ETER
RAHASIA
sistem hidden space
propulsion milik Tesla
dan konspirasi yang
menutupinya
WILLIAM LYNE
©1997
FISIKA
ETER
RAHASIA
sistem hidden space
propulsion milik Tesla
dan konspirasi yang
menutupinya
Diterjemahkan oleh SeSa Media
anggota dari JSF [WORKGROUP]
Buklog Bukupedia
SeSa Media
Terjemahan Occult Ether Physics / SeSa Media
a4. h. mm.
JRCW 12347 970FT 108RR
1. Eter. 2. Fisika. 3. Konspirasi.
EA3—2009.tr0737L
Semua hasil kerja SeSa Media terdaftar di JOO Rights Commons Work. Dengan demikian,
telah dapat dipastikan bahwa hasil terjemahan ini tidak muncul dengan sendirinya dan
menjadi pengakuan jelas & tegas bahwa SeSa Media-lah yang telah mengerjakan semua
proses penerjemahan buku ini. Agar di kemudian hari tidak muncul fitnah bahwa buku ini
tidak diterjemahkan melainkan muncul dengan sendirinya begitu saja, atau fitnah bahwa si
penerjemah buku ini hanya mengaku-aku menerjemahkan.
Joo rights reserved. Semua yang kami lakukan bukan demi kepentingan komersial. Jadi,
kami tidak menghutangi Anda dengan apa yang kami lakukan. Karena itu, dengan segala
kerendahan hati, kami minta agar hasil terjemahan kami tidak dikomersialkan oleh pembaca
sekalian. Jika Anda tidak mengindahkannya, maka pernyataan ini dapat diartikan sebagai
bentuk tanggungjawab kami kepada mereka yang mengerti dan mengindahkan.
Terjemahan ini diterbitkan oleh SeSa Media, UKM., Jl. Hidup 47, Long East, 12347. Jooright 2009 SeSa Media,
UKM. Joo rights reserved. Terjemahan ini telah dicatat sebagai salah satu karya SeSa Media dalam JOO Rights
Commons Work. Tak satupun di dalam bagian terjemahan ini yang muncul dengan sendirinya. Kunjungi situs kami
di http://sesamedia.wordpress.com
PRAKATAW
SECARA KHUSUS, kami mohon maaf kepada William Lyne dan juga mereka
yang terlibat dalam pembuatan buku “OCCULT ETHER PHYSICS: TESLA’S
HIDDEN SPACE PROPULSION SYSTEM AND THE CONSPIRACY TO CONCEAL
IT”. Proses penerjemahan ini kami lakukan tanpa meminta izin kepada
Anda sekalian. Karena itu, dengan ini kami juga mengakui bahwa kami
akan disalahkan jika ada penggunaan istilah yang tidak sesuai dengan yang
dimaksudkan.
Jika yang kami lakukan ini dapat dikatakan sebagai bentuk kebebasan
(meskipun dalam beberapa bagian ataupun sebagian, kami tidak setuju
seluruhnya), semoga Anda setuju dengan apa yang kami lakukan. Kami tidak
mengambil keuntungan apa-apa dari penerjemahan buku ini.
Untuk Anda pembaca terjemahan ini, kami nyatakan bahwa kami tidak
menambah atau mengurangi sesuatu apapun dalam isi terjemahan ini. Jika
ada kekurangtepatan dalam menyampaikan maksud kalimat dan istilah, kami
mohon maaf dengan sebesar-besarnya, baik kepada yang sangat mengerti
Fisika, Konspirasi, Teknologi, Bahasa Indonesia, ataupun Bahasa Inggris.
Akhirnya, kami persembahkan setiap hasil terjemahan kami ini khusus
kepada Umat Islam di negeri ini dari Merauke sampai Sabang, dari Talaud
sampai Rote, dan secara umum untuk masyarakat Indonesia. GRATIS! FREE!
COPYRIGHT
Copyright ©1997
William Lyne
All rights reserved. No part of this book may be reproduced without written
permission from the publisher. The publisher takes no responsibility for the
use of any of the materials or methods described in this book, nor for the
products thereof.
6
Arthur Schopenhauer
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 9
PENDAHULUAN: Rencana Awal Nikola Tesla di tahun 1875 13
Menyembunyikan yang Sebenarnya 18
BAB 1: Teori Eter Rahasia dan Elektropulsi 20
Karakteristik Partikel Eter Dasar 21
Penyebab Hukum Gravitasi “Kuadrat Terbalik” 26
Pipa Gaya Mikrohelikal 28
ZPR 29
Sebuah Kotak Kayu Tua
dan Sistem Pedoman Kelembaman Milik Jerman 30
Gelombang Low-Frequency & High-Frequency
dan Transmisi Energi Nirkabel Tesla 35
Penemuan TELEFORCE Tesla 38
BAB 2: Menggali Sifat Eter 42
Latar Belakang 42
“Momentum Elektromagnetik” J.J. Thomson 44
Pertunjukan Tesla 44
Gerakan Kosmik dan Momentum Lokal 49
Momentum Lokal dan Pergerakan Angkasa 50
BAB 3: Observasi 57
Rub-a-Dub-Dub, Tujuh Orang Dalam Bak Mandi Panas 60
Perbandingan dengan Penampakan Lain 63
Eter dan “Materi Berat” 64
Planet dan Satelit yang Mengorbit 69
8
BAB 4: Sejarah Perkembangan Teori 70
Gerak Rotasi dan “Efek Sekrup” 70
Muatan Elektrostatis yang Diangkut 72
BAB 5: Tesla dan Good Old Boys’ Club 79
Teori Gravitasi Dinamis Tesla 84
Rahasia Tesla 91
Sifat Listrik 93
KESIMPULAN 97
BAB 6: Pembantaian Free Energy: Proses Atom Hidrogen 101
Tabir Asap dari Academia 109
Bukti Mengejutkan dan Metode Hidrogen Lainnya 115
Bagaimana Cara Kerjanya? 118
Penggunaan Proses Secara Tepat 124
Tungku Pembakaran Atom Hidrogen 126
Kejutan Free Energy 126
Kesimpulan 128
Referensi tentang Proses Atom Hidrogen 129
SeSa Na
Nuhun Ka
9
KATA PENGANTAR
PENDAHULUAN:
RENCANA AWAL TESLA DI TAHUN 1875
V ISI awal Tesla, dalam hari-hari kuliahnya di tahun 1872, mengenai “mesin
terbang ideal”-nya adalah mesin elektropropulsi, yang realisasinya
mendorongnya mengatakan bahwa dirinyalah yang pertama kali memasuki
bidang sains kelistrikan di tahun 1875. Ini adalah permasalahan yang dia
embankan pada dirinya sendiri sebagai pekerjaan utamanya sepanjang hidup.
(Frank Parker Stockbridge, The Tesla Turbine. The World’s Work, March, 1912,
pp. 543-48).
Pada mulanya, mengantisipasi jika kebutuhan tenaga listrik pesawat
elektropropulsif terlalu besar bagi generator listrik on-board (karena kapal
miliknya sama sekali tak memiliki bidang untuk menahan), dia memulai
pengembangan sistem “transmisi tenaga nirkabel” untuk mentransmisikan
tenaga listrik dari generator dan stasiun berbasis darat. Beberapa ide awal
Tesla ini tak berguna untuk mesin terbangnya, jadi dia mengubahnya untuk
tujuan komersial. Karena konsepnya bahwa eter bersifat relatif low-density,
serta konsepnya bahwa gaya elektromagnetik tidak jauh lebih besar dari gaya
gravitasi, temuan Tesla berikutnya (yakni antisipasi kebutuhan tenaga listrik
yang lebih besar) membawa pada pengubahan pesawat elektropropulsif-nya,
dan menghasilkan surplus teknologi “spin-off” yang berlimpah.
Selama tahun 1920-an, saat dia membutuhkan uang dalam jumlah
besar untuk menyelesaikan pesawat elektropropulsif, dia tak berhasil menarik
minat pemerintah AS terhadap surplus teknologi “spin-off” ini. Dalam sebuah
artikel yang tak pernah dipublikasikan, Tesla mengatakan, “..kita harus segera
mendorong pengembangan mesin terbang dan transmisi energi nirkabel
dengan dukungan kekuatan dan sumber daya negara.” Hubungan langsung di
sini adalah antara “mesin terbang” (bukan “pesawat”) dan “transmisi energi
nirkabel”. Tesla memiliki banyak hak paten yang tak menghasilkan uang
sepeser pun, karena Morgan dan Rockefeller telah menyatakan paten-paten
tersebut terlarang. Tak seorang pun yang sanggup meminjam uang dari bank
untuk mempraktikkan salah satu sistem ini, dan seorang yang cukup bodoh
14
untuk melakukan hal demikian terhadap uangnya sendiri boleh menanti
turunnya murka dewa atasnya seperti petir dari Zeus.
Karena penemuannya yang hampir rampung bahwa kebutuhan tenaga
listrik on-board tidak akan terlalu besar, dan kegagalannya menarik minat
orang-orang terhadap pengembangan sistem transmisi energi nirkabel
miliknya, Tesla mengajukan paten di tahun 1913 atas turbin hebat yang dia
temukan sekitar 1909. Ini mungkin dilakukan mengingat meningkatnya
perkembangan dan pemahaman pengetahuan yang menunjukkan bahwa
interaksi elektromagnetik adalah 1040 kali lebih besar dari interaksi gravitasi
(George Gamow, Gravity, Anchor Books, N.Y. 1962, hal. 138). Menurut Hendrick
Lorenz, gaya tarik listrik adalah 2 x 1039 kali lebih besar dari gaya tarik gravitasi.
Perubahan strategi Tesla tampaknya terjadi antara tahun 1915 (waktu
ketika Tesla mengujicoba misil elektropropulsif yang menggunakan energi
nirkabel yang diarahkan ke misil dari darat melalui power beam [sorot
daya]) dan 1934 (pengumuman hari kelahiran Tesla). Perkembangan baru ini
mungkin dipicu oleh temuan awal, sebab tanpa sistem energi nirkabel, konsep
terdahulu akan menjadi tak berguna. Para pengusaha energi menyingkirkan ini
selama-lamanya, jadi Tesla dibiarkan sendirian dengan peralatannya dan tak
bisa mengharapkan pihak manapun.
Miskonsepsi awal masih sedikit ada dalam benak Tesla saat dia
mengembangkan turbin secara komersial di bawah slogan Tesla Propulsion
Company, “20 Horsepower Per Pound”, dengan maksud tersembunyi
yaitu menggunakan turbin untuk menggerakkan alternator berfrekuensi
tinggi (yang dia rancang khusus) guna menghidupkan kapal. Setelah
mengembangkan turbin yang demikian ringan dan kuat (dapat mencapai
kecepatan 30.000 rpm, di mana unit seberat 20 pon dapat menghasilkan
kekuatan 200 tenaga kuda atau lebih dengan menggunakan bensin), dia juga
merancang dan memperoleh paten di tahun 1928 untuk jenis baru pesawat
tipe “VTOL” berpenggerak baling-baling, dihidupkan oleh 2 turbin yang
dipasang bersama yang dapat menetralkan tenaga putar baling-baling dan
menghapuskan kebutuhan akan baling-baling penyeimbang—seperti yang
terdapat di badan belakang helikopter. Pesawat ini, jika dibuat, dapat memiliki
rasio berat:tenaga kuda yang superior—mungkin 3:1—dan bisa sangat cepat
dalam penerbangan datar, lepas landas secara vertikal.
Tesla, setelah memahami penggunaan mesin pesawat yang berat dan
tidak efisien yang kala itu digunakan, dan persyaratan pesawat yang tidak
15
praktis dengan area sayap yang lebih lebar, tampaknya ingin mengkomersilkan
turbinnya dengan merancang dan mempatenkan pesawat jenis baru, yang
secara spesifik menggunakan turbin buatannya, untuk mengumpulkan modal
guna merampungkan proyek elektropropulsi-nya yang berbiaya lebih tinggi.
