Anda di halaman 1dari 189

IMPLEMENTASI DELIVERY STRATEGY GURU DALAM

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN DI


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 SAMARINDA

Disusun Oleh :

DEDY SAPUTRA
NIM. 19.1110.1272

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS

SAMARINDA

2023
IMPLEMENTASI DELIVERY STRATEGY GURU DALAM
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN DI
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 SAMARINDA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris ( UINSI)
Samarinda Sebagai Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Strata 1 (S1) pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Disusun Oleh :

DEDY SAPUTRA
NIM: 19.1110.1272

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS
SAMARINDA
2023
RIWAYAT HIDUP

Nama : Dedy Saputra

Jenis kelamin : Laki – laki

Tempat, tanggal lahir : Berau, 22 Maret 2000

Kebangsaan : Indonesia

Status : Belum Kawin

Nomor HP : 085240674780

Alamat : RT 1 Pulau Derawan

Riwayat Pendidikan

1. TK Al-Ikhlas Pulau Derawan ( Lulus tahun 2006 )

2. SD Negeri 001 Pulau Derawan ( Lulus tahun 2012 )

3. SMP Negeri 28 Berau ( Lulus tahun 2016 )

4. SMK Negeri 3 Berau ( Lulus tahun 2019 )

5. Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad

Idris Samarinda ( Lulus tahun 2024 )

Nama Orang Tua

Ayah : Abdul Latif

Tempat, Tanggal lahir : Pulau Derawan,13 April 1957

Pekerjaan : Nelayan

Ibu : Darni

Tempat, tanggal lahir : Pulau Derawan,01 July 1965

Pekerjaan : Ibu rumah tangga


HALAMAN PERSEMBAHAN

Alhamdulillahi robbil ‘alamin wabihi nasta,in ‘ala tumurid-dunya waddin

wassholatu wassalamu’ala asyrofil anbiya’i wal Mursalin Wa, ala alihi wa

shobihi ajma’in

Dengan segala kerendahan hati saya yang sangat bahagia. Skripsi ini saya

persembahkan dan saya hadiahkan secara khusus kepada kedua orang tua dan

saudara kandung saya, ayahanda Abdul Latif dan Ibu Darni, semoga limpahan

Rahmat dan kasih sayang nya selalu tercurahkan kepada keduanya. Berkat doa

orang tua dan keluarga sampai saat ini saya masih bisa melanjutkan kuliah saya

demi mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan mudahan kedepannya bisa berguna

bagi diri sendiri, orang tua dan orang lain. Dengan selesainya skripsi ini pun tidak

lepas dari orang tua yang memberikan nasehat dan semangat untuk dapat

diselesaikan dengan baik.

Kepada dosen pembimbing Bapak Muhammad Iwan Abdi S.Pd.I,M.SI dan ibu Sri

Susmiyati S.Ag.M.Pd.I yang senantiasa ikhlas membimbing dan memberikan

bantuan serta ilmunya. Dan juga untuk semua dosen UINSI yang tidak bisa di

sebutkan satu persatu, terima kasih atas semua ilmu yang sangat bermanfaat dan

semoga bisa saya amalkan. Untuk semua teman-teman seperjuangan Program

studi Pendidikan Agama Islam Khususnya PAI 7, terimasih telah bersama duduk

dibangku kuliah yang penuh kenangan dan kebersamaan dan juga untuk teman-
teman dekat saya khusus Maymun Al-Maghfiroh yang telah membantu dan

berbagi ilmunya dan saya sangat bersyukur dan terima kasih

MOTTO

Tetaplah berusaha dan berdoa, libatkan Allah disetiap masalah


meskipun banyak cobaan dan ujian karena,kesuksesan itu hanya
didapatkan oleh orang-orang yang mau merasakan sakitnya sebuah
proses untuk menikmati hasil yang Indah
ABSTRAK

Dedy Saputra, “Implementasi Delivery strategy guru dalam


meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an Di SMK Negeri 2
Samarinda”,2023. Skripsi Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI),
Jurusan Pendidikan Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK),
Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI) Samarinda.
Penelitian ini dibimbing oleh Muhammad Iwan Abdi S.Pd.I,M.SI selaku
pembimbing I dan Sri Susmiyati S.Ag. M.Pd.I selaku pembimbing II.

Latar belakang pada penelitian ini terdapat masalah pada bacaan Al-
Qur’an siswa SMK Negeri 2 samarinda seperti siswa yang belum bisa membaca
Al-Qur,an dan yang sudah bisa membaca tetapi penyebutan huruf dan panjang
pendeknya kurang tepat dan benar, maka dengan adanya guru Pendidikan Agama
Islam ini dapat membantu dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam
membaca Al-Qur’an.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan


deskriptif. Data dan sumber data penelitian ini yaitu data primer dengan guru
Pendidikan Agama Islam dan siswa-siswi SMK Negeri 2 Samarinda. Adapun data
sekunder yaitu dokumen profil sekolah. Dalam pengumpulan data, peneliti
menggunakan tiga teknik utama yaitu, observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Teknik keabsahan menggunakan triagulasi sumber dan triagulasi teknik. Teknik
analisis data yang digunakan oleh peneliti ialah dengan melakukan beberapa tahap
yaitu kondensasi data, display data, kemudian ditarik kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti menyimpulkan bahwa


Implementasi Delivery Strategy pembelajaran ialah menyampaikan isi
pembelajaran kepada siswa dan menyediakan media atau bahan yang diperlukan.
Delivery Strategy memiliki tiga komponen diantaranya, Media pembelajaran,
bentuk interaksi, bentuk struktur dengan menggunakan komponen tersebut akan
lebih mudah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur,an,
selain itu kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur,an juga dapat diukur dari
beberapa aspek ; ketepatan pada tajwid, kesesuaian makrijul huruf dan kelancara
dalam membaca Al-Qur’an. Maka dari itu dengan menerapkan Delivery Strategy
yang digunakan oleh guru dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an
pada siswa ialah dengan menggunakan media seperti Laptop, LCD dan buku.
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, segala puji bagi Allah Swt sang pemilik semesta alam, Dzat

yang maha sempurna dan yang senantiasa mengalirkan Rahman dan Rahimnya,

yang telah memberikan Rahmat, Taufik dan Hidayahnya, sehingga peneliti dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Implementasi Delevery strategi guru dalam

meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an di sekolah Menengah Kejuruan

Negeri 2 Samarinda”. Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan

kita Nabi Besar Muhammad saw yang membimbing umatnya dari zaman

kegelapan menuju jalan yang terang benderang yaitu islam, beserta keluarga,

sahabat, Tabi’in serta pengikut beliau. Penulisan skripsi ini disusun untuk

memenuhi salah satu syarat dalam rangka memperoleh gelar sarjana strata 1 pada

Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda (UINSI) jurusan

program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan

(FTIK).

Dalam proses penyelesaian skripsi ini tidak berarti apa-apa tanpa adanya

dukungan dari berbagai pihak. Oleh karenanya, dengan selesainya penelitian tugas

akhir ini, ungkapan rasa terima kasih yang sangat tulus peneliti sampaikan

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Zurqoni, M.Ag. selaku Rektor Universitas Islam Negeri

Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda yang sudah menerima saya

menjadi mahasiswa.
2. Bapak Dr. Muchammad Eka Mahmud, M.Ag, selaku Dekan Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Aji

Muhammad Idris Samarinda.

3. Bapak Darwis, M.SI, selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Aji

Muhammad Idris Samarinda.

4. Bapak Muhammad Iwan Abdi S.Pd.I, M.SI, sebagai dosen pembimbing

satu atas bimbimngan, arahan serta doanya sampai peneliti menyelesaikan

skripsi ini.

5. Ibu Dr Sri Susmiyati S.Ag. M.Pd.I, sebagai dosen pembimbing dua atas

bimbingan dan arahan serta doanya sampai peneliti menyelesaikan skripsi

ini.

6. Para dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam

Negeri Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda.

7. Kepada SMK Negeri 2 Samarinda dan jajarannya beserta siswa – siswi

yang telah mendukung dan bekerjasama dalam penelitian ini sehingga

penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.

8. Kedua orang tua dan keluarga besar yang telah memberikan semangat

selama masa perkuliahan.

9. Seluruh pihak yang ikut berpartisipasi dalam memberikan dukungan,

motivasi, bantuan dan doa sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.

Semoga segala bantuan, motivasi, bimbingan, dorongan, dan amal

baik mendapatkan kebaikan dan pahala dari Allah Swt. Dengan selesainya
penyusunan skripsi ini, mudahan dapat bermanfaat bagi saya dan orang

lain. Penulisan skripsi ini juga diharapkan menjadi kontribusi kecil dalam

meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an.

Samarinda 1 Desember 2023

DEDY SAPUTRA
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... I

HALAMAN SAMPUL....................................................................................... II
HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... III

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .......................................... IV

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................ V

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ VI


MOTTO ............................................................................................................... VII

ABSTRAK ........................................................................................................... VIII

KATA PENGANTAR ........................................................................................ IX

DAFTAR ISI ...................................................................................................... XII

DAFTAR TABEL ............................................................................................... XV


DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... XVI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah.............................................................................. 12
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 12
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 13
E. Penegasan Istilah ............................................................................... 14
F. Kajian pustaka ................................................................................... 21
G. Sistematikan Penulisan ...................................................................... 29

BAB II LANDASAN TEORI

A. Strategi guru Pendidikan Agama Islam........................................... 31


1. Pengertian Strategi ...................................................................... 31
2. Macam-macam strategi ............................................................... 34
3. Prinsip-prinsip Strategi ............................................................... 38
4. Ciri-ciri Strategi ........................................................................... 39
B. Meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an............................ 40
1. Pengertian Al-Qur’an .................................................................. 40
2. Keutamaan membaca Al-Qur’an ................................................ 42
3. Tingkatan membaca Al-Qur’an .................................................. 42
4. Metode membaca Al-Qur’an ...................................................... 44
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi membaca Al-Qur’an ......... 45
6. Hambatan dalam membaca Al-Qur’an ...................................... 47
7. Adab membaca Al-Qur’an .......................................................... 48
C. Kemampuan membaca Al-Qur’an .................................................... 49
1. Pengertian kemampuan membaca Al-Qur’an............................ 49
2. Kriteria kemampuan membaca Al-Qur’an ................................ 52
3. Ciri-ciri kemampuan membaca Al-Qur’an ................................ 53
4. Indikator kemampuan membaca Al-Qur’an .............................. 54

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian ................................................................................... 56


B. Subjek penelitian ............................................................................... 57
C. Data dan sumber data ........................................................................ 57
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 59
1. Observasi...................................................................................... 60
2. Wawancara................................................................................... 60
3. Dokumentasi ................................................................................ 61
E. Teknik keabsahan data ...................................................................... 61
F. Teknik Analisis Data ......................................................................... 62
1. Kondensasi Data .......................................................................... 63
2. Penyajian Data ............................................................................. 63
3. Penarikan Kesimpulan ................................................................ 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian.................................................. 65


1. Identitas sekolah .......................................................................... 65
2. Sejarah SMK Negeri 2 Samarinda ............................................. 65
3. Visi misi dan Tujuan Sekolah ..................................................... 66
4. Program Sekolah SMK Negeri 2 Samarinda ............................. 69
5. Sarana dan Prasarana................................................................... 69
B. Deskripsi Hasil Penelitian ................................................................. 72
C. Pembahasan........................................................................................ 83
BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................... 97
B. Saran .................................................................................................. 98

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 100

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................ 107


DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

I. TABEL KAJIAN PUSTAKA ............................................................. 29


II. TABEL PRIMER ................................................................................ 70
III. TABEL SARANA DAN PRASARANA........................................... 82
IV. TABEL DATA SISWA ...................................................................... 83
V. TABEL AKUMULASI TEMUAN HASIL PENELITIAN ............. 96
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

I. MODUL
II. PEDOMAN OBSERVASI
III. WAWANCARA
IV. SURAT SELESAI PENELITIAN
V. SURAT KETERANGAN SEMPRO
VI. SURAT TUGAS
VII. UNDANGAN SEMINAR PROPOSAL
VIII. BERITA ACARA SELEKSI JUDUL
IX. SURAT KETERANGAN KOMPRE
X. SERTIFIKAT PESKAM
XI. SERTIFIKAT TOEFEL
XII. LEMBAR KONSULTASI JUDUL
1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Al-Qur’an adalah kalam Allah Swt yang diwahyukan untuk

Rasulullah Saw lewat perantara malaikat jibril serta memiliki

kemukjizatan setiap lafal dalam membacanya sehingga bernilai ibadah

dan diriwayatkan secara mutawatir. Al-Qur’an ditulis dalam mushaf

dan dimulai dengan surat pertama Al-Fatihah dan di akhiri dengan

surat An -Nas. Al-Qur’an ialah pedoman umat manusia untuk

memperoleh kehidupan yang baik dan benar, untuk kebahagiaan di

dunia dan di akhirat kelak. 1

Dari penjelasan di atas, peneliti mengambil kesimpulan bahwa Al-

Qur’an merupakan kalam Allah yang wajib menjadi pedoman semua

umat manusia agar mendapatkan kehidupan yang baik, Al-Qur’an di

turunkan kepada Nabi Muhammad Saw melalui malaikat jibril agar

semua manusia dapat membaca dan mengamalkannya.

Pendidikan merupakan sarana yang sangat efisien untuk

meningkatkan kemapuan serta membuat kepribadian anak lewat

keahlian serta pengetahuan. Pendidikan ialah salah satu dasar dalam

upaya penting untuk mengembangkan sumber daya individu, sehingga

dalam kondisi pendidikan di indonesia pembelajaran diharapkan

1
Robi’atul Adawiyah Devy Habibi Muhammad, Firatih Wulandari and
Religius,”Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Dan Motivasi Belajar Membaca Al-Qur’an Terhadap
Pembentukan Karakter Religiusitas Di Mts Ulul Leces Probolinggo.’’3,NO.2(2021): hal 243 - 253
2

sanggup meningkatkan sumber daya manusianya yang unggul dan

sanggup meningkatkan, tingkat keahlian intelektual serta perorangan 2.

Pendidikan tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31


ayat 1 dan ayat 2 berbunyi, pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan suatu sistem pengajaran nasional, yang di atur oleh
undang-undang. Pasal ini mengharuskan pemerintah membuat satu
sistem pendidikan nasional untuk memberi kesempatan kepada setiap
warga negara dalam memperoleh pendidikan. 3

Pembelajaran yakni suatu sistem dan metode yang menyangkutkan

beragam bagian, bagian-bagian itu ialah bagian tujuan, guru, santri,

perlengkapan, area atau badan kurikulum dan evaluasi. Antara satu

bagian serat bagian lain saling bertugas guna mencapai tujuan. Apabila

ada bagian yang baik , tetapi pula ada yang tidak baik hingga tujuan

tidak akan sukses dengan bagus. 4 Pembelajaran merupakan cara

interaksi paserta didik dengan pengajar serta sumber belajar pada

sesuatu lingkungan belajar yang mencakup guru serta anak didik yang

silih beralih data buat mencapai tujuan lewat edukasi, bimbingan serta

mendidik. Pembelajaran pada dasarnya adalah proses penambahan

imformasi dan kemampuan baru. Ketika kita berfikir informasi dan

kemampuan apa yang harus dimiliki oleh siswa, maka pada saat itu

juga kita semestinya berfikir strategi apa yang harus dilakukan agar

semua itu dapat tercapai secara efektif dan efisien. Ini sangat penting

2
Fifit Trisnayanti Abdi, Devy Habibi Muhammad, and Ari Susandi,”pengaruh metode
wafa dan profesionalisme guru terhadap kemampuan Membaca Al-Qur’an DI TPQ Al-Hidayah,”
jurnal pendidikan dan konseling volume 4 ( 2022 ) : hal 139-148
3
Amos Neolaka dan Grace Amalia, Landasan Pendidikan, (Depok : PT Kharisma putra
Utama, 2017), hal. 267
4
Benny Pasetiya and Heri Rifhan Halili,”Peran Tpq Dalam Meningkatkan Kualitas
Kemampuan Baca Al-Qur’an Pada Anak Di TPQ.”Al-Ibtidaiyah III ( 2022 ) : hal 1 - 17
3

untuk dipahami, sebab apa yang harus dicapai akan menentukan

bagaimana cara mencapainya 5

Berdasarkan pendapat Moh Yusuf yang dikutip oleh Farhan Fauzi

mendefinisikan pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam

kehidupan, karena dengan pendidikan, manusia akan memiliki

kemampuan dalam menjalani kehidupan. Pada dasarnya pendidikan

dapat dimaknai sebagai suatu kekuatan yang dinamis dalam kehidupan

setiap manusia. Di sini dijelaskan bahwa pendidikan itu dapat

berpengaruh perkembangan fisik, mental, emosional, sosial pada diri

seseorang.6

Mengacu pada penjelasan di atas, maka dapat di simpulkan bahwa

pendidikan adalah upaya yang di susun dengan sengaja untuk

mempersiapkan agar paserta didik agar memiliki ilmu pengetahuan,

pemahaman dan keyakinan terhadap pendidikan yang ditempu.

Dengan tujuan membentuk paserta didik agar dapat menerapkan ajaran

tersebut dalam kehidupan mereka.

Pemerintah indonesia ikut mendukung hal ini di buktikan dengan

adanya ketepatan beserta materi dalam Negeri dan Mentri Agama RI

nomor 28 tahun 198/44 A 82 mengatakan “perlunya usaha peningkatan

penghayatan dan pengamalan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-

hari”, keputusan tersebut kemudian di tegaskan oleh instruksi menteri

Agama RI nomor 3 tahun 1990 tentang perwujudan jalan peningkatan


5
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran (orientasi standar proses pendidikan)..., hal. 129
6
Mohd Yusuf Ahmad,”Konsep Pendidikan Islam,” Pengajian Islam 1,no.20 (2013):,hal.
95-104
4

kemampuan dalam membaca Al-Qur’an.7 Akan tetapi mempelajari dan

memahami isi atau kandungan Al-Qur’an bukanlah hal mudah, guru

memiliki kedudukan utama, oleh karena itu guru di harapkan mampu

melaksanakan tugas dan perannya secara optimal agar mencapai tujuan

pembelajaran yang maksimal. Sehingga di butuhkan guru yang

mempunyai strategi, cara, atau metode dalam mengajarkannya.

Mengingat berartinya eksistensi pendidikan islam, metode yang

efesien adalah dengan memberikan peluang pada anak untuk berlatih

bersama sehingga mereka bisa memainkan peran yang diharapkan,

sebab dibutuhkan sesuatu tempat ataupun tempat dimana cara

pendidikan berjalan, cara serta proses pendidikan dilakukan dengan

cara bersamaan. Dengan begitu kesadaran diri jadi kunci penting

dalam pendidikan. Pendidikan tidak dapat lepas dari kehidupan orang

seperti Pembelajaran Agama Islam (membaca dan menghafalkan Al-

Qur’an).8 Dalam pendidikan agama islam, belajar Al-Qur’an salah satu

bagian utama dari ilmu pengetahuan. Penelitian yang mengkaji

pembelajaran Al-Qur’an erat kaitannya dengan pengajaran dan Al-

Qur’an adalah sumber pokok dari pengajaran Islam.

Kitab suci Al-Qur’an merupakan kalamullah yang diturunkan oleh

semua orang, Al-Qur’an merupakan bacaan yang mulia, Al-Qur’an

7
Reni Panca Wati, “Penerapan Metode Tilawati Dalam Pembelajaran Al-Qur’an Di TPQ
Al-Baitul Hikmah Purwokerto Wetan Kecamatan Purwokerto Timur Kabupaten
Banyumas”,Skripsi, IAIN Purwokerto tahun 2017, hal. 2.
8
Abd Rohim et al.,Hubungan profesionalisme guru dan motivasi dalam menghafal ayat
Al-Qur’an terhadap hasil belajar Al-Qur’an hadis,”P-ISSN 2620-861X E-ISSN 2620-8628(2022)
hal: 1-17
5

merupakan kitab suci umat islam yang diturunkan kepada Nabi,Al-

Qur’an untuk di baca, di mengerti, diamalkan serta di jadikan prinsip

hidup untuk semua umat manusia untuk menggapai keselamatan di

dunia serta di akhirat 9. isi Al-Qur'an mencakup setiap standar

syariah yang telah ada di kitab kitab yang lalu. Al-Qur'an adalah

penolong bagi seluruh umat manusia karena mengandung pelajaran

Islam yang membimbing semua bagian kehidupan, dan keselamatan

keberadaan manusia di dunia ini dan di akhirat. Al-Qur'an adalah

petunjuk bagi seluruh umat manusia karena mengandung pelajaran

Islam yang membimbing semuabagian kehidupan, dan

kesejahteraan keberadaan manusia di dunia ini dan di akhirat.

Sebagaimana sesuai dengan firman Allah SWT di dalam Al-Qur’an

surat An-Nahl ayat 89 :

‫علَ ْي ِه ْم ِم ْن ا َ ْنفُ ِس ِه ْم َو ِجئْنَا بِ َك‬َ ‫ث فِ ْي كُ ِل ا ُ َّم ٍة شَ ِه ْيدًا‬ ُ َ‫َويَ ْو َم نَ ْبع‬


ٍ‫ب تِ ْبيَا ًنا ِلكُ ِل ش َْيء‬ َ ‫علَي َْك ْال ِك ٰت‬ َ ‫ع ٰلى ٰ ٰٓهؤ َ َُۤل ِۗ ِء َون ََّز ْلنَا‬
َ ‫ش ِه ْيدًا‬ َ
َ‫َّوهُدًى َّو َر ْح َمةً َّوبُ ْش ٰرى ِل ْل ُم ْس ِل ِميْن‬
Terjemah :

Dan (ingatlah) pada hari (ketika) kami bangkitkan pada setiap


umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri, dan kami
datangkan engkau (Muhammad) menjadi saksi atas mereka. Dan
kami turunkan kitab (Al-Qur’an) kepada mu untuk menjelaskan
segala sesuatu, sebagai petunjuk, serta rahmat dan kabar gembira
bagi orang yang berserah diri (muslim).

Semua umat Islam mempunyai kewajiban untuk menjalankan

segala perintah-Nya, salah satunya adalah perintah membaca Al-

9
Defy Habibi Muhammad, “Upaya Peningkatan Baca Tulis Al-Quran Melalui Metode
Qiroati,” JIE (Journal of Islamic Education)3, no. 2 (2019) hal: 142..
6

Qur’an.10 Allah subhanahu wa ta'ala menjamin sendiri tentang

keaslian Al-Qur'an. Sebab kebesaran serta keagungan al-Qu’ran,

sehingga orang yang belajar serta mengajarkan al-Quran tentu saja

termasuk banyak orang yang mulia. Oleh sebab itu, kewajiban

seseorang muslim merupakan kewajiban dalam mempelajari serta

memahami isi ajaran Al-Qu’ran yang diturunkan oleh Allah pada

umat manusia. Sehubungan dengan penjelasan tersebut sudah

ditegaskan.

Dalam firman Allah swt Al-Qur’an surah Al-Alaq ayat 1.

ْ َ‫ِي َخ َل َۚق‬
ْ ‫َۚۚ اِ ْق َرأ ِباس ِْم َر ِب َك الَّذ‬
Terjemah :

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan

Bait-bait Al-Qur'an yang tersampaikan dengan baik akan

menjadi contoh yang berharga bagi kemajuan manusia dimasa yang

akan datang. Allah telah menjadikan Al-Qur'an sebagai sebuah ibadah

dengan pahala yang dilipat gandakan. Oleh karena itu, umat Islam

dianjurkan untuk selalu membaca Al-Qur'an secara konsisten dengan

baik dan benar sesuai dengan pedoman ilmu Tajwid. Bila bacaan Al-

Qur’an tidak diikat dengan kaidah Tajwid, maka hendak timbul

sesuatu susunan lagu ataupun irama yang cenderung mengganti bacaan

10
Rohmattullah, “efektivitas metode as-sahl dalam meningkatkan kemampuan membaca
alquran di kampus taman lansia ponpes al-jadid fisabilillah, (yogyakarta skripsi,”
2019)
7

Al-Qur’an dan sudah barang tentu pembacanya tidak hendak

memperoleh rahmat dari Al-Qur’an melainkan memperoleh laknat

ataupun murka Allah Swt dikarenakan membaca Al-Qur’an dengan

tanpa memakai kaidah-kaidah ilmu Tajwid. Sahabat rasul yang

bernama Anas Ibnu Raja mengatakan,“ alangkah banyak para

pembaca Al-Qur’an itu memperoleh murka Allah( laknat) diakibatkan

cara membacanya 11.

Saat ini masih banyak sekolah ataupun lembaga pendidikan Al -

Qur’an yang hadir ditengah warga yang masih banyak memakai

metode lama. Serta juga beberapa Sekolah dan lembaga pendidikan

Al-Qur’an itu bersaing untuk memberikan mutu untuk anak didik

ataupun santrinya yang mampu membaca Al-Qur’an dengan baik

(tartil) sesuai dengan ilmu Tajwid pada setiap anak. Untuk bisa

melindungi bacaan Al-Qur’an yang sempat diajarkan oleh Rasulullah

SAW serta sahabatnya dengan cara mutawatir, masih banyak dari

para ilmuwan Al-Qur’an yang melahirkan tata cara ataupun metode

membaca Al-Qur’an dengan benar dan baik.

Di Indonesia sendiri misalnya, banyak metode bacaan Al-Qur’an

yang bisa memudahkan seseorang didalam membaca Al-

Qur’an,semacam metode Qiraati,Dirasati,Qur’ani serta metode-metode

yang lain. Pastinya dari dari seluruh metode yang beraneka ragam itu

11
M. Mutfi, “strategi pembelajaran al-qur’an dalam meningkatkan kemampuan
baca al-qur’an santri di tpq al-hasani (gampingan pagak malang,” 2015)
8

intinya satu, ialah menjaga kebenaran serta kecepatan untuk dapat

membaca Al-Qur’an dengan baik( berseni) serta benar ( bertajwid).

Dalam proses pembelajaran kemampuan membaca Al-Qur’an

seorang guru menciptakan suasana/strategi yang baik supaya anak aktif

dan memperhatikan materi yang diajarkan didalam kegiatan proses

pembelajaran kemampuan membaca Al-Qur’an dan anak menjadi

semangat waktu belajar, sehingga yang disampaikan guru tersebut

mudah dipahami dan dimengerti oleh paserta didik.

Menurut sudirdja dan siregar, strategi pembelajaran kemampuan

membaca Al-Qur’an adalah upaya untuk menciptakan kondisi dengan

sengaja agar tujuan pembelajaran dapat dipermudah pencapaiannya. Di

sini, strategi mencerminkan keharusan untuk mempermudah membaca

Al-Qur’an dan tujuan pembelajarannya. 12

SMK Negeri 2 Samarinda menerapkan inisiatif program membaca

Al-Qur’an sebagai dari usaha dalam membentuk karakter paserta didik

yang memiliki kecintaan kepada Agama. Program ini dijalankan secara

teratur setiap sebelum pembelajaran berlangsung dengan harapan

bahwa paserta didik akan menjadi mahir dalam membaca Al-Qur’an

dan juga dapat meningkatkan kemampuan mereka terhadap materi

pelajaran terutama dalam mata pelajaran Pendidik Agama Islam.

Dengan adanya program baca Al-Qur’an menjadi sangat signifikan

karena memiliki potensi untuk meningkatkan motivasi belajar serta

12
Depdiknas. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SMP &
MTS, Jakarta : Pusat Kurikulum,Balitbang Depdiknas,(2013) hal. 10-11
9

kemampuan paserta didik dalam memahami pelajaran Pendidikan

Agama Islam. Guru PAI yang mewajibkan seluruh paserta didik untuk

membaca Al-Qur’an setiap pembelajaran berlangsung dengan adanya

program seperti ini akan menghasilkann dampak positif yang jelas.

Dari pemaparan di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa

dengan adanya program baca Al-Qur’an akan lebih membuat paserta

didik cinta kepada Agama dan mengajarkan Al-Qur’an adalah sebuah

tanggungjawab yang harus di penuhi oleh setiap orang,ini merupakan

langkah awal yang di ambil oleh orang tua untuk melindungi

keturunan mereka dan menjaga anak mereka tetap terhindar dari

bahaya.

Program membaca Al-Qur’an di SMK Negeri 2 Samarinda sudah

berjalan selama lima tahun dan sempat tidak di terapkan kembali

setelah tahun 2022 program baca Al-Qur’an ini akan kembali di

terapkan oleh guru PAI di sekolah, saat ini yang di wawancarai oleh

seorang guru Pendidikan Agama Islam yaitu, Bapak Mokhammad

Taufik dan bapak Dicky Renaldy yang di tanyai mengenai alasan

mengapa SMK Negeri 2 Samarinda mewajibkan setiap paserta didik

muslim untuk membaca Al-Qur’an, beliau menyampaikan bahwa

dikarenakan masih banyak paserta didik yang memiliki keterbatsan

dalam kemampuan membaca Al-Qur’an bahkan diantaranya belum

bisa membaca Al-Qur’an sama sekali, beliau juga mengalami situasi

dimana paserta didik yang mengalami kesulitan dalam membaca Al-


10

Qur’an kemudian beliau meminta paserta didik untuk membacakan Al-

Qur’an dalam proses pembelajaran tetapi paserta didik tidak bisa

membaca ada yang sudah bisa tetapi dalam penyebutan tajwidnya

masih kurang. Oleh karena itu, sangat penting untuk memperkenalkan

dan membiasakan kegiatan membaca Al-Qur’an kepada paserta didik.

Membaca Al-Qur’an dicatat sebagai amal ibadah. Di antara sekian

banyak bacaan, hanya membaca Al-Qur’an saja yang dianggap ibadah,

sekalipun membaca tidak tau maknanya, apalagi jika ia mengetahui

makna ayat atau surat yang dibaca dan mampu mengamalkannya.

Adapun bacaan-bacaan lain tidak dinilai ibadah kecuali disertai niat

yang baik seperti mencari ilmu, jadi pahala yang diperoleh pembaca

selain Al-Qur’an adalah pahala mencari ilmu, bukan subtansi bacaan

sebagaimana dalam Al-Qur’an.13

Berdasrkan pemaparan di atas maka peneliti dapat menyimpulkan

bahwa membaca Al-Qur’an merupakan salah satu ibadah yang di

anjurkan dalam agama islam, Al-Qur’an tidak hanya di baca tetapi

juga di amalkan dan mencari tau makna dari isi dari Qur’an tersebut

dengan niat ingin mengharapkan pahala dari Allah.

Semakin meningkatnya kemampuan dalam membaca kita suci Al-

Qur’an maka secara tidak langsung itu akan meningkatkan kecerdasan

spiritual dari semua paserta didik, karena dengan kecerdasan spiritual,

maka siswa mampu menjadi kreatif, berwawasan luas atau spontan

13
Anshor,.Ulumul Qur’an, Jakarta : Rajawali Press,(2013)hal.18-19
11

secara kreatif mengatasi semua masalah tanpa menimbulkan masalah,

contoh : sabar, hati-hati dalam mengambil keputusan atau tidak

gegabah, selalu jujur dalam bertindak, lebih cerdas secara spiritual

dalam beragama, mengedepankan etika dan moral dalam pergaulan,

selalu merasa diawasi oleh Allah SWT setiap saat, segala sesuatu yang

dikerjakan bernilai ibadah14.

