Anda di halaman 1dari 11

Michael Lans Piri

Pend. Sejarah Reguler 2009


4415092418

Sukiman,Seorang Dokter yang berjuang

1. Pendahuluan
Manusia selama hidup didunia tentu meninggalkan sesuatu, baik hal-hal yang
positif maupun yang negative. Karena peninggalan tersebut adalah bentuk eksistensi
bahwa manusia tersebut pernah hidup didunia ini. Peninggalan-peninggalan seseorang
yang bermanfaat bagi oranb banyak dan tetap berguna sampai sekarang tentu luar biasa.
Baik dalam bentuk material ataupun pemikiran dan etos kerja dapat menjadi teladan bagi
orang-orang dewasa ini. Jika membicarakan sosok Dr. Sukiman mungkin banyak orang
yang belum familiar mendengar namanya beliau, namun tidak diragukan lagi bahwa
beliau meninggalakn banyak hal yang bermanfaat bagi tataran kehidupan saat ini.
Menjadi satu diantara beberapa pemuda Indonesia yang dapat mengenyam
pendidikan di STOVIA Sukiman mendapatkan pendidikan akademik,karakter, serta
politik yang mumpuni disana. Sejak di STOVIA itu lah Sukiman mulai aktif dalam
beberapa organisasi yang kelak menuntunnya menuju kancah politik. Kondisi pada saat
itu yang menganak tirikan penduduk pribumi tidak membuat sukiman putus asa. Dia
terus berusaha untuk disejajarkan dengan para orang-orang Belanda. Untuk itu lah dia
melanjutkan sekolahnya di negeri Belanda demi mendapatkan gelar art dan menjadi
dokter yang sejajar dengan dokter-dokter dari Belanda. Mesikipun banyak halangan
untuk supaya dapat menjadi seorang dokter yang setara dengan dokter-dokter dari
Belanda dan eropa tapi Sukiman tidaklah mudah menyerah. Dia terus berusaha dengan
keras demi menggapai cita-citanya itu hingga akhirnya dia dapat menuntaskan
sekolahnya di Belanda.
Demikian sedikit kisah dari Sukiman yang tentunya dapat menginspirasi para
kaum muda supaya bisa lebih baik dari apa yang sudah dilakukannya. Menteladani
perjuangnya beliau, serta memetik hikmah dari kesalahan yang telah di perbuat oleh
seorang Sukiman kiranya dapat kita lakukan sebagai generasi mudan. Masih banyak
kisah-kisah beliau yang tentunya menarik dan mengandung banyak makna yang akan
disampaikan lebih lanjut dalam tulisan ini.

2. Masa kecil serta pendidikan Sukiman


Sukiman adalah anak bungsu dari empat bersaudara putra Wiryosanjoyo.
Sukiman dilahirkan dan menghabiskan masa kecilnya di kota solo, lebih tepatnya 200
meter dari tepian sungai Bengawan Solo. Karena letak rumah Sukiman yang dekat dari
tepian sungai Bengawam Solo maka masa kecil beliau banyak dihabiskan bermain
disekitar Sungai Bengawan Solo namun hari-hari Skiman semasa kecil tidak hanyak
dihasbiskan dengan bermain saja, Wiryosanjoyo selaku ayah beliau juga mendidik
Sukiman dengan baik dan lemah lembut. Sukiman diberikan kebebasan tetapi tidak
berlebihan. Keluarga Sukiman adalah gambaran keluarga yang hidup penuh kedamaian
dan termasuk dalam kalangan orang yang berada serta terpandang dalam masyarakat
tempat tinggalnya. Wiryosanjoyo merupakan pedagang bahan pangan yang cukup besar.
Keadaan ekonomi yang baik dan kedudukan Wiryosanjoyo yang cukup terpandang di
masyarakat tidak membuat Wiryosanjoyo menjadi angkuh. Dia tetap menjadi orang yang
berbudi dan orang yang memegang teguh agamanya. Semua tingkah dan perilakunya
mencerminkan ajaran agama yang dianautnya. Hal ini juga di ajarkan kepada anak-
anaknya termaksdu Sukiman, hingga Sukiman tumbuh menjadi pribadi yang soleh hingga
akhir hayatnya1.
Sukiman kecil adalah sosok yang supel,kreatif dan taat beragama. Hal-hal tersebut
membuat Sukiman mempunyai banyak teman yang nantinya memudahkan Sukiman
memaski dunia politik karena memiliki banyak kenalan. Aroma keagaan juga selalu
tercium dalam setiap gerak-gerik yang dilakukan Sukiman. Hatinya sejak kecil sudah
terisi penuh dengan pengetahuan keagamaan sehingga perilakunya mencerminkan bahwa

