Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Kmunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh
NUR KHOLIFAH
NIM: 1113051000003
Nur Kholifah
KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM
(Analisis Wacana Kritis Terhadap Buku
“Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan”)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh
Nur Kholifah
NIM: 1113051000003
Pembimbing
Sidang Munaqasyah
Anggota,
Penguji 1 Penguji 2
Pembimbing
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan nikmat, karunia,
tugas skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah
Dalam skripsi ini tentu masih terdapat kekurangan. Akan tetapi, proses dan
penyelesaian skripsi ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya campur
tangan, dukungan, serta bantuan dari semua pihak. Untuk itu, penulis ingin
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
3. Drs. Masran, MA selaku Ketua Jurusan dan Fita Fathurokhmah, M.Si selaku
sabar dan sedia dalam memberikan bimbingan serta arahan selama proses
5. Ade Rina Farida, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
ini.
6. Kepada seluruh dosen, karyawan, serta Staff Tata Usaha Fakultas Ilmu
7. Kepada Alm. Buya Hamka, sosok ulama yang tegas, intelektualitas, dan
ii
inspiratif, yang telah banyak meninggalkan karya dan ilmu bermanfaat, serta
memberi inspirasi bagi penulis untuk menulis tugas ilmiah ini. Semoga beliau
8. Secara khusus dan paling utama saya persembahkan hadiah ilmiah ini untuk
Alm. kakek saya Safi‟i yang menjadi motivasi terbesar saya untuk
menyelesaikan skripsi ini, yang tidak sempat melihat saya menjadi seorang
Sarjana.
9. Kepada Alm. ayah saya Saeroni, ibu saya Sri Utami, dan nenek saya Asiah
10. Kepada kedua adik saya Purbo Dwi Asrori dan Nurul Lisa Fitriyana, paman
saya Ahmad Rifa‟i yang telah bersedia susah payah mengantarkan saya
11. Kepada seluruh narasumber yang telah menyediakan waktunya untuk saya
yakni Siti Nurmeliyya Baskarani, Annisa Febrinel Hendry, Ibu Sri Lintang
Rossi Aryani, Almas Sabrina, Zham Sastera, Ibu Jumi Haryani, Ibu Rahmi
Purnomowati, SP. MSi, dan Prof. Dr. Asep Usman Ismail, MA.
12. Kepada Ka Iam teman kosan yang telah memberi ide untuk menggarap
skripsi dengan tema tersebut, dan kepada Lukman Hakim yang telah
13. Sahabat saya Qurrotul‟ain Nurul Ulfah, Heti Suheti, dan Khoiriyah yang telah
berlangsung.
14. Kepada teman-teman saya KPI 2013, FLP Ciputat, Komda Uswah, Komda
FDIK, LDK Syahid, Syiar Madani LDK Syahid20, Ibu Santi Yustini selaku
iii
dosen pembimbing KKN saya, serta teman-teman KKN GELORA yakni
Hasbi, Dimas, Deni, Esa, Arin, Mella, Yosie, Farah, Zida, dan Aldila.
Penulis,
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN
2. Pendekatan Penelitian................................................................................ 7
v
2. Bentuk-bentuk Ketidakadilan Gender ..................................................... 29
Perempuan” .................................................................................................... 56
Perempuan” ............................................................................................. 57
Perempuan” ............................................................................................. 58
Sosial .............................................................................................................. 89
Sosial .............................................................................................................. 95
BAB V PENUTUP
vi
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 108
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 ................................................................................................................................... 16
Tabel 2 .................................................................................................................................... 17
Tabel 3 .................................................................................................................................... 22
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 ................................................................................................................................ 15
ix
BAB I
PENDAHULUAN
lemah dan lebih rendah daripada laki-laki. Selain itu, yang menjadi
permasalahan juga adalah berangkat dari sejarah dunia Barat dan masyarakat
hak dan harga diri, serta dijadikan barang warisan. Namun, setelah Islam
memiliki hak milik atau warisan, serta laki-laki harus berbuat baik terhadap
1
2
Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa
dan kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak bagian (pula) dari harta
peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut
bahagian yang telah ditetapkan". (QS. An Nisa ayat 7)
terdapat salah satu buku yang membahas mengenai hal tersebut yakni buku
perempuan.
tahun 1973.
1
Abu Abdullah Muhammad bin Yazid al Qazwini Ibnu Majah, Ensiklopedia Hadits Sunah
Ibnu Majah (Jakarta: Al Mahira, 2013) Cet. 1 Hadits no. 1978. h 351.
3
diperbaiki dengan judul baru oleh Anggota IKAPI dengan cetakan pertama,
Oktober 2014.
Selain itu, pada saat buku tersebut diterbitkan dengan judul “Kedudukan
Perempuan dalam Islam”, buku tersebut belum banyak tersebar dan diminati
bersama Penerbit Gema Insani dengan judul baru yakni “Buya Hamka
masyarakat. Buku tersebut dicetak ulang pada Oktober 2014. Sejak 2014
sampai 2016 sudah dicetak sebanyak empat kali. Terakhir cetak April 2016.
buku tersebut sudah dicetak sebanyak 12.000 eksemplar dan terjual sebanyak
9.000 eksemplar.2
Dengan banyaknya peminat buku tersebut setelah dicetak ulang, hal ini
perempuan. Hal ini juga menunjukkan bahwa buku “Buya Hamka Berbicara
semakin pesatnya arus informasi serta teknologi, ternyata tidak membuat isu
2
Wawancara dengan Rendyana. Marketing di Penerbit Khatulistiwa Press dan Distributor
Buku. 14 September 2016 pukul 10:34 WIB.
4
A. Van Dijk. Hal ini dilakukankan dalam rangka memahami analisis wacana
model Teun A. Van Dijk yang membagi analisis menjadi tiga struktur yakni
analisis teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Selain itu penelitian ini juga
yang seharusnya dipahami oleh masyarakat sesuai ajaran yang terdapat dalam
1. Batasan Masalah
wacana model Teun A. Vand Dijk yang akan membongkar isi teks,
2. Rumusan Masalah
sosial?
sosial?
1. Tujuan Penelitian
sosial.
sosial.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
b. Manfaat Praktis
D. Metodologi Penelitian
1. Paradigma Penelitian
tertentu. Sifat dari perspektif yang digunakan tidak serta merta berlaku
Aliran teori kritis ini sebenarnya tidak dapat dikatakan sebagai suatu
inquiry, yaitu suatu wacana atau cara pandang terhadap realitas yang
3
Elvinaro Ardianto dan Bambang Q-Anees, Filsafat Ilmu Komunikasi (Bandung: Simbiosa
Rekatama Media, 2007) Cet. 1 h 77.
7
2. Pendekatan Penelitian
3. Metode Penelitian
Metode penelitian ini adalah analisis wacana kritis dari Teun A. Van
Dijk yang membongkar isi teks, kognisi sosial, dan kontek sosial.
kekuasaan.7
4
Elvinaro Ardianto dan Bambang Q-Anees, Filsafat Ilmu Komunikasi (Bandung: Simbiosa
Rekatama Media, 2007) Cet. 1 h 168
5
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revis (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya Offset, 2006) Cet. 22 h 3.
6
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi (Kencana: Jakarta, 2007) h 23.
7
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media (Yogyakarta: PT. LKiS Pelangi
Aksara, 2001) h 7.
8
pada Islam dan kesetaraan gender dalam buku “Buya Hamka Berbicara
tentang Perempuan”.
a. Studi Kepustakaan
perempuan.
b. Wawancara
atau gejala yang dipilih untuk diteliti. Selain itu, wawancara dapat
8
Febigundar.blogspot.co.id/2011/12/tekhnik-pengumpulan-data-studi.html. Diakses pada 26
September 2016 pukul 19.40 WIB.
9
sosial dan konteks sosial dari wacana kesetaraan gender dalam buku
3) Ibu Sri Lintang Rossi Aryani (Politisi dari Partai PKS dan
9
Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif ( Yogyakarta: Pelangi Aksara, 2007) Cet. 1 h 132
dan 136.
10
wacana dengan menggunakan teknik analisis Teun Van Djik. Hal ini
mikro. Struktur makro yakni makna global dari suatu teks yang dapat
diamati dari topik atau tema yang diangkat oleh suatu teks, elemennya
adalah tematik. Super struktur, yakni kerangka teks yang meliputi bagian
Sedangkan struktur mikro yakni makna global suatu teks yang dapat
diamati dari pilihan kata, kalimat, dan gaya yang dipakai oleh suatu teks,
wacana tersebut.
7. Tinjauan Pustaka
Tahun 2007”.10
konteks sosial.
shidiqqy”.11
12
repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/.../1/Faizah%20Ali%20Syobromalisi-FU.pd.
Diakses pada 26 September 2016 pukul 20.40 WIB.
