Anda di halaman 1dari 134

FISIKA

ETER
RAHASIA
sistem hidden space
propulsion milik Tesla
dan konspirasi yang
menutupinya

WILLIAM LYNE
©1997
FISIKA
ETER
RAHASIA
sistem hidden space
propulsion milik Tesla
dan konspirasi yang
menutupinya
Diterjemahkan oleh SeSa Media
anggota dari JSF [WORKGROUP]

SeSa Media & logo adalah merek milik JSF [WORKGROUP]

Penerjemahan & penyuntingan oleh Jookut dkk.


Desain sampul & grafis oleh RGB@SKY Studio

Buklog Bukupedia
SeSa Media
Terjemahan Occult Ether Physics / SeSa Media
a4. h. mm.
JRCW 12347 970FT 108RR
1. Eter. 2. Fisika. 3. Konspirasi.
EA3—2009.tr0737L

Semua hasil kerja SeSa Media terdaftar di JOO Rights Commons Work. Dengan demikian,
telah dapat dipastikan bahwa hasil terjemahan ini tidak muncul dengan sendirinya dan
menjadi pengakuan jelas & tegas bahwa SeSa Media-lah yang telah mengerjakan semua
proses penerjemahan buku ini. Agar di kemudian hari tidak muncul fitnah bahwa buku ini
tidak diterjemahkan melainkan muncul dengan sendirinya begitu saja, atau fitnah bahwa si
penerjemah buku ini hanya mengaku-aku menerjemahkan.

Jooright 2009 SeSa Media

Joo rights reserved. Semua yang kami lakukan bukan demi kepentingan komersial. Jadi,
kami tidak menghutangi Anda dengan apa yang kami lakukan. Karena itu, dengan segala
kerendahan hati, kami minta agar hasil terjemahan kami tidak dikomersialkan oleh pembaca
sekalian. Jika Anda tidak mengindahkannya, maka pernyataan ini dapat diartikan sebagai
bentuk tanggungjawab kami kepada mereka yang mengerti dan mengindahkan.

Terjemahan ini diterbitkan oleh SeSa Media, UKM., Jl. Hidup 47, Long East, 12347. Jooright 2009 SeSa Media,
UKM. Joo rights reserved. Terjemahan ini telah dicatat sebagai salah satu karya SeSa Media dalam JOO Rights
Commons Work. Tak satupun di dalam bagian terjemahan ini yang muncul dengan sendirinya. Kunjungi situs kami
di http://sesamedia.wordpress.com
PRAKATAW

SECARA KHUSUS, kami mohon maaf kepada William Lyne dan juga mereka
yang terlibat dalam pembuatan buku “OCCULT ETHER PHYSICS: TESLA’S
HIDDEN SPACE PROPULSION SYSTEM AND THE CONSPIRACY TO CONCEAL
IT”. Proses penerjemahan ini kami lakukan tanpa meminta izin kepada
Anda sekalian. Karena itu, dengan ini kami juga mengakui bahwa kami
akan disalahkan jika ada penggunaan istilah yang tidak sesuai dengan yang
dimaksudkan.
Jika yang kami lakukan ini dapat dikatakan sebagai bentuk kebebasan
(meskipun dalam beberapa bagian ataupun sebagian, kami tidak setuju
seluruhnya), semoga Anda setuju dengan apa yang kami lakukan. Kami tidak
mengambil keuntungan apa-apa dari penerjemahan buku ini.
Untuk Anda pembaca terjemahan ini, kami nyatakan bahwa kami tidak
menambah atau mengurangi sesuatu apapun dalam isi terjemahan ini. Jika
ada kekurangtepatan dalam menyampaikan maksud kalimat dan istilah, kami
mohon maaf dengan sebesar-besarnya, baik kepada yang sangat mengerti
Fisika, Konspirasi, Teknologi, Bahasa Indonesia, ataupun Bahasa Inggris.
Akhirnya, kami persembahkan setiap hasil terjemahan kami ini khusus
kepada Umat Islam di negeri ini dari Merauke sampai Sabang, dari Talaud
sampai Rote, dan secara umum untuk masyarakat Indonesia. GRATIS! FREE!
COPYRIGHT

Copyright ©1997
William Lyne

All rights reserved. No part of this book may be reproduced without written
permission from the publisher. The publisher takes no responsibility for the
use of any of the materials or methods described in this book, nor for the
products thereof.
6

Kebenaran bisa saja mengalir dari kebohongan,


tapi kebohongan tak dapat mengalir dari kebenaran.

Arthur Schopenhauer

Saya persembahkan untuk anak saya,


Angus Lyne dan Matthew Olay
7

DAFTAR ISI

Joo Rights Commons Work


Prakataw
Copyright

KATA PENGANTAR 9
PENDAHULUAN: Rencana Awal Nikola Tesla di tahun 1875 13
Menyembunyikan yang Sebenarnya 18
BAB 1: Teori Eter Rahasia dan Elektropulsi 20
Karakteristik Partikel Eter Dasar 21
Penyebab Hukum Gravitasi “Kuadrat Terbalik” 26
Pipa Gaya Mikrohelikal 28
ZPR 29
Sebuah Kotak Kayu Tua
dan Sistem Pedoman Kelembaman Milik Jerman 30
Gelombang Low-Frequency & High-Frequency
dan Transmisi Energi Nirkabel Tesla 35
Penemuan TELEFORCE Tesla 38
BAB 2: Menggali Sifat Eter 42
Latar Belakang 42
“Momentum Elektromagnetik” J.J. Thomson 44
Pertunjukan Tesla 44
Gerakan Kosmik dan Momentum Lokal 49
Momentum Lokal dan Pergerakan Angkasa 50
BAB 3: Observasi 57
Rub-a-Dub-Dub, Tujuh Orang Dalam Bak Mandi Panas 60
Perbandingan dengan Penampakan Lain 63
Eter dan “Materi Berat” 64
Planet dan Satelit yang Mengorbit 69
8
BAB 4: Sejarah Perkembangan Teori 70
Gerak Rotasi dan “Efek Sekrup” 70
Muatan Elektrostatis yang Diangkut 72
BAB 5: Tesla dan Good Old Boys’ Club 79
Teori Gravitasi Dinamis Tesla 84
Rahasia Tesla 91
Sifat Listrik 93
KESIMPULAN 97
BAB 6: Pembantaian Free Energy: Proses Atom Hidrogen 101
Tabir Asap dari Academia 109
Bukti Mengejutkan dan Metode Hidrogen Lainnya 115
Bagaimana Cara Kerjanya? 118
Penggunaan Proses Secara Tepat 124
Tungku Pembakaran Atom Hidrogen 126
Kejutan Free Energy 126
Kesimpulan 128
Referensi tentang Proses Atom Hidrogen 129

SeSa Na
Nuhun Ka
9

KATA PENGANTAR

S EKARANG ini terdapat kekhawatiran terhadap kata “cult” (pemujaan) dan


“occult” (gaib), serta pengertiannya. Banyak orang merasa cemas apakah
organisasi, kelompok, atau agamanya, masuk dalam kategori ini. Karena kata
“occult” hanya merujuk pada “secret” (rahasia) atau “hidden” (tersembunyi),
maka kalangan dokter memakai kata tersebut untuk menggambarkan bakteri
tak dikenal sebagai “occult”. Sedangkan dalam hal agama, filsafat, organisasi,
atau kelompok pergerakan lainnya, “cult” berarti “ajaran rahasia” (secret
teaching) yang hanya bisa dikenal oleh beberapa anggota atau “pendeta”
tertentu. Apakah mungkin jika seluruh area ilmu fisika telah dinyatakan
“occult” (tersembunyi) dan “off-limit” (terlarang) bagi masyarakat umum
atau individu oleh suatu kelompok kuat, sehingga semua pendidikan sains
atau pun data-data yang pada umumnya beredar di masyarakat telah
“disaring” untuk menghilangkan keterangan/bukti menuju sains itu sendiri?
Apakah mungkin jika sains asli yang digunakan dalam “elektro-propulsi”
(electro-propulsion) telah diganti dengan “sains palsu”, yang digembar-
gemborkan dan disebarluaskan sedemikian rupa sehingga tak seorang pun
yang mengetahui kebenarannya, kecuali para “elit esoterik”? Jika demikian,
apakah sains “occult” telah menjadi wewenang eksklusif yang dipegang oleh
beberapa “pendeta” korporat/pemerintahan?
Saya mulai meneliti kontroversi ini—termasuk sains yang terlibat—saat
saya berusia 8 tahun, di tahun 1946, setelah mewawancarai pekerja pompa
ladang minyak yang pernah melihat “piring terbang” berwarna keperakan di
ladang minyak terpencil tersebut, di sebelah barat Texas dan sebelah selatan
gurun New Mexico. Saat berusia 13 tahun, saya menghabiskan hari-hari saya
dengan mengunjungi banyak tempat di Albuquerque, New Mexico, bersama
Dr. Lincoln La Paz. La Paz dipekerjakan oleh pemerintah AS untuk membantu
menutup-nutupi teknologi piring terbang milik Nazi yang dibawa ke New
Mexico setelah Perang Dunia II. Keyakinan awal saya kemudian menguat
10
ketika memperoleh sebuah kepingan hardware dari piring terbang Jerman
tahun 1943 di Pangkalan Sandia di mana La Paz bekerja.
Karena kebenaran tentang elektropropulsi didasarkan pada fisika “eter”
(A.K.A. “aether”) yang dikumpulkan, dan lalu disembunyikan, atau dinyatakan
sebagai “rahasia keamanan nasional”, atau dilenyapkan melalui propaganda
palsu yang begitu hebat sehingga masyarakat umum tidak menyadari fakta
yang ada di depan mata, maka saya menjuluki fisika eter yang terkait dengan
elektro-propulsi sebagai “Occult Ether Physics” (Fisika Eter Rahasia). Buku ini
didedikasikan untuk menemukan kembali, menguji, dan menyatukan rahasia-
rahasia itu sehingga dapat diketahui oleh masyarakat.
Pendeta tinggi dalam pengetahuan rahasia ini adalah elit monopolis
yang berkuasa yaitu para korporat perbankan, industri, perusahaan
pertambangan, dan kelompok kepentingan lainnya, yang memperkenankan
bergabungnya beberapa ilmuwan, anggota militer, dan pejabat pemerintahan
ke dalam ajaran rahasia mereka jika memang diperlukan, untuk melaksanakan
dan melangsungkan konspirasi besar, supaya teknologi/pengetahuan tersebut
dapat diklasifikasikan sebagai “rahasia negara” yang bisa dikendalikan dan
dipaksakan melalui cara-cara inkonstitusional berupa “undang-undang
keamanan nasional”, otoritas resmi sipil dan militer, serta kepolisian. Tindakan
ini untuk melindungi teknologi dan sumber daya usang yang dikendalikan oleh
para elit tersebut, dari persaingan pasar bebas.
Disebabkan oleh propaganda dan manipulasi pengetahuan dan sains
selama 76 tahun (atau lebih) terakhir, mayoritas ilmuwan mengejek konsep
eksistensi eter dan piring terbang, seolah-olah pemikiran tersebut termasuk
dalam kategori teori “bumi datar” (dianggap sebagai pemikiran yang asing/
aneh—penj) dan hanya ocehan “manusia kecil hijau” dari planet lain, padahal
yang benar adalah sebaliknya. Para pendukung teori Relativitas dan Big Bang
(“Big Bangers”) ingin agar Anda meyakini bahwa alam semesta itu terbatas,
jadi jika Anda pergi “terlalu jauh”, Anda akan “terjatuh dari alam semesta”,
hampir sama dengan teori “bumi datar”. Apa bedanya? Bumi datar (flat
earth)...alam semesta terbatas (finite universe)..., keduanya adalah teori
dungu.
Kebohongan apa yang harus dilakukan “manusia kecil hijau” dengan
mesin terbang elektrik eksklusif buatan manusia, teknologi berbasis suara,
serta sains dan fisika listrik yang (seperti eksistensi eter itu sendiri) disimpan
dalam ruang rahasia, untuk menjauhkan Anda dari pemanfaatannya,
11
sementara Anda sendiri disuapi dengan kepalsuan dan “teori-teori” tak
berguna? Cakupan ini, mulai dari “ruang melengkung” (curved space),
“perjalanan waktu” (time travel), “Big Bang”, dan kisah-kisah “penculikan
oleh alien”, hingga “alam semesta paralel” (parallel universe), “perjalanan
antardimensi” (interdimensional travel), dan cerita-cerita luar biasa lainnya,
dibuat oleh hantu-hantu pemerintah, personel keamanan nasional, dan agen-
agen rahasia dalam komunitas “UFOlogy” dan “pseudo-debunker” (“pseudo-
debunker” dalam pengertian saya adalah juru bicara resmi pemerintah atau
ilmuwan serba tahu yang tugasnya adalah menyangkal sepenuhnya eksistensi
piring terbang, atau mencemooh sesama rekan rahasianya, para UFOlog, para
new-ager, atau para paranormal).
Sebelum Anda memutuskan bahwa tak ada yang namanya eter,
atau piring terbang, atau sebelum Anda mempercayai kebohongan “prime-
time” yang berulang kali menyebutkan bahwa alien ada “di sini”, atau bahwa
perjalanan waktu itu mungkin untuk dilakukan, Anda sebaiknya bertanya pada
diri Anda apakah pemikiran Anda dalam subjek-subjek ini telah dikondisikan
oleh Kebohongan Besar para Big Brother. Jika Anda meyakini Relativisme, saya
harus menunjukkan kepada Anda bahwa “perjalanan waktu” adalah bagian
integral dari itu, yang merupakan kemustahilan luar biasa dan membuat
“sains” sandaran Anda menjadi kepingan sampah pseudo-intelektual tak
bernilai yang diramu oleh seseorang yang ingin menyabotase pikiran Anda
demi kepentingan pendeta tinggi “Occult Ether Physics” (yang mengangkat
dirinya sendiri).
Apakah pemikiran Anda menjadi barometer sifat pengendalian pikiran?
Apakah Anda begitu lepas kendali dari konsep dan filsafat epistemologi
Anda sendiri tentang metafisik, hingga Anda harus mengambil pemikiran
dari “barang-barang rekaman” NASA (NAZIA) atas kebaikan Kantor Intelijen
Saintifik CIA (“OSI”)? Apakah pendidikan Anda adalah program TV saat makan
malam, yang dipersiapkan oleh suatu Pemerintahan Rahasia, sehingga Anda
takkan pernah menemukan bahan yang benar untuk dipikirkan?
Bagi orang-orang yang tidak familiar dengan penjelasan lengkap saya
mengenai mengapa, kenapa, apa sebab, siapa, dan fakta lainnya terkait
propaganda berskala besar yang dirancang dan disebarkan untuk kepentingan
korporat negara yang monopolis dan berkuasa dalam rangka menyembunyikan
electropropulsion piring terbang, “free energy”, serta teknologi canggih
lainnya, Anda dapat membaca buku saya sebelumnya, “Space Aliens From the
12
Pentagon”, copyright Wm. R Lyne, 1993, ISBN 0-9637467-0-7; Edisi ke-2, 1995,
ISBN 0-9637467-1-5; Edisi ke-3, 1999, ISBN 0-9637467-7-4.
Piring terbang adalah hasil kerja seumur hidup Nikola Tesla, itu
adalah penemuannya yang paling penting (penemuan lain miliknya masih
dicari), meski Anda belum pernah mendengar fakta ini dari siapapun. Lalu
bagaimana saya bisa tahu? Saya telah mendokumentasikannya melalui
penelitian bertahun-tahun, melacak pengembangan Tesla dan kata-katanya
yang diucapkan dan dipublikasikan (yang tersebar dalam sumber yang
sedikit namun mencukupi), saat dia berhasil menduduki pencapaian puncak
mengungguli karya para pemikir saintifik terbesar dunia abad 19, yang
merupakan inspirasi Tesla. Ini diduga terbukti pada 29 Mei 1919, “...bahwa
kita hidup dalam ruang-waktu 4-dimensi yang melengkung.” Albert Einstein
mengatakan bahwa benda masif yang berputar di ruang “...akan menyeret
ruang dan waktu di sekitarnya...”, inilah asal-mula dari apa yang disebut
“frame-dragging” dan “space-curvature”. “Gravitasi tak lagi menjadi kekuatan
misterius di kejauhan, tapi merupakan hasil dari objek yang berusaha berjalan
lurus menerobos ruang dilengkungkan oleh kehadiran benda materil.” (Gary
Taubes, Relativists in Orbit, Discover, March, 1997).
Sekalipun teori-teori semacam itu...yang diketahui Relativistik, dijalin
dengan istilah-istilah seperti “the fabric of space-time”, “space-curvature”, dan
“frame-dragging”, walau disamarkan, semua itu menunjukkan eksistensi eter,
kendati dengan konsep eter yang keliru.
Sejak 1919, penemuan elektropropulsi Nikola Tesla telah disembunyikan
melalui tekanan pemerintah, pencurian, cemoohan, sementara “sains”
telah menjadi game matematis pseudo-saintifik yang membawa hasil baru
yang kecil dan kurang sesuai dengan realitas. Kini saatnya mengungkapkan
kebenaran.
13

PENDAHULUAN:
RENCANA AWAL TESLA DI TAHUN 1875

V ISI awal Tesla, dalam hari-hari kuliahnya di tahun 1872, mengenai “mesin
terbang ideal”-nya adalah mesin elektropropulsi, yang realisasinya
mendorongnya mengatakan bahwa dirinyalah yang pertama kali memasuki
bidang sains kelistrikan di tahun 1875. Ini adalah permasalahan yang dia
embankan pada dirinya sendiri sebagai pekerjaan utamanya sepanjang hidup.
(Frank Parker Stockbridge, The Tesla Turbine. The World’s Work, March, 1912,
pp. 543-48).
Pada mulanya, mengantisipasi jika kebutuhan tenaga listrik pesawat
elektropropulsif terlalu besar bagi generator listrik on-board (karena kapal
miliknya sama sekali tak memiliki bidang untuk menahan), dia memulai
pengembangan sistem “transmisi tenaga nirkabel” untuk mentransmisikan
tenaga listrik dari generator dan stasiun berbasis darat. Beberapa ide awal
Tesla ini tak berguna untuk mesin terbangnya, jadi dia mengubahnya untuk
tujuan komersial. Karena konsepnya bahwa eter bersifat relatif low-density,
serta konsepnya bahwa gaya elektromagnetik tidak jauh lebih besar dari gaya
gravitasi, temuan Tesla berikutnya (yakni antisipasi kebutuhan tenaga listrik
yang lebih besar) membawa pada pengubahan pesawat elektropropulsif-nya,
dan menghasilkan surplus teknologi “spin-off” yang berlimpah.
Selama tahun 1920-an, saat dia membutuhkan uang dalam jumlah
besar untuk menyelesaikan pesawat elektropropulsif, dia tak berhasil menarik
minat pemerintah AS terhadap surplus teknologi “spin-off” ini. Dalam sebuah
artikel yang tak pernah dipublikasikan, Tesla mengatakan, “..kita harus segera
mendorong pengembangan mesin terbang dan transmisi energi nirkabel
dengan dukungan kekuatan dan sumber daya negara.” Hubungan langsung di
sini adalah antara “mesin terbang” (bukan “pesawat”) dan “transmisi energi
nirkabel”. Tesla memiliki banyak hak paten yang tak menghasilkan uang
sepeser pun, karena Morgan dan Rockefeller telah menyatakan paten-paten
tersebut terlarang. Tak seorang pun yang sanggup meminjam uang dari bank
untuk mempraktikkan salah satu sistem ini, dan seorang yang cukup bodoh
14
untuk melakukan hal demikian terhadap uangnya sendiri boleh menanti
turunnya murka dewa atasnya seperti petir dari Zeus.
Karena penemuannya yang hampir rampung bahwa kebutuhan tenaga
listrik on-board tidak akan terlalu besar, dan kegagalannya menarik minat
orang-orang terhadap pengembangan sistem transmisi energi nirkabel
miliknya, Tesla mengajukan paten di tahun 1913 atas turbin hebat yang dia
temukan sekitar 1909. Ini mungkin dilakukan mengingat meningkatnya
perkembangan dan pemahaman pengetahuan yang menunjukkan bahwa
interaksi elektromagnetik adalah 1040 kali lebih besar dari interaksi gravitasi
(George Gamow, Gravity, Anchor Books, N.Y. 1962, hal. 138). Menurut Hendrick
Lorenz, gaya tarik listrik adalah 2 x 1039 kali lebih besar dari gaya tarik gravitasi.
Perubahan strategi Tesla tampaknya terjadi antara tahun 1915 (waktu
ketika Tesla mengujicoba misil elektropropulsif yang menggunakan energi
nirkabel yang diarahkan ke misil dari darat melalui power beam [sorot
daya]) dan 1934 (pengumuman hari kelahiran Tesla). Perkembangan baru ini
mungkin dipicu oleh temuan awal, sebab tanpa sistem energi nirkabel, konsep
terdahulu akan menjadi tak berguna. Para pengusaha energi menyingkirkan ini
selama-lamanya, jadi Tesla dibiarkan sendirian dengan peralatannya dan tak
bisa mengharapkan pihak manapun.
Miskonsepsi awal masih sedikit ada dalam benak Tesla saat dia
mengembangkan turbin secara komersial di bawah slogan Tesla Propulsion
Company, “20 Horsepower Per Pound”, dengan maksud tersembunyi
yaitu menggunakan turbin untuk menggerakkan alternator berfrekuensi
tinggi (yang dia rancang khusus) guna menghidupkan kapal. Setelah
mengembangkan turbin yang demikian ringan dan kuat (dapat mencapai
kecepatan 30.000 rpm, di mana unit seberat 20 pon dapat menghasilkan
kekuatan 200 tenaga kuda atau lebih dengan menggunakan bensin), dia juga
merancang dan memperoleh paten di tahun 1928 untuk jenis baru pesawat
tipe “VTOL” berpenggerak baling-baling, dihidupkan oleh 2 turbin yang
dipasang bersama yang dapat menetralkan tenaga putar baling-baling dan
menghapuskan kebutuhan akan baling-baling penyeimbang—seperti yang
terdapat di badan belakang helikopter. Pesawat ini, jika dibuat, dapat memiliki
rasio berat:tenaga kuda yang superior—mungkin 3:1—dan bisa sangat cepat
dalam penerbangan datar, lepas landas secara vertikal.
Tesla, setelah memahami penggunaan mesin pesawat yang berat dan
tidak efisien yang kala itu digunakan, dan persyaratan pesawat yang tidak
15
praktis dengan area sayap yang lebih lebar, tampaknya ingin mengkomersilkan
turbinnya dengan merancang dan mempatenkan pesawat jenis baru, yang
secara spesifik menggunakan turbin buatannya, untuk mengumpulkan modal
guna merampungkan proyek elektropropulsi-nya yang berbiaya lebih tinggi.
Berdasarkan pengalamannya dengan paten terdahulu, Tesla tahu bahwa paten
takkan berharga sama sekali jika dirinya tidak bisa mendapatkan modal (dari
paten tersebut sebelum periodenya habis) untuk menjalankan proyek, dan dia
juga tahu bahwa pengungkapan paten dapat membuat orang lain melakukan
hal yang sama 17 tahun setelah paten miliknya diakui, yang selama 17 tahun
itu bisa saja penemuannya mengendur akibat kekurangan dana bagiannya,
lantaran kelompok kepentingan finansial menentang Tesla.
Saat dalam tahap pengembangan awal, Tesla tampak tidak terlalu
peduli dengan kemampuan sejati “tenaga” temuannya, hingga ujicoba
di tahun 1915 membuktikan bahwa kemampuannya ternyata “dahsyat”.
Pada tahun 1893 dan 1894, Tesla telah “menyelesaikan sepenuhnya” Teori
Gravitasi Dinamis (Dynamic Theory of Gravity)-nya, setidaknya dalam “teori”.
Sistem elektropropulsi inheren dengan teori tersebut, tapi dalam tahap
formatif dan teoritis. Namun mempublikasikan teori ini sama halnya dengan
menyingkapkan teknologi dasar, yang akan membuat para pesaing berdana
dan bersumber daya besar menyelesaikan dan mengambil penghargaan
atas karya terpenting Tesla dan penemuan terbesar dalam sejarah manusia
tersebut. Tesla kekurangan uang, dan tak bisa memperoleh uang. Dia tak
dapat menolong dirinya sendiri lewat paten, sebelum dia menyelesaikan dan
mengujicoba contoh mesin berskala cukup besar untuk menarik minat industri
pesawat terbang dan pemerintah. Mungkin takdir, selama masa kebutuhan
finansial besar inilah, padahal dia masih memiliki stamina untuk menjalankan
proyeknya, dia diletihkan oleh pungutan uang dan penyitaan atas perintah
J.P. Morgan dan kelompoknya, semua dimaksudkan untuk menghancurkan
Tesla lantaran terus-menerus muncul dengan sistem tenaga listrik baru yang
membuat sistem terdahulu menjadi usang. Karena sistem-sistem tersebut
akan mengganggu Morgan dan Rockefeller, dan karena semua penemuan
yang dipasarkan oleh Tesla (untuk mendapat laba besar) akan membuatnya
memperoleh modal untuk membangun sistem energi miliknya, maka dia harus
disingkirkan. Tesla tampaknya tak pernah menyadari bahwa kedermawanan
palsu Morgan tak lebih dari sekadar rencana untuk mengkompromikan kontrak
Tesla dengan Morgan, dan sebagai cara untuk membuat Tesla bergantung
16
pada pihak lain dibanding pada dirinya sendiri. Perlakuan ini melemahkan
Tesla secara emosional, finansial, dan teknis, serta menurunkan harga dirinya
pada satu titik hingga menyembah-nyembah, memohon pada Morgan
supaya menepati janji, tidak memanfaatkan dirinya, tapi seperti semua
figur tragis lainnya, ada sebuah peripide—mempertegas kembali kekuatan
Arturian yang hebat dan sempurna milik sang pahlawan tragis—sebelum dia
meninggal secara heroik dan dilupakan, sementara penemuannya, seperti
pedang Excalibur, tenggelam ke bawah air danau dusta “keamanan nasional”,
kebiasaan korporat yang rakus, memaksa, dan memeras.
Satu-satunya kekuatan sisa yang tampaknya dimiliki Tesla adalah
menyembunyikan penemuannya dari dunia, untuk melindungi rahasianya dari
tangan para pencuri, kecuali jika dia menerima kompensasi atau penghargaan
yang pantas, tapi ini tidak penting, sebab mereka telah mencuri karyanya
sebelum mayatnya tenang, dan tak pernah membayarnya sepeserpun atas
kesulitan yang dia alami.
Setelah sadar akan kekuatan sejati “tenaga” temuannya
—100.000.000.000.000.000 kali lebih kuat dari gravitasi—Tesla mulai
mengejar ide sistem tenaga listrik “on-board” untuk pesawat berawak yang
digunakan dalam transportasi, di mana “transmisi daya nirkabel” miliknya
dialihtugaskan ke “misil” elektropropulsif robotik kendali jarak jauh, untuk
digunakan dalam peperangan, dengan tenaga listrik yang ditransmisikan ke
misil dari darat. Setelah beberapa waktu bungkam, menyusul ujicoba contoh
mesin misil berpenggerak listrik di tahun 1915, Tesla mulai menyebut tenaga
penggerak tersebut sebagai “dahsyat” dalam pengumuman berikutnya yang
dimulai pada tahun ‘1930’-an. Kata “dahsyat” tidak menunjuk pada sesuatu
yang bereaksi secara lemah lalu terbang sedikit di atas tanah, tapi menunjuk
pada sesuatu yang naik dengan kekuatan besar dan mengejutkan, seperti
ketika saya melihat penampakan piring terbang tahun 1953...hanya 10 tahun
setelah kematian Tesla. Jika “dahsyat” menunjuk pada sesuatu seperti
pesawat terbang atau roket konvensional—sebagaimana yang dikatakan
para agen misinformasi CIA/NASA—lantas kata apa yang bisa dipakai
untuk melukiskan suatu kekuatan yang menggerakkan piring terbang pada
kecepatan 9.000 mil/jam dalam 3 detik?
Kata “alat propulsi”, yang digunakan Tesla dalam wawancaranya
dengan William L. Laurence dari New York Times di tahun 1940, adalah sangat
penting untuk orang-orang yang tertarik memahami konspirasi misinformasi
17
dan kekurangan dokumentasi atas penemuan Tesla yang disembunyikan.
Dalam konteks mereka, kata ini menunjuk pada alat elektropropulsif on-board
yang digunakan dalam mesin terbang “ideal” milik Tesla, baik berawak atau
tanpa awak, yang dikendalikan “secara mekanis” oleh pilot on-board, atau
“secara remote lewat energi nirkabel” oleh pengendali yang ada di darat. Kata
“alat propulsi” tidak menunjuk pada “proyektil” seperti “mimis” atau “peluru”,
yang sama sekali tidak memiliki “sistem propulsi” dan hanya didorong
oleh senapan, dan kata itu juga tidak menunjuk pada suatu jenis “pesawat
terbang”—karenanya alat Tesla disebut “mesin terbang”—sebab mesin
Tesla tak memiliki sayap, kemudi guling, baling-baling, atau perlengkapan
luar lainnya. “Propulsi” di sini maksudnya adalah sistem on-board untuk
keberterusan gerakan, melalui peralatan elektromagnetik, yang disuplai
dengan tenaga listrik yang dihasilkan oleh generator on-board, atau dengan
energi listrik dan sinyal kontrol yang ditransmisikan lewat power beam dari
darat. Ide perjalanan antarplanet menarik perhatian Tesla, dengan pemikiran
bahwa sepanjang energi listrik untuk propulsi dapat ditransmisikan dari bumi,
maka kapal antariksa tak lagi memerlukan tangki bahan bakar.
Dalam suratnya kepada teman yang juga penopang keuangannya, B.A.
Behrend, di tahun 1930-an, Tesla secara samar menyebutkan penemuannya
dalam elektropropulsi: “Apa yang akan saya capai dengan penemuan lain
itu, terutama mempertimbangkanmu, tak berani saya ceritakan padamu. Ini
saya nyatakan dengan sepenuh kesungguhan hati.” Tesla tampaknya sedang
menyimpulkan suatu rencana untuk menemukan “dunia lain” di luar angkasa
dengan mesin listriknya.
Tesla menyadari bahwa semua benda padat memuat “kandungan
listrik”, dan berperilaku seperti rongga gema, yang berinteraksi secara
elektromagnetik dengan berbagai gaya elektrostatis dan eter untuk
menentukan interaksi dan pergerakan gravitasinya di luar angkasa. Teori
ini diujicoba dan dikonfirmasikan hingga tingkat tertentu dalam Colorado
Springs Experiments Tesla tahun 1899. Pemerintah AS tak pernah memberi
perhatian kepada Tesla, dan penemuan besarnya dalam elektropropulsi jatuh
ke tangan para elit Nazi saat Wernher von Braun mendapatkan dan memulai
pengembangan proyek “p2” di Los Alamos, New Mexico, pada tahun 1936, dan
membawa kembali proyek tersebut ke Jerman saat musim gugur 1937 (yang
kemudian dikembangkan di Peenemunde, wilayah Baltik, sampai proyek
rahasia ini dan lainnya dijual ke korporasi dan pemerintah Amerika sebagai
18
pertukaran, di bawah Operasi Paperclip, persis setelah gencatan senjata -
proyek rahasia ini ditukar dengan amnesti bagi banyak penjahat perang,
sejalan dengan perjanjian atas beberapa ribu orang untuk bekerja bagi
pemerintah dan korporasi AS). Semua orang yang memiliki informasi teknis
penting mendapat perlindungan.

MENYEMBUNYIKAN YANG SEBENARNYA


Sejak penemuan piring terbang Tesla berada di bawah pengawasan
pemerintah AS di tahun 1945, muncul program propaganda palsu—yang
pada mulanya dikembangkan oleh RSHA Amt VI (Reichsicherheithaupt Amt
VI, diterjemahkan menjadi National Security Agency Division 6), organisasi
dalam Gestapo yang dipenuhi rahasia tinggi German Reich dan yang berkuasa
dalam Nazi Jerman, setara dengan komunitas UFOlogy, new ager, dan
jaringan misinformasi pesudo-skeptik kita. Pemerintah AS mempekerjakan
aparat kontra-intelijen yang pernah bekerja dalam proyek piring terbang
Nazi, dan beberapa dari agen misinforman Nazi-lah (yang dipekerjakan di
Holloman A.F.B., New Mexico) yang merancang dan mengimplementasikan
“Roswell Hoax” di tahun 1947. Meski dibayangi dengan bekas kepura-puraan
“kemananan nasional” dan militer, penutup-nutupan ini diperpanjang atas
nama negara korporat yang monopolis dan berkuasa, bahkan sejak akuisisi
rahasia tersebut oleh Nazi di tahun 1936, sebab jika teknologi ini jatuh ke
tangan swasta Jerman pada waktu itu, kematian Nazi akan lebih cepat terjadi.
Bisakah Anda membayangkan akibatnya jika transportasi jenis
ini berada di tangan swasta? Alat ini dapat membawa seorang manusia
biasa pergi ke semua tempat di dunia, mengunjungi semua tempat yang
bahkan tak bisa dia jangkau saat ini dengan mahalnya ongkos penerbangan
maskapai. Sebuah piring terbang kecil milik pribadi akan berbiaya lebih rendah
dibanding membangun mobil, tidak memerlukan bahan bakar, berjalan
dengan kecepatan ribuan mil per jam, tahan lama, dan tidak memerlukan
pemeliharaan.
Bisakah Anda membayangkan efeknya terhadap komunis
totalitarian, fasis, atau pemerintahan korporat, dan kelompok ekonomi
‘yang diistimewakan’? Bisakah Anda membayangkan jika rakyat keluar dari
pasar real-estate, ketika mendadak kita semua dapat tinggal di mana saja,
bahkan di tempat-tempat yang tidak memiliki jalan raya? Bisakah Anda
membayangkan masalah di sepanjang perbatasan negara, saat piring terbang
19
melintas dan kembali tanpa pemeriksaan “kepabeanan”? Masalah utamanya
adalah, seperti yang bisa Anda lihat, ada pada para otoritas gila kekuasaan
(yang paranoid dan khawatir pada kejahatan), yang tiba-tiba akan kehilangan
banyak wewenang yang diperlukan untuk melangsungkan “pekerjaan” mereka,
melindungi dan memelihara kepentingan elit pemaksa.
Pertimbangan-pertimbangan di atas dapat mengindikasikan pelaku
“penutup-nutupan”. Ada banyak pembicaraan dalam program TV, talkshow
radio, surat kabar, buku, majalah, dan video-video, tentang “...penutup-
nutupan pemerintah kita yang berurusan dengan alien selama 50 tahun.”
Jika Anda melihatnya dalam program prime-time TV setiap malam, satu-
satunya informasi tentang “penutup-nutupan” yang dapat dipercaya adalah
bahwa berita-berita tersebut saling bertentangan, mereka berpura-pura
menceritakan kebenaran kepada Anda. Program-program tersebut adalah
“penutup-nutupan” itu sendiri. Volume kebohongan ini sangat besar sampai-
sampai hampir tak masuk akal, mengingat fakta bahwa itu merupakan bukti
tentang pemerintah kita yang secara tertutup beraksi di balik layar untuk
membohongi kita. Kapan pun pemerintah terlibat dalam penyiaran sampah
KEBOHONGAN BESAR kepada setiap rumah di Amerika, ada baiknya kita
bertanya, “Kebohongan apa lagi yang mereka katakan kepada kita?”
Buku ini, dan buku saya sebelumnya, didedikasikan untuk mengakhiri
kediktatoran sosio-ekonomi dan teknologi rahasia.
20

BAB 1:
TEORI ETER RAHASIA DAN ELEKTROPULSI

T EORI yang saya sertakan dalam buku ini didasarkan pada apa yang bisa
dibenarkan dalam seluruh ucapan dan pengembangan Nikola Tesla
serta implikasinya yang diuraikan secara logis, dan dikombinasikan dengan
informasi khusus lainnya yang terkait, sebagaimana tersaji di buku ini dan
buku saya sebelumnya (“Space Aliens From the Pentagon”). Teori saya ini
dekat dengan Teori Gravitasi Dinamis Tesla, dan saya sering berpikir bahwa
teori saya bisa menjadi koreksi, yang oleh Tesla sendiri mungkin telah atau
akan dilakukan, seandainya dia hidup cukup lama.
Seperti kebanyakan teori lainnya, teori saya ini tidak lengkap, bisa jadi
mengandung kekeliruan, dan memerlukan pengembangan, ujicoba, koreksi,
dan revisi lebih lanjut, baik oleh saya sendiri maupun oleh orang lain di masa
mendatang. Di sini saya telah menyatakan pemikiran dasar saya mengenai
subjek ini hingga sekarang, yang telah berkembang sedemikian rupa sejak
buku saya sebelumnya, memakai terminologi saya sendiri menyangkut “Materi
Omni” (A.K.A. “Ether”). Jika Anda mencermati judul bab ini, saya menggunakan
istilah baru—”Elektropulsi”—untuk menyingkat “Elektropropulsi”.
Karena buku ini ditujukan untuk masyarakat umum yang belum tahu,
dan juga para peneliti, saya berusaha menulis dengan istilah-istilah yang
mudah dipahami orang awam—sebab saya sendiri juga orang awam—dan
menyediakan beberapa ilustrasi yang dapat membantu, untuk memberi
pemahaman masuk akal atas konsep saya, daripada sekadar menjadi pesta
matematis “mekanika quantum” yang biasa diiringi dengan halaman berisi
persaman-persamaan dan angka-angka membosankan yang dihasilkan secara
logis dari premis-premis tidak logis, tidak terbukti, dan saling bertentangan,
yang begitu dihargai oleh para pendukungnya. Seolah-olah mereka
mengatakan, “Hei! Lihat Bu, saya bisa memahami matematika!” “Fisika Eter”,
berdasarkan sifat dan namanya, adalah fisika subatom, yang menurut saya
berarti “subproton” dan “subelektron”. Saya tidak terlalu memperhatikan
partikel nuklir subatom sendiri, tapi lebih kepada apa yang menurut saya
21
sebagai blok penyusun terbatas proton dan elektron, yang eksis dalam eter
dalam bentuk lebih sederhana. Saya tidak membahas quark, muon, meson,
lepton, dan lain-lain, serta “Relativistic Quantum Mechanics” (“R.Q.M.”) dan
“persamaan elegan”-nya.

