Anda di halaman 1dari 93

1

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK


TERHADAP KEJENUHAN BELAJAR SISWA
SMA MUHAMMADIYAH KENDARI
TA. 2018/2019

HASIL PENELITIAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Sarjana


Kependidikan Pada Jurusan Bimbingan Dan Konseling

OLEH :
ANDI SAMSUDIN
A1B1 13 003

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
2

PERNYATAAN PENULIS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Andi Samsudin

Nomor Stambuk : A1B1 13 003

Menyatakan bahwa hasil penelitian ini yang berjudul “Pengaruh layanan

bimbingan kelompok terhadap kejenuhan belajar siswa SMA Muhammadiyah

Kendari T.A 2018/2019” merupakan hasil karya sendiri. Seluruh ide yang ada

dalam hasil penelitian ini, kecuali yang saya nyatakan sebagai kutipan merupakan

ide yang saya susun sendiri.

Jika pernyataan di atas terbukti sebaliknya, maka saya bersedia menerima

sanksi yang diterapkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Halu Oleo.

Kendari, Mei 2019

Yang membuat pernyataan

ANDI SAMSUDIN

A1B1 13 003

ii
3

HALAMAN PERSETUJUAN

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP


KEJENUHAN BELAJAR SISWA SMA MUHAMMADIYAH
KENDARI T.A 2018/2019

Oleh
ANDI SAMSUDIN
A1B1 13 003

Telah disetujui dan diperiksa oleh pembimbing untuk dipresentasikan dihadapan

panitia seminar hasil penelitian pada Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo Kendari.

Kendari, April 2019\

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Sudarmi Suud B,.M.Pd Dra. Waode Suarni, MLIS.,M,Psi


NIP. 19550102 198603 2 001 NIP. 19631110 199003 2 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Bimbingan dan Konselin

Aspin, S.Ag., M.Si


NIP. 19690213 200801 1 006

iii
4

MOTTO DAN PEREMBAHAN

MOTTO

Kegagalan ada bukan untuk ditakuti tetapi untuk dipelajari

“Sesunggunya, hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan

pahala mereka tanpa batas.” (QS. Muhammad : 31)

PERSEMBAHAN

 Karya sederhana ini kupersembahkan untuk kedua orang

tuaku, terima kasih untuk cinta dan kasih sayang serta

kesabaran dan doa yang tidak pernah putus, yang tak akan

mungkin dapat terbalaskan dengan apapun.


 Almamaterku tercinta

ABSTRAK
iv
Andi Samsudin (A1B1 13 003), Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok
Terhadap Kejenuhan Belajar Siswa SMA Muhammadiyah Kendari. Dibimbing
oleh ibu Dra. Sudarmi Suud B,.M.Pd sebagai pembimbing 1, dan ibu Dra. Waode
5

Suarni, MLIS., M.A, Psi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
laayanan bimbingan kelompok terhadap kejenuhan belajar siswa SMA
Muhammadiyah Kendari. Subjek penelitian ini berjumlah 8 orang siswa. Jenis
penelitian ini adalah penelitian pra eksperimen dengan desain one-grup pre-test
dan post-test. Hasil uji hipotesis dengan menggunakan Wilcoxon signed rank
dengan hasil taraf yang signifikan. Layanan bimbingan kelompok berpengaruh
terhadap kejenuhan belajar siswa SMA Muhammadiyah Kendari.

Kata Kunci: kejenuhan belajar, bimbingan kelompok

v
ABSTRACT

Andi Samsudin (A1B1 13 003), Effect of Group Guidance Services to


Students burnout learning of Muhammadiyah High School Kendari. Guided
by Mrs. Dra. Sudarmi Suud B,. M.Pd as 1 st counselor, and Mrs. Dra. Waode
6

Suarni, MLIS., M.A, Psi. This study aims to determine the effect of group
guidance services on learning burnout of Muhammadiyah High School
students in Kendari. The subjects of this study were 8 students. This type of
research is pre-experimental research with one-group design pre-test and post-
test. The results of hypothesis testing using the Wilcoxon signed rank with a
significant level of α (0.30 > 0.12). Then it can be coccluded that group
guidance services affect the learning burnout of Muhammadiyah High School
students in Kendari.
Keywords: burnout learning, skill group guidance services

vi
KATA PENGANTAR
7

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah yang telah

melimpahkan rahmat dan taufik-Nya. sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan Hasil ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpah

kepada Nabi Muhammad Saw, beserta kepada seluruh keluarga dan para

sahabatnya. Banyak pihak yang telah berjasa, baik selama mengikuti kuliah

hingga menyelesaikan studi. untuk itu penulis menyempaikan terima kasih

utamanya kepada kedua orangtua saya ibunda Wa Hiana dan Ayahanda La

Rudi yang telah memberikan kepercayaan penuh kepada saya, memberikan

motivasi, dukungan materi, kasih sayang dan do’a yang mengiringi setiap

langkah saya dalam menempuh pendidikan.

Selanjutnya penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan

kepada Dra. Sudarmi Suud B,.M.Pd dan Dra. Waode Suarni, M.LIS, MA, Psi

yang telah memberikan perbaikan dan arahan dalam penyusunan Hasil ini.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada:

1. Prof. Dr. Muhammad Zamrun F, M.Si.,M.Sc., selaku Rektor

Universitas Halu Oleo yang telah memberikan kondisi yang kondusif

untuk menimba ilmu di Univeritas Halu Oleo.


2. Dr. H. Jamiludin, M. Hum, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Halu Oleo yang telah memberikan izin dan

kesempatan untuk melaksanakan penelitian sampai selesainya Hasil

ini.
3. Aspin S.Ag.,M.Si., selaku KetuaviiJurusan Bimbingan dan Konseling

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidian Universitas Halu Oleo yang


8

telah membantu, memberikan bekal pengetahuan dan mempermudah

dalam segala urusan perkuliahan dan pelaksanaan penelitian hingga

dapat menyelesaikan penyusunan Hasil ini.


4. Albert Tigor Arifyanto S.Pd.,M.Pd., selaku Sekretaris Jurusan

Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Halu Oleo yang telah memberikan pengetahuan dan

mempermudah segala urusan-urusan perkuliahan dan pelaksanaan

penelitian.
5. Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, khususnya dosen

Bimbingan dan Konseling Universitas Halu Oleo yang telah

memberikan bekal dan pengetahuan serta motivasi selama mengikuti

proses perkuliahan.
6. Staf Administrasi Jurusan Bimbingan dan Konseling yang telah

memberikan kelancaran dan kemudahan kepada penulis selama

pengurusan administrasi.
7. H.G. Taslin, B.Sc.,SPd Selaku Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah

Kendari yang telah memberikan izin penelitian.


8. La Ode Sukmar S.Pd Selaku guru Bimbingan dan Konseling di SMA

Muhammadiyah Kendari yang telah meluangkan waktunya untuk

membantu penulis melakukan penelitian.


9. Siswa SMA Muhammadiyah Kendari yang telah meluangkan waktunya

untuk berpartisipasi dalam penelitian


viii
ini.
10. Terima kasih kepada saudara-saudara kandung saya tercinta Herliyanti,

Wa hariana dan Wa Muna.


11. La Ode Zul Fajar S.Pd, Kakanda Dirman S.Pd, La Ode Hamiru S.Pd

Rademan S.Pd, Arman, Dirman, Nursyawal, Budiman, La Ode Alfa,


Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu, penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang setulus-


9

tulusnya, atas segala bantuan yang diberikan sehingga penyusunan

hasil penelitian ini dapat diselesaikan. Akhirnya penulis berharap

semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat. Amin


Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Kendari, Mei 2019

ANDI SAMSUDIN
A1B1 13 003

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN...................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................... iii
MOTTO........................................................................................................ iv
ABSTRAK.................................................................................................... v
ABSTACT...................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR................................................................................... xii
DAFTAR ISI................................................................................................. xiii
DAFTAR BAGAN........................................................................................ ix
DAFTAR TABEL......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................. 5
1.3 Tujuan Penelitian............................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian............................................................. 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA


2.1 Kejenuhan Belajar............................................................. 7
2.1.1 Pengertian Kejenuhan Belajar......................................... 8
2.1.2 Ciri-ciri Kejenuhan Belajar............................................. 9
2.1.3 Faktor-faktor Kejenuhan Belajar ................................... 9
10

2.1.4 Cara Mengatasi Kejenuhan Belajar................................ 11


2.2 Bimbingan Kelompok....................................................... 16
2.2.1 Pengertian Bimbingan Kelompok................................... 16
2.2.2 Manfaat Layanan Bimbingan Kelompok........................ 17
2.2.3 Asas-asas Dalam Bimbingan Kelompok........................ 18
2.2.4 Tahapan-tahapan Bimbingan Kelompok......................... 19
2.2.5 Teknik-teknik Bimbingan Kelompok............................. 20
2.3 Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Dalam............. 22
Mengurangi Kejenuhan Belajar Siswa.............................. 22
2.4 Penelitian Terdahulu.......................................................... 23
2.5 Kerangka Berpikir............................................................. 25
2.6 Hipotesis Penelitian........................................................... 26

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Jenis Penelitian dan Desain Penelitian.............................. 28
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian............................................. 29
3.3 Subjek Penelitian............................................................... 30
3.4 Variabel Peneitian & Defenisi Operasional Variabel......... 30
3.5 Teknik Pengumpulan Data & Instrumen Penelitian.......... 31
3.6 Validitas dan Reliabilitas Instrumen.................................. 32
3.7 Analisis Statistik Inferensial.............................................. 34
3.8 Teknik Analisis Inferensial................................................ 35
3.9 Prosedur Penelitian............................................................ 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Penelitian................................................................... 36
4.4.1 Analisis Deskriptif............................................................ 36
4.4.2 Analisis Inferensial............................................................ 39
4.2 Pembahasan Hasil penelitian............................................... 40
4.3 Keterbatasan Penelitian........................................................ 42
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 44
LAMPIRAN.................................................................................................. 46
11

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Pikir.............................................................................. 25

Bagan 3.1 Bagan Desain Penelitian............................................................... 30


12

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Skor Pre Test Siswa Sebelum Treatment ...................................... 36

Tabel 4.2 Skor Post Test Siswa Setelah Treatment ....................................... 38

Tabel 4.3 Perbandingan Indikator Pre Test dan Post Test ............................. 39
13

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-kisi Angket Kejenuhan Belajar Sebelum Uji Coba............ 47

Lampiran 2 Angket Kejenuhan Belajar Sebelum Uji Coba........................... 48

Lampiran 3 Hasil Perhitungan Uji Validitas Angket...................................... 57

Lampiran 4 Angket Kejenuhan Belajar Valid dari Hasil Uji Validitas.......... 63

Lampiran 5 Hasil Perhitungan Uji Realibilitas Angket................................. 67

Lampiran 6 Tabulasi Data Pre-Test ............................................................... 68

Lampiran 7 Tabulasi Data Post-Test ............................................................. 69

Lampiran 8 Wilcoxon Signed Ranks Test...................................................... 70

Lampiran 9 Satuan Layanan Bimbingan Kelompok...................................... 71

Lampiran 10 Materi Layanan......................................................................... 77


14

Lampiran 11 Gambaran Pelaksanaan Bimbingan Kelompok........................ 82

Lampiran 12 Dokumentasi............................................................................. 85

xiv
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha sadar dan hal yang sangat penting dalam

kehidupan manusia. Melalui pendidikan manusia dapat mengembangkan potensi

yang dimilikinya dan juga bisa menemukan hal-hal baru yang akan dijadikan

pedoman untuk kehidupan kedepanya. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

nasional, dalam amandemen UU No.20 Tahun 2003 yaitu mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung

jawab.

Dalam pendidikan terdapat unsur-unsur yang dapat dijadikan sebagai bahan

acuan bagi pendidik agar proses pembelajaran dapat berjalan secara optimal.

Menurut, Tirtarahardja dan La Sulo (2005:2) unsur-unsur pendidikan meliputi, (1)

subjek yang dibimbing (peserta didik), (2) orang yang membimbing (pendidik),

(3) intersaksi antara peserta didik dan pendidik (interaksi edukatif), (4) kearah

mana bimbingan ditunjukan (tujuan pendidikan), (5) pengaruh yang diberikan

dalam bimbingan (materi pendidikan), (6) cara yang digunakan dalam bimbingan

(alat dan metode), (7) tempat dimana peristiwa bimbingan berlangsung

(lingkungan pendidikan).

1
2

Pada hakekatnya pembelajaran adalah konsep dari dua dimensi kegiatan

yaitu belajar dan mengajar. Hal utama yang harus dilakukan oleh guru untuk dapat

mencapai pendidikan adalah, semaksimal mungkin mampu menciptakan suasana

kondusif dalam proses belajar mengajar. Dan adanya rencana dan arahan pada

pencapaian tujuan atau penguasan sejumlah kompetensi dan indikator sebagai

gambaran hasil belajar.

Proses pembelajaran pada umumnya tidak terlepas dari unsur subjek atau

pihak-pihak sebagai aktor penting. Muhadjir (dalam Siswoyo, 2011:95)

menyebutkan aktor-aktor penting itu sebagai subjek penerima disatu pihak ada

subjek pemberi dipihak yang lain dalam suatu interaksi pendidikan. Berdasarkan

pemaparan diatas maka subjek pemberi dalam konteks ini adalah guru dan subjek

penerima adalah siswa. Dalam proses pembelajaran juga tidak selamanya berjalan

dengan baik. Siswa seringkali mengalami hambatan-hambatan dalam belajar salah

satunya adalah yakni kejenuhan (burnout) belajar.

Banyaknya aktifitas dan kegiatan sekolah, serta tuntutan-tuntutan yang harus

dilakukan oleh siswa dapat menyebabkan gejala-gejala seperti siswa merasa

kelelahan pada seluruh bagian indera, dan kurang bersemangat dalam mengikuti

kegiatan belajar mengajar, timbul rasa bosan, kurang motivasi, kurang perhatian,

kurangnya minat dalam belajar. Sesuai dengan penelitian Walker (dalam Nasution,

2007:6) terhadap 60 orang remaja membuktikan bahwa penyebab utama

ketegangan dan masalah yang ada pada remaja berasal dari hubungan dengan

teman dan keluarga, tekanan dan harapan dari mereka sendiri dan orang lain, serta

tekanan sekolah oleh guru dan pekerjaan rumah.


3

Kejenuhan tidak semata-mata disebabkan oleh kegiatan yang dilakukan

siswa tetapi metode guru juga sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar.

Guru yang hanya menggunakan metode ceramah atau mengajar yang sifatnya

monoton dapat menyebabkan jenuh pada diri siswa.

Secara harfiah arti kejenuhan ialah padat atau penuh sehingga tidak mampu

lagi memuat apapun. Seorang siswa yang sedang dalam keadaan jenuh sistem

akalnya tak dapat bekerja sebagaimana yang diharapkan dalam memproses item-

item informasi atau pengalaman baru, sehingga kemajuan belajarnya seakan-akan

“jalan di tempat”. Bila kemajuan belajar yang jalan di tempat ini kita gambarkan

dalam bentuk kurva, yang akan tampak adalah garis mendatar yang lazim disebut

plateau (Syah, 2014:162).

Menurut Maslach dan Leiter (1997) kejenuhan (burnout) adalah sindrom

psikologis ditandai dengan kelelahan, sinisme dan ketidakberhasilan. Kejenuhan

merupakan hasil dari tekanan emosional yang konstan dan berulang, yang

diasosiasikan dengan keterlibatan yang intensif dalam hubungan antarpersonal

untuk jangka waktu yang lama.

Seperti halnya yang terjadi di SMA Muhammadiyah Kendari. Dari hasil

wawancara dengan guru BK pada tanggal 9 januari tahun 2018 diketahui bahwa

terdapat beberapa siswa yang mengalami masalah kejenuhan belajar. Hal ini

ditandai dengan adanya beberapa siswa yang bolos, keluar masuk kelas saat jam

pelajaran berlangsung dan tidak memperhatikan guru pada saat menjelaskan

materi pelajaran. Dari hasil tersebut ada indikasi kejenuhan. Penanganan dari

masalah tersebut telah dilakukan oleh guru BK yang bekerjasama dengan wali
4

kelas dengan memberikan teguran dan wejangan tetapi tidak berhasil. Dari uraian

tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa siswa-siswa masih mengalami

kejenuhan belajar untuk itu perlu diberikan penanganan khusus.

