Kontributor
Yuanisa Nur Wiranda, S.E
Muhammad Fatih Abdul Aziz, S.T
Eko Prasetyo
Liputan Berita
1 SDIT Al Uswah
2
SMPIT Al Uswah
3 SMAIT Al Uswah
4
Artikel Pendidikan
SDIT Al Uswah
SDIT Al Uswah Surabaya @sditaluswahsby
Lomba Budaya Mutu
Tahun 2019 ini, SDIT Al Uswah Surabaya
kembali mendapatkan kepercayaan untuk
mewakili sekolah swasta jenjang SD di Kecamatan
Sukolilo dalam mengikuti Lomba Budaya Mutu.
Nama SDIT Al Uswah muncul dalam 8 nama
sekolah yang lolos tahap kedua. Tahap visitasi
telah usai dilaksanakan pada bulan Juli 2019.
Selanjutnya tahap ke-3 adalah presentasi yang
akan dilaksanakan pada 8 Agustus 2019
mendatang.
Talita 6C Mewakili Jawa Timur dalam FL2N
Talita kelas VI C berhasil menjadi perwakilan satu-
satunya dari Provinsi Jawa Timur. Peserta dalam bidang
Cabang Puisi (Festival dan Lomba Literasi Nasional) yang
diadakan oleh @dikdasmen_kemdikbud
@pesertadidik.ditpsd. Lomba tingkat nasional diadakan
selama 5 hari mulai 25 - 29 Juli 2019 di Tangerang,
Banten. Ananda ditemani oleh pembimbingnya Ustadzah
Dyta Qomariyah.
Sebelumnya pada 16 Maret 2019, video ananda
yang membacakan puisi ‘Doa’ karya Choiril Anwar di
akun YouTube SDIT AL USWAH SURABAYA telah diupload
dan ditonton sebanyak 382x. Video ini merupakan salah
satu syarat lomba.
Tugas Mandiri Siswa Kelas 1 di Rumah
Dalam masa pertumbuhannya, seorang anak
akan belajar berbagai macam hal. Salah satunya
adalah belajar untuk melatih skil dan otot motorik
yang Ia miliki. Salah satu bentuk aktivitas tersebut
bisa berupa permainan yang dapat melatih
koordinasi tangan dan matanya. Mengupas buah
tanpa alat dan membantu pekerjaan di rumah adalah
salah satu aktivitas yang melatih motorik anak. Nah...
Ini dia tugas kemandirian akhir pekan ananda kelas 1.
Selain melatih motorik, juga bisa melatih
kemandirian anak.
SMPIT Al Uswah
Smp-it Al Uswah Surabaya @smpit.aluswahsby
Inspirasi Baru, dari Sumber Terdahulu, Berupa Guru Tamu
NO TANGGAL AGENDA
1 3-4 LDKS OSIS dan Dewan Galang
2 11 Penyembelihan hewan qurban
3 12-14 Libur hari tasyrik
4 15 Apel hari pramuka
5 17 Upacara HUT RI ke 74
6 20 Peringatan hari kemerdekaan
7 26-29 Try Out ke 1 kelas 9
SMAIT Al Uswah
Humas Smaitaluswahsurabaya @smaitaluswahsby
Pembuka Gerbang Prestasi SMAIT Al Uswah Surabaya
Satu Siswa Lolos Sebagai Duta BUMN
Pagi kala itu, seorang ibu setengah baya menceritakan kondisi putrinya yang berusia 14
tahun. Saya bersiap menyimak setiap bait kisahnya dengan seksama dalam private room kami. Ibu
tersebut mengaku merasa sedih melihat perilaku putrinya yang setahun belakangan seringkali
berperilaku emosional. Perilaku itu nampak dari cara putrinya berbicara maupun bersikap, bahkan
itu tertampil saat menghadapi kedua orang tuanya. “Saya sakit hati kalau sampai dia membentak
saya, karena ketidakcocokan respon yang saya tunjukkan kepadanya. Maksud saya kan baik, saya
tidak mau dia terpengaruh negatif dari lingkungan sekitar”. Lanjut sang ibu, terlebih ekspresi bahasa
tubuh/gesture putrinya saat marah kepadanya seakan bukan lagi sikap seorang anak kepada orang
tuanya, tapi lebih seperti musuh di tengah konflik hebat. Belum lagi, ibu mengeluhkan bahwa
putrinya tidak mandiri. Semua perlengkapan pribadi disiapkan oleh orang tua. Tibalah sesi
berikutnya, giliran saya bercengkrama dengan sang putri yang menginjak remaja. Kesimpulan yang
saya peroleh dari diskusi kami adalah bahwa remaja putri ini tidak suka terlalu banyak diberikan
komentar dan dinasihati oleh orang tuanya. Tahu kah kenapa alasannya? menurut sudut pandangnya
sebagai anak, orang tuanya tidak cukup menjadi sosok yang baik baginya tetapi memberikan
tuntutan yang tinggi kepadanya. Dia mengakui, saat emosi memuncak, ia tidak bisa
membendungnya dan menjadi lega jika sudah mengungkapkan dalam bentuk perilaku amarah.