Berdasarkan hasilnya maka dapat di simpulkan masalah dalam

membaca Al-Qur’an terbagi dalam beberapa bentuk seperti kurangnya

paserta didik dalam hal melafalkan huruf hijaiyah seperti pelafalan

huruf “ Dzal, Za, Sin, Syin, dan Qaf, Kaf. Kurangnya paserta didik

dalam mengenal ilmu tajwid, seperti ikhfa syafawi, idgham mimi,

izhar syafawi, idghom bighunnah, idghom bilaghunnah, kurangnya

paserta didik dalam mahraj huruf, hal ini dikarenakan kurangnya

pendidikan Agama yang ada di rumah kurang lancar dalam membaca

Ayat Al-Qur’an serta susah dalam menghafal ayat-ayat Al-Qur’an.15

Berdasarkan hasil observasi peneliti bahwa masih ada berupa

paserta didik yang belum bisa membaca Al-Qur’an, karena di sekolah

tersebut sangat jarang sekali diterapkannya membaca Al-Qur’an

kecuali di hari-hari tertentu, selain daripada itu sarana dan prasarana

disana, karena hal ini sangat berpengaruh pada peningkatan membaca

Al-Qur’an pada paserta didik, karena sarana dan prasarana merupakan

14
Fitriani, A., & Yanuarti, E. Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam
Menumbuhkan Kecerdasan Spiritual Siswa. BELAJEA:Jurnal Pendidikan Islam ( 2018 ).https
://doi.org/10.29240/belajea.v3i2.527
15
Gema Wati, Guru Pendidikan Agama Islam, manisak : Wawancara, 05 April(2021)
12

salah satu penunjang dari kesuksesan pelaksanaan strategi yang akan

dilaksanakan pada program metode tilawati.sekolah memiliki

kecendrungan kepada guru siswa untuk memperhatikan pelajaran

umum daripada PAI sehingga berpengaruh terhadap kemampuan

membaca Al-Qur’an, banyaknya siswa yang bisa membaca Al-Qur’an

tetapi belum tepat dalam makhraj, panjang pendek dan tajwidnya.

Kemampuan membaca hanya diperoleh ketika pembelajaran PAI saja

yang satu minggu sekali dalam tiga jam, dan tidak didukung metode

khusus dalam membaca Al-Qur’an.

Berdasarkan apa yang diuraikan di atas, maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam dengan mengangkat

judul “Implementasi Delivery Strategi Guru Dalam Meningkatkan

Kemampuan Membaca Al-Qur’an Di SMK Negeri 2 Samarinda

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka

rumusan masalah yang diajukan peneliti yaitu “Bagaimana Implementasi

Delivery strategy guru PAI dalam meningkatkan kemampuan membaca

Al-Qur’an di SMK Negeri 2 samarinda”.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, di atas, maka tujuan diadakannya

penelitian ini yaitu untuk mengetahui Implementasi Delevery strategi guru

PAI dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an di SMK 2

Samarinda
13

D. Manfaat Penelitian

Terselenggaranya penelitian tentang Implementasi Delevery strategi

guru PAI dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an di SMK

Negeri 2 samarinda, diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat lain:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat secara

teoritis dan berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi mahasiswa

dan sekolah tersebut khususnya tentang membaca Al-Qur’an

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini memberikan manfaat sebagai berikut :

a. Bagi peneliti, yaitu menambah wawasan peneliti mengenal

Implementasi Delivery strategy guru PAI dalam meningkatkan

kemampuan membaca Al-Qur’an, agar meningkatkanya minat paserta

didik dalam membaca Al-Qur’an.

b. Bagi Sekolah, yaitu untuk dijadikan bahan pertimbangan, sebagai

masukan dalam upaya peningkatan mutu strategi guru PAI dalam

pembelajaran Al-Qur’an.

c. Bagi orang tua/wali, yaitu untuk menambah wawasan tentang

tentang metode yang sesuai, serta mendukung paserta didik dan pihak

sekolah untuk pengembangan, mengikuti kegiatan pembelajaran Al-

Qur’an di SMK Negeri 2 Samarinda.

E. Penegasan Istilah
14

Agar menghindari terjadi kesalahanpahaman pengertian dan penafsiran

judul penelitian, maka peneliti perlu membuat batasan untuk mempertegas

beberapa istilah yang terdapat dalam judul ini, diantaranya :

1. Penegasan Konseptual

Penegasan konseptual judul penelitian ini, sebagai berikut:

a. Implementasi

Implementasi dibuat secara menyeluruh untuk mewujudkan

sebuat tujuan, ketika semua perencanaan dianggap sempurna, maka

implementasi akan dimulai. Penerapan teori jones dalam

prakteknya bahwa : “Those Activities directed toward putting a

program into effect”( kegiatan-kegiatan yang diarahkan untuk

mewujudkan sebuah program ). Definisi implementasi menurut

Nurdin Usman dalam bukunya konteks implementasi berbasis

kurikulum menjelaskan implementasi yang secara garis besarnya

adalah, ringkasnya, aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya

mekanisme atau sistem. Implementasi bukan sekedar aktivitas

namun suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan untuk

tercapainya tujuan dari kegiatan. 16

Mengacu pada penjelasan di atas, maka peneliti dapat

disimpulkan bahwa implementasi ialah aktivitas yang dilakukan

untuk mencapai suatu tujuan kegiatan yang akan dicapai dalam

16
Nurdin Usman, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum, ( Jakarta : Grasindo, 2002),
hal.170
15

sebuah rencana yang akan di buat sehingga kegiatan tersebut dapat

berjalan dengan baik.

b. Delivery Strategy

Delevery strategy penyampaian pembelajaran, orientasinya

adalah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai setelah proses

pembelajaran berlangsung. Dalam meningkatkan relevansi

pembelajaran yaitu dengan menyampaikan/menyajikan pernyataan

atau contoh-contoh yang sesuai dengan tujuan dan kegunaan

pembelajaran. Hakekat dari pemberitahuan tujuan pembelajaran

adalah menginformasikan apa yang harus dicapai siswa pada akhir

pembelajaran.17

Berliner dalam wena menjelaskan bahwa jika guru

menjelaskan tugas-tugas dan memanfaatkan apa yang diperoleh

dari tugas-tugas tersebut maka penampilan atau kegiatan belajar

akan lebih bergairah jika di bandingkan dengan kelompok siswa

tanpa diberikan penjelasan tentang tugas yang diberikan 18

Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat disimpulkan

bahwa Delivery Strategy ialah suatu kegiatan yang sedang

berlangsung untuk menyampaikan pembelajaran atau menyajikan

sebuah informasi apa yang harus di ambil oleh siswa pada saat

akhir kegiatan belajar.

17
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif, Bumi Aksara, (jakarta : 2009,),hal. 40
18
Ibid, hal 40
16

c. Kemampuan

kemampuan berarti kesanggupan, kecakapan, kekuatan.

Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan.

19Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan

seseorang berusaha dengan diri sendiri, kemampuan yang

dimaksud berarti kapasitas seorang individu dalam melakukan

beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Jadi kemampuan membaca

Al-Qur’an adalah kecakapan yang dimiliki oleh seseorang yang

diperoleh dari pengalaman. Dengan demikian, kemampuan

membaca Al-Qur’an merupakan hasil yang dicapai oleh seseorang

setelah melakukan aktivitas dalam jangka waktu tertentu. 20

Inch dan Crunkilton sebagaimana di kutip mulyasa

mendefinisikan kompetensi (kemampuan) adalah penguasaan

terhadap suatu tugas, keterampila, sikap dan apresiasi yang di

perlukan untuk menunjang keberhasilan. Contoh kamampuan

seperti kemampuan logika, kemampuan berpidato, kemampuan

membuat kerajinan dan seni 21

Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa

kemampuan ialah kesanggupan seseorang dalam mengerjakan

sesuatu kegiatan, yang dimana kemampuan seseorang dalam

19
Susanto Ahmad, Teori Belajar & Pengembangan di sekolah Dasar, (jakarta :
Prenadamedia Group. 2016), hal.247
20
M. Quraish Shihab, Membumikan Al - Qur’an Fungsi dan Peranan Wahyu dalam
Kehidupan Masyarakat (Bandung: Mizan, 2006), hal. 57
21
Mulyasa, E.Kurikulum Berbasis Kompetensi ; Konsep, karakteristik, dan
Implementasi. (Bandung: Remaja Rosda Karya,2008),hal.38
17

bercakap dan selalu berusaha dengan diri sendiri tanpa melibatkan

orang lain.

d. Membaca

Henry guntur tarigan menyatakan” membaca adalah suatu

proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk

memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui

media kata-kata atau bahasa tulis22

Membaca sesungguhnya adalah fondasi dari proses belajar.

masyarakat yang gemar membaca (reading society) akan

melahirkan masyarakat belajar (learning society), karena

membangun perilaku dan budaya membaca adalah kunci untuk

membangun masyarakat ilmu penegtahuan (knowledge society)

yang berbasis pada pengembangan kualitas sumber daya manusia.

e. Al-Qur’an

Al-Qur’an adalah sebuah perkataan Allah Swt yang

merupakan mukjizat diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw

dalam bahasa arab, dan tertulis dalam mushaf-mushaf, dan

dianggap sebagai ibadah dalam membacanya, yang di riwayatkan

secara mutawatir, dimulai dengan surat Al-Fatihah dan di akhiri

dengan surat An-Naas. Menurut Muh. Aqil Haidar Al-Qur’an pada

hakikatnya merupakan firman Allah Swt kepada manusia dan

bukan hanya Al-Qur’an yang merupakan perkataan Allah kepada

22
Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung :
Angkasa Bandung, 2008),hal.7.
18

manusia, tetapi ada banyak jenisnya. Karna itu tidak cukup untuk

mendefinisikan Al-Qur’an hanya dengan perkataan Allah Swt,

tetapi harus ada pembahasan lain agar menjadi tepat.

Menurut Abdul Waqod dalam jurnalnya mengatakan Al-

Qur’an adalah Mukjizat Nabi Muhammad Saw, yang besar

diriwayatkan oleh orang banyak sehingga mustahil mereka itu akan

bersepakat untuk berdusta. Kemudian apabila kita membacanya

dengan niat ikhlas, maka Allah akan menerimanya sebagai suatu

ibadah, artinya Allah akan memberikan ganjaran pahala atas

bacaan tersebut. 23

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

Al-Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan Allah kepada Nabi

Muhammad Saw yang isinya mencakup seluruh perkara dunia dan

akhirat, siapapun yang membacanya akan mendapatkan pahala.

Maka disinilah pentingnya belajar ilmu Tajwid karena ketika

membaca Al-Qur’an kita wajib melafadzkan nya dengan tartil,

ketika membacanya salah maka akan merubah maknanya justru

malah melaknati bagi pembacanya.

2. Penegasan Operasional

Penegasan operasional merupakan hal yang sangat penting dalam

pembahasan skripsi agar dapat dipahami dengan mudah dan jelas

sesuai dengan arah dan tujuan, serta agar tidak terjadi salah pengertian

23
Wahbah Az-zuhaili, At-Tafsir al-Munir (1/13)
19

dalam penafsiran penulisan skripsi ini. Penegasan operasional dari

judul “Strategi guru dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-

Qur’an di SMK Negeri 2 Samarinda” adalah membahas mengenai

bagaimana strategi guru PAI dalam meningkatkan kemampuan

membaca Al-Qur’an di SMK Negeri 2 Samarinda

Dalam penelitian ini pelaksanaan Delivery Strategi dalam

meningkatkan kemampuan baca Al-Qur’an dengan menggunakan 3

komponen yang akan di lakukan yaitu :

1. Media pembelajaran yang mencakup semua sumber yang sangat

diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan paseta didik,

media tersebut berupa perangkat keras, seperti, komputer,

proyektor dan perangkat lunak lainnya yang digunakan untuk

mempermudah paserta didik dalam memahami materi tentang cara

membaca Al-Qur’an yang benar sesuai dengan penyebutan huruf

dan panjang pendeknya. Dengan adanya perangkat tersebut banyak

siswa yang telah melihat berbagai aspek bagaimana posisi mulut

atau lidah saat menyebutkan huruf yang benar dan juga panjang

pendek yang benar. Adapun guru juga termasuk media

pembelajaran sehingga merupakan bagian dari kajian strategi

penyampaian.

2. Bentuk interaksi antara paserta didik dengan media ini merupakan

komponen penting keduanya untuk strategi penyampaian.

Komponen ini penting karena uraian mengenai strategi


20

penyampaian tidaklah lengkap tanpa memberi gambaran tentang

pengrauh apa yang dapat di timbulkan oleh suatu media, seperti

gambar atau video pada kegiatan belajar siswa, itulah sebabnya

komponen ini lebih menaruh perhatian pada kajian mengenai

kegiatan belajar apa yang dilakukan oleh siswa dan bagaimana

peranan media untuk merancang kegiatan-kegiatan ini. Dengan

tersedianya media pembelajaran seperti ini akan mempermudah

kegiatan belajar siswa, kehadiran guru, hanya untuk mengarahkan

kegiatan belajar, buku sebagai sumber informasi adapun media

seperti proyektor untuk menampilkan gambar atau film tentang

membaca Al-Qur’an untuk merangsang kegiatan belajar siswa.

Interaksi antara siswa dengan media inilah yang sebenarnya

merupakan wujud nyata dari tindak belajar.

3. Bentuk struktur pembelajaran cara untuk menyampaikan

pembelajaran ini lebih mengacu kepada komponen yang kedua dan

ketiga dari strategi penyampaian. Misalnya penyampaian

pembelajaran melalui ceramah. Dengan menuntut penggunaan

media guru dan dapat diselenggarakan dalam kelas besar, kegiatan

belajar yang dilakukan siswa sering kali banyak tergantung pada

rangsangan guru. Penyampaian pembelajaran dalam kelas besar

menuntut penggunaan jenis media yang berbeda dari kelas kecil,

demikian juga untuk pembelajaran perseorangan dan table belajar

sendiri.
21

F. Kajian Pustaka

Dalam penulisan skripsi ini, kajian pustaka sangat diperlukan

untuk mendapatkan suatu konsep dan teori-teori yang diharapkan di dalam

penggunaanya, dan dijadikan sebagai bahan rujukan. Dan yang dijadikan

rujukan adalah.

1. Hidayahtullah ( 2019 ) dalam skripsi pendidikan agama islam yang

berjudul” strategi guru dalam meningkatkan kemampuan baca Al-

Qur’an santri di TPA Al-Karim kota bengkulu”. Penelitian ini

merupakan penelitian yang menggunakan metode deskriptif kualitatif.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi guru

dalam meningkatkan kemampuan baca Al-Qur’an santri TPA al-karim

kota bengkulu dan untuk mengetahui hasil dari startegi guru dalam

meningkatkan kemampuan baca Al-Qur’an santri TPA Al-karim kota

bengkulu. Kemudian penelitian ini menggunakan metode

pengumpulan data dan analisis data. Kesimpulan dari penelitian ini

adalah bahwa strategi guru yang dilakukan dalam meningkatkan

kemampuan baca Al-Qur’an santri TPA Al-karim kota bengkulu,

dilihat dari kedua komponen yang peneliti merumuskan sebelumnya di

bab pertama 24.

2. Nindi marselina ( 2019 ) dalam skripsi pendidikan Agama islam yang

berjudul “ strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan

kemampuan baca Al-Qur’an kelas VII SMP Negeri 05 lembong”.

24
Anda Hidayahtulla. Strategi guru dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-
Qur’an Santri di TPA Al-Karim kota bengkulu, skripsi IAIN bengkulu,(2019) hal. 67
22

Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode

deskriptif kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

bagaimana strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam

meningkatkan baca Al-Qur’an siswa kelas VII di SMP Negeri 05 dan

untuk mengetahui bagaimana faktor pendukung dan penghambat

strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan

kemampuan baca Al-Qur’an siswa kelas VII di SMP Negeri 05,

metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode ceramah,

diskusi, tanya jawab dan lainnya 25.

3. Ahmad Hariadi ( 2019 ) dalam jurnal program Studi PGSD FKIP

Universitas Jambi yang berjudul “strategi guru dalam meningkatkan

keterampilan membaca Al-Qur’an di SDIT aulia batanghari”.

Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode

deskriptif kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara

guru PAI dalam meningkatkan keterampilan membaca Al-Qur’an pada

siswa SDIT Aulia batanghari, dan untuk mengetahui sebab-sebab

terlaksananya dan ketidak laksanaan cara guru PAI dalam

meningkatkan keterampila membaca Al-Qur’an pada siswa SDIT

Aulia batanghari. Metode penelitian ini menggunakan dengan

pengumpulan data dan analisis data 26.

25
Nindi marselina. strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan
kemampuan baca Al-Qur’an kelas VII SMP Negeri 05 lembong, Skripsi IAIN Curcup,(2019)hal.70
26
Ahmad Hariadi. strategi guru dalam meningkatkan keterampilan membaca Al-Qur’an
di SDIT aulia batanghari, jurna gentala pendidikan dasar Program Studi PGSD FKIP Universitas
Jambi,(2019)hal.21
23

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa,

strategi guru dalam meningkatkan keterampila membaca Al-Qur’an

yaitu penerapan metode pembelajaran Al-Qur’an di dalam kelas,

pendamping kerja sama guru dengan teman sejawat. Kerja sama

sekolah dan orang tua, kerja sama sekolah dan masyarakat dan

penyediaan sarana dan prasarana. Faktor-faktor yang mendukung

strategi guru dalam meningkatkan keterampila membaca Al-Qur’an

diantaranya ialah paserta didik sudah memiliki kemampuan membaca

Al-Qur’an, lingkungan keluarga yang menjadi tauladan dan

mengajarkan anak membaca Al-Qur’an. Guru yang kompeten dan

mempunyai komitmen untuk meningkatkan keterampilan membaca

Al-Qur’an pada paserta didiknya. Lingkungan masyarakat yang islami,

sarana dan prasarana yang di sekolah memadai.

4. Penelitian yang dilakukan Agung Kurniawan tahun ( 2010 ) yang

berjudul efektivitas pembelajaran baca tulis Al-Qur’an ( BTQ )

terhadap kemampuan membaca Al-Qur’an siswa SMA Fatahillah.

Metode yang dipakai pada penelitian ini adalah metode kualitatif.

Penelitian ini dilaksanakan di daerah ciledug, tangerang. Tujuan

diadakan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana

penggunaan metode BTQ terhadap kemampuan membaca Al-Qur’an

di SMA 10 tersebut. Hasil dari penelitian ini adalah metode

pembelajaran BTQ berpengaruh 39% terhadap kemampuan membaca

Al-Qur’an pada siswa. Penelitian ini menghubungkan antara pelajaran


24

sekolah BTQ dengan tingkat efektivitas kualitas bacaan Al-Qur’an

siswa di SMA tersebut.

5. Penelitian yang dilakukan oleh mernawati ( 2011 ) yang berjudul “

Strategi guru PAI dalam meningkatkan kemampuan baca tulis Al-

Qur’an pada MTS pondok pesantren Nahdlatul Ulum”. Perbedaan

peneliti terdahulu dengan peneliti penulis yaitu lokasi penelitian

berbeda, pada penenlitian terdahulu lebih fokus pada kemampuan baca

tulis Al-Qur’an sedangkan pada penelitian penulis lebih fokus kepada

strategi guru PAI dalam peningkatan kompetensi membaca Al-Qur’an

siswa. Hasil penelitian terdahulu yaitu menunjukkan pelaksanaan baca

tulis Al-Qur’an membuktikan sudah cukup baik setiap harinya.

6. Penelitian yang dilakukan oleh Eva Fahmi Sa’adah (2020) dengan

judul “ Strategi Guru Al-Qur’an Hadis dalam mengatasi kesulitan

Membaca Al-Qur’an Siswa di MTs At-Taqwa Harapan Baru

Samarinda”. Metode dalam penelitian ini yaitu menggunakan

penelitian kualitatif. Pengumpulan datanya menggunakan teknik

observasi, wawancara serta dokumentasi. Teknik analisa data

dilakukan dengan tiga tahap yakni reduksi data, penyajian data, dan

pengambilan kesimpulan. Lokasi penelitian di MTs At-Taqwa Harapan

Baru Samarinda dengan narasumbernya adalah guru Al-Qur’an Hadis,

guru bimbingan dan para paserta didik. Hasil penelitian dalam skripsi

ini adalah strategi yang dilakukan oleh guru Al-Qur’an Hadis dan guru

pembimbing Al-Qur’an dalam mengatasi kesulitan membaca Al-


25

Qur’an siswa di MTs At-Taqwa berupa strategi didalam kelas dan

diluar kelas yang dilaksanakan oleh guru Al-Qur’an Hadis seperti

kegiatan rutinan membaca Al-Qur’an setiap hari senin sampai kamis,

melakukan pembelajaran hukum Tajwid, melaksanakan hafalan surah

dan doa-doa, serta mengadakan program tahfidz Qur’an.27

7. Penelitian yang dilakukan oleh Noni Aprilia Jasmine Amanda (2021)

dengan judul” Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam

Menanamkan Nilai-Nilai Pendidikan Multukultural di SMP Negeri 15

Samarinda”. Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian

kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian

ini yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian

dalam skripsi ini dimana strategi pembelajaran guru PAI di SMP

Negeri 15 Saarinda menggunakan strategi dalam proses pengajaran

untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan multukultural, strategi

pembelajarannya yaitu strategi pembelajaran kooperatif dalam

penanaman nilai toleransi, strategi ekspositori dalam penanaman nilai

aktif dan strategi berbasis pada masalah dalam penanaman nilai

kemanusiaan. 28

8. Penelitian yang dilakukan oleh Dita Yoevita Dewi yang berjudul

“Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Bagi Mahasiswa

27
Eva Fahmi Sa’adah,” Strategi Guru Al-Qur’an Hadis dalam mengatasi kesulitan
membaca Al-Qur’an siswa di MTs At-Taqwa Harapan Baru Samarinda”, Skripsi, IAIN
Samarinda, Tahun 2020.
28
Noni Aprilia Jasmine Amanda,”Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam
menanamkan Nilai-nilai Pendidikan Multikultural di SMP Negeri 15 Samarinda, Skripsi, IAIN
Samarinda, Tahun 2021
26

STAIN Samarinda”. Dalam skripsi tersebut, di latar belakangi oleh

adanya kecendrungan yang terjadi kelemahan pada sebagian

mahasiswa STAIN Samarinda dalam membaca Al-Qur’an, hal ini

berdasarkan data-data yang diperoleh dari pesantren kampus STAIN

Samarinda yang menyebutkan bahwa masih banyak mahasiswa yang

belum lancar membaca Al-Qur’an. Dengan hasil penelitian yang

penulis dapat yaitu upaya yang dilakukan oleh pihak lembaga dalam

meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an yaitu bagi mahasiswa

yang ingin lulus dari STAIN maka harus memiliki surat Akta sertifikat

tanda lulus baca tulis Al-Qur’an dari pesantren Kampus dan

mengadakan penambahan fasilitas khusus. 29

TABEL I
KAJIAN PUSTAKA

No Nama/Judul Persamaan Perbedaan

1 Penelitian ini Penelitian ini Perbedaannya terletak


dilakukan oleh menggunakan pada sala satu
Hidayahtullah penelitian deskriptif judulnya yaitu
dengan judul kualitatif dan juga penelitian ini di
Strategi guru menggunakan metode tujukan untuk anak
dalam deskriptif kualitatif, santri di TPA Al-
meningkatkan sama-sama membahas Karim kota bengkulu,
kemampuan baca tentang strategi guru dan juga terletak pada
Al-Qur’an santri dalam meningkatkan metodenya yaitu
di TPA Al-Karim kemampuan membaca metode pengumpulan
bengkulu. Al-Qur’an, juga data dan wawancara
menggunakan metode
pengumpulan data dan
analisis data
2 Penelitian ini di Persamaanya terletak Perbedaan dari
lakukan oleh pada model penelitian ini yaitu
Nindy Marselina penelitannya yaitu pada tujuannya di sini

Dita Yoevita Dewi, “Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Bagi Mahasiswa


29

STAIN Samarinda”, (Samarinda :Skripsi, Perpustakaan IAIN Samarinda, 2013).


27

dengan judul sama-sama di cantumkan hanya


“strategi guru menggunakan model dua tujuan penelitian
Pendidikan deskriptif kualitatif. sedangkan penelitian
Agama Islam Dalam metodenya ada yang di ambil
dalam juga yang sama dan ada mencantumkan tiga
meningkatkan yang berbeda yaitu tujuan penelitian
kemampuan baca sama-sama
Al-Qur’an kelas menggunakan metode
VII SMP Negeri Iqra, baca tulis dan
05 lembong menghafal, sama-sama
meneliti di sekolah
SMP Negeri.
3 Penelitian ini Persamaanya terletak Penelitian yang dibuat
dilakukan oleh pada model yaitu penelitian
Ahmad Hariadi penelitannya yaitu tingkat SMP kelas VII
dengan judul” sama-sama sedangkan penelitian
strategi guru menggunakan model yang di buat oleh
dalam deskriptif kualitatif. Ahmad Hariadi
meningkatkan Dalam metodenya ada tingkat SDIT.
keterampilan juga yang sama dan ada
membaca Al- yang
Qur’an di SDIT berbeda,persamaanya
aulia batanghari” yaitu sama-sama
program Studi menggunakan metode
PGSD FKIP pengumpulan data dan
Universitas Jambi analisis data
4 Penelitian ini Peneliti saat ini adalah Perbedaan terdapat
dilakukan oleh sama-sama meneliti pada metode
Agung Kurniawan metode pembelajaran pembelajaran
dengan judul Al-Qur’an membaca Al-Qur’an
“efektivitas yang menggunakan
pembelajaran baca metode ummi dan
tulis Al-Qur’an ( tempat penelitian
BTQ ) terhadap
kemampuan
membaca Al-
Qur’an siswa
SMA Fatahillah.
28

5 Penelitian ini Penelitian ini Perbedaan peneliti


dilakukan oleh menggunakan terdahulu dengan
Mernawati dengan penelitian deskriptif peneliti penulis yaitu
judul “Strategi kualitatif lokasi penelitian
guru PAI dalam berbeda, pada
meningkatkan penenlitian terdahulu
kemampuan baca lebih fokus pada
tulis Al-Qur’an kemampuan baca tulis
pada MTS pondok Al-Qur’an sedangkan
pesantren pada penelitian
Nahdlatul Ulum” penulis lebih fokus
kepada strategi guru
PAI dalam
peningkatan
kompetensi membaca
Al-Qur’an siswa
6 Penelitian ini Membahas mengenai Pada penelitian ini
dilakukan oleh Strategi guru dalam mengenai strategi
Eva Fahmi Sa’dah mengatasi kesulitan guru Al-Qur’an Hadist
dengan membaca Al-Qur’an di MTs At-Taqwa
judul”Strategi metode penelitian yang Harapan Baru
Guru Al-Qur’an digunakan Samarinda,
Hadis dalam Sedangkan pada
mengatasi penelitian yang
kesulitan sekarang membahas
membaca Al- mengenai strategi
Qur’an siswa di guru Pendidikan
MTs At-Taqwa agama Islam (PAI) di
Harapan Baru SMPN 3 Samarinda
Samarinda
7 Penelitian ini Membahas mengenai Pada penelitian ini
dilakukan oleh Strategi guru PAI, membahas mengenai
Noni Aprilia Metode penelitian yang strategi guru PAI
Jasmine Amanda digunakan. dalam menanamkan
dengan nilai-nilai pendidikan
judul”Strategi multikultural di
guru Pendidikan SMPN 15 Samarinda,
Agama Islam sedangkan pada
dalam penelitian sekarang
menanamkan membahas mengenai
nilai-nilai strategi guru PAI
Pendidikan dalam mengatasi
Multikultural di kesulitan membaca
SMPN Negeri 15 Al-Qur’an siswa di
Samarinda SMPN 3 Samarinda
29

8 Penelitian ini Persamaanya terletak Perbedaanya terletak


dilakukan oleh pada kemampuan dalam pada metode dan
Dita yoevita Dewi hal membaca Al-Qur’an solusi untuk
dengan meningkatkan
judul”peningkatan kemampuan membaca
kemampuan Al-Qur’an bagi
membaca Al- mahasiswa STAIN
Qur’an bagi Samarinda
Mahasiswa
STAIN Samarinda

Dari ke delapan penelitian tersebut sama-sama membahas mengenai

strategi guru Pendidikan Agama Islam, kemampuan membaca Al-Qur’an

namun dari segi permasalahannya yang berbeda hingga hasilnya juga

berbeda, meskipun ada perbedaan dari segi pembahasan, lokasi penelitian

maupun yang lainnya, namun dapat membantu dan berguna sebagai bahas

acuan bagi penulis dalam melaksanakan penelitian di SMK Negeri 2

Samarinda

G. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan Skripsi, maka disusun secara

sistematik sebanyak 5 bab, yang di susun sebagai berikut ini :

Bab pertama pendahuluan, pada bab ini point masalah yang akan

dibahas adalah latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, kajian pustaka dan

sistematika penulisan.

Bab kedua landasan teori, pada bab ini mengulas beragam teori tentang

Implementasi Delivery strategy guru dalam meningkatkan kemampuan

membaca Al-Qur’an di SMK Negeri 2 Samarinda


30

Bab ketiga metode penelitian, pada bab ini berisi tentang jenis

penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik

keabsahan data, teknik analisis data

Bab keempat hasil penelitian dan pembahasan, pada bab ini berisi

tentang gambaran umum lokasi penelitian, deskripsi Implementasi

Delivery strategy guru dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-

Qur’an di SMK Negeri 2 Samarinda dan pembahasan.

Bab kelima penutup, yang mencakup pada bab ini berisi tentang

kesimpulan dan saran dalam penelitian. Kesimpulan adalah jawaban

terhadap rumusan masalah


31

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Strategi

Starategi berasal dari konsepsi kemiliteran yang dipergunakan

dalam suatu aksi untuk mencapai suatu tujuan. Kata strategi berasal

dari bahasa yunani yakni strategos yang berarti jendral. Dalam hal ini,

strategi di maknai sebagai suatu perencanaan angkatan perang yang

teliti atau suatu siasat yang cocok untuk menjamin bagi tercapainya

tujuan. Secara umum, strategi diartikan sebagai pedoman bertindak

untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Karena menunjukkan

efektifitasnya dalam mencapai tujuan, kemudian dalam

perkembangannya, strategi digunakan dalam banyak bidang, termasuk

bidang pendidikan dan pembelajaran. Strategi dalam bidang

pendidikan digunakan dalam perencanaan dan pelaksanaan suatu

kebijakan bagi tercapainya tujuan pendidikan. 30

Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis

besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah

ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi ini

diartikan sebagai pola-pola untuk kegiatan guru anak didik dalam

perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang

telah digariskan. Dengan demikian strategi pada intinya adalah

30
Epon Ningrum, Pengembangan Strategi Pembelajaran, Bandung: CV Putra Setia,
(2013) hal. 42
32

langkah-langkah yang terencana yang bermakna luas dan mendalam

yang dihasilkan dari sebuah proses pemikiran dan perenungan yang

mendalam berdasarkan pada teori dan pengalaman tertentu. 31

Strategi adalah suatu kegiatan yang harus dikerjkaan agar tujuan

pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Strategi itu

adalah suatu materi dan prosedur yang digunakan secara bersama-sama

untuk menimbulkan suatu hasil. Strategi juga merupakan pendekatan

menyeluruh dalam suatu system yang berupa pedoman umum dan

kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan umum yang melukiskan

prosedur yang sistematis dalam membantu usaha, mengorganisasikan

pengalaman, mengatur dan merencanakan sesuatu untuk mencapai

tujuan tertentu. 32

Melalui pemaparan di atas maka dapat disimpulkan bahwasanya

strategi ialah kegiatan yang wajib di kerjakan dengan tujuan agar

tercapainya suatu pembelajaran yang ingin di capai, strategi

merupakan pendekatan dalam suatu sistem yang berupa pedoman

kerangka kegiatan untuk mencapai suatu tujuan.

Direktorat jendral manajemen pendidikan Dasar dan menengah,

Depdiknas menjelaskan strategi meruapakan usaha untuk memperoleh

kesuksesan dan keberhasilan dalam mencapai tujuan. Strategi

pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang

rangkaian kegiatan yang di desain untuk mencapai tujuan pendidikan


31
Abuddin Nata. Perspektif Islam Tentang Strategi Belajar Mengajar, Jakarta :
Prenadamedia Group,(2009) hal. 206
32
Etin Solihatin,Strategi Pembelajaran PPKN, Jakarta: Bumi Aksara,(2012) hal. 4
33

tertentu. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan rangkaian

kegiatan termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai

sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk

mencapai tujuan tertentu. Dalam hal ini adalah tujuan pembelajaran. 33

Menurut Ahmad Sabri strategi pembelajaran adalah politik atau

taktik yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran di kelas.


