Anda di halaman 1dari 12

Pengaruh Sikap Kerja, Usia, Dan Masa Kerja Terhadap Keluhan Low Back Pain

JURNAL PENA MEDIKA, ISSN : 2086-843X


Vol. 6, No. 2, Desember 2016 : 91 – 102

PENGARUH SIKAP KERJA, USIA, DAN MASA KERJA


TERHADAP KELUHAN LOW BACK PAIN

Hanif Riningrum, Evi Widowati


Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Negeri Semarang,Kampus Sekaran,
Gunungpati, Semarang, 50229 Jawa Tengah Indonesia Telp. (024) 8058007
Korespondensi: hriningrum@gmail.com; fik@unnes.ac.id

ABSTRAK
Latar Belakang. Low Back Painadalahrasa nyeri yang dirasakan tulang belakang
daerah spinal (punggung bawah), otot, saraf, tendon, sendi, atau tulang rawan. Tujuan
penelitian untuk mengetahui pengaruhsikap kerja, usia, dan masa kerja terhadap keluhan
low back pain pekerja sewing Garmen PT. Apac Inti Corpora Semarang. Metode. Jenis
penelitian cross sectional. Populasi pekerja 71pekerja dengan sampel 42
pekerja.Instrumen yang digunakan kuesioner, lembar NBM, dan REBA.Analisis data
secara univariat, bivariat,dan multivariat. Hasil penelitian terdapat hubungan antara
sikap kerja (p=0,002), masa kerja (p=0,040) dengan keluhanlow back pain. Variabel
yang tidak berhubungan usia (p=0,554).Sehingga, terdapat pengaruh sikap kerja
(ρ=0,005, nilai koefisien=3,100, nilai exp(B)=22,206) artinya apabila ada kenaikan
sikap kerja sebesar 1 tingkat maka akan meningkatkan risiko keluhan low back pain
sebesar 22,206 kali lebih tinggi. Pengaruh masa kerja (ρ=0,038, nilai koefisien=2,461,
nilai exp(B)=11,711) artinya masa kerja >4 tahun memiliki risiko keluhan low back
pain 11,711 kali lebih tinggi dibandingkan masa kerja ≤4 tahun. Saran untuk
pekerjamelakukan pemanasan ringan sebelum bekerja dan mengatur waktu istirahat saat
bekerja. Untuk perusahaan mengadakan pelatihan ergonomi, pemasangan poster tentang
sikap kerja, dan menyediakan kursi meja kerja ergonomis.

Kata Kunci: Keluhan Low Back Pain, Sikap Kerja, Usia, Masa Kerja, Pekerja Sewing
Garmen.

ABSTRACT
Background. Low Back Pain is pain that is feltin the area of spinal spine (lower back),
muscles, nerves, tendons, joints, or cartilage. The purpose was to determine the effect of
work posture, age, and tenure towardsymptom of lowback pain on sewing Garment
workers PT. Apac Inti Corpora Semarang. Method. The type of research is cross
sectional. The population is 71 workers with sample of 42 workers. The instrument used
questionnaire, NBM sheet, and REBA. Data analysis of univariate, bivariate, and
multivariate. Results of the study there is a relationship between the work posture
(p=0.002), tenure (p=0.040) with symptom oflow back pain. The variable which is
unrelated isage (p=0.554). Thus, thereare influences of work posture
(ρ=0.005,coefficient=3.100, value of exp (B)=22.206) means if there is one level of
work posture increased it will also increase the risk of low back pain of22.206 times
higher. Influences of tenure (ρ=0.038,coefficient value=2461, value of exp (B)=11.711)
means that tenure which is >4 years has the risk of low back pain of 11,711 times
higher the tenure of ≤4 years.

91
Hanif Riningrum, Evi Widowati

Suggestions for the worker do do warming up before working andmanage the break
time of work. For the company hold an ergonomics training, apply posters contains of
work posture, andprovide ergonomicchairsdesks work..

Keywords: Low Back Pain Symptom, Work Posture, Age, Tenure, Sewing Garment
Worker.

