gagasan kepada orang lain. Bahasa berperan penting sebagai alat untuk menjalin komunikasi yang efektif. Komunikasi yang 1. Asimilasi adalah perubahan bunyi dari efektif merupakan komunikasi yang dua bunyi yang sama menjadi bunyi yang menggunakan bahasa yang jelas, tepat sama atau hampir sama. Hal ini makna, dan tidak bertele-tele. Bahasa yang disebabkan karena bunyi-bunyi bahasa efektif sangat terkait dengan bunyi bahasa itu diucapkan secara berurutan sehingga (fonem). Fonem merupakan unsur bahasa berpotensi untuk saling mempengaruhi yang paling kecil yang dapat atau berfungsi dan dipengaruhi. membedakan makna (Chaer, 2009: 125). Konsep dasar fonem adalah beda fonem beda 2. Disimilasi adalah perubahan makna, ketika bentuk yang disampaikan bunyi dari bunyi yang sama atau Fonologi adalah bagian tata bahasa berbeda maka juga akan memunculkan mirip menjadi bunyi yang tidak atau bidang ilmu bahasa yang makna yang berbeda. sama atau berbeda. menganalisis bunyi bahasa secara umum Fonologi mempunyai dua Masuknya program-program televisi 3. Modifikasi vokal adalah perubahan cabang ilmu yaitu fonetik dan Indonesia memberikan pengaruh yang sangat bunyi vokal sebagai akibat dari fonemik. Fonetik adalah bagian baik terhadap penggunaan bahasa Indonesia pengaruh bunyi lain yang di Timor Leste terutama melalui tayangan fonologi yang mempelajari cara mengikutinya. Perubahan ini sinetron dan lagu-lagu pop Indonesia. Akan sebenarnya bisa dimasukkan ke dalam menghasilkan bunyi bahasa atau tetapi, minimnya pemelajaran bahasa peristiwa asimilasi, tetapi karena kasus bagaimana suatu bunyi bahasa Indonesia di sekolahsekolah formal ini tergolong khas, maka perlu diproduksi oleh alat ucap manusia. menyebabkan generasi muda Timor Leste disendirikan. Fonemik adalah bagian fonologi yang tidak dapat memahami bahasa Indonesia mempelajari bunyi ujaran menurut secara komprehensif.
4. Netralisasi adalah perubahan bunyi fungsinya sebagai pembeda arti.
fonem sebagai akibat pengaruh dari Fonologi adalah bidang linguistik Timor Leste yang dahulu pernah menjadi lingkungan. bagian dari wilayah Indonesia, Kemerdekaan yang mempelajari, menganalisis, dan Perubahan Bunyi yang diraih oleh Timor Leste tersebut, membicarakan runtutan bunyi-bunyi 5. Zeroisasi adalah penghilangan bunyi fonemis sebagai idealnya memberikan kemerdekaan bagi bahasa (Chaer, 2003: 102). Kajian ini bangsa ini untuk mengatur diri mereka. akibat upaya penghematan atau ekonomisasi pengucapan secara khusus hanya membahas Namun persoalannya tidak semudah itu. perubahan bunyi bahasa yang Diperlukan banyak proses di segala bidang 6. Metatesis adalah proses pengubahan urutan fonem yang untuk mengurus diri sendiri. Sebagai negara disebabkan oleh perkembangan terdapat dalam suatu kata atau perubahan urutan bunyi yang berbatasan langsung dengan Timor fonemis pada suatu kata sehingga menjadi dua bentuk kata sejarah. Perubahan bunyi ini tidak Leste, peran bahasa Indonesia menjadi sangat yang bersaing. Hanya beberapa kata saja yang mengalami berkaitan dengan kajian fonologi, krusial untuk menjalin kerja sama yang baik metatesis ini. melainkan berkenaan dengan di antara kedua negara. Peran bahasa pemakaian sejumlah unsur leksikal di Indonesia sebagai bahasa kerja di Timor Leste 7. Diftongisasi adalah perubahan bunyi vokal tunggal dalam masyarakat dan budaya. sejalan dengan bahasa Inggris telah diatur di (monoftong) menjadi dua bunyi vokal atau vokal rangkap Perubahan bunyi bahasa yang dalam konstitusi RDTL pasal 129. (diftong) secara berurutan. berkenaan dengan perkembangan sejarah pemakaian bahasa ini adalah Di antara kesalahan berbahasa yang sering 8. Monoftongisasi adalah perubahan dua bunyi vokal dilakukan oleh pemelajar BIPA di Timor Leste sebagai berikut atau vokal rangkap (diftong) menjadi vokal tunggal adalah dalam hal kesalahan artikulasi kata. (monoftong). Perubahan bunyi tersebut berdampak pada dua kemungkinan. Pertama, apabila perubahan itu tidak sampai membedakan 9. Anaptiksi atau suara bakti adalah perubahan bunyi dengan jalan makna atau mengubah identitas fonem, maka menambahkan bunyi vokal tertentu di antara dua konsonan untuk bunyi-bunyi tersebut masih merupakan memperlancar pengucapan. Bunyi yang bisa ditambahkan adalah alofon atau varian bunyi dari fonem yang bunyi vokal lemah, dalam bahasa Indonesia bunyi vokal lemah ini sama. Tetapi, apabila perubahan bunyi itu terdapat dalam kluster (dua konsonan berdampingan dalam satu sudah sampai berdampak pada pembedaan kata). makna atau mengubah identitas fonem, maka bunyi-bunyi tersebut merupakan alofon dari fonem yang berbeda. Dengan kata lain, perubahan itu disebut sebagai perubahan fonemis (Muslich, 2014: 243).