34
Sementara itu Abu Ahmadi dan joko Tri Prasetyo menyatakan bahwa

strategi belajar mengaja adalah memilih dan menetapkan metode

belajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan

pegangan oleh pendidik dalam menunaikan tuganya 35

Dari beberapa pengertian strategi pembelajaran,maka dapat

disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan pendekatan

dalam mengelolah kegiatan, dengan mengintegrasikan urutan kegiatan,

peralatan dan bahan sertawaktu yang digunakan dalam proses

pembelajaran, dan merupakan siasat atau cara dalam menyederhakan

kajian yang akan diajarkan didalam kelas dengan kata lain cara yang

dilakukan dalam menetapkan langkah utama mengajar untuk mencapai

tujuan pembelajaran yang telah ditentukan secara aktif dan efesien

Strategi sebagai suatu metode pendidikan untuk mengubah

pengetahuan menjadi belajar/perubahan prilaku. Dengan kata lain,

strategi merupakan cara guru untuk membantu siswa dalam melakukan

33
Mulyono, Strategi pembelajaran,(Malang: UIN Maliki Press, 2012),hal.8
34
Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar Dan Micro Teaching, (Jakarta: Quantum
Teaching,2005),hal.02
35
Abu Ahmadi dan Joko Tri Praseto, Strategi Belajar Mengajar,(Bandung: Pustaka
Setia,2005),hal.46
34

kegiatan belajar. Pengertian ini memiliki kesamaan dengan pendapat

sumaadmaja, yakni sebagai usaha tindakan yang diarahkan sebagai

sasaran untuk mencapai tujuan. 36

Sedangkan strategi kemampuan membaca Al-Qur’an adalah

sebagai berikut:

a.) Sistem sorongan atau individu (privat). Dalam praktenya santri

atau siswa bergiliran satu persatu menurut kemampuan membacanya,

(mungkin satu, dua, tiga atau bahkan empat halaman).

b.) Klasikal individu. Dalam prakteknya sebagian waktu guru

dipergunakan untuk menerangkan pokok-pokok pelajaran, sekedar

dua atau tiga halaman dan seterusnya, sedangkan membacanya sangat

ditekankan, kemudian dinilai prestasinya.

c.) Klasikal baca simak. Dalam prakteknya guru menerangkan pokok

pelajaran yang rendah (klasikal). Kemudian para santri atau siswa

pada pelajaran ini di tes satu persatu dan disimak oleh semua santri

atau siswa, demikian seterusnya pada pokok pelajaran berikutnya.

2. Macam-macam strategi

Strategi merupakan cara-cara yang berbeda untuk pembelajaran

yang berbeda di bawah kondisi berbeda. Macam-macam strategi

diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu :

1) Strategi pengorganisasian ( Organizational Strategy )

36
Epon Ningrum. Pengembangan Strategi Pembelajaran, Bandung: CV Putra
Setia,(2013) hal. 44
35

Reigeluth, Bunderson dan Meril dalam buku yang di kutip

oleh degeng yang berjudul teori pembelajaran 1 taksonomi variabel

1 menyatakan strategi mengorganisasi isi pelajaran disebut sebagai

struktural strategi, yang mengacu pada cara untuk membuat urutan

dan mensintesis fakta,konsep prosedur dan prinsip yang berkaitan.

Strategi pengorganisasian lebih lanjut dibedakan menjadi dua jenis

yaitu strategi mikro dan strategi makro. Strategi mikro mengacu

kepada metode untuk pengorganisasian isi pembelajaran yang

berkisar pada satu konsep, atau prosedur atau prinsip. Strategi

mengacu kepada metode untuk mengorganisasi isi pembelajaran

yang melibatkan lebih dari satu konsep atau prosedur atau prinsip.

Strategi berurusan dengan bagaimana memilih, menata urusan,

membuat sintesi dan rangkuman isi pembelajaran yang saling

berkaitan. Pemilihan isi berdasarkan tujuan pembelajaran yang

ingin dicapai, mengacu pada penetapan konsep apa yang

diperlukan untuk mencapai tujuan itu, penataan urutan isi mengacu

kepada keputusan untuk menata dengan urutan tertentu konsep

yang akan diajarkan pembuatan sintesis diantara konsep prosedur

atau prinsip. Pembuatan rangkuman mengacu kepada keputusan

tentang bagaimana cara melakukan tinjauan ulang konsep serta

kaitan yang sudah diajarkan. 37

37
Nyoman S.Degeng, Teori Pembelajaran 1 Taksonomi Variabel,(Malang:UIN
Malang),hal.83
36

Strategi makro berurusan dengan bagaimana memilih,

menata urusan, membuat sintesis dan rangkuman isi pembelajaran

yang saling berkaitan. Pemilihan isi berdasarkan tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai, mengacu pada penetapan konsep

apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu. Penata urutan isi

mengacu pada keputusan untuk menata dengan urutan tertentu

konsep yang akan diajarkan. Pembuatn sintesis diantara konsep

prosedur atau prinsip. Pembuatan rangkuman mengacu kepada

keputusan tentang bagaimana cara melakukan tinjauan ulang

konsep serta kaitan yang sudah diajarkan.

2) Strategi penyampaian ( Delivery Strategy )

Strategi penyampaian merupakan cara untuk

menyampaiakan pembelajaran pada siswa dan untuk menerima

serta merespon masukan siswa. Strategi penyampaian isi

pembelajaran merupakan komponen variabel lima metode untuk

melaksanakan proses pembelajaran. Fungsi strategi penyampaian

pembelajaran adalah menyampaikan isi pembelajaran kepada

pelajar dan menyediakan informasi atau bahan-bahan yang

diperlukan pelajar untuk menampilkan unjuk kerja. 38

Strategi penyampaian mengacu kepada cara-cara yang

dipakai untuk menyampaiakan pembelajaran kepada paserta didik

dan sekaligus untuk menerima serta merespon masukan-masukan

38
Mulyono, Strategi Pembelajaran.,hal. 10-11
37

dari paserta didik. Oleh karena itu fungsinya seperti ini, maka

strategi ini juga dapat di sebut sebagai metode untuk melaksanakan

proses pembelajaran. Dengan strategi penyampaian mencakup

lingkunga fisik, guru, bahan-bahan pembelajaran, dan kegiatan-

kegiatan yang berkaiatan dengan pembelajaran, atau dengan

ungapan lain, media merupakan suatu komponen penting dari

strategi penyampaian pembelajaran. Itulah sebabnya, media

pembelajaran merupakan bidang kajian pertama strategi ini. 39

Menurut degeng ada tiga komponen yang perlu

diperhatikan dalam mendeskripsikan strategi penyampaian, antara

lain :

a. Media pembelajaran merupakan komponen strategi

penyampaian yang memuat pesan yang akan disampaian

kepada paserta didik baik berupa alat bahan atau orang.

b. Interaksi paserta didik dengan media mengacu pada kegiatan

yang dilakukan oleh paserta didik dan bagaimana media

berperan dalam merangsang kegiatan belajar.

c. Bentuk struktur belajar mengajar mengacu pada apakah paserta

didik belajar dalam kelompok kecil, kelompok besar,

perorangan atau mandiri. 40

39
Nyoman S.Degeng, Teori Pembelajaran, hal. 151-152
40
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontenporer, (jakarta:PT Bumi
Aksara,2013),hal.11
38

Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa strategi penyampaian berfungsi untuk menyampaikan isi

pembelajaran kepada paserta didik dan sekaligus untuk menerima

masukan-masukan dari paserta didik. Oleh karena itu strategi

penyampaian dapat juga di sebut sebagai metode untuk proses

pembelajaran.

3) Strategi pengelolaan ( Management Strategi )

Strategi pengelolaan merupakan cara untuk menata

interaksi antara siswa dan variabel strategi lainnya. Strategi

pengelolaan pembelajaran merupakan komponen variabel metode

yang berurusan dengan bagaimana menata interaksi antara pelajar

dengan variabel metode pembelajaran lainnya. Strategi ini

berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang pengorganisasian

dan penyampaian yang digunakan selama proses pembelajaran.

Paling tidak, ada 3 (tiga) klasifikasi penting variabel strategi

pengelolaan, yaitu penjadwalan pembuatan catatan kemajuan

belajar siswa dan motivasi. 41

Menurut pendapat Reigeluth dan Merril yang di kutip oleh

Nyoman S.Degeg dalam buku taksonomi 1 mengemukakan paling

41
Made Wena,. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontenporer” suatu tinjauan Konseptual
Operational, Jakarta : Bumi Aksara,2012 hal. 5-6
39

tidak ada empat hal yang menjadi urusan strategi pengelolaan,

yaitu :42

1. Penjadulan penggunaan strategi pembelajaran,mengacu

kepada kapan dan berapa kali suatu strategi pembelajaran

atau komponon suatu strategi pembelajaran dipakai dalam

suatu situasi pembelajaran.

2. Pembuatan catatan kemajuan belajar siswa, mengacu kepada

kapan dan berapa kali penilaian hasil belajar di lakukan, serta

bagaimana prosedur penilaianya

3. Pengelolaan motivasional, mengacu kepada kepada cara-cara

yang dipakai untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

4. dalam buku di tambahkan satu aspek, yaitu :Kontrol belajar,

mengacu kepada kebebasan siswa dalam melakukan pilihan

tindakan belajar.Kontrol belajar penting sekali untuk

mempreskripsikan strategi pengelolaan karena ia secara

langsung dapat memberi petunjuk bagaimana seasiknya

menata hubungan antara setiap siswa dengan pembelajaran.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan

bahwasanya strategi pengelolaan merupakan komponen tujuan

umum mengelolah pembelajaran dan menyediakan fasilitas kelas

agar senantiasa menyenangkan dan mengarahkan atau

42
Ibid., hal.163
40

membimbing proses didalam kelas sehingga siswa

mengembangkan kinerjanya secara efektif.

3. Prinsip-Prinsip Strategi

Prinsip-prinsip penggunaan strategi pembelajaran yang dimaksud

adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan strategi

pembelajaran. Oleh karena itu guru perlu memahami prinsip-prinsip

umum penggunaan strategi pembelajran strategi pembeljaran, sebagai

berikut :

a. Berorientasi pada tujuan

Dalam strategi pembelajaran tujuan merupakan komponen

yang utama. Segala aktifitas guru dan siswa, mestilah diupayakan

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini sangat

penting, sebab mengajar adalah proses yang bertujuan, oleh sebab

itu keberhasilan suatu strategi pembelajaran dapat ditentukan dari

keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

b. Individualitas

Mengajar adalah usaha mengembangka setiap individu

siswa. Walaupun kita mengajar pada sekelompok siswa, namun

pada hakikatnya yang kita inginkan adalah perubahan prilaku

siswa. Oleh karna itu, di lihat dari segi jumlah siswa sebaiknya

standar keberhasilan guru ditentukan setinggi-tingginya. Sebab,

seakin tinggi standar keberhasilan yang ditentukan, maka semakin

kualitas proses pembelajarannya.


41

c. Aktifitas

Belajar bukanlah menghafal sejumlah fakta atau informasi.

Belajar adalah berbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai

dengan tujuan yang diharapkan. Oleh karna itu, strategi

pembelajaran harus dapat mendorong aktifitas siswa, baik aktifitas

siswa, baik aktifitas fisik maupun mental

d. Integrasi

Mengajar harus dipandang sebagai usaha mengembangkan

seluruh pribadi siswa. Mengajar bukan hanya mengembangkan

kemampuan kongnitif saja, akan tetapi juga meliputi

mengembangkan aspek kongnitif dan aspek psikomotorik. Oleh

karena itu, strategi pembelajaran harus dapat mengembangkan

seluruh aspek kehidupan siswa secara terintegritas 43.

4. Ciri-ciri Strategi

Secara umum strategi dapat diartikan sebagai suatu upaya yang

dilakukan seseorang atau organisasi untuk sampai pada tujuan. Adapun

ciri-ciri strategi adalah sebagai berikut :

a. Wawasan waktu, meliputi cakrawala waktu yang jauh ke depan,

yaitu waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tersebut

dan waktu yang diperlukan untuk mengamati dampaknya.

43
Nunuk Suryani dan Leo Agung, Strategi Belajar Mengajar. hal. 8-10
42

b. Dampak, walaupun hasil akhir mengikuti strategi tertentu tidak

langsung terlihat untuk jangka waktu lama, dampak akhir sangat

berarti.

c. Pemutusan upaya. Sebuah strategi yang efektif biasanya

mengharuskan pemutusan kegiatan, upaya atau perhatian terhadap

rentang sasaran yang sempit.

d. Pola keputusan, kebanyakan strategi mensyaratkan bahwa

sederetan keputusan tertentu harus diambil sepanjang waktu.

Keputusan-keputusan tersebut harus saling menunjang, artinya

mengikuti suatu pola yang konsisten.

e. proses alokasi sumber daya sampai dengan kegiatan operasi

harian. Selain itu, adanya konsisten sepanjang waktu dalam

kegiatan-kegiatan ini mengharuskan semua tingkatan organisasi

bertindak secara naluri dengan cara-cara yang akan memperkuat

strategi.

B. Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an

1. Pengertian Al-Qur’an

Al-Qur’an adalah pedoman hidup atau firman Allah SWT dan

dapat dikatakan juga sebagai kalam Allah yang diturunkan kepada

Nabi Muhammad Saw melalui perantara malaikat jibril. Al-Qur’an


43

tidak dapat diragukan karena bersifat istimewa dan dijamin

keasliannya. 44

Terdapat dalam Qs. Al-Isra ayat 82 yang berbunyi :

‫َونُن َِز ُل مِنَ ْالقُ ْر ٰا ِن َما هُ َو ِشفَ ۤا ٌء َّو َر ْح َمةٌ ِل ْل ُمؤْ ِم ِني َْۙنَ َو ََل يَ ِز ْيد ُ الظّٰ ِل ِميْنَ ِا ََّل‬

‫ارا‬
ً ‫س‬َ ‫َخ‬
“Terjemah :

Dan kami turunkan dari Al-Qur’an( sesuatu ) yang menjadi


penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, Sedangkan
bagi orang-orang yang zalim ( Al-Qur’an ) hanya akan menambah
kerugian”45

Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang menjadi

pedoman bagi manusia dalam kehidupan sehari-hari. Aqidah, syariah,

dan akhlak semua diajarkan dalam Al-Qur’an. Kata Al-Qur’an secara

etimologis, para ulama berbeda pendapat dalam mengartikannya,

antara lain :

Menurut Az-Zajjaj, Al-Qur’an merupakan kata sifat yang

mengikuti wazan fu’lan. Ia diambil dari kata al-qur’u yang berarti

menghimpun. Firman Allah yang di turunkan kepada Nabi

Muhammad Saw. Di namakan Al-Qur’an karena Al-Qur’an

menghimpun ayat-ayat, surah-surah, hukum-hukum dan cerita-cerita,

bahkan menghimpun seluruh kandungan (intisari) ajaran kitab-kitab

terdahulu. Al-Qur’an menurut az-Zajjaj berarti yang di dalamnya

44
Yulinarti Setianingrum, Kisah Penuh Makna Seorang Guru Bersama Anak
Berkebutuhan Khusus, ( Sumatera Utara: UD. Bookies Indonesia), 2019, hal.123
45
QS. Al-Isra Ayat 82, Dalam Aplikasi Kesan, di akses pada 24 Mei 2022, 08.06 WIB
44

terdapat ayat, surat, kisah, serta aturan yang semua terkandung dalam

Al-Qur’an.46

Menurut Al-Asy’ari, Al-Qur’an merupakan isim Musytaq dari

kata qarana yang berarti menggabung sesuatu dengan sesuatu,

misalnya saya menghimpun sesuatu kepada yang lain. Firman Allah

disebut Al-Qur’an karena Al-Qur’an menghimpun ayat-ayat, surah

dan huruf-huruf.47

Menurut Imam Syafi’i, Al-Qur’an adalah isim ‘alam murtajal,

artinya, Al-Qur’an merupakan sebuah nama (sebutan) bagi firman

Allah sejak semula, bukan isim musytaq (devirasi) yang terambil dari

kata lain.48

Adapun Al-Qur’an secara terminologi adalah, firman Allah Swt.

Yang di turunkan kepada Nabi Muhamad Saw. Melalui perantaraan

malaikat jibril a.s, membacanya di anggap ibadah, tertulis dalam satu

mushaf, ulai dari awal surah Al-Fatihah sampai akhir surah An-Nas

yang disampaikan dari generasi secara mutawatir. 49

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, penulis menyimpulkan

bahwa Al-Qur’an adalah kitab suci umat islam yang didalamnya

terdapat huruf-huruf berbahasa arab, ayat-ayat, surah-surah, serta

hukum-hukum islam yang terkandung didalamnya. Al-Qur’an di

46
Anshori, Ulumul Qur’an: Kaidah-kaidah Memahami Firman Tuhan, (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2014),hal.1
47
Anshori, Ulumul...,hal.1
48
Anshori, Ulumul...,hal.1
49
Anshori, Ulumul...,hal.2
45

turunkan kepada Nabi Muhammad Saw,melalui perantara malaikat

jibril a.s.

Membaca Al-Qur’an harus sesuai dengan prinsip-prinsipnya dalam

Al-Qur’an ada banyak pendekatan untuk membaca yang sebagian

besar juga lalai untuk diterapkan saat membaca Al-Qur’an. Membaca

Al-Qur’an dengan menitikberatkan pada kajian Tajwid, jika kajian

Tajwid dapat diterapkan dengan tepat maka bacaan Al-Qur’an dapat

dikatakan baik dan benar sesuai dengan pelajarannya. Rasulullah

Saw.50 Memperhatikan makhroj dengan sebutan dan penepatan yang

benar agar tidak salah dalam penafsiran arti ayat suci Al-Qur’an,

pembacaan qolqolah dan sebagainya.

2. Keutamaan membaca Al-Qur’an

Dalam islam, membaca Al-Qur’an dipandang sebagai bukti

simpati, terus terang itu adalah kewajiban penting bagi setiap muslim.

Hal ini mengingat bahwa dengan membaca Al-Qur’an banyak manfaat

yang akan didapat, antara lain : menentramkan ruh, menjernihkan otak

dan menentramkan hati. Di dalam Al-Qur’an banyak perenungan yang

menjadi fokus setiap orang dengan kesulitan membaca Al-Qur’an

3. Tingkatan membaca Al-Qur’an

Menurut para ulama qiroat ada 4 tingkatan untuk membaca Al-

Qur’an dengan baik dan benar atau fasih, antara lain :

50
Nur’aini, Metode Pengajaran Al-Qur’an dan Seni baca Al-Qur’an dengan ilu tejwid, (
Jawa Tengah : CV. Pilar Nusantara ), 2020, hal.58
46

a. At-tartil yaitu membaca lambat atau perlahan sesuai dengan kaidah

ilmu tajwid dengan bersuara.

b. At-tahqiq yaitu bacaan dengan lambat daripada tartili

c. Al-hadr yaitu bacaan cepat tetapi dengan ilmu tajwid kaidah

tajwid.

d. At-tadwir yaitu bacaan yang tidak dipercepat dan tidal diperlambat

dalam hal yang sedang-sedang saja.51

Kemampuan membaca Al-Qur’an benar-benar dapat dilihat

dari bagian yang benar atau tidak, siswa seharusnya benar dalam

sistem merenungkan standar bacaan Al-Qur’an yang untuk keadan

yang sedang berlangsung sesuai dengan ujian. Bacaan, khusunya

informasi tentang membaca Al-Qur’an. Di dalam Al-Qur’an,

kemampuan seperti ini dapat ditujukan pada kemampuan dasar,

sedangkan kemampuan dalam pemahaman yang lebih luas dapat

digambarkan serta membaca Tajwid dan menggunakan karya-

karya namun pada tahap ini secara ketat hanya menjadi penanda

ukuran bagi anak-anak yang masih muda, masih dalam tahap

belajar. Jadi kemampuan membaca Al-Qur’an adalah titik dimana

seorang individu mampu membahas bagian-bagian dalam Al-

Qur’an dengan mudah dan sesuai dengan prinsip-prinsip Tajwid

dan sekolah qiro’ah. 52

51
Ilmu Tajwid, dalam http://repository.iainpare.ac.id/70/1/Isi%20Buku.pdf, diakses pada
26 Mei 2022, 11.50 WITA
52
Otong surasman, Metodologi Insani Kunci Praktis Membaca Al-Qur’an Baik dan
Benar, (Jakarta : Gema Insani, 2002), hal. 29.
47

Adapun kategori didalam kemampuan membaca Al-Qur’an

dikategorikan sebagai berikut :

a. Kemampuan membaca Al-Qur’an tingkat dasar, yaitu

kemampuan membaca Al-Qur’an yang dimana masih

berada di dalam ranah sederhana belum sampai ke

ranah Tajwid dan lagu, kemampuan ini diawali dengan

mampu mengenal dan menyebutkan huruf hijaiyyah

dengan baik dan benar

b. Kemampuan membaca Al-Qur’an tingkat menengah,

pada ranah ini siswa di harapkan dapat membaca

dengan mudah sesuai dengan aturan standar ilmu

tajwid

c. Kemampuan membaca Al-Qur’an tingkat maju dalam

bidang ini, siswa dapat membaca Al-Qur’an secara

akurat sesuai standar bacaan dan dengan melodi atau

spesialisasi membaca Al-Qur’an secara akurat.

d. Kemampuan membaca Al-Qur’an tingkat akhir, dalam

ranah ini, kemampuan untuk membaca Al-Qur’an

sampai sekarang dalam berbagai cara membaca (qiroah

sab’ah) dapat membaca Al-Qur’an dalam ilmu tajwid

dan telah memiliki pilihan untuk menjadi guru yang

menunjukkan cara membaca Al-Qur’an dengan benar,


48

besar dan benar yang ditunjukkan oleh prinsip-prinsip

Tajwid.

4. Metode membaca Al-Qur’an

Membaca Al-Qur’an tidak lepas dari hubungannya dengan tempo

ada empat tingkatan (tempo) yang telah disepakati oleh ulama qira’ah,

yaitu :

a. Tahqiq adalah membaca Al-Qur’an dengan mengutamakan

kesempatan huruf pertama, khusunya jalannya makhrijul huruf,

kualitas karakter, madqoshr dan membaca keputusan yang telah

ditetapkan oleh peneliti ahlul qurro. Prosedur ini luar biasa untuk

mubtadiin (amatir).

b. Tartil adalah membaca Al-Qur’an secara logis dan adil dengan

penekanan pada makhrijul huruf, kualitas huruf, dan hukum

membaca mahmud Al-Qushairi. Membaca tartil sebenarnya bukan

tahqiq tapi tahqiq sudah pasti tartil.

c. Tadwir adalah membaca Al-Qur’an antara membaca cepat dan

membaca lambat (sedang).

d. Hadr membaca Al-Qur’an dengan sangat cepat sehingga mungkin

suaranya tidak lagi salah.

Adapun kehebatan dari empat kategori bacaan di atas sejauh nilai

tinjau, tidak ada kesepakatan diantara para ulama. Namun, lagi-lagi ide

membaca ke empat golongan tersebut juga bisa terjadi karena besar

dan rendahnya kapasitas seseorang dalam membaca Al-Qur’an.


49

Misalnya, jika pembaca telah membacanya dengan baik, ia akan benar-

benar ingin membaca dengan tartil, artinya secara bertahap dan

menggunakan tajwidnya bahkan dengan musik. Adapun orang

membaca yang kemampuannya membaca buruk, maka dia akan

membaca dengan tidak lancar dan tidak memanfaatkan bacaanya.

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi

Setiap muslim mempunyai kemampuan masing-masing dalam

membaca Al-Qur’an dari yang tinggi, sedang sampai rendah. Hal ini

disebabkan oleh banyak faktor diantaranya, yaitu :

1. Faktor keturunan

Kita dapat mengatakan bahwa sifat-sifat atau ciri-ciri pada seorang

anak adalah keturunan, jika sifat-sifat atau ciri-ciri tersebut di

wariskan atau diturunkan melalui sel-sel kelamin dari generasi yang

lain. Akan tetapi, sebelum kita meutuskan suatu sifat atau ciri-ciri

yang terdapat pada seseorang itu keturunan atau bukan, terlebih

dahulu harus diingat dua syarat yaitu persamaan sifat atau ciri-ciri dan

ciri-ciri tersebut harus menurun melalui sel-sel kelamin dari generasi

yang lain. Misalnya, seorang bapak atau ibu mempunyai kesamaan

dengan anaknya pada saat membaca Al-Qur’an, dan juga sifat-sifat

yang diwarisi dari nenek atau buyutnya. Sehingga anak tersebut


50

mempunyai kemampuan dalam hal membaca Al-Qur’an sesuai

keturunannya. 53

2. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan masyarakat juga ikut mempengaruhi dan perlu

mendapat perhatian karna kondisi masyarakat sangat menentukan

pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak didik adalah bagian dari

masyarakat tersebut, kebiasaan itu ada yang bersifat positif atau sesuai

dengan ajaran Al-Qur’an ada ada juga yang bersifat negatif atau

bertentangan dengan ajaran Al-Qur’an. Lingkungan meliputi segala

kondisi di dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi

tingkah laku kita, pertumbuhan, dan perkembangan kita kecuali gen-

gen, dan bahkan gen-gen dapat pula dipandang sebagai penyiapan

lingkungan bagi gengen yang lain. Ternyata di dalam lingkungan kita

atau di sekitar kita tidak hanya terdapat sejumlah besar faktor-faktor

suatu saat, tetapi terdapat pula faktor-faktor lain yang banyak sekali,

yang secara potensial sanggup atau dapat mempengaruhi kita. Akan

tetapi lingkungan kita yang aktual atau yang sebenarnya hanyalah

faktor-faktor dalam dunia sekeliling kita yang benar-benar

mempengaruhi kita. 54

3. Faktor Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar paserta didik secara


53
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2007),hal.18
54
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan....,hal. 28
51

aktif dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa dan Negara. 55Pendidikan dimaknai sebagai proses mengubah

tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu

hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan

dalam sekitar dimana individu itu berada. 56

6. Hambatan dalam membaca Al-Qur’an

Ada beberapa yang menjadi hambatan dalam belajar Al-Qur’an,

hal tersebut akan dijadikan sebagai berikut :

1. Menyepelekan hal-hal kecil seperti melupakan panjang pendek

makhroj huruf serta kaidah Tajwid dalam membaca Al-Qur’an,

sehingga menjadi dampak kebiasaan dalam hal membaca Al-

Qur’an.

2. Pemahaman yang lemah tentang tata krama membaca Al-Qur’an

dengan tujuan agar mereka tidak terkendala untuk mujahada dalam

istiqomah membaca Al-Qur’an.

3. Tidak memiliki waktu luang dengan Al-Qur’an dan terbiasa

membaca Al-Qur’an sesering kalinya, jadi ketika dia merasa tidak

nyaman dia meninggalkan Al-Qur’an.

55
Departemen Agama RI, Undang-Undang Republik Indonesia Noor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Undang-Undang Republik Indonesia Noor 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen, (Jakarta: Visimedia, 2007),hal.2
56
Syaiful sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta,2009),hal.3.
52

4. Lemahnya kerinduan untuk memiliki pilihan untuk memuja dengan

tujuan agar mereka tidakan perna meminta kepada Allah untuk

dapat dengan lancar membaca Al-Qur’an setiap hari. Materi

permohonan hanya berputar disekitar persyaratan umum.

5. Terjebak dilingkungan sekelilingnya yang tidak fokus pada

kecintaan pada Al-Qur’an. Rasulullah bersabda, “ sifat seseorang

sangat bergantung pada sahabatnya.”

6. Tidak tertarik dengan majelis yang meremajakan Al-Qur’an

7. Adab membaca Al-Qur’an

Al-Qur’an adalah wahyu yang menjadi kitab suci umat Islam dan

memiliki adab tersendiri bagi orang yang membacanya. Adab telah di

atur sebaik yang diharapkan, sebagai bentuk penghargaan terhadap Al-

Qur’an itu sendiri. Adab dalam membaca Al-Qur’an adalah sebagai

berikut :

a. Bacalah Al-Qur’an setelah mandi karena itu adalah salah satu zikir

utama.

b. Bacalah ditempat sempurna dan suci, untuk mengikuti keagungan

membaca Al-Qur’an.

c. Baca dengan teliti, lancar dan hormat.

d. Siwak (membersihkan mulut) sebelum mulai membaca dengan

teliti.

e. Membaca ta’awuz ( A’uzu billahi minasy syaitanir rajim)


53

f. Bacalah dalam tartil, atau setidaknya, dengan membaca secara

bertahap dan tidak mencolok.

g. Merenungkan bait-bait yang dia baca dengan memfokuskan

hatinya untuk merenungkan pentingnya yang terkandung dalam

refrein yang dia baca dengan teliti.

h. Mencintai makna dan motivasi dibalik ayat-ayat Al-Qur’an yang

berhubungan dengan tanggung jawab dan resiko, sehingga mereka

merasa sengsara dan menangis saat membaca ulang ayat-ayat yang

berhubungan dengan resiko karena takut.

i. Perbaiki suara anda dengan membaca Al-Qur’an mengingat Al-

Qur’an adalah penambah suara anda dan suara yang baik dan inda

akan lebih menyakinkan dan persuasif dan memasuki jiwa.

C. Kemampuan Membaca Al-Qur’an

1. Pengertian Kemampuan Membaca Al-Qur’an

Kemampuan adalah pengarahan tenaga sadar yang berhubungan

dengan orang-orang yang efektif dan tepat dalam menindaklanjuti

sesuatu. Sedangkan membaca adalah mengartikan dan memiliki

pilihan untuk menguraikan apa yang dibaca dengan tujuan agar bacaan

tersebut dapat diterapkan. Al-Qur’an adalah ungkapan Allah SWT bagi

umat islam dengan tujuan agar mereka dapat melihat potongan-

potongan wawasan Allah yang telah terjadi secara individu di planet

ini. Kemampuan untuk membaca Al-Qur’an adalah seseorang yang


54

dapat membaca Al-Qur’an dengan tepat dan akurat sesuai pelajaran

Rasulullah SAW.

Kata kemampuan berasal dari kata dasar mampu yang mendapat

awalan ke dan akhiran yang berarti kesungguhan, kecakapan,

kekuatan.57 Selanjutnya membaca dapat dipahami sebagai usaha

mendapat sesuatu yang ingin di ketahui, mempelajari sesuatu yang

akan dilakukan, dan mendapat kesenangan atau pengalaman, atau

melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis dengan melisankan

atau hanya di hati. 58

Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti dapat menyimpulkan

bahwa kemampuan membaca Al-Qur’an adalah suatu hasil dari

tindakan yang menyebabkan seseorang bisa dan mampu dalam

membaca Al-Qur’an. Sehingga proses yang dialami dalam membaca

Al-Qur’an adalah mengenalkan terlebih dahulu huruf-huruf hijaiyyah

kepada anak melalui buku bacaan hijaiyyah atau Iqra. Ketika anak

mulai tertarik untuk mempelajari lebih dalam maka hal yang harus

diperhatikan pendidik dalam mengajarkan membaca Al-Qur’an adalah

pelafan huruf yang jelas dan tepat sesuai dengan makhijul hurufnya,

maka hal tersebut menjadi pokok dasar agar anak dapat belajar

membaca Al-Qur’an dengan makhrijul huruf dan mad benar.

Jadi kemampuan membaca Al-Qur’an adalah kecakapan yang

dimiliki oleh seseorang yang diperoleh dari pengalaman. Dengan


57
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia. Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta :
Pusat Bahasa, 2008 ),hal.623
58
Ibid.,hal.72
55

demikian, kemampuan membaca Al-Qur’an merupakan hasil yang

dicapai oleh seseorang setelah melakukan aktivitas dalam jangka

waktu tertentu.