PENDAHULUAN punggung bawah dalam satu tahun


Low Back Pain(LBP) merupakan terakhir 15% sampai 20%, sebanyak
rasa nyeri yang dirasakan pada 90% kasus nyeri punggung disebabkan
punggung bawah yangsumbernya oleh kesalahan posisi tubuh dalam
adalah tulang belakang daerah bekerja, misalnya sikap kerja dalam
spinal(punggung bawah), otot, saraf, kegiatan menjahit. (Indri Santiasih,
tendon, sendi, atau tulang 2013).
rawan(Suma’mur P.K., 2009).Low Back Profesi sebagai penjahit akan
Pain merupakan keluhan yang dapat menghadapi risiko pekerjaan. Menurut
menurunkan produktivitas manusia, 50- OSHA didalam pekerjaan penjahit
80% pekerja di seluruh dunia pernah memiliki berbagai risiko, yaitu risiko
mengalami low back pain sehingga yang ditimbulkan oleh desain kerja
memberi dampak buruk bagi kondisi dalam pekerjaan menjahit misalnya:
sosial-ekonomi dengan berkurangnya desain kursi, desain meja jahit, dan
hari kerja juga penurunan produktivitas pedal meja jahit. Para penjahit memiliki
(Roupa et al., 2008). Nyeri ini juga risiko mendapatkan gangguan
diderita oleh usia muda maupun tua muskulokeletal akibat kerja, terkait
namun keadaan semakin parah pada dengan postur tubuh yang terjadi
usia 30-60 tahun keatas. Sebanyak 2%- didalam aktifitas kerja yang dilakukan
5% dari karyawan di negara industri
sehari-hari.
tiap tahun mengalami low back paindan
Angka kejadian low back pain
15% nya dari pekerja di industri
diperkirakan antara 7,6% sampai 37%
perdagangan.(WHO, 2003).
di Indonesia. Dari hasil penelitian
Pada tahun 2003, 3,2% dari total
secara nasional yang dilakukan
tenaga kerja Amerika Serikat
kelompok studi nyeri PERDOSSI
mengalami kerugian waktu produktif
karena low back pain (Colorado (Persatuan Dokter Spesialis Saraf
Department of Public Health and Indonesia) pada bulan Mei 2002 di 14
Environment Occupational Health rumah sakit pendidikan, dengan hasil
Indicators Report, 2012).Sedangkan menunjukkan bahwa keluhan nyeri
pada tahun 2012, prevalensi nyeri tengkuk sebesar 37,5%, bahu kanan

92
Pengaruh Sikap Kerja, Usia, Dan Masa Kerja Terhadap Keluhan Low Back Pain

53,8%, bahu kiri 47,4%, dan nyeri finishing, pressing, quality control,
punggang bawah sebesar 45% dari packing, dan deliveries. Tenaga kerja di
1.598 orang. Dari jumlah penderita PT. Apac Inti Corpora bagian
tersebut, 251 orang (15%) yang sewingGarmen, bekerja sehari selama 8
mengalami nyeri punggung bawah jam mulai dari pukul 07.30 s/d 16.30
adalah penjahit (Tarwaka dkk, 2014).
dan istirahat pada pukul 12.00 – 13.00.
Pekerjaan dengan lama duduk statis 91-
Dalam seminggu mereka bekerja selama
300 menit pada penjahit terbukti
6 hari dan libur 1 hari. Selama bekerja
menjadi faktor resiko untuk terjadinya
mereka berada pada sikap duduk dan
nyeri punggung bawah (Samara, 2005).
membungkuk saat mengoperasikan
Diketahui bahwa MSD’s
padapenjahit merupakan penyakit akibat mesin jahit. Pelaksanaan pekerjaan yang
kerja yang banyak terjadi. Hal ini tidak sesuai dengan aturan ergonomi
diperkuat oleh hasil penelitian yang menyebabkan keluhan low back pain
dilakukan oleh Mutia Osni, tahun 2012 dan berpengaruh terhadap kinerja
mengenai gambaran faktor risiko
pekerja.
ergonomi dan keluhan subjektif
Berdasarkan data sekunder yang
terhadap gangguan Musculoskeletal
diperoleh dari Poliklinik PT. Apac Inti
Disorders (MSDs) pada penjahit sektor
informal kota Tangerang pada tahun Corpora (2015), didapatkan data
2012. Dalam penelitiannya penderita penyakit Muskuloskeletal
menyebutkan bahwa, dari 41 responden meningkat selama 3 tahun terakhir.
pada bagian membuat dan memotong Menurut top 10 of cases, pada tahun
pola pakaian terdapat sebanyak 88% 2013 penyakit Muskuloskeletal
pekerja mengalami keluhan pada leher
menduduki peringkat ketiga dari
bagian atas. Pada bagian menjahit dari
sepuluh besar penyakit yang diderita
220 responden terdapat 96% atau 212
sebanyak 1583 pekerja, pada tahun
responden mengalami keluhan nyeri
pada bagian punggung. 2014 sebanyak 1664 pekerja dan
PT. Apac Inti Corpora merupakan menduduki peringkat keempat,