KARAKTERISTIK PARTIKEL ETER DASAR


Saya menyebut partikel eter dasar sebagai “Omni”, yang memiliki nukleus
positif (“protette” yang disebut “Omnion”) dan subelektron negatif
(“electrette” yang disebut “Omnitron”). Seperti yang Anda perhatikan, pola ini
adalah versi sederhana atom hidrogen dasar beserta proton dan elektronnya.
Seperti kebanyakan atom, Omni normalnya bersifat netral dan setimbang,
tapi jauh lebih kecil, menjadikannya ultrahalus. Karena ukurannya yang kecil
dan netralitasnya, Omni dapat menembus “benda padat” dengan mudah
(kecuali jika “benda padat” tersebut sedang melewati dan menerobos Omni),
dan berperilaku seperti zat padat saat terkena radiasi elektromagnetik high-
frequency berentang tertentu yang berasal dari infra-merah lewat frekuensi
cahaya visible, yang mengganggu kesetimbangannya, tapi, meski kita dapat
merabanya, Omni tampak transparan dan tak dapat dilihat dengan mata
telanjang.
Seperti gas hidrogen, terdapat suatu elastisitas, disebabkan oleh
ketermampatan medan magnet, yang menjadikannya sebagai “zat padat
elastis”, sebagaimana dikatakan Faraday. Dikarenakan ukuran Omni yang
kecil, “ruang kosong” yang ada betul-betul hampir disesaki dengan materi
sangat halus ini, yang berosilasi pada frekuensi demikian tinggi—jauh melebihi
sinar X—tapi ukurannya kecilnya dan netralitas normalnya membuatnya dapat
mempenetrasi “massa padat”—yang umumnya “kosong” (yang juga dipenuhi
dengan Omni yang dipindahkan oleh sebuah massa untuk membuat ruang
bagi Omni lainnya).
Karena ‘ruang’ antarbintang adalah ekuivalen dengan ruang vakum
yang mengandung sedikit materi gas—seperti sebuah pipa Lenard di mana
muatan bergerak dengan mudah—Omni di ruang antarbintang bersifat sangat
konduktif, di mana muatan bebas berpindah dari satu benda ke benda lainnya
sesuai garis gaya magnet.
Ruang yang disesaki Omni juga diinterpenetrasi secara omnidirectional
oleh radiasi ultrahalus, yang normalnya setimbang, disebut “Zero Point
Radiation” (“ZPR”). ZPR ini secara konstan “mendentingkan” awan elektron
22
materi atom, menciptakan ilusi “orbit elektron”, yang kenyataannya
merupakan gelombang tetap di lapisan awan elektron berombak-ombak yang
mengelilingi atom dan molekul. Karena materi yang diasosiasikan dengan
awan elektron ini bergerak konstan, maka awan tersebut adalah arus, sebab
“muatan yang diangkut merupakan arus”. Tenaga penggerak di balik arus-
arus tersebut adalah gerakan yang, sepanjang seragam, “tidak memerlukan
dorongan” (force-free). Momentum yang hilang ‘diatasi’ oleh ZPR.
Omni memiliki rasio muatan:massa yang hampir seimbang (“1:1”),
dan merespon impuls positif dan negatif. Generator elektrostatis menjadi
contoh sempurna atas perilaku elektris Omni. Pada voltase cukup tinggi,
submuatan dinamis positif dan negatif dipisahkan oleh medan magnet dan
berkondensasi membentuk elektron dan proton. Ada suatu alasan pokok
tak diketahui mengapa muatan tersebut memiliki magnitudo tertentu,
yang masih harus dijelaskan, tapi teori quantum secara praktis mengakui
bahwa terdapat subdivisi muatan listrik dasar, dan bahwa elektron bersifat
“divisible” (dapat dibagi/dipecah). Inilah pokok perdebatannya, sebab jika
elektron memang divisible, maka Relativisme pasti runtuh. “Muatan dasar”
yang dianggap sebagai muatan elektron, kelihatannya terkait dengan waktu
(time-related); karena arus listrik bergerak pada kecepatan yang sama dengan
cahaya, muatan elektron barangkali merupakan kumpulan muatan yang
terhimpun dari sejumlah Omni berlainan pada suatu satuan waktu tersendiri,
yang mencerminkan jarak yang ditempuh dalam ruang proton selama waktu
tersebut, dengan muatan-muatan yang betul-betul beredar di antara Omni
dan materi.
Daya bervoltase tinggi—baik dalam pelepasan listrik atau radiasi—
dibutuhkan untuk memutus ikatan Omnion-Omnitron. Prinsip yang sama
berlaku pula pada elektropulsi. Getaran (pulse) negatif yang kuat, berfrekuensi
tinggi, dan bervoltase tinggi dibutuhkan untuk mempenetrasi rintangan awan
Omnitron negatif, guna bereaksi dengan Omnion positif, untuk membuat
“penolakan kelembaman” Omni “muncul”, dengan maksud mengakses
massanya untuk ditarik berlawanan, sehingga menggerakkan kapal antariksa
menerobos ruang angkasa yang disesaki Omni, memanfaatkan gaya “sekrup”
mikrohelikal1 pipa elektromagnetik berotasi di sekeliling inti Omni yang
vakum dan tak berotasi. Pipa tersebut adalah hasil dari rotasi yang diberikan
1 Berbentuk kurva spiral [seperti pembuka tutup botol] atau kurva menggulung [seperti pér
arloji]—penj.
23
oleh fluks magnetik kepada arus listrik, yang diperkuat oleh perubahan
momentum.
Jumlah besar Omni per volume ruang melambangkan densitas materi
positif yang jauh lebih tinggi dibanding yang dipunyai oleh massa ‘padat’
normal, karenanya Omni berfungsi sebagai “jangkar yang secara virtual
tak bergerak” yang bisa dikunci dan diikuti oleh kapal elektropulsif untuk
menggerakkan diri menerobos ruang angkasa. ‘Jangkar’ Omni nyatanya
bersifat dinamis terhadap bumi, dengan kecepatan relatif ribuan mil per jam
yang melambangkan kecepatan tertinggi bumi menerobos eter pada waktu
tertentu. Meski gaya “pengakses” elektropulsif, ketika berlaku, ditransmisikan
mendekati kecepatan cahaya, namun perbedaan komparatif antara kecepatan
Omni dan bumi tidak signifikan. Praktisnya “seolah-olah bumi tak bergerak
terhadap eter”, kecuali untuk efek yang disebut gravitasi. Implikasi dari
kecepatan 186.000 mil per detik adalah, sebuah benda yang bergerak dengan
kecepatan sekitar 20 mil per detik secara virtual terlihat “diam”.
Perbedaan densitas antara hidrogen cair dan Omni, contohnya,
berbanding dengan perbedaan ukuran antara atom hidrogen dan Omni
kecil, serta volume ruang yang sebetulnya ditempati oleh Omnion dalam
hubungannya dengan Omnitron. Bisa diasumsikan bahwa Omnion kecil,
sebagai subdivisi proton, memiliki densitas jauh lebih tinggi per satuan
ruang, disebabkan oleh kekurangan ruang di antara Omni, yang berkumpul
membentuk proton, seperti ruang di antara batu bata yang diisi dengan
adukan semen. ‘Adukan semen’ ini mungkin adalah suatu “cairan insulatif
(menyekat)” Tesla yang “membasahi” benda dan ‘partikel’ positif, seperti
“cairan utuh”. Seperti halnya magnitudo muatan elektron yang bersifat time-
relative, magnitudo proton mungkin demikian pula, tersusun dari sejumlah
Omnion berlainan yang terhimpun selama periode waktu berlainan.
Meski tak terlihat oleh mata—lantaran periode getarannya melampaui
frekuensi visible—Omni tidak imperceptible (tak terasa). Saat kita bergerak,
kita dapat merasakan Omni sedang mencepat, melambat, atau berubah arah
di dalam tubuh kita. Saat berlari, kita merasakan penolakan (“kelembaman”)—
terhadap perubahan momentum—tercipta dalam tubuh kita, karena pipa Omni
tertekan ke berbagai arah atau sedang mencepat/melambat menembus atom
dan molekul tubuh kita. Jika kita mencapai kecepatan konstan, kita dapat
merasakan bagaimana mikroheliks—dihasilkan oleh putaran pitch konstan
Omnitron—’mengebor’ Omni, menciptakan “momentum” yang cenderung
24
membawa kita dalam garis lurus dan datar. Saat dalam kecepatan konstan,
kita hanya perlu menyediakan energi yang hilang akibat pergesekan mekanis
atau angin, atau gerakan tak menentu, demi mempertahankan kecepatan
konstan. Kita juga bisa melihat efek Omni dalam perilaku objek sehari-
hari—bagaimana benda-benda menolak perubahan gerak, jatuh, mencepat,
meraih momentum, berjungkir-balik, berguling-guling, bertubrukan, pecah,
terpelanting, atau menjadi berhenti. Saya menganalogikan sebuah massa
padat dengan sekawanan angsa, yang menjaga “formasi”-nya (“bentuk”) saat
terbang di “udara” (“Omni”):

Bumi dan segala sesuatu di atasnya bergerak di ruang angkasa penuh


eter, pada kecepatan yang sangat besar. Selain itu, bumi berputar dan
mengorbit, yang secara gradual mengubah pola mikrohelikal secara relatif
terhadap polaritas “angin eterik” yang menginterpenetrasi. Magnitudo
“gaya gravitasi”, diukur dari pusat massa sebuah benda, adalah lebih besar
di permukaan laut dibanding di puncak Gunung Everest, di mana jarak
antara pusatnya dengan pusat bumi adalah lebih besar, tapi pernyataan
ini—berdasarkan hukum Newton—gagal memberitahu kita “mengapa” ada
gravitasi, kekuatan apa yang menciptakannya, atau mengapa gaya tersebut
berubah-ubah “secara berbanding lurus dengan massa, dan berbanding
terbalik dengan kuadrat jarak antara (pusat) 2 benda”. Newton pun secara
eksplisit mengakui bahwa hukumnya gagal menjelaskan penyebab, dan hanya
menyatakan menggambarkan efek secara matematis.
“Kandungan listrik” melekat pada semua materi padat. Atom
mengandung nukleus yang tersusun dari proton positif dan neutron netral
25
(yang tersusun dari proton dan elektron). Di sekeliling nukleus terdapat
“elektron” negatif. Semua materi yang sedang bergerak dan mengandung
muatan elektrostatis, melambangkan “pengangkutan muatan listrik”,
karenanya disebut arus, menciptakan medan magnet. Karena medan magnet
memberi rotasi kepada medan elektromagnetik, ini menciptakan pipa
elektromagnetik mikrohelikal berotasi di dalam benda, di sekeliling inti eter
yang vakum dan tak berotasi. Pipa-pipa ini disekutukan/disejajarkan oleh
gerakan relatif benda, di sepanjang poros gerakan seragam atau berubah-
ubah, dan menciptakan momentum melalui “pengeboran” eter. Karena
pada waktu tertentu pitch dan diameter mikroheliks bersifat konstan,
maka ini bukan “pusaran”, yang melibatkan spiral logaritmik, baik ke arah
dalam maupun ke arah luar. Setiap kali kecepatan atau arah berubah, pitch
dan orientasi mikrohelis menolak, kemudian menyesuaikan diri dengan
momentum baru.
Bumi memiliki muatan negatif permukaan yang minimum, kira-kira
sebesar 20 esu/cnr (20 unit elektrostatis per cm2). Ini merupakan fenomena
atmosfer yang sebagian disebabkan oleh efek ionisasi radiasi kosmik, tapi
hal ini tidak dapat dijelaskan tanpa merujuk pada kecepatan bumi menerobos
Omni. Sifat atmosfer yang relatif non-konduktif, insulatif, dan dielektris
turut memainkan peran. Di bawah muatan permukaan bumi terdapat kerak
semi-konduktif yang mengandung surplus elektron berjumlah besar. Muatan
permukaan bumi kurang-lebih konstan, disebabkan oleh area permukaan
bumi, bervariasi berdasarkan ketinggian akibat perubahan tekanan atmosfer
dan kadar lembap udara, serta akibat timbulnya radiasi kosmik dan
frekuensinya.
Semua atom—termasuk hidrogen—memiliki muatan positif netto.
Ini lantaran muatan positif dasar proton melebihi magnitudo muatan
negatif dasar elektron. Hidrogen, dengan proton dan elektron tunggalnya,
memiliki rasio muatan:massa tertinggi dan gravitasi terendah dibanding
semua unsur. Saat seseorang menyetel tabel periodik unsur, semakin
meningkatkan kompleksitas di atas unsur hidrogen, unsur-unsur memiliki
rasio muatan:massa yang semakin rendah, sebab rasio komparatif elektron
sesuai dengan jumlah proton di dalam nukleus. Karena neutron bukan
negatif, ia menambah massa positif secara relatif terhadap elektron, tapi
tidak menyumbang apa-apa pada muatan listrik, dan rasio neutron naik
pada tabel. Ini menghasilkan kelebihan massa positif bumi, yang permukaan
26
semi-konduktifnya mampu menerima dan mempertahankan surplus muatan
negatif, yang sebagian besar dibawa ke bumi oleh ribuan petir per detik, dan
tertahan akibat sifat dielektris dan insulatif atmosfer.
Pelepasan listrik secara konstan dari atmosfer didorong oleh gerakan
kosmik bumi, yang mengkonversi muatan elektrostatis menjadi arus. Ini
dikonfirmasikan oleh eksperimen H.A. Rowland. Karena gas atmosfer
merupakan insulator, kerak semi-konduktif bumi (pada umumnya alkali)
sebagian besar menjadi material pendonor elektron, yang mempertahankan
segudang besar muatan negatif yang disekat oleh atmosfer. Sinar kosmik
yang menghantam gas ringan dan tipis ionosfer mempertahankan muatan
positifnya. Efek gravitasi juga membantu, sebab helium dan hidrogen
(keduanya adalah gas elektropositif tipis) mengendap ke ionosfer. Di antara
ionosfer (kira-kira 620 mil di atas kita) dan permukaan bumi terdapat gradien
kira-kira sebesar 150 volt/meter, total sekitar 176 juta volt, menciptakan
banyak medan listrik, tapi medan listrik tersebut membentang jauh melebihi
ionosfer. Medan listrik ini menghasilkan pemindahan listrik di Omni dalam
jangkauannya, yang merupakan penyebab gravitasi. Efek medan listrik
tersebut terhadap Omni hampir terjadi seketika, sebab ini mendekati
kecepatan cahaya, sementara Omni berubah dari “ruang kosong” menjadi
massa, di mana gaya gravitasi terkerahkan ke bawah, menuju sumber medan
listrik.
Tak ada efek gravitasi medan bumi yang signifikan di atas medan listrik
ini. Karena medan magnet bumi meliputi bulan, maka demikian pula dengan
medan listrik tersebut. Ketika “sub-ion” (Omni) ditempatkan di medan listrik,
muatan subnegatif (Omnitron) ditarik oleh kutub positif (ionosfer) dan ditolak
oleh kutub negatif (bumi). Efek gaya tarik/tolak ini adalah “pemindahan”
setiap Omni, dan menempatkan atmosfer dielektris dan Omni dalam
ketegangan, sehingga, di dekat bumi, awan Omnitron di sekitar masing-
masing Omnion terdorong ke atas secara eksentris, sedangkan zona netral
berada lebih 300 mil dari bumi.

PENYEBAB HUKUM GRAVITASI KUADRAT TERBALIK


Saat bumi berputar, kecepatan permukaan—dan kecepatan atmosfer yang
menyertainya—pada titik tertentu berubah-ubah sesuai jaraknya dari pusat
bumi. Sebuah objek yang berada di permukaan laut bergerak menerobos Omni
secara lebih lambat dibanding benda di puncak Gunung Everest. Kekuatan
27
voltase di antara gas atmosfer ketinggian tinggi dan ionosfer adalah lebih
kecil, tapi kekuatan voltase di antara atmosfer dan permukaan Gunung
Everest lebih besar. Dengan demikian, bagi objek yang berada di permukaan
laut, pemindahan awan Omnitron lebih besar, disebabkan oleh kekuatan
total medan listrik yang lebih besar. Peningkatan kecepatan mengimbangi
peningkatan efek medan terhadap Omni sehingga gaya gravitasi kurang-lebih
setara di antara ketinggian rendah dan tinggi bagi objek di bumi, tapi efek
gravitasi berkurang bagi objek terbang yang melampaui muatan permukaan
bumi di atas Gunung Everest.
Perbedaan tenaga listrik ini mengilustrasikan mengapa terdapat
perbedaan pemindahan relatif awan Omnitron di “medan gravitasi” bumi
dan dalam benda-benda yang bergerak di medan tersebut, dengan derajat
pemindahan yang berbanding lurus dengan perbedaan “gaya gravitasi” dan
ketegangan dielektris.
Perbandingan ini menunjukkan bahwa sebuah benda pada ketinggian
dan kecepatan lebih tinggi memiliki gravitasi lebih rendah karena medan listrik
memiliki pengaruh pemindahan yang lebih rendah terhadap awan Omnitron,
dan sebaliknya. Ini bertalian dengan elektropulsi, sebab kita harus mengurangi,
membalik, memperbesar, atau mengendalikan pemindahan ini untuk secara
instan mengumpulkan dan mengendalikan kelembaman, momentum, dan
“gravitasi”. Pemindahan tersebut mempengaruhi momentum lantaran ia
mempengaruhi pipa mikrohelikal yang bervibrasi dan cara pipa itu “mengebor”
ruang eterik. Karena medan listrik agak tertahan di dalam benda padat, pipa-
pipa cenderung jatuh ke rotasi konsentris, sehingga mentransfer downward
force (gaya ke bawah) ke massa yang mereka tempati. “Gravitasi” adalah hasil
dari penolakan terhadap perubahan pemindahan ini. Alasan mengapa sebuah
bola yang bergerak akan mengalami peningkatan “massa virtual” ketika diberi
muatan—yaitu peningkatan kebutuhan usaha untuk memindahkannya, bukan
peningkatan gravitasinya—adalah karena efek “sangkar Faraday” muatan
yang meningkat cenderung meningkatkan penolakan terhadap gerakan Omni
menembus massa, mempengaruhi muatan negatif pada Omni.
Karena medan listrik dan pengaruh pemindahannya diubah oleh
perbedaan konstanta dielektris di dalam dan di luar benda padat, pipa-pipa
mikrohelikal cenderung jatuh ke rotasi konsentris, sehingga mentransfer
downward force ke massa yang mereka tempati. “Gravitasi” adalah hasil dari
penolakan terhadap perubahan pemindahan ini.
28
PIPA GAYA MIKROHELIKAL
Dikarenakan gerakan kosmik bumi, muatan molekul elektrostatis menjadi
arus, yang menciptakan medan magnet dalam benda berat (ponderable).
Arus dan medan di “wilayah kekuasaan” atom atau molekul disatukan
oleh momentum atau medan magnet. Saat sebuah benda bergerak
menerobos medan eter/Omni bersama bumi, terdapat efek “angin eterik”,
yang “meniupkan” massa secara konstan dari arah yang berubah teratur.
Karena Omnitron merupakan “subelektron”, maka ia juga beresonansi. Saat
kandungan listrik membentuk jalur menembus Omni dalam benda, gerak
resonan arus molekul membentuk medan magnet yang menanamkan rotasi
mikrohelikal bidang polarisasi di sekeliling inti Omni yang tak berotasi. “Pipa-
pipa” mikrohelikal ini memiliki “pitch” yang ditentukan oleh laju pergerakan
linier per detik, bersama dengan diameter rotasinya (atau “gelombang”-nya)
mendekati kecepatan cahaya. Gelombang-gelombang kecil ini memiliki bagian
muka yang bundar, yang dapat bergabung membentuk gelombang bundar
lebih besar.
Pipa mikrohelikal gaya elektromagnet, yang memiliki pitch, berfungsi
seperti bor, cenderung mengebor jalur secara lurus dengan pitch konstan
dan kecepatan linier, di sekeliling inti Omni yang vakum dan tak berotasi
(konsisten dengan hukum Newton untuk kelembaman dan momentum).
Setiap perubahan arah atau kecepatan ditutup/diatasi oleh penolakan
(“kelembaman”). Karena seluruh massa sedang bergerak, ia selalu memiliki
momentum. Kelembaman yang diperagakan oleh sebuah benda yang relatif
diam terhadap bumi, sebenarnya merupakan produk dari momentumnya,
jadi kelembaman ini sebetulnya adalah momentum. Karena itu kelembaman
merupakan penolakan benda terhadap perubahan status momentumnya. Dua
istilah digunakan dengan cara berbeda, untuk mendefinisikan “perubahan
relatif” dalam kecepatan dan/atau orientasi.
Karena Omni di dekat bumi yang berputar tunduk pada muatan negatif
lebih kuat dan massa positif bumi, Omnion tertarik ke bawah, sedangkan
Omnitron di sekelilingnya tertolak ke atas, membentuk ‘awan’ eksentris.
Bagi benda (“yang diam”) di permukaan laut, sewaktu Omni memasuki
permukaannya, efek terhadap Omni medan listrik bumi diubah oleh perubahan
konstanta dielektris, memaksa pipa mikrohelikal massa melompat ke bawah
ke rotasi yang lebih konsentris, sebab densitas dan rigidity (kekakuan) Omni
menolak perubahan semacam itu. Karena pipa elektromagnetik adalah bagian
29
dari massa, maka downward force dihasilkan oleh downward pressure
Omnitron, yang kita sebut “gravitasi”. Efek tersebut serupa dengan selang
air yang memuat aliran air bertekanan tinggi. Gaya helikal air menghasilkan
stabilitas gyroskopis2 dan cenderung meluruskan air, dengan presesi3 teratur.
Tindakan “meluruskan” air tersebut analogis dengan “gaya gravitasi”. Ini
berlaku tak peduli ke arah mana pun benda padat bergerak menerobos eter,
akibat adanya kecepatan relatif interaksi elektromagnetik pada kecepatan
cahaya (secara virtual), dan polaritas medan listrik bumi.
Oleh sebab itu, gravitasi merupakan hasil dari reaksi benda atas
penolakan Omni terhadap perubahan momentum benda, ditransfer ke massa
akibat perbedaan konstanta dielektrisnya, serta pergerakan, orientasi, dan
kecepatannya yang terus berubah selagi menerobos ruang eterik universal.

ZPR
Di samping Materi Omni, seluruh ruang juga diinterpenetrasi secara
omnidirectional oleh Zero Point Radiation (“ZPR”), yang berfrekuensi,
bertenaga, dan berdensitas sangat tinggi. Seorang ilmuwan mengatributkan
“radiasi blackbody” pada ZPR (T.H. Boyer, Derivation of Blackbody Radiation
Spectrum Without Quantum Assumptions, Phys. Rev. 182 [5], pp. 1374-83
[1969]). Boyer juga menemukan bahwa dipole nonlinier dapat menyerap energi
dari mode tertentu spektrum ZPR (Random Electrodynamics: The theory of
classical electrodynamics with classical electromagnetic zero-point radiation,

2 Gyroskop: roda berotasi yang porosnya bebas berubah tapi mempertahankan arah yang sudah
ditetapkan kecuali jika mengalami perturbasi, terutama dipergunakan untuk stabilisasi atau
bersama kompas dalam pesawat terbang—penj.
3 Pergerakan lambat poros sebuah benda yang berputar mengelilingi poros lain—penj.
30
Phys. Rev. D 11 [4], pp. 790-808 [1975]). Ilmuwan lain mengklaim telah
mengukur densitas energi ZPR pada 1094 gram/cm3, untuk masing-masing
fluktuasi ZPR acak, pada skala panjang Planck (10-33 cm), dengan memakai
detektor radiasi standar, yang respon frekuensinya diubah khusus untuk
membentang sampai spektrum super high-frequency yang dipergunakan (J.A.
Wheeler, Geometrodynamics, Academic Press, N.Y. [1962]). Di bab yang lalu,
saya menguraikan ekstraksi energi ZPR dalam proses atom hidrogen.
Penelitian istimewa tahun 1962 hingga 1975 ini merupakan ex post
facto, muncul jauh setelah penemuan besar Tesla. Penelitian ini menegaskan
kembali bahwa agar radiasi super high-frequency sedemikian kuat dapat
menerobos ruang, ia membutuhkan ruang yang benar-benar disesaki dengan
eter yang lebih halus lagi, terdiri dari bundelan massa positif ultrahalus, super
high-frequency, dan padat yang dikelilingi oleh muatan negatif subelektron.
Kombinasi ini, seperti keterikatan berketerusan atom-atom silicon dioxide
tetrahedronal yang menyusun kristal kwarsa padat, mampu bereaksi terhadap
dan menghantarkan radiasi elektromagnetik mulai dari berfrekuensi halus tak
terhingga sampai berfrekuensi paling kasar ke semua arah secara simultan
(“secara omnidirectional”). Materi padat ini berperilaku seperti zat padat untuk
menurunkan radiasi frekuensi di antara spektrum sinar X menjadi inframerah
rendah, tapi juga berperilaku seperti “cairan utuh” yang dapat membasahi,
menginterpenetrasi, dan merembes, berkenaan dengan (kandungan atom)
benda padat yang bergerak, yang struktur atomnya memuat banyak ruang
sehingga pada umumnya “kosong”.
Elektropulsi memanfaatkan IR yang diproyeksikan secara eksternal
ke radiasi berfrekuensi visible bervoltase sangat tinggi, untuk membuat
Omni memunculkan “penolakan kelembaman”-nya, dikombinasikan dengan
gelombang internal low-frequency untuk menciptakan pipa elektromagnetik
berotasi (terpolarisasi), yang secara seketika mengumpulkan momentum
dengan mengebor ruang penuh eter, untuk menggerakkan kapal antariksa
menerobosnya.

SEBUAH KOTAK KAYU TUA DAN


SISTEM PEDOMAN KELEMBAMAN MILIK JERMAN
Pada 1979, di sebuah pasar loak di Santa Fe, saya memeriksa sebuah kotak
kayu tua milik seorang pria Pojoaque tua yang dipekerjakan dalam proyek
rahasia bernama “p2” di tahun 1937, yang dijalankan oleh Wernher von Braun.
31
Pria tua itu membuat kotak kayu tersebut untuk menyimpan peralatan
kerjanya. Dia mengukir, dengan “corak rakyat New Mexico”, sebuah “peta”
yang menunjukkan jalan raya, lokasi, nama proyek, simbol proyek (segitiga
dengan titik di tengahnya, yang merupakan simbol Illuminati Prussia di mana
Wernher von Braun adalah anggotanya), serta tanggal proyek. Pojoaque—
di mana pria tua itu tinggal—ditunjukkan secara mencolok dengan huruf “P”
besar dan terdapat simbol zia di sekelilingnya. Di bawah ini terdapat gambar
(buatan saya) kotak tua:

Minggu berikutnya, di musim semi 1979, saya pergi ke sebuah


perusahaan barang bekas di sebelah timur Pusat Albuquerque—bernama
“King’s Surplus City”—di mana saya sering membeli surplus barang-barang
militer yang berkaitan dengan penelitian dan penemuan saya, dan saya
senang saat menemukan gundukan material tak biasa yang tertumpuk dalam
gundukan kecil terpisah. Di puncak gundukan tersebut ada sebuah alat yang
segera saya kenali sebagai sejenis “kompas” navigasi yang pasti dibutuhkan
dalam piring terbang awal yang pernah saya saksikan saat berbaring di
halaman belakang rumah di Kermit, Texas, antara tahun 1949-1953; piring
32
terbang tersebut berputar dengan kenaikan kelipatan 30 derajat. Perangkat
[navigasi] ini menunjukkan kenaikan 30 derajat, dan memiliki 14 kontak
listrik—12 untuk masing-masing arah, 2 untuk motor 6 volt yang memutar
cincin kompas—labelnya menunjukkan bahwa ia diproduksi di Jerman Nazi
oleh Lizt pada 1 Oktober 1943, di kavling 127-178 (52 perangkat), untuk
proyek bernama “KT-p2” (“Kreisel Teller - p2”, yang berarti “Gyrating Saucer
- p2”). Perangkat ini disebut “Peiltochterkompass” (“polar slave compass”),
yang dikendalikan oleh sinyal dari “Meisterkreiselkompass” (“master gyro-
compass”), yang berarti perangkat tersebut adalah separuh dari sebuah sistem
pedoman kelembaman.
Gambar perangkat tersebut ditunjukkan di bawah ini:

Huruf “p2”, yang menandakan bahwa proyek di Los Alamos tahun 1937
tersebut dijalankan oleh von Braun, dimasukkan ke dalam penandaan nama
rahasia resmi untuk proyek piring terbang Nazi di Jerman tahun 1943.
33
Sebagaimana saya uraikan secara eksplisit dalam buku Space Aliens,
saya melihat rol film kamera senjata original yang dibuat selama Perang Dunia
II di utara Jerman, pada tahun 1957, dan kemudian pada sore hari yang sama
Mayor Donald Kehoe membawakan hoax-nya dalam TV nasional. Beberapa
film tersebut dibuat oleh beberapa orang yang sama yang hadir kala itu,
sebab kelompok Intelijen Angkatan Udara saya dipekerjakan pada kelompok
Angkatan Udara ke-8 AS yang mengadakan pengebom khusus itu dalam
pesawat pengebom B-17. Film-film tersebut memperlihatkan “penyu terbang”
berawak—pesawat elektropulsif kecil—yang terbang pada kecepatan tinggi di
sekitar pesawat pengebom, untuk memancing penembakan dan mengganggu
misi mereka.
Pada musim semi 1945, saat Rusia mendekati dan mengepung Berlin,
Jenderal George Patton membawa pasukan khusus berlapis baja memasuki
teritori yang dikepung Rusia, menuju pusat roket Nazi di Peenemunde
di Baltik. Dipekerjakan pada pasukan khusus ini, dengan menyamar
sebagai “komandan tank”, adalah pejabat intelijen Tentara yang diberi
tugas khusus untuk memulihkan semua material piring terbang dan/atau
menghancurkannya di proyek Peenemunde, bersama dengan pengambilan
semua gambar teknis (dll.) yang strategis dan penting dalam proyek tersebut,
sebelum direbut oleh Rusia. Ketika menemukan 200 sistem pedoman angkasa
(A.K.A., sistem pedoman “kelembaman”) jauh di bawah tanah dalam sebuah
gua garam, Jenderal Patton marah lantaran diperintah untuk menghancurkan
sistem-sistem ini oleh atasannya, yang tidak mengetahui fakta bahwa gambar
teknis dan spesifikasi sistem sudah ada dalam genggaman Amerika.
Pengembangan sistem tersebut sangat penting untuk piring terbang,
sebab kompas magnetik akan tak berguna akibat efek “sangkar Faraday”
medan listrik di sekeliling piring, yang akan menghalangi medan magnet
bumi. Master gyro disesuaikan hingga pas ke utara sebelum lepas landas, dan
akan terus mempertahankan posisi tersebut selama penerbangan, sehingga
kompas slave menjadikannya sebagai referensi, dalam rangka menghidupkan
motor 6 volt dan mengarahkan kompas bergigi ke cincin untuk memantulkan
arah penerbangan yang tepat. Peiltochterkompass tipe khusus ini digunakan
pada kapal sirkuler yang dapat berputar secara peripheral—dalam 360 derajat,
ke arah depan, samping, belakang, dan lain-lain, dengan kenaikan atau
kelipatan 30 derajat—sementara perangkat lain digunakan pada beberapa tipe
teranyar roket German “V” (“Vergetungswaffen”, atau “Revenge-weapons”),
34
yang mengangkut hulu ledak bom neutron, dan ditembakkan dari bawah air
dari kapal selam kecil khusus yang digandeng di belakang “Electro-U-Boat”
terbaru (yang digunakan dalam “Stalemate” final yang saya uraikan dalam
buku Space Aliens).
Setelah pembelian saya, para agen keamanan mendengar kepemilikan
saya atasnya dan pengetahuan saya mengenainya, jadi mereka pergi ke Mark
King, putra pemilik King’s Surplus City, dan menanyainya dengan keras. Mark
menunjukkan kepada mereka kwitansi penjualan dari Sandia Base, sesuai
dengan pembelian Mark atas tumpukan remeh barang-barang bekas dari
pegawai Sandia Base yang biasa membawa barang bekas dari pangkalan
tersebut untuk dia jual kepada Mark. Ternyata, pegawai tersebut mencuri
tumpukan barang bekas yang classified (rahasia) dan menjualnya untuk
keuntungan pribadi, dengan menggunakan ‘kwitansi ganda’ untuk menutupi
jejaknya, tapi petugas penjaga menempatkan dia di bawah pengawasan, dan
menangkap basah dia melakukannya lagi, kemudian menuntut, menghukum,
dan memenjarakannya. Mereka tidak bisa mengambil kembali perangkat
tersebut dari saya, karena saya adalah “pembeli tak bersalah”, dan karena
hal itu akan memperkuat adanya kegunaan tersembunyi perangkat tersebut,
yang melanggar prosedur keamanan. Saya membeli sebuah sistem pedoman
kelembaman yang berasal dari piring terbang Nazi tahun 1943 yang kemudian
dibawa ke Sandia Base di akhir 1945 di bawah Operasi Paperclip, bersama
dengan lebih dari 116 ilmuwan piring terbang dan lebih dari 15.000 personel
Jerman yang pernah dipekerjakan di New Mexico, sebagai bagian dari
“kesepakatan” rahasia khusus yang dipangkas sesuai Stalemate.
Terhadap pertanyaan mengenai pengertian “p2” secara ilmiah,
penandaan serupa digunakan oleh Nikola Tesla untuk menandakan “tenaga”,
“pelat”, atau “primer”. Gambar di bawah ini berasal dari informasi yang
termuat dalam kuliah Tesla tahun 1890-an dan dikutip di halaman 70-73, dan
menyediakan petunjuk terbaik yang saya temukan tentang bagaimana Tesla
menciptakan “p2”-nya:
35

Elektroda ‘brush’ D.C. dan elektroda ‘compression’ A.C. akan menarik


pengangkut eter menembus massa kapal dan isinya, menghasilkan pipa
mikrohelikal yang mengebor eter. Elektroda di kiri akan dibantu oleh
bulb khusus Tesla, sehingga, ketika dipasangkan dengan elektroda A.C.
berlawanan, itu akan menaikkan sudut pitch mikroheliks, mempercepat eter
menembus massa dan menggerakkan kapal.

GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK LOW-FREQUENCY & HIGH-FREQUENCY


DAN TRANSMISI ENERGI NIRKABEL TESLA
Gelombang elektromagnetik low-frequency dapat menembus benda padat,
dan cenderung “merangkul bumi”, sedangkan gelombang high-frequency tidak
mempenetrasi benda padat, menimbulkan “skin effect” pada benda padat,
dan tidak “merangkul bumi”, tapi lebih cenderung pergi keluar bumi dalam
garis lurus. Nikola Tesla, dalam Colorado Springs Experiments-nya, merupakan
orang pertama yang menyelidiki gelombang low-frequency dan high-frequency
bervoltase tinggi, dan efeknya terhadap bumi, atmosfer, dan benda padat.
Lingkup eksperimen Colorado Spring Tesla itu begitu luas, sehingga sangat
sedikit atau tidak ada yang dikatakan dalam jurnal-jurnal ilmiah mengenainya,
36
karena eksperimen tersebut membuat ilmuwan lain begitu tercengang hingga
dilumpuhkan oleh kesalahpahaman.
Banyak dari ujicoba Tesla di Colorado yang berkaitan dengan
elektropulsi. Gelombang panjang mempengaruhi massa internal sebuah kapal
antariksa, “mengumpulkan momentum”, dengan memanggil gerak berotasi
elektromagnet, untuk menciptakan mikroheliks (“pipa gaya”) elektromagnetik
mirip bor yang “mengebor” eter selagi massa bergerak. Pada waktu yang
sama, frekuensi lebih tinggi di ujung lain kapal, berlawanan dengan arah
tempuh perjalanan, menyebabkan eter mencepat sewaktu menembus massa
kapal dan isinya, dengan sudut pitch yang naik, sehingga aksi pengeboran
mikrohelikal mendorong kapal menerobos ruang angkasa.
Gelombang low-frequency memungkinkan untuk memproyeksikan
getaran elektromagnetik longitudinal yang sangat kuat ke titik jauh tertentu,
dengan mengirimkan gelombang tersebut sepanjang konduktor atau “carrier
beam” atmosferik terpolarisasi dari Ultra Violet atau radiasi berfrekuensi
lebih tinggi. Gelombang panjang bervoltase tinggi, yang diangkut ke titik jauh
oleh carrier beam (sorot pengangkut), pada gilirannya dapat mengangkut
gelombang high-frequency tambahan yang melapisinya (superimpose), guna
mengirimkan energi pembangkit berfrekuensi tinggi, pada puncak gelombang
panjang yang kuat. Ini adalah dasar penemuan Tesla, “Transmisi Energi
Listrik Tanpa Kabel”, power beam, dan death ray, karena sistem yang sama
dapat digunakan untuk ketiganya. Manipulasi karakteristik gelombang ini
pasti dilibatkan dalam elektropulsi, didorong oleh studi Tesla atas penelitian
“fisikawan eter” abad 19, serta intuisi kreatif dan briliannya sendiri terhadap
medan magnet berotasi, di Budapest Hongaria, pada 1882. Penemuan medan
magnet berotasi terliputi dalam penemuan elektropulsi, karena Tesla sadar
bahwa gaya berotasi medan magnet dapat dipakai untuk mengumpulkan
“pipa gaya” berotasi—fenomena alami dalam benda padat yang dibicarakan
oleh Faraday dan Maxwell serta diketahui oleh Tesla—guna menggerakkan
kapal menerobos ruang angkasa. Pipa-pipa tersebut juga dibahas pada tahun
1881, oleh J.J. Thomson di Inggris, tapi Thomson tak pernah secara spesifik
mengaitkan pipa itu dengan eter sampai Nikola Tesla menghubungkan pipa
itu dengan calon elektropulsinya.
Tesla menemukan bahwa dengan menggunakan getaran low-frequency
yang diarahkan oleh sorot, dirinya dapat menghasilkan, pada seperempat
panjang gelombang, letusan getaran elektromagnetik besar yang mampu,
37
dengan mengangkut gelombang pembangkit yang jauh lebih tinggi,
membangkitkan gas atmosfer di satu kawasan, untuk secara eksplosif
mengembangkan/memperluasnya, diikuti oleh implosi (ledakan ke dalam)
sangat besar dan penyerapan sejumlah besar panas di kawasan tersebut,
menyebabkan pembekuan segera. Proses ini akan menciptakan gelombang
kejut eksplosif awal yang diikuti oleh gelombang balik implosif, serupa dengan
peledakan nuklir. Sebagai contoh, dengan menggunakan frekuensi rendah
60 putaran per detik, dengan panjang gelombang 3.100 mil, yang diarahkan
oleh carrier beam, sebuah getaran dapat dibuat meletus pada seperempat
panjang gelombang—775 mil, terkoreksi menjadi 751 mil karena faktor
kecepatan. Dengan melapiskan frekuensi pembangkit misalnya 50 MHz atau
lebih, gas atmosfer dapat dibangkitkan untuk menimbulkan “implosi dingin”
yang menyerap panas. Dengan mengubah panjang gelombang dan arah
perambatan (propagation), hasilnya dapat diantarkan ke titik manapun di
bumi.
Bulb ion Tesla, yang fundamental untuk sorot Tesla, adalah belahan
bola aluminium padat, yang terlingkungi dalam selubung vakum kaca,
dibangkitkan oleh D.C. bervoltase tinggi yang dikenakan pada pusat ujung
belahan bola. Sorot terpolarisasi dipancarkan normal ke pusat muka yang
flat. Frekuensi ditentukan oleh voltase. Sorot ion mempolarisasikan,
mengkonsentrasikan, dan memandu front gelombang panjang bundar,
yang diperkuat oleh “gulungan ekstra” (extra coil) Tesla, ke target jauh, yang
memperkuat front gelombang berfrekuensi lebih tinggi yang melapisinya,
yang akan “berdering” di kawasan target pada seperempat panjang
gelombang, yang kenyataannya berdering berkali-kali.
Di bagian luar bulb, dekat dengan sorot Tesla, A.C. (“gelombang
tenaga”) low-frequency bervoltase tinggi dipancarkan oleh elektroda berbentuk
cincin, dan diarahkan sepanjang jalur konduktif (yang dihasilkan oleh sorot
Tesla secara atmosferik), dan diproyeksikan ke target jauh di mana puncak
gelombang seperempat mengantarkannya pada “titik” tenaga tertinggi.
Ide Tesla ini mungkin didorong oleh konsep Maxwell bahwa konduktifitas
sebenarnya terdapat pada zat dielektris sekeliling konduktor, di mana
‘konduktor’ bertugas “memandu” arus saja. Ledakan/implosi di Tungushka,
Siberia, 30 Juni 1908, mungkin merupakan ujicoba beresiko atau akibat
kecerobohan menggunakan osilator Wardenclyffe raksasa temuan Tesla, dan
mungkin menjadi alasan tersembunyi mengapa proyek tersebut tak pernah
38
dirampungkan. Juga harus dikatakan bahwa metode ini melibatkan
penyerapan energi “dari lingkungan”, sebab panas berubah menjadi dingin.
Ini adalah penemuan hebat lainnya dalam energi. Metode Tesla “membuka”
atmosfer terhadap kemungkinan ini, konsisten dengan apa yang dia katakan
mengenai energi nuklir yang berasal dari “lingkungan”.
Ledakan Tungushka mungkin juga merupakan pendorong atas “tawaran
amat menggiurkan” yang disodorkan kepada Tesla bertahun-tahun sebelum
V.I. Lenin, disebutkan dalam tinjauan kembali dalam surat Tesla kepada J.P.
Morgan tertanggal 29 November 1934 (mikrofilm, Perpustakaan Kongres).
Lenin mengajukan penawaran antara tahun 1917 dan 1934, dan disebutkan
tidak berhasil dalam upaya menggoda Morgan. Senjata “sorot partikel” Tesla
ditunjukkan dengan ilustrasi berikut:

