SKRIPSI
Disusun Oleh:
NIM : 134314006
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
Harapan adalah kemampuan untuk melihat bahwa ada cahaya meskipun semua
dalam kegelapan.
(Desmond MpiloTutu)
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk keluarga di Paniai, terlebih khusus kepada
orang Papua, dan suku Me di Meuwodide, semoga ini menjadi salah satu karya
awal saya.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
terselesaikannya skripsi ini. Pertama saya sangat mengucap syukur kepada Tuhan
Yesus yang punya segala kuasa dan berkat, sehingga saya dapat sampai pada
proses ini. Dalam hal ini juga saya ingin menyampaikan banyak terimakasih
dengan masukan dan dukungan yang tidak henti-hentinya diberikan kepada saya :
2. Pak Rio, terimakasih karena selalu ada membantu saya menemukan jalan
Terimakasih untuk ide-ide yang membangun romo, salah satunya saya pun
semakin yakin untuk menyelesaikan topik skripsi yang saya pilih ini. Rm.
menyemangati saya untuk terus maju serta kritis terhadap apa yang saya
4. Pak Purwanto, Pak manu, Pak Yerry, dan terkhusus Pak Sandiwan yang
telah menemani saya mempelajari semua mata kuliah sulit, yang menjadi
inspirasi penting untuk saya selalu berpikir keras dalam hal apapun.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Alm. Ibu Lucia Juningsih, terimakasih karena saya akhirnya bangga, sadar,
dan tahu tentang kekayaan sejarah yang harus terus menerus digali adalah
hasil dari kesan dan pesan selama 6 semester bersama ibu. Terimakasih juga
tua di Pustaka van Der Meulen, itu akan selalu menjadi pengalaman terbaik
saya.
6. Mas Tri dan Mas Doni di Sekretariat Fakultas Sastra, terimakasih untuk
kuliah dan belajar, terkhusus kepada bapa, mama, bang Ben, adik-adik, dan
semua orang yang tinggal di rumah. Kak Kode juga yang selalu menemani
sumber tambahan untuk penulisan skripsi saya. Tidak lupa juga terimakasih
banyak untuk kakak paling kece, kakak Giaumau Gia atas ide dan
Tony, Lisa, Luis, dan Kevin Rinangga. Akhirnya kita bisa lulus guys.
Terimakasih juga untuk teman sejarah yang lainnya, kaka Marni, Desi,
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Magda, Deslin, Yasmin, Ryan, Ndoi, Novi, Juan, Belo, dan Tiur. Thank you
Pdt. Rey dan Ibu Rini selaku orang tua rohani atas kepercayaannya kepada
saya untuk pelayanan di gereja, serta dukungan doa, dan semua masukan
yang membuat saya menjadi pribadi yang siap dalam hal apapun.
Terimakasih juga kepada semua teman pemuda gereja, Martha, Kak Melen,
Sella, adik Zipo, dan yang lainnya. Tetap semangat, Tuhan Berkati.
12. Orang-orang di Paniai yang memberikan saya tambahan sumber yang luar
adamaido, terlebih khusus Mama Karo Mote yang siap dan membukakan
yang menyediakan Artikel The Pioneer dalam bentuk PDF yang bisa
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hasil karya ini tidaklah sempurna, oleh karena itu saya sangat
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
HALAMAN MOTTO.......................................................................................... vi
ABSTRACT......................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR......................................................................................... x
JEPANG (1935-1943)......................................................................................... 16
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V. KESIMPULAN..................................................................................... 79
DAFTAR ISTILAH............................................................................................. 86
LAMPIRAN ........................................................................................................ 89
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah Indonesia kaya akan sumber daya, yang tidak lepas juga dari
bayang-bayang kekuasaan Jepang. Hal ini terbukti dengan upaya mereka menarik
karena situasi rakyat yang terjajah dari bangsa Belanda dapat terbebaskan dengan
kehadiran Jepang, sehingga tidak ada perlawanan penduduk lokal saat Jepang
Asia Timur Raya yang terus disuarakan. Indonesia kemudian dibagi menjadi 3
1
Prof. Dr. Suhartono, 2007. Kaigun Angkatan Laut Jepang, Penentu Krisis
Proklamasi. Yogyakarta : Kanisius. Hlm. 13.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Angkatan Darat ke-25, Madura dan Jawa di bawah Angkatan Darat ke-16, dan
Papua sebagai wilayah jajahan Belanda, tidak terlepas dari incaran Jepang.
dasarkan atas kondisi geografis yang baik untuk pertahanan perang melawan
Paniai, Papua) yang pada masa kolonial Belanda dikenal sebagai Onderafdeling
2
Pembagian wilayah ini tentu dengan kebijakan yang berbeda pula, yakni di Jawa
dan Sumatera diutamakan agenda politik, sedangkan di Kalimantan dan daerah Timur
lainnya lebih diutamakan agenda ekonomi. M.C. Ricklefs, 2008. Sejarah Indonesia
Modern 1200-2008. Terjemahan dari, A history of Modern Indonesia Since c. 1200,
Fourth Edition, 2008. Terbitan Palgrave, cet. 1. Jakarta : PT. Ikrar Mandiri abadi. Hlm.
421-422.
3
Onderafdeling setingkat dengan Kawedanan, adalah sebuah wilayah
administratif yang berada di bawah Afdeling/kabupaten dan di atas Kecamatan, yakni
distrik. http://id.dbpedia.org/page/Onderafdeling, diunduh pada 22 Mei 2018. Lihat juga
Ligia Judith Giay, 2011. “Pemerintah Belanda, Orang Mee, Zending C&MA Di
Onderafdeling Wisselmeren 1938-1956”. Skripsi, Yogyakarta : Universitas Sanata
Dharma. Hlm.1.
4
Lihat Kal Muller, 2008. Mengenal Papua. Daisy World Books. Hlm. 136.
5
Orang Me memiliki beberapa sebutan, yakni Kapauku yang diberikan Leopold
Pospisil. Lalu, Tapiro ialah sebutan lain yang diberikan oleh warga di pesisir, yang
artinya orang-orang berbadan kerdil atau kecil. Suku Moni yang hidup berseberangan
dengan orang Me menyebut Ekari atau Ekagi, sedangkan yang terakhir adalah sebutan
Me yang dipakai penduduk lokal untuk menyebut diri mereka, yang dalam bahasa
Indonesia artinya manusia. Lihat, S. Boedhisantoso, Orang Kapauku dalam
Koentjaraningrat dan Harsja W. Bachtiar, 1963. Penduduk Irian Barat. Jakarta : PT
Penerbitan Universitas. Hlm. 300.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
peninggalan Jepang dari masa penjajahan, seperti goa tanah yang ditinggalkan
dengan itu, para misisonaris dari denominasi Katolik dan Kristen (CAMA)8 yang
mulai bekerja di tahun yang sama meninggalkan daerah ladang misi mereka.
masih hidup secara tradisional ini telah berhasil diterima baik sebagian orang Me
yang ditimbulkan telah mengubah sikap dan perilaku yang ada. Jelas bahwa
misionaris sebelum masuknya Jepang penting juga untuk diamati. Hal ini supaya
dapat melihat sejauh mana perubahan yang terjadi setelah Jepang datang dan
6
Demia Degei, dalam wawancara tanggal 24 Maret 2017 di rumah Makewa Pigai,
Bapouda, Enarotali.
7
Benny Giay, 1995. Zakheus Pakage and His Communities : Indigenous
Religious Discourse, Socio-Political Resistence, and Athnohistory of the Me of Irian
Jaya. PhD Dissertation. Amsterdam : Department of Cultural Anthropology/Sociology of
Development, Free University. Hlm. 26.
8
Misi penginjilan CAMA atau C&MA (Christian and Missionary Alliance) ialah
sebuah denominasi Protestan evangelikal yang berbasis di New York, Amerika di bawah
pimpinan yang juga pendirinya, yakni Dr. Albert Benyamin Simpson (1843-1919). Misi
CAMA mulai bekerja di Hindia Belanda dalam 1929, yang di bawa Dr. Robert Alexander
Jaffray di daerah penginjilan pertamanya, yaitu Sulawesi Selatan dan terus berkembang
ke beberapa daerah lainnya seperti Kalimantan, Maluku, Jawa, sampai Papua. Misi ini
diperkuat dengan berdirinya kantor pusat CAMA di Makasar yang didirikan Jaffray,
sehingga penginjilan di seluruh tanah pemerintah kolonial Hindia Belanda dapat di
monitor. Lihat Ligia Giay, op.cit., hlm. 41-42.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dalam keadaan orang Me yang baru bebas dari tekanan Jepang itu, mereka
kemudian dihadapkan dalam satu sikap dan perilaku yang telah berubah terhadap
orang asing. Perubahan ini pada dasarnya bukanlah satu masalah semata, namun
juga terjadi terhadap sesama penduduk lokal yang didorong oleh aksi-aksi Jepang.
Apa yang terjadi selama masa pemerintah Belanda dan apa yang membuat
perubahan sikap itu terjadi begitu cepat? Apapun yang menyebabkan ini, tentu
bukan hanya tentara Jepang, namun juga kedatangan Belanda yang menarik
yang mendorong terjadinya perubahan sikap dan perilaku terhadap orang asing
perlu ditelisik.
waktu 1935-1944. Pemilihan atau pembatasan tahun ini didasarkan atas peristiwa.
Tahun 1935 dipilih sebagai batasan awal karena ditandai dengan kontak pertama
orang Me dengan Belanda, yakni tim ekspedisi Biljmer di daerah lembah Mapia.
Ditambah untuk melihat perbedaan awal kedatangan dan sikap Belanda dengan
akhir penulisan ini, dimana menjadi masa berakhirnya penjajahan Jepang di Papua
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini ialah untuk ;
3. Mengetahui bagaimana respon masyarakat lokal dan seperti apa masa akhir
E. Manfaat Penelitian
wawasan tentang era pendudukan Jepang yang beragam sehingga tidak bisa
digeneralisasi.
F. Kajian Pustaka
1944, seperti halnya yang disinggung juga oleh penulis lain. Setidaknya ada 4
Irian Jaya’.9 Buku yang merupakan disertasi ini memuat tentang kehidupan dan
kiprah seorang tokoh lokal bernama Zakheus Pakage dengan komunitas yang
dibangunnya. Di samping itu Giay juga mengulas satu bagian singkat tentang
ini, Giay memaparkan dinamika hubungan pemerintah Belanda, orang Me, dan
9
Benny Giay, loc.cit.,
10
Kata Zending berasal dari bahasa Belanda yang berarti pekabaran Injil
(pekabaran Kristen dan Katolik), adalah usaha-usaha untuk menyebarkan agama Nasrani.
11
Ligia Giay, loc.cit.,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
beratkan pada hubungan dan sebab akibat yang terjadi antara pemerintah Belanda,
Zending, dan orang Me. Kendati demikian, penulisan ini dapat digunakan untuk
Pigay adalah seorang tokoh saksi mata yang menyaksikan Jepang secara langsung
Di samping itu ada buku yang merekam aksi atau sejarah kolonialisme
diterbitkan menjadi buku dengan judul, ‘Menjadi Gereja Penabur Benih di Tanah
Papua : Sejarah, Kenangan Kehidupan dan Pelayanan Perintis Gereja Kemah Injil
(Kingmi) Tanah Papua’.14 Dalam disertasi ini, Pigai menulis catatan kejadian
penting masa pendudukan Jepang dari para perintis gereja semasa tokoh-tokoh
gereja ini masih kecil. Data ini Pigai peroleh dari hasil wawancara kepada para
12
Ogai dalam bahasa Indonesia disebut tuan, ialah sebutan yang diberikan orang
Me terhadap misionaris, orang-orang di pemerintahan, orang Eropa, orang Indonesia, dan
penduduk lokal yang bekerja pada Belanda.
13
Ruben Pigay, loc.cit.,
14
Benny Makewa Pigai, 2015. Menjadi Gereja Penabur Benih di Tanah Papua :
Sejarah, Kenangan Kehidupan dan Pelayanan Perintis Gereja Kemah Injil (Kingmi)
tanah Papua. Jayapura : Deiyai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tokoh saksi sejarah, namun hanya merekam aksi-aksi Jepang yang dilakukan
terhadap orang Me, artinya Pigai menulis peristiwa penyiksaan, perampasan yang
disaksikan para tokoh gereja semasa kecil. Penulisan ini pun tidak mengulas
Selain sumber di atas, dipakai pula buku yang membahas kajian Jepang di
ini mengulas tentang awal kedatangan Islam hingga masa modern, dan tentu
15
Halaman 421-445 adalah yang digunakan sebagai sumber dalam penelitian ini.
Halaman tersebut memuat tentang pendudukan Jepang dan aksinya di Indonesia secara
umum. M.C. Ricklefs, loc.cit.,
16
Dari buku Aiko yang banyak diambil untuk penelitian ini terdapat di halaman
75-192, tentang wajib serah padi di daerah Jawa dan romusha. Aiko Kurasawa, 2015.
Kuasa Jepang Di Jawa : Perubahan Sosial Di Pedesaan 1942-1945. Jakarta : Komunitas
Bambu.
17
Buku ini membantu melihat bagaimana Jepang menarik para ulama untuk
keperluan tentara Jepang, yang dipakai untuk membandingkan dengan pendekatan yang
dilakukan Jepang terhadap orang Me di Wisselmeren. Mengenai ini dimuat di halaman
124-128. Mitsuo Nakamura, 1983. Bulan Sabit Muncul Dari Balik Pohon Beringin :
Studi Tentang Pergerakan Muhammadiyah Di Kotagede, Yogyakarta. Yogyakarta :
Gadjah Mada University Press.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perubahan sosial akhir zaman Belanda, Jepang, masa revolusi hingga 1958.
Berkaitan dengan Jepang, buku ini menggambarkan tentang sikap dan hubungan
sultan di era Jepang. Adapun 4 buku ini dipakai untuk melihat dan membedahkan
terkhusus di Wisselmeren.
menjadi fokus penelitian utama. Maka dari itu, di sini saya akan melihatnya secara
detail segi pendudukan Jepang dan dampak yang ditimbulkan bagi orang Me di
Wisselmeren.
G. Kerangka Teori
Dalam sebuah penulisan sejarah, peristiwa yang telah terjadi tidak hanya
dinarasikan semata, namun juga perlu diterangkan dengan memakai konsep dan
(KBBI), bermakna sebagai daerah yang dirampas dan diduduki (dikuasai) tentara
18
Berkaitan dengan Jepang dimuat dihalaman 47-66, yang dipakai dalam
penelitian ini untuk melihat seperti apa perbedaan pendekatan Jepang di kota keraton
Yogyakarta yang dipimpin seorang sultan dengan daerah Jawa lain pada umumnya. Selo
Soemardjan, 2009. Perubahan Sosial Di Yogyakarta. Jakarta : Komunitas Bambu.
19
https://www.kbbi.web.id/daerah, diunduh pada 12 April 2018.