1
Ibrahim, Muchtarudin. Dokter Sukiman Wirjosandjojo,hasil karya dan pengabdiannya ( Jakarta :
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi
dan Dokumentasi Sejarah Nasional) hal 8
beliau adalah seorang muslim yang taat. Demi untuk dapat bersekolah di ELS Boyolali
Sukiman dipercayakan oleh ayahnya menjadi anak angkat Van Der Wal, Van Der Wal
adalah teman akrab dari ayah Sukiman. Setelah lulus dari Els Sukiman melanjutkan
studynya ke STOVIA Jakarta. Sukiman melalui studynya di STOvia dengan cukup lancer
karena mendapat beasiswa. Dengan perjuang, yang mempunyai tujuan kongkrit maka
pada 1923 dapatlah dia menyelesaikan dan berhasil meraih gelar Art Indische2.
Gelar Art Indische yang diraih oleh Sukiman tidak membuatnya besar kepala,
malah dia merasa belum cukup dan ingin menjadi seorang Art atau disejajarkan dengan
dokter-dokter dari eropa. Untuk itu dia melanjutkan studynya ke negeri Belanda.
Meskipun dia memiliki banyak kegiatan pemuda di Indonesia dia tetap mengejar cita-
citanya tersebut. Hal ini membuat Sukiman berusaha secepat mungkin menyelesaikan
studynya demi melanjutkan perjuangnya melawan penjajah di tanah air, hingga pada
akhirnya dia berhasil menyelesaikan studynya tepat waktu.

3. Kehidupan dan Pengabdian Sukiman


Setelah mendapat gelar Art Sukiman memutuskan menetap di Yogyakarta dan
mulai menekuni penyakit paru-paru, menurut dia penyakit paru-paru yang pada saat itu
masih menjadi penyakit yang susah di tangani kelak sangat penting. Untuk itu dia
berusaha mempelajari penyakit tersebut guna kepentingan masyarakat luas. Kesempatan
yang baik itu munci ketika dokter special paru-paru yang bertugas dan mengawasi rumah
sakit paru-paru Pacet di panggil pulang oleh DVG ke negeri Belanda. Makanya jadilah
Sukiman pengganti dokter di Rumah sakit tersebut. Selama menjabat disana beliau tidak
menyia-nyiakan waktunya, beliau dengan tekut mempelajari penyakit paru-paru hingga
dengan segera menjadi ahli dibidang tersebut. Hal ini menggambarkan betapa besarnya
dedikasi Sukiman dibidang kesehatan dan kemanusiaan.
Setelah selesai menjabat di Rumah Sakit Paru-pau Pacet Sukiman sempat
beberapa kali berpindah tempat bekerja, sampai akhirnya beliau membuka klinik sendiri
di tempat tinggalnya. Klinik pribadi Sukiman ramai sekali pasiennya. Hal ini dikarenakan
Sukiman selain cakap mengobati pasien tapi juga terkenal ramah dan elok sikapnya.
Sihingga banyak orang yang merasa kerasan dengan Sukiman, dari hasil pembukaan
2
Ibid hal 14
praktek serta kerja Sukiman yang lalu maka Sukiman memiliki tempat tinggal yang
cukup mewah.banyak barang-barang modern yang telah dapat dinikmati keluarga
Sukiman. Dia seperti memperoleh hasil dari jerih payah yang telah dia lakukan. Namun
segala kenikmatan hidup yang diperoleh keluarga Sukiman tidaklah membuat mereka
diperbudak oleh kekayaan. Mereka tidak menjadi manusia yang sombong, tetapi merekap
menggunakan kaca perbandingan. Mereka tetap melihat keatas dan kebawah sehinggap
tidak menjadi sombong maupun rindah diri.
Dalam operasionalnya poliklinik yang dikelola oleh Sukiman ini lebih
menekankan segi sosial dari pada komersial3, biaya pengobatan disesuaikan dengan
kemampuan ekonomi dari pasien. Bahkan beberapa pasien yang tidak mampu diberikan
pengobatan Cuma-Cuma dari Sukiman. Hal itu jelas menggambarkan betapa SUkiman
menaruh perhatian besar dalam kegiatan kemanusiaan. Kegiatan kemanusiaan Sukiman
berjalan terus sebagai tugas dalam meringankan penderitaan bangsa yang ketika itu masih
dalam kekuasaan penjajah4.
Jejak rekam Sukiman dalam organisasi juga cukup mumpuni, dia banyak aktif
dalam beberapa perkumpulan sejak muda hingga akhir hayatnya. Ketika Sukiman
melanjutkan kuliahnya ke STOVIA maka terbukalah mata Sukiman, karena pergaulannya
dengan pemuda lain yang dating dari segala penjuru tanah air. Kiranya kehidupan di
STOVIA telah memberi corak dalam perjalanan sekarah bangsa. Sukiman menjadi satu
dar banyak tokoh yang muncul menjadi tokoh yang memperjuangkan kemerdekaan
Indonesia setelah mengenyam pendidikan di STOVIA. Sukiman yang semakin berfikir
dewasa, bukan hanya mementingkan studinya , tetapi ia melibatkan diri disetiap aspek
kehidupan yang bernaung dalam organisasi pemuda pelajar5. Sukiman juga bergabugn
dalam Jong Java. Ide dan pikirannya merupakan pendorong yang kuat dalam memupuk
semangat dalam menuju arah persatuan dan merupakan tenaga pembangkit akan
kesadaran menuju arah kesadaran nasional. Cakrawala pandangannya yang jauh kedepan,
pribadi dan pembawaannya yang memikat memberi kesan yang kuat dan meyakinkan.
Sehingga pendapatnya banyak didengarkan oleh para anggota Jong Java lainnya. Pada