Ayat Al-Qur’an yang pertama disampaikan oleh malaikat jibril as,

adalah memerintahkan kepada manusia untuk membaca. Membaca

dapat di interpretasikan dalam arti yang luas, baik membaca ayat-ayat

qauliyah ( firman Allah yang tertulis dalam Al-Qur’an ) maupun ayat-

ayat kauniyah ( keseluruhan makhuk dan fenomena alam semesta ).

Perintah membaca merupakan sesuatu yang paling berharga yang

perna dan dapat diberikan kepada umat manusia. Membaca dalam

aneka maknanya adalah syarat pertama dan utama mengembangkan

ilmu dan teknologi, serta syarat utama membangun peradaban, semua

peradaban yang berhasil bertahan lama diawali dari bacaan. 59

Sebagaimana terdapat dalam Q.S al- Alaq/96 : 1-5.

‫ق ِا ْق َرأْ َو َرب َك‬


ٍ َۚ َ‫عل‬
َ ‫سانَ ِم ْن‬ ِ ْ َ‫ِي َخلَ َۚقَ َخلَق‬
َ ‫اَل ْن‬ ْ ‫اِ ْق َرأْ بِاس ِْم َربِ َك الَّذ‬
‫سانَ َما لَ ْم يَ ْعلَ ِۗ ْم‬ َ ‫علَّ َم بِ ْال َقلَ َِۙم‬
َ ‫علَّ َم ا ْ َِل ْن‬ ْ ‫ْاَلَ ْك َر َۙ ُم الَّذ‬
َ ‫ِي‬
Terjemah :

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan yang menciptakan. Dia


telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan
Tuhanmu lah yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan
pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak di ketahuinya.60

Surah Al-Alaq merupakan wahyu pertama yang diterima oleh Nabi

Muhammad Saw,kata Iqra atau perintah membaca adalah kata

pertama dari wahyu tersebut. Kata ini sedemikian penting sehingga

59
M. Quraaish Shihab, op. Cit., hal.289
60
Departemen Agama RI., Al-Qur’an Terjemah,(Jakarta: Syaamil, 2005),hal. 597
56

diulang dua kali dalam rangkaian wahyu pertama. Ulama berbeda

pendapat mengenai tujuan pengulangan itu, ada yang mengatakan

bahwa perintah pertama ditujukan kepada pribadi Nabi Muhammad

Saw, sedangkan yang kedua kepada umatnya. Pendapat ke dua

menyatakan bahwa perintah pertama untuk membaca dalam sholat

sedangkan yang kedua membaca diluar sholat, pendapat ke tiga

menyatakan bahwa yang pertama perintah untuk belajar, sedangkan

yang ke dua untuk mengajar orang lain. Pendapat ke empat

menyatakan bahwa perintah pertama adalah perintah agar Nabi

Muhammad SAW membaca, sedangkan perintah kedua berfungsi

mengukuhkan guna menanamkan rasa percaya diri kepada Nabi

Muhammad Saw. tentang kemampuan beliau membaca karna

sebelumnya beliau tidak perna membaca. 61

Muh. Room berpendapat bahwa perintah pertama penekanannya

adalah pengenalan kepada Allah SWT, sebagai Tuhan pencipta atas

segala sesuatunya termasuk dalam dan manusia. Sedangkan pada

perintah yang kedua menekankan bahwa sumber ilmu pengetahuan

adalah Tuhan yang maha tahu segalanya, sehingga implikasinya

adalah suatu ilmu dipandang benar apabila dengan ilmu itu ia sudah

sampai pada mengenal Tuhan ( ma’rifatullah ).62

61
Lihat M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah ; pesan, kesan dan Keserasian Al-Qur’an
Jilid 15 Juz’Amma ( Cet. VI; Jakarta :Lentera Hati, 2006 ),hal. 398
62
Lihat Muh. Room, Implementasi Nilai-nilai tasawuf dalam pendidikan Islam : Solusi
Mengantisifasi Krisis Spiritual di Era Globalisasi, ( Cet. I; Makassar: Yapma, 2006 ), hal. 46
57

Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa seorang

pendidik terutama bagi guru yang mengampu mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam diharapkan memiliki keterampilan membaca

Al-Qur’an yang lebih baik, sehingga dalam pembelajaran mampu

memberikan keahlian membaca Al-Qur’an kepada siswa dengan

menggunakan metode yang sesuai dengan kondisi siswa. Dengan

demikian siswa diharapkan mudah dalam memahai materi

pembelajaran yang diajarkan.

Melihat pengertian kemampuan membaca Al-Qur’an di atas, secara

umum akan di pandang bahwa kemampuan membaca Al-Qur’an

adalah kemampuan yang dimiliki siswa dalam membaca bacaan

secara akurat dan tepat untuk mendapatkan pesan dari Al-Qur’an. Al-

Qur’an menurut makhrijul huruf adalah kemampuan untuk membaca

Al-Qur’an secara langsung berkaitan dengan penelitian bacaan yang

telah di maknai oleh syekh ibnu jazary yang mengatakan bahwa

seseorang harus siap untuk membaca Al-Qur’an di Tajwid mengingat

cara yang diwajibkan hukum, setiap orang yang membaca Al-Qur’an

tanpa menggunakan Tajwid adalah pelanggaran. 63

2. Kriteria kemampuan membaca Al-Qur’an

Kemampuan untuk membaca Al-Qur’an benar-benar dapat dilihat

dari benar atau tidaknya seseorang sesuai dengan pedoman membaca

Al-Qur’an yang untuk keadaan yang sedang berlangsung adalah

63
Acep Lim Abdurohim, pelajaran Ilmu Tajwid Lengkap, (Bandung: Diponegoro,
2003),hal. 6
58

sesuai penilaian pemahaman, khusunya pemeriksaan membaca Al-

Qur’an, kemampuan semacam ini dapat disebut sebagai kemampuan

kunci, sedangkan kemampuan dalam pengertian yang lebih luas dapat

digambarkan dan dipusatkan pada bacaan dan karya pengguna.

Berkonsentrasi pada Al-Qur’an adalah fardhu kifayah, sedangkan

berkonsentrasi pada pengguna Tajwid secara akurat dan akurat adalah

fardhu’ain, sehingga jika ada kesalahan dalam memahainya, itu adalah

pelanggaran, untuk menghindari hal ini, kita harus mendapatkan Al-

Qur’an dari ahlinya. Karena tanpa merenungkan bacaan kita tidak bisa

membaca Al-Qur’an dengan hati-hati dan akurat. Tanda-tanda

seseorang yang cocok, akrab dan hebat dalam membaca Al-Qur’an di

gambarkan sebagai berikut :

a. Huruf-huruf makhrijul, khusunya dimana huruf-huruf itu dari

muwadli-nya (tempat munculnya huruf-huruf itu)

b. Sifat-sifat huruf, khususnya keadaan yang berlaku untuk setiap

surat-surat ini, dimana mereka muncul dan makhrojnya.

c. Ahkam, mad artinya panjang. Sedangkan menurut istilah dalam

ilmu tajwid adalah, ahkam al-huruf , dalam Tajwid setiap huruf

memiliki aturan-aturan tertentu dalam mengatur huruf-huruf

atau lafadz yang mendahuluinya, misalnya idzhar, idhgom,

ikhfa, dan lain-lain, waqf ahkam adalah hukum menghentika

bacaan, cara menjeda dan menarik nafas pelan-pelan.

3. Ciri-ciri kemampuan membaca Al-Qur’an


59

Al-Qur’an dalam Islam merupakan sumber utama, sedangkan

hadist merupakan sumber hukum ke dua yang sah setelah Al-Qur’an.

Al-Qur’an Al-Karim adalah ungkapan Allah yang diwahyukan kepada

Nabi Muhammad Saw, melalui utusan malaikat jibril, Al-Qur’an

sebagai pembantu, menuju kehidupan manusia. Dengan cara ini, itu

adalah tanggung jawab dan tidak dapat dikatakan bahwa semua

mentalitas dan cara berprilaku harus sejalan dan sesuai dengan kualitas

yang ditanamkan dalam Al-Qur’an untuk memiliki pilihan untuk

mencapai kepuasan baik di dunia ini maupun di alam akhirat.

Akibatnya, untuk mencapai tujuan mewujudkan apa yang baik dan

buruk dalam subtansi Al-Qur’an, diperlukan kemampuan untuk

membaca Al-Qur’an harus terlihat sebagai berikut :

a. Mengartikulasikan huruf hijaiyyah dengan akhroj yang benar.

b. Petunjuk untuk membaca dengan teliti tanda aksentuasi (fatah,

kasra, dhomah, sukun)

c. Mengartikulasikan huruf hijaiyyah dengan syakal.

d. Menulis huruf hijaiyyah secara akurat dan sempurna.

e. Persepsi aksentuasi (tanwin dan syiddah)

f. Mengartikulasi huruf penghubung langsung dengan

kepentingan yang tepat

g. Tulis huruf hijaiyyah langsung dengan mudah

h. Memperkenalkan cara membaca Alif Lam

i. Menyusun huruf dan kata dalam Al-Qur’an


60

j. Menyajikan bacaan yang jelas (idzhar)

k. Menyajikan bacaan panjang (panik)

l. Buat surat pendek

m. Hadir dengan teliti idhom (misterius)

n. Menulis surat pendek.

o. Hadir dengan teliti ikhfa (disimpan) dan iklab (berbalik)

p. Menyajikan tanda aksentuasi waqof.

4. Indikator Kemampuan Membaca Al-Qur’an

Indikator Kemampuan Membaca Al-Quran

Indikator-indikator kemampuan membaca Al-Qur'an dapat

diuraikan sebagai berikut: 64

1. Kelancaran membaca Al-Qur'an. Kelancaran berasal dari kata

dasar lancar. Dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti tidak

tersangkut, tidak terputus, tidak tertunda-tunda. Yang dimaksud

disini adalah membaca Al-Qur'an dengan fasih.

2. ketepatan membaca Al-Qur'an sesuai dengan kaidah ilmu

Tajwid. Tajwid adalah memperbaiki bacaan Al-Qur'an dalam

bentuk mengeluarkan huruf-huruf dari tempatnya dengan

memberikan sifat-sifat yang dimilikinya, baik yang asli

maupun yang datang kemudian 65. Adapun tugasdan tujuan ilmu

Tajwid adalah untuk memelihara bacaan Al-Qur'an dari

64
Ahmad Hariadi, Jurnal Gentala Pendidikan Dasar, “ Strategi Guru dalam
Meningkatkan keterampilan Siswa di SDIT Aulia Batanghari”, (Jambi : Jurnal GPD, 2019), Vol.4,
hal. 17
65
Ahmad Syarifuddi, Mendidik anak Membaca, Menulis dan mencintai Al-Qur’an,
(Jakarta : Gema Insani,2004),hal. 48
61

kesalahan membaca. Meskipun mempelajari ilmu Tajwid

adalah fardhu kifayah, tetapi membaca Al-Qur'an dengan

kaidah ketentuan ilmu Tajwid hukumnya fardhu'ain. Hal ini

tidak lain agar dalam membaca Al-Qur'an bisa baik dan benar

sesuai dengan kaidah Tajwid.

3. Penghayatan terhadap bacaan.

4. Tartil (perlahan-lahan).

Kesesuaian membaca dengan makharijul huruf. Makharijul huruf adalah membaca


huruf-huruf sesuai dengan tempat keluarnya huruf seperti tenggorokan, ditengah
lidah, antara dua bibir dan lain-lain.
62

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena untuk

mendapatkan yang mendalam suatu data yang mengandung makna. Makna

adalah data yang pasti merupakan suatu nilai dibalik kata yang tampak.

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang atau prilaku yang bisa diamati.

Adapun jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah

penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang bertujuan untuk

mengulas tentang bagaimana kemampuan siswa dalam membaca Al-

Qur’an, mengulas tentang apa saja kendala yang dihadapi siswa dalam

membaca Al-Qur’an dan bagaimana strategi guru PAI dalam

meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an. Alasan peneliti

menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif ini adalah untuk

mengungkapkan proses dan pemahaman, seperti bagaimana proses guru

PAI dalam menerapkan strategi kemampuan membaca Al-Qur’an. Serta

pemahaman guru PAI terhadap strategi kemampuan membaca Al-Qur’an.

Disamping itu penelitian kulitatif bertujuan untuk menggambarkan,

melukis, menerangkan, menjelaskan dan menjawab secara lebih rinci

permasalahan yang akan diteliti dengan mempelajari semaksimal mungkin


63

seorang individu, suatu kelompok atau suatu kejadian. Jenis penelitian

deskriptif kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini dimaksud untuk

memperoleh informasi mengenai strategi guru dalam meningkatkan

membaca Al-Qur’an pada siswa di SMK Negeri 2 samarinda secara

mendalam dan komphrenshif.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas XI TAB SMK Negeri 2

Samarinda, tahun ajaran 2022/2023, dengan jumlah siswa keseluruhan 35

orang siswa dan selaku guru PAI bapak Dicky Renaldy dan bapak

Mokhammad Taufik yang bertindak sebagai guru mata pelajaran

pendidikan Agama Islam di kelas X dan XI. Di kelas tersebut kondisi

siswa berbeda-beda kemampuannya dalam membaca Al-Qur’an.

C. Data dan Sumber Data

1. Data

a. Data Primer

Data primer adalah sumber data yang langsung

memberikan data kepada pengepul data. 66 Data yang diperoleh

dalam penelitian ini diamati secara langsung di SMK Negeri 2

Samarinda melalui wawancara kepada informasi terkait dengan

strategi guru dalam meningkatkan keampuan baca tulis Al-

Qur’an untuk mendapatkan data tersebut. Dalam hal ini, yang

66
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan RAD, ( Jakarta : Alfabeta, ),(2013) hal.9.
64

termasuk dalam informasi dari penelitian ini adalah kepada

guru, beserta siswa/i.

Sumber data primer merupakan sumber utama yang di

ambil melalui kata dan tindakan. Pristiwa berkaitan masalah

yang di teliti langsung di SMK Negeri 2 Samarinda, dalam

penelitian ini sumber yang di peroleh dari guru Pendidikan

Agama Islam, dan juga siswa – Siswi SMK Negeri 2

Samarinda.

TABEL II
DATA PRIMER

Guru Pendidikan Agama Islam Bapak Dicky Renaldi


Bapak Mokhammad Taufik
Siswa-siswi SMK Negeri 2 Farel setiawan
Samarinda Muhammad Ali ridho
Ridah suci Anastasya
Hayyirah salbilla
Sumber Data : Humas SMK Negeri 2 Samarinda

b. Data sekunder

Sumber data sekunder adalah data yang dikumpulkan

sebagai data pendukung dari pihak kedua. Yang termasuk data

sekunder dalam penelitian ini berupa bukti, catatan, laporan

yang sudah tersusun, dokumen dan diperoleh dari kepala

sekolah, guru, beserta siswa/i.

Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah

lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data

primer atau oleh pihak lain misalnya dalam bentuk tabel-tabel

atau diagram-diagram.
65

2. Sumber data

a. Sumber Data Primer

Adapun yang menjadi sumber data primer dalam penelitian

ini adalah guru PAI yang berjumlah 4 orang dan hanya 2 orang

guru PAI yang menerapkan baca Al-Qur’an di kelas. Adapun

jumlah keseluruhan siswa dalam kelas ialah 35 orang dan

peneliti hanya mengambil 4 orang siswa yang mampu

membaca Al-Qur’an dengan baik diantaranya 2 orang yang

bisa membaca dengan tajwid yang benar dan 2 orang kurang

dalam penyebutan tajwid nya.

b. Sumber Data Sekunder

Dalam penelitian ini, sumber data sekunder adalah

dokumen berupa data-data siswa dan juga sejarah singkat dan

gambaran umum SMK Negeri 2 Samarinda seperti sejarah

berdirinya, letak geografisnya, visi misi dan tujuan SMK

Negeri 2 Samarinda.

D. Teknik Pengumpulan Data/Instrumen

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan oleh peneliti

untuk melihat dan mengukur suatu fenomena alam maupun sosial yang

diamati yaitu dengan memperoleh data-data yang diperlukan untuk

pengumpulan data dilapangan. Dalam penelitian ini, peneliti akan

menggunakan tiga instrumen penelitian, yaitu observasi, wawancara, dan

dokumentasi.
66

1. Observasi

Observasi merupakan kegiatan yang dilakukan dengan proses

mengamati fenomena yang akan diteliti yang berkaitan dengan

masalah penelitian melalui proses pengamatan langsung dilapangan

baik itu prilaku atau proses kerja yang terjadi. 67

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi untuk

meneliti membaca Al-Qur’an siswa SMK Negeri 2 Samarinda baik

dari segi prosesnya, kemampuan membaca Al-Qur’an sampai kepada

strategi guru PAI dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-

Qur’an.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis observasi semi

partisipatif, dalam hal ini peneliti mengumpulkan data nya dengan

terlibat dalam memperoleh data yang dibutuhkan dengan

memperhatikan hal-hal yang terdapat dilapangan.

2. Wawancara ( interview )

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara semi

terstruktur, wawancara jenis ini adalah untuk menemukan

permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak

wawancara diminta pendapat dan ide-idenya.68 Jenis wawancara pada

penelitian ini ialah interview semi struktur, yaitu peneliti menyiapkan

pedoman atau instrumen wawancara yang di jadikan bahan data atau

67
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D, Bandung: Alfabeta, hal
.
68
Sugiyono,Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D, Bandung:
Alfabeta,(2018) hal. 233.
67

sumber dan saling berkaitan dengan apa yang diperoleh selama proses

penelitian, data yang diperoleh dari wawancara berupa data

Implementasi Delivery Strategy guru dalam meningkatkan kemampuan

siswa dalam membaca Al-Qur’an.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya

momental dari seseorang. 69 Dalam penelitian ini dokumentasi sebagai

salah satu untuk pengumpulan data. Dokumentasi ini digunakan

peneliti untuk memperoleh seperti modul guru dalam proses

pembelajaran dan foto-foto saat proses belajar mengajar.

E. Teknik Keabsahan Data

Keabsahan data merupakan bagian penting dalam penelitian. Pada

penelitian ini, teknik keabsahan data menggunakan trianggulasi.

Trianggulasi adalah teknis pemeriksaan keabsahan data dengan

memanfaatkan sesuatu yang lain, terdapat dua jenis trianggulasi yang

digunakan pada penelitian ini, yakni :

1. trianggulasi sumber, digunakan untuk memperoleh data dari guru

Pendidikan Agama Islam dan juga siswa – siswi. Adapun hasil yang di

dapatkan adalah terkait masalah pelaksanaan Delivery Strategy guru

dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an.

69
Fenti Hikmawati. Metodologi Penelitian, Depok : PT RajaGrafindo Persada, (2017)
hal. 84
68

2. trianggulasi teknik ( gabungan dari beberapa metode pengumpulan

data ), data yang diperoleh dari observasi, wawancara dan

dokumentasi. Adapun data yang di dapat dari observasi adalah data

kegiatan siswa di dalam kelas. Data wawancara ialah data yang di

dapat dari guru Pendidikan Agama Islam dan siswa terkait

Implementasi Delivery Strategy guru dalam meningkatkan

kemampuan membaca Al-Qur’an di Sekolah Menengah Kejuruan

Negeri 2 Samarinda. Serta data dokumentasi ialah data berupa foto

siswa dan kegiatan didalam kelas.

Keabsahan data adalah standar kebenaran suatu data dan hasil

penelitian yang lebih menekankan terhadap data atau informasi.

Penelitian kualitatif yang akan diuji datanya. Data yang akan

dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan yang dilaporkan oleh

peneliti dengan apa yang sebenarnya yang terjadi pada objek yang

akan diteliti. 70

F. Teknik Analisi Data

Teknik analisis data merupakan suatu langkah yang paling

menentukan dari suatu penelitian karna inalisis data berfungsi untuk

menyimpulkan hasil penelitian. Analisis data dimulai sejak peneliti

selelsai, jadi teknik analisis data dilaksanakan sejak merencanakan

penelitian sampai penelitian selesai.

70
Muhlm Fitrah dan Luthfiyah, Metodologi Penelitian Kualitatif Tindakan Kelas Dan
Studi Kasus, ( Sukabumi : CV Jejak, 2017 ), hlm.93.
69

Analisis data adalah proses mencari data menyususn secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan dilapangan

dan bahan-bahan lain sehingga dapat dipahami. Teknik analisis data yang

digunakan dalam penelitian kualitatif ini sesuasi dengan pendapat

sugiyono yang menyetakan bahwa analisis data kualitatif adalah proses

mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil

wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara

mengorganisasikan data ke dalam kategori menjabarkan ke dalam unit-unit

melakukan penyususnan ke dalam pola-pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah

dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. 71

Adapun teknik yang digunakan oleh peneliti yaitu,


a. Kondensasi Data

Saat mengambil data dilapangan akan diperoleh data yang

cukup banyak. Oleh karena itu peneliti harus melakukan

kondensasi data merujuk pada catatan-catatan yang tertulis

pada saat dilapangan, hasil wawancara, dokumentasi, dan

lainnya. Peneliti meringkas data hasil dari observasi,

wawancara, dan juga dokumentasi yang diperoleh.

b. Display data ( Penyajian data )

Dalam hal ini, yang penting digunakan untuk menyajikan

data dalam penelitian kualitatif adalah teks yang bersifat naratif

71
Umrati & Hengki Wijaya, Analisis Data Kualitatif Teori Konsep Dalam Penelitian
Pendidikan, ( Makassar : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray, 2020 ), hal. 85
70

dan ada juga dalam bentuk tabel. Penyajian data adalah

kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun sehinga

memberikan kemungkinan akan adanya suatu penarikan

kesimpulan. 72 Dengan mendisplaykan data, maka akan

memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan

kerja selanjutnya berdasarkan telah apa yang difahami.

Penyajian data ini merupakan hasil reduksi yang telah

dilakukan sebelumnya agar data yang diperoleh menjadi

sistematis dan bisa diambil maknanya.

c. Penarikan kesimpulan ( Verifications )

Langkah terakhir yang dilakukan oleh peneliti dalam

menganalisi data kualitatif adalah penerikan kesimpulan.

Proses reduksi dan penyajian data bisa dibantu peneliti dalam

menarik dan menverifikasi kesimpulan. Kesimpulan awal

terbentuk masih goyah, kemudian peneliti membandingkan

antara teori dengan data dan menganalisis kembali data yang

ada, dan mencoba untuk menarik kesimpulan lagi.

72
Umrati & Hengki Wijaya, analisis data kualitatif Teori Konsep Dalam Penelitian
Pendidikan, ( Makassar : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray,2020 ), hal.120.
71

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum SMK Negeri 2 Samarinda

1. Identitas Sekolah

a. Nama Sekolah : SMK Negeri 2 Samarinda

b. NPSN : 30401081

c. Alamat : Jl. A. Wahab Syahranie

d. Desa/Kelurahan : Air Hitam

e. Kode Pos : 75124

f. Kecamatan : Kec. Samarinda Ulu

g. Kabupaten/Kota : Kota Samarinda

h. Provinsi : Kalimantan Timur

i. Telp. & Fax : 0541/743018

j. Email : smkn2samarinda@yahoo.co.id

k. Website : http://www.smkn2samarinda.sch.id

2. Sejarah SMK Negeri 2 Samarinda

Di dorong keperluan yang sangat mendesak untuk memiliki tenaga

- tenaga teknik pada tingkat menengah yang bertujuan upaya

memajukan kesejahteraan kota Samarinda, oleh karena itu pada tahun

1959 Yayasan Mahakam Jaya yang diketuai oleh Bapak Munaidi Arif

membangun lembaga pendidikan teknik menengah STM Mulawarman

bersama Bapak J.Pattiwael selaku kepala sekolah serta 10 orang guru

menyumbangkan dukungan. Pada saat tahun pertama penerimaan


72

siswa, sebanyak 90 orang siswa mendaftar kemudian dibagi menjadi 3

jurusan yakni: Mesin, Bangunan, dan listrik. Gedung sekolah yang

bertempatan di Jalan Udang Samarinda.

Berdasarkan SK Mendikbud. RI No. : 126/Dir/PT/BI/65 tanggal 25

September 1965 bahwa terhitung tanggal 25 Februari 1965 hingga

setelah menjadi Sekolah Teknik Negeri Samarinda maka, STM

Mulawarman menggunakan kurikulum 1964. Menerima status yang

telah menjadi sekolah negeri maka pemerintah mengembankan segala

aspek media pembelajaran seperti sarana dan prasarana melalui APDN

hingga proyek tahun 1974-1976, serta pada proses pembangunannya

terdapat 6 kelas yang berlokasi di Jalan Udang Samarinda.

Sejalan hal tersebut, tuntutan kurikulum menjadi sebab STM harus

memiliki ruangan bengkel yang sesuai dengan perkembangan

pendidikan. Akan tetapi gedung yang berlokasi di Jalan Udang

Samarinda tidak memungkinkan untuk dikembangkan hingga

pembangunan proyek pelita menggunakan APDN, pemerintah daerah

pun memberikan sumbangan, hingga pembangunan pun dilakukan

secara bertahap di Jalan A. Wahab Syahranie yang menjadi gedung

Sekolah Tinggi Menengah Negeri Samarinda. Kemudian secara

bertahap di lengkapi dengan fasilitas serta sarana dan prasarana yang

menunjang proses pembelajaran.

3. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2

Samarinda.
73

a. Visi sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Samarinda

Berdasarkan tujuan tersebut, Sekolah Menengah Kejuruan

Negeri 2 Samarinda berusaha mewujudkan cita – cita bangsa yang

terangkum dalam visi sekolah sebagai berikut:

Terwujudnya SMK bidang teknologi dan rekayasa yang

berkualitas dan menghasilkan sumber daya manusia yang

berakhlak mulia, berjiwa entrepreneur, kompetitif, berbudaya

lingkungan yang berlandaskan pada iman dan taqwa.

b. Misi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Samarinda

Adapun Misi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Samarinda

adalah:

1) Menyelenggarakan pendidikan di semua bidang keahlian

secara profesional, mengintegrasikan IT dalam pembelajaran

dengan mengedepankan keteladanan.

2) Melaksanakan kegiatan ekstrakuriluker, gerakan literasi dan

pembiasaan perilaku hidup bersih dan sehat untuk penguatan

karakter dan akhlak mulia peserta didik.

3) Meningkatkan kualitas dan kompetensi tenaga pendidik dan

kependidikan melalui diklat atau pemagangan yang relevan.

4) Melaksanakan pelayanan prima kepada peserta didik dan

pengguna lulusan berorientasi pada kepuasan pelanggan.

5) Menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang ramah

lingkungan.
74

6) Memberdayakan seluruh potensi sekolah dan menanamkan

entrepeneurship dalam upaya peningkatan kualitas lulusan.

7) Menerapkan prinsip Good School Governance (GSG) dalam

pengelolaan sekolah dengan prinsip kewajaran, keterbukaan,

akuntabilitas, pertanggung jawaban, transparansi dan

komunikasi yang baik dengan seluruh warga sekolah. 8)

Menjalin kerjasama yang harmonis dengan DU/DI dan

stakeholder untuk meningkatkan angka kebekerjaan lulusan.

8) Menciptakan lingkungan sekitar sekolah yang bersih, indah,

dan nyaman secara partisipatif.

9) Meningkatkan kerjasama dengan orang tua siswa melalui

dewan komite sekolah dalam memberikan dukungan moral,

material dan spiritual dalam pengelolaan manajemen sekolah

untuk peningkatan kualitas lulusan.

4. Tujuan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Samarinda

a. Memberikan kesempatan yang seluas – luasnya kepada siswa

lulusan SMP/Sederajat untuk melanjutkn pendidikan di SMK

Negeri 2 Samarinda.

b. Membina dan meningkatkan keimanan, ketaqwaan kepada

Tuhan dan akhlak serta pengalaman keberagaman. 76

c. Mengembangkan profil pelajar pancasila yang berkebhinekaan

global, gotong royong, kreatif, bernalar kritis dan mandiri.


75

d. Meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik dan

berkependidikan sesuai dengan tuntunan pendidikan abad 21

dan revolusi industri 4.0

e. Melaksanakan layanan pelatihan bagi peserta didik sesuai

dengan SKKNI dan kebutuhan dunia industri dan kebutuhan

kewirausahaan serta melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

f. Mampu beradaptasi dengan dunia industri.

5. Program sekolah

a. Revitalisasi gedung sekolah secara berkelanjutan

b. Revitalisasi peralatan

c. Pengembangan kompetensi guru

d. Uji kompetensi kelompok teknologi dan industri untuk semua

progra keahlian yang ada di SMK Negeri 2 Samarinda

e. Bursa kerja

f. Kerjasama dengan DUDI

6. Sarana dan prasarana

Sarana adalah peralatan yang bergerak dan pada umumnya dipakai

secara langsung, sedangkan prasarana ialah penunjang dan pada

umumnya juga merupakan fasilitas yang tidak bergerak. Sarana dan

prasarana yang terdapat di SMK Negeri 2 Saarinda ialah seperti

berikut :
76

TABEL II
SARANA DAN PRASARANA SMK 2 SAMARINDA
No Sarana dan prasarana Jumlah

1 Laboratorium komputer Dasar Aplikasi 1

2 Laboratorium komputer cad 1

3 Laboratorium bahasa 1

4 Ruang OSIS 1

5 Ruang BP/BK 1

6 Perpustakaan 1

7 Ruang serba guna 1

8 Lapangan upacara 1

9 Mushalla 2

10 Ruang Gudang 1

11 Ruang umum 1

Sumber Data : Humas SMK Negeri 2 Samarinda

7. Data tenaga kependidikan SMK Negeri 2 Samarinda

g. Identitas kepala sekolah

Nama lengkap : Fauzi M.Pd

NIP : 196604291993031004

Jabatan/golongan : Pembina/IV a

Pendidikan Terakhir : Pasca sarjana (S2)

8. Paserta didik
77

TABEL III
KEADAAN SISWA SMK NEGERI 2 SAMARINDA
NO Kelas Laki-laki Perempuan total
1 X (13 kelas) 512 55 567
2 XI (14 422 39 461
kelas)
3 XII (13 412 45 457
kelas)
Total 1346 139 1485
Sumber Data: Humas SMK Negeri 2 Samarinda
9. Kurikulum
Berdasarkan SK Mendikbud No. 08/U/1993, terjadilah perubahan

kurikulum, dari kurikulum 1984 menjadi kurikulum 1994 yang

diberlakukan mulai tahun pelajaran 1994/1995 menggunakan

kurikulum 2004 dan KTSP. Dan saat ini mengacu pada kurikulum

2013, mengacu kepada PP. No 29 Tahun 1990 maka ada perubahan

nomenklatur di mana nama STM menjadi SMK kelompok teknologi

dan industri untuk STM negeri Samarinda, menjadi SMK Negeri 2

Samarinda kelompok teknologi dan industri. Salah satu ciri sistem ini

adalah tidak kaku/fleksibel dan sistem pendidikannya menggunakan

pendidikan sistem ganda (PSG), dimana peran serta dunia usaha yang

dijembatani oleh majelis sekolah sangat menonjol

10. Prestasi sekolah

Sekolah SMK Negeri 2 Samarinda merupakan salah satu sekolah

yang sangat bagus dan terfavorit. Hal ini, di karenakan sekolah


78

memiliki banyak sekali prestasi yang membanggakan baik dalam

bidang akademik maupun non akademik.