20
https://www.kbbi.web.id/jajah, diunduh pada 12 April 2018.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
adalah hasil perampasan dari pemerintah Belanda, namun karena cara dan
dengan kata penjajahan karena proses sendiri berkaitan dengan waktu yang lama
dan berkuasanya Belanda di Nusantara adalah hasil dari sebuah proses yang
panjang serta bukan dari hasil perebutan kekuasan seperti yang dilakukan tentara
Jepang.
tentara asing terhadap sebuah daerah dan menjalankan semua proses, cara serta
penelitian ini. Oleh karena kedua makna ini sesuai, maka keduanya akan dipakai
Sementara itu, teori yang dipakai dalam penelitian ini ialah teori
perubahan sosial dari cabang ilmu sosiologi. Perubahan sosial dapat diartikan
sebagai suatu proses berubahnya tatanan dalam masyarakat yang meliputi pola
pikir, sikap, dan kehidupan sosial dari masyarakat tertentu. Perubahan sosial,
menurut KBBI ialah berubahnya sebuah tatanan atau aturan maupun sifat serta
gaya hidup yang telah dihidupi suatu masyarakat ke hal yang baru. Perubahan
sendiri dapat terjadi secara cepat (revolusi) atau secara lambat (evolusi).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
perubahan yang terjadi, terkhusus perubahan pola perilaku dan sikap masyarakat
faktor yang telah dikembangkan oleh Soerjono Soekanto, untuk digunakan dalam
d. Pengaruh-pengaruh eksternal.
g. Peristiwa-peristiwa tertentu.
sebuah kemajuan, namun adapun perubahan itu dapat diartikan sebagai sebuah
21
Soerjono Soekanto, 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : CV Rajawali.
Hlm. 307.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
penelitian ini juga memakai pendekatan sejarah lokal. Adapun ciri dari sejarah
lokal, yaitu sejarah yang terjadi dalam lokalitas atau bagian dari unit sejarah suatu
lokalitas tertentu, serta sebuah kisah lampau dari kelompok masyarakat tertentu
yang berada pada daerah geografis yang terbatas. Oleh sebab itu, pendekatan
sejarah lokal didasarkan atas beberapa hal khusus dan berbeda yang dialami orang
Kekhususan itu contohnya dapat dilihat pada penjelasan yang dimuat Harry J.
Benda dalam ‘Bulan Sabit dan Matahari Terbit : Islam Indonesia Pada Masa
simpati rakyat Indonesia, salah satunya dari para penganut Islam, di antaranya
melalui kondisi budaya yang berbeda dimana masyarakatnya masih hidup secara
penduduk yang lebih kecil di banding Jawa. Kondisi geografis yang berbeda
menjadi satu aspek menarik dalam penelitian ini, selain kebijakan Jepang yang
beragam pula. Kebijakan Jepang di Papua berbeda dengan di Jawa yang banyak
22
Lihat Harry J. Benda, 1980. Bulan Sabit dan Matahari Terbit ; Islam
Indonesia Pada Masa Pendudukan Jepang. Diterjemahkan, Daniel Dhakidae.
Jakarta : Pustaka Jaya. Hlm. 151-164.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
pendekatan ini akan dipakai melihat kondisi penjajahan Jepang yang berbeda
tersebut.
H. Metode Penelitian
Pengumpulan data ini didapat dari studi pustaka, sumber tertulis, dan
Yogyakarta serta melalui web. Sedangkan sumber tertulis atau primer yang
berkaitan dengan penelitian ini terdiri dari laporan-laporan para misionaris yang
bekerja di Wisselmeren dalam kurun waktu yang dibicarakan. Adapun ini dipakai
untuk melihat peristiwa yang dialami para misisonaris sebelum Perang Dunia II
dan situasi yang terjadi di suku Me selama pendudukan Jepang. Ditambah pula
buku Jean Victor Bruijn, ‘Het Verdwenen Volk’ yang memuat kisah pelariannya
studi wawancara dilakukan dan untuk mendapatkan data tersebut, para saksi
tahun), Ruben Pigay (82 tahun), Marten Pigome (94 tahun), dan Silas Doo (91
tahun). Ditambah dengan metode oral history karena masyarakat tidak mengenal
budaya menulis dan cerita disampaikan secara turun temurun melalui lisan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
diverifikasi atau kritik sumber. Verifikasi data dilakukan dengan cara pembacaan
untuk melihat autentisitas serta kredibilitasnya dan akhir dari pembacaan tersebut
I. Sistematika Penulisan
Penulisan dari hasil penelitian ini dimuat dalam 5 bab yang dibuat secara
Bab I Pendahuluan. Bab ini terdiri dari ; Latar Belakang, Identifikasi Dan
bab kedua ini akan membahas tentang kondisi geografis Wisselmeren serta
bab ketiga ini, akan menguraikan tentang awal kedatangan tentara Jepang ke
terjadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Pada bab keempat ini akan menguraikan tentang situasi politik di Indonesia secara
umum dan di Paniai sendiri sebelum kekalahan tentara Jepang, serta akan diakhiri
dengan penulisan tentang apa saja yang “diwariskan” terhadap penduduk lokal
yang ada.
BAB II
POTRET WISSELMEREN SEBELUM PENDUDUKAN
TENTARA JEPANG
1935-194323
dalamnya, perlu dibahas di sini. Beberapa hal yang perlu disoroti ialah keadaan
1. Alam Wisselmeren
wilayah, yakni di bagian timur berbatasan dengan Puncak Jaya; di bagian selatan
dengan Mimika; bagian utara dengan daerah orang Waropen; serta di sebelah
rawa-rawa, sungai serta 3 buah danau (danau Paniai, Tigi, dan Tage). Danau
23
Tahun 1937 menjadi awal bagi orang Belanda menginjakan kaki di daerah
pedalaman Me, terlebih dengan pendirian pos pemerintah di Enarotali setahun kemudian.
Untuk dapat melihat kondisi alam dan manusianya, maka permulaan 1930-an yang
dibatasi tahun 1935 ini dipakai untuk mengamati keadaan di Wisselmeren sebelum
kedatangan orang Belanda di Enarotali, di samping adanya kontak tim ekspedisi Biljmer
dengan orang Me di Mapia dalam tahun 1935 ini. Sedangkan, tahun 1943 sebagai tahun
akhir sebelum Jepang sampai di Wisselmeren akhir bulan Mei 1943. The conversion of
Weakebo. By: Benny Giay, Journal of Pacific History, 00223344, Sep99, Vol. 34, Edisi 2.
24
Lihat S. Boedhisantoso, Orang Kapauku dalam Koentjaraningrat dan Harsja W.
Bachtiar, 1963. Penduduk Irian Barat. Jakarta : PT Penerbitan Universitas. Hlm. 300.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
orang Belanda dengan Me. Kontak dengan orang-orang di pesisir Kamoro juga
dapat dikatakan sangat jarang dan hanya terjadi dalam waktu yang cukup singkat,
itu pun jika ada yang ingin didagangkan. Keadaan ini dikarenakan oleh medan
yang berat di tengah perbukitan dan pegunungan dengan cuaca dingin. Kondisi ini
bawah ini :
Gambaran yang cukup jelas tentang medan yang harus ditempuh untuk
25
Frits Julius Wissel (1907 – 1999) ialah seorang pilot Angkatan Laut Kerajaan
Belanda yang ditugaskan di Nederlands Nieuw Guinea Petroleum Maatschappij
(NNGPM). Pada hari penemuannya 1 Januari 1937, sebenarnya ia tidak pernah melalui
rute penerbangan melewati pegunungan tengah Papua, namun penerbangannya saat itu
membawa ia pada penemuan daerah baru sekaligus. Kal Muller, 2008. Mengenal Papua.
Daisy World Books. Hlm. 116, 126. Lihat juga John R. Turnbull. 1939. God's Day For
New Guinea. Dalam The Pioneer. Vol. X no. 38, November 1939. Hlm. 13, Diambil dari :
http://www.cmalliance.org/resources/archives/downloads/pioneer/pioneer-1939-11.pdf
(27 November 2017).
26
Dikutip dari Kal Muller, op.cit., hlm. 128-129.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
ini bermuara pada dikenalnya daerah tersebut, ditambah penemuan 3 danau oleh
Papua.
2. Demografi
ini di tinggali orang Me sekitar 60.000 ribu29 jiwa yang hidup secara berkelompok
yang berada di pedalaman Papua, setelah peringkat pertama ditempati oleh suku
Dani. Dalam hal komunikasi, suku Me menggunakan bahasa mereka yang disebut
Paniai, Tigi, dan Lembah Kamu merupakan wilayah yang didiami orang
Me. Berbicara tentang populasi, dari keterangan saat kontak pertama dengan
pemerintah, telah dicatat ada 10.000 sampai 50.000-an orang diketahui tinggal di
27
Bijlmer adalah seorang antropolog fisik yang banyak melakukan penelitian di
Nieuw Guinea Belanda (Papua sekarang) untuk mempelajari karakteristik fisik dari
kelompok masyarakat yang hidup di Papua masa itu. Ia juga pernah sebelumnya
tergabung dalam Ekspedisi Central New Guinea 1920 dan perjalanan kedunya adalah
ekspedisi Mimika 1935-1936 . Martin Slama dan Jenny Munro, 2015. From ‘Stone-Age’
To ‘Real-Time’: Exploring Papuan Temporalities, Mobilities And Religiosities. Canberra
: ANU Press. Hlm. 45-48.
28
Netherlands. Dept. Van Overzeese Rijksdelen, 1956. Vademecum voor
Nederlands-Nieuw-Guinea 1956. Den Helder : Gedruk Bij N.V. Drukkerij V/H C. De JR.
Hlm. 208.
29
Koentjaraningrat dan W. Bachtiar, loc.cit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
sekitaran danau Paniai. Ini belum terhitung pula dengan lembah lainnya yang
dalam masa sebelum kedatangan Jepang. Maka, kurang lebih hanya dapat
menggambarkan fakta di atas. Di samping itu, ada kenyataan lain yang dilihat
adalah pola hidup masyarakat yang baik, sehingga jauh dari sakit. Keadaan ini
disebabkan oleh konsumsi makanan sehari-hari yang sehat, seperti daging dari
hewan piaraan maupun hasil berburu, sayur-sayuran, buah-buahan serta ikan, dan
udang dari danau.31 Dengan melihat kondisi itu, dapat disimpulkan bahwa jumlah
3. Sosial-ekonomi
rumah-rumah orang Me yang terbuat dari papan kayu beratapkan daun pandan
serta rerumputan kering. Rumah tersebut dilengkapi satu tungku api di tengah
ruangan sebagai wadah memasak dan untuk menghangatkan badan dari suhu
dingin.
30
Editorial. 1939. Our First Missionaries To The Wissel Lakes, Dutch New
Guinea. Dalam The Pioneer. Vol. X no. 36, May 1939. Hlm. 16, Diambil dari :
http://www.cmalliance.org/resources/archives/downloads/pioneer/pioneer-1939-05.pdf.
(23 November 2017).
31
Hal ini seperti yang disaksikan para misionaris CAMA terhadap pola hidup
masyarakat Me sesaat setelah tiba di Paniai. Hanya saja, sakit yang banyak dialami orang
Me pada umumnya adalah luka Frambusia, yakni sebuah infeksi tropis pada kulit, tulang,
dan sendi. Ev. Ruben Gotay Pigay, 2008. Mungkinkah Nilai-nilai Budaya Hidup Suku
Mee Bersinar Kembali?. Jayapura : Deiyai. Hlm. 21. Lihat juga Editorial, loc.cit.,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Paniai, Tigi, dan Lembah Kamu adalah daerah yang ditinggali orang Me,
namun suku Moni juga telah hidup berdampingan dengan mereka dalam
mereka hidup teratur dalam norma tersebut karena dirasa nyaman dan sesuai
kebudayaan dan tradisi yang ada, sehingga ajaran Kristen serta budaya Barat yang
hidup dan beraktifitas. Aktifitas keseharian mereka ialah berkebun, berburu (bagi
Potensi alam yang baik dengan struktur tanah yang subur menjadikannya
sebagai daerah pertanian yang cukup baik, setidaknya untuk mencukupi makanan
bukit yang tinggi ketimbang di Lembah Kamu yang lebih subur, namun orang-
orang masih tetap mengupayakan tanah yang ada untuk tetap berkebun menanami
diurus. Aktivitas orang Me sebagai petani ini membuat waktu mereka banyak
dihabiskan untuk mengurus kebun, sehingga budaya menulis tidak dikenal di suku
Me.33
32
Nilai-nilai yang dihidupi dalam suku Me dapat dilihat di ibid., hlm. Xiii.
33
Ibid., hlm. 6-7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
langsung dengan suku lain sampai dikenal oleh Pastor Tillemans (1902-1975)
pada saat pesta yuwo35diadakan), rumah, tanah, dan bahan makanan lainnya
dengan sistem barter maupun dengan uang sebagai alat pembayaran yang disebut
mege36. Di samping itu, perdagangan jarak jauh dilakukan suku Me, baik dengan
suku pedalaman lainnya maupun dengan orang Kamoro. Adapun barang yang
makanan, dan tembakau dari orang di pedalaman. Sebaliknya, barang dari pesisir
ialah kulit bia, kampak batu (Maumi), hasil laut, serta yang terbuat dari besi.37
34
Keberadaan Pastor Tillemans yang berkarya di Mimika sebagai seorang
misionaris Katolik telah membantu lebih lanjut ekspedisi Bijlmer ke daerah pedalaman,
untuk mengetahui tentang keberadaan orang-orang berpostur pendek yang diketahui
sebagai Tapiro (sebutan suku Me oleh orang pesisir). Bijlmer sendiri mengatakan bahwa,
Tillemans telah berhubungan dengan orang Tapiro hampir beberapa tahun belakangan,
sehingga mudah baginya untuk menemukan perkampungan orang di pedalaman Nieuw
Guinea itu. DR. H.J.T. Bijlmer, 1938. Naar De Achterhoek Der Aarde : De Mimika-
Expeditie Naar Nederlandsch Nieuw Guinee. Amsterdam : Scheltens & Giltay. Hlm. 13.
35
Pesta yuwo adalah pesta rakyat, dimana orang memperjualbelikan harta benda
mereka kepada sesama masyarakat. Pada dasarnya ini juga semacam pasar tradisional
yang khusus menjual babi dan biasanya dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai
banyak ternak. Terkadang mereka juga menjual kerajinan tangan, menjadi tempat
bertemu keluarga serta yang paling penting adalah saling mencukupi kebutuhan masing-
masing. Ev. Ruben Gotay Pigay, op.cit., hlm. 10-11.
36
Mege atau kapaukumege, dikenal juga sebagai cowrie dalam bentuk yang
berbeda setelah kedatangan orang Belanda. Alat penukar yang dipakai orang Me ini,
nilainya dapat ditentukan dari bentuk serta ukuran dari mege. Alat tukar ini masih dipakai
orang Me hingga tahun 1980-an. Lihat Koentjaraningrat dan Harsja W. Bachtiar, op.cit.,
hlm. 303.
37
Ibid., hlm. 304. Lihat juga
http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=5&jd=Kisah+Auki+Membawa+Misiona
ris+Pater+Tillemans+ke+Meeuwo&dn=2017091419150, diunduh pada 02 Januari 2018.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
membawa serta kulit kerang mege/cowrie di kalangan orang Me, di sisi lain juga
ikut melemahkan sistem mata uang tradisional yang ada. Hal ini disebabkan
pada para tonowi38 yang memiliki posisi penting di tengah masyarakat sebagai
satu-satunya golongan yang punya mege lebih ketimbang masyarakat lain pada
umumnya.
