Anda di halaman 1dari 16

PENTINGNYA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

DI PERGURUAN TINGGI

Barowi, Siti Faiqotul Fazat ABA1


Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara
a.barowi@gmail.com

Abstrak:
Tulisan ini dibuat bertujuan untuk memberi motifasi kepada para
akademisi mengenai pentingnya mempelajari dan memahami bahasa
Indonesia dengan benar. Diduga banyak mahasiswa maupun masyarakat
Indonesia yang sudah terbiasa berbahsa namun tanpa mengikuti kaidah
berbahasa yang benar. Bahasa yang benar adalah bahasa yang idealnya
menaati kaidah secara penuh. Ketepatan kaidah tata bahasa, intonasi, serta
ekspresi adalah komponen yang mutlak harus dipenuhi oleh sang
pembicara. Bahasa yang benar ini digunakan dalam situasi formal yang
cenderung kaku dan bersifat satu arah dalam situasi lisan. Misalnaya
berpidato yang sungguh-sungguh taat asas terhadap kaidah. Sedangkan
bahasa yang baik adalah bahasa yang memiliki kesesuaian situasi dan
kondisi pembicaraan.Menjadi tanggung jawab bersama mengenai
eksistensi bahasa Indonesia di negeri tercinta ini utamanya para akademisi
dan praktisi pendidikan.

Kata kunci: Pembelajaran, Bahasa Indonesia, Perguruan Tinggi

Abstract:
This paper aims to motivate academics about the importance of studying
and understanding Indonesian properly. It is suspected that many students
and Indonesians are accustomed to speaking the language but without
following the correct language rules. The correct language is the language
which ideally adheres to the rules in full. The accuracy of the rules of
grammar, intonation, and expression is a component that absolutely must
be fulfilled by the speaker. This correct language is used in formal
situations which tend to be rigid and one-way in oral situations. For
example, giving a speech that really adheres to the principles of the rules.
Meanwhile, a good language is a language that has the suitability of the
situation and conditions of the conversation. It becomes a joint
responsibility regarding the existence of Indonesian in this beloved
country, especially academics and education practitioners.

Key words: Learning, Indonesian Language, University

1
Penulis adalah Mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta

Jurnal Intelegensia – Vol. 03 No. 01 Januari-Juni 2015 | 59


A. Pendahuluan bersifat satu arah dalam situasi lisan.
Bahasa Indonesia di samping Sebagai contoh, kita ambil pidato yang
sebagai alat kumunikasi bagi sungguh-sungguh taat asas terhadap
masyarakat Indonesia juga sebagai kaidah.
bahasa peresatuan yang wajib Bahasa yang baik adalah
dipertahankan dan digunakan serta bahasa yang memiliki kesesuaian
dibahasakan dengan baik dan benar. situasi dan kondisi pembicaraan. Saat
Disayangkan ternyata masih banyak kita berbicara atau menulis, kita akan
masyarakat Indonesia yang belum bisa menyesuaikan bahasa dan cara
berbahsa Indonesia dengan baik dan berbicara atau menulis kita dengan
benar. Perlu dipahami bahwa bahasa yang diajak bicara dan situasi serta
adalah pendukung utama dalam kondisi pembicaraan. Contohnya, kita
berkomunikasi antar sesama, bertujuan tidak mungkin berbicara menggunakan
dari itu agar pesannya dapat bahasa ilmiah dengan seorang anak
tersampaikan dengan baik kepada TK, kita tidak akan menggunakan
orang yang melakukan interaksi dan bahasa Indonesia baku saat menulis
komunikasi. Di semua belahan negeri buku harian, atau presiden tidak akan
ini mestinya masyarakatnya menggunakan bahasa “gaul” saat
menggunakan bahasa sebagai syarat berpidato.
menyampaikan informasi. Dari uraian di atas dapat kita
Berbicara tentang bahasa simpulkan bahwa bahasa yang baik
berarti seseorang atau kelompok dan benar adalah bahasa yang taat
sedang membicarakan sebuah alat, terhadap asas, kaidah yang digunakan
yaitu sebuah alat yang dapat menjadi sesuai dengan situasi dan kondisi
kebutuhan pokok dan menjadi pembicaraan yang tepat. Tulisan ilmiah
pemersatu setiap orang yang adalah salah satu bentuk kebahasaan
memahami bahasa tersebut. Oleh yang menggunakan bahasa yang baik
karena itu mengingat pentingnya dan benar. Presentasi, seminar,
bahasa, terlebih bahasa nasional lokakarya, simposium, dan sejenisnya
Indonesia, maka perguruan tinggi adalah juga bentuk-bentuk kebahasaan
sebagai institusi yang menangani yang menggunakan bahasa yang baik
pendidikan, tentu bertanggung jawab dan benar. Atau dapat dijelaskan juga
untuk memberikan informasi dan bahwa Bahasa Indonesia yang baik dan
menyampaikan kepada masyarakat benar adalah Bahasa Indonesia yang
tentang pentingnya berbahasa digunakan sesuai dengan situasi
Indonesia yang baik dan benar. Karena pembicaraan (yakni, sesuai dengan
berbahasa Indonesia dengan benar lawan bicara, tempat pembicaraan, dan
sebagai ciri dan identitas bangsa. ragam pembicaraan) dan sesuai dengan
B. Pengertian Bahasa Indonesi yang kaidah yang berlaku dalam Bahasa
baik dan benar Indonesia (seperti: sesuai dengan
kaidah ejaan, pungtuasi, istilah, dan
Bahasa yang benar adalah
tata bahasa).
bahasa yang idealnya menaati kaidah
secara penuh. Ketepatan kaidah tata 1. Pemakaian Kata dan Kalimat
bahasa, intonasi, serta ekspresi adalah Kata yang dipakai dalam
komponen yang mutlak harus dipenuhi Bahasa Indonesia adalah kata yang
oleh sang pembicara. Bahasa yang tepat dan serasi serta baku. Kata
benar ini digunakan dalam situasi yang tepat dan serasi merupakan
formal yang cenderung kaku dan kata yang sesuai dengan gagasan