Keberhasilan sekolah dalam bidang akademik dan non akademik

ini karena didukung oleh tenaga pengajar yang berkualitas. Berikut

adalah beberapa prestasi yang didapatkan oleh sekolah

B. Deskripsi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil yang didaptkan oleh peneliti di lapangan dengan

judul Implementasi Delivery strategy guru dalam meningkatkan

kemampuan membaca Al-Qur’an melalui metode tilawati di sekolah

menengah kejuruan Negeri 2 Samarinda diperoleh melalui Observasi,

wawancara, dan dokumentasi. Observasi dilakukan dengan mengamati

proses Implementasi Delevery strategi guru dalam meningkatkan

kemampuan membaca Al-Qur’an melalui metode tilawati di sekolah

menengah kejuruan Negeri 2 Samarinda. Berikut adalah peaparan hasil

penelitian :

Kegiatan wawancara yang dilakukan peneliti ialah wawancara

terstruktur, dimana peneliti lebih dahulu menyusun sejumlah pertanyaan

untuk diajukan kepada narasumber. Wawancara ini difokuskan kepada

pihak yang dirasa peneliti sebagai sumber data yang sepadan untuk

mengambil data yang dibutuhkan. Sumber data tersebut yaitu Guru

Pendidikan Agama Islam dan siswa-siswi SMK Negeri 2 Samarinda.

Dokumentasi dilaksanakan peneliti dengan mencari data-data yang

mempunyai kaitan serta dapat mendukung penelitian, khususnya mengenai


79

SMK Negeri 2 Samarinda. Dokumentasi yang peneliti dapatkan berupa

data-data gambaran umum objek penelitian dan juga bukti kegiatan

wawancara di SMK Negeri 2 Samarinda.

Sebagaimana yang sudah diuraikan pada bab sebelumnya bahwa

penelitian ini difokuskan pada Implementasi Delevery strategi guru dalam

meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an melalui metode tilawati di

sekolah menengah kejuruan Negeri 2 Samarinda.

Berdasarkan hasil observasi dalam Implementasi Delivery strategy

guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan kemampuan

membaca Al-Qur’an pada siswa yang diterapkan di SMK 2 Samarinda

yaitu guru membiasakan siswa dan siswi membaca doa sebelum

pembelajaran dimulai agar pembelajaran berjalan dengan baik dan

menerimah pembelajaran dengan mudah, kemudian guru menyampaikan

sedikit tentang tata cara pembacaan Al-Qur’an seperti panjang dan

pendeknya, makhroj hurufnya, cara bacanya agar siswa lebih mudah

mengetahui tata cara membaca Al-Qur’an, adapun metode yang dipakai

oleh guru Pendidikan Agama Islam yaitu metode Tilawati dengan teknik

satu dan teknik dua yaitu teknik satu guru membacakan terlebih dahulu

dan murid mendengarkan kemudia teknik dua guru membacakan murid

mengikuti agar siswa lebih mudah dalam mempelajari Al-Qur’an serta

makhrojul hurufnya. Di dalam pembelajaran membaca Al-Qur’an guru

Pendidikan Agama Islam menggunakan beberapa media yang pertama

media buku dan media handhpon dan juga LCD untuk menampilkan
80

gambar-gambar huruf-huruf Al-Qur,an. Adapun motivasi yang diberikan

guru kepada siswa agar lebih semangat lagi dalam belajar Al-Qur’an

mentadabburi Al-Qur’an dan memberikan pujian kepada siswa agar

mereka semangat dalam belajar.Observasi dilakukan selama 2 hari.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan

beberapa pertanyaan kepada guru Pendidikan Agama Islam, maka

hasilnya didapat yaitu :

a. Media pembelajaran yang digunakan oleh guru Pendidikan Agama

Islam.

Menurut guru Pendidikan Agama Islam SMK Negeri 2

Samarinda yaitu bapak Mokhamad Taufik selaku guru Pendidikan

Agama Islam, beliau mengatakan :

“untuk media yang digunakan itu banyak diantaranya dengan


menggunakan android, LCD atau media visula seperti buku,
biasanya siswa itu di suruh membaca Al-Qur’an dengan membuka
ayat Al-Qur’an satu persatu melalui Hp atau buku yang dimiliki
oleh siswa yang dimana murid itu disuruh mendengarkan terlebih
dahulu baru mereka mengikuti,dan biasanya di buku itu ada hukum
– hukum bacaan Al-Qur’an maka kita menyuruh mereka untuk
menyimak bacaan Al-Qur’an baru mereka membacakannya
bersama-sama, setelah itu kita membagi setiap kelompok dan di
setiap kelompok itu siswa disuruh masing-masing untuk
membacakan ayat tersebut agar mereka lebih mudah dan faham
dalam membaca Al-Qur’an. Untuk pertimbangan menggunakan
media kita melihat dari siswanya jika dengan menggunakan Hp
bisa membuat siswa tidak merasa bosan tidak mudah jenuh atau
lebih enjoy maka kita perintahkan mereka untuk membuka Hp agar
menyimak bacaan Al-Qur’an, adapun penggunaan media buku
terkadang ada siswa yang tidak kebagian karna keterbatasan buku
jadi kita suruh mereka hanya untuk membuka Hp, akan tetapi jika
ada sebagian siswa yang memiliki buku dan lengkap maka siswa
kita perintahkan untuk membacanya hanya dibuku saja, atau kita
perintahkan mereka untuk berpasangan didalam kelas masing-
81

masing saling menyimak teman satu bangkunya, jika ada bacaan


yang salah panjang pendek atau makhrojnya huruf nya maka
bacaan tersebut dibenarkan,agar saling belajar dalam membaca Al-
Qur’an. Adapun penggunaan media pembelajaran ini sangat
membantu dan tidak kaku agar bisa memvariasikan pembelajaran
sehingga siswa itu semakin semangat dalam belajar Al-Qur’an
karena ada variasi dalam pembelajaran. untuk penggunaan
proyektor atau LCD itu tidak bisa digunakan untuk saat ini karena
keterbatasan pengguna karena dipakai oleh kelas lain dalam kelas
sehingga kita mengalah, mungkin diminggu berikut nya kita akan
menggunkan media proyektor atau LCD agar mempermudah siswa
dalam belajar Al-Qur’an dan mempelajari makroj huruf nya,
karena dengan LCD kita dapat menampilkan seperti gambar-
gambar huruf hijaiyyah atau tata cara penyebutan huruf tersebut,
maka dengan adanya LCD pembelajaran dapat menampilkan
berbagai macam variasi yang bisa membuat siswa itu tidak merasa
jenuh ketika belajar Al-Qur’an.73

Berdasarkan wawancara diatas, peneliti dapat

menyimpulkan bahwa dengan menggunakan media pembelajaran

ini sangat berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan

membaca Al-Quran siswa karena media belajar dapat

mempermudah mengakses tentang pembelajaran dan tata cara

membaca Al-Qur’an, selain itu media juga dapat membuat siswa

lebih semangat dalam membaca dan mempelajari Al-Qur’an,

adapun seorang Guru Pendidikan Agama Islam juga harus selalu

membiasakan siswa-siswi nya membaca Al-Qur’an dan

mempelajari makhroj huruf dari Al-Qur’an tersebut,peningkatan

dalam membaca Al-Qur’an selalu berkaitan dengan yang namanya

metode, karna dengan metode tersebut guru lebih mudah dalam

menyampaikan materi tentang membaca Al-Qur’an.

73
Mokhamad Taufik, Guru Pendidikan Agama Islam,SMK Negeri 2 Samarinda,
Wawancara Samarinda 19 September 2023
82

Hal ini juga di ungkapkan oleh bapak Dicky Renaldi putra

sebagai guru Pendidikan Agama Islam yaitu :

“untuk media pembelajaran yang digunakan pada saat


pembelajaran membaca Al-Qur’an yaitu menggunakan media buku
yang dimana disana ada dibahas tentang dalil-dalil materi
membaca Al-Qur’an, selain itu kita juga menggunkan media
Handphone yang dimana siswa lebih mudah mengakses bagaimana
tata cara membaca Al-Qur’an,dan juga kita kadang menggunakan
buku Iqra dan Al-Qur’an. Untuk pertimbangan penggunaan media
buku paket itu lebih mudah diakses oleh siswa-siswi dan juga tidak
mempersulit siswa pada saat membaca Al-Qur’an, adapun
penggunaan media handphone lebih mempermudah untuk
mengakses atau membuka materi tentang membaca Al-Qur’an
seperti huruf-huruf hijaiyyah tata cara menyebut huruf atau
panjang pendeknya,itu adalah salah satu cara cepat untuk
mempermudah siswa dalam membaca Al-Qur’an dan pengenalan-
pengenalan huruf, terkadang menggunakan buku itu ada sebagian
siswa yang kurang faham maka kita lebih menggunakan media
seperti handphone. 74

Dari penjelasan diatas, peneliti dapat menyimpulkan

bahwasanya, dengan adanya media pembelajaran seperti buku, Hp,

dan LCD itu adalah cara mudah untuk meningkatkan semangat

siswa dalam mempelajari Al-Qur’an, selain itu siswa - siswi juga

lebih mudah mengakses di internet tentang tata cara membaca Al-

Qur’an melalui media yang sudah disiapkan.

Selain itu, untuk mengetahui lebih lanjut peneliti

melakukan wawanacara dengan siswa salah satunya dengan

saudara Farel setiawan Di SMK Negeri 2 Samarinda adapun hasil

wawancara yaitu :

74
Dicky Renaldi putra, Guru Pendidikan Agama Islam SMK Negeri 2 Samarinda,
wawancara, Samarinda 19 September 2023
83

“untuk penggunaan media Hp itu sangat membantu karena lebih


mudah dan cepat untuk mengakses pembelajaran Al-Qur’an,
sedangkan media Buku membantu juga akan tetapi masih kurang
efektif berbeda dengan Hp, untuk penggunaan buku itu lebih ke
hafalan saja.ketika guru menjelaskan dengan menggunakan media
kami memperhatikan guru pada saat menyampaikan materi tentang
membaca Al-Qur’an mengenai makhroj hurufnya panjang
pendeknya dan tata cara membacanya,ketika ada di antara kami
belum ada yang kurang lancar atau belum bisa membaca maka
guru mengulang bacaan tersebut.adapun bentuk motivasi yang
diberikan oleh guru kepada kami yaitu memberikan semangat agar
kami tidak malas dalam belajar dan juga tidak malas membaca Al-
Qur’an. Selain itu penggunaan metode tilawati seperti yang sudah
di terapkan oleh guru sangat memudahkan siswa agar lebih mudah
belajar membaca Al-Qur’an.75

Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa bahwa

Implementasi delevery strategi guru dalam meningkatkan

kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an yaitu dengan

penggunaan media pembelajaran seperti media buku dan Hp

dengan adanya media seperti ini sangat mempermudah bagi siswa

yang belum terlalu faham dan mengerti dalam membaca Al-

Qur’an.

Selain itu, peneliti juga mewawancarai siswi, peneliti

melakukan wawancara dengan salah satu saudari Ridah suci

Anastasya di SMK Negeri 2 Samarinda, yaitu :

“dengan adanya media pembelajaran seperti buku dan Hp itu bisa


membantu kami untuk membaca atau mempelajari Al-Qur’an
karena media seperti itu mudah untuk di akses melalui internet saja
dan buku mudah untuk didapatkan, selain itu ketika guru
menjelaskan dengan menggunakan media tersebut kami kurang
memperhatikan karena kurang faham dan tidak terlalu lancar, kami
bisa cara membaca tetapi masih tidak fasih dalam menyebutkan

75
Farel setiawan, Siswa SMK Negeri 2 Samarinda, wawancara, 20 septeber 2023
84

makhroj hurufnya. Adapun bentuk motivasi yang diberikan oleh


guru kepada kami agar selalu semangat belajar membaca Al-
Qur’an semangat belajar makhrijul hurufnya tidak perna bosan
ketika ada kesalahan maka diperbaiki dan tidak mudah putus asa.
Selanjutnya dengan adanya metode tilawati itu sangat membantu
untuk kami yang belum terlalu faham dalam mempelajari Al-
Qur’an.76

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ridah suci Anastasya

peneliti menyimpulkan bahwa Implementasi Delevery strategi

guru dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca Al-

Qur’an, siswa harus lebih di perhatikan lagi pada saat pembacaan

Al-Qur’an dengan menggunakan media agar siswa lebih

memahami tentang tata cara bacanya, adapun penggunaan metode

tilawati teknik satu dan dua itu sudah sangat membantu siswa agar

cepat dalam membaca Al-Qur’an.

b. Bentuk – bentuk interaksi media yang digunakan

Menurut guru Pendidikan Agama Islam SMK Negeri 2

Samarinda yaitu bapak Mokhamad Taufik selaku guru Pendidikan

Agama Islam, beliau mengatakan :

“bentuk media yang digunakan yaitu salah satunya dengan


menggunakan android atau media yang lainnya, yang mendukung
agar pembelajaran membaca Al-Qur’an terlaksana dengan
baik,selain itu media juga sangat mendukung sekali dalam
peningkatan pembelajaran membaca Al-Qur’an siswa, jadi anak-
anak itu lebih antusias misalnya kita mau menjelaskan materi
tentang iman kepada hari akhir.selain itu kita putarkan duluh video
tentang membaca Al-Qur’an tata caranya penyebutan hurufnya,
jadi media seperti itu sangat mendukung sekali. Adapun bentuk
motivasi yang kita berikan kepada siswa itu tentunya banyak sekali
karna setiap guru itu berbeda-beda memberikan motivasi,salah
bentuk motivasi yang kita berikan ialah bagaimana belajarnya,
76
Rida suci Anastasyah, siswa SMK Negeri 2 Samarinda, wawancara, 21 september 2023
85

bagaimana sholatnya,kalian masih muda masih kuat maka gunakan


untuk membaca Al-Qur’an menghafal surah-surah pendek itu nanti
manfaatnya bukan sekaran tetapi nanti kalian akan merasakan.
biasanya guru itu memberikan motivasi setelah pembelajaran
selesai. Selanjutnya dengan tersedianya media pembelajaran itu
sangat mempermudah kegiatan pembelajaran dan dapat mencapai
tujuan yang ingin dicapai. 77

Berdasarkan hasil wawancara diatas, peneliti

menyimpulkan bahwa dengan adanya bentuk-bentuk interaksi

media yang digunakan oleh guru tersebut media sangat penting

dalam peningkatan kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an

salah satunya guru menapilkan video tentang pembelajaran Al-

Qur’an, dengan media juga pembelajaran menjadi semakin

maksimal karena bisa semua bisa diakses melalui jaringan internet

saja.

Hal ini juga disampaikan oleh bapak dicky renaldy putra

selaku guru Pendidikan Agama Islam bahwa :

“bentuk interaksi kita biasanya menggunakan tanya jawab dan


menyuruh siswa untuk membaca terlebih dahulu yang
bersangkutan dengan ayat-ayat Al-Qur’an yang dimana nnti ada
siswa yang keliru kita bahas sama-sama kita betulkan sama-sama.
Selain itu dengan penggunaan media pembelajaran itu masih
kurang atau setengah karna kita terkendala waktu dan tempat, yang
dimana media buku itu masih ada sebagian siswa yang tidak
memiliki, maka dari itu kita didukung juga dengan penggunaan
media Hp tersebut,dengan adanya penggunaan media ini sangat
berpengaruh dengan peningkatan kemampuan siswa dalam belajar.
Adapun bentuk motivasi yang kita berikan kepada siswa kita itu
mencontohkan kepada mereka dengan menggunakan metode
analogi yang dimana perbandingan atau perumpamaan bagaimana

77
Mokhamad Taufik, Guru Pendidikan Agama Islam,SMK Negeri 2 Samarinda,
Wawancara Samarinda 19 September 2023
86

siswa itu ketika dia bisa membaca Al-Qur’an yang dimana itu
untuk motivasi untuk dirinya sendiri. Selain itu dengan tersedianya
media pembelajaran semua media itu sangat mempermuda
kegiatan belajar, dengan mengakses di internet untuk mencapai
tujuan supaya siswa itu bisa membaca Al-Qur’an.78

Berdasarkan hasil wawancara diatas, peneliti

menyimpulkan bahwasanya dengan adanya bentuk interaksi antara

siswa dengan media ini merupakan komponen penting karena

uraian mengenai strategi penyampaian tidaklah lengkap tanpa

memberikan gambarakn tentang pengaruh yang di timbulkan oleh

media tersebut seperti menampilkan gambar atau video yang

berkaitan tentang tata cara membaca Al-Qur’an, maka dengan

adanya media seperti ini akan mempermudah siswa untuk

melakukan kegiatan belajar.

c. Bentuk-bentuk struktur pembelajaran

Menurut bapak mokhamad taufik selaku guru Pendidikan

Agama Islam, beliau mengatakan bahwa :

“untuk penggunaan metode itu banyak tetapi yang kita


gunakan itu metode tilawati teknik satu dan teknik 2 yang dimana
kita dulu yang membacakannya siswa mendengarkan,dan
penggunaan metode tilawati teknik dua kita membacakan murid
mengikuti, maka dengan teknik-teknik tilawati seperti ini bisa
mempermudah siswa untuk membaca Al-Qur’an, jadi siswa itu
masing-masing berbeda latar belakang maka yang kita harapkan
siswa itu sudah bisa membaca Al-Qur’an dengan mahir dan
tajwidnya sudah benar dan ternyata di kelas tidak seperti itu,
makanya kita menggunakan metode tilawati dengan dua teknik.
Dengan menggunakan metode tilawati juga dapat meningkatkan
semangat belajar siswa. Selain itu kita juga menggunakan bentuk

78
Dicky Renaldi putra, Guru Pendidikan Agama Islam SMK Negeri 2 Samarinda,
wawancara, Samarinda 19 September 2023
87

penilaian seperti siswa dipanggil satu persatu untuk membacakan


ayat Al-Qur’an di situ juga kita dapat melihat apakah siswa itu bisa
membaca Al-Qur’an atau tidak, tetapi kebanyak sudah bisa
membaca tetapi tidak bisa menyebutkan dengan sempurna
makhrojnya. Adapun bentuk struktur itu kita membagi setiap
kelompok itu membacakan ayat – ayat Al-Qur’an.79

Berdasarkan hasil wawancara, maka peneliti dapat

menyimpulkan bahwa guru Pendidikan Agama Islam harus lebih

menekankan lagi kepada siswa dalam membaca Al-Qur’an dan

juga memperhatikan bacaannya, dengan adanya metode tilawati

akan dapat memperudah siswa untuk belajar Al-Qur’an dangan

metode tersebut juga bisa menambahkan semangat siswa didalam

membaca Al-Qur’an, kita bisa lihat banyak siswa yang sudah bisa

membaca tetapi menyebut makhrojnya masih salah maka dari itu

bagaimana guru lebih fokus untuk meningkatkan kemampuan

siswa dalam membaca Al-Qur’an

Hal ini juga di ungkapkan oleh bapak Dicky renaldi putra

mengatakan bahwa :

“jadi metode yang kita gunakan untuk membaca Al-Qur’an


yaitu dengan metode Iqra,yang dimana kita memberikan
kesempatan masing-masing siswa untuk membaca satu-satu, selain
itu metode Iqra ini kita bisa mengetahui cara bacanya. Dimana
nanti dia bisa tau bacaannya hurufnya dengan menggunakan
metode Iqra, maka kita akan meningkatkan dengan menggunakan
metode tartil yaitu kita kasih mereka dengan nada-nada khusus.
Dengan menggunakan metode iqra dan tartil ini bisa juga
menngkatkan semangat siswa dengan metode iqra ini dia kita

79
Mokhamad Taufik, Guru Pendidikan Agama Islam,SMK Negeri 2 Samarinda,
Wawancara Samarinda 19 September 2023
88

wajibkan untuk tau hurufnya makhrojnya jadi biar dia cari tau
bagaimana cara penyebutan makhrojnya. Untuk bentuk-bentuk
penilaian kita menggunakan bentuk penilaian secara tertulis yang
dimana kita melihat cara bacanya, tajwidnya, panjang pendeknya,
selain itu bentuk penilaian kita juga dengan pembagian kelompok.
Untuk bentuk struktur yang dimana kita tunjukkan yang pertama
kita bahas adalah bacaan Al-Qur’an tentang dalil-dalil Al-
Qur’an.maka dari itu kita bahas satu-satu tentang hukum bacaan
tajwidnya.80

Berdasarkan hasil wawancara, peneliti dapat menyimpulkan

bahwasanya, dengan penggunaan metode iqra dan tartil tersebut

yaitu dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca Al-

Qur’an, dengan adanya metode tersebut agar dapat membuat siswa

lebih semangat untuk memahami dan membaca isi Al-Qur’an.

Berdasarkan data dari hasil observasi dan wawancara

penulis memperoleh hasil wawancara yaitu dalam meningkatkan

kemampuan membaca Al-Qur’an selalu berkaitan dengan adanya

metode agar dapat memudahkan guru dalam menyampaikan materi

pembelajaran, dengan adanya tujuan yang diterapkannya delevery

strategi yang diamana delevery strategi ini mengacu kepada cara-

cara yang dipakai untuk menyampaikan pembelajaran kepada

siswa dan sekaligus untuk menerima respon masukan-masukan

dari paserta didik. Dengan strategi penyampainya ini mencakup

lingkungan fisik, guru, dan kegiatan-kegiatan yang berkaitan

dengan pembelajaran, atau dengan penggunaan media

pembelajaran agar lebih memudahkan siswa dalam membaca,

80
Dicky Renaldi putra, Guru Pendidikan Agama Islam SMK Negeri 2 Samarinda,
wawancara, Samarinda 19 September 2023
89

media merupakan suatu komponen penting dari strategi

penyampaian pembelajaran sebab media ini merupakan bidang

pertama dalam strategi

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil wawancara dan penelitian yang dilakukan

peneliti maka dapat di ketahui hasil positif pelaksanaan Delivery Strategy

guru dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an sebagai

berikut :

1. Pengucapan huruf dan bacaan yang benar

Penerapan Delivery strategy guru dalam meningkatkan kemapuan

membaca AlQur’an yang berhubungan dengan kebutuhan antara

manusia dan tuhan,sehingga pembelajaran ini merupakan langkah untuk

mendekatkan diri kepada Allah swt dan terkhusus untuk masuk ke dunia

pendidikan untuk meningkatkan pemahaman islam yang benar dan bisa

membaca Al-Qur’an sesuai cara pengucapan makhraj yang benar

sehingga siswa termotivasi untuk terus meningkatkan kemampuan

membaca Al-Qur’an yang akhirnya diharapkan akan terbentuk

kecerdasan spiritual serta mempunyai kepribadian yang berakhlakul

karimah. Kegiatan membaca Al-Qur’an ini juga sebagai sarana untuk

membentuk generasi AlQur;ani yang pandai membaca Al-Qur’an baik

segi pengucapan huruf dan penguasaan tajwid.

2. Siswa faham dengan ilmu tajwid


90

Melalui kegiatan membaca Al-Qur’an, siswa menerapkan hukum tajwid

dalam membaca Al-Qur’an yang telah diperoleh dalam kegiatan mengaji

di SMK Negeri 2 Samarinda. Perubahan dalam diri siswa terjadi setelah

belajar dan mengamalkan ilmu tajwid sehingga melatih pembiasaan

siswa membaca Al-Qur’an dengan lancar berdasarkan ilmu tajwid.

Berdasarkan data dari hasil yang peneliti dapatkan terkait dengan

penelitian saya yaitu tentang Implementasi Delivery strategy guru dalam

meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an ialah sebagai berikut :

TABEL IV
AKUMULASI TEMUAN HASIL PENELITIAN
No Delevery strategi guru Deskripsi Temuan Penelitian

Media Pembelajaran 3. Media Cetak


1 a. Buku
Dengan menggunakan buku siswa
itu lebih mudah untuk melakukan
kegiatan pembelajaran karena materi
nya yang sudah termuat di dalam buku
tersebut sudah jelas dan sesuai yang
menyangkut materi apa yang akan
dipelajari oleh siswa tersebut.
Buku merupakan sumber berbagai
informasi yang dapat membuka
wawasan kita tentang berbagai hal
contohnya seperti Ilmu pengetahuan,
ekonomi, sosial, budaya, politik,
maupun aspek-aspek kehidupan
lainnya. Selain itu, dengan membaca
dapat membantu menambah kecerdasan
akal dan pikiran.
b. LKPD
Dengan menggunakan Lembar
Kerja Paserta Didik (LKPD) untuk
sebagai paduan belajar siswa dan juga
untuk mempermudah siswa dan guru
dalam melakukan kegiatan
pembelajaran di kelas.
LKPD adalah alat untuk
91

mengaktifkan siswa dalam proses


pembelajaran dan membantu
mengembangkan konsep, melatih
keterapilan proses sebagai pedoman
bagi siswa dalam melaksanakan proses
pembelajaran.
4. Media Non cetak
a. LCD
Dengan menggunakan media seperti
LCD siswa lebih itu semangat dalam
belajar karena media tersebut dapat
menampilkan gambar-gambar dan juga
video, maka dengan menggunakan
LCD siswa tidak merasa bosan atau
jenuh ketika kegiatan pembelajaran.
Maka dengan menggunakan media
tersebut akan menambah minat siswa
dalam belajar.
Media pembelajaran LCD
merupakan salah satu media elektronik
yang dapat digunakan oleh guru dalam
proses belajar mengajar, media LCD
dapat membantu guru untuk lebih
mudah dalam mengajar dan pelajar
lebih mudah dalam menerima
pembelajaran
b. Laptop
Dengan menggunakan media laptop
dapat menyusun berbagai macam
bahan ajar yang bisa di kemas dalam
bentuk yang lebih menarik seperti
power poin, dengan adanya media
laptop ini dapat menampilkan yang
lebih menarik.
Media laptop sebagai teknologi
canggih memiliki banyak manfaat dan
kegunaan dalam pemanfaatanya
khususnya dalam bidang pendidikan.
Laptop memiliki beberapa inpu yang di
manfaatkan antara lain sebagai pemutar
video atau audio, laptop merupakan
sumber informasi jika terkoneksi
dengan internet, menyampaikan
informasi dengan LCD dan berbagai
aplikasi yang dapat diterapkan dalam
laptop untuk pembelajaran yang efektif
92

dan aktif.
c. HP/Android
Dengan menggunakan media
android siswa itu lebih mudah untuk
mengakses di internet tentang materi
yang akan disampaikan oleh guru
terkait dengan judul pembelajaran yang
akan dipelajari oleh siswa.
Handphone/HP adalah perangkat
telekomunikasi elektronik yang
mempunyai kemampuan dasar yang
sama dengan telpon konvensional
saluran tetap namun dapat di bawa
kemana-mana dan tidak perlu di
sambungkan dengan jaringan telepon
dengan menggunakan kabel.

Bentuk-Bentuk Interaksi 1. Bentuk interaksi guru dan siswa


2 Sebelum memulai pembelajaran
semua siswa itu diperintahkan oleh
guru untuk membaca doa dan membaca
sedikit ayat-ayat Al-Qur’an terlebih
dahulu, ketika pembelajaran
berlangsung guru menyampaikan
materi dan semua siswa diharapkan
untuk menyimak apa yang di
sampaikan oleh guru dan apabila ada
yang tidak dipahami oleh siswa maka
siswa tersebut diperintahkan untuk
bertanya terkait dengan materi yang
tidak difahami oleh siswa tersebut.
Dengan adanya interaksi guru dan
siswa dalam pembelajaran yaitu guru
memberikan materi kepada siswa
melalui interaksi edukatif yang dapat
membuat menarik perhatian siswa.
interaksi edukatif membuat siswa
tertarik untuk memperhatikan dan
belajar, setelah itu siswa akan belajar
aktif.
2. Bentuk interaksi siswa dan media
Manfaat Interaksi antara siswa
dengan media itu lebih mempermudah
siswa dalam melakukan kegiatan
pembelajaran, karena dengan
menggunakan media itu lebih menarik
93

bagi siswa dan juga dapat


mempermudah daya tangkap siswa
pada saat proses belajar.
Dengan adanya media pembelajaran
akan membuat siswa lebih semangat
dalam berinteraksi dengan media
tersebut karena pemikirannya yang
diserap semakin luas tidak lagi di batasi
oleh ruang dan waktu, siswa semakin
banyak mendapatkan informasi tentang
isi materi yang sangat bervariasi. Dan
akan meningkatkan daya minat siswa
dalam belajar yang tinggi
3. Interaksi siswa dan siswa
Ketika pembelajaran siswa itu
membentuk sebuah kelompok yang di
mana siswa saling berdiskusi tentang
materi yang telah disampaikan oleh
guru dan setiap kelompok akan
mempresentasikan kedepan kelas selain
itu juga siswa saling bertukar pemikiran
dan pendapat dengan kelompok
tersebut sehingga siswa saling
berinteraksi.
Interaksi antar siswa merupakan
hubungan timbal bailk antara satu siswa
dengan siswa lainnya, siswa dengan
kelompok siswa yang saling
memberikan pengaruh, satu siswa
memberikan dorongan kepada siswa
yang lain kemudia di balas dengan
reaksi timbal balik yang terjadi di
dalam kelas atau kegiatan
pembelajaran.
Bentuk-Bentuk Struktur Metode Tilawati
3 a. Makhroj huruf
Untuk semua siswa itu sudah
banyak yang sudah bisa membaca Al-
Qur’an tetapi untuk tata cara
penyebutan huruf nya masih banyak
yang kurang tepat di dalam
penyebutannya maka dari itu siswa
diajarkan tentang makhrijul huruf .
Yang dimaksud makhrijul huruf
adalah tempat-tempat atau keluarnya
huruf-huruf hijaiyyah ketika
94

membunyikannya,bagi orang-orang
yang mempelajari tajwid dan membaca
Al-Qur’an, makhrijul huruf hijaiyyah
merupakan materi dasar yang harus
dikuasai dengan baik dan benar.
b. Tajwid
Siswa juga diajarkan tata cara
mengeluarkan huruf dari tempat-tempat
tertentu seperti posisi lidah, langit-
langit mulut, tenggorokan dan juga tata
cara membunyikan atau
mengucapkannya huruf tersebut.
Tajwid berarti mengeluarkan huruf
dari tempatnya dengan memberikan
sifat-sifat yang dimilikinya. Jadi ilmu
tajwid adalah suatu ilmu yang
mempelajari bagaimana cara
membunyikan atau cara mengucapkan
huruf-huruf yang terdapat dalam Al-
Qur’an.
c. Panjang pendek
Siswa juga diajarkan tata cara baca
Al-Qur’an dengan panjang pendeknya,
yang dimana siswa diajari setiap huruf
mana saja yang akan dipanjangkan dan
huruf mana saja yang akan
dipendekkan.
Di dalam ilmu tajwid dikenal salah
satu hukumnya yang berfokus pada
panjang pendeknya pada kalimat arab
tersebut. Misalnya terdapat hukum
bacaan mad yang diukur menggunakan
harakat yang sama.

Strategi penyampaian pembelajaran menekankan pada media apa yang

akan dipakai untuk menyampaikan pembelajaran, kegiatan belajar yang

dilakukan siswa, dan struktur belajar mengajar bagaimana yang digunakan.

Strategi penyampaian adalah cara-cara yang dipakai untuk menyampaikan

pembelajaran kepada siswa, sekaligus untuk menerima serta merespon

masukan-masukan dari siswa.


95

Adapun menurut degeng yang dikutip dalam buku made wena yang

perlu diperhatikan dalam mendeskripsikan tentang pelaksanaan Delevery

strategi guru dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an yaitu

dengan menggunakan tiga komponen, antara lain :

A. Media Pembelajaran

Media yang sangat diperlukan untuk melakukan kegiatan

pembelajaran yaitu menggunakan media cetak dan non cetak seperti :

1. Media cetak

a. Buku

Berdasarkan hasil dari temuan peneliti maka dengan

menggunakan media seperti buku siswa itu lebih mudah untuk

melakukan kegiatan pembelajaran karena materi nya yang sudah

termuat di dalam buku tersebut dan sudah jelas sesuai dengan apa

yang menyangkut dalam materi pembelajaran dan apa yang akan

dipelajari oleh siswa tersebut. Media buku merupakan sumber

berbagai informasi yang dapat membuka wawasan kita tentang

berbagai hal contohnya seperti Ilmu pengetahuan, ekonomi, sosial,

budaya, politik, maupun aspek-aspek kehidupan lainnya. Selain itu,

dengan membaca dapat membantu menambah kecerdasan akal dan

pikiran.