4. Politik
Di suku Me, politik atau sub kecilnya, yakni organisasi politik mereka
tidaklah sebesar atau tersistematis seperti kerajaan di Jawa atau kekuasaan mutlak
yang dipegang oleh kepala suku. Dalam suku Me, kekuasaan tidaklah sesuatu
penunjukan dari masyarakat, serta bukan sebuah posisi yang bisa didapatkan
secara turun-temurun. Salah satu cara menjadi seorang terpandang di daerah ini,
jika tidak melalui tahapan di atas, maka caranya ialah dengan melihat kemampuan
seseorang.
bahasa Indonesia maka artinya orang kaya. Tonowi tidak hanya 1 atau 2 individu
semata, namun hampir di setiap kampung ada tonawi. Persoalan kemampuan yang
telah dimaksud ini tidak hanya mengacuh soal memimpin, namun juga secara
38
Hanya ada dua strata sosial yang dikenal di suku Me, yakni tonowi dan
masyarakat biasa. Tonowi adalah golongan orang-orang kaya yang memiliki banyak
mege, lahan yang luas, dan peliharaan berupa ternak babi yang banyak. Terkadang
mereka juga dapat menjadi pemimpin perang antar kampung dan penengah masalah. Ev.
Ruben Gotay Pigay, loc.cit.,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
ekonomi, pandai dalam tutur kata, berani berbicara, kemampuan jasmani, berani
Dari segi ekonomi orang tersebut tentu kaya, artinya memiliki lahan dan
terjadi perselisihan antara keluarga atau terkait masalah pembagian lahan garapan.
Adapun 2 hal terakhir yang harus melekat pada seorang tonowi adalah berani
berperang dan tahu akan sihir. Kedua hal ini bukan yang utama karena hanya
sebagai pelengkap semata. Hal ini disebabkan, tidak semua tonowi ikut berperang
dan jika terjadipun ada aturannya yang harus dipatuhi. Oleh sebab itu, pengajaran
perang yang baik masih tetap diberikan pelatihan saat anak laki-laki berumur 5-10
tahun sampai sekitar umur 20 tahunan ketika sudah dianggap lihai berperang.40
Sedangkan tentang sihir, tidak semua memegangnya karena hanya orang tertentu
yang memiliki sihir, entah didapat dengan cara diwariskan keluarga atau
didapatkannya dari orang lain. Orang seperti ini kemudian dikenal dengan sebutan
dukun.41
39
Lihat Leopold Pospisil, 1963. The Kapauku Papuans of West New Guinea. New
York : Holt, Rinehart and Winston. Hlm. 48.
40
Ibid., hlm. 14-15.
41
Ibid., hlm. 16-17.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Karena itu, untuk menjadi tonowi tidak ada syarat besar yang mengikat, sebab
mengumpulkan kekayaan.
Cenderawasih, dan budak, namun tidak berhasil karena wilayah ini dikendalikan
pada abad ke-18. Oleh sebab itu Belanda juga tertarik menguasai daerah baru ini,
Dari Belanda sendiri, Papua telah diakui mereka sejak tahun 1814 dan hal
langsung.44 Di sisi lain karena tidak adanya satu pemukiman milik Belanda yang
berdiri di daerah baru tersebut maka, pengakuan pemerintah kolonial Belanda atas
42
Kal Muller, op.cit., hlm. 96.
43
Ibit., hlm.96, 98.
Ligia Giay, 2011. “Pemerintah Belanda, Orang Mee, Zending C&MA Di
44
25
Kaimana yang ternyata tidak bertahan lama karena kondisi alam Papua yang tidak
proses untuk menetap di wilayah ini semakin lama. Walau demikian, 2 orang
pemerintah Belanda di Papua, ditambah lagi klaim Inggris dan Jerman atas Papua
New Guinea47 juga sekaligus menjadikan wilayah Nieuw Guinea Belanda masuk
dalam daerah kekuasaan Hindia Belanda, yang terhitung diakui Inggris tahun
seorang Belanda bernama H.J.T. Bijlmer telah melakukan kontak secara tidak
Pouga Gobai dari Paniai, Itani Mote dan Timada Badii dari Tigi, Papa Goo dari
45
Di tahun ini, pemukiman pertama Belanda didirikan di Teluk Triton, Kaimana
(Papua Barat), dengan markasnya di Benteng Du Bus. Kal Muller, loc.cit.,
46
Dua misionaris tersebut bernama Carl Wilhelm Ottow (1827-1862) dan Johann
Gottlob Geissler (1830-1870) dari badan misi Gossner, Protestan asal Jerman. Mereka
dikirim dari sebuah badan misi yang bertempat di Belanda bernama The Christian
Workman. Hasil kerja misi mereka, telah berdiri Gereja Kristen Injili di Tanah Papua
(GKI) yang dipusatkan dari Pulau Mansinam, Manokwari hingga menyebar ke beberapa
daerah di pesisir pulau Papua lainnya, khususnya di Utara Papua. Ibid.,
47
Papua New Guinea adalah satu negara yang saat ini dikenal berbatasan dengan
Indonesia. Daerah ini masuk dalam jajahan Jerman serta Inggris dan di masa itu wilayah
ini dikenal dengan nama Australian New Guinea.
48
Ibid., hlm. 104.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Kamu, Tomaigai Degei dari Degeiwo, Pisasainawi Magai dari Piyakebo, Dekeigai
Degei dari Putapa, Enagobi Gobai dari Pogiano, Tubasawi Tebai dari Toubay,
Mote Pouga Mote dari Adauwo, Dakeugi Makai dari Piyaiye serta Weakebo yang
terkenal dari Yaba, Tigi, ditambah 2 dari suku Moni bermarga Zonggonao, yakni
Zoalkiki dan Kigimozakigi Zonggonao.49 Hal ini terjadi dalam ekspedisi yang
Kondisi alam yang sangat dalam dan terjal membuat daerah ini baru
Belanda, Wisselmeren ini benar-benar dibuka dan diketahui orang luar.51 Akhir
tahun 1936 setelah ekspedisi yang dilakukan Bijlmer, daerah ini kembali dikenal
lagi melalui penemuan Danau-danau Wissel saat pilot Letnan Wissel melintasi
daerah itu dan melihat secara langsung adanya pemukiman orang Me. Kabar
tentang keberadaan suku Me, selanjutnya membawa orang Belanda dan para
49
DR. H.J.T. Bijlmer, op.cit., 165-174. Lihat juga The conversion of Weakebo.
By: Benny Giay, loc.cit.,. serta baca juga Mateus A Tekege, loc.cit.,
50
Menjadi seorang penunjuk jalan dan penerjemah bahasa, Pastor Tillemans
memimpin ekspedisi Bijlmer tersebut ke tempat orang-orang di pedalaman itu tinggal.
Ibid., hlm. 29.
51
Ekpedisi yang dilakukan oleh orang Barat, khususnya ke dataran tinggi Papua
setidaknya ada 8 kali banyaknya, lihat Benny Giay, 1995. Zakheus Pakage and His
Communities : Indigenous Religious Discourse, Socio-Political Resistence, and
Athnohistory of the Me of Irian Jaya. PhD Dissertation. Amsterdam : Department of
Cultural Anthropology/Sociology of Development, Free University. Hlm. 38-39.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
1. Belanda di Wisselmeren
jalan kecil pada September dan Oktober 1937. Namun, perjalanannya yang
polisi Jan Pieter Karel van Eechoud atau yang lebih dikenal van Eechoud (1907-
yang berpenduduk padat pada 30 Mei 1938. Selanjutnya wilayah ini dikenal
mereka. Awal kedatangan mereka tidak banyak orang Me yang protes, bahkan
samping itu, ada juga sebagian masyarakat yang tidak menyukai kondisi baru ini
52
Ibid., hlm. 26.
53
Ibid.,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
pembukaan pos pemerintahan yang masih tergolong baru, dengan terpaksa harus
ditutup sementara karena situasi politik yang memburuk dengan terjadinya Perang
Dunia II di Eropa.55 Pertengahan tahun 1940 pos ini akhirnya ditutup,56 namun di
bulan Oktober pos di Wisselmeren dibuka lagi. Di sisi lain, berita Jepang
Terhitung sejak berdirinya pos pemerintah 1938 hingga awal Mei 1943 di
sana, tidak banyak intervensi yang dilakukan pihak Belanda terhadap masyarakat
54
Benny Giay, op.cit., hlm. 48-49. Lihat juga Mrs. Walter M. Post. 1941. Home
Again!. Dalam The Pioneer. Vol. XII no. 44, July 1941. Hlm. 16, Diambil dari :
http://www.cmalliance.org/resources/archives/downloads/pioneer/pioneer-1941-12.pdf
(04 Desember 2017).
55
Penutupan ini disebabkan oleh kondisi politk di Eropa dengan diinvasinya
negeri Belanda oleh Jerman. Benny Giay, op.cit., hlm. 27.
56
Penutupan pos pemerintah di Wisselmeren mengharuskan para misionaris
menutup misi Kristen yang sedang dikerjakan pula. Penutupan itu mengharuskan para
pekerja misi menunggu laporan dari pihak pemerintah yang bertugas di Wisselmeren agar
kembali ke Paniai. Pdt. Walter Post beserta istri selanjutnya kembali ke pos di Enarotali
pada13 Maret 1941, setelah diijinkan pemerintah Belanda. Editorial. 1940. Christmas
Greetings : Reopening Of The Wissel Lakes. Dalam The Pioneer. Vol. XI no. 42,
November 1940. Hlm. 2, Diambil dari :
http://www.cmalliance.org/resources/archives/downloads/pioneer/pioneer-1940-11.pdf
(01Desember 2017). Lihat juga Editorial. 1941. Report Number : The Wissel Lakes
Field. Dalam The Pioneer. Vol. XII no. 43, April 1941. Hlm. 4, Diambil dari :
http://www.cmalliance.org/resources/archives/downloads/pioneer/pioneer-1941-04.pdf.
(03 Desember 2017).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Me. Baik terhadap tonowi sebagai pemimpin tertinggi di daerah Me, bahkan
sampai kedatangan Jepang, tidak ada kebijakan serius yang dilaksanakan. Jikalau
ada, satu-satunya kontak yang terjadi secara serius ialah saat pecah pemberotakan
masih hidup dalam keaslian budaya dan tradisi mereka.57 Ungkapan ini
Berita tentang penemuan daerah baru oleh Wissel, langsung dimuat dalam
sebuah surat kabar yang diterimah seorang misionaris Protestan bernama R.A.
Jaffray (1873-1945). Dia berasal dari sebuah badan misi penginjilan yang
pedalaman dan berangkat ke Fak-Fak dari Makasar menemui Dr. Cator. Hal ini
57
Gotay, op.cit., hlm. 5.
58
Ligia Giay, op.cit., hlm. 41-42.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
daerah tersebut. Salah satu upaya Jaffray dalam misi pekabaran injil ini tidak
hanya persoalan memenangkan jiwa-jiwa baru bagi Kristus, namun juga berupaya
membangun pendidikan serta penerbitan.59 Hal ini sama seperti yang telah
daerah penginjilan.
Walter Post beserta istri mereka yang menyusul dari belakang ke Paniai. Mereka
Belanda menggunakan kapal tempur Interisland atau kapal putih. Mereka tiba di
Uta yang terletak di selatan Papua pada 28 Desember. Rombongan ini selanjutnya
menempuh perjalanan selama 18 hari melalui sebuah jalan yang baru 5 hari
dibuka, sebuah perjalanan yang membuat kaki seorang misionaris luka dan
59
Untuk pendidikan, hal tersebut dinyatakan dengan pembukaan kelas
pembebasan buta huruf (PBH) oleh para pekerja misi asal Kalimantan yang dikirim ke
Onderafdeling Wisselmeren untuk membantu Deibler dan Walter Post. Benny Makewa
Pigai, 2015. Menjadi Gereja Penabur Benih di Tanah Papua : Sejarah, Kenangan
Kehidupan dan Pelayanan Perintis Gereja Kemah Injil (Kingmi) Tanah Papua. Jayapura
: Deiyai. Hlm. 64.
60
Lihat http://www.cmalliance.org/about/history/in-the-line-of-fire/diebler,
diunduh pada 16 Juni 2017.
61
Walter post akhirnya kembali karena tidak punya cukup sepatu untuk dapat
dipakai di medan yang buruk, sehingga Deibler yang melanjutkan perjalanan ke
Enarotali. Editorial, op.cit., hlm.15.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
beberapa hari itu ia telah mengunjungi Lembah Kemandora. Kondisi Deibler saat
kembali ke Makasar, digambarkan oleh Jaffray dalam artikel The Pioneer tentang
“This morning i looked at the bleeding feet of a missionary, saw his wife tending
them, saw the blood and thoungt to my self, “what a nauseating sight that is!”
but, as i walked from the room, the Lord kept saying to me, “oh, but to me they
are beatiful feet!” then i remember ---“ how beautiful upon the mountains are
the feet of him that bringeth good tidings” ---good tidings to men and women
like those in New Guinea who sit in darkness in the shadow of death. Someday it
will all be over. Someday the tired, bleeding feet of the missionnaries will for the
last time cross those broken-bottle limestone mountains. Someday for the last
time they will go down into one of those newly discovered valleys. Someday for
the last time they will speak the message of redemption through Jesus Christ our
Lord. Someday that last one will turn to Jesus. Then the clouds will part asunder
and our Savior will be there.”
Terjemahan...
(pagi ini saya melihat kaki seorang misionaris yang berdarah, melihat istrinya
merawat mereka, melihat darah dan nanah mengalir dari mereka dan berpikir,
“betapa penglihatannya yang memuakkan,!” tapi, saat saya berjalan dari ruangan,
Tuhan terus berkata kepada saya,”oh, tapi bagi saya mereka adalah kaki yang
indah!” lalu saya ingat---“betapa indahnya gunung-gunung adalah kaki darinya
yang membawa kabar baik”- kabar baik bagi pria dan wanita seperti orang-orang
di Nugini yang duduk dalam kegelapan dalam bayang-bayang kematian. Suatu
hari nanti semuanya akan berakhir. Suatu hari nanti, kaki pendeta yang lelah dan
berdarah akan menyeberangi pegunungan batu kapur yang patah itu. Suatu hari
nanti untuk terakhir kalinya mereka akan masuk ke salah satu lembah yang baru
ditemukan itu. Suatu hari nanti untuk terakhir kalinya mereka akan berbicara
tentang penebusan melalui Yesus Kristus Tuhan kita. Suatu hari nanti yang
terakhir akan berpaling kepada Yesus. Maka awan akan terbelah dan juruselamat
kita akan berada di sana.)63
cepat, tahun-tahun awal masih tahap persiapan mereka untuk mempersiapkan diri
62
Darlenerose.org/1939.htm, diunduh pada 16 Juni 2017.
63
Ibid.,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
bagi orang Me agar dimenangkan bagi Kristus. Persiapan yang dimaksud ialah
mempelajari bahasa setempat dan tenaga kerja, dalam hal ini tukang bangunan
serta para medis yang dibutuhkan di tempat yang baru dijajaki itu. Dua puluh
beberapa orang Me, sebuah rumah misi pertama dari bambu dapat dibangun untuk
pedalaman lainnya seperti suku Moni dan mengunjungi Lembah Kemandora yang
pernah ditinjau Deibler sebelumnya. Selama itu para misionaris belum langsung
tidak ada kontak langsung para misionaris kepada penduduk lokal. 65 Walau
sudah mulai dididik para misionaris, terutama untuk mengenal cara baca tulis,
64
Akhirnya tidak semua dari mereka berangkat ke Wisselmeren karena 8 orang
Dayak di antaranya kembali ke Kalimantan karena sakit. R. A Jaffray.1939. Pray For
Netherlands New Guinea. Dalam The Pioneer. Vol. X no. 38, November 1939. Hlm. 11,
Diambil dari : http://www.cmalliance.org/resources/archives/downloads/pioneer/pioneer-
1939-11.pdf (27 November 2017).