Upaya untuk mengatasi kejenuhan belajar siswa di SMA Muhammadiyah

Kendari akan diberikan salahsatu layanan bimbingan konseling yaitu layanan

bimbingan kelompok, dimana dalam kegiatan tersebut terdapat aktifitas kelompok

untuk memberikan informasi dan membahas masalah-masalah belajar, sosial,

pribadi dan karir secara bersama-sama. Dengan layanan bimbingan kelompok

dapat merangsang pemikiran siswa dengan diskusi bersama, dapat meningkatkan

kemampuan kemandirian dan tanggung jawab, belajar keterampilan yang efektif,

membuat perencanaan khusus untuk merubah tingkah laku tertentu dengan

kesadaran diri sendiri sungguh-sungguh untuk sepenuhnya menjalankan rencana

itu dan menemukan berbagai kemungkinan cara menghadapi persoalan-persoalan

dan upaya mengentaskan konflik-konflik tertentu (Folastri dan Rangka, 2016:18).

Layanan bimbingan kelompok merupakan suatu layanan atau cara

memberikan bantuan (bimbingan) kepada individu/klien (siswa) melalaui kegiatan

kelompok. Dalam layanan bimbingan kelompok aktifitas dan dinamika kelompok

harus diwujudkan untuk membahas berbagai hal yang berguna bagi

pengembangan atau pemecahan masalah individu (siswa) yang menjadi peserta

layanan. Dalaam layanan bimbingan kelompok dibahas topik-topik umum yang

menjadi kepedulian bersama dalam anggota kelompok. Masalah yang menjadi

topik pembicaraan dalam layanan bimbingan kelompok, dibahas melalui suasana

dinamika kelompok secara intens dan konstruktif, diikuti oleh semua anggota
5

kelompok dibawah bimbingan pimpinan kelompok (pembimbing atau konselor)

(Tohirin, 2007:170).

Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian

tentang “Pengaruh layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Kejenuhan Belajar di

SMA Muhammadiyah Kendari Tahun Ajaran 2018/2019”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis merumuskan permasalah

sebagai berikut: Apakah pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dapat

mengurangi kejenuhan belajar siswa SMA Muhammadiyah Kendari Kelas XI IPS

Tahun Ajaran 2018/2019 ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk Mengetahui

Pengaruh Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Kejenuhan

Belajar Siswa di SMA Muhammadiyah Kendari.

1.4 Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat yaitu.

1. Manfaat secara teoritis


a) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan keilmuan bagi

guru bimbingan dan konseling dan dapat memperkaya hasil penelitian

yang telah ada


b) Sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya yang berhubungan

dengan kejenuhan belajar siswa.

2. Manfaat secara praktis


a) Untuk Sekolah
6

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan sebagai pertimbangan untuk

memotivasi guru bimbingan dan konseling agar lebih menerapkan

bimbingan kelompok. sehingga menghasilkan siswa yang cerdas dalam

menangani masalah kejenuhan belajar di sekolah maupun di rumah.


b) Untuk Guru Bimbingan dan Konseling
Dari penelitian ini guru bimbingan dan konseling dapat mengambil

manfaat untuk dijadikan salah satu layanan yang secara efektif dapat

mengurangi kejenuhan belajar siswa


c) Untuk Siswa
Melalui bimbingan kelompok ini siswa dapat mengambil manfaat

terhadap kejenuhan belajar siswa agar dapat memperoleh prestasi yang

lebih baik.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kejenuhan Belajar

2.1.1 Pengertian Kejenuhan Belajar


7

Menurut Maslach dan Leiter (1997) kejenuhan (burnout) adalah sindrom

psikologis ditandai dengan kelelahan, sinisme, dan ketidakberhasilan. Sementara

Silvar (2001:22) menjelaskan kejenuhan belajar merupakan suatu kondisi peserta

didik mengalami keletihan fisik, emosional, dan mental akibat intesintas yang

lama terhadap tuntutan akademis.

Rebber (Syah 2014:188) menjelaskan kejenuhan belajar adalah rentang

waktu tertentu yang digunakan untuk belajar, tetapi tidak mendatangkan hasil.

Seorang siswa yang mengalami kejenuhan belajar seakan-akan pengetahuan dan

kecakapan yang diperoleh dari belajar tidak ada kemajuan. Tidak adanya

kemajuan hasil belajar pada umumnya tidak berlangsung selamanya, tetapi dalam

waktu tertentu saja, misalnya seminggu. Namun, tidak sedikit siswa yang

mengalami rentang waktu yang membawa kejenuhan itu berkali-kali dalam satu

periode belajar tertentu.

Sedangkan menurut Hakim (2000:62) kejenuhan belajar adalah suatu

kondisi mental seseorang saat mengalami rasa bosan dan lelah yang amat sangat

sehingga mengakibatkan timbulnya rasa enggan, lesu tidak bersemangat

melakukan aktivitas belajar.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa

kejenuhan belajar merupakan suatu kondisi emosional saat mengalami rasa bosan

dan lelah sebagai tuntutan pekerjaan akademik yang meningkat sehingga


7
mengakibatkan rasa enggan dalam melakukan aktivitas belajar.

2.1.2 Ciri-ciri Kejenuhan Belajar

Maslach (1998:69) menjelaskan kejenuhan mempunyai ciri-


8

ciri atau gejala psikologis berikut.

a. Kelelahan emosional yaitu individu akan merasakan lelah

yang berlebihan baik secara emosional dan fisik. Individu

merasa kosong, kehabisan energi, dan tidak mampu untuk

melepaskan kelelahannya serta tidak berdaya dalam belajar.

Kelelahan ini merupakan reaksi pertama dari stres karena

tuntutan pelajaran. ditunjukkan dengan merasa gagal dalam

belajar, mudah marah dan benci, merasa bersalah dan

menyalahkan, merasa lelah dan letih setiap hari.


b. Sinis atau depersonalisasi yaitu usaha individu untuk

melindungi diri dari kelelahan dan kekecewaan. Individu

merasa nyaman dengan bersikap acuh tak acuh, dan merasa

tidak ada manfaat dari belajar. Ditunjukkan dengan enggan

terlibat aktif dalam kegiatan belajar, kehilangan minat dan

antusias untuk belajar, merasa terbebani dengan banyak

tugas belajar.
c. Menurunnya keyakinan akademis yaitu kehilangan semangat

belajar, mudah menyerah dan merasa tidak kompeten, tidak

percaya diri, dan motivasi rendah dalam belajar.

Syah (2014:163) menjelaskan kejenuhan belajar memiliki ciri-ciri atau

gejala-gejala sebagai berikut:

a. Merasa seakan-akan pengetahuan dan kecakapan yang diperoleh dari proses

belajar tidak ada kemeajuan. Siswa yang mulai memasuki mulai kejenuhan

dalam belajarnya merasa seakan-akan pengetahuan dan kecakapan yang


9

diperolehnya dalam belajar tidak meningkat, sihingga siswa merasa sia-sia

dengan waktu belajarnya.


b. Sistem akalnya tidak dapat bekerja sebagai mana yang diharapkan dalam

memproses informasi atau pengalaman, sehingga mengalami stagnan dalam

kemajuan belajarnya. Seorang siswa yang sedang dalam keadaan jenuh, sistem

akalnya tidak dapat bekerja sebagaimana yang diharapkan dalam memproses

berbagai informasi yang diterima atau pengalaman baru didapatnya.


c. Kehilangan motivasi dan konsolidasi. Siswa dalam keadaan jenuh merasa

bahwa dirinya tidak lagi mempunyai motivasi yang dapat membuatnya

bersemangat untuk meningkatkan pemahamanya terhadap pelajaran yang

diterimanya atau dipelajarinya.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kejenuhan

belajar memiliki ciri menunjukan adanya kelelahan emosioanl, fisik dan mental.

2.1.3 Faktor-faktor Kejenuhan Belajar

Maslach dan Leiter (1997:26) mengatakan faktor-faktor kejenuhan

(burnout) sebagai berikut:

a. Kelebihan beban pekerjaan oleh individu.


b. Kurang adanya kontrol atas pekerjaan yang dilakukan oleh individu.
c. Kurang adanya penghargaan atas kontribusi pekerjaan yang telah dilakukan

oleh individu.
d. Kurang adanya keadilan.
e. Kurang adanya dukungan dari lingkungan kerja atau perpecahan.
f. Terdapat kesenjangan nilai dan norma yang berlaku dilingkungan kerja dengan

prinsip yang dimiliki oleh individu.

Silvar (2001:22) menjelaskan bahwa terdapat enam faktor yang menjadi

penyebab terjadinya kejenuhan belajar pada siswa. Adapun ke enam faktor

tersebut adalah mencakup.


10

a. Tuntutan tugas dari sekolah yang terlalu banyak sehingga siswa sering merasa

terbebani.
b. Metode pembelajaran yang tidak kreatif dan partisipasi siswa yang terbatas

sehingga membuat siswa cepat jenuh.


c. Kurangnya pemberian pujian atau penghargaan untuk pekerjaan yang

dilakukan dengan baik. Pujian dan penghargaan sangat penting untuk motivasi

dan kemajuan bagi siswa.


d. Hubungan interpersonal kurang terjalin dengan baik, antara guru dan siswa

maupun antara siswa dan siswa.


e. Harapan atau tuntutan yang tinggi dari keluarga, banyak siswa hidup dalam

ketakutan kegagalan, dan kritik dari kurangnya keberhasilan.


f. Adanya kesenjangan antara nilai dan norma yang ada disekolah dengan aturan

yang ada dirumah.

Faktor penyebab kejenuhan belajar siswa menurut Syah (2014:163) adalah

sebagai berikut.

a. Terlalu lama waktu untuk belajar tanpa atau kurang istrahat. Belajar secara

rutin atau monoton tanpa variasi.


b. Lingkungan belajar yang buruk atau tidak mendukung. Lingkungan yang

mendukung dapat meningkatkan motivasi belajar begitu pula dengan

lingkunga yang kurang mendukung dapat menyebabkan kejenuhan belajar.


c. Konflik. Adanya konflik dalam lingkungan belajar anak baik itu konflik

dengan guru atau teman.


d. Tidak adanya umpan balik positif terhadap belajar. Gaya belajar yang

berpusat pada guru atau siswa tidak diberi kesempatan dan menjelaskan maka

siswa dapat merasa jenuh.


e. Mengerjakan sesuatu karena terpaksa. Tidak adanya minat siswa dalam belajar

dapat menyebabkan kejenuhan belajar.


11

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-

faktor kejenuhan belajar adalah adanya kelebihan pekerjaan/tugas yang berlebih

dari individu dan kurangnya pemberian penghargaan atas pekerjaan yang telah

dilakukan dengan baik.

2.1.4 Cara Mengatasi Kejenuhan Belajar

Kejenuhan belajar adalah suatu masalah yang sering dialami oleh siswa.

Apabila masalah tersebut tidak diatasi secepatnya maka akan berdampak buruk

pada prestasi belajarnya. Untuk mengatasi kejenuhan belajar dapat dilakukan

dengan berbagai cara yakni, teknik self regulated learning, terapi tawa dan

bimbingan kelompok.

a. Teknik Self-Regulated Learning

Self-regulated learning adalah individu yang mampu menentukan tujuan dan

menggunakan strategi yang tepat untuk mencapai tujuan belajar. Self-regulated

learning merupakan dasar kesuksesan belajar, problem solving, transfer belajar,

dan kesuksesan belajar secara umum.

Salah satu teknik bimbingan dan konseling yang dapat diterapkan adalah

berbasis self-regulated learning dengan tahapan-tahapan; tahapan informasi dan

indentifikasi, tahapan eksplorasi kebutuhan dan persepsi terhadap belajar, tahapan

strategi self-regulated learning yang aktif-konstruktif, tahapan strategi self-

regulated learning dengan; monitoring, regulasi dan kontrol kognisi, motivasi,

perilaku dan karakter lingkungan, tahapan evaluasi dan menetapkan langkah dan

rencana perubahan pola belajar.


12

Pemberian teknik self-regulated learning terbukti efektif dalam mereduksi

kejenuhan belajar. Hal ini terbukti dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Muna (2013) tentang efektifitas teknik self regulated learning dalam mereduksi

tingkat kejenuhan belajar siswa.

b. Terapi Tawa

Terapi tawa adalah suatu kegiatan yang mirip dengan yoga tradisional yakni

suatu latihan yang menggabungkan pernapasan, yoga, dan teknik peregangan

bersama dengan tertawa. Terapi ini akan merangsang otak untuk menimbulkan

keharmonisan dalam tubuh. Selama mengalami gerakan harmonis ini, pikiran dan

tubuh selaras sempurna, kesadaran diri, perasaan-perasaan negatif, kecemasan dan

keresahan menghilang yang akan menentang makna pribadi, memotivasi secara

instrinsik dan menghasilkan kepuasan total sehingga efektif dalam mengatasi

kejenuhan belajar.

Pemberian terapi tawa efektif menurunkan tingkat kejenuhan terbukti

dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Suwidagdho (2016) tentang

efektifitas terapi tawa untuk menurunkan tingkat kejenuhan belajar siswa.

c. Bimbingan Kelompok

Layanan bimbingan kelompok merupakan layanan bimbingan yang

dilaksanakan dalam suasana kelompok dengan memanfaatkan dinamika kelompok

untuk mengembangkan potensi peserta didik sehingga mampu untuk membuat

keputusan yang tepat dalam menyelesaikan masalahnya. Dalam pelaksanaan

bimbingan kelompok hendaknya konselor membuat perencanaan sebelum

memberikan layanan untuk mencapai tujuan yang maksimal.


13

Pemberian bimbingan kelompok efektif menurunkan kejenuhan belajar

siswa. Terbukti dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Miranda (2017).

Tentang pengaruh layanan bimbingan kelompok teknik probem solving untuk

mengurangi kejenuhan belajar siswa. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa

layanan bimbingan kelompok merupakan suatu alternatif yang efektif dalam

mengurangi kejenuhan belajar siswa.

Selain itu ada beberapa teori yang menjelaskan tentang cara mengatasi

kejenuhan belajar.

Menurut Maslach, Schaufeli dan Leiter (2001:397-422) kiat-kiat untuk

mengatasi kejenuhan belajar yaitu.

a. Changing the Individual (Mengubah individu), yaitu intervensi pendidikan

untuk menambah kapasitas individu ditempat kerja. Sehingga dapat

mengurangi level burnout. Training merupakan salah satu cara untuk

meningkatkan kapasitas individu. Mengubah individu paling tepat yaitu

individu tersebut melakukan coping pada dirinya. Kedua menerapkan

pengetahuan baru ditempat kerja dapat menjadi tantangan karena orang

bekerja dengan berbagai kendala. Peran individu ditempat kerja mengharuskan

berperilaku dengan cara sesuai prosedur organisasi yang telah ditetapkan.

Rekan kerja ditunjuk sesuai dengan fungsi pekerjaan individu. Dengan

demikian jika ada perubahan yang signifikan dengan cara kerja maka perlu

adanya pemahaman tentang konsekuensi perubahan organisasi tersebut.

Berbagai macam cara yaitu, pelatihan terhadap stress, relaksasi, manajemen


14

waktu, pelatihan dalam keterampilan interpersonal dan sosial, team building,

manajemen tuntutan profesioanal, dan meditasi.


b. Changing the Organization (mengubah organisasi), yaitu menggabungkan

intervensi pada manajerial pendidikan yang dijelaskan untuk mengubah

individu. Pekerja dapat mentolelir beban kerja yang besar jika dihargai dalam

pekerjaanya sesuai dengan usaha yang pekerja lakukan. Kegiatan atau

program yang dibuat oleh perusahan untuk menanggulangi masalah burnout

sperti kegiatan refreshing untuk seluruh pekerja untuk seluruh pekerja,

melakukan rotasi kerja dalam segala bentuk keputusan dalam pembuatan

program tersebut untuk mengurangi atau menanggulangi masalah burnout

yang disebabkan oleh faktor pekerjaan. Salah satu keuntungan pendekatan

intervensi gabungan dari manajerial dengan pendidikan yaitu cenderung

menekankan membangun keterlibatan dengan pekerjaan. Keterlibatan ini

memungkinkan pekerja lebih dekat dengan misi organisasi terutama aspek-

aspek yang berkaitan kualitas kerja dengan organisasi. Sebuah lingkungan

kerja yang dirancang untuk mendukung pekerkembang energi yang positif,

semangat, keterlibatan, dedikasi dan efektifitas produktifitas pekerja.