PENEMUAN TELEFORCE TESLA


Penemuan Teleforce Tesla, dikembangkan antara tahun 1900 dan 1940, terdiri
dari cara “baru” untuk menciptakan sinar di udara bebas tanpa kevakuman,
39
cara “baru” untuk menciptakan “gaya listrik amat besar”, cara “baru” untuk
“memperbesar” gaya, alat “baru” elektro-propulsi (William L. Laurence,
New York Times, Sept. 22,1940,11, p. 7). Empat penemuan “baru” ini—yang
semuanya dapat bekerja bersama—sebenarnya merupakan pensejajaran dan
penerapan berbeda perangkat-perangkat Tesla yang telah diujicoba secara
terpisah dalam eksperimen Colorado Spring atau kemudian di New York atau
Wardenclyffe, dengan pengecualian bahwa pada 1915 dia telah mengujicoba
misil elektropulsi bertenaga energi listrik yang diproyeksikan oleh sorot, dan
telah mengujicoba sebuah prototipe elektropulsi kecil bermuat satu awak yang
dia gunakan keluar dari jendela kamar hotelnya di malam hari di atas kota
New York dalam eksperimen penerbangan ujicoba, dan yang menjadi basis
eksperimen untuk kapal antariksa lebih besar dan lebih ambisius yang telah
dia rancang, yang berulang-kali ditolak oleh pemerintah AS, mungkin karena
mereka pikir dia sinting.
Bahkan Nazi skeptis apakah teknologi elektro-propulsi Tesla dapat
bekerja, mereka tidak yakin hingga Wernher von Braun betul-betul menguji
konsep tesebut di Los Alamos pada tahun 1936 dan 1937, dan dia memperoleh
persetujuan akhir dari Hitler. Sesaat setelah von Braun kembali ke Jerman di
akhir 1937, konstruksi dimulai pada kapal besar “berbentuk cerutu”, pada
mulanya menggunakan tekanan kuat lambung kapal U-boat, yang telah
dilengkapi dengan sistem yang dapat disegel rapat yang memuat generator
diesel untuk digunakan di atmosfer, serta baterei untuk digunakan di luar
angkasa. Dengan perbedaan besar antara kekuatan interaksi dan gravitasi
elektromagnetik, rupanya bobot bukan masalah.
Karena Tesla telah memperoleh tawaran dari Rusia sebelum waktu
itu, saya mempertimbangkan kemungkinan bahwa dia sadar atau tidak
telah bekerjasama dengan Nazi dalam eksperimen Los Alamos mereka,
melalui beberapa laboratorium rahasia yang dia bilang pernah bekerjasama
dengannya, dan ini kemungkinan yang sangat nyata..
Dalam mencari kemungkinan adanya mata-mata Nazi, terdapat
seseorang yang menyelinap ke dalam lingkungan orang-orang kepercayaan
Tesla, yang kemudian orang tersebut dihukum dan dipenjara atas kegiatan
spionasenya di Amerika, tapi sifat persis kegiatannya, selain penyebaran
propaganda Nazi, tak pernah dirincikan dalam catatan publik. Koneksi ini
merupakan penjelasan paling masuk akal tentang bagaimana penemuan
elektropropulsi Tesla mendapatkan jalan menuju proyek “p2” Nazi, di mana
40
semua elemen benar-benar bertepatan dalam hal waktu. Fakta bahwa
petualangan von Braun di New Mexico pra-perang telah disembunyikan
dari publik oleh Pemerintahan Rahasia, derajat kerahasiaan yang tak bisa
dijelaskan kecuali dengan merujuk proyek piring terbang Nazi, adalah sangat
kuat.
Fakta bahwa saya adalah teman pribadi seorang ilmuwan roket Amerika
bernama Peter van Dresser, yang marah atas kerjasama Dr. Robert Goddard
dengan von Braun pada masa pra-perang, dan yang hadir di New Mexico
sejak tahun ‘1920’-an serta sangat familiar dengan hubungan tahun 1930-
an dengan aktivitas rahasia von Braun di Los Alamos, menyisakan sedikit
hal yang masih harus dibuktikan, sebab tak ada lagi alasan keamanan untuk
menyembunyikan hubungan semacam itu, jika “penelitian roket” merupakan
satu-satunya hal yang melibatkan kehadiran Amerika pra-perang bersama von
Braun. Dia sudah ditunjuk sebagai pimpinan proyek penelitian di Peenemunde,
dan dipromosikan oleh Hitler dan Himmler menjadi Ubersturmbannfuehrer
dalam SS, dan diberi “cuti” oleh Hitler untuk mengambil langkah beresiko
dengan Amerika.
Dr. Robert Goddard, yang memiliki laboratorium di Mescalero, New
Mexico, dengan area peluncuran miliknya di Eden Valley, dekat Roswell, jauh
ke selatan, tidak terlibat dalam setiap penelitian di Los Alamos pra-Perang
Dunia II, dan mungkin tidak mengetahui apa-apa tentang proyek rahasia von
Braun di sana.
Salah satu kepingan bukti yang paling jitu menyangkut kesengajaan
mis-interpretasi atas penemuan Tesla—khususnya persis setelah kematian
Tesla pada Januari 1943, di mana semua paper dan peralatan Tesla jatuh ke
tangan FBI—adalah pengertian kentara nama sistem Tesla—”TELEFORCE”—
yang berarti “tenaga jarak jauh”, dalam konteks 4 bagian sistem yang
digunakan bersamaan, yang jelas dapat diterapkan pada propulsi piring
terbang, setelah saya mengurai penggelapan tersebut, dan menafsirkan
pernyataan tersebut secara tepat pada 1993.
Saya harus menyerahkan hal ini kepada hantu-hantu, yang telah
mengerjakan tugas hebat dalam menyembunyikan hubungan antara piring
terbang dan satu-satunya orang yang bisa menemukannya—dan orang yang
harus diakui oleh publik sebagai penemu yang berhak dan layak memperoleh
penghargaan atasnya—meskipun dia tak pernah mendapat kesempatan yang
adil untuk memberikan temuan besarnya kepada dunia, karena kekurangan
41
uang untuk membangun contoh mesin dengan tenaga yang cukup
dikembangkan untuk membuat kita terkesan. Alasan mengapa dia tak pernah
mempunyai uang adalah lantaran “bill of attainder” rahasia yang dikenakan
atas namanya oleh para monopolis rakus yang khawatir akan kebebasan
teknologi dan pasar ide, barang, dan jasa yang betul-betul bebas.
42

BAB 2:
MENGGALI SIFAT ETER

LATAR BELAKANG

P ADA tahun 1997, setelah bertahun-tahun penelitian dan pemikiran


mengenai kualitas eter, saya memutuskan memeriksa apa yang dikatakan
pihak lain, sebelum merampungkan buku ini. Beberapa material yang saya
peroleh adalah informasi pihak kedua, informasi yang sampai kepada orang
lain dari orang lain lagi. Saya ingin memastikan “pernyataan berulang” ini
akurat. Setelah mengalami beberapa kendala, saya mengakses salinan buku
klasik, History of the Theories of the Aether and Electricity, karya Sir Edmund
Whittaker (edisi kedua tahun 1951 yang telah direvisi dan diperbesar, Vol.
I dan II). Edisi pertama (1910) buku ini barangkali merupakan buku paling
komprehensif yang pernah diterbitkan berkaitan dengan teori eter ketika
beredar pada tahun 1910, tapi revisi 1951 hanya menjelaskan fisika eter “yang
dapat diakui”. Edisi pertama dicetak di Skotlandia, dengan judul History
of the Theories of the Ether and Electricity, front the age of Descartes to the
close of the nineteenth century. Edisi kedua memasukkan “material baru”
terkait mekanika quantum. Teori klasik ada di Vol I, sedangkan Vol II dan III
menyajikan asal-usul teori relativitas dan quantum hingga tahun 1926. Baik
edisi pertama (1910) maupun revisi (1951) tidak menyebutkan Tesla, tapi urutan
kronologisnya kelihatannya telah “diputar-balikkan” dalam edisi revisi, dengan
sedikit atau tak ada upaya untuk menguraikan apa sebetulnya yang dimaksud
oleh para ilmuwan dengan istilah elektropulsi. Meski informasi tentang Tesla
dihilangkan, terdapat banyak informasi terkait yang berharga.
Dalam kata pengantarnya, Whittaker menyatakan bahwa di
mana ruang kini dianggap “kehampaan”—kecuali untuk sifat gelombang
elektromagnetiknya yang merambat—perkembangan elektrodinamika
quantum menyebut kevakuman dengan status baru sebagai sebagai
lokasi osilasi ‘zero point’ medan elektromagnetik dan fluktuasi zero point
muatan dan arus listrik, serta polarisasi yang sesuai dengan polarisasi
konstanta dielektris, yang non-unity (yakni yang mengandung energi). Ini
43
mengimplikasikan kesadaran adanya ZPR, tapi teori quantum senantiasa
mengesampingkan kemungkinan fluktuasi “zero point”, sebab semua
gelombang demikian selalu dianggap memiliki setengah “quantum”.
Whittaker mengatakan bahwa kegagalan para pendukung teori
eter untuk mengamati gerakan bumi secara relatif terhadap eter telah
menyebabkan keruntuhan teori tersebut, tapi fakta menunjukkan bahwa para
relativis, disokong oleh kepentingan publikasi korporat, tergesa-gesa menggali
kuburan dan melemparkan kotoran ke atas mayat teori eter meski teori
tersebut masih hidup, untuk alasan yang keliru. Banyak kekeliruan muncul
akibat fokus kepada pendukung terlemah yang meyakini bahwa seporsi eter
“diangkut” oleh bumi, dan bahwa penyimpangan optis harus diamati pada
suatu titik yang jauh dari bumi, untuk eksisnya eter. Dinyatakan pula bahwa
kegagalan pengamatan ini adalah “kematian” teori eter “tersebut”. Dengan
mengiklankan gagasan dan pendukung terlemah dan ter-error teori eter,
media mempermudah penguburan tergesa-gesa RQM atas teori eter, dan
meratakan jalan untuk penerimaan relativitasme oleh publik yang mudah
tertipu.
Saya menyimpulkan bahwa edisi tahun 1951 buku Whittaker secara
sengaja memutar-balikkan fakta penting mengenai elektropulsi, yang saya
berusaha luruskan dalam buku ini untuk Anda. Saya kini merasa lebih nyaman
dengan teori Tesla versi saya, dibanding yang saya rasakan sebelum membaca
buku Whittaker, tapi itu lantaran saya tahu apa yang saya cari. Fakta yang
saya temukan hampir sama persis dengan apa yang saya katakan dalam buku
Space Aliens saya edisi kedua.
Dengan menyusun ulang materi Whittaker ke dalam urutan yang
lebih benar, saya menemukan banyak dokumentasi “baru” (“lama”) bahwa
para ilmuwan abad 19 mengejar pengetahuan tentang elektropropulsi, dan
bahwa terdapat kesamaan minat antara pemikiran ilmuwan tertentu di era
tersebut dan di era saya, yang dapat menghilangkan beberapa konsep keliru
mengenai apa yang mereka ucapkan, dan menunjukkan kesamaan dengan
apa yang saya amati dalam banyak kesempatan mengenai perilaku “piring
terbang” elektropulsif, sebab “bukti manis”-nya muncul ketika piring terbang
melintasi meja makan. Tujuan saya adalah memeriksa teori dikenal yang
membuka jalan untuk Tesla, untuk mengetahui apa kontribusi Tesla terhadap
penemuan mereka, dan untuk menentukan apa yang terjadi sejak saat itu
hingga mengaburkan, menyalah-tafsirkan, dan akhirnya menyembunyikannya.
44
Sampai bagian akhir ini, saya menyajikan untuk Anda dokumentasi dan
sejarah singkat dengan fisika eter yang bersangkutan.

“MOMENTUM ELEKTROMAGNETIK” J.J. THOMSON


Kembali ke konsep “pengangkutan” eter, Max Planck, pelopor mekanika
quantum, menuliskan bentuk teori eter ini secara sebagian, mengatakan
bahwa eter pasti tak berotasi, diangkut pada kecepatan konstan selagi bumi
mendekati permukaannya, dan dapat dimampatkan serta tunduk pada
gravitasi seperti atmosfer. Paling banter, keyakinan Planck memperlihatkan
konseptualisasi mekanis lemah, sesuatu yang tidak terduga dari seseorang
yang sangat diakui begitu mahir dalam “mekanika”.
J.J. Thomson (1856-1942), penemu elektron, menuliskan teori eter yang
berbeda dan lebih masuk akal. Thomson berteori—berdasarkan teori awal
Maxwell—bahwa konduktor bundar bermuatan yang bergerak dalam garis
lurus pasti menghasilkan arus pemindahan di medium tersebut (Phil. Mag.
xi [1881], p. 229). Dua belas tahun kemudian, tahun 1893, dia mengklaim
telah menemukan “momentum elektromagnetik”, dia mengatakan “...
di setiap satuan volume medan elektromagnetik tersimpan sejumlah
momentum mekanis, berbanding dengan hasil vektor vektor-vektor
magnet dan listrik” (J.J. Thomson, Recent Researches in Elect. And Mag.
[1893], p. 13.). Konon Thomson juga telah mengembangkan teori pipa gaya
bergerak—yang mengingatkan kembali kepada karya awal Faraday—, pada
1891 dia mengatakan bahwa struktur molekul terkait erat dengan pipa gaya
elektrostatis, sementara gaya magnet dianggap sebagai gaya sekunder.
Dia menyatakan bahwa “...eter sendiri merupakan kendaraan momentum
mekanis, sebesar (1/4 x 3,14 x C) [DB] per satuan volume” (Phil. Mag. xxxi
[1891], p. 149; Recent Researches in Elect. and Mag. [1893], chap. 1.).

PERTUNJUKAN TESLA
Menarik untuk dicatat bahwa “penemuan” Thomson ini, walaupun didapat
menyusul spekulasi awalnya yang didasarkan pada teori Maxwell, juga muncul
setelah kuliah Tesla di hadapan American Institute of Electrical Engineers di
Columbia College, New York, pada 20 Mei 1891, di mana Tesla menjelaskan
eksperimen (yang dijalankan dengan memperoleh terlebih dahulu penelitian
Thomson) dengan verifikasi, bersama dengan demonstrasi teknik dan mesin
buatannya yang mendapat frekuensi dan voltase yang menurut W. Thomson
45
(Lord Kelvin) (Inggris) terdahulu “mustahil dicapai”. Dalam hal tersebut,
semestinya “para pria tua baik” di Inggris mengakui bahwa karya Tesla
muncul lebih dahulu, setelah mengakui tanpa sangkalan bahwa “mereka”
tidak mampu menciptakan peralatan untuk menghasilkan frekuensi yang
dibutuhkan untuk menyelidiki dan memverifikasi fenomena ini melalui
eksperimen.
Teori J.J. Thomson, yang menghubungkan gaya eletromagnet dengan
momentum dengan cara matematis dan menyatu, di atas teori, agak
mengulang kuliah Tesla terdahulu di tahun 1891, terbukti melalui eksperimen
awalnya, tapi teori Tesla berbeda dari teori Thomson, yang teorinya tidak
tepat. Momentum elektromagnetik Thomson dapat diciptakan secara seketika
hanya dengan alat Tesla, yang eksis sebelum “penemuan” Thomson, hanya di
laboratorium Tesla, jadi tak mungkin Thomson dapat mereduksi teori-”nya”
untuk mempraktekkan dan memverifikasinya melalui eksperimen.
Meski fakta menunjukkan bahwa Thomson lebih dulu dari Tesla dalam
upaya mempublikasikan teori yang sah, Tesla tak bisa mempublikasikan
teorinya sebelum penyempurnaan temuannya, sedangkan yang bukan
merupakan faktor bagi Thomson. Tesla adalah orang pertama yang
membuktikan teorinya dengan hasil eksperimen. Tesla tetap lebih dari seorang
pria terhormat dalam hal ini, sering tunduk kepada Thomson, meski Thomson
kemudian berusaha secara tak jujur mengklaim penemuan arus bolak-balik
dan high-frequency Tesla. Penelitian awal Thomson (Phil. Mag. xi [1881], p.
229), menyangkut konduktor bundar bermuatan dan bergerak dalam garis
lurus telah membangkitkan rasa hormat Tesla dan mungkin mempengaruhi
penelitiannya, tapi penemuan Tesla tahun 1884 (penemuan medan magnet
berotasi) telah mendahului itu semua, dan dokumentasi menunjukkan
bahwa Tesla berargumen dengan “profesornya yang terpelajar” di Graz, yang
menyebut Tesla “gila” sejak hari-hari kuliahnya di tahun 1870-an, untuk
membuktikannya.
Pasti sangat sulit bagi Tesla untuk tetap bisu mengenai teorinya yang
rampung, yang tidak bisa dia publikasikan tanpa menyerahkan teknologinya,
sebelum dia dapat menyempurnakan contoh mesin untuk memperoleh
perlindungan paten. Layaknya menara Wardenclyffe, berbalik dalam angin
ketidaklengkapan akibat kekurangan uang, disebabkan oleh bujukan palsu
untuk membangun sistem mahal yang akan menghabiskan energi dan sumber
finansialnya hingga menuju kebangkrutan.
46
Berkenaan dengan momentum, saya menganalogikannya sebagai
berikut: saat sebuah benda dipegang oleh lengan yang berputar atau
membusur, itu mengandung pipa gaya yang berubah yang dihasilkan oleh
momentum sudut. Ketika dilepaskan, itu bergerak dalam vektor garis lurus,
sesuai dengan kondisi/status pipa gaya pada waktu pelepasan. Sementara
dipegang oleh lengan, gaya sentrifugal dihasilkan oleh kecenderungan pipa
untuk bergerak dalam garis lurus, atau setidaknya untuk meneruskan pola
melintang atau kompleks pergerakan pipa yang terdapat kemudian, yang
menciptakan penolakan terhadap perubahan oleh pipa di waktu tertentu.
Sekali dilepaskan, “sesuatu” (pipa gaya mikrohelikal, saat terdapat kemudian)
menentukan arah pergerakan dan kecepatannya, yang di kevakuman akan
menjadi force-free (tak memerlukan dorongan). Fakta-fakta ini konsisten
dengan “pipa gaya” Tesla (Thomson, Faraday, Maxwell), yang nanti akan saya
jelaskan secara detail.
Sebagian besar penelitian Thomson tahun 1881 berhubungan dengan
Maxwell, dan sebelum dia, Faraday, yang pada tahun 1831 telah menyatakan
bahwa pergerakan benda bermuatan elektrostatis adalah ekuivalen dengan
arus, yang digambarkan sebagai pipa gaya yang dihasilkan oleh pergerakan
dan momentum (Faraday, Experimental Res. Sec. 1644; Maxwell, Treatise,
Secs. 768-70).
Dalam perhatiannya terhadap sifat “materi berat”, Faraday menyatakan
bahwa atom mungkin tak lebih dari sekadar sebuah medan gaya—listrik,
magnet, dan gravitasi—yang mengeliling titik pusat, yang sepenuhnya
dapat dipenetrasi (Bence Jones, Life of Faraday, ii, p. 178). Fresnel kemudian
menyatakan, “Dengan mempertimbangkan penyimpangan bintang-bintang,
saya cenderung meyakini bahwa eter berkilauan merembes zat semua
benda materil dengan sedikit atau tanpa penolakan, mungkin sebebas
angin yang menerobos pohon belukar.” Konsep Fresnel menduga bahwa
eter sekeliling bumi tak terpengaruh oleh gerakan bumi, dan secara umum
selaras dengan apa yang betul-betul teramati, kecuali untuk kegagalannya
mempertimbangkan bagaimana medan listrik dinamis bumi mempengaruhi
eter.
Bersama dengan teori eter elektris padat (elastis)-nya di sekitar tahun
1831, dan teori garis gaya magnet, Faraday menganggap bahwa semua ruang
telah “terisi”.
47
Wm. Thomson (A.K.A. Lord Kelvin) (1824-1907), pada usia 17 tahun,
didasarkan pada pengumuman awal Faraday, memperkenalkan ke dalam ilmu
matematika sebuah ide tenaga listrik jarak jauh dengan memakai eter secara
terus-menerus. Pada 1846, dia menganalogikan fenomena listrik dengan
elastisitas mekanis. Konsep awalnya adalah bahwa atom materi bergerak
menerobos eter ‘tanpa memindahkan atau memampatkannya’ (surat,
FitzGerald kepada Heaviside, 4 Feb. 1889), konsep yang kemudian diadopsi
oleh Tesla ketika mengatakan bahwa eter ‘berperilaku seperti cairan terhadap
benda padat, dan seperti benda padat terhadap cahaya dan panas’.
Sekitar tahun 1853, Bernhard Riemann (1826-1866) mengkonsepkan
eter yang menolak pemampatan dan perubahan orientasi (Ann. D. Phvs. Cxii
[1867], p. 237; Riemann’s Werke, 2e Aufl., p. 288; Phil. Ma2. xxxiv [1867], p.
368).
Riemann pikir penolakan terhadap pemampatan menimbulkan efek
elektrostatis dan gravitasi, sementara penolakan terhadap perubahan
orientasi menimbulkan fenomena magnet dan optis, tapi dia gagal
mengembangkan konsep ini lebih jauh. Bagaimanapun pandangan
awal Riemann ini sangat mempengaruhi para pemikir berikutnya. Dia
mengkonsepkan stationary ether (eter stasioner/tak bergerak) berdasarkan
asumsi yang diterima umum bahwa saat bumi bergerak menerobos ruang
angkasa, kemampuan seseorang untuk melihat bintang dengan citra tetap
telah menyangkal keberadaan eter dinamis. Mengenai perambatan tenaga
listrik menerobos ruang angkasa, Riemann mengajukan persamaan baru
di mana voltase berubah keluar dari muatan berkecepatan C, tapi dia juga
gagal menindaklanjuti pertimbangan yang benar atas sifat eter, karena dia
meninggal terlalu muda. Pandangan Riemann terverifikasi hampir 50 tahun
kemudian, 10 tahun lebih panjang dibanding usia hidupnya.
Bertahun-tahun kemudian, setelah membaca Experimental Researches
in Electricity (3 Volume) tahun 1831 milik Faraday, Maxwell menyusun konsepsi
mekanis medan elektromagnetik, menghubungkan ide garis gaya magnet dan
listrik Faraday dengan analogi matematis Wm. Thomson, membawa konsep
Faraday selangkah lebih jauh (saya selalu senang mengatakan bahwa Maxwell
“menanamkan matematika pada Faraday”, karena Faraday tak mampu
mengerjakan banyak persoalan matematika, meski dia diakui sebagai “filsuf
eksperimen” terbesar dalam sejarah. Faraday adalah seorang pemandu untuk
mantan penjilid buku asal Irlandia. Dia memperoleh pendidikan dasarnya dari
48
buku-buku yang dia jilid, dan pada usia 21 tahun menulis surat kepada
profesor kimia Sir Humphrey Davy di tahun 1812 dan membuatnya begitu
terkesan sehingga di musim semi berikutnya dia ditunjuk sebagai kepala Royal
Institution, sisanya adalah sejarah). Semacam Mozart-nya ilmu kelistrikan,
Faraday tidak seperti yang lain, dia hampir selalu benar sejak permulaan, di
pertengahan, dan jauh setelah kematiannya, dengan begitu banyak observasi
dan pandangan luar biasa yang dihasilkan tanpa mempelajari halaman-
halaman matematika yang menjemukan, dan Maxwell beruntung telah
memberi kontribusi dalam proses ini.
Faraday menyatakan bahwa gaya magnet yang terinduksi pada besi
hanya eksis pada besi, bernilai nol pada eter bebas eksternal, dan merupakan
basis untuk induksi listrik. “Pemindahan listrik pada zat dielektris” Maxwell
analogis dengan induksi B magnet, yang dia katakan mungkin memiliki
harga berbeda dari nol sekalipun pada eter bebas. Menurut Maxwell, terdapat
pemindahan (yakni pergerakan listrik dari posisi setimbang) di mana pun
terdapat tenaga listrik, baik ada ataupun tidak ada “benda materil” (dengan
demikian mengangkut pemindahan listriknya ke dalam eter (Maxwell,
Scientific Papers i, p. 451; p. 526).
Terpikir oleh saya bahwa karena bumi dan benda “diam” di atasnya
berada dalam gerakan seragam (atau gerakan yang berubah secara seragam)
berkenaan dengan eter stasioner, bahwa terdapat perbedaan pemindahan
listrik eter di ruang dalam benda padat dan ruang dalam eter bebas,
disebabkan adanya polarisasi eter oleh medan listrik bumi, dan perbedaan
konstanta dielektris antara kedua ruang tersebut. Saya menyimpulkan dari
ini bahwa pergerakan konstan benda menerobos ruang penuh eter stasioner,
mengangkut muatannya, menciptakan arus pemindahan.
Maxwell menggambarkan garis gaya magnet Faraday (vektor induksi
magnet) sebagai kecepatan cairan tak termampatkan (incompressible fluid),
berdasarkan gagasan Faraday bertahun-tahun sebelumnya bahwa mungkin
terdapat “kondisi dinamis” yang serupa dengan arus listrik, dan bahwa ‘garis
fisik gaya magnet merupakan arus’ “cairan” ini. Ini selaras dengan “kondisi
dinamis” medan listrik Faraday ’yang diangkut’ oleh bumi, ekuivalen dengan
arus, menghasilkan gravitasi dan medan magnet bumi, akibat efek terhadap
eter stasioner di medan listrik dinamis bumi. Ini juga mengimplikasikan bahwa
garis gaya magnet adalah reaksi “setara dan berlawanan” terhadap arus listrik
sebagaimana dinyatakan Faraday, dan sebaliknya, meskipun medan magnet
49
lebih merupakan efek sekunder arus listrik. Bagaimanapun, medan magnet
sama pentingnya, dalam menghasilkan gerakan berotasi yang diberikan
kepada listrik, yang bertanggung jawab atas “pipa gaya” mikrohelikal yang
menghasilkan momentum yang mempertahankan gerakan perpetual benda
angkasa di alam semesta, dan selamanya memandu arus listrik menerobos
eter. Dan ini juga terdengar sangat mirip teori Tesla.

GERAKAN KOSMIK DAN MOMENTUM LOKAL


Bumi mengorbit matahari dengan kecepatan kira-kira 18,5 mil per detik
(66.666 mil per jam). Tata surya mengorbit pusat bima Sakti secara jauh
lebih cepat, dan Bima Sakti mengorbit Awan Magellan jauh lebih cepat, dan
seterusnya. Hirarki kecepatan ini meningkat mulai dari bulan, bumi, Milky
Way, dan lain-lain, meskipun ini relatif tak signifikan dibanding kecepatan
elektromagnetik, sebab gerakan gaya bersifat time-relative. Secara
keseluruhan, polaritas dan kecepatan bumi terhadap eter terus berubah
menurut rotasinya, posisi orbit, dan peredaran galaksi. Saat berada di antara
matahari dan pusat Bima Sakti, contohnya, bumi bergerak lebih lambat
dibanding saat menuju “keluar”. Ketika bumi berotasi setiap hari, polaritas
gerakannya menerobos eter berotasi 15,2 derajat per jam, dengan kecepatan
rotasi permukaan saat di khatulistiwa kira-kira mencapai 1.041 mil per jam.
Perubahan polaritas yang berketerusan ini begitu bertahap sehingga tak bisa
dirasakan, tapi mungkin berkontribusi terhadap pemodulasian gaya gravitasi
(dan mungkin bahkan mempengaruhi keadaan emosional kita!).
Menurut W.B. Morton (Phil. Mag. xli [1896], p. 488), peningkatan
muatan benda meningkatkan “massa virtual”-nya, yang pada gilirannya
meningkatkan usaha yang dibutuhkan untuk menggerakkannya sebesar
2e2/3ac2. Ini adalah koreksi terhadap angka J.J. Thomson. Kasus demikian
mengisyaratkan sebuah dinamo yang terdiri dari bola-bola konduktif tersekat
besar di ujung tangkai, yang secara bergantian di-charge (dialiri muatan) dan
di-discharge (dihentikan dari pengaliran muatan) untuk meningkatkan dan
menurunkan massa bola, sehingga merotasi tangkai. Tapi kemungkinan ini
tampak seperti fantasi, sebab “peningkatan usaha yang dibutuhkan untuk
menggerakkan bola” (dalam teori Thomson) berkaitan dengan peningkatan
penolakan terhadap penetrasi oleh eter, yang disebabkan oleh kehadiran
muatan tambahan, yang menurut Faraday menciptakan efek “sangkar
Faraday” yang menghalangi masuknya garis gaya magnet. Tanpa garis gaya
50
magnet—atau dengan garis gaya yang tertahan atau kurang—perotasian
pipa gaya oleh medan magnet akan kurang atau berhenti, mengakibatkan
penyusutan atau penghapusan momentum. Proposisi ini memberi cukup
bahan untuk dipikirkan.
Andaikan Tesla terus meningkatkan muatan bumi dengan
alat temuannya, dia mungkin telah menanggalkan tempo bumi,
memperlambatnya, dan mungkin menyebabkannya mengeluyur ke arah
matahari. Sadar akan fakta ini, dia kemudian menandainya dan bahkan
menggolongkannya sebagai kemungkinan teknis di masa depan, yang juga
menguatkan pengembangannya di bidang elektropulsi, jika seseorang telah
memperhatikan.

MOMENTUM LOKAL DAN PERGERAKAN ANGKASA


Momentum adalah sesuatu yang aneh. Jika sebuah benda bergerak secara
relatif terhadap bumi, momentumnya menuju ke arah gerakan, tapi saat
benda bertumpu di sebuah lokasi di bumi, dia masih memiliki momentum
sepanjang gerakan pokok lokasi tersebut terhadap eter. Gerakan ini campuran,
tetapi momentum pokok benda sesungguhnya merupakan vektor yang
melambangkan semua gaya yang beraksi terhadapnya.
Bumi berotasi dengan kecepatan 1.041 mil per jam di khatulistiwa,
jadi di situlah momentum berada, tapi kecepatan dan jalur orbit bumi di
sekeliling matahari mengandung arti bahwa jalur umum bumi menuju ke arah
orbitnya. Meski permukaan berotasi bumi, bagi seorang pengamat, tampak
sedang bergerak terbalik dari arah gerakan orbitnya dalam periode satu hari,
bumi senantiasa bergerak menuju jalur orbitnya karena kecepatan orbitnya
(lebih dari 66.666 mil per jam) lebih besar daripada kecepatan rotasinya.
Yang dilakukan oleh rotasi tersebut adalah secara periodik mengurangi dan
meningkatkan kecepatan “lokasi” kita di permukaan bumi, dan secara gradual
merotasi orientasinya sebanyak satu kali setiap 24 jam, sementara bumi
bergerak di ruang angkasa. Dengan momentum dan gerakan campuran—
bumi, tata surya, Bima Sakti, dan lain-lain—kita memiliki pola gerakan yang
lebih kompleks, dan karena benda berada dalam gerakan konstan, campuran,
gradual, dan selalu berubah secara relatif terhadap eter, beberapa efek
menarik pasti dijumpai. Efek ini bukan, seperti digambarkan oleh hukum
Newton, disebabkan oleh gaya tarik yang beraksi di kejauhan, menerobos
ruang angkasa hampa.
51
Disebabkan oleh perubahan orbit dan rotasi yang relatif gradual
berkenaan dengan gerakan bumi terhadap medan eter, gaya “eksternal”
(“gravitasi”) relatif kecil harus selalu hadir supaya hukum Newton dapat
berlaku meski pada level deskriptif belaka, kecuali untuk fenomena eter lokal
(yang nanti akan saya jelaskan lebih jauh) yang menjamin gerakan perpetual
force-free, meskipun ada efek gravitasi. Meski saya sependapat dengan bagian
teori Einstein yang mengatakan bahwa gravitasi bukan disebabkan oleh aksi
langsung suatu objek terhadap objek lainnya, saya tak sependapat dengan
bagian yang mengatakan bahwa itu disebabkan oleh benda yang “melilit”
ruang di sekitarnya dan “melengkungkannya”. Tanpa eter, tak ada yang
dilengkungkan, dan dengan eter, tak ada teori Relativitas.
Di awal tahun 1995, sebagai pertukaran salinan buku Space Aliens, saya
menerima salinan buku The Big Bang Never Happened karya Eric Lerner, dan
saya senang saat menemukan ada beberapa orang dalam dunia akademis
fisika (atau astrofisika) yang menambah sebagian pandangan saya tentang
Teori Big Bang, walaupun mereka tidak sejauh saya dalam mengatakan
bahwa teori tersebut dibuat dan dipromosikan oleh para monopolis energi
yang pemaksa, dengan maksud meniadakan free energy yang bisa didapat
dari eter, disebabkan oleh apa yang saya sebut “Hukum Kekekalan Gerakan
Perpetual” Buku Lerner juga menyegarkan saya, belum lagi bermanfaat dalam
memetakan beberapa ide saya mengenai skala yang lebih kosmik.
Pahlawan Lerner yang tak diakui itu adalah Hannes Alfven, seorang
astrofisikawan dan kosmografer asal Norwegia, yang “pemakaman akademis”-
nya oleh para Relativis dibalikkan pada tahun 1970 oleh Hadiah Nobel yang
dianugerahkan kepadanya atas pengembangan magnet-hidrodinamika
serta konsep garis beku gaya magnet, sebuah teori yang kemudian sebagian
disangkal oleh Alfven sendiri. Alfven mengganti kata “eter” dengan “plasma”,
dan sangat tidak setuju dengan penyalahgunaan teori matematika oleh para
Relativis, yang menurutnya ‘pasti senantiasa menjadi pelayan pemahaman
dan observasi fisika, ketimbang menjadi penguasanya’. Dia mengklaim bahwa
arus raksasa yang menerobos ruang angkasa, dari matahari menuju planet-
planet, di sepanjang garis gaya magnet, sebetulnya mentransfer momentum
sudut ke planet-planet. Penemuan ini, bersama dengan penelitiannya
mengenai peristiwa MHD kosmik, menjadikan penelitian Alfven sangat dekat
dengan Teori Gravitasi Dinamis Tesla.
52
Keberadaan buku-buku seperti milik Lerner tersebut merupakan
perkembangan positif, yang melambangkan perbedaan pendapat yang
tidak bisa ditolerir oleh para Relativis. Teori Big Bang sedang mengalami
kemunduran Di kalangan para ilmuwan, meskipun terdapat propaganda palsu
NASA di pers dan media massa yang berupaya untuk mempertahankan dan
menyokongnya. Saya merekomendasikan buku Lerner, meski dia tak pernah
memberi dukungan tegas terhadap teori eter, tapi dia berani menantang
Relativitisme dan kosmologi Big Bang.
Arah aktual yang diambil oleh lokasi tertentu di bumi melintasi alam
semesta adalah lebih kompleks dibanding lokasi yang ada di matahari, sebab
bumi melambangkan peredaran kecil dalam peredaran lebih besar. Relatif
terhadap medan eter, seluruh gerakan tata surya dan Bima Sakti yang saling
terkait membawa lokasi kita di bumi dalam garis bergelombang, yang di
sepanjangnya kecepatan kita terhadap eter melaju dan melambat secara
periodik.
Prinsip momentum yang sama yang berlaku pada kosmos pasti juga
berlaku pada gerakan benda lokal, kecuali bahwa efek tersebut didistorsi
oleh kehadiran medan listrik, magnet, dan “gravitasi” bumi. Yang disinggung
Alfven dalam penemuan (yang tak diakui) arus listrik dan magnet raksasa
yang menerobos ruang angkasa, mirip dengan agen gaya tak diakui yang juga
berlaku pada skala lokal. Ketika planet kita terlempar di ruang angkasa dengan
kecepatan 70.000 mil per jam, dan kita bersamanya, terdapat hal-hal penting
yang terjadi pada skala super-mikroskopis, yang memainkan peranan serba
penting dalam panorama raksasa ini.
Pertanyaan besarnya—yang diusahakan dikubur secara prematur
oleh penemu kosmografi Big Bang—adalah bagaimana segala sesuatu
dapat bertahan dalam gerakan perpetual di bawah teori Relativitas, tanpa
melanggar hukum kekekalan energi...dan juga dengan demikian membuktikan
ketidakbenaran teori Relativitas? Teori-teori Tesla yang terlahir mati masih
menyedak kerongkongan mereka, bersama dengan teori Alfven, jadi mereka
ingin menyembunyikan semua teori pesaing, dan mengabadikan diri mereka
sendiri dalam sejarah ilmu pengetahuan sepanjang masa. Metode mereka
adalah mempabrikasi skenario di mana satu ledakan raksasa awal merupakan
‘pangkal’ dan segala hal yang kita lihat sekarang ini tak lain hanyalah efek
yang pada akhirnya akan “habis”, seperti mobil yang kehabisan gas.
53
Ide yang terlewatkan adalah bagaimana proses-proses alam semesta
terus-menerus terperbaharui. Melalui hubungan saling mempengaruhi antara
materi dan gaya kuat dan gaya lemah alami, gerakan perpetual terkekalkan.
Gaya kuat mengatasi gaya yang lebih lemah. Radiasi kosmik berjalan
menerobos eter, hingga bereaksi dengan plasma, membentuk materi. Ketika
materi berkonsentrasi, gayanya juga berkonsentrasi. Dalam kontak dengan
materi lain yang kurang berkonsentrasi, gaya kosmik kuat di ruang yang
ditempatinya terlepas, menghasilkan transmutasi dan akhirnya semakin
banyak radiasi kosmik, yang berjalan menerobos ruang angkasa hingga
diserap dan dikonversi oleh plasma atau massa lainnya, menjadi semakin
banyak massa atau radiasi berfrekuensi lebih rendah, dan proses ini terus
berlangsung, tanpa akhir.
Para pemikir kaku harus memiliki jawaban sederhana terhadap
pertanyaan “dari mana materi berasal”, “ke mana materi menuju”, “apa tujuan
kehidupan”, “apa yang membuat segalanya tetap berjalan”, dan lainnya.
Terkadang kita harus menerima kenyataan, dan membuang teori-teori palsu
yang berupaya memberi kita jawaban sederhana atas apa yang harus kita
akui tidak kita ketahui, atau mesti mempertimbangkan beberapa pertanyaan
yang terlalu bodoh untuk diajukan. Fakta-fakta menyangkut eksistensi materi
universal, gaya, jarak besar, benda dan peristiwa masif, dan gerakan perpetual
adalah “hukum pertama” atau dasar yang tak dapat dikurangi lagi mengenai
realitas, yang harus kita terima sebelum kita bisa maju dengan menjawab
pertanyaan khusus yang terkait dengan aspek-aspek eksistensi yang lebih
berguna.
Karena kecepatan orbit bumi mengelilingi matahari lebih besar
dibanding kecepatan rotasi bumi, lokasi kita di bumi tak pernah bergerak
“terbalik” terhadap eter. Karena kecepatan orbit Bima Sakti lebih besar
dibanding kecepatan orbit tata surya atau kecepatan rotasi bumi, lokasi kita
di bumi terus-menerus berada dalam jalur “bergelombang-gelombang” (wavy-
wavy) di mana kita mencepat dan melambat selama peredaran singkat satu
hari, sementara bumi bergerak dalam jalur bergelombang selama peredaran
365 hari, begitu seterusnya. Masih ada peredaran gerakan yang lebih besar
selama periode waktu tertentu, di mana tata surya mengorbit Bima Sakti,
Bima Sakti mengorbit Awan Magellan, dan seterusnya. Sebagaimana bisa
dilihat dari gerakan peredaran ini, alam semesta adalah sistem tak terbatas
berisi sistem-sistem saling berkaitan yang bergerak dengan presisi mirip
54
gigi/persneling, ketimbang dengan pola ledakan ala Big Bang. Gerakan alam
semesta adalah pola peredaran lingkaran (atau elips) yang rapi, di dalam
lingkaran-lingkaran, melambangkan osilasi mekanis yang terkait dengan
osilasi elektromagnetik lebih kecil dan lebih besar. Pengecualian untuk ini—
ledakan kosmik berkala, seperti ledakan supernova—adalah pengecualian
yang membuktikan kebenaran aturan ini ketimbang menyanggahnya. Bahkan
kadang-kadang komet mengikuti pola peredaran, sementara puing-puing
peristiwa kosmik akhirnya membentuk pola-pola. Meski menurut skala kita
ledakan semacam itu berukuran raksasa, menurut skala kosmik itu seperti riak
kecil di kolam, dan ini tidak boleh membiaskan perspektif kita.
Jika pekan lalu teleskop berkendali jarak jauh—seperti teleskop Hubble—
memperlihatkan sebuah gerakan yang manakala dibandingkan dengan
pengukuran sebelumnya beberapa tahun lalu mengindikasikan pergerakan
menjauh dari titik jauh di semesta, ingatlah bahwa ini hanya observasi
terhadap pergerakan yang merupakan bagian dari pola osilasi jauh lebih besar
dalam periode waktu jauh lebih lama, di mana pergerakan tersebut kemudian
akan terlihat sedang menuju arah lain, dari sudut pandang kita, jika kita bisa
melakukan observasi jutaan tahun atau lebih di masa depan. Dikarenakan
pola memutar gerakan tersebut yang kita amati dalam hubungannya dengan
bumi saat ini, serta struktur-struktur lebih besar di “lingkungan kita” di alam
semesta, kita mempunyai alasan bagus untuk percaya bahwa semua gerakan
semacam itu merupakan peredaran, dan untuk memperhitungkan waktu
ketika penampakannya akan sungguh berbeda. Teori bahwa bumi dan benda
angkasa lainnya merupakan hasil peristiwa Big Bang adalah menggelikan.
Alam semesta tidak memiliki umur, sebab ia telah senantiasa eksis, dan akan
senantiasa eksis. Semua teori tentang bagaimana planet-planet “tercipta”,
adalah keliru.
Bentuk kehidupan tak hanya harus eksis pada satu waktu di Mars,
tapi di semua planet dan bintang pada suatu waktu. Kenyataannya, planet-
planet tumbuh dari benda kecil sebagai akibat dari bentuk kehidupan, yang
mengkonversi radiasi antarbintang menjadi massa padat. Kita tak perlu
menggali kedalaman bumi, atau sebaliknya membuat bukti langsung, di mana
kita takkan menemukan materi yang di masa lalu merupakan bagian benda
hidup. Tentu saja teori ini membuat planet ini “terlalu tua” bagi para Big
Banger, karena planet akan membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai
kondisinya yang sekarang, dan akan menyingkirkan “kalender” mereka—yang
55
dipakai oleh pendeta tinggi “Big Bangery” untuk menetapkan “tanggal
kelahiran” bumi—.
Sebagai contoh, salah satu komponen klorofil adalah besi. Besi bersama
dengan endapan karbon dan unsur lainnya dihasilkan dari fotosintesis.
Jika lapisan bumi, setebal ribuan kaki atau bahkan mil, tersusun dari sisa
kehidupan binatang dan tumbuhan yang membusuk dan bermetaforfosis,
biomassa awal melambangkan konversi radiasi lewat fotosintesis menjadi
banyak unsur dan mineral yang menyusun lapisan tersebut, yang dapat
dengan mudah ditelusuri dari proses ini, seperti besi, kalsium, fosfor, sulfur,
nitrogen, karbon, hidrogen, oksigen, dan helium. Unsur-unsur semacam itu
berakumulasi lewat tenaga bentuk kehidupan yang digerakkan secara kosmik.
Mungkin terdapat konstanta proporsionalitas matematis universal antara
bentuk kehidupan dan bentuk anorganik.
Eter, medium yang menghantarkan ZPR, dapat dikonversi menjadi
suatu bentuk materi atau energi. Sangat mungkin bagi kita untuk
mengendapkan suatu unsur dari eter, menggunakan teknologi yang benar.
Eter mengandung blok penyusun “materi padat”, yang buktinya memperkuat
kemungkinan ini.
Nikola Tesla akhirnya menyadari penggunaan eter dalam penemuan
“gaya penggerak sangat besar”-nya. Teknologi elektropulsi Tesla dapat
bekerja, dan itu lebih penting daripada membelah rambut...atau atom.
Hanya eter yang terkait dengan momentum yang dapat menjelaskan
gaya propulsi sebesar itu, seperti yang pernah saya amati pada tahun
1953. Gaya propulsi ini eksis di alam, yang di tangan manusia menjadi pasal
kemauan, jika kita bisa mengetahui proses fisika dalam mengumpulkan dan
memanipulasinya.
Dari laju dan cara akselerasi, bersama dengan massa kapal yang saya
amati, jelas terlihat seluruh volume bahan bakar kapal, jika diisi dengan bahan
bakar jet atau roket konvensional, akan habis dalam 3 detik untuk melaju
sampai kecepatan kira-kira 9.000 mil per jam dan menghilang di kejauhan,
kecuali dengan keberadaan teknologi Tesla yang secara elektromagnetis dapat
menghapuskan kelembaman dan mengumpulkan momentum baru secara
seketika.
Apa itu kelembaman? Kelembaman adalah momentum yang dimiliki
benda ‘diam’ karena ia berada dalam kondisi gerakan seragam, namun bagi
kita terlihat diam. Teknologi Tesla memanfaatkan interaksi elektromagnetik,
56
yang 1040 kali lebih besar dari gravitasi, untuk menciptakan “gaya penggerak
sangat besar” yang secara instan memprogram ulang atom dan molekul
kapal dengan pipa gaya mikrohelikal baru di sepanjang trayektori baru, dan
menghancurkan “memori” pipa gaya yang menghasilkan kelembaman/
momentum sebelumnya.
Elektropulsi adalah proses “tanpa energi” di mana energi yang eksis
di lingkungan—”gravitasi” dan momentum—diatasi dan diganti oleh gaya
elektromagnetik yang secara alami lebih kuat, untuk melakukan sejumlah
besar usaha selama waktu yang tertentu, yang secara teoritis adalah usaha
1040 kali lebih besar, memanfaatkan “input energi” yang kecil untuk memicu
perubahan. Jika “energi” adalah “kemampuan untuk melakukan usaha”,
dan “usaha” adalah “gerakan massa menempuh suatu jarak”, maka gaya
yang lebih kuat akan melakukan lebih banyak usaha dalam periode waktu
tertentu. Perubahan bentuk energi dari gaya lemah menjadi kuat (yang eksis
di lingkungan) memanfaatkan “energi lingkungan” untuk melakukan lebih
banyak usaha dengan cara yang baru.
Proses yang memungkinkan elektropulsi adalah dinamisme alam
semesta, yang secara alami mempertukarkan gaya lemah dan kuat untuk
mempertahankan gerakan perpetual, di mana setiap momentum yang hilang
disuplai ulang oleh ZPR.
57