13
E. Sistematika Penulisan
1. BAB I PENDAHULUAN
dan objek penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan
Dalam bab ini berisikan tentang teori analisis wacana Teun A. Van
Dijk yang membongkar isi teks, kognisi sosial, dan konteks sosial.
Islam.
13
eprints.ums.ac.id/33333/1/Naskah%20Publikasi%20Ilmiah.pdf. Diakses pada 26 September
2016 pukul 20.50 WIB.
14
Van Dijk dengan membongkar struktur teks, kognisi sosial, dan konteks
struktur teks terbagi menjadi struktur makro, super struktur, dan struktur
5. BAB V PENUTUP
A. Analisis Wacana
Van Dijk. Analisis wacana yang disampaikan oleh Teun A. Van Dijk
menekankan tiga hal yakni dimensi teks, kognisi sosial, dan konteks
berikut.
Gambar 1
Diagram Model Analisis Van Dijk14
Teks
Kognisi sosial
Konteks sosial
membongkar isi teks maka perlu juga dibedah mengenai kognisi sosial
14
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media (Yogyakarta: PT. LKiS Pelangi
Aksara, 2001) h 225.
15
16
dari penulis wacana tersebut. Terakhir yakni dimensi terbesar dan terluas
dari wacana, konteks sosial. Sehingga melihat gambaran tersebut, hal ini
Tabel 1
Skema penelitian dan metode Van Dijk15
STRUKTUR METODE
a. Dimensi Teks
15
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media (Yogyakarta: PT. LKiS Pelangi
Aksara, 2001) h 275.
17
Struktur elemen wacana Van Dijk seperti yang dikutip oleh Alex
Tabel 2
Elemen wacana Van Djik16
Struktur Wacana Hal yang Diamati Elemen
akan dibedah mengenai makna global dari suatu teks yang dapat
16
Alex Sobur, Analisis Teks Media (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004) Cet. 3 h 74.
18
retoris.
1) Tematik
masalah.17
2) Skematik
alasan mendukung.18
dipahami.
17
Alex Sobur, Analisis Teks Media (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004) Cet. 3 h 75.
18
Alex Sobur, Analisis Teks Media (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004) Cet. 3 h 76.
19
3) Semantik
19
Alex Sobur, Analisis Teks Media (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004) Cet. 3 h 78.
20
4) Sintaksis
dalam wacana.21
5) Stilistik
20
Alex Sobur, Analisis Teks Media (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004) Cet. 3 h 79.
21
Alex Sobur, Analisis Teks Media (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004) Cet. 3 h 80-81.
21
tersedia.22
6) Retoris
ekspresi.
22
Alex Sobur, Analisis Teks Media (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004) Cet. 3 h 82-83.
23
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media (Yogyakarta: PT. LKiS Pelangi
Aksara, 2001) Cet. 7 h 260.
22
ucapan.
Tabel 3
Skema Kognisi Sosial Van Djik25
Skema Person (Person Schemas)
Skema ini menggambarkan bagaimana seseorang menggambarkan
dan memandang orang lain
Skema Diri (Self Schemas)
Skema ini berhubungan dengan bagaimana diri sendiri dipandang,
dipahami, dan digambarkan oleh seseorang
Skema Peran (Role Schemas)
Skema ini berhubungan dengan bagaimana seseorang memandang
dan menggambarkan peranan dan posisi seseorang dalam masyarakat
Skema Peristiwa (Event Schemas)
Skema ini yang paling sering dipakai, karena setiap peristiwa selalu
ditafsirkan dan dimaknai dengan skema tertentu
24
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media (Yogyakarta: PT. LKiS Pelangi
Aksara, 2001) Cet. 7 h 261.
25
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media (Yogyakarta: PT. LKiS Pelangi
Aksara, 2001) Cet. 7 h 262-263.
23
tersebut. Dalam hal ini ada proses yang komplek dan runtut yang
wacana Van Dijk sangat komplek. Van Dijk tidak hanya menggali
Sebut saja pada masa penjajahan, di mana para aktor emansipasi wanita
26
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media (Yogyakarta: PT. LKiS Pelangi
Aksara, 2001) Cet. 7 h 225.
24
seperti R.A Kartini dan Dewi Sartika begitu gigih memperjuangkan hak-
pembangunan.
sistem “hebat” ini perempuan tidak punya hak apa-apa dan dipandang
27
Dr. Zakir Naik, Debat Islam vs Non-Islam (Solo: PT. Aqwam, 2016) h 52-53.
25
(violence), beban kerja lebih panjang dan lebih banyak (burden), serta
kebijakan lainnya.”29
Sudah terlihat bahwa Indonesia saat ini bukan lagi negara yang tidak
28
Mansour Fakih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2013) h 12.
29
www.pikiran-rakyat.com/nasional/2015/02/17/316536/uu-keadilan-dan-kesetaraan-gender-
segera-disahkan. Diakses pada 2 Oktober 2016 pukul 21.50 WIB.
26
bijak.
Konsep gender yakni suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki
hal ini dapat dikatakan bahwa laki-laki itu secara umum bersifat kuat,
dan dari tempat ke tempat yang lain. Semua hal yang dapat dipertukarkan
tersebut antara laki-laki dan perempuan, yang dapat berubah dari waktu
konsep gender.30
yang melekat pada diri laki-laki dan perempuan selama ini hanyalah
yang lemah, banyak pula perempuan yang kuat. Semua sifat-sifat tersebut
30
Umi Sumbulah, Spektrum Gender (Mlang, UIN Malang Press, 2008) Cet. h 8.
27
dan perempuan. Ada suatu tugas yang hanya bisa dilakukan oleh laki-laki
kelamin. Dalam hal ini sebenarnya fenomena itu bersifat netral. Artinya,
hal tersebut merupakan suatu gejala yang dapat pula dilihat dan
kesetaraan, dan sudah jelas disebutkan bahwa untuk peran itu adalah hal
untuk perempuan.
lagi dikonstruksi oleh masyarakat dan dapat didukung pula oleh agama.
33
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2008) Cet. 1 Edisi ke 4 h 1404.
29
a. Marginalisasi
kemiskinan.
b. Subordinasi
34
Trisakti Handayani dan Sugiarti. Konsep dan Teknik Penelitian Gender (Malang:
Universitas Muhammadiyah , 2002) h 16.
35
Trisakti Handayani dan Sugiarti. Konsep dan Teknik Penelitian Gender (Malang:
Universitas Muhammadiyah , 2002) h 16.
30
negara.
c. Stereotipe
d. Kekerasan
perempuan.37
36
Trisakti Handayani dan Sugiarti. Konsep dan Teknik Penelitian Gender (Malang:
Universitas Muhammadiyah , 2002) h 17.
37
Trisakti Handayani dan Sugiarti. Konsep dan Teknik Penelitian Gender (Malang:
Universitas Muhammadiyah , 2002) h 18-19.
31
e. Beban kerja
memelihara dan rajin, serta tidak cocok untuk menjadi kepala rumah
Dalam hal ini biasanya banyak kaum laki-laki yang enggan dan
dari sejarah sebelum masa kerasulan, yakni masa sebelum munculnya Nabi
akhir zaman Muhammad SAW yang membawa risalah agama Islam. Masa itu
38
Mansour Fakih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial (Yogyakarta, Pustaka Pelajar,
2013) h 21.
32
kehidupan manusia dalam kehancuran akhlak dan moral. Di masa itu pula
Para lelaki Arab di masa itu mempunyai banyak istri dan tidak dibatasi
jumlah istri yang dapat mereka miliki. Demikian pula sebaliknya, para wanita
sebelum Islam muncul. Anak tiri dapat menikahi ibu tiri mereka dan bahkan
sendiri. Pria dan wanita bebas melakukan apapun menuruti hasrat mereka.
diperlakukan sebagai barang yang hina dan sebagai alat pemuas nafsu belaka.
mereka. Sebaliknya, mereka sangat berbangga hati apabila yang lahir adalah
bayi laki-laki. Wanita di zaman itu tidak memiliki hak waris dari suami atau
dalam masyarakat.39
39
http://www.lampuislam.org/2015/10/keadaan-masyarakat-arab-di-zaman.html. Diakses pada
15 Oktober 2016 Pukul 09.12 WIB.
33
besar. Namun di satu sisi mereka menjadikan perempuan sebagai alat pemuas
nafsu laki-laki.
ضيُىهُ َّه ُ ٌَب أٌَُّهَب اىَّ ِزٌهَ آَ َمىُىا َل ٌَ ِحوُّ ىَ ُن ْم أَ ْن ح َِشثُىا اىىِّ َسب َء مَشْ هًب َو َل حَ ْع
َبششُوهُ َّه ِ َْض َمب آَحَ ٍْخُ ُمىهُ َّه إِ َّل أَ ْن ٌَأْحٍِهَ بِف
ِ بح َش ٍت ُمبٍَِّىَ ٍت َوع ِ ىِخ َْزهَبُىا بِبَع
ِ َبششُوهُ َّه بِ ْبى َم ْعش
ُوف فَئ ِ ْن َم ِش ْهخُ ُمىهُ َّه فَ َع َسى أَ ْن حَ ْن َشهُىا ِ بِ ْبى َم ْعش
ِ ُوف َوع
َّ َش ٍْئًب َوٌَجْ َع َو
) 91( َللاُ فٍِ ِه َخ ٍْشًا َمثٍِشًا
Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai
wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka
karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu
berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji
yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila
kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu
tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan
yang banyak.” (QS. An Nisa ayat 19).