Syah (2006:166) kiat-kiat atau cara untuk mengatasi kejenuhan belajar

adalah sebagai berikut:

a. Melakukan istrahat dan mengonsumsi makanan dan minuman yang bergizi

dan takaran yang cukup banyak.


b. Pengubahan atau penjadwalan kembali jam-jam dan hari-hari belajar yang

dianggap lebih memungkinkan siswa belajar lebih giat.


c. Pengubahan atau penataan kembali lingkungan belajar siswa yang meliputi

pengubahan posisi meja tulis, lemari, rak buku, alat-alat perlengkapan belajar
15

dan sebagainya sampai memungkinkan siswa merasa berada disebuah kamar

baru yang lebih menyenangkan untuk belajar.


d. Memberikan motivasi dam stimulasi baru agar siswa merasa terdorong untuk

belajar lebih giat daripada sebelumnya.


e. Siswa harus berbuat nyata (tidak menyerah atau tinggal diam) dengan cara

mencoba belajar dan belajar lagi.


Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat dapat disimpulkan bahwa

kejenuhan belajar dapat diatasi dengan mengubah individu dan mengubah

organisasi.

2.2 Bimbingan Kelompok

2.2.1 Pengertian Bimbingan Kelompok

Menurut Prayitno (2004) menjelaskan bimbingan kelompok yaitu suatu

kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika

kelompok. Artinya, semua peserta dalam kegiatan kelompok saling berinteraksi

bebas mengemukakan pendapat, menanggapi, dan saling memberi saran satu sama

lain.

Menurut Sulistyarini dan Jauhar (2014: 169-170), layanan bimbingan

kelompok yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan sejumlah

peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok untuk untuk

memperoleh berbagai bahan baru dan narasumber tertentu, (guru, pembimbing,

atau konselor) dan/atau membahas secara bersama-sama pokok bahasan (topik)

tertentu yang berguna untuk menunjang pemahaman dan kehidupan sehari-hari

dan/atau untuk perkembangan dirinya baik sebagai individu maupun sebagai


16

pelajar, dan untuk pertimbangan dan pengambilan keputusan dan atau/atau

tindakan tertentu.

Nurihsan (2006: 23) menjelaskan bimbingan kelompok merupakan bantuan

terhadap individu yang dilaksanakan dalam situasi kelompok. Bimbingan

kelompok dapat berupa penyampaian informasi ataupun aktifitas kelompok

membahas masalah-masalah belajar, karir, pribadi dan sosial.

Berdasarkan defenisi bimbingan kelompok dari pendapat para ahli di atas

dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok adalah salah satu layanan

dalam bimbingan konseling untuk membantu peserta didik yang dilaksanakan

dalam situasi kelompok guna membahas permasalahan atau penyampaian

informasi yang terkait dengan belajar, karir, pribadi dan sosial.

2.2.2 Manfaat Layanan Bimbingan Kelompok

Elida P (Folastri dan Rangka, 2016:18) menjelaskan beberapa keuntungan

atau manfaat yang dapat dicapai anggota kelompok dalam melaksanakan

bimbingan dan konseling kelompok sebagai berikut.

a. Sebagai wahana untuk menolong orang merubah sikap, keyakinan, perasaan

anggota kelompok tentang diri mereka sendiri dan orang lain, serta tingkah

laku secara keseluruhan.


b. Anggota kelompok dapat belajar dengan gaya mereka dalam berhubungan

dengan orang lain dan belajar keterampilan dalam membina keakraban yang

efektif dengan orang lain.


c. Anggota kelompok dapat mendiskusikan persepsi atau pendapat mereka satu

sama lain dan mau menerima masukan-masukan yang berharga tentang

bagaimana mereka seharusnya diterima dalam kelompok.


17

d. Anggota kelompok dimungkinkan bertualang kedalam dunia keseharian para

anggota kelompok dengan berbagai cara khususnya jika mereka berbeda

minat, umur, perhatian, latar belakang, status sosial-ekonomi dan tipe masalah.
e. Anggota kelompok memperoleh masukan tentang dirinya sendiri sehingga

memahami diri sendiri dengan pandangan orang lain. Hal itu disebabkan

bimbingan kelompok memiliki kelebihan yang hebat yaitu memberikan

masukan yang kaya untuk anggota kelompok, sehingga individu dapat melihat

diri mereka sendiri melalui pandangan orang banyak.


f. Anggota kelompok memperoleh pemahaman dan sokongan dari anggota

kelompok untuk menjelajahi permasalahan yang dimunculkan dalam

kelompok.
g. Anggota kelompok memperoleh perasaan memiliki (sense of belonging)

kelompok dan dengan interaksi yang akrab yang makin berkembang dalam

situasi kelompok maka mereka belajar cara berinteraksi yang penuh

keakraban, memelihara hubungan positif dan cara memberikan sokongan.

2.2.3 Asas dalam Bimbingan Kelompok

Munro, Manthei, dan Small (dalam Prayitno (2004:13) menjelaskan asas-

asas bimbingan kelompok adalah sebagai berikut.

a. Kerahasian
Segala sesuatu yang dibahas dan muncul dalam kegiatan kelompok

hendaknya menjadi rahasia kelompok yang boleh hanya diketahui oleh

anggota kelompok dan tidak disebarluaskan ke luar kelompok. seluruh

anggota kelompok hendaknya menyadari benar hal ini dan bertekad untuk

melaksanakanya. Aplikasi asas kerahasiaan lebih dirasakan pentingnya dalam

bimbingan kelompok mengingat pokok bahsan adalah masalah pribadi yang


18

dialami anggota kelompok. Disini posisi asas kerahasian sama posisinya

seperti dalam layanan konseling perorangan. Pimpinan kelompok dengan

sungguh-sungguh hendaknya memantapkan asas ini sehingga seluruh anggota

kelompok berkomitmen penuh untuk melaksanakanya.


b. Kesukarelaan
Kesukarelaan anggota kelompok dimulai sejak awal rencana

pembentukan kelompok oleh konselor (pemimpin kelompok). Kesukarelaan

terus-menerus dibina melalui upaya pemimpin kelompok mengembangkan

syarat-syarat kelompok yang efektif dan perstrukturan tentang layanan

bimbingan kelompok. dengan kesukarelaan itu anggota kelompok akan

mewujudkan peran aktif diri mereka masing-masing untuk mencapai tujuan

layanan.
c. Asas kenormatifan
Asas kenormatifan dipraktikan berkenaan dengan cara-cara

berkomunikasi dan bertatakrama dalam kegiatan kelompok, dan dalam

mengemas isi bahasan.

2.2.4 Tahapan-tahapan Layanan Bimbingan kelompok

Prayitno (2004: 18-19), tahap-tahap pelaksanaan layanan bimbinga

kelompok melalui empat tahap, yaitu:


a. Tahap pembentukan, yaitu tahapan untuk untuk membentuk sejumlah individu

menjadi satu kelompok yang siap mengembangkan dinamika kelompok dalam

mencapai tujuan bersama. Tujuan tahap pembentukan ini yaitu: (1) anggota

memahami pengertian dalam kegiatan kelompok dalam rangka bimbinan

kelompok, (2) tumbuhnya suasana kelompok, (3) tumbuhnya minat anggota

kelompok untuk mengikuti kegiatan kelompok, (4) tumbuhnya saling

mengenal, percaya, menerima, dan membantu di antara para anggota, (5)


19

tumbuhnya suasana bebas dan terbuka, dan (6) dimulainya pembahasan

tentang tingkah laku dan perasaan dalam kelompok.


b. Tahap peralihan, yaitu tahapan untuk mengalihkan kegiatan awal kelompok ke

kegiatan berikutnya yang lebih terarah pada pencapaian tujuan kelompok.

Tujuan tahap peralihan ini yaitu: (1) terbebaskanya anggota kelompok dari

perasaan atau sikap enggan, ragu, malu atau saling tidak percaya untuk

memasuki tahap berikutnya, (2) makin mantapnya suasana kelompok dan

kebersamaan, dan (3) makin mantapnya minat untuk ikut serta dalam kegiatan

kelompok.
c. Tahap kegiatan, yaitu tahapan “kegiatan inti” untuk membahas topik-topik

tertentu.
d. Tahap pengakhiran, yaitu tahapan akhir kegiatan untuk melihat kembali apa

yang sudah dilakukan dan dicapai oleh kelompok, serta merencanakan

kegiatan selanjutnya.

2.2.5 Teknik-teknik dalam Layanan Bimbingan Kelompok

Prayitno (2004:27) menjelaskan bahwa bimbingan kelompok terdiri dari dua

teknik kegiatan, yakni teknik umum (pengembangan dinamika kelompok) dan

permainan kelompok.

a. Teknik Umum: Pengembangan Dinamika Kelompok


Secara umum, teknik-teknik yang digunakan oleh pemimpin kelompok

dalam menyelenggarakan layanan bimbingan kelompok mengacu kepada

berkembangnya dinamika kelompok yang diikuti oleh seluruh anggota

kelompok, dalam rangka mencapai tujuan layanan.

Teknik-teknik ini secara garis besar meliputi:

1) Komunikasi multiarah secara efektif, dinamis dan terbuka.


20

2) Pemberian rangsangan untuk menimbulkan inisiatif dalam pembahasan,

diskusi, analisis, pengembangan argumentasi.


3) Dorongan minimal untuk memantapkan respon dan aktivitas anggota

kelompok.
4) Penjelasan, pendalaman, dan pemberian contoh untuk lebih memantapkan

analisis, argumentasi, dan pembahasan.


5) Pelatihan untuk membentuk pola tingkah laku yang dikehendaki.
Teknik tersebut diawali dengan penstrukturan untuk memberikan

penjelasan dan pengarahan pendahuluan tentang layanan bimbingan kelompok.

dalam pada itu, berbagai kegiatan selingan ataupun permainan dapat

diselenggarakan untuk memperkuat “jiwa” kelompok, memantapkan

pembahasan, dan/atau relaksasi. Sebagai penutup, kegiatan pengakhiran

dilaksanakan. Segenap teknik tersebut diterapkan oleh pemimpin kelompok

secara tepat waktu, tepat isi, tepat sasaran, dan tepat cara, sehingga pemimpin

tampil berwibawa, bijaksana, bersemangat dan aktif, berwawasan luas, dan

terampil.
b. Permainan Kelompok
Dalam penyelenggaran bimbingan kelompok seringkali dilakukan

permainan kelompok, baik sebagai selingan maupun sebagai wahana yang

membuat materi pembinaan tertentu. Permaianan kelompok yang efektif

bercirikan (1) sederhana, (2) menggembirakan, (3) menimbulkan suasana

relasx, (4) meningkatkan keakraban, dan (5) diikuti oleh semua anggota

kelompok. Jenis permainan adalah sebagai berikut.


1) “Rangkaian Nama”
2) “Kata Kalimat” atau Kalimat Bengkak”
3) “Tiga Dot”
4) “Si Kembar: Ana dan Ani”
5) “Kebun Binatang” atau Taman Bunga”
6) “Bisik Berantai”
7) “Mengapa-Karena”
21

Permaianan kelompok yang bersifat kreatif dapat dikembangkan oleh

pemimpin kelompok, dan juga oleh para anggota kelompok.

2.3 Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Kejenuhan Belajar

Siswa

Kejenuhan belajar merupakan hal yang dapat terjadi pada diri individu

siswa, reaksi kejenuhan belajar pada diri siswa ini bisa berlangsung singkat,

ataupun sebaliknya. Siswa yang sedang mengalami kejenuhan, kecenderunganya

tidak dapat bekerja ataupun belajar sebagaimana yang diharapkan dalam

memproses informasi atau pengalaman baru, sehingga kemajuan belajarnya

seakan-akan tidak ada perkembangan. Kejenuhan belajar adalah masalah yang

banyak dialami oleh para siswa, jika tidak ditangani dengan baik maka juga akan

berpengaruh terhadap penurunan prestasi belajar dan ilmu yang diserap oleh

siswa.

Dari sembilan macam layanan dalam bimbingan dan konseling, salah satu

layanan yang dapat diterapkan dalam mengurangi kejenuhan belajar siswa adalah

layanan bimbingan kelompok. Selain menambah wawasan dan pemahaman dalam

proses pemberian layanan, siswa juga dapat menerima masukan-masukan dari

anggota kelompok lainya terkait dengan permasalahan yang dialami oleh siswa itu

sendiri sehingga mampu menyimpulkan masukan-masukan tersebut dengan

bantuan guru bimbingan dan konseling atau konselor. Dan juga adanya layanan

bimbingan kelompok ini siswa dapat berjiwa sosialis dan tidak malu

menyampaikan pendapatnya di depan guru maupun didepan teman-temanya.

2.4 Penelitian Terdahulu


22

Adapun penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah

penelitian yang pernah dilakukan oleh beberapa peneliti sebagai berikut:

a. Penelitian yang dilakukan oleh Agustin (2008) tentang model konseling

kognitif-perilaku untuk menangani kejenuhan belajar mahasiswa. Hasil

penelitian menunjukan model konseling kognitif-perilaku terbukti efektif

menurunkan hampir semua indikator kejenuhan belajar berkurang secara

signifikan setelah menggunakan pendekatan konseling kognitif-perilaku.


Persamaan yang dilakukan Agustin dan penelitian ini adalah pada

masalah yang diatasi yaitu kejenuhan belajar. Sedangkan letak perbedaanya

adalah penggunaan layanan, lokasi penelitian dan jenjang pendidikan.

Layanan yang digunakan oleh Agustin adalah konseling kognitif perilaku,

sedangkan penelitian ini menggunakan layanan bimbingan kelompok.


b. Penelitian yang dilakukan oleh Muna (2013) tentang efektifitas teknik self-

regulated learning dalam mereduksi tingkat kejenuhan belajar siswa SMA

Cendekia Sekar Kemuning Cirebon. Hasil penelitian menunjukan bahwa

teknik self regulation learning dapat mereduksi tingkat kejenuhan belajar

siswa.
Persamaan yang dilakukan oleh Naelia dan penelitian ini adalah pada

masalah yang diatasi yaitu kejenuhan belajar dan jenjang pendidikanya.

Sedangkan letak perbedaanya adalah lokasi penelitian. Layanan yang

digunakan oleh Naelia adalah teknik self regulation sedangkan penelitian ini

menggunakan layanan bimbingan kelompok.


c. Penelitian yang dilakukan oleh Sedayana, Ratna dan Sulastri, (2014) tentang

penerapan konseling kelompok dengan permainan tiga dot untuk

meminimalisasi kejenuhan belajar pada siswa kelas XI IPS di SMA


23

Bhaktiyasa Singaraja. Hasil penelitian mereka menunjukan bahwa penerepan

konseling kelompok dengan permainan tiga dot dapat meminimalissasi

kejenuhan belajar siswa.


Persamaan yang dilakukan oleh Sedayana Ratna dan Sulastri, dengan

penelitian ini adalah pada masalah yang ingin dicapai yaitu kejenuhan belajar

dan jenjang pendidikanya. Sedangkan letak perbedaanya adalah lokasi

penelitian, teknik yang digunakan dan dan jenis layanan. Layanan yang

digunakan oleh Sedayana, Ratna dan Sulastri, menggunakan layanan

konseling kelompok sedangkan penelitian ini menggunakan layanan

bimbingan kelompok.

2.5 Kerangka Berfikir

Kejenuhan belajar dapat terjadi karena beberapa hal yang melatarbelakangi.