3
Ibid hal 35
4
Ibid hal 38
5
Ibid hal 40
kongres Jong java di solo yang berlansungdari tanggal 21-27 Mei 1922 mengangkat
Sukiman menjadi anggota kehormatan.
Semasa melanjutkan studynya ke Belanda Sukiman tidak lepas begitu saja dengan
oraganisasi. Beliau aktif dalam perkumpulan pelajar Indonesia yang sedang berseklah di
sana. Ketika Sukiman tiba di negeri Belanda nama perkumpulan pemuda,pelajar, dan
mahasiswa telah berubah menjadi Indonesische Verenigning atau Perhimpunan
Indonesia. Pada periode kepengurusan 1924-1925 dengan suaru bulat terpilihlah Sukiman
sebagai ketua perkumpulan. Patut dicatat pada masa kepengurusan Sukiman nama
perkumpulan berubah menjadi Perhimpunan Indonesia. Pada awal masa
kepengurusannya Sukiman menyampaikan pdato mengenai azas PI yang disampaikannya
dalam bahasa Indonesia. Semenjak itulah bahasa Indonesia dipakai secara resmi dalam
rapat atau pertemuan para pemuda di Belanda. Pada masa SUkiman menjabat juga terjadi
perubahan majalah yang tadinya bernama Hindia Poetra menjadi Indonesia Merdeka.
Nama Indonesia yang telah ditetapkan oleh pemuda dan pelajar di Negeri Belanda ini
diilhami oleh tulisan antropolog Inggris yang bernama Herr Adolf Bastian. Dan nama ini
diperkenalkan pertama kali pada masa Sukiman menjadi ketua Perhimpunan Indonesia.
Para mahasiswa yang sedang mencari-cari akan nama yang tepat sangat tertarik dengan
kata Indonesia. Karena itu dalam rapat perhimpunan memutuskan untuk memakai istilah
tersebut dan sebagai politis wilayahnya meliputi kawasan yang dikuasai oleh pemerintah
Hindia Belanda. Pada masa kepengurusan Sukiman juga pertama kali diperkenalkan
kopiah sebagi identitas pembeda orang Indonesia. Kopiah menjadi identitas bangsa
pemuda Indonesia di Belanda pada saat itu. Sukiman telah turut memberi corak dan
warna pada sket-sket bidang politik yang telah dirintis oleh para pemuda di Negeri
Belanda6.