Konflik semacam ini sering kita jumpai dalam berbagai setting di lingkungan sosial kita. Mari
coba kita tengarai dalam beberapa poin penting.
1. Adanya perbedaan sudut pandang dan gaya komunikasi yang berbeda. Orang tua terkadang lupa
saat harus membersamai anaknya yang menginjak remaja. Individu di fase remaja, sudah tidak
relevan lagi diperintah satu arah oleh orang dewasa di sekitarnya. Mengapa? karena fase remaja
adalah masanya mengembangkan identitas diri yang berasal dari kumpulan konsep-konsep diri
yang selama belasan tahun ia bangun dalam dirinya. Selain itu, pemikirannya sudah lebih maju
daripada individu di masa kanak-kanak. Remaja telah mampu menggunakan pemikiran logis
hipotetis, tidak sekadar berpikir rasional tapi juga memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Maka
doktrin atau perintah satu arah membuat remaja merasa terkungkung di bawah kekuasaan
orang dewasa. Harga dirinya merasa tidak dipertimbangkan, dan ia akan melawan dengan
segudang alasan yang masuk akal untuk mempertanyakan dan mematahkan argumentasi orang
lain. Jauh lebih baik menggunakan pendekatan komunikasi dialogis, menggunakan kalimat tanya
terbuka untuk memulai dialog dengan mereka seperti “apa yang kamu pikirkan tentang topik ini,
bagaimana menurutmu?”.
2. Nampaknya pengasuhan dalam keluarga ini belum mengoptimalkan pembekalan life skills
untuk anak yang semakin hari semakin menuju pendewasaan. Banyak keterampilan hidup yang
perlu dibekalkan pada remaja kita, diantaranya keterampuilan: Pengambilan keputusan,
penyelesaian masalah, berpikir kritis dan kreatif, komunikasi efektif, membangun hubungan
interpersonal, kesadaran diri, empati, mengelola emosi dan stress. Seusia remaja putri,
harusnya tidak lagi bergantung pada orang tua untuk membereskan keperluan pribadinya. Satu
situasi yang dapat kita tangkap dari narasai di atas, yang belum sesuai dengan tugas
perkembangan remaja. Kalaupun remaja ini telah mampu memutuskan untuk membangun
interpersonal dengan sebaya dan mengembangkan empatinya di tengah pergaulan sosial itu.
Namun ia masih belum memiliki keterampilan optimal dalam menyelesaikan masalah,
mengelola emosi dan stress, serta menggunakan keterampilan komunikasi efektif dengan orang
di sekitarnya termasuk kepada kedua orang tuanya.
bersambung….
Sumber inspirasi: Life Skills Education for Children and Adolescent in Schools. Introduction and Guidelines to Facilitate the
Development and Implementation of Life Skills Programmes WHO/MNH/PSF/93.7 A.Rev.2 English only Dlstr. General.
Terima Kasih