Berdasarkan pengalamannya dengan paten terdahulu, Tesla tahu bahwa paten
takkan berharga sama sekali jika dirinya tidak bisa mendapatkan modal (dari
paten tersebut sebelum periodenya habis) untuk menjalankan proyek, dan dia
juga tahu bahwa pengungkapan paten dapat membuat orang lain melakukan
hal yang sama 17 tahun setelah paten miliknya diakui, yang selama 17 tahun
itu bisa saja penemuannya mengendur akibat kekurangan dana bagiannya,
lantaran kelompok kepentingan finansial menentang Tesla.
Saat dalam tahap pengembangan awal, Tesla tampak tidak terlalu
peduli dengan kemampuan sejati “tenaga” temuannya, hingga ujicoba
di tahun 1915 membuktikan bahwa kemampuannya ternyata “dahsyat”.
Pada tahun 1893 dan 1894, Tesla telah “menyelesaikan sepenuhnya” Teori
Gravitasi Dinamis (Dynamic Theory of Gravity)-nya, setidaknya dalam “teori”.
Sistem elektropropulsi inheren dengan teori tersebut, tapi dalam tahap
formatif dan teoritis. Namun mempublikasikan teori ini sama halnya dengan
menyingkapkan teknologi dasar, yang akan membuat para pesaing berdana
dan bersumber daya besar menyelesaikan dan mengambil penghargaan
atas karya terpenting Tesla dan penemuan terbesar dalam sejarah manusia
tersebut. Tesla kekurangan uang, dan tak bisa memperoleh uang. Dia tak
dapat menolong dirinya sendiri lewat paten, sebelum dia menyelesaikan dan
mengujicoba contoh mesin berskala cukup besar untuk menarik minat industri
pesawat terbang dan pemerintah. Mungkin takdir, selama masa kebutuhan
finansial besar inilah, padahal dia masih memiliki stamina untuk menjalankan
proyeknya, dia diletihkan oleh pungutan uang dan penyitaan atas perintah
J.P. Morgan dan kelompoknya, semua dimaksudkan untuk menghancurkan
Tesla lantaran terus-menerus muncul dengan sistem tenaga listrik baru yang
membuat sistem terdahulu menjadi usang. Karena sistem-sistem tersebut
akan mengganggu Morgan dan Rockefeller, dan karena semua penemuan
yang dipasarkan oleh Tesla (untuk mendapat laba besar) akan membuatnya
memperoleh modal untuk membangun sistem energi miliknya, maka dia harus
disingkirkan. Tesla tampaknya tak pernah menyadari bahwa kedermawanan
palsu Morgan tak lebih dari sekadar rencana untuk mengkompromikan kontrak
Tesla dengan Morgan, dan sebagai cara untuk membuat Tesla bergantung
16
pada pihak lain dibanding pada dirinya sendiri. Perlakuan ini melemahkan
Tesla secara emosional, finansial, dan teknis, serta menurunkan harga dirinya
pada satu titik hingga menyembah-nyembah, memohon pada Morgan
supaya menepati janji, tidak memanfaatkan dirinya, tapi seperti semua
figur tragis lainnya, ada sebuah peripide—mempertegas kembali kekuatan
Arturian yang hebat dan sempurna milik sang pahlawan tragis—sebelum dia
meninggal secara heroik dan dilupakan, sementara penemuannya, seperti
pedang Excalibur, tenggelam ke bawah air danau dusta “keamanan nasional”,
kebiasaan korporat yang rakus, memaksa, dan memeras.
Satu-satunya kekuatan sisa yang tampaknya dimiliki Tesla adalah
menyembunyikan penemuannya dari dunia, untuk melindungi rahasianya dari
tangan para pencuri, kecuali jika dia menerima kompensasi atau penghargaan
yang pantas, tapi ini tidak penting, sebab mereka telah mencuri karyanya
sebelum mayatnya tenang, dan tak pernah membayarnya sepeserpun atas
kesulitan yang dia alami.
Setelah sadar akan kekuatan sejati “tenaga” temuannya
—100.000.000.000.000.000 kali lebih kuat dari gravitasi—Tesla mulai
mengejar ide sistem tenaga listrik “on-board” untuk pesawat berawak yang
digunakan dalam transportasi, di mana “transmisi daya nirkabel” miliknya
dialihtugaskan ke “misil” elektropropulsif robotik kendali jarak jauh, untuk
digunakan dalam peperangan, dengan tenaga listrik yang ditransmisikan ke
misil dari darat. Setelah beberapa waktu bungkam, menyusul ujicoba contoh
mesin misil berpenggerak listrik di tahun 1915, Tesla mulai menyebut tenaga
penggerak tersebut sebagai “dahsyat” dalam pengumuman berikutnya yang
dimulai pada tahun ‘1930’-an. Kata “dahsyat” tidak menunjuk pada sesuatu
yang bereaksi secara lemah lalu terbang sedikit di atas tanah, tapi menunjuk
pada sesuatu yang naik dengan kekuatan besar dan mengejutkan, seperti
ketika saya melihat penampakan piring terbang tahun 1953...hanya 10 tahun
setelah kematian Tesla. Jika “dahsyat” menunjuk pada sesuatu seperti
pesawat terbang atau roket konvensional—sebagaimana yang dikatakan
para agen misinformasi CIA/NASA—lantas kata apa yang bisa dipakai
untuk melukiskan suatu kekuatan yang menggerakkan piring terbang pada
kecepatan 9.000 mil/jam dalam 3 detik?
Kata “alat propulsi”, yang digunakan Tesla dalam wawancaranya
dengan William L. Laurence dari New York Times di tahun 1940, adalah sangat
penting untuk orang-orang yang tertarik memahami konspirasi misinformasi
17
dan kekurangan dokumentasi atas penemuan Tesla yang disembunyikan.
Dalam konteks mereka, kata ini menunjuk pada alat elektropropulsif on-board
yang digunakan dalam mesin terbang “ideal” milik Tesla, baik berawak atau
tanpa awak, yang dikendalikan “secara mekanis” oleh pilot on-board, atau
“secara remote lewat energi nirkabel” oleh pengendali yang ada di darat. Kata
“alat propulsi” tidak menunjuk pada “proyektil” seperti “mimis” atau “peluru”,
yang sama sekali tidak memiliki “sistem propulsi” dan hanya didorong
oleh senapan, dan kata itu juga tidak menunjuk pada suatu jenis “pesawat
terbang”—karenanya alat Tesla disebut “mesin terbang”—sebab mesin
Tesla tak memiliki sayap, kemudi guling, baling-baling, atau perlengkapan
luar lainnya. “Propulsi” di sini maksudnya adalah sistem on-board untuk
keberterusan gerakan, melalui peralatan elektromagnetik, yang disuplai
dengan tenaga listrik yang dihasilkan oleh generator on-board, atau dengan
energi listrik dan sinyal kontrol yang ditransmisikan lewat power beam dari
darat. Ide perjalanan antarplanet menarik perhatian Tesla, dengan pemikiran
bahwa sepanjang energi listrik untuk propulsi dapat ditransmisikan dari bumi,
maka kapal antariksa tak lagi memerlukan tangki bahan bakar.
Dalam suratnya kepada teman yang juga penopang keuangannya, B.A.
Behrend, di tahun 1930-an, Tesla secara samar menyebutkan penemuannya
dalam elektropropulsi: “Apa yang akan saya capai dengan penemuan lain
itu, terutama mempertimbangkanmu, tak berani saya ceritakan padamu. Ini
saya nyatakan dengan sepenuh kesungguhan hati.” Tesla tampaknya sedang
menyimpulkan suatu rencana untuk menemukan “dunia lain” di luar angkasa
dengan mesin listriknya.
Tesla menyadari bahwa semua benda padat memuat “kandungan
listrik”, dan berperilaku seperti rongga gema, yang berinteraksi secara
elektromagnetik dengan berbagai gaya elektrostatis dan eter untuk
menentukan interaksi dan pergerakan gravitasinya di luar angkasa. Teori
ini diujicoba dan dikonfirmasikan hingga tingkat tertentu dalam Colorado
Springs Experiments Tesla tahun 1899. Pemerintah AS tak pernah memberi
perhatian kepada Tesla, dan penemuan besarnya dalam elektropropulsi jatuh
ke tangan para elit Nazi saat Wernher von Braun mendapatkan dan memulai
pengembangan proyek “p2” di Los Alamos, New Mexico, pada tahun 1936, dan
membawa kembali proyek tersebut ke Jerman saat musim gugur 1937 (yang
kemudian dikembangkan di Peenemunde, wilayah Baltik, sampai proyek
rahasia ini dan lainnya dijual ke korporasi dan pemerintah Amerika sebagai
18
pertukaran, di bawah Operasi Paperclip, persis setelah gencatan senjata -
proyek rahasia ini ditukar dengan amnesti bagi banyak penjahat perang,
sejalan dengan perjanjian atas beberapa ribu orang untuk bekerja bagi
pemerintah dan korporasi AS). Semua orang yang memiliki informasi teknis
penting mendapat perlindungan.
BAB 1:
TEORI ETER RAHASIA DAN ELEKTROPULSI
T EORI yang saya sertakan dalam buku ini didasarkan pada apa yang bisa
dibenarkan dalam seluruh ucapan dan pengembangan Nikola Tesla
serta implikasinya yang diuraikan secara logis, dan dikombinasikan dengan
informasi khusus lainnya yang terkait, sebagaimana tersaji di buku ini dan
buku saya sebelumnya (“Space Aliens From the Pentagon”). Teori saya ini
dekat dengan Teori Gravitasi Dinamis Tesla, dan saya sering berpikir bahwa
teori saya bisa menjadi koreksi, yang oleh Tesla sendiri mungkin telah atau
akan dilakukan, seandainya dia hidup cukup lama.
Seperti kebanyakan teori lainnya, teori saya ini tidak lengkap, bisa jadi
mengandung kekeliruan, dan memerlukan pengembangan, ujicoba, koreksi,
dan revisi lebih lanjut, baik oleh saya sendiri maupun oleh orang lain di masa
mendatang. Di sini saya telah menyatakan pemikiran dasar saya mengenai
subjek ini hingga sekarang, yang telah berkembang sedemikian rupa sejak
buku saya sebelumnya, memakai terminologi saya sendiri menyangkut “Materi
Omni” (A.K.A. “Ether”). Jika Anda mencermati judul bab ini, saya menggunakan
istilah baru—”Elektropulsi”—untuk menyingkat “Elektropropulsi”.
Karena buku ini ditujukan untuk masyarakat umum yang belum tahu,
dan juga para peneliti, saya berusaha menulis dengan istilah-istilah yang
mudah dipahami orang awam—sebab saya sendiri juga orang awam—dan
menyediakan beberapa ilustrasi yang dapat membantu, untuk memberi
pemahaman masuk akal atas konsep saya, daripada sekadar menjadi pesta
matematis “mekanika quantum” yang biasa diiringi dengan halaman berisi
persaman-persamaan dan angka-angka membosankan yang dihasilkan secara
logis dari premis-premis tidak logis, tidak terbukti, dan saling bertentangan,
yang begitu dihargai oleh para pendukungnya. Seolah-olah mereka
mengatakan, “Hei! Lihat Bu, saya bisa memahami matematika!” “Fisika Eter”,
berdasarkan sifat dan namanya, adalah fisika subatom, yang menurut saya
berarti “subproton” dan “subelektron”. Saya tidak terlalu memperhatikan
partikel nuklir subatom sendiri, tapi lebih kepada apa yang menurut saya
21
sebagai blok penyusun terbatas proton dan elektron, yang eksis dalam eter
dalam bentuk lebih sederhana. Saya tidak membahas quark, muon, meson,
lepton, dan lain-lain, serta “Relativistic Quantum Mechanics” (“R.Q.M.”) dan
“persamaan elegan”-nya.