Dengan adanya proses belajar yang terus-menerus dilakukan para siswa serta

tekanan-tekanan, baik dalam diri maupun lingkungannya untuk mencapai prestasi

belajar yang semaksimal mungkin dapat membawa siswa pada batas kemampuan

jasmaniahnya. Pada akhirnya siswa mengalami kelelahan emosi, fisik, kognitif

maupun kehilangan motivasi. Jika hal tersebut tidak ditangani, maka akan

berdampak pada prestasi belajarnya. Strategi yang akan digunakan dalam

menangani kejenuhan belajar adalah bimbingan kelompok.

Melalui layanan bimbingan kelompok siswa mampu memahami penyebab

dari masalah yang dialami dan dapat mengetahui cara pengentasan dari masalah

tersebut. Dimana melalui bimbingan kelompok siswa diberikan kesempatan untuk

mengemukakan pendapat, dan perasaanya secara bebas. Atas dasar itu, melalui
24

pemberian bimbingan kelompok diasumsikan dapat mengatasi kejenuhan belajar

sehingga siswa tidak jenuh dalam belajar.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam skema kerangka pikir sebagai

berikut :

Skema 2.1

Kerangka Pikir

Kejenuhan Belajar Bimbingan Kelompok Ketidak Jenuhan Belajar

Treatment

2.6 Hipotesis Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pemikiran maka hipotesis

dalam penelitian ini adalah “layanan bimbingan kelompok dapat mengurangi

kejenuhan belajar siswa di SMA Muhammadiyah Kendari”.


25
26

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian

3.1.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan

metode praeksperimen. Praeksperimen merupakan susunan

desain penelitian yang dilakukan dengan jalan memberikan

perlakuan kepada subjek tanpa adanya kelompok kontrol

(Latipun, 2002:68). Olehnya itu bentuk desain praeksperimen

yang digunakan adalah one group pretest and posttest design.

3.1.2 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain pre-experimental

designs dengan jenis one group pretest-posttest design. One

group pretest-posttest design merupakan desain eksperimen

yang hanya menggunakan satu kelompok subjek (kasus tunggal)

dengan melakukan dua kali pengukuran yaitu pengukuran

sebelum dan setelah pemberian perlakuan pada subjek.

Menurut Gall, Gall dan Borg (dalam Setyosari, 2013: 182)

desain penelitian one group pre test-post test meliputi tiga

langkah yaitu: a) pelaksanaan pre test untuk mengukur variabel

terikat, b) pelaksanaan perlakuan atau eksperimen, dan c)

pelaksanaan post-test untuk mengukur variabel terikat dari hasil

atau dampak variabel bebas. Dengan demikian, dampak

perlakuan ditentukan dengan cara membandingkan skor hasil


27

pre test dan pasca test. Secara skematis dapat digambarkan

sebagai berikut:

27
Skema 3.1
Bagan Desain Penelitian One Group Pre-test Post-test

X O2
Pre-test Treatment Post-test
Keterangan :

O1 = Pre-tes (tes awal), pemberian instrument dengan


menggunakan skala kejenuhan belajar sebelum
diberikan perlakuan layanan bimbingan kelompok
X = Treatmen (perlakuan), pemberian layanan
bimbingan kelompok
O2 = post-tes (tes akhir), pemberian instrument skala
kejenuhan belajar setelah diberikan perlakuan
layanan bimbingan kelompok.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di SMA Muhammadiyah

Kendari. Pemilihan SMA Muhammadiyah Kendari sebagai tempat

pelaksanaan penelitian ini didasarkan atas beberapa

pertimbangan tertentu. Pertimbangan pertama adalah adanya

masalah terkait kejenuhan belajar dan masalah tersebut

memberikan dampak terhadap siswa. Pertimbangan ke dua

adalah unsure keterjangkauan lokasi penelitian, baik dilihat dari

segi tenaga, dana maupun dari segi efesiensi waktu. Penelitian

ini dilakukan selama bulan Januari 2019 sampai dengan bulan


28

Februari 2019. Adapun dalam penelitian ini telah dilaksanakan

selama 1 kali dalam seminggu dengan durasi 2 x 45 menit.

Tabel 3.2
Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Jadwal peneltian

No. Jadwal Penelitian Kegiatan Penelitian


1 12 Januari 2019 Pre Test
2 Pertemuan I (Perkenalan) 17 Januari 2019 Perlakuan
Pertemuan II (Materi bimbingan kelompok dan
kelelahan emosional) 21 Januari 2019
Pertemuan III (Materi sinis/depersonalisasi) 25
Januari 2019
Pertemuan IV(Materi menurunya keyakinan
akademik) 1 Februari 2019
3 13 Februari Post Test

3.3 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMA Muhammadiyah Kendari

Kelas XI IPS yang terindikasi mengalami kejenuhan belajar, kejenuhan belajar

siswa dapat diketahui melalui skor Pre-test (tes awal) dengan menggunakan

Angket Kejenuhan Belajar, untuk mendapatkan subjek dalam penelitian ini maka

akan dicari skor yang paling rendah.

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel

3.4.1 Variabel Penelitian


29

Variabel dalam penelitian ini terdiri atas dua, yakni

kejenuhan belajar sebagai variabel terikat (dependent) dan

bimbingan kelompok sebagai variabel bebas (independent).


3.4.2 Definisi Operasional Variabel
a. Kejenuhan belajar adalah sindrom psikologis yang ditandai

dengan keletihan emosional, sinis atau depersonalisasi dan

menurunnya keyakinan akademik. Tinggi rendahnya

kejenuhan belajar siswa dapat diketahui berdasarkan skor

yang diperoleh melalui angket kejenuhan belajar dengan

rentang skor minimal 60 dan skor maksimal 240.


b. Bimbingan kelompok adalah layanan kelompok yang diberikan

peneliti kepada siswa tentang mengurangi kejenuhan belajar

dengan dinamika kelompok dan memungkinkan peserta didik

melakukan pertimbangan dan pengambilan keputusan. Materi

yang akan diberikan ada 3 topik 1) cara mengatasi kelelahan

emosional, 2) cara mengatasi sinis atau depersonalisasi dan

3) cara mengatasi menurunya keyakinan akademik. Tahapan-

tahapan yang dapat dilakukan yaitu, tahap pembentukan,

tahap peralihan, tahap kegiatan dan tahap pengakhiran.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran.


3.5 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitan
Penelitian ini menggunakan alat pengumpul data berupa

angket. Angket penelitian ini adalah Angket Kejenuhan Belajar

yang disusun berdasarkan ciri-ciri kejenuhan belajar menurut

Maslach, yaitu: 1) kelelahan emosional, 2) sinis atau


30

depersonalisasi dan 3) menurunya keyakinan akademik. Angket

disajikan dengan menggunakan skala Likert dengan kategori

jawaban SS: sangat sesuai, S: sesuai, KS: kurang sesuai, dan TS:

tidak sesuai. Penyusunan butir angket terdiri dari pernyataan

positif dan pernyataan negatif. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

kisi-kisi angket kejenuhan belajar berikut.

Tabel 3.2 Kisi-kisi angket kejenuhan belajar

No Aspek Indikator No item jumlah


Negatif Positif
Ciri-ciri Kelelahan 2,3,4,5,9,11,12 1,6,7,8,10,13,16
Kejenuhan emosional 14,15,20,22,23, 17,18,19,21,26,
Belajar 24,25,29,31,32, 27,28,30,36,37,
33,34,35,40,42, 38,39,41,45,46, 60
43,44,49,51,52, 47,48,50,53,56,
54,55,60 57,58,59

Sinis atau 61,63,64,67,68, 62,65,66,69,70,


depersonalisasi 71,73,77,78,80, 72,74,75,76,79,
81,83,87,89,90, 82,84,85,86,88,
92,93,94,97,98, 91,95,96,99,100
101,103,107,10 102,104,105, 60
9 106,108,111,
109,110,103, 115,116,119
107,109,110, 120
112,113,114,
117,118
Menurunya 121,122,123,12 125,126,127,128
keyakinan 4 129,130,131,136
akademis 132,133,134,13 137,140,145,146
5 147,148,149,150
138,139,141,14 151,157,160,165 60
2 166,167,168,169
143,144,152,15 170,171,176,177
3 178,179
154,155,156,15
31

8
159,161,162,16
3
164,172,173,17
4
175,180
Jumlah 90 90 180

3.6 Validitas dan Reliabilitas Instrumen

3.6.1 Uji Validitas

Validitas adalah ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai

sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai (Sudjana, 2004: 12).

Dalam rangka mencari item-item yang memenuhi syarat validitas, maka uji

validitas pada instrumen dalam penelitian menggunakan bantuan program

komputer Statistical Packages for Social Science (SPSS) versi 16.

3.6.2 Uji Reliabilitas


Uji reliabilitas adalah ukuran yang menunjukkan konsistensi dari instrumen

dalam mengukur gejala yang sama di lain kesempatan. Arikunto (2006)

menjelaskan bahwa reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu

instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data

karena instrumen tersebut sudah baik. Artinya instrumen harus melewati tahap uji

reliabilitas untuk dapat digunakan dengan Statistical Packages for Social Science

(SPSS) versi 16.


3.6.3 Hasil Uji Coba Instrumen
Uji coba instrumen penelitian dilakukan untuk mengetahui validitas dan

reliabilitas instrumen penelitian, sebelum digunakan penjaringan data yang

sebenarnya. Instrumen yang digunakan selanjutnya dalam penelitian adalah yang


32

telah memenuhi kriteria valid dan reliabel, berdasarkan hasil uji validitas dan

reliabilitas yang telah dilakukan.


Uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian dilakukan terhadap 90

orang responden uji coba dilakukan di luar sampel penelitian yang terdiri atas

siswa kelas X di SMA Muhammadiyah Kendari.


a. Hasil uji validitas instrumen penelitian
Berdasarkan analisis uji validitas angket kejenuhan belajar siswa dengan

menggunakan SPSS versi 16 di peroleh hasil dari 180 item pada Angket

Kejenuhan Belajar 128 dinyatakan valid dan sisanya 52 item tidak valid yaitu

nomor item 1, 3, 10, 20, 21, 23, 28, 29, 30, 33, 36, 37, 41, 47, 50, 56, 58, 61,

65, 74, 75, 80, 82, 84, 85, 86, 91, 102, 104, 106, 108, 115, 116, 119, 120, 123,

126, 129, 130, 134,140, 141, 145, 146, 149, 150, 156, 157, 160, 166, 169, 172,

pada tingkat signifikansi 5% dengan nilai rtabel 0,3


b. Hasil uji reliabilitas instrumen penelitian
Hasil perhitungan uji coba instrumen dengan menggunakan SPSS versi 16

diperoleh hasil 0,969 dari 128 yang valid pada taraf signifikansi 5%.

Berdasarkan perhitungan tersebut maka angket kejenuhan belajar tersebut

sudah baik digunakan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian.


3.7 Teknik Analisis Data

3.7.1 Teknik Analisis Deskriptif

Teknik analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran

kejenuhan belajar siswa maka skor jawaban akan dikonversikan ke dalam 5

kategori yang terdiri dari Sangat Sesuai, Sesuai, Kurang Sesuai, Tidak Sesuai.

Kategori penilaian tersebut dapat diketahui dengan menghitung interval terlebih

dahulu yakni sebagai berikut.

I=bkt –bkr
k
33

Keterangan:

p = Interval
bkt = Skor jawaban tertinggi
bkr = Skor jawaban terendah
k = Klasifikasi jawaban

Jadi perhitunganya adalah

i=200-50 =30
5

Setelah besarnya interval diketahui kemudian di buat rentang skalanya

sehingga kategori kejenuhan belajar siswa dapat diketahui

Bagan 3.1

Kategori Penilaian Kejenuhan Belajar siswa

Snterval skor Kategori


171-200 Sangat Sesuai
141-170 Sesuai
111-140 Kurang Sesuai
81-110 Tidak Sesuai

3.8 Teknik Analisis Inferensial

Sugiyono (2013: 148) menjelaskan statistik inferensial adalah teknik

statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Pengujian hipotesis

dilakukan dengan menggunakan statistika non parametrik yaitu dengan uji

Wilcoxon signed rank untuk melihat ada tidaknya perbedaan gain score antara

pre-test dan post-test pada kelompok eksperimen. Hal ini bertujuan untuk

mengetahui perbedaan skor perilaku siswa pada saat sebelum diberikan treatment

(pre-test), dan sesudah diberikan treatment (post-test).


34

3.9 Prosedur Penelitian

3.9.1 Prosedur Penelitian

1. Pre-test dengan menggunakan angket kejenuhan belajar untuk mngetahui

gejala kejenuhan belajar sebelum diberikan perlakuan berupa layanan

bimbingan kelompok.
2. Perlakuan, rancangan perlakuan bimbingan kelompok disusun berdasarkan

hasil pres test dan pertemuan pertama.


3. Post-test, mengukur kejenuhan belajar siswa setelah diberikan perlakuan.

Bertujuan untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan bimbingan kelompok.


3.9.2 Operasional Layanan
1. Perencanaan
a. Membentuk Kelompok
b. Mengidentifikasi dan menyakinkan siswa tentang perlunya masalah dibawa

ke dalam layanan bimbingan kelompok.


c. Menempatkan siswa dalam kelompok.
d. Menyusun jadwal kegiatan
e. Menetapkan media yang akan digunakan
f. Menyiapkan kelengkapan administrasi kegiatan layanan, berupa satuan

layanan, daftar hadir peserta kegiatan, dan lembaran penilaian.


2. Pengorganisasian
a. Ketersediaaan/kesiapan tempat pelaksanaan
b. Ketersediaan alat/media pendukung
c. Izin pelaksanaan kegiatan (jika perlu)
d. Keterlibatan pihak lain dalam sesi treatment
3. Pelaksanaan
a. Tahap pembentukan
b. Tahap peralihan
c. Tahap kegiatan
d. Tahap penyimpulan
e. Tahap penutup

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


35

4.1.1 Analisis Deskriptif

1. Gambaran Kejenuhan Belajar Siswa Sebelum Diberikan Perlakuan (Pre

test)

Gambaran kejenuhan belajar siswa SMA Muhammadiyah Kendari sebelum

diberikan perlakuan (Pre test) dapat diketahuai berdasarkan hasil pengisian angket

kejenuhan belajar yang diberikan pada 8 orang siswa. Skor pre test yang diperoleh

dari subjek penelitian dikonversikan dalam kategori penilaian dengan

menggunakan analisis deskriptif presentase, sebagaimana yang tertera pada tabel

berikut:

Tabel 4.1
Skor Pre-test Siswa Sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok
No Nama Jenis Kelamin Skor % Kriteria Pre-test
1 KM P 163 68% Sesuai
2 L P 150 62,5% Sesuai
3 AS P 182 76% Sesuai
4 K P 173 72% Sesuai
5 R P 208 87% Sesuai
6 DW P 193 80% Sangat Sesuai
7 I L 167 69,5% Sesuai
8 GE P 216 90% Sangat Sesuai
Jumlah 1452 473% Sesuai
Rata-rata 181,5 79%

2. Gambaran Kejenuhan Belajar Siswa Setelah Diberikan Perlakuan (Post


36
test)
36

Gambaran kejenuhan belajar siswa kelas XI IPS SMA Muhammadiyah

Kendari setelah diberikan perlakuan berupa layanan bimbingan kelompok dapat

diketahui berdasarkan hasil analis angket kejenuhan belajar siswa, sebagaimana

yang tertera pada tabel berikut ini:

Tabel 4.2
Skor Post-test Siswa Sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok
No Nama Jenis Kelamin Skor % Kriteria Post-test
1 KM P 139 59% Kurang Sesuai
2 L P 144 60% Sesuai
3 AS P 129 54% Kurang Sesuai
4 K P 130 54,1% Kurang Sesuai
5 R P 122 51% Kurang Sesuai
6 DW P 119 49,5% Kurang Sesuai
7 I L 125 52% Kurang Sesuai
8 GE P 115 48% Kurang Sesuai
Jumlah 1023 324% Kurang Sesuai
Rata-rata 127.9 54%

3. Gambaran Kejenuhan Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah Diberikan

Perlakuan Layanan Bimbingan Kelompok

Berdasarkan hasil analis data, maka dapat diperoleh gambaran kejenuhan

siswa kelas XI IPS Muhammadiyah Kendari sebelum dan sesudah diberikan

perlakuan. Adapun hasil anlisis data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.4
Perbandingan Indikator Pre Test dan Post Test Kejenuhan Belajar
Skor% Kategori %
37

NO Responden Pre Test Post Test Pre Test Post Test Penurunan
.
1. KM 68% 59% Sesuai Kurang Sesuai 9%
2. L 62,5% 60% Sesuai Sesuai 2.5%
3. AS 76% 54% Sesuai Kurang Sesuai 22%
4. K 72% 54,1% Sesuai Kurang Sesuai 17,9%
5. R 87% 51% Sesuai Kurang Sesuai 36%
6. DW 80% 49,5% Sangat Sesuai Kurang Sesuai 30,5%
7. I 69,5% 52% Sesuai Kurang Sesuai 17,5%
8. GE 90% 48% Sangat Sesuai Kurang Sesuai 42%
Rata-rata 79% 54% Sesuai Kurang Sesuai 25%

Dari tabel diatas di ketahui bahwa sebelum diberi perlakuan (pre test) tingkat

kejenuhan belajar siswa masuk dalam kategori tinggi dengan skor presentase rata-

rata 79%. Sedangkan, setelah diberikan perlakuan (post test) tingkat kejenuhan

belajar siswa berada kategori rendah dengan skor presentase rata-rata 54%. Hal

tersebut menunjukan bahwa tingkat kejenuhan belajar siswa SMA

Muhammadiyah Kendari mengalami penurunan sebesar 25% setelah diberikan

perlakuan berupa layanan bimbingan kelompok.