65
Gotay, loc.cit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Barat.66 Begitu juga dengan beberapa orang Me yang dekat dengan para
kampung Uwamani.67
bagaimana menanamkan injil dalam diri orang Me, nasib rumah bambu yang
mereka bangun, serta ketakutan tidak ada lagi orang Dayak yang membantu
M.S.C, seperti yang telah disinggung sebelumnya bahwa dia telah berkarya lebih
66
Benny Makewa Pigai, op.cit., hlm. 65.
67
Jean Victor Bruijn, 1978. Het Verdwenen Volk. Bussum : Van Holkema &
Warendorf. Hlm. 230-231.
68
Kesulitan terbesar para misionaris CAMA adalah tidak adanya pesawat yang
dapat dipakai untuk melakukan penginjilan ke daerah-daerah yang sulit, sehingga
pemikul barang sangat dibutuhkan. Kondisi ini cukup berbeda jauh dengan para
misionaris dari Misi Lutheran di wilayah tetangga, yakni Australian New Guinea yang
memakai pesawat untuk transportasi penginjilan ke daerah bermedan berat sejak 1935
dan dari Katolik Roma memiliki 5 pesawat. Dalam kondisi demikian, semangat para
misionaris CAMA tetap tidak hilang. John R. Turnbull. 1939. On The Trail In
Netherlands New Guinea. Dalam The Pioneer. Vol. X no. 38, November 1939. Hlm. 19,
Diambil dari : http://www.cmalliance.org/resources/archives/downloads/pioneer/pioneer-
1939-11.pdf (28 November 2017).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
dulu di Kokonao, Mimika. Dia adalah salah satu penginjil dari denominasi
perdagangan lintas alam dan suku. Setelah ekspedisi pencarian daerah suku Me
berhasil, Pastor Tillemans menyusul van Eechoud yang pergi lebih dulu dan
Dalam segi misi penginjilan, Pastor Tillemans lebih dulu sampai di sana
sebelum kedatangan para misionaris dari CAMA, yakni Post dan Deibler.
Tillemans dari misi Katolik yang dapat sampai ke Wiselmereen menjadi tokoh
dari kota Enarotali. Hal ini disebabkan faktor pro dan kontra antara CAMA dan
kesepakatan tidak tertulis tahun 193970, sehingga misi katolik mempusatkan diri
di daerah selatan, yakni di Lembah Kamu, Tigi, dan sebagian dari Paniai,
69
Pastor Tillemans telah lama mengabdi di Papua yang dimulai dari daerah orang
Kamoro di Kokonao hingga ke Wisselmeren sampai akhirnya menjadi seorang Uskup
Agung pertama di daerah Merauke hingga masa pensiunnya. Karen Jacobs, 2011.
Collecting Kamoro: Objects, Encounters And Representation In Papua (Western New
Guinea). Leiden : Sidestone Press. Hlm. 52.
70
Kesepakatan ini dicabut tahun 1950 dan kedua lembaga misi tersebut bersaing
bersama dalam penginjilan. Ligia Giay, op.cit., hlm. 45-47.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
sedangkan CAMA di bagian Utara Danau Paniai. Hal ini menjadikan pusat misi
ini dapat dilihat bahwa, dari sisi pemerintah terlihat jelas kekuasaan mereka tidak
warga sekitarnya. Namun jika melihat kerja para misionaris, pengaruh yang
diberikan cukup dirasakan sebagian orang. Hal ini dilihat dari pos-pos misi yang
buta huruf) untuk mengajari anak-anak orang Me. Untuk itu, kedua lembaga ini
bisa dikatakan belum jauh mempengaruhi orang Me secara umum. 71 Jikalau ada,
Wisselmeren.
71
Dalam arti, orang Me masih hidup dalam nilai-nilai adat dan tradisi yang
mereka hidupi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
PENDUDUKAN TENTARA JEPANG DI
ONDERAFDELING WISSELMEREN
1943
dengan menyusun slogan “Jepang Pelindung Asia, Jepang Pemimpin Asia, Jepang
72
Kesengsaraan yang banyak dialami masyarakat Indonesia di bawah penjajahan
Jepang adalah kelaparan yang diakibatkan karena semua makanan harus disetor ke tentara
Jepang, ditarik menjadi pekerja paksa dan buruh (Romusha) serta perempuan dijadikan
jugun lanfu, yakni sebagai pemuas nafsu tentara Jepang. Fajriudin Muttaqin, Dkk, 2015.
Sejarah Pergerakan Nasional. Bandung : Humaniora Utama Press. hlm. 78-82.
73
Prof. Dr. Suhartono, 2007. Kaigun Angkatan Laut Jepang, Penentu Krisis
Proklamasi. Yogyakarta : Kanisius. Hlm. 13.
74
Dikutip dari Anna M.F Parera, dkk, 2013. Sausapor : Saksi Sejarah Perang
Dunia II di Kabupaten Tambrauw Provinsi Papua Barat. Yogyakarta : Kepel Press,
Desember. Hlm. 70. Yang ia kutip juga dari, A. W. Siagian, 1978. Jayapura Dulu,
Sekarang Dan Esok. Jayapura : Pemerintah Daerah I Irian Jaya. Hlm. 166.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
telah berkunjung ke Nieuw Guinea Belanda sebagai nelayan yang mencari ikan
Bantuan orang Jepang yang terdiri dari para pengusaha ini berhasil. Ketika
penjajah Jepang masuk ke negeri koloni Belanda, semua perusahaan diambil oleh
diperoleh itu untuk bekal membangun pangkalan udara dalam kepentingan perang
Jepang. Ini adalah salah satu alasan terbesar Jepang menduduki pulau Papua, di
Sekutu. Untuk itulah di kutipan di atas telah jelas menjelaskan bahwa, agen-agen
Jepang telah melayari teluk dan pulau untuk melihat daerah Papua jauh
75
Ibid., hlm. 1.
76
Lihat Decki Natalis Pigay, 2000. Evolusi Nasionalisme Dan Sejarah Konflik
Politik Di Papua. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan. Hlm. 128.
77
Ibid.,
78
Selain daerah yang disebutkan di atas, Angkatan Darat Jepang (Gunseibu)
memegang kendali atas daerah Jawa dan Sumatera. Hal ini karena daerah yang dipegang
Angkatan Laut (Minseifu) adalah wilayah yang tidak penting secara politik, namun
berguna secara ekonomi dan di sisi lain pulau Papua juga menarik Jepang secara
geografis wilayah untuk dapat dibangun berbagai perlengkapan perang melawan Sekutu.
M.C. Ricklefs, 2008. Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. Terjemahan dari, A History
of Modern Indonesia Since c. 1200, Fourth Idition, 2008. Terbitan Palgrave, cet. 1.
Jakarta : PT. Ikrar Mandiriabadi. Hlm. 422.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Harbor, Hawai yang menjadi basis armada laut Amerika tanggal 7 Desember
1941. Pada 1 April 1942, Jepang tiba di kota Fak-Fak, dan tiba di Manokwari
Guinea Belanda pada 19 April 1942, beberapa minggu usai diadakan perjanjian
tidak lagi diizinkan menetap di tanah koloni. Hal ini berbeda dengan beberapa
jemputan. Selama penantian, pesawat Jepang muncul pertama dalam bulan April
1943 selama 3 hari berturut-turut, yakni tanggal 15, 16, dan 17 di atas
79
Satu kota kecil penghasil minyak yang ditemukan tahun 1935 oleh NNGPM
(The Nederlandsche Nieuw-Guinee Petroleum Maatschappij), yakni sebuah perusahaan
sumber daya alam.
80
Bilveer Singh, 2011. Papua: Geopolitics and the Quest for Nationhood. New
Brunswick and London : Transaction Publishers. Hlm. 24.
81
Ibid.,
82
De bruijn, pastor Tillemans beserta beberapa orang Me pergi ke Kokonao pada
05 Desember 1942, untuk melakukan pengecekan guna meyakinkan diri bahwa Jepang
telah berada di sana. Setelah melihat situasi di Kokonao, selanjutnya mereka
mempersiapkan segala sesuatunya untuk berjaga-jaga atas kedatangan Jepang ke
Wisselmeren, sambil menunggu evakuasi dilakukan. Jean Victor Bruijn, 1978. Het
Verdwenen Volk. Bussum : Van Holkema & Warendorf. Hlm. 181-182.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
ialah Zakheus Pakage dan Karel Gobai)85 yang bersembunyi di hutan dengan
berjalan kaki ke arah timur pegunungan Papua, akhirnya lolos dari kejaran
menjawab poin keempat pada faktor perubahan sosial oleh Soerjono Soekanto,
Tentara Jepang datang dari dua arah, yakni Nabire (utara Papua), melewati
Siriwo, dan Mimika (selatan Papua), melewati Mapia ke Enarotali dan berhasil
sampai di Danau-danau Wissel pada akhir Mei 1943. Pertama yang mereka temui
83
Ibid.,186.
84
Sebanyak 25 orang diberangkatkan pagi itu dengan pesawat Catalina Y 45. Ibit.,
Hlm. 187, 192-193. Lihat juga Kal Muller, 2008. Mengenal Papua. Daisy World Books.
Hlm. 136.
85
Zakheus Pakage dan Karel Gobai adalah 2 orang Me pertama yang ikut pergi
bersama de Bruijn ke Australia dan menamatkan sekolah di Ujung Pandang, Makasar
setelah Perang Dunia II berakhir. Benny Giay, 1995. Zakheus Pakage and His
Communities : Indigenous Religious Discourse, Socio-Political Resistence, and
Athnohistory of the Me of Irian Jaya. PhD Dissertation, Department of Cultural
Anthropology/Sociology of Development, Free University. Amsterdam. Hlm. Xxi.
86
Kal Muller, op.cit., hlm. 148.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
adalah pos misi dan pos pemerintah Belanda yang kosong ditinggalkan, sehingga
asing itu.87
Kondisi penduduk lokal saat bersama dengan orang Belanda tidak begitu
buruk, contohnya orang Belanda membeli barang lokal dengan uang kerang,
87
Di Paniai tidak ada pendekatan yang dilakukan Jepang untuk menarik simpati
penduduk lokal karena yang ditunjukan pertama adalah pemukulan, pembakaran rumah
warga, sehingga banyak yang melarikan diri menghindari keganasan Jepang. Hal ini
berbeda dengan daerah dudukan Jepang seperti Jawa dan terkhusus Yogyakarta sebagai
daerah keraton. Dimana di Jawa secara umum Jepang menarik para Ulama serta Priyayi,
sedangkan di yogyakarta Jepang mengalami kesulitan karena sultan Hamengku Buwono
IX bertekad memerintah daerah Yogyakarta dengan Jepang di bawah kendalinya, namun
Jepang tetap mendekati para ulama untuk melancarkan keinginan mereka. Aiko
Kurasawa, 2015. Kuasa Jepang Di Jawa : Perubahan Sosial Di Pedesaan 1942-1945.
Jakarta : Komunitas Bambu. Hlm. 350-352. Lihat juga Mitsuo Nakamura, 1983. Bulan
Sabit Muncul Dari Balik Pohon Beringin : Studi Tentang Pergerakan Muhammadiyah Di
Kotagede, Yogyakarta. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Hlm. 128.
88
Stephanus ditawan Jepang untuk membantu berkomunikasi dengan orang Me,
namun hanya dalam beberapa hari. Ia selanjutnya berhasil lolos di tengah malam bersama
2 orang lokal dan bertemu de Bruijn serta kelompoknya di Wandai (kabupaten Intan Jaya
sekarang). Jean Victor Bruijn, op.cit., hlm. 207.
89
Dalam pemukulan tersebut, 5 orang Me di Enarotali meninggal. Ini sesuai
laporan kepada de Bruijn dari 2 orang Damal asal Beoga (Beura atau Beurop, sekarang
kabupaten Puncak) yang hendak berjualan garam lokal di Enarotali dan mendapati tentara
Jepang. Ibit., hlm. 200.
90
Benny Giay, op.cit., hlm. 29.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
namun berbeda dengan Jepang yang menolak membeli dan malah mengambil
dengan paksa. Keadaan ini membuat Jepang menjadi kelompok yang menonjol di
mereka. Ini dapat dilihat dari saat kedatangan pertama mereka. Kenyataan ini
sesuai dengan poin kelima pada faktor perubahan sosial oleh Soerjono Soekanto,
mulai menetap dan membuka pos-pos militer di beberapa kampung yang dianggap
Kampung ini terletak di sisi barat kota Enarotali yang diduduki Jepang dan
tempat berdirinya salah satu pos mereka yang terbesar. Pesawat terbang militer
Bernadus Pigome : 91
Saat pesawat milik Jepang hendak mendarat, para tentara Jepang berdiri di
pinggir landasan dan berteriak memanggil orang-orang Me datang dengan
sebutan Tapiro. Dengan segera juga masyarakat akan datang dan menyaksikan
kedatangan pesawat yang banyak membawa perlengkapan tentara Jepang
tersebut.
Jepang yang dibawa dengan pesawat. Sejak Jepang berada di kampung ini, tidak
91
Bernadus Pigome, dalam wawancara tanggal 10 Maret 2017 di rumah Bernadus
Pigome, Uwodege, Paniai Barat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
yang diminta ialah ubi jalar, keladi, pisang, udang, dan hewan piaran (ayam dan
babi).
Detauwo juga mengalami kejadian serupa. Akan tetapi, ada hal menarik dan baru
Hal ini sama dengan posisi memandu seorang raja atau bangsawan dalam
orang Me, dan mereka tidak kuasa menolak karena berada dalam tekanan
penjajahan Jepang.
menjadi pintu masuknya pesawat udara ke daerah Paniai. Dengan posisi seperti
92
Makewa Pigai, dalam wawancara tanggal 23 Maret 2017 di rumah Makewa
Pigai, Bapouda, Enarotali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
ini, tentu menarik perhatian tentara Jepang untuk mendirikan pos pertahanan yang
Yatiyaiyo untuk basis pertahanan udara. Jepang juga datang ke kampung Giwo
Deyatei.93 Akhirnya 2 pos permanen dibuka, di Digimiyo untuk pos umum dan
pos khusus untuk pertahanan dibangun di bukit Pokebiyo dengan membuat goa
tanah.
Pos militer ini tentu tidak dibangun dengan tenaga mereka semata, namun
mendapat tugas menjaga pos Pokebiyo selama 24 jam, serta mengambil makanan
93
Demia Degei, dalam wawancara tanggal 24 Maret 2017 di rumah Makewa
Pigai, Bapouda, Enarotali.