4. Perjalanan Politik Sukiman


Dalam berpolitik Sukiman memilih jalanya sendiri. Dia memilih saluran
politiknya yang berdasarkan islam. Pemeilihan ideologi tersebut bukanlah berarti dia
berpandangan sempit atau membuat kotak-kotak dalam perjuangnyaa bangsa. Tetapi
lebih jauh melihat bahwa itulah keyakinannya dan dia melihat bahwa mayoritas yang

6
Ibid hal 53
menderita adalah umat Islam di Indonesia7. Garis politik yang dipilih Sukiman tentu
melahirkan sebuah pertanyaan. Dia yang merupakan penganut nasionalis yang setia dan
menghabiskan pendidikan umum bukan di pendidikan keagaaman tidak memilih
memperkuat Partai Nasionl Indonesia, namum memilih memperkuat partai yang
berlafazkan Islam. Seiringan dengan masuknya Sukiman menjadi anggota SI pada tahun
1927 dan bertepatan dengan tahun itu berdiri pula PNI.
Tidaklah dipungkiri bahwa perjalanan karir perpolitikan Sukiman tidak terlepas
dari bimbingan HOS Tjokroaminoto. H.A Salim juga menjadi guru Sukiman dalam
perpolitik juga memperdalam aagama. Tetapi Sukiman telah mempunyai garis tersendiri,
tidaklah semua ajaran dari para gurunya dia telan mentah-mentah, dia menyaring dengan
pikiran yang jernih dan selektif. Disinilah terletak perbedaan antara Sukiman degnan
Tjokroaminoto. Dimana Tjokroaminoto menekankan pada keyakinan agama, sedangkan
Sukiman menekankan perjuangan pada kepentingan nasional yang berdasarkan agama8.
Pada periode tersebut terjadi perpecahan antara PNI dengan Golongan SI
mengenai soal koperasi dan non koperasi dalam memperjuangkan kemerdekaan. Kiranya
adalah suatu era baru dalam perkembangan politik di Indonesia, kesempatan inilah yang
digunakan Sukiman untuk menjalin suatu tali pengikat antara partai-partai di Indonesia
untuk bersatu dalam satu perserikatan. Maka dicobalah membentuk permufakatan
perhimpunan politik kebangsaan Indonesia. Maka Sukiman perwakilan dari SI dan
Sukarno dari PNI menyusun perarturan sementara. Lalu pada tanggal 17 desember 1927
berdirilah PPPKI yang terdiri dari berbagai organisasi di Indonesia. Tetapi dalam
perkembangan selanjutnya PNI yagn masih baru itu giat menyebarkan buah pikirannya.
Sehingga dalam setiap kesempatan PNI membicarakan hal-hal yang menghalangi
pergerakan. Skap ini tidak disenangi partai lain seperti PSI yang merasa kedudukannya
tersisih. Maka akhirnya PSI mengundurkan diri dari perserikatan tersebut. Ditubuh PSI
sendiri juga mengalami perubahan, aktifnya tokoh-tokoh muda seperti Sukiman mencoba
menyempurnakan susunan pengurus dengan personal-personal yang mempunyai
pengalaman dan pengetahuan yang dapat membentuk kembali kekuatan baru PSI. makan
pada kongres di Yogyakarta PSI berubah nama menjadi PSII dan Sukiman menjabat
sebagai ketua Lajnah Tanfidiyah. Pada perkembangannya Sukiman bertindak koperatif
7
Ibid hal 55
8
M. Roem, mengenang Dr.Sukiman Wiryosanjoyo, Seorang tokoh Islam. (Jakarta : yayasan Fajar Shidiq)
dengan pemerintahan dengan berkerja sama dalam penyediaan lapangan kerja. Dalam
usaha mengembalikan nama baik PPH sukiman dan Suryopranoto membuka kepada
umum bahwa terjadi penyelewenang soal keuanga di PPH termaksd Cokroaminoto
didalamnya. cokroaminoto tidak dapat menerima sikap tersebut, dia menghendaki
masalah ini dibawa dalam kongres PPPH dan pengadilan, namun nyatanya oleh
Cokroaminoto dibawa dalam kongres PSII. Dadlam kongres ini Cokroaminoto dan H,
Agus salim menyatakan bahwa Sukiman telah melakukan kesalahan dan harus
dikeluarkan dari PSII. Namun SUkiman memberi jawaban bahwa keputsan itu kurang
adil karena berdasarkan keterangan sepihak saja. Maka kongrespun hanya menjatuhkan
skorsing terhadap Suikiman.
Dasar ide yang telah melekatkan perpaduan agama dan kebangsaan tidak
melemahkan semangat perjuangan Sukiman, meski diskros dari PSII dia terus berjuang
demi kemerdekaan Indonesia. Degnan dukungan serta konsep pikiran yang jernih maka
Sukiman berserta tokong-tokonh Islam mendirikan sebuah pertain yang bertama PARII.
Namun setelah meninggalnya Cokroaminoto tampak peribahan sikan di PSII dengan ini
menarik kembail Sukiman kedalam PSII. Maka akhirnya Sukimanpun bergabugn kembali
dengan PSII dengan catatan merubah politik hijrah. Karena politik ini tidak tepat
dijadikan azas perjuangnya yang diterapkan melihat situasi yang ada karena terlalu
bersikap kaku dan ketat. Namun permintaan ini ditolak pihak PSII makan Sukiman
bersama tokoh dari muhammadiyah, PARII, dan perserikatan pemudan islam mendirikan
Partai Islam Indonesia garis politi PII yang tertuang dalam kongresnya di Solo bahwa
partai ini bersedia duduk dalam dewan perwakilan. Sejak pecahnya perang pasifik
kegiatan PII diawasi dengan ketat oleh pemerintah, karena pemerintah menuduh PII
berkerja sama dengan Jepang untuk menggulingkan pemerintahan. Pemerintahan kolonial
juga menangkap tokoh-tokoh PII sehingga PII lumpuh9. Tapi Sukiman tidak berhenti
begitu saja dia bergabugn dengna MIAI yagn berpedoman tentang persatuan yang
berdasarkan pada Al-Quran. Demikianlah kegiatan dan keaktifan Sukiman pada akhir
pemerintahan belanda di Indonesia. Ketkia timbul perselisihan faham antara golongan
Nasional dan agam dan ini tidak ada kesepahaman sampay masa pendudukan Jepang.