BAB 3:
OBSERVASI

D ENGAN teori Tesla dan latar belakang penelitian dan teori lama yang untuk
sementara ditahan terkatung-katung, mari kita cermati apa yang telah
diteliti oleh saya sendiri maupun orang-orang yang dikaitkan dengan diri saya.
Apa yang mulai saya amati pada 1946, dan sejak saat itu terus
berlanjut, adalah mesin-mesin terbang elektropulsif buatan manusia yang
dapat melayang-layang, berbentuk kecil, terbang dengan kecepatan tinggi
tanpa berjauhan, dan melaju hampir bersamaan hingga kecepatan 9.000 mil
per jam tanpa menghasilkan suara terdengar atau dentuman sonik. Kapal yang
pernah saya lihat pada tahun 1953 di siang bolong, melayang-layang sekitar
250 kaki di atas permukaan tanah, di jarak 300 kaki dari tempat saya berada,
berpresesi (precession4) pada sudut tinggi—sekitar 45 derajat—dengan laju
putar rendah yaitu sekitar 2 presesi per detik. Sesaat setelah saya melihatnya,
kapal tersebut mulai menjauh ke arah barat, melaju cepat hingga 800 mil per
jam, dan pada saat itu melakukan dua putaran persegi—satu putaran siku-siku
lurus ke bawah dan satu putaran siku-siku kembali ke level terbang—kemudian
melaju hingga titik terjauh di atas ufuk dalam waktu 3 detik. Konstruksi kapal
tersebut seperti 2 buah mangkuk baja anti-karat berdiameter 50 kaki yang
digabungkan menjadi seperti kulit kerang. Kapal itu memiliki “punggung”
konsentris—lekuk selebar sekitar 1 inchi di atas permukaan—yang membuat
separuh bagian bawahnya tampak seperti mangkuk “logam berputar” raksasa,
saat berpresesi bersama sinar matahari yang menimpa permukaan logamnya
yang terang. Pada saat itu matahari berada sekitar 10 derajat di atas ufuk.
Ketika berputar, ia mengeluarkan korona elektris berkilauan “berwarna
pelangi”, seperti permukaaan logam yang dialiri arus Tesla bervoltase tinggi.
Pada bagian bayangan sebelah bawah kapal (akibat cahaya matahari),
sementara kapal berpresesi, terlihat sinar inframerah yang ‘berawan’ dan
lembut, yang mengindikasikan kemungkinan adanya gelombang mikro,
sedangkan korona “pelangi” umum tampaknya berasal dari listrik bervoltase
4 Pergerakan lambat poros sebuah benda berputar mengelilingi poros lain—penj.
58
tinggi. Saat kapal itu mulai melaju, korona pelangi membentuk jejak asap
(trail) berkilauan di belakang kapal, yang juga menunjukkan “tekstur” garis-
garis pada jejak tersebut yang tampaknya mengindikasikan frekuensi getaran.
Karena garis-garis tersebut terlihat berpisahan “sekitar” 5 kaki pada kecepatan
“kira-kira” 200 mil per jam, frekuensinya mungkin sebesar 60 putaran per
detik—frekuensi yang sangat rendah, dengan getaran berjarak 5 kaki muncul
pada seperempat panjang gelombang. Perkiraan kasar ini didasarkan pada
seperti apakah “200 mil per jam” dari titik yang menguntungkan. (Catatan: Di
masa Tesla, “gelombang mikro” adalah gelombang yang berukuran beberapa
kaki atau inchi saja, seperti gelombang yang Tesla ukur berasal dari bumi,
saat dia menjalani Colorado Springs Experiments tahun 1899). Frekuensi
“internal” yang mungkin digunakan bersama kapal ini—gelombang panjang
yang mempenetrasi, diorientasikan sesuai arah laju, untuk mempolarisasikan
“pipa gaya” yang dibutuhkan bagi gaya propulsi untuk beraksi terhadap eter—
tampak dari luar seperti efek bergetar yang diilustrasikan oleh ruang 5 kaki
yang tertinggal pada jejak ion berkilauan.
Sesuai dengan perilaku yang teramati, sistem elektro-propulsi terlihat
mengumpulkan kelembaman dan momentum secara seketika melalui cara
atom internal, sesuatu yang normalnya menciptakan masalah akselerasi dan
pembelokan, tapi diatasi oleh sistem tersebut sebagaimana ditunjukkan oleh
bukti putaran persegi siku-siku. Sistem ini tampaknya hanya memiliki sedikit
urusan dengan “gravitasi”, meskipun terungkap juga bahwa gravitasi rupanya
disebabkan oleh jenis mekanisme elektromagnetik yang sama. Pengamatan
ini dilakukan begitu saja, sebagai bukti fakta tertentu menyangkut sifat-sifat
eter, gravitasi, kelembaman, momentum, dan “elektropulsi”.
Saya telah mengamati keseluruhan skuadron piring terbang di malam
hari, antara tahun 1947-1953; pada waktu-waktu itu saya tidur di luar rumah,
di halaman belakang. Skuadron tersebut muncul di langit kota kami dari arah
New Mexico (sekitar 10 mil dari perbatasan selatan New Mexico), dan pergi
kembali ke arah tersebut setelah melakukan beberapa manuver. (Catatan:
Kapal itu termasuk dalam penampakan tahun 1953 yang terbang dari arah
timur, menuju ujung utara Ft. Bliss, dekat El paso, Texas. Ft. Bliss merupakan
lokasi Markas Pusat U.S. Army Ordinance, dimana Wernher von Braun
ditunjuk sebagai direktur penelitian pada musim panas 1945. Markas tersebut
kemudian pindah, bersama dengan pangkalan utama operasi von Braun, ke
Redstone Arsenal, Alabama, sekitar tahun 1951).
59
Skuadron piring terbang di malam hari itu berputar dengan sudut 30
derajat atau kelipatannya (30, 60, 90, 120, 180, dan seterusnya). Itu berarti
mereka memiliki sistem kontrol dan navigasi yang sama dengan piring terbang
Jerman tahun 1943 yang memakai Peiltochterkompass.
Pengamatan saya, bersama dengan semua informasi yang tertulis
pada Peiltochterkompass, serta analisis terhadap perangkat tersebut sendiri,
mengungkapkan banyak sekali hal tentang “Kreisel Teller- p2” Jerman dan
sistem propulsinya:
1. Kapal tersebut digerakkan secara elektrik;
2. Sistem propulsi menciptakan medan listrik di sekitar kapal tersebut
yang mengharuskan pengembangan kompas dan sistem pedoman
kelembaman, sebab kompas magnet takkan berguna lantaran adaya
efek “sangkar Faraday”;
3. Kapal tersebut berbentuk cakram sirkuler, yang berputar ke 12 arah
keliling kompas, plus “ke atas” dan “ke bawah”;
4. Kapal tersebut menggunakan master gyro-compass
(“Meisterkreiselkompass”) yang diarahkan secara horizontal,
disesuaikan untuk lepas landas lurus ke utara, sedangkan kerangka
referensi untuk menavigasikan kapal menggunakan slave compass
elektromagnetik, yang terinterkoneksi dengan stepping switch yang
juga menggerakkan elektroda propulsi dwikutub kapal;
5. Sistem tersebut meniadakan efek normal gravitasi, kelembaman,
dan momentum, serta secara instan mengumpulkan momentum ke
arah yang diinginkan, tanpa mengganggu operasi master-gyro (yang
terus mempertahankan arahnya selama penerbangan) disebabkan
adanya kelembaman/momentum ‘internal’ pada cangkang luar
kapal;
6. Putaran instan itu memperlihatkan adanya eter tak termampatkan
yang secara utuh terkunci dengan massa dalam fenomena
kelembaman, momentum, dan gravitasi.
Sejak penampakan kapal di siang hari tahun 1953, saya telah melihat
banyak kapal elektropulsif lainnya, tapi salah satu penampakan terbaik yang
saya lihat adalah ketika saya berendam air panas saat malam diterangi sinar
bulan.
60
RUB-A-DUB-DUB, TUJUH ORANG DALAM BAK AIR PANAS
Pada Rabu malam, 24 Januari 1996, sekitar pukul 19.00, saya berendam air
panas dengan 7 orang lainnya, di Ten Thousand Waves Japanese Bath House,
yang terletak di lereng selatan Pegunungan Sangre de Christos, distrik Hyde
Park, di atas Santa Fe, New Mexico. Ketika saya berendam, perbincangan
antara saya dan suami-istri asal Denver mengeluyur dari topik tentang bahaya
flouride ke pertanyaan, “Apa kegiatan Anda saat ini?”, saya menjawab, “Saya
menulis beberapa buku”. Saat ditanya tentang apa yang telah saya tulis, saya
menjawab, “Sebuah buku berjudul ‘Space Aliens from the Pentagon’”.
Seorang wanita di sebelah kanan saya berseru, “Saya memiliki
buku Anda. Saya teman Alex dan Rex. Saya sangat menyukai buku Anda,
begitu juga mereka.” Saya berterima kasih padanya dan lalu kami saling
memperkenalkan diri, dan saya berkata, “Saya hampir selalu melihat piring
terbang setiap kali saya berada di sini saat malam...dan sebagai fakta, ada
satu di atas sana” (sambil menunjuk kapal kelap-kelip yang terbang perlahan
sekitar 15 derajat di arah timur menuju bagian kiri bawah bulan sabit, pada
jarak kira-kira 10.000 kaki dari kami).
Seseorang di seberang bak pemandian berteriak, “Wow, itu pesawat”,
kemudian saya merespon, “Ada satu lagi...kalau mereka adalah pesawat,
mengapa berhenti? Cahaya kelap-kelip menutupi cahaya utamanya. Mata
terasa sakit akibat kilasan cahaya, dan tak ada waktu untuk pulih kembali
sebelum kilasan berikutnya. Ketika bergerak lebih cepat, cahaya mereka lebih
terang, itulah alasannya kenapa mereka bergerak begitu pelan sekarang.”
Sesaat setelah saya berkata, kapal yang tidak bergerak di sebelah kiri
berhenti mengeluarkan kilasan, dan pergi menembus gelap, memancarkan
bentuk hijau seperti lapangan futbol yang dikelilingi lintasan lari. Di sekeliling
“lintasan” terdapat bidang gelap, dengan korona ungu di bagian luarnya,
dihasilkan oleh gulungan (coil) Tesla. Saya bisa melihat lekukan bagian
bawahnya ketika kapal bergerak, terbang dalam lingkaran besar, saya
mengikutinya dengan mengulurkan tangan dan jari telunjuk saya, dan rekan
saya di bak mandi mengerling takjub. Berikut adalah gambar hitam-putih yang
saya buat berkenaan dengan piring terbang tersebut, dilihat dari bawah:
61

Kapal itu kembali ke titik tolaknya, menyorong hingga berhenti, dan


mulai mengeluarkan kilasan lagi. Ini terjadi selama kira-kira 10 detik. Karena
kapal tersebut berukuran sekitar ½ sampai ¾ inchi di kejauhan (sekitar 2
kaki), pada jarak 10.000 kaki, ia memiliki panjang 400 kaki dan lebar 250
kaki. Karena diameter lingkaran dari atas ke bawah sekitar 30 derajat,
kecepatannya sekitar 2.000 mil per jam (tidak membuat saya terkejut, sebab
di tahun 1953 ketika berada di halaman belakang rumah saya pernah melihat
kapal dengan kecepatan minimal 9.000 mil per jam saat ia pergi). Saya hampir
tidak melihatnya, karena saya tidak mengenakan kacamata, dan karena kapal
itu terlihat telah “di-stealth-kan”—dirancang agar tersembunyi oleh langit
malam, dengan mengontrol emisinya supaya berwarna ungu dan hijau gelap,
agar lebih sesuai dengan paduan dan tingkat cahaya di langit malam. ‘Rahasia’
utamanya adalah perbedaan warna.
Teman-teman di bak mandi—yang sebagian besar tak mengenakan
kacamata—bisa melihatnya dengan jelas dibanding saya, tapi mereka takkan
62
melihatnya jika saya tidak menunjukkannya. Saya sendiri mungkin tidak akan
melihatnya, kalau tidak mengamati kapal kelap-kelip tersebut sebelumnya,
dengan bulan yang begitu dekat di atas, menghasilkan cahaya penerangan
(back-lighting) yang membantu saya melihat siluet gelap saat kapal itu
mengembang. Lagipula, alasan saya melihatnya adalah berkat kondisi pra-
sadar saya.
Saya takjub akan ukurannya yang besar, karena, ketika mengeluarkan
kilasan, kapal itu tampak jauh lebih kecil. Ketika saya berpaling ke sisi lain
bak mandi, orang yang berteriak tadi sudah menghilang. Pemandangan
piring terbang rupanya terlalu berat bagi orang tersebut. Andai para kru piring
terbang mendengar ucapan saya, penampakan mereka mungkin akan lebih
tepat waktu. Bravo! Apakah mereka juga memiliki suatu software komputer
yang bisa membaca gerakan bibir? Menurut teori saya, pemerintah memilih
lokasi tersebut untuk melakukan suatu “ujicoba” karena adanya sejumlah bak
pemandian pribadi yang terbuka ke langit malam, ditempati oleh pasangan
telanjang yang sedang saling bercumbu, siap untuk direkam oleh mereka.
Saya perhatikan mereka menjual video rekaman di kalangan mereka sendiri,
alasannya adalah untuk “...menjaga rahasia”, untuk menghindari penuntutan.
Itulah pertama kalinya saya melihat tipe green-glowing yang dilaporkan
bertahun-tahun lalu oleh astronom Clyde Tombaugh, penemu planet Pluto.
Kesempatan di bak mandi itu adalah demonstrasi teknologi piring terbang
paling jelas kedua kali yang saya saksikan. Jika saya tidak memperhatikannya,
tak ada dari kami yang akan melihat sesuatu yang menakjubkan, kecuali
wanita di sebelah saya yang menyukai buku saya, dan ia menjadi pesaing kuat
bagi piring terbang. Secara kebetulan, bentuk payudaranya mungkin adalah
“bentuk alami paling sempurna untuk desain piring terbang”. Hmmmm...
mungkin kapal “berbentuk cerutu” didambakan oleh wanita. Tipe “green-
glowing” sepertinya adalah hasil penelitian yang didesain untuk menjadikan
kapal kurang terlihat di langit malam, sebab model awal—seperti “foo-fighter”
(“Fliegende Schildkrote” [“Flying Turtle”] dan “Kugelblitz” [“Ball Lightning”])—
berpijar terang. Desain bujur (dibedakan dari piring terbang sirkuler atau
‘peripheral’) bergerak dengan “tipe linier”. Menurut seorang teman yang ahli
dalam spektografi, korona hijau mengindikasikan penyerapan atom (atomic
absorption), yang saya duga sebagai teknologi ‘stealth’ yang digunakan
untuk menyembunyikan spektrum cahaya putih. Dia menganggapnya lapisan
berbasis sodium, sedangkan saya menganggapnya berbasis chromium, karena
63
terlihat berwarna hijau veridian (“chrome”). Hijau ‘mendung’ lembut tersebut
juga mengindikasikan korona positif, berbeda dari korona (ungu) negatif
‘berambut’ di sekeliling bagian luar.

PERBANDINGAN DENGAN PENAMPAKAN LAIN


Penampakan di pemandian air panas itu tidak jelas, tidak dalam “jarak dekat”,
dan bukan di “siang bolong”, tidak seperti penampakan bagus pertama yang
saya lihat pada suatu sore cerah di akhir musim panas di West Texas tahun
1953, 300 kaki tepat di atas halaman belakang rumah kami di Kermit, Texas,
ketika keluarga dan teman-teman sedang mengadakan pesta es krim.
Saya adalah orang terakhir—di antara keluarga dan tetangga—yang melihat
penampakan piring terbang secara jelas di siang bolong, sebab 3 piring terbang
muncul dua hari berturut-turut, 1 dan 2 Juni 1950, sementara saya berada di
Davis Mountains sekitar 120 mil arah barat. Ayah saya lebih sering melihat
piring terbang daripada saya, dan suatu kali dia tertahan dalam mobilnya
selama 15-30 menit pada malam 2 November 1957, di selatan Levelland,
Texas, karena melihat satu piring terbang berbentuk telur sepanjang 200
kaki, yang membuatnya tersentak. Benda itu melayang-layang 10 kaki di atas
mobil ayah, membuat mesin mobil berhenti, dan semua lampu mobil mati,
tapi tidak mematikan sekering single pada sirkuit mobil. Medan listrik piring
terbang begitu kuat sehingga menangkap arus searah, dan cukup kuat untuk
menghilangkan medan magnet pada generator dan sirkuit. Filamen tungsten
panas berpijar adalah bagian terlemah di sirkuit, dan arus getar piring terbang
tampaknya menundukkan filamen-filamen tersebut kepada gaya gunting
listrik dan magnet yang membuatnya berantakan.
Ayah harus mengendarai mobilnya kembali menuju Levelland dalam
kegelapan, menginap di motel, lalu pulang ke Odessa, Texas, saat fajar. Dia
tiba di rumah sekitar pukul 7.00 pagi, selanjutnya dia makan pagi dengan
cepat, dan pergi ke Sewell Ford untuk memperbaiki lampu mobilnya tanpa
mengatakan apapun tentang piring terbang tadi. Setelah ayah pergi, saya
menyalakan TV untuk menonton berita pagi, lalu saya sadar bahwa ayah
adalah salah satu dari beberapa pengendara yang tertahan oleh kapal (atau
kapal-kapal) tersebut pada malam itu. Saya pergi menuju Sewell Ford dan
menanyai ayah mengenai hal tersebut sementara para montir memperbaiki
lampu mobil. Ayah bertanya bagaimana saya bisa tahu, lalu saya jawab bahwa
peristiwa itu ada dalam berita TV. Ayah bilang dirinya tak mau disebut “gila”.
64
Inilah yang saya sebut dengan “anti-paranoia”. Sangat beralasan untuk
khawatir pada cemoohan yang diciptakan oleh propaganda pemerintah.
Kemudian pada tahun 1963, saya berkesempatan mendiskusikan
masalah ini lebih jauh dengan sheriff Hockley County, sambil bekerja di
Brownfield, Texas, sebagai desainer grafis, mengerjakan pembuatan iklan
untuk operasi penerbitan dan manufaktur yang memiliki hubungan dengan
distrik konservasi tanah (soil conservation district) yang merupakan afiliasi
sang sheriff. Kapal yang dilihat oleh ayah memiliki bentuk, penampilan,
dan performa yang cocok dengan tipe yang pernah dilihat oleh deputi
Lonnie Zamora, di dekat Soccorro, New Mexico. Zamora pada awalnya
menggambarkan awak kapal tersebut sebagai G.L khas bersetelan hijau-
kelabu Angkatan Udara, tapi kemudian dia mengubah ceritanya dengan
mengatakan bahwa mereka “...seukuran anak-anak”. Ini terjadi setelah
petugas keamanan ‘bersandar’ padanya.
Piring-piring terbang dapat dilihat hampir setiap malam di wilayah
tempat tinggal saya, dan sangat melimpah serta lebih jelas di sekitar wilayah
Cheyenne Mountain ke selatan Colorado Springs, dimana kompleks bawah
tanah NORAD berlokasi. Dengan beberapa pengamatan langsung, atau
laporan dari anggota keluarga saya atau dari teman dekat saya sebagai “bukti
manis” yang tersimpan kuat dalam pikiran, mari kita lihat apa lagi yang dapat
ditemukan dalam sejarah teori eter untuk memikirkannya.

ETER DAN “MATERI BERAT”


Pada 1879, James Clerk Maxwell (1831-1879) mengatakan bahwa kecepatan
tata surya terhadap eter dapat ditentukan dengan mengamati perlambatan
gerhana satelit-satelit Yupiter. Perilaku yang diamati—di mana cahaya
bintang bisa dilihat dengan citra stabil meski bumi bergerak di angkasa—
mengindikasikan eter yang tak bergerak terhadap bumi, tata surya, dan
benda lainnya yang sedang bergerak. Eter tersebut ultrahalus, tapi sangat
padat, dan tersusun dari materi listrik positif dan negatif yang mengisi semua
“ruang kosong”, serta ruang yang “ditempati” oleh “massa”—yang oleh para
fisikawan eter lampau disebut “materi berat” (“ponderable matter”)—karena
sebagian besar “kosong”. Karena eter tidak bergerak, ‘benda berat’-lah yang
menerobosnya eter, seperti dikatakan Fresnel, bukan sebaliknya.
Eter bersifat transparan, dikarenakan oleh strukturnya yang
berfrekuensi tinggi dan ultrahalus, yang tidak merefraksikan atau
65
merefleksikan cahaya visible, sebab ukuran ultrahalusnya terlalu kecil untuk
bereaksi terhadap radiasi berfrekuensi serendah itu. Untuk tepat waktu
“mengakses” eter dengan cara propulsif, diperlukan getaran bervoltase
tinggi. Ini sesuai dengan teori “momentum elektromagnetik” J.J. Thomson,
dan dikonfirmasi oleh ujicoba yang dijalankan Tesla pada tahun 1891 (yang
kemudian dijelaskan dalam kuliah Tesla tahun 1891 di hadapan A.I.E.E.,
Columbia College, N.Y.). Ujicoba Tesla mengkonfirmasi reaksi yang lebih besar
daripada reaksi ionik gas ringan (seperti misalnya “paten” T. Townsend Brown
yang kemudian diupayakan untuk membujuk publik agar diyakini sebagai
teknologi yang benar). Setelah ujicoba tersebut, Tesla menyatakan bahwa
eter menjadi medium ‘wujud padat’ terhadap “cahaya dan panas” (cahaya
inframerah dan visible), dan bisa diakses dengan menundukkannya kepada
“frekuensi dan voltase yang cukup tinggi”.
Eter menjadi lebih nyata ketika terdapat perubahan mendadak pada
arah gerakan, laju akselerasi, atau kecepatan benda. Pergerakan benda
bermuatan, ekuivalen dengan arus, menciptakan derajat pemindahan listrik
baru pada eter yang karenanya ia bergerak, dan mempengaruhi penolakan
terhadap perubahan kecepatan melalui eter yang terpengaruh oleh
proton dan elektron yang menyusun benda itu sendiri. Peningkatan usaha
yang diperlukan untuk menggerakkan bidang (sphere)—disebabkan oleh
peningkatan “penolakan” yang disebut “kelembaman”—harus direfleksikan
oleh peningkatan kecenderungannya untuk tetap bergerak yang disebut
“momentum”, yang menunjukkan penyusunan ulang gaya pergerakan
atau pemindahan muatan positif dan negatif yang disamakan dengan
gerakan. Karena itu, sekali bergerak dengan kecepatan konstan, meski
benda bermuatan membutuhkan lebih banyak usaha konvensional untuk
menetapkannya dalam gerakan tersebut, momentumnya akan ditingkatkan
oleh peningkatan muatan, sesuai dengan peningkatan “massa virtual”-nya.
Jelas bahwa kelembaman dan momentum dihasilkan oleh hal yang sama,
yakni persistensi oleh konfigurasi pola reaksi struktur atom dan listrik massa
guna mempertahankan kondisinya. Sebagaimana perubahan medan magnet
atau listrik diperlukan untuk induksi, perubahan medan melalui perubahan
gerak merupakan basis kelembaman dan momentum.
Semua benda berada dalam keadaan bergerak, dan di dalam semua
benda itu, proton-proton dan elektron-elektron juga sedang bergerak, sebab
“elastisitas” dan gerakan bervibrasi terdapat pada “materi berat” dan eter.
66
Eter menimbulkan pola gerakan tertentu pada elektron dan proton (dan atom
dan molekul) dalam materi berat yang sedang menerobosnya.
Ketika bumi menerobos eter, gaya elektrostatis eter—yang cepat
berubah-ubah—menjangkau jarak tertentu dan mempolarisasikan
komponen listrik negatif eter, dan mempengaruhi benda yang berada dalam
jangkauannya, menciptakan apa yang kita sebut “gravitasi”.
Stationary ether, yang terlihat bergerak menembus benda terikat bumi
(karena gerakan bumi menerobos eter), mengalami perubahan pemindahan
listrik, disebabkan oleh perbedaan konstanta dielektris antara ruang di
luar benda dan ruang di dalam benda. Pemindahan listrik dalam eter di luar
benda terjadi sebelum masuk, dan pemindahan listrik berubah ketika listrik
memasuki dan menembus benda akibat perubahan konstanta dielektris, dan
mempengaruhi “kandungan listrik” (proton dan elektron, muatan dan medan
lsitrik, dan medan magnet) dalam benda. Perubahan ini pada gilirannya
menyebabkan perubahan pemindahan listrik eter—downward thrust (daya
dorong ke bawah) terhadap atom benda, jauh dari “posisi setimbang” semula
yang diduduki atom dalam ketiadaan gravitasi—sebagaimana kata Maxwell.
“Posisi setimbang” untuk partikel listrik materi berat berubah-ubah sesuai
dengan konstanta dielektris. Perubahan konstanta dielektris mengakibatkan
perubahan posisi setimbang, melalui pemindahan listrik, yang pada akhirnya
akan menghasilkan posisi setimbang baru. Aspek time-relative gravitasi
disebabkan oleh kelembaman benda jatuh pada suatu tahap kejatuhan, yang
mendorong peningkatan pitch pipa mikrohelikal secara gradual.
Secara ringkas, di bagian dalam benda terikat bumi yang diam terhadap
bumi, terdapat perbedaan efek polarisasi dan pemindahan dengan benda-
benda luar yang terdapat di angkasa bebas. Karena medan listrik bumi
didapat melalui ruang tengah (intermediate space), di antara muatan negatif
permukaan bumi dan muatan positif ionosfer, sifat dielektris tunduk kepada
ketegangan yang diperoleh. Efek gravitasi dan pemindahan listrik berubah-
ubah, mirip dengan hukum “kuadrat terbalik” Newton. Di sinilah perbedaan
antara “gaya gravitasi” dan efek kelembaman dan momentum menjadi nyata
terlihat.
Secara tradisional, kelembaman selalu dianggap (menurut Hukum Gerak
Pertama Newton) sebagai kecenderungan benda “diam” atau “berkecepatan
konstan” terhadap bumi untuk meneruskan kondisi diamnya atau kecepatan
konstannya, kecuali jika dipengaruhi oleh gaya eksternal. Namun karena semua
67
benda yang diam terhadap bumi sedang bergerak dengan “kecepatan
konstan” bumi yang sama, maka hanya perubahan pergerakan terhadap bumi
yang diperselisihkan, dan perubahan semacam itu mempengaruhi pola aliran
dalam massa pipa gaya, selagi bumi menerobos eter pada waktu tertentu.
Secara tradisional, karena hanya benda yang bergerak berkenaan dengan
bumi yang dikatakan memiliki “momentum” (“produk massa dan kecepatan
benda”), aturan ini keliru, sebab semua benda yang “diam” terhadap bumi
telah memiliki “momentum” dan “kelembaman”.
Momentum dan kelembaman disebabkan oleh “kecenderungan” yang
sama, yang akhirnya berhubungan dengan kerangka referensi terhadap eter
universal, tapi demi kemudahan—karena kita belum memiliki “ketetapan”
absolut mengenai eter—kita menggunakan bumi bergerak sebagai kerangka
referensi untuk mengukur laju perubahan benda terhadap eter, selagi bumi
memelihara kecepatannya yang relatif konstan. Terdapat keadaan istimewa di
bumi—karena eter dalam jangkauan medan listrik bumi telah “dikondisikan”—
yaitu, konstanta dielektris bumi telah tunduk kepada ketegangan listrik. Ini
sesuai dengan pernyataan Tesla menyangkut efek “gaya elektrostatis yang
berubah-ubah cepat” yang keluar dari bumi.
Bumi memiliki momentum dalam kerangka referensi matahari,
sebagaimana mobil bergerak yang memiliki momentum dalam kerangka
referensi bumi. Beberapa fisikawan telah keliru menerapkan gagasan “medan
pengaruh” mereka mengira “medan pengaruh gravitasi” ini mengisolasi
sebuah benda dari referensi di luar medan ini. Saya yakin bahwa “medan
gravitasi” bumi adalah produk dari medan listriknya yang bergerak (“arus”)
ketika mempengaruhi eter di dalamnya, dan bahwa “medan gravitasi” tak
membentang melampaui medan listrik bumi.
Momentum disebabkan oleh terbentuknya vibrasi tubular mikrohelikal
struktur atom di dalam sebuah benda, yang tersusun dari partikel-partikel
listrik—elektron dan proton—ketika benda tersebut menerobos eter ultrahalus.
Rotasi mikrohelikal pipa ini merupakan hasil dari rotasi magnetik bidang
polarisasi yang teridentifikasi oleh Faraday. Variansi/keberbedaan dari
gerakan seragam bumi menghasilkan penolakan terhadap perubahan pitch
mikrohelikal, sebab pipa gaya berotasi memutari begitu banyak inti eter
tak berotasi (“Omni”) selama periode tertentu, dan perubahan gerakan
mengharuskan pipa gaya untuk memutari jumlah Omni yang semakin banyak
atau semakin sedikit, tergantung pada apakah perubahan itu merupakan
68
percepatan atau perlambatan. Pipa-pipa itu memiliki gaya elektromagnetik
yang terkunci ke dalam pola aliran tersendiri di antara Omni dan pipa, yang
berpasangan dengan struktur ‘materi berat’ yang merupakan penerima
momentum. Sangat mungkin bahwa hubungan antara materi dan eter
tersebut disebabkan oleh arus—dipersepsikan sebagai “muatan listrik”—yang
secara konstan menembus materi pada laju yang sepadan dengan selisih
kecepatan relatif.
Meski pola aliran pipa mikrohelikal selalu berubah secara gradual—
disebabkan oleh reorientasi bumi secara terus-menerus ketika bergerak
dengan cara yang berubah “secara campuran seragam”—perubahan ini tak
dapat dirasakan secara inderawi karena bersifat gradual, dengan efek yang
hampir konstan. Meski perubahan tersebut terlalu lambat untuk dirasakan,
peristiwa air pasang mungkin terkait dengan hal ini.
Gaya gravitasi alami normalnya selalu mengarah ke bumi, yang
bermuatan negatif, dalam medan gravitasi/listrik bumi, disebabkan oleh
polaritas medan tersebut, karena komponen negatif eter di angkasa bebas
dipindahkan ke atas secara elektris oleh tolakan muatan, sementara
karakteristik lembam komponen positif yang lebih masif ditekan dan ditarik ke
bawah, dan lebih tahan terhadap perubahan pemindahan. Saat eter memasuki
benda diam yang ada di bumi, pemindahannya mengalami perubahan
disebabkan oleh perubahan konstanta dielektris, sebagaimana Maxwell
katakan. Saat konstanta dielektris benda berubah, pemindahan listrik eter
dalam struktur atom benda yang tertekan juga berubah, menciptakan gaya
ke bawah ketika tiap-tiap komponen listrik negatif eter bergerak ke bawah,
menciptakan peningkatan gaya tarik terhadap proton yang ada di atas dan
peningkatan gaya tolak terhadap elektron yang ada di bawah.
Partikel eter yang bergerak menciptakan gaya gravitasi, serupa dengan
bagaimana inverted aerodynamic airfoil pada pesawat terbang menciptakan
gaya ke bawah. Namun disebabkan oleh kecepatan interaksi elektromagnetik
yang lebih besar pada C, gaya ke bawah ini mengabaikan arah pergerakan
bumi terhadap eter, karena interaksi antara komponen listrik materi dan eter
pada C disebabkan oleh pengkondisian eter oleh medan listrik bumi, yang
terpolarisasi secara vertikal, dan menciptakan efek yang kurang-lebih sama
terhadap massa, mengabaikan orientasi bumi terhadap eter. Meski kecepatan
bumi terhadap eter adalah ribuan mil per jam, ini tidak cukup cepat untuk
“melampaui” interaksi elektromagnetik.
69
PLANET DAN SATELIT YANG MENGORBIT
Konsep yang menyatakan bahwa satelit di orbit sekeliling bumi “ditahan”
di orbit oleh “medan gravitasi bumi”, tampaknya tidak benar. Implikasi
logis dari analisis saya adalah bahwa jalur orbit diambil oleh sebuah benda
karena ia “melihat” jalur tersebut sebagai salah satu jalur yang paling sedikit
resistensinya, seolah-olah itu merupakan jalur yang lurus dan datar. Karena
dalam radius tertentu di atas bumi, eter dipindahkan ke derajat tertentu,
sebuah benda yang sedang mengorbit akan mengalami gaya pemercepat
yang akan dipenuhi oleh kelembaman, seolah-olah bergerak ke atas, dan gaya
pemerlambat yang dipenuhi oleh momentum, seolah-olah bergerak ke bawah,
sehingga jalurnya dalam kecepatan konstan tanpa gaya (force-free) tetap
berada pada radius konstan atau level pemindahan eter, sebagai jalur yang
paling sedikit resistensinya.
Karena faktor penentu yang membatasi gerakan benda adalah
reactance kandungan listrik internalnya dengan eter pada derajat pemindahan
tertentu oleh medan listrik bumi, pada ketinggian tertentu, sebuah benda
yang mengorbit “melihat” jalur orbitnya sepanjang jalur pemindahan, sebagai
jalur yang lurus dan datar, sekalipun itu adalah jalur lurus dan mengorbit.
Jalur ini agak konsentris terhadap bumi pada ketinggian tertentu. Ini serupa
dengan ucapan Einstein bahwa ruang dan waktu “melilit” di sekeliling benda
besar yang berputar ketika menembus ruang angkasa, yang tanpanya
“ruang hampa” tak memiliki sesuatu untuk “dililit”, kecuali Einstein tidak
mempercayai adanya eter.
Salah satu fakta yang disingkirkan oleh film-film mengenai para
astronot yang melayang-layang di ruang “bebas gravitasi” di stasiun
antariksa yang sedang mengorbit adalah pernyataan kontradiktif bahwa
stasiun antariksa “tertahan” di orbit oleh gravitasi bumi. Jika gravitasi bumi
mengerahkan cukup gaya untuk menahan stasiun di orbit, lingkungan internal
takkan “bebas gravitasi”, melainkan menarik para astronot jatuh ke lantai,
bukan membiarkan mereka melayang-layang di dalam stasiun, sebagaimana
sering kita lihat di TV. Terdapat cukup elastisitas dalam massa internal
tubuh astronot, antara kandungan listrik dan eter, yang memperkenankan
pergerakan seperti itu. Maxwell mengatakan elastisitas ini terletak pada
medan magnet.
70