94
Terlihat bahwa, orang lokal yang ditarik Jepang ini hanya sekedar membantu
menjaga pos dan menyiapkan bahan makanan untuk tentara Jepang. Tidak ada pelatihan
khusus yang diberikan seperti di Jawa, misalnya memberikan kursus tertentu seperti pada
para ulama atau pembentukan seinendan (barisan pemuda) dan keibodan (organisasi
keamanan) di kota besar hingga ke tingkat Kerasidenan, kabupaten, bahkan hingga ke
tingkat desa. Hal ini tentunya untuk mewujudkan gerakan pembentukan Asia Timur Raya
yang gencar disuarakan masa itu. Aiko Kurasawa, op.cit. Hlm. 373-375, 383-384.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
korban jiwa. Salah satu pos di bukit Pokebiyo dijadikan tempat perlindungan
bawah tanah dengan dua pintu, satu menghadap ke Lembah Siriwo dan satunya
menghadap Danau Paniai.95 Pos ini siang malam dijaga secara bergantian guna
Sekutu.96
Cenderawasih. Di kampung ini ada beberapa pos yang dibangun, yakni pos
dan pos Bonabutu di Jigito. Di samping itu, Jepang juga membangun 2 lapangan
Dari pemaparan di atas, dapat dilihat tekanan yang dirasakan orang Me.
menjaga pos mereka sampai perampasan makanan. Selain beberapa pos di atas,
95
Ibid.,
96
Di karenakan daerah orang Me bagian Tigi sempat dijatuhkan bom milik
Sekutu yang banyak menewaskan masyarakat sekitar, sehingga tentara Jepang berjaga-
jaga dengan penuh kewaspadaan. Lihat Benny Giay, op.cit. Hlm. 42.
97
Silas Egupa, dalam wawancara tanggal 18 Maret 2017 di rumah Makewa Pigai,
Bapouda, Enarotali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
ada juga markas Jepang di beberapa kampung yang lain, yakni Kebo, Dagouto,
dalam kaitannya dengan menyuruh mengambil bahan makanan secara paksa dan
berikutnya.99
Poin ketujuh pada faktor perubahan sosial oleh Soerjono Soekanto, yakni
sosial, terkhusus sikap orang Me. Peristiwa yang dimaksud adalah adanya aksi
98
Pdt. Ruben Gotai Pigay, dalam wawancara tanggal 6 Maret 2017 di rumah Pdt.
Ruben Gotai Pigay, Pos 7, Sentani.
99
Rasanya tidak ada dampak positif yang didapatkan orang Me dengan
kedatangan Jepang. Keadaan ini dapat dilihat dari perbedaan yang terjadi di Jawa dan
Wisselmeren. Dimana saat orang-orang di kalangan elit kota sampai desa di Jawa
mengalami perubahan dalam hal kedisplinan, status sosial (bagi masyarakat desa dalam
hal kepemimpinan), militer, dan jiwa nasionalisme yang besar melalui berbagai
organisasi dan pelatihan yang dibangun Jepang, orang Me tetap berada di posisi mereka
sebagai masyarakat lokal yang baru mengenal bahkan belum sepenuhnya tahu tentang
sistem dan budaya modern. Tentu karena mereka tidak mengalami, memakai, dan
berpikir seperti yang ditekankan Jepang di Jawa dengan sarana-sarana yang memadai.
Dapat dikatakan, orang Me hanya mendapatkan dampak dari penjajahan Jepang terhadap
budaya dan kehidupan tradisional yang masih mereka hidupi saat itu. Aiko Kurasawa,
loc.cit.,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
perempuan lokal, dan pembunuhan yang membawa dampak bagi suku Me.
mereka. Hal itu tidak dapat dipungkiri bahwa sejak kedatangan Jepang di Paniai,
selama itu pula kontrol terhadap masyarakat sangat ketat.100 Ditambah lagi
rakyat Indonesia. Kondisi yang dialami juga serupa, yakni penyerahan wajib
hidup dalam ketakutan dan trauma. Seperti yang dialami dan disaksikan beberapa
Tage. Jepang mengamuk meminta babi dan makanan kepada penduduk lokal
100
Kontrol dalam hal ini, siap memberikan dan melakukan apa yang diminta,
misalnya mengumpulkan makanan sesuai kebutuhan Jepang.
101
Aiko Kurasawa,op.cit., hlm. 81-94.
102
Ricklefs, op.cit., hlm. 427.
103
Benny Makewa Pigai, 2015. Menjadi Gereja Penabur Benih di Tanah Papua :
Sejarah, Kenangan Kehidupan dan Pelayanan Perintis Gereja Kemah Injil (Kingmi)
Tanah Papua. Jayapura : Deiyai. Hlm. 95.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
seperti keladi, ubi jalar, pisang, dan udang. Untuk melancarkan aksi tersebut
penduduk lokal dengan cara memenggal leher. Aksi serupa ini terjadi di Okaitadi,
harta benda.
aman seperti yang dilakukan keluarga Pdt. Markus Kayame. Trauma juga
Jepang, sampai membuat mereka tidak berani keluar dan beraktifitas di luar
rumah, misalnya pergi berkebun dan memancing ikan di danau. Kenyataan ini
Wisselmeren.
104
Ibid., hlm. 116
105
Silas Doo dan Marten Pigome, dalam wawancara tanggal 23 Maret 2017 di
rumah Makewa Pigai, Bapouda, Enarotali. Lihat juga Pigay, Ev. Ruben Gotai, 2008.
Mungkinkah Nilai-nilai Budaya Hidup Suku Mee Bersinar Kembali?. Jayapura :
Deiyai. Hlm. 23.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
samping itu, dampak penjajahan Jepang juga dirasakan oleh pemerintah Belanda,
Wisselmeren.
Hindia Belanda, lebih khusus saat Jepang tiba di Wisselmeren akhir bulan Mei
1943.
Dari tahun 1938 sampai 1943, saat penjajahan Jepang sampai ke Paniai,
orang Me tetap tidak menyukai kehadiran orang-orang asing ini, seperti orang Me
49
pemimpin di Wisselmeren dan polisi pemerintah yang ikut terhenti pula. Oleh
sebab itu, dampak untuk pemerintah Belanda di Paniai dalam hal pemerintahan
tidaklah besar, karena kehadiran Jepang hanya dalam pengejaran terhadap orang
Belanda, dalam hal ini kontroler de Bruijn. Berkaitan dengan terhentinya tugas
106
Berbeda dengan daerah pendudukan Jepang seperti di pulau Jawa, dimana di
Papua secara umum Jepang tidak mengganti struktur pemerintahan sebelumnya. Bahkan,
pihak-pihak di angkatan laut tidak mendukung akan adanya usaha untuk memajukan hal-
hal yang berkaitan dengan nasionalisme. Kehadiran Jepang di Papua hanya semata untuk
menyiapkan daerah tersebut sebagai pertahanan perang melawan Sekutu. Oleh sebab itu,
tidak ada pengaruh kuat yang ditinggalkan Jepang di Papua, selain trauma kekerasan
Jepang terhadap penduduk lokal dan sisa-sisa alat perang. Decki Natalis Pigay, op.cit.,
hlm. 29. Lihat juga Ricklefs, op.cit., hlm. 438.
107
Di samping itu, dalam kasusnya dengan tonowi, kedatangan Jepang ke
Wisselmeren telah membuat hidup beberapa tonowi kacau. Hal ini berkaitan dengan
beberapa tonowi yang bekerja pada Jepang, dan sebaliknya dimusuhi penduduk lokal
lainnya karena sikap tersebut. Sehingga, tonowi yang sebelumnya memiliki kepercayaan
dari masyarakat umum sebagai orang yang terhormat dari segi kepemimpinan, kondisi
ekonomi yang baik, pandai tutur kata, berani berbicara, memiliki kemampuan jasmani,
berani perang, dan mengetahui sihir, mulai diragukan. Di samping pengrusakan kebun
dan pemerasan oleh Jepang, membuat harta seorang tonowi habis karena posisi ini
didapatkan dari kerja keras mereka dalam bekerja mengumpulkan kekayaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
denominasi Katolik dan Kristen ikut terhenti dengan berita kedatangan Jepang.
Dampak yang diterima para misionaris kurang lebih sama dengan apa yang
pekerjaan tersebut tertunda selama 3 tahun.108 Bukan hanya pos-pos misi saja
yang dihancurkan,109 namun segala sesuatu yang berbau Belanda diambil, bahkan
Seperti halnya pemerintah, dari sisi gereja juga memulai semua kegiatan
pekabaran injil secara serius setelah Perang Dunia II akhirnya berlalu. Akibat
108
Selama 3 tahun mereka berada di tempat persembunyian dekat Merauke dan
Australia, kegiatan pekabaran injil itu mulai dijalankan dalam tahun 1946. Lihat Pdt.
Jhon Gobay, 2008. Amanat Agung di Tanah Papua 1939-1962. Bandung : Yayasan
Kalam Hidup. Hlm. 59-60.
109
Adapun sesuai dengan laporan CAMA, sekitar 9 rumah ibadah telah
dihancurkan Jepang. Ini belum ditambah dengan rumah para misionaris maupun barang-
barang pribadi mereka. W.M. Post. 1947. Sifted : The Annual Report for 1946. Dalam
The Pioneer. Vol. XIV no. 47, August 1947. Hlm. 17, diambil dari :
http://www.cmalliance.org/resources/archives/downloads/pioneer/pioneer-1947-08.pdf.
(07 Desember 2017).
110
Benny Makewa Pigai, op.cit., hlm. 65.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Wisselmeren beserta para misionaris tidaklah lebih besar seperti yang dirasakan
Dari sebagian besar orang Me yang pergi bersembunyi, ada juga beberapa
111
Hal ini terbukti dengan apa yang dialami misionaris Rev. E. H. Mickelson saat
kembali ke Wisselmeren tahun 1948, setelah Perang Dunia II usai. Pdt. Jhon Gobay,
loc.cit.,
112
Ini seperti yang dialami oleh Pdt. Bernadus Pigome di kampung Okaitadi,
Paniai Barat ketika ia pada akhirnya ditarik tentara Jepang menjadi seorang juru masak di
pos Jepang. Lihat Benny Makewa Pigai, loc.cit.,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
langsung dengan Jepang, melihat mereka yang bekerja pada tentara Jepang
bagaimana bisa mereka bekerja dan patuh kepada orang yang telah membunuh
kerabat serta sanak saudaranya sendiri. Hal ini seperti yang dijelaskan Silas Doo
:113
Ada dua marga khususnya di daerah Paniai Barat, yang mengikuti Jepang
kemana saja para tentara tersebut pergi dengan membawa barang-barang atau
keperluan mereka. Dalam perjalanan itu Jepang banyak melakukan aksinya di
depan masyarakat yang lain, sehingga orang-orang yang ada dan melihat itu
membenci orang yang membantu Jepang. Bahkan dendam itu masih ada sampai
setelah Jepang meninggalkan Paniai, walau mereka juga melakukannya karena
dilandaskan rasa takut.
berlandaskan realitas yang ada dan terjadi di tengah mereka, namun karena kedua
kelompok ini berada pada posisi yang berbeda jadi sulit untuk saling mengerti.
Menjadi pembantu Jepang juga karena adanya paksaan, ketika nyawa sendiri dan
keluarga terancam, maka mau tidak mau harus diterima. Karena ketakutan itu
orang-orang yang dipekerjakan Jepang ini mau ikut serta dan mendengar apa yang
diperintahkan Jepang.
Secara tidak langsung lahir 2 kelompok yang berseberangan dan beda persepsi.
Hal ini nyata bahwa mereka yang tidak memiliki hubungan dekat dengan Jepang,
113
Silas Doo dalam wawancara.,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
bantuan orang-orang lokal yang bekerja pada tentara Jepang turut menjadi
penyebabnya. Walau pada dasarnya posisinya juga berada dalam tekanan yang
dibuat goyah, sehingga membawa perubahan sikap yang cukup cepat. Maka,
penduduk lokal, serta penderitaan yang telah dialami akibat aksi tentara Jepang
membuat mereka agresif terhadap orang luar. Selain itu, kepercayaan yang terjalin
cukup lama antara satu individu dengan yang lainnya mulai goyah.
berkebun, menangkap ikan di danau, dan berdagang, bahkan yang paling serius
adalah berkumpul bersama sanak saudara, keluarga serta tidak ada kegiatan dan
interaksi sosial yang terjadi masa ini. Tidak ada orang yang berani melakukan hal-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
hal di atas karena ketakutan akan teror Jepang. Kenyataannya hal seperti ini
menimpa beberapa orang yang mencari keluarga mereka dan tanpa sengaja
bertemu Jepang, akhirnya mereka dibunuh karena dianggap berbohong. Hal ini
Karel Gobai yang saat itu berusia kira-kira 12 sampai 15 tahunan itu melarikan
diri dari Jepang bersama de Bruijn ke arah timur. Kepergiannya bersama de
Bruijn membuat kakak dan salah satu saudaranya berangkat untuk mencari
Karel ke arah yang sama. Belum sampai bertemu saudaranya, tentara Jepang
menahan dan menangkap mereka di jalan serta dibunuh kira-kira di Hitadipa
(sebuah distrik di kabupaten Intan Jaya) dengan anggapan bahwa mereka
berpura-pura mencari salah satu keluarga mereka yang pergi.
Keadaan yang dialami oleh saudara dari Karel Gobai ini juga dirasakan
beberapa orang, misalnya di daerah Tigi dan Lembah Debei dimana Jepang
makanan yang diminta Jepang kepada setiap penduduk lokal yang ditemui.115
Selain masalah ini, tradisi pesta yuwo yang sering diadakan kebanyakan penduduk
lokal sebagai tempat bersosialisasi dan bertemu kerabat dari jauh, bahkan tidak
Semua orang sibuk menyelamatkan diri dan keluarganya, kecuali beberapa tonawi
yang tetap berada di kampungnya dan berusaha mengikuti setiap perintah Jepang
supaya tidak memancing kemarahan yang dapat saja berdampak pada kehilangan
nyawa mereka.116
114
Karo Mote, dalam wawancara tanggal 13 Maret 2017 di rumah Karo Mote,
Toputo, Enarotali.
115
Benny Giay, op.cit., hlm. 41.
116
Peristiwa yang dialami Bobatara, yakni seorang tonowi dari marga Mote yang
melakukan perlawanan terhadap Jepang selama 4 hari di Enarotali, pada bulan Agustus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
dampak positif yang muncul. Kondisi berat yang terjadi, mengundang para tonowi
mencari jalan keluar untuk mengakhirinya. Para tonowi dari beberapa kampung
pemikiran dari penduduk lokal di setiap kampung untuk berkoalisi bersama demi
satu tujuan, yakni mengalahkan Jepang. Kejadian ini dapat dipahami sebagai
wujud kerja sama dan tujuan bersama untuk mengusir Jepang. Inisiatif tersebut
langsung adalah masalah ekonomi. Hal ini tidak hanya dialami orang Me, tetapi
tersebut berimbas pada semakin parahnya kehidupan ekonomi rakyat. 118 Selain
menjadi sebuah peringatan bagi orang lokal lainnya. Dalam perlawanan tersebut 4 orang
Me meninggal dan anak Bobatara bernama Bowaditoema terluka karena tembakan di
pahanya. Peristiwa-peristiwa seperti ini membuat mereka akhirnya bekerja sama dengan
Jepang. Jean Victor Bruijn, op.cit., hal. 225.