4.1.2. Analis Inferensial

Analisis data untuk mengetahui layanan bimbingan kelompok berpengaruh

dalam mengurangi kejenuhan belajar siswa kelas XI IPS SMA Muhammadiyah

Kendari dilakukan analisis non parametik dengan uji Wilcoxon Signed Rank. Hasil

penghitungan uji Wilcoxon signed rank. Dengan menggunakan SPSS 16.00.

Berdasarkan analisis statistik inferensial dengan menggunakan uji Wilcoxon

Signed Rank pada taraf signifikan α = 0,05 diperoleh Pvalue = 0,30 oleh karena

Pvalue > α (0,30 > 0,12) maka Ho ditolak. Hal ini berarti layanan bimbingan

kelompok berpengaruh terhadap penurunan kejenuhan siswa.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian


38

Berdasarkan hasil analisis, rata-rata indikator kejenuhan belajar siswa

sebelum diberikan perlakuan adalah 79% dan masuk dalam kategori tinggi.

Setelah diberikan perlakuan, rata-rata indikator kejenuhan belajar siswa

mengalami penurunan 25% sehingga menjadi 54% dan masuk dalam kategori

rendah. Indikator yang mengalami penurunan tertinggi adalah indikator ke dua

dengan penurunan sebesar 17,5%. Terjadi penurunan dikarenakan dalam

pemberian layanan bimbingan kelompok menggunakan teknik diskusi dan tanya

jawab dan didukung oleh materi yang tepat serta semua anggota kelompok

antusias mendengarkan materi, mau memberikan pertanyaan dan berani menjawab

pertanyaan yang diajukan oleh siswa lain. Sedangkan indikator yang mengalami

penurunan terendah adalah indikator ke tiga dengan penurunan 9%. Hal ini

dikarenakan materi menurunya keyakinan akademik diberikan pada pertemuan

terakhir. Pada pertemuan ini siswa mulai bosan, bahkan ada siswa yang tidak mau

mengikuti pelaksanaan bimbingan kelompok. akan tetapi pemimpin kelompok

berusaha membujuk siswa agar mau mengikuti pelaksanaan bimbingan kelompok.

Layanan bimbingan kelompok dapat mengurangi kejenuhan belajar siswa

yang tinggi, sebagaimana yang diperoleh sebagai hasil dalam penelitian ini bahwa

tingkat kejenuhan belajar siswa kelas XI IPS SMA Muhammadiyah Kendari

mengalami penurunan kejenuhan belajar siswa sebesar 25%. Hasil penelitian ini

memperkuat oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Muna (2013) dengan

hasil penelitian tingkat kejenuhan belajar dari 34 siswa pada kategori tinggi

sebanyak 14 siswa (41,17%), siswa dengan tingkat kejenuhan belajar pada

kategori sedang sebanyak 9 siswa (26,47%), sedangkan siswa yang mengalami


39

tingkat kejenuhan belajar pada kategori rendah sebanyak 11 siswa (32,36%). Hasil

penelitian ini menunjukan bahwa layanan bimbingan kelompok dalam

mengurangi kejenuhan belajar tingkat penurunan yang signifikan.

Bimbingan kelompok merupakan salah satu metode yang dapat digunakan

untuk mengurangi kejenuhan belajar siswa. Hal ini dikarenakan bimbingan

kelompok adalah untuk membantu siswa mencegah atau menghindarkan diri dari

berbagai permasalahan yang dapat menghambat perkembangan dirinya melalui

dinamika kelompok yang muncul selama proses bimbingan kelompok.

Prayitno, (2004) menjelaskan bimbingan kelompok yaitu suatu kegiatan

yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika

kelompok. Artinya, semua peserta dalam kegiatan kelompok saling berinteraksi

bebas mengemukakan pendapat, menanggapi, dan saling memberi saran satu sama

lain.

Setelah diberikan perlakuan (treatment) layanan bimbingan kelompok,

siswa selanjutnya mengisi post test yang diberikan oleh peneliti. Tujuan dari

pemberian post test adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan

perlakuan dan penurunan kejenuhan belajar siswa setelah diberikan layanan

bimbingan kelompok. Dalam hal ini untuk mengetahui tingkat penurunan dari

indikator kejenuhan belajar yang dikemukakan oleh Maslach (1997) yaitu

kelelahan emosional, sinis/depersonalisasi dan menurunya keyakinan akademik.

Dalam pemeberian layanan bimbingan kelompok dengan materi kelelahan

emosional, terbukti siswa yang terindikasi mengalami kejenuhan belajar

mengalami penurunan sebesar 7%. Terjadi penurunan karena adanya dinamika


40

yang terjadi dalam sebuah kelompok dimana siswa-siswa terlihat aktif dalam

diskusi, rasa kebersamaan dalam kelompok dan keaktifan siswa dalam

menanggapi materi yang disampaikan. Materi sinis atau depersonalisasi

mengalami penurunan sebesar 13%, terjadinya penurunan yang tinggi karena pada

pertemuan ini peneliti lebih cepat dalam mencairkan suasana kelompok, karena

anggota kelompok sudah terlihat lebih santai dan terlihat akrab dengan sesama

anggota kelompoknya. Salah satu siswa juga bertanya tentang ciri-ciri dari materi

yang dibahas dan siswa-siswa lainya menaggapi pertanyaan tersebut sehingga

dinamika kelompok pada pertemuan ini sangat terbentuk. Sedangkan pada materi

menurunya keyakinan akademik terjadi penurunan sebesar 5% terjadi penurunan

kurang baik karena materi ini diberikan pada pertemuan terakhir sehingga siswa

mulai bosan dan terlihat canggung untuk mengikuti materi, bahkan ada salah satu

siswa yang tidak mau berpartisipasi kembali dalam kelompok.

Dalam penurunan kejenuhan belajar siswa, guru bimbingan dan konseling

dapat memberikan layanan bimbingan kelompok. pada pelaksanaan layanaan

bimbingan kelompok, dinamika kelompok memiliki peranan penting dalam

mengurangi kejenuhan belajar siswa, dimana anggota kelompok saling

berinteraksi membahas topik yang diberikan oleh pemimpin kelompok,

dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab untuk memperdalam materi. Sehingga

siswa mengetahui tujuan diadakanya layanan bimbingan kelompok, yakni sebagai

upaya untuk mengurangi kejenuhan belajar siswa serta anggota kelompok

membuat komitmen bahwa apa yang telah dibahas selama pemberian layanan

bimbingan kelompok dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.


41

Menurut Prayitno (2004 : 3) layanan bimbingan kelompok dapat digunakan

untuk mengubah dan mengembangkan sikap dan perilaku yang tidak efektif

menjadi lebih efektif. Melalui layanan bimbingan kelompok siswa dilatih untuk

mampu melakukan kegiatan secara berkelompok untuk mencapai tujuan bersama.

Bimbingan kelompok sebagai media dalam uapaya membimbing individu yang

memerlukan bantuan, dalam hal ini yaitu individu yang memerlukan bantuan

untuk mengembangkan karakter disiplin dengan memanfaatkan dinamika

kelompok.

4.3 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan sesuai dengan rencana dan metode. Akan

tetapi, penelitian ini mengalami keterbatasan-keterbatasan. Adapun keterbatasan-

keterbatasan yang peneliti temukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Keterbatasan waktu penelitian, penelitian yang dilakukan saat jam belajar

kosong dan saat jam waktu pulang sekolah.


2. Pengambilan sampel penelitian hanya berdasarkan angket saja, perilaku siswa

sebelumnya peneliti tidak mengetahui secara langsung sehingga bisa saja

mereka bukan yang memiliki kejenuhan belajar.

DAFTAR PUSTAKA
42

Agustin, M. 2008. Model Konseling Kognitif Perilaku untuk Menangani


Kejenuhan Belajar Mahasiswa. Disertasi (tidak dipulikasikan) Universitas
Pendidikan Indonesia.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Destryarini, M. 2013. Strategi Coping dan Kelelahan Emosional (Emotional
Exhaustion) pada Ibu yang Berkebutuhan Khusus (Studi Kasus di Rumah
Sakit Daerah Atma Mahakam Samarinda, Kalimantan Timur). E-journal
Psikologi.Vol. 1. No.1.
Folastri., S & Rangka, I.B. 2016. Prosedur Layanan Bimbingan dan Konseling
Kelompok. Bandung: Muhadjid Press.
Hakim, T. 2010. Belajar Secara Efektif. Jakarta: Puspa Swara.
Latipun. 2002. Psikologi Eksperimen. Malang: UMM Pres.
Maslach, C. & Leiter M. P. 1997. The Truth About Burnout: How Organizations
Cause Personal Sterss and to do About it. San Fransisco: Jossey-Bass
Publisher.
Maslach, C. 1998. A Multidimensional Theory of Burnount. In C. L. Copper (ED),
Theories of Organizational Stress. Oxford, England: Oxford University
Press, 68-85.
Maslach, C., Schaufeli, W.B. & Leiter, P. 2001. Job Burnout. Annual Revisi
Psychology.
Muna, N.R. 2013. Efektifitas Teknik Self Regulation Learning dalam Mereduksi
Tingkat Kejenuhan Belajar Siswa di SMA Insan Cendekia Sikarkemuning
Cirebon. Jurnal. Vol. 14. No. 02.
Miranda, Y. 2017. Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Problem
Solving untuk Mengurangi Kejenuhan Belajar Siswa Kelas VII Benjamin
di SMP Negeri 1 Medan Tahun Ajaran 2016/2017. Universitas Negeri
Medan.
Nasution, I.K. 2007. Stres Pada Remaja. Medan: Publikasi Program Studi
Psikologi Universitas Sumatra Utara.
Nurihsan, A.J. 2006. Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT
Refika Aditama.
Prayitno. 2004. Layanan Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok.
Universitas Negeri Padang.
43

Sedayanan, G., Sulastri, M. & Ratna, N. N. 2014. Penerapan Konseling


Kelompok dengan Permainan Tiga Dot untuk Meminimalisir Kejenuhan
Belajar pada Siswa Kelas XI IPS di SMA Bhaktiyasa Singaraja Tahun
Pelajaran 2013/2014. Ejournal Undiksha Jurusan Bimbingan dan
Konseling. Vol. 2 No. 1.
Setyosari, P. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Dan Pengembangan. Jakarta:
Prenada Media.
Silvar, B. 2001. The Syndrom of Burnount, Self-image, and Anxiety with Grammer
School Student. Journal of Psychology. Education of the Republic of
Slovenia. Vol. 10. No. 2. 21-32.
Siswoyo, D. (2011). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Sulistyarini & Jauhar, M. 2014. Dasar-Dasar Konseling: Panduan Lengkap
Memahami Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Konseling. Jakarta: Prestasi
Pustakarya.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suwidagdho, D. 2016. Efektifitas Terapi Tawa untuk Mengatasi Kejenuhan
Belajar Siswa Kelas XI di SMA 11 Yogyakarta. E-Journal Bimbingan dan
Konseling. Vol. 4. No. 5, 1-11.
Syah, M. 2006. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Syah, M. 2014. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Tirtarahardja, U & La sulo. S. L. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Madrasah (Berbasis Integrasi).
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
44

LAMPIRAN
45

Lampiran 1

Kisi-kisi Angket Kejenuhan Belajar

No Aspek Indikator No item jumlah


Negatif Positif
Ciri-ciri Kelelahan 2,3,4,5,9,11,12 1,6,7,8,10,13,16
Kejenuhan emosional 14,15,20,22,23, 17,18,19,21,26,
Belajar 24,25,29,31,32, 27,28,30,36,37,
33,34,35,40,42, 38,39,41,45,46, 60
43,44,49,51,52, 47,48,50,53,56,
54,55,60 57,58,59

Sinis atau 61,63,64,67,68, 62,65,66,69,70,


depersonalisasi 71,73,77,78,80, 72,74,75,76,79,
81,83,87,89,90, 82,84,85,86,88,
92,93,94,97,98, 91,95,96,99,100
101,103,107,10 102,104,105, 60
9 106,108,111,
109,110,103, 115,116,119
107,109,110, 120
112,113,114,
117,118
Menurunya 121,122,123,12 125,126,127,128
keyakinan 4 129,130,131,136
akademis 132,133,134,13 137,140,145,146
5 147,148,149,150
138,139,141,14 151,157,160,165 60
2 166,167,168,169
143,144,152,15 170,171,176,177
3 178,179
154,155,156,15
8
159,161,162,16
3
164,172,173,17
4
175,180
Jumlah 90 90 180
46

Lampiran 2

ANGKET KEJENUHAN BELAJAR

A. Identitas Responden
1. Nama :
2. Kelas :
3. Umur : Tahun
4. Jenis kelamin : Laki-laki/Perempuan (coret salah satu)
5. Tanggal pengisan :
6. Tanda tangan :
B. Petunjuk Pengisian
1. Isilah identitas responden yang sudah disediakan.
2. Bacalah setiap pernyataan di bawah ini dengan teliti.
3. Mohon beri jawaban anda dengan tanda centang (√) pada setiap kolom
pernyataan yang anda anggap paling sesuai dengan keadaan anda.
4. Tidak ada jawaban benar/salah.
5. Setiap pernyataan hanya membutuhkan satu jawaban saja.
6. Mohon memberikan jawaban yang sebernarnya karena tidak akan
mempengaruhi prestasi anda di sekolah.
7. Apabila anda ingin membenarkan jawaban, maka berilah tanda (꞊) pada
jawaban yang dianggap kurang sesuai dengan keadaan yang anda alami
(lihat contoh no.2).
8. Setelah mengisi skala ini, mohon diberikan kepada yang menyerahkan
skala ini.
C. Keterangan
SS : apabila pernyataan tersebut sangat sesuai dengan keadaan yang
anda rasakan sekarang.
S : apabila pernyataan tersebut sesuai dengan keadaan yang anda
rasakan sekarang.
KS : apabila pernyataan tersebut kurang sesuai dengan keadaan yang
anda rasakan
TS : apabila pernyataan tidak sesuai dengan keadaan yang anda rasakan
sekarang
Tidak ada jawaban yang benar atau salah, yang ada hanyalah sangat sesuai, sesuai,
kurang sesuai, dan tidak sesuai dengan diri anda. Jawablah dengan sejujur-
jujurnya, bukan yang anda anggap baik atau yang seharusnya dilakukan.
Contoh pengisian:
47

PILIHAN JAWABAN
NO PERNYATAAN SS S KS TS
Angket Kejenuhan Belajar
1 Saya membuangsampah pada tempatnya √
2 Saya suka menonton TV daripada belajar √ ≠