Jurnal Intelegensia – Vol. 03 No. 01 Januari-Juni 2015 | 60


atau maksud penutur atau sesuai erat) dan semua unsurnya
dengan arti sesungguhnya dan tersusun secara sistematis, serta
sesuai dengan situasi pembicaraan c. menggunakan kalimat yang
(sepert: sesuai dengan lawan bicara,
efektif.
topik pembicaraan, ragam
pembicaraan, dsb.). Kata yang baku
merupakan kata yang sesuai dengan C. Kaidah Dasar Bahasa Indonesia
ejaan (yakni: EYD). Kalimat yang 1. Fonologi
dipakai dalam Bahasa Indonesia Fonologi adalah ilmu
adalah kalimat yang efektif. Kalimat tentang perbendaharaan fonem
efektif harus; sebuah bahasa dan distribusinya.
a. mudah dipahami oleh orang lain, Hal-hal yang dibahas dalam
b. memenuhi unsur penting kalimat fonologi antara lain sebagai berikut.
(minimal ada subjek dan a. Fonetik dan Fonemik
predikat, terutama untuk ragam Bagian dari Tatabahasa
yang mempelajari bunyi-bunyi
tulis), bahasa pada umumnya dalam
c. menggunakan kata yang tepat Ilmu Bahasa disebut fonologi.
dan serasi, Fonologi pada umumnya dibagi
d. gramatikal (seperti: atas dua bagian yaitu Fonetik dan
menggunakan pungtuasi dan kata Fonemik .
yang baku, menggunakan - Fonetik adalah ilmu yang
struktur yang benar, frasa selalu menyelidiki dan menganalisa
D-M, menggunakan kata yang bunyi-bunyi ujaran yang
morfologis, menggunakan kata dipakai dalam tutur, serta
yang sesuai dengan mempelajari bagaimana
fungsinya/kedudukannya), menghasilkan bunyi-bunyi
e. rasional (yakni, menggunakan tersebut dengan alat ucap
gagasan yang dapat dicerna oleh manusia.
akal sehat) - Fonemik adalah ilmu yang
f. efisien (menggunakan unsur mempelajari bunyi-ujaran
sesuai kebutuhan, tidak boleh dalam fungsinya sebagai
berlebihan), pembeda arti.
g. tidak ambigu (tidak Jika dalam fonetik kita
mempelajari segala macam bunyi
menimbulkan dua arti yang
yang dapat dihasilkan oleh alat-
membingungkan). alat ucap serta bagaimana tiap-
tiap bunyi itu dilaksanakan,
2. Pemakaian Paragraf dalam maka dalam fonemik kita
Bahasa Indonesia mempelajari dan menyelidiki
Paragraf yang dipakai dalam kemungkinan-kemungkinan,
Bahasa Indonesia adalah paragraf bunyi-ujaran yang manakah yang
yang baik. Paragraf ini harus; dapat mempunyai fungsi untuk
a. mempunyai satu pikiran utama, membedakan arti.
b. mempunyai koherensi yang baik b. Homograf
(hubungan antar unsurnya sangat

Jurnal Intelegensia – Vol. 03 No. 01 Januari-Juni 2015 | 61


Homograf terdiri atas 2. Morfologi (Imbuhan)
kata homo berarti sama dan graf a. Prefiks atau awalan
(graph) berarti tulisan. Homograf Prefiks atau awalan
ditandai oleh kesamaan tulisan, adalah suatu unsur yang secara
berbeda bunyi, dan berbeda struktural diikatkan di depan
makna. Contoh: sebuah kata dasar atau bentuk
Apel = buah ; apel=upacara dasar.
teras = pejabat utama' teras = b. Sufiks atau akhiran
lantai depan rumah, teras =
Sufiks atau akhiran
bidang datar yang miring di
adalah semacam morfem terikat
perbukitan
yang dilekatkan di belakang
serang= mendatangi untuk
suatu morfem dasar.
menyerang; Serang = nama
c. Konfiks
tempat
c. Diftong Konfiks adalah gabungan
dari dua macam imbuhan atau
Diftong adalah vokal
lebih yang bersama-sama
yang berubah kualiasnya. Dalam
membentuk satu arti.
sistem tulisan diftong biasa
Di sini perlu ditegaskan
dilambangkan oleh dua huruf
bahwa antara konfiks dan
vokal. Kedua huruf vokal itu
gabungan imbuhan ada
tidak dapat dipisahkan. Bunyi
perbedaan besar. Pada gabungan
/aw/ pada kata "harimau" adalah
imbuhan tiap-tiap unsur tetap
diftong, sehingga <au> pada
mempertahankan arti dan
suku kata "-mau" tidak dapat
fungsinya masing-masing.
dipisahkan menjadi "ma·u"
Bentuk-bentuk seperti
seperti pada kata "mau".
mempercepat, mempersatukan,
Demikian pula halnya dengan
dibesarkan, san lain-lain masing-
deretan huruf vokal <ai> pada
masing mengandung makna dan
kata "sungai". Deretan huruf
fungsi tersendiri. Imbuhan me +
vokal itu melambangkan bunyi
per, me + per + kan, dan di + kan
diftong /ay/ yang merupakan inti
di sini bukanlah konfiks tetapi
suku kata "-ngai".
merupakan gabungan imbuhan
Diftong berbeda dari
dari prefiks dan sufiks.
deretan vokal. Tiap-tiap vokal
Sebaliknya, bentuk-
pada deretan vokal mendapat
bentuk seperti pertahanan,
hembusan napas yang sama atau
kebesaran, permainan, dan lain-
hampir sama; kedua vokal itu
lain mengandung struktur yang
termasuk dalam dua suku kata
berbeda dengan bentuk-bentuk di
yang berbeda. Bunyi /aw/ dan
atas. Karena di sini bentuk per –
/ay/ pada kata "daun" dan
an dan ke – an tidak dapat
"main", misalnya, bukanlah
ditafsirkan secara tersendiri,
diftong, karena baik [a] maupun
tatapi bersama-sama membentuk
[u] atau [i] masing-masing
satu arti dan bersama-sama pula
mendapat aksen yang (hampir)
membentuk satu fungsi. Bantuk
sama dan membentuk suku kata
ini dalam realisasinya terbelah,
tersendiri sehingga kata "daun"
tetapi pembelahan itu tidak
dan "main" masing-masing
mengurangi hakekatnya sebagai
terdiri atas dua suku kata.
satu morfem. Morfem semacam
Jurnal Intelegensia – Vol. 03 No. 01 Januari-Juni 2015 | 62
ini desibut morfem terbelah. Kata sintaksis berasal dari
Bentuk-bentuk semacam ini bahasa Yunani, yaitu sun yang berarti
tidak janggal dalam bahasa dengan´ dan kata tattein yang berarti
Indonesia. Kata-kata seperti tali, menempatkan´. Jadi,secara etimologi
gunung, dan lain-lain juga jelas berarti:menempatkan bersama-sama
merupakan satu kesatuan tetapi kata-kata menjadi kelompok kata atau
kadang-kadang bentuk itu kalimat.
mengalami proses pembelahan 1. Struktur Sintaksio
yaitu ketika disisipkan infiks –em Secara umum struktur
padanya, menjadi temali dan sintaksis terdiri dari susunan subjek
gemunung. Proses pembelahan (S), predikat (P), objek (O), dan
pada kata atau morfem terikat keterangan (K) yang berkenaan
bukan persoalan baru, tetapi dengan fungsi sintaksis. Nomina,
tidak pernah diberi tempat yang verba, ajektifa, dan
wajar. Oleh karena itu numeraliaberkenaan dengan
Tatabahasa Tradisional kategori sintaksis. Sedangkan
memperlakukan konfiks-konfiks pelaku, penderita,dan penerima
sebagai gabungan biasa dari berkenaan dengan peran sintaksis.
prefiks dan sufiks. Kita harus Eksistensistruktur sintaksis terkecil
memulangkan kedudukannya ditopang oleh urutan kata, bentuk
yang sebenarnya sebagai suatu kata, dani nt onasi ; bisa juga
bentuk (morfem) dengan satu ditambah dengankon ektor yang
kesatuan fungsi dan arti. biasanya disebut konjungsi. Peran
Sekedar untuk ketiga alat sintaksis itu tidak sama
menggarisbawahi, bahwa antara bahasa yang satu dengan
gabungan imbuhan adalah yang lain
pemakaian beberapa imbuhan 2. Kata Sebagai Satuan Sintaksio
sekaligus pada suatu kata dasar, Sebagai satuan terkecil
yang masing-masing dalam sintaksis,kata berperan
mempertahankan arti dan sebagai pengisi fungsi sintaksis,
fungsinya. Imbuhan-imbuhan penanda kategori sintaksis, dan
yang biasa dipakai bersama-sama perangkai dalam penyatuan satuan-
adalah: me-kan, mem-per-kan, satuan ataubagian-bagian dari
di-per-kan, ter-kan, ber-kan, dan satuan sintaksis.
lain-lain. Kata sebagai pengisi satuan
d. Infiks sintaksis, harus dibedakan adanya
Infiks adalah semacam dua macam kata yaitu kata penuh
morfem terikat yang disispkan dan kata tugas. Kata penuh adalah
pada sebuah kata antara kata yang secara leksikal
konsonan pertama dan vokal mempunyai makna, mempunyai
pertama. Jenis morfem ini kemungkinan untuk mengalami
sekarang tidak produktif lagi; proses morfologi, merupakan kelas
pemakaiannya terbatas pada terbuka, dan dapatberdiri sendiri
beberapa kata saja. Infiks yang sebagai sebuah satuan. Yang
ada dalam bahasa Indonesia termasuk kata penuh adalah kata-
hanyalah: -el, -er, dan –em. kata kategori nomina, verba,
D. Sintaksio adjektiva, adverbia, dan numeralia.
Misalnya mesjid memiliki makna µ