9
Deliar Noer, Gerakan Moderen Islam di Indonesia 1900-1942. (Jakarta : LP3ES, 1979)
5. Keteladanan dan Sumbangan Sukiman Pada Bangsa dan Negara

Sukiman adalah seorang pemimpin nasional yagn memiliki kepribadian yang


kuat. Pergaulannnya luas, ia dapat menjalin kerja sama tanpa meninggalkan prinsip. Rasa
dendam tidak ada dalam hatinya, bahkan persaudaraanlah yang terus dibinanya. Setiap
pemikiran yang dilotarkannya selalu dilandasi oleh agama, karena itulah ideology
politiknya. M.Roem berkata bahwa beliau berpidato setingkat diatas Hatta dan setingkat
dibawah gaya Natsir jadi gaya Sukiman berpidato terletak antara gaya Hatta dan Natsir.
Perbedaan ideology tidaklah menghambat pergaulan Sukiman. Ia dapat diajak berkerja
sama demi kepentingan bangsa. Dia dapat bekerja sama dengan yang berlainan ideology,
kecuali dengan komunis. Terhadap Komunis dia bersama pertainya berdiri digaris paling
depan untuk memberikan perlawanan10.
Sukiman termaksud segolongan orang yang pada saatnya oleh Sukarno
dinamakan anak-anak negeri yang terbaik. Mereka itu adalah anggota Panitia Penyelidik
Persiapan Kemerdekaan yang membuat UUD 1945. malah Sukiman termaksud nama
yang disebut Sukarno dalam pidato penutupannya yang terkenal dengan nama “Lahirnya
Pancasila”. Hal itu menunjukan bahwa Sukiman aktif dalam pembicaraan yang diadakan
dalam perumusan Pancasila11. Masih dalam keterlibatan Sukiman di PPKI, pada hari
rabu 30 Mei 1945 Sukiman menyampaikan pendapatnya mengenai bentuk Negara
Indonesia . sukiman berpendapan bahwa Negara dengan bentuk republic mirip dengan
Negara Isla. Maka dia menginginkan satu engara buat sau bangsa dan satu natah air, jadi
Sukiman memilih bentuk Negara persatuan. Sebagai orang yang ikut membentuk dan
aktif dalam Masyumi Sukiman ikut duduk dalam pemerintahan. Dia secara berturut-turut
duduk dalam KNIP, kemudia duduk mengjadi anggota DPA yang diketuai Rajiman.
Semasa cabinet Hatta Sukiman diangkat menjadi Menteri dalam negeri. Semasa cabinet
ini juga lah pemberontakan PKI mengganggu pemerintahan. Sukiman beserta kawan-
kawan partainya ikut bergrilya dari Solo hingga ke Yogjakarta yang saat itu menjadi
Ibukota Negara. Agresi militer juga ikut mewarnai karir Ssemasa agresi militer Sukiman
kebijaksanaan menugaskan Kasman Songomedjo sebagai juru bicara pemerintahan pusat
yang bergerak di daerah gerilya. Ketika perjanjian Roem-Royen ditanda tangani Sukiman
10
Ibid Ibrahim, Muchtarudin hal 88
11
Ibid M Roem hal 11
yang menjabat sebagai ketua Masyumi saat itu menyatakan dukungan yang pertama
terhadap perjanjian tersebut, yang lalu diikuti oleh PNI. Semaksa RIS Sukiman duduk
menjadi anggota DPR-RIS. Ketika bentuk Negara Indonesia kembali Negara kesatuan,
Sukiman ikut lebih jauh dalam pemerintahan. Setelah pada 21 Maret 1951 Natsir
mengembalikan mandatnya kepada Sukarno, maka Sukarno menunjuk Mr. Sartono untuk
membentuk cabinet yagn terdiri dari PNI dan Masyumi yang merupakan partai utama
pada saat itu. Namun usaha tersebut gagal sehingga Sartono menyerahkan kembali