BAB 4:
SEJARAH PERKEMBANGAN TEORI

GERAK ROTASI DAN “EFEK SEKRUP”

W M. THOMSON (Lord Kelvin) pertama kali menyatakan bahwa magnet


memiliki karakter “rotasi” terkait dengan panas atau gerak termal
sebuah benda (Proc. R.S. viii [1856], p. 150). Nikola Tesla banyak merujuk
kepada Wm. Thomson, menunjuk penelitiannya sebagai pembuka untuk
penemuan dan aplikasinya sendiri yang terutama diintensifkan pada tahun
1892. Sebuah tinjauan terhadap karya pemikir-pemikir besar dunia yang
membawa kepada solusi Tesla sangat dibutuhkan untuk menunjukkan apa
persisnya yang Tesla temukan dan apa pengaruhnya bagi fisika eter serta
fisika secara umum.
Sekitar tahun 1870, Thomson telah melakukan eksperimen yang
sepertinya mengindikasikan bahwa “energi gravitasi” bisa dihasilkan oleh
benda-benda spheroid yang diosilasi oleh arus listrik atau pulse (denyut/
getaran) mekanis (F. Guthrie Phil. Mag. xli [1871], p. 405). Pulsation
permukaan bisa menimbulkan gaya tarik atau gaya tolak terhadap benda lain,
sebagaimana diverifikasi oleh Thomson. Tesla mengetahui tentang penelitian
Thomson selama hari-hari kuliahnya di Graz, Austria, mulai tahun 1875, ketika
berusia 19 tahun. Penelitian Thomson tak diragukan lagi menjadi percikan
inspirasi bagi Tesla dalam konsepsi awalnya mengenai “mesin terbang ideal”
yang dapat digerakkan oleh listrik yang beraksi terhadap eter. Ini menjelaskan
mengapa Tesla terus-menerus merujuk Thomson, seperti dalam demonstrasi
tanda ‘kabel berkilau’ (saat pidatonya di London tahun 1892) yang ditenagai
oleh kumparan Tesla, yang berbunyi “WILLIAM THOMSON”.
Pada awalnya Thomson menemukan bahwa ponderomotive force (gaya
berat dan lambat) beraksi di antara dua benda padat yang terbenam dalam
cairan tak termampatkan, jika salah satu benda tersebut dilumpuhkan/
dihentikan dan dibuat berosilasi dengan gaya yang beraksi sepanjang garis di
antara pusat benda dan pusat bola lebih besar yang bebas. Bola yang bebas
71
tertarik ke bola lebih kecil (yang dilumpuhkan/dihentikan) jika densitasnya
lebih besar dibanding cairan, sedangkan bola berdensitas lebih kecil daripada
cairan akan tertolak atau tertarik, tergantung rasio jaraknya ke vibrator dalam
hubungan dengan kuantitas tertentu (Phil. Mag, xli [1871], p. 405; Letter,
Thomson to F. Guthrie, p. 427).
Eksperimen Thomson bersifat analogis, yang membuatnya memperoleh
pujian dari rekan sezamannya walau masih berusia remaja, meskipun
penolakannya untuk mempercayai pernyataan orang lain (kecuali orang itu
mampu membangun model analogis untuk membuktikan eksperimennya)
sering menimbulkan kekhawatiran orang-orang di zamannya, seperti
Maxwell, yang acapkali bersandar pada persamaan matematika. Eksperimen
bola dirancang agar menggunakan metode gelombang listrik dan mekanis
dalam rangka membangun sebuah model untuk menyelidiki reaksi gravitasi,
kelembaman, dan momentum benda padat di eter.
Efek Faraday—rotasi bidang polarisasi radiasi dalam medium dielektris
(seperti atmosfer, ruang angkasa, dan material padat tertentu) di medan
magnet—menyatakan bahwa sudut rotasi radiasi bersifat proporsional dengan
kekuatan medan magnet dan panjang jalur dalam medium di medan tersebut.
Para pelaku eksperimen awal ini mengetahui adanya hubungan antara gerak
rotasi dan momentum, dan berusaha menemukannya.
Karakter rotasi (versus linier) fenomena magnet diperkuat oleh
kesimpulan Thomson (yang telah dibuktikan melalui eksperimen) mengenai
rotasi magnetik cahaya. Sifat rotasi ini tak hanya mempengaruhi penemuan
‘medan magnet berotasi’-nya Tesla, tapi juga sangat fundamental terhadap
kelembaman dan momentum, sebagaimana yang akan saya jelaskan nanti,
karena pergerakan benda bermuatan merupakan arus yang menciptakan
medan magnet yang menimbulkan gerak rotasi yang “mengebor” eter,
layaknya alat bor, guna menciptakan momentum.
Sistem Thomson kemudian diselidiki oleh C.A. Bjerknes antara tahun
1877 sampai 1910. Bjerknes memperlihatkan bahwa saat dua bola yang
terbenam dalam cairan incompressible digetarkan, mereka mengerahkan
mutual attraction (saling tarik) yang mematuhi hukum kuadrat terbaliknya
Newton jika getarannya sefase, sementara jika fasenya berbeda setengah
gelombang, maka kedua bola itu saling menolak. Pada perbedaan ¼
gelombang, tidak ada aksi. Jika getarannya bersifat non-instan pada jarak yang
jauh lebih besar dari ¼ panjang gelombang, maka gaya tarik dan gaya tolak
72
menjadi terbalik (Repertorium d. Mathematik I [Leipzig, 1877], p. 268; Proc.
Camb. Phil. Soc. iii [1879], p. 276; iv [1880], p. 29).
Publikasi riset dan eksperimen dalam jurnal-jurnal fisika Eropa ini
didapat oleh Nikola Tesla selama hari-hari kuliahnya di Polytechnic Institute
di Graz, Austria, dan di Universitas Prague, Cekoslowakia (kini pecah menjadi
Ceko dan Slowakia—penj). Tesla dapat membaca dan memahami semua jurnal
relevan ini dalam bahasa aslinya.
Sekitar tahun 1878, George Francis FitzGerald (1851-1901) (Phil Trans.
clxxi [1880], p. 691; FitzGerald’s Scientific Writings, p. 45) membandingkan
kecepatan dan gaya magnet di benda padat quasi-elastis, didasarkan pada
sebuah model yang ditemukan oleh James MacCullagh (1809-47) (Brit.
Assoc. Rep., [1835], yang modelnya merupakan satu-satunya model yang
dapat mempropagasikan/menjalarkan gelombang beratribut cahaya—tak
pelak lagi, ini analogis dengan teori elektromagnetik cahaya—sebagaimana
yang ditunjukkan oleh teori eter dan persamaan gerak eternya MacCullagh
yang memungkinkan perluasan konsep-konsep eter guna menggambarkan
fenomena optis, bersama dengan interaksi magnet dan listrik.

MUATAN ELEKTROSTATIS YANG DIANGKUT


Pada tahun 1879, Edwin H. Hall (Amer. Jour. Math, ii [1879], p. 287), seorang
pelajar di Baltimore, mengulangi eksperimen yang diusulkan oleh H. A.
Rowland, profesornya, yang eksperimen awalnya dengan cakram eboni
bertutup kertas timah emas memperlihatkan bahwa muatan listrik pada
cakram diangkut serta saat cakram diputar (Ann, d. Phys, clviii [1876], p.
487). Dalam eksperimen Hall, sehelai emas–yang di dalamnya arus mengalir—
ditempatkan ke dalam celah magnetik. Ini menghasilkan gaya electromotive
yang siku-siku terhadap medan magnet dan arus, yang proporsional dengan
hasil kali keduanya. Ini dinamakan “Efek Hall”, dan sudah inheren pada tiga
efek sebelumnya yang ditemukan jauh lebih dulu oleh Faraday.
Faraday telah menemukan induksi, dengan mendorong sebuah
konduktor melewati medan magnet, memotong garis gaya magnet dan
menghasilkan arus dalam konduktor. Efek kedua (dari tiga serangkai
efek Faraday) adalah pembentukan medan magnet di inti besi yang tidak
termagnetisasi, dengan mendorong sebuah konduktor pengangkut arus
melewati celah di antara kutub-kutub inti tersebut. Efek Faraday yang ketiga
adalah pembangkitan arus. Meskipun efek Hall adalah inheren, faktanya itu
73
merupakan kebalikan dari gaya yang diperoleh Faraday untuk mendorong
konduktor melewati medan magnet. Penelitian Hall melengkapi tiga serangkai
efek Faraday, dengan mengumumkannya hingga disadari banyak pihak. Efek
ini merupakan basis untuk generator MHD (Magneto-Hydrodynamic), dan
elektropropulsi, lewat alat khusus yang akhirnya diperoleh melalui penelitian
Tesla.
Karena jarum galvanometer dalam eksperimen Hall hanya terdefleksi
saat medan magnet timbul atau runtuh, gaya tolak fisikal yang tercipta
merupakan hasil vektor yang telah diutarakan secara tegas dalam Risalat
Maxwell (1862), hampir 15 tahun sebelumnya (diperoleh dari analisis Maxwell
terkait dengan penelitian Faraday sekitar tahun 1845), meski Maxwell gagal
menindaklanjutinya dengan eksperimen (karena ia wafat), persamaannya
masih tetap digunakan.
Meski dinyatakan oleh Whittaker bahwa efek Hall, seperti rotasi
magnetik cahaya, hanya terjadi pada benda berat dan tidak pada “eter bebas”,
pernyataan ini jelas-jelas palsu, karena efek tersebut sebetulnya tergantung
pada konduktifitas suatu medium. Ini merupakan kebohongan nyata dari
Whittaker, mungkin “diharuskan” menurut revisi 1951. Fakta bahwa efek
tersebut terjadi pada “benda berat” dan “medium konduktif” merupakan hal
yang penting bagi elektropropulsi, karena menunjukkan reaksi antara benda
dan medium demikian dengan “kerangka eterik” pokok yang diakses dalam
proses tersebut.
Karena “medium alami” (eter dan atmosfer), yang sering disebutkan
oleh Tesla dalam patennya, menjadi konduktif akibat pengaruh radiasi
elektromagnetik berfrekuensi dan bervoltase cukup tinggi, efek-efek pada
eter bebas (tergantung pada kondisi yang tepat) dapat mempengaruhi eter di
dalam benda berat, sehingga mendorong benda tersebut melintasi eter bebas.
Bukti paling mengejutkan bahwa efek Hall bekerja pada eter bebas, adalah
“transmisi” energi listriknya Tesla lewat ruang melalui osilasi high frequency,
sebagaimana diuraikan dalam kuliahnya tahun 1892 di hadapan Institute of
Electrical Engineers, London.
Karena medan listrik “memindahkan” eter—yang merupakan basis
untuk pompa MHD (terutama saat digetarkan)—efek ini sebenarnya
memperlihatkan “gaya electromotive” yang dapat dioperasikan, atau “gaya
elektro-propulsi”, di antara benda berat dan eter, dengan memanfaatkan aksi
elektromagnetik. Frekuensi tinggi dan voltase tinggi dibutuhkan oleh densitas
74
tinggi dan kehalusan eter. Saat Tesla berhasil mentransmisikan energi
listrik dengan memanfaatkan arus—”gelombang radio”—berfrekuensi dan
bervoltase tinggi, eter “terakses”. Penelitian Tesla pada poin tersebut telah
memverifikasi, melalui eksperimen, semua hal yang telah dianalisis oleh
Maxwell secara matematis sebagai sifat elektromagnetik cahaya.
Meski hal ini sudah dinyatakan secara tidak langsung, literatur-literatur
yang saya peroleh tidak secara tegas menyatakan bahwa kelembaman dan
momentum merupakan produk dari gaya rotasi elektromagnetik yang beraksi
dalam benda, terhadap eter incompressible padat yang merembesi semua
benda dan ruang. Juga tidak dirinci bahwa bola bergetar atau benda berat
lainnya dapat didorong secara elektris melewati eter, tanpa kehadiran bola lain
atau benda berat lain untuk menarik—kecuali dalam pernyataan-pernyataan
Nikola Tesla dan “mesin terbang elektris ideal” “model T”/”flivver” temuannya.
Di tahun 1884, di mana Tesla menemukan medan magnet berotasi,
J.J. Thomson berupaya menetapkan medan yang dihasilkan oleh bola
terelektrifikasi yang bergerak, dan perkembangan matematis teori Maxwell
mempercepat jalannya. Tentu saja lebih mudah mengatasi masalah demikian
berdasarkan perilaku bentuk geometris sederhana yang dikenal—bidang datar,
bola, dan silinder (J.J. Thomson, Proc. Lond. Math. Soc. xv [1884], p. 197).
Kemungkinan bahwa eter terdiri dari muatan positif diam yang
mengangkut muatan negatif ‘sub-elektron’-nya sendiri yang elastis dan dapat
dipindahkan tampaknya telah terelak dari pemikiran Thomson. Walaupun
dia berasumsi bahwa arus pemindahan pasti terjadi pada eter, awalnya dia
mengira ini disebabkan oleh efek magnetik muatan yang bergerak, meski dia
gagal memperlihatkan bagaimana arus pemindahan terjadi, atau apa efeknya
dari segi kelembaman dan momentum.
Ada semacam pertarungan antara pendukung elektrodinamik klasik
dan pendukung teori elektromagnetik cahaya yang dipimpin Maxwell. Menurut
pendukung teori klasik, konduktivitas terjadi pada kabel logam, dan lain-lain,
sementara menurut Maxwell terjadi di ruang sekitar yang dielektris dan penuh
eter, di mana konduktor hanya membantu “memandu” aksi. Tampaknya Tesla
lebih cocok dengan Faraday/Maxwell. FitzGerald menyatukan dua pandangan
tersebut dengan membuktikan bahwa unifikasinya Maxwell adalah valid sebab
radiasi dapat dihasilkan melalui cara elektris murni.
Sejalan dengan ini, Thomson (1884) pertama-tama mempertimbangkan
bola bermuatan yang bergerak seragam dalam garis lurus. Dia berasumsi
75
bahwa muatan listrik terdistribusi secara seragam, dengan medan listrik yang
sama di semua arah, tak peduli di mana posisi bola tersebut, tetap sama
seolah-olah sedang berhenti. Asumsi ini terbukti benar sepanjang kecepatan
bola dan kecepatan cahaya diabaikan.
Di tahun 1889, Wm. Thomson (Proc. Roy. Irish Acad. i [30 Nov. 1889],
p. 340), menyatakan, “Iinti pusaran rotasi harus dibuang; dan kita tidak
boleh menyisakan apapun selain revolusi irotasi dan inti vakum.” Dengan
ini, Thomson bermaksud bahwa “eter” vakum (di dalam pipa elektromagnet
yang berotasi) tidak berotasi, barangkali lantaran densitasnya, tapi mungkin
pula karena (jika inti tersebut berotasi bersama-sama dengan pipa gaya
elektromagnetik yang berotasi) ia akan menetralisir aksi elektro-mekanis yang
menghasilkan momentum.
FitzGerald menemukan error disengaja dalam penelitian Thomson, yang
menyatakan bahwa “syarat sirkuit” wajib tidak bisa terpenuhi kecuali kalau
muatan bergerak pada bola dianggap sebagai arus, berkombinasi dengan arus
pemindahan dan konveksi yang disebabkan oleh gerakan. Dalam mengkoreksi
error Thomson, FitzGerald sangat antusias menyimpulkan bahwa gaya magnet
yang disebabkan oleh arus pemindahan bola bergerak tidak menghasilkan
efek apapun. Dalam kesimpulan ini, FitzGerald tampaknya melupakan efek
“sangkar Faraday” dan efek “magneto-optical”, karena menurut pengakuannya
bola bermuatan yang bergerak merupakan arus, dan semua arus menciptakan
medan magnet, yang menimbulkan rotasi radiasi elektromagnetik dan cahaya
di sekeliling eter sebagai efek.
Pada tahun 1888, Oliver Heaviside menunjukkan bahwa unit-
unit elektromagnetik dan elektrostatis “menghilang” di dalam bola. Ini
bertentangan dengan eksperimen Faraday di mana muatan elektrostatis
yang ditempatkan di dalam bejana diam dan tertutup, “muncul” di bagian
luar. Rupanya, bagi Heaviside pergerakan bola—yang meningkatkan
momentumnya—terlihat mendorong muatan kembali ke dalam. Konsepsi
Heaviside mengenai kesimetrian spheris muatan selama pergerakan dibantah
oleh G.C.F. Searle di tahun 1896 (Phil. Trans, clxxxvii [1896], p. 675). Searle
menemukan bahwa sistem “muatan titik” yang bergerak bukanlah bola,
melainkan oblate spheroid (spheroid pipih), dengan poros kutub sepanjang
arah gerakannya. Yang luput dijelaskan oleh Whittaker adalah, yang
penting dalam penemuan ini, kaitan antara kelembaman, momentum, arus,
muatan permukaan yang “menghilang” dan “muncul kembali”, dan polaritas
76
elektromagnetik sepanjang arah momentum, serta jalinan elektro-
mekanis dengan eter, karena pemindahan garis listrik dan polaritas dapat
disamakan dengan pergerakan, sesuai pemikiran saya bahwa pipa-pipa
tersebut menciptakan momentum di dalam benda bergerak. Unit-unit
elektrostatis/elektromagnetik yang “menghilang” ‘diduduki’ secara internal
oleh mikroheliks, dalam mengekalkan/mempertahankan pergerakan benda
melewati eter.
Pada waktu itu, Nikola Tesla belum tertinggal. Dia telah
memperlihatkan bahwa “syarat sirkuit” bisa dipenuhi dengan cara yang
benar-benar baru. Dalam kuliahnya di depan A.I.E.E. di Columbia College,
N.Y., 20 Mei 1891, dia mendemonstrasikan teknologi tuanya, dan menyatakan
bahwa dirinya mengkoneksikan “satu terminal” dengan sebuah lampu dan
terminal lainnya dengan “sebuah benda terisolasi berukuran sesuai. Dalam
semua kasus, benda terisolasi membantu melepaskan energi ke ruang di
sekelilingnya, dan ekuivalen dengan kabel pemulangan (return wire).” Dalam
kuliah ini, Tesla juga mendemonstrasikan “momentum elektromagnetik” yang
diatributkan pada J.J. Thomson dengan penemuan tahun 1893 (J.J. Thomson,
Recent Researches in Elect. And Mag., [1893], p. 13).
Di tahun yang sama dengan temuan Searle (1896), W.B. Morton (Phil.
Mag, xli |1896], p. 488) juga memperlihatkan bahwa densitas permukaan
benda bermuatan tidak diubah oleh gerakan, tapi garis gaya tak lagi
meninggalkan permukaan secara tegak lurus. Dia juga menemukan bahwa
energi medan sekitar jauh lebih besar ketika sedang bergerak dibanding ketika
diam. Karena dibutuhkan lebih besar tenaga guna menghasilkan kecepatan
tertentu untuk bola bermuatan, dibanding untuk bola tak bermuatan, dan
karena bola tersebut dapat bergerak sedemikian rupa sehingga mengurangi
tenaga, hubungan antara muatan bergerak dan eter terverifikasi. Ini dianggap
benar karena muatan meningkatkan “massa virtual” bola, dan induksi arus
konveksi terbentuk manakala muatan digerakkan oleh pergerakan bola,
tapi rasanya tak satu pun dari penjelasan-penjelasan ini yang mencatat
secara eksplisit bahwa gaya di antara massa bermuatan yang bergerak dan
ruang yang dilaluinya harus memiliki kerangka eter guna mendorong atau
menarik, atau bahwa arus terdorong terbang di antara materi dan eter akibat
pergerakan.
J. Larmor (Phil. Trans, clxxxvi [1895], p. 697) mengusulkan bahwa
kelembaman materi berat mungkin pada akhirnya akan terbukti bersifat
77
demikian, karena atom terdiri dari sistem-sistem elektron. Satu-satunya
keberatan terhadap ini adalah inkonsistensi “ketidakterbagian” elektron. Saya
yakin ketidakterbagian ini disebabkan oleh “efek nyata” yang memperdaya,
dihasilkan oleh instrumen pengukur yang cuma mengukur “seluruh”
elektron, sebab instrumen cuma menggunakan “seluruh proton” ketimbang
partikel-partikel eter. “Elektron tak terbagi” merupakan respon “setara
dan berlawanan” terhadap “seluruh” muatan positif. Ini serupa dengan
“prinsip ketidakpastian” Werner Heisenberg, dalam arti bahwa pengukuran
tepat elektron yang kurang dari total menjadi mustahil akibat instrumen
pengukuran.
Jika efek “masa virtual” yang lebih besar (W.B. Morton, supra) dihasilkan
secara elektris, yang meningkatkan atau menurunkan kemudahan pergerakan
benda melewati “eter bebas”, dan meningkatkan total energi sistem yang
bergerak, maka jalinan antara benda berat dan kerangka eterik dapat terbukti,
dan cara untuk menciptakan ketidakseimbangan gaya yang dibutuhkan untuk
elektro-propulsi—penggunaan muatan bergerak dengan cara spesifik guna
mengumpulkan arus-arus sistem yang bergerak—hanya merupakan soal waktu
dan uang bagi Nikola Tesla.
Dalam penelitian Faraday, Maxwell, Wm. Thomson, J.J. Thomson,
MacCullagh, Morton, Searle, Heaviside, Hall, dan FitzGerald, terdapat
implikasi mengenai hubungan jelas antara momentum dan pergerakan
muatan yang terhubung dengan massa, melewati eter (ultra-halus, netral,
dinamis, dan seperti gas) yang eksis di semua ruang dan benda berat, yang
terhadapnya gaya penderomotive elektromagnetik beraksi. Sekali ekuilibirum/
kesetimbangan eter dan ZPR “terganggu” oleh sistem bergerak, ‘pemindahan’
hanya dapat diralat oleh reaksi setara dan berlawanan, yakni aliran arus
antara sistem bergerak dan eter. Thomson telah mengakui prinsip bahwa
eter itu sendiri merupakan kendaraan momentum mekanis. Efek Hall telah
memperlihatkan bahwa gaya tolak electromotive dihasilkan di sepanjang
poros ketiga sebagai akibat dari arus dan medan magnet yang siku-siku, dan
meski diduga bahwa gaya tolak ini tidak bisa dihasilkan “pada eter bebas”,
melainkan hanya pada benda berat, penelitian Heaviside, Searle, dan Morton,
menunjukkan bahwa muatan bergerak dapat meningkatkan atau menurunkan
kemudahan normal pergerakan sebuah benda, membuktikan kemungkinan
elektro-propulsi.
78
Karena proses elektris dapat dibalik, metode Tesla terdiri dari
penggunaan metode MHD Hall untuk mendorong aliran arus di antara
sistem ‘diam’ (relatif terhadap bumi) dan eter—seakan-akan merupakan
sistem “dinamis”—sebab meniru arus sistem bergerak, dan menciptakan
disturbansi pada eter yang hanya bisa diralat oleh pergerakan sistem. Sekali
arus mulai mengalir, medan magnet tercipta, menanamkan gaya rotasi
yang menghasilkan pipa-pipa gaya mikroheliks yang ‘mengebor’ jalannya
di sekeliling inti eter irotasional, dan mengumpulkan momentum yang
menggerakkan/mendorong sistem melintasi eter.
Pernyataan Nikola Tesla (Kuliah di hadapan Institute of Immigrant
Welfare, 12 Mei,1938), bahwa dirinya telah “menyusun” Teori Gravitasi Dinamis
pada tahun 1893, dan beberapa dokumentasi ‘yang tersedia’ mengenai
penelitian Tesla tahun 1891 atau lebih awal, menunjukkan bahwa dia telah
mendahului ilmuwan Eropa yang dipimpin oleh Thomson, Searle, Morton, dan
Larmor, yang pernyataan-pernyataannya muncul di akhir 1890-an.
Mengenai perkembangannya di tahun 1915, Tesla menyatakan pada 8
Desember 1915 dalam sebuah artikel New York Times bahwa “...pesawat tanpa
awak...” elektro-propulsif miliknya dapat menempuh “...300 mil per detik...”
(1,08 juta mil/jam), “...tanpa sayap atau mesin penggerak, didorong oleh listrik
ke titik manapun di bumi...”
Artikel New York Times 22 September 1940 yang ditulis oleh Wm. L.
Laurence melengkapi dokumentasi tersebut, menyatakan bahwa Tesla telah
mengujicoba sistem Teleforce empat-bagian miliknya, yang mencakup “...
sebuah metode baru untuk menghasilkan tenaga penggerak elektris yang
sangat besar...”, sebagaimana digunakan pada pesawat listriknya.
79

BAB 5:
TESLA DAN GOOD OLD BOYS’ CLUB

K ETIKA Tesla mulai muncul ke layar, “Good Old Boy’s Club” di Inggris sudah
memperdebatkan teori eter dalam waktu yang cukup lama, dan Tesla, si
pendatang baru, pasti telah merusak kebanggaan mereka sebagai hakim garis,
dengan melakukan perjalanan terakhir untuk pendaratan.
Pada tahun 1847, Wm. Thomson, dalam mendiskusikan gerakan
benda magnetizable di medan gaya non-seragam, mengatakan bahwa benda
bermuatan menarik benda yang memiliki kapasitas induksi spesifik yang lebih
besar daripada medium di sekelilingnya, dan menolak benda yang memiliki
kapasitas induksi spesifik yang lebih rendah, untuk menghasilkan jalur
berkonduksi terbaik menuju garis gaya.
Thomson juga menyatakan bahwa elektroda yang terbenam dalam
medium penyekat cair (analogi eksperimen dengan benda di ruang penuh
eter), pada “...frekuensi cukup tinggi”, akan menyebabkan gravitasi gas di
sekelilingnya semuanya menuju elektroda, tapi terdapat opini umum (darinya
dan rekan-rekan se-Eropanya) bahwa “mustahil” frekuensi seperti itu dapat
dicapai. Opini terakhir ini kemudian segera dibantah oleh seorang pengikut dan
pengagum penelitian Thomson.
Dalam pernyataan ulangan, Thomson yang lain—J.J. Thomson—
mengklaim telah secara matematis mengembangkan teori pipa-pipa
gaya bergerak (Phil. Mag, xxxi [1891], p. 149). Untuk penelitiannya, Recent
Researches in Electricity and Magnetism (1893, p. 13), dia berhipotesis bahwa
“eter adalah gudang momentum mekanis”, tapi apakah ini benar? Bukankah
lebih mungkin bahwa “gudang” “momentum mekanis” berada dalam “materi
berat” yang bereaksi dengan eter?
Kuliah Nikola Tesla di hadapan A.I.E.E. di Columbia College pada
tahun 1891 didasarkan pada eksperimen-eksperimen sebelumnya. Dia
menyebutkan “pipa-pipa gaya” dan mengungkapkan beberapa penemuannya
menyangkut eter dan momentum. Kuliahnya pada Februari 1892 di hadapan
Institute of Electrical Engineers, London, pada masa Good Old Boys masih
80
memperdebatkan apakah aksi elektromagnetik dapat terjadi pada eter bebas,
Tesla menjelaskan bahwa dirinya berencana menjalankan motor di kejauhan
lewat energi nirkabel, dengan peralatan yang telah dia buat, serta berencana
menyuling energi bebas dari lingkungan.
Empat tahun kemudian, Wm. Thomson menyatakan “kecenderungan”-
nya untuk “berspekulasi” bahwa “perubahan gaya elektrostatis yang
disebabkan oleh elektrifikasi yang berubah-ubah dengan pesat” dijalarkan
oleh “gelombang-gelombang kondensasi pada eter bercahaya (luminiferous
aether)” (Bottomley, Nature liii [1896], p. 268). Ini tampaknya mengindikasikan
bahwa Thomson mulai menerima Tesla secara serius.
Dalam kuliahnya untuk Good Old Boys di London pada tahun 1892,
Tesla menyatakan bahwa frekuensi ‘yang diperlukan’ itu—yang oleh Thomson
disebut “mustahil” diproduksi—”...lebih rendah dari yang diperkirakan semula”,
dan selanjutnya (di bagian relevan, penekanan adalah tambahan dari saya):
“Kita bisa saja membuat molekul-molekul gas saling bertubrukan dengan
memanfaatkan impuls elektrik berfrekuensi tinggi yang berubah-ubah,
sehingga kita dapat meniru proses nyala api; dan dari eksperimen-eksperimen
high frequency yang telah mampu kita peroleh, saya pikir hasilnya dapat
dibuat dengan impuls-impuls yang bisa ditransmisikan melalui konduktor.”
“...Saya menaruh perhatian besar untuk mendemonstrasikan kekakuan
gumpalan gas”...”dengan frekuensi serendah itu, katakanlah 10.000 per
detik, yang dapat saya hasilkan dari alternator khusus tanpa kesulitan.” “...
bagaimana medium gas harus bertindak di bawah pengaruh tekanan-tekanan
elektrostatis sangat besar yang mungkin aktif di ruang antarbintang, dan yang
mungkin berubah-ubah dengan kecepatan tak terbayangkan?”
Dalam hal ini, Tesla tampaknya juga menyebut ZPR omnidirectional.
Pernyataannya juga memperlihatkan bahwa dia sedang berupaya menyusun
pikirannya tentang karakteristik eter, seperti pertanyaan apakah eter itu kaku
atau cair, dan di bawah kondisi apa eter akan berubah, serta sifat dinamis
atau statisnya, densitasnya tinggi atau rendah, dan seterusnya: “Apa yang
menentukan kekakuan sebuah benda? Pasti kecepatan dan jumlah materi
yang bergerak. Dalam lingkungan gas, kecepatan benda mungkin sangat
tinggi, tapi densitasnya kecil sekali, dalam lingkungan cairan, kecepatannya
kemungkinan besar kecil, meski densitasnya amat tinggi; dan dalam kedua
kasus, penolakan kelembaman mempertegas dirinya. Sebuah benda bisa saja
81
bergerak dengan sedikit atau banyak kebebasan melewati massa bervibrasi,
namun secara keseluruhan ia akan kaku.”
Pernyataan ini mencerminkan ujicoba Tesla sebelumnya, karena,
sebelum kuliahnya di London tahun 1892, dia telah menjalankan ujicoba
antara dua pelat yang yang dielektrifikasi, menyatakan bahwa “ruang”
di antara kedua pelat menjadi “solid state” (kondisi padat) saat terkena
“frekuensi dan voltase cukup tinggi”. Ini menjawab isu tentang bagaimana
“benda padat” dapat melewati massa eter yang padat, bervibrasi, dan
interpenetrating (saling menembus) yang secara keseluruhan bersifat kaku.
Inilah esensi bagaimana “penolakan kelembaman” ‘kerangka eter’ pokok dapat
dikumpulkan oleh benda yang dielektrifikasi yang mengaktifkan eter dengan
arus-arus “berfrekuensi dan bervoltase cukup tinggi”. Sementara penolakan
kelembaman eter “mempertegas” diri, benda yang dielektrifikasi tersebut
terdorong melintasi eter oleh gaya tolak MHD, yang sebenarnya merupakan
gaya “bor mikroheliks”.
“Alternator khusus” yang dibicarakan Tesla berdiameter 32 inchi, yang,
jika serupa dengan tipe yang digunakan pada piring terbang yang saya lihat
di tahun 1953, barangkali dikendalikan oleh salah satu turbin tanpa bilah
(bladeless turbine) milik Tesla. Di tahun 1890-an, Tesla mengatakan bahwa
alternator tersebut telah menghasilkan hingga 10 ampere dan 30 kilocycle.
Salah satu alternator itu diperlihatkan di bawah ini:

Piring terbang yang saya lihat di tahun 1953 memperlihatkan


karakteristik presesi yang boleh jadi disebabkan oleh penggunaan alternator
demikian, yang output dan rpm (rotate per minute)nya di bawah keadaan
tersebut dapat diubah-ubah bersama level tenaga piring terbang, seakan-akan
82
diputar semakin cepat oleh turbin saat pesawat menggunakan semakin
banyak tenaga untuk berakselerasi. Sudut tinggi dan frekuensi rendah presesi
sesuai dengan penggunaan alternator berdiameter besar dan berfrekuensi
tinggi, yang diputar secara lebih lambat pada saat melayang-layang, dan rpm-
nya ditingkatkan untuk menghasilkan tenaga yang lebih besar ketika pesawat
berakselerasi.
Karena alternator tersebut kemungkinan besar dipasangkan secara kuat
pada airframe pesawat, itu dapat membuat keseluruhan pesawat bergerak
presesi pada saat melayang-layang, sedangkan akselerasi menurun (downward
acceleration) akibat gravitasi diseimbangkan oleh akselerasi elektropulsi
naik (upward electropulsive acceleration), ketika pesawat melayang-layang
pada tempatnya di atas bumi. Fenomena ini menunjukkan bahwa gerakan
presesi yang saya lihat pada tahun 1953 disebabkan oleh mesin internal yang
berotasi, atau oleh momentum sudut “virtual” yang dihasilkan oleh efek-efek
elektropulsi.
Gaya seimbang yang menahan pesawat di udara ekuivalen dengan
menahannya di “gimbals5 udara”, sehingga pesawat melakukan gerakan
presesi secara bebas menurut kecepatan massa dan momentum sudut
alternator yang berotasi. Ini memerlukan tenaga yang sangat kecil, sebab
gaya elektropulsi mengurangi kelembaman pesawat hingga hampir nol. Di
sisi lain, gaya rotasi yang ditanamkan medan magnet pada arus listrik, untuk
menghasilkan mikroheliks, boleh jadi merupakan penyebab presesi, sebagai
“reaksi setara dan berlawanan”, melalui aksi rotasi presesi kolektif yang
ditanamkan pada semua atom seluruh massa pesawat.
Tesla memecahkan masalah bagaimana menetralkan kecenderungan
pesawat untuk berotasi akibat tenaga putar alternator atau turbin, dengan
menggunakan dua turbin atau alternator, dipasang pada poros paralel
dalam satu arah atau berotasi-imbang, sebagaimana dinyatakan dalam
patennya nomor 1.655.114, Apparatus for Aerial Transportation, 3 Januari 1928.
Kenyataannya, alternator dan turbin tunggal yang berputar pada poros paralel
terpisah, yang dihubungkan oleh gear box (kotak persneling), akan melakukan
hal yang sama.
Ketika pesawat berakselerasi hingga kekuatan dan kecepatan penuh,
laju presesinya yang rendah dan sudut presesinya yang tinggi menjadi hanya
5 Susunan cincin dan poros guna mempertahankan posisi horizontal peralatan dalam kapal,
pesawat, dan lain-lain—penj.
83
goyangan high frequency, sementara pesawat terlempar jauh dalam 3 detik
(saya perkirakan sejauh 7,5 mil). Ini cocok dengan alternator yang diputar
dengan kecepatan yang semakin tinggi. Goyangan presesi cepat keliling
pesawat cenderung mengaburkan garis bentuknya, sehingga membuat kita
sulit untuk memperoleh definisi tepat bentuk piring terbang dalam foto dan
video. Berpasangan dengan getaran fisik ini adalah “efek Faraday”—”efek
magneto-optical”—yang cenderung mengaburkan garis bentuk objek yang
terkena medan elektromagnetik kuat. Perluasan medan listrik pesawat juga
memperluas medan magnetnya, dan menimbulkan rotasi bidang optis, jadi
di samping efek visual osilasi presesi high frequency, bidang optis betul-
betul diputar untuk menciptakan “efek magneto-optical” aneh yang sering
dilaporkan para saksi, dan menjadi terdistorsi dalam pikiran penganut mistik,
yang berpikir bahwa itu adalah semacam efek “perjalanan waktu” atau
“perjalanan antardimensi”, “lengkungan ruang” atau “pembelitan” “ruang dan
waktu” oleh “benda berotasi” saat melintasi ruang, ala Einstein, kecuali piring
terbang tidak “berputar”, sebagaimana terbukti melalui Peiltochterkompass
milik saya, dan Einstein hanya omong-kosong.
Piring terbang mungkin digerakkan oleh alternator Tesla, kumparan
Tesla, atau kombinasi keduanya. Tesla menyatakan bahwa arus yang
diperlukan dapat disampaikan oleh konduktor, yang memperkenankan kontrol
instan pesawat dengan menggunakan stepping switch atau relay bervoltase
tinggi. Karena biasanya dibutuhkan generator daya on-board, penggunaan
alternator lebih tepat dibanding kombinasi kondensor, kumparan, dan spark
gap, sebab pengubahan high frequency yang dibutuhkan dapat dengan mudah
dinaikkan ke voltase lebih tinggi melalui beberapa kumparan “tambahan” yang
terjalin erat, ditempatkan di sekitar pesawat.
Mungkin juga kokpit berbentuk bola digunakan pada beberapa
Kreisel Teller (“Gyrating Saucer”) Jerman tahun 1940-an. Kokpit berbentuk
bola itu diberi tekanan udara, dipasang pada gimbals, dan digirostabilkan
(gyro-stabilized) dengan Meisterkreiselkompass (“Master-gyro-compass”)
berorientasi horizontal, yang tidak hanya akan menggirostabilkan kokpit saat
bagian luar piring bergerak presesi secara liar, tapi juga akan menyediakan
polar compass yang mengarah ke slave compass:
84

Ketika bagian luar pesawat bergerak presesi—lantaran alternator


dikuncikan ke airframe bagian luar—kokpit bagian dalam akan digirostabilkan,
sehingga pilot dan awak bisa melihat lingkungan luar. Dengan sudut presesi
45 derajat pun, pilot masih bisa melihat di mana dia berada, dan ke mana dia
pergi. Saya tidak dapat melihat bagian atas piring terbang yang saya saksikan
di tahun 1953, sehingga tak dapat mengatakan bagaimana sistem penglihatan
yang dipakainya.