40
Abu Abdullah Muhammad bin Yazid al Qazwini Ibnu Majah, Ensiklopedia Hadits Sunah
Ibnu Majah (Jakarta: Al Mahira, 2013) Cet. 1 Hadits no. 1978. h 351.
34
SWT. Mereka yang taat beribadah dan mengerjakan amal shaleh maka akan
dengan baik karena seorang laki-laki yang paling baik adalah yang paling
perempuan sebagai kepala negara atau pemimpin dan mengenai boleh atau
Isu yang terpenting dan masih selalu diperdebatkan saat ini adalah
perempuan sebagai kepala negara. Isu ini selalu mengemuka terutama jika
presiden atau perdana menteri. Perdebatan selalu sengit. Baik kelompok yang
argumentasinya.41
41
Badriyah Fahyumi dkk, Isu-isu Gender dalam Islam (Jakarta: PWS UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2002) Cet. 1 h 5.
35
َ حَخَ بفُىنَ وُ ُشىصَ هُ َّه فَ ِعظُىهُ َّه َوا ْه ُجشُوهُ َّه فًِ ْاى َم
ضب ِج ِع َواضْ ِشبُىهُ َّه فَئ ِ ْن
ً ِأَطَ ْعىَ ُن ْم فَ ََّل حَ ْب ُغىا َعيَ ٍْ ِه َّه َسب
َّ ٍَّل إِ َّن
﴾٤١﴿ َللاَ َمبنَ َعيًٍِّب َمبٍِشًا
ََوقَشْ نَ فًِ بٍُُىحِ ُن َّه َو َل حَبَشَّجْ هَ حَبَشُّ َج ْاى َجب ِهيٍَِّ ِت ْاْلُوىَى ۖ َوأَقِ ْمهَ اىص َََّّلةَ َوآحٍِهَ اى َّض َمبة
ِ ٍْ َس أَ ْه َو ْاىب
ج َوٌُطَه َِّش ُم ْم َ َللاُ ىٍِ ُْز ِه
َ ْب َع ْى ُن ُم اىشِّ ج َّ ََوأَ ِط ْعه
َّ َللاَ َو َسسُىىَهُ ۚ إِوَّ َمب ٌ ُِشٌ ُذ
perempuan bekerja atau hanya laki-laki saja yang mencari nafkah dan
perempuan di rumah?
mengakui hal yang sebaliknya. Dalam kondisi seperti ini, perzinaan pasti
akan bertambah, dan secara bertahap hal itu akan diperbolehkan. Demikian
sarana informasi dari pendengaran kita setiap pagi dan petang sehingga
sosial.
perempuan dan laki-laki sama dalam hal beribadah dan nilai pahala dari
sebagai pemimpin dan berkarir. Untuk itu, perlu lebih jelas lagi mengkaji dan
42
Muhammad Albar, Wanita Karir dalam Timbangan Islam (Beirut, Daar Al-Muslim,1994),
Cet. 1 h 109.
BAB III
PEREMPUAN”
yang tak lain adalah kakak kandung Shaffiah (ibu Hamka). Setelah
bahwa ibunya telah diceraikan oleh ayahnya. Usianya ketika itu telah 12
43
Hamka, Kenang-kenangan Hidup Buku Satu (Jakarta: Balai Pustaka, 2015) h. 157.
44
Irfan Hamka, Ayah (Jakarta: Republika Penerbit, 201) h 289.
37
38
memang mak tuanya, saudara ayahnya, sejak beberapa hari ini, berubah
sikap kepadanya. Dan dilihatnya ibu tirinya gembira. Ketika neneknya itu
menikah tiga kali. Ibunya adalah istri kedua. Dengan adanya perceraian
Hingga pada akhirnya Hamka harus tinggal dengan ayahnya dan berpisah
dan memiliki tiga saudara, yakni Abd. Kudus, Abd. Mukti, dan Asma
Karim.
bahwa sejak kecil Hamka sudah diajarkan ilmu agama oleh ayahnya yang
memang dulu adalah seorang ulama dan alim. Ayah Hamka juga
memiliki cita-cita agar Hamka kelak menjadi seorang alim dan ulama.
45
Hamka, Kenang-kenangan Hidup Buku Satu (Jakarta: Balai Pustaka, 2015) h. 64.
46
Hamka, Kenang-kenangan Hidup Buku Satu (Jakarta: Balai Pustaka, 2015) h 26.
47
Hamka, Kenang-kenangan Hidup Buku Satu (Jakarta: Balai Pustaka, 2015) h 49.
39
Cita-cita ayah Hamka telah terkabul, Hamka tidak hanya menjadi alim
Mansur, dll.48
membuatnya tidak kesulitan mengaji dan mengkaji karya para ulama dan
sastrawan dari Timur Tengah seperti Zaki Mubarak, Jurji Zaidan, Abbas
Bahasa Arab. Juga beliau meneliti karya intelektual Barat seperti Karl
Sartre, dan Pierre Loti. Hamka sangat rajin membaca dan bertukar
48
Hamka, Kenang-kenangan Hidup Buku Satu (Jakarta: Balai Pustaka, 2015) h 157.
40
hanya menekuni ilmu agama dan sastra saja, melainkan juga ilmu sosial
melainkan juga Barat dan bahkan belajar dengan orang Timur Tengah.
Tinggi (Medan) dan pada 1929 menjadi guru agama di Padang Panjang.
tahun 1958. Setelah itu, beliau diangkat menjadi rektor Perguruan Tinggi
Islam Jakarta dan Profesor Universitas Mustopo Jakarta. Dari tahun 1951
sebagai guru, dosen, pegawai Tinggi Agama, dan juga sebagai seorang
49
Hamka, Kenang-kenangan Hidup Buku Satu (Jakarta: Balai Pustaka, 2015) 157-158.
50
Hamka, Kenang-kenangan Hidup Buku Satu (Jakarta: Balai Pustaka, 2015) h 158.
41
masyarakat.
1925. Masih di tahun yang sama ia mulai terjun dalam kegiatan politik
dan menjadi anggota partai politik Syarikat Islam. Sejak tahun 1928,
51
Hamka, Kenang-kenangan Hidup Buku Satu (Jakarta: Balai Pustaka, 2015) h 58-59.
42
Indonesia melalui pidato dan turut turun dalam kegiatan gerilya di hutan-
hutan Sumatera Utara pada awal tahun 1945. Pada tahun 1947, Hamka
Pemilu tahun 1955. Dari tahun 1964 hingga tahun 1966, Hamka
Indonesia.52
dalam berpidato dan sifat Hamka yang keras dan pemberani, Hamka turut
52
Hamka, Kenang-kenangan Hidup Buku Satu (Jakarta: Balai Pustaka, 2015) h 159.
43
indah, baik mengenai kias dan ibarat, atau mengenai untung dan nasib,
Madid, Basit, wafer, dan lain-lain. Syair-syair itu amat menarik hatinya,
dia mengantuk. Atau hanya matanya yang melihat kitab. Adapun hatinya
Walcamp, “De Klauw tangan besi”, film-film bisu yang popular pada
waktu itu 54 . Dalam tahun 1925, setelah kembali dari Jawa itu,
53
Hamka, Kenang-kenangan Hidup Buku Satu (Jakarta: Balai Pustaka, 2015) h 16.
54
Hamka, Kenang-kenangan Hidup Buku Satu (Jakarta: Balai Pustaka, 2015) h 52.
44
tahun 1925 dia telah mulai mengarang. Dalam usia 17 tahun. Dengan
agar menjadi orang alim dan ulama, bukan menjadi pandai berpidato
tanpa ilmu. Tentangan dan kritikan juga muncul dari warga kampungnya.
55
Hamka, Kenang-kenangan Hidup Buku Satu (Jakarta: Balai Pustaka, 2015) h 103.
56
Hamka, Kenang-kenangan Hidup Buku Satu (Jakarta: Balai Pustaka, 2015) h 104.
45
beo”57.
Karena rasa bencinya pada semua orang, Hamka pergi untuk Haji
Mekkah juga karena ingin memenuhi janji ayahnya yang tidak mampu
Mekkah, dia hendak pulang kelak dengan memakai serban. Niat ayahnya
yang dilafalkan tatkala dia dilahirkan sepuluh tahun, yang oleh ayahnya
ke Tanah Suci pada tahun 1927. Hamka ke Mekkah hanya sekedar haji,
dengan biaya dan bekal yang seadanya. Niat dan tekadnyalah yang
57
Hamka, Kenang-kenangan Hidup Buku Satu (Jakarta: Balai Pustaka, 2015) h 105.