ZPR
Di samping Materi Omni, seluruh ruang juga diinterpenetrasi secara
omnidirectional oleh Zero Point Radiation (“ZPR”), yang berfrekuensi,
bertenaga, dan berdensitas sangat tinggi. Seorang ilmuwan mengatributkan
“radiasi blackbody” pada ZPR (T.H. Boyer, Derivation of Blackbody Radiation
Spectrum Without Quantum Assumptions, Phys. Rev. 182 [5], pp. 1374-83
[1969]). Boyer juga menemukan bahwa dipole nonlinier dapat menyerap energi
dari mode tertentu spektrum ZPR (Random Electrodynamics: The theory of
classical electrodynamics with classical electromagnetic zero-point radiation,
2 Gyroskop: roda berotasi yang porosnya bebas berubah tapi mempertahankan arah yang sudah
ditetapkan kecuali jika mengalami perturbasi, terutama dipergunakan untuk stabilisasi atau
bersama kompas dalam pesawat terbang—penj.
3 Pergerakan lambat poros sebuah benda yang berputar mengelilingi poros lain—penj.
30
Phys. Rev. D 11 [4], pp. 790-808 [1975]). Ilmuwan lain mengklaim telah
mengukur densitas energi ZPR pada 1094 gram/cm3, untuk masing-masing
fluktuasi ZPR acak, pada skala panjang Planck (10-33 cm), dengan memakai
detektor radiasi standar, yang respon frekuensinya diubah khusus untuk
membentang sampai spektrum super high-frequency yang dipergunakan (J.A.
Wheeler, Geometrodynamics, Academic Press, N.Y. [1962]). Di bab yang lalu,
saya menguraikan ekstraksi energi ZPR dalam proses atom hidrogen.
Penelitian istimewa tahun 1962 hingga 1975 ini merupakan ex post
facto, muncul jauh setelah penemuan besar Tesla. Penelitian ini menegaskan
kembali bahwa agar radiasi super high-frequency sedemikian kuat dapat
menerobos ruang, ia membutuhkan ruang yang benar-benar disesaki dengan
eter yang lebih halus lagi, terdiri dari bundelan massa positif ultrahalus, super
high-frequency, dan padat yang dikelilingi oleh muatan negatif subelektron.
Kombinasi ini, seperti keterikatan berketerusan atom-atom silicon dioxide
tetrahedronal yang menyusun kristal kwarsa padat, mampu bereaksi terhadap
dan menghantarkan radiasi elektromagnetik mulai dari berfrekuensi halus tak
terhingga sampai berfrekuensi paling kasar ke semua arah secara simultan
(“secara omnidirectional”). Materi padat ini berperilaku seperti zat padat untuk
menurunkan radiasi frekuensi di antara spektrum sinar X menjadi inframerah
rendah, tapi juga berperilaku seperti “cairan utuh” yang dapat membasahi,
menginterpenetrasi, dan merembes, berkenaan dengan (kandungan atom)
benda padat yang bergerak, yang struktur atomnya memuat banyak ruang
sehingga pada umumnya “kosong”.
Elektropulsi memanfaatkan IR yang diproyeksikan secara eksternal
ke radiasi berfrekuensi visible bervoltase sangat tinggi, untuk membuat
Omni memunculkan “penolakan kelembaman”-nya, dikombinasikan dengan
gelombang internal low-frequency untuk menciptakan pipa elektromagnetik
berotasi (terpolarisasi), yang secara seketika mengumpulkan momentum
dengan mengebor ruang penuh eter, untuk menggerakkan kapal antariksa
menerobosnya.
Huruf “p2”, yang menandakan bahwa proyek di Los Alamos tahun 1937
tersebut dijalankan oleh von Braun, dimasukkan ke dalam penandaan nama
rahasia resmi untuk proyek piring terbang Nazi di Jerman tahun 1943.
33
Sebagaimana saya uraikan secara eksplisit dalam buku Space Aliens,
saya melihat rol film kamera senjata original yang dibuat selama Perang Dunia
II di utara Jerman, pada tahun 1957, dan kemudian pada sore hari yang sama
Mayor Donald Kehoe membawakan hoax-nya dalam TV nasional. Beberapa
film tersebut dibuat oleh beberapa orang yang sama yang hadir kala itu,
sebab kelompok Intelijen Angkatan Udara saya dipekerjakan pada kelompok
Angkatan Udara ke-8 AS yang mengadakan pengebom khusus itu dalam
pesawat pengebom B-17. Film-film tersebut memperlihatkan “penyu terbang”
berawak—pesawat elektropulsif kecil—yang terbang pada kecepatan tinggi di
sekitar pesawat pengebom, untuk memancing penembakan dan mengganggu
misi mereka.
Pada musim semi 1945, saat Rusia mendekati dan mengepung Berlin,
Jenderal George Patton membawa pasukan khusus berlapis baja memasuki
teritori yang dikepung Rusia, menuju pusat roket Nazi di Peenemunde
di Baltik. Dipekerjakan pada pasukan khusus ini, dengan menyamar
sebagai “komandan tank”, adalah pejabat intelijen Tentara yang diberi
tugas khusus untuk memulihkan semua material piring terbang dan/atau
menghancurkannya di proyek Peenemunde, bersama dengan pengambilan
semua gambar teknis (dll.) yang strategis dan penting dalam proyek tersebut,
sebelum direbut oleh Rusia. Ketika menemukan 200 sistem pedoman angkasa
(A.K.A., sistem pedoman “kelembaman”) jauh di bawah tanah dalam sebuah
gua garam, Jenderal Patton marah lantaran diperintah untuk menghancurkan
sistem-sistem ini oleh atasannya, yang tidak mengetahui fakta bahwa gambar
teknis dan spesifikasi sistem sudah ada dalam genggaman Amerika.
Pengembangan sistem tersebut sangat penting untuk piring terbang,
sebab kompas magnetik akan tak berguna akibat efek “sangkar Faraday”
medan listrik di sekeliling piring, yang akan menghalangi medan magnet
bumi. Master gyro disesuaikan hingga pas ke utara sebelum lepas landas, dan
akan terus mempertahankan posisi tersebut selama penerbangan, sehingga
kompas slave menjadikannya sebagai referensi, dalam rangka menghidupkan
motor 6 volt dan mengarahkan kompas bergigi ke cincin untuk memantulkan
arah penerbangan yang tepat. Peiltochterkompass tipe khusus ini digunakan
pada kapal sirkuler yang dapat berputar secara peripheral—dalam 360 derajat,
ke arah depan, samping, belakang, dan lain-lain, dengan kenaikan atau
kelipatan 30 derajat—sementara perangkat lain digunakan pada beberapa tipe
teranyar roket German “V” (“Vergetungswaffen”, atau “Revenge-weapons”),
34
yang mengangkut hulu ledak bom neutron, dan ditembakkan dari bawah air
dari kapal selam kecil khusus yang digandeng di belakang “Electro-U-Boat”
terbaru (yang digunakan dalam “Stalemate” final yang saya uraikan dalam
buku Space Aliens).
Setelah pembelian saya, para agen keamanan mendengar kepemilikan
saya atasnya dan pengetahuan saya mengenainya, jadi mereka pergi ke Mark
King, putra pemilik King’s Surplus City, dan menanyainya dengan keras. Mark
menunjukkan kepada mereka kwitansi penjualan dari Sandia Base, sesuai
dengan pembelian Mark atas tumpukan remeh barang-barang bekas dari
pegawai Sandia Base yang biasa membawa barang bekas dari pangkalan
tersebut untuk dia jual kepada Mark. Ternyata, pegawai tersebut mencuri
tumpukan barang bekas yang classified (rahasia) dan menjualnya untuk
keuntungan pribadi, dengan menggunakan ‘kwitansi ganda’ untuk menutupi
jejaknya, tapi petugas penjaga menempatkan dia di bawah pengawasan, dan
menangkap basah dia melakukannya lagi, kemudian menuntut, menghukum,
dan memenjarakannya. Mereka tidak bisa mengambil kembali perangkat
tersebut dari saya, karena saya adalah “pembeli tak bersalah”, dan karena
hal itu akan memperkuat adanya kegunaan tersembunyi perangkat tersebut,
yang melanggar prosedur keamanan. Saya membeli sebuah sistem pedoman
kelembaman yang berasal dari piring terbang Nazi tahun 1943 yang kemudian
dibawa ke Sandia Base di akhir 1945 di bawah Operasi Paperclip, bersama
dengan lebih dari 116 ilmuwan piring terbang dan lebih dari 15.000 personel
Jerman yang pernah dipekerjakan di New Mexico, sebagai bagian dari
“kesepakatan” rahasia khusus yang dipangkas sesuai Stalemate.
Terhadap pertanyaan mengenai pengertian “p2” secara ilmiah,
penandaan serupa digunakan oleh Nikola Tesla untuk menandakan “tenaga”,
“pelat”, atau “primer”. Gambar di bawah ini berasal dari informasi yang
termuat dalam kuliah Tesla tahun 1890-an dan dikutip di halaman 70-73, dan
menyediakan petunjuk terbaik yang saya temukan tentang bagaimana Tesla
menciptakan “p2”-nya:
35
BAB 2:
MENGGALI SIFAT ETER
LATAR BELAKANG
PERTUNJUKAN TESLA
Menarik untuk dicatat bahwa “penemuan” Thomson ini, walaupun didapat
menyusul spekulasi awalnya yang didasarkan pada teori Maxwell, juga muncul
setelah kuliah Tesla di hadapan American Institute of Electrical Engineers di
Columbia College, New York, pada 20 Mei 1891, di mana Tesla menjelaskan
eksperimen (yang dijalankan dengan memperoleh terlebih dahulu penelitian
Thomson) dengan verifikasi, bersama dengan demonstrasi teknik dan mesin
buatannya yang mendapat frekuensi dan voltase yang menurut W. Thomson
45
(Lord Kelvin) (Inggris) terdahulu “mustahil dicapai”. Dalam hal tersebut,
semestinya “para pria tua baik” di Inggris mengakui bahwa karya Tesla
muncul lebih dahulu, setelah mengakui tanpa sangkalan bahwa “mereka”
tidak mampu menciptakan peralatan untuk menghasilkan frekuensi yang
dibutuhkan untuk menyelidiki dan memverifikasi fenomena ini melalui
eksperimen.
Teori J.J. Thomson, yang menghubungkan gaya eletromagnet dengan
momentum dengan cara matematis dan menyatu, di atas teori, agak
mengulang kuliah Tesla terdahulu di tahun 1891, terbukti melalui eksperimen
awalnya, tapi teori Tesla berbeda dari teori Thomson, yang teorinya tidak
tepat. Momentum elektromagnetik Thomson dapat diciptakan secara seketika
hanya dengan alat Tesla, yang eksis sebelum “penemuan” Thomson, hanya di
laboratorium Tesla, jadi tak mungkin Thomson dapat mereduksi teori-”nya”
untuk mempraktekkan dan memverifikasinya melalui eksperimen.
Meski fakta menunjukkan bahwa Thomson lebih dulu dari Tesla dalam
upaya mempublikasikan teori yang sah, Tesla tak bisa mempublikasikan
teorinya sebelum penyempurnaan temuannya, sedangkan yang bukan
merupakan faktor bagi Thomson. Tesla adalah orang pertama yang
membuktikan teorinya dengan hasil eksperimen. Tesla tetap lebih dari seorang
pria terhormat dalam hal ini, sering tunduk kepada Thomson, meski Thomson
kemudian berusaha secara tak jujur mengklaim penemuan arus bolak-balik
dan high-frequency Tesla. Penelitian awal Thomson (Phil. Mag. xi [1881], p.
229), menyangkut konduktor bundar bermuatan dan bergerak dalam garis
lurus telah membangkitkan rasa hormat Tesla dan mungkin mempengaruhi
penelitiannya, tapi penemuan Tesla tahun 1884 (penemuan medan magnet
berotasi) telah mendahului itu semua, dan dokumentasi menunjukkan
bahwa Tesla berargumen dengan “profesornya yang terpelajar” di Graz, yang
menyebut Tesla “gila” sejak hari-hari kuliahnya di tahun 1870-an, untuk
membuktikannya.
Pasti sangat sulit bagi Tesla untuk tetap bisu mengenai teorinya yang
rampung, yang tidak bisa dia publikasikan tanpa menyerahkan teknologinya,
sebelum dia dapat menyempurnakan contoh mesin untuk memperoleh
perlindungan paten. Layaknya menara Wardenclyffe, berbalik dalam angin
ketidaklengkapan akibat kekurangan uang, disebabkan oleh bujukan palsu
untuk membangun sistem mahal yang akan menghabiskan energi dan sumber
finansialnya hingga menuju kebangkrutan.