Jurnal Intelegensia – Vol. 03 No. 01 Januari-Juni 2015 | 63


tempat ibadah orang Islam. bagaimana bentuk dan arti dari kata
Sedangkan kata tugas adalah kata tersebut berubah. Adapun mengenai
yang secara leksikal tidak ide dasar dalam etimologi dapat
mempunyai makna, tidak disampiakan sebagai berikut;
mengalami proses morfologi, a) Kata-kata biasanya dimulai dengan
merupakan kelas tertutup, dan di bentuk yang lebih panjang dan
dalam peraturan dia tidak dapat kemungkinan juga lebih rumit, yang
berdiri sendiri. Yang termasuk kata
kemudian menjadi lebih sederhana
tugas adalah kata-kata kategori
preposisi dan konjungsi. atau lebih singkat. Misalnya, mesa
Misalnyadan tidak mempunyai (“kerbau”) dalam Bahasa Jawa
makna leksikal, tetapi mempunyai Krama berasal dari Sansekerta
tugas sintaksis untuk mahisa.
menggabungkan menambah b) Sebaliknya dengan butir di atas,
duabuah konstituen. kata-kata yang pendek dapat
Kata-kata yang termasuk
diperpanjang dengan penambahan
kata penuh mempunyai kebebasan
yang mutlak, atau hampir mutlak imbuhan pada kata itu. Misalnya,
sehingga dapat menjadi pengisi kata, kedokteran berasal dari
fungsi-fungsi sintaksis. Sedangkan ke+dokter+an (dokter berasal dari
kata tugas mempunyai kebebasan Bahasa Belanda).
yang terbatas, selalu terikat dengan c) Kata-kata slang (yang tidak resmi)
kata yang ada di belakangnya dapat diterima menjadi bahasa
(untuk preposisi), atau yangberada
resmi. Kadang-kadang yang
di depannya (untuk posposisi), dan
dengan kata-kata yang sebaliknya juga terjadi, kata-kata
dirangkaikannya (untuk konjungsi). yang resmi menjadi slang.
E. ETIMOLOGI d) Kata-kata yang "kasar" atau "kotor"
Etimologi adalah cabang ilmu dapat menjadi eufemisme, dan bisa
linguistik yang mempelajari asal-usul juga
suatu kata. Misalkan kata etimologi e) Kata-kata yang tabu mungkin
sebenarnya diambil dari bahasa
dihindari dan kemudian lenyap,
Belanda etymologie yang berakar dari
bahasa Yunani; étymos (arti seringkali digantikan oleh
sebenarnya adalah sebuah kata) dan eufemisme atau pengandaian kata.
lògos (ilmu). Pendeknya, kata f) Kata-kata dapat dilebur menjadi
etimologi itu sendiri datang dari bahasa kata portmanteau, seperti misalnya
Yunani ήτυμος (étymos, arti kata) dan polda, sebuah peleburan dari kata
λόγος (lógos, ilmu). polisi dan daerah.
Beberapa kata yang telah
g) Kata-kata dapat dimulai sebagai
diambil dari bahasa lain, kemungkinan
dalam bentuk yang telah diubah (kata akronim, seperti SIM (“Surat Izin
asal disebut sebagai etimon). Melalui Mengemudi”).
naskah tua dan perbandingan dengan
bahasa lain, etimologis mencoba untuk F. Bahasa Baku dan Penggunaan Pada
merekonstruksi asal-usul dari suatu Tulisan Dan Lisan.
kata - ketika mereka memasuki suatu Setiap negara atau suatu
bahasa, dari sumber apa, dan wilayah umumnya memiliki bahasa
Jurnal Intelegensia – Vol. 03 No. 01 Januari-Juni 2015 | 64
resmi masing-masing yang digunakan G. Fungsi, Jenis, Ragam dan Macam-
oleh rakyatnya. Pengertian bahasa Macam Bahasa
baku adalah bahasa yang menjadi 1. Fungsi Bahasa Dalam
bahasa pokok yang menjadi bahasa
Masyarakat
standar dan acuan yang digunakan
sehari-hari dalam masyarakat. Bahasa a. Alat untukberkomunikasi dengan
baku mencakup pemakaian sehari-hari sesama manusia.
pada bahasa percakapan lisan maupun b. Alat untuk bekerja sama dengan
bahasa tulisan. sesama manusia.
Penggunaan bahasa baku lazim c. Alat untuk mengidentifikasi diri.
dipakai dalam situasi dan kondisi 2. Jenis-Jenis dan Ragam (
sebagai berikut:
Keragaman Bahasa) :
1. Komunikasi Resmi (Tertulis).
a. Ragam bahasa pada bidang
Contoh : Surat-menyurat
resmi, pengumuman resmi, undang- tertentu seperti bahasa istilah
undang, peraturan, dan lain-lain. hukum, bahasa sains, bahasa
2. Pembicaraan Formal di Depan jurnalistik, dsb.
Umum (Lisan). b. Ragam bahasa pada perorangan
Contoh: Pidato, ceramah, atau idiolek seperti gaya bahasa
khotbah, mengajar sekolah, mantan presiden Soeharto, gaya
mengajar kuliah, dan lain bahasa benyamin , dan lain
sebagainya. sebagainya.
3. WacanaTeknis (Tertulis)
c. Ragam bahasa pada kelompok
Contoh : Karangan ilmiah,
anggota masyarakat suatu
skripsi, tesis, buku pelajaran,
laporan resmi, dan lain-lain. wilayah atau dialek seperti dialek
4. Pembicaraan Formal (Lisan). bahasa madura, dialek bahasa
Contoh : Murid kepada guru, medan, dialek bahasa sunda,
bawahan kepada atasan, layanan dialek bahasa bali, dialek bahasa
pelanggan kepada pelanggan, jawa, dan lain sebagainya.
menteri kepada presiden, dsb. Tidak d. Ragam bahasa pada kelompok
hanya terbatas kepada orang yang
anggota masyarakat suatu
dihormati saja karena presiden
umumnya berbicara pada rakyat golongan sosial seperti ragam
jelata dengan bahasa formal. bahasa orang akademisi beda
Bahasa adalah suatu sistem dengan ragam bahasa orang-
dari lambang bunyi arbitrer yang orang jalanan.
dihasilkan oleh alat ucap manusia e. Ragam bahasa pada bentuk
dan dipakai oleh masyarakat bahasa seperti bahasa lisan dan
komunikasi, kerja sama dan
bahasa tulisan.
identifikasi diri. Bahasa lisan
merupakan bahasa primer, f. Ragam bahasa pada suatu situasi
sedangkan bahasa tulisan adalah seperti ragam bahasa formal
bahasa sekunder. Arbitrer yaitu (baku) dan informal (tidak baku).
tidak adanya hubungan antara Bahasa lisan lebih ekspresif di
lambang bunyi dengan bendanya. mana mimik, intonasi, dan gerakan
tubuh dapat bercampur menjadi satu