mandatnya ke Sukarno. Sukarno pada hari itu juga menunjuk Sidik Joyosukarto dan
Sukiman untuk membentuk cabinet, setelah berundaing maka pada 26 april diumumkan
cabinet baru dibawah Sukiman sebagi perdana menteri dan Suwirjo sebagai wakilnya12.
Disinilah pucak perjalanan politik Sukiman. Cabinet Sukiman memiliki beberapa
program yang diantaranya adalah menjalankan tindakan-tindakan yang tegas sebagai
Negara hokum untuk menjamin keamanan dan ketentraman. Serta menyempurnakan alat-
alat kekuasaan.
Terbentukan Kabinet Sukiman-Suwirjo membuat PKI merasa kurang gembira.
Karena PKI melihat kedua partai besar ini secara kompak bekerja sama untuk
kepentingan nasional. PKI menyebut cabinet ini sebagi cabinet Sukiman-Wibisono
karena yang berkuasa adalah Yusuf Wibisono yang merupakan orang Masyumi dan
teman dekat Sukiman. Namun semua itu hanyalah tudahan tidak beralasan yang
dilontarkan PKI. Susunan cabinet Sukiman mendapat tentangan juga dari partainya
sendiri yaaitu Masyumi, diangkatanya Ahmad Subarjo menjadi menteri luar negeri
ditentang oleh masyumi karena Ahmad Subarjo lebih dekat dengan Murba. Tetapi
Sukiman tetap dalam pendiriannya yang menulai Ahmad Subarjo sebagai seorang
nasionalis. Pada masa cabinet SUkiman banyak diambil kebijaksanaan yang merupakan
dasar dalam membangung Negara. Salah satu langkah yang ditempuh adalah
menasinalsasi Javasche Bank yang sekarang menjadi bank sentral di Indonesia yaitu
Bank Indonesia. Kebijakan lainnya adalah perjanjian daman dengan pemerintah Jepang
yang oleh Amir Syafrudin ditentang karena Indonesia tidak pernah terlibat perang dengan
Jepang, lantas mengapa ada perjanjian perdamaian. Namu Sukiman berpendapat
perjanjian ini dapat bermanfaat bagi kemakmuran rakyat dan megnuatkan kedudukan
12
Djoened Poesponegoro,Nugroho Notosusanto, Sejarah nasional Indonesia: Jaman Jepang dan jaman
Republik Indonesia
Negara. Kebijaksaaan politi luar negeri Kabinet Sukiman berdasarkan Pancasila
pandangannya menghendaki perdamaian dunia dan tidak mau terlibat dalam ketegangan
antara blok barat dan blok Timur.
Pada januari 1952 Menteri Luar negeri Ahmad Subarjo melakukan pertukaran
surat dengan dita besar Amerika Serikat – Merle Cochran untuk mendapat bantuan
ekonomi,militer, dan tehnik dalam ikatan MSA. Timbullah reaksi terhadap hal tersebut.
Pemerintah dituduh melakukan persetujuan militer dengan blok barat. Bahkan Masyumi
Partia Sukiman juga menentang hal ini. Karena persoalan ini kedudukan Kabinet
Sukiman menjadi terjepit karena golongan oposisi menganggap kebijaksanaan Sukiman
telah meyimpang. Karena itu pada tanggal 21 Februari Kabinet Sukiman memutuskan
bahwa menteri luar negeri telah melakukan penyimpangan dan diminta untuk mundur.
Namun pada perkembangan Sukiman juga mengundurkan diri sebagi ebntuk tanggung
jawabnya atas terjadinya peyimpangan tersebut13.
Semasa presiden Sukarno memberika ruang gerak terhadap PKI di pemerintahan
Sukiman terang-terangan menyetakan penolakannya. Melihat agresifnya PKI, yang