46
Berkenaan dengan momentum, saya menganalogikannya sebagai
berikut: saat sebuah benda dipegang oleh lengan yang berputar atau
membusur, itu mengandung pipa gaya yang berubah yang dihasilkan oleh
momentum sudut. Ketika dilepaskan, itu bergerak dalam vektor garis lurus,
sesuai dengan kondisi/status pipa gaya pada waktu pelepasan. Sementara
dipegang oleh lengan, gaya sentrifugal dihasilkan oleh kecenderungan pipa
untuk bergerak dalam garis lurus, atau setidaknya untuk meneruskan pola
melintang atau kompleks pergerakan pipa yang terdapat kemudian, yang
menciptakan penolakan terhadap perubahan oleh pipa di waktu tertentu.
Sekali dilepaskan, “sesuatu” (pipa gaya mikrohelikal, saat terdapat kemudian)
menentukan arah pergerakan dan kecepatannya, yang di kevakuman akan
menjadi force-free (tak memerlukan dorongan). Fakta-fakta ini konsisten
dengan “pipa gaya” Tesla (Thomson, Faraday, Maxwell), yang nanti akan saya
jelaskan secara detail.
Sebagian besar penelitian Thomson tahun 1881 berhubungan dengan
Maxwell, dan sebelum dia, Faraday, yang pada tahun 1831 telah menyatakan
bahwa pergerakan benda bermuatan elektrostatis adalah ekuivalen dengan
arus, yang digambarkan sebagai pipa gaya yang dihasilkan oleh pergerakan
dan momentum (Faraday, Experimental Res. Sec. 1644; Maxwell, Treatise,
Secs. 768-70).
Dalam perhatiannya terhadap sifat “materi berat”, Faraday menyatakan
bahwa atom mungkin tak lebih dari sekadar sebuah medan gaya—listrik,
magnet, dan gravitasi—yang mengeliling titik pusat, yang sepenuhnya
dapat dipenetrasi (Bence Jones, Life of Faraday, ii, p. 178). Fresnel kemudian
menyatakan, “Dengan mempertimbangkan penyimpangan bintang-bintang,
saya cenderung meyakini bahwa eter berkilauan merembes zat semua
benda materil dengan sedikit atau tanpa penolakan, mungkin sebebas
angin yang menerobos pohon belukar.” Konsep Fresnel menduga bahwa
eter sekeliling bumi tak terpengaruh oleh gerakan bumi, dan secara umum
selaras dengan apa yang betul-betul teramati, kecuali untuk kegagalannya
mempertimbangkan bagaimana medan listrik dinamis bumi mempengaruhi
eter.
Bersama dengan teori eter elektris padat (elastis)-nya di sekitar tahun
1831, dan teori garis gaya magnet, Faraday menganggap bahwa semua ruang
telah “terisi”.
47
Wm. Thomson (A.K.A. Lord Kelvin) (1824-1907), pada usia 17 tahun,
didasarkan pada pengumuman awal Faraday, memperkenalkan ke dalam ilmu
matematika sebuah ide tenaga listrik jarak jauh dengan memakai eter secara
terus-menerus. Pada 1846, dia menganalogikan fenomena listrik dengan
elastisitas mekanis. Konsep awalnya adalah bahwa atom materi bergerak
menerobos eter ‘tanpa memindahkan atau memampatkannya’ (surat,
FitzGerald kepada Heaviside, 4 Feb. 1889), konsep yang kemudian diadopsi
oleh Tesla ketika mengatakan bahwa eter ‘berperilaku seperti cairan terhadap
benda padat, dan seperti benda padat terhadap cahaya dan panas’.
Sekitar tahun 1853, Bernhard Riemann (1826-1866) mengkonsepkan
eter yang menolak pemampatan dan perubahan orientasi (Ann. D. Phvs. Cxii
[1867], p. 237; Riemann’s Werke, 2e Aufl., p. 288; Phil. Ma2. xxxiv [1867], p.
368).
Riemann pikir penolakan terhadap pemampatan menimbulkan efek
elektrostatis dan gravitasi, sementara penolakan terhadap perubahan
orientasi menimbulkan fenomena magnet dan optis, tapi dia gagal
mengembangkan konsep ini lebih jauh. Bagaimanapun pandangan
awal Riemann ini sangat mempengaruhi para pemikir berikutnya. Dia
mengkonsepkan stationary ether (eter stasioner/tak bergerak) berdasarkan
asumsi yang diterima umum bahwa saat bumi bergerak menerobos ruang
angkasa, kemampuan seseorang untuk melihat bintang dengan citra tetap
telah menyangkal keberadaan eter dinamis. Mengenai perambatan tenaga
listrik menerobos ruang angkasa, Riemann mengajukan persamaan baru
di mana voltase berubah keluar dari muatan berkecepatan C, tapi dia juga
gagal menindaklanjuti pertimbangan yang benar atas sifat eter, karena dia
meninggal terlalu muda. Pandangan Riemann terverifikasi hampir 50 tahun
kemudian, 10 tahun lebih panjang dibanding usia hidupnya.
Bertahun-tahun kemudian, setelah membaca Experimental Researches
in Electricity (3 Volume) tahun 1831 milik Faraday, Maxwell menyusun konsepsi
mekanis medan elektromagnetik, menghubungkan ide garis gaya magnet dan
listrik Faraday dengan analogi matematis Wm. Thomson, membawa konsep
Faraday selangkah lebih jauh (saya selalu senang mengatakan bahwa Maxwell
“menanamkan matematika pada Faraday”, karena Faraday tak mampu
mengerjakan banyak persoalan matematika, meski dia diakui sebagai “filsuf
eksperimen” terbesar dalam sejarah. Faraday adalah seorang pemandu untuk
mantan penjilid buku asal Irlandia. Dia memperoleh pendidikan dasarnya dari
48
buku-buku yang dia jilid, dan pada usia 21 tahun menulis surat kepada
profesor kimia Sir Humphrey Davy di tahun 1812 dan membuatnya begitu
terkesan sehingga di musim semi berikutnya dia ditunjuk sebagai kepala Royal
Institution, sisanya adalah sejarah). Semacam Mozart-nya ilmu kelistrikan,
Faraday tidak seperti yang lain, dia hampir selalu benar sejak permulaan, di
pertengahan, dan jauh setelah kematiannya, dengan begitu banyak observasi
dan pandangan luar biasa yang dihasilkan tanpa mempelajari halaman-
halaman matematika yang menjemukan, dan Maxwell beruntung telah
memberi kontribusi dalam proses ini.
Faraday menyatakan bahwa gaya magnet yang terinduksi pada besi
hanya eksis pada besi, bernilai nol pada eter bebas eksternal, dan merupakan
basis untuk induksi listrik. “Pemindahan listrik pada zat dielektris” Maxwell
analogis dengan induksi B magnet, yang dia katakan mungkin memiliki
harga berbeda dari nol sekalipun pada eter bebas. Menurut Maxwell, terdapat
pemindahan (yakni pergerakan listrik dari posisi setimbang) di mana pun
terdapat tenaga listrik, baik ada ataupun tidak ada “benda materil” (dengan
demikian mengangkut pemindahan listriknya ke dalam eter (Maxwell,
Scientific Papers i, p. 451; p. 526).
Terpikir oleh saya bahwa karena bumi dan benda “diam” di atasnya
berada dalam gerakan seragam (atau gerakan yang berubah secara seragam)
berkenaan dengan eter stasioner, bahwa terdapat perbedaan pemindahan
listrik eter di ruang dalam benda padat dan ruang dalam eter bebas,
disebabkan adanya polarisasi eter oleh medan listrik bumi, dan perbedaan
konstanta dielektris antara kedua ruang tersebut. Saya menyimpulkan dari
ini bahwa pergerakan konstan benda menerobos ruang penuh eter stasioner,
mengangkut muatannya, menciptakan arus pemindahan.
Maxwell menggambarkan garis gaya magnet Faraday (vektor induksi
magnet) sebagai kecepatan cairan tak termampatkan (incompressible fluid),
berdasarkan gagasan Faraday bertahun-tahun sebelumnya bahwa mungkin
terdapat “kondisi dinamis” yang serupa dengan arus listrik, dan bahwa ‘garis
fisik gaya magnet merupakan arus’ “cairan” ini. Ini selaras dengan “kondisi
dinamis” medan listrik Faraday ’yang diangkut’ oleh bumi, ekuivalen dengan
arus, menghasilkan gravitasi dan medan magnet bumi, akibat efek terhadap
eter stasioner di medan listrik dinamis bumi. Ini juga mengimplikasikan bahwa
garis gaya magnet adalah reaksi “setara dan berlawanan” terhadap arus listrik
sebagaimana dinyatakan Faraday, dan sebaliknya, meskipun medan magnet
49
lebih merupakan efek sekunder arus listrik. Bagaimanapun, medan magnet
sama pentingnya, dalam menghasilkan gerakan berotasi yang diberikan
kepada listrik, yang bertanggung jawab atas “pipa gaya” mikrohelikal yang
menghasilkan momentum yang mempertahankan gerakan perpetual benda
angkasa di alam semesta, dan selamanya memandu arus listrik menerobos
eter. Dan ini juga terdengar sangat mirip teori Tesla.
BAB 3:
OBSERVASI
D ENGAN teori Tesla dan latar belakang penelitian dan teori lama yang untuk
sementara ditahan terkatung-katung, mari kita cermati apa yang telah
diteliti oleh saya sendiri maupun orang-orang yang dikaitkan dengan diri saya.
Apa yang mulai saya amati pada 1946, dan sejak saat itu terus
berlanjut, adalah mesin-mesin terbang elektropulsif buatan manusia yang
dapat melayang-layang, berbentuk kecil, terbang dengan kecepatan tinggi
tanpa berjauhan, dan melaju hampir bersamaan hingga kecepatan 9.000 mil
per jam tanpa menghasilkan suara terdengar atau dentuman sonik. Kapal yang
pernah saya lihat pada tahun 1953 di siang bolong, melayang-layang sekitar
250 kaki di atas permukaan tanah, di jarak 300 kaki dari tempat saya berada,
berpresesi (precession4) pada sudut tinggi—sekitar 45 derajat—dengan laju
putar rendah yaitu sekitar 2 presesi per detik. Sesaat setelah saya melihatnya,
kapal tersebut mulai menjauh ke arah barat, melaju cepat hingga 800 mil per
jam, dan pada saat itu melakukan dua putaran persegi—satu putaran siku-siku
lurus ke bawah dan satu putaran siku-siku kembali ke level terbang—kemudian
melaju hingga titik terjauh di atas ufuk dalam waktu 3 detik. Konstruksi kapal
tersebut seperti 2 buah mangkuk baja anti-karat berdiameter 50 kaki yang
digabungkan menjadi seperti kulit kerang. Kapal itu memiliki “punggung”
konsentris—lekuk selebar sekitar 1 inchi di atas permukaan—yang membuat
separuh bagian bawahnya tampak seperti mangkuk “logam berputar” raksasa,
saat berpresesi bersama sinar matahari yang menimpa permukaan logamnya
yang terang. Pada saat itu matahari berada sekitar 10 derajat di atas ufuk.
Ketika berputar, ia mengeluarkan korona elektris berkilauan “berwarna
pelangi”, seperti permukaaan logam yang dialiri arus Tesla bervoltase tinggi.
Pada bagian bayangan sebelah bawah kapal (akibat cahaya matahari),
sementara kapal berpresesi, terlihat sinar inframerah yang ‘berawan’ dan
lembut, yang mengindikasikan kemungkinan adanya gelombang mikro,
sedangkan korona “pelangi” umum tampaknya berasal dari listrik bervoltase
4 Pergerakan lambat poros sebuah benda berputar mengelilingi poros lain—penj.
58
tinggi. Saat kapal itu mulai melaju, korona pelangi membentuk jejak asap
(trail) berkilauan di belakang kapal, yang juga menunjukkan “tekstur” garis-
garis pada jejak tersebut yang tampaknya mengindikasikan frekuensi getaran.
