi pertengkaran yang

menyelimuti rumah Ummi kini suasana mulai redah. Zarika berjanji kebaikan

apapun akan ia lakukan untuk Ummi demi menebus kesalahan yang sudah ia

lakukan. Zarika tidak akan mengulangi kesalahan-kesalahan yang membuat

hati ibunya terluka. Ummi adalah sosok perempuan yang berhati malaikat

cinta dan kasih sayang terhadap anaknya tidak pernah pudar meskipun berkali-

kali anaknya menyakiti perasaanya Ummi Aminah tetap sayang kepada anak-

anaknya.

Data 20 citra perempuan aspek psikis akan dijabarkan sebagai


berikut.
Sebuah pertanyaan membuat Ummi beberapa detik merenung.
Bukan… bukan karena perempuan baya itu tak tahu bagaimana
menjawabnya, tetapi lontaran yang diajukan seenaknya itu terasa
seperti teguran telak diruang batin Ummi.( Nadia, 2016: 146)
Data di atas merupakan data citra perempuan aspek psikis yang

terdapat pada halaman 146. Citra perempuan aspek psikis terdapat pada

kalima tetapi lontaran yang diajukan seenaknya itu terasa seperti teguran
63

telak diruang batin Ummi. Kalimat tersebut menggambarkan Ummi Aminah

saat ditanyakan mengenai ujian yang diberikan kepada orang-orang yang

dalam hal agama sangat taat dari salah satu jama‟ah saat melakukan ceramah.

Hal tersebut membuat Ummi Aminah merasa hal tersebut juga terjadi di

kehidupannya. Ia telah berusaha menjadi sosok wanita seperti yang dianjurkan

oleh agama, tetapi masalah demi masalah tetap datang silih berganti dalam

kehidupan keluarganya.

Data 21 citra perempuan aspek psikis akan dijabarkan sebagai


berikut.
Hati Ummi Aminah terasa diringankan saat lama-lamat telinganya
kembali mendengar suara Zainal yang berbicara dengan
seseorang. (Nadia, 2016: 149)
Data di atas merupakan data citra perempuan aspek psikis yang

terdapat pada halaman 149. Citra perempuan aspek psikis terdapat pada

kalimat Hati Ummi Aminah terasa diringankan saat lama-lamat telinganya

kembali mendengar suara Zainal yang berbicara dengan seseorang. Hal

tersebut menggambarkan Ummi Aminah saat ini memiliki perasaan bahagia,

hatinya terasa adem ketika mendengar suara putranya sedang berbicara

dengan seseorang. Ketika Zainal membicarakan mengeni agama perasaan

Ummi sangat senang. Zainal adalah anak Ummi yang sholeh.

Data 22 citra perempuan aspek psikis akan dijabarkan sebagai


berikut.
Nalurinya sebagaii ibu tak bisa dibohongi. Ummi Aminah
bergegas menuju pelataran. Snadia,suara gaduh dan pertikaian
masih terdengar mengiringi langkah-langkahnya.
(Nadia, 2016:151)
64

Data di atas merupakan data citra perempuan aspek psikis yang

terdapat pada halaman 151. Citra perempuan aspek psikis terdapat pada

kalimat Nalurinya sebagaii ibu tak bisa dibohongi. Kalimat tersebut

menggambarkan insting seorang ibu yang tak bisa dibohongi. Ummi Aminah

mendapatkan firasat yang tidak enak ketika ia sedang berda‟wah hal itupun

terbukti. Ketika Ummi sedang melangsungkan kalimat-kalimat da‟wah di

dalam masjid tanpa sadar ada keributan yang terjadi diluar. Ummi pun

bergegas menuju keluar perhatian jama‟ah pun terpecah. Sebagian berdiri

melongokkan wajah keluar.

Data 23 citra perempuan aspek psikis akan dijabarkan sebagai


berikut.
Mereka belum pernah melihat Ummi seterpukul itu. Benar-benar
hempas. (Nadia, 2016: 158)
Data di atas merupakan data citra perempuan aspek psikis yang

terdapat pada halaman 158. Citra perempuan aspek psikis terdapat pada

kalimat Mereka belum pernah melihat Ummi seterpukul itu. Benar-benar

hempas. Hal tersebut menggambarkan perasaan sedih seorang ibu ketika

mendengar anaknya terjebak ke dalam masalah besar. Ummi Aminah sangat

terlihat panik, kebingungan membuat dirinya sangat terpukul. Ummi masih

kebayang-bayang dengan putranya yaitu Zainal ketika putranya dibawa pihak

berkewajiban tanpa sadar air mata Ummi perlahan-lahan menetes membasahi

kedua pipinya. Ummi Aminah pun bermohon kepada kepolisian agar

melepaskan Zainal, nama baiknya sendiri yang akan menjadi jaminan bagi

Zainal untuk tidak melarikan diri. Akan tetapi pihak kepolisian berkilah kasus
65

Zainal bukanlah perkara kecil. Ummi Aminah terdiam sejenak perlahan-lahan

air mata jatuh membasahi pipinya.

Data 24 citra perempuan aspek psikis akan dijabarkan sebagai


berikut.
“Jantung Ummi terasa ditikam berkali-kali.” (Nadia, 2016:159)
Data di atas merupakan data citra perempuan aspek psikis yang

terdapat pada halaman 159. Citra perempuan aspek psikis terdapat pada

kutipan “Jantung Ummi terasa ditikam berkali-kali”Kutipan menggambarkan

perasaan Ummi Aminah hancur berkeping-keping jantungnya terasa ditikam

setelah mendengar kalimat-kalimat dari polisi bahkan yang lebih menyakitkan

ketika polisi menunjukkan barang bukti Ummi Aminah terperangah tidak

mungkin anaknya melakukan hal seperti itu Zainal adalah anak yang sholeh

dia tidak mungkin mengkomsumsi narkoba, Zainal hanya berjualan sepatu

agar bisa mendaptkan tambahan dari jerih payahnya sendiri. Ummi Aminah

tidak percaya dengan bukti yang ditunjukkan pihak kepolisian Ummi Aminah

beranggapan bahwa itu hanya jebakan.