dengan tidak segan-segan melakukan fitnah dan melontarkan kebohongan, maka
Sukiman mengajak umat islam untuk bersatu untuk menghadapinya. Ia menegaskan
supaya menegakan kalimah Tauhid guna keselamatan umat manusia. Tetapi terhadap
Sukarno, Sukiman berpandangan lain. Biarpun dekat degnan PKI bukanlah ia seorang
komunis dan untuk itu Sukiman tetap mendekati Sukarno. Dalam suatu pertemuan,
Sukarno bertanya pada Yusuf Wibisono yang merupakan orang dekat Sukiman tentang
keadaan Sukiman karena sudah lama tidak bertemu. Pada kesempatan itu Yusuf berkata
tentang keinginan Sukiman untuk bertemu Sukarno. Tapi secara diplomatis Surano
menjawab bahwa dia takut bertemu karena Sukiman lebih tua dari dirinya14. Keengganan
Sukarno bertemu Sukiman mempunyai alasan, rupanya Sukarno masih menaruh dendam
pada Sukiman. Dia mereasa kecewa terhadap Sukiman, karena Sikap Sukiman yang tidak
bersedia duduk dalam cabinet gotong royong. Cabinet yang duduk didalamnya orang
PKI. Dan sungguh menyakitkan, penolakan Sukiman tidak disampaikan melalui lisan
atau tulisan, tetapi penolakan itu disiarkan Sukiman melalui siaran berita Antara. Maka
penolakannya diketahui oleh umum. Hal ini tak terlepas dari usaha Sukiman untuk
13
Ibid Ibrahim. Muchtaruddin hal 103
14
Ibid Ibrahim, Muchtarudin hal 109
menentang keras komunis di Indonesia. Hingga akhir hayatnya Sukiman tidak dapat
bertemu dengan Sukarno meski sudah dijanjikan dari istana kepresidenan.
Mohamad Roem dalam kata sambutannya mengatakan bahwa Sukman adalah
gurunya dalam perjuangnya. Perbedaan idiologi bukannya halangan untuk itu. Sukiman
dengan Ki Hajar Dewantara juga menjalin hubungan pertemanan yang mengharukan.
Meskipun berbeda pandangan namun keduanya saling menghormati dan berteman dekat.
Maka Sukiman meninggalkan pesan agar dia dimakaman dekat Ki Hajar Dewantara. Dan
keinginan tersebut sudah disetujui oleh kepala Majelis Agung Taman Siswa.
Demikianlah seciplik perjalanan hidup SUkiman yangn kiranya dapat emnjadi Inspirasi.
Baikpun di pusat atau didaerah ada dokter yang menjadi pemimpin Masyumi. Jadi jika
dikalangan Masyumi penyebut pak dokter maka dia adalah Sukiman. Pak dokter itu
memang telah meninggal namun perjuangan dan sikap hidupnya akan terknang terus dan
menjadi teladan.

Daftar Pustaka

1. Deliar Noer, Gerakan Moderen Islam di Indonesia 1900-1942. (Jakarta : LP3ES, 1979)
2. Djoened Poesponegoro,Nugroho Notosusanto, Sejarah nasional Indonesia: Jaman Jepang
dan jaman Republik Indonesia
3. Ibrahim, Muchtarudin. Dokter Sukiman Wirjosandjojo,hasil karya dan pengabdiannya
( Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai
Tradisional, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional)
4. M. Roem, mengenang Dr.Sukiman Wiryosanjoyo, Seorang tokoh Islam. (Jakarta :
yayasan Fajar Shidiq)
5. http://pensilonline.blogspot.com/2010/05/asal-mula-burung-garuda-pancasila.html
6. http://id.wikipedia.org/wiki/Kabinet_Sukiman-Suwirjo

Anda mungkin juga menyukai