117
Lihat Ev. Ruben Gotay Pigay, loc.cit.,
118
Seperti yang terjadi di Numfor, dimana banyak pekerja dikirim ke pulau ini
oleh Jepang. Mereka adalah para pekerja paksa yang terdiri dari 3.000 pria, wanita, dan
anak-anak yang sebagian besar berasal dari kota-kota besar di Jawa. Di samping itu,
adapun orang Taiwan yang didatangkan pula dari luar. Pengiriman mereka ke Numfor
ialah semata-mata untuk membangun jalan dan lapangan terbang. Sedikit makanan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
kekerasan yang didapatkan, makanan serta berbagai keperluan disita Jepang dan
tanpa sengaja telah membuat masyarakat yang sehari-harinya berkebun dari pagi
hingga sore dalam meningkatkan taraf ekonomi keluarga, seperti yuwo juga
menjadi tidak berjalan. Setiap orang yang ada lebih memilih bersembunyi,
sehingga selama itu pula banyak kebun-kebun tidak diurus dan sebagian dirusak
Jepang.
penduduk lokal dengan cara mengambil bahan makanan secara paksa, seperti
ternak babi dan pisang di kebun-kebun warga.120 Tidak sampai di situ, tentara
Jepang juga merusak dan membakar lebih dulu sebelum meninggalkan kebun
serta terkandang ternak yang ada diambil bahkan dibunuh dan dibawa pergi.121
pakaian, tempat tinggal serta bantuan medis membuat mereka mencoba mencuri
persediaan Jepang dan berakhir dieksekusi, ada yang meninggal karena kelaparan, dan
karena terkena penyakit pula.
:http://histclo.com/essay/war/ww2/cou/island/pac/ngu/east/islamd/w2nge-noem.html,
diunduh pada 06 Januari 2018. Lihat juga
Http://Factsanddetails.Com/Indonesia/History_And_Religion/Sub6_1c/Entry-
3954.Html#Chapter-1, Diunduh Pada 03 September 2017.
119
http://countrystudies.us/indonesia/15.htm, Diunduh pada 03 September 2017.
120
Benny Giay, loc.cit.,
121
Silas Doo dalam wawancara.,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Ketika ibu saya mendengar kedatangan Jepang di Paniai, keluarga kami lari ke
hutan, dalam posisi ibu saya juga sambil membawa anak babi kami 1 ekor ke
tempat persembunyian. Kami pun kembali ke kampung lagi ketika mendengar
perang antara orang Me dan Jepang telah selesai.
Situasi yang dialami keluarga Sem Tebai ini, sama seperti yang terjadi
pada keluarga lainnya. Berita tentang hal-hal buruk yang dialami kebanyakan
lebih dulu menyelamatkan harta benda mereka. Dengan demikian besar usaha
untuk menyelamatkan diri dan ternak mereka ke tempat berlindung yang aman,
hingga membawa dampak ini, kemudian tidak bertahan lama. Berangkat dari rasa
122
Weakebo yang mengetahui kekejaman Jepang dari de Bruijn, segera
menyelematkan ternak babinya ke tempat yang aman dari kampungnya Yaba, sebelum
Jepang sampai ke Wisselmeren. Jean Victor Bruijn, op.cit., hlm. 196.
123
Sem Tebai, dalam wawancara tanggal 10 Maret 2017 di rumah Makewa Pigai,
Uwodege, Paniai Barat.
124
Benny Giay, loc.cit.,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Jepang, membawa angin segar bagi rakyat Indonesia. Untuk melihat kondisi ini,
BAB IV
AKHIR EKSISTENSI TENTARA JEPANG DI
ONDERAFEDLING WISSELMEREN
1943-1944
nasionalis turut menerima kedatangan Jepang. Hal ini diperkuat lagi ketika pihak
Jepang memberikan tempat dan janji yang pasti untuk kebebasan Indonesia.
dari bangsa Belanda. Di balik itu, sangat disayangkan bahwa kondisi masyarakat
biasa yang berada di desa dan yang tidak memiliki posisi penting mengalami
penindasan dari Jepang. Banyak yang dibunuh, juga ditarik menjadi buruh,
pekerja atau yang disebut Romusha. Penyambutan meriah rakyat Indonesia saat
perlahan mulai sadar akan kelicikan Jepang. Mereka memilih menjauh, bahkan
melawan.125
Cita-cita Jepang menjadi yang terkuat di wilayah Asia dan dunia semenjak
berhasil mengalahkan Rusia 1905, pada kenyataanya musnah ketika situasi politik
125
Fajriudin Muttaqin, Dkk, 2015. Sejarah Pergerakan Nasional. Bandung :
Humaniora Utama Press. Hlm.78.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
sandang yang mahal telah mengundang rakyat Indonesia angkat senjata melawan
Jepang.126
jajahan adalah desakan rakyat Indonesia di daerah bekas Hindia Belanda itu.
Masalah yang lebih serius lagi adalah kian menipisnya peralatan perang dan
terpojoknya Jepang dari Sekutu yang secara perlahan merebut semua wilayah
jajahan. Perlawanan Jepang dan Sekutu juga terjadi di Nieuw Guinea Belanda
dalam tahun 1944. Aksi ini kenyataannya ikut mewarnai situasi penyerangan
Masa-masa sulit yang dilewati orang Me, bahkan secara luas oleh rakyat
ekonomi. Kondisi ini yang membuat penduduk lokal pada akhirnya bangkit dan
melawan.
Kemarahan rakyat tidak dapat dibendung atas sikap Jepang yang tidak
kebutuhan ekonomi yang jauh dari kata nikmat dan syukur karena semua yang ada
hanyalah milik Jepang semata. Keadaan ini hampir sama dirasakan juga oleh
126
Ibid., hlm. 87.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
samping itu, penduduk lokal juga turut melakukan perlawanan tersendiri terhadap
Hindia Belanda dapat dikatakan memiliki ciri yang sama, yakni dengan digerakan
namun dengan taktik melawan yang berbeda. Oleh sebab itu, penyerangan orang
Lain halnya dengan yang terjadi di daerah Depapre Jayapura, di sana rakyat
menentang keras sikap Jepang dan sayangnya Simson yang memimpin gerakan ini
127
Penyerangan Sekutu ke Hollandia mengawali pertempuran mereka di tanah
kekuasaan Hindia Belanda. Setelah Hollandia dijadikan sebagai basis pertahanan Sekutu,
daerah kekuasaan yang masih berada di bawah tangan Jepang, terkhusus di Papua
dibebaskan dengan melakukan serangan beruntun, yakni ke Pulau Wakde pada 19 Mei
1944 dan ke Pulau Biak pada 27 Mei 1944. Simon dan Schuster, 1944. A War Atlas for
Americans (edisi II). New York : Published for Council on Books in Wartime. Lihat juga
P. J. Drooglever, 2010. Tindakan Pilihan Bebas! : Orang Papua Dan Penentuan Nasib
Sendiri. Yogyakarta : Kanisius. Hlm. 79.
128
Decki Natalis Pigay, 2000. Evolusi Nasionalisme Dan Sejarah Konflik Politik
Di Papua. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan. Hlm. 130.
129
Anna M.F Parera dkk, 2013. Sausapor Saksi Sejarah Perang Dunia II di
Kabupaten Tambrauw Provinsi Papua Barat. Yogyakarta : Direktorat Jenderal
Kebudayaan. Hlm. 78.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Namun, satu kemenangan yang diraih rakyat kebanyakan menjadi semangat bagi
nyatanya tidak membawa hasil, walau ada kerusakan yang diterima Jepang.131
Melihat keadaan kian parah, para tonawi selanjutnya bertemu dan membahas satu
tradisional, membuat para tonowi juga menyadari bahwa hal tersebut tidaklah
perang.132 Melalui upacara ini, penduduk lokal menjadi percaya diri. Mereka pun
130
Ev. Ruben Gotay Pigay, 2008. Mungkinkah Nilai-nilai Budaya Hidup Suku
Mee Bersinar Kembali?. Jayapura : Deiyai. Hlm 25.
131
Sama dengan yang dilakukan Bobatara Mote, Dominggoes yang berasal dari
kampung Mejepa juga menyerang Jepang dalam aksi balas dendam karena Jepang
meminta denda pada penduduk di Mejepa. Aksi tersebut berakhir dengan terbakarnya 1
gubuk yang menyimpan persediaan Jepang. Namun, itu tidak membuat Jepang menyerah
lalu meninggalkan kampung tersebut. Jean Victor Bruijn, 1978. Het Verdwenen Volk.
Bussum : Van Holkema & Warendorf. Hlm. 244.
132
Upacara yang dilakukan orang Me ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam
Ev. Ruben Gotay Pigay, op.cit., hlm. 25-26. Hal ini dijelaskan juga oleh Anna M.F
Parera, dkk, dari sumber bukunya Siagian yang menurut saya tidak begitu benar karena
mengatakan babi sebagai pemusnah ubi rambat, pada kenyataannya tidak demikian
karena babi adalah salah satu aset terpenting orang Me dan dalam upacara tersebut yang
dibutuhkan adalah babi, sehingga tidak ada kaitannya dengan babi sebagai pemusnah
sehingga dipanah. Anna M.F Parera dkk, loc.cit.,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
dan panah adalah senjata tradisional dalam kebudayaan suku Me), sebagai satu-
satunya senjata tardisional yang digunakan dalam situasi perang. Ini pada umunya
diawali bunyi kei eniyaidokei wagikumei yang artinya habisi setan-setan itu.133
Ungkapan setan yang ditujukan kepada Jepang ini dilihat dari kondisi yang
diakibatkan Jepang terhadap suku Me. Satu kondisi yang digambarkan penduduk
lokal tidak manusiawi, sehingga menyebut Jepang seperti setan yang membawa
itu pula tidak ada yang berani keluar rumah. Hanya mereka yang menjadi
pembawa berita ke masyarakat tentang gerak gerik Jepang yang terlihat di jalan.
Perang ini pertama kali pecah di kampung Aga, Paniai Timur dengan kejadian
pos Jepang, banyak yang berjaga di jalan bahkan di hutan. Walau demikian, tidak
semua tentara Jepang dibunuh, seperti halnya yang terjadi di Paniai Barat dimana
133
Ibid.,
134
Silas Egupa, dalam wawancara tanggal 18 Maret 2017, di rumah Makewa
Pigai, Bapouda, Enarotali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Pigome.135
Perang antara orang Me dan Jepang terjadi, namun di Paniai Barat orang Me tidak
membunuh tetapi hanya menangkap. Sedangkan yang banyak membunuh tentara
Jepang itu dari Paniai Timur, seperti di daerah Kebo, Detauwo, serta Aga. Mereka
bersembunyi dan menunggu di hutan-hutan untuk membunuh Jepang.
Perahu itu diikat dari 2-3 menjadi 1. Mereka selanjutnya melakukan patroli guna
Tentara Jepang yang ditangkap diantar ke Siriwo yang menjadi pos Jepang
terakhir di Wisselmeren. Hal ini dilakukan supaya tentara Jepang yang dibiarkan
hidup ini dapat melanjutkan perjalanan ke arah pantai lewat kampung tersebut,
menghindari perang yang terjadi. Berhubung tidak ada korban jiwa di kampung
135
Bernadus Pigome, dalam wawancara tanggal 10 Maret 2017, di rumah
Bernadus Pigome, Uwodege, Paniai Barat.
136
Bernadus Pigome dalam wawancara.,
137
Diyogepai Degei, Eniyatuma, dan Tekabedo mengantar tentara Jepang, yang
lainnya ke Siriwo dan sebagiannya diminta diantarkan ke pos lain. Mereka ini diantar
sampai ke kampung Detauwo dan selanjutnya tidak diketahui apakah mereka dibunuh
masyarakat di sekitar itu atau tidak. Demia Degei, dalam wawancara tanggal 24 Maret
2017, di rumah Makewa Pigai, Bapouda, Enarotali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
itu akibat aksi Jepang, maka tidak ada kontak serius antara tentara Jepang dan
terjadi juga di Enarotali serta beberapa daerah lainnya di Paniai Timur. Bahkan,
perang terjadi. Hal ini dikerjakan bukan tanpa sebab, namun karena keramahan
dari Jepang lebih banyak dibandingkan orang Me yang dibunuh, yakni sebanyak
138
Silas Egupa dalam wawancara.,
139
Ev. Ruben Gotay Pigay, op.cit., hlm. 27.
140
Perang rakyat Papua secara umum dan secara khusus orang Me di
Wisselmeren terhadap Jepang semata-mata disebabkan oleh kondisi buruk yang mereka
alami di bawah penjajahan tentara Jepang dan bukan karena adanya desakan proklamasi
seperti yang terjadi di pulau Jawa. Pdt. Ruben Gotai Pigay, dalam wawancara tanggal 6
Maret 2017 di rumah Pdt. Ruben Gotai Pigay, Pos 7, Sentani.
141
Selain terbunuh, ada beberapa tentara Jepang yang melakukan bunuh diri, di
samping diselamatkan sampai ke daerah pesisir Papua. Benny Giay, 1995. Zakheus
Pakage and His Communities : Indigenous Religious Discourse, Socio-Political
Resistence, and Athnohistory of the Me of Irian Jaya. PhD Dissertation, Department of
Cultural Anthropology/Sociology of Development, Free University. Amsterdam. Hlm.
29.
142
Ibid., hlm. 49.
143
Sausapor adalah kota terakhir di Nieuw Guinea Belanda yang berhasil
ditaklukkan tentara Sekutu setelah menjalani masa perang dari 30 Juli – 31 Agustus 1944
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Poin keenam pada faktor perubahan sosial oleh Soerjono Soekanto, yakni
berbeda dari penduduk lokal terhadap Jepang di akhir penjajahan. Dimana muncul
kerja sama antara kelompok yang memilih membunuh dan yang menolong Jepang
dari kemarahan penduduk lokal. Poin ini di sisi lain mendukung kesadaran akan
pentingnya berkoalisi untuk satu tujuan yang sama dari masing-masing kelompok
tersebut.
penduduk sebagian. Tidak ada ketakutan lagi yang dialami, sehingga orang Me
Kewaspadaan terhadap ogai yang tinggi dan rasa saling benci di antara
orang Me akibat aksi Jepang adalah 2 hal yang dirasakan penduduk lokal. Rasa
benci antara orang Me ini secara khusus terjadi karena adanya beberapa warga
yang membantu Jepang dan dicap negatif oleh masyarakat lainnya. Sebab itu,
dengan lainnya.
orang yang tidak menghendaki untuk membunuh para tentara Jepang. Tentunya
dan menjadi masa berakhirnya kekuasaan Jepang di Papua. Setelah tentara Sekutu dan
penduduk lokal melewati peperangan melawan Jepang, daerah Papua kemudian
diserahkan kepada NICA (Nederlands Indies Civil Administration) dalam tahun 1944.
Ibid., hlm. 132-133.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
itu dilandaskan suatu maksud, yakni berjatuhannya korban jiwa yang disebabkan
tentara Jepang atau perilaku yang tidak bersahabat dengan masyarakat. Hal ini
menyebabkan masalah serius yang meninggalkan bekas luka atau trauma yang
kampung Deyatei dan Siriwo, dimana tidak terjadi kontak senjata. Tentara Jepang
selanjutnya malah diantar hingga ke Siriwo dan bergabung bersama tim yang
berada disana. Beberapa kampung lainnya di sekitaran Paniai Timur, Jepang tidak
dibunuh juga.144
Jika dapat dihitung, kesan baik tentara Jepang yang berada dalam ingatan
secara umum juga terhadap rakyat Indonesia. Mengenai kesan baik Jepang yang
Jepang adalah orang yang akan marah jika apa yang diminta tidak dituruti dan
sebaliknya akan senang kepada yang mau mendengar perintah mereka. Satu hal
ketika mereka baik dengan orang, dalam hal makanan mereka tidak pilih kasih,
sehingga orang-orang Me yang mereka anggap teman dibagi makanannya dan
makan bersama. Terkadang mereka yang menyiapkan sampai menyuguhi
makanan untuk orang Me, artinya tidak hanya penduduk lokal saja yang
memasak untuk Jepang tetapi ada kalanya tentara Jepang juga turun tangan
sendiri. Itu satu hal yang masih diingat tentang perilaku yang dapat dikatakan
baik dari orang Jepang.