Data 25 citra perempuan aspek psikis akan dijabarkan sebagai


berikut.
Menatap anak-anak di sekeliling, mata Ummi berkaca-kaca.
Teringat satu cahaya mata yang hilang dari kebersamaan saat ini.
(Nadia, 2016: 178)
Data di atas merupakan data citra perempuan aspek psikis yang

terdapat pada halaman 178. Citra perempuan aspek psikis terdapat pada

kalimat Menatap anak-anak di sekeliling, mata Ummi berkaca-kaca. Kalimat

tersebut menggambarkan kesedihan yang dirasakan Ummi Aminah ketika


66

melihat anak-anaknya tanpa sadar Ummi teringat satu cahaya mata yang

hilang yaitu Zainal yang masih ditahanan kepolisian. Kesedihan itu mulai

terlihat dari wajah Ummi matanya mulai berkaca-kaca hal tersebut

mengingatkannya dengan sosok putranya. Kebersamaan Ummi dengan

keluarganya saat itu yang seharusnya membawa kebahgiaan malah menjadi

kesedihan.

Data 26 citra perempuan aspek psikis akan dijabarkan sebagai


berikut.
Ummi Aminah tersenyum. Ini selalu menjadi bagian favorit untuk
diceritakan kepada anak-anak . (Nadia, 2016: 186)
Data di atas merupakan data citra perempuan aspek psikis yang

terdapat pada halaman 186. Citra perempuan aspek psikis terdapat pada

kalimat Ummi Aminah tersenyum. Kalimat tersebut menggambarkan perasaan

haru yang terlihat dari sosok Ummi Aminah dengan senyuman yang lembut

yang terpancar dari wajahnya. Pada saat Ummi sedang berkumpul Ummi

Aminah dimintai anak-anaknya untuk menceritkan beberapa kisah Nabi Saw

dan Rasulullah Ummi pun mulai menceritakan seiring berjalannya waktu

cerita Ummi sudah hampir selesai. Ummi Aminah tersenyum ini selalu

menjadi bagian favorit untuk diceritakan kepada anak-anaknya. Keluarga

Ummi kini diselimuti penuh kebahagiaan.

Data 27 citra perempuan aspek psikis akan dijabarkan sebagai


berikut.
Sekarang benak Ummi Aminah hanya dipenuhi keinginan
memesrai orang-orang rumah. Menemani dan mengiringi mereka
mendekat ridha Allah. (Nadia, 2016: 195)
67

Data di atas merupakan data citra perempuan aspek psikis yang

terdapat pada halaman 195. Citra perempuan aspek psikis terdapat pada

kalimat Sekarang benak Ummi Aminah hanya dipenuhi keinginan memesrai

orang-orang rumah. Menemani dan mengiringi mereka mendekat ridha Allah.

Kalimat tersebut menggambarkan perasaan bahagia yang terlihat dari sosok

Ummi Aminah bahwa saat ini Ummi Aminah hanya ingin menghabiskan

waktunya bersama keluarga. kesibukkan Ummi selama ini membuat ia jarang

dirumah ia selalu mengahbiskan waktu luangnya hanya berda‟wah jadi,

waktu kebersamaan untuk keluarganya sedikit. Saat ini dipikiran Ummi hanya

keluarganya ia ingin memberikan seluruh cinta dan kasih hanya untuk

keluarganya. Di setiap malam-malamnya Ummi lebih banyak dihiasi ibadah

dan ibadah. Bukan hanya Ummi saja tapi Abah pun ikut menemani, mereka

bergantian membaca ayat-ayat suci Al-Qura‟an sambil bertatapan. Disaat itu

keluarga Ummi dipenuhi dengan kebahagiaan penuh cinta. Ummi

mengajarkan semua keluarganya hal-hal kebaikan untuk mengejar ridhanya

Allah.

Data 28 citra perempuan aspek psikis akan dijabarkan sebagai


berikut.
Datar kalimat Ummi. Nyaris seperti permukaan laut yang tenang
dan hanya ada samar gelombang karena hembusan angin. Namun
aku tahu perempuan paru baya itu menyembunyikan deburan hati.
(Nadia, 2016: 215)
Data di atas merupakan data citra perempuan aspek psikis yang

terdapat pada halaman 215. Citra perempuan aspek psikis terdapat pada

kalimat Namun aku tahu perempuan paru baya itu menyembunyikan deburan
68

hati. Kalimat tersebut menggambarkan suasana hati Ummi Aminah. Meskipun

kalimat dan ekspresi wajahnya tidak menunjukkan kegelisahan, tetapi hati dan

pikirannya dalam keadaan tidak baik. Ummi Aminah berusaha

menyembunyikan kesedihannya, ia ingin tetap terlihat tenang di depan

keluarganya agar keluarganya tidak merasa sedih jika mengetahui yang

sebenarnya bahwa Ummi Aminah saat ini dalam keadaan bersedih.

Data 29 citra perempuan aspek psikis akan dijabarkan sebagai


berikut.
Wajah tulus Ummi sedikitpun tak menyiratkan keraguan. (Nadia,
2016: 223)
Data di atas merupakan data citra perempuan aspek psikis yang

terdapat pada halaman 223. Citra perempuan aspek psikis terdapat pada

kalimat Wajah tulus Ummi sedikitpun tak menyiratkan keraguan. Kalimat

tersebut menggambarkan Ummi Aminah dengan wajah tulus yang terlihat dari

dirinya tak ada keraguan sama sekali. Meskipun putrinya akan segera menikah

dengan seorang duda Ummi tetap memberikan restu dan ridha dengan

pernikahan anaknya. Kebahagiaan seorang anak sangat penting. Ummi akan

ridha lahir batin dengan pilihan anaknya selagi itu berdampak kebaikan.