Media visual yaitu media yang hanya melibatkan indera

penglihatan. termasuk dalam jenis media ini adalah media cetak-

verbal, media cetak-grafis, dan media visual non-cetak.


96

Pertama,media visual-verbal adalah media visual yang memuat

pesan verbal (pesan linguistikberbentuk tulisan). Kedua, media

visual non-verbal-grafis adalah media visual yang memuat pesan

non-verbal yakni berupa simbol-simbol visual atau unsur-unsur

grafis, seperti gambar (sketsa, lukisan dan foto), grafik, diagram,

bagan, dan peta. Ketiga, media visual non-verbal tiga dimensi

adalah media visual yang memiliki tiga dimensi, berupa model,

seperti miniatur, mock up, specimen, dan diorama.

b. LKPD

Berdasarkan hasil dari temuan peneliti maka dengan

menggunakan Lembar Kerja Paserta Didik (LKPD) untuk sebagai

paduan belajar siswa dan juga untuk mempermudah siswa dan guru

dalam melakukan kegiatan pembelajaran di kelas.LKPD ialah alat

untuk mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran dan

membantu mengembangkan konsep, melatih keterampilan proses

sebagai pedoman bagi siswa dalam melaksanakan proses

pembelajaran.

Dengan adanya Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), baik

guru maupun siswa akan merasa terbantu Peserta didik menjadi

lebih aktif dalam mengembangkan konsep. Dan juga Membantu

peserta didik untuk mengembangkan dan memahami konsep lebih

baik. Melatih peserta didik untuk menemukan dan

mengembangkan keterampilan proses pembelajaran.Pedoman


97

untuk peserta didik dalam melaksanakan proses

pembelajaran.Membantu peserta didik untuk mendapatkan catatan

tentang materi yang dipelajari. Dan Membantu peserta didik dalam

mendapatkan informasi tentang konsep materi.

2. Media Non cetak

a. LCD

Berdasarkan hasil dari temuan peneliti maka menggunakan

media seperti LCD siswa lebih itu semangat dalam belajar

karena media tersebut dapat menampilkan gambar-gambar dan

juga video, maka dengan menggunakan LCD siswa tidak merasa

bosan atau jenuh ketika kegiatan pembelajaran. Maka dengan

menggunakan media tersebut akan menambah minat siswa

dalam belajar.

Dengan menggunakan Media pembelajaran LCD maka

akan dapat mempermudah siswa dalam kegiatan pembelajaran,

karena LCD dapat menampilkan hal-hal yang memiliki daya

tarik sehingga siswa tidak merasa bosan. LCD juga salah satu

media elektronik yang dapat digunakan oleh guru dalam proses

belajar mengajar, media LCD dapat membantu guru untuk lebih

mudah dalam mengajar dan pelajar lebih mudah dalam

menerima pembelajaran.

b. Laptop
98

Berdasarkan hasil dari temuan peneliti maka dengan

menggunakan media laptop dapat menyusun berbagai macam

bahan ajar yang bisa di kemas dalam bentuk yang lebih menarik

seperti power poin dan lainnya.maka dengan adanya media

laptop ini dapat menampilkan yang lebih menarik.

Media laptop sebagai teknologi canggih memiliki banyak

manfaat dan kegunaan dalam pemanfaatanya khususnya dalam

bidang pendidikan. Laptop memiliki beberapa inpu yang

dimanfaatkan antara lain sebagai pemutar video atau audio,

laptop merupakan sumber informasi jika terkoneksi dengan

internet, menyampaikan informasi dengan LCD dan berbagai

aplikasi yang dapat diterapkan dalam laptop untuk pembelajaran

yang efektif dan aktif.

c. Handpone/HP

Berdasarkan hasil dari temuan penelitian yaitu dengan

menggunakan media android siswa itu lebih mudah untuk

mengakses di internet tentang materi yang akan disampaikan

oleh guru terkait dengan judul pembelajaran yang akan

dipelajari oleh siswa.

Handphone/HP adalah perangkat telekomunikasi elektronik

yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telpon

konvensional saluran tetap namun dapat dibawa kemana-mana


99

dan tidak perlu di sambungkan dengan jaringan telepon dengan

menggunakan kabel.

B. Bentuk-bentuk interaksi

1. bentuk interaksi guru dan siswa

berdasarkan hasil dari temuan peneliti yaitu Sebelum

memulai pembelajaran dikelas semua siswa itu diperintahkan oleh

guru untuk membaca doa dan membaca sedikit ayat-ayat Al-

Qur’an terlebih dahulu, ketika pembelajaran berlangsung guru

menyampaikan materi dan semua siswa diharapkan untuk

menyimak apa yang di sampaikan oleh guru dan apabila ada yang

tidak dipahami oleh siswa maka siswa tersebut diperintahkan untuk

bertanya terkait dengan materi yang tidak difahami oleh siswa

tersebut.

Dengan adanya interaksi guru dan siswa dalam

pembelajaran yaitu guru memberikan materi kepada siswa melalui

interaksi edukatif yang dapat membuat menarik perhatian siswa.

interaksi edukatif membuat siswa tertarik untuk memperhatikan

dan belajar, setelah itu siswa akan belajar aktif.

2. bentuk interaksi siswa dan media

Berdasarkan hasil dari temuan peneliti yaitu Interaksi

antara siswa dengan media itu lebih mempermudah siswa dalam

melakukan kegiatan pembelajaran, karena dengan menggunakan


100

media itu lebih menarik bagi siswa dan juga dapat mempermudah

daya tangkap siswa pada saat proses belajar.

Dengan adanya media pembelajaran akan membuat siswa

lebih semangat dalam berinteraksi dengan media tersebut karena

pemikirannya yang diserap semakin luas tidak lagi di batasi oleh

ruang dan waktu, siswa semakin banyak mendapatkan informasi

tentang isi materi yang sangat bervariasi. Dan akan meningkatkan

daya minat siswa dalam belajar yang tinggi

3. bentuk interaksi siswa dan siswa

Berdasarkan hasil dari temuan peneliti yaitu ketika

pembelajaran siswa itu membentuk sebuah kelompok yang di mana

siswa saling berdiskusi tentang materi yang telah disampaikan oleh

guru dan setiap kelompok akan mempresentasikan kedepan kelas

selain itu juga siswa saling bertukar pemikiran dan pendapat

dengan kelompok tersebut sehingga siswa saling berinteraksi.

Interaksi antar siswa merupakan hubungan timbal bailk

antara satu siswa dengan siswa lainnya, siswa dengan kelompok

siswa yang saling memberikan pengaruh, satu siswa memberikan

dorongan kepada siswa yang lain kemudia di balas dengan reaksi

timbal balik yang terjadi di dalam kelas atau kegiatan

pembelajaran.

C. Bentuk-bentuk struktur pembelajaran

a. Makhroj huruf
101

Berdasarkan hasil dari temuan peneliti yaitu untuk semua

siswa itu sudah banyak yang sudah bisa membaca Al-Qur’an tetapi

untuk tata cara penyebutan huruf nya masih banyak yang kurang

tepat di dalam penyebutannya maka dari itu siswa diajarkan

tentang makhrijul huruf .

Yang dimaksud makhrijul huruf adalah tempat-tempat atau

keluarnya huruf-huruf hijaiyyah ketika membunyikannya,bagi

orang-orang yang mempelajari tajwid dan membaca Al-Qur’an,

makhrijul huruf hijaiyyah merupakan materi dasar yang harus

dikuasai dengan baik dan benar.

b. Tajwid

Berdasarkan hasil dari peneliti yaitu siswa juga diajarkan

tata cara mengeluarkan huruf dari tempat-tempat tertentu seperti

posisi lidah, langit-langit mulut, tenggorokan dan juga tata cara

membunyikan atau mengucapkannya huruf tersebut.

Tajwid berarti mengeluarkan huruf dari tempatnya dengan

memberikan sifat-sifat yang dimilikinya. Jadi ilmu tajwid adalah

suatu ilmu yang mempelajari bagaimana cara membunyikan atau

cara mengucapkan huruf-huruf yang terdapat dalam Al-Qur’an.

c. Panjang pendek

Berdasarkan hasil dari temuan peneliti yaitu siswa juga

diajarkan bagaimana tata cara baca Al-Qur’an dengan panjang


102

pendeknya, yang dimana siswa diajari setiap huruf mana saja yang

akan dipanjangkan dan huruf mana saja yang akan dipendekkan.

Di dalam ilmu tajwid dikenal salah satu hukumnya yang

berfokus pada panjang pendeknya pada kalimat arab tersebut.

Misalnya terdapat hukum bacaan mad yang diukur menggunakan

harakat yang sama.


103

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan oleh peneliti, maka

dapat diambil kesimpulan bahwa Implementasi Delivery strategy dalam

meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an yaitu dengan

menggunakan 3 komponen pembelajaran yaitu :

1. Media Pembelajaran

Dengan menggunakan media pembelajaran siswa lebih

mudah untuk melakukan kegiatan pembelajaran karena materi

yang sudah termuat dalam media tersebut, adapun media

pembelajaran itu terbagi menjadi 2 media cetak dan media non

cetak. Media cetak seperti buku paket dan juga LKPD sedangkan

media non cetak seperti LCD,laptop, Hp/android. Maka dengan

menggunakan media pembelajaran tersebut siswa lebih semangat

untuk melakukan kegiatan pembelajaran.

2. Bentuk-bentuk interaksi

Bentuk interaksi antar paserta didik dengan media atau guru

ini merupakan komponen penting untuk strategi penyampaian.

Komponen ini penting karena uraian mengenai strategi

penyampaian tidaklah lengkap tanpa memberi gambaran tentang

pengaruh apa yang dapat ditimbulkan oleh suatu media seperti

gambar atau video pada kegiatan belajar siswa.


104

3. Bentuk-bentuk struktur.

Bentuk struktur yang di gunakan didalam mengajarkan Al-

Qur’an ialah menggunakan 3 pengajaran seperti mengajarkan

makhroj huruf, tajwid, dan panjang pendeknya. Dengan

menggunakan pengajaran tersebut siswa akan lebih mudah untuk

mempelajari Al-Qur’an

B. Saran

Setelah menyelesaikan penelitian ini, peneliti memiliki beberapa saran

terkait Impleentasi Delivery Strategy guru dalam meningkatkan

kemampuan membaca Al-Qur’an di SMK Negeri 2 Samarinda yang dapat

disampaikan sebagai berikut :

1. Dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan paserta didik dalam

membaca Al-Qur’an serta semangat dalam melaksanakan program

baca Al-Qur’an ini secara rutin serta tertib dalam pelaksanaan kegiatan

tersebut, selain itu paserta didik juga dapat meningkatkan kemapuan

dalam membaca Al-Qur’an sehingga mudah dalam membaca Al-

Qur’an dan memahai setiap makna yang terkandung didalamnya.maka

dengan di terapkannya Delivery strategy ini akan memperudah paserta

didik dalam belajar membaca Al-Qur,an didalam kelas

2. Bagi sekolah program membaca Al-Qur’an dengan pelaksanaan

Delivery strategy perlu dikembangkan lagi dengan dukungan dari

pemerintah, pihak sekolah maupun guru serta mengarah kepada


105

kompetensi pemahaman paserta didik dalam membaca Al-Qur’an,

selain itu penyediaan sarana dan prasarana, gaya mengajar dan metode

mengajar dalam kemampuan paserta didik perlu diperhatikan

3. Bagi guru Sangat diharapkan kepada guru Khususnya guru PAI untuk

selalu membiasakan siswa untuk selalu membaca Al-Qur’an dengan

pelaksanaan Delivery strategy, selain itu menghafal Al-Qur’an di

setiap kegiatan pembelajaran, agar meningkatkatkan kemampuan

siswa didalam membaca Al-Qur’an

4. Bagi peneliti yang akan datang, diharapkan hasil dari penelitian ini

lebih umum diterapkan, perlu untuk melihat kembali sekola yang

digunakan untuk penelitian apakah sesuai dengan masalah yang akan

diteliti dan disarankan untuk mencari sekolah lain untuk dijadikan

sebagai pembanding. Selain itu, perlu juga menggali faktor lain yang

menyangkut masalah penelitian seperti motivasi dan bimbingan guru

yang diberikan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.


106

DAFTAR PUSTAKA

buku

Abd Rohim et al.,Hubungan profesionalisme guru dan motivasi dalam menghafal


ayat Al-Qur’an terhadap hasil belajar Al-Qur’an hadis,”P-ISSN 2620-
861X E-ISSN 2620-8628 2022
Abdur Rouf dkk,”Strategi Pembelajaran Membaca Al-Qur’an Metode
Tilawati”Surabaya: Ponpes Al-Falah, 2010.
Abu Ahmadi dan Joko Tri Praseto, Strategi Belajar Mengajar,Bandung: Pustaka
Setia,2005
Abuddin Nata. Perspektif Islam Tentang Strategi Belajar Mengajar, Jakarta :
Prenadamedia Group,2009
Acep Lim Abdurohim, pelajaran Ilmu Tajwid Lengkap, Bandung: Diponegoro,
2003

Ahmad Hariadi, Jurnal Gentala Pendidikan Dasar, “ Strategi Guru dalam


Meningkatkan keterampilan Siswa di SDIT Aulia Batanghari”, Jambi :
Jurnal GPD, 2019 Vol.4

Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar Dan Micro Teaching, Jakarta: Quantum
Teaching,2005
Ahmad Syarifuddi, Mendidik anak Membaca, Menulis dan mencintai Al-Qur’an,
(Jakarta : Gema Insani,2004

Ali Muaffa et al., Strategi Pembelajaran Al-Qur’an Metode Tilawati surabaya:


Pesantren Al-Qur’an Nurul Falah
Ali Muaffa et al., Strategi Pembelajaran Al-Qur’an Metode Tilawati surabaya,
n.d.
Ali Mudlotir dan Evi Fatiatur Rusydiyah,, Desain Pembelajaran Inovatif dari
Teori ke Praktik, Jakarta: Rajawali Pers,2016
Amos Neolaka dan Grace Amalia, Landasan Pendidikan, Depok : PT
Kharisma putra Utama, 2017
107

Anshor,.Ulumul Qur’an, Jakarta : Rajawali Press,2013


Anshori, Ulumul Qur’an: Kaidah-kaidah Memahami Firman Tuhan, (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2014

Ariep Hidayat, Maemunah Sa’diyah, and Santi Lisnawati, “Metode Pembelajaran


Aktif Dan Kreatif Pada Madrasah Diniyah Takmiliyah Di Kota Bogor”09
2020

Benny Pasetiya and Heri Rifhan Halili,”Peran Tpq Dalam Meningkatkan Kualitas
Kemampuan Baca Al-Qur’an Pada Anak Di TPQ.”Al-Ibtidaiyah III 2022
D. K. Adi, Kamus Praktis Bahasa Indonesia, Surabaya: Fajar Mulya, 2001
Departemen Agama RI, Undang-Undang Republik Indonesia Noor 20 Tahun
2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Undang-Undang Republik
Indonesia Noor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Jakarta:
Visimedia, 2007
Departemen Agama RI., Al-Qur’an Terjemah,Jakarta: Syaamil, 2005
Defi Habibi, Muhammad, Upaya Penigkatan Baca Tulis Al-Qur’an melalui
metode Qiroati, “ JIE ( Journal of Islaic Education )3, No. 2 (2019)
Depdiknas. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SMP
& MTS, Jakarta : Pusat Kurikulum,Balitbang Depdiknas,2013
Epon Ningrum, Pengembangan Strategi Pembelajaran, Bandung: CV Putra Setia,
2013
Epon Ningrum. Pengembangan Strategi Pembelajaran, Bandung: CV Putra
Setia,2013
Etin Solihatin,Strategi Pembelajaran PPKN, Jakarta: Bumi Aksara,2012
Fenti Hikmawati. Metodologi Penelitian, Depok : PT RajaGrafindo Persada, 2017
Gema Wati, Guru Pendidikan Agama Islam, manisak : Wawancara, 05 April 2021
Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa,
(Bandung : Angkasa Bandung, 2008
Ilmu Tajwid, dalam http://repository.iainpare.ac.id/70/1/Isi%20Buku.pdf, diakses
pada 26 Mei 2022, 11.50 WITA
108

Ismatul Maula et al., Pengembangan Metode Pembelajaran PAI Di masa


Pandemi Covid 19 Bandung :, 2021.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI) dalam kkbi.web.id
Lagista Manasta, Strategi Mengajar Siswa Turnanetra, Jogjakarta: Imperium,
2004

Lihat M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah ; pesan, kesan dan Keserasian Al-
Qur’an Jilid 15 Juz’Amma Cet. VI; Jakarta :Lentera Hati, 2006

Lihat Muh. Room, Implementasi Nilai-nilai tasawuf dalam pendidikan Islam :


Solusi Mengantisifasi Krisis Spiritual di Era Globalisasi, Cet. I; Makassar:
Yapma, 2006
M. Mutfi, “strategi pembelajaran al-qur’an dalam meningkatkan
kemampuan baca al-qur’an santri di tpq al-hasani (gampingan pagak
malang,” 2015
M. Quraish Shihab, Membumikan Al - Qur’an Fungsi dan Peranan Wahyu dalam
Kehidupan Masyarakat Bandung: Mizan, 2006
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontenporer, jakarta:PT Bumi
Aksara,2013
Made Wena. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontenporer” suatu tinjauan
Konseptual Operational, Jakarta : Bumi Aksara 2012
Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, Jakarta: DEPAG RI, 2009
Miles, Mathew B, Analisis Data Kualitatif, Jakarta : UI Press, 2014
Mohd Yusuf Ahmad,”Konsep Pendidikan Islam,” Pengajian Islam 1,no.20 2013
Muhlm Fitrah dan Luthfiyah, Metodologi Penelitian Kualitatif Tindakan Kelas
Dan Studi Kasus, Sukabumi : CV Jejak, 2017
Mulyasa, E.Kurikulum Berbasis Kompetensi ; Konsep, karakteristik, dan
Implementasi. Bandung: Remaja Rosda Karya,2008
Mulyono, Strategi Pembelajaran
Mulyono, Strategi pembelajaran,Malang: UIN Maliki Press, 2012
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007
109

Nunuk Suryani dan Leo Agung, Strategi Belajar Mengajar

Nur’aini, Metode Pengajaran Al-Qur’an dan Seni baca Al-Qur’an dengan ilu
tejwid, Jawa Tengah : CV. Pilar Nusantara , 2020

Nurdin Usman, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum, Jakarta : Grasindo,


2002
Nyoman S.Degeng, Teori Pembelajaran
Nyoman S.Degeng, Teori Pembelajaran 1 Taksonomi Variabel,Malang:UIN
Malang
Otong surasman, Metodologi Insani Kunci Praktis Membaca Al-Qur’an Baik dan
Benar, Jakarta : Gema Insani, 2002
Paul Enggan dan Don Kauchak, Strategi dan Model Pembelajaran, Jakarta: PT
Indeks Permata Puri Media,2002
QS. Al-Isra Ayat 82, Dalam Aplikasi Kesan, di akses pada 24 Mei 2022, 08.06
WIB

Robi’atul Adawiyah Devy Habibi Muhammad, Firatih Wulandari and


Religius,”Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Dan Motivasi Belajar
Membaca Al-Qur’an Terhadap Pembentukan Karakter Religiusitas Di Mts
Ulul Leces Probolinggo.’’3,NO.2 2021
Rohmatullah, Efektifitas Metode As-Sahl Dalam Meningkatkan Kemampuan
Membaca Al-Qur’an Di Kampus Taman Lansia Ponpes Al-Jadid
Fisabillah, (yogyakarta skripsi,”2019)

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan RAD, Jakarta : Alfabeta,2013


Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D, Bandung:
Alfabeta, h.
Sugiyono,Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D, Bandung:
Alfabeta,2018
Susanto Ahmad, Teori Belajar & Pengembangan di sekolah Dasar, jakarta :
Prenadamedia Group. 2016
110

Syaiful sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta,2009

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia. Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta
: Pusat Bahasa, 2008

Toicha Chudhori, Wawanaca, MIS Tarbiyatul Mubtadi’in, 20 april 2018


Umrati & Hengki Wijaya, Analisis Data Kualitatif Teori Konsep Dalam
Penelitian Pendidikan, Makassar : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray,2020
Wahbah Az-zuhaili, At-Tafsir al-Munir (1/13)
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran orientasi standar proses pendidikan
Yulinarti Setianingrum, Kisah Penuh Makna Seorang Guru Bersama Anak
Berkebutuhan Khusus, Sumatera Utara: UD. Bookies Indonesia, 2019
Zakiyah Darajat, Metodologi Pengajaran Agama Islam
Jurnal
Ahmad Hariadi. strategi guru dalam meningkatkan keterampilan membaca Al-
Qur’an di SDIT aulia batanghari, jurna gentala pendidikan dasar
Program Studi PGSD FKIP Universitas Jambi,2019
Defy Habibi Muhammad, “Upaya Peningkatan Baca Tulis Al-Quran Melalui
Metode Qiroati,” JIE (Journal of Islamic Education)3, no. 2 2019
Eka Yanuarti Rama joni, Abdul Rahman, “Strategi Guru Agama Desa Dalam
Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Warga Desa, “Journal of
Education and Instruction 03, no 012020
Fifit Trisnayanti Abdi, Devy Habibi Muhammad, and Ari Susandi,”pengaruh
metode wafa dan profesionalisme guru terhadap kemampuan Membaca
Al-Qur’an DI TPQ Al-Hidayah,” Jurnal Pendidikan Dan Konseling
Volume 4 2022
Fitriani, A., & Yanuarti, E. Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam
Menumbuhkan Kecerdasan Spiritual Siswa. BELAJEA:Jurnal Pendidikan
Islam 2018 .https ://doi.org/10.29240/belajea.v3i2.
Irikawati, “Identifying Teacher’s Strategies In Teaching Writing, “ Al-Lisan:
Jurnal Bahasa (e-Journal) 2, no. 1 2017
111

Maisyanah Maisyanah,Nailusy Syafa’ah, and Siti Fatmawati,”Strategi Guru


Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk Akhlakul Karimah Paserta
Didik,”At-Ta’dib:Jurnal Ilmiah Prodi Pendidikan Agama
Islam,2020,15,https://doi.org/10.47498/tadib.v12i01.328.
Skripsi
Anda Hidayahtulla. Strategi guru dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-
Qur’an Santri di TPA Al-Karim kota bengkulu, skripsi IAIN
bengkulu,2019
Dewi Yoevita Dita, “Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Bagi
Mahasiswa STAIN Samarinda”, Samarinda :Skripsi, Perpustakaan IAIN
Samarinda, 2013
Eva Fahmi Sa’adah,” Strategi Guru Al-Qur’an Hadis dalam mengatasi kesulitan
membaca Al-Qur’an siswa di MTs At-Taqwa Harapan Baru Samarinda”,
Skripsi, IAIN Samarinda, Tahun 2020
Nindi marselina. strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan
kemampuan baca Al-Qur’an kelas VII SMP Negeri 05 lembong, Skripsi
IAIN Curcup,2019
Noni Aprilia Jasmine Amanda,”Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam
menanamkan Nilai-nilai Pendidikan Multikultural di SMP Negeri 15
Samarinda, Skripsi, IAIN Samarinda, Tahun 2021
Reni Panca Wati, “Penerapan Metode Tilawati Dalam Pembelajaran Al-Qur’an Di
TPQ Al-Baitul Hikmah Purwokerto Wetan Kecamatan Purwokerto Timur
Kabupaten Banyumas”,Skripsi, IAIN Purwokerto tahun 2017
Reni Panca Wati, “Penerapan Metode Tilawati Dalam Pembelajaran Al-Qur’an Di
TPQ Al-Baitul Hikmah Purwokerto Wetan Kecamatan Purwokerto Timur
Kabupaten Banyumas”,Skripsi, IAIN Purwokerto tahun 2017
Rohmattullah, “efektivitas metode as-sahl dalam meningkatkan kemampuan
membaca alquran di kampus taman lansia ponpes al-jadid
fisabilillah, (yogyakarta skripsi,” 2019

Artikel
112

Sulaiman, “Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Progresif di


Sekolah”, dalam artikel iliah Converence Proceedings-ARCISI, Universitas
Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh
113

LAMPIRAN-LAMPIRAN
2

PEDOMAN OBSERVASI

Nama : Dedy Saputra

Nim : 1911101272

Prodi : PAI

No Dimensi Variabel Indikator Ya Tidak


1 Kesulitan dalam a. Melafalkan a. Kemampuan dalam
membaca Al- huruf-huruf mengucapkan makhrijul
Qur’an hijaiyyah huruf
(makhrijul huruf)
b. Pengetahuan a. Pengetahuan tentang
tentang ilmu hukum bacaan izhar.
tajwid b. Pengetahuan tentang
bacaan ikhfa.
c. Pengetahuan tentang
hukum bacaan idghom.
d. Pengetahuan tentang
hukum bacaan iqlab.
c. Kelancara dalam a. Kemampuan membaca
membaca Al- Al-Qur’an dengan tenang
Qur’an. dan teratur (tartil).
b. Senang membaca Al-
Qur’an setiap
pembelajaran.
c. Senang mengikuti
pelajaran Al-Qur’an.
2 Faktor-faktor a. Minat dan a. Minat dalam membaca Al-
yang motivasi dalam Qur’an
mempengaruhi membaca Al- b. Orang tua memberikan
kemampuan Qur’an motivasi dan bimbingan
siswa dalam dalam belajar membaca
membaca Al- Al-Qur’an.
Qur’an c. Senang mengulang
kembali pelajaran Al-
Qur’an di rumah.
d. Menyukai pembelajaran
Al-Qur’an.
e. Keinginan siswa untuk
menguasai pembelajaran
Al-Qur’an
3

3 Kemampuan a. Kemampuan b. Kelancaran dalam


membaca Al- membaca Al- membaca Al-Qur’an.
Qur’an Qur’an pada c. Kefasihan dalam
siswa membaca Al-Qur’an.
d. Ketepatan pada
makhrojnya.
4 Reformasi a. Pembelajaaran di a. Menunjukkan akhlak yang
pendidikan di dalam kelas baik.
dalam kelas b. Memakai pakaian yang
sopan dan menutup aurat.
c. Berkata yang baik dan
sopan

Instrumen Penelitian
IMPLEMENTASI DELEVERY STRATEGI DALAM MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MEMBACA Al QUR’AN MELALUI METODE
TILAWATI DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2
SAMARINDA

Nama : Dedy Saputra.

Nim : 1911101272.

Prodi : Pendidikan Agama Islam.

Wawancara Guru PAI

A. Media Pembelajaran
1. Media apa saja yang digunakan bapak/ibu pada saat pembelajaran

membaca Al-Qur’an.

2. Apa pertimbangan menggunakan media tersebut.

3. Bagaimana pembelajaran ketika guru menjelaskan dengan menggunkana

media.
4

4. Apa saja yang dilakukan oleh bapak/ibu saat menggunakan media agar

dapat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran Al-Qur’an.

B. Bentuk – bentuk interaksi

1. Apa saja bentuk-bentuk interaksi media yang digunakan dengan siswa

2. Apakah media tersebut berpengaruh dalam peningkatan kemampuan siswa

di dalam kegiatan membaca Al-Qur’an.

3. apa bentuk motivasi yang di berikan oleh guru kepada paserta didik.

4. Apakah dengan tersedianya media pembelajaran dapat mempermudah

kegiatan belajar.

C. Bentuk struktur belajar

1. Metode apa saja yang di gunakan oleh bapak/ibu.

2. Apakah dengan menggunakan metode tersebut dapat meningkatkan

semangat belajar siswa

3. Apa saja bentuk-bentuk penilaian yang di gunakan oleh bapak/ibu

4. Bagaimana bentuk struktur belajar dengan menggunakan metode tersebut

I. KOMPONEN UMUM

A. IDENTITAS MODUL
Nama Penyusun : DEDY SAPUTRA
Satuan Pendidikan : SMK Negeri 2 Samarinda
Tahun Pelajaran : 2022/2023
Jenjang : SMA/SMK
Fase : E
Kelas : XI
Alokasi Waktu : 3 X 3 JP
B. KOMPETENSI AWAL
5

 Peserta didik mampu menghayati dan menganalisis ketentuan dakwah,


khutbah dan tabligh.
C. PROFIL PELAJAR PANCASILA
1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia
2. Kebinekaan Global
3. Gotong Royong
4. Mandiri
5. Bernalar Kritis
6. Kreatif

D. SARANA DAN PRASARANA

Media : laptop, LCD, Multimedia Pembelajaran Interaktif (MPI),


handphone, kamera
Alat : spidol warna, pulpen,penghapus

Bahan : buku siswa,buku guru,Al Qur’an dan lain-lain

E. TARGET PESERTA DIDIK

1. Peserta didik reguler/tipikal: peserta didik dapat menganalisis ketentuan


dakwah, khutbah dan tabligh
2. Peserta didik dengan kesulitan belajar: mampu memahami pengertian
dakwah, khutbah, dan tabligh
3. Peserta didik dengan pencapaian tinggi: Mampu mempresentasikan materi
tentang dakwah, khutbah dan tabligh
F. MODEL PEMBELAJARAN
1. Model pembelajaran Jigsaw ( Model Tim Ahli )
2. Model pembelajaran Explicit Intruction ( Pengajaran Langsung )
3. Model pembelajaran picture and picture

II. KOMPONEN INTI


6

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui model pembelajaran , Jigsaw ( Model Tim Ahli ), peserta didik
dapat mempelajari dan mempresentasikan setiap materi tentang
menebarkan islam dengan santun dan damai melalui dakwah, khutbah dan
tabligh
2. Melalui model pembelajaran, Explicit Intruction ( Pengajaran Langsung )
peserta didik dapat menjelaskan pengertian dakwah, khutbah, dan tabligh
3. Melalui model pembelajaran berbasis produk, peserta didik dapat
membuat bagan
Tentang dakwah, kutbah dan tabligh

B. PEMAHAMAN BERMAKNA
peserta didik diminta menjelaskan tentang pengertian dakwah, khutbah,
dan tabligh,lalu guru memperkuat pemahaman awal peserta didik dengan
keterangan dari berbagai sumber .