58
Hamka, Kenang-kenangan Hidup Buku Satu (Jakarta: Balai Pustaka, 2015) h 110.
59
Hamka, Kenang-kenangan Hidup Buku Satu (Jakarta: Balai Pustaka, 2015) h 110.
46
ke Tanah Air.
ayahnya, namun sayang gadis itu telah menikah dengan orang lain.
Hamka mengatakan, “Guna apa saya pulang? Orang kampung tidak akan
menerima saya. Sebab saya tidak alim. Dan saya malu pulang, sebab
dengan orang kaya”60. Maka dari itu, setelah Hamka selesai menunaikan
yang amat besar itu, dapat ditahan oleh pengaruh ingatan kepada ayah
60
Hamka, Kenang-kenangan Hidup Buku Satu (Jakarta: Balai Pustaka, 2015) h 150.
61
Hamka, Kenang-kenangan Hidup Buku Satu (Jakarta: Balai Pustaka, 2015) h 113.
47
menikahinya.
mata ke sudut surau: Ayah kecilnya itu berkata, „Malik, obatlah hati
Hamka dari Tanah Suci dan menikah dengan Siti Raham, Hamka
Hamka.
dua di antaranya yakni Hisyam dan Husna meninggal dunia saat masih
Azizah, Irfan, Aliyah, Fathiyah, Hilmi, Afif, dan Shaqib63. Setelah Siti
jejak hidup yang telah Hamka torehkan. Bahkan sampai Hamka wafat
terhadapnya.
hingga saat ini masih hidup dan tersebar luas di masyarakat. Karya-
mengatakan, “Ada sekitar 118 karya tulisan (artikel dan buku) Ayah yang
65
Irfan Hamka, Ayah (Jakarta: Republika Penerbit, 2013) h 290.
66
Hamka, Kenang-kenangan Hidup Buku Satu (Jakarta: Balai Pustaka, 2015) h. 160.
49
bidang sastra seperti roman, novel, puisi, dan cerpen saja, melainkan juga
1929.
13) Hikmat Isra‟ Mi‟raj, 1946 (tempat dan penerbit tidak diketahui).
15) Islam dan Demokrasi, 1946 (tempat dan penerbit tidak diketahui),
67
Irfan Hamka, Ayah (Jakarta: Republika Penerbit, 2013) h 290.
50
diketahui),
Rasyid, 1946.
diketahui).
32) 1001 Tanya Jawab tentang Islam, Jakarta: CV. Hikmat, 1962.
40) Hak-Hak Azasi Manusia Dipandang dari Segi Islam, Jakarta: Bulan
Bintang, 1968.
43) Islam, Alim Ulama dan Pembangunan, Jakarta: Pusat dakwah Islam
Indonesia, 1971.
1973.
1973.
52
49) Tanya Jawab Islam, Jilid I dan II cet. 2, Jakarta: Bulan Bintang,
1975.
50) Studi Islam, Aqidah, Syari‟ah, Ibadah, Jakarta: Yayasan Nurul Iman,
1976.
Islam, 1976.
1982.
Panjimas, 1984.
63) Tafsir al-Azhar, Juz I sampai Juz XXX, Jakarta: Pustaka Panjimas,
1986.
53
Panjimas, 1990.
65) Tuntunan Puasa, Tarawih, dan Idul Fitri, Jakarta: Pustaka Panjimas,
1995.
72) Merantau ke Deli, cet. 7, Jakarta: Bulan Bintang, 1977 (ditulis pada
tahun 1939).
1926.
Pustaka, 1958.
86) Tenggelamnya Kapal Van der Wijck, cet. 13, Jakarta: Bulan
Bintang, 1979.
91) Antara Fakta dan Khayal Tuanku Rao, cet. 1, Jakarta: Bulan
Bintang, 1974.
bahwa selain Buya Hamka adalah ulama yang tidak diragukan lagi ilmu
68
http://carta-de-michael.blogspot.co.id/2014/05/daftar-karya-buya-hamka.html. Diakses pada
Senin, 11 November 2016 pukul 14.30 WIB.
55
sebanyak 9 jilid.
“Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk”. Selain itu, kedua karya yang
menurut Jumi Haryani dapat dikutip dari cover belakang buku, kemudian
Jumi Haryani yakni, “Untuk sinopsis bisa diambil dari cover belakang
69
Wawancara dengan Ibu Jumi Haryani (Editor buku “Buya Hamka Berbicara tentang
Perempuan”) di Gema Insani Penerbit, Jl. Ir. H. Juanda Depok.
56
Melihat latar belakang tersebut, bisa dipahami jika di dunia Barat muncul
pada tahun 751/H (1350/M), artinya tujuh abad yang lalu, telah
dan cerdas, tidaklah boleh ayahnya berbuat sesuka hati terhadap harta
kepunyaannya, kecuali kalau dia suka. Si ayah pun tidak boleh bersikeras
sendiri tanpa kerelaannya. Nah, Buya Hamka dalam buku ini lebih jauh
aslinya sehingga umat Islam dapat memahami Islam dengan benar, bukan
70
Sampul belakang buku “Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan” (Depok: Gema Insani,
2014).
57
rendah oleh laki-laki. Lebih jauh buku tersebut juga menjelaskan bahwa
Jika seorang istri bekerja dan berkarier, seketika tiba di rumah ia harus
taat dan merendah pada suaminya. Meski laki-laki memiliki hak atas
Perwajahan
rinci tidak dapat kami berikan karena berkaitan dengan data perusahaan.
tersisa 3.000 eksemplar. hal ini juga menunjukkan bahwa buku “Buya
71
Sampul dalam buku “Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan” (Depok: Gema Insani,
2014).
72
Pesan email dari Jumi Haryani (Editor Gema Insani Penerbit) pada Selasa, 1 November
2016 pukul 11.49 WIB.
59
kali cetak. Sekali cetak 3 ribu buku. Sudah kejual sekitar 9 ribu buku”.73
73
Wawancara dengan Rendyana via WhatsApp pada 14 September 2016 pukul 16.05 WIB.
60
BAB IV
Pada bab ini penulis akan memaparkan temuan dan analisis data mengenai
hasil temuan berdasarkan kerangka wacana Van Dijk yang membongkar tiga hal
yakni dimensi teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Bab ini juga akan menjadi
inti atau ruh dari penelitian yang di dalamnya mengandung wacana kedudukan
1. Struktur Makro
a. Tematik
60
61
sebagai berikut:
74
Hamka, Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan (Depok: Gema Insani Penerbit, 2014) h
4.
75
Ibid., h 4.
76
Ibid., h 5.
62
77
Ibid., h 6.
78
Ibid., h 6.
79
Ibid., h 6.
63
rumah tangga”.80
80
Ibid., h 7.
64
mengeluarkan zakat. Jika dia ada harta lebih dari satu nisab dan
81
Ibid., h 9.
82
Ibid., h 10.
65
kewajiban pada laki-laki juga. Kita semua pun telah tahu bahwa
laki”.84
83
Ibid., h 10.
84
Ibid., h 10.
85
Ibid., h 15.
86
Ibid., h 15-16.
66
87
Ibid., h 29.
88
Ibid., h 30.
67
bunda mengandung”.89
89
Ibid., h 45.
90
Ibid., h 46.
68
ibu adalah ajaran Islam yang tertulis hitam di atas putih, dan
91
Ibid., h 46.
92
Ibid., h 47.
93
Ibid., h 50-51.
94
Ibid., h 52.
69
95
Ibid., h 52.
96
Ibid., h 53.
97
Ibid., h 54.
98
Ibid., h 58.
70
dan bahkan yang pertama kali salah adalah laki-laki yakni Adam
Kemudian dilanjutkan pada poin ke-2 yakni, “Di dalam surah al-
akan dimakannya buah yang terlarang. Akan tetapi dia lupa akan
99
Ibid., h 63.
100
Ibid., h 63.
101
Ibid., h 65.
102
Ibid., h 66.
72
dan perjuangan”.103
103
Ibid., h 81.
73
perhitungan umur”.104
modalnya”.105
104
Ibid., h 83.
105
Ibid., h 91.
74
dirinya.
tangan”.106
106
Ibid., h 123-126.
107
Ibid., h 129.
75
diberikan untuknya.
2. Superstruktur
a. Skematik
1) Pendahuluan
108
Ibid., h 130.
76
2) Isi
a) Kemuliaan perempuan
77
kiri dan kanan. Untuk itu, salah seorang antara laki-laki dan
bersama-sama.
dijaga.
3. Struktur Mikro
a. Semantik
1) Latar
2) Detail
dihargai.