3. Citra perempuan aspek sosial

Citra sosial adalah segala hal berkaitan dengan norma-norma dan nilai-

nilai yang berlaku di masyarakat, tempat perempuan tersebut menjadi anggota

dalam sebuah perkumpulan dalam hal ini hubungan dengan anggota

masyarakat yang lain. Hubungan yang dimaksud adalah bagaimana

perempuan menempatkan diri dalam bermasyarakat, cara bersikap dan


69

bertingkah laku dalam masyarakat dan hubungan saling membutuhkan dengan

individu dalam masyarakat tersebut. Berikut adalah data yang berkaitan

dengan citra perempuan aspek sosial yang terdapat dalam novel Antara Cinta

dan Ridha Ummi.

Data 01 citra perempuan aspek sosial akan dijabarkan sebagai


berikut.
Puluhan tahun keliling, mengisi ceramah juga di radio dan
televisi, belum pernah Ummi Aminah meninggalkan jama‟ah tanpa
pamit. (Nadia, 2016:7)
Data di atas merupakan data citra perempuan aspek sosial yang

terdapat pada halaman 7. Citra perempuan aspek sosial dapat dibuktikan pada

klausa Ummi Aminah tidak pernah meninggalkan jama‟ah tanpa pamit. Hal

tersebut menggambarkan bahwa Ummi Aminah dikenal sebagai seorang yang

sangat sopan kepada siapapun tidak terkecuali kepada jama‟ah saat Ia

melakukan ceramah. Ummi Aminah tidak membeda-bedakan cara Ia

memperlakukan orang. Ia ingin mencerminkan bagaimana islam menjunjung

tinggi kesopanan dan hormat-menghormati sesama manusia agar hubungan

silahtuhrami dapat terjalin dengan baik.

Data 02 citra perempuan aspek sosial akan dijabarkan sebagai


berikut.
Orang luar mungkin banyak beranggapan Ummi-lah yang menjadi
sumber penghasilan utama keluarga padahal Abah meski selalu
berada di belakang layar, memegang peranan besar. Ayah tirinya
ini memiliki otak dagang yang nyaris tidak pernah salah melihat
peluang. (Nadia, 2016:22)
Data di atas merupakan data citra perempuan aspek sosial yang

terdapat pada halaman 22. Citra perempuan aspek sosial dapat dibuktikan
70

pada kalimat Abah meski selalu berada di belakang layar, memegang peranan

besar. Ayah tirinya ini memiliki otak dagang yang nyaris tidak pernah salah

melihat peluang. Kalimat tersebut menggambarkan bahwa dalam sebuah

keluarga, suami akan tetap menjadi pemimpin, meskipun pada beberapa kasus

tertentu istri memiliki pendapatan yang lebih banyak. Abah (suami) Ummi

Aminah memang berada di belakang layar dari sosok Ummi Aminah yang

populer di masyarakat tentu anggapannya adalah bahwa Ummi Aminah

menjadi tulang punggung keluarga dengan pendapatan yang diperolehnya,

tetapi ternyata Abah meskipun tidak setenar Ummi memiliki usaha dan dari

usaha tersebut dapat memperoleh pendapatan. Selain itu, pada hakikatnya

dalam keluarga tetap Suami (Bapak) yang akan menjadi kepala keluarga, tidak

melihat dari aspek pendapatan dan sebagainya.

Data 03 citra perempuan aspek sosial akan dijabarkan sebagai


berikut.
Sering kali Zidan tidak mengerti bagaimana Ummi mampu menata
hati. Padahal popularitas Ummi makin melambung. Sudah tidak
bisa dihitung berapa kali Ummi memberikan ceramah di TV.
Deretan Infotaiment sejak tiga tahun terakhir juga gencar
meenampilkan berita tentang Ummi. (Nadia, 2016:60)
Data di atas merupakan citra perempuan aspek sosial yang terdapat

pada halaman 60. Citra perempuan aspek sosial dapat dibuktikan pada kalimat

Sering kali Zidan tidak mengerti bagaimana Ummi mampu menata hati.

Padahal popularitas Ummi makin melambung. Kalimat tersebut

menggambarkan Ummi Aminah yang sangat populer sebagai seorang

penceramah dan sering muncul di TV tetapi Ummi Aminah tetap dikenal

sebagai perempuan yang sederhana, sholehah dan tetap rendah hati. Ummi
71

Aminah dalam berucap selalu berkata lembut dan sopan, tetap menjaga tata

krama kepada siapapun, bahkan saat Ia diberitakan hal buruk, Ummi Aminah

akan selalu mengedepankan prasangka baik.

Data 04 citra perempuan aspek sosial akan dijabarkan sebagai


berikut.
“Ummi sama Abah nggak mau gara-gara uang ini, kam dan risa
ribut” (Nadia, 2016:78)
Data di atas merupakan data citra perempuan aspek sosial yang

terdapat pada halaman 78. Data tersebut menjelaskan bahwa dalam sebuah

keluarga harus ada komitmen yang kuat antara suami dan istri dalam

menjalankan hubungan tersebut. Salah satu yang menyebabkan banyak

keluarga saat ini hancur karena meributkan soal uang. Hanya karena uang,

terjadi pertengkaran sampai perpisahan atau perceraian. Korban dari tidak

adanya komitmen kuat tersebut adalah anak. Oleh karena itu, Ummi Aminah

dan Abah (suami) sudah berkomitmen bahwa masalah keuangan keluarga

adalah hal yang tidak perlu menjadi masalah besar, karena rezeki sudah

ditentukan oleh Tuhan, tinggal kita yang berusaha untuk mencarinya tentunya

dengan jaln baik.