PILIHAN
NO PERNYATAAN JAWABAN
SS S KS TS
1. Saya cepat mengerti penjelasan yang di berikan
guru
2. Saya merasa belajar itu hanya kegiatan yang sia-
sia
3. Saya merasa nilai saya lebih baik daripada
sebelumnya
4. Saya merasa pengetahuan yang saya peroleh dari
proses belajar tidak ada peningkatan
5. Menurut saya belajar adalah hal yang sangat
membosankan
6. Ketika ada pokok bahasan yang sulit saya tidak
segan bertanya pada guru
7. Orang tua saya memberikan fasilitas yang cukup
untuk belajar dengan harapan bisa memperoleh
nilai yang bagus
8. Saya selalu yakin bahwa dengan belajar sungguh-
sungguh bisa mendaptkan nilai yang bagus
9. Saya tidak yakin belajar bisa merubah keadaan
saya
10. Saya membuat ringkasan dari materi pelajaran
yang di berikan guru
11. Saya tidak yakin dapat memperoleh nilai yang
bagus
12. Saya tidak perduli ketika guru menjelaskan di
depan kelas
13. Saya sudah belajar malam hari sebelum pelajaran
esok hari
14. Saya selalu gagal dalam belajar
15. Saya tidak pernah mencatat apapun yang
dijelaskan oleh guru
16. Saya terus belajar meskipun saya mendapatkan
nilai bagus
17. Dengan belajar saya bisa menjadi panutan semua
orang
18. Saya tetap memperhatikan penjelasan guru
meskipun di ganggu oleh teman-teman saya
48

19. Saya selalu mengevaluasi materi yang telah saya


pelajari
20. Saya mengerjakan soal dengan cepat dan sering
tidak teliti
21. Saya mengontrol emosi saya ketika teman saya
mengatakan sesuatu yang saya tidak sukai
22. Banyaknya tuntunan belajar membuat saya cepat
marah kepada orang lain
23. Saya sering marah ketika ada teman saya yang
mengganggu
24. Saya tidak dapat menahan emosi saya
25. Ketika ada ucapan yang tidak menyenangkan
maka saya cepat marah
26. Saya tetap enjoy meskipun banyakanya materi
yang harus di catat
27. Saya selalu tenang meskipun banyak yang
mengejek
28. Saya tetap bersikap tenang meskipun ada ulangan
29. Saya frustasi ketika ada tugas yang saya tidak
bisa kerjakan
30. Saya selalu menahan diri untuk tidak mengejek
teman saya
31. Saya tidak dapat menenagkan diri ketika ada
pertanyaan yang di lemparkan kepada saya
32. Saya kurang serius dalam mengerjakan tugas
33. Saya selalu melupakan apabila ada teman yang
ngerjain saya
34. Terkadang saya memarahi guru karena banyaknya
tugas yang di berikan kepada saya
35. saya tidak dapat menunjukan sikap simpati
kepada teman saya
36. Saya selalu menunjukan sikap simpati kepada
teman saya
37. Sikap marah adalah bukan kebiasaan saya
38. Saya selalu mencoba menasehati diri saya sendiri
ketika ada masalah
39. Optimisme adalah pegangan hidup saya
40. Saya langsung memukul apabila ada yang
mencoba mengejek saya
41. Saya merasa bersalah kepada diri sendiri ketika
tidak tuntas dalam belajar
42. Saya tidak merasa bersalah ketika ada mata
pelajaran yang tidak tuntas
43. Ketika nilai saya jelek maka saya menyalahkan
teman saya karena tidak memberi contekan
49

44. Saya menyalakan orang tua saya karena tidak


melengkapi peralatan sekolah
45. Saya menyalakan orang tua saya karena bangun
kesiangan
46. Saya merasa bersalah karena prestasi saya
menurun
47. Ketika nilai saya menurun saya tidak menyalakan
siapa-siapa
48. Ketika banyak tugas saya tetap mengerjakanya
49. Ketika nilai saya menurun maka saya
menyalahkan guru saya
50. Saya selalu berusaha untuk tidak menyalahkan
orang lain dengan keadaan saya
51. Saya tidak mengakui kesalah saya meskipun saya
bersalah
52. Saya tidak senang dengan pelajaran, jika materi
pelajaranya sulit untuk di mengerti
53. Ketika ada kesalahan saya, saya mengakui dengan
jujur
54. Saya mudah menyerah ketika mengalami
kesulitan belajar
55. Saya cepat bosan ketika mengikuti pelajaran yang
sulit
56. Saya selalu mencatat materi yang di berikan oleh
guru
57. Saya selalu memanfaatkan setiap sumber belajar
yang ada di sekolah
58. Saya selalu berusaha tegar ketika mendapat nilai
jelek
59. Saya tetap belajar dengan tekun meskipun tidak
mendapatkan jajan dari orang tua
60. Ketika nilai saya jelek saya menyalakan semua
orang
61. Saya enggan mengikuti setiap kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah
62. Saya senang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
yang ada di sekolah
63. Terkadang saya membuat banyak alasan agar
tidak mengikuti kegiatan belajar di sekolah
64. Jika ada materi yang saya belum pahami maka
saya tidak enggan untuk bertanya kepada guru
65. Saya bertanya pada teman apabila ada materi
yang saya belum pahami
66. Saya aktif dalam kegiatan belajar mengajar di
dalam kelas
50

67. Saya enggan mengikuti setiap pelajaran di


sekolah
68. Saya ke kantin pada saat jam pelajaran
berlangsung karena saya malas mengikuti
pelajaran
69 saya selalu mengajak teman-teman saya untuk
belajar bersama
70. Saya senang mengikuti setiap mata pelajaran
71. Saya pura-pura sakit agar tidak mengikuti
pelajaran
72. Saya aktif dalam diskusi kelompok
73. Saya sering membuat alasan kepada orang tua
agar saya tidak pergi kesekolah
74. Saya selalu percaya diri ketika disuruh
mengungkapkan pendapat
75. Saya mengajak teman-teman belajar meskipun
guru berhalangan masuk
76. Apabila ada materi yang saya pahami maka saya
selalu berbagi kepada teman-teman saya
77. Saya tidak memiliki keberanian dalam
mengungkapkan pendapat di dalam kelas
78. Saya tidak percaya diri ketika mengungkapkan
pendapat
79. Saya selalu memperdalam materi yang diberikan
oleh guru
80. Jika ada materi yang saya belum pahami maka
saya tidak enggan untuk bertanya kepada guru
81. Saya mengeluhkan banyaknya tugas yang harus
di selesaikan
82. Saya tetap melakukan kegiatan saya meskipun
banyak tugas yang harus di selesaikan
83. Saya stress ketika banyak tuntutan belajar
84. Saya tidak mengeluh ketika banyak tugas
85. Saya merasa senang ketika ada tugas
86. Saya tidak terbebani dengan adanya tugas
87. Saya tidak senang ketika banyak tugas karena
mengurangi waktu saya bermain
88. Saya mengajak teman-teman saya untuk
mengerjakan tugas bersama
89. Banyaknya tugas dari sekolah membuat kegiatan
sehari-hari saya menjadi kacau balau
90. Saya kesusahan dalam menyelesaikan setiap tugas
sekolah
91. Banyaknya tugas sekolah tidak mempengaruhi
51

kegiatan sehari-hari saya


92. Saya sering tidak mengerjakan tugas
93. Ketika ada tugas saya selalu mengerjakan di
sekolah
94. Saya selalu menyontek kepada teman untuk
menyelesaikan tugas
95. Saya selalu mengumpulkan tugas tepat waktu
96. Saya selalu mengerjakan tugas dengan teliti
97. Saya jarang mengumpulkan tugas karena saya
tidak dapat menyelesaikanya
98. Saya membuat tugas asal-asalan
99. Saya tidak bermain sebelum tugas saya selesai
100 Saya mengerjakan tugas dengan sungguh-
. sungguh
101 Lamanya waktu pulang sekolah membuat saya
. bosan dan jenuh di sekolah
102 Saya mencoba tetap rileks meski proses
. pembelajaran yang saya lalui cukup melelahkan
103 Saya kelelahan karena lamanya pulang sekolah
.
104 Saya tidak merasa capek dan lelah meskipun
. lamanya pulang waktu sekolah
105 Saya tidak merasa capek dan lelah meskipun
. banyaknya tuntutan pelajaran
106 Saya tidak merasa kantuk ketika guru
. menjelaskan
107 Saya kelelahan karena waktu dan tenaga habis
. untuk bersekolah sehingga saya tidak ada waktu
untuk istrahat
108 Saya tidak merasa lelah meskipun seharian
. belajar di sekolah
109 Setiap saya mengikuti pelajaran saya merasa
. mengantuk
110. Saya tertidur ketika guru menjelaskan di depan
kelas
111. Saya selalu semangat di setiap mata pelajaran
112. Saya merasa lelah ketika jam belajar berlangsung
113. Saya ingin mengakhiri jam belajar dan pulang
untuk istrahat
114. Saya tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
apapun karena saya merasa capek dan lelah
115. Saya tetap mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
meskipun saya lelah
116. Meskipun saya belajar setiap hari saya tidak
52

merasa lelah
117. Terkadang saya membuat alasan untuk tidak
mengikuti pelajaran agar saya dapat tiduran
118. Saya merasa lelah ketika banyaknya tugas yang
harus di selesaikan
119. Saya tidak merasa lelah meskipun banyaknya
tugas yang harus di selesaikan
120 Saya selalu mengerjakan pekerjaan rumah
. meskipun saya telah menyelesaikan banyak tugas
121 Saya tidak mampu untuk mengikuti aturan yang
. ada di sekolah
122 Walaupun saya belum mengerti yang di jelaskan
. oleh guru, saya malas bertanya
123 Saya tidak mampu menyelesaikan tugas hapalan
. yang diberikan oleh guru
124 Saya merasa tidak ada harapan untuk bisa
. menguasai atau memahami pelajaran yang di
sampaikan guru
125 Ketika ada yang saya tidak mengerti, maka saya
. bertanya pada guru
126 Saya merasa memiliki kelebihan untuk di
. kembangkan
127 Saya mampu mengikuti setiap aturan yang ada di
. sekolah
128 Saya berupaya untuk memahami pelajaran sesulit
. apapun
129 Saya mampu mengikuti proses pembelajaran di
. sekolah
130 Saya harus mengembangkan kemampuan yang
. saya miliki
131 Saya selalu bersungguh-sungguh dalam
. mengembangkan kamampuan saya
132 saya tidak mampu mencerna setiap pelajaran
.
133 Saya tidak mengetahui apa yang harus saya
. lakukan ketika ada pelajaran yang saya tidak tahu
134 Saya lambat mencerna pelajaran yang diberikan
. oleh guru
135 Saya merasa ragu untuk menujukan kemampuan
. saya
136 Saya cepat dalam mencerna setiap pelajaran
.
137 Saya dapat mengembangkan kreativitas yang saya
. miliki
138 Saya tidak dapat mengembangkan kreativitas
53

. yang saya miliki


139 Saya merasa kreativitas saya tidak berguna sama
. sekali
140 Saya dapat membantu teman untuk
. mengembangkan keterampilanya
141 Saya merasa takut jika bertanya pada guru
.
142 Saya tidak berani mengerjakan soal di depan
. kelas
143 Saya takut salah menjawab pertanyaan guru
.
144 Saya selalu gugup jika di berikan kesempatan
. untuk menjawab pertanyaan
145 Saya tidak malu mengeluarkan pendapat di depan
. teman-teman ataupun guru
146 Saya berupaya menjawab pertanyaan yang di
. kemukakan oleh guru
147 Saya tetap mengemukan pendapat saya meskipun
. teman-teman menertawakan saya
148 Saya yakin dengan kemampuan saya bisa
. membantu teman-teman atau orang-orang di
sekeliling saya
149 Saya yakin pertanyaan yang diberikan oleh guru
. dapat saya jawab dengan benar
150 Saya tidak takut salah mengerjakan soal di depan
. kelas
151 Saya tidak malu meminta bantuan kepada teman
. atau guru ketika saya tidak mengerti suatu materi
pelajaran
152 Saya mudah menyerah ketika banyak tugas
.
153 Saya tidak yakin dengan jawaban saya sendiri
. ketika ada pertanyaan dari guru
154 Saya tidak suka di kritik oleh teman-teman saya
.
155 Saya merasa malu ketika saya mengemukakan
. pendapat dan teman-teman menertawakan saya
156 Saya tidak bertumpu pada orang lain karena saya
. yakin dapat menyelesaikanya
157 Saya tidak merasa malu meskipun terlihat bodoh
. oleh orang lain
158 Saya selalu bergantung pada orang lain untuk
. menyelesaikan tugas saya
159 Saya takut gagal apapun yang saya lakukan
. apalagi yang berkaitan dengan pelajaran
54

160 Saya tidak bergantung pada orang lain dalam


. menyelesaikan tugas saya karena saya yakin
dapat menyelesaikan sendiri dengan benar
161 Saya merasa tidak bersemangat mengikuti
. kegiatan pembelajaran
162 Saya ingin cepat pulang ketika berada di sekolah
.
163 Saya menghabiskan sebagian besar waktu belajar
. untuk bermain dengan teman
164 Saya sering datang terlambat ke sekolah
.
165 Saya semangat mengikuti proses pembelajaran di
. kelas
166 Saya tidak pernah bolos/alpa di sekolah
.
167 Pelajaran yang diberikan di sekolah sangat
. menyenangkan sehingga membuat saya semangat
untuk mengikuti pembelajaran
168 Saya mengisi waktu luang dengan dengan cara
. mengulangi pelajaran di sekolah
169 Saya senang berada di sekolah
170 Saya senang untuk memahami kembali soal atau
. materi yang sulit
171 Saya belajar lebih giat lagi ketika memperoleh
. nilai jelek
172 Saya tidak pernah belajar di rumah
.
173 Saya kurang serius dalam mengikuti setiap mata
. pelajaran
174 Meskipun saya memperoleh nilai jelek saya tetap
. tidak belajar
175 Saya mempunyai banyak alpa karena sering tidak
. masuk sekolah
176 Saya belajar dengan giat untuk mendapatkan nilai
. bagus
177 Saya tetap belajar dirumah meskipun tidak ada
. tugas
178 Saya selalu optimis dengan apa yang saya
. kerjakan
179 Saya selalu belajar meskipun tidak ada ulangan
.
180 Saya tidak belajar meskipun besok ada ulangan
.
55

Lampiran 3
Hasil Perhitungan Uji Validitas Angket Kejenuhan
Belajar Menggunakan Program SPSS Versi 16.0
56

Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted Kategori

Item 1 512.7333 4371.928 .193 .969 Tidak Valid

Item 2 512.1000 4343.447 .368 .969 Valid

Item 3 513.4333 4403.097 -.142 .969 Tidak Valid

Item 4 512.6333 4327.524 .510 .968 Valid

Item 5 512.4000 4305.193 .606 .968 Valid

Item 6 512.7167 4345.257 .364 .969 Valid

Item 7 512.3833 4338.003 .449 .969 Valid

Item 8 512.1500 4335.655 .435 .969 Valid

Item 9 512.5333 4316.151 .484 .968 Valid

Item 10 512.7833 4354.071 .265 .969 Tidak Valid

Item 11 512.7000 4306.688 .628 .968 Valid

Item 12 512.4333 4312.928 .519 .968 Valid

Item 13 512.8333 4329.192 .444 .969 Valid

Item 14 512.4000 4322.210 .585 .968 Valid

Item 15 512.4000 4326.583 .431 .969 Valid

Item 16 512.3667 4339.592 .431 .969 Valid

Item 17 512.3833 4354.884 .352 .969 Valid

Item 18 512.8000 4353.214 .319 .969 Valid

Item 19 513.0000 4316.203 .520 .968 Valid

Item 20 512.9833 4353.101 .270 .969 Tidak Valid

Item 21 512.9667 4352.541 .275 .969 Tidak Valid

Item 22 512.7667 4333.402 .447 .969 Valid

Item 23 513.0500 4365.336 .167 .969 Tidak Valid

Item 24 512.8333 4325.904 .439 .969 Valid

Item 25 512.9333 4326.504 .426 .969 Valid

Item 26 512.9333 4329.894 .493 .968 Valid

Item 27 512.9667 4338.745 .404 .969 Valid

Item 28 512.7667 4379.877 .053 .969 Tidak Valid

Item 29
57

Lampiran 4

Angket Angket Kejenuhan Belajar


Valid dari Hasil Uji Validitas

A. Identitas Responden
7. Nama :
8. Kelas :
9. Umur : Tahun
10. Jenis kelamin : Laki-laki/Perempuan (coret salah satu)
11. Tanggal pengisan :
12. Tanda tangan :
B. Petunjuk Pengisian
9. Isilah identitas responden yang sudah disediakan.
10. Bacalah setiap pernyataan di bawah ini dengan teliti.
11. Mohon beri jawaban anda dengan tanda centang (√) pada setiap kolom
pernyataan yang anda anggap paling sesuai dengan keadaan anda.
12. Tidak ada jawaban benar/salah.
13. Setiap pernyataan hanya membutuhkan satu jawaban saja.
14. Mohon memberikan jawaban yang sebernarnya karena tidak akan
mempengaruhi prestasi anda di sekolah.
C. Keterangan
SS : apabila pernyataan tersebut sangat sesuai dengan keadaan yang
anda rasakan sekarang.
S : apabila pernyataan tersebut sesuai dengan keadaan yang anda
rasakan sekarang.
KS : apabila pernyataan tersebut kurang sesuai dengan keadaan yang
anda rasakan
58