3) Ilustrasi
4) Maksud
5) Pengandaian
surga.
b. Sintaksis
1) Bentuk kalimat
suaminya (O).
2) Koherensi
109
Hamka, Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan (Depok: Gema Insani, 2014) h 61.
85
3) Kata ganti
c. Stilistik
1) Leksikon/leksikal
antaranya yakni:
110
Hamka, Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan (Depok: Gema Insani, 2014) h 2.
111
Hamka, Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan (Depok: Gema Insani, 2014) h 3.
86
d. Retoris
1) Grafis
2) Metafora
antaranya yakni:
112
Hamka, Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan (Depok: Gema Insani, 2014) h 15.
87
keduanya tidak bijak atau salah seorang tak bestari, karam di tepi
113
Hamka, Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan (Depok: Gema Insani, 2014) h 22.
114
Hamka, Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan (Depok: Gema Insani, 2014) h 35.
88
3) Ekspresi
halaman 5:
Perempuan-
perempuan yang
terhormat dan mulia
banyak tersebut
dalam Al-Qur’an.
115
Hamka, Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan (Depok: Gema Insani, 2014) h 67.
89
melalui tulisannya, dalam hal ini Van Dijk menganalisis melalui empat
skema, yakni skema person, diri, peran, dan peristiwa. Menganalisis kognisi
langsung dan mendalam dengan penulis buku tersebut yakni Buya Hamka.
Hal ini dikarenakan Buya Hamka sudah wafat sejak tahun 1981. Untuk itu,
tinjauan pustaka, serta data lain yang berhubungan dengan analisis kognisi
1. Skema Person
dan memandang orang lain. Dalam hal ini skema person dari Buya
skema person Buya Hamka berdasarkan Tafsir al- Azhar juga dapat
yang diberlakukan kepada istri yang nusyuz tidak hanya berlaku bagi
istri, tetapi juga berlaku bagi suami nusyuz. Maka istri juga berhak
juga memberikan jalan keluar bagi para istri melalui khulu‟. Hamka juga
mengatakan bahwa istri boleh meminta cerai jika melihat suaminya tidak
melalui rekonsiliasi dan mediasi dimana keluarga dan hakim mesti turut
terjadi perselisihan atau sesuatu sebab hal ini menjadi alasan kuat dalam
memutuskan perkawinan.
sama-sama mendapat taklif dari Allah dalam hal iman dan dalam amal
membesarkan anak-anaknya.
bahwa Hamka mencela sikap laki-laki yang tidak mendidik istrinya dan
tidak memberinya peluang untuk menambah ilmu dan iman tapi justru
laki-laki atau suami untuk menguasai istrinya. Dengan demikian, hal ini
2. Skema Diri
dipandang sebagai seorang ulama, ayah yang baik, penulis yang karyanya
menunjukkan bahwa perempuan itu selain mulia juga kuat. Islam sangat
oleh masyarakat.
3. Skema Peran
Dalam hal ini peneliti menganalisis skema peran Buya Hamka yakni
Berdasarkan disertasi Drs. Yunahar Ilyas, Lc., M.Ag (2004) IAIN Sunan
warisan. Untuk tema peran publik tidak ada penjelasan rasional karena
berdasarkan disertasi Drs. Yunahar Ilyas, Lc., M.Ag, peran publik bagi
paham agama dan berilmu, tidak melupakan tugas utamanya sebagai istri
dan ibu, kritis, mempunyai semangat juang Islam yang tinggi, dan berani.
4. Skema Peristiwa
Skema ini yang paling sering dipakai, karena setiap peristiwa selalu
ditafsirkan dan dimaknai dengan skema tertentu. Dalam hal ini skema
yang telah ada. Hal tersebut timbul sebagai upaya Buya Hamka untuk
Indonesia. Terjadi reaksi luar biasa waktu itu. Seluruh umat Islam
berdemo dan Presiden Soeharto kala itu memanggil para alim ulama.
95
sering disebut dengan asas “suka sama suka”. Umat Islam yang sangat
wacana tersebut. Metode konteks sosial menurut Van Dijk yakni dengan studi
pustaka dan penelusuran sejarah. Akan tetapi, dalam penelitian ini penulis
berhak melakukan apa saja, menginginkan apa saja, asal itu positif.
96
bekerja dan berdiam diri di rumah, maka hal ini akan berdampak pada
psikologis perempuan.117
116
wawancara dengan Siti Nurmeliya Baskarani. Putri Muslimah Indonesia 2014. 12 Oktober
2016 pukul 16.00 WIB.
117
wawancara dengan Annisa Febrinel Hendry. Owner of Annisa Accessories. 12 Oktober
2016 pukul 16.00 WIB.
97
Menurut Ibu Lintang, dalam Islam tidak ada dalil yang membahas
ilmu. Selain itu, dalam Islam juga dinyatakan bahwa dalam hal ibadah,
dalam hal fisik, tetapi dalam hal ruhiyah perempuan memiliki potensi
lebih kuat. Laki-laki juga memiliki kelemahan yakni berupa harta, tahta,
dan wanita.
memenuhi syarat. Akan tetapi, dalam hal sholat hanya laki-laki yang
kelebihan daripada perempuan adalah dalam hal fisik. Dalam hal fisik
Berkaitan dengan surat al-Ahzab ayat 33, ayat tersebut bukan ayat
perempuan keluar rumah untuk bekerja dan hal yang positif boleh saja,
harus izin dengan suaminya terlebih dahulu. Ketika perempuan harus izin
adalah salah satu kelebihan suami dibanding istri. Terakhir, hal yang
4. Almas Sabrina
Jika seorang perempuan dari kecil sudah dilatih untuk mandiri maka dia
perempuan itu lemah, hal ini menunjukkan bahwa ada suatu ketika
118
Wawancara dengan Ibu Sri Lintang Rossi Aryani. Politisi dari Partai PKS. 15 Oktober
2016 pukul 15.15 WIB.
99
5. Zham Sastera
subordinasi, stereotype, kekerasan, dan beban kerja masih ada dan masih
Tindakan yang harus kita lakukan terkait hal ini yakni minimal dengan
119
Wawancara dengan Almas Shabrina. Google Students Ambassador 2014. 25 Oktober 2016
pukul 16.00 WIB.
120
Wawancara dengan Zham Sastera. Sastrawan dan Penulis. 3 November 2016 pukul 12.30
WIB.
100
berkontribusi untuk masyarakat maka itu adalah hal yang baik. Jadi, hal
tafsir Al-Qur‟an. Ayat Al-Qur‟an ada yang bersifat mutlak yakni ayat
tersebut benar-benar firman Allah dan mutlak dari segi subtansi yang
Muhkamat adalah ayat yang sudah terang benderang dan jelas. Terdapat
juga ayat mutasyabihat yakni ayat yang maknanya samar. Ayat yang
berkaitan dengan pembagian waris ini termasuk ayat yang muhkamat dan
121
Wawancara dengan Ibu Rahmi Purnomowati. Ketua Pusat Studi Gender UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. 2 November 2016 WIB.
101
dan istrinya. Sehingga dalam hal ini juga berkaitan dengan hukum fiqh,
dimana perempuan memiliki hak milik secara sah dan memiliki otoritas
tanggungjawab sosial dan tanggung jawab profesi, selain itu dapat juga
kata قَ َّىا ُمىن. Qowwam itu artinya membimbing, mengasuh, dan
kondisi yang murni pasti menolak jika perempuan menjadi pemimpin dan
dua fungsi. Di satu sisi ia harus melaksanakan fungsi publik dan di satu
itu Allah melebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain”, yang
melarang perempuan untuk bekerja dan terjun ke ruang publik. Jadi hal
122
Wawancara dengan Prof. Dr. Asep Usman Ismail, MA. Guru Besar FIDKOM UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. 3 November 2016 pukul 10.00 WIB.
103
ekonomi diri dan keluarga. Salah satu segi positif perempuan berpendidikan
politik dan publik menjadi lebih baik. Berkaitan dengan stereotype yang
keluarga maka boleh saja perempuan terjun ke dunia politik, publik, dan
menjadi pemimpin.
tidak bisa dilacak dan diketahui secara 100% karena luasnya negara
dan mengasuh anak bukan hanya pekerjaan perempuan saja, akan tetapi
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Struktur makro
b. Superstruktur
104
105
dihormati.
c. Struktur mikro
perempuan.
Sehingga, dalam hal ini Buya Hamka tidak hanya menggunakan skema
person, skema diri, skema peran, melainkan juga skema peristiwa. Skema
peristiwa tersebut yakni pada tahun 1973 muncul dan munculnya RUU
105
106
B. Saran
laki-laki.
berkaitan. Hal ini guna mendukung pendapat Buya Hamka yang telah
dibaca dan banyak diminati oleh masyarakat, serta memberi manfaat bagi
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Aan, Munawar Syamsudin. Resolusi Neo-Metode Riset Komunikasi Wacana.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013.