Data 05 citra perempuan aspek sosial akan dijabarkan sebagai


berikut.
Waktu kecil, Umar dan adik-adiknya serta Abah suka menebak-
nebak, hadiah apa yang diberikan pihak pengundang. Ada kalanya
Ummi pulang membawa kebun. Lain waktu Ummi membawa satu
perangkat kosmetik atau barang dari sponsor acara seperti
payung, t-shirt, dan jam dinding. (Nadia, 2016:80)
Data di atas merupakan data citra perempuan aspek sosial yang

terdapat pada halaman 80. Citra perempuan aspek sosial dapat dibuktikan
72

pada kalimat Waktu kecil, Umar dan adik-adiknya serta Abah suka menebak-

nebak, hadiah apa yang diberikan pihak pengundang. Ada kalanya Ummi

pulang membawa kebun. Kalimat tersebut menggambarkan Ummi Aminah

yang selalu diberikan hadiah dari pihak yang mengundangnya berceramah.

Kebiasaan ini sudah sangat tertanam di masyarakat, yang mana saling

memberikan penghormatan kepada seseorang yang telah membantu dengan

memberikan sesuatu kepada orang tersebut sebagai bentuk terima kasih. Hal

tersebut masih banyak terjadi di masyarakt baik yang berada di pedesaan

maupun di perkotaan meskipun motifnya saat ini sangat bervariasi.

Data 06 citra perempuan aspek sosial akan dijabarkan sebagai


berikut.
“Pertama, prasangka baik dulu. Kan, Ummi sendiri yang bilang.
Harus mencari sampai empat puluh prasangka baik, sebelum
berprasangka buruk sama orang” (Nadia, 2016:93)
Data di atas merupakan data citra perempuan aspek sosial yang

terdapat pada halaman 93. Citra perempuan aspek sosial dapat dibuktikan

pada kutipan “Harus mencari sampai empat puluh prasangka baik, sebelum

berprasangka buruk sama orang” Data tesebut menjelaskan bahwa sebelum

berprasangka tentang keburukan sesorang kita harus mencari terlebih dahulu

beberapa prasangka baik dari seseorang tersebut. Abah mengingatkan kembali

kepada Ummi tentang hadist berprasangka terhadap seseorang, Ummi pun

tersenyum ketika mendengar perkataan Abah. Hal tersebut dijelaskan oleh

Abah karena saat ini Ummi sedang dilanda kebingungan akibat masalah yang

menimpah anak-anaknya. Prasangaka buruk pun selalu muncul benak Ummi.


73

Data 07 citra perempuan aspek sosial akan dijabarkan sebagai


berikut.
Perempuan itu tahu, hidup adalah rangkaian ujian. Tetapi tak
diduganya kejadian nyaris serupa seperti ini akan terulang. Tidak
karena sebagai orangtua, mereka sudah dari awal mengenalkan
anak-anak terhadap ajaran agama, termasuk jilbab, sebagai
benteng penjaga diri dan semoga memberi jarak dari
kemudharatan. (Nadia, 2016:95)
Data di atas merupakan data citra perempuan aspek sosial yang

terdapat pada halaman 95. Citra perempuan aspek sosial dapat dibuktikan

pada kalimat Perempuan itu tahu, hidup adalah rangkaian ujian. Tetapi tak

diduganya kejadian nyaris serupa seperti ini akan terulang. Kalimat tersebut

menggambarkan sosok Ummi Aminah dengan penuh kesabaran dalam

mengahadapi masalah yang selalu menimpah anak-anaknya. Ummi

beranggapan masalah yang kian datang bertubi-tubi adalah ujian dari Allah.

Mungkini Allah saat ini sedang menguji kesabaran Ummi Aminah dengan

memberikan masalah-masalah yang selalu menimpah keluarganya. Ummi

Aminah adalah sosok ibu yang sangat baik terhadap anak-anaknya ia selalu

memberikan nasehat atau pencerahan terhadap anak-anakya, karena sebagai

orang tua tugasya adalah mendidik anak dari kecil hingga dewasa dengan

mengajarkan kebaikan-kebaikan termasuk mengajarkan ilmu agama. Hal yang

selalu disampaikan Ummi kepada anak-anak perempuannya adalah memakai

jilbab, karena sebagai seorang muslim kita harus wajib mengenakkan jilbab

bagi kaum wanita. Ummi Aminah selalu mendoakan anak-anaknya agar

menjahui segala larangan-larangan Allah.


74

Data 08 citra perempuan aspek sosial akan dijabarkan sebagai


berikut.
Hanya kebaikan yang ingin dia lakukan di usia tua seperti
sekarang. Hanya matahari yang ingin dia sebarkan. Bukan yang
lain. hidup untuk membagikan cahaya. Telah lama Ia curahkan
hati, waktu, dan pikiran, serta energi untuk senantiasa berada
dalam barisan da‟wah yang dipimpin nabi Muhammad SAW. Laki-
laki mulia yang sampai detik ini masih dirindukan untuk bertemu
dalam mimpi. (Nadia, 2016:102)
Data di atas merupakan data citra perempuan aspek sosial yang

terdapat pada halaman 95. Citra perempuan aspek sosial dapat dibuktikan

pada kalimat Hanya kebaikan yang ingin dia lakukan di usia tua seperti

sekarang. Hanya matahari yang ingin dia sebarkan. Bukan yang lain. hidup

untuk membagikan cahaya. Kalimat tersebut menggambarkan keinginan dari

Ummi Aminah di usianya yang sudah tidak muda lagi. Ia hanya ingin

melakukan dan menyebarkan kebaikan di sisa hidup yang Ia miliki. Keinginan

tersebut Ia lakukan semata-mata untuk agama yang Ia yakini selama ini.