Karena garis-garis tersebut terlihat berpisahan “sekitar” 5 kaki pada kecepatan
“kira-kira” 200 mil per jam, frekuensinya mungkin sebesar 60 putaran per
detik—frekuensi yang sangat rendah, dengan getaran berjarak 5 kaki muncul
pada seperempat panjang gelombang. Perkiraan kasar ini didasarkan pada
seperti apakah “200 mil per jam” dari titik yang menguntungkan. (Catatan: Di
masa Tesla, “gelombang mikro” adalah gelombang yang berukuran beberapa
kaki atau inchi saja, seperti gelombang yang Tesla ukur berasal dari bumi,
saat dia menjalani Colorado Springs Experiments tahun 1899). Frekuensi
“internal” yang mungkin digunakan bersama kapal ini—gelombang panjang
yang mempenetrasi, diorientasikan sesuai arah laju, untuk mempolarisasikan
“pipa gaya” yang dibutuhkan bagi gaya propulsi untuk beraksi terhadap eter—
tampak dari luar seperti efek bergetar yang diilustrasikan oleh ruang 5 kaki
yang tertinggal pada jejak ion berkilauan.
Sesuai dengan perilaku yang teramati, sistem elektro-propulsi terlihat
mengumpulkan kelembaman dan momentum secara seketika melalui cara
atom internal, sesuatu yang normalnya menciptakan masalah akselerasi dan
pembelokan, tapi diatasi oleh sistem tersebut sebagaimana ditunjukkan oleh
bukti putaran persegi siku-siku. Sistem ini tampaknya hanya memiliki sedikit
urusan dengan “gravitasi”, meskipun terungkap juga bahwa gravitasi rupanya
disebabkan oleh jenis mekanisme elektromagnetik yang sama. Pengamatan
ini dilakukan begitu saja, sebagai bukti fakta tertentu menyangkut sifat-sifat
eter, gravitasi, kelembaman, momentum, dan “elektropulsi”.
Saya telah mengamati keseluruhan skuadron piring terbang di malam
hari, antara tahun 1947-1953; pada waktu-waktu itu saya tidur di luar rumah,
di halaman belakang. Skuadron tersebut muncul di langit kota kami dari arah
New Mexico (sekitar 10 mil dari perbatasan selatan New Mexico), dan pergi
kembali ke arah tersebut setelah melakukan beberapa manuver. (Catatan:
Kapal itu termasuk dalam penampakan tahun 1953 yang terbang dari arah
timur, menuju ujung utara Ft. Bliss, dekat El paso, Texas. Ft. Bliss merupakan
lokasi Markas Pusat U.S. Army Ordinance, dimana Wernher von Braun
ditunjuk sebagai direktur penelitian pada musim panas 1945. Markas tersebut
kemudian pindah, bersama dengan pangkalan utama operasi von Braun, ke
Redstone Arsenal, Alabama, sekitar tahun 1951).
59
Skuadron piring terbang di malam hari itu berputar dengan sudut 30
derajat atau kelipatannya (30, 60, 90, 120, 180, dan seterusnya). Itu berarti
mereka memiliki sistem kontrol dan navigasi yang sama dengan piring terbang
Jerman tahun 1943 yang memakai Peiltochterkompass.
Pengamatan saya, bersama dengan semua informasi yang tertulis
pada Peiltochterkompass, serta analisis terhadap perangkat tersebut sendiri,
mengungkapkan banyak sekali hal tentang “Kreisel Teller- p2” Jerman dan
sistem propulsinya:
1. Kapal tersebut digerakkan secara elektrik;
2. Sistem propulsi menciptakan medan listrik di sekitar kapal tersebut
yang mengharuskan pengembangan kompas dan sistem pedoman
kelembaman, sebab kompas magnet takkan berguna lantaran adaya
efek “sangkar Faraday”;
3. Kapal tersebut berbentuk cakram sirkuler, yang berputar ke 12 arah
keliling kompas, plus “ke atas” dan “ke bawah”;
4. Kapal tersebut menggunakan master gyro-compass
(“Meisterkreiselkompass”) yang diarahkan secara horizontal,
disesuaikan untuk lepas landas lurus ke utara, sedangkan kerangka
referensi untuk menavigasikan kapal menggunakan slave compass
elektromagnetik, yang terinterkoneksi dengan stepping switch yang
juga menggerakkan elektroda propulsi dwikutub kapal;
5. Sistem tersebut meniadakan efek normal gravitasi, kelembaman,
dan momentum, serta secara instan mengumpulkan momentum ke
arah yang diinginkan, tanpa mengganggu operasi master-gyro (yang
terus mempertahankan arahnya selama penerbangan) disebabkan
adanya kelembaman/momentum ‘internal’ pada cangkang luar
kapal;
6. Putaran instan itu memperlihatkan adanya eter tak termampatkan
yang secara utuh terkunci dengan massa dalam fenomena
kelembaman, momentum, dan gravitasi.
Sejak penampakan kapal di siang hari tahun 1953, saya telah melihat
banyak kapal elektropulsif lainnya, tapi salah satu penampakan terbaik yang
saya lihat adalah ketika saya berendam air panas saat malam diterangi sinar
bulan.
60
RUB-A-DUB-DUB, TUJUH ORANG DALAM BAK AIR PANAS
Pada Rabu malam, 24 Januari 1996, sekitar pukul 19.00, saya berendam air
panas dengan 7 orang lainnya, di Ten Thousand Waves Japanese Bath House,
yang terletak di lereng selatan Pegunungan Sangre de Christos, distrik Hyde
Park, di atas Santa Fe, New Mexico. Ketika saya berendam, perbincangan
antara saya dan suami-istri asal Denver mengeluyur dari topik tentang bahaya
flouride ke pertanyaan, “Apa kegiatan Anda saat ini?”, saya menjawab, “Saya
menulis beberapa buku”. Saat ditanya tentang apa yang telah saya tulis, saya
menjawab, “Sebuah buku berjudul ‘Space Aliens from the Pentagon’”.
Seorang wanita di sebelah kanan saya berseru, “Saya memiliki
buku Anda. Saya teman Alex dan Rex. Saya sangat menyukai buku Anda,
begitu juga mereka.” Saya berterima kasih padanya dan lalu kami saling
memperkenalkan diri, dan saya berkata, “Saya hampir selalu melihat piring
terbang setiap kali saya berada di sini saat malam...dan sebagai fakta, ada
satu di atas sana” (sambil menunjuk kapal kelap-kelip yang terbang perlahan
sekitar 15 derajat di arah timur menuju bagian kiri bawah bulan sabit, pada
jarak kira-kira 10.000 kaki dari kami).
Seseorang di seberang bak pemandian berteriak, “Wow, itu pesawat”,
kemudian saya merespon, “Ada satu lagi...kalau mereka adalah pesawat,
mengapa berhenti? Cahaya kelap-kelip menutupi cahaya utamanya. Mata
terasa sakit akibat kilasan cahaya, dan tak ada waktu untuk pulih kembali
sebelum kilasan berikutnya. Ketika bergerak lebih cepat, cahaya mereka lebih
terang, itulah alasannya kenapa mereka bergerak begitu pelan sekarang.”
Sesaat setelah saya berkata, kapal yang tidak bergerak di sebelah kiri
berhenti mengeluarkan kilasan, dan pergi menembus gelap, memancarkan
bentuk hijau seperti lapangan futbol yang dikelilingi lintasan lari. Di sekeliling
“lintasan” terdapat bidang gelap, dengan korona ungu di bagian luarnya,
dihasilkan oleh gulungan (coil) Tesla. Saya bisa melihat lekukan bagian
bawahnya ketika kapal bergerak, terbang dalam lingkaran besar, saya
mengikutinya dengan mengulurkan tangan dan jari telunjuk saya, dan rekan
saya di bak mandi mengerling takjub. Berikut adalah gambar hitam-putih yang
saya buat berkenaan dengan piring terbang tersebut, dilihat dari bawah:
61
BAB 4:
SEJARAH PERKEMBANGAN TEORI
BAB 5:
TESLA DAN GOOD OLD BOYS’ CLUB
K ETIKA Tesla mulai muncul ke layar, “Good Old Boy’s Club” di Inggris sudah
memperdebatkan teori eter dalam waktu yang cukup lama, dan Tesla, si
pendatang baru, pasti telah merusak kebanggaan mereka sebagai hakim garis,
dengan melakukan perjalanan terakhir untuk pendaratan.
Pada tahun 1847, Wm. Thomson, dalam mendiskusikan gerakan
benda magnetizable di medan gaya non-seragam, mengatakan bahwa benda
bermuatan menarik benda yang memiliki kapasitas induksi spesifik yang lebih
besar daripada medium di sekelilingnya, dan menolak benda yang memiliki
kapasitas induksi spesifik yang lebih rendah, untuk menghasilkan jalur
berkonduksi terbaik menuju garis gaya.
Thomson juga menyatakan bahwa elektroda yang terbenam dalam
medium penyekat cair (analogi eksperimen dengan benda di ruang penuh
eter), pada “...frekuensi cukup tinggi”, akan menyebabkan gravitasi gas di
sekelilingnya semuanya menuju elektroda, tapi terdapat opini umum (darinya
dan rekan-rekan se-Eropanya) bahwa “mustahil” frekuensi seperti itu dapat
dicapai. Opini terakhir ini kemudian segera dibantah oleh seorang pengikut dan
pengagum penelitian Thomson.
Dalam pernyataan ulangan, Thomson yang lain—J.J. Thomson—
mengklaim telah secara matematis mengembangkan teori pipa-pipa
gaya bergerak (Phil. Mag, xxxi [1891], p. 149). Untuk penelitiannya, Recent
Researches in Electricity and Magnetism (1893, p. 13), dia berhipotesis bahwa
“eter adalah gudang momentum mekanis”, tapi apakah ini benar? Bukankah
lebih mungkin bahwa “gudang” “momentum mekanis” berada dalam “materi
berat” yang bereaksi dengan eter?
Kuliah Nikola Tesla di hadapan A.I.E.E. di Columbia College pada
tahun 1891 didasarkan pada eksperimen-eksperimen sebelumnya. Dia
menyebutkan “pipa-pipa gaya” dan mengungkapkan beberapa penemuannya
menyangkut eter dan momentum. Kuliahnya pada Februari 1892 di hadapan
Institute of Electrical Engineers, London, pada masa Good Old Boys masih
80
memperdebatkan apakah aksi elektromagnetik dapat terjadi pada eter bebas,
Tesla menjelaskan bahwa dirinya berencana menjalankan motor di kejauhan
lewat energi nirkabel, dengan peralatan yang telah dia buat, serta berencana
menyuling energi bebas dari lingkungan.
Empat tahun kemudian, Wm. Thomson menyatakan “kecenderungan”-
nya untuk “berspekulasi” bahwa “perubahan gaya elektrostatis yang
disebabkan oleh elektrifikasi yang berubah-ubah dengan pesat” dijalarkan
oleh “gelombang-gelombang kondensasi pada eter bercahaya (luminiferous
aether)” (Bottomley, Nature liii [1896], p. 268). Ini tampaknya mengindikasikan
bahwa Thomson mulai menerima Tesla secara serius.
Dalam kuliahnya untuk Good Old Boys di London pada tahun 1892,
Tesla menyatakan bahwa frekuensi ‘yang diperlukan’ itu—yang oleh Thomson
disebut “mustahil” diproduksi—”...lebih rendah dari yang diperkirakan semula”,
dan selanjutnya (di bagian relevan, penekanan adalah tambahan dari saya):
“Kita bisa saja membuat molekul-molekul gas saling bertubrukan dengan
memanfaatkan impuls elektrik berfrekuensi tinggi yang berubah-ubah,
sehingga kita dapat meniru proses nyala api; dan dari eksperimen-eksperimen
high frequency yang telah mampu kita peroleh, saya pikir hasilnya dapat
dibuat dengan impuls-impuls yang bisa ditransmisikan melalui konduktor.”
