Anda di halaman 1dari 2

9.

Membedakan bahasa karya ilmiah dengan bahasa yang


digunakan dalam karya lain.

Bahasa ialah alat komunikasi. Dalam suatu karangan, apa pun itu,
penggunaan unsur-unsur bahasa yg tepat, memegang peran yg amat penting. Jika
hendak menyusun suatu kaarya tulis ilmiah atau makalah, maka sebaiknya tdak
memakai ragam bahasa yg biasa digunakaan untk menyusun puisi atau kaarya fiksi.
Demikian pula sebaliknya.
Ini artinya, perlu menggunakaan bahasa secara efektif. Menggunakaan bahasa
secara efektif berarti menggunakaan unsur-unsur bahasa secara efektif juga.

Bahasa yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah dengan bahasa karya
non ilmiah dapat dibedakan sebagai berikut :

1. Bahasa yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah adalah bahasa baku

sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar, sedangkan

pada penulisan karya non ilmiah sering menggunakan bahasa yang tidak

baku ( misal: bahasa gaul).

2. Memperhatikan nilai rasa. Dapat membedakan penggunaan kata sesuai

peruntukannya, misalnya kata kamu, anda, beliau, mohon, minta, dan

sebagainya.

3. Mampu membedakan arti umum dan arti khusus.

4. Menggunakan bahasa secara efektif dan efisien. Efektif dikandung maksud

mempunyai susunan kalimat lengkap mengikuti aturan tata bahasa, bernalar.

Efisien yaitu mengunakan kata secara hemat (tidak bertele-tele).

Karya nonilmiah sangat bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak
didukung fakta umum. Karangan nonilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya
bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya nonformal dan
populer, walaupun kadang-kadang juga formal dan teknis.

Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah ragam bahasa tulis baku.
Ragam bahasa tulis baku dapat dilihat dari kata/ istilah baku, yang digunakan
dengan makna yang tepat. Satu istilah atau kata dikatakan baku jika
pembentukannya dan cara penulisannya sesuai dengan kaidah pembentukan kata/
istilah bahasa Indonesia. Untuk keperluan ini harus memeriksa Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Misalnya, yang kita maksudkan seseorang mengamati
bangunan, kata yang kita pakai adalah “mengamati”, bukan memandang meskipun
kedua kata tersebut -bersinonim atau mempunyai makna yang mirip. Kedua,
perhatikan “nilai rasa” dalam menggunakan kata. Misalnya, kita mampu
membedakan penggunaan kata Kamu, Saudara, Anda atau penggunaan kata
Beliau, mohon, minta, dan sebagainya. Ketiga, kita harus mampu membedakan arti
umum dan arti khusus sebuah kata. Kata yang digunakan adalah kata dengan arti
umum.
Penggunaan kata/ istilah baku dengan makna yang tepat, dalam karya ilmiah
kalimat yang digunakan haruslah efektif dan efisien dan mengikuti kaidah-kaidah
penyusun kalimat. Kalimat dalam karya ilmiah selalu berupa kalimat lengkap,
mengikuti aturan tata bahasa, bernalar, efisien, dan hubungan antara unsur-
unsurnya terpadu.
Ragam bahasa ilmiah adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang
digunakan dalam pertemuan dan penulisan karya ilmiah. Dimana ragam bahasa
ilmiah ini diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil
pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode
(pendekatan rasional pendekatan empiris) dengan sistematika penulisan yang
bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya atau
keilmiahannya.
Bahasa ragam ilmiah merupakan ragam bahasa berdasarkan
pengelompokkan menurut jenis pemakaiannya dalam bidang kegiatan sesuai
dengan sifat keilmuannya. Bahasa Indonesia harus memenuhi syarat diantaranya
benar (sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia baku), logis, cermat dan sistematis.
Pada bahasa ragam ilmiah, bahasa bentuk luas dan ide yang disampaikan melalui
bahasa itu sebagai bentuk dalam, tidak dapat dipisahkan.
Penggunaan dalam bahasa ilmiah yang disampaikan dalam bentuk karya tulis
ilmiah, misalnya, laporan penelitian (studi), makalah, skripsi, tesis, dan disertasi
adalah bersifat formal. Oleh karena itu, ragam bahasa yang digunakan dalam karya
tulis ilmiah adalah ragam bahasa baku (standar). Bahasa dalam percakapan sehari-
hari serta percakapan lisan tidak tepat apabila digunakan untuk menyampaikan
informasi dan konsep-konsep yang berkadar ilmiah. Demikian pula bahasa ragam
sastra (puisi, prosa, dan drama) disusun sedemikian rupa, sehingga dapat
menimbulkan berbagai efek emosional, imajinatif, estetik, dan artistic, yang dapat
membangkitkan rasa haru baik bagi penulis maupun pembaca. Bahasa yang bersifat
ilmiah tidak mempertimbangkan efek-efek perasaan yang timbul, seperti yang
dipertimbangkan dalam bahasa ragam sastra.

Anda mungkin juga menyukai