perusahaan yang memproduksi tekstil sedangkan pada tahun 2015 sebanyak

dan Garmen. Untuk bagian 1701 pekerja dan menduduki peringkat

Garmenterdiri dari beberapa ketiga dengan total keseluruhan 6941


pekerja PT. Apac Inti Corpora.
departement, diantaranya:
Hasil observasi awal menggunakan
patter/marker, cutting, sewing/knitting,
pengisian kuisioner dan lembar Nordic

93
Hanif Riningrum, Evi Widowati

Body Map (NBP) pada tanggal 11 variabel perancu jenis kelamin. Populasi
Januari 2016 yang telah dilakukan pada pada penelitian ini berjumlah 71 pekerja
10 pekerja wanita bagian sewing dengan sampel berjumlah 42 pekerja.
Garmen yang posisi kerjanya berada Teknik pengambilan data yaitu
pada sikap duduk dengan lama kerja wawancara dan observasi.
selama 8 jam, menunjukkan bahwa Penelitian dilaksanakan di PT.
dalam 7 hari terakhir dari 10 pekerja Apac Inti Corpora kabupaten Semarang
terdapat tujuh orang (70%) diantaranya bagian Sewing Garmen.Teknik
mengeluhkan nyeri punggung bawah. pengambilan sampel menggunakan
Keluhan yang paling banyak dirasakan metode purposive sampling yang
oleh penjahit adalah pada bagian didasarkan pada suatu pertimbangan

pinggul (20%), bahu (30%), dan tertentu yang dibuat oleh peneliti.

pinggang (20%).
Berdasarkan hasil wawancara yang HASIL DAN PEMBAHASAN

dilakukan pada 7 pekerja wanita yang Berdasarkan penelitian yang


mengalami keluhan nyeri dan telah dilakukan terhadap 42
mengeluhkan bahwa mereka bekerja pekerjasewing Garmen PT. Apac Inti
dalam sikap duduk yang terlalu lama. Corpora kabupaten Semarang diperoleh
Sehingga rancangan peneliti yaitu hasil distribusi karakteristik responden
melakukan penelitian mengenai dilihat dari tabel dibawah ini:
“Pengaruh Sikap Kerja, Usia, dan Masa Tabel 1. KarakteristikKeluhan Gangguan Low
Back Pain yang Timbul
Kerja terhadap Keluhan Subyektif Low
No Keluhan Frekuensi Prosentase
Back Pain pada Pekerja Bagian Sewing (%)
1. Pegal 25 89,3
GarmenPT. Apac Inti Corpora 2. Kram 8 28,5
3. Kesemutan 12 42,8
Kabupaten Semarang”. 4. Nyeri 9 32,1
METODE PENELITIAN 5. Mati Rasa 0 0
6. Gatal 13 46,4
Jenis penelitian yang digunakan 7. Tidak 4 14,3
Nyaman
adalah explanatory researchdengan
Berdasarkan tabel 1 diketahui
pendekatancross sectional.Variabel
distribusi responden menurut keluhan
bebas pada penelitian ini adalah sikap
gangguan low back pain yang timbul,
kerja, usia, dan masa kerja. Variabel
dari 30 pekerja yang mengalami
terikat pada penelitian ini adalah
keluhan low back painsebanyak 25
keluhan subyektif low back pain dengan
pekerja (89,3%) merasakan pegal, 8