“...Saya menaruh perhatian besar untuk mendemonstrasikan kekakuan
gumpalan gas”...”dengan frekuensi serendah itu, katakanlah 10.000 per
detik, yang dapat saya hasilkan dari alternator khusus tanpa kesulitan.” “...
bagaimana medium gas harus bertindak di bawah pengaruh tekanan-tekanan
elektrostatis sangat besar yang mungkin aktif di ruang antarbintang, dan yang
mungkin berubah-ubah dengan kecepatan tak terbayangkan?”
Dalam hal ini, Tesla tampaknya juga menyebut ZPR omnidirectional.
Pernyataannya juga memperlihatkan bahwa dia sedang berupaya menyusun
pikirannya tentang karakteristik eter, seperti pertanyaan apakah eter itu kaku
atau cair, dan di bawah kondisi apa eter akan berubah, serta sifat dinamis
atau statisnya, densitasnya tinggi atau rendah, dan seterusnya: “Apa yang
menentukan kekakuan sebuah benda? Pasti kecepatan dan jumlah materi
yang bergerak. Dalam lingkungan gas, kecepatan benda mungkin sangat
tinggi, tapi densitasnya kecil sekali, dalam lingkungan cairan, kecepatannya
kemungkinan besar kecil, meski densitasnya amat tinggi; dan dalam kedua
kasus, penolakan kelembaman mempertegas dirinya. Sebuah benda bisa saja
81
bergerak dengan sedikit atau banyak kebebasan melewati massa bervibrasi,
namun secara keseluruhan ia akan kaku.”
Pernyataan ini mencerminkan ujicoba Tesla sebelumnya, karena,
sebelum kuliahnya di London tahun 1892, dia telah menjalankan ujicoba
antara dua pelat yang yang dielektrifikasi, menyatakan bahwa “ruang”
di antara kedua pelat menjadi “solid state” (kondisi padat) saat terkena
“frekuensi dan voltase cukup tinggi”. Ini menjawab isu tentang bagaimana
“benda padat” dapat melewati massa eter yang padat, bervibrasi, dan
interpenetrating (saling menembus) yang secara keseluruhan bersifat kaku.
Inilah esensi bagaimana “penolakan kelembaman” ‘kerangka eter’ pokok dapat
dikumpulkan oleh benda yang dielektrifikasi yang mengaktifkan eter dengan
arus-arus “berfrekuensi dan bervoltase cukup tinggi”. Sementara penolakan
kelembaman eter “mempertegas” diri, benda yang dielektrifikasi tersebut
terdorong melintasi eter oleh gaya tolak MHD, yang sebenarnya merupakan
gaya “bor mikroheliks”.
“Alternator khusus” yang dibicarakan Tesla berdiameter 32 inchi, yang,
jika serupa dengan tipe yang digunakan pada piring terbang yang saya lihat
di tahun 1953, barangkali dikendalikan oleh salah satu turbin tanpa bilah
(bladeless turbine) milik Tesla. Di tahun 1890-an, Tesla mengatakan bahwa
alternator tersebut telah menghasilkan hingga 10 ampere dan 30 kilocycle.
Salah satu alternator itu diperlihatkan di bawah ini:
10 Ann. d. Phys. Xxxi (1887), p. 421; Hertz's Electric Waves, translated by D.E. Jones, p. 29.
11 Recent Researches in Elect. And Mag. (1893), p. 13.
91
■ gaya ponderomotive dikerahkan pada konduktor yang mengangkut
arus listrik, terdiri atas pemindahan momentum mekanis dari agen
yang mengerahkan gaya tersebut ke benda yang mengalaminya;
■ jika pipa-pipa bergerak yang memasuki konduktor terlarut di
dalamnya, momentum mekanis diberikan kepada konduktor
tersebut;
■ momentum demikian harus siku-siku terhadap pipa dan terhadap
induksi magnet;
■ momentum yang tersimpan dalam unit volume medan adalah
proporsional dengan hasil vektor listrik dan magnet.
Hipotesis Momentum Elektromagnetik “Thomson” kemudian
dikembangkan oleh H. Poincare12 dan M. Abraham13.
Pada tahun 1910, konon14 konsekuensi dari pengumuman-pengumuman
ini meninggalkan 3 alternatif:
1. Memodifikasi teori tersebut untuk mengurangi gaya yang dihasilkan
terhadap elemen eter bebas hingga nol (sebagaimana Maxwell,
Hertz, dan Einstein);
2. Mengasumsikan bahwa gaya tersebut membuat eter bergerak
(sebagaimana Helmholtz);
3. Menerima prinsip bahwa eter adalah kendaraan momentum
mekanis sebesar [D-B] per unit volume (sebagaimana Poynting dan
J.J. Thomson).
Kekeliruan Whittaker yang terbesar adalah mengabaikan teori Tesla
secara keseluruhan. Setelah eksperimen-eksperimen Tesla memverifikasinya,
tepat di hadapan para anggota Royal Academy yang terhormat, “ketiga
alternatif (terkemudian)” tersebut diperdebatkan, dan eksis sebuah teori baru,
yaitu teori Tesla.
RAHASIA TESLA
Dikarenakan sikapnya yang suka damai, semula Tesla berpikir untuk
menyerahkan mesin terbang elektrisnya kepada Konvensi Genewa atau Liga
Bangsa-bangsa, untuk digunakan dalam ‘menjaga ketertiban dunia’ demi
Edinborough.
92
mencegah perang. Kemudian, kecewa setelah Perang Dunia I dengan
runtuhnya Liga Bangsa-bangsa, dia mengatakan bahwa dirinya “...
meremehkan kepasitas tempur manusia”.15
Di tahun 1919, alasannya untuk meningkatkan kerahasiaan muncul
dalam sebuah wawancara dengan Frederick M. Kerby, untuk majalah
Resolution, saat mendiskusikan pesawat yang mampu terbang pulang-
pergi antara New York dan London dalam “tiga jam”: “...sekarang kita
menghadapi kemungkinan peperangan yang mengerikan antara bangsa-
bangsa dari jarak ribuan mil, dengan persenjataan yang begitu destruktif
dan mengacaukan sehingga dunia tak mampu memikulnya. Itulah mengapa
tak boleh ada lagi perang.” Dengan tolakan pemerintah terhadap sarannya
mengenai pertahanan, satu-satunya jalan bagi Tesla adalah menyembunyikan
rahasianya dari dunia, dan mencegah penemuan ke arah tersebut.
Pada tahun 1929, Tesla mengejek eksperimen-eksperimen Heinrich
Hertz selama 1887-1889 yang membuktikan teori Maxwellian, eter “tanpa
struktur” (structureless) yang mengisi semua ruang, dan “memiliki
kerenggangan yang tak terbayangkan namun padat dan memiliki kekakuan
yang lebih besar dibanding baja yang paling keras sekalipun”. Tesla waktu
itu justru berargumen sebaliknya, dia mengatakan selalu percaya akan eter
“gas” di mana dia telah mengamati gelombang yang lebih mirip dengan
gelombang suara. Dia menceritakan bagaimana dirinya mengembangkan
“pipa vakum bentuk baru” di tahun 1896 (yang saya sebut sebagai “Tesla
bulb”) “...sanggup diisi muatan hingga mencapai tenaga yang diinginkan,
dan mengoperasikannya dengan tekanan efektif sekitar 4.000.000 volt.” Dia
menggambarkan bagaimana discharge korona keunguan di sekitar bulb saat
digunakan, membuktikan eksistensi “partikel-partikel yang lebih kecil daripada
udara”, dan gas yang begitu ringan sehingga volume seukuran bumi pun
hanya berbobot 1/20 pon. Lebih jauh dia mengatakan bahwa gelombang suara
bergerak dengan kecepatan cahaya di medium ini.16
Tesla menyebutkan penggunaan pipa khususnya untuk menyelidiki
sinar kosmik17, mengatakan bahwa saat pancarannya ditimpakan pada
material target, emisi radioaktif dihasilkan, dan bahwa benda-benda radioaktif
merupakan “target” yang terus-menerus dibombardir oleh “peluru-peluru
SIFAT LISTRIK
Apa yang dirujuk oleh para fisikawan eter lama ketika mereka berusaha
melukiskan “cairan sempurna yang tak termampatkan”? Apa yang dapat
dilakukan oleh “cairan sempurna”? Ia mampu “membasahi” segala hal yang
bersentuhan dengannya, misalnya proton, dan dapat mengalir ke mana pun
tanpa resistensi. “Cairan” pertama—eter—dapat mengalir ke mana pun, dan
berkat densitas dan kehalusannya yang sangat tinggi, tak ada yang dapat
menghentikannya, dan ia tidak merasakan resistensi, tapi hanya materi yang
merasakan resistensi, tergantung pada keadaan. “Cairan” lain—listrik—dapat
mengalir di tempat-tempat tertentu, dan hanya membasahi benda tertentu,
tapi seringkali menemui resistensi.
Dalam rangka memahami eter, kita harus memahami listrik secara lebih
dalam. Sebagaimana air, proton hanya akan menampung begitu banyak listrik
di permukaannya, tapi ‘permukaan’ proton barangkali serupa dengan area
luar sekawanan lebah mekanis berbentuk bola yang melayang-layang, yang
18 Nikola Tesla Papers, Rare Books and Manuscript Library, Columbia University.
94
ditenagai oleh ZPR, di mana kelompok “lebah” yang lebih sesak/padat
mengarah ke pusat “bola”. Jika kawanan lebah ini terkena gelombang kabut
hujan (‘angin’ eterik), semua lebah harus berputar untuk menghadap angin
eterik tersebut demi mempertahankan formasi mereka. Tetesan ‘air’—
submuatan listrik yang diangkut oleh angin eterik—cenderung mengelompok
di sekitar sisi depan. Masing-masing lebah, saat mengepakkan sayapnya,
hanya akan begitu basah (sehingga kelebihan ‘air’ terpercikkan dan terangkut
ke lebah berikutnya, atau kawanan lebah berikutnya) oleh angin eterik, dan
begitu seterusnya, sehingga ‘arus’ tetesan terus mengalir melewati bola lebah
akibat gerakannya melewati angin eterik, dan mentransfer momentum di
antara massa.
‘Air’ tersebut cenderung berguguran dalam tetesan lebih besar, yang
terbentuk dari tetesan-tetesan kecil yang mengumpul di setiap lebah.
Sebagaimana pada mekanika cairan, ukuran ‘tetesan’ adalah hasil dari
kekohesifan ‘cairan’ listrik, area permukaan setiap ‘lebah’, dan ruang di
antara setiap lebah, yang kesemuanya mempengaruhi ukuran akhir setiap
‘tetesan’ besar (“elektron”) yang cukup mengumpul untuk membentuknya.
Jika seseorang menganalisa aliran “tetesan” (yaitu “quantum”) per unit massa
secara matematis, maka dia akan mendapatkan laju rata-rata aliran charge/
cm3 angin eterik, untuk momentum, sebagaimana ditentukan oleh laju aliran
“arus”.
Seperti lebah-lebah ini, saat berhenti di atas bumi, sebuah benda
(elektron-elektronnya, atom-atomnya, dan molekul-molekulnya, serta ‘ruang’
yang melimpah di dalam dan di antaranya) bergerak dengan kecepatan
fantastik dan melewati medan eter alam semesta, akibat adanya revolusi
bumi, orbit, dan gerakan lainnya.
Dalam kuliah A.I.E.E.-nya di Columbia College tahun 1891, Tesla
mengatakan dalam bagian relevan (penekanan adalah dari saya): “Apa itu
listrik, dan apa itu magnetisme? ‘...Kita sekarang yakin bahwa fenomena listrik
dan magnet dapat diatributkan pada eter, dan barangkali kita benar ketika
mengatakan bahwa efek-efek listrik statis adalah efek-efek eter yang sedang
bergerak’, ‘...kita dapat membicarakan listrik atau kondisi, keadaan, atau
efek listrik’, ‘...kita harus membedakan dua efek semacam itu, berkarakter
berlawanan yang saling menetralkan’, ‘...sebab di medium beratribut eter,
kita tak mungkin bisa mengerahkan ketegangan/tekanan, atau menghasilkan
pemindahan atau gerakan apapun, tanpa menimbulkan efek setara dan
95
berlawanan di medium sekitarnya’. ‘...kondisinya menentukan sifat positif dan
negatif’. ‘Kita tahu bahwa ia bertindak seperti cairan tak termampatkan;’ ‘...
teori elektro-magnetik cahaya dan semua fakta yang kita teliti mengajarkan
kita bahwa fenomena listrik dan eter adalah identik’. ‘Perilaku eter yang
membingungkan sebagai benda padat terhadap gelombang cahaya dan panas,
dan sebagai cairan terhadap gerakan benda melewatinya, tentu saja dijelaskan
dengan cara yang paling alami dan memuaskan dengan mengaasumsikannya
sedang bergerak, sebagaimana dilontarkan oleh Sir William Thomson’.