144
Bernadus Pigome dalam wawancara., dan Makewa Pigai dalam wawancara
tanggal 18 Maret 2017, di rumah Makewa Pigai, Bapouda, Enarotali.
145
Bernadus Pigome dalam wawancara.,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Perilaku baik yang dirasakan orang Me ini lebih tepatnya dilihat dari sisi
dilihat bahwa tentara Jepang tidak hanya menjadi tuan, namun juga turun tangan
urusan di dapur, seperti yang dijelaskan dalam kutipan di atas. Karena terpikat
seperti di Umaibobutu.
selanjutnya diantar beberapa orang Me ke daerah pesisir. Mereka yang ikut serta
mengantar rombongan ini ialah Tibi Egupa, Mabe Obaipa, Edito Didipa, Beto
Lima orang ini mengantar Jepang dari kampung Kepi melalui Atawabado dan
pada akhirnya tiba di Bidubado. Sampai di sana, seorang Jepang berkata ‘kalian
telah menyelamatkan dan mengantarkan kami hingga di tempat ini, apa imbalan
yang hendak kalian inginkan?’, orang-orang Me itu hanya meminta beberapa
alat-alat modern yang di antaranya sekop, parang, dan sendok makan.
Permintaan alat-alat modern seperti sekop, parang, dan sendok makan ini
146
Walau dengan kondisi sebagian orang di kampung Siriwo tidak menyukai
bahkan membuang muka darinya atas apa yang dilakukannya, namun Tibi Egupa tetap
melindungi Jepang dan mengantarkan mereka dengan selamat hingga ke pesisir Nabire.
Silas Egupa dalam wawancara.,
147
Silas Egupa dalam wawancara.,
148
Silas Egupa dalam wawancara.,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Adapun tentara Jepang yang diantar ke pesisir melalui kampung Siriwo ini adalah
mereka yang kebanyakan berada di pos-pos Jepang sebelah barat. Tentara Jepang
yang di bagian Paniai Timur, terkhusus yang dibiarkan hidup seterusnya balik ke
Pada akhirnya dapat dilihat bahwa ada yang dekat dengan Jepang dan ada
pula yang memilih menjauh lantaran mereka menghadapi 2 sikap yang berbeda
dari Jepang. Hal tersebut membuat 2 kelompok ini menerima respon yang
berbeda. Respon itu dapat dilihat jelas di masa akhir penjajahan Jepang sesuai
mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang kejam. Hal itu terbukti
dengan perlawanan dan sikap mereka terhadap orang asing. Maka dari itu, respon
pertama yang muncul dari masyarakat secara umum atas kekalahan Jepang tentu
sangatlah positif. Jika berbicara soal respon orang Me terhadap Jepang secara
personal, akan berbeda karena setiap individu mempunyai respon tersendiri atas
Jepang merupakan masa terberat yang pernah mereka lalui, bahkan lebih buruk
satu siasat untuk mengakhiri penjajahan Jepang di Paniai. Upacara Darouto adalah
“ritual” yang dilakukan sebagai tanda tentara Jepang menerima kekalahan dari
149
Makewa Pigai dalam wawancara.,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
berada di Paniai Timur ini dilaksanakan atas inisiatif Jepang. Jepang selanjutnya
ada yang begitu penting dalam pelaksanaan upacara itu karena ini hanya simbol
penyampai pesan perpisahan atau meninggalkan sebuah tanda yang bisa diingat
penduduk pedalaman Nieuw Guinea sebagai daerah yang pernah dijajah Jepang.
perspektif tentara Jepang, upacara ini meninggalkan pesan atau simbol tentang
Sebelum tentara Jepang yang berada di Paniai Timur ini pergi melalui kali
Jepang ini ditandai dengan bunyi senjata api yang ditembakan ke arah langit. Ini
yang berjalan dari kali Yawei juga diantar beberapa orang Me.
peninggalan berupa fisik dan non fisik yang ditinggalkan Jepang di Wisselmeren.
150
Tuwauto ialah seorang pembesar tentara Jepang, sedangkan nama Tuwauto
dalam bahasa Me digunakan untuk menyebut rumput-rumput besar dan tinggi yang
biasanya tumbuh di daerah rawa. Dimungkinkan bahwa tentara Jepang yang dimaksud ini
memiliki tubuh besar seperti rumput, sehingga ia dipanggil demikian supaya penduduk
lokal dapat mengenal siapa orang yang dibicarakan. Ibid.,
151
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI), warisan berasal dari kata
waris yang berarti suatu peninggalan benda pusaka atau harta dari orang yang sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
pertahanan Jepang saat Sekutu mulai menyerbu masuk ke wilayah Pasifik. Jepang
banyak membangun tempat berlindung dan salah satu yang dapat dilihat hingga
saat ini adalah kubu persembunyian, misalnya goa terbesar di Pulau Biak yang
satu-satunya warisan yang dapat dilihat secara nyata adalah goa di bukit
Pokebiyo, Deyatei.153
Selain itu, warisan bersifat non fisik contohnya ialah pengaruh serta
dampak dari suatu peristiwa yang dapat membawa perubahan terhadap suatu
kelompok atau masyarakat. Setelah melalui banyak peristiwa buruk yang dialami
suku Me bersama Jepang, satu hal yang pasti muncul adalah ketidaksukaan
Peristiwa yang mereka alami dan lihat selama pendudukan Jepang, di sisi
lain menjadikan orang Me tidak hanya membenci tentara Jepang, namun juga
memusuhi orang Belanda. Ditambah dampak yang dialami orang Me seperti yang
dijelaskan pada bab sebelumnya, cukup membawa perubahan sikap yang serius.
meninggal. Di samping itu ada kata mewariskan yang artinya meninggalkan sesuatu,
sedangkan kata warisan sendiri diartikan sebagai sesuatu yang diwariskan, misalnya
seperti harta dan nama baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa, warisan adalah peninggalan
atau sesuatu yang ditinggalkan berupa benda dan ajaran terhadap seseorang maupun
terhadap suatu kelompok masyarakat secara umum. https://www.kbbi.web.id/waris,
diunduh pada 18 November 2017..
152
Anna M.F Parera dkk, op.cit., hlm. 73.
153
Kondisi goa yang terletak di kampung Deyatei ini tidak dijadikan tempat
wisata atau dikelola, sehingga tidak terawat. Hal ini disebabkan oleh 2 hal pertama, lokasi
goa yang jauh dari perkampungan warga dan sulit untuk dijangkau serta kedua, ketakutan
masyarakat sekitar terhadap peninggalan Jepang di goa tersebut. Demia Degei dalam
wawancara.,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Oleh karena itu, di kalangan orang Me yang keluarganya menjadi korban tentara
yang dapat digambarkan. Realitas ini pun mendukung poin kedua pada faktor
Perubahan yang satu ini berbicara tentang perilaku sesama penduduk lokal
menaruh benci. Orang Me yang membantu Jepang menjadi musuh baru bagi
sirna dan dendam dari orang-orang yang menjadi korban terhadap mereka yang
154
Benny Giay, loc.cit.,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Kondisi ini yang mengubah sikap antara orang-orang yang menjadi korban
dan yang tidak, sehingga turut menciptakan 2 kelompok. Kelompok pertama ialah
yang membantu Jepang dan kedua adalah mereka yang tidak terlibat dengan
Jepang dan menjadi korban. Karena itu, Jepang secara khusus meninggalkan
yang mereka lakukan. Permasalahan sesungguhnya ialah ada pada dua kenyataan
berbeda yang mereka alami. Namun hal itu menjadi serius dan mengubah perilaku
pendudukan Jepang.156
Belanda)
kampung Kebo yang merasa terancam dan tidak terima dengan keberadaan ogai
kemudian memberontak tahun 1939, kondisi ini dapat segera diatasi pemerintah
155
Silas Doo dan Makewa Pigai, dalam wawancara tanggal 23 Maret 2017 di
rumah Makewa Pigai, Bapouda, Enarotali.
156
Kondisi ketidaksukaan penduduk lokal terhadap marga-marga yang ikut
membantu Jepang pada kenyataannya berimbas kepada sesama marga yang orang tuanya
sebenarnya tidak bekerja kepada tentara Jepang. Terbukti bahwa hal ini persis seperti
yang dialami 2 orang siswa SR (Sekolah Rakyat) di Okaitadi tahun 1955, yang
selanjutnya memilih pulang ke kampung halaman mereka karena merasa terancam dan
dimatai-matai oleh orang-orang yang kontra terhadap Jepang dan para pembantu
lokalnya. Benny Makewa Pigai, 2015. Menjadi Gereja Penabur Benih di Tanah Papua :
Sejarah, Kenangan Kehidupan dan Pelayanan Perintis Gereja Kemah Injil (Kingmi)
Tanah Papua. Jayapura : Deiyai. Hlm. 204.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Belanda dan aktivitasnya kembali seperti biasa. Setelah suasana aman, pecahlah
yang dialami orang Me bersama Jepang telah mengubah banyak hal, terkhusus
tentang sikap penduduk lokal yang tidak suka lagi mendekati orang kulit putih.
Sikap dan perilaku Jepang terhadap orang Me masih segar berada dalam
ingatan. Hal ini mengubah pola perilaku yang sebelumnya sebagian orang
orang asing kembali. Melalui adanya peristiwa ini, orang Me beranggapan bahwa
bangsa Barat mulai menyadari suatu perubahan besar yang terjadi ketika orang
kulit putih mulai memasuki wilayah mereka dan memaksa masyarakat lokal untuk
mengikuti semua sistem yang dibawa. Dalam hal ini ada yang mau menerima dan
ada juga yang menolak perubahan yang datang dalam bentuk paksaan dan
terbilang cepat.
Oleh sebab itu, pendudukan Jepang di Paniai turut mengubah banyak hal,
157
Perubahan sikap dan ketidakpercayaaan terhadap ogai itu terbukti jelas ketika
pdt. Mickelson kembali ke Enarotali bersama pekerja misi tahun 1946, dimana orang Me
yang mereka temui memperlihatkan sikap bermusuhan dan lebih memilih menjauh.
Bahkan, sebagian orang Me mengatur rencana untuk menghabisi mereka yang baru
datang tersebut dengan hampir 7 kali ancaman dalam 8 bulan mereka di sana, namun hal
itu tidak pernah terjadi. E. H. Mickelson . 1948. Conference Edition : Leavening Action
Of The Gospel In New Guinea. Dalam The Pioneer. no. 50, 1948. Hlm. 24-25, diambil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
kebun warga, rumah, kerja paksa, pemerkosaan terhadap perempuan, dan jatuhnya
korban jiwa adalah hal-hal yang mengubah cara pandang mereka tentang orang
Pada akhirnya warisan Jepang dapat terlihat jelas, bahwa yang berupa non
fisik memiliki dampak besar atas suatu perubahan. Perubahan yang dibicarakan
tentu tidak selalu yang bersifat positif.159 Perubahan pola perilaku suku Me
satu contoh perubahan yang mengarah pada sifat negatif dan merugikan.
seperti yang diinginkan para penjajah, walau diawali dengan sebuah kemenangan
yang baik. Dalam konteks ini akan melihat apa yang telah dicapai dan tidak saat
dari : http://www.cmalliance.org/resources/archives/downloads/pioneer/pioneer-1948-
report.pdf. (22 Desember 2017). Lihat juga Pdt. Jhon Gobay, 2008. Amanat Agung di
Tanah Papua 1939-1962. Bandung : Yayasan Kalam Hidup. Hlm. 60-61.
158
Penolakan terhadap ogai terbukti masih tertanam dalam diri orang Me hingga
tahun 1950-an. Lihat, Benny Giay, loc.cit.,
159
Seperti yang dikatakan misionaris Post, bahwa Jepang hanya datang
membawa kesengsaraan, kekerasan, dan kematian ke Wisselmeren. Hal ini setidaknya
memperjelas semua penjelasan dalam tulisan ini tentang sikap Jepang terhadap penduduk
lokal. W. M. Post. 1947. Happy landing !. Dalam The Pioneer. Vol. XIV no. 47, August
1947. Hlm. 25, diambil dari :
http://www.cmalliance.org/resources/archives/downloads/pioneer/pioneer-1947-08.pdf.
(12 Desember 2017).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
pesawat Catalina ke Australia pada 26 Juli 1944 atas bantuan penduduk lokal
Di masa Perang Dunia II, atas hubungan baiknya dengan ogai, Weakebo bersama
kerang kepada de Bruijn untuk membeli makanan dan segala yang diperlukan
selama dalam pelarian, sebagai alat tukar di wilayah dataran tinggi Nieuw Guinea
Belanda.162 Kenyataan ini mendukung poin pertama pada faktor perubahan sosial
160
De Bruijn melakukan perjalanan yang panjang dari Wisselmeren ke arah
pegunungan tengah Papua melalui hutan-hutan, sembari memberikan informasi kepada
Dinas Intelijen Angkatan Udara Belanda NEFIS (Netherlands Forces Intelligence
Service) yang bekerja sama dengan Sekutu tentang pergerakan Jepang di Nieuw Guinea
Belanda. Lihat http://www.junglepimpernel.nl/pages/De-achtergrond.html, diunduh pada
18 September 2017.
161
Weakebo bahkan mengirim beberapa orang dari kampung Yaba bermarga
Mote ke Bilorai untuk diajari cara menembak oleh de Bruijn. De Bruijn kemudian
memberi pelatihan dan diberi tugas untuk menyusuri daerah Orawja ke Danau Tigi,
dalam rangka mengalihkan perhatian Jepang dari wilayah di mana Oaktree beroperasi.
Walau beberapa dari mereka telah mempelajari cara menembak, namun mereka belum
pernah benar-benar menembak atau terlibat perang menggunakan senjata api dengan
Jepang. Jean Victor Bruijn, op.cit., hlm. 235.
162
Hasil hubungan baik Weakebo dengan ogai terjadi karena ia menempatkan diri
dengan baik di antara mereka. Itu juga karena ia ingin tetap menjaga posisinya sebagai
seorang tonowi. Salah satu hal yang lebih mendasar adalah karena ia mendapat kerang
cowri dari orang Belanda dalam jumlah banyak, sehingga setelah Perang Dunia II
berakhir, banyak orang Me yang secara serentak menolak ogai masuk ke Paniai. Namun
Weakebo menyambut mereka dengan tangan terbuka. Lihat The conversion of Weakebo.
By: Giay, Benny, Journal of Pacific History, 00223344, Sep99, Vol. 34, Edisi 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
secara pribadi. Dimana dengan keinginan sendiri para penduduk lokal ini menjadi
de Bruijn:
"26 July 1944, Hagers Lake. 8.30 a.m. exactly, 2 Cats [ = Catalinas,
water planes] skim over the lake, somewhat later our B25 (bomber
plane) is buzzingacross.No word is spoken. We just watch the Cats
circling around the lake and the fighter-bomber up in the air. How
comforting to have these Dutch planes so near.The Y87 is the first to
land, then the Y 45 […]The boarding procedure of 15 group members,
28 Papua lifeguards, the radio gear, starts with two rubber boats and is
soon finished […]The Y87 is back in the air within 20 minutes. Strange
to find myself here in the cockpit with a breadroll and a cup of
coffee.No more nightmares about being trapped by the Japs […] the
evacuation has succeeded: 43 men are safe in our Dutch Cats!”(J.V. de
Bruijn archive, no 2)”.