TEORI GRAVITASI DINAMIS TESLA


Berdasarkan kuliah Tesla yang disiapkan untuk Institute of Immigrant Welfare
(12 Mei 1938), Teori Gravitasi Dinamis-nya merupakan salah satu dari dua
penemuan luas, yang dia “...susun secara detail”, di tahun 1893 dan 1894.
Kuliah 1893 tersebut terjadi kurang dari 5 tahun sebelum kematiannya.
Pernyataan yang lebih lengkap menyangkut penemuan-penemuan
ini hanya dapat dikumpulkan sedikit dari sumber-sumber yang terpencar
dan berserakan, sebab paper Tesla disembunyikan di ruangan besi milik
pemerintah untuk alasan “keamanan nasional”. Pada saat saya secara khusus
meminta paper-paper ini di “National Security Research Center”—kini menjadi
85
“Robert J. Oppenheimer Research Center”—di tahun 1979, saya tidak diberi
akses karena dokumen tersebut bersifat rahasia, meskipun pada hari yang
sama saya menemukan perencanaan bom hidrogen di sebuah rak terbuka, dan
saya menceritakannya kepada seorang mahasiswa sarjana Harvard di sebuah
restoran di Santa Fe. Orang tersebut kemudian pergi ke Los Alamos, menyalin
dokumen perencanaan itu, dan membeberkannya di Harvard.
Dalam kuliahnya di tahun 1938, Tesla mengatakan bahwa dirinya
sedang maju dengan penelitiannya, dan berharap untuk “segera”
mempersembahkan teorinya kepada dunia, jadi sangat jelas bahwa
tujuannya adalah “mempersembahkannya kepada dunia”, segera setelah dia
menyelesaikan pengembangannya yang rahasia.
“Dua penemuan besar” yang dihubungkan dengan Tesla adalah:
1. Teori Gravitasi Dinamis (Dynamic Theory of Gravity) – yang berasumsi
penyimpangan gaya (afield of force) sebagai penyebab gerakan
benda-benda di angkasa; asumsi medan gaya ini melepaskan
konsep lengkungan ruang (ala Einstein); eter memiliki fungsi
tak terhindarkan dalam fenomena tersebut (gravitasi universal,
kelembaman, momentum, pergerakan benda-benda langit, dan juga
semua materi atom dan molekul);
2. Energi Lingkungan (Environmental Energy) – Penemuan Kebenaran
fisikal yang baru: tak ada energi dalam materi selain yang diterima
dari lingkungan. Pada pengumuman ulang tahun Tesla yang biasa—
pada ulang tahunnya yang ke-79 (1935)—Tesla memberi keterangan
singkat mengenai teori ini dengan mengatakan bahwa itu berlaku
pada molekul dan atom dan juga pada benda-benda langit yang
paling besar, serta pada “...semua materi di alam semesta dalam
semua fase eksistensinya mulai dari pembentukannya hingga
kehancuran finalnya.”
Mereka yang terilhami teori relativis sering merujuk “energi murni”
dalam suatu “bentuk”, padahal tak ada hal semacam itu, sebab “energi”
merupakan “kemampuan” abstrak yang senantiasa ada seterusnya. Siapa
yang mengatakan “bentuk” mana yang “murni”, dan bentuk mana yang tidak?
Filsuf idola saya, Ayn Rand, mengatakan: “Pada kenyataannya,
tidak ada kontradiksi. Sesuatu adalah sesuatu, terlepas dari apakah kita
mengetahuinya atau tidak. Periksalah premis Anda.” Jika istilah “energi”
adalah satu-satunya abstraksi yang tepat, maka itu tak eksis dalam bentuk
86
fisik, dan sebetulnya menggambarkan potensi untuk melakukan work sebagai
produk sampingan materi dan radiasi elektromagnetik dalam gerakan
perpetual, yang beberapa gayanya dialihkan melewati satu jalur di mana ia
melakukan work yang diinginkan sambil berjalan sukaria di alam semesta.
Setiap perubahan bentuk materi atau radiasi melibatkan “work” yang
merangsang perubahan, atau “work” yang dirangsang oleh perubahan. Tanpa
“work” tak ada perubahan, tetapi semua work pada akhirnya merupakan
produk alam semesta dalam gerakan perpetual dan self-sustaining, sebagai
satu kaidah dan bukan pengecualian.
Adapun teori Tesla, kita memiliki petunjuk, misalnya, bahwa
bumi adalah “bintang kelahiran manusia”. Dengan ungkapan puitis, dia
menyembunyikan maksud ilmiah dalam banyak pernyataannya, seperti,
menggunakan “halilintar Jove” (dewa langit Indo-Eropa), manusia
“menghancurkan waktu dan ruang”, sebagai kiasan terhadap penggunaan
elektro-propulsi (“halilintar”), bepergian sangat cepat sehingga waktu dan
ruang menjadi “hancur”. Di manapun pemerintah mencuri dokumennya, kita
harus mencari pengertiannya di tempat lain. Dalam sebuah artikel, Man’s
Greatest Achievement6, Tesla menguraikan Teori Gravitasi Dinamis-nya dalam
bentuk puitis (sebagaimana saya uraikan):
■ Eter bercahaya memenuhi seluruh angkasa
■ Eter ditindak oleh gaya kreatif pemberi kehidupan
■ Eter terlempar ke dalam ”pusaran infinitesimal” (“mikroheliks”)
mendekati kecepatan cahaya, menjadi materi berat
■ Saat gaya surut dan gerakan berhenti, materi kembali ke eter
(bentuk “pembusukan atom”)
■ Manusia dapat memanfaatkan proses-proses ini untuk:
– Mengendapkan materi dari eter
– Menciptakan apapun yang dia inginkan dengan materi dan energi
yang diperoleh
– Mengubah ukuran bumi
– Mengendalikan musim-musim di bumi (mengendalikan cuaca)
– Memandu jalur bumi di alam semesta, seperti pesawat antariksa
– Menyebabkan tubrukan planet-planet untuk menghasilkan
matahari baru, bintang, panas, dan cahaya

6 John J. O’Neill, Prodigal Genius, 1944, pp. 251-252.


87
– Memulai dan mengembangkan kehidupan dalam bentuk-bentuk
yang tak terbatas
Tesla merujuk kepada energi tak terbatas, yang diperoleh dari
lingkungan. Beberapa penemuan utamanya dalam free energy telah
menjadi harta curian eksklusif Pemerintahan Rahasia kita. Pengkonversian
energi menjadi gaya yang lebih kuat—elektropulsi—yang digunakan untuk
mengendalikan gaya gravitasi yang jauh lebih lemah, akan menyelesaikan
lebih banyak work dalam jumlah waktu yang sama, dan menghasilkan hasil
yang “over unity”.
Walaupun begitu, beberapa konseptualisasi Tesla yang luar biasa
mengenai eter telah diuraikan secara rinci, dalam kuliah-kuliahnya yang
terdahulu di tahun 1890-an.7 Belakangan dia mencemooh teori-teori Maxwell,
Hertz, Lorentz, dan Einstein, yang keliru dan terbatas.
Eter Tesla bukanlah eter “padat” dengan “kerenggangan baja” ala
Maxwell dan Hertz, dan bukan pula eter gas ala Lorentz yang tanggung. Eter
Tesla terdiri dari “pengangkut yang terbenam dalam cairan penyekat”, yang
mengisi seluruh angkasa. Atributnya berubah-ubah sesuai pergerakan relatif,
kehadiran massa, dan lingkungan listrik dan magnet.
Eter Tesla dikakukan oleh gaya elektrostatis yang berubah-ubah
cepat, dan dengan demikian terlibat dalam efek gravitasi, kelembaman, dan
momentum, terutama di angkasa dekat bumi, karena, sebagaimana dijelaskan
oleh Tesla, bumi itu “...seperti sebuah bola logam bermuatan yang bergerak di
angkasa”, yang menciptakan gaya elektrostatis sangat besar yang berubah-
ubah cepat yang intensitasnya berkurang seiring kuadrat jarak dari bumi,
persis seperti gravitasi. Karena arah penjalaran menyebar dari bumi, gaya
gravitasi tersebut mengarah ke bumi.
Tesla mulai menyelesaikan Teori Gravitasi Dinamis-nya pada periode
yang hampir sama dengan pengungkapan hasil-hasil eksperimen dan teori-
teorinya dalam 3 kuliahnya, yang seringkali diilustrasikan dengan demonstrasi
penggunaan peralatan temuan Tesla, sebagaimana diungkapkan dalam 8
kutipan berikut, di bagian relevan (penekanan adalah dari saya):
1. “Medium paling probabel yang memenuhi angkasa adalah medium
yang terdiri dari pengangkut independen yang terbenam dalam cairan
penyekat.”
7 T. C. Martin, Inventions, Researches and Writings of Nicola Tesla, 1894, Chapter XXV -
Introduction – The Scope of the Tesla Lectures.
88
2. “Dalam eksperimen-eksperimennya, dia pertama-tama memikirkan
suatu fenomena yang dihasilkan oleh gaya elektrostatis, yang—
berdasarkan teori-teori modern—dia anggap sebagai gaya terpenting
di alam yang harus kita selidiki.”
3. “Dia mengilustrasikan bagaimana gerakan mekanis dihasilkan oleh
gaya elektrostatis yang berubah-ubah yang beraksi di medium gas.”
4. “Salah satu hasil paling menarik yang dicapai dalam eksperimen-
eksperimen ini adalah demonstrasi fakta bahwa medium gas—
yang padanya vibrasi ditanamkan oleh perubahan cepat tenaga
elektrostatis—bersifat kaku.”
5. “Jika tekanan elektrostatis sangat besar (yang intensitasnya
berubah-ubah cepat) diasumsikan beraksi di medium ini, itu akan
memperkenankan gerakan benda melintasinya, tapi bersifat kaku
dan elastis, walaupun cairan itu sendiri barangkali sama sekali tidak
memiliki atribut ini.”
6. “...berdasarkan asumsi bahwa pengangkut independen
berkonfigurasi sedemikian rupa sehingga resistensi cairan terhadap
gerakan ke satu arah lebih besar daripada terhadap gerakan ke arah
lain, tekanan bersifat tersebut akan menyebabkan pengangkut-
pengangkut itu menyusun diri secara berkelompok, karena mereka
akan beralih ke sisi-sisi satu sama lain yang berdensitas elektris
paling besar, yang dalam posisi tersebut resistensi cairan untuk
mendekati akan lebih kecil daripada untuk menjauhi.”
7. “Jika kol terbentuk di medium berkarakteristik di atas oleh tenaga
stabil, pertukaran pengangkut akan berlangsung terus-menerus,
dan akan ada lebih sedikit pengangkut per unit volume pada brush
daripada di ruang pada jarak tertentu dari elektroda, ini dapat
disamakan dengan penipisan (rarefaction).”
8. “Jika tenaga tersebut berubah-ubah cepat, maka hasilnya akan
sangat berbeda; semakin tinggi frekuensi pulse, semakin lambat
pertukaran pengangkut; pada akhirnya, gerakan translasi di ruang
terukur akan berhenti dan, dengan frekuensi dan intensitas tekanan
cukup tinggi, pengangkut-pengangkut itu akan tertarik menuju
elektroda, dan pemampatan akan dihasilkan.”
Kedelapan kutipan di atas bisa lebih disingkat menjadi 4 pernyataan
berikut yang relevan dengan teknologi elektro-propulsi:
89
1. Gerakan-gerakan mekanis bisa dihasilkan dengan mengubah-ubah
gaya elektrostatis yang beraksi di medium gas (eter), yang dengan
demikian menjadi kaku, tapi memperkenankan benda padat untuk
lewat.
2. Di bawah pengaruh tekanan ke satu arah (di bawah pengaruh
polarisasi cahaya atau panas), pengangkut-pengangkut dapat
mengelompok, membentuk pipa-pipa gaya, menciptakan lebih
banyak kemudahan pergerakan ke arah tersebut.
3. Jika kol (DC) dihasilkan oleh kekuatan stabil, pertukaran pengangkut
secara terus-menerus terjadi sejalan dengan penipisan eter,
sementara pipa-pipa gaya ditarik ke dalam konduktor.
4. Dengan intensitas tekanan dan frekuensi cukup tinggi ke arah
berlawanan, pertukaran pengangkut terhalangi oleh pemampatan
eter, memaksa pipa-pipa gaya untuk larut dalam konduktor-
konduktor pesawat, menanamkan momentum elektromagnetik.
Sistem ini, menggunakan dua jenis tenaga (AC dan DC), dikenal
sebagai “p2”.
Tenaga stabil kol menciptakan pertukaran pengangkut, ‘mengesahkan’
(meregangkan) medium kaku yang elastis (tersusun dari pengangkut-
pengangkut yang terbenam dalam cairan penyekat) mendahului pesawat,
sementara AC high frequency di bagian belakang pesawat memampatkan
mereka, menghalangi pertukaran dari bagian belakang pesawat, melarutkan
pipa-pipa gaya (“mikroheliks” saya), menciptakan momentum instan, normal
terhadap permukaan pesawat (yang siku-siku terhadap medan magnet dan
listrik).
Di tahun 1884, teorema John Henry Poynting menyatakan bahwa fluks
energi di tempat manapun direpresentasikan oleh hasil vektor gaya magnet
dan listrik, dikalikan dengan C/4*PI.8 Ini mengimplikasikan bahwa gaya-
gaya pada konduktor dapat diubah ke dalam bentuk lain. Pada tahun 1893,
J.J. Thomson menyatakan hal yang sama, dia mengatakan, “...eter itu sendiri
merupakan kendaraan momentum mekanis, sebesar (1/4*PI*C) (D*B) per unit
volume.9
(Menggunakan Unit e. -s. untuk D dan E
dan Unit e. -m. untuk B dan H)
8 Phil Trans. clxxv (1884), p. 343.
9 Recent Researches in Elect, and Mag. (1893), p. 13.
90
E = electrical force (gaya listrik)
D = electrical displacement (pemindahan listrik)
H = magnetic force (gaya magnet)
B = magnetic induction (induksi magnet)

Teori Heinrich Hertz10 menyatakan bahwa dua sistem arus yang


berubah-ubah semestinya mengerahkan gaya ponderomotive terhadap satu
sama lain akibat adanya perbedaan. Ketidaksetujuan Tesla rupanya didasarkan
pada fakta bahwa dirinya telah membuktikan bahwa “gaya ponderomotive”
tidak disebabkan oleh “arus-arus yang berubah-ubah” belaka, tapi oleh
penipisan (rarefaction) dan pemampatan pengangkut eter, secara berturut-
turut, yang dihasilkan oleh jenis arus lain (elektrostatis DC AC yang berubah-
ubah cepat).
J.J. Thomson11 telah mengembangkan secara luas teori pipa-pipa gaya
yang bergerak, baik gaya magnet maupun listrik, yang menyatakan bahwa
efek magnetik adalah efek sekunder yang dihasilkan oleh pergerakan pipa-
pipa listrik, dan berasumsi bahwa:
■ pipa-pipa eksis di setiap tempat di ruang, baik dalam sirkuit tertutup
ataupun penghentian pada atom-atom;
■ gaya listrik hanya dapat dirasakan manakala pipa-pipa listrik
memiliki kecenderungan lebih besar untuk membentang ke satu
arah;
■ di medan magnet stabil, pipa-pipa positif dan negatif dapat
bergerak dalam arah berlawanan dengan kecepatan setara;
■ sorot cahaya adalah sekelompok pipa-pipa listrik yang bergerak pada
kecepatan C yang siku-siku terhadap panjang mereka (ini menjadi
penjelasan yang baik atas polarisasi bidang rotasi).
Tesla mengatakan bahwa “dirigible torpedo” (torpedo zeplin) miliknya
dapat terbang dengan kecepatan maksimum 300 mil per detik, mungkin
karena kecepatan melajunya sekitar pecahan maksimum C. Publikasi Thomson
berikutnya mengenai subjek ini menyusul kuliah-kuliah Tesla tahun 1891 di
hadapan Royal Society di London, dan tampaknya mengungkap penelitian
Tesla, menyatakan bahwa:

10 Ann. d. Phys. Xxxi (1887), p. 421; Hertz's Electric Waves, translated by D.E. Jones, p. 29.
11 Recent Researches in Elect. And Mag. (1893), p. 13.
91
■ gaya ponderomotive dikerahkan pada konduktor yang mengangkut
arus listrik, terdiri atas pemindahan momentum mekanis dari agen
yang mengerahkan gaya tersebut ke benda yang mengalaminya;
■ jika pipa-pipa bergerak yang memasuki konduktor terlarut di
dalamnya, momentum mekanis diberikan kepada konduktor
tersebut;
■ momentum demikian harus siku-siku terhadap pipa dan terhadap
induksi magnet;
■ momentum yang tersimpan dalam unit volume medan adalah
proporsional dengan hasil vektor listrik dan magnet.
Hipotesis Momentum Elektromagnetik “Thomson” kemudian
dikembangkan oleh H. Poincare12 dan M. Abraham13.
Pada tahun 1910, konon14 konsekuensi dari pengumuman-pengumuman
ini meninggalkan 3 alternatif:
1. Memodifikasi teori tersebut untuk mengurangi gaya yang dihasilkan
terhadap elemen eter bebas hingga nol (sebagaimana Maxwell,
Hertz, dan Einstein);
2. Mengasumsikan bahwa gaya tersebut membuat eter bergerak
(sebagaimana Helmholtz);
3. Menerima prinsip bahwa eter adalah kendaraan momentum
mekanis sebesar [D-B] per unit volume (sebagaimana Poynting dan
J.J. Thomson).
Kekeliruan Whittaker yang terbesar adalah mengabaikan teori Tesla
secara keseluruhan. Setelah eksperimen-eksperimen Tesla memverifikasinya,
tepat di hadapan para anggota Royal Academy yang terhormat, “ketiga
alternatif (terkemudian)” tersebut diperdebatkan, dan eksis sebuah teori baru,
yaitu teori Tesla.

RAHASIA TESLA
Dikarenakan sikapnya yang suka damai, semula Tesla berpikir untuk
menyerahkan mesin terbang elektrisnya kepada Konvensi Genewa atau Liga
Bangsa-bangsa, untuk digunakan dalam ‘menjaga ketertiban dunia’ demi

12 Archives Ne erl (2) v (1900), p. 252.


13 Gott, Nach., 1902, p. 20.
14 Sir Edmund Whittaker, A History of the Theories of the Aether and Electricity, 1910,

Edinborough.
92
mencegah perang. Kemudian, kecewa setelah Perang Dunia I dengan
runtuhnya Liga Bangsa-bangsa, dia mengatakan bahwa dirinya “...
meremehkan kepasitas tempur manusia”.15
Di tahun 1919, alasannya untuk meningkatkan kerahasiaan muncul
dalam sebuah wawancara dengan Frederick M. Kerby, untuk majalah
Resolution, saat mendiskusikan pesawat yang mampu terbang pulang-
pergi antara New York dan London dalam “tiga jam”: “...sekarang kita
menghadapi kemungkinan peperangan yang mengerikan antara bangsa-
bangsa dari jarak ribuan mil, dengan persenjataan yang begitu destruktif
dan mengacaukan sehingga dunia tak mampu memikulnya. Itulah mengapa
tak boleh ada lagi perang.” Dengan tolakan pemerintah terhadap sarannya
mengenai pertahanan, satu-satunya jalan bagi Tesla adalah menyembunyikan
rahasianya dari dunia, dan mencegah penemuan ke arah tersebut.
Pada tahun 1929, Tesla mengejek eksperimen-eksperimen Heinrich
Hertz selama 1887-1889 yang membuktikan teori Maxwellian, eter “tanpa
struktur” (structureless) yang mengisi semua ruang, dan “memiliki
kerenggangan yang tak terbayangkan namun padat dan memiliki kekakuan
yang lebih besar dibanding baja yang paling keras sekalipun”. Tesla waktu
itu justru berargumen sebaliknya, dia mengatakan selalu percaya akan eter
“gas” di mana dia telah mengamati gelombang yang lebih mirip dengan
gelombang suara. Dia menceritakan bagaimana dirinya mengembangkan
“pipa vakum bentuk baru” di tahun 1896 (yang saya sebut sebagai “Tesla
bulb”) “...sanggup diisi muatan hingga mencapai tenaga yang diinginkan,
dan mengoperasikannya dengan tekanan efektif sekitar 4.000.000 volt.” Dia
menggambarkan bagaimana discharge korona keunguan di sekitar bulb saat
digunakan, membuktikan eksistensi “partikel-partikel yang lebih kecil daripada
udara”, dan gas yang begitu ringan sehingga volume seukuran bumi pun
hanya berbobot 1/20 pon. Lebih jauh dia mengatakan bahwa gelombang suara
bergerak dengan kecepatan cahaya di medium ini.16
Tesla menyebutkan penggunaan pipa khususnya untuk menyelidiki
sinar kosmik17, mengatakan bahwa saat pancarannya ditimpakan pada
material target, emisi radioaktif dihasilkan, dan bahwa benda-benda radioaktif
merupakan “target” yang terus-menerus dibombardir oleh “peluru-peluru

15 New York Times, July 10, 1934.


16 New York Herald Tribune, Sept. 22, 1929, pp. 1,29.
17 Letter, New York Times, Feb. 6,1932, p. 16, col. 8.
93
infinitesimal yang diproyeksikan dari semua bagian alam semesta”, yang
tanpanya “semua keradioaktifan akan berhenti”. Deskripsinya soal “peluru-
peluru” ini serupa dengan ZPR.
Pada 15 April 193218, Tesla mengatakan bahwa teori Einstein yang
menyangkut pengubahan materi menjadi gaya, dan gaya menjadi materi,
adalah “absurd”. Dia menyamakannya dengan perbedaan antara tubuh dan
pikiran, mengatakan bahwa gaya adalah “...fungsi materi”, dan bahwa, persis
sebagaimana pikiran yang tak dapat hidup tanpa tubuh, “...tanpa materi,
takkan ada gaya”.
Pada 11 September 1932 (New York Herald Tribune), Tesla mencemooh
eter Maxwellian/Hertzian, sambil mengatakan bahwa gelombang
berfrekuensi lebih tinggi “...mengikuti lekukan bumi dan menekuki rintangan”,
sedangkan dalam sebuah surat kepada New York Times bertanggal 8 April
1934 mengatakan bahwa gelombang pendek untuk “kegunaan daya”
“berseni nirkabel” adalah tidak tepat, dan bahwa daya akan berjalan dalam
“gelombang panjang”. Serangan Tesla di tahun 1929 terhadap teori eter
Maxwellian/Hertzian—39 tahun kemudian, pada saat datangnya Relativisme—
hanya relevan dengan teori rahasianya, bukan untuk menyingkap atau
mempromosikannya, melainkan untuk menyembunyikannya.

SIFAT LISTRIK
Apa yang dirujuk oleh para fisikawan eter lama ketika mereka berusaha
melukiskan “cairan sempurna yang tak termampatkan”? Apa yang dapat
dilakukan oleh “cairan sempurna”? Ia mampu “membasahi” segala hal yang
bersentuhan dengannya, misalnya proton, dan dapat mengalir ke mana pun
tanpa resistensi. “Cairan” pertama—eter—dapat mengalir ke mana pun, dan
berkat densitas dan kehalusannya yang sangat tinggi, tak ada yang dapat
menghentikannya, dan ia tidak merasakan resistensi, tapi hanya materi yang
merasakan resistensi, tergantung pada keadaan. “Cairan” lain—listrik—dapat
mengalir di tempat-tempat tertentu, dan hanya membasahi benda tertentu,
tapi seringkali menemui resistensi.
Dalam rangka memahami eter, kita harus memahami listrik secara lebih
dalam. Sebagaimana air, proton hanya akan menampung begitu banyak listrik
di permukaannya, tapi ‘permukaan’ proton barangkali serupa dengan area
luar sekawanan lebah mekanis berbentuk bola yang melayang-layang, yang
18 Nikola Tesla Papers, Rare Books and Manuscript Library, Columbia University.
94
ditenagai oleh ZPR, di mana kelompok “lebah” yang lebih sesak/padat
mengarah ke pusat “bola”. Jika kawanan lebah ini terkena gelombang kabut
hujan (‘angin’ eterik), semua lebah harus berputar untuk menghadap angin
eterik tersebut demi mempertahankan formasi mereka. Tetesan ‘air’—
submuatan listrik yang diangkut oleh angin eterik—cenderung mengelompok
di sekitar sisi depan. Masing-masing lebah, saat mengepakkan sayapnya,
hanya akan begitu basah (sehingga kelebihan ‘air’ terpercikkan dan terangkut
ke lebah berikutnya, atau kawanan lebah berikutnya) oleh angin eterik, dan
begitu seterusnya, sehingga ‘arus’ tetesan terus mengalir melewati bola lebah
akibat gerakannya melewati angin eterik, dan mentransfer momentum di
antara massa.
‘Air’ tersebut cenderung berguguran dalam tetesan lebih besar, yang
terbentuk dari tetesan-tetesan kecil yang mengumpul di setiap lebah.
Sebagaimana pada mekanika cairan, ukuran ‘tetesan’ adalah hasil dari
kekohesifan ‘cairan’ listrik, area permukaan setiap ‘lebah’, dan ruang di
antara setiap lebah, yang kesemuanya mempengaruhi ukuran akhir setiap
‘tetesan’ besar (“elektron”) yang cukup mengumpul untuk membentuknya.
Jika seseorang menganalisa aliran “tetesan” (yaitu “quantum”) per unit massa
secara matematis, maka dia akan mendapatkan laju rata-rata aliran charge/
cm3 angin eterik, untuk momentum, sebagaimana ditentukan oleh laju aliran
“arus”.
Seperti lebah-lebah ini, saat berhenti di atas bumi, sebuah benda
(elektron-elektronnya, atom-atomnya, dan molekul-molekulnya, serta ‘ruang’
yang melimpah di dalam dan di antaranya) bergerak dengan kecepatan
fantastik dan melewati medan eter alam semesta, akibat adanya revolusi
bumi, orbit, dan gerakan lainnya.
Dalam kuliah A.I.E.E.-nya di Columbia College tahun 1891, Tesla
mengatakan dalam bagian relevan (penekanan adalah dari saya): “Apa itu
listrik, dan apa itu magnetisme? ‘...Kita sekarang yakin bahwa fenomena listrik
dan magnet dapat diatributkan pada eter, dan barangkali kita benar ketika
mengatakan bahwa efek-efek listrik statis adalah efek-efek eter yang sedang
bergerak’, ‘...kita dapat membicarakan listrik atau kondisi, keadaan, atau
efek listrik’, ‘...kita harus membedakan dua efek semacam itu, berkarakter
berlawanan yang saling menetralkan’, ‘...sebab di medium beratribut eter,
kita tak mungkin bisa mengerahkan ketegangan/tekanan, atau menghasilkan
pemindahan atau gerakan apapun, tanpa menimbulkan efek setara dan
95
berlawanan di medium sekitarnya’. ‘...kondisinya menentukan sifat positif dan
negatif’. ‘Kita tahu bahwa ia bertindak seperti cairan tak termampatkan;’ ‘...
teori elektro-magnetik cahaya dan semua fakta yang kita teliti mengajarkan
kita bahwa fenomena listrik dan eter adalah identik’. ‘Perilaku eter yang
membingungkan sebagai benda padat terhadap gelombang cahaya dan panas,
dan sebagai cairan terhadap gerakan benda melewatinya, tentu saja dijelaskan
dengan cara yang paling alami dan memuaskan dengan mengaasumsikannya
sedang bergerak, sebagaimana dilontarkan oleh Sir William Thomson’.
‘Seseorang tak bisa membuktikan bahwa terdapat gelombang eter transverse
(melintang) yang dipancarkan dari sebuah mesin arus bolak-balik; terhadap
disturbansi selambat itu, eter, jika sedang diam, akan berperilaku seperti
cairan sungguhan’. Dalam pernyataan-pernyataannya, Tesla mengimbangkan
berbagai argumen dalam mempersiapkan keputusannya: “...Oleh karena itu,
listrik tak bisa disebut eter dalam pengertian yang luas; namun tak ada yang
akan menghalangi penyebutan eter listrik yang diasosiasikan dengan materi,
atau eter terikat; atau, dengan kata lain, bahwa muatan statis molekul adalah
eter yang diasosiasikan dengan molekul dalam suatu cara.”
“...Densitasnya tidak berbeda, agar eter tak termampatkan: karenanya,
ia harus berada di bawah suatu tekanan atau bergerak, dan yang terakhir
adalah yang paling probabel.” Karena itu, Tesla meyakini eter yang bergerak
relatif terhadap bumi, sebab bumi bergerak.
Satu hal yang disadari oleh Tesla adalah bahwa eter memiliki muatan
listrik yang tersimpan pada atom-atom. Dalam menopang konsep eter
“dinamis”, dia mendukung konsep “eter diam”, karena “gerakan” yang dia
rujuk adalah gerakan “tampak” eter yang dilihat oleh pengamat di bumi, relatif
terhadap eter diam.
Signifikansi gerakan kosmik terhadap efek elektromagnetik muatan
statis diangkat oleh Tesla dalam kuliahnya: “Sekitar 15 tahun lalu, Prof.
Rowland mendemonstrasikan fakta paling penting dan paling menarik, yaitu
bahwa muatan statis yang diangkut menghasilkan efek arus listrik.” “...dan
dengan memahami molekul-molekul bergerak yang diberi muatan secara
elektrostatis, fakta eksperimen ini memberi kita ide magnetisme yang jelas.
Kita dapat memahami garis-garis atau pipa-pipa gaya yang secara fisik eksis,
terbentuk dari deretan molekul bergerak yang diarahkan; kita bisa melihat
bahwa garis-garis ini pasti tertutup, sehingga mereka pasti cenderung
memendek dan meluas/mengembang, dan sebagainya. Itu juga menjelaskan
96
secara masuk akal fenomena yang paling membingungkan, yaitu magnetisme
permanen, dan secara umum memiliki semua keindahan teori Ampere tanpa
adanya cacat vital yang sama, yakni asumsi mengenai arus-arus molekul.
Tanpa membicarakan lebih jauh tentang subjek ini, saya ingin katakan
bahwa saya menganggap semua fenomena elektrostatis, arus, dan magnet
disebabkan oleh gaya elektrostatis molekul.”
Dalam pernyataan-pernyataan ini, Tesla menunjukkan dirinya
menyadari bahwa lokasi “diam” manapun di bumi sebetulnya bergerak dengan
kecepatan fantastis (“70.000 mil per jam). Muatan-muatan elektrostatis
yang “diangkut” adalah arus-arus antara atom dan eter, yang menghasilkan
magnetisme. Fenomena ‘magnetisme permanen’ atau magnetisme yang
‘ditimbulkan secara kosmik’ rupanya disebabkan oleh muatan elektrostatis
yang ‘diangkut’ oleh gerakan kosmik, di medan eter alam semesta.
Karena tak ada yang bisa menahan sebuah atom atau molekul
agar benar-benar diam—sebab ia bergerak fantastik—semua atom dan
molekul mengangkut arus-arus yang menghasilkan medan magnet. Karena
bidang magnet merupakan produk arus, tak ada seorang pun yang dapat
menghasilkan medan magnet tanpa listrik, yang bergerak melintasi atau
bergerak sepanjang konduktor, atau sebagai muatan elektrostatis dalam
gerakan lokal atau kosmik.
Teori Gravitasi Dinamis Tesla dan metode Spacial Electropulsion MHD
membawakan pencapaian puncak kosmik pada penelitian Faraday, Wm.
Thomson, J.J. Thomson, dan Edmund Hall.
97

KESIMPULAN

E TER adalah medium universal, yang mengisi semua ruang. Ia terlihat


relatif “dinamis” terhadap bumi yang bergerak ribuan mil per jam di
angkasa. Eter normalnya bersifat netral secara elektris, sangat halus, dan
mempenetrasi semua materi padat. Ada pula radiasi ultra high frequency
yang tersebar di mana-mana, normalnya dalam keadaan setimbang, yang
disebut Zero Point Radiation (“ZPR”), yang menginterpenetrasi eter, dan
merepresentasikan radiasi elektromagnet dalam bentuknya yang paling halus
dan padat, yang, bersama dengan eter, mempertahankan gerakan perpetual
universal.
Eter, bersama dengan ZPR, adalah sumber semua materi dan gaya.
“Energi” tidak eksis dalam bentuk fisik, tapi ia adalah “kemampuan melakukan
work”, yang setara dengan “gaya terus-menerus”. Kata “energi” adalah fiksi
yang tepat, seperti “waktu”, yang merupakan ukuran acak laju gerakan materi
di ruang penuh eter. Semua peristiwa terjadi saat ini, sedangkan “masa lalu”
dan “masa depan” adalah metafora belaka.
Disturbansi elektromagnet pada eter mengekstrak “energi” dari
ZPR, yang hanya dapat dijelaskan oleh teori eter. “Energi bebas” ini, yang
sebetulnya tidak terbatas, bekerja secara universal, dihasilkan oleh gerakan
perpetual materi, dan pertukaran perpetual gaya lemah dan kuat, yang
karenanya ekuilibrium alam semesta jadi terjaga, sehingga jumlah total semua
proses sama dengan nol.
Karena semua materi padat terus-menerus terlempar di angkasa,
senantiasa bergerak, mereka selalu terkena “angin eterik” dan interaksi
ZPR. Efek-efek ini tidak dapat dirasakan kecuali saat perubahan orientasi
massa atau kecepatannya. Semua massa dan ruang memiliki atribut
dielektris. Perbedaan atribut dielektris menyebabkan perubahan pemindahan
elektromagnetik di dalam massa dan angin eterik. Medan listrik bumi
menghasilkan efek pemindahan dielektris di dalam eter dan massa di medan
listrik bumi. Perbedaan antara pemindahan dielektris di dalam massa dan
98
pemindahan dielektris di luar massa dalam angin elektrik menghasilkan gaya
ke bawah (down-force) ke arah polaritas negatif, sementara angin eterik
‘bertiup’ melintasi massa. Ini disebut “gravitasi”.
Karena semua massa dalam keadaan bergerak, massa-massa tersebut
memiliki momentum, bahkan saat terlihat relatif “tak bergerak” terhadap
bumi. Momentum merupakan resistensi benda terhadap perubahan keadaan
gerakannya. Karena kelembaman juga merupakan resistensi benda terhadap
perubahan momentumnya, kelembaman dan momentum ditimbulkan
oleh hal yang sama, resistensi pipa-pipa mikroheliks elektromagnetik
terhadap perubahan kecepatan (dan “pitch”), arah, gerakan samping (lateral
motion), atau orientasi. Karena semua ruang dan massa hanya tersusun dari
“kandungan listrik”, momentum/kelembaman bersifat elektromagnetik, dan
dapat dikumpulkan secara elektromagnetik.
Semua massa mengandung muatan elektrostatis, yang manakala
“diangkut” di ruang penuh eter/ZPR oleh pergerakan ‘lokal’ atau angkasa
akan menjadi arus. Arus-arus ini sebenarnya mengalir antara massa dan
eter, dan menjadi bagian integral pada mekanisme tersebut yang dengannya
momentum ditanamkan pada massa bergerak. Arus-arus ini menciptakan
medan magnet sebagai imbangan setara-dan-berlawanannya, dan memberi
gerakan rotasi pada kombinasi arus dan medan magnet dan listrik bi-
directional, di sekeliling inti eter yang vakum dan irotasional. Aksi rotasi
elektromagnetik ini menciptakan momentum, sebagai reaksi “tipe sekrup”
tanpa gaya di dalam massa, menghasilkan gerakannya relatif terhadap inti
eter, yang darinya gaya mekanis dikirimkan ke massa atom yang diasosiasikan
dengan elektromagnetisme.
Karena fenomena ini bersifat elektromagnetik, mereka dikumpulkan
oleh pembentukan ulang kondisi-kondisi elektromagnetik yang akan
diperagakan oleh benda akibat keadaan kinetis tertentu. Sebagaimana
gelombang elektromagnetik low frequency bisa mempenetrasi sebuah
benda, gelombang berfrekunsi tinggi—di atas LR dan di bawah UV—dapat
menyebabkan eter “mempertegas resistensi kelembamannya”.
Teknologi ini melibatkan arus ‘kol’ DC bervoltase tinggi, arus
berfrekuensi tinggi, gaya elektrostatis yang berubah-ubah cepat, dan
sorot cahaya/panas. Gaya elektrostatis yang berubah-ubah cepat akan
“menipiskan” (meregangkan) pengangkut eter, sementara sorot cahaya/
panas mempolarisasi medium ke arah yang diinginkan, sambil arus ‘kol’ DC
99
menyebabkan pertukaran pengangkut, menghasilkan kevakuman di arah
tersebut, menimbulkan gerakan. Di ujung lain pesawat, arus berfrekuensi
tinggi menarik pengangkut melewati pesawat, dan menghasilkan
pemampatan eter, sementara ia menembus massa padat dan mengumpulkan
pipa-pipa mikroheliks berotasi, yang memutari inti eter sepanjang poros
kutub, pada pitch yang ekuivalen dengan laju tertentu momentum. Karena
kekuatan interaksi elektromagnetik 1040 lebih besar dari interaksi gravitasi,
work yang jauh lebih banyak tersebut secara teoritis dapat dilakukan pada
waktu yang sama, menggunakan “energi” yang sama.
Ada pepatah “kalau sudah melihat baru percaya”, dan saya telah
melihat, maka dari itu saya percaya. Perilaku piring terbang buatan manusia
membuktikan eksistensi penemuan “free energy” Nikola Tesla ini, yang
menunjukkan bahwa dia memang benar dalam penentangannya terhadap
Relativisme, dan bahwa teori-teori umum yang diajarkan di lembaga-lembaga
ilmu pengetahuan dunia jelas-jelas curang.
Konsisten dengan ide bahwa “dinamit terdapat dalam kemasan-
kemasan kecil”, buku kecil ini, bersama dengan buku saya sebelumnya, Space
Aliens From the Pentagon, memprakarsai penemuan ulang, rekonstruksi,
dan publikasi Teori Gravitasi Dinamis Nikola Tesla dan teknologi elektropulsi
terkait, penemuan terbesar manusia.
Pemerintahan Rahasia—entitas negara-korporat yang inkonstitusional,
tersembunyi, dan curang—sampai sekarang menguasai teknologi elektropulsi
dengan menyembunyikannya dan teknologi free-energy canggih lainnya, demi
kepentingan para monopolis negara-korporat internasional yang memaksa.
Pesawat elektropulsi disembunyikan melalui “efek khusus”, dan “teknologi
penyamaran” (juga berbasis penemuan Nikola Tesla)—saat terbang dan
melayang-layang di langit, dan dengan cara-cara “psiko-politik” (penebaran
propaganda “alien” palsu dan “asal-usul extraterrestrial”)—lewat kelompok-
kelompok “UFOlogy” yang dipimpin oleh agen pemerintahan rahasia.
Sementara juru bicara resmi pemerintah menyangkal eksistensi piring
terbang, para agen pemerintahan rahasia, yang tampil sebagai “skeptis”,
“UFOlog”, dan “paranormal”, menarik perhatian publik ke dalam perdebatan
palsu. Si “skeptis” mencemooh para UFOlog dan paranormal, menyatukan
mereka dengan kesaksian rasional, seolah-olah “...melihat piring terbang”
sama menggelikannya dengan “...melihat hantu atau alien”. Perdebatan palsu
berbasis logika palsu ini sangat selaras dengan sistem penutup-nutupan
100
secara keseluruhan, dirancang untuk menyembunyikan “teknologi canggih
manusia”, bukan teknologi “alien”.
Cengkeraman kediktatoran sosio-ekonomi rahasia ini bergantung pada
pendapatan yang diperas secara paksa, dengan memaksa kita membeli tenaga
dan bahan bakar kuno—yang mendanai pengendalian mereka atas komunikasi
kita, keputusan politik dan moneter kita, pemaksaan undang-undang,
regulasi, dan prosedur yang tak adil untuk memperluas kekuasaannya,
sambil membatasi atau meniadakan hak asasi individu kita, dan mengingkari
akses kita terhadap informasi, material, dan teknologi milik kita sebab kita
membayarnya dengan pajak kita). Akses kita terhadap kebenaran sangat
dibutuhkan demi kebebasan dan kelangsungan hidup kita sebagai manusia
merdeka.
Meskipun terdapat kebingungan, penyembunyian, KEBOHONGAN
BESAR, dan penyalahgunaan pengadilan dan sosio-ekonomi oleh negara-
korporat, kita dapat menghidupkan kembali KEBENARAN itu, menentukan
teknologi yang benar, menyingkirkan penghalang, dan menggunakan
kecerdasan kreatif kita untuk membangun pesawat ini untuk kepentingan kita
sendiri, untuk membebaskan masyarakat kita dari Korpokrasi Fasis Rahasia.
101