94
Pengaruh Sikap Kerja, Usia, Dan Masa Kerja Terhadap Keluhan Low Back Pain

pekerja ( 28,5%) merasakan kram, 12 Tabel 3.Karakteristik Responden Menurut


Frekuensi Nyeri Yang Timbul Dalam Seminggu
pekerja (42,8%) merasakan kesemutan, No Frekuensi Nyeri Prosen
Frek
9 pekerja (32,1%) merasakan nyeri, 13 Yang Timbul tase
uensi
Dalam Seminggu (%)
pekerja (46,4%) merasakan gatal, 4 1 1-2 kali 26 86,7
2 3-4 kali 4 13,3
pekerja (14,3%) merasakan tidak 3 5-7 kali 0 0
Jumlah 30 100
nyaman, dan tidak terdapat pekerja
Berdasarkan Tabel 3 diketahui
(0%) yang merasakan mati rasa. Setiap
distribusi responden menurut frekuensi
responden dapat mengalami lebih dari
nyeri yang timbul dalam seminggu, dari
satu keluhan gangguan low back pain
30 pekerja yang mengalami keluhan low
yang timbul.
back pain terdapat 26 pekerja (86,7%)
Tabel 2. Karakteristik Responden Menurut
Keadaan Rasa Nyeri Yang Dialami mengalami 1-2 kali nyeri dalam
No Keadaan Frekuensi Prosentase seminggu,4pekerja (13,3%) mengalami
Rasa Nyeri (%)
Yang 3-4 kali nyeri dalam seminggu, dan
Dialami
1 Berkurang 19 63,3 tidak terdapat pekerja (0%) yang
2 Hilang 8 26,7 mengalami nyeri 5-7 kali nyeri dalam
Timbul
3 Menetap 3 10 seminggu.
4 Makin lama 0 0
makin berat Tabel 4. Karakteristik Responden Menurut
Jumlah 30 100 Waktu Timbulnya Keluhan Low
Back Pain
Berdasarkan Tabel 2diketahui
No Waktu Timbulnya
distribusi responden menurut keadaan Frek Prosenta
Keluhan Low
uensi se (%)
Back Pain
nyeri yang dialami, dari 30 pekerja yang 1 Saat bekerja 11 36,7
2 Saat istirahat 4 13,3
mengalami keluhan low back pain
3 Setelah bekerja 15 50
terdapat 19 pekerja (63,3%) mengalami Jumlah 30 100
Berdasarkan Tabel 4 diketahui
rasa nyeri secara berkurang,8 pekerja
distribusi responden menurut waktu
(26,7%) mengalami rasa nyeri secara
timbulnya keluhan low back pain,dari
hilang timbul, 3 pekerja (10%)
30 pekerja yang mengalami keluhan low
mengalami rasa nyeri secara menetap,
back pain terdapat 11 pekerja (36,7%)
dan tidak terdapat pekerja (0%) yang
mengalami keluhan low back pain pada
mengalami rasa nyeri secara makin
saat bekerja, sebanyak 4 pekerja
lama makin berat.
(13,3%) mengalami keluhan low back
pain pada saat istirahat, dan sebanyak

95
Hanif Riningrum, Evi Widowati

15 pekerja (50%) mengalami keluhan back painsebanyak 13 pekerja (46,4%)


low back pain setelah bekerja. dengan dipijat, 18 pekerja (64,2%)
Tabel 5. Karakteristik Responden Menurut dengan istirahat, 2 pekerja (7,1%)
Keluhan Low Back Pain yang
Mengganggu Pekerjaan dengan senam/peregangan, 5 pekerja
No Keluhan Low (17,8%) dengan minum obat warung
Back Pain yang Frek Prosenta
Mengganggu uensi se (%) (Pil Sendi, Pil Kecetit, dll), 5 pekerja
Pekerjaan
1. Ya 19 63,3
(17,8%) dengan periksa ke dokter dan
2. Tidak 11 36,7 minum obat, dan 2 pekerja (7,1%)
Jumlah 30 100
dengan cara lainnya seperti meminum
Berdasarkan Tabel 5 diketahui
suplemen.Setiap responden dapat
distribusi respondenmenurut keluhan
low back pain yang mengganggu mengalami lebih dari satu tindakan

pekerjaan, dari 30 pekerja yang yang dilakukan jika merasakan keluhan

mengalami keluhan gangguan low back low back pain.


painterdapat 19 pekerja (63,3%) Hasil analisis univariat mengenai
mengalami keluhan low back pain yang distribusi keluhan low back pain, sikap
mengganggu pekerjaan. Sedangkan 11 kerja, usia, dan masa kerja dilihat dari
pekerja (36,7%) mengalami keluhan table-tabel dibawah ini:
low back pain yang tidak mengganggu Tabel 7.Distribusi Keluhan Low Back Pain
No Mengalami Frekuensi Prosentase
pekerjaan. Keluhan (%)
Tabel 6. Karakteristik Responden Menurut Low Back
Tindakan yang Dilakukan Jika Merasakan Pain
Keluhan Low Back Pain 1. Ya 30 71,4
No Keluhan Frek Prosenta 2. Tidak 12 28,6
uensi se (%) Jumlah 42 100
1. Dipijat 13 46,4 Berdasarkan Tabel 7diketahui
2. Istirahat 18 64,2
3. Senam/Peregangan 2 7,1 distribusi responden yang mengalami
4. Minum Obat 5 17,8
Warung (Pil Sendi,
keluhan gangguan low back pain yaitu,
Pil Kecetit, dll) dari 42 pekerja terdapat 30 pekerja
5. Periksa ke Dokter 5 17,8
dan Minum obat (71,4%) mengalami keluhan gangguan
6. Lainnya 2 7,1
low back pain. Sedangkan terdapat 12
Berdasarkan Tabel 6 diketahui pekerja (28,6%) tidak mengalami
distribusi responden menurut tindakan keluhan gangguan low back pain.
yang dilakukan jika merasakan keluhan
low back pain yaitu, dari 30 pekerja
yang mengalami keluhan gangguan low