Jurnal Intelegensia – Vol. 03 No. 01 Januari-Juni 2015 | 65


untuk mendukung komunikasi yang Pendidikan dan Kebudayaan dengan
dilakukan. Lidah setajam pisau / silet surat putusannya No. 0196/1975
oleh karena itu sebaiknya dalam memberlakukan "Pedoman Umum
berkata-kata sebaiknya tidak Ejaan Bahasa Indonesia yang
sembarangan dan menghargai serta Disempurnakan dan Pedoman Umum
menghormati lawan bicara / target Pembentukan Istilah".
komunikasi. Perbedaan-perbedaan antara
EYD dan ejaan sebelumnya adalah:
H. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)  'tj' menjadi 'c' : tjutji → cuci
Ejaan Yang Disempurnakan  'dj' menjadi 'j' : djarak → jarak
(EYD) adalah ejaan Bahasa Indonesia  'oe' menjadi 'u' : oemoem -> umum
yang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan
 'j' menjadi 'y' : sajang → sayang
ini menggantikan ejaan sebelumnya,
Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi.  'nj' menjadi 'ny' : njamuk →
Pada 23 Mei 1972, sebuah nyamuk
pernyataan bersama telah  'sj' menjadi 'sy' : sjarat → syarat
ditandatangani oleh Menteri Pelajaran  'ch' menjadi 'kh' : achir → akhir
Malaysia pada masa itu, Tun Hussien
 awalan 'di-' dan kata depan 'di'
Onn dan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia, dibedakan penulisannya. Kata
Mashuri. Pernyataan bersama tersebut depan 'di' pada contoh "di rumah",
mengandung persetujuan untuk "di sawah", penulisannya
melaksanakan asas yang telah dipisahkan dengan spasi, sementara
disepakati oleh para ahli dari kedua 'di-' pada dibeli, dimakan ditulis
negara tentang Ejaan Baru dan Ejaan
serangkai dengan kata yang
Yang Disempurnakan. Pada tanggal 16
Agustus 1972, berdasarkan Keputusan mengikutinya.
Presiden No. 57, Tahun 1972, Untuk penjelasan lanjutan
berlakulah sistem ejaan Latin (Rumi tentang penulisan tanda baca, dapat
dalam istilah bahasa Melayu Malaysia) dilihat pada Penulisan tanda baca
bagi bahasa Melayu dan bahasa sesuai EYD
Indonesia. Di Malaysia ejaan baru
bersama ini dirujuk sebagai Ejaan I. Paragraf
Rumi Bersama (ERB). 1. Pengertian Paragraf
Selanjutnya Departemen Paragraf adalah suatu bagian
Pendidikan dan Kebudayaan dari bab pada sebuah karangan atau
menyebarluaskan buku panduan karya ilmiah yang mana cara
pemakaian berjudul "Pedoman Ejaan penulisannya harus dimulai dengan
Bahasa Indonesia yang baris baru. Paragraf dikenal juga
Disempurnakan". dengan nama lain alinea. Paragraf
Pada tanggal 12 Oktober 1972, dibuat dengan membuat kata
Panitia Pengembangan Bahasa pertama pada baris pertama masuk
Indonesia, Departemen Pendidikan dan ke dalam (geser ke sebelah kanan)
Kebudayaan, menerbitkan buku beberapa ketukan atau spasi.
"Pedoman Umum Ejaan Bahasa Demikian pula dengan paragraf
Indonesia yang Disempurnakan" berikutnya mengikuti penyajian
dengan penjelasan kaidah penggunaan seperti paragraf pertama.
yang lebih luas. Setelah itu, Menteri 2. Syarat sebuah paragraf