Albar, Muhammad. Wanita Karir dalam Timbangan Islam. Beirut: Daar Al-
Muslim,1994.
Fahyumi, Badriyah, dkk. Isu-isu Gender dalam Islam. Jakarta: PWS UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2002.
Hamka. Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan. Depok: Gema Insani, 2014.
Handayani, Trisakti dan Sugiarti. Konsep dan Teknik Penelitian Gender. Malang:
Universitas Muhammadiyah Malang, 2002.
108
109
Naik, Zakir. Debat Islam Versus non Islam. Solo: PT. Aqwam, 2016.
Internet
digilib.uin-suka.ac.id/3049/1/BAB%20I,IV,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf.
digilib.uin-suka.ac.id/14469.
eprints.ums.ac.id/33333/1/Naskah%20Publikasi%20Ilmiah.pdf.
Febigundar.blogspot.co.id/2011/12/tekhnik-pengumpulan-data-studi.html.
http://carta-de-michael.blogspot.co.id/2014/05/daftar-karya-buya-hamka.html.
http://www.lampuislam.org/2015/10/keadaan-masyarakat-arab-di-zaman.html.
repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/.../1/Faizah%20Ali%20Syobromalisi-
FU.pd.
www.pikiran-rakyat.com/nasional/2015/02/17/316536/uu-keadilan-dan-
kesetaraan-gender-segera-disahkan.
Hasil wawancara
Wawancara dengan Ibu Sri Lintang Rossi Aryani. Anggota Komisi 2 DPRD
Tangsel. 15 Oktober 2016 pukul 15.15 WIB.
110
Wawancara dengan Ibu Jumi Haryani. Editor Gema Insani Penerbit. 1 November
2016 pukul 10.30 WIB.
Wawancara dengan Ibu Rahmi Purnomowati. Ketua Pusat Studi Gender UIN
Syarif Hidayatullah Jaakarta. 2 November 2016 pukul 16.00 WIB.
Wawancara dengan Prof. Dr. Asep Usman Ismail, MA. Guru Besar FIDKOM
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3 November 2016 pukul 10.00 WIB.
LAMPIRAN
111
LAMPIRAN
Hasil Wawancara
Tangerang Selatan
maka itu adalah hak perempuan. Seperti contoh menjadi pemimpin. Jika ia
pemimpin.
tidak hanya saja dimiliki oleh perempuan, melainkan ada juga laki-laki yang
lemah dan lembut. Semua itu dapat dipertukarkan. Banyak juga ditemui
perempuan yang tegas dan keras. Namun jika perempuan yang penuh
perasaan agaknya mengkhawatirkan jika harus menjadi pemimpin atau
menjadi pemimpin?
mampu dan memenuhi kriteria menjadi pemimpin. Namun sifat dan sikapnya
juga perlu diperhatikan. Jika ia lemah, terlalu bermain dengan perasaan, maka
berpendidikan tinggi?
berpendidikan.
Saya setuju dengan perempuan bekerja. Itu adalah haknya untuk bebas.
Selagi perempuan mampu bertanggung jawab dan bekerja untuk hal positif,
itu boleh saja. Laki-laki tidak berhak terlalu melarang perempuan bekerja.
entertain, saya masih single maka saya masih bebas. Namun jika nanti saya
sudah berkeluarga dan memiliki suami, maka saya harus memilih profesi
yang sesuai yang tidak terlalu memberatkan saya nantinya. Saya tidak
entertain juga, karena profesi yang sama tidak menjamin rumah tangga akan
damai.
Pekerjaan rumah tangga bukan hanya saja tugas seorang perempuan, itu
Mengetahui,
Penulis Narasumber
Hasil Wawancara
Tangerang Selatan
hak dan kewajiban yang sama. Seorang laki-laki atau suami janganlah sempit
dalam rumah. Seorang istri harus memiliki aktivitas. Selain itu, seorang
suami. Karena bisa saja seorang suami nantinya meninggal lebih dulu dan
Perempuan itu tidak lemah. Lemah itu adalah sifat. Sifat setiap orang
berbeda-beda. Jika hanya karena faktor sifat seseorang dilarang masuk ranah
menjadi pemimpin?
Seperti yang tadi saya sampaikan. Jika perempuan kuat, tegas, mampu
berpendidikan tinggi?
untuk anak dan keluarga berkurang. Jika kita bekerja terikat secara tidak
sadar kita sudah buang-buang waktu untuk kepentingan orang lain, membantu
kerja orang lain tapi melupakan kewajiban sebagai ibu rumah tangga.
saja?
kepada perempuan saja. Bahkan seharusnya secara tidak sadar dan sering
Mengetahui,
Penulis Narasumber
Hasil Wawancara
Narasumber : Ibu Sri Lintang Rossi Aryani (Politisi dari Partai PKS
dan Anggota Komisi 2 DPRD Tangsel)
kita. Buktinya seperti ini, ketika kemarin saya bertemu dengan banyak
akhwat yang menang, kenapa ikhwan nggak menang?”. Nah hal itu
perempuan.
ada 10 orang, berarti akhwatnya 3. Kemarin itu ikhwan ada 4 orang dan
hanya berlaku di Partai PKS. Tapi memang di Tangsel ini PKS paling
memenuhi kuota kan berarti kita harusnya 15. Tapi kita hanya 12. Nah dari
pemegang warisan itu dari ahli mama, artinya perempuan yang mendapat
dengan tiga hal yakni harta, tahta, dan wanita. Tetapi perempuan meskipun
ada yang lemah fisiknya ia juga harus kuat ruhiyahnya. Laki-lakipun juga
memiliki tiga kelemahan tersebut. Untuk itu laki-laki juga harus kuat dalam
hal ruhiyah.
kuat. Perempuan jika dia kuat ruhiyahnya dia bisa menjadi pemimpin
dan ruhiyahnya lebih bagus, dia bisa menjadi pemimpin dibandingkan laki-
laki. Dan menurut saya, perempuan itu kuat ketika ia dekat dengan Allah.
laki-laki yang harus menjadi pemimpin. Hal ini karena Allah yang sudah
qowwan atau pemimpin itu tidak mudah, itu susah karena dia harus
bahwa ayat tersebut menjadi dasar bahwa perempuan tidak berhak menjadi
pemimpin, belum paham dengan ayat tersebut. Setiap ayat turun pasti ada
asbabul nuzulnya. Seperti dulu orang-orang jahiliyah, banyak perempuan
ruhiyah, dan mampu memimpin. Laki-laki juga tidak bisa menjadi jika ia
pemimpin. Tetapi jika hanya lemah fisik tetapi kuat akal masih bisa menjadi
Banyak juga pemimpin kita yang lemah tetapi ruhnya bagus, seperti jenderal
sudirman. Akalnya bagus. Seperti Cut Nyak Dien, dia perempuan yang kuat
hal apa?
lain dan sebagian adalah penolong bagi sebagian yang lain. Sehingga
5. “Dan hendaklah kalian (wahai para istri nabi) tetap di rumah kalian dan
janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang
jahiliyah dulu.” (Q.S al-Ahzab ayat 33)
atau tidak?
memberikan
penghasilan, itu sudah bekerja. Penulis yang menulis di rumah juga bekerja.
Mengerjakan urusan rumah tangga juga bekerja. Jadi bekerja itu banyak
macamnya. Jadi ketika perempuan keluar rumah asalkan untuk hal yang
Dan bagus juga untuk tokoh yang mengatakan bahwa perempuan yang
keluar rumah akan menimbulkan petaka. Hal ini agar perempuan yang
keluar rumah tidak melakukan hal maksiat. Maksud ayat tersebut juga
tidak ikhlilat.
sukses dan kaya di zamannya. Bekerja itu harusnya ada tujuan. Tujuan
bekerja itu ada tiga. Pertama bekerja untuk ibadah. Kedua untuk dakwah.
membantu urusan rumah tangga. Sebagai contoh saya cuci piring, suami
saya juga bisa cuci piring. Rasullah dulu juga begitu, Rasullah menggiling
tinggi?
sudah bersuami dia harus izin dengan suaminya terlebih dahulu. Jika
biasanya suaminya juga ikut. Bahkan mereka bisa sama-sama ke luar negeri
melanjutkan pendidikan.
menunjukkan bahwa itu adalah salah satu kelebihan suami dibanding istri.
Jika laki-laki tidak diberikan kelebihan, maka sebagai seorang istri kita tidak
mungkin harus izin terlebih dahulu. Ketika seorang laki-laki melarang, kita
harus mencoba bertanya kenapa kita dilarang. Itu bukan berarti kita ngeyel,
istri jangan mudah curiga dan marah pada suami. Seorang istri harus
berkata, “Saya percaya abi pulang malam karena ada urusan yang baik. Saya
9. “Rumah tangga yang aman dan damai ialah gabungan dari tegapnya
dan melengkapi.