96
Pengaruh Sikap Kerja, Usia, Dan Masa Kerja Terhadap Keluhan Low Back Pain

Tabel 8.Distribusi Sikap Kerja Tabel 10.Distribusi Masa Kerja


No Skor Frekuensi Prosentase No Masa Frekuensi Prosentase
REBA (%) Kerja (%)
1. 0 8 19 1. ≤ 4 tahun 21 50,0
2. > 4 tahun 21 50,0
2. 1 22 52,4 Jumlah 42 100
3. 2 12 28,6 Berdasarkan Tabel 10 diketahui
4. 3 0 0
5. 4 0 0 distribusi responden berdasarkan masa
Jumlah 42 100 kerja yaitu, dari 42 pekerja sebanyak
Berdasarkan Tabel 8diketahui 21 pekerja (50,0%) memiliki masa
distribusi sikap kerja responden kerja≤ 4 tahun. Sedangkan 21 pekerja
berdasarkan metode REBA yaitu, dari (50,0%) memiliki masa kerja >4 tahun.
42 pekerja terdapat 8 pekerja (19%) Hasil analisis Bivariat dari masing-
memiliki skor REBA 0 (memiliki risiko
masing variabelyang ada hubungan
sangat tinggi), 22 pekerja (52,4%)
dengan keluhan low back paindapat
memiliki skor REBA 1 (memiliki risiko
dilihat pada tabel berikut ini:
tinggi), 12 pekerja (28,6%) memiliki
Tabel 11.Analisis Bivariat
skor REBA 2 (memiliki risiko sedang), No Variabel p value Keterangan
Bebas
tidak ada pekerja (0%) yang memiliki
1. Sikap Kerja 0,002 Ada
skor REBA 3 (memiliki risiko rendah) hubungan
2. Usia 0,554 Tidak Ada
dan skor REBA 4(memiliki risiko hubungan
3. Masa Kerja 0,040 Ada
sangat rendah). hubungan
Tabel 9.Distribusi Usia Sumber: Data Primer Penelitian
No Usia Frekuensi Prosentase Dari Tabel11 tersebut dapat
(%)
1. < 35 tahun 18 42,9% diketahui bahwa variabel bebas yang
2. ≥ 35 tahun 24 57,1% berhubungan dengan keluhan low back
Jumlah 42 100
painpada pada pekerja sewingyaitu
Berdasarkan Tabel 9 diketahui
sikap kerja dan masa kerja. Sedangkan
distribusi responden menurut usia yaitu,
variabel bebas yang tidak berhubungan
dari 42 pekerja terdapat sebanyak 18
dengan keluhan low back painyaitu
pekerja (42,9%) yang berusia < 35
usia.
tahun. Sedangkan24 pekerja (57,1%)
Hasil penelitian tentang
yang berusia ≥ 35 tahun.
hubungan antara sikap kerja dengan
keluhan low back painpada 30 pekerja
yang mengalami keluhan low back
painadalahdari 12 responden yang