PERTANYAAN PEMANTIK

1. Kegiatan awal, peserta didik mengamati gambar ilustrasi terkait materi,dan


infograis. Tampilan menarik infograis akan menumbuhkan rasa ingin tahu dan
memotivasi untuk mempelajari materi pelajaran.
2. Kegiatan selanjutnya peserta didik diminta mencermati gambar terkait
materi dan menuliskan komentar atau pesan moral yang terkandung dalam
gambar tersebut
(aktivitas 4.1).
Gambar 4.1 merupakan memberikan kesempatan anak muda berkecipung di
bidang dakwa
Gambar 4.2 merupakan laki – laki dan perempuan berhak melakukan dakwah
Gambar 4.3 merupakan contoh dakwah bil hal
Gambar 4.4 merupakan tablig akbar

C. KEGIATAN PEMBELAJARAN
7

Pertemuan Pertama
No Kegiatan Alokasi Waktu
1 Pembukaan
1) Mempersiapkan alat peraga/media/bahan berupa laptop, 20 menit
Multimedia Pembelajaran Interaktif (MPI), handphone, kamera,
spidol warna, pulpen, penghapus atau media lain.
2) Guru membuka pelajaran dengan memberi salam dan meminta
peserta didik untuk berdoa bersama-sama, tadarus membaca Al-
Qur,lalu memperhatikan kesiapan peserta didik, memeriksa
kehadiran, kerapihan, dan posisi tempat duduk peserta didik.
3) Guru memberikan motivasi dan mengajukan pertanyaan yang
terkait dengan materi pelajaran, menyampaikan cakupan materi,
tujuan pembelajaran, dan kegiatan yang akan dilakukan
Mengkondisikan peserta didik agar duduk di tempat masing-masing
2 Kegiatan Inti
1) Guru menyajikan materi yang di pelajari. 90 menit
2) Guru menjelaskan materi tentang menebarkan islam dengan
santun dan damai melalui dakwah, khutbah dan tabligh
3) Guru memberikan kesempatan pada siswa yang ingin bertanya
4) Guru menjawab pertanyaan siswa
5) Siswa di arahkan untuk mengerjakan soal – soal latihan
3 Penutup
1) Peserta didik menyajikan hasil analisis materi yang sudah 25 menit
di sampaikan
2) doa penutup

Pertemuan ke- 2
No Kegiatan Alokasi Waktu
1 Pembukaan
1) Guru membuka pelajaran dengan salam dan meminta peserta 10 menit
didik untuk berdoa bersama-sama, tadarus Al-Qur`an dari surat Ad-
Dhuha sampai surat An-Nas, memperhatikan kesiapan peserta
didik, memeriksa kehadiran, kerapihan, dan posisi tempat duduk
peserta didik.
2) Guru memberikan motivasi dan mengajukan pertanyaan yang
terkait dengan materi pelajaran, menyampaikan cakupan materi,
tujuan pembelajaran, dan kegiatan yang akan dilakukan
Mengkondisikan peserta didik agar duduk sesuai tempat duduk
masing-masing..
2 Kegiatan Inti
a) Guru menyiapkan potongan kertas sejumlah peserta didik, 100 menit
kemudian memotong kertas tersebut menjadi dua bagian yang
sama. Setengah bagian berisi pertanyaan, setengahnya lagi
berisi jawaban.
b) Guru mengocok kertas hingga tercampur antara soal dan
8

jawaban.
c) Peserta didik diminta mengambil satu bagian kertas, dan
menjelaskan bahwa kertas tersebut memiliki pasangan.
d) Peserta didik diminta mencari pasangannya. Jika sudah
berhasil menemukan pasangannya, guru meminta peserta
didik untuk membacanya di depan kelas secara berpasangan.
e) Bersama-sama dengan peserta didik, guru membuat
kesimpulan
3 Penutup
Masing – masing kelompok Peserta didik mengumpulkan 15 menit
hasil analisisnya

Pertemuan ke-3
No Kegiatan Alokasi Waktu
1 Pembukaan
1) Mempersiapkan alat peraga/media/bahan berupa, laptop, 20 menit
Multimedia Pembelajaran Interaktif (MPI), handphone, kamera,
kertas, spidol warna atau media lain.
2) Guru membuka pelajaran dengan salam dan meminta peserta
didik untuk berdoa bersama-sama, tadarus Al-Qur`an,
memperhatikan kesiapan peserta didik, memeriksa kehadiran,
kerapihan, dan posisi tempat duduk peserta didik.
3) Guru memberikan motivasi dan mengajukan pertanyaan yang
terkait dengan materi pelajaran, menyampaikan cakupan materi,
tujuan pembelajaran, dan kegiatan yang akan dilakukan, serta
lingkup dan teknik penilaian.
4) Mengkondisikan peserta didik agar duduk sesuai kelompoknya
masing-masing..
2 Kegiatan Inti
a ) Guru mengajukan pertanyaan tentang Sebutkan 3 rukun 100 menit
Khutbah Jum’at
b) Guru bersama peserta didik merancang untuk membuat
bagan timeline terkait materi.
c) Menyusun jadwal yang berisi target waktu penyelesaikan
pembuatan bagan timeline.
d) Guru memantau aktivitas peserta didik dan kemajuan hasil
produk
e) Menilai hasil produk untuk mengukur ketercapaian kriteria
ketuntasan minimal.
f) Mengevaluasi pengalaman saat merancang dan membuat
produk
g) Guru bersama-sama peserta didik melakukan releksi.
9

h) Guru meminta peserta didik untuk membaca rangkuman


yang berisi poin-poin penting materi.
3 Penutup
Memberikan motivasi kepada paserta didik dan berdoa Bersama 15 menit

D. ASESMEN
Asesmen Diagnostik
1. Apa saja kegiatanmu selama belajar dirumah?
2. Apa hal yang paling menyenangkan dan tidak menyenangkan ketika
belajar di rumah?
3. Apa harapanmu setelah mempelajari materi tersebut ?

Asesmen Formatif
1. Pelaksanaan khutbah jum’at dapat di kelompokkan menjadi 2 bagian
sebutkan
2. Sebutkan 3 rukun khutbah
3. Ada beberapa persyaratan yang harus di indahkan bagi muballig, agar
jamaah memiliki kerelaan hati untuk mengamalkan apa yang di
sampaikan. Sebutkan syarat-syarat itu.
4. Jika kalian ingin berprofesi sebagai seorang dai yang sukses, maka
harus memenuhi syarat seperti yang sudah di perankan oleh para
rasul,sebutkan 3 syarat yang paling utama.
5. Saat ini beragam kepentingan masyarakat ingin di penuhi secara cepat.
Banyak juga problema yang di derita, bagaimana strategi kalian jika
menjadi dai khatib atau mubaligh sehingga masyarakat bisa tenang dan
tentram.
Asesmen Sumatif
1. Hendaknya khutbah, tablig dan dakwah yang dilakukan tidak bersifat
seremonial, tetapi mencapai sasaran. Sebab itu, semuanya perlu wujud
nyata melalui hal-hal berikut ini, kecuali … .
A. bil lisāni wal hāl
B. uswatun hasanah
10

C. mau’idhah hasanah
D. bil hikmah
E. bil ra’yi

2. Mulai zaman Nabi Adam As. sampai zaman Rasulullah Saw. serta
diteruskan oleh generasi sampai akhir zaman, tujuan Dakwah Islamiyah
tidak akan pernah berubah, yaitu … .

A. mengajar orang agar bisa membaca Al-Qur’an dengan tartil


B. mengubah perilaku manusia yang telah menyimpang dari aturan
Allah
C. mengajak manusia mentaati perintah Allah dan menjauhi larangan-
Nya
D. menyeru manusia tentang indahnya surga dan seramnya neraka
E. menerapkan kaidah hukum fiqh dalam semua aspek kehidupan
3. Dakwah harus memiliki sasaran yang jelas, karena itu harus
menggunakan metode. Berlandaskan Q.S. al-Nahl/16: 125, dijelaskan
metode yang dilakukan dai berikut ini, kecuali … .
A. dakwah disampaikan dengan cara hikmah
B. dalam berdakwah harus di jalan Allah Swt.
C. dengan cara yang indah dan menyenangkan
D. apabila diperlukan boleh dengan cara berdebat kusir
E. adanya dialog yang baik antara dai dan yang didakwahi
4. Perhatikan Hadis di bawah ini!
Banyak hal yang memengaruhi keberhasilan tablig. Namun, ada hal
terpenting, sesuai dengan isi kandungan Hadis, yaitu: .. .
A. ketenteraman saat melakukan tablig
B. metode, strategi, dan cara yang dipakai
C. keterlibatan semua pihak menggalang dana
D. tablig itu tidak mengenal derajat dan martabat
E. kewajiban setiap mubalig menyesuaikan kemampuan
5. Perhatikan Q.S. al-Jumu’ah/62: 9 berikut ini!
11

‫ِي اِذَا ا َمنُ ْٰٓوا الَّ ِذيْنَ ٰٓياَيُّ َها‬ َّ ‫ّللا ِذ ْك ِر اِلى فَا ْسعَ ْوا ْال ُج ُمعَ ِة ي َّْو ِم ِم ْن ِلل‬
َ ‫صلوةِ نُ ْود‬ ِ ٰ ‫ذ ِل ُك ْم ْالبَ ْي َع َوذ َ ُروا‬
‫ت َ ْعلَ ُم ْونَ ُك ْنت ُ ْم ا ِْن لَّ ُك ْم َخيْر‬
Isi yang terkandung dari ayat tersebut adalah … .
A. kewajiban melakukan shalat
B. menghentikan kegiatan jual beli
C. bersiap-siap mendengarkan khutbah
D. segera ke masjid untuk Shalat Jum’at
E. kewajiban melakukan 2 kali khutbah
Pengayaan
Untuk lebih mendalami materi bab ini, silahkan kalian pelajari lebih
mendalam buku-buku berikut ini!
1. Pendidikan Agama Islam dan budi pekerti, Karya Abd Rahman Hery
Nungroho
Remedial
1. Hendaknya khutbah, tablig dan dakwah yang dilakukan tidak bersifat
seremonial, tetapi mencapai sasaran. Sebab itu, semuanya perlu wujud
nyata melalui hal-hal berikut ini, kecuali … .
A. bil lisāni wal hāl
B. uswatun hasanah
C. mau’idhah hasanah
D. bil hikmah
E. bil ra’yi

2. Mulai zaman Nabi Adam As. sampai zaman Rasulullah Saw. serta
diteruskan oleh generasi sampai akhir zaman, tujuan Dakwah Islamiyah
tidak akan pernah berubah, yaitu … .

A. mengajar orang agar bisa membaca Al-Qur’an dengan tartil


B. mengubah perilaku manusia yang telah menyimpang dari aturan
Allah
C. mengajak manusia mentaati perintah Allah dan menjauhi larangan-
Nya
D. menyeru manusia tentang indahnya surga dan seramnya neraka
12

E. menerapkan kaidah hukum fiqh dalam semua aspek kehidupan


3. Dakwah harus memiliki sasaran yang jelas, karena itu harus
menggunakan metode. Berlandaskan Q.S. al-Nahl/16: 125, dijelaskan
metode yang dilakukan dai berikut ini, kecuali … .
A. dakwah disampaikan dengan cara hikmah
B. dalam berdakwah harus di jalan Allah Swt.
C. dengan cara yang indah dan menyenangkan
D. apabila diperlukan boleh dengan cara berdebat kusir
E. adanya dialog yang baik antara dai dan yang didakwahi
9. Menjadi pemimpin yang adil, begitu juga menjadi rakyat yang taat,
menjadi harapan kita semua. Jika ada persoalan yang belum dapat
dipecahkan, harus tetap dicari solusinya secara adil, yang maknanya
adalah … .
A. mencari solusi dari beberapa pilihan yang sama-sama menyulitkan
B. keterlibatan beberapa komponen masyarakat yang bersatu padu
C. semua orang tanpa kecuali diperlakukan sama di mata hukum
D. bersikap menyatukan dan mendamaikan masyarakat
E. tertibnya lingkungan dari kesadaran masyarakat
10. Kehidupan saat ini sering kita temukan konflik kepentingan antar
berbagai kelompok masyarakat. Semua itu harus kita hadapi dengan
adil dan bijak. Jika tidak, muncul kelompok penyusup yang berdampak
negatif bagi … .
A. kerusakan fasilitas umum dan kerugian fisik serta materi
B. berlalunya waktu dan sumber daya masyarakat yang mengitari
C. keamanan menjadi kondusif dan belum dapat dipisahkan
D. sikap dari sebagian masyarakat yang ingin damai
E. kelompok yang ingin terhindar dari problema
13

Mengetahui Mengetahui
Guru Pamong Mahasiswa PKL

Muhammad Ngasiran, S. Pd Dedy Saputra


NIM : 1911101272

Mengetahui Mengetahui,
Kepala Sekolah Supervisor,

Hj. Dwisari Harumingtyas, S.Pd, Bio, M.Pd Drs. H. Shafa, M.Pd


NIP. 196802271990032004 NIP.
198103042009011011
14

III. LAMPIRAN
1. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
1. Hendaknya khutbah, tablig dan dakwah yang dilakukan tidak bersifat
seremonial, tetapi mencapai sasaran. Sebab itu, semuanya perlu wujud
nyata melalui hal-hal berikut ini, kecuali … .
A. bil lisāni wal hāl
B. uswatun hasanah
C. mau’idhah hasanah
D. bil hikmah
E. bil ra’yi

2. Mulai zaman Nabi Adam As. sampai zaman Rasulullah Saw. serta
diteruskan oleh generasi sampai akhir zaman, tujuan Dakwah Islamiyah
tidak akan pernah berubah, yaitu … .

A. mengajar orang agar bisa membaca Al-Qur’an dengan tartil


B. mengubah perilaku manusia yang telah menyimpang dari aturan
Allah
C. mengajak manusia mentaati perintah Allah dan menjauhi larangan-
Nya
D. menyeru manusia tentang indahnya surga dan seramnya neraka
E. menerapkan kaidah hukum fiqh dalam semua aspek kehidupan
3. Dakwah harus memiliki sasaran yang jelas, karena itu harus
menggunakan metode. Berlandaskan Q.S. al-Nahl/16: 125, dijelaskan
metode yang dilakukan dai berikut ini, kecuali … .
A. dakwah disampaikan dengan cara hikmah
B. dalam berdakwah harus di jalan Allah Swt.
C. dengan cara yang indah dan menyenangkan
D. apabila diperlukan boleh dengan cara berdebat kusir
E. adanya dialog yang baik antara dai dan yang didakwahi
4. Perhatikan Hadis di bawah ini!
15

Banyak hal yang memengaruhi keberhasilan tablig. Namun, ada hal


terpenting, sesuai dengan isi kandungan Hadis, yaitu: .. .
A. ketenteraman saat melakukan tablig
B. metode, strategi, dan cara yang dipakai
C. keterlibatan semua pihak menggalang dana
D. tablig itu tidak mengenal derajat dan martabat
E. kewajiban setiap mubalig menyesuaikan kemampuan
5. Perhatikan Q.S. al-Jumu’ah/62: 9 berikut ini!
‫ِي اِذَا ا َمنُ ْٰٓوا الَّ ِذيْنَ ٰٓياَيُّ َها‬ َّ ‫ّللا ِذ ْك ِر اِلى فَا ْسعَ ْوا ْال ُج ُمعَ ِة ي َّْو ِم ِم ْن ِلل‬
َ ‫صلوةِ نُ ْود‬ ِ ٰ ‫ذ ِل ُك ْم ْالبَ ْي َع َوذ َ ُروا‬
‫ت َ ْعلَ ُم ْونَ ُك ْنت ُ ْم ا ِْن لَّ ُك ْم َخيْر‬
Isi yang terkandung dari ayat tersebut adalah … .
A. kewajiban melakukan shalat
B. menghentikan kegiatan jual beli
C. bersiap-siap mendengarkan khutbah
D. segera ke masjid untuk Shalat Jum’at
E. kewajiban melakukan 2 kali khutbah
6. Adanya khutbah menjadi bagian penting dari Shalat Jum’at. Khutbah
bukan sekadar dilaksanakan, namun ada juga fungsi lain dari khutbah,
yaitu … .
A. mengingatkan kembali tentang kehidupan yang benar
B. timbulnya kesadaran mendalam tentang kewajiban shalat
C. membebaskan seorang muslim dari kewajiban shalat
D. gugurnya kewajiban shalat bagi seorang muslim
E. terbebasnya kewajiban karena ada udzur
7. Dakwah itu diwajibkan bagi setiap muslim. Ketentuan menjadi dai lebih
longgar dibanding khatib. Salah satu yang bukan syarat menjadi dai
adalah … .
A. memiliki ilmu dan pengetahuan yang memadai
B. mengembangkan wawasan ke-Islam-an dan kebangsaan
C. memilah ilmu sesuai dengan besar kecilnya manfaat yang didapat
D. hidupnya harus sejalan dengan ajaran Islam yang disampaikan
16

E. memberikan contoh dan teladan bagi diri dan pihak lain


8. Hanya orang tertentu yang dapat menjadi khatib. Di antara ketentuannya
adalah muslim yang sudah balig, berakal sehat dan taat beribadah.
Semua itu bagian dari …
A. rukun khutbah
B. syarat khutbah
C. tata tertib khatib
D. adab khutbah
E. syarat khatib
9. Menjadi pemimpin yang adil, begitu juga menjadi rakyat yang taat,
menjadi harapan kita semua. Jika ada persoalan yang belum dapat
dipecahkan, harus tetap dicari solusinya secara adil, yang maknanya
adalah … .
A. mencari solusi dari beberapa pilihan yang sama-sama menyulitkan
B. keterlibatan beberapa komponen masyarakat yang bersatu padu
C. semua orang tanpa kecuali diperlakukan sama di mata hukum
D. bersikap menyatukan dan mendamaikan masyarakat
E. tertibnya lingkungan dari kesadaran masyarakat
10. Kehidupan saat ini sering kita temukan konflik kepentingan antar
berbagai kelompok masyarakat. Semua itu harus kita hadapi dengan
adil dan bijak. Jika tidak, muncul kelompok penyusup yang berdampak
negatif bagi … .
A. kerusakan fasilitas umum dan kerugian fisik serta materi
B. berlalunya waktu dan sumber daya masyarakat yang mengitari
C. keamanan menjadi kondusif dan belum dapat dipisahkan
D. sikap dari sebagian masyarakat yang ingin damai
E. kelompok yang ingin terhindar dari problema

2. BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK


1. Dakwah

a. Pengertian
17

Merujuk arti bahasa, kata “dakwah” merupakan mashdar (kata


dasar) dari kata da’a (yang mempunyai arti mengajak, memanggil, dan
menyeru untuk hal tertentu. Orang yang melakukan pekerjaan dakwah
disebut dai (laki-laki) dan daiyah (perempuan).

Jika ditinjau dari makna istilah, ada beberapa pengertian dakwah,


yaitu:

1. Setiap kegiatan yang mengajak, menyeru, dan memanggil orang


atau kelompok orang untuk beriman kepada Allah Swt. sesuai dengan
ajaran akidah (keimanan), syariah (hukum) dan akhlak Islam.

2. Kegiatan mengajak orang lain ke jalan Allah Swt. secara lisan atau
perbuatan untuk kemudian diamalkan dalam kehidupan sehari-hari
supaya mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat.

3. Kegiatan mengajak orang-orang untuk mengamalkan ajaran Islam di


dalam kehidupan sehari-hari.

4. Seruan atau ajakan kepada keinsafan atau usaha untuk mengubah


agar keadaannya lebih baik lagi, baik sebagai pribadi maupun
masyarakat.

Tersimpul dari pengertian tersebut, dakwah adalah mengajak orang


lain untuk meyakini kebenaran ajaran Islam dan mengamalkan syariat
Islam, agar tercapai pola hidupnya lebih baik, sehingga tercapai
kebahagiaan dunia dan akhirat. Dakwah tidak hanya berupa tablig,
khutbah, dan majelis taklim.

Dakwah cakupannya sangat luas, seluas kehidupan setiap muslim.


Dakwah tidak mesti berbicara dan berceramah, tetapi setiap perbuatan
seharihari yang mencerminkan tata nilai Islam, seperti berpakaian
menutup aurat, tidak menyontek saat ujian, berbicara yang santun yang
sopan, menghindari berita hoax, rajin bersilaturahmi, semua itu sudah
bagian dari dakwah.
18

Keberhasilan dakwah sangat ditentukan oleh amaliah dan akhlakul


karimah yang dipantulkan dari setiap muslim, apalagi yang berprofesi
menjadi dai atau daiyah, tentu banyak faktor lain yang memengaruhi.
Menjadi hal yang aneh, jika seorang dai tidak mengamalkan apa yang
disampaikan, dan tidak satunya kata dengan perbuatan.

Faktor tersebut yang kini banyak menjangkiti para dai, sehingga


hasil dakwah tidak banyak memberi pengaruh positif dalam perbaikan
kualitas keberagamaan masyarakat, apalagi jika dikaitkan dengan
gejala munculnya para dai yang dibesarkan oleh media, misalnya para
dai yang biasa dipanggil dengan sebutan ustad seleb.

b. Dalil Perlunya Dakwah

Artinya: Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang


menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang ma’ruf, dan
mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang
beruntung. (Q.S. Ali ‘Imrān/3: 104).

Perhatikan juga isi kandungan dari beberapa Q.S. Q.S. al-Nahl/16:


125, Q.S. al-Hajj/22: 67, Q.S. al-Qashash/28: 87 yang isinya tentang
segala yang terkait dengan dakwah. Dakwah itu bagian kehidupan
beragama. Ia merupakan kewajiban agama bagi para pemeluknya.
Itulah sebabnya, dakwah bukan sekadar dari inisiatif pribadi, tetapi
harus ada sekelompok orang (tha’ifah) yang menjadi juru dakwah.
Wujud dakwah juga bukan hanya usaha peningkatan kapasitas
keberagamaan, tetapi harus menembus aspek kehidupan, sehingga
gerakan dakwah mencakup aspek ekonomi, sosial, politik, dan
keamanan.

Melalui pemahaman tersebut, dakwah harus menyasar ke banyak


aspek kehidupan. Misalnya harus menyentuh di bidang politik;
mengentaskan kemiskinan; memberdayakan lembaga pendidikan,
menekan angka DO (Drop Out) atau bantuan beasiswa; mengedukasi
19

masyarakat agar saling membantu dan bekerja sama, termasuk juga


terlibat aktif dalam memerangi ujaran kebencian dan berita-berita
hoax.

c. Adab Berdakwah

Adab atau etika dakwah yang harus diperhatikan, antara lain:

1. Dakwah dengan cara hikmah, yaitu ucapan yang jelas, tegas, dan
sikap yang bijaksana.

2. Dakwah menggunakan cara mauidzatul hasanah atau nasihat yang


baik, yaitu cara-cara persuasif (damai dan menenteramkan, tanpa
kekerasan) dan edukatif (memberikan pengajaran, i’tibar dan pelajaran
hidup).

3. Dakwah dengan cara mujadalah, yaitu diskusi atau tukar pikiran


yang berjalan secara dinamis dan santun dengan menghargai pendapat
orang lain. 4. Dakwah melalui teladan yang baik (uswatun hasanah).

Allah Swt. berfirman:

‫ع‬ ُ ْ‫سبِ ْي ِل اِلى اُد‬ َ َ‫ظ ِة بِ ْال ِح ْك َم ِة َربِ ك‬


َ ‫سنَ ِة َو ْال َم ْو ِع‬ َ ‫ي بِالَّتِ ْي َو َجاد ِْل ُه ْم ْال َح‬ َ ْ‫ه َُو َربَّكَ ا َِّن اَح‬
َ ‫سنُ ِه‬
‫ض َّل بِ َم ْن ا َ ْع َل ُم‬ َ ‫بِ ْال ُم ْهت َ ِديْنَ ا َ ْعلَ ُم َوه َُو‬
َ ‫سبِ ْي ِله َع ْن‬

Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan


pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara
yang terbaik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui
siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
siapa yang mendapat petunjuk (Q.S. an-Nahl/16: 125).

d. Tujuan dan Sasaran Dakwah

Sasaran dan tujuan dakwah--sejak zaman dulu (mulai Nabi Adam


a.s sampai Nabi Muhammad Saw.), bahkan sampai berakhirnya
20

kehidupan--memiliki sasaran yang jelas dan tetap, yakni sebagai


berikut:

1. Sasaran Dakwah
a) Memberi semangat kepada manusia agar selalu meningkatkan
kualitas dan kuantitas amalnya, dari baik menjadi terbaik, sudah
banyak amalnya agar diperbanyak lagi, serta dari yang sekadar
mengejar formalitas menuju ke substansi, sehingga profil mukmin
yang sejati menjadi nyata adanya.
b) Mengubah jalan hidup yang tidak baik menjadi baik, serta yang
menyimpang dari aturan Allah Swt. agar kembali ke jalan-Nya
(melalui taubatan nashūhā), sehingga derajat, harkat, dan martabat
manusia yang sudah terpuruk dan jatuh ke lembah nista dapat
terangkat kembali, dan menjalani kehidupan secara benar.

Banyak contoh yang dapat diketengahkan, misalnya silih


bergantinya umat sebelum Nabi Muhammad Saw. Kita kenal kaum
Tsamud, kaum ‘Ad, umat Nabi Nuh a.s. dan umat Nabi Luth a.s.
Mereka semua dimusnahkan akibat kemaksiatan dan dosa yang
dilakukan, kita sebagai umat terakhir, hanya bisa mengambil i’tibar
(pelajaran).

Contoh lain yang jaraknya terdekat dengan kita baru sekitar 15


abad yang lalu, yakni kaum kafir Quraisy, khususnya di periode
Makkah, mayoritas mereka tidak mengenal tatanan yang benar, mulai
perbudakan yang merajalela; merebaknya khamr dan perzinaan,
sampai derajat manusia dihargai hanya dengan banyaknya kekayaan
dan kekuasaan, tanpa mengenal kehormatan dan kemuliaan, lalu
diubah menjadi 180% oleh Rasulullah Saw. hanya dalam waktu + 23
tahun.

Keberhasilan tersebut dinilai secara tepat oleh Sir George Bernard


Shaw dalam karyanya “The Genuine Islam”: (Muhammad Saw.)
21

sukses mengubah Jazirah Arab dari paganisme dan pemuja makhluk


menjadi para pemuja Tuhan, dari peperangan dan perpecahan antar
suku menjadi umat yang bersatu, dari kaum pemabuk dan pengacau
menjadi kaum pemikir dan penyabar, dari kaum yang tidak berhukum
dan anarkis menjadi kaum yang teratur Sejarah manusia yang tidak
pernah terjadi atau sedahsyat ini, dan bayangkan ini terjadi hanya
dalam waktu 23 tahun.”

2. Tujuan Dakwah

Jika merujuk kepada Q.S. an-Nūr/24: 55, maka tujuan dakwah


adalah menyeru dan mengajak segenap manusia agar
konsisten/istiqamah dalam:

a. Beriman hanya kepada Allah Swt. dan tidak melakukan


kemusyrikan (tauhid/akidah); b. Menjadikan seluruh aktivitasnya
hanya beribadah kepada Allah Swt. (ikhlas/syariah); c. Mengerjakan
amal shaleh dalam arti yang seluas-luasnya (amal ibadah/ muamalah);

d. Berakhlak mulia yang tolok ukurnya adalah akhlak Rasulullah Saw.


(akhlak/ihsan

e. Syarat dan Metode Dakwah

Banyak faktor yang memengaruhi keberhasilan dakwah. Faktor


terpentingnya adalah inayah Allah Swt., di samping tentu saja dari
kepribadian dan karakter dai sendiri, yang menghiasi pribadinya,
melebar ke keluarga terdekat, lalu ke masyarakat luas.

Itulah sebabnya, seorang dai jika ingin sukses harus memenuhi


syarat seperti yang telah dilakukan oleh para rasul, yaitu sebagai
berikut:

1. Satunya kata dengan perbuatan, sikap, perilaku dan tingkah lakunya


benar-benar menjadi teladan (uswatun hasanah).
22

2. Memahami objek dakwahnya, sehingga dakwahnya tepat sasaran


(Perhatikan isi kandungan Q.S. Ibrāhīm/14: 4), dan Hadis yang
artinya: “Berbicaralah kepada manusia sesuai kadar akal mereka.”

3. Memiliki keberanian dan ketegasan, namun tetap bijak dan santun


dalam berdakwah. Jalan yang dipilih adalah jalan tengah (tawasuth),
damai, dan menenteramkan, meski tidak hilang sikap tegasnya.
Kenapa harus santun dan damai dalam berdakwah? Ada beberapa
jawaban yang dapat diketengahkan, yaitu:

a) Dakwah itu untuk agama Allah Swt. bukan untuk pribadi dai
sendiri, golongan dan kelompok atau kaumnya.

b) Dakwah itu hakikatnya mengajak, jika disampaikan dengan marah,


pihak lain akan menghindar terlebih dahulu, akibatnya bukan dekat,
tetapi menjauh.

c) Jika dakwah dilakukan denga marah, itu sama artinya menutupi inti
Islam sebagai agama yang menyelamatkan, menenteramkan, dan
membahagiakan.

4. Memiliki ketabahan dan kesabaran yang tinggi dalam menghadapi


segala tantangan dan rintangan akibat dakwah yang dilakukan.

5. Menyadari dengan sepenuh hati bahwa tugasnya hanyalah


menyampaikan, mengajak, dan menyeru, tentang hasilnya diserahkan
sepenuhnya hanya kepada Allah Swt. (Q.S. al-An’ām/6: 159).

6. Selalu berdoa kepada Allah Swt. agar dakwahnya mencapai


kesuksesan

a) Meluruskan niat, bahwa dakwah itu bertujuan hanya kepada Allah


Swt., bukan kepentingan lain, tetapi hanya mencari ridha-Nya.
23

b) Dakwah itu harus bijak (hikmah), mengetahui betul kondisi umat/


jamaahnya, sehingga materi dan metode yang disampaikan tepat
mengenai sararan.

c) Hindari cara-cara yang memaksa, menakutkan apalagi cara teror,


tetapi kedepankan cara mau’idhah hasanah, yakni cara yang damai,
indah, santun, menenteramkan dan menyenangkan, sehingga materi
dakwah dapat masuk dalam relung hati yang paling dalam. Hal ini,
tentu tidak mudah, namun dengan bertambahnya pengalaman, serta
selalu memperbaharui rujukan atau bacaan, maka capaian tersebut
bukan hal yang mustahil.

d) Lakukan dakwah dengan cara ber-mujadalah, yakni melalui dialog,


diskusi, bahkan boleh juga berdebat, tetapi tetap menggunakan cara
yang beradab, berlandaskan etika diskusi yang baik, serta tidak
melakukan debat kusir, apalagi mau menang sendiri.

f. Metode Al-Qur’an dalam Menyajikan Materi Dakwah

Disebabkan objek dakwah itu manusia, yang memiliki unsur


jasmani, akal dan jiwa, maka pendekatan dakwah yang dilakukan juga
harus memperlakukan manusia secara utuh. Karena itu, Al-Qur’an
menggariskan ciri-ciri sebagai berikut:

1. Saat manusia mendapatkan puncak kesucian (saat menerima wahyu,


atau hasil olah batin), Al-Qur’an membawa yang bersangkutan dalam
situasi yang bersifat material (Perhatikan Q.S. Thāhā/20: 17, Q.S.
alQiyāmah/75: 16, dan Q.S. al-Najm/53: 17).

2. Menggunakan benda-benda alam, meski ukurannya kecil, sebagai


penghubung antara manusia dengan Allah Swt. atau sebagai gambaran
tentang sikap kejiwaannya (Perhatikan Q.S. az-Zumar/39: 5, Q.S.
alBaqarah/2: 264).
24

3. Menekankan bahwa segala sesuatu yang terjadi di bawah


kekuasaan, pengetahuan, dan pengaturan Allah Swt. (Perhatikan Q.S.
al-Anfāl/8: 17, Q.S. al-An’ām/6: 59, dan Q.S. ar-Ra’d/13: 15).

g. Media Dakwah

Penggunaan media dakwah tentu menjadi hal yang niscaya, apalagi


kondisi masyarakat modern yang ingin serba cepat, canggih, dan
mudah. Sebab itu, media dakwah yang digunakan mencirikan anak
zamannya, tidak konvensional, apalagi hanya sekadar ceramah dan
mengumpulkan massa dalam jumlah yang besar, setelah itu bubar
tanpa bekas.

Meskipun demikian, media dakwah yang dapat dipakai bisa dalam


bentuk yang paling sederhana, misalnya terbatas pada media lisan dan
tulisan, tetapi semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi,
media dakwah pun semakin lengkap, beragam, multi aspek dan sektor,
serta memiliki daya jangkau yang semakin luas.

Dakwah itu maknanya luas, tidak hanya ceramah dan berbicara di


panggung atau mimbar. Dakwah itu meliputi: tutur kata yang sopan;
berpakaian menutup aurat dan rapih; bekerja secara halal dan beretos
kerja yang tinggi; menjadi karyawan yang disiplin, jujur dan amanah;
konsisten shalat 5 waktu ditambah shalat-shalat sunnah; serta beraneka
ragam kegiatan manusia yang sejalan dengan tuntunan Allah Swt.