Mengetahui,
Penulis Narasumber
Hasil Wawancara
2016)
Dan ketika melihat suatu pekerjaan seharusnya dilihat dari kemampuan dan
sesuatu hal yang sama melainkan melakukan sesuatu sesuai posisi, porsi,
kodrat, dan kemampuannya. Jadi ambilah sesuatu yang baik, yakni memilih
dan emosional?
Teori pelabelan ini berarti seperti teori labeling. Dalam teori ini
seseorang itu akan diledekin dan dianggap bodoh oleh orang lain. Dan
seseorang itu juga pasti akan menganggap bahwa dirinya akan bodoh terus.
seorang perempuan dari kecil sudah dilatih untuk mandiri maka dia akan
memiliki kematangan emosional yang bagus. Hal itu juga berkaitan dengan
perempuan itu lemah itu menunjukkan bahwa ada suatu ketika perempuan
itu ingin dilindungi. Jika dibilang lemah perempuan itu mungkin iya lemah,
tetapi jika dibilang emosional menurut Ka Almas tidak. Tetapi lemah disini
beban berat atau takut naik angkot sendirian. Tetapi lemah disini adalah
atau tidak?
Misalkan saja Ka Almas, dulu Kakak itu tipe orang yang dari SD, SMP, dan
gubernur. Tetapi jika pada tingkat yang lebih atas lagi misalnya presiden
sensi dan sering mut-mutan, dan perempuan yang menjadi presiden tidak
pantas memiliki sikap dan sifat seperti itu. Jadi menurut Ka Almas boleh
banget perempuan menjadi pemimpin asalkan tidak sampai pada tahap
Bupati dan sampai saat ini juga masih memiliki keinginan. Tapi lihat sajalah
ibunya. Kalau ibunya tidak pintar bagaimana anaknya akan pintar. Dan
sampai S3 dan sibuk bekerja sehingga anaknya diasuh oleh pembantu, itu
Perempuan bekerja itu boleh saja. Hal itu kembali pada komitmen
kereta banyak juga ibu-ibu rumah tangga, mereka berangkat pagi dan pulang
sore bahkan malam, lalu bagaimana waktu untuk anak dan keluarga? Itu
miris juga.
syarat untuk menjadi Gubernur adalah umur. Ada umur batasan umur. Dan
biasanya mereka yang menjadi Gubernur anak-anaknya sudah besar
dunia politik.
Mengetahui,
Penulis Narasumber
Hasil Wawancara
perempuan itu lemah. Seperti presiden kita yakni Ibu Megawati sudah
dan emosional?
berbeda. Namun bukan berarti perempuan itu lemah. Jika kita mau
perempuan kuat.
atau tidak?
Jika perempuan bekerja boleh saja. Kita lihat banyak juga perempuan-
atau seorang suami melarang perempuan atau istri bekerja asal dia mampu
dan mencukupi juga tidak apa-apa, istri tidak perlu bekerja. Ketika istri
bekerja juga harus berdasarkan izin dari suami agar rumah tangga tidak
mengalami perpecahan.
6. Bagaimana menurut Ka Zham mengenai beban kerja/urusan
mengerjakannya?
baju dan sebagainya. Pekerjaan rumah tangga tidak harus perempuan saja
yang
Mengetahui,
Penulis Narasumber
Hasil Wawancara
tentang Perempuan”)
Perempuan”?
Gema Insani. Kami dapat langsung dari ahli waris Buya Hamka. Kemudian
kami terbitkan. Sehingga terkait hak cipta, kami dapat langsung dari ahli
waris penulis.
Editor di Gema Insani itu banyak. Ada bagian tersendiri. Ada yang
menjadi editor di bagian buku anak, buku umum dan referensi, dan buku
agama.
Perempuan”. Kemudian, saat itu saya yang bisa mengedit buku tersebut,
buku tersebut yang pertama adalah agar menarik. Menarik juga karena ada
sosok Buya Hamka di bagian cover. Buku tersebut juga berbicara tentang
Hamka mengenai perempuan itu sendiri. Jadi intinya agar buku tersebut
4. Apa perbedaan konten buku tersebut sebelum dan sesudah dicetak oleh
Gema Insani?
Untuk buku ini kami tidak terlalu banyak merubah dan merombak
isinya dikarenakan kami ingin khalayak tahu bagaimana ciri khas Buya
Hamka. Hanya yang kami rubah adalah gaya bahasanya menjadi kekinian.
Buku tersebut adalah terbitan lama sehingga gaya bahasanya kami rubah.
Perempuan” akan lebih mudah dipahami. Tetapi isi dan maknanya tidak
Kendalanya adalah kami tidak ada filenya dan mendapat langsung dari
ahli waris berupa buku. Sehingga banyak file yang hilang dan tulisannya
kurang jelas sehingga kami harus teliti lagi. Setelah mendapat langsung dari
ahli waris kita menscan tulisan tersebut, sehingga ketika dipindahkan ke
buku tersebut juga bagus penjualannya. Buku tersebut sampai dicetak ulang
4 kali oleh Gema Insani. Hal ini berarti menunjukkan bahwa respon
6. Buku tersebut dicetak berapa kali dan berapa banyak jumlahnya? Apa
Iya buku tersebut sudah cetak ulang ke-4. Untuk penghargaan, buku
Buya Hamka?
Buya Hamka adalah seorang ulama, ayah yang baik, penulis yang
bukan novel-novel yang merusak. Jalan pemikiran Buya Hamka juga bagus
buku tersebut?
ingin menunjukkan bahwa perempuan itu selain mulia juga kuat. Islam
perempuan memiliki hak dan kewajiban yang sama, salah satunya beramar
Menurut saya apa yang disampaikan Buya Hamka sudah baik karena
tersebut?
Mengetahui,
Penulis Narasumber
Hasil Wawancara
Lokasi : Kantor Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Hidayatullah Jakarta)
Kesetaraan gender saat ini belum berlaku 100%. Masih banyak terjadi
banyak perubahan atau perbaikan dari kesetaraan gender. Tetapi saya tidak
menyebutkan data statistik karena hingga hari ini saya belum memiliki
angka tentang itu. Akan tetapi, jika dilihat dari jumlah perempuan yang
mengisi jabatan publik. Indikatornya saat ini tentu lebih baik, negara kita
pekerjaan sudah bukan lagi halangan walaupun tidak menutup mata pada
beberapa tempat atau kondisi masih terjadi ketidakadilan gender. Hal
menggunakan tenaga. Walaupun hal tersebut tidak tertulis formal, tetapi jika
ada seleksi maka perempuan itu gugur. Mereka tidak berani untuk tidak
dalam posisi tertentu yang terpilih adalah laki-laki. Contoh lain dari
perempuan ada yang cocok untuk mengisi suatu pekerjaan yang pada
kemampuan.
apa yang dimaksud dengan definisi gender. Gender adalah pembagian peran
sosial antara laki-laki dan perempuan dimana peran itu dapat dipertukarkan.
menyusui.
Peran tersebut adalah peran secara kodrati dan tidak dapat
anak adalah peran yang dapat dipertukarkan serta dapat dilakukan oleh laki-
tinggi daripada laki-laki tidak perlu laki-laki marah. Hal ini disebabkan
keluarga.
PEKKA (Perempuan Kepala Keluarga. Hal ini sudah cukup menjadi bukti
bahwa pemerintah responsif terhadap gender dan perempuan. Hal ini juga
keluarga. Adapun contoh kasus tersebut yang pertama adalah kasus seorang
Sehingga hal ini mengajarkan bahwa perempuan harus mandiri dan tidak
tergantung pada orang lain. Kasus kedua adalah perempuan yang ditinggal
jauh suaminya. Sebagai contoh, suami perantau atau seorang TKI. Kasus
ketiga, seorang istri yang suaminya sakit atau diPHK. Terakhir, misalnya
ekonomi keluarga.
ketidakadilan tersebut?
dari masyarakat. Tindakan yang harus kita lakukan terkait hal ini yakni
agar mereka tahu dan dapat memposisikan perannya. Hal ini juga agar laki-
seorang pasangan yakni laki-laki dan perempuan atau pasangan suami istri
bernama Indriana dan bapak bernama Kurdi. Ibu tersebut adalah seorang
dokter, maka ibu tersebut yang seharusnya dipanggil dengan nama Dokter
Indriana malah berubah menjadi Dokter Kurdi, padahal yang dokter adalah
perempuan. Itulah maksud dan tujuan yang diinginkan oleh gender. Gender
maka yang berada di posisi lebih tinggi harus sama-sama mengangkat agar
Stereotype itu adalah label atau sesuatu yang diberikan. Contoh dari
stereotype atau label ini adalah perempuan dianggap sering marah, apakah
laki-laki tidak ada yang pemarah? Apakah perempuan tidak ada yang
yang mengajukan gugatan cerai adalah mereka yang mengalami KDRT atau
kekerasan dalam rumah tangga. Itu salah satu contoh kekerasan yang dapat
psikis tersebut tentu akan membuat perempuan merasa tidak nyaman dan
tidak enak hati. Banyak ibu-ibu yang mengalami tekanan batin akibat
bekerja?
