Anda di halaman 1dari 3

Aku Generasi Unggul Kebanggaan Bangsa Indonesia

Zahra Alifia Bimonov

“We cannot always build the future for our youth, but we can build our youth for the future.”

― Franklin D. Roosevelt

Hidup di Indonesia pada zaman sekarang, entah apa yang seharusnya dirasakan. Semuanya
tampak mudah sekali. Kursi kuliah mudah dibeli, pejabat mudah disuap, kesalahan kecil mudah
di-bully, peraturan mudah dilanggar. Pejabat adalah cermin masyarakat, dan masyarakat adalah
cermin bahwa Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Menjadi generasi muda adalah takdir yang
sudah ditetapkan Tuhan. Namun kita yang akan memilih generasi seperti apakah kita. Untuk
menjadi generasi muda yang unggul, banyak yang harus dipersiapkan. Apalagi dalam
menghadapi dekade selanjutnya dimana pasar internasional semakin terbuka.

Dalam mempersiapkan diri menjadi generasi muda yang unggul, hal yang pertama yang
saya tanamkan pada diri sendiri adalah nasib Indonesia besok ada pada saya dan teman-teman
saya. Maka saya harus memantaskan diri. Dibutuhkan generasi yang cerdas untuk membangun
bangsa. Saya selalu berusaha belajar sebaik mungkin dengan segala fasilitas yang disediakan
orang tua dan universitas. Meskipun ada kompensasi absensi saat kuliah, alangkah lebih baiknya
jika dapat hadir selalu. Hal buruk yang terlalu identic dengan perkuliahn yaitu TA (titip absen).
Bagi saya kebiasaan titip absen membentuk pribadi yang tidak jujur dan berpotensi KKN di masa
depannya. Terdapat banyak generasi muda saat ini. Akan lebih baik jika kita dapat mempelajari
berbagai bidang. Namun jadilah ahli pada salah satu bidang sehingga akan ada rujukan di setiap
permasalahan.

Yang kedua yaitu hubungan sosial. Saya termasuk orang yang introvert. Namun saya
menyadari pentingnya berhubungan dengan masyarakat. Saya mencoba berorganisasi di sekitar
lingkungan saya. Saya mengikuti himpunan mahasiswa di jurusan saya yaitu HMTK. Saya
berada di bidang Pendidikan dan Keilmuan. Bidang tersebut banyak mengurusi hal akademik
seperti kuliah tamu, berbagai pelatihan, serta buku latihan soal. Dari sana saya belajar bahwa
berorganisasi bias selaras dengan perkuliahan. Jika memang disitu ketertarikan saya, maka saya
harus mengembangkannya. Lalu saya juga bergabung dengan organisasi kerohanian tingkat
jurusan dan fakultas. Dari dulu saya memang ingin berkonsentrasi pada hal kerohanian agar
pergaulan tetap terjaga. Hubungan social juga tidak harus di lingkungan kampus. Banyak
lembaga masyarakat pada berbagai bidang, seperti peningkatan kesehatan masyarakat, mengajar
anak-anak jalanan, apabila ingin berpolitik dapat bergabung dengan partai tertentu, menjadi
pemuda masjid, ataupun menjadi duta daerah asalnya. Banyak cara untuk meningkatkan skill
social kita. Sehingga carilah apa yang sesuai dengan diri sendiri.

Selain bidang utama yang didalami, perlu adanya skill tambahan untuk melengkapi
kualifikasi generasi yang unggul. Bagi saya, bahasa asing wajib dipelajari. Bahasa Inggris
sebagaai hal utama karena merupakan bahasa internasional. Sejak saya SD hingga SMP saya
mengikuti kursus bahasa inggris. Selain itu, saya biasa mengisi liburan saya dengan hal yang
bermanfaat. Pada libur semester 1 lalu saya pergi ke Kampung Inggris, Pare, untuk mengasah
kembali kemampuan bahasa inggris saya. Selain itu saya juga pernah mempelajari bahasa arab di
sekolah dari SD hingga SMP. Kemampuan bahasa juga bisa ditingkatkan dari hobi kita. Seperti
saya yang suka menonton dorama Jepang dan drama Korea sehingga sedikit demi sedikit kosa
kata saya bertambah. Skill tambahan juga bisa didapat dari ekstrakulikuler ataupun UKM.
Dahulu saya sempat mempelajari bela diri pencak silat untuk pertahanan diri. Bela diri saat ini
sangat dibutuhkan terutama bagi perempuan. Selain itu saya juga sempat bergabung dengan klub
basket namun tidak bertahan lama karena fisik yang kurang memadai. Lalu saya juga bergabung
dengan ansamble dengan alat music biola. Bagi saya mencoba berbagai hal itu baik. Siapa tahu
kita dapat mengetahui apa sesungguhnya bakat kita disamping skill tambahan tersebut.

Lalu yang terakhir namun penting adalah ketaatan terhadap agama. Akhir-akhir ini
banyak pihak yang merasa agama lebih baik dipisahkan dari urusan pekerjaan/perkuliahan.
Tapi bukankah tujuan Negara ini membuat masyarakatnya beragama dan mengakui adanya
Tuhan Yang Maha Esa? Masyarakat perlu beragama agar mengingat ada zat yang
menciptakannya. Dari pendidikan agama yang kuat, karakter diri akan meningkat menjadi
beradab. Saya yakin semua agama mengajarkan kesopanan dan adab bermasyarakat. Banyak
sekali kasus pelajar yang berbuat tidak sopan kepada orang yang lebih tua seperti guru mereka.
Atau kasus terbaru yang menarik perhatian dari Anji. Anji yang seorang musisi menanyakan
apakah boygrup Korea memiliki lagu yang mirip dengan lagunya yang sudah dirilis tahun
2011. Para fans boygrup tersebut merespon dengan kasar dengan mengatakan kata kasar
bahkan menyumpahi agar ia meninggal. Miris sekali melihat moral anak bangsa yang seperti
itu. Urgensi akan pelajaran agama dan pengajaran moral di Indonesia harus menjadi isu yang
ditindaklanjuti. Bagi saya, pendidikan agama dan pengajaran moral perlu dilakukan semenjak
kecil hingga perguruan tinggi.
Dari sini saya yakin bahwa pendidikan keilmuan tanpa pendidikan agama seperti
berlayar tanpa dayung. Dengan ilmu, kita tetap bisa mengapung, tetap bisa di atas. Tetapi arah
kita akan tak jelas. Hanya mengikuti arus, itupun jika ada. Tetapi dengan dayung, kita bisa
menuju tujuan kita secara cepat dan tepat. Untuk menjadi Negara yang damai serta maju,
penduduk Indonesia harus diedukasi agar lebih beragama dari sekedar titel mempunyai agama.
Beragama berarti mengamalkan ajaran agama termasuk integritas, kesopanan, dan adab
terhadap orang lain.
Pemerintah sudah sepatutnya turut berperan dalam pembentukan generasi yang baru.
Beasiswa unggulan diharapkan dapat meningkatkan kualifikasi generasi muda Indonesia agar
menjadi generasi yang unggul. Apabila generasi muda Indonesia yang sebagai subjek sudah
baik, maka meningkatkan kualitas Indonesia bukan lagi menjadi hal yang tak mungkin. Karena
Negara adalah cerminan rakyatnya.

Anda mungkin juga menyukai