‘Seseorang tak bisa membuktikan bahwa terdapat gelombang eter transverse
(melintang) yang dipancarkan dari sebuah mesin arus bolak-balik; terhadap
disturbansi selambat itu, eter, jika sedang diam, akan berperilaku seperti
cairan sungguhan’. Dalam pernyataan-pernyataannya, Tesla mengimbangkan
berbagai argumen dalam mempersiapkan keputusannya: “...Oleh karena itu,
listrik tak bisa disebut eter dalam pengertian yang luas; namun tak ada yang
akan menghalangi penyebutan eter listrik yang diasosiasikan dengan materi,
atau eter terikat; atau, dengan kata lain, bahwa muatan statis molekul adalah
eter yang diasosiasikan dengan molekul dalam suatu cara.”
“...Densitasnya tidak berbeda, agar eter tak termampatkan: karenanya,
ia harus berada di bawah suatu tekanan atau bergerak, dan yang terakhir
adalah yang paling probabel.” Karena itu, Tesla meyakini eter yang bergerak
relatif terhadap bumi, sebab bumi bergerak.
Satu hal yang disadari oleh Tesla adalah bahwa eter memiliki muatan
listrik yang tersimpan pada atom-atom. Dalam menopang konsep eter
“dinamis”, dia mendukung konsep “eter diam”, karena “gerakan” yang dia
rujuk adalah gerakan “tampak” eter yang dilihat oleh pengamat di bumi, relatif
terhadap eter diam.
Signifikansi gerakan kosmik terhadap efek elektromagnetik muatan
statis diangkat oleh Tesla dalam kuliahnya: “Sekitar 15 tahun lalu, Prof.
Rowland mendemonstrasikan fakta paling penting dan paling menarik, yaitu
bahwa muatan statis yang diangkut menghasilkan efek arus listrik.” “...dan
dengan memahami molekul-molekul bergerak yang diberi muatan secara
elektrostatis, fakta eksperimen ini memberi kita ide magnetisme yang jelas.
Kita dapat memahami garis-garis atau pipa-pipa gaya yang secara fisik eksis,
terbentuk dari deretan molekul bergerak yang diarahkan; kita bisa melihat
bahwa garis-garis ini pasti tertutup, sehingga mereka pasti cenderung
memendek dan meluas/mengembang, dan sebagainya. Itu juga menjelaskan
96
secara masuk akal fenomena yang paling membingungkan, yaitu magnetisme
permanen, dan secara umum memiliki semua keindahan teori Ampere tanpa
adanya cacat vital yang sama, yakni asumsi mengenai arus-arus molekul.
Tanpa membicarakan lebih jauh tentang subjek ini, saya ingin katakan
bahwa saya menganggap semua fenomena elektrostatis, arus, dan magnet
disebabkan oleh gaya elektrostatis molekul.”
Dalam pernyataan-pernyataan ini, Tesla menunjukkan dirinya
menyadari bahwa lokasi “diam” manapun di bumi sebetulnya bergerak dengan
kecepatan fantastis (“70.000 mil per jam). Muatan-muatan elektrostatis
yang “diangkut” adalah arus-arus antara atom dan eter, yang menghasilkan
magnetisme. Fenomena ‘magnetisme permanen’ atau magnetisme yang
‘ditimbulkan secara kosmik’ rupanya disebabkan oleh muatan elektrostatis
yang ‘diangkut’ oleh gerakan kosmik, di medan eter alam semesta.
Karena tak ada yang bisa menahan sebuah atom atau molekul
agar benar-benar diam—sebab ia bergerak fantastik—semua atom dan
molekul mengangkut arus-arus yang menghasilkan medan magnet. Karena
bidang magnet merupakan produk arus, tak ada seorang pun yang dapat
menghasilkan medan magnet tanpa listrik, yang bergerak melintasi atau
bergerak sepanjang konduktor, atau sebagai muatan elektrostatis dalam
gerakan lokal atau kosmik.
Teori Gravitasi Dinamis Tesla dan metode Spacial Electropulsion MHD
membawakan pencapaian puncak kosmik pada penelitian Faraday, Wm.
Thomson, J.J. Thomson, dan Edmund Hall.
97
KESIMPULAN
BAB 6:
PEMBANTAIAN FREE ENERGY: Proses Atom Hidrogen
A DAKAH cara lebih baik untuk mengakhiri sebuah buku mengenai “Occult
Ether Physics” selain dengan satu bab yang membahas proses “free
energy” tersembunyi, yang menyuling energi dari eter—menggunakan teknik
yang sama pada zat yang sama yang membuat elektro-propulsi Tesla menjadi
mungkin?
Dalam buku SPACE ALIENS FROM THE PENTAGON, saya merincikan
proses free energy di mana helium dibuat memproduksi 460.000 kalori/
gram-atom, melalui pelepasan spark sederhana, yang didasarkan pada data
dari sejumlah teks yang tersedia dan ensiklopedia saintifik. Ini adalah output
energi terbesar yang saya ketahui dari noble gas (unsur gas yang hampir tak
pernah menyatu dengan unsur lain—penj), dan gas tersebut dapat digunakan
tanpa batas, satu-satunya energi input yang dibutuhkan untuk pelepasan
spark. Karena helium rata-rata tidak tepat, dan karena outputnya mungkin
lebih besar dari yang bisa Anda tangani, saya akan secara lebih tepat
memperlihatkan kepada Anda bagaimana caranya menjalankan sebuah proses
free energy lain, menggunakan gas yang paling mudah diperoleh, hidrogen.
Saya juga akan memberi Anda penjelasan mengenai panas yang dihasilkan
dalam “fusi dingin”, dan beberapa proses free energy lainnya, semuanya terkait
erat dengan proses atom hidrogen dan fisika eter rahasia. Selama bertahun-
tahun, “Relativistic Quantum Mechanics” (“RQM”) menyembunyikan setiap
proses atau reaksi yang menunjukkan kecacatan teori-teori mereka, “...untuk
kepentingan keamanan nasional”. Teori-teori palsu mereka sebenarnya
menjadi salah satu alat terpenting yang dengannya, dari sudut biro rahasia
pemerintah, “rahasia nasional” itu tersembunyi, sementara pada saat yang
sama, dari sudut para fasis korporat penguasa, semua teknologi “efisien dan
membahayakan” yang akan menghancurkan cengkeraman keras mereka pada
kita dapat disembunyikan. Menurut mekanika quantum relativis yang dusta,
semua energi yang keluar dari sebuah reaksi, pasti masuk ke dalam reaksi
tersebut, hanya dari sumber non-eter yang diakui oleh mereka, dan hanya
102
dalam “quantum-quantum” berlainan yang dibolehkan oleh penerapan
keliru mereka atas teori quantum Max Planck awal. Ide dasar teori mekanika
quantum Planck yang asli adalah bahwa level energi atom pasti berubah
seluruh bilangan bulatnya (1,2,3, dst), disebut “quantum”, yang didasarkan
pada muatan dasar elektron tunggal, yang hanya menerima level energi
tertentu di atom dan molekul yang berbeda-beda, dan digunakan untuk
menetapkan magnitudo semua kemungkinan perubahan—terkecil, menengah,
terbesar—energi atom dan molekul. Semua perubahan energi atom harus
sesuai dengan seluruh bilangan ekuivalen yang diperbolehkan atau perkalian
quantum-quantum ini. Dengan demikian, energi yang diserap oleh atom
harus sesuai dengan standar keras ini. Meskipun saya menganggap upaya
jelas untuk menyembunyikan data fisik dasar bertentangan dengan prinsip
ini—sebab disalahtafsirkan oleh para Relativis dan dimasukkan ke dalam
teori mereka, seolah-olah itu merupakan teori milik mereka secara eksklusif
dan bukan teori yang dipublikasikan lebih awal oleh Planck—proses yang
akan saya diskusikan dengan Anda ini memiliki inkonsistensi mencolok,
bahkan saat dilukiskan dan diukur secara keliru oleh para Relativis sekalipun.
Mereka mengatakan bahwa proses disosiasi/penguraian molekul dwiatom
hidrogen menjadi atom-atom terpisah sebagai atom hidrogen memerlukan
penyerapan 109.000 kalori/gram molekul (“1,9 kilo kalori/gram molekul”).
Tapi, dalam menerima atom hidrogen dasar dan mempertimbangkan masing-
masing ‘quantum’-nya—baik dalam status atom atau molekul—menurut saya
tidak terdapat status atom atau molekul hidrogen di mana energi tadi dapat
“disimpan”, sekalipun menggunakan teori-teori RQM, terutama mengingat
pernyataan irasional mereka bahwa energi masih dimiliki oleh molekul
setelah dilepaskan! Mereka beranggapan bahwa atom hidrogen independen
hanya dapat eksis demikian karena ia telah menyerap sejumlah besar panas,
meskipun fakta menunjukkan bahwa menurut kriteria mereka sendiri atom
tidak memiliki mekanisme yang dapat diidentifikasi oleh mereka hingga
bisa berbuat demikian. Saat dua atom hidrogen semacam itu bersatu dalam
kehadiran energi inisiasi yang cukup, menurut para Relativis sejumlah besar
panas yang tersimpan dalam atom hidrogen akan dilepaskan. RQM tak pernah
secara langsung mengukur jumlah energi penguraian yang dibutuhkan untuk
membawa atom hidrogen dari status dwiatom menuju status atom, sebab
mereka tidak mengetahui bagaimana melakukannya, tapi karena teori mereka
menyatakan bahwa “semua reaksi bersifat reversible (dapat dibalik)”, mereka
103
mengatakan energi penguraian sama dengan energi yang dilepaskan saat
rekombinasi (penyatuan ulang) atom-atom hidrogen. Lalu yang lebih buruk
lagi, mereka mendefinisikan status atom hidrogen (dasar) seolah-olah
merupakan status terstimulasi (excited state), dan mendefinisikan status
molekul seolah-olah merupakan status dasar.
Realistisnya, reaksi atom hidrogen hanya dapat dijelaskan secara
memuaskan oleh perujukan, konstruksi, atau rekonstruksi teori eter.
Sementara diperdebatkan bahwa “energi pengikat” antara dua atom molekul
entah bagaimana ’memasukkan’ energi ini secara misterius dan tak dapat
diterangkan, argumen ini sebetulnya mendukung teori eter, sebab energi
pengikat bagaimanapun harus ditukar dengan energi yang dilepaskan ketika
molekul terbentuk, konsisten dengan kaidah reaksi setara dan berlawanan.
Kalau tidak, seseorang harus mempercayai pikiran ganda dan terbelakang
ala Orwell, semacam pikiran bahwa RQM telah berbuat kejahatan, karena
“...segala sesuatu sama relatif-nya, tuan.” Kebebasan seperti ini hanya
dibolehkan untuk mereka, sedangkan orang-orang yang tak setuju akan ditarik
ke standar lebih tinggi.
Karakter pikiran ganda Relativisme berasal dari fakta bahwa
Albert Einstein adalah seorang Kaballis-Eksistensialis—dan Illuminis—
yang epistemologinya adalah epistemologi Platonis. Dalam filsafat,
ada dua epistemologi dasar—teori tentang asal-usul, sifat, dan batas
pengetahuan manusia—yang mewakili dua kategori dasar yang mencakup
semua epistemologi filsafat, dan yang dianggap menjelaskan bagaimana
seseorang mengetahui sesuatu berdasarkan satu filsafat tertentu...dengan
cara apa mereka mengetahuinya...jika kenyataannya, mereka memang
“mengetahui”nya. Karena seseorang yang menyatakan sesuatu mempunyai
beban untuk membuktikannya, daripada orang yang tidak mempercayainya,
maka cara-cara untuk mengetahuinya bisa menjadi pertanyaan. Tak ada
seorang pun secara legal, moral, atau ‘spiritual’ berkewajiban meyakini
sesuatu tanpa pertimbangan atau cara-cara valid untuk mengetahuinya
sebagai hal yang “benar”. Semua epistemologi digolongkan sebagai Platonis
atau Aristotelian.