Ummi Aminah ingin agar da‟wah yang Ia lakukan selama ini dapat

bermanfaat, baik bagi dirinya, keluarga, maupun masyarakat secara umum.

Data 09 citra perempuan aspek sosial akan dijabarkan sebagai


berikut.
Seumur hidup, dia dan Abah berusaha mengawal anak-anak. Tidak
hanya dari pengaruh buruk pergaulan dan lingkungan yang
mengancam, juga dari tarikan-tarikan berkedok agama yang
melakukan pembodohan hingga kekerasan dan aksi terorisme
seakan halal dan menjadi jembatan pintas ke surga. (Nadia,
2016:160)
Data di atas merupakan data citra perempuan aspek sosial yang

terdapat pada halaman 160. Citra perempuan aspek sosial dapat dibuktikan

pada kalimat Seumur hidup, dia dan Abah berusaha mengawal anak-anak.
75

Tidak hanya dari pengaruh buruk pergaulan dan lingkungan yang

mengancam, juga dari tarikan-tarikan berkedok agama yang melakukan

pembodohan hingga kekerasan dan aksi terorisme seakan halal dan menjadi

jembatan pintas ke surga Kalimat tersebut menjelaskan tentang Abah dan

Ummi yang berusaha mendidik anak-anaknya ke jalan yang benar. Ummi dan

Abah berharap agar anak-anaknya tidak terjerumus dengan pergaulan yang

salah karena saat ini pergaulan lingkungan dapat membuat seseorang lupa

dengan nasihat-nasihat orang tua.

Data 10 citra perempuan aspek sosial akan dijabarkan sebagai


berikut.
Itulah sebabnya Ummi memutuskan datang ke rumah keluarga
Risma, menemui kedua orangtua menantunya itu untuk
mengulurkan perdamaian. (Nadia, 2016:187)
Data di atas merupakan data citra perempuan aspek sosial yang

terdapat pada halaman 187. Citra perempuan aspek sosial dapat dibuktikan

pada kalimat Itulah sebabnya Ummi memutuskan datang ke rumah keluarga

Risma, menemui kedua orangtua menantunya itu untuk mengulurkan

perdamaian. Kalimat tersebut menggambarkan bagaimana Ummi Aminah

memperbaiki hubungan silaturahmi yang sempat terputus dengan sanak

keluarga. Kutipan tersebut memperlihatkan kebesaran hati Ummi Aminah

yang terlebih dahulu mengulurkan diri agar perdamaian atas permasalahan

yang mereka alami dapat terselesaikan. Hal tersebut sangat baik dilakukan

dalam bermasyarakat secara umum untuk menjaga kerukunan. Meminta maaf

terlebih dahulu bukanlah hal yang memalukan karena silaturahmi adalah hal

yang lebih utama dari itu.


76

Data 11 citra perempuan aspek sosial akan dijabarkan sebagai


berikut.
Ummi Aminah memutuskan menjauh dari keramaian. Selain
undangan ceramah jauh berkurang sejak penangkapan Zainal,
Ummi ingin menyepi. Tidak sanggup rasanya mengangkat wajah
di depan khalayak, jika keluarga prioritas utama bimbingannya
masih harus banyak diluruskan. (Nadia, 2016:191)
Data di atas merupakan data citra perempuan aspek sosial yang

terdapat pada halaman 191. Citra perempuan aspek sosial dapat dibuktikan

pada kalimat Ummi Aminah memutuskan menjauh dari keramaian. Selain

undangan ceramah jauh berkurang sejak penangkapan Zainal, Ummi ingin

menyepi. Tidak sanggup rasanya mengangkat wajah di depan khalayak, jika

keluarga prioritas utama bimbingannya masih harus banyak diluruskan.

Kalimat tersebut menjelaskan bahwa Ummi Aminah memutuskan menjauh

dari keramaian semenjak anaknya di ditahanan polisi. Ummi Aminah saat ini

hanya ingin menyendiri. Beberapa undangan ceramah kini ia tolak karena

merasa masih malu dengan kejadian yang menimpah Zainal. Semenjak Zainal

ditahanan polisi Ummi Aminah memutuskan untuk tidak sering bepergian.

Ummi Aminah beranggapan bahwa keluarga lebih penting dan harus di

utamakan. Ummi Aminah saat ini hanya ingin memprioritaskan keluarganya,

karena masih banyak yang harus ia selesaikan.

Data 12 citra perempuan aspek sosial akan dijabarkan sebagai


berikut.
“Asalkan seakidah dan menegakkan sholat. Ummi tidak peduli
dengan suku dan lain-lain. Islam itu rahmatan Lil‟alamin. Dan itu
artinya tidak boleh rasis.”(Nadia, 2016:208)
77

Data di atas merupakan data citra perempuan aspek sosial yang

terdapat pada halaman 208. Citra perempuan aspek sosial dapat dibuktikan

pada kutipan “Asalkan seakidah dan menegakkan sholat. Ummi tidak peduli

dengan suku dan lain-lain. Islam itu rahmatan Lil‟alamin. Dan itu artinya

tidak boleh rasis.” Kutipan tersebut menggambarkan bahwa dalam hidup

bermasyarakat tidak boleh membedakan satu sama lain. Semua orang

memiliki hak yang sama dalam menjalankan kehidupan. Dalam Islam, yang

lebih utama adalah akidah dan menjalankan segala yang diperintahkan Allah

dan menjauhi semua yang dilarang Allah. di luar dari itu, kita harus adil, tidak

ada perbedaan perilaku dan bersikap. Perbedaan tersebutlah yang lebih

mengokohkan kita dalam persatuan yang lebih kuat.


BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai citra perempuan tokoh utama

dalam novel Antara Cinta dan Ridha Ummi karya Asma Nadia, maka peneliti

dapat menyimpulkan sebagai berikut.

Keseluruhan data yang terkumpul pada penelitian ini yaitu sebanyak

73 data. Citra perempuan aspek fisis terdiri dari 32 data mulai dari halaman 29

sampai halaman 47. Citra perempuan dalam aspek fisis yaitu gambaran

perempuan yang terlihat dari fisik yang dialami oleh tokoh utama. Citra

perempuan aspek psikis, terdiri dari 29 data, dari halaman 48 sampai halaman

65. Citra perempuan dalam aspek psikis, yaitu gambaran perempuan melalui

kekuatan emosional yang dimiliki tokoh utama dan Citra perempuan aspek

sosial, terdiri dari 12 data dari halaman 66 sampai halaman 74. Citra

perempuan aspek sosial, yaitu gambaran atau peran perempuan yang terlihat

dalam lingkungan keluarga dan juga lingkungan masyarakat. Data terbanyak

pada penelitian ini yaitu pada citra perempuan aspek fisis sebanyak 32 data

dan data terkecil yaitu data citra perempuan aspek sosial sebanyak 12 data.

Citra perempuan dalam novel Antara Cinta dan Ridha Uummi telah

tergambarkan secara baik dan detail oleh penulis buku, terkhusus citra

perempuan dari perspektif islam. Citra perempuan tokoh utama digambarkan

sebagai pribadi yang sederhana baik secara fisis maupun psikis. Cara

78
79

pandangnya mengenai kehidupan dan cara mengatasi masalah menjelaskan

tokoh utama adalah perempuan yang kuat dan pandai. Secara sosial juga

digambarkan sebaga wanita yang dihormati dan didengarkan sebagai salah

satu dai kondang.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini, maka

dapat disampaikan saran yakni Penelitian-penelitian mengenai citra

perempuan atau feminisme perlu ditingkatkan agar pengetahuan dan

pemahaman pembaca akan kajian tersebut dapat lebih mendalam dan

bervariatif. Pemahaman pembaca mengenai makna citra perempuan masih

sangat dangkal, oleh karena itu perlu peningkatan analisis agar pembaca lebih

memahami pemaknaan citra perempuan dari berbagai aspek.


80

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Faruk. 2015. Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hartati, Dwi. 2012. Perempuan dalam Novel Moga Bunda di Sayang Allah
Karya Tere Liye (Kajian Feminisme). Skripsi. Universitas Borneo
Tarakan.

Mbulu, Anthonia Paula Hutri. 2013. Perempuan dalam Novel Suti Karya Sapardi
Djoko Damono Kajian Kritik Sastra Feminisme. Skripsi. Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.

Noor, Rohimah, M. 2011. Pendidikan Karakter Berbasis Sastra. Yogyakarta: Ar


ruzz Media

Nurgiyantoro, Burhan. 2012. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada


Nurgiyantoro, Burhan. 2002. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada
Perempuan dalam Layar Terkembang. Bandung: Kataris.
Pradopo, Rachmat, Djoko. 2011. Prinsip-prinsip Kritik Sastra. Yogyakarta: Gajah
Mada University Press
Purba, Antilan. 2010 Sastra Indonesia Kontemporer. Yogyakrta: Graha Ilmu.
Sadikin, Mustofa. 2010. Kumpulan Sastra Indonesia. Jakarta Timur: Gudang
Santosa, Wijaya, Heru, dan Wahyuningtyas, Sri. 2010. Pengantar Apresiasi
Prosa. Surakarta: Yuma Pustaka.

Semi, Atar. 2012. Metode Penelitian Sastra. Bandung: CV Angkasa.

Setiawati, Dede Puji. 2011. Citra Perempuan Tokoh Utama dalam Novel Hati
yang Cantik Karya Enny Afifah (Kajian Feminisme). Skripsi. Universitas
Borneo Tarakan.

Sugihastuti dan Abdi Sofia. 2003. Feminisme dan Sastra: Menguak Citra
Sugihastuti dan Suharto. 2015. Kritik Sastra Feminis. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

Sugihastuti. 2000. Wanita di Mata Wanita. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.University
Press.
81

Yasa, I, Nyoman. 2012. Teori Sastra dan Penerapannya. Bandung: Karya Putra
Darwati.

Yudiono. 2009. Pengkajian Kritik Sastra Indonesia. Jakarta: PT Gramedia


Widiasarana Indonesia.
82

LAMPIRAN

Biografi Pengarang

Asma Nadia adalah seorang penulis novel, cerpen, puisi bahkan lirik

lagu yang terkenal di Indonesia. Asma Nadia lahir dengan nama Asmarani

Rosalba, yang lahir di Jakarta tanggal 26 Maret 1972. Asma Nadia lahir dari

pasangan Amin Usman (ayah) dan Maria Eri Susianti (ibu), yang merupakan

mualaf berdarah Tionghoa. Asma Nadia merupakan anak ke2 dari 3

bersaudara, yaitu seorang kakak bernama Helvy Tiana Rosa dan seorang adik

bernama Aeron Tomino.

Asma Nadia awal menuntut ilmu di SMA Budi Utomo, setelah lulus

melanjutkan pendidikannya di Fakultas Teknologi Pertanian di Institut

Pertanian Bogor. Akan tetapi tidak dapat menyelesaikan kuliah tersebut

karena sakit yang diderita sehingga tidak memungkinkan melanjutkan kuliah.