Jurnal Intelegensia – Vol. 03 No. 01 Januari-Juni 2015 | 66


Di setiap paragraf harus diuraikan. Paragraf yang pendek
memuat dua bagian penting, yakni : jauh lebih baik, karena paragraf-
a. Kalimat Pokok paragraf yang panjang hanya
b. Biasanya diletakkan pada awal akan meimbulkan kebosanan
paragraf, tetapi bisa juga pembaca.
b. Paragraf Penghubung
diletakkan pada bagian tengah
Paragraf penghubung
maupun akhir paragraf. Kalimat
adalah semua paragraf yang
pokok adalah kalimat yang inti terdapat di antara paragraf
dari ide atau gagasan pembuka dan paragraf penutup.
darisebuahparagraf. Biasanya Inti persoalan yang akan
berisi suatu pernyataan yang dikemukakan penulisan terdapat
nantinya akan dijelaskan lebih dalam paragraf-paragraf ini. Oleh
lanjut oleh kalimat lainnya dalam Sebab itu dalam membentuk
paragraf-paragraf penghubung
bentuk kalimat penjelas.
harus diperhatikan agar
c. Kalimat Penjelas hubungan antara satu paragraf
Kalimat penjelas adalah kalimat dengan paragraf yang lainnya itu
yang memberikan penjelasan teratur dan disusun secara logis.
tambahan atau detail rincian dari Sifat paragraf-paragraf
kalimat pokok suatu paragraf. penghubung bergantung pola
3. Bagian-Bagian Suatu Paragraf dari jenis karangannya. Dalam
yang Baik karangan-karangan yang bersifat
a. Terdapat ide atau gagasan yang deskriptif, naratif, eksposisis,
menarik dan diperlukan untuk paragraf-paragraf itu harus
merangkai keseluruhan tulisan. disusun berdasarkan suatu
perkembangan yang logis. Bila
b. Kalimat yang satu dengan yang
uraian itu mengandung
lain saling berkaitan dan pertentangan pendapat, maka
berhubungan dengan wajar. beberapa paragraf disiapkan
4. Jenis Paragraf Berdasarkan Sifat sebagai dasar atau landasan
dan Tujuannya untuk kemudian melangkah
Keraf (1980:63-66) kepada paragraf-paragraf yang
memberikan penjelasan tentang menekankan pendapat
jenis paragraf berdasarkan sifat dan pengarang.
tujuannya sebagai berikut. c. Paragraf Penutup
a. Paragraf Pembuka. Paragraf penutup adalah
Tiap jenis karangan akan paragraf yang dimaksudkan
mempunyai paragraf yang untuk mengakhiri karangan atau
membuka atau menghantar bagian karangan. Dengan kata
karangan itu, atau menghantar lain, paragraf ini mengandung
pokok pikiran dalam bagian kesimpulan pendapat dari apa
karangan itu. Oleh Sebab itu sifat yang telah diuraikan dalam
dari paragraf semacam itu harus paragraf-paragraf penghubung.
menarik minat dan perhatian Apapun yang menjadi topik atau
pembaca, serta sanggup tema dari sebuah karangan
menyiapkan pikiran pembaca haruslah tetap diperhatikan agar
kepada apa yag sedang paragraf penutup tidak terlalu