hal yang baik. Sebagai contoh terkait hal tersebut adalah mereka yang
berprofesi sebagai guru dan ustadzah. Memang ustadzah tidak keren jika ia
S3? Itu bagus. Contoh lain adalah ibu rumah tangga yang ia tidak bekerja
sholat. Hal ini juga disebabkan belum tentu jika laki-laki menjadi pemimpin
pasti adil dan perempuan yang menjadi pemimpin pasti dzalim. Itu
pernyataan yang tidak benar. Jadi dalam hal ini kita berkaitan dengan
Mengetahui,
Penulis Narasumber
Hasil Wawancara
Blok
AX 13 No 13 Pamulang
“Kaum laki-laki adalah pemimpin kaum perempuan, oleh karena itu Allah
melebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain, dan karena mereka
telah menafkahkan sebagian harta mereka. Sebab itu maka wanita yang
saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya
tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara mereka. Wanita-wanita yang
kamu khawatirkan nusyuznya maka nasihatilah mereka dan pukullah
mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu maka janganlah kamu mencari-
cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi
Maha Besar.” (Q.S an-Nisa ayat 34)
“Dan hendaklah kalian (wahai para istri nabi) tetap di rumah kalian dan
janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah
dulu….” (QS. al-Ahzab ayat 33)
uraian Bapak.
Kesetaraan gender itu harus dirumuskan terlebih dahulu agar jelas dan
terang. Dengan demikian kita dapat mengukur fenomena sosial itu secara
jelas dan terang. Jika kita ingin menjelaskan ataupun merumuskan
Saudi Arabiyah yang memperlakukan wanita secara tidak benar. Ada tiga
manusia dan itu menyakitkan. Kedua, manusia eksistensi dan subjek hukum,
dapat dilihat dalam hukum pewarisan. Di masa itu, ketika seorang laki-laki
meninggal yang diwariskan bukan hanya saja harta, melainkan juga istrinya.
berebut tentang ibu tiri mereka. Semua itu adalah fenomena yang tidak
sangat berat seperti langit dan bumi. Wanita tidak berhak mendapatkan
waris saat itu dan dianggap sebagai komoditas atau harta dan barang yang
bukan harta kekayaan dan benda yang dapat diwariskan, wanita adalah
manusia yang memiliki subjek hukum, wanita juga sama seperti kaum laki-
laki yang berhak mendapatkan waris. Dalam hal ini Al-Qur‟an menjadi
pengangkat gender dan wanita, akan tetapi terkadang Al-Qur‟an sering
tidak sama, dan hal tersebut belum tentu tidak adil. Dalam kondisi ini adil
mendapat lebih sedikit yakni 1. Itu artinya, wanita dihargai separuh laki-laki
dan ini dianggap oleh sebagian pemikir belum beranjak dari masyarakat dan
tradisi klasik yang menempatkan wanita secara tidak hormat. Untuk itu
perlu kita dalami dan pahami, menurut saya justru pernyataan tersebut
Dan itu bukanlah hal yang benar. Salah satunya adalah ayat-ayat yang qod
illallah
buruj. Qod itu artinya mutlak dan pasti benarnya, ada dua kemutlakan Al-
Qur‟an. Mutlak adalah bahwa itu benar-benar firman Allah, mutlak itu juga
tentang subtansi yang dikandungnya. Hal itu terjadi pada ayat-ayat yang
bersifat muhkamat. Muhkamat adalah ayat yang sudah terang benderang dan
jelas. Terdapat juga ayat mutasyabihat yakni ayat yang maknanya samar.
Ayat yang berkaitan dengan pembagian waris ini termasuk ayat yang
yakni dalam proses reproduksi wanita memiliki satu unsur reproduksi yang
namanya sama dengan nama Allah yakni “Rahim”. “Rahim” artinya adalah
kasih sayang, sehingga itu artinya Allah memberikan kasih sayang terhadap
wanita. Kasih sayang itulah yang perlu dijaga dan dipelihara. Bentuk kasih
sayang Allah itu adalah biarkan wanita memperoleh warisan 1 bagian, tetapi
itu untuk dirinya sendiri, bukan untuk orang lain dan tidak diberikan
Sehingga dalam hal ini juga berkaitan dengan hukum fiqh. Biarkanlah
wanita memiliki hak milik yang benar, tetapi ketika bersuami pisahkan
mana harta istri dan mana harta suami. Sehingga wanita memiliki otoritas
penuh terhadap hartanya. Wanita dapat menggunakan hartanya tanpa izin
suami.
Tetapi secara etika, akhlak, dan moral lebih baiknya adalah antara
suami dan istri harus saling terbuka. Sehingga keputusan yang akan
tanggungjawab sosial dan tanggung jawab profesi, selain itu dapat juga
berharga bagi keluarga. Ketika terjadi penghasilan istri lebih besar daripada
suami maka harus diingat bahwa menikah itu adalah atas dasar kerelaan dan
diikat oleh mitsaqan ghaliza yakni janji yang kokoh. Maka, itu tidak perlu
diperdebatkan.
tentang Islam, Al-Qur‟an, dan tentang laki-laki serta wanita. Untuk itu, kita
berdasarkan Al-Qur‟an.
Berkaitan dengan kepemimpinan, hal ini merujuk pada kata قَ َّىا ُمىن.
yang murni pasti menolak jika perempuan menjadi pemimpin dan tampil di
ruang publik. Hal ini disebabkan jika perempuan menjadi pemimpin, dengan
perempuan itu juga disebut sebagai tiang negara. Tetapi yang dimaksud
sebagai tiang negara bukanlah dengan menjadi gubernur, melainkan adalah
akan mengambil sikap tengah. Dalam hal ini yang menjadi pertanyaan
satu sisi ia melakukan fungsi domestik. Jika ternyata kemudian wanita tidak
murni dan tekstual. Jika kemudian wanita mampu melakukan dua fungsi
Tetapi dalam hal ini bukan berarti semua wanita harus terjun menjadi
dunia pemimpin seperti itu maka akan muncul bencana yang tidak disadari.
sebagian yang lain dan apa yang Allah lebihkan darinya? Mohon
mencari nafkah. Kelebihan ini harusnya dapat dipahami dengan baik antara
Hal ini berkaitan dengan tugas, yakni laki-laki harus lebih tegas untuk
mencari nafkah. Mencari nafkah itu juga harus dengan cara yang baik dan
harus rasional yakni penuh dengan etika, nilai-nilai kejujuran, dan dengan
integritas. Seorang suami mencari nafkah itu berarti suami bekerja di ruang
tingkat saja.
memberikan kelebihan kepada laki-laki itu adalah karunia, dan pasti Allah
juga akan memberikan kepada wanita berupa karunia lain. Sehingga dengan
air di suatu tempat harus diberikan lubang agar air tersebut mengalir. Laki-
tidak boleh dikuasai sendiri, harus disalurkan kepada istri untuk kepentingan
mereka berdua, untuk anak-anak. Jadi kelebihan laki-laki ada dua hal.
fungsi lain yang harus dihubungkan dengan Al-Qur‟an dan harus dipahami
tidak bisa dilakukan oleh laki-laki. Salah satunya yakni fungsi reproduksi,
itu adalah fungsi yang melekat pada ibu, meskipun mendidik itu bukan
hanya ibu tetapi kolaborasi antara ayah dan ibu. Sebetulnya kelebihan istri
tinggi karena nama ibu selalu disebutkan. Nama ibu disebutkan tiga kali
Faktor domestik itulah yang kemudian akan melahirkan generasi dan SDM
nabi pergi ke medan perang, para istri tetap bertahan di rumah, kecuali jika
harfiah atau atas dasar pertimbangan? Jadi hal ini juga berkaitan dengan
Jadi hal ini harus dipertimbangkan asalkan wanita tidak tabarruj. Wanita
boleh berada di ruang publik dan bekerja sebagai guru, dosen, dan profesi
adalah ayat yang melarang untuk berbuat tabarruj zaman jahiliyah yakni
permasalahan.
Mengetahui,
Penulis Narasumber
Biodata Narasumber
Narasumber 1
E-mail : snbaskarani@gmail.com
Narasumber 2
E-mail : annisa_febrinel@yahoo.com
Narasumber 3
E-mail : lintangrosi@yahoo.co.id
Narasumber 4
E-mail : goalmas94@gmail.com
Narasumber 5
E-mail : zhamsastera@yahoo.com
Narasumber 6
No HP : 021-89633972
Narasumber 7
E-mail : rahmi.purnomowati@uinjkt.ac.id
Narasumber 8
E-mail : asep.usman@uinjkt.ac.id
Foto wawancara dengan Siti Nurmeliya Baskarani dan Annisa Febrinel H.