97
Hanif Riningrum, Evi Widowati

memiliki sikap kerja yang berisiko dapat menyebabkan otot-otot menjadi


sedang, terdapat 8pekerja (19,0%) spasme dan akan merusak jaringan
merasakan tidak adanya keluhan low lunak. Posisi tubuh yang salah selama
back pain dan 4 pekerja (9,5%) duduk membuat tekanan abnormal dari
merasakan adanya keluhan low back jaringan sehingga menyebabkan rasa
pain. Pada 22 responden yang memiliki sakit. Tekanan diskus lebih besar pada
sikap kerja berisiko tinggi, terdapat 4 posisi duduk tegak (140%) dari pada
pekerja (9,5%) merasakan tidak adanya posisi berdiri (100%) dan menjadi lebih
keluhan low back pain dan 18pekerja besar lagi pada posisi duduk dengan
(42,9%) merasakan adanya keluhan low badan membungkuk ke depan (190%).
back pain. Sedangkan dari8responden Penelitian ini didukung dengan
yang memiliki sikap kerja berisiko penelitian yang dilakukan sebelumnya
sangat tinggi, terdapat 0 pekerja (0%) oleh Wahyu Nurma Sari (2013)
merasakantidak adanya keluhan low mengenai hubungan antara sikap kerja
back pain dan 8pekerja duduk dengan keluhan subyektif nyeri
(19%)merasakan adanya keluhan low punggung bawah pada pekerja pembuat
back pain. Hasil analisis diperoleh terasi di Tambak Rejo Tanjung Mas
keterangan nilai PC (pearson chi Semarang, menunujukan hasil bahwa
square)12,897 dengan sig 0,002< 0,05 terdapathubungan antara sikap kerja
sehingga Ho ditolak. Hal ini duduk dengan keluhan subyektif nyeri
menunjukan ada hubungan antara sikap punggung bawahdengan didapatkan
kerja dengan keluhan low back pain nilai p-value 0,029 < 0,05.
pada pekerja sewing Garmen PT. Apac Hasil penelitian tentang
Inti Corpora Kabupaten Semarang. hubungan antara usiadengan keluhan
Berdasarkan hasil dapat low back painpada 30 pekerja yang
diketahui bahwa sebanyak 22 responden mengalami keluhan low back
memiliki sikap kerja beresiko tinggi dan painadalahdari dari 18 responden yang
18 pekerja diantaranya merasakan memiliki usia tidak beresiko (<35
adanya keluhan low back pain. Hal ini tahun), terdapat 6 pekerja (14,3%)
karena sikap duduk dengan posisi merasakan tidak adanya keluhan low
membungkuk dan menunduk terlalu back paindan 12 pekerja (28,6%)
lama dalam jangka waktu yang lama merasakan adanya keluhan low back

98
Pengaruh Sikap Kerja, Usia, Dan Masa Kerja Terhadap Keluhan Low Back Pain

pain. Sedangkan pada 24 responden serabut otot menurun, namun jika


yang memiliki usia beresiko (≥ 35 ukurannya besar maka kekuatan otot
tahun),terdapat 6 pekerja (14,3%) akan relatif tetap. Kekuatan otot yang
merasakan tidak adanya keluhan low baik walaupun usia pekerja >35 tahun
back paindan 18 pekerja (42,9%) dipengaruhi oleh makanan dan gizi,
merasakan adanya keluhan low back waktu istirahat yang cukup, serta daya
pain. Hasil analisis diperoleh tahan tubuh. Oleh karena itu ukuran otot
keterangan nilai PC (pearson chi yang cukup besar akan meningkatkan
square) 0,350 dengan sig 0,554> 0,05 segi metabolisme untuk menghasilkan
sehingga Ho diterima. Hal ini energi. Jika energi yang dihasilkan
menunjukan tidak ada hubungan antara tinggi maka kelelahan otot akan sulit
usia dengan keluhan low back pain pada terjadi sehingga mengurangi risiko low
pekerja sewing Garmen PT. Apac Inti back pain (Andersen, 2010).
Corpora Kabupaten Semarang. Hal ini didukung oleh penelitian
Dari hasil yang didapatkan sebelumnya yang dilakukan oleh
keluhan low back pain paling banyak Mayrika, dkk (2009) mengenai
terjadi pada usia >35 tahun sebesar beberapa faktor yang berpengaruh
42,9%. Hal ini sesuai dengan teori terhadap keluhan nyeri punggung pada
Tarwaka (2014) keluhan pertama biasa penjual jamu gendong di Desa Geneng
dirasakan pada umur 35 tahun dan Kecamatan Mijen Kabupaten Demak,
tingkat keluhan akan meningkat seiring menunjukkan hasil bahwa tidak ada
bertambahnya umur. Menurut Tarwaka hubungan antara usia dengan kejadian
(2004) kekuatan maksimal otot terjadi musculoskeletal disorders pada aktivitas
pada saat umur antara 20 – 49 tahun, manual handling, ini didasarkan pada
pada umur mencapai 60 tahun rata – nilai p value = 0,355> 0,05. Penelitian
rata kekuatan otot menurun sampai 20% ini selaras dengan penelitian
dan dari faktor lain dikarenakan sikap sebelumnya bahwa tidak terdapat
yang tidak ergonomis dapat hubungan antara usia dengan keluhan
mengakibatkan terjadinya low back low back pain.
pain. Kekuatan otot menurun Hasil penelitian tentang
dikarenakanjumlahserabut otot menurun hubungan antara masa dengan keluhan
sejak usia 25 tahun. Walaupun jumlah low back painpada 30 pekerja yang