TS : apabila pernyataan tidak sesuai dengan keadaan yang anda rasakan


sekarang
Tidak ada jawaban yang benar atau salah, yang ada hanyalah sangat sesuai, sesuai,
kurang sesuai, dan tidak sesuai dengan diri anda. Jawablah dengan sejujur-
jujurnya, bukan yang anda anggap baik atau yang seharusnya dilakukan.
Contoh pengisian:

PILIHAN JAWABAN
NO PERNYATAAN SS S KS TS
1 Saya membuang sampah pada tempatnya √
2 Saya suka menonton TV daripada belajar √ ≠

PILIHAN
NO PERNYATAAN JAWABAN
SS S KS TS
1. Saya merasa pengetahuan yang saya peroleh dari
proses belajar tidak ada peningkatan
2. Menurut saya belajar adalah hal yang sangat
membosankan
3. Orang tua saya memberikan fasilitas yang cukup
untuk belajar dengan harapan bisa memperoleh
nilai yang bagus
4. Saya terus belajar meskipun saya mendapatkan
nilai yang bagus
5. Saya tidak perduli ketika guru menjelaskan di
depan kelas
6. Saya sudah belajar malam hari sebelum memulai
pelajaran esok hari
7. Saya tidak pernah mencatat apapun yang
dijelaskan oleh guru
8. Saya tetap memperhatikan penjelasan guru
meskipun di ganggu oleh teman-teman saya
9. Saya selalu mengevaluasi materi yang telah saya
pelajari
10. Ketika nilai saya jelek maka saya menyalakan
teman saya karena tidak member contekan
11. Ketika ada ucapan yang tidak menyenangkan
maka saya cepat marah
12. Saya frustasi ketika ada tugas yang saya tidak
bisa kerjakan
13. Saya kurang serius dalam mengerjakan tugas
59

14. Saya merasa bersalah karena prestasi saya


menurun
15. Ketika banyak tugas saya tetap mengerjakanya
16. Saya cepat bosan ketika mengikuti pelajaran yang
sulit
17. Saya mudah menyerah ketika mengalami
kesulitan belajar
18. Jika ada materi yang saya belum pahami maka
sya tidak enggan untuk bertanya kepada guru
19. Saya selalu memanfaatkan setiap sumber belajar
yang ada di sekolah
20. Saya tetap belajar dengan tekun meskipun tidak
mendapatkan jajan dari orang tua
21. Saya senang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
yang ada di sekolah
22. Terkadang saya membuat banyak alasan agar
tidak mengikuti kegiatan belajar di sekolah
23. Saya aktif dalam kegiatan belajar mengajar di
dalam kelas
24. Saya ke kantin pada saat jam pelajaran
berlangsung karena saya malas mengikuti
pelajaran
25. saya selalu mengajak teman-teman saya untuk
belajar bersama
26. Saya senang mengikuti setiap mata pelajaran
27. Saya pura-pura sakit agar tidak mengikuti
pelajaran
28. Saya sering membuat alasan kepada orang tua
agar saya tidak pergi ke sekolah
29. Saya tidak memiliki keberanian dalam
mengungkapkan pendapat di dalam kelas
30. Saya selalu memperdalam materi yang diberikan
oleh guru
31. Saya mengeluhkan banyaknya tugas yang harus
di selesaikan
32. Saya stress ketika banyak tuntutan belajar
33. Saya mengajak teman-teman saya untuk
mengerjakan tugas bersama-sama
34. Saya tidak senang ketika banyak tugas karena
mengurangi waktu saya bermain
35. Banyaknya tugas dari sekolah membuat kegiatan
sehari-hari saya menjadi kacau balau
36. Saya aktif dalam diskusi kelompok
37. Saya selalu menyontek kepada teman untuk
menyelesaikan tugas
60

38. Saya selalu mengumpulkan tugas tepat waktu


39. Saya selalu mengerjakan tugas dengan teliti
40. Saya mengerjakan tugas dengan sungguh-
sungguh
41. Ketika ada yang saya tidak mengerti, maka saya
bertanya pada guru
42. Saya berupaya untuk memahami pelajaran sesulit
apapun
43. Saya tidak mengetahui apa yang harus saya
lakukan ketika ada pelajaran yang saya belum
pahami
44. Saya tidak berani mengerjakan soal di depan
kelas
45. Saya takut salah menjawab pertanyaan guru
46. Saya tidak malu meminta bantuan kepada teman
atau guru ketika saya tidak mengerti suatu materi
pelajaran
47. Saya mudah menyerah ketika banyak tugas
48. Saya selalu bergantung pada orang lain untuk
menyelesaikan tugas saya
49. Saya belajar dengan giat untuk mendapatkan nilai
bagus
50. Saya merasa tidak bersemangat mengikuti
kegiatan pembelajaran
51. Saya ingin cepat pulang ketika berada di sekolah
52. Saya menghabiskan sebagian besar waktu belajar
untuk bermain dengan teman
53. Saya semangat mengikuti proses pembelajaran di
kelas
54. Pelajaran yang diberikan di sekolah sangat
menyenangkan sehingga membuat saya semangat
untuk mengikuti pembelajaran
55. Saya mengisi waktu luang dengan dengan cara
mengulangi pelajaran di sekolah
56. Saya senang untuk memahami kembali soal atau
materi yang sulit
57. Saya belajar lebih giat lagi ketika memperoleh
nilai jelek
58. Saya kurang serius dalam mengikuti setiap mata
pelajaran
59. Meskipun saya memperoleh nilai jelek saya tetap
tidak belajar
60. Saya tetap belajar dirumah meskipun tidak ada
tugas
61

Lampiran 5
Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas Angket Kejenuhan Belajar Menggunakan
Program SPSS Versi 16.0

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 60 100.0

Excludeda 0 .0

Total 60 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in


the procedure.
Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items

.969 .969 180


62

Lampiran 6
Tabulasi Data Pre Test

N JUMLAH RESPONDEN
O 1 2 3 4 5 6 7 8
1 3 4 4 1 4 3 2 3
2 4 4 3 4 4 3 4 4
3 4 3 1 2 4 4 4 3
4 2 3 4 3 3 3 2 4
5 3 4 3 4 2 4 4 4
6 1 1 2 1 3 2 2 4
7 4 4 3 1 4 4 4 4
8 3 3 2 3 2 3 3 4
9 2 1 2 3 4 2 2 4
10 4 4 4 4 4 4 4 4
11 1 2 2 3 3 3 2 4
12 3 2 1 4 4 4 2 2
13 3 2 2 2 4 3 2 4
14 3 2 4 1 3 3 4 4
15 3 3 2 3 3 4 3 4
16 2 2 1 2 2 3 2 4
17 1 4 3 2 3 3 4 4
18 1 3 4 4 4 2 2 4
19 2 2 3 3 3 2 2 4
20 2 3 4 3 4 3 2 3
21 4 3 4 2 4 2 4 4
22 4 4 4 4 3 4 4 4
23 2 2 4 4 4 2 3 4
24 4 4 3 4 2 4 3 4
25 3 3 3 3 4 3 3 3
26 2 2 3 3 4 3 3 4
27 4 4 4 4 4 4 4 4
28 2 4 4 4 4 4 4 4
29 3 4 4 2 4 3 2 4
30 2 3 2 3 3 2 2 4
31 2 2 1 3 3 3 1 3
32 1 2 1 3 4 3 2 3
33 2 3 4 3 4 4 2 4
34 4 4 2 4 4 4 3 4
35 3 2 1 2 3 4 2 4
36 4 3 4 3 4 2 3 4
37 4 2 3 3 3 4 2 4
38 2 1 3 3 4 4 2 4
39 3 1 3 2 4 4 3 4
40 3 3 4 3 4 4 4 4
41 3 3 4 3 4 2 2 4
42 2 3 4 3 3 3 4 4
63

43 4 2 3 3 4 3 4 3
44 2 2 4 4 4 3 2 3
45 2 2 2 4 4 3 4 2
46 4 3 4 3 4 3 3 3
47 1 2 4 4 4 4 2 4
48 4 4 4 3 4 4 2 4
49 3 1 4 3 4 3 2 4
50 4 2 3 4 3 4 3 4
51 4 2 1 3 3 4 3 3
52 3 4 3 4 4 4 4 3
53 2 1 3 2 4 3 3 4
54 2 1 3 2 4 3 3 3
55 2 1 3 2 3 2 2 3
56 3 1 4 2 4 2 3 3
57 4 1 4 3 4 3 3 1
58 2 2 4 3 4 4 2 4
59 1 4 4 4 4 4 3 4
60 2 1 2 1 2 3 1 4

Lampiran 7
Tabulasi Data Post Test
NO 1 2 3 4 5 6 7 8
1 3 4 1 1 4 2 2 1
2 4 2 2 2 4 1 2 2
3 4 3 1 2 4 2 1 1
4 2 3 2 2 3 2 2 2
5 3 2 1 1 2 2 1 2

6 1 1 2 1 3 2 2 1
7 4 2 1 1 4 1 4 1
8 3 3 2 1 2 2 3 2
9 2 1 2 2 4 1 2 2
10 4 4 2 1 4 1 4 1
11 1 2 2 2 3 2 2 4
12 3 2 1 1 4 2 2 2
13 3 2 2 2 4 1 2 1
14 3 2 1 1 3 3 4 1
15 3 3 2 1 1 2 3 2
16 2 2 1 2 2 3 2 2
17 1 1 3 2 1 3 4 1
18 1 3 2 1 2 2 2 1
19 2 2 3 3 1 2 2 1
20 2 3 2 3 1 3 2 1
21 4 3 4 2 2 2 4 1
22 4 4 2 4 1 4 1 1
23 2 2 2 4 1 2 1 4
24 4 4 2 4 2 4 3 1
25 3 2 1 3 1 3 2 3
26 2 2 3 3 1 3 3 1
27 4 4 1 4 2 4 4 1
28 2 4 4 4 1 4 2 2
29 3 4 2 2 1 3 2 1
30 2 3 2 3 1 1 2 4
31 2 2 1 3 2 2 1 1
32 1 2 1 3 1 1 2 3
33 2 3 1 1 1 2 2 4
34 4 4 2 2 2 2 3 2
35 2 2 1 1 1 3 2 4
36 1 3 1 1 1 1 1 4
37 1 2 3 2 2 1 2 1
38 2 1 2 2 1 2 2 1
39 1 1 2 2 1 1 1 1
40 3 3 1 3 1 2 2 1
41 1 3 2 2 2 2 2 2
42 2 3 4 2 2 2 2 1
43 1 2 3 2 1 2 1 1
44 2 2 4 4 1 1 1 1
64

45 2 2 2 2 2 2 2 2
46 2 3 4 2 2 1 1 1
47 1 2 2 1 2 1 2 2
48 2 4 3 2 3 1 2 2
49 1 1 4 2 2 1 1 1
50 2 2 3 3 1 1 3 3
51 2 2 1 3 1 2 3 3
52 3 4 3 2 2 2 2 2
53 2 1 1 1 2 1 2 2
54 2 1 1 2 2 1 3 3
55 2 1 3 2 1 1 2 3
56 3 1 4 4 4 2 1 2
57 3 1 1 4 1 1 2 2
58 2 2 4 2 3 3 1 2
59 2 3 3 2 2 2 1 4
60 2 2 4 1 4 4 1 4

Lampiran 8
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Post Test - Pre Test Negative Ranks 0a .00 .00
Positive Ranks 8b 4.50 36.00
Ties 0c
Total 8
a. Post Test < Pre Test
b. Post Test > Pre Test
c. Post Test = Pre Test

Test Statisticsb
Post Test - Pre
Test
Z -2.521a
Asymp. Sig. (2-tailed) .0,12
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
65

Lampiran 9
SATUAN LAYANAN
BIMBINGAN KELOMPOK
Sekolah : SMA Muhamadiah Kendari

Semester : Genap
Tahun ajaran : 2018/2019
A. Topik Bahasan : Kelelahan emosional
B. Jenis Bimbingan : Pribadi sosial
C. Jenis Layanan : Bimbingan kelompok
D. Fungsi Layanan : Pemahaman dan pengembangan
E. Sasaran Layanan : Siswa kelas XI
F. Uraian Kegiatan :

Tahap Kegiatan
Pendahuluan a. Peneliti membuka dengan salam dan
mengucapkan terimakasih atas kehadiran dan
kesediaannya mengikuti kegiatan
b. Berdoa bersama-sama menurut agama masing-
masing
c. Peneliti menyampaikan pengertian, asas-asas
dan tujuan bimbingan kelompok
d. Saling memperkenal dan mengungkapkan diri
e. Permainan
Peralihan a. Peneliti membahas suasana yang terjadi setelah
melakukan permainan.
b. Menanyakan dan mengamati kesiapan siswa
untuk mengikuti kegiatan bimbingan
kelompok
66

Kegiatan inti a. Peneliti menyampaikan topik bahasan


b. Melibatkan siswa dalam pemberian layanan
dengan meminta siswa mengemukakan
pendapatnya terkait materi yang akan dibahas
c. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya terkait materi yang telah dibahas
d. Memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada
siswa terkait materi yang telah dibahas
sekaligus pengadaan tanya jawab
Penutup a. Peneliti menyimpulkan materi yang telah
diberikan kepada siswa mengenai materi yang
dibahas
b. Mengadakan kontrak tentang kesepakatan
waktu
c. Menutup kegiatan bimbingan kelompok .

G. Alokasi Waktu : 1 x 60
H. Tempat Penyelenggaraan : Ruang BK
I. Penyelenggaraan Layanan : Peneliti
J. Pihak yang diikut sertakan : Siswa yang memiliki kejenuhan belajar
K. Media : Laptop, LCD
L. Rencana Penilaian : Laiseg dan Laijapen
M. Sumber Materi :
67

SATUAN LAYANAN
BIMBINGAN KELOMPOK
Sekolah : SMA Muhamadiah Kendari

Semester : Genap
Tahun ajaran : 2018/2019
A. Topik Bahasanan : Sinis atau Depersonalisasi
B. Jenis Bimbingan : Pribadi sosial
C. Jenis Layanan : Bimbingan kelompok
D. Fungsi Layanan : Pemahaman dan pengembangan
E. Sasaran Layanan : Siswa kelas XI
F. Uraian Kegiatan :

Tahap Kegiatan
Pendahuluan a. Peneliti membuka dengan salam dan
mengucapkan terimaksih atas kehadiran dan
kesediaannya mengikuti kegiatan
b. Berdoa bersama-sama menurut agama masing-
masing
c. Peneliti menyampaikan pengertian, asas-asas dan
tujuan bimbingan kelompok
d. Saling memperkenal dan mengungkapkan diri
e. Permainan
Peralihan a. Peneliti membahas suasana yang terjadi setelah
melakukan permainan.
b. Menanyakan dan mengamati kesiapan siswa
untuk mengikuti kegiatan bimbingan kelompok
Kegiatan inti a. Peneliti menyampaikan topik bahasan
b. Melibatkan siswa dalam pemberian layanan
dengan meminta siswa mengemukakan
pendapatnya terkait materi yang akan dibahas
c. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya terkait materi yang telah dibahas
d. Memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa
terkait materi yang telah dibahas sekaligus
pengadaan tanya jawab
Penutup a. Peneliti menyimpulkan materi yang telah
diberikan kepada siswa mengenai materi yang
dibahas
b. Mengadakan kontrak tentang kesepakatan waktu
c. Menutup kegiatan bimbingan kelompok .

