Disusun oleh:
Kelompok 3
Wilad Sahari Dzulhaj (21001062)
Moch Hafidz Septian (21001065)
Salma Aulia Adisti (21001068)
Ajria Zulfa Magfira (21001072)
Salma Nuramalia (21001076)
Seno Adhi Dwi Prambudi (21001078)
Devina Rahma Yaasmiin (21001084)
Luthfia Nisa Ramadhani (21001085)
Muhammad Fadillah Pratama S (21001087)
KELAS 1C
AKADEMI PEREKAM MEDIS DAN INFORMATIKA
KESEHATAN BANDUNG
2021
LANGKAH-LANGKAH UJI HIPOTESIS DENGAN
MENGGUNAKAN R
1) Uji One-Sample T-Test pada R (parametric)
Dasar pengujian:
Pada pengujian kali ini, peneliti menggunakan 10 sampel tikus, dimana ia ingin mengetahui
apakah berat rata-rata (m) tikus tersebut sama atau berbeda dengan rata-rata teoritis (μ) dari
data pengujian sebelumnya (25 gram)?
Langkah-langkah pengujian:
1. Tentukan pernyataan hipotesis
H0 : m = μ
H1 : m ≠ μ
Pada penelitian ini, peneliti menentukan hipotesis apakah nilai mean (m) sampel
yang diuji sama dengan mean dari data mean teoritis (μ) atau tidak, maka penelitian
ini menggunakan hipotesis tes 2 arah.
2. Masukan data yang diuji, Pada penelitian ini, data yang dimasukan adalah data 10
hewan tikus dengan beratnya masing-masing
3. Ketahui nilai ringkasan lima-angka yaitu terdiri dari nilai minimal, nilai Q1, nilai
median, nilai Q3, dan nilai maximal
Setelah dilakuakn pemeriksaan, nilai p-value (0,6993) lebih besar dari nilai
alfa/tingkat signifikansi (0,05), artinya data sampel terdistribusi normal
• Inspeksi visual normalitas data menggunakan plot Q-Q (plot kuantil-kuantil).
Plot Q-Q menggambarkan korelasi antara sampel yang diberikan dan
distribusi normal.
Dari gambar tersebut dapat terlihat bahwa sampel terdistribusi normal, dimana
posisi lingkaran berwarna hitam dekat dengan garis tersebut
6. Tentukan statistik uji (Pada pengujian ini menggunakan uji t satu sampel)
Keterangan:
• t adalah nilai statistik t-test (t = -9.078)
• df adalah derajat kebebasan (df = 9),
• p-value adalah tingkat signifikansi t-test (p-value = 7.95310^{-6}).
• conf.int adalah interval kepercayaan rata-rata pada 95% (conf.int =
[17.8172, 20.6828])
• perkiraan sampel adalah nilai rata-rata sampel (rata-rata = 19,25)
Tambahan:
• Jika ingin menguji apakah berat rata-rata tikus kurang dari 25g (tes arah ekor)
• Atau, jika ingin menguji apakah berat rata-rata tikus lebih besar dari 25g (tes satu arah)
7. Interpretasi Hasil yang didapat
Pada pengujian ini, didapatkan, nilai p-value yaitu 7,95310 × 10-6 atau
0,00000795310, artinya nilai p-value < alpha yaitu 0,05. Dari data tersebut, dapat
disimpulkan bahwa daerah kritis H0 ditolak dan terdapat perbedaan dari rata-rata
sampel sampel tikus yang diuji dengan rata-rata nilai sampel tikus teoritis atau rata-
rata sampel uji tidak sama dengan 25 gram (sampel teoritis).
Tambahan:
Format kode R yang digunakan untuk mendapatkan nilai-nilai
2) Uji One-Sample Wilcoxon Test pada R (non-parametric)
Dasar pengujian:
Pada pengujian kali ini, peneliti menggunakan 10 sampel tikus, dimana ia ingin mengetahui
apakah nilai median sampel (m) tikus tersebut sama atau berbeda dengan median teoritis
(m0) dari data pengujian sebelumnya (25 gram)?
Langkah-langkah pengujian:
1. Tentukan pernyataan hipotesis
H0 : m = m0
H1 : m ≠ m0
Pada penelitian ini, peneliti menentukan hipotesis apakah nilai median (m) sampel
yang diuji sama dengan median dari data median teoritis (m0) atau tidak, maka
penelitian ini menggunakan hipotesis tes 2 arah.
2. Masukan data yang diuji, Pada penelitian ini, data yang dimasukan adalah data 10
hewan tikus dengan beratnya masing-masing
3. Ketahui nilai ringkasan lima-angka yaitu terdiri dari nilai minimal, nilai Q1, nilai
median, nilai Q3, dan nilai maximal
4. Visualisasikan boxplot
5. Tentukan dan hitung statistik uji. Pengujian ini menggunakan One-sample
Wilcoxon Test, dimana sampel tidak terdistribusi tidak normal (distribusi tidak
normal)
Tambahan:
• Jika ingin menguji apakah berat rata-rata tikus kurang dari 25g (tes satu arah)
• jika Anda ingin menguji apakah berat rata-rata tikus lebih besar dari 25g (tes satu
arah)