99
Hanif Riningrum, Evi Widowati

mengalami keluhan low back pain menjahit dalam posisi duduk yang
adalahdari 21 responden yang memiliki cukup lamadan terus menerus dengan
masa kerja yang tidak berisiko (≤4 durasi 8 jam per hari bahkan terkadang
tahun), terdapat 3 pekerja (7,1%) dengan adanya tambahan waktu lembur
merasakan tidak adanya keluhan low 1-4 jam. Sehingga pekerja ≤4 tahun
back pain dan 18 pekerja (42,9%) banyak yang merasakan adanya keluhan
merasakan adanya keluhan low back low back pain.
pain. Sedangkan pada 21 responden Penelitian ini didukung oleh
yang memiliki masa kerja berisiko (>4 penelitian sebelumnya yang dilakukan
tahun), terdapat 9 pekerja (21,4%) oleh Herry Koesyanto (2013) mengenai
merasakan tidak adanya keluhan low hubungan masa kerja dan sikap kerja
back paindan 12pekerja (28,6%) duduk terhadap nyeri punggungpekerja
merasakan adanya keluhan low back tenun sarung di Desa Wanarejan Utara
pain. Hasil analisis diperolehketerangan Pemalang, menunjukkan hasil bahwa
nilai PC (pearson chi square)4,2dengan terdapat hubungan antara masa kerja
sig 0,040< 0,05sehingga Ho ditolak. dengan keluhan nyeri punggung dengan
Hal ini menunjukan ada hubungan nilai p value 0,02< 0,05.
antara masa dengan keluhan low back Hasil analisis Multivariat dari
pain pada pekerja sewing Garmen PT. masing-masing variabel yang ada
Apac Inti Corpora Kabupaten pengaruhterhadap keluhan low back
Semarang. paindapat dilihat pada tabel berikut ini:
Berdasarkan hasil dapat Tabel 12.Analisis Multivariat
No Variabel B Sig. Exp(B) Ketera
diketahui bahwa respoden yang ngan
1. Sikap 3,100 0,005 22.206 Berpen
merasakan adanya keluhan low back Kerja garuh
pain lebih banyak dialami oleh pekerja 2. Masa 2,461 0,038 11.711 Berpen
Kerja garuh
2
yang memiliki masa kerja yang Keterangan : nilai nagelkerke R = 0,543 =
54,3% ini berarti besarnya pengaruh sikap kerja
memiliki masa kerja ≤4 tahun. Hal ini dan masa kerja terhadap keluhan subyektif Low
Back Painsebesar 54,3%
dikarenakan, pekerja dengan masa kerja Dari Tabel12 diketahui nilai sig
≤4 tahun sebelum bekerja di PT. Apac untuk variabel sikap kerja = 0,005<
Inti Corpora Kabupaten Semarang 0,05 jadi Ho ditolak. Dengan kata lain
bagian sewing Garmen sebelumnya sikap kerja berpengaruh signifikan
tidak pernah melakukan pekerjaan terhadap keluhan subyektif low back

100
Pengaruh Sikap Kerja, Usia, Dan Masa Kerja Terhadap Keluhan Low Back Pain

pain pada pekerja sewing Garmen PT. koefisien 3,100) dan masa kerja
Apac Inti Corpora Kabupaten (ρ=0,038dengannilai koefisien 2,461)
Semarang, besarnya koefisien pengaruh terhadapkeluhan low back pain.
sebesar 3,100. Sedangkan, nilai sig Sehingga, sikap kerja (nilai
untuk variabel masa kerja = 0,038< 0,05 exp(B)=22,206) artinya apabila ada
jadi Ho ditolak. Dengan kata lain masa kenaikan sikap kerja sebesar 1 tingkat
kerja berpengaruh terhadap keluhan maka akan meningkatkan risiko keluhan
subyektif low back pain pada pekerja
low back pain sebesar 22,206 kali lebih
sewing Garmen PT. Apac Inti Corpora
tinggi dan masa kerja (nilai
Kabupaten Semarang, besarnya
exp(B)=11,711) artinya masa kerja > 4
koefisien pengaruh sebesar 2,461. Nilai
tahun memiliki risiko keluhan low back
nagelkerke R2 = 0,543 = 54,3% ini
pain 11,711 kali lebih tinggi
berarti besarnya pengaruh sikap kerja
dibandingkan masa kerja ≤ 4 tahun.
dan masa kerja terhadap keluhan
subyektif low back painsebesar 54,3%.
Ini berarti, sebanyak 45,7% berasal dari UCAPAN TERIMAKASIH