Terjemahan;
(26 Juli 1944, Danau Hagers. 8.30 a.m. tepat, dua Cat (Catalina, pesawat air)
meluncur di atas danau, agak kemudian B25 (pesawat pembom kami)
berdengung. Tidak ada kata yang diucapkan. Kami hanya melihat Cat yang
mengelilingi danau dan pengebom tempur di udara. Betapa senangnya memiliki
pesawat-pesawat Belanda ini begitu dekat. Y87 adalah yang pertama mendarat,
lalu Y45 [...] Y87 kembali ke udara dalam waktu 20 menit. Aneh untuk
menemukan diriku di sini di kokpit dengan roti dan secangkir kopi. Tidak ada
lagi mimpi buruk tentang terjebak oleh orang Jepang [...] evakuasi telah berhasil
: 43 orang selamat di Cat Belanda kita! “ (J.V. De Bruijn arsip, no 2)).164
163
Mengitari hutan belantara bersama 29 orang penduduk lokal dan seorang
operator radio asal Belanda, membuat Jepang gagal mencapai tugas mereka menangkap
de Bruijn. https://socialhistory.org/en/collections/new-guinea/jean-victor-
bruijn?language=nl, diunduh pada 30 September 2017.
164
Dikutip dari ibid.,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
yang pertama untuk Jepang, yakni dengan tidak tertangkapnya de Bruijn. Selain
sampai akhir kekuasaan Jepang. Hal ini terbukti dengan Jepang kalah perang
dengan orang Me dan secara umum dari tentara Sekutu di Nieuw Guinea Belanda
1944. Walau demikian, di samping kegagalan tersebut ada hal yang dapat
dikatakan berhasil dicapai Jepang adalah pendudukan atas wilayah baru dengan
dampak yang cukup kuat. Jika berbicara soal pendudukan yang terjadi di daerah
lokal seperti di Wisselmeren, maka warisan yang berupa fisik serta pengaruhnya
dunia pendidikan dan sistem pemerintahannya yang paling kecil seperti RT (rukun
kebanyakan rakyat Indonesia pada masa pendudukan Jepang hampirlah sama dan
ingatan akan peristiwa tidak menyenangkan itu masih terngiang dengan jelas
165
Fajriudin Muttaqin, op.cit.,hlm. 85.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN
kehadiran ogai (Belanda dan Jepang) dan memuncak ketika Jepang tiba di Paniai.
80
Terhitung dari akhir bulan Mei 1943 hingga pertengahan tahun 1944,
Jepang telah menyebabkan orang Me hidup dalam ketakutan dan trauma. Keadaan
disebabkan oleh tentara Jepang di tengah orang Me, telah membawa dampak.
Adapun sesuai realita, yang terjadi adalah dampak personal, sosial (terkhusus
perubahan sikap dan perilaku terhadap sesama penduduk lokal, terhadap orang
Belanda, dan Zending), dan ekonomi selain adanya penutupan pos pemerintah dan
Semua kondisi buruk yang membawa perubahan cepat ini membuat penduduk
pos Jepang. Banyak dari penduduk lokal bersembunyi di hutan, jalan, dan danau
penduduk lokal. Namun, kenyataan di balik itu sebagian tentara Jepang tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
dibunuh. Akhir dari peperangan tersebut, seorang pembesar tentara Jepang yang
membawa perubahan terhadap sikap dan perilaku orang Me atas dampak dari
kedatangan Jepang menjadi 1 hal yang penting diamati. Akibatnya, ini dapat
dipungkiri bahwa perubahan yang dibawa orang asing akan masuk perlahan di
antara orang Me. Namun yang pasti, kebencian terhadap sesama masyarakat Me
yang mulai tumbuh adalah prodak dari perlakuan keras tentara Jepang dan sikap
tidak peduli para orang asing yang datang ke Wisselmeren. Kejadian ini adalah
gambaran dari perubahan sikap sesungguhnya yang dirasakan orang Me, dan
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Bruijn, Jean Victor, 1978. Het Verdwenen Volk. Bussum : Van Holkema &
Warendorf.
Ballard, Chris, Vink, Steven dan Ploeg, Anton (ed), 2001. Race to the Snow
: Photography and the Exploration of Dutch New Guinea, 1907-1936.
Amsterdam : Royal Tropical Institute.
Drooglever, P. J., 2010. Tindakan Pilihan Bebas! : Orang Papua Dan Penentuan
Nasib Sendiri. Yogyakarta : Kanisius.
Giay, Benny, 1995. Zakheus Pakage and His Communities : Indigenous Religious
Discourse, Socio-Political Resistence, and Athnohistory of the Me of Irian
Jaya. PhD Dissertation, Department of Cultural Anthropology/Sociology
of Development, Free University. Amsterdam.
______, 1998. Gembalakanlah Umatku : Gereja Kemah Injil (Kingmi) Irian Jaya
Dalam Masyarakat yang Tengah Berubah. Jayapura : Deiyai.
Gobay, Pdt. Jhon, 2008. Amanat Agung di Tanah Papua 1939-1962. Bandung :
Yayasan Kalam Hidup.
Harry J. Benda, 1980. Bulan Sabit dan Matahari Terbit ; Islam Indonesia Pada
Masa Pendudukan Jepang. Diterjemahkan, Daniel Dhakidae. Jakarta :
Pustaka Jaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Nakamura, Mitsuo, 1983. Bulan Sabit Muncul Dari Balik Pohon Beringin : Studi
Tentang Pergerakan Muhammadiyah Di Kotagede, Yogyakarta.
Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Prof. Dr. Suhartono, NY. Kaigun Angkatan Laut Jepang, Penentu Krisis
Proklamasi. Yogyakarta : Kanisius.
Pospisil, Leopold, 1963. The Kapauku Papuans of West New Guinea. New York :
Holt, Rinehart and Winston.
Pigay, Decki Natalis, 2000. Evolusi Nasionalisme Dan Sejarah Konflik Politik Di
Papua. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.
Pigay, Ev. Ruben Gotai, 2008. Mungkinkah Nilai-nilai Budaya Hidup Suku Mee
Bersinar Kembali?. Jayapura : Deiyai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Parera, Anna, Desy PM.F, Saberia Usmany, dan Sinaga, Rosmaida, 2013.
Sausapor : Saksi Sejarah Perang Dunia II di Kabupaten Tambrauw
Provinsi Papua Barat. Yogyakarta : Kepel Press.
Pigai, Benny Makewa, 2015. Menjadi Gereja Penabur Benih di Tanah Papua :
Sejarah, Kenangan Kehidupan dan Pelayanan Perintis Gereja Kemah
Injil (Kingmi) Tanah Papua. Jayapura : Deiyai.
Simon dan Schuster, 1944. A War Atlas for Americans (edisi II). New York :
Published for Council on Books in Wartime.
Singh, Bilveer, 2011. Papua : Geopolitics and the Quest for Nationhood. New
Brunswick and London : Transaction Publishers.
The Pioneer.
85
SKRIPSI
Giay, Ligia Judith, 2011. “Pemerintah Belanda, Orang Mee, Zending C&MA Di
Onderafdeling Wisselmeren 1938-1956”. Skripsi, Yogyakarta : Universitas
Sanata Dharma.
WEB
darleneroseorg/1938.htm.
http://www.cmalliance.org/about/history/in-the-line-of-fire/diebler.
Http://Factsanddetails.Com/Indonesia/History_And_Religion/Sub6_1c/Entry-
3954.Html#Chapter-1.
http://countrystudies.us/indonesia/15.htm.
http://www.junglepimpernel.nl/pages/De-achtergrond.html.
https://socialhistory.org/en/collections/new-guinea/jean-victor-ruijn?language=nl.
http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=5&jd=Kisah+Auki+Membawa+M
isionaris+Pater+Tillemans+ke+Meeuwo&dn=20170914191508.
http://histclo.com/essay/war/ww2/cou/island/pac/ngu/east/islamd/w2nge-
noem.html.
http://pacificinstitute.anu.edu.au/sites/default/files/resources-links/NGRB/38.pdf.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISTILAH
Afdeling
Kota administrasi zaman Belanda yang setingkat dengan kabupaten.
Gunseibu
Nama Angkatan Darat Jepang pada masa Perang Dunia II.
Jungle Pimpernel
Sebutan yang diberikan kepada de Bruijn atas keberhasilannya menjalankan
operasi Oaktree selama pendudukan Jepang di Nieuw Guinea Belanda, dengan
bersembunyi dan bertahan hidup di hutan pegunungan tengah Papua bersama
penduduk lokal di sana.
Jugun lanfu/ianfu
Satu istilah yang digunakan untuk merujuk kepada perempuan yang menjadi
korban perbudakan seks selama Perang Dunia II di wilayah jajahan Jepang.
Kode Oaktree
Operasi ini adalah operasi militer Belanda di Nieuw Guinea selama Perang Dunia
II. Dipimpin oleh kontroler J.V. de Bruijn pada masa pendudukan Jepang,
khususnya saat lari dari tentara Jepang di Onderafdeling Wisselmeren, Nieuw
Guinea Belanda.
Keibodan
Sabuah Barisan Pembantu Polisi yang dibentuk pada 29 April 1943. Ini bertujuan
untuk membantu polisi Jepang pada masa penjajahan Jepang di Indonesia.
Me manaa
Berarti bahasa Me.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Minseifu
Nama Angkatan Laut Jepang pada masa Perang Dunia II.
Onderafdeling
Sebuah distrik yang dipimpin seorang kontroler Belanda.
Ogai
Dalam bahasa Indonesia disebut tuan, ialah sebutan yang diberikan orang Me
terhadap misionaris, orang-orang di pemerintahan, orang Eropa, orang Indonesia,
dan penduduk lokal yang bekerja pada Belanda di Onderafdeling Wisselmeren.
Romusha
Sebuah panggilan bagi orang-orang Indonesia yang dipekerjakan secara paksa
pada masa penjajahan Jepang di Indonesia dari tahun 1942 hingga 1945.
Seinendan
Sebuah organisasi barisan pemuda yang dibentuk tanggal 9 Maret 1943 oleh
tentara Jepang di Indonesia. Tujuannya untuk mendidik dan melatih para pemuda
agar dapat mempertahankan tanah airnya dengan kekuatan sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Tonowi
Satu golongan orang-orang kaya yang memiliki banyak mege, lahan yang luas,
dan peliharaan berupa ternak babi yang banyak. Terkadang mereka juga dapat
menjadi pemimpin perang antar kampung dan penengah masalah di tengah suku
Me.
The Pioneer
Artikel resmi CAMA yang mulai dipublikasikan pada tahun 1929. Editor
pertamanya adalah perintis misionaris C&MA di Indonesia, R. A. Jaffray yang
menulis banyak artikel dari tahun 1929-1941. The Pioneer secara resmi
dihentikan pada tahun 1995.
Yuwo
Pesta rakyat, dimana orang memperjualbelikan harta benda mereka kepada
sesama masyarakat. Pada dasarnya ini juga semacam pasar tradisional yang
khusus menjual babi dan biasanya dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai
banyak ternak. Terkadang mereka juga menjual kerajinan tangan, menjadi tempat
bertemu keluarga serta yang paling penting adalah saling mencukupi kebutuhan
masing-masing.
Zending
Berasal dari bahasa Belanda yang berarti pekabaran Injil (pekabaran Kristen dan
Katolik), adalah usaha-usaha para misionaris untuk menyebarkan agama Nasrani.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
Gambar .1. Wisselmeren atau Paniai di peta Papua. (Sumber : Australian National
University).
Gambar .2. Daerah yang didominasi oleh orang Ekagi atau Me adalah bagian yang
diberi tanda warna kuning. (Sumber :
http://pacificinstitute.anu.edu.au/sites/default/files/resources-links/NGRB/38.pdf.
diunduh pada 07 Juni 2018).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Gambar.3. Ekspedisi H.J.T. Bijlmer dan gubernur sipil S. van der Goot 1935,
terlihat mereka sedang berbincang dengan sekelompok orang Me yang baru
ditemui. (Sumber : Tropen Museum Volkenkunde).
91
Gambar.6. Peta daerah Wisselmeren lengkap dengan 3 Danau Wissel yang ditulis
tangan oleh W. Cator 1937. (sumber : KITLV).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
93
Gambar.8. Foto bersama, dari kiri ke kanan 1. Asisten eksekutif Ambon Sitanala,
2. Misionaris Amerika Walter Post, 3. Istrinya Viola Post, 4. de Bruijn, 5.
Misionaris Amerika mrs. Darlene Deibler, 6. Operator radio Jawa bernama Dardi,
7. Dokter asal Gorontalo bernama Dunda, 8. Misionaris Amerika Russel Deibler,
bersama orang Ambon, polisi lapangan asal Kei, seorang agen lansekap Papua,
seorang guru Ambon, dan pembantu misi asal Dayak. Sebelum evakusi pertama
1940, saat terjadi invasi Jerman ke Belanda. (Sumber : buku Jean Victor Bruijn,
1978. Het Verdwenen Volk).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Gambar.9. Foto atas ; de Bruijn bersama sebagian polisi yang tergabung dalam
NEFIS (Netherlands Forces Intelligence Service), Oaktree, beserta para pengawal
lokal. Foto bawah: Boejani beserta keluarganya. Ia adalah agen rahasia de Bruijn
yang banyak melaporkan tentang gerak Jepang di Wisselmeren. (Sumber : buku
Jean Victor Bruijn, 1978. Het Verdwenen Volk).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Gambar.10. Sebuah pesta peringatan hari ulang tahun ratu Belanda yang diadakan
de Bruijn bersama para pengawalnya, orang Me, dan Migani di Bilorai
(Kabupaten Intan Jaya sekarang) pada 31 Agustus 1943, di saat pelarian dari
tentara Jepang di Wisselmeren. (Sumber : KITLV).
96
Gambar.12. Ilustrasi dari Amakatuma Pigai yang di potong dengan parang oleh
seorang tentara Jepang. (Sumber : Buku Ev. Ruben Gotay Pigay, 2008.
Mungkinkah Nilai-nilai Budaya Hidup Suku Mee Bersinar Kembali?).
97
Gambar.15. Pintu goa tanah Jepang di bukit Pokebiyo, kampung Deyatei saat ini.
Terlihat tidak terawat dan mulai menyusut. (Sumber : Pribadi).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
DAFTAR NARASUMBER
99
100
101
102
Pdt. Ruben Gotai Pigay, lahir di Paniai 1936. Pernah belajar di SR,
kampung Okaitadi. Ia selanjutnya dikirim ke PMS (Primaire Midle Bare School),
Kota Raja, Hollandia (kini Jayapura), dan melanjutkan ke HBS (Hoogere
Burgerschool). Ia sempat melanjutkan pendidikan ke tingkat universitas di
UNCEN (Universitas Cenderawasi), namun tidak menyelesaikannya. Ia
selanjutnya mengikuti sebuah kursus kependetaan bersertifikat dan bertugas
sebagai seorang pendeta hingga pensiun di gereja Eklesia Pos 7, Sentani,
Jayapura.