BAB 6:
PEMBANTAIAN FREE ENERGY: Proses Atom Hidrogen

A DAKAH cara lebih baik untuk mengakhiri sebuah buku mengenai “Occult
Ether Physics” selain dengan satu bab yang membahas proses “free
energy” tersembunyi, yang menyuling energi dari eter—menggunakan teknik
yang sama pada zat yang sama yang membuat elektro-propulsi Tesla menjadi
mungkin?
Dalam buku SPACE ALIENS FROM THE PENTAGON, saya merincikan
proses free energy di mana helium dibuat memproduksi 460.000 kalori/
gram-atom, melalui pelepasan spark sederhana, yang didasarkan pada data
dari sejumlah teks yang tersedia dan ensiklopedia saintifik. Ini adalah output
energi terbesar yang saya ketahui dari noble gas (unsur gas yang hampir tak
pernah menyatu dengan unsur lain—penj), dan gas tersebut dapat digunakan
tanpa batas, satu-satunya energi input yang dibutuhkan untuk pelepasan
spark. Karena helium rata-rata tidak tepat, dan karena outputnya mungkin
lebih besar dari yang bisa Anda tangani, saya akan secara lebih tepat
memperlihatkan kepada Anda bagaimana caranya menjalankan sebuah proses
free energy lain, menggunakan gas yang paling mudah diperoleh, hidrogen.
Saya juga akan memberi Anda penjelasan mengenai panas yang dihasilkan
dalam “fusi dingin”, dan beberapa proses free energy lainnya, semuanya terkait
erat dengan proses atom hidrogen dan fisika eter rahasia. Selama bertahun-
tahun, “Relativistic Quantum Mechanics” (“RQM”) menyembunyikan setiap
proses atau reaksi yang menunjukkan kecacatan teori-teori mereka, “...untuk
kepentingan keamanan nasional”. Teori-teori palsu mereka sebenarnya
menjadi salah satu alat terpenting yang dengannya, dari sudut biro rahasia
pemerintah, “rahasia nasional” itu tersembunyi, sementara pada saat yang
sama, dari sudut para fasis korporat penguasa, semua teknologi “efisien dan
membahayakan” yang akan menghancurkan cengkeraman keras mereka pada
kita dapat disembunyikan. Menurut mekanika quantum relativis yang dusta,
semua energi yang keluar dari sebuah reaksi, pasti masuk ke dalam reaksi
tersebut, hanya dari sumber non-eter yang diakui oleh mereka, dan hanya
102
dalam “quantum-quantum” berlainan yang dibolehkan oleh penerapan
keliru mereka atas teori quantum Max Planck awal. Ide dasar teori mekanika
quantum Planck yang asli adalah bahwa level energi atom pasti berubah
seluruh bilangan bulatnya (1,2,3, dst), disebut “quantum”, yang didasarkan
pada muatan dasar elektron tunggal, yang hanya menerima level energi
tertentu di atom dan molekul yang berbeda-beda, dan digunakan untuk
menetapkan magnitudo semua kemungkinan perubahan—terkecil, menengah,
terbesar—energi atom dan molekul. Semua perubahan energi atom harus
sesuai dengan seluruh bilangan ekuivalen yang diperbolehkan atau perkalian
quantum-quantum ini. Dengan demikian, energi yang diserap oleh atom
harus sesuai dengan standar keras ini. Meskipun saya menganggap upaya
jelas untuk menyembunyikan data fisik dasar bertentangan dengan prinsip
ini—sebab disalahtafsirkan oleh para Relativis dan dimasukkan ke dalam
teori mereka, seolah-olah itu merupakan teori milik mereka secara eksklusif
dan bukan teori yang dipublikasikan lebih awal oleh Planck—proses yang
akan saya diskusikan dengan Anda ini memiliki inkonsistensi mencolok,
bahkan saat dilukiskan dan diukur secara keliru oleh para Relativis sekalipun.
Mereka mengatakan bahwa proses disosiasi/penguraian molekul dwiatom
hidrogen menjadi atom-atom terpisah sebagai atom hidrogen memerlukan
penyerapan 109.000 kalori/gram molekul (“1,9 kilo kalori/gram molekul”).
Tapi, dalam menerima atom hidrogen dasar dan mempertimbangkan masing-
masing ‘quantum’-nya—baik dalam status atom atau molekul—menurut saya
tidak terdapat status atom atau molekul hidrogen di mana energi tadi dapat
“disimpan”, sekalipun menggunakan teori-teori RQM, terutama mengingat
pernyataan irasional mereka bahwa energi masih dimiliki oleh molekul
setelah dilepaskan! Mereka beranggapan bahwa atom hidrogen independen
hanya dapat eksis demikian karena ia telah menyerap sejumlah besar panas,
meskipun fakta menunjukkan bahwa menurut kriteria mereka sendiri atom
tidak memiliki mekanisme yang dapat diidentifikasi oleh mereka hingga
bisa berbuat demikian. Saat dua atom hidrogen semacam itu bersatu dalam
kehadiran energi inisiasi yang cukup, menurut para Relativis sejumlah besar
panas yang tersimpan dalam atom hidrogen akan dilepaskan. RQM tak pernah
secara langsung mengukur jumlah energi penguraian yang dibutuhkan untuk
membawa atom hidrogen dari status dwiatom menuju status atom, sebab
mereka tidak mengetahui bagaimana melakukannya, tapi karena teori mereka
menyatakan bahwa “semua reaksi bersifat reversible (dapat dibalik)”, mereka
103
mengatakan energi penguraian sama dengan energi yang dilepaskan saat
rekombinasi (penyatuan ulang) atom-atom hidrogen. Lalu yang lebih buruk
lagi, mereka mendefinisikan status atom hidrogen (dasar) seolah-olah
merupakan status terstimulasi (excited state), dan mendefinisikan status
molekul seolah-olah merupakan status dasar.
Realistisnya, reaksi atom hidrogen hanya dapat dijelaskan secara
memuaskan oleh perujukan, konstruksi, atau rekonstruksi teori eter.
Sementara diperdebatkan bahwa “energi pengikat” antara dua atom molekul
entah bagaimana ’memasukkan’ energi ini secara misterius dan tak dapat
diterangkan, argumen ini sebetulnya mendukung teori eter, sebab energi
pengikat bagaimanapun harus ditukar dengan energi yang dilepaskan ketika
molekul terbentuk, konsisten dengan kaidah reaksi setara dan berlawanan.
Kalau tidak, seseorang harus mempercayai pikiran ganda dan terbelakang
ala Orwell, semacam pikiran bahwa RQM telah berbuat kejahatan, karena
“...segala sesuatu sama relatif-nya, tuan.” Kebebasan seperti ini hanya
dibolehkan untuk mereka, sedangkan orang-orang yang tak setuju akan ditarik
ke standar lebih tinggi.
Karakter pikiran ganda Relativisme berasal dari fakta bahwa
Albert Einstein adalah seorang Kaballis-Eksistensialis—dan Illuminis—
yang epistemologinya adalah epistemologi Platonis. Dalam filsafat,
ada dua epistemologi dasar—teori tentang asal-usul, sifat, dan batas
pengetahuan manusia—yang mewakili dua kategori dasar yang mencakup
semua epistemologi filsafat, dan yang dianggap menjelaskan bagaimana
seseorang mengetahui sesuatu berdasarkan satu filsafat tertentu...dengan
cara apa mereka mengetahuinya...jika kenyataannya, mereka memang
“mengetahui”nya. Karena seseorang yang menyatakan sesuatu mempunyai
beban untuk membuktikannya, daripada orang yang tidak mempercayainya,
maka cara-cara untuk mengetahuinya bisa menjadi pertanyaan. Tak ada
seorang pun secara legal, moral, atau ‘spiritual’ berkewajiban meyakini
sesuatu tanpa pertimbangan atau cara-cara valid untuk mengetahuinya
sebagai hal yang “benar”. Semua epistemologi digolongkan sebagai Platonis
atau Aristotelian.
“Epistemologi Platonis” dinamai demikian lantaran teori yang
diilustrasikan lewat analogi gua dalam buku Plato (filsuf Yunani kuno), The
Republic. Dalam analogi gua-nya Plato, seorang pengamat di dalam sebuah
gua, berhadapan dengan dinding sebelah dalam di malam hari, hanya dapat
104
melihat bayangan-bayangan kafilah yang sedang lewat yang terpantul
pada dinding, diproyeksikan oleh api yang menyala di balik jalan yang
dilalui oleh kafilah. Menurut Plato, manusia tak bisa mengetahui realitas,
melainkan hanya melihat ‘bayangan’ realitas, sebab ada ‘dunia bentuk-
bentuk sempurna yang lebih tinggi’, yang hanya eksis ‘di surga’. Karena itu,
menjadi jelas bagaimana epistemologi ini mengikuti pemikiran keagamaan,
dan bahwa banyak agama telah dipengaruhi olehnya sambil dengan suatu
cara menambahkan ‘kepercayaan ilmiah’ pada gagasan-gagasan agama
mereka, yang lebih didasarkan pada keyakinan daripada akal. Argumentasi
seperti ini telah digunakan oleh seniman ilmiah, filsafat, ekonomi, politik, dan
‘spiritual’ selama berabad-abad, dan setiap filsafat totalitarian yang kita kenal
bersandar pada ‘argumentasi’ keliru ini, yang identik dengan epistemologi
Platonis. Kita bertanya-tanya bagaimana pengamat dalam gua Plato akan
menarik garis antara ‘mengetahui’ bayangan dan “bayangan dari bayangan”,
karena bayangan juga mungkin memiliki ‘bentuk yang lebih tinggi’, dengan
teori ini.
Sementara itu, “Epistemologi Aristotelian”—yang didasarkan pada
teori Aristoteles (filsuf Yunani kuno)—berpendirian bahwa perasaan/indera
(sense) adalah alat kognisi ilmiah dan valid yang dapat kita andalkan untuk
mendeteksi fakta realitas yang perceivable (dapat dipahami/dirasakan/
dilihat), dan bahwa dengan bersandar pada fakta tersebut kita dapat
mengetahui realitas dan memutuskan hal-hal lainnya, barangkali fakta-fakta
realitas yang unperceivable.
Sebagaimana dapat dilihat dari perbandingan dua epistemologi ini dan
implikasinya, filsafat dan usaha keras berbasis Epistemologi Platonis dilapisi
mistik, dan/atau totalitarian, sedangkan filsafat dan usaha keras berbasis
Epistemologi Aristotelian lebih rasional dan objektif, khususnya manakal
diterapkan pada ilmu pengetahuan alam. Bisa dilihat pula bahwa penggunaan
Epistemologi Platonis oleh fisikawan mesti dianggap tak terampuni,
sedangkan teori Einstein—yang dibangun berdasarkan epistemologi cacat dan
fatal ini—telah dipopulerkan melalui monopoli komunikasi yang dikendalikan
oleh elit-kekuasaan, karena keadaan ini membuat masyarakat yang berpotensi
untuk bertanya-tanya dan ingin tahu akan lebih dungu dan lebih mudah
untuk dikendalikan. Citra Einstein terus-menerus dibangun seolah-olah dia
adalah makhluk mulia dan sempurna yang harus dihormati sebagai ‘dewa’.
Propaganda ini tak hanya melindungi teori yang palsu, tapi juga membantu
105
menyembunyikan teori valid dan teknologi canggih yang dapat mengakhiri
struktur kekuasaan korporat-negara di seluruh dunia, yang menganggap
masyarakat telah mempunyai teknologi yang ‘dibutuhkan’, kalau tidak,
‘cengkeraman’ elit terhadap kepentingan industri dan perbankan dunia—yang
tertahan di tempat oleh teknologi kuno yang mengekspolitasi mineral—yang
mereka miliki bisa lepas.
Saya memiliki sedikit pertentangan dengan teori quantum level
energi atom, andaikata ia diperluas untuk mencakup teori eter, sebab
semestinya telah diuraikan secara logis, tapi saya mengangkat isu mengenai
perkembangannya, batasannya, dan penerapan kelirunya oleh RQM. Sikap
saya adalah bahwa mereka telah benar-benar menerapkannya pada teori
eter, bahwa penerapan ini disembunyikan dengan baik, dan bahwa buku ini
diperlukan untuk memulai rekonstruksi kebenaran tersembunyi ini, demi
kepentingan publik. Saat Planck mengatakan teori quantumnya berlaku pada
sebuah “sistem”, dia tidak mengatakan bahwa “sistem” para Relativis—yang
muncul setelah teorinya—adalah satu-satunya sistem yang bisa diterapi.
Karena secara rasional teori mekanika quantum yang diperluas tidak akan
mengesampingkan eter, julukan “RQM” saya membedakan antara penafsir
keliru dan relativis mekanika quantum dan apa yang boleh disebut “Integrated
Reality Mechanics” (“IRM”).
Reaksi atom hidrogen pertama kali menarik perhatian saya pada tahun
1964, ketika saya sedang mempelajari proses-proses industri di Sam Houston
State University, Huntsville, Texas, tahun setelah saya mengambil mata kuliah
pengantar di fakultas fisika. Saat membaca kembali bahasan proses-proses
pengelasan dalam sebuah buku teks, mata saya terpaku pada suatu proses
lama yang disebut “pengelasan atom hidrogen”. Pada waktu itu, proses ini
telah dianggap “usang”. Bagi saya, proses ini terlihat berharga, tak hanya
karena ia menghasilkan temperatur sedemikian tinggi—di atas 3.4000 F,
cukup untuk melelehkan tungsten, temperatur tertinggi yang dapat dihasilkan
oleh manusia—tapi juga bersifat “self-shielding” dan dapat digunakan untuk
mengelas bermacam-macam logam, acapkali tanpa flux19, dengan api
terkonsentrasi yang menghasilkan sedikit distorsi panas ketika mengelas
logam tipis. Dalam proses ini, dwiatom H2 ‘normal’ ditembakkan melewati
arc20 listrik yang mengurainya menjadi “atom” hidrogen, H1. Atom hidrogen ini
19 Zat yang dicampur dengan logam untuk membantu fusi—penj.
20 Discharge berkilau di antara dua elektroda—penj.
106
menyatu ulang di permukaan logam (yang dilas), menghasilkan panas sangat
tinggi. Meski saat itu proses tersebut menarik perhatian saya, saya belum
pernah melihat satupun unit pengelas atom hidrogen yang dijual, selama
31 tahun ini. Alasan jelas pihak industri untuk mengesampingkan proses
berharga ini adalah bahwa ia telah ‘digantikan’ oleh proses ‘yang lebih baik’,
seperti pengelasan Heliarc, TIG, dan MIG, meski mereka jarang menyebutkan
“pengelasan arc plasma” (plasma arc welding), yang juga telah hampir
menghilang dari pasar. Karena plasma arc welding hanya merupakan perluasan
proses atom hidrogen, menggunakan torch yang didesain ulang secara khusus,
alasan-alasan ‘misteriusnya’ tak diragukan sama.
Proses tersebut mendidih dalam lubuk hati saya selama bertahun-tahun
hingga tahun 1976, ketika saya mengobarkan kembali minat saya terhadap
proses tersebut untuk kemungkinan penggunaan dalam pengelasan stainless
steel serta pereduksian dan pemfusian senyawa logam platina, sebab hidrogen
mereduksi senyawa semacam itu (yang juga pasti terlindungi dari oksigen)
menjadi logam. Proses atom hidrogen tidak mengandalkan pembakaran
hidrogen dengan oksigen di udara, tapi mengandalkan energi “atom” yang
dilepaskan saat atom hidrogen menyatu ulang membentuk dwiatom hidrogen
‘normal’. Saya masih memiliki pertanyaan yang tak terjawab, karena berbagai
data pengelasan yang saya miliki gagal menyebutkan detail yang cukup
spesifik. Jika Nikola Tesla benar, dengan demikian saya pun benar, bahwa
energi berasal dari eter.
Karena saya tidak mengetahui satu sumber pun untuk membeli torch
atom hidrogen, saya memutuskan membuatnya sendiri, tapi informasi yang
saya miliki tidak cukup untuk bisa mengkonstruksi secara tepat. Dalam torch
yang saya buat, gas hidrogen memasuki arc secara konsentris, di sekeliling
kedua elektroda, ketimbang melewati arc secara siku-siku. Saya juga
menggunakan jenis trafo arc yang salah, sehingga tidak bekerja dengan baik
sebagaimana mestinya.
Meskipun kecewa, saya tahu torch tersebut dapat bekerja lebih baik
jika saya memperbaiki permasalahannya, jadi saya menaruh torch di dalam
gudang hingga mendapat informasi yang lebih baik dan waktu yang cukup.
Rasa penasaran saya akan hantu-hantu industri menjadi bangkit ketika saya
menyewa tangki hidrogen berukuran besar di sebuah persediaan tukang las
lokal, dan ini barangkali ikut berperan dalam percepatan mendadak gangguan
yudisial yang diatur oleh CIA terhadap diri saya antara tahun 1974 hingga 1992
107
(18 tahun). Sepertinya mereka beranggapan bahwa saya sedang menggali
proses tersebut karena potensi energinya, ketimbang untuk pengelasan
semata, dan mereka memang benar. Torch milik saya diperlihatkan di bawah
ini:

Di tahun 1970-an, saya mendapatkan sebuah buku teks ilmu kimia


anorganik tua berbahasa Inggris, dibeli dari penampungan barang-barang
bekas Los Alamos Scientific Laboratory seharga 25 sen, yang memuat foto
halftone sebuah torch pengelasan atom hidrogen model tahun 30-an,
beserta beberapa data pokok. Torch tersebut berbeda dari yang saya buat, ia
menggunakan trafo arc bervoltase tinggi, dan tak memiliki mekanisme untuk
menabrak elektroda-elektroda arc secara bersamaan untuk memulai arc, sebab
voltase tinggi membuat hal itu tak diperlukan. Buku itu juga memperlihatkan
gas yang melewati arc secara siku-siku. Dalam buku tua ini, di halaman
170 (penekanan adalah dari saya) dinyatakan sebagai berikut: “Langmuir
(1912) menemukan bahwa hidrogen pada tekanan rendah dan bersentuhan
dengan kawat tungsten yang dipanaskan oleh arus listrik akan terurai hingga
taraf tertentu menjadi atom-atom: “...’Ini menyerap energi berjumlah besar,
sekitar 100 kkal per gram-molekul.” “...atom hidrogen yang terbentuk sangat
aktif secara kimiawi. Atom hidrogen terbentuk manakala arc listrik di antara
21
Ilustrasi foto yang tersusun dari titik hitam besar dan kecil hingga menghasilkan warna abu-
abu—penj.
108
elektroda-elektroda tungsten dibiarkan terbakar dalam hidrogen pada tekanan
atmosfir. (Fig 106).”
Kalimat tersebut bersambung:
“Atom hidrogen yang terhembus dari arc oleh jet molekul hidrogen di
seberang arc membentuk api yang sangat panas, mampu melelehkan tungsten
(titik lebur 34000). Api ini memperoleh panasnya dari rekombinasi atom-atom
hidrogen menjadi H2.
“Hidrogen yang terlepaskan dalam reaksi kimiawi seringkali lebih reaktif
dibanding gas hidrogen.”
“...aktivitas hidrogen yang mulai timbul (baru lahir) seperti itu, dalam
aksi membebaskan diri dari senyawa Us, adalah karena hidrogen tersebut
berada dalam status atom.”
Berikut adalah salinan “gbr. 106”:

Saat mengecek data ini dalam Encyclopedia of Science milik Van


Nostrand yang lebih baru, pada halaman 1311 dinyatakan sebagai berikut dalam
bagian relevan:
109
“Molekul-molekul hidrogen terurai menjadi atom-atom secara
endotermis pada temperatur tinggi (panas penguraian sekitar 103 kal/gram
mole) dalam arc listrik, atau oleh penyinaran (irradiation).” “...atom-atom
hidrogen menyatu ulang di permukaan logam untuk menghasilkan panas yang
dibutuhkan untuk pengelasan.”
Saya terkejut saat menemukan ini dalam ensiklopedia Van Nostrand,
tapi saya juga menemukan bahwa pada tahun 1910, D. Van Nostrand Company
menerbitkan sebuah buku karya Haller dan Cunningham yang berjudul The
High Frequency Coil (Pembuatan Tesla Coil untuk amatir tingkat lanjut. 119
halaman), jadi terdapat semacam riwayat tentang hubungan Van Nostrand
dengan Tesla.

TABIR ASAP DARI ACADEMIA


Bagi saya tampak aneh ketika kemudian diusulkan bahwa 103 kalori energi
penguraian yang diserap dari paparan singkat arc adalah panas yang sama
dengan yang “...dibutuhkan untuk pengelasan” sebagaimana dijelaskan, dan
saya yakin akan lebih masuk akal bahwa kelebihan panas pasti berasal dari
“tempat lain”. Energi penguraian dapat dianalogikan dengan seiris roti (@4
kal gram), dan output brutonya setara dengan 60 helai roti (@1814 kal pon),
menurut kalorinya. Ada terlalu banyak disparitas di antara keduanya, dengan
melimpahnya penghilangan dan kekacauan yang mencurigakan, dalam rangka
menutup-nutupi kebenaran di antaranya.
Buku yang lebih tua memperlihatkan konstruksi sebuah perangkat
dengan lebih jelas, dan buku yang lebih anyar menunjukkan bahwa hanya 103
kal/gram mole yang diperlukan untuk penguraian, sedangkan buku yang lebih
tua menunjukkan bahwa 100.000 kal/gram mole dilepaskan saat rekombinasi.
Hanya dengan membaca-baca kedua sumber tersebut saya mampu
mengumpulkan dokumentasi utuh, dan menemukan pertentangannya.
Dari buku yang lebih anyar terlihat bahwa para penulisnya ingin agar
kita percaya bahwa panas akhir 100 kkal/gram molekul—yang kemudian
dinaikkan menjadi 109 kal/gram molekul—diserap dari arc, tapi angka panas
penguraian 103 kal/gram molekul menunjukkan netto 108.897 cal/gram
molekul yang tak dijelaskan. Jika terdapat sekitar 65 cm3 per mole hidrogen
pada volume kritisnya, sepertinya sangat tidak mungkin bahwa energi
yang cukup untuk mengelas diserap dari ‘arc pengurai’, selama waktu yang
dibutuhkan oleh 65 cm3 gas untuk berlalu dari lubang dan melewati arc.
110
109.000 kal/gram mole setara dengan 432,6 BTU/gram mole—kasarnya
energi panas yang terkandung dalam 60 helai roti—”energi panas tambahan”
(yang mereka anjurkan agar kita percayai) ‘tersimpan’ dalam sejumlah atom
hidrogen yang berbobot 1/28 ons, selama perjalanan singkatnya melewati
arc! Bagaimana bisa trafo menghasilkan energi sebanyak itu, terutama jika ia
hanya menggunakan separuh dari apa yang ia pakai dalam proses pengelasan
konvensional? Kemungkinan besar kelebihan panas tersebut dapat disimpan
dalam molekul-molekul ketimbang dalam atom-atom hidrogen yang ‘hampir
telanjang’. Apa yang sesungguhnya terjadi pada atom kecil Bohr! Atom
tersebut terus membesar...
Di antara buku tua (1921-1950, dari edisi pertama hingga keenam) dan
buku ensiklopedia sains Norton yang lebih anyar (1976), terlihat jelas bahwa
sains jauh lebih berterus-terang pada saat sebelum diberlakukannya National
Security Act, dan bahwa dalam buku yang lebih anyar, terdapat bayangan
upaya-upaya mencurigakan, ditimbulkan oleh undang-undang keamanan
nasional dan penguasa RQM yang lebih teguh, untuk menyembunyikan
pengetahuan ilmiah tertentu yang telah ditemukan oleh Langmuir di tahun
1912. Selain diskrepansi antara pengukuran lama (menyangkut output
sebanding antara pembakaran bensin dan pembakaran molekul hidrogen,
dan output dari proses atom hidrogen) dan buku yang lebih anyar, terdapat
pelalaian, sepanjang temuan saya, untuk menerangkan beberapa fakta
penting mengenai atom hidrogen berdasarkan referensi yang tepat (atau
hal lainnya yang saya temukan), dan bahkan misinterpretasi terhadap
output komparatif aktual pembakaran bensin dan hidrogen, melalui uraian
berbelit-belit—”lencana penipuan”—yang pernah saya bicarakan dalam buku
Space Aliens. Norton tampaknya tertekan oleh keadaan hingga bersandar
pada beberapa ‘ilmuwan’ yang mewakili kartel-kartel bahan bakar fosil dan
kepentingan lainnya yang bertentangan, sedangkan buku yang lebih tua relatif
bebas dari pengaruh-pengaruh semacam itu.
Sebagai contoh, dalam buku yang lebih anyar, di halaman 1311, energi
dari pembakaran hidrogen dinyatakan sebesar 29.000 kalori per gram (52.200
BTU/pon). Dalam buku lama, harga ini sebesar 62.000 BTU per pon hidrogen,
dengan harga komparatif untuk bensin (“petroleum”) sebesar 19.800 BTU
per pon (naik menjadi 20.825 BTU per pon dalam ensiklopedia yang lebih
baru). Kasarnya, angka-angka ini menyesuaikan dengan angka-angka dalam
ensiklopedia untuk n-Heptane (“gasoline”) yang seharga 19.314 BTU/pon dan
111
hidrogen seharga 51.571,4 BTU/pon, yang sedikit banyak diulang-ulang di
halaman 1137 dengan n-Heptane seharga 10.737,2 kal/gram dan hidrogen
seharga 28.669,6 kal/gram, tapi saya masih belum menemukan total output
dari atom hidrogen dalam buku yang lebih baru, dan dalam buku baru maupun
lama tidak ada yang menyatakan secara tegas bahwa hidrogen tidak “habis”
dalam prosesnya.
Angka koreksi (52.200 BTU/pon) menunjukkan, dalam perbandingan
antara pembakaran “hidrogen normal” (untuk membentuk H2O atau air) dan
bensin (untuk membentuk CO2), bahwa hidrogen memiliki berat kira-kira 2,7
kali lebih besar dibanding bensin. Kemudian kita sampai kepada perbandingan
antara bensin dan atom hidrogen. Meskipun BTU dan pon keduanya bisa
diperbandingkan, yang memperlihatkan output fenomenal atom hidrogen,
ukuran riil proses atom hidrogen hanya terkumpul sedikit dari perbandingan
antara “energi input”—103 kal/gram molekul—dan output netto. “Energi
input” akan menjadi “unity” untuk proses, sebab proses tidak ‘menghabiskan’
hidrogen, tapi hanya mengembalikannya ke status tergabungnya (associated
state) sebagai H2. Energi penguraian, dikurangi output bruto, akan menjadi
output netto:

109.000 kal/gram mole (output panas bruto)


Dikurangi 103 kal/gram mole (energi penguraian = “Unity”)
Menyisakan 108.897 kal/gram mole (output netto – “Over-Unity”
sebab, pertama, hidrogen tidak memiliki energi kalor sebanyak itu,
dan, kedua, hidrogen tidak ‘terhabiskan’)

Dalam proses atom hidrogen, hidrogen bukanlah betul-betul “bahan


bakar”, tapi lebih sebagai “medium” yang digunakan dalam ekstraksi
dan konversi energi dari eter, dengan mengubah radiasi tak nampak dan
energi listrik menjadi radiasi infrared (panas). Energi yang diperlukan untuk
memompa recombined hydrogen menuju tangki penahan, sebelum didaur-
ulang dan ditembakkan kembali menyeberangi arc dan memasuki reaction
chamber sekali lagi, tidak dipertimbangkan dalam perhitungan ini. Energi
ini semestinya dapat diabaikan, karena energi penguraian hampir tidak lebih
besar dari seperseribu output bruto, dan barangkali ada satu cara untuk
membuat proses ini bekerja tanpa pompa.
112
Para manipulator informasi telah berbohong dan membuat
perbandingan langsung antara atom hidrogen dan bensin menjadi sesulit
mungkin, tapi saya telah mengarungi proses multitingkat uniter, kimiawi,
fisikal, dan matematis, untuk memperoleh kebenaran. Atom hidrogen
menghasilkan lebih dari 109 kkal/gram molekul, yaitu 109.000 kkal/kg.
Dikurangi 103 kal/gram mole energi penguraian endotermis, dan menyisakan
netto sebesar 108.897 kkal/kg. Satu kg setara dengan 2,205 pon, jadi satu
pon setara dengan 453,51 gram. Anda harus membagi netto kal/kg dengan
pon/kg untuk mendapatkan kal/pon, kemudian kalikan ini dengan 0F/0C
(1,8) untuk mendapatkan 0F/pon. Ini kemudian dibagi dengan gram/pon
untuk mendapatkan 196.015 BTU/pon. Brutonya adalah 196.200 BTU/pon.
Dibandingkan dengan 19.314 BTU/pon untuk n-Heptane, atom hidrogen
memiliki energi per pon (H1 per galon H2O) 10,5 kali lebih besar. Terdapat
sebuah proses matematis yang lebih mudah, tapi ini memperlihatkan secara
lebih jelas apa yang saya lakukan.
Tak heran proses ini “lenyap dari penggunaan”. Dengan proses ini,
seorang konsumen rumahan tak perlu membayar satu sen pun untuk
memperoleh bahan bakar, sebab dia dapat memproduksi sejumlah kecil
hidrogen di basement-nya, kapanpun ia memerlukannya, dan dapat
menggunakannya berulangkali, tanpa batas. Dia bisa menghangatkan
rumahnya, mengendarai mobilnya, dan menggunakannya untuk “industri
rumahan”. Untuk kapal pesiar di lautan, seseorang tak perlu khawatir lagi
tentang dari mana dia memperoleh “galon bahan bakar berikutnya”, atau
berapa “biayanya”, sebab, seperti halnya sinar matahari, panas dari atom
hidrogen bersifat “gratis”, selain itu, tak seperti sinar matahari, Anda bisa
memproduksinya sebanyak apapun yang Anda mau, kapanpun, siang atau
malam, musim panas atau musim dingin, saat hujan atau cerah; seorang
petani tak perlu lagi tergantung kepada kartel minyak untuk energinya,
dan dapat menjalankan mesinnya dan menghangatkan gudangnya secara
“gratis”. Dia dapat mengatakan kepada para penyedia bahan bakar dan bank-
bank untuk memutar diri mereka sendiri. Masyarakat di utara Alaska dapat
menghangatkan ruangan besar tanpa ongkos tinggi. “Industri utara” akan
maju kembali. Orang-orang Nazi pengendali populasi akan membenci saya.
Sudah jelas bahwa alasan korporasi-korporasi seperti ARCO banyak
memproduksi peralatan energi surya di awal tahun 70-an, adalah agar
mereka dapat mengendalikan dan akhirnya menaikkan biaya energi surya
113
(yang gratis),untuk membuatnya “kompetitif” dengan bensin dan bahan bakar
fosil lainnya.
Ada banyak cara yang digunakan dalam buku-buku kontemporer untuk
mengacaukan fakta, tapi cara yang paling efektif adalah melalui penghilangan
secara menyeluruh. Fakta-fakta semacam itu tidak mungkin disembunyikan
“secara kebetulan” atau “kekhilafan” belaka, sebab fakta tersebut terlalu
fenomenal. Hanya dengan meneliti proses matematis berbelit-belit dan unit-
unit membingungkan serta faktor lainnya maka motif sesungguhnya atas
penyembunyian semacam itu pasti terungkap, tapi kenapa saya tak terkejut?
Secara konservatif, proses atom hidrogen mengemban rasio 10,5:1
terhadap n-Heptane. Apakah Anda memperhatikan 315 mil per galon?
Bagaimana dengan 550.000 mil? Itu semua tergantung pada seberapa
kali Anda mendaur ulangnya. Angka-angka untuk n-Heptane nyata sekali
membingungkan, sebagaimana anggapan orang, karena hanya ditunjukkan
oleh perbandingan berat pembakaran hidrogen terhadap n-Heptane dengan
rasio 2,7:1. Penipuan ini dilancarkan dengan bermain-main dengan unit
berat dan panas berbeda, tekanan, dan volume, dan perbedaan antara skala
centrigrade22 dan Fahrenheit. Angka “109.000 kal/gram mole” untuk atom
hidrogen dihilangkan dari buku terbitan baru, meski seseorang mungkin telah
mampu memperhitungkan kemungkinannya dari beberapa data kompleks
yang dinyatakan di bidang lain di mana seseorang yang bersifat ingin tahu
diharapkan tidak melihatnya. Terdapat ketiadaan total dalam buku baru atau
data “baru” lainnya yang saya peroleh, mengenai perbandingan langsung
output energi antara pembakaran petroleum dan hidrogen, kurang lebih
proses atom hidrogen.
Saya belum pernah melihat perbandingan langsung oleh ribuan
ilmuwan bergelar Ph.D dalam bidang kimia atau fisika, yang semestinya telah
menyadari fakta ini selama studi sepintas mereka. Yang membuat angka-
angka ini lebih menggelikan lagi, dengan BTU (“British Thermal Units”),
seseorang pasti mengira bahwa berat itu ditunjukkan dalam kg berdasarkan
sistem metrik, bukan “pon” non-metrik. Akal bulus ini jelas terlihat bersandar
pada asumsi yang cukup beralasan bahwa semua ilmuwan yang paham telah
dikendalikan dan tidak bisa mengatakannya, sedangkan mereka yang belum
dikendalikan akan dianggap “dukun” jika mencoba mengatakannya. Lagi-lagi,

22 Skala 100 derajat—penj.


114
ini kasus lazim soal “Siapa yang tahu, tidak bisa mengatakannya, dan siapa
yang mengatakannya akan dianggap tidak tahu.”
Trik bodoh lainnya ialah membandingkan “berat sistem”, berdasarkan
asumsi palsu bahwa pengguna hidrogen hanya akan menggunakan sistem
yang mereka hadirkan, menaikkan berat “sebanding” hidrogen terhadap
bensin, menggunakan botol cyrogenic atau tangki penyimpan hydride
yang tidak praktis, dan lain-lain, padahal angka-angka sederhana jelas
menunjukkan bahwa 1/3 berat hidrogen dibutuhkan untuk proses pembakaran
sebanding. Setiap kali sistem hydride disebutkan, terdapat penghilangan
nyata sistem hydride cair yang dikembangkan oleh Dr. Gerald Schafflander dari
California, yang karena pempromosiannya Schafflander dan rekan-rekannya
dituntut secara licik oleh SEC, sebagaimana dinyatakan sebelumnya dalam
buku Space Aliens. Tapi, proses atom hidrogen akan lebih dari cukup—bahkan
fantastik—hanya dengan satu pon hidrogen, dan seseorang dapat membawa
tambahan 25 pon hydride cair milik Dr. Schafflander di dalam koper. Di bawah
ini terdapat perbandingan langsung antara BTU/pon untuk pembakaran
bensin dan molekul hidrogen, dan proses atom hidrogen, secara berturut-
turut:

Pembakaran bensin (n-Heptane) 19.314 BTU/pon


Pembakaran hidrogen (H2 + O) 52.200 BTU/pon
Atom hidrogen (H2<--->2H) 196.200 BTU/pon

Perhatikan bahwa proses atom hidrogen tidak melibatkan “konsumsi”


hidrogen, tapi sekalipun itu terjadi, rasio antara atom hidrogen dan bensin
tetap 10,5:1. Perhitungkan juga bahwa semua metode terbaik untuk mencapai
lebih dari seratus mil per galon (bahkan ratusan mil per galon) bensin dalam
mesin mobil memanfaatkan penguapan bensin dan campurannya dengan
udara sebelum pembakaran, sesuatu yang lebih mudah dilakukan dengan
hidrogen, sebab ia berada dalam status gas pada tekanan dan temperatur
normal. Pertimbangkan pula bahwa meski n-Heptane adalah bensin yang
‘lebih murni’, ia belum tersedia selama bertahun-tahun, dan kebanyakan
“bensin” merupakan campuran dengan air dan berbagai bahan tambahan,
dengan hanya sekitar 50% n-Heptane, jadi saya akan bersikap sebaik mungkin
kepada “bensin”.
115
Jika satu pon bensin bisa menggerakkan mobil sejauh 30 mil,
konsumsinya sebesar 666,6 BTU/mil. Pada skala yang sama, satu pon atom
hidrogen akan mencapai jarak 315 mil. Kemudian Anda bisa menggunakannya
berulang-ulang. Satu pon hidrogen dapat menyuplai semua kebutuhan energi
Anda seumur hidup, dan Anda dapat memproduksi 100 pon lainnya secara
elektrolitis, persis di basement Anda, dari air keran! Inikah free energy, atau
apa?!
Meski fakta-fakta proses hidrogen “rahasia” ini “tersembunyi dalam
penglihatan biasa”, kita harus mewaspadai disinformasi, serta kekeliruan
umum yang diciptakan oleh para “ilmuwan” yang telah ditipu oleh RQM.
Sebagai contoh, dalam Norton Encyclopedia tahun 1976, Edisi ke-5, halaman
1311, sebagian besar fakta relevan mengenai hidrogen diperlihatkan. “109.000
kal/gram molekul” untuk recombined hydrogen, yang disebutkan dalam
buku yang lebih tua, tidak ditunjukkan secara langsung, meski fakta yang
ditunjukkan berikut merupakan catatan tersendiri:

Panas penguapan pada 20,40K 107 kal/gram


Energi yang dilepaskan saat pembakaran 29.000 kal/gram
Panas pembakaran pada 250C 63.317,4 kal/gram mole – bruto
Panas pembakaran pada 250C 57.791,6 kal/gram mole – netto