variabel lain yang tidak diteliti dalam Ucapan terimakasih saya

penelitian ini. sampaikan kepada Dekan Fakultas Ilmu


Keolahragaan, Ketua Jurusan Ilmu

SIMPULAN Kesehatan Masyarakat, dosen


Berdasarkan hasil penelitian yang pembimbing skripsi, HRD, Ketua Unit
telah dilakukan mengenai pengaruh Poliklinik, Personalia Garmen, serta
sikap kerja, usia, dan masa kerja seluruh responden penelitian PT. Apac
terhadap keluhan subyektif low back Inti Corpora Kabupaten Semarang.
pain pada pekerja sewing Garmen PT.
Apac Inti Corpora Kabupaten DAFTAR PUSTAKA
Semarang, hasil menunjukkan terdapat Andersen. 2010. Effect of physical
exercise interventions on
hubungan antara sikap kerja (p=0,002), musculoskeletal pain in all body
masa kerja (p=0,040) dengan regions among office workers: A
one-year randomized controlled
keluhanlow back pain. Variabel yang trial. Manual Therapy J.
tidak berhubungan adalah usia Copenhagen. Volume 15, Issue
1, Pages 100–104.
(p=0,554). Selain itu, terdapat pengaruh doi:10.1016/j.math.2009.08.004
sikap kerja (ρ=0,005dengannilai

101
Hanif Riningrum, Evi Widowati

Diana Samara, dkk., 2005, Duduk statis


sebagai faktor risiko terjadinya Occupational Health Indicators in
nyeri punggung bawah pada Colorado 2012 Update, 2012,
pekerja perempuan , Universa Colorado Department of Public
Medicina, Vol. 24, No. 2, April- Health and Environment
Juni 2005, hal 73-79, Occupational Health and Safety
(http://www.univmed.org/wp- Surveillance Program.
content/uploads/2011/02/Diana(
1).pdf), diakses 2 Januari 2016. Roupa, et al, 2008, The Problem Of
Lower Back Pain In Nursing
Herry Koesyanto, 2013, Masa Kerja Staff And Its Effect On Human
dan Sikap Kerja Duduk Activity, Health Science
Terhadap Nyeri Punggung, Journal, Volume 2, No 4, 2008.
Jurnal Kemas, Vol 9, No 1
(2013), hal 9-14. Suma’mur P.K.,2009, Hiegiene
Perusahaan dan Kesehatan
Indri Santiasih, 2013, Kajian Manual Kerja, Agung Seto, Jakarta.
Material Handling Terhadap
Kejadian Low Back Pain Pada Tarwaka, 2014,Ergonomi
Pekerja Tekstil, Program Studi Industri,,HARAPAN PRESS,
Teknik Keselamatan dan Surakarta.
Kesehatan Kerja Politeknik
Perkapalan Negeri Surabaya, Wahyu Nurma Sari, 2013, Hubungan
J@TI Undip: Vol VIII, No 1, antara Sikap Kerja Duduk
Januari. dengan Keluhan Subyektif
(http://ejournal.undip.ac.id/inde Nyeri Punggung Bawah pada
x.php/jgti/article/ Pekerja Pembuat Terasi di
viewFile/4775/4320) diakses 16 Tambak Rejo Tanjung Mas
Agustus 2016. Semarang, Unnes Journal of
Public Health, Volume 2, No 2
Mayrika, Bina Kurniawan & Martini, (2013).
2009, Beberapa Faktor Yang
Berpengaruh Terhadap World Health Organization (WHO),
Keluhan Nyeri Punggung Pada 2003, Preventing
Penjual Jamu Gendong,Jurnal Musculoskeletal Disorders in
Promosi Kesehatan Indonesia, the Workplace. Geneva: WHO.
Vol. 4, No1, Januari 2009, hlm
61-67.

102

Anda mungkin juga menyukai