Asma Nadia juga tidak berputus asa dan berhenti begitu saja, ia menekuni

hobinya yaitu menulis. Asma mendapat dukungan dari keluarga untuk

menjalani hidupnya, membuat ia semangat menulis walaupun dalam keadaan

sakit.

Asma Nadia rajin mengirimkan ke berbagai redaksi majalah. Karya

awal Asma yang sangat terkenal adalah album Besatari yang terdiri dari 3 seri,

cerpen berjudul Koran Gondrong dan Imut yang mampu menjuarai Lomba

Menulis Cerita Pendek Islami (LMCPI) pada tahun 1994 dan 1995 yang

diselenggarakan oleh majalah Anninda. Selain cerpen, Asma juga menulis


83

lirik lagu, sebagian lirik lagunya terdapat di album Bestari I (1996), Bestari II

(1997), dan Bestari III (2003), Snada The Prestation, Air Mata Bosnia, Cinta

Ilahi, dan Kaca Diri.

Pada tahun 1995, Asma Nadia menikah dengan Isa Alamsyah yang

juga seorang penulis. Dari pernikahannya itu dikaruniai dua orang anak yaitu

Eva Maria Putri Salsabila dan Adam Putra Firdaus, keduanya sekarang juga

menekuni karier sebagai penulis.

Pada tahun 2001, bukunya yang berjudul Rembulan di Mata Ibu

menjadi pemenang dalam kategori Buku Remaja Terbaik. Asma Nadia juga

berhasil meraih penghargaan dari Mizan Award karena keberhasilan dua

karyanya yang masuk dalam antologi cerpen terbaik di Majalah Annida. Ada

beberapa karyanya yang bernuansa islami yang diangkat ke layar lebar.

Film dari buku Asma diantaranya adalah Assalamualaikum Beijing,

Emak Ingin Naik Haji, Rumah Tanpa Jendela dan Surga yang tak dirindukan.

Selain itu, Asma Nadia aktif melakukan perjalanan di dalam maupun luar

negeri sebagai pembicara atau bisa disebut salah satu tokoh yang dapat

memberikan inspirasi dan ilmu terutama di bidang sastra. Asma Nadia

kemudian mendirikan Yayasan bernama Yayasan Asma Nadia. Setelah itu ia

mendirikan Rumah Baca Asma Nadia yang banyak tersebar di seluruh

Indonesia yang ditujukan untuk anak yatim piatu dan anak-anak yang kurang

mampu.
84

Adapun beberapa karya dari Asma Nadia yang mendapatkan

penghargaan, salah satunya adalah (1) Derai Sunyi, novel yang mendapat

penghargaan Majelis Sastra Asia Tenggara (Mastera), (2) Preh (A Waiting),

naskah drama dua bahasa yang diterbitkan oleh Dewan Kesenian Jakarta, (3)

Cinta Tak Pernah Menari, kumpulan cerpen yang meraih Pena Award, (4)

Rembulan di Mata Ibu (2001), novel yang memenangkan penghargaan

Adikarya IKAPI sebagai buku remaja terbaik nasional, (5) Dialog Dua Layar,

novel yang memenangkan penghargaan Adikarya IKAPI, 2002, (6) 101

Dating: Jo dan Kas, novel yang meraih penghargaan Adikarya IKAPI, 2005,

(7) Jangan Jadi Muslimah Nyebelin!, nonfiksi, best seller, (8) Emak Ingin

Naik Haji: Cinta Hingga Tanah Suci yang diadaptasi menjadi film Emak Ingin

Naik Haji dan sinetron Emak Ijah

Selain itu, Asma Nadia juga dikenal sebagai penulis yang banyak

menceritakan tokoh perempuan dalam karya-karyanya, yakni (1) Surga Yang

Tak Dirindukan, (2) Muhasabah Cinta Seorang Istri, (3) Catatan Hati Bunda,

(4) Catatan Hati Seorang Istri, (5) Jilbab In Love, (6) Series Aisyah Putri, (7)

Jilbab Pertamaku, dan (8) Antara Cinta dan Ridha Ummi yang merupakan

novel terbitan barunya di tahun 2016 yang berkisahkan tentang

keperempuanan.
85

SINOPSIS NOVEL

Judul : Antara Cinta dan Ridha Ummi

Pengarang : Asma Nadia

Penerbit : Asma Nadia Publishing House

Halaman : 256 Halaman

Tahun Terbit : 2016

Ukurab Buku : 14cm x 20,5 cm

ISBN : 978-602-905530
86

Novel ini menceritakan dua kisah yang pertama tentang sebuah

keluarga yang sakinah, yaitu keluarga Ummi Aminah. Ummi Aminah adalah

sosok seorang yang tegar, dia di tinggal suaminya saat mempunyai dua orang

anak yaitu: umar dan aisyah. Lalu pada suatu ketika dia bertemu dengan

seseorang yang baik hati dan menikahinya, dia adalah abah yang kerap di

panggil anak-anaknya sekarang. Ummi dan Abah di karuniai 5 orang

anakyaitu: Zainal, Zarika, Zubaidah, Ziah dan Zidan. Di tambah lagi anak

Ummi dari suaminya yang pertama yaitu Umar dan Aisyah. Ummi adalah

seorang daiyah, dia sering dipanggil untuk ceramah bahkan sering tampil di

televise dan radio untuk berceramah.