Jurnal Intelegensia – Vol. 03 No. 01 Januari-Juni 2015 | 67


panjang, tetapi juga tidak berarti hal-hal yang khusus ke hal yang
terlalu pendek. Hal yang paling umum.
esensial adalah bahwa paragraf c. Paragraf Gabungan atau
itu harus merupakan suatu
Campuran.
kesimpulan yang bulat atau
betul-betul mengakhiri uraian itu Pada paragraf ini kalimat topik
serta dapat menimbulkan banyak ditempatkan pada bagian awal
kesan kepada pembacanya. dan akhir paragraf. Dalam hal ini
5. Jenis Paragraf Berdasarkan kalimat terakhir berisi
pengulangan dan penegasan
Letak Pikiran Utama kalimat pertama. Pengulangan ini
Letak kalimat utama juga dimaksudkan untuk lebih
turut menentukan jenis paragraf. mempertegas ide pokok. Jadi
Penjenisan paragraf berdasarkan pada dasarnya paragraf
letak kalimat utama ini berpijak campuran ini tetap memiliki satu
pada pendapat Sirai, dan kawan- pikiran utama, bukan dua.
kawan(1985:70-71) yang Contoh paragraf campuran
mengemukakan empat cara seperti dikemukakan oleh Keraf
meletakkan kalimat utama dalam (1989:73):
paragraf. Sifat kodrati bahasa yang lain
a. ParagrafDeduktif yang perlu dicatat di sini ialah
Paragraf dimulai dengan bahwasanya tiap bahasa
mengemukakan persoalan pokok mempunyai sistem. Ungkapan
atau kalimat utama. Kemudian yang khusus pula, masing-
diikuti dengan kalimat-kalimat masing lepas terpisah dan tidak
penjelas yang berfungsi bergantung dari yang lain.
menjelaskan kalimat utama. Sistem ungkapan tiap bahasa dan
Paragraf ini biasanya sistem makna tiap bahasa
dikembangkan dengan metode dibatasi oleh kerangka alam
berpikir deduktif, dari yang pikiran bangsa yang memiliki
umum ke yang khusus. Dengan bahasa itu kerangka pikiran yang
cara menempatkan gagasan saya sebut di atas. Oleh karena
pokok pada awal paragraf, ini itu janganlah kecewa apabila
akan memungkinkan gagasan bahasa Indonesia tidak
pokok tersebut mendapatkan membedakan jamak dan tunggal,
penekanan yang wajar. Paragraf tidak mengenal kata dalam
semacam ini biasa disebut sistem kata kerjanya, gugus
dengan paragraf deduktif, yaitu fonem juga tertentu polanya, dan
kalimat utama terletak di awal sebagainya. Bahasa Inggris tidak
paragraf. mengenal “unggah-ungguh”.
b. Paragraf Induktif. Bahasa Zulu tidak mempunyai
Paragraf ini dimulai dengan kata yang berarti “lembu”, tetapi
mengemukakan penjelasan- ada kata yang berarti “lembu
enjelasan atau perincian- putih”, “lembu merah”, dan
sebagainya. Secara teknis para
perincian, kemudian ditutup
linguis mengatakan bahwa tiap
dengan kalimat utama. Paragraf bahasa mempunyai sistem
ini dikembangkan dengan fonologi, sistem gramatikal, serta
metode berpikir induktif, dari pola semantik yang khusus.
Jurnal Intelegensia – Vol. 03 No. 01 Januari-Juni 2015 | 68
d. Paragraf Tanpa Kalimat Utama.  Sebab – akibat
Paragraf ini tidak  Contoh atau ilustrasi
mempunyai kalimat utama,  Alasan atau keterangan
berarti pikiran utama tersebar di
 Perbandingan atau analogi
seluruh kalimat yang
membangun paragraf tersebut.  Dedinisi
Bentuk ini biasa digunakan  Deskripsi
dalam karangan berbentuk narasi  Proses, dan
atau deskripsi. Contoh paragraf  Penguraian
tanpa kalimat utama:
Enam puluh tahun yang 3. Paragraf dengan Teknik Tanya–
lalu, pagi-pagi tanggal 30 Juni jawab
1908, suatu benda cerah tidak Paragraf jenis ini
dikenal melayang menyusur dikembangkan dengan pertanyaan
lengkungan langit sambil terlebih dahulu. Lazimnya, kalimat
meninggalkan jejak kehitam- pertama merupakan kalimat
hitaman dengan disaksikan oleh pertanyaan yang mengandung ide
paling sedikit seribu orang di paragraf. Kalimat pengembangnya
pelbagai dusun Siberi Tengah. berupa jawaban atas pertanyaan
Jam menunjukkan pukul 7 waktu tadi. Kalimat–kalimat jawaban
setempat. Penduduk desa merupakan kalimat penjelas atau
Vanovara melihat benda itu pengembangan paragraf.
menjadi bola api membentuk Contoh :
cendawan membubung tinggi ke Mengapa Marsinah diculik
angkasa, disusul ledakan dahsyat lalu dibunuh secara kejam? Menurut
yang menggelegar bagaikan sebuah versi, kekejaman itu
guntur dan terdengar sampai dilakukan karena Marsinah
lebih dari 1000 km jauhnya. memiliki informasi penting tentang
(Intisari, Feb.1996 dalam Keraf, penyelewengan hukum atau praktik
1980:74) produksi ilegal oleh perusahaan
Sukar sekali untuk tempat ia bekerja. Ia, kabarnya, mau
mencari sebuah kalimat topik membeberkannya ke luar kecuali
dalam paragraf di atas, karena jika pihak perusahaan memenuhi
seluruh paragraf bersifat tuntutannya : memperbaiki kondisi
deskriptif atau naratif. Tidak ada buruh dan membatalkan PHK atas
kalimat yang lebih penting dari beberapa kawannya.
yang lain. Semuanya sama 4. Paragraf dengan teknik Sebab–
penting, dan bersama-sama akibat
membentuk kesatuan dari Paragraf sebab akibat yaitu
paragraf tersebut. paragraf yang pengembangannya
2. Jenis Paragraf Berdasarkan memanfaatkan makna hubungan
Teknik Pengembangannya sebab akibat antar kalimat. Ciri khas
Dalam mengembangkan paragraf jenis ini ialah terbinanya
paragraf ada beberapa teknik yang hubungan sebab akibat antara
lazim digunakan. Dalam tulisan ini kalimat yang satu dengan kalimat
akan dibicarakan teknik–teknik yang lain. Jadi hubungan sebab-
pengembangan seperti berikut : akibat ini merupakan satu rangkaian
 Tanya – jawab satu rangkaian yang bersinambung.

Jurnal Intelegensia – Vol. 03 No. 01 Januari-Juni 2015 | 69


Contoh : bagi mereka apabila pada suatu saat
Mulai bulan April tahun tahun terpancang papan pengumuman
depan harga berbagai jenis minyak “DILARANG MASUK”. Salam
bumi dalam negeri naik. Minyak dalam bahasa Inggris “hallo” di Bali
tanah, premium, solar, minyak sekarang ternyata berkembang
pelumas, dan lain–lain, harganya menjadi bermacam–macam arti ;
dinaikkan karena pemerintah ingin paling sedikit ada dua arti. Arti yang
mengurangi subsidinya dengan pertama, salam ramah tamah biasa
harapan ekonomi Indonesia menjadi yang ditunjukan kepada orang
wajar. Kenaikan harga bahan bakar asing, dan yang kedua, Tuan belilah
sudah tentu mengakibatkan naiknya barang dagangan saya.” Contoh –
biaya angkutan. Jika biaya angkutan contoh di atas merupakan gambaran
naik, harga barang akan naik pula bahwa betapa bergesernya nilai–
karena biaya transportasi harus nilai sosial dan agama di kawasan
diperhitungkan. Kenaikan harga ini Bali.
akan dirasakan oleh rakyat. Karena 6. Paragraf Alasan
itu, kenaikan harga barang dan jasa Perkataan “alasan” bisa
harus diimbangi dengan usaha diganti dengan “keterangan“ sebab
meningkatkan pendapatan rakyat. pada hakikatnya, alasan itu
5. Paragraf Contoh atau Ilustrasi merupakan keterangan. Paragraf
Sesuai dengan sebutannya, alasan ialah paragraf yang
paragraf contoh atau paragraf pengembangan ide utamanya
ilustrasi, paragraf jenis ini memanfaatkan penjelasan yang
dikembangkan dengan cara bermakna alasan. Alasan–alasan
menggunakan contoh atau ilustrasi. inilah yang memperkokoh ide
Contoh atau ilustrasi inilah yang paragraf sehingga kebenaran ide itu
memberikan penjelasan akan dapat diterima pembacanya.
kebenaran ide atau gagasan Contoh :
paragraf, baik dengan cara deduktif, Seluruh penjuru dunia sudah
induktif, atau paduan keduanya. mengetahui bahwa AIDS
Contoh : merupakan penyakit yang
Di Singapura sekarang kita mematikan. Dunia kedokteran
bisa menyaksikan Kecak yang masih merayap mencari obat
dipertunjukan dalam waktu kurang penangkal penyakit maut ini.
dari satu jam, bahkan bila Sementara itu, virus AIDS melesat
diperlukan konsumen, pertunjukan mencari korban demi korban tanpa
bisa lebih singkat lagi. Demikian mengenal ras, umur, ataupun
pula tari–tarian lainnya dapat kita tingkatan sosial. Tidaklah mustahil,
saksikan dalam bentuk yang AIDS menjadi bom waktu yang
condensed. Di pantai–pantai yang pada sua tu saat bisa memusnahkan
terbaik di bagian selatan Bali, manusia dari muka bumi ini.
terutama di kawasan Sanur, orang 7. Paragraf perbandingan
banyak yang terkejut dan sedih Paragraf perbandingan ialah
melihat semakin kecilnya daerah paragraf yang isinya merupakan
bebas mereka untuk melakukan perbandingan tentang dua hal baik
upacara yang mereka perlukan yang menyangkut kesamaan
tanpa harus meminta ijin terlebih maupun perbedaannya. Sebagai
dahulu. Lebih menyedihkan lagi teknik pengembangan,