BUKTI MENGEJUTKAN DAN METODE HIDROGEN LAINNYA


Ketika itu ensiklopedia Norton merupakan edisi ke-5, dan penulisan energi
penguraian “103 kal/gram mole” tampaknya bukan merupakan kesalahan
cetak, dan pasti saat itu telah dikoreksi bila ditemukan. Berapa banyak
buku yang harus saya cari untuk menemukan ‘kesalahan cetak’ semacam
itu, terutama karena saya tidak menyangka menemukan anomali tersebut
lantaran upaya penyembunyian yang nyata? Tapi, dalam buku Physical
Chemistry (1965) karya E. A. Moelwyn-Hughes dari Cambridge (Pergamon
Press, London), di halaman 418, terdapat kalimat berikut:
“Evaluasi spektroskopik energi penguraian
Energi penguraian (De) dwiatom molekul adalah perbedaan antara energi
potensial atom-atom ketika terpisah secara tak terbatas, dan energinya ketika
atom-atom sedang tidak bergerak pada pemisahan kesetimbangan.”
Perhatikan bahwa status “tidak bergerak” molekul-molekul dituliskan
dalam bahasa yang membuat Anda berpikir bahwa atom-atom hidrogen yang
116
“terpisah secara tak terbatas” melambangkan “status terstimulasi” untuk
unsur tersebut. Dalam istilah orang awam, sederhananya RQM mengeluarkan
pernyataan bahwa energi penguraian dan rekombinasi harus sama, sebab
teori mereka tergantung pada level energi yang sama tersebut. Kemudian
mereka mengukur energi penguraian secara terbalik, dengan mengukur energi
rekombinasi, dan menyatakan bahwa pengukuran itu seolah-olah merupakan
energi penguraian. Pernyataan-pernyataan tersebut digantikan oleh banyak
uraian RQM yang berbelit-belit, dengan “evaluasi spektroskopik” yang
dimasukkan seperti minyak ular, sebab spektroskop “tidak mungkin bohong”.
Terdapat pula pernyataan bodoh berikut, di buku yang sama, di halaman 417:
“...Dalam satuan kilokalori per mole, De adalah sebesar 109.”
Jika atom-atom hidrogen secara eksotermis melepas energi ketika
mereka menyatu membentuk molekul-molekul, energi potensial telah
hilang oleh molekul-molekul tersebut, tapi orang-orang itu mengatributkan
“energi potensial” pada molekul-molekul hidrogen—terbalik—untuk
mengelakkan mereka dari kewajiban menarik kesimpulan logis. Kebohongan
ini diperlihatkan oleh sebuah grafik (“gbr. 4”) yang dimaksudkan untuk
menunjukkan “energi potensial molekul hidrogen dalam status elektron
dasar (ground electronic state)”. Ini jelas merupakan penggambaran keliru
oleh seorang Ph.D. dalam bidang fisika dari “Royal Society”, bahwa hidrogen
dalam “status atom” bukanlah berada dalam status dasar, melainkan dalam
status terstimulasi. Menurut buku kimia fisika dari Inggris terbitan 1965 ini,
energi panas yang dihasilkan saat rekombinasi atom hidrogen adalah 109.000
kal/gram mole, yang kemudian digambarkan secara keliru sebagai “energi
potensial” “molekul-molekul hidrogen status dasar” yang baru terbentuk!
Tapi “status dasar” hidrogen adalah status atom, dengan elektron di level
energi terendahnya, jadi RQM terjebak oleh perbuatannya sendiri, karena tak
mungkin atom-atom status dasar dapat “menyimpan” 109.000 kal/gram
molekul. Di mana tepatnya energi ini “terletak”? Pada saat yang sama, angka
ini secara palsu disamakan dengan panas yang dihasilkan secara eksotermal
ketika dua atom hidrogen—masing-masing dalam “status terstimulasi”—
bersatu membentuk sebuah molekul. Karena energi panas dilepaskan saat
rekombinasi, molekul-molekul kekurangan energi potensial yang telah
dilepaskan. Energi potensial atom-atom terpisah dalam status dasarnya
adalah lebih besar daripada energi potensial molekul-molekul, sebab energi
panas tersebut dilepaskan dari eter yang dilatih dan ZPR yang dikonversi—
117
bukan dari atom-atom hidrogen—ketika mereka bergabung membentuk
molekul-molekul.
Ini dengan demikian terbuka kedoknya sebagai pikiran ganda
Orwellian. Sejak kapan energi potensial atom sebuah unsur diukur dari
status molekulnya? Ini persis sama dengan mengatakan bahwa sebuah truk
yang berada di dasar bukit memiliki lebih banyak “energi potensial” daripada
truk yang berada di puncak bukit, lantaran energi yang dibutuhkan untuk
mendorongnya ke puncak bukit! Betapa anehnya cara yang dipakai untuk
mendefinisikan “energi potensial”. Ini sama dengan mengatakan bahwa gas
hampa bisa memiliki energi potensial gas yang diperlukan untuk mengisi
penuh!
Hal unik mengenai atom hidrogen adalah bahwa ia “lahir” di puncak
bukit! Atributnya yang mengejutkan terletak pada kemampuannya untuk
berperan sebagai “pintu” antara eter dan dunia materi atom yang lebih
familiar.
Pernyataan-pernyataan para relativis tanpa disadari telah diterima
sebagai hal yang benar, sebab menurut teori mereka tak mungkin ada eter
atau Zero Point Radiation (ZPR), dan molekul-molekul pasti memiliki lebih
banyak energi dibanding atom-atom terpisah, sebab “E = MC2”. RQM telah
menyalah-deskripsikan dan menyembunyikan proses ini di mana atom-atom
terpisah—dengan MASSA lebih rendah—memiliki lebih banyak energi “atom”
dibanding molekul! Hah! Fakta-fakta hidrogen ini memperlihatkan bahwa E
JAUH LEBIH BESAR DARI MC2.
Menurut relativisme dan mekanika quantum, materi “padat” secara
keliru dianggap sebagai bentuk tersimpan “energi atom” yangg paling
“kompak”, sebab energi tersebut dikira dilepaskan oleh “tubrukan” dan
penghancuran atau fusi atom-atom secara serentak, yang menurut Tesla tidak
benar. Reaksi atom hidrogen dengan jelas memperlihatkan bahwa Tesla benar
dan Einstein dan para relativis salah, sebab atom-atom hidrogen mempunyai
lebih banyak energi potensial dalam status atom terpisah (separate atomic
state) dibanding dalam status dwiatom molekul (diatomic molecular state)! Ini
hanya boleh salah satu, sebab ketika terpisah, atom-atom “mengumpulkan”
energi dari ZPR, dan menyemburkannya dari eter saat menyatu ulang! Dalam
kedua kasus, energi tidak disimpan oleh atom-atom, dan tak lagi dimiliki oleh
molekul-molekul setelah dilepaskan, kecuali jika ada kebohongan lebih besar
lagi yang tersembunyi dalam semak relativis.
118
Argumen menyesatkan dan menyimpang mengenai energi potensial ini
juga merupakan cara untuk mengacaukan molekul-molekul dwiatom hidrogen
dengan atom-atom hidrogen yang baru lahir yang dihasilkan oleh hidrolisis air.
Energi hidrolisis disamakan dengan energi penguraian, dan energi pembakaran
disamakan dengan energi rekombinasi, tapi informasi yang disajikan di sini
memperlihatkan bahwa dengan menggabungkan hidrolisis air, di mana
atom hidrogen dihasilkan secara langsung, dengan proses rekombinasi atom
hidrogen, bukan proses pembakaran—dan barangkali membuang oksigen—
maka sekurang-kurangnya 10,5 kali lipat energi input hidrolisis bisa dihasilkan,
masih dalam sepertiga proses free energy hidrogen yang mengejutkan.
Ini benar sebab proses atom hidrogen, tak diragukan lagi, melepaskan
sekurangnya 3,75 kali BTU menurut berat, sebagaimana hidrogen biasa dalam
proses pembakaran. Para relativis sependapat bahwa “energi pembakaran”
setara dengan setidaknya “energi hidrolisis” (meski diketahui luas bahwa
produksi hidrogen industri melalui elektrolisis pada umumnya menghasilkan
120%). Produksi atom hidrogen langsung melalui hidrolisis, yang memangkas
operasi penguraian terpisah, merupakan kemungkinan lain yang menarik.
Ini tidak menghabiskan ekuivalen elektris 109.000 kal/gram molekul (hanya
untuk memproduksi 65 cm3 gas hidrogen).

BAGAIMANA CARA KERJANYA?


Sebagai sebuah “proses pengelasan”, proses ini ‘disuangkan’ oleh pengelasan
MIG dan TIG, yang tak satu pun dari keduanya mampu menyamainya dalam
hal penggunaan dan efisiensi pengelasan. Karena proses pengelasan tersebut
merupakan satu-satunya penggunaan “publik” bertahun-tahun lalu, proses-
proses “baru” memungkinkan industri melemparkan proses “usang” itu ke
dalam tumpukan sampah (kecuali untuk penggunaan ‘rahasia’ oleh mereka).
Proses-proses “baru” dipromosikan oleh “Anda-Tahu-Siapa-Mereka”, dengan
mendorong para penyuplai alat pengelasan dan perusahaan-perusahaan
tenaga listrik di level mereka sendiri. Banyak barang kuno seperti tangki, trafo,
meteran, torch, elektroda, gas, flux, tenaga listrik, dan lain-lain, yang dijual
dengan keuntungan besar. Jika masyarakat menghasilkan hidrogen sendiri
untuk pengelasan di rumah, berapa banyak peralatan, suplai, dan tenaga yang
akan mereka beli?
Bagaimanakah atom hidrogen memperoleh energinya, jika bukan dari
“eter”? Tak heran penguasa sains tidak ingin Anda mengetahui bahwa ada eter.
119
Jika kita mempercayai “hukum kekekalan energi”, sebagaimana ditafsirkan
oleh penguasa ‘sains’ (yang relativistik dan mengabaikan eter), proses ini
mustahil, tapi menggunakan data yang tersedia dari buku-buku ‘standar’, saya
telah membuktikan bahwa energi input sebesar 103 kal/gram dengan suatu
cara telah ‘diperbesar’ menjadi 109.000 kal/gram molekul hidrogen—kelipatan
lebih dari 1.058 kali—atau bahwa, dengan menggunakan hidrogen sebagai
“medium”, bahwa 103 kalori tersebut adalah ‘bibit’ energi (disebut “energi
aktivasi”), memicu penangkapan netto 108.897 kal/gram molekul oleh atom
hidrogen, dari “eter”.
Proses “atom helium” yang sama fenomenalnya (telah dijelaskan dalam
Space Aliens) adalah 4,6 kali lipat dari output ini. Itu bisa dilakukan dengan
cara yang sama, dan menghasilkan jenis energi listrik dan juga perubahan
radiasi menjadi energi panas yang sama, di mana “massa” hanya merupakan
“medium” yang digunakan dalam proses tersebut. Prinsip yang sama dipakai
oleh Proses Atom Hidrogen, dalam Method and Means of Converting Atomic
Energy into Utilizable Kinetic Energy-nya Josef Papp (Patent No. 3.670.494, 20
Juni 1972), dan beberapa penemuan lain yang disebutkan di sini. Jika proses-
proses ini menggunakan energi listrik sebanyak yang dihasilkan, dan energi
listrik merupakan produk akhir yang dicari, apa jadinya penggunaan proses
tersebut, ya kan? Pada angka 30 mil per galon untuk n-Heptane, helium dapat
mencapai 42,86 kali lipat dari itu, atau sekitar 1285,8 mil per pon.
Menurut Scientific Encyclopedia Van Nostrand, edisi ke-5, Van Nostrand
Reinhold Co. (1976), pembombardiran elektron sederhana gas helium, di
sebuah chamber khusus, menstimulasi atom helium menjadi isotop radioaktif
temporer yang ber-half-life23 sangat singkat. Dalam status ini, atom
helium melepaskan elektronnya, menaikkan satu elektron ke status 2 (ia
bertahan dalam status ini selama waktu yang sangat singkat), dan setelah
itu melepaskan 460.000 kal/gram-atom (per gram helium) saat atom yang
terstimulasi itu kolaps kembali ke status dasarnya. Panasnya berbentuk
photon. Ini serupa dengan proses atom hidrogen, sebagaimana telah saya
ilustrasikan. Menurut teori saya, sementara awan-awan elektron berada dalam
status terstimulasi (mengembang), mereka menggumpal dan mengkonversi
energi dari ZPR.
Rupanya saat hidrogen melewati arc, medan magnet dan listrik, plus
panas, menyediakan energi aktivasi yang memicu ‘penangkapan’ tambahan
23 Waktu yang diperlukan bagi keradioaktifan untuk jatuh ke setengah harga asalnya—penj.
120
108.897 kal/gram molekul energi penguraian endotermis oleh molekul.
Mungkinkah hal ini terjadi? Karena setiap atom hidrogen terdiri dari satu
proton dan satu elektron (masing-masing dengan sepasang muatan setara
dan berlawanan), kita mengira bahwa gaya pengikat di antara molekul-
molekul sangatlah lemah, tapi ketika atom-atom terpisah, mereka
mengembang hingga berukuran sangat besar—sebab ion-ion negatif lebih
besar dibanding atom-atom non-logam yang darinya mereka terbentuk—
mencakupi volume besar Materi Omni (istilah yang saya pakai untuk “eter”).
Pada saat rekombinasi, volume atom-atom menyusut, sebab kelebihan energi
yang ‘terkumpul’ diperas dari eter sebagai free energy (panas). Penguraian
“endotermis” hanya menyerap 103 kal/gram molekul, tapi pada saat
rekombinasi, atom-atom secara “eksotermis” menghasilkan netto 108.897
kal/gram molekul. Bagaimana persisnya ini terjadi?
Sebagaimana dinyatakan dalam Space Aliens, menurut teori saya,
seluruh ruang dipadati dengan “Partikel Omni” (A.K.A. “eter”). Materi
padat, sangat halus, dan sepenuhnya transparan, tapi sulit ditangkap ini,
diinterpenetrasi secara omnidirectional oleh sesuatu yang disebut Zero Point
Radiation (“ZPR”), berfrekuensi dan bervoltase demikian tinggi, yang sulit
untuk diukur atau dipahami. Radiasi ini berada dalam keadaan setimbang
(non-relativistik), oleh karenanya disebut sebagai radiasi “Zero Point”.
Fakta-fakta yang terbukti oleh proses atom hidrogen, dijelaskan dengan
keterlibatan Materi Omni dan ZPR, dilarang oleh teori relativitas dan mekanika
quantum, di mana osilator harmonis sederhana tak mungkin memiliki
status energi kinetik nol tak bergerak, sebab status dasar masih memiliki
setengah quantum energi dan gerakan sesuai, sedangkan menurut kaidah
relativitas ‘lainnya’, prinsip energi kinetik tak dapat diterapkan pada radiasi
elektromagnetik (ZPR). Karena relativitas juga menolak eksistensi eter, tak
ada sesuatu di “ruang hampa” untuk memuat energi pancaran semacam itu,
dan proses atom hidrogen harus menciptakan energinya dari “nihil”, karenanya
melanggar hukum kekekalan energi, sebagaimana disalahtafsirkan oleh para
relativis, yang memandang semua fungsi energi sebagai bagian dari produk
‘turunan berliku-liku’ BIG BANG “awal”.
Anda bisa melupakan apa kata para relativis. Kesetimbangan ZPR
dapat dirusak oleh disturbansi yang dihasilkan dalam Materi Omni—yang saya
bagi menjadi Omnion (partikel “subproton” positif sangat halus) dan Omnitron
(muatan “subelektron” yang diangkut oleh Omnion)—yang kesemuanya
121
diinterpenetrasi oleh ZPR. Vibrasi (disturbansi) unidirectional dalam
Materi Omni menyebabkannya mengumpulkan gaya pindahan dari ZPR,
melemparkan Materi Omni dari kesetimbangan, dan mengembalikan
kesetimbangan kepada ZPR. Kelebihan gaya milik Materi Omni kemudian
ditransfer melalui atom-atom hidrogen (atau atom-atom lain yang membesar
dan terstimulasi temporer yang mencakupinya) menjadi frekuensi massa
atom, selama disturbansi, sehingga mengembalikan kesetimbangan kepada
Materi Omni. Gaya pindahan ini bukan “energi yang diciptakan dari nihil”, tapi
hanya merepresentasikan perubahan “bentuk” suatu energi tak terbatas (gaya
terus-menerus), yang telah eksis di ‘ruang angkasa’ dalam bentuk-bentuk lain
(seperti ZPR, ataupun muatan “subelektron”).
Setiap kali H2 terurai menjadi 2H (H1), dan awan-awan elektron tunggal
membesar hingga mencakupi lebih banyak Materi Omni (dipengaruhi oleh
ZPR yang lebih besar), terdapat reaksi dengan dan transfer gaya dari sumber-
sumber atom eksotermis, melewati molekul-molekul, menuju Omnion-
Omnion telanjang yang diperangkap untuk mengikat atom-atom secara
serentak. Energi eksotermis ini cukup untuk melemparkan Omnion dalam
awan-awan elektron, dan terkonsentrasi di ruang antara atom-atom, melebihi
perbatasan quantum elektronnya, sehingga energi tambahan yang dibutuhkan
untuk menguraikan atom-atom diperoleh kembali dari Materi Omni dan ZPR
sekeliling, mengembalikan kesetimbangan Materi Omni. Dengan rekombinasi
atom hidrogen membentuk 2H, energi pancaran ZPR yang dikonversi dan
muatan subelektron—yang saya sebut Omnitron—tersembur (terperas keluar)
dari atom-atom, sebagai panas atau energi pancaran yang diinterkonversi
lainnya yang berfrekuensi lebih rendah, sementara awan-awan elektron
menyusut dengan bertambahnya charge positif yang diangkut oleh Omnion.
Alasan mengapa densitas awan elektron molekul hidrogen lebih terkonsentrasi
di area sekeliling ruang antara atom-atom adalah lantaran kehadiran Omnion-
Omnion terlatih di situ. Kalau tidak, dua muatan negatif yang diangkut
oleh dua atom akan menyebabkan saling tolak. Sebenarnya, karena panas
merupakan radiasi berspektrum infrared, proses ini dapat dipahami sebagai
cara pengkonversian ZPR dari radiasi berspektrum positif (‘dingin’) yang
ultra-penetrating menjadi radiasi berspektrum infrared (panas) yang reaktif
terhadap massa, dan itu kurang lebih merupakan “sumber” “free energy”,
dalam bentuk radiasi panas eksotermis. ZPR adalah dapat dianalogikan
dengan sinar matahari, tapi ia mempenetrasi semua materi sepanjang waktu
122
dan tidak terpengaruh oleh siang atau malam, sehingga setiap saat dapat
dikonversi menjadi energi yang berguna dengan teknologi yang sesuai,
misalnya proses atom hidrogen.
Secara kebetulan, proses atom hidrogen ini, sebagaimana pertama kali
dipublikasikan sampai sekarang, juga jelas merupakan sumber nyata panas
eksotermis ganjil yang dihasilkan dalam aqueous cavitation (peronggaan
encer), dan juga dalam proses “fusi dingin”, yang merupakan dua proses free
energy lainnya yang berbasis proses atom hidrogen. Tambahan pula, inilah
fenomena yang rupanya bertanggung jawab atas aksi pemompaan berbasis
cavitation yang kuat dan tanpa bahan bakar yang dihasilkan oleh “Hydro Vacuo
Motor” milik Ernst Worrell Keely sekitar tahun 1870
Atom-atom hidrogen memiliki elektron-elektron tunggal tak
berpasangan di dalam selongsong yang membesar. Atom-atom ini berada
dalam Kelompok I-a Mendeleev, dan semua atom dalam kelompok tersebut
memiliki elektron-elektron luar tak berpasangan, dan bersifat photo-
reactive (reaktif terhadap cahaya—penj) dan mengubah saat terpapar cahaya
ultraviolet, sebagaimana semua atom unsur-unsur di bawah nomor atom 19.
Beberapa dari unsur ini mengubah cahaya tampak dan infrared, dan mereka
semua dapat digunakan untuk mengubah ZPR menjadi free energy yang
berguna. Sifat photo-reactive ini menciptakan isotop temporer penghasil-
radioaktif-buatan yang ber-half-life singkat, dengan emisi energi photon
yang mengembalikan kesetimbangan kepada atom-atom saat mereka
kembali ke status dasar. Energi untuk emisi radioaktif ini berasal dari eter,
bukan dari atom-atom itu sendiri. Atom-atom tersebut dapat dianalogikan
dengan kristal-kristal tertentu, tergambarkan melalui Raman Effect, di mana
cahaya yang melewati kristal “diturunkan” ke frekuensi lebih rendah. Cahaya
berspektrum infrared yang dihasilkan melalui proses atom hidrogen bersifat
reaktif termis terhadap atom dan molekul normal materi, lantaran panjang
gelombangnya yang lebih panjang.
Transfer gaya dari ZPR, via Materi Omni, melewati atom-atom H yang
terurai, rupanya adalah sesuatu yang dikatakan oleh Tesla secara tersamar,
saat dia menyatakan: “Tak ada energi dalam materi selain yang diterima dari
lingkungan.”
Dalam “fusi dingin”, sel elektrolit memproduksi “hidrogen baru”, persis
seperti dalam proses atom hidrogen, dan rekombinasi monoatom hidrogen
menjadi 2H melepaskan panas, produk yang diminta. Proses atom hidrogen ini
123
juga membuktikan teori Tesla bahwa “energi atom” berasal dari lingkungan,
bukan dari atom-atom yang ‘bertubrukan’. Ini membuktikan bahwa “massa”
bahkan tidak masuk ke dalam persamaan, dan bahwa E = MC2 Einstein itu
salah. Teori Einstein menyatakan bahwa proses yang saya gambarkan ini
hanya mungkin terjadi jika hidrogen ‘dihancurkan’, mengkonversi “massanya”
menjadi panas, kalau tidak, maka akan mustahil. Tapi hidrogen tetaplah
hidrogen, sebelum, selama, dan setelah proses, dan Einstein telah salah,
salah, salah! Ini bertentangan dengan relativisme, prinsip “ketidakpastian”
Heisenberg, mekanika quantum yang disalahtafsirkan, dan BIG BANG!
Barangkali proses ini juga atau proses semacamnya yang dirujuk Leland
Anderson dalam pidatonya mengenai Tesla, ketika dia menyebutkan unit-unit
termal “penarik” miliknya “...tepat dari udara tipis”. Bagaimanapun juga, ketika
dalam bentuk molekul 2H, atom-atom hidrogen adalah lebih kecil, karenanya
mereka “termampatkan”. Pemampatan gas melepaskan radiasi panas,
biasanya dianggap berawal dengan energi yang secara endotermis diserap
selama decompression, tapi dalam kasus hidrogen, perubahannya dipengaruhi
oleh proses fisikal alami rekombinasi menjadi 2H. Atom-atom molekul dapat
‘didekompres’ melalui sedikit penggunaan panas penguraian, sebab gaya
pengikat (yang diciptakan oleh Omnion) yang kuat antara atom-atom lebih
mudah diperlemah oleh sejumlah kecil energi eksotermis yang cukup untuk
memisahkan atom-atom, sehingga Omnion memperoleh kembali muatan
Omnitronnya dari eter dan ZPR sekeliling. Atom-atom hidrogen dikenal
memiliki rasio muatan:massa paling tinggi, rasio yang menetralisir proton-
proton hampir secara menyeluruh. ‘Dekompresi’ awan-awan elektron terjadi
selama penguraian, sebab terdapat kekurangan massa positif di dalam awan-
awan tersebut untuk menarik awan turun menuju proton. Saat proton-proton
terurai dengan penggunaan 103 kal/gram molekul, ini memperkenankan
awan-awan elektron atom yang mengembang untuk mencakupi volume atau
Omnion yang lebih besar, mengangkut muatan Omnitron subelektron yang
setara dengan 108.897 kal/gram molekul dari satu-satunya sumber yang
tersedia, yaitu ZPR dan Materi Omni (A.K.A. “eter”). Karena tak terdapat
aktivitas pendinginan yang tinggi di dekat area penguraian, ‘panas’ hanya
bisa berasal dari Materi Omni dan ZPR, dan pada akhirnya terjadi konversi
energi berbentuk ZPR ‘dingin’ acak, dan muatan Omnitron, menjadi bentuk
radiasi panas yang koheren dan dapat dimanfaatkan. Proses ini, meski bisa
dipicu secara termal, bukanlah proses sekadar termal, sebab netto energi yang
124
dilepaskan mulanya tidak dikonversi dari energi termal, tapi dari ZPR dan
Omnitron, menjadi radiasi infrared (termal).
Yang mengherankan, data mentah mengenai proses ini berasal dari
buku-buku sains biasa, meski buku tertua diproduksi di Inggris, dan praktis
tak bisa diperoleh oleh sebagian besar pelaku eksperimen di Amerika. Output
dan magnitudo penuh yang sebanding dengan petroleum hanya tersingkir
oleh konversi skala berat, ukuran, satuan, dan temperatur, menjadi gambaran
konsisten, untuk mendapatkan netto output total. Sebagian besar fisikawan
atau kimiawan akan menolak mempercayai hasilnya, sekalipun mereka sendiri
telah mengkalkulasinya, dan bersikeras bahwa hitungan mereka keliru. Ini
memang KEBOHONGAN BESAR yang terbalik, yang dikatakan sangat kecil,
dan sering. KEBOHONGAN BESAR ini terdiri dari penolakan akan adanya eter,
distorsi mekanika quantum, serta melebih-melebihkan dan meminimalisir
pengukuran lain yang tidak cocok, dalam rangka menciptakan gambaran
menyeluruh yang palsu. Ini kemudian ditopang oleh kekosongan informasi,
dalam buku-buku dan sumber lainnya yang bisa diperoleh publik, yang
diciptakan melalui National Security Act oleh Kartel Energi/Bahan Bakar.

PENGGUNAAN PROSES SECARA TEPAT


Nah, kita mulai memahami sistem free energy atom hidrogen kita, dan
magnitudo outputnya yang besar, lalu bagaimanakah penggunaannya yang
paling tepat dan dapat segera diaplikasikan?
Penggunaan paling langsung dan tepat teknologi ini adalah
menyediakan panas untuk rumah-rumah, dan juga untuk home-industry,
seperti agrikultur. Penggunaan yang kedua adalah memproduksi panas untuk
uap guna menggerakkan pembangkit listrik bertenaga turbin, atau untuk
daya penggerak mobil, truk, perahu, kereta api, dan pesawat terbang. Sistem
ini akan sangat luar biasa jika dipasangkan dengan pembangkit listrik turbo
ber-loop tertutup yang digerakkan oleh refrigerant (zat pendingin), guna
menyediakan tenaga listrik untuk piring terbang elektro-propulsi, transportasi
pribadi yang paling hebat.
Karena output nettonya adalah panas, pesanan pembelian yang
pertama adalah heat exchanger spesial, untuk mentransfer panas ke air atau
media lainnya, atau untuk menghasilkan uap untuk tenaga turbin. Panas di
reaction chamber tungku pembakaran atom hidrogen harus cepat dihilangkan
oleh exchanger tersebut untuk mencegah penambahan panas yang cukup
125
untuk melelehkan permukaan reaktor yang menerima dan mengkatalisasi
atom-atom gas yang menyatu ulang. Rancangan sederhana yang
diperlihatkan di bawah ini hanyalah sebuah usul.
Bertahun-tahun lalu, para ahli metalurgi Jerman mengembangkan
tungku pembakaran hidrogen yang menggunakan crucible24 berbahan
tembaga dalam sebuah sistem tertutup yang menghasilkan “lingkungan
hidrogen” yang diperlukan untuk mereduksi senyawa-senyawa golongan
platina. Untuk bertahan terhadap temperatur tinggi yang diperlukan untuk
reduksi tersebut, wadah tembaga didinginkan dari bawah oleh air, yang
menghilangkan panas dengan cukup cepat untuk mencegah pelelehan
tembaga, sementara logam-logam platina dilelehkan di dalamnya dari atas
dengan torch. Kemacetan oksigen mencegah oksidasi wadah dan logam
platina, dan memastikan reduksi senyawa platina oleh hidrogen. Ide ini,
bersama dengan keakraban dan penggunaan pyro-technology selama 45 tahun
serta pengelasan selama 34 tahun, telah mempengaruhi rancangan tungku
pembakaran atom hidrogen (versi sederhana) ini:

24 Wadah tempat melebur logam—penj.


126
TUNGKU PEMBAKARAN ATOM HIDROGEN

KEJUTAN FREE ENERGY: Eter, ZPR, dan “Environmental” Energy


Bagian ini membahas sebuah perangkat yang secara tegas membantah teori-
teori relativitas Einstein dan membuktikan teori-teori nuklir Nikola Tesla.
127
Berdasarkan material dalam Space Aliens (hal. vii, 185 dan 187), seorang
peneliti mengundang saya bekerjasama dalam pengembangan sebuah
alat (secara fifty-fifty) (serupa dengan yang diperlihatkan di halaman vii),
dengan syarat saya tidak membubuhkan namanya. Saya mengusulkan untuk
menggunakan pipa besi dan trafo 15 kv, berbasis penggunaan “antena”
besi oleh Tesla dalam eksperimen Colorado Spring. Dengan input kira-kira 1
amp/120 volt (12 watt), diperoleh output 48 kw. Karena level K-capture besi
adalah 7.110 volt, saya menyarankan untuk mengeset dua kaki 7.500 volt ke
7.110 volt dengan variac (voltase total 14.220), di mana output naik menjadi 66
kw, meningkat lebih dari 38%.
Dengan 120 v/1 amp/60 cps/14,22 kv yang masuk ke dalam
perangkat ungrounded, outputnya (pada timah yang sama) rupanya terlapisi
(superimposed) pada frekuensi tinggi, sehingga, sambil mempertahankan
‘medan listrik excitation’ bervoltase tinggi, output tersebut dapat diekstrak
oleh filter dan rectifier25 berfrekuensi dan bervoltase tinggi, kemudian
direduksi menjadi tenaga listrik berguna dengan sebuah inverter.
Dalam “K-capture”, elektron “K-orbit” terdalam besi berjatuhan ke
nukleus, mengkonversi proton menjadi neutron tambahan. Ini untuk membuat
besi menjadi tak stabil (yakni “radioaktif” menurut pengertian Tesla), sehingga
mengganggu kesetimbangan ZPR dan bereaksi dengan ZPR, mengkonversi
beberapa di antaranya menjadi output listrik, via besi. Perangkat ini juga
dikatakan mampu mengubah seng menjadi merkuri, manakala digunakan
dengan satu cara lain untuk menghasilkan panas yang tinggi. Pada waktu
itu, perangkat tersebut agak membingungkan, tampak menghasilkan energi
besar.
Begitu perangkat mengeluarkan dengungannya, tanpa menimbulkan
arc, pertukaran udara dingin keluar dari bagian atasnya, dengan medan
magnet/listrik yang kuat di sekitarnya. Beberapa ozon tampak terbentuk. Ini
mungkin adalah (bagian dari) apa yang Tesla maksud saat dia mengatakan,
“Saya menemukan kegunaan baru pada besi”, dan “...ketika segalanya
senyaplah sesuatu betul-betul berlangsung”.
Jika Anda ingin mendapatkan salinan buku Free Energy Surprise (© 1997,
William R. Lyne), satu set perencanaan serta foto dokumenter, kirimkan uang
sebanyak $10 (sekaligus perangko) ke alamat: Creatopia Productions, General
Delivery, Lamy, New Mexico 87540; Tel/Faks (505) 466-3022.
25 Konverter AC menjadi DC—penj.
128
KESIMPULAN
196.200 BTU adalah banyaknya energi dari satu pon hidrogen. Saya harus
mencubit diri saya sendiri. Kemudian mengulanginya 10.000 kali.
Ketika “energi atom” jenis ini menghantam sebagian kecil publik
Amerika yang tak paham—para pengelas—di akhir tahun 1940-an, ada
beberapa artikel surat kabar yang mengatakan bahwa pelayaran trans-
Atlantik Queen Mary boleh jadi ditenagai oleh sebongkah material radioaktif
berukuran bola golf. Mereka mengatakan cerita yang dilebih-lebihkan
seperti itu agar kita terpancing dan membelinya, tapi “reaktor nuklir” masa
kini menghasilkan listrik pada level efisiensi yang sama dengan generator
berbahan bakar batu bara dan gas (38%), dan kita masih harus menghadapi
masalah yang tak terhindari yakni ongkos yang lebih besar, teknologi bahan
bakar fosil dan “nuklir” yang stagnan, kuno, dan telah berurat akar, serta
kemungkinan kehancuran, pemborosan, dan pembusukan nuklir ala Cernobyl.
Batu sandungan untuk pemanfaatan hidrogen sebetulya adalah ilusi, yang
diciptakan oleh para monopolis korporat-negara yang memaksa—CommuNazi
(A.K.A. IllumiNazi). Proses atom hidrogen ditemukan pada tahun 1912 oleh
Langmuir, dan dikembangkan sebagai “proses pengelasan” di tahun 1930-
an. Para ‘ilmuwan’ DOE di Los Alamos mengatakan bahwa pemanfaatan
hidrogen membutuhkan peralatan dan tangki cyrogenic yang berat dan tidak
praktis, hingga sistem hydride cair dikembangkan oleh Dr. Gerald Schafflander
dari California, diuraikan oleh saya dalam sebuah surat kepada New Mexico
pada 1980, memperolok upaya-upaya palsu mereka di tahun 1979. Kemudian
Schafflander dan rekan-rekannya dituntut oleh SEC, sebab hydride cair
menyimpan hidrogen di dalam sesuatu seperti “garam batu”—yang hancur
pada suhu kira-kira 700C. Para ilmuwan DOE hanya menyebutkan sistem
hydride logam padat yang lebih berat dan lebih tidak praktis. Sistem hydride
cair yang lebih ringan milik Schafflander, yang menggunakan solar-voltaic
untuk menghasilkan hidrogen, akan menjadi cara luar biasa untuk menyimpan
dan melepaskan hidrogen untuk proses atom hidrogen. Selamat tinggal para
kartel minyak, selamat datang atom hidrogen, saatnya membalas!
Ngomong-ngomong, alasan mengapa proses “fusi dingin” milik saya
(menggunakan katoda aneh berbasis timah), yang saya ujicoba di tahun 1980
silam, bekerja begitu baik (lihat Space Aliens from the Pentagon, hal. 198),
adalah karena Langmuir, di tahun 1912, mengatakan bahwa katoda campuran
timah menghasilkan “(atom) hidrogen baru”. Para pendukung fusi dingin
129
membuang katoda palladium26 Anda dan mendapatkan campuran timah!
Perhatikan, harga air naik jadi $1,4 per galon. Bagaimanapun, mengapa
“mereka” mesti membolehkan “kita” membeli seluruh galon “bahan kimiawi”
H2O murni dengan harga yang lebih rendah, terutama jika satu galon sudah
cukup untuk seumur hidup?

REFERENSI TENTANG PROSES ATOM HIDROGEN


1. J. R. Partington (Emeritus Prof. Of Chem., Univ. Of London), A Text-Book of
Inorganic Chemistry, (Sixth Edition, 1953), Macmillan & Co. Ltd., London
2. Van Nostrand’s Scientific Encyclopedia, Fifth Edition (Edited by Douglas M.
Considine), Van Nostrand Reinhold Company (1976)
3. E. A. Moelwyn-Hughes, Physical Chemistry (Second Revised Edition),
Pergamon Press, London (1965)
4. Nikola Tesla, Lecture Before the Institute of Immigrant Welfare, May 12,1938
5. William R. Lyne, Space Aliens From the Pentagon, (First Edition, 1993;
Second Edition, 1995), Creatopia Productions, General Delivery, Lamy, New
Mexico 87540

WILLIAM LYNE dilahirkan di Big Spring, Texas, pada tahun 1938, dan tumbuh
besar di kota-kota yang mengalami booming minyak di barat Texas, dua tahun
di Bay Area, utara California, selama Perang Dunia II, dan pedesaan Texas Big
Thicket tenggara. Dia memperoleh gelar B.S. dalam Fine Arts and Industrial
Arts (1965) dari Sam Houston State University, Huntsville, Texas, dan gelar
M.F.A. dalam Studio Arts (1969) dari University of Texas di Austin. Dia telah
tinggal di New Mexico selama 27 tahun, dan baru saja pindah ke selatan Santa
Fe, di kota Lamy yang memiliki sedikit jalur kereta api, bersama putranya yang
berusia 13 tahun, Angus.
Pada tahun 1993, dia menerbitkan Space Aliens from the Pentagon:
Flying Saucers are Man-Made Electrical Machines. Tahun 1995, dia
mengeluarkan edisi kedua yang telah direvisi dan dikembangkan. Alhasil,
muncul penebaran ilegal propaganda palsu pemerintah secara luas, melalui
para agen intelijen rahasia dalam komunitas “UFOlogy”, untuk mengatasi efek
dari buku tersebut.

25 Unsur logam putih yang digunakan sebagai katalisator dan dalam perhiasan—penj.
130
SESA NA

Free energy memang terdengar luar biasa, meskipun kami tak begitu paham
sepenuhnya. Mungkin free energy adalah emas hitam masa depan yang akan
sangat sulit ditambang, sebagai pengganti emas hitam masa kini yang jadi
minuman koleksi kendaraan-kendaraan bermotor kita yang berbaris rapat
di jalan-jalan, pengganti emas hitam yang mungkin tak sampai 16 tahun
lagi akan menghilang. Pada akhirnya, ini adalah demi mengetahui apa arti
'kebutuhan' dan apa arti 'berlebihan' tentang cara mengelola pola pikir hawa
nafsu dan kesenangan kita sebagai manusia.

Kesan yang bisa kita dapatkan dari buku ini adalah sang penulis cenderung
pada pemahaman alam semesta berosilasi dan juga menolak anggapan bahwa
alam semesta diciptakan.
NUHUN KA

Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan


dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu
serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan
yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu
menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan
di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-
Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.
(QS. Al-Hadiid [57]: 20)

Perjalanan adalah sebagian dari siksaan.


(HR. Al-Bukhari)
Mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Dzulkarnain. Katakanlah: “Aku
akan bacakan kepadamu cerita tentangnya.” | Sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan
kepadanya di (muka) bumi, dan Kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala
sesuatu, | maka diapun menempuh suatu jalan. | Hingga apabila dia telah sampai ke tempat
terbenam matahari, dia melihat matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam, dan dia
mendapati di situ segolongan umat. Kami berkata: “Hai Dzulkarnain, kamu boleh menyiksa
atau boleh berbuat kebaikan terhadap mereka.” | Berkata Dzulkarnain: “Adapun orang yang
aniaya, maka kami kelak akan mengazabnya, kemudian dia dikembalikan kepada Tuhannya, lalu
Tuhan mengazabnya dengan azab yang tiada taranya. | Adapun orang-orang yang beriman
dan beramal saleh, maka baginya pahala yang terbaik sebagai balasan, dan akan kami titahkan
kepadanya (perintah) yang mudah dari perintah-perintah kami.” | Kemudian dia menempuh
jalan (yang lain). | Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbit matahari (sebelah Timur)
dia mendapati matahari itu menyinari segolongan umat yang Kami tidak menjadikan bagi mereka
sesuatu yang melindunginya dari (cahaya) matahari itu, | demikianlah, dan sesungguhnya ilmu
Kami meliputi segala apa yang ada padanya. | Kemudian dia menempuh suatu jalan (yang lain
lagi). | Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan
kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan. | Mereka berkata: “Hai
Dzulkarnain, sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di
muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu
membuat dinding antara kami dan mereka?” | Dzulkarnain berkata: “Apa yang telah dikuasakan
oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan
(manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka, | berilah aku
potongan-potongan besi.” Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak)
gunung itu, berkatalah Dzulkarnain: “Tiuplah (api itu).” Hingga apabila besi itu sudah menjadi
(merah seperti) api, diapun berkata: “Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar aku tuangkan
ke atas besi panas itu.” | Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula)
melubanginya. | Dzulkarnain berkata: “Ini (dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila
sudah datang janji Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah
benar.”

Kadang sabar itu memanas seperti api...


Kadang amarah itu mengalir seperti air...

“Aku tahu, setiap kali aku membuka sebuah buku,


aku akan bisa menguak sepetak langit.
Dan jika aku membaca sebuah kalimat baru,
aku akan sedikit lebih banyak tahu dibandingkan sebelumnya .
Dan segala yang kubaca akan membuat dunia
dan diriku menjadi lebih besar dan luas.”
(Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup)

Anda mungkin juga menyukai