Ummi dan Abah adalah salah satu contoh keluaraga yang sakinah

mawaddah warohmah, mereka sangat sabar dalam menghadapi segala cobaan

yang di berikan Allah kepada mereka. Ummi harus sabar menghadapi dua

orang anaknya yang berbeda yaitu Zubaidah dan Zidan. Zubaidah adalah

salah satu anak gadis Ummi yang berbeda dari saudaranya yang lain, dia satu-

satunya anak Ummi yang susah menangkap pelajaran bahkan dia pernah

tinggal kelas, dan Zidan adalah anak laki-laki mereka yang mengalami

penyimpangan, dia berpenampilan dan tingkah laku seperti perempuan,

sehinnga sering dikabarkan yang tidak-tidak tentang mereka, dan jamaah

Ummi pun sering menanyakan tentang itu kepada Ummi. Tetapi Ummi tetap

menyayangi mereka sama seperti yang lain, Ummi selalu menasehati mereka

dengan baik, bahkan di tambah lagi masalah diberitakannya Zarika merebut

suami orang lain dan tertuduhnya Zainal sebagai pemakai dan pengedar
87

narkoba. Sebagai daiyah Ummi sering disindir dan para jamaah sering

bertanya tentang perbuatan yang di tuduhkan kepada anaknya. Tapi Ummi dan

Abah dengan tabah dan sabar melewati ujian tersebut. Mereka selalu

mendoakan yang terbaik untuk anak mereka.

Akhirnya dengan perlahan masalah itupun selesai dengan baik. Setelah

itu ummi mengambil keputusan untuk mengurus rumah dan keluarganya agar

tidak menyimpang dari ajaran agama dan menjadi keluarga yang sakinah

kelak. Ummi selalu mengingatkan kepada anak-anaknya untuk tidak terlibat

dalam perselingkuhan karena Ummi tidak mau wanita lain merasakan apa

yang telah dia rasakan dan setelah semuanya membaik banyak yang

mengundang Ummi untuk memberikan tausiyahnya baik di televisi maupun di

radio.Yang keduan tentang Laras, ya Laras dia adalah satu-satunya anak

umminya. Dia adalah salah satu jenis manusia yang tidak memikirkan pikiran

orang lain. Baik tentang dirinya sendiri, lingkungan sekitar dan siapa saja

yang tak bersentuhan dengan dirinya. Dia hanya ingin menuruti nasihat Ummi

nya saja. Jika ada orang yang dikenalnya menasehatinya maka dia selalu

mendengarkannya, karena itu adalah hak mereka untuk berbicara dan setelah

itu adalah hak dia untuk menanggapi atau mengabaikannya.

Ummi Laras selalu mendoakannya agar cepat menikah dan selalu

berkata kepada laras “semoga kamu cepat menikah ya Ras”. Pada saat itu pun

Laras yang tak pernah melirik laki-laki mulai mencari laki-laki yang cocok

untuk dirinya dan Ummi. Tapi tak ada satu pun cowok yang bepotensial di

kantornya, di lantai dua kantornya hanya ada empat orang gadis yang belum
88

menikah dia Joyce, Mira, dan Irna. Mereka selalu berbincang-bincang tentang

laki-laki yang cocok untuk mereka nanti.

Beberapa hari setelah itu, ada karyawan baru di kantornya,dia adalah

Andre, Andre adalah seorang pria intelek dan berpendidikan yang bagus dan

dia juga islam. Tapi ternyata dia tidak sholat. Apakah Ummi ridho kalau

Andre islam dan tidak sholat, lalu dia memperbicangkan tentang itu kepada

ibunya, dan dia pun mengambil keputusan untuk berpisah dengan Andre.

Tujuh bulan kemudian tanpa satupun yang tahu kisah cinta Joyce ternyata dia

sudah mempersiapkan tanggal pernikahannya, dan pada penikahan Joyce juga

membawa takdir manis bagi Laras dan Mira. Pada saat itu dia berkenalan

dengan kerabat dekat Joyce yaitu Reza. Berangsur waktu mereka pun telah

berencana untuk mempersiapkan pernikahan, tapi tiba-tiba ada kabar yang

tidak mengenakkan ternyata Reza adalah seorang pemabuk, dia mengulangi

perbuatannya yang dulu karena dia mengetahui bahwa mantannya telah

menikah, dan Laras pun mengambil keputusan untuk tak bersamanya lagi.

Hampir setahun sudah berlalu teman-temannya pun sudah menikah, tinggal

dia sendiri yang belum menikah.


89

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Irma

NPM : 15.601020.024

Program Studi : Pendidikan Bahasa Indonesia

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi saya berjudul ”Analisis Citra

Perempuan Tokoh Utama dalam Novel Antara Cinta dan Ridha Ummi Karya

Asma Nadia Kajian Feminisme ” adalah hasil penelitian saya dan bukan

campur tangan orang lain.

Demikian surat ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila

dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar dan terdapat unsur

plagiat, maka saya bersedia menerima tindakan yang dianggap perlu oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Borneo Tarakan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Tarakan, 25 Oktober 2019

Pembuat Pernyataan

Irma
Npm.15601020024
90

Riwayat Hidup

Penulis, Irma Lahir pada tanggal 07 Juni 1997 di Pindrang.

Merupakan anak ke empat dari 6 bersaudara, dari pasangan

Bapak Samsul dan Ibu Saniati. Memulai pendidikan pada tahun

2003 disalah satu Sekolah Dasar Negeri di Tarakan. Kemudian

melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 9 Tarakan

lulus pada tahun 2012, meneruskan jenjang Sekolah menengah atas di SMA

Negeri 3 Tarakan, lulus pada tahun 2015.

Pendidikan Tinggi di mulai tahun 2015 di Universitas Borneo Tarakan

pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia. Pada tahun 2018 melakukan Kuliah Kerja Nyata atau KKN yang

diselenggarakan oleh Universitas Borneo di Malinau, Desa Lidung Kemenci dan

pada tahun yang sama juga melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di

SMP Negeri 9 Tarakan Juata Kopri Tarakan Utara.

Anda mungkin juga menyukai