Jurnal Intelegensia – Vol. 03 No. 01 Januari-Juni 2015 | 70


perbandingan ini bisa bertujuan 8. Paragraf Definisi
menjelaskan satu hal lain sebagai Sesuai dengan sebutannya,
pembanding, atau menjelaskan paragraf definisi merupakan
kedua hal yang dibandingkan itu paragraf yang mengembangkan
sekaligus definisi atau pembatasan istilah.
Contoh : Dalam sebuah paragraf definisi,
Kalau kita perhatikan sebuah istilah mungkin
kalimat awal paragraf, tergolong didefinisikan, mungkin pula
paragraf yang bertujuan dibicarakan pengertiannya seperti
menjelaskan masyarakat perkotaan contoh di bawah ini.
(urban community) dengan Contoh :
menggunakan pembanding kontras Istilah demokrasi biasanya
sifat–sifat masyarakat perdesaan. diterjemahkan dengan kata
Yang dimaksud masyarakat kedaulatan rakyat. Ungkapan
perkotaan atau urban community tersebut sering diartikan dengan
adalah masyarakat kota yang tidak pemerintahan oleh rakyat, dari
tertentu jumlah penduduknya. rakyat, dan untuk rakyat. Demokrasi
Tekanan pengertian masyarakat dalam pengertian ini hanya
perkotaan juga terletak pada sifat– menggambarkan satu segi dari
sifat kehidupannya yang berbeda pengertian demokrasi yang
dengan masyarakat perdesaan. sebenarnya. Pada hakikatnya,
Masyarakat perkotaan ini juga demokrasi merupakan sistem
berbeda dengan masyarakat mentalitas untuk membina
perdesaan dalam hal perhatian, kehidupan bersama dalam
khususnya terhadap keperluan masyarakat. Mentalitas yang
hidup. Jika masyarakat perdesaan dimaksud ialah mentalitas dalam
mempunyai perhatian utama dan pengertian cara berpikir, bersikap,
perhatian khusus terhadap keperluan dan berbuat
dasar dari kehidupan, seperti 9. Paragraf Pemerian atau Deskripsi
pakaian, makanan, rumah, dan Paragraf pemerian ialah
sebagainya, maka masyarakat paragraf yang menyajikan sejumlah
perkotaan, terhadap hal–hal tersebut rincian tentang sesuatu yang lebih
mempunyai pandangan yang cenderung pada fakta daripada
berbeda. khayalan. Pemerian ini bisa berupa
Orang–orang perkotaan memandang rincian tentang bentuk, ruang,
penggunaan kebutuhan hidup waktu, peristiwa, atau keadaan.
sehubungan dengan pandangan Kadang–kadang urutan
masyarakat sekitarnya. Jika peryataannya tidak ketat. Artinya,
menghidangkan makanan, misalnya, urutan pernyataan dalam sebuah
yang diutamakan adalah makanan paragraf pemerian bisa diubah,
itu memberikan kesan bahwa yang walaupun tidak selamanya. Desa
menghidangkannya mempunyai Ubud yang setiap harinya tertib,
kedudukan sosial yang tinggi. Bila hening, senyap, tempat para
ada tamu, misalnya, diusahakan senimannya menghabiskan sebagian
terhidang makanan dalam kaleng. besar waktunya dengan kerja
Pada orang–orang perdesaan hal kreatif, kali ini berubah laksana
seperti itu kurang bahkan tidak sebuah akuarium yang kemelut. Tak
diperdulikan. ada wajah- wajah suram yang

Jurnal Intelegensia – Vol. 03 No. 01 Januari-Juni 2015 | 71


memancarkan rasa duka cita. Sesuai berisi penjelasan secara terurai atau
dengan kepercayaan masyarakat terinci. Berdasarkan peristiwa
Bali yang menghendaki agar politik dan dokumen resmi
khalayak melepas sang almarhum kenegaraan, dalam perjalanan
menuju nirwana dengan tenang. hidupnya, bahasa Indonesia
Yang terlihat hanya warna-warna memiliki dua macam kedudukan.
merah, wajah cerah, serta suara Pertama, bahasa Indonesia memiliki
gembira yang gemuruh. kedudukan sebagai bahasa nasional.
Para wanita mengenakan Kedudukan ini dimilikinya sejak
baju kebaya, kain, dan sel endang dicetuskannya Sumpah Pemuda
berwarna semarak. Laki-lakinya pada 28 Oktober 1928. Kedua,
mengenakan kain samping yang bahasa Indonesia memiliki
tradisional, yaitu kain petak-petak kedudukan sebagai bahasa negara.
hitam putih. Putih warna bajunya, Kedudukan ini dimilikinya sesuai
putih ikat kepalanya. Matahari agak dengan ketentuan yang tertera
muram seperti enggan dalam Undang-Undang Dasar 1945,
menyengatkan sinarnya. Bab XV, Pasal 36.
10. Paragraf Proses
Seperti halnya paragraf J. Pengertian Bahasa yang baik dan
pemerian, paragraf proses tergolong benar
jenis paragraf Deskriptif. Sesuai Bahasa yang benar adalah
dengan namanya, paragraf proses bahasa yang idealnya menaati kaidah
ialah paragraf yang menjelaskan secara penuh. Ketepatan kaidah tata
proses terjadinya atau proses bahasa, intonasi, serta ekspresi adalah
bekerjanya sesuatu.Setelah sampai komponen yang mutlak harus dipenuhi
di darat, kendurkan semua pakaian oleh sang pembicara. Bahasa yang
korban yang sekiranya benar ini digunakan dalam situasi
menyesakkan dirinya. Bersihkan formal yang cenderung kaku dan
mulutnya dari pasir atau Lumpur, bersifat satu arah dalam situasi lisan.
dan lepaskan gigi palsunya (kalau Sebagai contoh, kita ambil pidato yang
ada). Selanjutnya, telungkupkan sungguh-sungguh taat asas terhadap
badannya, dan berdirilah Anda kaidah.
mengangkanginya.. Sambil Bahasa yang baik adalah
membungkukkan badan ke depan, bahasa yang menilik kesesuaian situasi
tempatkan kedua tangan Anda pada dan kondisi pembicaraan. Saat kita
perutnya dekat rusuk bawah. berbicara atau menulis, kita akan
Angkatlah perutnya sehingga menyesuaikan bahasa dan cara
kepalanya menunduk ke tanah dan berbicara atau menulis kita dengan
air keluar dari mulutnya. Jika yang diajak bicara dan situasi serta
pernapasannya berhenti, segeralah kondisi pembicaraan. Contohnya, kita
beri dia pernapasan buatan. tidak mungkin berbicara menggunakan
11. Paragraf Penguraian bahasa ilmiah dengan seorang anak
Paragraf jenis ini TK, kita tidak akan menggunakan
dikembangkan dengan cara bahasa Indonesia baku saat menulis
menguraikan atau memilah-milah buku harian, atau presiden tidak akan
(mengklasifikasi) sesuatu. Dengan menggunakan bahasa “gaul” saat
pernyataan lain, paragraf berpidato.
penguraian ialah paragraf yang