G. Alokasi Waktu : 1 x 60
H. Tempat Penyelenggaraan : Ruang BK
68

I. Penyelenggaraan Layanan : Peneliti


J. Pihak yang diikut sertakan : Siswa yang memiliki kejenuhan belajar
K. Media : Laptop, LCD
L. Rencana Penilaian : Laiseg dan Laijapen
M. Sumber Materi :

SATUAN LAYANAN
BIMBINGAN KELOMPOK
Sekolah : SMA Muhamadiah Kendari

Semester : Genap
Tahun ajaran : 2018/2019
A. Topik Bahasanan : Menurunya keyakinan akademik
B. Jenis Bimbingan : Pribadi sosial
C. Jenis Layanan : Bimbingan kelompok
D. Fungsi Layanan : Pemahaman dan pengembangan
E. Sasaran Layanan : Siswa kelas XI
F. Uraian Kegiatan :

Tahap Kegiatan
Pendahuluan a. Peneliti membuka dengan salam dan
mengucapkan terimaksih atas kehadiran dan
kesediaannya mengikuti kegiatan
b. Berdoa bersama-sama menurut agama masing-
masing
69

c. Peneliti menyampaikan pengertian, asas-asas dan


tujuan bimbingan kelompok
d. Saling memperkenal dan mengungkapkan diri
e. Permainan
Peralihan a. Peneliti membahas suasana yang terjadi setelah
melakukan permainan.
b. Menanyakan dan mengamati kesiapan siswa
untuk mengikuti kegiatan bimbingan kelompok
Kegiatan inti a. Peneliti menyampaikan topik bahasan
b. Melibatkan siswa dalam pemberian layanan
dengan meminta siswa mengemukakan
pendapatnya terkait materi yang akan dibahas
c. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya terkait materi yang telah dibahas
d. Memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa
terkait materi yang telah dibahas sekaligus
pengadaan tanya jawab
Penutup a. Peneliti menyimpulkan materi yang telah
diberikan kepada siswa mengenai materi yang
dibahas
b. Mengadakan kontrak tentang kesepakatan waktu
c. Menutup kegiatan bimbingan kelompok .

G. Alokasi Waktu : 1 x 60
H. Tempat Penyelenggaraan : Ruang BK
I. Penyelenggaraan Layanan : Peneliti
J. Pihak yang diikut sertakan : Siswa yang memiliki kejenuhan belajar
K. Media : Laptop, LCD
L. Rencana Penilaian : Laiseg dan Laijapen
M. Sumber Materi :
70

Lampiran 12
Materi

a. Kelelahan emosional

Kelelahan emosional atau dikenal sebagai emotional exhaustion bersumber

dari burnout yaitu suatu keadaan dimana pekerja front liner merasa kehabisan

tenaga, kehilangan gairah kerja dan bersikap acuh tak acuh (Leiter dan Maslach,

1988:297). Kelelahan emosional mengacu pada perasaan yang emosional

berlebihan dan sumber daya emosional seseorang yang telah habis yang dialirkan

oleh kontak seseorang dengan orang lain. Menurut Maslach, Schaufeli dan Leiter

(2001:404) ada tiga aspek dalam kelelahan emosional:

1. Fisik
Fisik individu ditandai dengan meningkatnya detak jantung dan tekanan darah,

gangguan lambung, mudah terluka, mudah lelah secara fisik, kematian, gangguan

pernafasan, lebih sering berkeringat, kepala pusing, kanker, ketegangan otot serta

problem tidur (seperti sulit tidur, terlalu banyak tidur).


2. Emosi
Emosi terdapat komponen afektif manusia. Kelelahan didalam emosi yaitu:

mudah lupa, sulit konsentrasi, mudah menangis, mengalami kebosanan, tidak


71

percaya diri, putus asa, mudah cemas, gelisah, sulit beradaptasi, mengurung diri,

mudah marah, dan kesepian.


3. Mental
Mental merupakan kelelahan yang berupa kecemasan, ketegangan, bingung,

sensitif, memendam perasaan, komunikasi tidak efektif, mengurung diri, kesepian,

depresi, mengasingkan diri, ketidakpuasaan kerja, lemah mental, menurunya

fungsi intelektual, kehilangan spontanitas dan kreativitas, kehilangan semangat

hidup, serta menurunya harga diri dan percaya diri.


Cara mengatasi kelelahan emosional:
1. Keaktifan diri, suatu tindakan untuk mencoba menghilangkan atau mengelabui

penyebab stress atau memperbaiki akibatnya dengan cara langsung.


2. Perencanaan, memikirkan bagaiman cara mengatasi penyebab stress antara

lain dengan membuat strategi untuk bertindak, memikirkan tentang langkah

upaya yang perlu diambil dalam menangani suatu masalah.


3. Penekanan kegiatan bersaing, individu dapat menekan keterlibatan dalam

kegiatan bersaing atau dapat menekan pengolahan saluran bersaing informasi,

dalam rangka untuk lebih berkonsentrasi penuh dan berusaha menghindari

untuk hal yang mengganggu dalam peristiwa lain bahkan membiarkan hal-hal

lain, jika perlu untuk menghadapi stressor


4. Control diri, individu membatasi keterlibatanya dalam aktivitas kompetisi atau

persaingan dan tidak bertindak buru-buru.


5. Dukungan sosial instrumental, yaitu mencari dukungan sosial seperti nasihat,

bantuan atau informasi.


b. Depersonalisasi
Menurut Maslach (1988) merupakan perkembangan dari dimensi kelelahan

emosional. Depersonalisasi adalah coping (proses mengatasi ketidakseimbangan

antara tuntunan dan kemampuan individu) yang dilakukan individu untuk

mengatasi kelelahan emosional. Perilaku tersebut adalah suatu upaya untuk


72

melindungi diri dari tuntutan emosional yang berlebihan dengan memperlakukan

siswa sebagai obyek. Gambaran dari depersonalisasi adalah adanya sikap negatif,

kasar, menjaga jarak dengan pemberian layanan, menjauhnya sseorang dari

lingkungan sosial, dan cenderung tidak peduli terhadap lingkungan serta orang-

orang disekitarnya. Sikap lainya yang muncul adalah kehilangan idealisme,

mengurangi kontak dengan klien, berhubungan seperlunya saja, berpendapat

negatif dan bersikap sinis terhadap klien. Secara konkret seseorang yang sedang

dipersonalisasi cenderung meremahkan, meperolok, tidak peduli dengan orang

lain yang dilayaninya dan bersikap kasar.


Cara mengatasi dipersonalisasi
1. Akui dan terima bahwa anda mengalami depersonalisasi
Untuk mngendalikan depersonalisasi, ingatkan diri sendiri bahwa gangguan

ini membuat anda merasa tidak nyaman untuk sementara.


a) Katakana pada diri sendiri” perasaan ini akan berlalu”
b) Atau, “aku merasa tidak nyaman saat ini tetapi aku baik-baik saja”
c) Pikirkan momen tertentu ketika anda mengalami depersonalisasi dan ingatlah

anda saat itu gangguan tersebut hilang dengan sendirinya


2. Fokuskan perhatian pada lingkungan sekitar
Cara ini memaksakan pikirkan menyadari apa yang sedang anda alami saat ini

dan mengurangi gangguan depersonalisasi


a) Untuk mengatasi depersonalsiassi, sentulah benda tertentu misalnya dengan

menggosokan ujung jari pada amplas atau boneka berbulu


b) Ucapkan dalam hati hal-hal disekitar yang anda lihat, dengar dan rasakan
c) Dengarkan musik, jika memungkinkan.
3. Lakukan interaksi dengan orang lain
Ajaklah seseorang berbicara atau lanjutkan percakapan yang sedang

berlangsung agar anda menyadari kekinian.


4. Hilangkan pikiran negatif.
Ada kalanya depersonalsisasi membuat seseorang mengaggap dirinya sendiri

sperti orang gila, merasa tidak mampu mengendalikan diri, bahkan seperti akan
73

pingsan atau berhenti bernafas hilangkan pikiran negatif tersebut dengan

mengatakan hal-hal positif pada diri sendiri


5. Berolahraga secara teratur
Depersonalisasi biasanya diasosisikan dengan kecemasan dan depresi. Oleh

sebab itu, berolahraga adalah cara tepat untuk mengatsi perasaan tidak nyata.

Dengan berolahraga anda bisa meningkatkan kepercayaan diri, meredakan

ketegangan dan mengendalikan stress.


c. Menurunya Keyakinan Akademis
Menurunya keyakinan akademis ditandai dengan perasaan tidak puas terhadap

diri sendiri, pekerjaan dan bahkan kehidupan serta merasa bahwa dia merasa

belum pernah melakukan sesuatu yang bermanfaat. Maslach menyatkan

berkurangnya prestasi pribadi disebabkan oleh perasaan bersalah telah melakukan

klien secara negatif. Seseorang merasa dirinya telah berubah menjadi orang yang

berkualitas buruk terhadap klien.,Misalnya tidak memperhatikan kebutuhan

mereka. Padahal seseorang pemberi layanan dituntut untuk selalu memiliki

perilaku yang positif misalnya penyabar, penuh perhatian, hangat, humoris dan

yang penting adalah mempunyai rasa empati.


Cara mengatasinya yaitu:
1. Mulailah berpikir secara logis. Jangan terlalu memaksakan kehendak yang

anda inginkan. Cobalah berfikir yang lebih ril tentang kondisi dan keadaan

sebenarnya.
2. Tumbuhkan rasa empati
Mulailah untuk mau mendengarkan orang lain. Hal tersebut dapat membantu

untuk menumbuhkan empati dalam diri. Empati akan membuat lebih tenang.
3. Selalu berfikir positif pada orang lain.
Pikiran yang selalu negatif pada orang lain akan membuat sifat egois akan muncul

sehingga membuat anda mendahulukan diri sendiri dibandingkan dengan orang

lain.
4. Berfikir dahulu sebelum bertindak.
74

Kematangan dalam berfikir akan menunjukan kualitas dan kedewasaan seseorang.

Untuk itu sebelum bertindak tentunya anda harus berpkir terlebih dahulu jika anda

melakukan hal tersebut.


5. Intropeksi diri
Renungkanlah sikap anda saat ini, apakah sikap tersebut menguntungkan atau

merugikan orang lain. Intropeksi akan membuat anda lebih baik lagi.
6. Jadi pendengar yang baik

Cobalah untuk menjadi pendengar yang baik untuk orang lain. Hal ini akan

memberikan keuntungan dan manfaat dalam kehidupan

Lampiran 13
Gambaran Pelaksanaan Layanan Bimbingan kelompok
a) Pertemuan pertama (perkenalan)

Peneliti membuka dengan mengucapkan salam serta ucapan terima kasih

kepada para siswa atas kesediaan mengikuti kegiatan layanan bimbingan

kelompok. Untuk membangun rapport, peneliti berusaha membangun komunikasi

dengan menanyakan kabar dan keadaan para anggota kelompok serta memainkan

sebuah permainan. Pada pertemuan pertama ini peneliti hanya berkenalan dengan

siswa, kemudian menjelaskan tujuan peneliti mengadakan layanan bimbingan

kelompok. Peneliti juga menjelaskan terlebih dahulu mengenai layanan

bimbingan kelompok dan kejenuhan belajar. Selanjutnya peneliti mengemukakan

topik pembahasan yang akan dibahas pada pertemuan-pertemuan berikutnya yaitu

mengenai kelelahan emosial. Peneliti mengemukakan bahwa ada tiga karakteristik


75

mengenai kejenuhan belajar. Ke tiga topik tersebut akan dibahas dalam tiga kali

pertemuan.

b) Pertemuan kedua

Pada pertemuan kedua ini peneliti memberikan materi topik pertama tentang

kelelahan emosional. Pada pertemuan kedua ini siswa masih terlihat malu-malu.

Peneliti berusaha mebuat siswa agar tidak terlihat malu-malu dimulai dengan

peneliti menanyakan kabar para siswa dan meminta salah satu dari siswa untuk

memimpin doa sebelum memulai kegiatan. Peneliti mulai menjelaskan materi

tentang kelelahan emosional. sementara menjelaskan materi tentang kelelahan

emosional peneliti kadang bertanya kepada siswa apa yang siswa pahami dari

penjelasan peneliti, peneliti juga menyelipkan teknik diskusi agar siswa memiliki

rasa kebersamaan dalam kelompok. Sebelum pkegiatan diakhiri peneliti mencoba

memberikan game relaksasi kepada siswa agar lebih semangat dan tidak jenuh

dalam menerima materi. Setelah itu, peneliti memberi kesempatan kepada siswa

untuk bertanya jika ada yang kurang dimengerti. Kemudian peneliti juga bertanya

kepada siswa mengenai materi yang telah peneliti jelaskan. Selanjutnya peneliti

mengakhiri materi dengan menyimpulkan kembali mengenai materi kelelahan

emosional. Pertemuan kedua diakhiri dengan peneliti meminta salah satu siswa

untuk memimpin doa. Peneliti mengucapkan salam dan terima kasih.

c) Pertemuan ketiga

Pada pertemuan ini peneliti lebih cepat dalam mencairkan suasana kelompok,

karena anggota kelompok sudah terlihat lebih santai dan terlihat akrab dengan

sesama anggota kelompoknya. Sehingga peneliti langsung mengemukakan topik


76

pembahasan yang akan dibahas pada pertemuan ketiga ini yaitu topik kedua dari

kejenuhan belajar mengenai Sinis/personalisasi. Sebelum peneliti menjelaskan

materi, peneliti meminta anggota kelompok mendiskusikan mengenai

sinis/personalisasi lalu menjelaskan kembali kepada peneliti. Setelah berdiskusi,

beberapa anggota kelompok mengemukaan pendapatnya mengenai sinis. Ada

siswa berpendapat bahwa sinis/depersonalisasi adalah kehilangan pegangan hidup

dalam kehidupan ada pula yang berpendapat bahwa depersonalisasi adalah

kehilangan perasaan terhadap tugas yang diberikan oleh orang lain. Selanjutnya

peneliti menjelaskan materi mengenai sinis/depersonalisasi. Setelah menjelaskan

materi, peneliti memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika ada yang

belum dipahami.

Saat kegiatan akan berakhir, peneliti meminta anggota kelompok mengemukakan

pendapatnya mengenai sinis/depersonalisasi dalam kejenuhan belajar. selanjutnya

peneliti memberikan permainan benar salah. Kegiatan diakhiri dengan berdoa lalu

peneliti mengucapkan salam dan terimakasih.

d) Pertemuan keempat

Pada kegiatan layanan bimbingan kelompok ini topik yang dibahas peneliti

yaitu menurunya keyakinan akademik. Seperti biasa sebelum memulai memulai

kegiatan salah satu anggota kelompok memimpin doa. Pada pertemuan ini

peneliti member game tebak alat indra kepada anggotaa kelompok guna melatih

konsentrasi siswa. Para anggota kelompok terlihat antusias mengikuti game

tersebut. Setelah anggota kelompok telihat antusisa dan semangat, peneliti

melanjutkan dengan menjelaskan materi mengenai Menurunya keyakinan


77

akademik. Setelah menjelaskan materi, peneliti mendiskusikan tentang ciri-ciri

seseorang memiliki sifat menurunya keyakinan akademik. siswa atas nama KM

mengemukakan bahwa kita harus saling memberikan motivasi dalam melakukan

tugas. Peneliti membenarkan pendapat siswa tersebut dan menjelaskan kembali.

Pada sesi akhir, peneliti bertanya kembali apakah siswa sudah paham mengenai

apa yang peneliti jelaskam. Kegiatan diakhiri dengan berdoa dan peneliti

mengucapkan salam.

Lampiran 14
Dokumentasi
78
79

Anda mungkin juga menyukai