Anda di halaman 1dari 4

TOKOH PILIHAN 2033

SHAFINA 
PUTI AINAYA
First muslim woman in
United Nation General Embassy 
-PROFIL-

SHAFINA PUTI AINAYA


Ialah wanita muslim pertama untuk menduduki kursi ketua Komite Utama
Majelis Umum PBB, dan ia memiliki kisah...

Indonesia kembali memegang kedudukannya Bagaimana Naya dapat mencapai


sebagai negara dengan jumlah perwakilan kesuksesan yang saat ini ia peroleh? Tentu
terbanyak di kursi General Assembly of United tidak akan ada 'hasil' yang sempurna ada
Nations. Sebagai bentuk dari kepercayaan tanpa proses yang matang. Dengan mantap,
negara-negara lain terhadap Republik Naya mengaku bahwa orang tua dan sekolah-
Indonesia, empat orang diplomat tanah air sekolahnya dulu lah yang membentuk pribadi
terpilih secara aklamasi sebagai ketua dan yang dapat dijumpai sekarang.
wakil ketua beberapa Komite Utama Majelis
Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa. Diplomat berprestasi ini merupakan alumni
SMP Labschool Kebayoran, dan masih
Shafina Puti Ainaya-- akrab dengan panggilan bangga atas title tersebut. Menurut Naya,
Naya, merupakan sosok termuda di antara sekolah inilah yang menginfus segala hal-hal
mereka berempat. Wanita kelahiran 2004 itu positif dalam dirinya. Sebelum hadir dalam
berperan sebagai wakil ketua komite III PBB, kehidupan nyata, ia sudah terlebih dahulu
menangani isu sosial, humaniter dan budaya, diberi pelajaran hidup di sekolah menengah
mendampingi His Excellency Bedrich Hampl tercintanya itu. Sepotong kenangan manis,
dari Ceko. Ini menjadikannya wanita muslim angkatannya berhasil meraih peringkat 1
pertama yang menduduki kursi ketua komite Nasional UNBK. Hingga sekarang, mantan
utama majelis umum PBB. diplomat untuk Belgia ini masih bisa
merasakan kebahagiaan 14 tahun yang lalu di
Sebelumnya bertugas di Belgia, tahun 2030 plaza Labschool Kebayoran.
menjabat sebagai konsul jenderal kehormatan
RI untuk wilayah Vlaanderen. Masih muda, Masa putih abu-abu ia lalui di sekolah
kala itu umurnya baru 26 tahun. Meski begitu, tujuannya sejak masih SMP, yakni SMA
ia sukses menyusun program untuk Labschool Kebayoran dengan jalur undangan.
membantu masyarakat Vlaanderen yang Walau sempat delima memilih jurusan, Naya
sedang berkonflik kala itu. Ia membantu akhirnya membulatkan tekadnya untuk
meningkatkan kesadaran Indonesia dan mengambil penjurusan MIPA. Dengan
negara lain terhadap isu yang dianggap konsekuensi, perjuangan yang lebih berat
remeh ini. Dengan menggalang dana dan untuk memperoleh undangan ke Fakultas
bantuan lainnya yang ia bisa dapatkan dari Hukum Universitas Indonesia yang pada
Indonesia, beserta bantuan dari rekan- akhirnya ia dapatkan.
rekannya di negeri lain, Belgia berterimakasih.
Disibukkan dengan kegiatan-kegiatan di mendaftarkan diri di Cambridge University dan
sekolah, nilai akademiknya pun goyah. Belum berhasil mewujudkan mimpi kecilnya walau
lagi course ilmu pengetahuan sosial yang ia tidak mendapatkan kesempatan jalur
ambil di luar sekolah untuk lintas minat undangan. Bosan dengan bidang hukum, ia
mengambil fakultas hukum di perguruan memutuskan untuk mengambil Faculty of
tinggi. Namun Naya menyatukan kembali English.
fokusnya dan lulus setelah empat tahun
dengan nilai yang memuaskan. Untuk apa? Toh, pendidikannya di Cambridge
tidak akan membantu karir yang ia inginkan.
Naya mengambil jalur undangan menuju Pertanyaan ini sering dilontarkan kepada
Fakultas Hukum Universitas Indonesia, yang Naya, dan jawabannya tetap sama: aku mau
tidak mudah untuk didapatkan, khususnya saja. Tujuannya berkuliah di sana memang
bagi murid MIPA. Setelah menyelesikan bukan untuk membantu karirnya. Ia hanya
Strata 1 , ia mengikuti program summer ingin mencoba belajar di sana, merasakan
course yang diselenggarakan di Amsterdam, suasana Cambridge yang begitu ia damba
Belanda. Tidak langsung pulang ke tanah air, sejak kecil, semata untuk menambah ilmu.
Naya pindah ke Utrecht untuk melanjutkan
Pendidikan hukum di Utrecht University-- Singkat cerita, ia lulus dan memulai hidupnya
dengan beasiswa pula ia diterima di dunia diplomasi. Seperti yang sudah
ke dalam Utrecht School of Law, Public disinggung sebelumnya, ia diangkat menjadi
International Law. Untuk membantu biaya konsul jenderal kehormatan Republik
kuliahnya, Naya bekerja sampingan di sebuah Indonesia di Vlaanderen, Belgia dan dikenal
café dekat kampusnya bersama teman- dengan perannya dalam membantu Belgia
temannya di sana. mengatasi kerusakan dari konflik di sana.

Pekerjaan sampingnya itu pada awalnya Setelah dua tahun, ia dipindahkan ke ibu kota,
menambah beban pada bahunya yang sudah Brussels. Naya diangkat sebagai duta besar
sibuk memikul urusan akademik. Naya Republik Indonesia ke Belgia, dan diakreditasi
mengaku bahwa ia dapat bertahan di untuk Luksemburg dan Uni Eropa. Kemudian
pekerjaan kecil itu karena teman-temannya. dipindahkan lagi ke Amerika Serikat, sebagai
Masa-masa sibuk akhirnya Naya lalui. Satu perwakilan tetap Indonesia untuk PBB. Kini,
tahun di Utrecht, akhirnya ia pulang. ialah Her Excellency Ms. Shafina Puti Ainaya,
wakil keta komite III (Komite Sosial dan
Mencari kerja? Rasanya belum puas. Naya Kemanusiaan). Semuanya berjalan begitu
masih ingin mewujudkan mimpinya sejak cepat, Naya belum mampu memproses
kecil, berkuliah di Cambridge University. segala hal baik yang terjadi padanya, dan ia
Namun, Sang ibunda menyarankan untuk terus bersyukur kepada Allah SWT, orang
mecari pekerjaan tetap terlebih dahulu. Jika tuanya, sekolahnya, dan orang-orang lain
dirasa tepat waktunya, baru ia melanjutkan yang telah membantunya dalam hidup. Oleh
studinya. Setelah berkali-kali berjuang, ia karena itu, kesuksesan yang ia raih berakar
diterima di Kantor Staf Presiden Deputi II dan dari tujuan yang satu: Ikut memainkan peran
bekerja selama satu setengah tahun. Meski di dunia, dan berarti sebagaimana orang-
bahagia dengan profesinya, ia sudah tidak orang itu mempengaruhi hidupnya.
tahan lagi dan berhenti. Akhirnya

Anda mungkin juga menyukai