Jurnal Intelegensia – Vol. 03 No. 01 Januari-Juni 2015 | 72


Lalu, apakah bahasa yang baik c. menggunakan kata yang tepat
dan benar itu? Bahasa yang baik dan dan serasi,
benar adalah bahasa yang taat asas d. gramatikal (seperti:
terhadap kaidah dan digunakan sesuai
menggunakan pungtuasi dan kata
dengan situasi dan kondisi
pembicaraan yang tepat. Tulisan ilmiah yang baku, menggunakan
adalah salah satu bentuk kebahasaan struktur yang benar, frasa selalu
yang menggunakan bahasa yang baik D-M, menggunakan kata yang
dan benar. Presentasi, seminar, morfologis, menggunakan kata
lokakarya, simposium, dan sejenisnya yang sesuai dengan
adalah juga bentuk-bentuk kebahasaan fungsinya/kedudukannya),
yang menggunakan bahasa yang baik
e. rasional (yakni, menggunakan
dan benar. Atau dapat dijelaskan juga
bahwa Bahasa Indonesia yang baik dan gagasan yang dapat dicerna oleh
benar adalah Bahasa Indonesia yang akal sehat),
digunakan sesuai dengan situasi f. efisien (menggunakan unsur
pembicaraan (yakni, sesuai dengan sesuai kebutuhan, tidak boleh
lawan bicara, tempat pembicaraan, dan berlebihan), tidak ambigu (tidak
ragam pembicaraan) dan sesuai dengan menimbulkan dua arti yang
kaidah yang berlaku dalam Bahasa
membingungkan)
Indonesia (seperti: sesuai dengan
kaidah ejaan, pungtuasi, istilah, dan 2. Pemakaian Paragraf dalam
tata bahasa). Bahasa Indonesia
1. Pemakaian Kata dan Kalimat Paragraf yang dipakai dalam
Kata yang dipakai dalam Bahasa Indonesia adalah paragraf
Bahasa Indonesia adalah kata yang yang baik. Paragraf ini harus (a).
tepat dan serasi serta baku. Kata mempunyai satu pikiran utama,
yang tepat dan serasi merupakan (b).mempunyai koherensi yang baik
kata yang sesuai dengan gagasan (hubungan antar unsurnya sangat
atau maksud penutur atau sesuai erat) dan semua unsurnya tersusun
dengan arti sesungguhnya dan secara sistematis, serta (c).
sesuai dengan situasi pembicaraan menggunakan kalimat yang efektif.
(sepert: sesuai dengan lawan bicara,
topik pembicaraan, ragam K. Penutup
pembicaraan, dsb.). Kata yang baku Berdasarkan uraian di atas
merupakan kata yang sesuai dengan dapat dipahami bahwa begitu
ejaan (yakni: EYD). pentingnya memahami bahasa
Kalimat yang dipakai dalam Indonesia dengan benar. Selama ini
Bahasa Indonesia adalah kalimat oleh masyarakat Indonesia mereka
yang efektif. Sedangkan Kalimat berbahasa hanya asal bunyi tanpa
efektif harus: memakai kaidah yang baku.
a. mudah dipahami oleh orang lain, Sebagaimana bahasa yang lain, bahasa
b. memenuhi unsur penting kalimat Indonesia mempunyai panduan (ilmu)
cara berbahasa, bahasa Arab
(minimal ada subjek dan
mempunyai Ilmu Nahwu dan Ilmu
predikat, terutama untuk ragam Sharaf, begitu pula bahasa Inggris
tulis), mempunyai grammaer. Akhirnya

Jurnal Intelegensia – Vol. 03 No. 01 Januari-Juni 2015 | 73


makalah ini dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Bangsa Indonesia harus mampu
berbahasa Indonesia dengan benar
2. Seseorang dikatakan bisa berbahasa
yang benar manakala ia telah
mampu membunyikan bahasa sesuai
dengan kaidah bahasa yang benar
dan standard.
3. Adanya beberapa model paragrap
dalam berbahasa Indonesia dapat
dipahami bahwa dalam penggunaan
bahasa memang harus benar-benar
extra hati-hati.
Demikian tulisan ini
disuguhkan kepada para pembaca, agar
kiranya mampu memberikan solusi
terbaik guna memperbaiki dan
melestarikan bahasa Indonesia di
negeri ini. Makalah ini pasti banyak
kekurangan dan kesalahan, oleh
karenanya kritik dan saran dari
pembaca sangat kami tunggu dan
harapkan. Terima kasih !!

DAFTAR PUSTAKA

Muslich Mansyur, 2008, Fonologi Bahasa


Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara.
Kridalaksana, Harimurti.2007,
Pembentukan Kata Dalam Bahasa
Indonesia. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama
S.pd, Tukan P.2003, Mahir Berbahasa
Indonesia. Jakarta: Yudistira
Yuwono, Ningsih Sri, Suhartanto.2005,
Bahasa dan Sastra Indonesia.
Surakarta: Teguh Karya
Rhamadhan, Syahreis,Drs.2001. Sari
Kata Bahasa Indonesia, Sukoharjo
: Purnama

Jurnal Intelegensia – Vol. 03 No. 01 Januari-Juni 2015 | 74

Anda mungkin juga menyukai