“Epistemologi Platonis” dinamai demikian lantaran teori yang
diilustrasikan lewat analogi gua dalam buku Plato (filsuf Yunani kuno), The
Republic. Dalam analogi gua-nya Plato, seorang pengamat di dalam sebuah
gua, berhadapan dengan dinding sebelah dalam di malam hari, hanya dapat
104
melihat bayangan-bayangan kafilah yang sedang lewat yang terpantul
pada dinding, diproyeksikan oleh api yang menyala di balik jalan yang
dilalui oleh kafilah. Menurut Plato, manusia tak bisa mengetahui realitas,
melainkan hanya melihat ‘bayangan’ realitas, sebab ada ‘dunia bentuk-
bentuk sempurna yang lebih tinggi’, yang hanya eksis ‘di surga’. Karena itu,
menjadi jelas bagaimana epistemologi ini mengikuti pemikiran keagamaan,
dan bahwa banyak agama telah dipengaruhi olehnya sambil dengan suatu
cara menambahkan ‘kepercayaan ilmiah’ pada gagasan-gagasan agama
mereka, yang lebih didasarkan pada keyakinan daripada akal. Argumentasi
seperti ini telah digunakan oleh seniman ilmiah, filsafat, ekonomi, politik, dan
‘spiritual’ selama berabad-abad, dan setiap filsafat totalitarian yang kita kenal
bersandar pada ‘argumentasi’ keliru ini, yang identik dengan epistemologi
Platonis. Kita bertanya-tanya bagaimana pengamat dalam gua Plato akan
menarik garis antara ‘mengetahui’ bayangan dan “bayangan dari bayangan”,
karena bayangan juga mungkin memiliki ‘bentuk yang lebih tinggi’, dengan
teori ini.
Sementara itu, “Epistemologi Aristotelian”—yang didasarkan pada
teori Aristoteles (filsuf Yunani kuno)—berpendirian bahwa perasaan/indera
(sense) adalah alat kognisi ilmiah dan valid yang dapat kita andalkan untuk
mendeteksi fakta realitas yang perceivable (dapat dipahami/dirasakan/
dilihat), dan bahwa dengan bersandar pada fakta tersebut kita dapat
mengetahui realitas dan memutuskan hal-hal lainnya, barangkali fakta-fakta
realitas yang unperceivable.
Sebagaimana dapat dilihat dari perbandingan dua epistemologi ini dan
implikasinya, filsafat dan usaha keras berbasis Epistemologi Platonis dilapisi
mistik, dan/atau totalitarian, sedangkan filsafat dan usaha keras berbasis
Epistemologi Aristotelian lebih rasional dan objektif, khususnya manakal
diterapkan pada ilmu pengetahuan alam. Bisa dilihat pula bahwa penggunaan
Epistemologi Platonis oleh fisikawan mesti dianggap tak terampuni,
sedangkan teori Einstein—yang dibangun berdasarkan epistemologi cacat dan
fatal ini—telah dipopulerkan melalui monopoli komunikasi yang dikendalikan
oleh elit-kekuasaan, karena keadaan ini membuat masyarakat yang berpotensi
untuk bertanya-tanya dan ingin tahu akan lebih dungu dan lebih mudah
untuk dikendalikan. Citra Einstein terus-menerus dibangun seolah-olah dia
adalah makhluk mulia dan sempurna yang harus dihormati sebagai ‘dewa’.
Propaganda ini tak hanya melindungi teori yang palsu, tapi juga membantu
105
menyembunyikan teori valid dan teknologi canggih yang dapat mengakhiri
struktur kekuasaan korporat-negara di seluruh dunia, yang menganggap
masyarakat telah mempunyai teknologi yang ‘dibutuhkan’, kalau tidak,
‘cengkeraman’ elit terhadap kepentingan industri dan perbankan dunia—yang
tertahan di tempat oleh teknologi kuno yang mengekspolitasi mineral—yang
mereka miliki bisa lepas.
Saya memiliki sedikit pertentangan dengan teori quantum level
energi atom, andaikata ia diperluas untuk mencakup teori eter, sebab
semestinya telah diuraikan secara logis, tapi saya mengangkat isu mengenai
perkembangannya, batasannya, dan penerapan kelirunya oleh RQM. Sikap
saya adalah bahwa mereka telah benar-benar menerapkannya pada teori
eter, bahwa penerapan ini disembunyikan dengan baik, dan bahwa buku ini
diperlukan untuk memulai rekonstruksi kebenaran tersembunyi ini, demi
kepentingan publik. Saat Planck mengatakan teori quantumnya berlaku pada
sebuah “sistem”, dia tidak mengatakan bahwa “sistem” para Relativis—yang
muncul setelah teorinya—adalah satu-satunya sistem yang bisa diterapi.
Karena secara rasional teori mekanika quantum yang diperluas tidak akan
mengesampingkan eter, julukan “RQM” saya membedakan antara penafsir
keliru dan relativis mekanika quantum dan apa yang boleh disebut “Integrated
Reality Mechanics” (“IRM”).
Reaksi atom hidrogen pertama kali menarik perhatian saya pada tahun
1964, ketika saya sedang mempelajari proses-proses industri di Sam Houston
State University, Huntsville, Texas, tahun setelah saya mengambil mata kuliah
pengantar di fakultas fisika. Saat membaca kembali bahasan proses-proses
pengelasan dalam sebuah buku teks, mata saya terpaku pada suatu proses
lama yang disebut “pengelasan atom hidrogen”. Pada waktu itu, proses ini
telah dianggap “usang”. Bagi saya, proses ini terlihat berharga, tak hanya
karena ia menghasilkan temperatur sedemikian tinggi—di atas 3.4000 F,
cukup untuk melelehkan tungsten, temperatur tertinggi yang dapat dihasilkan
oleh manusia—tapi juga bersifat “self-shielding” dan dapat digunakan untuk
mengelas bermacam-macam logam, acapkali tanpa flux19, dengan api
terkonsentrasi yang menghasilkan sedikit distorsi panas ketika mengelas
logam tipis. Dalam proses ini, dwiatom H2 ‘normal’ ditembakkan melewati
arc20 listrik yang mengurainya menjadi “atom” hidrogen, H1. Atom hidrogen ini
19 Zat yang dicampur dengan logam untuk membantu fusi—penj.
20 Discharge berkilau di antara dua elektroda—penj.
106
menyatu ulang di permukaan logam (yang dilas), menghasilkan panas sangat
tinggi. Meski saat itu proses tersebut menarik perhatian saya, saya belum
pernah melihat satupun unit pengelas atom hidrogen yang dijual, selama
31 tahun ini. Alasan jelas pihak industri untuk mengesampingkan proses
berharga ini adalah bahwa ia telah ‘digantikan’ oleh proses ‘yang lebih baik’,
seperti pengelasan Heliarc, TIG, dan MIG, meski mereka jarang menyebutkan
“pengelasan arc plasma” (plasma arc welding), yang juga telah hampir
menghilang dari pasar. Karena plasma arc welding hanya merupakan perluasan
proses atom hidrogen, menggunakan torch yang didesain ulang secara khusus,
alasan-alasan ‘misteriusnya’ tak diragukan sama.
Proses tersebut mendidih dalam lubuk hati saya selama bertahun-tahun
hingga tahun 1976, ketika saya mengobarkan kembali minat saya terhadap
proses tersebut untuk kemungkinan penggunaan dalam pengelasan stainless
steel serta pereduksian dan pemfusian senyawa logam platina, sebab hidrogen
mereduksi senyawa semacam itu (yang juga pasti terlindungi dari oksigen)
menjadi logam. Proses atom hidrogen tidak mengandalkan pembakaran
hidrogen dengan oksigen di udara, tapi mengandalkan energi “atom” yang
dilepaskan saat atom hidrogen menyatu ulang membentuk dwiatom hidrogen
‘normal’. Saya masih memiliki pertanyaan yang tak terjawab, karena berbagai
data pengelasan yang saya miliki gagal menyebutkan detail yang cukup
spesifik. Jika Nikola Tesla benar, dengan demikian saya pun benar, bahwa
energi berasal dari eter.
Karena saya tidak mengetahui satu sumber pun untuk membeli torch
atom hidrogen, saya memutuskan membuatnya sendiri, tapi informasi yang
saya miliki tidak cukup untuk bisa mengkonstruksi secara tepat. Dalam torch
yang saya buat, gas hidrogen memasuki arc secara konsentris, di sekeliling
kedua elektroda, ketimbang melewati arc secara siku-siku. Saya juga
menggunakan jenis trafo arc yang salah, sehingga tidak bekerja dengan baik
sebagaimana mestinya.
Meskipun kecewa, saya tahu torch tersebut dapat bekerja lebih baik
jika saya memperbaiki permasalahannya, jadi saya menaruh torch di dalam
gudang hingga mendapat informasi yang lebih baik dan waktu yang cukup.
Rasa penasaran saya akan hantu-hantu industri menjadi bangkit ketika saya
menyewa tangki hidrogen berukuran besar di sebuah persediaan tukang las
lokal, dan ini barangkali ikut berperan dalam percepatan mendadak gangguan
yudisial yang diatur oleh CIA terhadap diri saya antara tahun 1974 hingga 1992
107
(18 tahun). Sepertinya mereka beranggapan bahwa saya sedang menggali
proses tersebut karena potensi energinya, ketimbang untuk pengelasan
semata, dan mereka memang benar. Torch milik saya diperlihatkan di bawah
ini:
WILLIAM LYNE dilahirkan di Big Spring, Texas, pada tahun 1938, dan tumbuh
besar di kota-kota yang mengalami booming minyak di barat Texas, dua tahun
di Bay Area, utara California, selama Perang Dunia II, dan pedesaan Texas Big
Thicket tenggara. Dia memperoleh gelar B.S. dalam Fine Arts and Industrial
Arts (1965) dari Sam Houston State University, Huntsville, Texas, dan gelar
M.F.A. dalam Studio Arts (1969) dari University of Texas di Austin. Dia telah
tinggal di New Mexico selama 27 tahun, dan baru saja pindah ke selatan Santa
Fe, di kota Lamy yang memiliki sedikit jalur kereta api, bersama putranya yang
berusia 13 tahun, Angus.
Pada tahun 1993, dia menerbitkan Space Aliens from the Pentagon:
Flying Saucers are Man-Made Electrical Machines. Tahun 1995, dia
mengeluarkan edisi kedua yang telah direvisi dan dikembangkan. Alhasil,
muncul penebaran ilegal propaganda palsu pemerintah secara luas, melalui
para agen intelijen rahasia dalam komunitas “UFOlogy”, untuk mengatasi efek
dari buku tersebut.
25 Unsur logam putih yang digunakan sebagai katalisator dan dalam perhiasan—penj.
130
SESA NA
Free energy memang terdengar luar biasa, meskipun kami tak begitu paham
sepenuhnya. Mungkin free energy adalah emas hitam masa depan yang akan
sangat sulit ditambang, sebagai pengganti emas hitam masa kini yang jadi
minuman koleksi kendaraan-kendaraan bermotor kita yang berbaris rapat
di jalan-jalan, pengganti emas hitam yang mungkin tak sampai 16 tahun
lagi akan menghilang. Pada akhirnya, ini adalah demi mengetahui apa arti
'kebutuhan' dan apa arti 'berlebihan' tentang cara mengelola pola pikir hawa
nafsu dan kesenangan kita sebagai manusia.
Kesan yang bisa kita dapatkan dari buku ini adalah sang penulis cenderung
pada pemahaman alam semesta berosilasi dan juga menolak anggapan bahwa
alam semesta diciptakan.
NUHUN KA