Selanjutnya, media dakwah untuk masa kini dapat menggunakan:


(a) Media elektronik, beragam media sosial, TV, radio dan internet. (b)
Media cetak, antara lain: buku, jurnal, surat kabar, majalah, spanduk,
brosur, pamflet dan lain sebagainya.

h. Manajemen Dakwah

Faktor lain dari kesuksesan seorang dai, sangat tergantung dengan


manajemen dan pola yang digunakan, yang namanya manajemen tidak
25

terlepas dari perencanan, pelaksanakan, dan evaluasi, ditambah


prinsipprinsip lain yang mendukung keberhasilan dakwah.

Jika ingin berhasil, setiap dai harus mengacu kepada teladan yang
sudah diterapkan oleh Rasulullah Saw. baik ketika di periode Makkah
maupun Madinah, yang dikenal dengan istilah Sirah Nabawiyah.
Pemahaman sirah harus lengkap dan utuh, karena jika tidak! Akibatnya
menjadi fatal.

Misalnya, apa dan dari mana rujukannya, sehingga ada seorang dai
bisa menyuruh anak didikannya untuk melakukan bom bunuh diri,
menghancurkan siapa saja, termasuk orang tuanya, dan rekan sesama
muslim di negara yang damai (tidak dalam kondisi
konflik/peperangan). Apa yang mendasari sikap dan perilaku mereka?
Padahal Rasulullah Saw. tidak pernah mencontohkan yang demikian.

Hal ini harus menjadi perhatian bersama, karena di negara


Indonesia yang kita cintai, selama 2 dekade belakangan ini, muncul
gerakan teror dan radikal yang meresahkan semua pihak, termasuk
seluruh umat beragama, padahal semua agama tidak mentolerir,
mengutuk secara tegas, dan tidak sedikitpun merestui gerakan tersebut.

Jika becermin dari dakwah yang dilakukan Rasulullah Saw.,


semuanya dimulai dari diri sendiri melalui sikap dan perilaku/akhlak
yang terbaik, tutur kata yang santun dan sopan, pergaulan yang damai
dan menenteramkan, sampai pada menghindari cara-cara kekerasan,
ketakutan, dan paksaan (Perhatikan isi dan kandungan Q.S. al-
Qalam/68: 4), Q.S. al-Fath/48: 8, dan Q.S. at-Taubah {9}: 128).

Saat berdakwah Rasulullah Saw menerapkan hal-hal sebagai


berikut.

1. Lemah lembut dalam menjalankan dakwah

2. Bermusyawarah dalam segala urusan, termasuk urusan dakwah


26

3. Menyampaikan dakwah sesuai dengan objek dakwah

4. Lapang dada dan sabar 5. Kebulatan tekad 6. Bertawakal

i. Strategi Dakwah

Prinsipnya, dakwah itu dapat menggunakan strategi yang beraneka


ragam, sesuai dengan objek dakwah. Berdakwah harus berpatokan
kepada Q.S. anNahl/16: 125. Adapun dakwah (secara formal)
menggunakan aturan-aturan (ini tidak baku), sebagai berikut.

1. Pembukaan, antara lain:


• Mengucapkan salam yang dibarengi dengan membaca hamdalah.
• Membaca shalawat kepada Nabi Saw.
2. Isi, terdiri dari:
• Maksud dan tujuan dakwah
• Sasaran dakwah: Objek dakwah adalah orang yang didakwahi.
Artinya, orang yang diajak kepada agama Allah Swt., agar
meningkatkan kualitas iman dan taqwanya, serta kembali ke jalan
kebenaran dan kebaikan. Objek dakwah mencakup seluruh
manusia, tak terkecuali si pendakwah itu sendiri.
• Materi dakwah: Umumnya, materi dakwah mencakup 4 hal,
yaitu: akidah (keimanan); syariah (hukum); akhlak (perilaku); dan
muamalah (hubungan sosial); yang kesemuanya berlandaskan
AlQur’an, Hadis, dan rujukan lain yang memiliki dasar hukum
yang kuat dan jelas sumbernya.
• Penutup
3. Khutbah
a. Pengertian
Merujuk makna bahasa, ada beberapa pengertian, yakni:
1. Kata khutbah (‫ خطبة‬,(jika berasal dari kata mukhathabah (‫( مخاطبة‬
berarti “pembicaraan”;
27

2. Jika berasal dari kata “al-khatbu” (‫( الخطب‬berarti “perkara besar


yang diperbincangkan”; dan
3. Khutbah dapat juga bermakna memberi peringatan,
pembelajaran atau nasehat dalam kegiatan ibadah.
Sementara, jika ditinjau dari pengertian istilah, khutbah adalah:
1. Menyampaikan pesan tentang takwa sesuai dengan perintah
Allah Swt. dengan syarat dan rukun tertentu;
2. Kegiatan nasihat yang disampaikan kepada kaum muslim
dengan syarat dan rukun tertentu yang erat kaitannya dengan sah
atau sunnahnya ibadah, sedangkan orang yang melakukan khutbah
dikenal dengan istilah khatib.
Umumnya, pelaksanaan khutbah, jika dikaitkan dengan shalat,
dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Khutbah yang dilakukan sebelum shalat, misalnya Khutbah
Jum’at
2. Khutbah yang dilakukan sesudah shalat, misalnya Khutbah
Shalat ’Idain (Idul Fitri dan Idul Adha), Shalat Khusuf (Gerhana
Bulan) dan Shalat Kusuf (Gerhana Matahari), Shalat Istisqa’
(shalat minta hujan), dan khutbah saat Wukuf di Padang Arafah
(tanggal 9 Dzulhijjah).
3. Khutbah yang tidak berkaitan dengan shalat, misalnya Khutbah
Nikah.
Di antara beragam jenis khutbah, ada hal yang terpenting untuk
diketahui, yakni Khutbah Jum’at. Sebab, Khutbah Jumat
memerlukan rukun yang harus dipenuhi agar ibadahnya menjadi
sah, dan sesuai dengan aturan. Jika, salah satu rukun tidak
terpenuhi, maka khutbahnya tidak sah.
Sejalan dengan itu, Khutbah Jumat itu terdiri dari 2 bagian:
Khutbah Pertama, dan Khutbah Kedua, yang di antara keduanya
dipisahkan dengan duduk di antara dua khutbah.
b. Syarat Khatib
28

1. Islam yang sudah balig dan berakal sehat.


2. Mengetahui syarat, rukun, dan sunnah khutbah.
3. Suci dari hadats, baik badan maupun pakaian, serta auratnya
tertutup.
4. Tartil dan fasih saat mengucapkan ayat Al-Qur’an dan Hadis.
5. Memiliki akhlak yang baik dan tidak tercela di mata masyarakat.
6. Suaranya jelas dan dapat dipahami oleh jamaah.
7. Berpenampilan rapi dan sopan.
c. Syarat-syarat dua khutbah
1. Khutbah Shalat Jum’at dilaksanakan sesudah masuk waktu
Dhuhur. Selesai khutbah, dilanjutkan dengan shalat. Berbeda
dengan Khutbah Shalat ‘Idain, Shalat Khusuf dan Shalat Kusuf,
serta Shalat Istisqa yang dilaksanakan setelah selesai shalat.
2. Khutbah dilakukan dengan berdiri. Namun, jika tidak mampu,
boleh dilakukan dengan duduk.
3. Duduk sebentar di antara dua khutbah.
4. Suara khutbah harus jelas dan dapat didengar oleh jamaah. Saat
sekarang ini, pengurus masjid dapat menggunakan pengeras suara,
televisi, atau monitor sehingga jamaah yang berada jauh atau di
ruangan lain dapat melihat dan mendengar sang khatib.
5. Tertib, yakni dimulai khutbah pertama
d. Rukun Khutbah
1. Membaca Hamdalah pada kedua Khutbah.
2. Membaca Shalawat kepada Nabi Muhammad Saw.
3. Berwasiat tentang taqwa kepada diri dan jamaah.
4. Membaca satu atau beberapa ayat suci Al-Qur’an pada kedua
khutbah. Ayat yang dibaca biasanya disesuaikan dengan topik yang
akan disampaikan.
5. Berdoa pada khutbah kedua untuk memohon ampunan,
kesejahteraan, dan keselamatan bagi kaum muslimin dan muslimat
baik di dunia maupun akhirat.
29

e. Sunnah Khutbah
1. Khatib memberi salam pada awal khutbah, dan menghadap ke
arah jamaah.
2. Khutbah disampaikan di tempat yang lebih tinggi (di atas
mimbar).
3. Khutbah disampaikan dengan kalimat yang jelas, sistematis dan
temanya disesuaikan dengan situasi dan kondisi aktual yang saat
itu terjadi.
4. Khatib hendaklah memperpendek khutbahnya, jangan terlalu
panjang, sebaliknya Shalat Jum’atnya saja yang diperpanjang.
5. Khatib disunnahkan membaca Q.S. al-Ikhlas saat duduk di
antara dua khutbah.
6. Khatib menertibkan rukun-rukun khutbah, yaitu dimulai
membaca hamdalah sampai rukun yang terakhir, yakni berdoa
untuk kaum muslimin
3. Tablig
a. Pengertian
Menurut tinjauan bahasa, kata tablig berasal dari kata
ballagha yang artinya menyampaikan atau memberitahukan pesan
atau ceramah secara lisan atau perkataan.
Makna lainnya adalah ceramah yang tidak disertai dengan
rukun seperti khutbah. Bukan sekadar ceramah atau pesan biasa,
tetapi sebuah ceramah yang sumbernya dari ajaran Islam yang
disampaikan kepada satu orang atau banyak orang, agar
mengamalkan isi pesan tersebut.
Disebabkan fokusnya kepada pengamalan isi pesan, maka
tablig harus dikemas agar menarik, tidak membosankan, tidak
menggurui, tidak menyimpang dari substansi dan disampaikan
secara sopan. Adapun pelaku penyampai ceramah atau pesan
disebut mubalig (laki-laki) atau mubaligah (perempuan).
30

Namun, jika ditinjau dari pengertian istilah, tablig memiliki


beberapa makna, antara lain:
1. Menyampaikan aturan Islam baik dari yang termaktub dalam Al-
Qur’an maupun Hadis yang ditujukan kepada umat manusia.
2. Menyampaikan ajaran Islam kepada umat manusia untuk
dijadikan pedoman agar memperoleh kebahagiaan dunia dan
akhirat.
3. Bagian dari dakwah islamiyah dalam bentuk khusus (lisan dan
tulisan) untuk disampaikan kepada pihak lain.
4. Menyampaikan ‘pesan’ Allah Swt. secara lisan kepada satu
orang atau lebih untuk diketahui dan dipahami, lalu diamalkan
isinya.
5. Sebuah profesi yang dilakukan untuk menyampaikan atau
menyiarkan agama Islam kepada umat.
Berdasarkan pengertian tersebut, tersimpul bahwa tablig
merupakan bagian dari dakwah. Tablig lebih banyak berisi pesan
atau ceramah lisan dan perkataan, sementara dakwah lebih luas,
tidak hanya lisan tetapi juga perilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Khusus di Indonesia, konsep tablig tidak hanya berisi
ceramah lisan, tetapi juga berisi kegiatan keagamaan lainnya.
Misalnya kita kenal istilah tablig akbar yang biasanya dilaksanakan
di tempat yang luas dan dihadiri lebih banyak peserta, serta
biasanya diisi dengan dzikir bersama, sehingga terjadi perbedaan
konsep atau persinggungan makna dan istilah yang dipakai yang
tertanam pada benak masyarakat umum.
b.Dalil Adanya Tablig
َ‫ت يُبَ ِل ُغ ْونَ الَّ ِذيْن‬ ِ ٰ ‫ّللا ا َِّل اَ َحد ًا يَ ْخش َْونَ َو َل َو َي ْخش َْونَه‬
ِ ‫ّللا ِرسل‬ َ ٰ ‫اّلل َوكَفى‬
ِ ٰ ‫َح ِس ْيبًا ِب‬
Artinya: (yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah
Allah (para rasul yang menyampaikan syariat-syariat Allah kepada
manusia), mereka takut kepada-Nya dan tidak merasa takut kepada
31

siapa pun selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai


pembuat perhitungan (Q.S. al-Ahzāb/33: 39).
Perhatikan juga isi kandungan dari beberapa ayat Al-Qur’an
berikut ini, misalnya Q.S. al-Māidah/5: 99, Q.S. ar-Ra’d/13: 40,
dan Q.S. al-Nahl/16: 35 yang isinya tentang tablig.
C.Ketentuan Tablig
Ada beberapa ketentuan dan tara cata yang harus
diperhatikan, terkait dengan pelaksanaan tablig, yaitu:
1. Ketentuan Tablig
a) Dilakukan dengan cara yang sopan, lemah lembut, tidak kasar,
dan tidak merusak.
b) Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh jamaah.
c) Mengedepankan musyawarah dan berdiskusi untuk memperoleh
kesepakatan bersama.
d) Materi tablig yang disampaikan harus mempunyai rujukan yang
kuat dan jelas sumbernya.
e) Disampaikan dengan penuh keikhlasan dan kesabaran, sejalan
dengan situasi dan kondisi masyarakat, termasuk aspek psikologis
dan sosiologis para jamaah.
f) Tidak menghasut orang lain untuk bermusuhan, berselisih,
merusak, dan mencari-cari kesalahan orang lain.
2. Tata Cara
Tata cara/strategi tablig harus merujuk teladan Rasulullah
Saw. dan para sahabatnya dalam melaksanakan dakwah atau tablig.
Jika tidak, tablig yang bertujuan baik, malah berubah menjadikan
citra Islam tidak baik, bahkan merusak citra, tentu semua itu harus
menjadi kesadaran bersama.
Sejarah Islam pun telah memberi teladan dalam bertablig, yaitu:
a) Mengajak orang terdekat terlebih dahulu, menuju profil muslim
yang menyatu antara kata dan perbuatan, lalu mengajak kepada
masyarakat luas. Sebab, keluarga merupakan kunci sukses, karena
32

pihak lain akan melihat dulu pribadi dan keluarganya. Perhatikan


isi kandungan Q.S. ash-Shaf/61: 2-3, dan Q.S. Luqmān/31: 12-19)!
b) Dekati pihak lain sesuai dengan kapasitas ilmu dan martabatnya.
Karena itu, perlu pendekatan dan strategi yang beragam, apalagi
kondisi saat ini yang serba cepat, praktis, dan canggih. Semua itu
mengharuskan adanya perubahan dalam tablig (Q.S.
alMuddatstsir/74}: 1-7).
c) Mengajak diri dan pihak lain untuk saling membantu agar tablig
dapat terlaksana dengan baik, bertahap, berkesinambungan,
menjangkau semua lapisan masyarakat, serta adanya segmen tablig
yang jelas antara mubalig satu dengan yang lain, sehingga semua
lapisan masyarakat terkena sasaran tablig (Q.S. al-Māidah/5}: 2).
Di samping itu, ada beberapa hal yang patut dijadikan
pedoman dalam tablig, yaitu kekuatan keimanan dan kesabaran.
Artinya, kesuksesan tablig sangat dilandasi kuatnya iman,
sekaligus dibarengi adanya pola manajemen yang handal. Hal ini
dapat dicontoh dari cara dan strategi yang dilakukan para
Walisongo dan tokoh lainnya dalam menyebarluaskan Islam di
Indonesia, khususnya di pulau Jawa.
Hanya sayangnya, sekarang strategi ini sudah mulai
ditinggalkan oleh para mubalig, sehingga realitas memberi bukti,
meski tidak semua, tablig yang dilakukan lebih bersifat seremonial
belaka, lebih banyak unsur humornya, melupakan tujuan dan
substansi, akibatnya tampak kehilangan ruh dan jiwa, serta kurang
memberi dampak positif dalam mengubah perilaku masyarakat.
Oleh sebab itu, kembalilah kepada semangat tablig yang baik dan
benar. Berikut ini ada beberapa kepribadian dai yang mesti diubah,
yakni: (a) Lemah Sikap atau tidak tegas, sehingga mengantarkan
hancurnya kedisiplinan. (b) Lemah Hati sehingga menyebabkan
rapuhnya cita-cita. (c) Lemah Pikiran, menjadikan problematika
tak cepat terselesaikan, dan yang paling penting (d). Lemah Iman,
33

yang mengakibatkan begitu mudah masuknya bujuk rayu, nafsu,


dan godaan duniawi.
Itulah sebabnya, sangat perlu adanya perubahan strategi
tablig dalam masyarakat modern, apalagi didasari realitas tentang
adanya tantangantantangan sosial dan budaya yang semakin
kompleks, sehingga model dan pola tablig relevan dengan
kebutuhan zaman, akhirnya umat ini memiliki jatidiri yang mantap
yang ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut.
a. Kepribadian umat yang teguh, kokoh, dan kuat; serta seimbang
capaian lahir batin, dunia akhirat; sekaligus terpadu iman
taqwanya, baik amal ibadahnya, serta santun akhlaknya (syāmil
dan kāffah).
b. Pola hidupnya selalu menebar kedamaian untuk semua, tegak
lurus di atas kebenaran dan keadilan, serta bersemangat
menerapkan ajaran Islam yang rahmatan lil ‘ālamīn (damai, santun,
dan menenteramkan untuk semua).
c. Mengedepankan model atau pola tablig yang bernafaskan bil
hikmah wal mau’idhatil hasanah (bijak, beradab, dan modern).
Sedang tata caranya perlu diwujudkan melalui tindakan nyata (bil
lisāni wal hāl), contoh dan teladan (uswatun hasanah), dan
manajemen yang baik (amal jamā’ī).
3. Peragaan/Praktik Tablig
Setiap orang yang memilih profesi tablig, harus benar-benar
menata kepribadiannya, sehingga pihak lain yang menjadi objek
tablig tertarik dan bersedia ikut dengan kerelaan hati. Itu sebabnya
diperlukan banyak persyaratan yang harus dipenuhi, seperti
paparan yang sudah disebutkan, juga banyak menempuh jalan
persuasif dan mengedepankan pendekatan budaya masyarakatnya.
Sebaliknya, hindari menempuh jalan konfrontatif, teror, dan
radikal, yang akibatnya pihak lain memberi label yang kurang
bagus kepada Islam dan kaum muslim; bukannya semakin dekat,
34

tetapi malah menjauh; bukan simpati yang didapat, malah antipati


dan benci. Oleh karena itu, sekali lagi penting sekali ditempuh
seruan dan ajakan yang damai, sejuk, santun, dan menenteramkan.
Sebagai bagian dari peragaan atau praktik bertablig, maka ada
tahapan langkah-langkah yang harus diikuti, yaitu:
a) Tahap persiapan
Rujuklah dan pelajari materi tablig, agar sesuai dengan
kebutuhan jamaah atau audiens
b) Tahap pelaksanaan
Saat tablig, maka informasi yang disampaikan harus yang
praktis, singkat dan serba cepat, dengan tetap mengedepankan
bahasa yang sederhana, mengajak jamaah berdiskusi dan
mengandalkan logika dan akal sehat, melibatkan juga mata
hati, serta menghindari gaya yang menggurui, menekan,
apalagi memaksa. Islam itu kebenaran, maka materi tablig juga
harus disampaikan secara terbuka, utuh, dan komprehensif,
sehingga jamaah dengan kesadaran sendiri dapat menerima
ajaran Islam dan menemukan sendiri kebenaran itu.
Memang cara itu terasa sulit, tetapi sangat elegan dan
pantas dikedepankan, karena Islam sendiri hadir bukan di ruang
hampa, tetapi sejak awal sudah berhadapan dengan beragam
realitas yang umumnya berbeda, dan berdasarkan Sirah
Rasulllah Saw., ternyata realitas yang berbeda tersebut mampu
diadaptasi, diubah, dan dicegah sehingga sejalan dengan ajaran
Islam.
Tercapainya keberhasilan memang perlu waktu, kesabaran
yang tinggi, dan menggunakan beragam metode dan strategi,
serta mendayagunakan sarana penunjang yang
memadai/mendukung.
Jangan lupa hindari upaya memaksa, apalagi menggunakan
kekerasan, tidak terkesan menggurui, dan mempertimbangkan
35

juga waktu yang tersedia. Gunakan pula metode yang


menyenangkan dengan prinsip 3 F (Fun, Fresh, dan Focus),
serta tidak berlebihan dalam menggunakan humor dan jenaka.
c) Tahap Konsolidasi
Sebagai tahap akhir, upayakan adanya pemantapan pemahaman
materi tablig dalam bentuk kesimpulan atau resume, dan hal-
hal apa saja yang harus ditindaklanjuti, biasanya dikenal
dengan RTL (Rencana Tindak Lanjut).
Hal ini perlu dilakukan agar setiap jamaah ada kesadaran diri
untuk melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas amal, dan
tidak kalah pentingnya tidak terjadi bias pemahaman bagi
jamaah atau audiens, sebelum mengakhiri kegiatan tablig.

GLOSARIUM

timeline: serangkaian rencana kegiatan yang akan dilakukan

releksi: kegiatan yang dilakukan dalam proses belajar mengajar dalam


bentuk
penilaian tertulis dan lisan (biasanya secara tertulis) oleh guru untuk
siswa dan
mengekspresikan kesan konstruktif, pesan, harapan dan kritik terhadap
pembelajaran yang diterima.

3. DAFTAR PUSTAKA

Faridh, Miftah Farid.2003. islam dalam berbagai Aspeknya. Bandung :


Pustaka.

Ghaniem,AKA.1993. Belajar Membaca Dan Menulis Al-Qur’an Versi


Salsabila.Jakarta : DD Republika.

Al-Ghazali, Muhammad.2007. Nahw Tafsir Maudhui Lis Al-Suwar al-


Qur’an al-Karim, Terj. Oleh Akhmad Syaikho dan Erwan
Nurtawab, Menikmati Jamuan Allah Jakarta : Serambi.
36

Hadi W.M, Abdul dan L.K, Ara, Hamzah Fansuri Penyair Sufi Aceh,
Lotkala
Hafiun, Muhammad. Zuhud Dalam Ajaran Tasawuf. HISBAH : Jurnal
Bimbingan Konseling Dan Dakwah Islam Vol. 14 No. 1 Juni 2017

LAMPIRAN I

Tenaga Kependidikan Di SMK Negeri 2 Samarinda

No Nama Status/Jabatan
1 Abdul Rahman Honor Daerah TK.I Provinsi
2 Abdullah Makkan PNS
3 Adi Wijaya Kusuma Honor Daerah TK.I Provinsi
4 Agustina Utoyo Guru Honor Sekolah
5 Aji Dwi Antono Guru Honor Sekolah
6 Ananda Syifa Nabilah Tenaga Honor Sekolah
7 Andry Priyanto PNS
8 Angelia Monica Natalia PNS
9 Antonius Dera PPPK
10 Anugrah Ramadhani PPPK
11 Arif Agus Andrianto PPPK
12 Arif Wianto Tenaga Honor Sekolah
13 Asri Wulandari PNS
14 AZIIZ MANAN SYAHPUTRA Honor Daerah TK.I Provinsi
15 Clara Debora Honor Daerah TK.I Provinsi
16 Daman Huri PNS
17 Darma Syafei PNS
18 DETIKA FEBY ANGGRAINI PPPK
19 Devi Tri Astuti Honor Daerah TK.I Provinsi
20 Dicky Rinaldy Putra Guru Honor Sekolah
37

21 Dony Arrafi Tenaga Honor Sekolah


22 Dony Wira Wijaya PNS
23 Dwi Rizki Oktavianto Tenaga Honor Sekolah
24 Edi Purwaka PPPK
25 Eflina Honor Daerah TK.I Provinsi
26 Endah Andriani Honor Daerah TK.I Provinsi
27 Endang Pertiwi PNS
28 Erwanto PNS
29 Fauzi PNS
30 Fredrik Boyong PNS
31 Ghina Fafil Aflakhy Guru Honor Sekolah
32 Gunawan PNS
33 Gusti Rozhaldo Defta Yolanda Tenaga Honor Sekolah
34 Hadi Priono Honor Daerah TK.I Provinsi
35 Hadjeni PNS
36 Hasran Tenaga Honor Sekolah
37 Heri Samsah Tanjung Honor Daerah TK.I Provinsi
38 Herlyna Risma Hutapea PNS
39 Hermansyah Tenaga Honor Sekolah
40 Iga Artha Samara PPPK
41 Imam Nawawi PPPK
42 Indo Saka Hidayani PNS
43 Jayadi PNS
44 Jenita Manik PNS
45 Juliansah Tenaga Honor Sekolah
46 Julkarnain Honor Daerah TK.I Provinsi
47 Lalu Makbul PNS
48 Losy Novita Honor Daerah TK.I Provinsi
49 Lukiyati PNS
50 M. Hakim Nizami Surya Ngatiman Tenaga Honor Sekolah
38

51 Mariatul Qiptiah PNS


52 Melpa Situmorang PNS
53 Mohammad Yasin PNS
54 Mokhamad Taufik PNS Depag
55 Muhamat Hamka Kamal Purnama Tenaga Honor Sekolah
56 Muhammad Ngasiran Honor Daerah TK.I Provinsi
57 Muhammad Reynaldi Guru Honor Sekolah
58 MUHAMMAD YADI S. Ag PPPK
59 Muhammad Zainuddin Tou PPPK
60 Mumfiqah Guru Honor Sekolah
61 Mutia Marlisa Honor Daerah TK.I Provinsi
62 Nova Yunita Pasaribu Guru Honor Sekolah
63 Novitasari Tenaga Honor Sekolah
64 Nurasi Sinambela PNS
65 NURMAH MUDATIN NIKMAH PNS
66 Parmin PNS
67 PUTRI AISYAH PPPK
68 RESTIANA HARIANTI Tenaga Honor Sekolah
69 Retno Nusantari PNS
70 Ria Qomaria Tou PPPK
71 Rieza Ahmad Bahtiar Honor Daerah TK.I Provinsi
72 Rini Astuti PPPK
73 Riwanti Yuliatun PNS
74 RIZKY ASHARI PRIBADI PPPK
75 Rizqi Angger Prayudi Tenaga Honor Sekolah
76 Robert Hutasoit PNS
77 Robiansyah Tenaga Honor Sekolah
78 Rofik Hidayah PNS
79 Rudi Hartono Guru Honor Sekolah
80 Saharuddin PPPK
39

81 Samsiyah PNS
82 Samson A Lung PNS
83 Sasy Hariyanti PNS
84 Septiani Dwi Chahyanti Honor Daerah TK.I Provinsi
85 Setyo Hendro Laksono PPPK
86 Siswanto PNS
87 Soeko Eddy Soeharjono PNS
88 Sri Ermi Reknowati Tenaga Honor Sekolah
89 Sri Suryati Tenaga Honor Sekolah
90 Sri Wuryaningsih PNS
91 SUDIMAN PPPK
92 Sudiyono PNS
93 SUGIANTO Tenaga Honor Sekolah
94 Suharni PPPK
95 Sujiono PNS
96 Suparman PNS
97 Supatmi Endahwati PNS
98 Supriadin PNS
99 SURNI Honor Daerah TK.I Provinsi
100 Suryati PNS
101 Susan Kurniawan Honor Daerah TK.I Provinsi
102 Suwarno Honor Daerah TK.I Provinsi
103 Syaharuddin PNS
104 Tinik Ekowati PNS
105 Tri Setyo Prabowo PNS
106 TRIANA AGUNG NUGROHO Honor Daerah TK.I Provinsi
107 Udur Pitauli PNS
108 Ulum Haqul Wasilah Tenaga Honor Sekolah
109 Waluyo Pancapriono PNS
110 Widia Nurmawati PPPK
40

111 Winarti PNS


112 Yudi Arianto PPPK
113 Yuliana PNS
114 YURINAS YASIN Honor Daerah TK.I Provinsi
115 Yusuf Arif Putranto PPPK
116 ZAKIAH PPPK
117 Zanu Krisna Steady Guru Honor Sekolah

118 Zulkifli Honor Daerah TK.I Provinsi

PRESTASI YANG DI CAPAI SEKOLAH

No Jenis Prestasi Tahun Juara


1 Indonesian wel di ng Competiti on 2010 Juara III
2 Keahlian listrik instalasi 2010 Juara I
3 Pertukaran pelajar ke jepang 2010 _
4 Lomba kuat tekan beton mutu tepat 2010 Juara II
(LKTBMT)
5 Lomba kuat tekan beton mutu tepat 2010 Juara II
(LKTBMT)
6 Lomba kuat tekan beton mutu tepat 2010 Juara II
(LKTBMT)
7 Calon paserta kompetensi ASEAN 2011 Juara II
SKILL s Competition (ASC) untuk
bidang kejuruan Welding
8 Calon paserta kompetensi ASEAN 2011 Juara III
skills Competition (ASC) untuk
bidang kejuruan Welding
9 Calon paserta Kompetensi ASEAN 2011 Juara I
Skills Competition (ASC)IX Untuk
bidang kejuruan”Brick Laying
10 Calon paserta Kompetensi ASEAN 2011 Juara II
Skills Competition (ASC)IX Untuk
bidang kejuruan”Brick Laying
11 Calon paserta Kompetensi ASEAN 2011 Juara III
Skills Competition (ASC)IX Untuk
bidang kejuruan”Brick Laying
41

12 Calon paserta kompetensi ASEAN 2011 Juara I


skilla Competition (ASC) IX untuk
bidang kejuruan”Wall and floor
tilin
13 Calon paserta kompetensi ASEAN 2011 Juara II
skilla Competition (ASC) IX untuk
bidang kejuruan”Wall and floor
tilin
14 Calon paserta kompetensi ASEAN 2011 Juara III
skilla Competition (ASC) IX untuk
bidang kejuruan”Wall and floor
tilin
15 Calon paserta kompetensi ASEAN 2011 Juara I
skilla Competition (ASC) IX untuk
bidang kejuruan”Elect rical
Installati
16 Calon paserta kompetensi ASEAN 2011 Juara II
skilla Competition (ASC) IX untuk
bidang kejuruan”Elect rical
Installati
17 Calon paserta kompetensi ASEAN 2011 Juara III
skilla Competition (ASC) IX untuk
bidang kejuruan”Elect rical
Installati
18 LKS SMK Lomba Pruduction 2011 Juara III
Machine
19 LKS SMK Lomba Electrical 2011 Juara II
Instalation
20 LKS SMK Lomba Auto CAD 2011 Juara II
21 LKS SMK Lomba Brick Laying 2011 Juara I
22 LKS SMK Lomba Welding (Las) 2011 Juara I
23 Siswa berprestasi jenjang sekolah 2011 _
menengah kejuruan “Kaltim
Education Awards 2011”
24 LKS SMK Lomba Brick Laying 2011 Juara IV
25 LKS SMK Lomba Brick Laying 2012 Juara I
26 LKS Lomba Auto CAD 2012 Juara I
27 LKS Lomba CADD 2012 Juara II
28 Lomba sketsa ideal penata ruang 2012 Juara I
42

29 Lomba welding 2012 Juara I


30 Lomba welding 2012 Juara III
31 Lomba olimpiade terapan nasional 2012 Juara I
fisika
32 Lomba olimpiade terapan nasional 2012 Juara II
fisika Matematika Teknologi
33 MTQ tingkat remaja TP PKK Prof. 2012 Juara 1
Kaltim(Qari)

Wawancara bersama bapak Taufik selaku guru PAI

Wawancara bersama bapak Dicky Renaldi selaku guru PAI


43

Wawancara bersama Paserta didik

Wawancara bersama paserta didik

Pembelajaran membaca Al-Qur’an


44

Pembelajaran Membaca Al-Qur’an


45

LAMPIRAN II

SURAT SELESAI PENELITIAN


46
47

LAMPIRAN III

SURAT KETERANGAN SEMPRO


48
49

LAMPIRAN IV

SURAT TUGAS
50
51

LAMPIRAN V

UNDANGAN SEMINAR PROPOSAL


52
53
54

LAMPIRAN VI

BERITA ACARA SELEKSI JUDUL


55
56

LAMPIRAN VII

SURAT KETERANGAN KOMPRE


57
58

LAMPIRAN VIII

SERTIFIKAT PESKAM
59

LAMPIRAN X

SERTIFIKAT TOEFEL
60

LAMPIRAN XI

LEMBAR KONSUL JUDUL


61

Anda mungkin juga menyukai